organisasi dan manajemen...
TRANSCRIPT
24/03/2019
1
ORGANISASI DAN MANAJEMEN RISIKODisarikan dari berbagai Sumber
PENTINGNYA MEMPELAJARI MANAJEMEN RISIKO
• Sebagai anggota organisasi: dapat mengetahuicara/metode yang tepat untuk menghindari/mengurangi
besarnya kerugian sebagai akibat ketidakpastianterjadinya suatu peristiwa yang merugikan
• Sebagai pribadi : Dapat menjadi manajer risiko yang profesional dari perusahaan & dapat lebih berhati-hati
dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari.
24/03/2019
2
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO DAN MANAJER RISIKO
• Manajemen Risiko adalah Proses identifikasi,
pengukuran, dan evaluasi untuk menolak, memitigasi, atau menerima risiko dalam
kesuksesan Goal perusahaan
ISO 31000
MANAJER RISIKO
• Arti Sempit : Manajer risiko hanya berhubungan dengan risiko yang dapat diasuransikan saja→ dikenal sebagai manajer asuransi
• Arti Menengah : Manajer Risiko merupakan seorang manajer yang bertanggung jawab atas risiko-risiko murni (pure risk) dan risiko-
risiko spekulatif (speculatif risk) tertentu, akan tetati tidakbertanggung jawab secara menyeluruh atas kemungkinan kerugian
karena timbulnya risiko yang terjadi di dalam perusahaan
• Arti Luas : Manajer risiko bertanggung jawab atas hasil dankehidupan perusahaan→ entrepreneur
24/03/2019
3
PERBEDAAN RiSIKO & KETIDAKPASTIAN
R1SIKO KETIDAKPASTIAN
Ada data pendukung
probabilitas kejadian
Tidak ada data
pendukung
probabilitas kejadian
Subyek dan obyek
jelas
Subyek dan obyek
tidak jelas
Memiliki pengalaman Tidak memiliki
pengalaman
III. FUNGSI POKOK MANAJEMEN RISIKO
Ada 3 Fungsi Pokok Manajemen Risiko (Soeisno Djojosoedarso, 2003)
1. Menemukan Kerugian Potensial→ Berupaya menemukan ataumengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi perusahaan
2. Mengevaluasi Kerugian Potensial→ evaluasi dan penilaian terhadapsemua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan (frekuensiterjadinya kerugian dan besarnya kerugian)
3. Memilih teknik yang tepat untuk menanggulangi kerugian (umumnyaada 4 cara ) : Mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, Meretensi(Mengendailkan), Mengasuransikan dan Menghindari
24/03/2019
4
IV. TUJUAN DAN TARGET MANAJEMEN RISIKOTujuan pengimplementasian manajemen risiko (Tony Pramana, 2011) :
1. Mengurangi pengeluaran
2. Mencegah perusahaan dari kegagalan
3. Menaikkan keuntungan perusahaan
4. Menekan biaya produksi
Target →mengurangi risiko yang berbeda-beda yang dapatditerima oleh masyarakat
24/03/2019
5
V. MANFAAT MANAJEMEN RISIKO1. Mengurangi risiko
2. Peluang menjadi manajer risiko
3. Menjaga arus kas
4. Mengurangi financial distress→kesulitan yang serius untuk memenuhi kewajiban perusahaan
5. Mengurangi penerbitan surat berharga
VI. PRINSIP MANAJEMEN RISIKO
Ada 11 prinsip manajemen risiko (Hery, 2015) :1. Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah2. Manajemen risiko merupakan bagian yang terintegrasi
dalam proses organisasi3. Manajemen risikomerupakan bagian dari proses
pengambilan keputusan4. Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidak pastian5. Manajemen risiko diterapkan secara sistematis, terstruktur
dan tepat waktu
24/03/2019
6
6. Manajemen risiko diterapkan berdasarkan informasi terbaik yang ada
7. Manajemen risiko diterapkan sesuai dengan konteks perusahaan
8. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya
9. Manajemen risiko diterapkan secara transparan dan inklusif
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang dan tanggapterhadapperubahan
11. Manajemen risiko memfasilitasi terjadinya perbaikan dan perkembanganperusahaan secara berkelanjutan
VII. TAHAPAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
Tahapan Manajemen Risiko :
1. Identifikasi risiko
2. Analisis risiko
3. Pengelolaan risiko
4. Implementasi manajemen risiko
5. Monitoring
24/03/2019
7
1. IDENTIFIKASI RISIKO• Proses ini meliputi identifikasi resiko yang mungkin
terjadi dalam suatu aktivitas usaha. • Identifikasi resiko secara akurat dan komplet sangatlah
vital dalam manajemen resiko. • Salah satu aspek penting dalam identifikasi resiko adalah
mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyakmungkin.
