organ dan fungsi kekuasaan negara

26
ORGAN DAN FUNGSI KEKUASAAN NEGARA Disusun Oleh : 1. Restiana Putri .R (A220120017/3A) 2. Annisa Prihastari (A220120025/3A) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: jaimie

Post on 24-Feb-2016

347 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

ORGAN DAN FUNGSI KEKUASAAN NEGARA. Disusun Oleh : Restiana Putri .R(A220120017/3A) Annisa Prihastari(A220120025/3A) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013. PEMBATASAN KEKUASAAN. Fungsi Kekuasaan - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

ORGAN DAN FUNGSI KEKUASAAN NEGARA

Disusun Oleh :

1. Restiana Putri .R (A220120017/3A)2. Annisa Prihastari (A220120025/3A)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013

Fungsi KekuasaanMenurut Montesquieu dalam bukunya

“L’Esprit des Lois” (1748) membagi kekuasaan negara dalam tiga cabang yaitu :1. Kekuasaan Legislatif sebagai pembuat

undang-undang2. Kekuasaan eksekutif yang melaksanakan

undang-undang3. Kekuasaan Yudikatif yang menghakimi.

PEMBATASAN KEKUASAAN

Menurut John Locke, fungsi-fungsi kekuasaan negara meliputi : fungsi legislatif, fungsi eksekutif, fungsi federatif

menurut Van Vollenhoven membagi fungsi kekuasaan dalam empat fungsi yang disebut catur praja, yaitu :1. Regeling (pengaturan) yang identik

dengan fungsi legislatif2. Bestuur yang identik dengan fungsi

pemerintahan eksekutif3. Rechtspraak (peradilan)4. Politie merupakan fungsi untuk menjaga

ketertiban dalam masyarakat dan peri kehidupan bernegara.

Pembagian dan Pemisahan Kesuasaanistilah pemisahan kekuasaan dalam

bahasa indonesia merupakan terjemahan perkataan separation of power berdasarkan teori trias politika. Harus dibedakan dan dipisahkan secara struktural dalam organ-organ yang tidak saling mencampuri urusan masing-masing.

Setelah UUD 1945 mengalami empat kali perubahan dapat dikatakan bahwa sistem konstitusi telah menganut doktrin pemisahan kekuasaan secara nyata. Beberapa bukti mengenai hal ini antara lain :1. Adanya pergeseran kekuasaan legislatif

dari presiden ke DPR2. Diadopsikannya sistem pengujian

konstitutional atas undang-undang sebagai produk legislatif oleh MK

3. Hubungan-hubungan antar lembaga negara saling mengendalikan satu sama lain dengan prinsip checks and balances

Desentralisasi dan DekonsentrasiMenurut Hoogerwarf, desentralisasi

merupakan pengakuan atau penyerahan wewenang oleh badan-badan publik yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah kedudukannya untuk secara mandiri dan berdasarkan kepentingan sendiri mengambil keputusan dibidang pengaturan dan pemerintahan.

Desentralisasi dalam pengertian dekonsentrasi merupakan pelimpahan beban tugas dari pemerintah pusat kepada wakil pemerintah pusat di daerah tanpa diikuti oleh pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan.

Fungsi Pengaturan (Legislasi)Fungsi pengaturan berkenaan dengan kewenangan untuk menentukan peraturan yang mengikat warga negara dengan norma-norma hukum yang mengikat dan membatasi. Fungsi legislatif juga menyangkut empat bentuk kegiatan :

1. Prakarsa pembuatan undang-undang2. Pembahasan rancangan undang-undang3. Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-

undang4. Pemberian persetujuan pengikatan dan

dokumen-dokumen hukum yang mengikat lainnya.

CABANG KEKUASAAN LEGISLATIF

Fungsi Pengawasan (control)Lembaga perwakilan rakyat diberikan kewenangan untuk melakukan kontrol dalam tiga hal, yaitu :1. Kontrol atas pemerintahan (control of

executive)2. Kontrol atas pengeluaran (control of

expenditure)3. Kontrol atas pemungutan pajak (control

of taxation)

Fungsi Perwakilan (representasi)Dalam hubungan dibedakan antara pengertian pertama bersifat formal yaitu, keterwakilan yang dipandang dari segi kehadiran fisik. Pengertian kedua bersifat substantif yaitu, perwakilan atas dasar aspirasi atau idea. Sistem perwakilan dipraktekan diberbagai negara demokrasi antara lain :1. Sistem perwakilan politik2. Sistem perwakilan teritorial3. Sistem perwakilan fungsional

Fungsi Deliberatif dan Resolusi Konflik1. Perdebatan publik dalam rangka rule and

police making 2. Perdebatan dalam rangka menjalankan

pengawasan 3. Menyalurkan aspirasi dan kepentingan

yang beraneka ragam4. Memberikan solusi saluran damai

terhadap konflik sosial

Kedudukan Kekuasaan KehakimanKekuasaan kehakiman merupakan

pilar ketiga dalam sistem kekuasaan negara modern. Dalam bahasa Indonesia disebut kekuasaan yudikatif dari istilah belanda judicatief dalam bahasa Inggris biasanya dipakai istilah judicial, judiciary ataupun judicature.

CABANG KEKUASAAN YUDISIAL

Pengadilan tingkat pertama dan kedua dalam keempat lingkungan peradilan tersebut adalah :1. Pengadilan Negeri (PN) dan Pengadilan Tinggi

(PT) dalam lingkungan peradilan umum2. Pengadilan Agama (PA) dan Pengadilan

Tinggi Agama (PTA) dalam lingkungan peradilan agama

3. Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dalam lingkungan tata usaha negara

4. Pengadilan Militer (PM) dan Pengadilan Tinggi Militer dalam lingkungan peradilan militer

Beberapa Prinsip Pokok KehakimanSecara umum dapat dikemukakkan ada dua prinsip yang biasa dipandang sangat pokok dalam sistem peradilan, yaitu : the principle of judicial independence dan the principle of judicial impartiality. Dalam The Bangalore Principle itu, tercantum adanya enam prinsip penting yang harus dijadikan pegangan bagi para hakim didunia yaitu :

1. Independensi (independence principle)independensi hakim merupakan jaminan bagi tegaknya hukum dan keadilan, dan persyaratan bagi terwujudnya cita-cita negara hukum.

2. Ketidakberpihakkan (impartiality principle)merupakan prinsip yang melekat dalam hakikat fungsi hakim sebagai pihak yang diharapkan memberikan pemecahan terhadap setiap perkara yang diajukan kepadanya.

3. Integritas (integrity principle)Merupakan sikap batin yang mencerminkan keutuhan dan keseimbangan kepribadian setiap hakim sebagai pribadi dan sebagai pejabat negara dalam menjalankan jabatannya.

4. Kepantasan dan Kesopanan (propriety principle)Merupakan norma kesusilaan pribadi dan kesusilaan antar pribadi yang tercermin dalam perilaku setiap hakim, baik sebagai pribadi maupun sebagai pejabat negara dalam menjalankan tugas profesionalnya, yang menimbulkan rasa hormat, kewibaan dan kepercayaan.

5. Kesetaraan (equality principle)merupakan prinsip yang menjamin perlakuan yang sama terhadap semua orang berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain.

6. Kecakapan dan Kesaksamaan (competence and diligence principle)merupakan prasyarat penting dalam pelaksanaan peradilan yang baik dan terpercaya.

Struktur Organisasi KehakimanDalam struktur organisasi kekuasaan kehakiman, terdapat beberapa fungsi yang dilembagakan secara internal dan eksternal. Terkait dengan jabatan-jabatan kehakiman itu, terdapat pula pejabat-pejabat hukum yaitu :a) Pejabat penyidikb) Pejabat penuntut umumc) Advokad yang juga diakui sebagai penegak hukum.Di lingkungan pejabat penyidik, terdapat :

d) Polisie) Jaksaf) KPKg) Penyidik Pegawai Negeri SipilMereka yang menjalankan fungsi penuntut adalah :

h) Jaksa Penuntut Umumi) KPK

Sistem Pemerintahancabang kekuasaan eksekutif adalah cabang kekuasaan yang memegang kewenangan administrasi pemerintahan negara yang tertinggi. Ada tiga sistem pemerintahan negara yaitu :1. Sistem Pemerintahan Presidentil2. Sistem Pemerintahan Parlementer atau

Sistem Kabinet3. Sistem Campuran

CABANG KEKUASAAN EKSEKUTIF

sistem pemerintahan dikatakan bersifat parlementer apabila :1. sistem kepemimpinannya terbagi dalam

jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan sebagai dua jabatan yang terpisah.

