outline sejarah peradaban arab pra islam

16
!!! Outline Sejarah Peradaban Arab Pra-Islam !!! A. Kondisi Geografis Semenanjung Arab Istilah Arab biasanya digunakan untuk menyebut daerah padang pasir yang disebut dengan “  Jazirah Arab”. Para ahli-ahli ilmu purba membagi Jazirah Arab menjadi tiga bagian yaitu: a) Arab Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya lembah Syam; b) Arab Deserta, yang disebut dengan Arab Deserta tidak lain yaitu daerah Syam itu sendiri; dan yang terekhir c) Arab Felix, yaitu negeri Yaman yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”. Sedangkan secara etnis ia digunakan untuk menyebut penduduk yang tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara (Misbach, 2010). Semenanjung Arab sendiri merupakan semenanjung yang terletak disebelah  barat daya benua Asia, yaitu sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wilayah Semenanjung Arab luasnya 1.745.900 km 2 , dihuni sekitar empat belas juta jiwa. Arab Saudi dengan luas daratan sekitar 1.014.900 km 2 , berpenduduk sekitar tujuh juta jiwa; Yaman lima juta jiwa; dan selebihnya tinggal di Kuwait, Qatar, Emirat Arab, Oman, Masqat dan Aden. Menurut para ahli geologi bahwa wilayah semenanjung Arab pada awalnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dataran Sahara (sekarang dipisahkan oleh Lembah Nil dan Laut Merah) dan kawasan berpasir yang menyambungkan Asia melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi (Hitti [terj.], 2010:16-18 ). Ahli geografi Arab membagi wilayah Arab menjadi 5 bagian jikaditinjau dari keadaan tanahnya, yaitu: 1. Tihamah, yaitu dataran rendah yang terbentang lurus di sepanjang pantai laut merah, dari Yanbu’ sampai Najran di Yaman. Disebut Tihamah karena panas dan kelembabannya sangat tinggi. Tihamah juga disebut dengan Ghawr  karena tanahnya yang rendah jika dibandingkan dengan kondisi tanah di Najd. 2.  Hijaz, yaitu daerah yang terletak di sebelah utara Yaman dan di sebelah timur Tihamah. Hijaz terdiri dari beberapa lembah yang menembus jajaran pegunungan Saraat yang membentang dari Syria sampai Najran di Yaman. Disebut Hijaz karena memisahkan Tihamah dengan Najd. Hijaz mempunyai dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah.

Upload: devan-firmansyah

Post on 07-Mar-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Outline Sejarah Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 1/16

!!! Outline Sejarah Peradaban Arab Pra-Islam !!!

A.  Kondisi Geografis Semenanjung Arab

Istilah Arab biasanya digunakan untuk menyebut daerah padang pasir yang

disebut dengan “ Jazirah Arab”. Para ahli-ahli ilmu purba membagi Jazirah Arab

menjadi tiga bagian yaitu: a) Arab Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di

sebelah barat daya lembah Syam; b) Arab Deserta, yang disebut dengan Arab

Deserta tidak lain yaitu daerah Syam itu sendiri; dan yang terekhir c) Arab Felix,

yaitu negeri Yaman yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”. Sedangkan secara

etnis ia digunakan untuk menyebut penduduk yang tinggal di Timur Tengah dan

Afrika Utara (Misbach, 2010).

Semenanjung Arab sendiri merupakan semenanjung yang terletak disebelah

 barat daya benua Asia, yaitu sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wilayah

Semenanjung Arab luasnya 1.745.900 km2, dihuni sekitar empat belas juta jiwa. Arab

Saudi dengan luas daratan sekitar 1.014.900 km2, berpenduduk sekitar tujuh juta jiwa;

Yaman lima juta jiwa; dan selebihnya tinggal di Kuwait, Qatar, Emirat Arab, Oman,

Masqat dan Aden. Menurut para ahli geologi bahwa wilayah semenanjung Arab pada

awalnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dataran Sahara (sekarang

dipisahkan oleh Lembah Nil dan Laut Merah) dan kawasan berpasir yang

menyambungkan Asia melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi (Hitti [terj.],

2010:16-18 ).

Ahli geografi Arab membagi wilayah Arab menjadi 5 bagian jikaditinjau dari

keadaan tanahnya, yaitu:

1.  Tihamah, yaitu dataran rendah yang terbentang lurus di sepanjang pantai laut

merah, dari Yanbu’ sampai Najran di Yaman. Disebut Tihamah karena panas dan

kelembabannya sangat tinggi. Tihamah juga disebut dengan Ghawr   karena

tanahnya yang rendah jika dibandingkan dengan kondisi tanah di Najd.

2.   Hijaz, yaitu daerah yang terletak di sebelah utara Yaman dan di sebelah timur

Tihamah. Hijaz terdiri dari beberapa lembah yang menembus jajaran pegunungan

Saraat yang membentang dari Syria sampai Najran di Yaman. Disebut Hijaz

karena memisahkan Tihamah dengan Najd. Hijaz mempunyai dua kota suci yaitu

Mekkah dan Madinah.

Page 2: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 2/16

3.   Najd , yaitu daerah yang membentang antara Yaman di sebelah selatan dan padang

 pasir Syria di sebelah utara dan antara Al-arud dengan pebatasan Irak di sebelah

timur. Dinamakan Najd karena ketinggian tanahnya.

4.  Yaman, membentang dari Najd sampai laut Hindia di sebelah selatan dan sampai

laut Merah di sebelah barat. Daerah Yaman menghubungkan Hadramaut, Shibr

dengan Oman di sebelah timur.

5.   Al-Arud , terdiri dari Yamana dan Bahrain. Disebut Al-Arud karena terletak

melintang Yaman, Najd dan Irak (Hassan [terj.], 1989:16).

Dari segi cuaca, Semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah terkering

dan terpanas. Meskipun diapit oleh lautan di sebelah barat dan timur, laut tersebut

terlalu kecil untuk dapat mempengaruhi cuaca Afro-Asia yang jarang turun hujan.

Lautan di sebelah selatan memang membawa partikel air hujan, tetapi badai gurun

(samum) musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya menyisakan sedikit

kelembaban di wilayah daratan. Angin timur (al-shaba) yang sejuk dan menyegarkan

menjadi tema yang sangat disukai oleh para penyair Arab.

Sedangkan di tempat lain di Hijaz, yaitu tempat kelahiran Islam, musim kering

yang berlangsung selama tiga tahun atau lebih merupakan hal yang lumrah. Hujan

 badai yang setingkat dan banjir yang cukup besar kadang menimpa Mekkah dan

Madinah serta beberapa kali hampir meruntuhkan bangunan Ka’bah. Setelah turun

hujan, tanaman gurun untuk makanan ternak tumbuh subur. Di sebelah utara Hijaz,

oasis terpencil yang paling besar luasnya sekitar 17 km2  merupakan pendukung

kehidupan satu-satunya (Isawati, 2012: 51-52).

B. 

Jenis-Jenis Bangsa Arab

Ada beberapa suku yang tinggal di Jazirah Arab antara lain:

1.   Arab Ba’idah 

Yaitu bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang arab yang telah

lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam

catatan kitab-kitab suci. Arab Ba'idah ini termaksud suku bangsa arab yang dulu

 pernah mendiami Mesopotamia akan tetapi, karena serangan raja Namrud dan kaum

yang berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM suku

 bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah, di antara kabilah mereka yang

termaksud adalah: 'Aad, Tsamud, Ghasan, Jad.

Page 3: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 3/16

2.   Arab Aribah 

Yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada sekarang ini. Mereka

 berasal dari keturunan Qathan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pindah

ke Yaman. Suku bangsa arab yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan

yang terkenal adalah kerajaan Saba' yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar

 berdiri abad ke-2 SM.

3.   Arab Musta'ribah 

Yaitu menjadi arab atau peranakan disebut demikian karena waktu klan

Jurhum dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi

Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini

wanita suku Jurhum. Arab Musta'ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim

Ismail (Adnaniyyun) (Mufrodi, 1997: 5-8).

Untuk lebih memudahkan maka pembahasan suku-suku bangsa Arab tersebut

akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

1. 

Suku bangsa Arab yang telah punah (Suku ‘Aad & Suku Tsamud)

Diantara suku Arab Ba’idah yang terkenal dan paling menuonjol adalah suku

‘Aad dan suku Tsamud karena kedua suku tersebut disebut dalam Al-Qur’an kitab

suci agama Islam. Kedua suku bangsa ini punah akibat murka Tuhan dan tidak

mempunyai keturunan. Berikut deskripsi kedua suku bangsa Arab tersebut:

a. Suku ‘Aad (Kaum ‘Aad)

Kaum ‘Aad bertempat tinggal di al-Ahgraf (daerah Yaman) dan telah

mempunyai kerajaan yang besar. Hal ini ditunjukkan dengan wilayah kekuasaannya

yang sampai Syam dan Irak. Kaum ‘Aad tidak menyembah Tuhan yang Maha Esa,

sehingga diutuslah nabi Hud untuk memberi peringatan kepada kaum ‘Aad. Diantara

kaum ‘Aad ada yang mengikuti seruan nabi Hud dan ada yang tidak. Bagi kaum ‘Aad

yang tidak mengikuti seruan nabi Hud sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an

surat Hud, yaitu “Sama saja buat kami, engkau beri peringatan atau tidak ”, maka

mereka dibinasakan oleh Tuhan dengan menurunkan angin dingi yang sangat deras.

Kaum ‘Aad yang dibinasakan Tuhan tersebut dinamakan ‘Aad al-Ula (‘Aad Pertama).

Sedangkan nabi Hud dan kaum ‘Aad yang mau mengikuti seruan nabi Hud

diselamatkan dari bencana dan kaum ini dinamakan ‘Aad ay-Tsaniah  (‘Aad Kedua).

  Kaum ‘Aad yang selamat kemudian hijrah ke Hadramaut dan ada yang tetap

tinggal di Yaman tetapi akhirnya melebur dengan Bani Qathan yang berpindah ke

Yaman dari Mesopotamia. Bekas-bekas peninggalan kaum ‘Aad yang sekarang

Page 4: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 4/16

terpendam di bawah pasir Sahara Al-Ahqaf menunjukkan tingginya taraf kebudayaan

yang telah mereka capai diantaranya bekas kota Irama Zati’il Imad. Di Hadramaut

yaitu di sebuah kota yang bernama Qabni Hudl terdapat makam nabi Hud.

Aktivitas eksplorasi gas wilayah selatan gurun pasir Arab baru-baru ini

menemukan tengkorak manusia dengan ukuran raksasa yang mengejutkan. Wilayah di

guurun pasir Arab selatan ini disebut “Perempatan Kosong” (Empty Quarter atau Rab

al-Khaliy). Fosil manusia raksasa itu ditemukan oleh Tim The Aramco Exploration.

Sebagaimana dinyatakan Allah SWT dalam kitab umat Islam yaitu Al-Qur’an bahwa

DIA pernah menciptakan manusia dalam ukuran besar. Mereka adalah kaum ‘Aad

dimana nabi Hud as diutus di situ untuk menyeru manusia pada kebenaran. Tubuh

mereka berukuran besar, sangat tinggi dan kuat karena itu mereka bisa memeluk

sebuah pohon besar dan mencabutnya. Kemudian, setelah Allah memberikan

kekuatan pada mereka dengan melebihkan mereka dari umat yang lain, mereka

 berbalik menjadi umat pendurhaka, mendustakan serta menentang kenabian Hud as.

Sebagai hukumannya mereka kemudian diazab oelh Allah SWT. Para ulama Arab

Saudi meyakini penemuan ini adalah kaum ‘Aad dari zaman nabi Hud tersebut.

b. Suku Tsamud (Kaum Tsamud) 

Kaum Tsamud mendiami daerah Al-Hijr dan Wadil Qura (antara Hijaz dan

Syam). Kaum Tsamud memiliki kekayaan yang terdiri dari binatang ternak dan

tanaman-tanaman. Rumah-rumah mereka tidak seperti kebiasaan rumah kita, tetapi

rumah kaum Tsamud dipahat dari gunung-gunung batu. Gunung-gunung batu tersebut

dibentuk kaum Tsamud menjadi istana, rumah, dan kuburan para petinggi kaum.

Pahatan ukiran dan ornamennya sangat halus dan indah serta menakjubkan. Dikishkan

dalam Al-Qur’an bahwa kaum Tsamud memiliki keahlian arsitektur luar biasa. Nabi

Shaleh, nabi kelima dari 25 nabi dan rasul yang tertulis, diutus Allah SWT, mengajak

mereka untuk bertauhid. Namun, kaum samud tidak menerima nabi Shaleh adalah

utusan Allah. Di luar batas kewajaran manusia, mereka minta seekor unta betina

keluar dari celah bebatuan. Nabi Shaleh berdoa meminta kepada Yang Maha Kuasa.

Doanya dikabulkan, dan keluarlah seekor unta betina dari celah bebatuan. Nabi

Shaleh lalu berpesan kepada umatnya, jangan sampai menyakiti unta tersebut, apalagi

membunuhnya. Azab Allah akan menyapu bersih, kalau sampai unta tersebut

dibunuh. Kaum Tsamud akhirnya sepakat menjadi umat nabi Shaleh.

Seiring perjalanan waktu, salah seorang umatnya kemudian mengingkari dan

membunuh umat tersebut. Menurut riwayat, konon sang pembunuh adalah utusan

Page 5: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 5/16

 bersama para petinggi kaum yang diiming-imingi hadiah seorang wanita cantik. Nabi

Shaleh marah luar biasa. Ia tahu, azab Allah tidak lama lagi akan datang dan

membumi hanguskan kaumnya. Karena, “mukjizat unta” hanyalah simbol kepatuhan

kaum Tsamud kepada Allah. Setelah kejadian tersebut, kaum Tsamud masih

menantang nabi Shaleh, karena ternyata azab tidak kunjung datang melanda mereka.

Maka, tidak lama berselang, murka Allah pun datang. Angin puting beliung dengan

suhu udara yang sangat dingin menyelimuti hari-hari kaum Tsamud, diiringi gempa

dahsyat. Akhirnya, kaum Tsamud tenggelam ditelan bumi. Yang tertinggal hanya

rumah dan istana gunung batu sebagai hasil karya besar mereka.

2.  Bani Qathan leluhur suku Arab Aribah 

Bani Qathan adalah keturunan Ya’rup Ibnu Qathan. Kaum ini berasal dari

Mesopotamia dan kemudian pindah ke Yaman. Di negeri Yaman telah berdiam kaum

‘Aad kedua sehingga terjadilah peperangan diantara mereka. Di dalam peperangan

tersebut, bani Qathan memperoleh kemenangan sehingga kaum ‘Aad kedua tunduk

 pada Bani Qathan. Bani Qathan kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan, antara lain:

  a. Kerajaan Sabaiah

Didirikan oleh Saba yang juga merupakan raja pertama dari kerajaan Sabaiah.

Raja Saba mendirikan sebuah kota sebagai pusat pemerintahan yang bernama  Ma’rib.Di dekat kota Ma’rib didirikan sebuah bendungan untuk membendung air hujan yang

turun selama tiga bulan tiap tahun. Bendungan tersebut mempunyai pintu-pintu yang

 boleh dibuka dan ditutup sesuai keperluan dan airnya dialirkan ke kanal-kanal.

Dengan pengairan yang teratur, Yaman menjadi negeri yang subur. Bendungan air

yang didirikan oleh raja Saba dinamakan Saddu Ma’rib.