• Teknik teknik yang dapat digunakan dalam identifikasiresiko antara lain Brainstorming, Survei, Wawancara, Informasi historis, Kelompok kerja dll
2. ANALISIS RISIKO• Setelah melakukan identifikasi resiko maka tahap berikutnya adalah
pengukuran resiko dengan cara melihat potensial terjadinyaseberapa besar severity kerusakan & probabilitas terjdnya risiko.
• Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif& berdasarkan nalar/ pengalaman. Beberapa risiko memangmudah untuk diukur namun sangatlah sulit untuk memastikanprobabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.
• Sehingga pada tahap ini sangatlah penting untuk menentukandugaan yang terbaik agar nantinya kita dapat memprioritaskandengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen resiko
24/03/2019
8
Tahapan Analisis Risiko(Ferdinand Silalahi, 1997) :
1. Berusaha mengetahui kemungkinan timbulnyakerugian→menyelidiki fakta-fakta
2. Analisis hazard → Jika kerugian cukup besar,, untukmenghapuskan, mengurangi dan menjauhkankegiatan yang menimbulkan hazard (bahaya)
3. Memindahkan risiko
3. PENGELOLAAN RISIKOBeberapa jenis cara mengelola resiko :• Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung resiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya maka harus dipertimbangkan potensial keuntungandan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas
• Risk reductionDisebut juga risk mitigation yaitu mrpk metode yg mengurangi kemungkinan terjadinya suaturisiko/pun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko
• Risk transferYaitu memindahkan resiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak asuransimaupun hedging
• Risk deferralDampak suatu resiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyekhingga saat dimana probabilitas terjadinya resiko tersebut kecil
• Risk retentionWalaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupunmentransfernya namun beberapa resiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dariaktivitas
24/03/2019
9
No Frekuensi Kerugian Kegawatan Kerugian Penanggulangan
1 Rendah Rendah Retensi/ Pengendalian
2 Tinggi Rendah Retensi/asuransi/pengendalian
3 Rendah Tinggi Asuransi/pengendalian
4 Tinggi Tinggi Menghindari
Garis besar matriks penanggulangan risiko
4. Implementasi Manajemen Risiko
Setelah memilih respon yang akan digunakan untukmenangani risiko, maka saatnya untukmengimplementasi metode yang telah direncanakan
5. Monitoring Risiko
Kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalamrencana & keputusan mengenai penanganan suatu risikountuk itu penting untuk dilakukan monitor.
24/03/2019
10
VIII. JENIS DAN PENYEBAB RISIKO
MACAM RISIKO MENURUT SIFATNYA• Risiko murni adalah risiko yg apabila terjadi tentu
menimbulkan kerugian & tanpa disengaja, misalnya: kebakaran, bencana alam, pencurian
• Risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkanoleh yang bersangkutan, agar terjadi ketidakpastianmemberikan keuntungan kepadanya, misalnya: risikohutang piutang, perjudian
• Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnyatidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu misalnya: banjir, angin topan
• Risiko khusus adalah risiko yang bersumber padaperistiwa mandiri & umumnya mudah diketahuipenyebabnya, misalnya: kapal kandas, peswat jatuh
• Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karenakemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu & teknologi. Kebalikannya Risiko statis seperti hari tua, risiko kematian
24/03/2019
11
DAPAT TIDAKNYA RISIKO DIALIHKAN
• Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu objek yang akan
terkena risiko kepada perusahaan asuransi
• Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, umumnya semua jenis risiko spekulatif
MENURUT SUMBER/PENYEBAB TIMBULNYA
• Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalamperusahaan sendiri, seperti kecelakaan kerja,
mismanajemen
• Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal luarperusahaan , seperti risiko pencurian, persaingan.
