oris pbl blok 15 - psoriasis

Upload: maria-alvina-cahya-sumarta

Post on 02-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    1/15

    1

    Psoriasis Vulgaris pada Siku

    Orisma Agnes Pongtuluran

    102011360

    D-6

    Universitas Kristen Krida WacanaJalan terusan arjuna No.6 Jakarta Barat

    [email protected]

    Pendahuluan

    Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

    ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,

    berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin,Auspitz, danKobner.

    Dewasa ini kasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak

    berbahaya tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, mengingat bahwa perjalanannya

    menahun dan residif. Insidens pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat

    pada semua usia tetapi umumnya pada orang dewasa.

    Penyebab psoriasis masih belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor resiko

    timbulnya psoriasis seperti faktor genetik dan faktor imunologi. Berbagai faktor pencetus

    pada psoriasis diantaranya stress psikis, infeksi fokal, trauma (fenomenaKobner), endokrin,gangguan metabolik, obat, alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan faktor pencetus

    yang utama1

    Pembahasan

    Anamnesis

    Pada prinsipnya tidak ada yang sulit dalam hal diagnosis dermatologis. Proses untukmenidentifikasi penyakit kulit terdiri dari anamnesis, pemeriksaan pasien, dan melakukan

    pemeriksaan penunjang apabila dibutuhkan. Pada prakteknya, banyak dermatolog akan

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada pasien sesudah melihat sekilas untuk mengetahui

    masalahnya, dan juga selama pemeriksaan formal. Akan tetapi, harus tetap

    mempertimbangkan masing-masing tahap dalam proses itu secara terpisah.

    Anamnesis dermatologis terutama mengandung pertanyaan-pertanyaan: onset dan

    durasi, fluktuasi, perjalanan gejala-gejala, dan riwayat penyakit terdahulu. Akan tetapi,

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    2/15

    2

    terdapat beberapa perbedaan, terutama adanya penekanan pada aspek-aspek tertentu, seperti

    tersebut di bawah ini:

    Riwayat penyakit terdahulu. Hendaknya meliputi masalah-masalah umum, misalnya:

    diabetes dan TB, gangguan kulit yang pernah diderita, alergi-alergi yang penting.

    Riwayat keluarga. Beberapa kelainan bersifat menular; kelainan-kelainan yang lain

    mempunyai latar genetik yang kuat.

    Pekerjaan dan hobi. Kulit seringkali dipengaruhi oleh zat-zat yang banyak terdapat di

    lingkungan kerja dan di dalam rumah.

    Terapi. Bukan hanya pengobatan yang sistemik tetapi juga yang topikal, banyak pasien

    menggunakan bermacam-macam krim dan salep; topikal mungkin juga berupa obat (pasien

    hampir selalu melupakan nama-nama obat yang pernah digunakannya). Pengobatan topikal

    mungkin juga dilakukan sendiri (tanpa resep dokter) sebagai bagian dari upaya kosmetik.2

    Pemeriksaan Fisik

    Setelah melakukan anamnesis, tindakan berikutnya adalah melakukan inspeksi.

    Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak

    dilakukan dalam ruangan yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita

    bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Misalnya penderita yang

    menderita dermatitis pada tangannya perlu ditanyakan ada tidaknya kelainan di tempat lain.

    Dalam hal ini juga perlu dilakukan inspeksi seluruh kulit tubuh penderita. Demikianpun perlu

    dilakukan pemeriksaan rambut, kuku, dan selaput lendir, terutama pada panyakit tertentu,

    misalnya liken planus, atau psoriasis.

    Pada inspeksi diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk,ukuran, penyebaran, batas dan

    efloresensi yang khusus. Bila terdapat kemerahan pada kulit ada tiga kemungkinan: eritema,

    purpura, dan telangiektasis. Cara membedakannya yakni ditekan dengan jari dan digeser.

    Cara lain ialah yang disebut diaskopi yang berarti menekan dengan benda transparan

    (diaskop) pada tempat kemerahan tersebut. Diaskopi disebut positif, jika warna merah

    menghilang (eritema), disebut negatif bila warna merah tidak menghilang (purpura atau

    telangiektasis).

