optimalisasi peran pesantren dalam pengembangan
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi adalah salah satu masalah utama dan pokok kehidupan sejak
pertama kali Nabi Adam ’alayh al-salām menginjakkan kaki di bumi. Tanpa
ekonomi, kehidupan manusia tidak akan berlangsung sampai saat ini. Karena
itulah syareat para nabi tidak pernah meninggalkan masalah ekonomi. 1 Dalam
Islam, hubungan agama dan ekonomi diyakini sudah ada sejak awal, bahkan
menjadi salah satu pendorong kehadirannya.
Kelahiran Islam merefleksikan sebuah reformasi terhadap keangkuhan
sistem peradaban masyarakat jahiliyah kala itu. Keangkuhan ini dapat dilihat dari
perlakuan yang tidak fair terhadap perempuan, peminggiran kaum miskin,
pemusatan kekuasaan pada kaum aristokrat, ketimpangan ekonomi, dan lain-lain.2
Karena itulah salah satu tugas utama pemerintah dalam sistem politik Islam
adalah mengatur dan mengawasi perekonomian, sehingga diharapkan ekonomi
negara bisa berjalan dengan baik dan tercipta suatu keadilan dan kesejahteraan.
Permasalahan buruh dan upah merupakan salah satu isu sentral dalam
ekonomi industrial saat ini. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya dari
upah yang diperoleh. Penentuan upah kerja termasuk salah satu permasalahan
sosial yang paling penting, karena standar upah pekerja secara praktis menentukan
standar hidup pekerja dan keluarganya. Jika penentuannya adil, upah akan
1 Ahmad Syakur, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Kediri, STAIN Kediri Press, 2011), 112 Abdul Jalil, “Obyektifikasi Konsep Perburuhan Islam di Indonesia”, Islamica, vol. 1, No. 1(September 2006), 30
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
menjadi faktor utama kesejahteraan kaum pekerja. Sebaliknya jika upah
ditetapkan dengan seenaknya akan berpengaruh negatif bagi kehidupan pekerja,
relasi kerja antara pekerja dan pemilik usaha serta berpengaruh negatif pada iklim
usaha secara makro.3
Tingkat upah yang diperoleh para pekerja mempengaruhi tingkat daya beli
mereka. Tingkat daya beli ini tidak hanya berpengaruh pada taraf hidup pekerja
dan keluarga mereka, namun juga mempengaruhi ekonomi negara. Jatuhnya daya
beli dalam jangka panjang akibat upah yang rendah akan sangat merugikan
industri yang menyediakan barang-barang konsumsi kaum pekerja. Berkurangnya
produksi barang berakibat penurunan daya beli bukan hanya berakibat negatif
pada industri itu sendiri, namun merambat pada industri lain, perdagangan dan
lainnya, karena dalam dunia modern semua industri dan kegiatan ekonomi lainnya
saling terkait.
Disamping itu, ketidakadilan terhadap golongan pekerja akan menyebabkan
rasa tidak senang dan kekacauan di kalangan mereka yang bisa menimbulkan
perselisihan dan aksi terhadap industri dalam bentuk demonstrasi dan aksi mogok
kerja. Hal semacam ini menyebabkan kerugian uang dan waktu yang bisa jadi
nilainya lebih besar bagi para pengusaha dibanding seandainya mereka
memberikan upah yang adil kepada para pekerjanya.4
Dewasa ini, kebijakan upah minimum telah menjadi isu penting dalam
masalah ketenagakerjaan, baik di negara-negara maju maupun negara sedang
berkembang. Isu ini dirasa semakin penting seiring dengan berkembangnya
3 Baqir Syarif al-Qarasyi, Keringat Buruh, Terj. Ali Yahya (Jakarta: al-Huda, 2007), 2514 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid. 2Terj. Nastangin dan Soeroyo (Yogyakarta:Dana Bhakti Wakaf, 1995), 361-362
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
industrialisasi di beberapa negara maju yang berdampak pada peningkatan taraf
hidup segolongan masyarakat, khususnya masyarakat golongan ekonomi
menengah ke atas. Di sisi lain ada pendapat yang menyatakan bahwa
industrialisasi tidak memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan kaum
pekerja, padahal kaum pekerja inilah yang memberikan kontribusi paling besar
terhadap perkembangan sebuah industri. Terkait hal ini para ekonom kontemporer
pada umumnya memandang sudah selayaknya Pemerintah, pengusaha dan serikat
pekerja duduk bersama dalam rangka merumuskan kebijakan upah yang
berkeadilan sekaligus menjaga tingkat keuntungan perusahaan dalam jangka
panjang.5
Sejak tahun 1969 pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan upah
minimum untuk mengatasi permasalahan upah dan perburuhan di Indonesia.
Selama itu juga, pemerintah telah tiga kali mengganti standar hidup sebagai dasar
penetapan upah minimum. Komponen kebutuhan hidup tersebut meliputi:
Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang berlaku tahun 1969-1995, Kebutuhan
Hidup Minimum (KHM) yang berlaku tahun 1996-2005, dan terakhir Kebutuhan
Hidup Layak (KHL) yang berlaku tahun 2006 hingga saat ini.6
Dalam penetapan upah minimum tersebut, sebenarnya pemerintah hanya
berperan sebagai mediator antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam
masalah upah pekerja. Dalam menjalankan fungsi mediasi tersebut, pemerintah
membentuk dewan pengupahan yang keanggotannya terdiri dari perwakilan
5 Sahat AF Silalahi, “Pengupahan di Indonesia: Sejarah dan perbaikan Kebijakan” dalamhttp://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim-10.pdf , 3. diakses pada24 Juli 20156 Ibid., 4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
pakar, asosiasi pengusaha, serikat pekerja dan pemerintah. Dewan pengupahan
itulah yang melakukan kajian dan perundingan tentang tingkat upah yang adil
yang kemudian direkomendasikan kepada pemerintah
Berdasarkan hal di atas, sangat penting untuk memberikan perhatian yang
besar bagi penentuan tingkat upah pekerja. Banyak teori yang telah diberikan oleh
para ahli ekonomi tentang bagaimana penetapan upah. Karl Mark mengemukakan
teori upah menurut nilai dan pertentangan kelas, Adam Smith mengatakan bahwa
penetapan upah berdasar kebutuhan hidup dasar pekerja, sementara teori neo
klasik mengemukakan penetapan upah berdasar produktifitas marginal.
Disamping itu masih ada teori penetapan upah berdasar daya beli, penawaran dan
permintaan di pasar tenaga kerja, serta penetapan upah berdasar keuangan
perusahaan.
Semua teori itu dalam rangka mencari standar penetapan upah yang adil
menurut versi masing-masing. Pertanyaannya, apakah teori-teori penentuan upah
di atas sudah sesuai dengan Islam? Atau, diantara teori-teori tersebut manakah
yang paling dekat dengan Islam? Jika tidak ada yang yang sesuai dengan ekonomi
Islam, bagaimanakah penentuan upah dalam Islam?.
Hizbut Tahrir sebagai salah satu gerakan Islam terkemuka, sangat lantang
menyerukan kritik dan perubahan dalam bidang ekonomi dan politik. Berangkat
dari gerakan keagamaan, Hizbut Tahrir memposisikan diri sebagai oposisi dari
sistem ekonomi yang ada dan selalu mengajak untuk kembali kepada sistem
ekonomi Islam. Pemahaman dan pandangan keagamaan yang berbeda dengan
mayoritas umat Islam menjadikan keberadaan Hizbut Tahrir tidak lepas dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
kontroversi. Pemikiran-pemikiran ekonomi yang mereka sebut sebagai solusi
alternatif dari sistem ekonomi konvensional-Barat (kapitalis) ternyata banyak
berbeda dengan pemikiran para ekonom muslim baik klasik maupun kontemporer.