24/03/2019
12
Resiko
Korporat
Resiko
Keuangan
Resiko
Operasional
Resiko
Strategis
Resiko pasar
Resiko likuiditas
Resiko kredit
Resiko permodalan
Resiko produktivitas
Resiko teknologi
Resiko inovasi
Resiko sistem
Resiko proses
Resiko
Eksternalitas
Resiko bisnis
Resiko leverage operasi
Resiko transaksi strategisResiko lingkungan
Resiko reputasi
Resiko hukum
Resiko tingkat bunga
Resiko tingkat bunga
Resiko komoditas
Resiko ekuitas
Resiko SDM
IX. BEBERAPA RISIKO YANG DAPAT DAN TIDAK DAPAT DIASURANSIKAN
Risiko yang dapat diasuransikan (Ferdinand Silalahi, 1997) :
1. Risiko kehilangan daya penghasilan (loss of earning) baikperorangan maupun usaha. Misal kematian, sakit, usialanjut, kehilangan pekerjaan
2. Risiko kerusakan properti (loss of property). Misal : kendaraan bermotor, pengangkutan
24/03/2019
13
Karakteristik risiko yang dapat diasuransikan dirumuskan sebagaiberikut :1. risiko-risiko yang menimbulkan kerugian tersebut bersifat
homogen2. Kerugian-kerugian yang mungkin timbul itu terbatas serta dapat
diukur secara sistematis3. Kerugian tersebut merupakan suatu kecelakaan (tidak dapat
diduga, datang dari luar dan tidak sengaja)4. Kerugian tersebut tidak menimbulkan malapetaka yang besar
pada waktu bersamaan
Risiko yang tidak dapat diasuransikan→tidak dapat dipertanggungjawabkansecara teknis (Ferdinand Silalahi, 1997) misalnya:1. Risiko politik→ pengambil alihan oleh pemerintah2. Risiko sosial→tindakan orang-orang yang menyebabkan penyimpangan
yang merugikan dari harapan kita. Misalnya kerusuhan3. Risiko pemasaran4. Risiko keuangan5. Risiko produksi6. Risiko teknologi
24/03/2019
14
X. MANAJEMEN RISIKO YANG FORMAL DAN TERINTEGRASI
Untuk memperoleh keefektifan yang tinggi dalam mengelola risiko, perusahaan harus dapat membuat manajemen risiko formal yang
didukung oleh manajemen puncak (Kasidi, 2010), antara lain :1. Infrastruktur keras, meliputi ruang kerja, struktur organisasi,,
komputer, model statistik, dan sebagainya2. Infrastruktur lunak, meliputi budaya hati-hati, kejujuran, respon
terhadap risiko, dan sebagainya3. Proses manajemen risiko, meliputi identifikasi rasio, pengukuran
rasio, metode penanganan risiko, dan sebagainya
Selain dikelola secara formal,, risiko perlu dikelola secara terintegrasi→ ada komunikasi yang kontinyu antar unit untuk memberi laporan secara periodik sehingga risiko sekecil apapun dapat
terdeteksi.