    Setelah inspeksi selesai, dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan ini diperhatikan adanya

    tanda-tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa (rubor dan tumor dapat

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    3/15

    3

    pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun

    generalisata.

    Setelah pemeriksaan dermatologik (inspeksi dan palpasi) dan pemeriksaan umum

    (intern) selesai dapat dibuat diagnosis sementara dan dignosis banding.

    Bila diperlukan dapat dikonsultasikan ke bagian lain, misalnya untuk pemeriksaan

    umum internis dan juga dapat dilakukan pemeriksaan pembantu, misalnya pemeriksaan

    bakteriologik, mikologik, histopatologik, darah, urin, dan imunologik, (antara lain serologik,

    tes tempel, imunofluoresensi).

    Setelah pemeriksaan selesai dapat diharapkan sampai pada diagnosis pasti.1

    Pemeriksaan Penunjang

    Biopsi kulit, apabila diperlukan, menunjukkan hiperplasia epidermis yang iregular,

    penipisan lapisan suprapapiler, penebalan rate ridges, infiltrasi leukosit, dan pustulosa

    epidermis.3

    WD : Psoriasis vulgaris

    Diagnosis dibuat berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan fisik. Riwayat keluargamungkin menjadi petunjuk.4

    Diagnosis Banding

    Jika gambaran klinisnya khas, tidaklah sukar membuat diagnosis. Kalau tidak khas,

    maka harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain yang tergolong dermatosis

    eritroskuamosa.

    Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat tanda-

    tanda yang khas, yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetesan lilin,

    dan fenomena Auspitz.

    Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis psoriasiformis.

    Penyakit tersebut sekarang jarang terdapat, perbedaanya pada sifilis terdapat sanggama

    tersangka (coitus suspectus), pembesaran kelenjar getah bening menyeluruh, dan tes

    serologik untuk sifilis (T.S.S) positif.

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    4/15

    4

    Dermatitis seboroik berbeda dengan psoriasis karena skuamanya berminyak dan

    kekuning-kuningan dan bertempat predileksi pada tempat yang seboroik. Jika psoriasis

    mengenaiscalpsukar dibedakan dengan D.S. Perbedaannya ialah skuamanya lebih tebal dan

    putih seperti mika. Psoriasis inversa yang mengenai daerah fleksor juga dapat menyerupai

    D.S.

    Pitiriasis Rosea berbeda dengan psoriasis karena dimulai dengan sebuah lesi inisial

    berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di

    badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya

    menyembuh dalam waktu 3-8 minggu.1

    Dermatosis Eritroskuamosa

    Dermatosis eritroskuamosa ialah penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya

    eritema dan skuama, yaitu: psoriasis, parapsoriasis, pitiriasis rosea, eritroderma, dermatitis

    seboroik, lupus eritematosus, dan dermatofitosis.

    PSORIASIS

    Definisi

    Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

    ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar

    berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetes lilin, Auspitz, dan Kobner.1

    Epidemiologi

    Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan

    kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih-lebih mengingat bahwa

    perjalanannya menahun dan residif.

    Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di

    Eropa dilaporkan sebanyak 3 7%, di Amerika Serikat 1 2%, sedangkan di Jepang 0,6%.

    Pada bangsa berkulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa

    Indian di Amerika.

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    5/15

    5

    Insidens pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua

    usia, tetapi umumnya pada orang dewasa.1

    Etiopatogenesis

    Faktor genetik berperan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat

    psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya menderita psoriasis risikonya

    mencapai 34 39%. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe: psoriasis tipe I dengan

    awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial. Hal

    lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA.

    Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6. Psoriasis tipe II

    berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan

    HLA-B27.

    Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan

    pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau

    keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis

    matang umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas

    limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru

    umumnya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar

    17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel Langerhans juga berperan pada

    imunopatogenesis psoriais. Terjadinya proliferasi epidermis diawali dengan adanya

    pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans. Pada psoriasis

    pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit

    normal lamanya 27 hari. Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan

    penyakit autoimun. Lebih 90% kasus dapat mengalami remisi setelah diobati dengan

    imunosupresif.

    Berbagai faktor pencetuspada psoriasis, diantaranya stres psikik, infeksi fokal, trauma

    (fenomena Kobner), endokrin, gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan merokok. Stres

    psikik merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan

    salah satu bentuk psoriasis ialah psoriasis gutata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis

    vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus-kasus psoriasis gutata yang sembuh setelah

    diadakan tonsilektomia. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin

    rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    6/15

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    7/15

    7

    bintik yang disebabkan oleh papilomatosis. Cara mengerjakannya demikian: skuama yang

    berlapis-lapis itu dikerok, misalnya dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis,

    maka pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak

    perdarahan yang berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata. Trauma pada kulit

    penderita psoriasis, misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan

    kelainan psoriasis dan disebut fenomen Kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu.

    Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni sebanyak kira-kira 50%, yang

    agak khas ialah yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

    Kelainan yang tak khas ialah kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat karena

    terdapat lapisan tanduk di bawahnya (hiperkeratosis subungual), dan onikolisis.

    Di samping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula

    menyebabkan kelainan pada sendi (artritis psoriatik), terdapat pada 10-15% pasien

    psoriasis. Umumnya pada sendi distal interfalang. Umumnya bersifat poliartikular, tempat

    predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi

    membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks. Kelainan pada mukosa

    jarang ditemukan dan tidak penting untuk diagnosis.

    Bentuk klinis

    Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis.1

    1. Psoriasis vulgaris

    Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan pula

    tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.

    Hampir 80% dari penderita psoriasis adalah tipe psoriasis plak. Tipe plak ini

    bersifat meradang pada kulit menimbulkan bercak merah yang dilapisi dengan kulit

    yang tumbuh berwarna keperakan yang umum nya akan terlihat pada sekitar alis,lutut,

    kepala (seperti ketombe), siku juga bagian belakang tubuh sekitar panggul serta akan

    meluas kebagian-bagian kulit lainnya.

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    8/15

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    9/15

    9

    Ada 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit

    tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk psoriasis

    pustulosa, bentuk lokalisata, dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis

    pustulosa palmo-plantar (Barber). Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis

    pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).

    a.

    Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)

    Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak

    kaki atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril

    dan dalam, di atas kulit yang eritematosa, disertai rasa gatal.

    b. Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)

    Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena

    penghentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan derivatnya

    (ampisilin dan amoksisilin) serta antibiotik betalaktam yang lain, hidroklorokuin,

    kalium jodida, morfin, sulfapiridin, sulfonamida, kodein, fenilbutason, dan

    salisilat. Faktor lain selain obat, ialah hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stres

    emosional, serta infeksi bakterial dan virus.

    Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita

    psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita

    psoriasis.

    Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum

    berupa demam, malese, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin

    eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa

    pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada

    plak-plak tersebut. Dalam sehari pustul-pustul berkonfluensi membentuk lake of

    pus berukuran beberapa cm.

    Kelainan-kelainan semacam itu akan terus-menerus dan dapat menjadi

    eritroderma.

    Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis (leukosit dapat mencapai

    20.000/l), kultur pus dari pustul steril.

    7.

    Eritroderma psoriatik

    Eritroderma psoriatik dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat

    atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis

    tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Ada kalanya

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    10/15

    10

    lesi psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih

    meninggi.

    Komplikasi

    Infeksi kulit yang parah dapat terjadi. Artritis deformans yang mirip dengan artritis

    rematoid, disebut artritis psoriatika, timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis. Bila berat,

    psoriasis dapat menjadi penyakit yang melemahkan. Berdampak pada penurunan harga diri

    pasien yang menimbulkan stres psikologis, ansietas, depresi, dan marah.4

    Pengobatan

    Pada pengobatan psoriasis gutata yang biasanya disebabkan oleh infeksi di tempat lain,

    setelah infeksi tersebut diobati umumnya psoriasisnya akan sembuh sendiri.1

    Pengobatan sistemik

    1. Kortikosteroid

    Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis, dosisnya kira-kira ekuivalun dengan

    prednison 30 mg per hari. Setelah membaik, dosis diturunkan perlahan-lahan,

    kemudian diberi dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara mendadak akan

    menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata.

