osseous choristoma periodonsium-etika

8
Osseous choristoma periodonsium Abstrak Osseus choristoma adalah lesi jinak dan jarang kavitas rongga mulut yang terjadi biasanya pada lidah. Lesi ini tampak sebagai masa tumor struktur tulang normal dengan sel mature pada posisi ektopik. Beberapa lesi menggambarkan malformasi perkembangan, sedangkan yang lain merupakan lesi reaktif, setelah iritasi kronis atau trauma. Ini merupakan kasus osseous choristoma periodonsium pada aspek lingual mandibula posterior yang pertama kali dilaporkan. PENDAHULUAN Lesi osseous/tulang dan kartilago jaringan lunak intraoral adalah tidak umum. Kroll dkk melaporkan 24 kasus lesi tulang jaringan lunak intraoral. Mereka lebih menyukai istilah, choristoma, untuk lesi tersebut, karena mereka menggambarkan tumor seperti pertumbuhan jaringan yang normal secara histology pada lokasi abnormal. Berdasarkan beberapa peneliti, choristoma berarti pertumbuhan seperti tumor yang berkembang dari kelompok sel primordial yang terletak pada tempat yang jauh dari jaringan atau organ asal. Istilah osteoma didefinisikan

Upload: andykayayansetiawan

Post on 09-Aug-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

perio

TRANSCRIPT

Page 1: Osseous Choristoma Periodonsium-etika

Osseous choristoma periodonsium

Abstrak

Osseus choristoma adalah lesi jinak dan jarang kavitas rongga mulut yang terjadi

biasanya pada lidah. Lesi ini tampak sebagai masa tumor struktur tulang normal

dengan sel mature pada posisi ektopik. Beberapa lesi menggambarkan malformasi

perkembangan, sedangkan yang lain merupakan lesi reaktif, setelah iritasi kronis atau

trauma. Ini merupakan kasus osseous choristoma periodonsium pada aspek lingual

mandibula posterior yang pertama kali dilaporkan.

PENDAHULUAN

Lesi osseous/tulang dan kartilago jaringan lunak intraoral adalah tidak umum. Kroll

dkk melaporkan 24 kasus lesi tulang jaringan lunak intraoral. Mereka lebih menyukai

istilah, choristoma, untuk lesi tersebut, karena mereka menggambarkan tumor seperti

pertumbuhan jaringan yang normal secara histology pada lokasi abnormal.

Berdasarkan beberapa peneliti, choristoma berarti pertumbuhan seperti tumor yang

berkembang dari kelompok sel primordial yang terletak pada tempat yang jauh dari

jaringan atau organ asal. Istilah osteoma didefinisikan sebagai neoplasma tulang yang

jinak, semakin membesar yang berasal dari jaringan osteogenik, dan sangat

berhubungan dengan bagian struktur skeletal. Tapi, sebagian besar peneliti

menyatakan bahwa sifat biologis lesi tidak sesuai dengan kriteria neoplasma, dan

tidak terdapat hubungan erat dengan tulang rangka. Osseous choristoma (OC)

merupakan tumor yang jarang, terdiri dari tulang lamellar normal dan terjadi pada

tempat dimana tulang pada umumnya tidak ditemukan. Choristoma terjadi sebagian

besar sering pada lidah dan kurang umum ditemukan pada tempat lain seperti mukosa

bukal dan mukosa alveolar. Kejadian lesi tersebut pada periodonsium adalah sangat

jarang. Kita melaporkan kasus osseous choristoma dimana terjadi pada aspek lingual

regio premolar kedua dan molar pertama kiri.

Page 2: Osseous Choristoma Periodonsium-etika

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki usia 46 tahun melapor ke Postgraduate Clinis, Departemen

Periodonsia, Jaipur Dental College and Hospital, Rajasthan, India, untuk evaluasi

pertumbuhan abnormal pada rahang bawah (Gambar 1). Sebaliknya dia dalam

kesehatan yang baik, dan riwayat medis dan keluarganya tidak mendukung. Pasien

melaporkan bahwa terdapat pertumbuhan pada lingual yang berhubungan dengan gigi

premolar kedua dan molar pertama selama 4 tahun. Pada awalnya tumbuh kecil, tapi

meningkat ukurannya dalam empat bulan terakhir. Lesi asimtomatik, tapi, lesi mulai

mengganggu pengunyahan.