Tabel perbandingan Paradigma manajemen Risiko Lama dan yang Baru
Paradigma Lama Paradigma Baru
• Pengelolaan risiko dilakukan secaraterpisah oleh masing-masing departemenatau fungsi
• Ad-hoc manajemen risiko dilakukan bilamanajer merasa perlu
• Fokus lebih sempit, terutama difokuskanpada risiko yang dapat diasuransikan danrisiko keuangan
• Terintegrasi, manajemen risiko dikordinasikan olehmanajer puncak atau manajer risiko. Setiap orang harusmelihat manajemen risiko sebagai bagian takterpisahkan dari pekerjaan yang dilakukan
• Berkesinambungan, pengellaan risiko dilakukan dandimonitor terus menerus
• Fokus lebih luas, semua risiko bisnis dan kesempatanbisnis diperhatkan
24/03/2019
15
Langkah-langkah untuk menjalankan manajemen risiko secara formal danterintegrasi1. Mengidentifikasi semua tindakan yang mungkin dapat menimbulkan
risiko2. Membuat peringkat berdasarkan prioritasnya, misal tingkat keparahan,
frekuensi, dan sebagainya3. Menghitung probabilitas risiko dan dampaknya terhadap perusahaan4. Menggunakan ukuran yang umum untuk mengukur risiko misalnya VAR
(Value at Risk)5. Memonitor semua kegiatan antar unit
XI. MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR RISIKOMenurut Kasidi (2010) untuk melakukan pengelolaan risiko yang memadai dibutuhkan infrastruktur yang
mendukung kegiatan tersebut yaitu Struktur Organisasi → tergantung dari karakteristik usaha
24/03/2019
16
XII. MENGEMBANGKAN BUDAYA RISIKO
• Keberhasilan mengkomunikasikan dan mengintegrasikan manajemenrisiko dalam sebuah organisasi bank tidak terletak pada tekniknya akantetapi tergantung pada manusia pengambil dan pengelola risiko tersebut
• Ada banyak pegawai, banyak karakter, sikap (attitude) dan keterampilanyang berbeda dalam bank menuntut adanya budaya organisasi dimanasetiap orang harus menjadi manajer risiko karena setiap pegawaibertanggung jawab atas kegiatan dan hasil kerjanya
• Pengembangan budaya manajemen risiko jauh lebih penting dibandingkanmembangun sebuah kebijakan dan prosedur yang paling komplit karenapengelolaan risiko harus di implantasikan kepada setiap orang dari jenjangpaling bawah sampai pada jenjang paling atas
Langkah untuk membangun budaya risiko:– Membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko sebagai pusat untuk membangun dan
menyebarluaskan kebijakan dan prosedur risiko keseluruh jenjang organisasi– Menyusun manual kode etik– Merekrut pegawai yang memiliki sikap yang baik untuk memberikan pelayanan yang
terbaik pada nasabah– Menjadikan manajemen risiko sebagai syarat untuk menduduki semua posisi
manajemen– Menerapkan sanksi bagi pelaksana atau pengambil risiko– Memberikan insentif guna mendorong pegawai mengelola risiko dengan baik– Menerapkan seperangkat aturan agar pegawai tidak berani mengambil risiko yang
berlebihan– Memasukkan penilaian kinerja mengelola risiko kedalam proses penilaian kinerja
pegawai
24/03/2019
17
XIII. KOMITE MANAJEMEN RISIKO
Regulasi otoritasjasa keuangan
(OJK)2016
Komite manajemenrisiko (KMR) harus
bersifatnonsturktural
KMR terdiri darimayoritas
anggota direksidan pejabat
ekslusif terkait
KEANGGOTAAN KOMITE MANAJEMEN RISIKO❖ Anggota tetap : direksi dan pejabat eksekutif yang di tunjuk
direktur utama untuk melaksanakan wewenang dan tanggungjawabsecara permanen untuk jangka waktu tertentu, contoh : direktur kepatuhan membawakan fungsi kepatuhan.