    2. Obat sitostatik

    Obat sitostatik yang biasanya digunakan ialah metotreksat. Indikasinya ialah

    untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis artritis dengan lesi kulit, dan

    eritroderma karena psoriasis, yang sukar terkontrol dengan obat standar.

    Kontraindikasinya ialah kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoetik, kehamilan,

    penyakit infeksi aktif (misalnya tuberkulosis), ulkus peptikum, kolitis ulserosa, dan

    psikosis.

    Dosisnya 3 x 2,5 mg, dengan interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total

    7,5 mg. Jika tidak tampak perbaikan dosis dinaikkan 2,5 mg 5 mg per minggu.

    Biasanya dengan dosis 3 x 5 mg per minggu telah tampak perbaikan. Cara lain ialah

    diberikan i.m. 7,5 mg 25 mg dosis tunggal setiap minggu. Cara tersebut lebih

    banyak menimbulkan efek samping daripada cara pertama. Jika penyakitnya telah

    terkontrol dosis diturunkan atau masa interval diperpanjang kemudian dihentikan dan

    kembali ke terapi topikal.

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    11/15

    11

    Setiap 2 minggu diperiksa: Hb, jumlah leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit,

    dan urin lengkap. Setiap bulan diperiksa: fungsi ginjal dan hati. Bila jumlah

    leukosit kurang daripada 3.500, metotreksat agar dihentikan. Jika fungsi hepar

    normal, biopsi hepar dilakukan setiap dosis total mencapai 1,5 g. Kalau fungsi hepar

    abnormal, biopsi tersebut dikerjakan setiap dosis total mencapai 1 g.

    Efek sampingnya di antaranya ialah nyeri kepala, alopesia, juga terhadap saluran

    cerna, sumsum tulang belakang, hepar, dan lien. Pada saluran cerna berupa nausea,

    nyeri lambung stomatitis ulserosa, dan diare. Jika hebat dapat terjadi enteritis

    hemoragik dan perforasi intestinal. Depresi sumsum tulang berakibat timbulnya

    leukopenia, trombositpenia, kadang-kadang anemia. Pada hepar dapat terjadi fibrosis

    dan sirosis.

    3.

    DDS

    DDS (diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe

    Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya ialah: anemia hemolitik,

    methemoglobinemia, dan agranulositosis.

    4. Etretinat dan asitretin

    Etretinat merupakan retinoid aromatik, digunakan bagi psoriasis yang sukar

    disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. Dapat pula

    digunakan untuk eritroderma psoriatika. Cara kerjanya belum diketahui pasti. Pada

    psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan

    kulit normal.

    Dosisnya bervariasi; pada bulan pertama diberikan 1 mg/kgBB, jika belum terjadi

    perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1 mg/kgBB.

    Efek sampingnya sangat banyak diantaranya pada kulit (menipis); selaput lendir

    pada mulut, mata, dan hidung kering: peninggian lipid darah; gangguan fungsi hepar;

    hiperostosis; dan teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun

    setelah obat dihentikan. Menurut pengalaman, tidak seluruh penderita dapat

    disebuhkan dengan obat ini.

    Asitretin merupakan metabolit aktif etretinat yang utama. Efek samping dan

    manfaatnya serupa dengan etretinat. Kelebihannya, waktu paruh eliminasinya hanya 2

    hari, dibandingkan dengan etretinat yang lebih dari 100 hari.

    5. Siklosporin

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    12/15

    12

    Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kgBB sehari. Bersifat nefrotoksik

    dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat

    dihentikan dapat terjadi kekambuhan.

    6. Terapi biologik

    Obat biologik merupakan obat yang baru, efeknya memblok langkah molekular

    spesifik penting pada patogenesis psoriasis ialah infiksimal, alefasep, etanersep,

    efalizumab, adalimumab dan ustekimumab. Ternyata hasil pengobatan dengan obat

    yang terakhir ini lebih baik daripada dengan etanersef. Efalizumab sekarang oleh

    FDA ditarik dari peredaran karena dapat menimbulkan risiko timbulnya

    leukoensefalopatik multipel yang dapat menyebabkan infeksi otak dan menyebabkan

    kematian.