Hizbut Tahrir dalam hal ini juga mengkritisi sistem perburuhan dan
pengupahan yang ada dalam ekonomi kapitalis serta menawarkan konsep
pengupahan yang berbeda. Hizbut Tahrir menegaskan bahwa penerapan sistem
ekonomi kapitalis bertentangan dengan Islam dan akibatnya hanya membawa
keterpurukan umat.7
Dalam konteks Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selalu
mengumandangkan agar tingkat upah menjadi domain pengusaha dan pekerja,
pemerintah tidak usah ikut campur, kecuali pada saat terjadi sengketa atau
kedzaliman salaha satu pihak. Setiap menjelang pembahasan tentang upah
minimum regional, baik tingkat propinsi maupun kabupaten/kota, HTI ikut
angkat bicara untuk menyuarakan pendapat kelompok tersebut yang menolak
penetapan UMK. Misalnya Sekretaris Umum DPD HTI Jawa Barat, Luthfi
Afandi meminta pemerintah tidak ikut campur tangan terhadap permasalahan
penetapan Upah Minimum Kabupaten dan Kota. Menurutnya soal pengaturan
upah dalam Islam adalah urusan kesepakatan antara majikan dengan pegawai,
sedangkan urusan kesejahteraan adalah tanggung jawab pemerintah.8
7 Taqiyuddin Al-Nabhani, Al-Nizām al-Iqtiṣādy fī al-Islā. (Beirut: Dār al-Ummah li al-Tibā’ah waal-Nasr wa al-Tawzī’, 2004), 90-92; http://hizbut-tahrir.or.id/2012/05/03/cara-islam-mengatasi-masalah-perburuhan/ diakses pada 02 September 20128 http://www.tempo.co/read/news/2012/12/04/092445923/HTI-Minta-Pemerintah-Tak-Campuri-Urusan-UMK; dan http://suarapengusaha.com/2012/12/05/htipenetapan-umk-urusan-pengusaha-dengan-buruh-bukan-pemerintah/ diakses pada 25 Pebruari 2013
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Hizbut Tahrir selalu mengklaim bahwa pemikiran yang disuarakan adalah
pemikiran Islam murni, dan aktivitas yang dilakukan merupakan representasi dari
umat Islam.9 Klaim ini menggiring opini masyarakat bahwa hanya pemikiran
Hizbut Tahrir yang merupakan representasi pemikiran Islam, serta menyalahkan
pemikiran kelompok lain. Padahal dalam khazanah keilmuan Islam banyak
ditemukan perbedaan pendapat yang masing-masing memiliki landasan, baik
berupa nash maupun ijtihad.
Sikap dan pandangan Hizbut Tahrir ini dilandasi oleh metode ijtihad yang
diadopsi kelompok ini dalam menyikapi masalah politik dan ekonomi.
Sebagaimana ia dipengaruhi oleh situasi sosial ekonomi politik dunia Islam,
khususnya Timur tengah, berhadapan dengan ekonomi Barat.
Pandangan Hizbut Tahrir ini tidak hanya berseberangan dengan kebijakan
pemerintah, namun juga bertabrakan dengan kepentingan kaum buruh yang
menyuarakan tuntutan kenaikan upah sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.
Bila suara Hizbut Tahrir ini semakin lantang dalam situasi ekonomi yang masih
berkembang seperti saat ini, tentu akan muncul kesalahpahaman bahwa Islam
lebih memihak kaum kapitalis daripada kaum buruh.
Dari sini muncul pertanyaan menggelitik, bagaimana sebenarnya
pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah?. Bagaimana metode ijtihad yang
melahirkan pemikiran pengupahan Hizbut Tahrir? Apakah pemikiran pengupahan
Hizbut Tahrir bisa mewakili konsep pengupahan dalam Islam? Bagaimana posisi
9 Dalam kitab al-Takattul al-Ḥizbi, al-Nabhani menjelaskan bahwa semua kelompok, jamaah,partai, organisasi Islam yang ada di dunia Islam selama ini tidak ada benar, baik secara pemikiran,metode maupun keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan pendirian sebuah organisasi yang benarsecara pemikiran dan metode dalam merealisasikan kemajuan umat Islam, yaitu Hizbut Tahrir.Lihat: Taqiy al-Din al-Nabhani, al-Takattul al-Ḥizbi, (t.t: Hizbut Tahrir, 1953).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
pandangan Hizbut Tahrir tentang upah dalam khazanah keilmuan Islam, baik
klasik maupun kontemporer? Lalu bagaimana seharusnya sikap pemerintah Islam
dalam menghadapi problem pengupahan?. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang
mendorong peneliti melakukan penelitian ini. Berdasar fenomena di atas,
penelitian ini berupaya mengidentifikasi, mendeskripsi dan menganalisa secara
mendalam konsep pengupahan Hizbut Tahrir. Penelitian ini mengambil judul
“Upah Perspektif Hizbut Tahrir”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Kajian ini focus pada pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah. Untuk
memberikan pembatasan masalah yang akurat, maka perlu adanya identifikasi
masalah untuk memberikan kemungkinan perluasan masalah. Sejumlah masalah
yang dapat diidentifikasi dari latar belakang di atas antara lain adalah:
1. Hizbut Tahrir mempunyai karakteristik pemikiran ekonomi tersendiri sejalan
dengan karakter pemikirannya yang cenderung tekstual.
2. Konsep upah Hizbut Tahrir berbeda dengan gerakan Islam (ḥarakah
Islāmiyah) yang lain, ulama’ klasik dan ahli ekonomi Islam kontemporer.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemikiran upah perspektif Hizbut
Tahrir dengan pemikiran ekonomi konvensional.
4. Pemikiran Hizbut Tahrir tentang penetapan tingkat upah bertentangan dengan
kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam bentuk penetapan upah
minimum kabupaten atau kota.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
5. Terdapat aksi aktivis Hizbut Tahrir menentang kebijakan upah minimum
kabupaten atau kota yang ditetapkan oleh pemerintah.
6. Hizbut Tahrir mempunyai metode ijtihād tersendiri dalam ekonomi yang
berbeda dengan para ulama’ terdahulu dan ahli ekonomi Islam kontemporer.
7. Terdapat pengaruh pemikiran ulama’ terdahulu terhadap metode ijtihad dan
pemikiran Hizbut Tahrir.
8. Terdapat pengaruh pemikiran ekonomi Hizbut Tahrir terhadap pemikiran
ekonom muslim kontemporer.
9. Terdapat kondisi sosial, politik, ekonomi dan psikologis yang mendukung atau
mempengaruhi konsep upah Hizbut Tahrir.
Melihat luasnya masalah yang tercakup dalam judul, maka penelitian
ini hanya terbatas pada kajian aspek deskriptif dan perbandingan seputar
pemikiran ekonomi Hizbut Tahrir dalam bidang upah, yang dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Pemikiran upah perspektif Hizbut Tahrir, yang meliputi standar
pengupahan, upah sepadan dan kebijakan pemerintah dalam penetapan
tingkat upah.
2. Landasan pemikiran atau metode ijtihad yang mempengaruhi pandangan
Hizbut Tahrir tentang upah.