2. Sistem pemerintahan yang ditentukan dan dipertanggung jawabkan kepada parlemen.

3. Kabinet dapat dibubarkan apabila tidak mendapat dukungan parlemen.

4. Parlemen dapat dibubarkan oleh kepala negara apabila dianggap tidak dapat memberikan dukungan kepada pemerintah.

sistem pemerintahan dapat dikatakan presidentil apabila :1. Kedudukan kepala negara tidak terpisah

dari jabatan kepala pemerintahan.2. Kepala negara tidak bertanggung jawab

kepada parlemen, melainkan langsung bertanggung jawab kepada rakyat yang memilihnya.

3. Presiden tidak berwenang membubarkan parlemen.

4. Kabinet sepenuhnya bertanggung jawab kepada presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara atau sebagai administrator yang tertinggi.

Kementerian Negaradalam sistem pemerintahan kabinet atau parlementer, menteri tunduk dan bertanggung jawab kepada parlemen. Sedangkan dalam sistem presidensil para menteri tunduk dan bertanggung jawab kepada presiden. Dalam sistem parlementer jelas sekali bahwa kedudukan menteri adalah bersifat sentral. Perdana menteri sebagai menteri utama, menteri koordinator, menteri yang memimpin para menteri lainnya dalam kabinet adalah kepala pemerintahan, yaitu yang memimpin pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan secara operasional secara sehari-hari.

Mengenai siapa yang diangkat menjadi menteri, tentu sepenuhnya merupakan kewenangan presiden untuk menentukannya. Pasal 17 ayat (1),(2), dan (3) UUD 1945.

Dengan demikian, organisasi kementerian negara itu yidak dapat seenaknya diadakan, diubah, atau dibubarkan hanya oleh pertimbangan keinginan atau kehendak pribadi seorang presiden belaka.

Liberalisasi Negara Kesejahteraan dan Perubahan Kelembagaan Negarakonsepsi negara kesejahteraan yang sebelumnya mengidealkan perluasan tanggung jawab negara kedalam urusan-urusan masyarakat dan pasar, pada masa kini dituntut untuk melakukan liberalisasi dengan mengurangi peran untuk menjamin efisiensi dan efektifitas pelayanan umum yang lebih memenuhi harapan rakyat.

PERKEMBANGAN ORGANISASI NEGARA

Dengan adanya tuntutan perkembangan itu, negara modern dewasa ini seakan dituntut untuk berpaling kembali ke doktrin lama seperti dalam paham nachwachtersstaat abad ke-18 dengan mengidealkan prinsip the best goverment is the least goverment.

Belajar Dari Negara Lain

Untuk maksud mulia seperti yang di uraikan di atas, diberbagai negara dibentuklah berbagai organisasi atau lembaga yang disebut dengan rupa-rupa istilah seperti dewan, komisi, badan, otorita, lembaga, agencies, dan sebagainya

Dalam pengalaman dibanyak negara, tujuan yang mulia untuk efisiensi dan efektivitas pelayanan umum (public service) tidak selalu berlangsung mulus sesuai dengan yang diharapakan.

Oleh karena itu, kita perlu belajar dari kekurangan dan kelemahan yang dialami oleh berbagai negara dalam melakukan pembaharuan diberbagai sektor publik dapat meminimalisasi potensi kegagalan yang tidak perlu.

Bentuk-bentuk organisasi, dewan, badan, atau komisi-komisi yang dibentuk menurut Gerry Stoker dapat dibagi kedalam enam tipe oraganisasi, yaitu:a. Organ yang bersifat central goverments

arm’s length agencyb. Organ yang merupakan local authority

implementation agencyc. Organ atau institusi sebagai public/privat

partnership organisationd. Organ sebagai user-organisatione. Organ yang merupakan inter-governmental

forumf. Organ yang merupakan joint boards

TERIMA KASIH