❖ Anggota tidak tetap : direksi dan pejabat eksekutif yang terkaitdengan topik yang dibahas dan direkomendasikan dalamkomite manajemen risiko, contoh : kepala divisi treasury untuktopik pengelolaan eksposur suku bunga dan nilai tukar
24/03/2019
18
❖ Pejabat eksekutif : bertangung jawab langsung kepada direksi ataumempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan atauoperasional perusahaan.
❖ Komite manajemen risiko : terdiri dari mayoritas direksi da pejabatveksekutif terkait.
❖ Mayoritas direksi : lebih dari 50% dari seluruh jumlah anggotadireksi, contoh : jika jumlah ndireksi 4 orang maka mayoritas direksiadalah 3 orang
Komite majemen risiko berwenang dan bertanggung jawabuntuk memberikan rekomendasi kepada direktur utama yang mencakup :
✓ penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman penerapanmanajemen risiko.
✓ Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemenrisiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan manajemenrisiko
✓ Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnisyangtidak sesuai dengan prosedur norma.
24/03/2019
19
XIV. SATUAN KERJA MANAJEMEN RISIKO (SKMR)
• struktur organisasi (bersifat struktural)
• Disesuaikan dengan ukuran kompleksitas usaha serta risikopada setiap perusahaan
• Menyesuaikan kondisi serta kemampuan keuangan dansumber daya manusia perusahaan.
• Satuan kerja manajeman risiko harus bersifat “independen” terhadap satuan kerja operasional (risk taking unit)
• Melaksanakan fungsi pengendalian intern
24/03/2019
20
Dikatakan SKMR yang “independen “ tercermin dalam :
a) Pemisahan fungsi/ tugas antara satuan kerjamanajemen risiko, satuan kerja operasiona (risk taking unit), dan satuan kerja yang melaksanakan fungsipengendalian intern.
b) Proses pengambilan keputusan yang tidak memihakataumenguntungkan satuan kerja operasioanal tertentu, atau mengabaikan satuan kerja operasional lainya.
Wewenang Dan Tangung Jawab Satuan Kerja ManajemenRisiko (SKMR)
1. pemantauan pelaksanaan strategi manajemen risiko yang etah di setujui direksi.
2. Pemantauan posisi risiko secara keseluruhan (composite), per jenis risiko, dan atau perjenis aktivitas fungsional, serta
melakukan stress testing (dampak dari setiap kebijakanmanajemen)
3. Kaji ulang secara berkalaterhadap rposes manajemen risiko
24/03/2019
21
4. Pengkajian usulan aktivitas dan atau produk baru.5. Evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan
untuk mengukur risiko bagi perusahaanyang menggunakan model untuk keperluan intern (internal model).
6. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja operasional ( risk tasking unit ) dan atau kepada komite manajemen risiko sesuai
kewenangan yang dimiliki7. Menyusun dan menyampaikan laporan profil/ komposisi risiko
secara berkala kepada direktur utama atau direktur yang ditugaskan secara khusus.
XV. HUBUNGAN SATUAN KERJA OPERASIONAL DAN SKMR
Satuan kerja operasional (Risk Tasking Unit) wajibmenginformasikan eksposur risiko yang melekat pada satuankerja yang bersangkutan kepada SKMR secara berkala.
frekuensi penyampaian informasi eksposur risikodisesuaikan dengan karakreristik jenis risiko secara berkala (bulanan , triwulan serta di sesuaikan dengan korporasi)
24/03/2019
22
Yang termasuk dalam satuan kerja operasional ( Risk tasking unit )
• Satuan kerja perkreditan
• Treasury
• Pendanaan
• Atau bagian lain dari korporasi
CONTOH KASUS MANAJEMEN RISIKOAnalisis Manajemen Risiko pada Koperasi Kredit
Koperasi senantiasa terganjal oleh sejumlah masalah klasik, diantaranya :
1. Lemahnya pasrtisipasi anggota
2. Kurangnya permodalan
3. Pemanfaatan pelayanan
4. Lemahnya pengambilan keputusan
5. Lemahnya pengawasan
6. Manajemen Risiko
Analisislah apa yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut!