kertas posisi apbd provinsi papua tahun 09 - 13

47
2 KERTAS POSISI ANALISIS APBD PROVINSI PAPUA TAHUN 2009 - 2013 Dibuat oleh : Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Upload: atappapua

Post on 22-Oct-2015

252 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Salah satu elemen penting dalam kerjasama Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah sesuai amanat Undang-Undang No.32 Tahun 2004 adalah penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai Rencana Pelaksanaan Pembangunan dalam satu tahun anggaran secara bersama-sama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Penyusunan APBD oleh Pemda dan DPRD merupakan hal yang sangat baik dan sejalan dengan kebijakan untuk menghadirkan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah, karena Pemda dan DPRD tentu lebih memahami kebutuhan masyarakat di daerahnya, dibanding dengan para perencana pembanguan di pusat.Penyusunan APBD bukan saja membutuhkan kecakapan untuk merumuskan visi dan misi, tetapi juga kemampuan untuk menterjemahkan visi dan misi tersebut kedalam program-program pembangunan jangka pendek sedemikian rupa, sehingga dalam jangka panjang akan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)serta mampu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang terbuka, transparan, bertanggung jawab, mendukung kesetaraan perlakuan dan tanggap terhadap kebutuhan rakyat.Dengan kondisi seperti ini, perlu dilakukan analisis perbandingan APBD multi year, untuk melihat keterkaitan antara APBD tahun satu dengan tahun lainnya dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan jangka menengah, sesuai visi misi yang dirumuskan dalam RPJMD.

TRANSCRIPT

Page 1: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

KERTAS POSISIANALISIS APBD PROVINSI PAPUA

TAHUN 2009 - 2013

Dibuat oleh :

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 2: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

DAFTAR ISI KERTAS POSISI ANALISA APBD PROVINSI PAPUA TAHUN 2009 – 2013

1. GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUAa. Geografib. Demografic. Administrasi kewilayahand. Pemerintahan

2. POTRET BIDANG PENDIDIKAN (DIKDAS 9 THN) a. Potret kebijakan;b. Potret capaian;

a. APSb. Angka Putus Sekolah SD & SMPc. Angka Melanjutkan sekolah SD & SMPd. Rasio Siswa – Gurue. Rasio Siswa – Ruang belajar f. Rasio kelas – ruang belajarg. Rasio guru – sekolahh. Rasio siswa – sekolahi. BOS

c. Analisa Faktor Determinan Tentang Dana BOS;

3. POTRET BIDANG KESEHATANa. Potret kebijakan;b. Potret capaian;

a. Capaian SPM Kesehatanb. Jumlah & sebaran tenaga kesehatanc. Jumlah & sebaran fasilitas kesehatand. Rasio nakes – faskesb. Rasio nakes – jumlah penduduk kab/kotac. Rasio faskes – jumlah penduduk kab/kota

c. Analisa Faktor Determinan Tentang Gizi Buruk;

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 3: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

4. POTRET ANGGARAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DI PEMPROV PAPUA;a. Potret Anggaran Pemprov Papua 2009-2013;

1. Trend total pendapatan daerah – belanja daerah2. Trend komponen pendapatan (PAD – Dana Perimbangan – Lain-Lain Pendapatan yg sah)3. Trend komponen belanja (Belanja Tidak Langsung – Belanja Langsung)4. Trend komponen Belanja Tidak Langsung5. Trend komponen Belanja Langsung6. Trend Belanja Pegawai – Belanja Publik7. Trend Belanja berdasarkan Urusan8. Trend kemampuan keuangan /diskresi

b. Potret Anggaran Pendidikan Pemprov Papua 2009-2013;1. Trend total pendapatan – belanja pendidikan2. Trend belanja program3. Analisis 7 hipotesis

c. Potret Anggaran Kesehatan Pemprov Papua 2009-2013; 1. Trend total pendapatan – belanja kesehatan2. Trend belanja program

5. Lampiran

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 4: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

KERTAS POSISI ANALISA APBD PROVINSI PAPUA TAHUN 2009 – 2013

1. GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUAa. Geografi

Provinsi Papua terletak antara 2 0 25’ – 9 0 Lintang Selatan dan 130 0 -141 0 Bujur Timur. Provinsi Papua merupakan provinsi dengan wilayah terluas di Indonesia, yang memiliki luas 16.553,07 km 2 atau 16,70 persen dari luas Indonesia,. Pada tahun 2011, Papua dibagi menjadi 28 kabupaten dan 1 kota dimana Merauke merupakan kabupaten terluas (14,98 persen) dan Kabupaten Supiori merupakan kabupaten/kota terkecil di Provinsi Papua (0,20 persen dari luas Papua).

Papua di bagian utara dibatasi Samudra Pasifik, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Laut Arafuru. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Papua Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Papua New Guinea. Wilayah Papua terletak pada ketinggian antara 0 – 3.000 meter dari permukaan laut. Puncak Jaya merupakan kabupaten/kota tertinggi dengan ketinggian 2.980 mdpl, sedangkan Kota Jayapura merupakan kabupaten terendah, yaitu 4 mdpl.

Seperti provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Papua memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau. Selama tahun 2011, hujan terjadi setiap bulan. Rata-rata curah hujan di Papua berkisar antara 2.166 mm 3 (Merauke) sampai 3.859 mm 3 (Nabire). Banyaknya hari hujan di Papua berkisar antara 196 hari (Merauke) – 247 hari (Biak). Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2011, suhu udara rata-rata Papua berkisar antara 22,1 0 C sampai 28,7 0 C. Suhu udara maksimum terjadi di stasiun Dok II Jayapura dan Nabire (31,9 0 C), sedangkan suhu udara minimum terjadi di stasiun Wamena (24,0 0 C). Papua mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dimana pada tahun 2011 rata-rata kelembaban udara berkisar antara 76 % (Kabupaten Jayawijaya – stasiun Wamena) sampai 85 persen (Nabire dan Biak ) dan tekanan udara antara 834 – 1.030 mb. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari 47 - 66 persen. Jumlah gempa bumi yang dirasakan di Papua selama tahun 2011 sebanyak 36 kali, lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya (82 kali).

b. Demografi

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 5: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Pada tahun 2010 jumlah penduduk Provinsi Papua sebanyak 2.833.381 jiwa. Penduduk laki-laki Provinsi Papua sebanyak 1.505.883 jiwa dan perempuan sebanyak 1.327.498 jiwa. Seks Rasio penduduk Papua adalah 113. Sedangkan Total Rasio Ketergantungan (Total Dependency Ratio) di Papua sebesar 56,37 persen, dimana Rasio Ketergantungan Usia Muda (Youth Dependency Ratio) sebesar 54,87 persen dan Rasio Ketergantungan Usia Tua (Aged Dependency atio) sebesar 1,50 persen. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung sekitar 54-55 anak usia 0-14 tahun dan 1-2 orang lanjut usia (65 tahun keatas) (BPS, 2011). Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 adalah 5,39 persen. Dengan luas wilayah Provinsi Papua sekitar 317.062 km2 yang didiami oleh 2.833.381 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Papua adalah sebanyak 9 orang per km2. Dari sisi ketenagakerjaan, pada Agustus 2010 jumlah angkatan kerja di Papua mencapai 1.510.176 orang. Jumlah pengangguran mencapai 53.641 orang atau 3,55 persen dari total angkatan kerja. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 80,99 persen. Sektor pertanian masih mendominasi dengan total pekerja mencapai 77,85 persen, diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan dengan persentase 8,16 persen. Gini rasio pendapatan penduduk Papua pada periode 2005–2009 menggambarkan distribusi pendapatan dengan ketimpangan sedang. Pada tahun 2008, ketimpangan pendapatan yang terjadi pada masyarakat Papua masih tergolong sedang (0,36) dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 0,37. Kenaikan gini rasio tersebut mengindikasikan bahwa ketimpangan pendapatan di Provinsi Papua semakin meningkat.

c. Administrasi kewilayahanPemerintahanPemerintah Daerah Beberapa kabupaten di Provinsi Papua terus mengalami pemekaran sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus Provinsi Papua. Pada tahun 2005, Provinsi Papua terdiri dari 19 kabupaten dan 1 kota dengan 250 kecamatan dan 2.442 kelurahan/desa. Kemudian pada tahun 2011, mekar menjadi 28 kabupaten dan 1 kota dengan 389 kecamatan dan 3.619 desa/kelurahan. Kabupaten Yahukimo memiliki jumlah kecamatan dan desa terbanyak (51 kecamatan dan 518 desa) dan Kabupaten Yalimo memiliki jumlah kecamatan dan desa paling sedikit (5 kecamatan dan 27 desa).

Dewan Perwakilan Rakyat Papua Sama dengan pemilihan umum legislatif tahun 2004, anggota DPRD Papua dari hasil pemilihan umum legislatif tahun 2009 didominasi oleh Partai Golkar (21,43 persen) kemudian diikuti oleh Partai Demokrat (16,07 persen) dan Partai PDIP (10,71 persen). Berdasarkan komposisi jenis kelamin, masih menunjukkan dominasi laki-laki (sekitar 92,86 persen). Menurut tingkat pendidikannya, kualitas anggota dewan sudah sangat memadai karena sekitar 71,43 persen berpendidikan minimal S1. Sama halnya dengan DPRD Papua, jumlah anggota DPRD kabupaten/kota juga masih didominasi oleh laki-laki.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 6: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Pegawai Negeri Sipil Pemekaran beberapa kabupaten di Papua (pembangunan fasilitas kesehatan, sekolah dan penambahan dinas-dinas) juga menyebabkan peningkatan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selama lima tahun terakhir, jumlah PNS daerah di Papua meningkat sebesar 29,94 persen. Pada tahun 2011, jumlah PNS daerah di Provinsi Papua mencapai 77.741 orang, terdiri atas 47.882 laki-laki (61,59 persen) dan 29.859 perempuan (38,41 persen). Pada tahun 2011, mayoritas PNS di Papua adalah lulusan SMA (47,15 persen). Sedangkan PNS daerah yang lulusan Sarjana mayoritas berada di Kabupaten/Kota induk. Dari 37 instansi vertikal di Provinsi Papua, jumlah PNS pusat di Papua adalah 18.675 orang yang terdiri dari 12.694 laki-laki dan 5.981 perempuan. Menurut tingkat pendidikan, sebanyak 43,42 persen pegawai negeri pusat lulusan SLTA dan 37,75 persen lulusan sarjana.

Visi dan Misi Pemprov PapuaDalam RPJMD Pemerintah Porvinsi Papua 2006 – 2011, VISI PROVINSI PAPUA TAHUN 2006-2011 ADALAH : “MEMBANGUN PAPUA BARU”

Misi yang diemban adalah sebagai berikut:1. Menata kembali pemerintahan daerah2. Membangun tanah Papua yang damai dan sejahtera3. Membangun tanah Papua yang aman dan damai4. Meningkatkan dan mempercepat pembangunan prasarana dasar infrastruktur di seluruh

tanah Papua

2. POTRET BIDANG PENDIDIKAN (DIKDAS 9 THN) a. Potret kebijakan;

Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah (RPDJM) Provinsi Papua Tahun 2006 – 2011, Pemerintah Provinsi Papua telah menempatkan urusan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama dalam menyusun program pembangunan 5 (lima) tahun kedepan. Hal ini didasarkan pada 2 hal utama yaitu pertama, kondisi riil pembangunan pendidikan dan kesehatan hingga yang masih memprihatinkan. Kedua, pengarus utamaan dalam kerangka kebijakan pembangunan berdasarkan undang-undang otonomi khusus Nomor. 21 tahun 2001 tentang Otonomi khusus bagi Provinsi Papua yang menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai program prioritas dengan mengalokasikan dana 30 persen dari penerimaan dana Otsos dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus yang besarnya setara dengan 2% (dua persen) dari plafon Dana Alokasi Umum Nasional, yang terutama ditujukan untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan.Oleh karena itu upaya pencapaian kualitas kehidupan yang akan dilakukan selama tahun 2006-2011 Pembangunan yang berpusat pada`manusia Papua yang dilakukan dengan cara:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta kecukupan pangan dan gizib. Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatanc. Meningkatkan dan cakupan pelayanan pendidikan

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 7: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

d. Memperbaiki dan merevitalisasi perekonomian rakyat sehingga mampu bersaing dalam ekonomi pasar ditingkat lokal, regional dan internasional

e. Memberdayakan dan mengembangkan peranan perempuan (Gender Equality) f. Membangun, memperbaiki dan mempertahankan mutu infrastruktur dasar perhubungan,

air bersih dan irigasi, energi dan telekomunikasi.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka sasaran yang ingin dicapai adalah :a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan usia dinib. Meningkatnya tingkat pendidikan penduduk Papua yang ditunjukan dengan; APM SD

95 %, SLTP 56 %, SLTA 45 %c. Meningkatnya APK SD menjadi 110 %, SLTP 89 %, SLTA 55 %d. Angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan menurun pada tingkat SD

menjadi 2,5 %, SLTP 2 % dan SLTA 1,5 %e. Adil dan meratanya layanan pendidikan antara perkotaan dan perkampungan/

kelurahan pada semua jenis dan jenjang pendidikanf. Meningkatnya kesempatan untuk belajar keperguruan tinggi yang bermutug. Meningkatnya kualitas perguruan tinggih. Meningkatnya kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikani. Terlaksananya manajemen berbasis sekolahj. Tertuntasnya penduduk penyandang buta aksarak. Meningkatnya minat baca masyarakatl. Optimalnya peran pemuda dalam pembangunanm. Meningkatnya prestasi olah raga

Program pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya peningkatan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

Kegiatan pokok :a. Rekruitmen guru sesuai bidang study yang dibutuhkan Penempatan guru secara neratab. Mengikuti pendidikan D4 dan S1 dengan dukungan biaya pemerintahc. Memberikan pelatihan teknis (akademik) pedagogic dan profesionalismed. Pelatihan kepala sekolah tentang manajemen berbasis sekolahe. Peningkatan supervise manajemen sekolah dan proses belajar mengajar di sekolahf. Rekruitmen pengawas sekolah dan kabupaten/kotag. Penyediaan dana supervisi sekolah oleh kabupaten/kota Rekruitmen tenaga

kependidikan sesuai kebutuhanh. Pelatihan pengelolaan administrasi sekolah

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 8: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

b. Potret capaian;1. Angka Partisipasi Sekolah

Gambar 01Grafik Angka Partisipasi Sekolah berdasarkan Usia, 2009 - 2011

Sumber : Papua Dalam Angka 2012 ( Data Diolah )

Dari gambar diatas, diperoleh gambaran bahwa Persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan SD dan SMP pada tahun 2011 mengalami penurunan. Sedangkan persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan SMU justru mengalami kenaikan di tahun 2011.

2. Angka Putus Sekolah SD & SMP3. Angka Melanjutkan sekolah SD & SMP

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 9: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

4. Rasio Siswa – Guru SD dan SMP Tahun 2011

Gambar 02Grafik Grafik Rasio Siswa - Guru SD Provinsi Papua, 2011

Sumber : Papua Dalam Angka 2012 ( Data diolah )

Dari Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa Perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada jenjang pendidikan SD di Provinsi Papua dengan APM 32 : 1, maka dapat dikatakan, Secara Akumulatif Rasio Guru terhadap murid di Papua cukup ideal dengan perbandingaan 31,5 ; 1. Namun apabila di bagi perkabupaten, maka tergambar bahwa ada 16 Kabupaten ( Grafik berwarna merah ) yang memiliki rasio tidak memenuhi standar APM mulai dari yang terendah yaitu Boven Digul (35 : 1) dan yang paling tinggi Kabupaten Yalimo (265,87 : 1).Artinya bahwa masih ada Kabupaten Yang Jumlah ketersediaan Guru untuk melayani murid Sangat Sedikit dibandingkan dengan jumlah murid SD yang ada di kabupaten tersebut.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 10: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Gambar 03Grafik Rasio Siswa - Guru SMP Provinsi Papua, 2011

Sumber : Papua Dalam Angka 2012 ( data diolah)

Dari Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa Perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada jenjang pendidikan SMP di Provinsi Papua Secara Akumulatif Rasio Guru terhadap murid di Papua cukup ideal karena berada dibawah APM. Namun apabila di bagi perkabupaten, maka tergambar bahwa ada 4 Kabupaten ( Grafik berwarna merah : Deyai, Dogiyai, Yalimo dan Lanny jaya ) yang memiliki rasio tidak memenuhi standar APM. Artinya bahwa masih ada Kabupaten Yang Jumlah ketersediaan Guru untuk melayani murid Sangat Sedikit dibandingkan dengan jumlah murid SMP yang ada di kabupaten tersebut.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 11: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

5. Rasio Siswa – Ruang belajar

6. Rasio kelas – ruang belajarGambar 05

Grafik Rasio Kelas – Ruang Belajar SD Provinsi Papua, 2011

Sumber ; Papua Dalam Angka 2012 ( Data diolah )

Gambar diatas menunjukan Rasio Perbandingan antar jumlah kelas dengan ruang kelas pada jenjang pendidikan SD. dimana Nilai 1 berarti ruang kelas hanya digunakan sekali, kurang dari 1 berarti terdapat ruang kelas yang tidak digunakan, dan lebih dari 1 berarti terdapat ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali. Lewat Gambar diatas dapat dikatakan Kab Supiori, Waropen, Mimika, Puncak jaya dan Biak Numfor pada tahun 2011 terdapat banyak kekurangan ruang kelas.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 12: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Gambar 06Grafik Rasio Kelas – Ruang Belajar SMP Provinsi Papua, 2011

Sumber ; Papua Dalam Angka 2012 ( Data diolah )

Gambar diatas menunjukan Rasio Perbandingan antar jumlah kelas dengan ruang kelas pada jenjang pendidikan SMP di Provinsi Papua pada tahun 2011, terlihat terdapat ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali yaitu di kab mappi dan Kabupaten Jayawijaya.

7. Rasio guru – sekolah8. Rasio siswa – sekolah

Gambar 003Grafik Rasio Sekolah terhadap Siswa SD Prov. Papua 2011

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 13: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Sumber ; papua dalam Angka 2012 ( Data diolah )Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa Rasio Jumlah Sekolah terhadap murid di jenjang pendidikan SD di Provinsi Papua secara akumulatif baik, namun apabila di bagi perkab/kota, maka tergambar dengan jelas, di Kota jayapura, Kab Nduga, kab yahukimo dan Kab Mimika jumlah siswa melebihi ketersediaan Sekolah yang ada. Dimana 1 SD yang seharusnya memuat maksimal 240 siswa, dikota jayapura justru 1 sekolah harus mampu menampung 373 siswa, Kab pada posisi yang maksimal 240 siswa, sedang Kabupaten Yahukimo 301 siswa serta kab Mimika mencapai 321siswa.

Gambar 007Grafik Rasio Sekolah terhadap Murid SMP Prov. Papua 2011

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 14: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Sumber ; Papua Dalam Angka 2012 ( Data diolah )

Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa Rasio Jumlah Sekolah terhadap murid di jenjang pendidikan SMP di Provinsi Papua secara akumulatif baik, namun apabila di bagi perkab/kota, maka tergambar dengan jelas, di Kab Intan jaya, Kab Yalimo, dan kab Supiori yang memiliki jumlah siswa SMP dibawah jumlah ketersediaan Sekolah yang ada. Sedang yang lain dari itu terlihat bahwa 1 SMP yang seharusnya memuat maksimal 120 siswa, justru melebihi kapasitas dimana Kab Mamberamo Raya di peringkat bawah dengan perbandingan 1 : 120, 80 dan dikota jayapura dengan perbandingan 1 : 400, 09 Siswa di satu sekolah SMP.

c. Analisa Faktor Determinan Tentang Dana BOS;

3. Analisis 7 hipotesis

Hipotesis 1: Pemerintah daerah menghamburkan uangMENGHITUNG BIAYA PER UNIT (UNIT COST):UNIT COST = Total belanja / jumlah unit yang dibeli atau disediakan

UNIT YANG DIBELI ATAU DISEDIAKAN (DELIVERY UNIT) = jenis program/kegiatan/komponen belanja yang disediakan atau dibeli, contoh: ranjang di RS, obat-obatan, bangunan klinik, meja sekolah, dllBIAYA (COST) = jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk membayarnya

Hipotesis 2: SKPD terkait tidak bisa membelanjakan anggaran

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 15: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

MEMBANDINGKAN ALOKASI DENGAN REALISASI ANGGARAN:% TIDAK TERBELANJAKAN (UNDERSPENDING) atau KELEBIHAN BELANJA (OVERSPENDING) =

(Realisasi / Alokasi) x 100

Hipotesis 3: SKPD terkait tidak tercukupi kebutuhan anggarannya MENGHITUNG PERTUMBUHAN ANGGARAN;

% PERTUMBUHAN ANGGARAN = (jumlah anggaran di tahun berjalan – jumlah anggaran di tahun dasar) / jumlah anggaran di tahun dasar x 100 1. MENGHITUNG PERTUMBUHAN ANGGARAN RIIL

Nilai “rill” yang telah disesuaikan = (nilai nominal di tahun dasar x IHK di tahun berjalan) / IHK di tahun dasar% PERTUMBUHAN ANGGARAN RIIL = (jumlah anggaran di tahun berjalan – jumlah anggaran di tahun dasar*) / jumlah anggaran di tahun dasar x 100 Jumlah anggaran di tahun dasar* = nilai “riil” yang telah disesuaikan

1. MENGHITUNG PROPORSI ANGGARAN % PROPORSI ANGGARAN = (jumlah anggaran belanja urusan atau SKPD terkait /jumlah total belanja pemerintah) x 100

Hipotesis 4: Pemerintah tidak memiliki kecukupan anggaran1. MENGHITUNG PROPORSI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

% PROPORSI ANGGARAN = (jumlah total belanja pemda / jumlah total belanaj seluruh pemda) x 100

1. MENGHITUNG REALISASI BELANJA PER KAPITAJUMLAH ANGGARAN PER KAPITA = jumlah total belanja / jumlah penduduk

Hipotesis 5: Pemerintah tidak cukup mampu membelanjakan anggaran KONTRIBUSI BELANJA ANGGARAN TERHADAP EKONOMI MAKRO% Kontribusi belanja terhadap ekonomi = (jumlah total belanja / PDRB) x 100

Hipotesis 6: Pemerintah tidak optimal menggali pendapatan% Kontribusi pendapatan terhadap PDRB = (total pendapatan / PDRB) x 100

Hipotesis 7: Pemerintah tidak berupaya mencari bantuan (hibah/pinjaman)% Kontribusi defisit utama terhadap PDRB =

(total pendapatan – total belanja / PDRB) x 100% Kontribusi total defisit terhadap PDRB =

(pendapatan - (total belanja + belanja pembayaran bunga/cicilan hutang) / PDRB) x 100

4. POTRET BIDANG KESEHATANa. Potret kebijakan;b. Potret capaian;

1. Capaian SPM Kesehatan

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 16: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Pemerintah harus melihat bahwa hal ini sangat Penting Yaitu “ Neonatus Kompilasi yg harus ditangani & Kunjungan Bumil K4 ”.

Dari Tahun 2009 – 2012 :Cakupan palayanan Kesehatan rujukan pasian masyarakat Miskin(2009) tidak ada dari tahun 2009- 20012, Cakupan Palayanan Gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan ( RS) dikab/kota ada dari tahun 2009 – 2012, Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi (24) Jam dari tahun 2009- 2011, yang tidak ada Kenapa ?, Cakupan Desa siaga Aktif dari tahun 2009- 2012 selalu ada.

2. Jumlah & sebaran tenaga kesehatan

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 17: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Jumlah Dokter Umum di Kota Jayapura 94 Org, Tolikara 48, Waropen, lanny Jaya 31, Sarmi 29, Dogeyai 23, Nabire, mamberamo Tengah 22, Paniai, Deiyai, Mamberamo Raya 19, Puncak 18, Boven digoel 15, Yalimo 14, Jayapura, Pegunungan Bintang, Nduga 11, Yahukimo, Kepulauan Yapen 10, Keerom 8, Asmat 7, Puncak Jaya 6, jayawijaya 5, Mappi, Supiori 2, Biak Numfor, Marauke, Mimika 0. Banyak penduduk yang ingin dilayani namun jumlah dokter umu tidak merata N bagaimana dengan Mimika, merauke Biak numfor yang tidak ada dokter umum.

Jumlah Dokter Gigi : Jumlah dokter gigi yang tersebar juga sanga kurang ini dilihat pada grafik, Kota jayapura 21, Tolikara 9, Waropen, Puncak 5, lanny Jaya, Sarmi, Mamberamo Tengah, Nduga 4, Degiyai 3, Nabire, Deiyai, Mamberamo raya, Kepulauan Yapen, Asmat 2, paniai, Intan Jaya, Bovendigoel, Yalimo, Jayapura 1 sedangkan Pegunungan Bintang, Yahukimo, Keerom, Puncak Jaya, jayawijaya, mappi, Supiori, Biak Numfor, Merauke, Mimika 0, Pemerintah harus menugaskan dokter gigi di daerah yang belum ada dokter gigi.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 18: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Jumlah Dokter Spesialis : Dikota Jayapura 52 Dokter Spesialis, Tolikara, Yalimo 8, Waropen, lanny Jaya 6, Puncak, Sarmi 5,Mamberamo tengah 4, Nabire 3, Mamberamo raya, Boven digoel 2, Intan Jaya 1, dan Nduga, Degiyai, Deiyai, Kepulauan Yapen, Asmat, paniai, Jayapura, Pegunungan Bintang, yahukimo, Keerom, Puncak Jaya, Jayawijaya, Mappi, Supiori, Biak Numfor, Merauke, Mimika 0. Pemerintah harus melihat jumlah dokter spesialis yang tidak ada di daerah “.

Jumlah Bidan : Jumlah Bidan di Tolikara 251, Puncak 119, Sarmi 111, lanny Jaya 110, Waropen 107, Kota Jayapura 98, Deiyai 97, Mamberamo raya 94, Intan Jaya 84, Dogeyai 77, Yalimo 67, Nabire 43, Boven digoel 41, Keerom 38, paniai 37,Jayapura, Kepulauan Yapen 35,Nduga 33, mamberamo tengah 32, Merauke 29, Asmat 27, Pegunungan Bintang 26, Biak Numfor 24,

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 19: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

mappi, Puncak Jaya 22, Supiori 16, Mimika 9, jayawijaya 8. Pemerintah harus melihat bahwa jumlah Bidan sanga kurang dan tidak merata hampir diseluruh papua.

Jumlah Perawat : Kota Jayapura 471, Puncak Jaya 372, Sarmi 280, Yalimo 271, Puncak 258, lanny Jaya 252, Waropen 253, Jayapura 183, Deiyai 161, Tolikara 137, Paniai 122, Mappi 120, Dogeyai 117, Mamberamo Raya 111, Nabire 110, Boven digoel 105, Yahukimo 96, Nduga 90, Intan Jaya 81, Keerom 77, Mamberamo Tengah 72, Pegunungan Bintang 71, Kepulauan Yapen, Jayawijaya 58,Mimika 41, Asmat 40, Biak Numfor 38, Merauke 33, Supiori 26. Pemerintah harus melihat bahwa jumlah perawat tidak merata di seluruh papua.

3. Jumlah & sebaran fasilitas kesehatanGambar 06

Grafik Jumlah Sebaran Fasilitas Kesehatan ( RSU )

Sumber ; Papua Dalam Angka 2012 ( Data diolah )

Jumlah rumah sakit umum di seluruh papua tidak merata. Misalnya : di kota jayapura RSU ada 7 buah sedangkan di mimika, merauke 4 buah, Biak Numfor 3 buah, puncak jaya & jayawijaya 2 buah dan Supiori, Keerom, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Asmat, Mappi,Boven digoel, Kepulauan Yapen,

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 20: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Nabire, Paniai,Jayapura 1 buah sedangkan Intan jaya, Deiyai, Dogeyai, Puncak, Yalimo, Mamberamo Tengah, Lanny jaya, Nduga,Mamberamo Raya, Waropen, Sarmi, Tolikara tidak ada RSU

Gambar 06Grafik Jumlah Sebaran Fasilitas Kesehatan (Puskesmas & Pustu)

Sumber ; Papua Dalam Angka 2012 ( Data diolah )Jumlah Puskesmas Tolikara 27 & Pustu 25, Nabire Jumlah Puskesmas 20 & pustu 40, Yahukimo Jumlah puskesmas 18 & Pustu 44, Jumlah Puskesmas di Jayapura 17 & Pustu 45, di Bovendigoel jumlah Puskesmas 17 & Pustu 32, Biak Numfor Jumlah puskesmas 17 & Pustu 46, Jumlah Puskesmas di merauke 17 & pustu 141, jumlah puskesmas di pegunungan bintang 15 & pustu 11, di paniai jumlah puskesmas 14 & pustu 5, diMimika jumlah puskesmas 13 & pustu 43, Jumlah puskesmas di Jayawijaya 12 & pustu 31, di Kota jayapura jumlah puskesmas 12 & pustu 24, jumlah puskesmas di Mappi 11 & pustu 47, di Asmat jumlah puskesmas 11 & pustu 28, di Waropen jumlah puskesmas 10 & pustu 22, jumlah puskesmas di Lanny Jaya 10 & pustu 9, di Kepulauan yapen jumlah puskesmas 10 & pustu 46, Jumlah puskesmas di Deiyai 9 & pustu 0, di Mamberamo Raya jumlah puskesmas 8 & pustu 20, di Nduga jumlah puskesmas 8 & pustu 6, di puncak jumlah puskesmas 8 & pustu 4, jumlah puskesmas di Dogeyai 8 & pustu 13, dikeerom jumlah puskesmas 8 & pustu 34, jumlah puskesmas di Puncak Jaya 8 & pustu 4, di Sarmi jumlah puskesmas 6 & pustu 14, jumlah puskesmas di Intan jaya 6 & pustu 0, di Yalimo jumlah puskesmas 5 & pustu 15, jumlah puskesmas di Supiori 5 & pustu 23, di Mamberamo Tengah jumlah puskesmas 4 & pustu 9, jumlah puskesmas

4. Rasio nakes – faskes5. Rasio nakes – jumlah penduduk kab/kota

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 21: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Rasio dokter Umum: di Kota jayapura 18, 8 dokter menangani 1000 Penduduk ini berbeda dengan Merauke 2,4 , Jayawijaya 2,6, Jayapura 1,6 Paniai 1,9, Puncak jaya 1,4, Nabire 2,2, Mimika 1,8, Kepulauan Yapen 1,8, Biak Numfor 0,9, Boven digoel 1,2, Mappi 1,9, Yahukimo 0,2, Pegunungan Bintang 0,6, Tolikara 0,6, Sarmi 1,0, Keerom 2,1, Waropen 0,2, Supiori 1,4, Mamberamo Raya 1,3, Nduga 1,4, Lanny Jaya 0,8, Mamberamo Tengah 0,4, Yalimo 1,0, Puncak 0,8, Degiyai, Deiyai Intan Jaya 0,0 Menangani 1000 Penduduk, Bagaimana dengan Degiyai, Deiyai, Intan Jaya yang tidak punya Dokter Umum?.

Rasio Dokter Gigi per 1000 Penduduk : DiKota jayapura 4,2 Dokter gigi, Supiori 0,4 Dokter gigi, Keerom 0,1 Dokter gigi, Sarmi 0,2 Dokter gigi, Tolikara 0,1 Dokter gigi , Asmat 0,1 Dokter gigi, Mappi 0,2 Dokter gigi, Boven digoel 0,2 Dokter gigi , Biak Numfor 0,3 Dokter gigi, Kepulauan yapen 0,1 Dokter gigi , Mimika 0,3 Dokter gigi, Nabire 0,3 Dokter gigi , Puncak Jaya 0,5 Dokter gigi, Paniai 0,2 Dokter gigi, Jayapura 0,3 Dokter gigi, Bagaimana dengan Yahukimo, Pegunungan Bintang, Waropen, Mamberamo Raya, Nduga, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Yalimo, Puncak, Dogiyai, Deiyai, Intan jaya 0,0 artinya tidak ada Dokter gigi di tempat ini.

Rasio Dokter Spesialis terhadap 1000 Penduduk : Dikota jayapura dokter spesialis 10,4 melayani 1000 penduduk, Keerom 0,3 Dokter Spesialis , Tolikara 0,1 Dokter Spesialis, Asmat 0,1 Dokter Spesialis, Biak Numfor 0,3 Dokter Spesialis, Kepulauan Yapen 1,0 Dokter Spesialis, Mimika 0,3

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 22: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Dokter spesialis, Nabire 0,4 Dokter Spesialis, Puncak Jaya 0,4 Dokter Spesialis, paniai 0,2 dokter Spesialis, Jayawijaya 0,5 Dokter Spesialis, Jayapura 0,3 Dokter spesialis, Merauke 0,4 Dokter Spesialis sedangkan di Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, Puncak, Yalimo, Mamberamo tengah, lanny Jaya, Nduga, Mamberamo raya, Supiori, waropen, Sarmi, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Mappi, Boven Digoel, Puncak Jaya 0,0 , artinya Dokter spesialis tidak ada.

Rasio Perawat terhadap 1000 Penduduk : DiKota Jayapura perawat 94,2 melayani 1000 penduduk, Puncak 46,5 Perawat Melayani 1000 penduduk, Kepulauan Yapen 33,9 Perawat Melayani Penduduk, Jayawijaya 25,5 perawat melayani penduduk, Nabire 18,0 Perawat melayani penduduk, Mappi 16,1 perawat melayani penduduk, Keerom 15,0 perawat melayani penduduk, Biak Numfor 13,6 perawat melayani penduduk, Jayapura 12,4 perawat melayani penduduk,Waropen 12,0 perawat melayani penduduk, Yalimo 11,6 perawat melayani penduduk, Puncak jaya 11,3 perawat melayani penduduk, Paniai 11,1 perawat melayani penduduk, Nduga 8,9 perawat melayani penduduk, Supiori 8,0 perawat melayni penduduk, lanny Jaya 7,7 perawat melayani penduduk, Merauke 6,9 perawat melayani penduduk, Intan Jaya 6,8 perawat melayani penduduk, deiyai 6,6 perawat melayani penduduk, Mimika 6,0 perawat melayani penduduk, Boven digoel 5,9 perawat melayani penduduk, Sarmi 5,8 perawat melayani penduduk, Mamberamo Tengah 5,2 perawat melayani penduduk, Dogeyai 3,8 perawat melayani penduduk, Yahukimo, Pegunungan Bintang 3,6 perawat melayani penduduk, Tolikara 3,1 perawat melayani penduduk. Dilihat grafik penduduk banyak namun pelayanan perawat kurang.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 23: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Rasio Bidan Terhadap 1000 Penduduk : Kota Jayapura 19,6 Bidan, Merauke 12,6 Bidan, Jayawijaya 10,1 Bidan, Mappi 9,7 Bidan, paniai 9,4 Bidan, Kepulauan Yapen, Asmat 8,4 Bidan, Nabire 7,9 Bidan, Biak Numfor 6,3 Bidan, Keerom 5,9 Bidan,Deiyai 5,8 Bidan, Jayapura 5,6 Bidan, Supiori 5,4 Bidan, Puncak Jaya 4,1 Bidan,Boven digoel 3,9 Bidan, Lanny Jaya 3,8 Bidan, sarmi 3,5 Bidan, Nduga 3,3 Bidan, mamberamo Tengah 3,2 Bidan, Puncak 2,8 Bidan, Mimika 2,7 Bidan, Degiyai 2,4 Bidan, Waropen 2,2 Bidan, Mamberamo Raya 1,8 Bidan, Yalimo 1,6 Bidan, Intan Jaya 1,5 Bidan, Tolikara 1,2 Bidan, Pegunungan Bintang 1,1 Bidan Yahukimo 0,7 Bidan. Penduduk banyak namun jumlah bidan yang melayani sangant kurang.

6. Rasio faskes – jumlah penduduk kab/kota

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 24: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Rasio Rumah Sakit Umum Terhadap 1000 Penduduk : Dikota Jayapura RSU 1,4, Supiori 0,2 RSU, Keerom 0,1 RSU, Asmat 0,1 RSU, Mappi 0,1 RSU, Boven digoel 0,1 RSU, Biak Numfor 0,2 RSU, Kepulauan Yapen 0,1 RSU, Mimika 0,3 RSU, Paniai 0,1 RSU, Jayapura 0,1 RSU, Jayawijaya 0,2 RSU, Merauke 0,2 RSU sedangkan Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, Puncak, Yalimo, Mamberamo Tengah, lanny Jaya, Nduga, mamberaamo Tengah, Waropen, Sarmi, Tolikara, Pegunungan Bintang, Yahukimo, tidak ada RSU bagaimana dengan masyarakat yang berada disana?.

Rasio Puskesmas terhadap 1000 Penduduk : Kota Jayapura puskesmas 2,4 , Deiyai 1,8 Puskesmas, Puskesmas di Paniai, Nabire 1,4, Kepulauan yapen 1,3 Puskesmas, Mimika, Mappi, Asmat Jumlah puskesmas yang menangani 1000 Penduduk 1,1 , di Puncak jaya, waropen, Supiori, mamberamo raya, Nduga, Lanny Jaya, Yalimo, Puncak, Intan Jaya 1,0 Puskesmas yang melayani 1000 penduduk, di Merauke, Jayapura, Biak Numfor, Boven digoel, 0,9 Puskesmas, Dogeyai, Mamberamo Tengah, Tolikara 0,8 Puskesmas, Sarmi 0,6 Puskesmas, Pegunungan Bintang, yahukimo 0,4 Puskesmas. Kalau kita lihat Grafik rasio puskesmas tidak merata diseluruh papua dan yang paling sulit lagi banyak sekali penduduk yang tidak dilanyani oleh puskesmas.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 25: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Rasio Pustu Terhadap 1000 Penduduk : Di Merauke Pustu 7,1 Melayani penduduk, Kepulauan Yapen 5,8 Pustu, Keerom 4,9 Pustu, Kota Jayapura 4,8 Pustu, Mappi 4,7 Pustu, Supiori 4,6 Pustu, Mimika 3,6 Pustu, Yalimo 3,0 Pustu, Nabire 2,9 Pustu, Asma, Jayawijaya 2,8 Pustu,mamberamo Raya 2,5 Pustu, Jayapura, Biak Numfor 2,4 Pustu,Waropen 2,2 Pustu, Mamberamo Tengah 1,8 Pustu, Boven digoel 1,6 Pustu, Sarmi 1,4 Pustu, Dogeyai 1,3 Pustu,yahukimo, lanny Jaya 0,9 Pustu, Nduga 0,8 Pustu, Tolikara 0,7 Pustu, Puncak Jaya, Paniai, Puncak 0,5 Pustu, Pegunungan Bintang 0,3 Pustu, Intan Jaya, Deiyai 0,0 Pustu, Dilihat Grafik “Bagaimana dengan Intan Jaya & Deiyai tidak ada Pustu ?“sebab layanan terhadap penduduk bagaimana sebab pustu saj tidak ada.

c. Analisa Faktor Determinan Tentang Gizi Buruk;

5. POTRET ANGGARAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DI PEMPROV PAPUA;a. Potret Anggaran Pemprov Papua 2009-2013;

Salah satu elemen penting dalam kerjasama Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah sesuai amanat Undang-Undang No.32 Tahun 2004 adalah penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 26: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

sebagai Rencana Pelaksanaan Pembangunan dalam satu tahun anggaran secara bersama-sama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Penyusunan APBD oleh Pemda dan DPRD merupakan hal yang sangat baik dan sejalan dengan kebijakan untuk menghadirkan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah, karena Pemda dan DPRD tentu lebih memahami kebutuhan masyarakat di daerahnya, dibanding dengan para perencana pembanguan di pusat.Penyusunan APBD bukan saja membutuhkan kecakapan untuk merumuskan visi dan misi, tetapi juga kemampuan untuk menterjemahkan visi dan misi tersebut kedalam program-program pembangunan jangka pendek sedemikian rupa, sehingga dalam jangka panjang akan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)serta mampu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang terbuka, transparan, bertanggung jawab, mendukung kesetaraan perlakuan dan tanggap terhadap kebutuhan rakyat.Dengan kondisi seperti ini, perlu dilakukan analisis perbandingan APBD multi year, untuk melihat keterkaitan antara APBD tahun satu dengan tahun lainnya dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan jangka menengah, sesuai visi misi yang dirumuskan dalam RPJMD. Berikut dibawah ini kami gambarkan ringkasan APBD Provinsi Papua sejak Tahun 2009 s/d 2013.

1. Trend total pendapatan daerah – belanja daerahGambar 08

GRAFIK TREND TOTAL PENDAPATAN & BELANJA DAERAH 2009 – 2013

Sumber : APBD Provinsi Papua ( data diolah).Kata Kunci :Kenaikan Belanja 2010 dan Penurunan 2010 ? dan kenaikan 2011 yang signifikan ?

Berdasarkan Gambar diatas dapat diketahui adanya pertumbuhan pendapatan dari tahun ke tahun. Dari TA 2009 hingga TA 2013, Pendapatan dan Belanja mengalami pertumbuhan walau pada 2010 ada mengalami penurunan tapi trand Pendapatan dan Belanja setelah tahun 2010 terus mengalami kenaikan. Pendapatan Pada TA 2010 senilai Rp. 5,3 Trilliun menjadi Rp.8,2 Triliiun pada tahun 2013. Belanja mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar Rp.5,1 Trilyun Pada TA 2010 naik menjadi Rp.8,1 Triliun pada TA 2013.

Gambar 09GRAFIK TREND TOTAL PENDAPATAN & BELANJA DAERAH, 2009 – 2013

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 27: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Sumber : APBD Provinsi Papua ( Data Diolah ).

Dari gambar diatas menunjukan kenaikan belanja langsung yang cukup signifikan pada tahun 2011 dari – 26,90% ke 53, 74 % yang terindikasi karena adanya penyelenggaraan PON, RAIMUNA dan PILGUB. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan dana dari pemerintah pusat melalui dana perimbangan yaitu pada komponen DAU seperti tergambar dalam gambar pertumbuhan dana perimbangan dibawah.

2. Trend komponen pendapatan (PAD – Dana Perimbangan – Lain-Lain Pendapatan yg sah)Pendapatan Daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Pendapatan Daerah diperoleh baik dari sumber Pendapatan Asli Daerah maupun sumber-sumber pendapatan lainnya.

Trand komponen pendapatan ini akan memberikan pemahaman tentang kemampuan dan kebijakan yang diambil daerah dalam menggalang dana untuk membiayai pembangunan dalam 1 tahun anggaran. Selain itu pula Analisa trend ini untuk Mengetahui seberapa besar daerah masih tergantung kepada pemerintah propinsi maupun pusat dalam pembiayaan pembangunan, Bagaimana trend pendapatan daerah dari tahun ke tahun (turun – naik dan seberapa besarannya), Sektor pendapatan mana saja yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, serta Siapa saja yang paling diuntungkan atau dirugikan dari kebijakan Pemda dalam menggalang dana pembangunan.

Gambar 10GRAFIK TREND PENDAPATAN, 2009 – 2013

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 28: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Sumber : APBD Provinsi Papua ( Data Diolah ).

Kata Kunci : Pemerintah Provinsi tidak mampu menggali potensi pendapatan dari PAD.

Berdasarkan gambar diatas, kontribusi terbesar terhadap total pendapatan adalah LAIN LAIN PENDAPATAN YANG SAH. Diikuti oleh dana perimbangan dan terakhir PAD. Minimnya Pendapatan yang bersumber dari PAD mrngindikasikan bahwa Provinsi Papua masih jauh dari kata mandiri dan sangat bergantung pada transfer dana dari Pemerintah Pusat untuk membiayai kegiatan pembangunannya.

PAD memiliki arti penting khususnya dalam membiayai belanja daerah karna jika PAD semakin bertambah tingkat pendapatannya maka akan semakin mengurangi tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat namun bagaimana gambaran PAD Dalam dalam membiayai belanja daerah dapat dilihat pada grafik. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa PAD dalam membiayai belanja daerah tidak menunjukan peningkatan yang berarti dari tahun ketahun. Terlihat bahwa pemerintah justrutidak mampu dalam menggali PAD untuk membiayai belanja daerah. Hal ini disinyalir karena Pemerintah tidak memiliki data proyeksi PAD yang dapat digali untuk peningkatan PAD. hal ini memang sangat berpengaruh terhadap PAD. oleh karenanya pemerintah harus lebih bekerja keras dalam meningkatkan PAD agar kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah juga tidak berharap banyak pada dana dari pemerintah pusat.

Gambar 11GRAFIK TREND PERTUMBUHAN DANA PERIMBANGAN, 2009 – 2013

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 29: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Sumber : APBD Provinsi Papua ( Data Diolah ).

3. Trend komponen belanja (Belanja Tidak Langsung – Belanja Langsung)Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Analisis Belanja Daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan pada periode tahun 2009-2013 yang digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan belanja dimasa yang akan datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.

Gambar 13GRAFIK TREND BELANJA DAERAH, 2009 – 2013

Sumber : APBD Provinsi Papua (Data diolah)

Berdasarkan gambar diatas, trend total belanja Provinsi Papua masih di dominasi oleh belanja tidak langsung yang berarti secara umum porsi belanja untuk publik masih diutamakan.selain itu tergambar pula bahwa trand kenaikan belanja daerah mengarah kepada trand positif dimana terjadi peningkatan yang signifikan dari belanja tak langsung pada tahun 2012 dan 2013 terhadap belanja langsung.

4. Trend komponen Belanja Tidak Langsung

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 30: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan dan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan

Gambar 14GRAFIK TREND BELANJA TIDAK LANGSUNG, 2009 – 2013

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

Dari Gambaran Trend belanja Tidak langsung diatas, selama tahun 2009 – 2013, porsi terbesar digunakan untuk belanja bantuan keuangan, dan berikutnya adalah belanja hibah yang mulai mengalami peningkatan sejak tahun 2011 kemudian diikuti diikuti oleh belanja Pegawai dan Belanja Bantuan Sosial. Dalam grafik ini ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian yaitu Dana hibah yang sejak tahun 2010 mengalami kenaikan drastis dari 5 miliar menjadi 359 miliar atau sebesar 229 % .

5. Trend komponen Belanja LangsungGambar 15

GRAFIK TREND BELANJA TIDAK LANGSUNG, 2009 – 2013

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 31: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

Kata Kunci :Belanja Modal tahun 2012 – 2013 lebih kecil dari belanja barang dan jasa.Dari belanja langsung PROVINSI PAPUA selama tahun 2010 – 2012, porsi terbesar digunakan untuk belanja modal, diikuti oleh belanja barang dan jasa serta terakhir belanja pegawai. Secara umum trand ini tergambar mengarah ke arah positif karena pemerintah provinsi menggunakan pembelanjaan dalam rangka penciptaan infrastruktur yang berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daripada belanja habis pakai.

6. Trend Belanja Pegawai – Belanja PublikGambar 16

GRAFIK TREND BELANJA PEGAWAI – BELANJA PUBLIK, 2009 – 2013

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

Dari gambar diatas terbaca bahwa belanja Publik masih lebih besar dari pada belanja pegawai.

Dalam peruntukan belanja daerah dari tahun 2009-2013 antara belanja pegawai pada BTL dan Belanja Langsung (BL) cukup memberikan sedikit peningkatan dari tahun 2010-2013 .

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 32: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

dari grafik diatas dapat diasumsikan bahwa kebutuhan pegawai khususnya pada gaji dan tunjangan PNS lebih besar daripada belanja langsung/belanja Publik. seperti tergambar pada grafik dibawah ini.

Gambar 17GRAFIK TREND BELANJA PEGAWAI, 2009 – 2013

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

seharusnya pemerintah optimis dalam meningkatkan belanja langsung degan menurunkan proporsi gaji pegawai sehingga dapat diasumsikan bahwa pemerintah pesimis dalam upaya meningkatkan belanja langsung. Untuk melihat proporsi belanja pegawai dan belanja langsung.

Gambar 18GRAFIK KOMPOSISI BELANJA, 2009 – 2013

. Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

7. Trend Belanja berdasarkan UrusanGambar 19

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 33: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

GRAFIK KOMPOSISI BELANJA BERDASARKAN URUSAN, 2009 – 2013

. Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

Jika dilihat berdasarkan urusan/bidang terlihat bahwa belanja pelayanan umum memiliki alokasi terbesar yaitu 72 % dibandingkan dengan belanja urusan/bidang yang lain seperti tergambar dibawah ini.

Gambar 20GRAFIK PROSENTASE BELANJA, 2009 – 2013

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)8. Trend kemampuan keuangan /diskresi

Gambar 21

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 34: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

GRAFIK RASIO KEMAMPUAN/KEMANDIRIAN APBD, 2009 – 2013

No T A Rasio Kemandiran Status Perkembangan1 2009 7,0 % Rendah Sekali -2 2010 9,4 % Rendah Sekali Meningkat3 2011 9,3 % Rendah Sekali Menurun4 2012 8,1 % Rendah Sekali Menurun5 2013 6,8 % Rendah Sekali Menurun

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

Dari keseluruhan Trend yang tergambar diatas, dan kemudian digambarkan dalam grafik diskresi diatas, dimana tergambar kemampuan APBD Provinsi Papua sejak Tahun 2009 - 2013 cenderung menurun. selain itu total prosentase kemampuan/ kemandirian APBD yang di bawah 10 % ini menunjukan Pola hubungan instruktif, dimana peranan Pemerintahan pusat lebih dominan daripada kemandirian Pemerintah daerah (daerah yang tidak mampu melaksanakan otonomi dearah)., nilai ini apabila tidak lakukan penguatan terhadap APBD maka diprediksi kemampuan APBD Papua akan terus menurun.

Ini berarti bahwa.....

KONDISI KEUANGAN / APBD PROVINSI PAPUA BERADA DI AMBANG KEBANGKRUTAN.

b. Potret Anggaran Pendidikan Pemprov Papua 2009-2013;1. Trend total pendapatan – belanja pendidikan2. Trend belanja program3. Analisis 7 hipotesis

c. Potret Anggaran Kesehatan Pemprov Papua 2009-2013; 1. Trend total pendapatan – belanja kesehatan

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 35: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

2. Trend belanja program

Sumber: Perda Provinsi Papua Nomor 6 Tahun 2012 tentang APBD Provinsi Papua Tahun 2012 (Data Diolah).

Pada tahun 2012, unit cost Biaya Jasa Kantor pada Dinas Kesehatan mencapai 44.592% dari belanja publik pada Dinas yang sama. Unit cost Perjalanan Dinas untuk satu orang pegawai mencapai Rp. 21. 733.182 perbulan, unit cost Makan dan Minum satu orang pegawai Rp. 18.698.198 sedangkan unit cost untuk Belanja Publik perorang hanya mendapat Rp. 133.777. Grafik di atas menunjukan adanya ketimpangan atau ketidakseimbangan yang sangat besar antara Belanja Pegawai dan Belanja Publik dari total anggaran pada Dinas Kesehatan karena sebagian besarnya terserap untuk Belanja Pegawai dan bukan Belanja Publik. Hal ini justru bertentangan dengan niat baik Pemerintah Daerah untuk memperbaiki pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 36: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Terkait unit cost, bikin grafik sendiri untk kasus2 tertentu. pakai data realisasi.

Sumber: APBD Provinsi Papua Tahun 2011 – 2013 (Data Diolah).

Belanja program pada Dinas Kesehatan Papua pada 2011 – 2013 senantiasa mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8%. Kenaikan ini seharusnya diiringi juga dengan perbaikan pelayanan dan fasilitas kesehatan di Provinsi Papua.

Catatan: Bikin per program dan % pertumbuhan.

Sumber: Perda Provinsi Papua Nomor 6 Tahun 2012 tentang APBD Provinsi Papua Tahun 2012 (Data Diolah).

Persentase belanja pegawai dan publik pada 3 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada 2011, belanja pegawai adalah sebesar 28%, atau Rp. 132.108.096.000,- dan belanja publik sebesar 72% atau senilai Rp. 331.567.445.300. Pada 2012, persentase mengalami perubahan, di mana belanja pegawai meningkat menjadi 30% atau senilai 170.425.624.000, sedangkan belanja publik adalah sebesar 70%, atau sebesar Rp. 403.515.003.000. Dan pada 2013, persentase ini kembali mengalami penurunan menjadi 28% untuk belanja publik, atau sebesar Rp. 177.585.257.000. Untuk nilai belanja publik pada tahun yang sama adalah sebesar Rp. 458.380.777.000.

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 37: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Catatan: Bikin per dan % pertumbuhan.

Sumber: Data diolah dari APBD Provinsi Papua Tahun 2011 – 2013.

Anggaran belanja kesehatan provinsi Papua senantiasa mengalami peningkatan sejak tahun 2011 hingga 2013. Pada tahun 2011, belanja kesehatan Papua adalah sebesar 7% dari nilai total belanja provinsi Papua, atau sebesar Rp. 463.675.541.300. Pada tahun 2012, angka ini naik menjadi 8%,

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

Page 38: Kertas Posisi Apbd Provinsi Papua Tahun 09 - 13

2

Lampiran 1 : Ringkasan APBD

Sumber ; APBD Provinsi Papua ( Data di olah)

Kertas Posisi : Analisa APBD Provinsi Papua

APBD (P) APBD 0/0 APBD(P) 0/0 Nominal 0/0 Nominal 0/0

371.221.122.750 6% 357.801.700.000 7% 378.700.698.000 6% 403.560.936.000 6% 407.694.190.000 5%

Pajak Daerah 290.250.000.000 5% 291.029.700.000 6% 259.000.000.000 4% 273.920.000.000 4% 326.313.065.000 4%

Retribusi Daerah 22.500.000.000 0% 22.717.000.000 0% 21.671.950.000 0% 15.500.000.000 0% 11.900.872.000 0%Hasil Pengelolaan Kekayaan Drh yg dipisahkan 29.176.000.000 0% 29.175.000.000 1% 32.340.832.000 1% 19.887.900.000 0% 19.887.900.000 0%Lain lain PAD yang Sah 29.295.122.750 0% 14.880.000.000 0% 65.687.916.000 1% 94.253.036.000 1% 49.592.353.000 1%

1.573.500.760.000 26% 1.516.927.760.000 29% 1.890.126.443.000 30% 2.155.377.790.000 30% 2.502.569.266.000 31%Dana bagi hasil Pajak/bkn Pajak 434.000.000.000 7% 458.700.000.000 9% 517.686.335.000 8% 479.404.176.000 7% 479.404.176.000 6%D A U 1.058.227.760.000 17% 1.058.227.760.000 20% 1.276.285.908.000 20% 1.569.782.444.000 22% 1.889.267.850.000 23%D A K 81.273.000.000 1% - 0% 96.154.200.000 2% 106.191.170.000 1% 133.897.240.000 2%

4.118.342.209.250 68% 3.409.796.098.000 65% 3.970.959.547.550 64% 4.736.663.156.000 65% 5.274.472.930.000 64%Dana Penyesuaian/BOS 51% 331.832.450.000 5% 347.094.310.000 4%Dana Otonomi Khusus 0% 3.833.402.135.000 53% 4.355.950.048.000 53%Dana Tambahan Infrastruktur 1.470.000.000.000 24% 800.000.000.000 15% 800.000.000.000 13% 571.428.571.000 8% 571.428.572.000 7%Dana Percepatan Pembg Infs Daerah - 0% 0% 13.500.000.000 0% - 0% - 0%Pendapatan Hibah 21.546.111.250 0%Dana Darurat 17.000.000.000 0%

6.063.064.092.000 100% 5.284.525.558.000 100% 6.239.786.688.550 100% 7.295.601.882.000 100% 8.184.736.386.000 100%

3.441.261.349.650 54% 2.973.582.606.334 58% 3.701.923.934.450 53% 4.548.531.265.000 63% 5.115.093.316.000 64%Belanja Pegawai 623.741.609.669 10% 589.426.079.073 12% 682.328.545.600 10% 710.689.249.000 10% 770.625.733.000 10%Belanja Hibah 7.707.000.000 0% 5.675.000.000 0% 359.594.355.000 5% 823.817.450.000 11% 851.237.530.000 11%Belanja Bantuan Sosial 545.371.633.000 9% 380.668.906.400 7% 347.926.947.000 5% 219.031.522.000 3% 265.000.000.000 3%Belanja Bagi hasil 104.343.346.000 2% 96.843.346.000 2% 104.663.000.000 1% 108.336.720.000 2% 132.278.573.000 2%Belanja Bantuan Keuangan 2.110.681.814.000 33% 1.859.713.274.861 36% 2.186.312.269.000 31% 2.646.530.954.000 37% 3.052.734.480.000 38%Belanja Tidak Terduga 49.415.946.981 1% 41.256.000.000 1% 21.098.817.850 0% 40.125.370.000 1% 43.217.000.000 1%

2.942.520.742.350 46% 2.150.942.951.666 42% 3.306.766.563.100 47% 2.634.102.129.000 37% 2.919.643.070.000 36%Belanja Pegawai 269.401.309.796 4% 191.600.067.840 4% 247.268.534.140 4% 167.248.942.000 2% 177.151.542.000 2%Belanja Barang dan Jasa 1.058.608.874.475 17% 1.054.815.449.544 21% 1.492.182.780.896 21% 1.402.770.372.500 20% 1.558.124.028.500 19%Belanja Modal 1.614.510.558.079 25% 904.527.434.282 18% 1.567.315.248.064 22% 1.064.082.814.500 15% 1.184.367.499.500 15%

6.383.782.092.000 100% 5.124.525.558.000 100% 7.008.690.497.550 100% 7.182.633.394.000 100% 8.034.736.386.000 100%(320.718.000.000) 160.000.000.000 (768.903.809.000) 112.968.488.000 150.000.000.000

600.718.000.000 68% - 0% 955.734.000.000 84% 75.000.000.000 29% 25.000.000.000 13%SILPA Tahun Sebelumnya 600.718.000.000 68% - 0% 955.734.000.000 84% 75.000.000.000 29% 25.000.000.000 13%Pencairaan Dana Cadangan - 0% - 0% - 0% - 0% - 0%Penerimaan Kembali Pemberian - 0% - 0% - 0% - 0% - 0%Pinjaman daerah - 0% - 0% - 0% - 0% - 0%

280.000.000.000 32% 160.000.000.000 100% 186.830.191.000 16% 187.968.488.000 71% 175.000.000.000 88%Pembentukan Dana Cadangan 200.000.000.000 23% 100.000.000.000 63% 100.000.000.000 9% 100.000.000.000 38% 100.000.000.000 50%Penyertaan Modal ( Investasi ) 80.000.000.000 9% 60.000.000.000 38% 85.000.000.000 7% 85.000.000.000 32% 75.000.000.000 38%Pembayaran Pokok Utang - 0% - 0% 1.830.191.000 0% 2.968.488.000 1% - 0%Pemberian Pinjaman Daerah - 0% - 0% - 0% - 0% - 0%

880.718.000.000 36% 160.000.000.000 -100% 1.142.564.191.000 67% 262.968.488.000 -43% 200.000.000.000 -75%320.718.000.000 (160.000.000.000) 768.903.809.000 (112.968.488.000) (150.000.000.000)

SILPA TAHUN BERJALAN 0% 0% 0% 0% - 0%

Penerimaan Pembiayaan Daerah

Belanja Tidak Langsung

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

TOTAL PEMBIAYAAN DAERAH

2.609.796.098.000 43%

Belanja Langsung

TOTAL BELANJA DAERAH

Pembiayaan Netto

3.157.459.547.550

Surplus/Defisit

TOTAL PENDAPATAN DAERAH

PEMBIAYAAN DAERAH

URAIAN

PENDAPATAN DAERAH

PAD

Dana Perimbangan

Lain - Lain Pendapatan Daerah yg Sah

2.609.796.098.000 49%

RINGKASAN APBD PROVINSI PAPUATAHUN 2009 S/D 2013

BELANJA DAERAH

2009 2013201220112010