Pemeriksaan visual menunjukkan sedikit peningkatan masa pada aspek lingual

premolar kedua kiri dan molar pertama rahang bawah. Dan juga, pasien memiliki

torus mandibula bilateral dalam hubungannya dengan premolar kedua. Mukosa

dibawahnya tampak normal dan margin berbatas jelas. Palpasi menunjukkan masa

keras, tidak sakit, berbatas jelas, tidak bergerak, dan padat, diamater sekitar 10 mm.

Kehilangan perlekatan klinis 12 mm tercatat antara gigi premolar kedua dan molar

pertama kiri. Radiograf oklusal mandibula dan panoramik menujukkan masa berbatas

jelas, bulat radiopak pada aspek lingual sisi kiri rahang bawah.

Diagnosa banding mencakup peripheral ossifying fibroma dan fibrous hyperplasia.

Pengambilan masa dilakukan dengan diseksi tajam dan tumpul dibawah anastesi

lokal. Masa eksisi sekitar 10 mm diameternya. Spesimen difiksasi pada 10% formalin

dan dikirim untuk pemeriksaan histopatologi. Pasien diberikan resep amoksisilin oral

500 mg (tiga kali sehari) selama tujuh hari. Tidak terdapat komplikasi postoperatif

dan pemeriksaan klinis dan radiografis, tiga bulan post operasi, menunjukkan area

penyembuhan normal dan tidak ada kekambuhan masa.

Spesimen patologi terdiri dari 1x0,8x0,8 cm, masa putih coklat dengan permukaan

halus (Gambar 2). Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan masa berbatas jelas terdiri

dari tulang lamellar dengan kanal Haversian dikelilingi oleh jaringan ikat fibrous

padat. Epitel dibawahnya adalah epitel squamous berlapis ortho-keratin (Gambar 3

dan 4). Satu tahun follow-up menujukkan tidak adanya kekambuhan (Gambar 5).

Page 3: Osseous Choristoma Periodonsium-etika

PEMBAHASAN

Choristoma (jaringan heterotopik) didefinisikan sebagai proliferasi jaringan normal

secara histology atau tipe nodul jaringa lunak yang tidak normal ditemukan pada

tempat anatomis proliferasi. Beberapa tipe jaringan yang berbeda dapat terjadi pada

mulut sebagai choristoma. Hal tersebut mencakup tulang, kartilago, mukosa lambung,

jaringan glial, dan masa seperti tumor kelenjar keringat. Tapi, chirostoma yang paling

sering ditemukan di kavitas rongga mulut adalah pada tulang. Lesi tersebut juga

disebut sebagai osteoma jaringan lunak, tapi osseous choristoma merupakan istilah

yang lebih akurat, karena lesi bukan merupakan neoplasma nyata.

Rentang usia untuk kasus intraoral choristoma yang dilaporkan adalah antara 8 dan

37 tahun; tapi, mayoritas didianosa pada wanita antara usia 20 dan 40 tahun. Sebagian

besar intraoral choristoma berkembang pada area foramen caecum, tapi lesi

dilaporkan pada permukaan anterior dan ventrolateral lidah; pada mukosa bukal dan

alveolus lingual mandibula. Secara klinis, ini berkembang sebagai nodular keras atau

lesi bertangkai antara 0,5 dan 2,0 cm ukurannya. Sebagian besar pasien tidak

menyadari lesi tersebut, tapi gejala rasa sakit, disfagia, sumbatan, tersedak, dan

nausea/mual telah dilaporkan.

Karena intraoral choristoma adalah jarang, sebagian besar lesi tersebut salah

didiagnosa sebagai tumor jaringan lunak lain. Diagnosa banding untuk intraoral

choristoma tergantung pada lokasi lesi. Bila lesi terletak dekat foramen caecum,

nodula tiroid lingual harus dipertimbangkan. Tonsil lingual hiperplastik dan

neoplasma kelenjar saliva harus juga disertakan dalam diagnosa banding. Bila lesi

terletak pada aspek anterior dan lateral lidah, fibroma, tumor sel granular, dan neural

tumor harus dipertimbangkan. Lesi pada permukaan ventral lidah dapat menyerupai

neoplasma kelenjar saliva, fenomena retensi mucus, lipoma, tumor neural. OC lidah

sebagian besar asimtomatik, walaupun beberapa pasien dapat menunjukkan gejala

rasa sakit, disfagia, sensasi benda asing, iritasi tenggorokan, mendengkur, nausea, dan

gangguan pada saat menggerakkan lidah.