3. Posisi dan relevansi pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah dalam
pemikiran ekonomi Islam.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat
diajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut;
1. Bagaimana pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah?
2. Bagaimana metode ijtihad hukum Hizbut Tahrir di bidang upah?
3. Bagaimana posisi upah perspektif Hizbut Tahrir dalam kajian ekonomi
Islam?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mendapat gambaran tentang upah perspektif Hizbut Tahrir.
2. Untuk mengungkap landasan hukum dan metode ijtihad Hizbut Tahrir
dalam masalah upah.
3. Untuk menemukan posisi dan relevansi upah perspektif Hizbut Tahrir
dalam kajian ekonomi Islam kontemporer.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Secara teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
memperkaya khazanah kajian ekonomi Islam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
b. Memberikan informasi-informasi penting tentang karakteristik
pemikiran ekonomi Hizbut Tahrir, khususnya dalam masalah upah.
2. Secara praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para
pimpinan, serta kader dan anggota ḥarakah islāmiyah, khususnya
Hizbut Tahrir, sebagai sarana pemahaman dan evaluasi diri secara
lebih mendalam.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pemerhati gerakan
Islam dan umat Islam secara umum, sebagai bahan untuk dialog
antar elemen umat Islam dan saling memahami satu dengan
lainnya walaupun berbeda pendapat.
F. Penelitian Terdahulu
Kajian tentang Hizbut Tahrir telah banyak dilakukan. Hal ini menunjukkan
bahwa kajian tentang Hizbut Tahrir sangat menarik untuk diteliti. Namun
sepengetahuan penulis, dari kajian-kajian tersebut belum ada yang memfokuskan
diri dalam kajian pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah. Hal ini dapat ditelusuri
dari penelitian-penelitian di bawah ini.
Syamsul Arifin mengkaji Hizbut Tahrir dalam disertasi di IAIN Sunan
Ampel Surabaya tahun 2004 dengan judul Objektivikasi Agama Sebagai Ideologi
Gerakan Sosial Kelompok Fundamentalis Islam (Studi Kasus Hizbut Tahrir
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
Indonesia di Kota Malang).10 Disertasi ini berusaha menggali ideologi dan pola
gerakan Hizbut Tahrir di Indonesia, khususnya kota Malang.11
Dalam disertasinya Syamsul Arifin menyimpulkan bahwa Hizbut Tahrir
melihat Islam sebagai ideologi yang mempunyai fikrah (ide pemikiran) dan
ṭarīqah (sarana operasional), Islam merupakan agama politik dan spiritual
sekaligus. Hizbut Tahrir menelusuri keluasan Islam melalui dua perspektif,
perspektif normatif dan perspektif sejarah. Dalam perspektif normatif ajaran Islam
mencakup semua bidang kehidupan, mencakup lahir dan batin serta mencakup
pemikiran dan sarana. Sedang dalam perspektif sejarah bahwasanya Islam pernah
mengalami masa kegemilangan berkat dijadikannya Islam sebagai ideologi, baik
individu maupun negara. Kontruk ideologi ini dibangun dari ajaran agama dan
juga pengaruh realitas sosial yang berkembang, yaitu kemunduran dunia Islam
dengan titik kulminasinya keruntuhan khilafah dan imperialism Barat atas dunia
Islam serta berdirinya negara Israel di Palestina.
Fenomena berikutnya yang dikaji oleh Syamsul Arifin adalah gerakan sosial
Hizbut Tahrir, yaitu strategi dan aksi yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir untuk
merealisasikan cita-cita ideologisnya, penegakan khilafah dan mewujudkan
kehidupan Islami. Metode yang dipakai untuk merealisasikan cita-cita
ideologinya, Hizbut Tahrir mendirikan partai politik yang aktivitasnya: pertama,
10 Disertasi ini dipublikasikan dengan judul Ideologi dan Praksis Gerakan Sosial KaumFundamentalis: Pengalaman Hizbut Tahrir Indonesia. Lihat: Syamsul Arifin, Ideologi dan PraksisGerakan Sosial Kaum Fundamentalis: Pengalaman Hizbut Tahrir Indonesia (Malang: UMM,2005)11 Rumusan masalah disertasi ini adalah: 1). bagaimana kontruksi ideologi dalam pandanganHizbut Tahrir? Apakah ideologi yang dirumuskan merupakan dominasi doktrin agama ataukahjuga dipengaruhi oleh realitas sosial yang berkembang di luar, atau keduanya, juga apakahideologi tersebut mengalami modifikasi sesuai dengan tempat Hizbut Tahrir berada?. 2).bagaimana Hizbut Tahrir membentuk jaringan yang kuat antar anggotanya. 3). bagaimana tahapandan pola gerakan yang dipilih Hizbut Tahrir untuk merealisasikan cita-citanya. Lihat: Ibid., 6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
al-tathqīf, yaitu proses pembekalan ilmu dan wawasan keislaman, baik bersifat
individu maupun bersifat umum dengan berbagai aktivitas, seperti ceramah,
khutbah Jumat, penyebaran buletin dan majalah serta buku-buku yang
menjelaskan pemikiran Hizbut Tahrir dalam berbagai masalah. Kedua, pergulatan
pemikiran dengan berbagai aliran, sistem dan pemikiran yang tidak Islami;
Ketiga, perjuangan politik, yang meliputi: 1). berjuang menentang penjajahan
dengan berbagai bentuknya, baik penjajahan politik, pemikiran, ekonomi dan
militer, menguak rencana-rencana busuk dan persekongkolan mereka dan agar
umat terselamatkan daripadanya; 2). menjadi oposisi bagi pemerintah.
Hizbut Tahrir secara umum membuat tiga tahapan (marḥalah) dakwah atau
perjuangan. Tiga tahapan tersebut adalah tahap pembinaan dan pengkaderan
(marḥalah tathqīf), tahapan interaksi dengan masyarakat (marḥalah tafā’ul ma’a
al-ummah), dan tahapan ketiga adalah pengambilalihan kekuasaan (marḥalah
istilām al-ḥukm). Menurut Hizbut Tahrir tahapan ketiga ini sampai saat ini belum
terealisasi karena tahapan pertama dan kedua adalah tahapan yang panjang.12
Masih dalam wilayah yang sama, Umi Sumbulah berusaha mengkaji
pemahaman dua gerakan Islam, yaitu Hizbut Tahrir dan Majlis Mujahidin di
Malang terkait isu pluralisme agama. Disertasi ini berjudul ”Islam Radikal” dan
Pluralisme Agama : Studi Kontruksi Sosial Aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis
Mujahidin di Malang Tentang Agama Kristen dan Yahudi.13 Umi Sumbulah
berusaha mengkaji problem tersebut yang terformulasi dalam dua rumusan
12 Ibid., 257-27013 Disertasi ini telah dipublikasikan oleh Badan Litbang Kementerian Agama tahun 2010 denganjudul yang sama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
masalah terkait dengan kontruksi pemikiran serta modal pengetahuan dan
pengalaman yang membangun kontruk pemikiran tersebut.14
Hasil dari kajian Umi Sumbulah ini ada dua. Pertama, kontruksi aktivis
Hizbut Tahrir (HT) dan Majlis Mujahidin Indonesia (MMI) di Malang tentang
agama Kristen dan Yahudi, juga sikap mereka terhadap isu-isu yang dianggap
sebagai agenda dari dua agama tersebut, seperti pluralism agama, Islam liberal
dan kekerasan agama dapat diklasifikasikan pada kategori teologis dan politis.
Secara teologis mereka menganggap bahwa dua agama tersebut telah melakukan
manipulasi teologis dan selalu mengobarkan permusuhan kepada Islam. Sedang
tentang pluralisme agama, aktivis HT dan MMI menolak paham ini karena
bertentangan dengan al-Qur’an. Kekerasan agama baik fisik maupun kultural
simbolik di berbagai belahan dunia seperti di Palestina dan di Afghanistan
menurut para aktivis mereka adalah wujud dari permusuhan terhadap Islam.
Sedang secara politik, para aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin
berkeyakinan bahwa orang Yahudi dan Kristen, dalam hal ini direpresentasikan
oleh Barat, berupaya menghancurkan Islam dengan berbagai cara, di antaranya
dengan menyebarkan paham pluralisme dan liberalisasi agama. Aktivis Hizbut
Tahrir dan Majelis Mujahidin juga memandang bahwa adanya kelompok Islam
14 Umi Sumbulah menulis rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana kontruksi aktivisHizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin di Malang tentang Tentang Agama Kristen dan Yahudi, sertasikap mereka terhadap isu-isu seperti pluralisme agama, Islam Liberal dan kekerasan agama, yangsering mereka anggap sebagai agenda dua agama tersebut. Kedua, modal pengetahuan danpengalaman apa saja yang dijadikan para aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin di Malanguntuk mengkontruksi agama Kristen dan Yahudi, serta sikap mereka terhadap isu-isu sepertipluralisme agama, Islam Liberal dan kekerasan agama, yang sering mereka anggap sebagai agendadua agama tersebut. Lihat: Umi Sumbulah, Islam ”Radikal” dan Pluralisme Agama : StudiKontruksi Sosial Aktivis Ḥizbut Taḥrir dan Majelis Mujahidin di Malang tentang Tentang AgamaKristen dan Yahudi (Jakarta: Badan Litbang Kemenag RI, 2010), 23.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Liberal merupakan salah satu bentuk keberhasilan dan kemenangan Barat dalam
menghegemoni wacana atas dunia Islam.
Hasil penelitian Umi Sumbulah yang kedua adalah modal pengetahuan
dan pengalaman aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin turut membentuk
kontruksi mereka terhadap agama Kristen dan Yahudi, serta sikap mereka
terhadap isu pluralisme agama, Islam Liberal dan kekerasan agama, serta relasi
mereka dengan non-muslim. Latarbelakang keagamaan dan ideologi organisasi
mempengaruhi kontruks mereka dalam membangun argumen-argumen
keagamaan dalam masalah ini. Begitu juga pengalaman konflik dengan non-
muslim banyak mempengaruhi kontruks pemikiran tersebut. 15
Penelitian berikutnya adalah tesis yang ditulis oleh Muhammad Muhsin
Radhi Fakultas Uṣūl al-Dīn Prodi al-Fikr al-Islami Universitas Islam Baghdad
tahun 2006 dengan judul Ḥizb Taḥrīr: Thaqāfatuh wa Manhajuh fī Iqāmat
Dawlah al-Khilāfah al-Islāmiyah. Tesis ini berbicara tentang pemikiran dan
metode Hizbut Tahrir dalam upaya menegakkan khilāfah, pemikiran ekonomi
hanya disinggung sekilas saja. Secara umum pembahasan tesis ini mirip dengan
kajian Syamsul Arifin. Hanya saja wilayah kajian tesis ini lebih luas mencakup
Hizbut Tahrir internasional, sedang kajian Syamsul Arifin fokus Hizbut Tahrir
Indonesia. Local wisdom dalam penelitian ini juga nampak dengan kajian tentang
Hizbut Tahrir di Irak dengan agak panjang lebar.16
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang ditulis oleh Ainur Rofiq al-
Amin dengan fokus kajian pada salah satu tema sentral Hizbut Tahrir, yaitu
15 Ibid., 337-34316 Muhammad Muhsin Radhi, “Ḥizb al-Taḥrīr: Thaqāfatuh wa Manhajuh fī Iqāmat Dawlah al-Khilāfah al-Islāmiyah” (Tesis -- Universitas Islam, Baghdad, 2006)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
tentang khilafah. Ainur Rofiq, yang merupakan mantan aktivis HTI, membahas
kajian ini dalam disertasi yang diberi judul Khilafah Perspektif Hizbut Tahrir.17
Dalam kajiannya, Ainur Rofiq mengajukan dua rumusan masalah terkait dengan
landasan dan argumentasi serta implikasi dari perjuangan menegakkan khilafah
ala Hizbut Tahrir.18
Penelitian Ainur Rafiq ini mendapatkan hasil sebagai berikut: pertama,
bagi Hizbut Tahrir isu pokok dunia Islam saat ini adalah kembali menegakkan
hukum Allah dengan cara mendirikan khilafah. Mendirikan khilafah merupakan
kewajiban paling agung bagi umat Islam. Orang yang meremehkan kewajiban
besar ini merupakan kemaksiatan besar yang akan disiksa oleh Allah dengan
siksaan yang pedih. Kewajiban menegakkan khilafah dapat ditelusuri dari tiga
unsur utama yang menjadi penopang keorganisasiannya, landasan filosofis,
landasan normatif dan landasan historis; Kedua, khilafah bagi Hizbut Tahrir
adalah sistem yang tidak tergantikan dan tidak boleh diubah, walaupun
kenyataannya dalam karya-karya yang diterbitkan oleh gerakan ini masalah
khilafah telah mengalami evolusi atau perubahan. Konsekuensi lain dari
pemikiran Hizbut Tahrir tentang khilafah akan membuka peluang menjadi negara
absolut dan pemerintahan otokrasi.19
17 Disertasi ini telah dipublikasikan dengan judul bombastis: Membongkar Proyek Khilafah alaHizbut Tahrir di Indonesia yang diterbitkan oleh LKIS Yogyakarta tahun 201218 Rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, mengapa Hizb al-Tahrirmemperjuangkan khilafah dan bagaimana argumentasinya dibangun; Kedua, bagaimana implikasilogis dan politis pemikiran khilafah yang dikontruksi oleh Hizb al-Tahrir. Lihat: Ainur Rofiq al-Amin, ”Khilafah Versi Ḥizbut Taḥrir” (Disertasi -- IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011), 719 Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah ala Hizbut Tahrir di Indonesia(Yogyakarta: LKIS, 2012), 301-302
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
Kajian lain tentang Hizbut Tahrir adalah disertasi dengan judul Fikih
Perempuan Ḥizb al-Taḥrīr. Disertasi di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini ditulis
oleh Umi Chaedaroh, yang tidak mau ketinggalan dengan sang suami, Ainur
Rofiq al-Amin, dalam membahas Hizbut Tahrir. Disertasi ini fokus pada kajian
fiqh perempuan, dengan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana
kontruksi fikih perempuan Hizbut Tahrir; Kedua, bagaimana fleksibilitas dan
rigiditas fikih perempuan Hizbut Tahrir.20
Hasil dari penelitian ini adalah: pertama kontruksi fikih perempuan Hizbut
Tahrir dibangun atas pemahaman literal atas nash. Hal ini dibuktikan dengan dalil
yang dijadikan sumber hukum oleh Hizbut Tahrir adalah empat, al-Qur’an, hadis,
Ijmā’ sahabat dan qiyās dengan illat shar’iyyah, serta menolak semua dalil di luar
itu. Akal tidak boleh bergerak mencari kemaslahatan dan menentukan hukum
syara’. Karena itu, penggunaan maqāṣid al-sharī’ah dalam istinbāṭ hukum
dianggap sebagai suatu kesalahan. Kedua, fikih perempuan Hizbut Tahrir relatif
lentur, bahkan, bisa dikatakan relatif liberal jika dibanding dengan wacana fikih
perempuan dalam kitab-kitab karya ulama’ lain. Contohnya, kebolehan jabat
tangan laki-perempuan dan tidak ada wali mujbir. Rigiditas fikih perempuan
Hizbut Tahrir hanya terjadi pada ruang publik dan pemerintahan. 21
Irham Zaki meneliti pemikiran Hizbut Tahrir yang berkaitan dengan
ekonomi politik. Penelitian ini tertuang dalam tesis yang berjudul ”Ekonomi
Politik Islam (Telaah atas Pemikiran Politik Ekonomi Gerakan Ḥizb al-Tahrīr al-
Islāmi)”. Tesis tersebut mengambil rumusan masalah sebagai berikut: Pertama,
20 Umi Chaedaroh, ”Fikih Perempuan Ḥizb al-Taḥrīr” (Disertasi -- IAIN Sunan Ampel Surabaya,2011), 1021 Ibid., 238-242
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
bagaimana pemikiran ekonomi politik Hizbut Tahrir; kedua, mengapa Hizbut
Tahrir menekankan urgensitas ekonomi politik.22
Penelitian Irham Zaki ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
pertama, Hizbut Tahrir berpandangan bahwa Islam mempunyai bangunan
ekonomi politik yang berbeda dengan sistem ekonomi Barat. Menurut Hizbut
Tahrir, negara berkewajiban menjamin secara langsung kebutuhan primer
penduduk yang berupa pangan, sandang, papan dan kesehatan. Hizbut Tahrir
menekankan orisinalitas ekonomi Islam dengan mengkritik sistem sosialis dan
kapitalis. Kritik Hizbut Tahrir terhadap sistem kapitalis di antaranya yang utama
adalah masalah kebutuhan yang hanya fokus pada kebutuhan materi, padahal
kebutuhan manusia tidak hanya berupa materi, tetapi juga termasuk mental
spiritual. Sedang kritik Hizbut Tahrir terhadap sosialisme lebih pada penyamaan
kebutuhan manusia yang secara fitrah berbeda satu dengan lainnya dan tidak
mungkin disamakan.