Setelah raja Saba wafat digantikan oleh raja-raja dari keturunannya,

diantaranya adalah ratu Bilqis yang hidup pada zaman nabi Sulaiman. Dalam

 perkembangannya rakyat kerajan Sabaiah hidup dalam kemewahan dan berpalig dari

ajaran Tuhan sehingga Tuhan membinasakan mereka dengan mendatangkan air bah

yang sangat dahsyat. Rakyat kerajaan Sabaiah alpa dalam menjaga dan memperbaiki

Saddu Ma’rib sehingga bendungan air yang besar akhirnya runtuh oleh air bah. Kota

Ma’rib hancur dan penduduknya yang masih selamat berpindah ke beberapa tempat di

seluruh semenanjung Arab. Menurut Gedillot, rubuhnya Saddu Ma’rib terjadi pada

120 M. Keruntuhan Saddu Ma’rib dapat dibaca dalam surat Saba ayat 15-17.

Page 6: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 6/16

b. Kerajaan Himyariyyah

Kerajaan Himyariyyah didirikan setelah runtuhnya kerajaan Sabaiah oleh suku

Himayar yaitu satu cabang dari kaum Saba yang berpusat di San’a. Raja terakhir dari

kerajaan Himyariyyah adalah Yusuf Zu Nuas. Yusuf Zu Nuas menganut agama

Yahudi. Pada 534 M, Yusuf Zu Nuas memaksa rakyatnya yang beragama Masehi

untuk berpindah ke agama Yahudi dan rakyat yang jumlahnya sekitar 12.000 orang

yang tidak mau tunduk atas perintahnya dibakar. Perbuatan Zu Nuas tersebut

menyebabkan Justin I kaisar kerajaan Romawi Timur yang menjadi pelindung agama

Masehi memerintahkan kepada Negus dari Ethiopia untuk menyerang Yaman.

 Negus mengirimkan bala tentara di bawah seorang panglima bernama Aryath.

Raja Zu Nuas tidak kuasa menolak serangan Habasyah tersebut dan melarikan diri.

Dengan demikian runtuhlah kerajaan Himyariyyah dan masuklah Yaman di bawah

kekuasaan Habasyah dengan Aryath sebagai gubernur yang pertama. Aryath

kemudian dibunuh oleh salah seorang kepala tentaranya yang bernama Abrahah.

Abrahah kemudian mengangkat dirinya sebagai Gubernur. Pemerintah Abrahah

mendapatkan pengesahan dari Negus. Abrahah inilah yang kemudian mengerahkan

 bala tentaranya untuk menyerang Mekkah denga tujuan meruntuhkan Ka’bah.

Abrahah telah mendirikan sebuah bangunan di San’a dengan maksud agar orang naik

haji ke San’a tidak ke Mekkah lagi. Sesampainya di pintu gerbang Mekkah, Tuhan

menurunkan suatu penyakit kepada bala tentara Abrahah sehingga gagal

menghancurkan Ka’bah. Abrahah sendiri akhirnya tewas. 

3.  Ismail leluhur suku Arab Musta'ribah 

Ismail adalah anak Ibrahim as. Ibrahim pada awalnya bertempat tinggal di

kota Ur, yang pada waktu itu menjadi kota Babylonia. Kepercayaan orang-orang

Babylonia adalah menyembah patung dan bintang-bintang, bahkan raja Namrud juga

disembah. Ibrahim menyeru kepada penduduk Ur agar menyembah Allah, tetapi

 penduduk Ur tidak mau mengikuti seruan itu. Bahkan Ibrahim dibakar hidup-hidup,

tetapi Tuhan enyelamatkan Ibrahim. Pada akhirnya Ibrahim meninggalkan kota Ur

dan pindah ke Palestina. Pada waktu di Palestina terjadi kelaparan maka Ibrahim dan

Sarah pergi ke Mesir. Di Mesir, Sarah diberi hadiah oleh Firaun, yaitu Sisti Hajar.

Setelah sampai ke Palestina, Siti Hajar diberikan Sarah kepada Ibrahim untuk dinikahi

agar meperoleh keturunan.

Dengan Siti Hajar, nabi Ibrahim memperoleh putra yang diberi nama Ismail.

Page 7: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 7/16

Atas suruhan Sarah, Siti Hajar dan Ismail diantarkan ke Hejaz dan didiamkan di wadi

(lembah sungai kering) Mekkah. Pada waktu itu Ismail masih menyusu dan wadi

 belum didiami manusia. Ibrahim kembali ke Palestina dan meninggalkan siti Hajar

dan Ismail di Mekkah.

Suatu hari datanglah kabilah Jurhum dari Yaman. Mereka dikabarkan terlibat

 persengketaan diantara kabilah, yang menyebabkan diantara mereka harus mencari

tempat perlindungan. Tentu hal tersebut tidak mudah karena Yaman sudah terlebih

dahulu sebagai kota yang makmur dan merupakan salah satu pusat perdagangan di

wilayah Arab. Mereka akhirnya melancong dan tiba di sebuah tempat yang kemudian

dikenal dengan Mekkah.

Pada suatu hari burung-burung mendekati pusat air yang ditemukan oleh Hajar

dan Ismail. Mereka terkejut dengan apa yang dilihatnya sehingga mereka mendatangi

Hajar dan meminta agar hidup bersama Hajar dengan kesepakatan bahwa sumber air

tetap milik Hajar dan putranya. Hajar menyepakati proposal yang diajukan kabilah

Jurhum sampai akhirnya Ismail tumbuh besar. Dalam sejarah disebutkan bahwa

hiduplah Ismail dengan kabilah Jurhum dan dipelajarinya bahasa mereka. Ismail

kemudian juga menikah dengan wanita dari kabilah Jurhum. Ismail diutus Tuhan

menjadi nabi kepada penduduk Hijaz. Kemudian Tuhan memerintahkan kepada

Ibrahim untuk membangun Ka’bah di Mekkah.

Setelah pekerjaan membangun Ka’bah selesai, Ibrahim memberitahukan

kepada penduduk Hejaz bahwa dirinya dan Ismail telah mendirikan Baitullah untuk

 beribadah kepada Tuhan. Ibrahim kemudian berdoa agar Mekkah dijadikan suatu

negeri yang aman dan penduduknya diberi rizki. Ibrahim dalam doanya juga meminta

agar manusia berdatangan ke Mekkah dari segala penjuru dunia untuk melakukan

ibadah serta agar dari keturunan Ibrahim dan Ismail diutus seorang Rasul yang akan

mengajarkan Al-Kitab. Doa Ibrahimtelah dikabulkan Allah dengan mengutus nabi

Muhammd saw dan mensyariatkan haji ke baitullah. Nabi Ismail mempunyai putra

sebanyak dua belas orang yang masing-masing daripadanya mempunyai keturunan.

Dalam perkembangannya, keturunan dari Ismail menjadi pupus, kecuali hanya

keturunan “Adnan”-lah yang tetap lestari sehingga Bani Ismail juga dinamakan Bani

Adnan dari keturunan Ismail ini jugalah lalu dikenal sebagai orang-orang Arab

Musta’ribah (Iswati, 2012:59-68). Kemudian dari bani Adnan lahirlah kabilah

Kinanah dan dari kabilah tersebut lahirlah Suku Quraish suku asal Nabi Muhammad

saw. (Osman, 1970:22).

Page 8: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 8/16

C.  Kegiatan Ekonomi Bangsa Arab Pra Islam

Jazirah Arab merupakan salah satu pintu masuk pedagang Eropa dan Afrika ke

Benua Asia. Oleh karena bangsa Arab memiliki peranan penting bagi kegiatan ekonomi

dalam proses perdagangan kuno pada masa pra Islam. Pada masa itu orang belum merasa

 begitu aman mengarungi lautan guna mengangkut barang dagangan atau mengadakan

 pelayaran. Dari peribahasa arab yang yang dapat kita lihat sekarang menujukan, bahwa

ketakutan orang menghadapi laut sama seperti dalam menghadapi maut. Tetapi,

 bagaimanapun juga untuk mengangkut barang dagangan itu harus ada jalan lain selain

mengarungi bahaya maut itu. Yang paling penting transpor dari perdagangan itu ialah

antara Timur dan Barat: antara Romawi dan sekitarnya, serta India dan sekitarnya. Jazirah

Arab masa itu merupakan daerah lalu lintas perdagangan yang di seberanginya melalui

Mesir, atau melalui Teluk Persia (Haekal, 2014: 5).

Kemajuan bangsa Arab di Hijaz pada masa itu, jika di bandingkan dengan

kemajuan bangsa Arab di Yaman, dapatlah dikatakan sangat jauh karena sukarnya

 perjalanan atau jalan menuju ke Hijaz. Para penggembara pada masa itu tidak seorang

 pun yang menggembara sampai ke sana. Sungguh pun demikian, dengan perlahan-lahan,

sedikit demi sedikit, dapat jua bangsa Arab di Hijaz memperoleh kemajuan. Kemajuan

yang mereka peroleh terutama dalam perdagangan pula, yang asal mulanya dari bangsa

Arab di Yaman dan kaum Yahudi yang pindah ke sana. Sesudah masuknya bangsa-

 bangsa ini, barulah mereka itu maju dalam tata niaga atau berdagang (Chalil, 2001: 32-

33). Selanjutnya bangsa Arab di Hijaz ini melakukan sebuah perubahan dalam

 perkembangan ekonomi yang tidak kalah pesat. Mereka melakukan hubungan dengan

negeri-negeri yang penting dalam perdagangan seperti halnya di timur tengah yaitu Syam,

Persia, Mesir dan Yaman.

Terdapat komoditi utama bagi kehidupan ekonomi masyarakat di wilayah Hijaz,

Jazirah Arab pada masa Pra Islam. Di daerah oase atau wadi (lembah sungai kering)

 biasanya di gunakan sebagai lahan pertanian dan peternakan dan mayoritas bekerja

sebagai petani dan peternak. Sedangkan daerah yang tandus dan gersang biasanya di

gunakan sebagai tempat persinggahan para caravan para pedagang dan melakukan

kegiatan perdagangan.

Sidiqi (2001: 44) mengatakan bahwa Kota Yatsrib (Madinah) merupakan oase

yang luas dan subur. Sedangkan kota Mekah tidak cocok bagi pertanian. Oleh karena itu

Mekah dijadikan sebagai pusat perdagangan. Di Mekah terdapat pusat perdagangan, yaitu

 pasar Ukaz. Dalam sistem ekonominya masyarakat di Jazirah Arab di wilayah Hijaz telah

Page 9: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 9/16

mengenal sistem peminjaman harta dan pembayaran. Akan tetapi mereka kebanyakan

menggunakan sistem riba untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan kebanyakan

yang di untungkan adalah masyarakat yang kaya.

Ekonomi sebelum Islam yang dipenuhi dengan riba. Metode umum yang

digunakan dalam peminjaman dan pembayarannya kembali merupakan suatu pemerasan.

Sang rentenir meminjamkan uangnya kepada orang dengan bunga yang tinggi, dan ketika

uang yang dipinjam tidak dibayar pada waktu yang ditentukan, maka uang tersebut

dilipatgandakan dan kemudian dilipatkan tiga kali pada akhir tahun ketiga. Jika peminjam

gagal membayar pinjaman dan bunganya, pemberi pinjaman kadang-kadang mengambil

hak peminjam atas istri dan anaknya (Sidiqi, 2001: 45-46).

D.  Keadaan Sosial & Budaya Bangsa Arab Pra Islam

Bangsa Arab pada masa pra islam terpecah menjadi beberapa kabilah-kabilah atau

suku-suku baik nomaden maupun yang menetap di kota-kota. Mereka hidup menjadi

 penggembala, bertani kurma di sekitar oase, dan berdagang ke kota-kota.

Bangsa Arab memiliki karakter yang keras, karena mereka hidup di tanah yang

sebagian besar wilayahnya merupakan padang pasir. Arab terletak di antara benua Asia

dan Afrika. Sebelah barat Arab dibatasi oleh laut Merah dan sebelah timur dibatasai oleh

teluk Persia. Arab merupakan daerah yang gersang, nyaris tidak berair dan tidak ada

tempat istirahat dari panas yang menyengat kecuali sedikit tempat hijau yang penuh

dengan pohon kurma dan air yang dijadikan sebagai tempat istirahat bagi suku- suku

 pengembara Arab (Sidiqqi, 2001: 19).

Menurut Razwy (1997: 35) ‘’Sebelum islam, bangsa Arab hanya memainkan

 peran marjinal dalam sejarah Timur Tengah. Mereka selamanya akan tetap menjadi

 bangsa animis dan penggembala apabila Nabi Muhammad SAW tidak memfokuskan,

merangsang dan menggalangkan suku-suku Arab nomadik yang semula itu tercerai berai

menjadi bangsa yang kuat, bersatu dan mempunyai tujuan hidup’’.

Sebelum Islam datang, karena masih belum mempunyai tujuan hidup dan masih

tercerai berai dengan karakter yang begitu keras. Maka dapat di simpulkan bahwa kondisi

sosial bangsa Arab sebelum Islam datang lebih condong sering berperang antar suku-suku

untuk merebutkan wilayah.

Selain mengenai perebutan wilayah, bangsa Arab juga mempunyai hukum primitif

gurun yang mejadikan bangsa Arab menjadi sering berperang. Menurut Hitti (2002: 32)

’’ Jika Sesorang anggota klan membunuh anggota klannya sendiri, tidak ada yang akan

Page 10: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 10/16

melindunginya. Jika melarikan diri ia akan menjadi buronan (tarid). Jika korbannya

berasal dari luar klan itu, maka akan memunculkan tuntutan balas, dan klan itu harus

membayarnya dengan nyawa anggotanya”.

Darah menurut hukum primitif gurun harus di bayar darah; tidak ada hukum yang

harus di terapkan selain pembalasan yang setimpal. Keluarga yang terdekat di pandang

sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

Bangsa Arab sebelum islam memiliki kerusakan moral oleh karena itu nabi

Muhammad di turunkan oleh Allah SWT untuk membimbing bangsa Arab untuk menuju

kebenaran dengan ajaran-ajarannnya.

Terdapat beberapa kerusakan moral pada bangsa Arab sebelum Islam antara lain:

1.  Meminum arak

Merupakan salah satu dari adat kebiasaan bangsa Arab pada masa itu. Di

antara salah satu cara mereka meminum arak atau khamr   yaitu dengan minum

 bersama dalam suatu pertemuan, mereka sambil berjudi dan dihibur oleh perempuan-

 perempuan penyanyi kemudian sambil menari-nari bersama para gundik.

2.  Perjudian

Judi atau bermain judi merupakan salah satu permaianan yang sangat di sukai

oleh bangsa Arab sebelum islam. Salah satu model permaianan judi yang di lakukan

oleh bangsa Arab adalah lotre Unta. Dalam perjudian ini kadang-kadang sampai

 berpuluh-puluh unta yang di sembelih, dan mereka yang mendapat kemenangan

(mendapat bagian) tidaklah mengambil bagiannya. Tetapi di berikan kepada fakir

miskin. Jadi kemenangan itu di gunakan hanya mereka merasa bangga dan merasa

dapat kemuliaan. Judi yang serupa itu yang paling di gemari oleh mereka, dan orang

yang tidak suka ikut berjudi yang serupa itu di pandang seorang yang kikir serta biasa

dinamakan barm. Dengan demikian dia di pandang rendah oleh masyarakat mereka,

sehingga orang yang kawin dengan dia (barm) itu di pandang hina pula (Chalil, 2001:

27-28).

3.  Pelacuran

Pelacuran atau perzinaan di antara lelaki dan perempuan bangsa Arab di

Jazirah Arab pada masa sebelum Islam merupakan hal yang biasa, tidak menjadikan

rendahnya derajat orang yang mengerjakan. Para perempuan pelacur membuka kedai

 pelacuran dan untuk tandanya mereka memasang bendera di muka rumah masing-

masing (Chalil, 2001: 28-29).

Page 11: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 11/16

4.  Pencurian dan Perampokan

Perbuatan mencuri atau merampok dari suku ke suku yang lain, biasa terjadi.

Barang yang dirampok itu bukan saja harta benda, melainkan segala apa yang di

dapat, hingga orang yang mempunyai harta itu pun di jadikan menjadi tawanan.

Orang tawanan/ culikan dari hasil perampokan itu biasanya di jadikan menjadi budak

 belian, dan kalau perempuan di jadikan sebagai gundik atau di jual kepada orang lain.

5.  Kekejaman

Kekejaman yang dilakukan oleh bangsa Arab sangatlah melewati batas peri

kemanusiaan. Mengubur anak perempuan secara hidup- hidup dilakukan karena

mereka takut mendapat malu dan miskin. Selain itu, disebabkan karena muncul dalam

diri mereka rasa hormat yang benar- benar palsu yang memaksa mereka melakukan

 pembunuhan massal terhadap anak perempuannya. Di mana gagasan yang

mendasarinya adalah bahwa golongan perempuan, terutama anak perempuan

merupakan sumber aib.

6.  Pertengkaran dan Perkelahian

Pertengkaran mulut diantara seorang dan orang lain yang akhirnya

menimbulkan perkelahian masal, bagi bangsa Arab pada masa itu sudah menjadi hal

kebiasaan. Pertengkaran dan perkelahian terjadi akibat perselisihan dalam perkara

kecil-kecil dan urusan yang tak berarti. Menurut riwayat ahli tarikh, peperangan

saudara yang terjadi di kalangan bangsa Arab di Jazirah Arab pada masa sebelum

islam ada sejumlah 132 kali. Jumlah tersebut itu belum terhitung peperangan dan

 pertempuran yang kecil-kecil. Peperangan yang sedemikian banyaknya itu terjadi,

terutama dalam masa antara 40-50 tahun sebelum islam (Chalil, 2001: 31).

Karena keboborokan moral tersebut maka dalam konteks sosial masyarakat

Arab pra-Islam disebut juga denga “al-Jahiliyyah”. Yang oleh sebagian kalangan al-

 Jahiliyyah  diartikan sebagai komunitas orang yang bodoh dan tidak berpendidikan

dari segi moral (Iswati, 2012:71).

E.  Kepercayaan & Agama Bangsa Arab Pra Islam

Kepercayaan/agama merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan manusia

sebagai jalan kehidupan kedepannya yang memiliki sifat yang abadi. Begitu pula pada

masyarakat Jazirah Arab di wilayah Hijaz pada masa Pra Islam yang terdiri atas berbagai

macam kepercayaan.

Page 12: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 12/16

Menurut beberapa pendapat, dikatakan bahwa masyarakat Arab yang tinggal di

daerah pedalaman, menganut pula animisme dan dinamisme. Kepercayaan ini didapat

 pada syair-syair kuno yang menceritakan berbagai macam aspek kehidupan sosial,

 budaya, ekonomi, politik, gaya berfikir serta agama dan kepercayaan masyarakatnya.

Masyarakat di Jazirah Arab, percaya pada mitos-mitos yang di warisi oleh nenek

moyang. Mereka percaya pada watsaniyah atau paganisme. Mereka percaya pada dewa

dan dewi, hantu, roh jahat, azimat dan sebagainya. Bagi menyembah dewa-dewi mereka

menyembah patung. Mereka juga percaya pada hantu yang berkeliaran di padang pasir

yang mengganggu perjalanan para musafir. Hantu itu di sebut Ghaul yang identik pada

 jenis laki-laki dan Aimir yang identik pada jenis perempuan. Mereka juga mempercayai

azimat yang berfungsi sebagai penangkal sihir, gangguan jin dan setan. Azimat juga dapat

di percayai dapat menyembuhkan penyakit-penyakit jiwa serta dapat mendatangkan

 penyakit itu juga. selain itu mereka juga percaya kepada roh seperti roh Hammah yang

 berada di dalam ular. Oleh karena itu masyarakat di jazirah Arab tidak membunuh ular

(Nurhakim, 2008: 13).

Sedangkan suku badui yang hidupnya sebagai pengelana sangat mementingkan

 penyembahan terhadap “Dewa Bulan” hal ini dikarenakan Dewa Bulan adalah penguasa

malam, pemikiran ini didasarkan pada negeri yang ditinggali suku badui karena beriklim

 panas dan menganggap kesejukan malam adalah kawannya dan matahari adalah

musuhnya (Hitti, 1962:29).

Kemudian juga ada golongan yang menyembah angin, matahari, bintang dan

angin. Akan tetapi masyarakat di jazirah Arab mayoritas menyembah berhala. Berhala

yang terkenal antara lain Latta, Uzza, dan Manat . Ketiga berhala tersebut diyakini sebagai

anak perempuan Tuhan. Al-Latta (Tuhan Perempuan) berada didekat Thaif. Di Thaif,

orang-orang Mekkah berkumpul untuk melaksanakan haji dan menyembelih binatang

kurban. Ada aturan yang harus dipatuhi oleh para penyembah berhala al-Latta, yaitu

larangan untuk menebang pohon, memburu binatang dan mnumpahkan darah. Mereka

melarang siapapun untuk mengganggu dan meneabang pohon karena diyakini disitulah

Tuhan mereka berada. Sedangkan al-Uzza (Yang Paling Agung) berada di Nakhlah

sebelah timur Mekkah. Al-Uzza menjadi berhala yang paling diagungkan oleh orang-

orang Quraish. Cara pemujaannya dengan menggunakan tiga batang pohon. Adapun

Manat (Pembagian Nasib) adalah dewa yang menentukan dan menguasai nasib.

Lokasinya berbetuk batu hitam di Qudayd, wilayah antara Mekkah dan Madinah. Dewa

ini sangat populer dikalangan orang-orang Arab. Bahkan, menurut K. Hitti, Manat

Page 13: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 13/16

digunakan sebagai salah satu rujukan sebelum nabi Muhammad saw, melakukan hijrah ke

Madinah (Isawati, 2012:74).

Kemudian, Morey (2011: 42) mengatakan’’ at least 360 gods were represented at

the ka'bah and new one could be added if some stranger came into town and wanted to

worship his own god in addition to the ones that were already represented’’ . Diantara

 berhala berhala tersebut bahkan ada pula patung nabi Ibrahim, nabi Isa al-Masih dan

 patung Hubal berbentuk manusia yang mana disampingnya disediakan busur panah yang

digunakan untuk mengundi nasib para peramal, Hubal sendiri yaitu dewa tertinggi kaum

Quraish yang berhalanya terbuat dari batu akik dan batu hitam (Osman, 1970:24, Isawati,

2012:74-75).

Jadi setidaknya ada 360 patung berhala di sekitar Ka'bah yang di jaga oleh  Azlim 

(penjaga panah peramal yang mengetauhi pendapat para dewa)  dan kemudian

ditambahkan jika orang asing datang ke kota Mekah dan ingin menyembah dewanya

sendiri dan di samping itu terdapat pendeta, shaman (dukun) yang mewakilinya untuk

menyembah masing-masing dewanya. Sebenarnya, selain dari kepercayaan animisme dan

dinamisme, Masyarakat jazirah Arab di wilayah Hijaz pada masa pra Islam juga ada yang

menganut agama Yahudi, Nasrani dan Majusi.

Salah satu bentuk corak agama yang ada sebelum Islam datang selain agama yang

terdapat di Jazirah Arab di wilayah Hijaz pada masa pra islam yang di jelaskan di atas

adalah Hanifiyah (Hanifism). 

Hanifiyah yaitu mereka menolak setiap pengasosiasian “tuhan-tuhan palsu’’

(pesudo gods) dengan tuhan yang sebenarnya, karena perbutan semacam ini adalah

 perbuatan yang syirik (mempersekutukan tuhan). Lebih jauh lagi mereka menolak untuk

 berpartisipasi dalam ritual pagan, dan berusaha untuk mempertahankan kesucian teologi

etik mereka. Orang-orang Hanifiyah mengetahui dan memahami dalam hal agama. Berkat

kecenderungan untuk menemukan kebenaran yang sejati itu, orang-orang hanif pada

gilirannya menjadi orang-orang yang berpegang teguh pada monotheisme yang ketat

(strict monotheism). Para penganut Hanifiyah ini menjadikan Gua Hira (yang terkenal

sebagai tempat nabi Muhammad bersemedi) sebagai tempat mereka melakukan semedi

untuk mendekatkan dirii kepada Yang Maha Kuasa (Isawati, 2012:70). Ada tiga tokoh

 penganut Hanifiyah yang terkenal yaitu Umaiyah bin Abi Shalt , Waraqah bin Naufal dan

Qus bin Sa’idah (Osman, 1970:24). Di dalam Al-Qur’an, terdapat seorang tokoh manusia

hanif yang identifikasikan dengan nabi Ibrahim yang dalam pencarian kebenaran pada

akhirnya menemukan tuhan yang sejati. Ibrahim tentu saja di kenal sebagai panutan tiga

Page 14: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 14/16

agama wahyu: Yahudi, Nasrani dan Islam. Ketiga agama ini di kalangan ahli

 perbandingan agama di sebut sebaga agama Abrahamik (Abrahamic Religion) (Al-Faruqi,

1986: 61).

Page 15: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 15/16

Daftar Pustaka

1. 

Misbach, Kholil. 2010. Sejarah Singkat Bangsa Arab Pra Islam. Paper Online.

Diakses dari http://hikmahkholil.blogspot.co.id/ 10 Oktober 2015. 19:12 WIB.

2.  Hitti, Philip K. 2010. History of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

3.  Hitti. Philip K. 2002. History of The Arabs. Jakarta: IKAPI.

4. 

Hitti. Philip K. 1962. Dunia Arab. Bandung: Sumur Bandung.

5.  Hassan, Ibrahim Hassan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta:

Kota Kembang.

6.  Isawati. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat) Jilid I . Yogyakarta:

Ombak.

7. 

Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta : Logos.

8.  Haekal. M. Husain. 2014.  Biografi Rasulullah Muhammad Saw. | Sirah

 Nabawiyah: Teladan Sukses dalam Hidup, Akhlak, dan Bisnis. Jakarta:

Pustaka Cordova.

9.  Chalil, Moenawar. 2001. Kelengkapan Tarikh Muhammad SAW Jilid 1.

Jakarta: Gema Insani Press.

10. Sidiqi, Abdul Hamid. 2001. Sirah Nabi Muhammad saw. Bandung: Penerbit

Marja.

11.  Nurhakim, Muhammad, 2008.  Jatuhnya Sebuah Tamadun: Menyingkap

Sejarah Kegemilangan dan Kehancuran Empayar Khalifah Islam. Batu

Caves: PTS Islamika.

Page 16: Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

7/21/2019 Outline Sejarah Peradaban Arab Pra Islam

http://slidepdf.com/reader/full/outline-sejarah-peradaban-arab-pra-islam 16/16

12. Robert, A. Morrey. 2011. The Islamic Invasions. Maitlad: Xulon Press. 

13. Al Faruqi, Ismail. 1986. Cultural Atlas of Islam. Dalam Taher, Elza Peldi

(Eds).  Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai Menyambut 70

Tahun Djohan Efendi. Jakrata: Penerbit Kompas.

14. Osman, A. Latif. Ringkasan Sejarah Islam Djilid I . Jakarta: Penerbit Widjaya.