Page 4: Osseous Choristoma Periodonsium-etika

Bila lesi terletak pada alveolar ridge, peripheral giant cell granuloma atau fibrous

hyperplasia harus disertakan. Pada diagnosa banding, bila lesi bertangkai dan

memiliki permukaan verrukal, secara klinis dapat menyerupai papilloma.

Walaupun terdapat berbagai teori mengenai etiologi OC, asalnya yang benar masih

tidak diketahui dan baik berasal dari perkembangan atau trauma telah dilaporkan.

Osifikasi sisa lengkung brankial, osifikasi kalsifikasi jaringan limfatik, dan sisa

kelenjar tiroid semua menujukkan kemungkinan etiologi. Pada laporan kasus disini,

trauma dianggap sebagai faktor etiologi yang memungkinkan.

Secara histology, intraoral choristoma terdiri dari masa berbatas jelas tulang lamellar

hidup dengan sistem kanal Haversian yang berkembang baik, masa kartilago aktif

yang berkembang baik, atau gabungan tulang dan kartilago yang dikelilingi oleh

jaringan ikat fibrous padat. Adakalanya, hematopoeietik atua sumsum lemak

dilaporkan pada lesi tulang. Aktivitas osteoblastik atau osteoklastik jarang terdapat.

Masa intraoral unilateral dapat diakibatkan oleh jumlah kondisi patologis berbagai

sumbernya. Pada diagnosa banding kasus ini, peripheral ossifying fibroma, osifikasi

heterotopik, dan torus dipertimbangkan.

Peripheral ossifying fibroma (POF) dapat muncul dari sel mesenkim ligament

periodontal dimana dapat menghasilkan hiperplasi. Sel pluripoten perubahan ligament

periodontal atau perubahan metalplastik pada osteoblas, sementoblas, dan fibroblast,

POF pasti berhubungan dengan jaringan gingiva dan diagnosa tidak dapat digunakan

untuk lesi pada tempat jaringan rongga mulut lain. Sheperd melaporkan hal ini

sebagai alveolar exostosis pada tahun 1844. Ini tidak sakit, mudah berdarah, masa

berlobul pada gingiva, atau mukosa alveolar dengan lapisan besar ulserasi. Lesi awal

tidak teratur dan merah, tapi lesi lama memiliki permukaan merah muda salmon halus

dan tidak dapat dibedakan dari fibroma iritasi. POF berukuran 1-2 cm dan dapat

membesar hingga 4 cm. pertumbuhan awal cepat, dan kadang-kadang, banyak lesi

dapat terjadi. Secara mikroskopis, proliferasi submukosa primitive, sel mesenkimal

oval merupakan tanda POF. Pulau-pulau dan trabekula berombak tulang lamella

dengan lingkaran osteoblastik dikelilingi oleh sel inflamasi kronis dapat terlihat. POF

Page 5: Osseous Choristoma Periodonsium-etika

secara eksklusif ditemukan pada permukaan tulang alveolar. Tidak ada kartilago atau

sumsum tulang yang dihasilkan oleh POF. Sedangkan OC menunjukkan proliferasi

mukosa tulang matur normal atau kartilago didalam stroma fibrovaskular dengan

pseudoenkapsulasi. Tulang lamellar dengan sumsum lemak dapat terjadi.

Osifikasi heterotopik menujukkan fibroblast dan tulang reaktif dengan lingkaran

osteoblastik dan biasanya terdapat pada otot. Kemungkinan banyak torus juga

terdapat. Tapi torus muncul dari tulang dimana tidak terlihat pada kasus kita.

Intraoral choristoma dirawat dengan cara eksisi bedah. Pada sebagian besar kasus

dengan follow-up, kekambuhan tidak dilaporkan. Dan hal yang sama, pada kasus

yang dibahas ini, tidak terdapat kekambuhan setelah satu tahun follow-up (Gambar

5).

Lesi yang dilaporkan disini adalah tipe osseous choristoma yang jarang dan

merupakan kasus OC yang pertama kali dilaporkan yang berasal dari periodonsium.

Jumlah kasus yang dilaporkan tidak cukup, untuk menjelaskan secara lengkap OC.

Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai OC, laporan kasus baru

harus mencakup temuan klinis, radiografis, dan histology dan laporan follow-up.