    Pengobatan topikal

    1. Preparat ter

    Obat topikal yang biasa digunakan ialah preparat ter, efeknya ialah antiradang.

    Menurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni yang berasal dari:

    - Fosil, misalnya iktiol

    - Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski

    -

    Batubara, misalnya: liantral dan likuor karbonis detergens.

    Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis, yang

    cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan kayu.

    Pada psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal dari

    batubara, karena ter tersebut lebih efektif daripada ter yang berasal dari kayu dan pada

    psoriasis yang menahun kemungkinan timbulnya iritasi kecil. Sebaliknya pada

    psoriasis akut dipilih ter dari kayu, karena jika dipakai ter dari batubara dikuatirkan

    akan terjadi iritasi dan menjadi eritroderma.

    2.

    Kortikosteroid

    Kortikosteroid topikal memberi hasil yang baik. Potensi dan vehikulum

    bergantung pada lokasinya.

    Pada skalp, muka dan daerah lipatan digunakan krim, di tempat lain digunakan

    salap. Pada daerah muka, lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang. Pada

    batang tubuh dan ekstremitas digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    13/15

    13

    bergantung pada lama penyakit. Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan

    frekuensinya dikurangi.

    3.

    Ditranol (antralin)

    Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya ialah mewarnai kulit dan pakaian.

    Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2-0,8% dalam pasta, salap atau krim. Lama

    pemakaian hanya - jam sehari sekali untuk mencegah iritasi. Penyembuhan

    dalam 3 minggu.

    4. Pengobatan dengan penyinaran

    Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis,

    sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik ialah

    penyinaran secara alamiah, tetapi sayang tidak dapat diukur dan jika berlebihan malah

    akan memperparah psoriasis. Karena itu digunakan sinar ultraviolet artifisial,

    diantaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat digunakan secara

    tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan

    disebut PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai

    pengobatan cara Goeckerman.

    5. Calcipotriol

    Calcipotriol (MC 903) ialah sintetik vit. D, berupa salap atau krim 50 mg/g,

    efeknya antiproliferas. Perbaikan setelah satu minggu. Efektivititas salap ini sedikit

    lebih baik daripada salap betametason 17-valerat.

    Efek sampingnya pada 4-20% penderita berupa iritasi yakni rasa terbakar dan

    tersengat, dapat pula terlihat eritema dan skuamasi. Rasa tersebut akan menghilang

    setelah beberapa hari sesudah obat dihentikan.

    6.

    Tazaroten

    Obat ini merupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya menghambat

    proliferasi dan normalisasi petanda diferensiasi keratinosit dan menghambat petanda

    proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit.

    Tazaroten tersedia dalam bentuk gel dan krim dengan konsentrasi 0,05% dan

    0,1%. Bila dikombinasikan dengan steroid topikal pontesi sedang dan kuat akan

    mempercepat penyembuhan dan mengurangi iritasi.

    Efek sampingnya ialah iritasi berupa gatal, rasa terbakar, dan eritema pada 30%

    kasus, juga bersifat fotosensitif.

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    14/15

    14

    Prognosis

    Tergantung dari berat ringannya penyakit, lokasi, usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.

    Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan residif.1,3

    Kesimpulan

    Laki-laki berusia 40 tahun dengan keluhan bercak merah bersisik pada siku sejak 6

    minggu yang lalu disebabkan menderita dermatosis eritroskuamosa yaitu psoriasis.

    Daftar Pustaka

    1. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Dalam:

    Djuanda A, ketua editor. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010.h.189-95.

    2. Brown RG, Burns T. Lecture notes dermatologi. Dalam: Safitri A, editor. Edisi ke-8.

    Jakarta: Erlangga; 2005.h.11-2.

    3.

    Davey P. At a glance medicine. Dalam: Safitri A. Jakarta: Erlangga; 2005.h.201.

    4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Dalam: Subekti NB, alih bahasa. Edisi 3. Jakarta:

    EGC; 2009.h.112-3.

    5.

    Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 6.

    Jakarta:EGC;2005.h.1439-41.

  • 8/11/2019 Oris Pbl Blok 15 - Psoriasis

    15/15

    15