orde baru
TRANSCRIPT
Pelantikan presiden Soeharto menggantikan Soekarno menandakan dimulainya sebuah gaya
pemerintahan baru yang biasa disebut sebagai pemerintahan era Orde Baru. Muncul menggantikan
Orde Lama yang dinakodai mendiang Presiden Soekarno karena terbukti tidak stabilnya politik di
Indonesia di masa itu, berikut sedikit gambaran mengenai Orde Baru.
1. Latar belakang munculnya Orde Baru
Ketidakstabilan politik di era Soekarno membuat masyarakat Indonesia gerah.
Dengan tidak tegasnya pemerintahan untuk menumpaskan PKI di Indonesia menyebabkan
banyaknya demo yang dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar-pelajar yang tergabung dalam
KMI dan KAPPI. Mereka menuntut yang disebut tuntutan Tritura, yaitu :
Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
Bersihkan kabinet Dwi Kora dari unsur-unsur PKI
Turunkan harga barang
Hingga akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan
surat perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap
perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah yang disebut
Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).
Dengan mengacu pada Ketetapan MPRS No. XIII /MPRS/1966, Presiden Soekarno
membubarkan Kabinet Dwikora yang Disempurnakan dan kemudian menyerahkan
wewenang kepada Letjen Soeharto untuk membentuk kabinet AMPERA (Amanat
Penderitaan Rakyat). Tugas pokok kabinet Ampera tertuang dalam Dwidarma Kabinet
Ampera, yang intinya mewujudkan stabilitas politik dan stabilitas ekonomi. Ternyata kabinet
Ampera tidak dapat menjalankan fungsinya dalam peerintahan krena terganjal persoalan
“Dualisme Kepemimpinan Nasional”, yaitu Presiden Soekarno selaku pemimpin negara /
pemerintahan dan Letjen Soeharto selaku pelaksana pemerintahan.
Oleh karena itu MPRS mengeluarkan Ketetapan No. XXXIII/MPRS/ 1967 tentang
pencabutan kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat
Jendral Soeharto sebagai Pejabat Presiden hingga dipilihnya Presiden oleh MPR hasil pemilu.
Akhirnya pada sidang umum MPRS V tanggal 21 – 30 Maret 1967 Jendral Soeharto diangkat
sebagai Presiden RI untuk masa jabatan 1968 – 1973.
2. Proses transisi kekuasaan
30 September 1965
Terjadinya pemberontakan G30S PKI
11 Maret 1966
Letjen Soeharto menerima Supersemar dari presiden Soekarno untuk melakukan
pengamanan
12 Maret 1966
Dengan memegang Supersemar, Soeharto mengumumkan pembubaran PKI dan
menyatakannya sebagai organisasi terlarang
22 Februari 1967
Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari presiden Soekarno
7 Maret 1967
Melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuka sebagai pejabat presiden sampai
terpilihnya presiden oleh MPR hasil
pemilu
12 Maret 1967
Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden Indonesia kedua sekaligus menjadi
masa awal mula lahirnya era orde baru
3. Kebijakan-kebijakan di masa Orde Baru
Politik Dalam Negeri
Peran ganda ABRI : ABRI memegang peran hankam dan sosial.
Penyederhanaan partai politik : Golkar, PDI, PPP dimana terjadi konspirasi
politik terhadap dominansi golkar.
P4 (atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila) : Penataran
P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi
Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama terhadap
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan
kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara.
Politik Luar Negeri
Mendaftar menjadi anggota PBB kembali (26 Desember 1966)
Normalisasi hubungan dengan negara lain : Malaysia dan Singapura
Ekonomi
Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi : Stabilisasi berarti mengendalikan inflasi
sedangkan rehabilitasi berarti memperbaiki sarana dan prasarana ekonomi.
Kerjasama luar negeri : Pertemuan Tokyo dan Amsterdam dengan pokok
bahasan menunda pembayaran hutang luar nrgeri Indonesia dn meminta
bantuan finansial.
Pembangunan nasional : Melalui Program jangka panjang dan jangka
pendek. Pambangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pelita
(Pembangunan Lima Tahun)
Lain-lain
Program trasmigrasi
Program KB (Keluarga Berencana)
Gerakan wajib belajar
Gerakan nasional orang tua asuh
4. Gambaran kehidupan di masa Orde Baru
Pemerintahan yang diktator tetapi aman dan damai
Tindak korupsi merajalela
Tidak ada kebebasan berpendapat
Pancila terkesan menjadi ideologi tertutup
Pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat
Ikut sertanya militer dalam pemerintahan
Adanya kesenjangan sosial yang mencolok antara orang kaya dan orang miskin
5. Kelebihan dan kekurangan Orde Baru
Kelebihan
Pertumbuhan GDP per kapita Indonesia naik dari AS$70 pada tahun 1968
menjadi AS$1,000 pada tahun 1996
Berhasilnya memerangi buta huruf
Berhasilnya program KB (Keluarga Berencana)
Suksesnya program transmigrasi
Sukses swasembada pangan
Pengangguran minimum
Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sukses Gerakan Wajib Belajar
Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses keamanan dalam negeri
Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam
negeri
Kekurangan
Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah
yang dibredel Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program "Penembakan Misterius" Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden
selanjutnya)
Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti hancur
Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah
Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh swasta
Sumber rujukan
id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru
http://widhisejarahblog.blogspot.com/2011/10/orde-baru-dan-peristiwa-reformasi.html
odolgigi.wordpress.com/2009/08/08/kronologi-lahirnya-orde-baru/