Selain itu, yang menjadi sorotan utama pemikiran ekonomi politik Hizbut
Tahrir adalah ide-ide yang terkait dengan ekonomi yang berasal dari Barat, seperti
pemberian hutang, privatisasi, globalisasi dan pasar bebas. Semua ide Barat itu
dianggap oleh Hizbut Tahrir sebagai tipu daya dan sarana untuk menundukkan
ekonomi negara-negara Islam dalam bentuk neo-imperalisme dan ekspansi
perusahaan-perusahaan mereka ke negara-negara Islam. Pemberian hutang Barat
kepada negara-negara Islam dianggap sebagai upaya Barat untuk melakukan neo-
imperalisme. Privatisasi dianggap sebagai jalan Barat untuk mengambil alih
22 Irham Zaki, “Ekonomi Politik Islam (Telaah atas Pemikiran Ekonomi Politik Gerakan Ḥizb al-Taḥrīr al-Islami” (Tesis -- IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2002), 8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
perusahaan-perusahaan milik negara Islam. Begitu juga globalisasi dianggap
sebagai jalan memudahkan ekspansi ekonomi Barat dan pasar bebas merupakan
sarana pemasaran bagi produk Barat kepada dunia Islam dengan menghilangkan
bea masuk, pajak dan hambatan lainnya.23
Penelitian Irham Zaki di atas walaupun obyek kajiannya sama dengan
kajian peneliti, namun terdapat perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut terletak
pada fokus kajian. Kajian Irham Zaki membahas secara umum politik ekonomi
perspektif Hizbut Tahrir, sedang penelitian ini fokus mengkaji secara mendalam
salah satu tema sentral ekonomi politik kontemporer yang belum disentuh oleh
penelitian Irham Zaki, yaitu masalah upah dan kebijakan pengupahan perspektif
Hizbut Tahrir.
Kajian tentang Hizbut Tahrir berikutnya adalah penelitian dengan judul
Rekonstruksi Konsep Qiyas Hizbut Tahrir yang ditulis oleh Mohammad Hadi
Sucipto, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini fokus pada salah satu
metode ijtihad Hizbut Tahrir, yaitu qiyās.24 Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa konsep qiyās Hizbut Tahrir mengadopsi pendapat Taqiyuddin
al-Nabhani. Al-Nabhani membagi qiyas kepada qiyās shar’i dan qiyās ’aqli.
Qiyās shar’i yang mendasarkan illat-nya pada nash al-Qur’an maupun hadis
diakui oleh Hizbut Tahrir. Sedang qiyās ’aqli yang illat-nya mendasarkan pada
23 Ibid., 9924 Penelitian ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana pandanganHizbut Tahrir tentang qiyās dalam menetapkan hukum Islam; kedua, bagaimana aplikasi danimplikasi konsep qiyās Hizbut Tahrir dalam menetapkan hukum Islam. Lihat: Muhammad AdiSucipto, Rekontruksi Konsep Qiyas Hizbut Tahrir (Surabaya: IAIN SA Press, 2011)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
akal tidak diakui oleh Hizbut Tahrir. Namun demikian, dalam aplikasinya
terkadang Hizbut Tahrir tidak konsisten dengan konsep qiyās yang diadopsi.25
Penelitian-penelitian di atas secara ringkas dapat ditelaah dalam tabel
tentang peta kajian Hizbut Tahrir berikut:
Tabel. 1.1Peta kajian tentang Hizbut Tahrir
No
Penulis danjudul
Rumusan Masalah Hasil penelitian
1 DisertasiSyamsul Arifin ”Objektivikasiagama sebagaiideologi GerakanSosial KelompokFundamentalisIslam (StudiKasus HizbutTahrir Indonesiadi Kota Malang)
Pertama, bagaimanakontruksi ideologidalam pandanganHizbut Tahrir? Apakahideologi yangdirumuskan merupakandominasi doktrin agamaataukah jugadipengaruhi oleh realitassosial yang berkembangdi luar, atau keduanya,juga apakah ideologitersebut mengalamimodifikasi yangdisesuaikan denganperkembangan dimanawilayah Hizbut Tahrirberada?. Keduabagaimana HizbutTahrir membentukjaringan yang kuat antaranggotanyaKetiga, bagaimanatahapan dan polagerakan yang dipilihHizbut Tahrir untukmerealisasikan cita-
Pertama, Hizbut Tahrir melihatIslam sebagai ideologi yangmempunyai fikrah (idepemikiran) dan ṭarīqah (saranaoperasional). Hizbut Tahrirmenelusuri keluasan Islammelalui dua perspektif,perspektif normative danperspektif sejarah. Dalamperspektif normative ajaranIslam mencakup semua bidangkehidupan dan mencakup lahirdan batin serta mencakuppemikiran dan sarana. Sedangdalam perspektif sejarahbahwasanya islam pernahmengalami masa kegemilanganberkat dijadikannya Islamsebagai ideologi, baik individumaupun Negara. Kontrukideologi ini dibangun dari ajaranagama dan juga pengaruhrealitas social yang berkembang,yaitu kemunduruan dunia islamdengan titik kulminasinyakeruntuhan khilafah danimperialism Barat atas dunia
25 Sucipto mencontohkan ketidak konsitenan tersebut pada kasus konsep Hizbut Tahrir tentang‘illat yang harus ditentukan oleh nash. Ternyata setelah diteliti dari nash al-Qur’an dan hadis,Hizbut Tahrir menyimpulkan bahwa nash itu bisa menunjukkan adanya ‘illat dengan ṣarāḥah(jelas) , dalālah (petunjuk suatu nash), istinbāt (penetapan dengan cara ijtihad) dan qiyās. Lihat:Sucipto, Rekontruksi Konsep Qiyas, 158
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
citanya Islam serta berdirinya negaraIsrael di palestina.Kedua, Metode yang dipakaiuntuk merealisasikan cita-citaideologinya, Hizbut Tahrirmendirikan partai politik yangaktivitasnya: 1). al-tathqīf, yaituproses pembekalan ilmu danwawasan keislaman; 2).pergulatan pemikiran denganberbagai aliran, sistem danpemikiran yang tidak Islami; 3).perjuangan politik. Hizbut Tahrirmembuat tiga tahapan dakwah,yaitu: tahap pembinaan danpengkaderan), tahap interaksidengan masyarakat, dan tahappengambilalihan kekuasaan.
2 Disertasi UmiSumbulah Islam”Radikal” dandan PluralismeAgama; StudiKontruksi SosialAktivis HizbutTahrir danMajlis Mujahidindi MalangTentang AgamaKristen danYahudi
Pertama: bagaimanakontruksi sosial AktivisHizbut Tahrir (HTI) danMajlis MujahidinIndonesia (MMI) diMalang Tentang AgamaKristen dan Yahudi sertasikap mereka terhadapisu-isu seperti pluralismagama, Islam Liberaldan kekerasan agamayang sering merekaanggap agenda keduaagama tersebut. Keduamodal pengetahuan danpengalaman apa sajayang dijadikan paraaktivis Hizbut Tahrirdan Majlis Mujahidin diMalang untukmengkontruksi agamaKristen dan Yahudi,serta sikap merekaterhadap isu-isu sepertipluralism agama, IslamLiberal dan kekerasanagama.
Pertama: Secara teologis AktivisHTI dan MMI menganggapbahwa dua agama tersebut telahmelakukan manipulasi teologisdan selalu mengobarkanpermusuhan kepada Islam.Sedang tentang pluralism agamamereka menolak paham inikarena bertentangan dengan al-Qur’an. Adapun tentangkekerasan agama baik fisikmaupun cultural simbolik diberbagai belahan dunia seperti diPalestina dan di Afghanistanmenurut para aktivis HT danMMI adalah wujud daripermusuhan mereka terhadapIslam.Sedang secara politik, paraaktivis HT dan MMIberkeyakinan bahwa orangYahudi dan Kristen berupayamenghancurkan Islam denganberbagai cara, diantaranyadengan menyebarkan pahampluralism agama dan liberalisasiagama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
3 MuhammadMuhsin Radhi ”Hizbut Tahrir:Thaqāfatuh waManhajuh fīIqāmat Dawlahal-Khilāfah al-Islāmiyah
Pertama, bagaimanathaqafah dan pemikiranHizbut Tahrir; kedua,bagaimana manhajHizbut Tahrir dalammenegakkan negarakhilafah
Pertama, pemikiran HizbutTahrir secara umum merupakanpemikiran Islam murni, yangdalam bidang fiqh dan ushul fiqhtidak keluar dari khazanahkeilmuan Islam, dan dalambidang politik dan sosialkemasyarakatan tidak tercampurdengan pemikiran Barat.Kedua, manhaj Hizbut Tahrirdalam menegakkan khilafahadalah dengan mendirikan partaipolitik yang memperjuangkandan mendakwahkannya kepadamasyarakat.
4 Disertasi AinurRofiq al-Amin”KhilafahPerspektifHizbut Tahrir
Mengapa Hizbut Tahrirmemperjuangkankhilafah dan bagaimanaargumentasinyadibangunKedua, Bagaimanaimplikasi logis danpolitis pemikirankhilafah yangdikontruksi oleh HizbutTahrir
Pertama, bagi Hizbut Tahrir isupokok dunia Islam saat iniadalah kembali menegakkanhukum Allah dengan caramendirikan khilafah. Mendirikankhilafah merupakan kewajibanpaling agung bagi umat Islam.Kewajiban menegakkan khilafahdapat ditelusuri dari tiga unsurutama yang menjadi penopangkeorganisasiannya, landasanfilosofis, landasan normatif danlandasan historisKedua, khilafah bagi HizbutTahrir adalah sistem yang tidaktergantikan dan tidak bolehdiubah. Walaupun kenyataannyadalam karya-karya yangditerbitkan oleh gerakan inimasalah khilafah telahmengalami evolusi atauperubahan. Konsekuensi laindari pemikiran Hizbut Tahrirtentang khilafah akan membukapeluang menjadi negara absolutdan pemerintahan otokrasi.
5 Disertasi UmiChaedaroh ”FiqhPerempuanHizbut Tahrir
Pertama, Bagaimanakontruksi fikihperempuan HizbutTahrir?; Kedua,
Pertama kontruksi fikihperempuan Hizbut Tahrirdibangun atas pemahaman literalatas nas. Hal ini dibuktikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
bagaimana fleksibilitasdan rigiditas fikihperempuan HizbutTahrir?
dengan dalil yang dijadikansumber hukum oleh HizbutTahrir adalah empat, al-Qur’an,hadis, Ijma’ sahabat dan qiyasdengan illat shar’iyyah, sertamenolak semua dalil diluar itu.Akal tidak boleh bergerakmencari kemaslahatan danmenentukan hukum syara’.Karena itu penggunaan maqasidshariah dalam istinbat hukumdianggap sebagai suatukesalahan. Kedua, fikihperempuan Hizbut Tahrir relatiflentur bahkan bisa dikatakanrelatif liberal jika dibandingdengan wacana fikih perempuandalam kitab-kitab karya ulama’lain. Rigiditas fikih perempuanHizbut Tahrir hanya terjadi padaruang publik dan pemerintahan.
6 Tesis IrhamZaki, EkonomiPolitik Islam(Telaah ataspemikiran politikekonomi gerakanHizbut Tahrir al-Islami)
Pertama, bagaimanapemikiran ekonomipolitik Hizbut Tahrir;kedua, mengapa HizbutTahrir menekankanurgensitas ekonomipolitik
Pertama, Hizbut Tahrirberpandangan bahwa negaramenjamin secara langsungkebutuhan primer penduduk.Hizbut Tahrir menekankanorisinalitas ekonomi Islamdengan mengkritik sistemsosialis dan kapitalis. Selain ituyang menjadi sorotan utamapemikiran ekonomi politikHizbut Tahrir adalah ide-ideyang terkait dengan ekonomiyang berasal dari barat, sepertipemberian hutang, privatisasi,globalisasi dan pasar bebas.Semua ide-ide Barat itudianggap oleh Hizbut Tahrirsebagai tipu daya dan saranauntuk menundukkan ekonominegara-negara Islam dalambentuk neo-imperalisme danekspansi perusahaan-perusahaanmereka ke negara-negara Islam.Kedua, Hizbut Tahrirmenekankan urgensitas ekonomi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
politik karena negara, dalam halini adalah khilafah, merupakanhal asasi dalam Islam, danperanannya sangat pentingdalam ekonomi.
7 MohammadHadi Sucipto ”RekontruksiKonsep QiyasHizbut Tahrir
Pertama, bagaimanapandangan HizbutTahrir tentang qiyasdalam menetapkanhukum Islam; kedua,bagaimana aplikasi danimplikasi konsep qiyasHizbut Tahrir dalammenetapkan hukumIslam
Pertama, konsep qiyas HizbutTahrir mengadopsi pendapatTaqiyuddin al-Nabhani. Al-Nabhani membagi qiyas kepadaqiyas shar’i dan qiyas ’aqli.Qiyas shar’i adalah yangmendasarkan illatnya pada nashal-qur’an maupun hadis, dan iniyang diakui oleh Hizbut Tahrir.Sedang qiyas aqli yang illatnyamendasarkan pada akal tidakdiakui oleh Hizbut Tahrir.Kedua, implikasi dari konsepqiyas Hizbut Tahrir hanyamenggunakan qiyas syar’i danhanya menggunakan illat yangmempunyai fungsi al-ba’ith alaal-hukm, sebagaimana qiyas jugatidak digunakan dalam ranahibadah. Pada tataran aplikasimasih ada beberapa kasus yangmenunjukkan bahwa HT tidakkonsisten.
Di samping kajian tentang Hizbut Tahrir di atas, penulis paparkan tulisan
yang terkait dengan upah dalam ekonomi Islam. Di antara kajian tersebut yang
dapat penulis bahas di sini adalah:
Ismail Ibrahim al-Badawi menulis buku dengan judul al-Ajr fi al-Iqtiṣād
al-Islāmiy wa al- Iqtiṣād al-Waḍ’iy (Upah dalam Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional). Dalam buku ini al-Badawi membahas tentang upah dalam
ekonomi Islam secara umum dan membandingkan dengan upah dalam ekonomi
konvensional. Hasil dari kajian ini bahwa perbedaan mendasar standar upah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
dalam ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional adalah dalam standar
keadilan dan kecukupan. Dalam ekonomi Islam, upah pekerja bukan hanya
memenuhi kebutuhan minimal, tetapi memenuhi kebutuhan hidup yang
dimuliakan.26
Ana Annisa’atun menulis artikel dengan judul Ketentuan Upah Menurut
UU Nomor 13 tahun 2003 Dalam Perspektif Hukum Islam. Dalam kajian ini
penulis membahas sedikit tentang pemikiran upah Hizbut Tahrir yang terwakili
oleh pandangan tokohnya, al-Nabhani dan Ismail Yusanto.27
Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa semua kajian tentang
Hizbut Tahrir dan upah dalam ekonomi Islam di atas berbeda dengan studi dalam
penelitian ini, sebab semua kajian tersebut belum ada yang membahas dan fokus
pada konsep upah perspektif Hizbut Tahrir. Dengan demikian studi ini masih
layak untuk dikembangkan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
etnografi. Peneliti mengikuti pendapat Creswell (2009) dalam Ismail Nawawi,
yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai lima pendekatan:
26 Ismail Ibrahim al-Badawi, al-Ajr fi al-Iqtiṣād al-Islāmiy wa al- Iqtiṣād al-Waḍ’iy (Kuwait:Kuwait University, 2003)27 Ana Annisa’atun “Ketentuan Upah Menurut UU Nomor 13 tahun 2003 Dalam PerspektifHukum Islam, Maliyah, Vol. 01 Nomor 01 (Juni 2011), 58-77
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
phenomenology research, grounded theory research, ethnography research,
case study research, dan narrative research.28
Penelitian kualitatif menurut definisi yang diungkapkan oleh Bogdan
dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.29 Dengan demikian metode kualitatif digunakan agar fokus penelitian
menitikberatkan pada kajian konseptual yang berupa butir-butir pemikiran
Hizbut Tahrir tentang upah dan kebijakan pengupahan.
Penelitian etnografi adalah merupakan salah satu jenis penelitian
kualitatif, dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam
kondisi alamiah melalui observasi dan wawancara.30 Etnografi diartikan
sebagai studi atau penelitian yang difokuskan pada penjelasan deskriptif dan
interpretasi terhadap budaya dan sistem sosial suatu kelompok atau suatu
masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penghayatan langsung terhadap
kelompok atau masyarakat yang diteliti.31
Etnografi pada dasarnya adalah kegiatan peneliti untuk memahami
cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati
kehidupan sehari-hari. Etnografi bertujuan menguraikan suatu budaya secara
menyeluruh, yakni semua aspek budaya, baik berupa material maupun yang
bersifat abstrak seperti kepercayaan, pengalaman, norma dan sistem nilai
28 Ismail Nawawi, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), 5029 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 3.30 Ismail Nawawi, Metode Penelitian Kualitatif, 5031 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: SalembaHumanika, 2011), 75
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
kelompok yang diteliti.32 Pendekatan etnografi ini digunakan untuk meneliti
pemikiran Hizbut Tahrir di bidang upah secara mendalam dan latar, baik
kondisi politik ekonomi, pengalaman maupun pemikiran yang melandasinya.
Pemikiran merupakan salah satu budaya terpenting pada seseorang atau
kelompok masyarakat.
Penelitian ini merupakan riset yang masuk dalam ranah studi teks,
sehingga peneliti membatasi ruang lingkup riset ini pada teks tulis atau narasi.
Oleh karena itu riset ini termasuk ke dalam kategori penelitian pustaka
(library research). Peneliti menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data
utama yang berkaitan dengan pemikiran Hizbut Tahrir di bidang upah dan
kebijakan pengupahan. Penelitian kepustakaan diharapkan dapat memberikan
jawaban terhadap masalah yang ada sehingga nantinya dapat diambil benang
merah dari masalah tersebut.
2. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada yang bersifat primer dan ada
yang bersifat sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah semua
buku dan artikel yang ditulis oleh Hizbut Tahrir dan para tokohnya yang
menjadi buku induk bagi organisasi, khususnya yang berbicara tentang upah.
Buku-buku tersebut adalah Mafāhīm Ḥizb al-Taḥrīr, al-Shakhsiyah al-
Islāmiyah jilid 1-3 karya Taqyudin al-Nabhani, al-Niẓām al-Iqtisādy fy al-
Islām Karya Taqyudin al-Nabhani, Muqaddimat al-Dustūr karya Taqyudin al-
Nabhani, al-Māl fī Dawlat al-Khilāfah karya Abd Qadīm Zallūm dan lain
32 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 161
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
sebagainya. Sedang artikel yang menjadi sumber data primer adalah artikel-
artikel yang termuat dalam media resmi Hizbut Tahrir, seperti al-Wa’ie dan
website resmi Hizbut Tahrir, http://hizbut-tahrir.or.id.
Sedang sumber data sekunder adalah semua buku dan artikel yang
membahas topik yang berkaitan dengan Konsep upah perspektif Hizbut Tahrir
yang ditulis oleh pihak luar, selain Hizbut Tahrir, yang sekiranya dapat
digunakan untuk mengeksplorasi pemikiran dan sebagai bahan analisis pada
rumusan masalah penelitian ini.
3. Situasi sosial dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
Peneliti mengikuti pendapat Spradley yang menamakan situasi sosial. Situasi
sosial terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor) dan
aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.33 Situasi sosial tersebut,
dapat dinyatakan dengan obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang
terjadi di dalamnya.34 Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas, termasuk pemikiran, orang-orang
yang ada pada tempat tertentu.
Dalam penelitian ini, situasi sosial yang berupa aktor adalah Hizbut
Tahrir sebagai kelompok masyarakat yang teroganisir, dan situasi sosial yang
berupa aktivitas berupa pemikiran Hizbut Tahrir di bidang pengupahan.
Sedang elemen ketiga dari situasi sosial, yaitu tempat, tidak dipakai dalam
33 Ismail Nawawi, Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Az-Zahra Press, 2015), 1734 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian(Jogjakarta; Ar-Ruzz Media, 2011),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
penelitian ini. Hal ini karena penelitian pemikiran Hizbut Tahrir ini bersifat
global, yang mencakup semua area gerakan Hizbut Tahrir di seluruh dunia.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Sampel dalam penelitian ini dipilih dari pemimpin tertinggi Hizbut Tahrir.
Kepemimpinan tersebut terbagi dua, pemimpin pusat Hizbut Tahrir tingkat
dunia, dan pemimpin Hizbut Tahrir Indonesia.
Di tingkat dunia, Sampai saat ini, ditubuh Hizbut Tahrir telah
mengalami tiga kali pergantian kepemimpinan. Dimulai dari kepemimpinan
Taqyudin al-Nabhani, berpindah ke tangan Abdul Qadim Zallum dan
kemudian pindah ke tangan Abu Rasytah sampai saat ini. dari ketiga
pemimpin tersebut al-Nabhani-lah yang paling dominan dalam membangun
pemikiran Hizbut Tahrir di ekonomi, kemudian di susul oleh Zallum. Sedang
Abu Rasytah tidak banyak menulis tentang ekonomi, dan setelah peneliti cari,
tidak ada satupun tulisannya yang membahas masalah pengupahan. Oleh
karena itu sampel yang mewakili pemimpin Tertinggi dunia ini penulis ambil
dua orang, yaitu Taqyudin al-Nabhani dan Abdul Qadim Zallum.
Sedang dalam level Indonesia, pemimpin Hizbut Tahrir yang peneliti
jadikan sampel adalah Hafidz Abdurrahman, Ketua Lajnah Tsaqafiyah
(Bidang pemikiran dan budaya) DPP Hizbut Tahrir Indonesia. Pemilihan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
sosok Hafidz Abdurrahman berdasar fakta bahwa ia merupakan salah satu
idiolog terkemuka Hizbut Tahrir di Indonesia yang banyak menulis artikel
tentang pengupahan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi (documentary
study), yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang dihasilkan dari dokumen-
dokumen dan karya monumental yang menjadi bahan kajian. Dalam hal ini,
peneliti diharuskan kritis terhadap materi dan data-data yang terdapat dalam
karya tersebut, sehingga diharapkan dapat ditemukan hubungan yang kuat
terhadap persoalan yang diteliti.35 Dalam hal ini, peneliti berusaha
mendapatkan karya-karya pimpinan, intelektual dan tokoh Hizbut Tahrir yang
berkaitan dengan masalah upah dan kebijakan pengupahan.
Data-data yang berkaitan dengan pemikiran Hizbut Tahrir tentang
upah tersebut kemudian diuraikan, dicari keterkaitan antara pemikiran yang
ada dalam satu karya dengan karya lainnya, untuk selanjutnya dipadukan,
sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.36
5. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif dan komparatif. Analisa deskriptif digunakan untuk
menggambarkan secara sistematis dan akurat tentang konsep upah
35 Ibid., 5-636 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010),287. Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif sebenarnya ada beberapa, yaituwawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini digunakan dokumentasi karenamenyesuaikan dengan bentuk penelitian ini yang berupa penelitian pustaka. Peneliti mencukupkanpada penelitian pustaka dengan alasan bahwa penelitian dengan penelusuran pemikiran Hizb al-Tahrir melalui buku-buku pedoman kelompok ini sudah bisa menggambarkan arah pemikirannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
perspektif Hizbut Tahrir. Sedang analisis komparatif digunakan untuk
membandingkan pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah tersebut dengan
pemikiran ekonomi konvensional dan berbagai pemikiran ekonomi Islam
baik klasik maupun kontemporer.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi (content analysis),
suatu model yang dipakai untuk meneliti dokumentasi data yang berupa teks,
gambar, simbol dan sebagainya. Analisis isi digunakan untuk memperoleh
keterangan dari komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang yang
terdokumentasi atau dapat didokumentasikan. Menurut Klaus Krispendorff,
analisis isi bukan sekedar menjadikan isi pesan sebagai obyeknya, lebih dari
itu terkait dengan konsepsi-konsepsi yang lebih baru tentang gejala-gejala
simbolik dalam dunia komunikasi.37 Teknik ini digunakan untuk menganalisis
konsep upah Hizbut Tahrir melalui dokumen-dokumen tertulis, baik berupa
buku, majalah, website, surat kabar, dan lain sebagainya.
H. Sistematika Pembahasan
Agar hasil penelitian ini terarah dan teratur, maka pembahasan disertasi ini
dibagi dalam tujuh bab yang saling berkaitan dan berkelanjutan yang sistematika
penulisannya sebagai berikut:
Bab pertama berisi pendahuluan, yang meliputi pembahasan tentang latar
belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, metodologi penelitian,
tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka dan pendekatan penelitian
37 Klaus Krispendoff, Analisis Isi Pengantar dan Teori Metodologi (Jakarta: Rajawali Press,1993), 15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
dikemukakan sedemikian rupa untuk menunjukkan signifikansi penelitian ini.
Sistematika pembahasan juga dipaparkan sebagai gambaran awal penelitian ini.
Bab kedua membahas landasan teoritik yang terdiri dari konsep tentang
upah dan kebijakan pengupahan oleh pemerintah. Pada bab ini secara berurutan
dibahas definisi upah, standar penetapan upah dalam ekonomi konvensional dan
ekonomi Islam, sistem pengupahan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat
upah. Dalam bab ini juga dibahas tentang intervensi pemerintah dalam penetapan
tingkat upah. Dalam bab ini disajikan untuk memberikan gambaran awal tentang
teori upah dan kebijakan pengupahan sekaligus sebagai dasar analisa pada
persoalan upah dan pengupahan dalam pemikiran Hizbut Tahrir.
Bab ketiga membahas selayang pandang Hizbut Tahrir. Bab ini mencakup
sejarah kelahiran dan perkembangan Hizbut Tahrir, Latar belakang dan tujuan
kelahiran, metode dakwah Hizbut Tahrir, struktur organisasi serta Pokok-pokok
pemikiran Hizbut Tahrir.
Bab keempat membahas pemikiran upah Hizbut Tahrir. Bab ini didahului
dengan pembahasan sikap Hizbut Tahrir dalam problematika buruh dan tenaga
kerja. Setelah itu pembahasan tentang upah perspektif Hizbut Tahrir, yang
meliputi pemikiran tentang standar penetapan upah, pemikiran tentang upah
sepadan dan pemikiran tentang penetapan tingkat upah tertentu oleh pemerintah.
Bab kelima membahas metode ijtihad hukum Hizbut Tahrir di bidang
upah. Bab ini membahas pemikiran hukum Hizbut Tahrir yang melandasi
pemikiran di bidang upah. Pembahasan ini meliputi pemikiran Hizbut Tahrir
tentang dalil, al-’urf, maṣlaḥah mursalah dan maqāṣid al-sharī’ah. Disamping itu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
bab ini mengkaji posisi metode ijtihad Hizbut Tahrir dalam kajian hukum
ekonomi Syariah.
Bab keenam membahas pemikiran Hizbut Tahrir di bidang upah dalam
kajian ekonomi Islam kontemporer. Bab ini membahas posisi pemikiran Hizbut
Tahrir di bidang upah dalam kajian ekonomi Islam klasik dan kontemporer serta
analisis kritis tentang implikasi dan relevansi pemikiran Hizbut Tahrir di bidang
upah dalam kajian ekonomi Islam kontemporer.
Bab ketujuh, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan
implikasi teoritik untuk menunjukkan hasil-hasil penelitian. Dalam bab ini juga
dikemukakan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut.