optimalisasi peran pesantren dalam pengembangan

32
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi adalah salah satu masalah utama dan pokok kehidupan sejak pertama kali Nabi Adam ’alayh al-salām menginjakkan kaki di bumi. Tanpa ekonomi, kehidupan manusia tidak akan berlangsung sampai saat ini. Karena itulah syareat para nabi tidak pernah meninggalkan masalah ekonomi. 1 Dalam Islam, hubungan agama dan ekonomi diyakini sudah ada sejak awal, bahkan menjadi salah satu pendorong kehadirannya. Kelahiran Islam merefleksikan sebuah reformasi terhadap keangkuhan sistem peradaban masyarakat jahiliyah kala itu. Keangkuhan ini dapat dilihat dari perlakuan yang tidak fair terhadap perempuan, peminggiran kaum miskin, pemusatan kekuasaan pada kaum aristokrat, ketimpangan ekonomi, dan lain-lain. 2 Karena itulah salah satu tugas utama pemerintah dalam sistem politik Islam adalah mengatur dan mengawasi perekonomian, sehingga diharapkan ekonomi negara bisa berjalan dengan baik dan tercipta suatu keadilan dan kesejahteraan. Permasalahan buruh dan upah merupakan salah satu isu sentral dalam ekonomi industrial saat ini. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya dari upah yang diperoleh. Penentuan upah kerja termasuk salah satu permasalahan sosial yang paling penting, karena standar upah pekerja secara praktis menentukan standar hidup pekerja dan keluarganya. Jika penentuannya adil, upah akan 1 Ahmad Syakur, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Kediri, STAIN Kediri Press, 2011), 11 2 Abdul Jalil, “Obyektifikasi Konsep Perburuhan Islam di Indonesia”, Islamica, vol. 1, No. 1 (September 2006), 30

Upload: haanh

Post on 29-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi adalah salah satu masalah utama dan pokok kehidupan sejak

pertama kali Nabi Adam ’alayh al-salām menginjakkan kaki di bumi. Tanpa

ekonomi, kehidupan manusia tidak akan berlangsung sampai saat ini. Karena

itulah syareat para nabi tidak pernah meninggalkan masalah ekonomi. 1 Dalam

Islam, hubungan agama dan ekonomi diyakini sudah ada sejak awal, bahkan

menjadi salah satu pendorong kehadirannya.

Kelahiran Islam merefleksikan sebuah reformasi terhadap keangkuhan

sistem peradaban masyarakat jahiliyah kala itu. Keangkuhan ini dapat dilihat dari

perlakuan yang tidak fair terhadap perempuan, peminggiran kaum miskin,

pemusatan kekuasaan pada kaum aristokrat, ketimpangan ekonomi, dan lain-lain.2

Karena itulah salah satu tugas utama pemerintah dalam sistem politik Islam

adalah mengatur dan mengawasi perekonomian, sehingga diharapkan ekonomi

negara bisa berjalan dengan baik dan tercipta suatu keadilan dan kesejahteraan.

Permasalahan buruh dan upah merupakan salah satu isu sentral dalam

ekonomi industrial saat ini. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya dari

upah yang diperoleh. Penentuan upah kerja termasuk salah satu permasalahan

sosial yang paling penting, karena standar upah pekerja secara praktis menentukan

standar hidup pekerja dan keluarganya. Jika penentuannya adil, upah akan

1 Ahmad Syakur, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Kediri, STAIN Kediri Press, 2011), 112 Abdul Jalil, “Obyektifikasi Konsep Perburuhan Islam di Indonesia”, Islamica, vol. 1, No. 1(September 2006), 30

Page 2: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

menjadi faktor utama kesejahteraan kaum pekerja. Sebaliknya jika upah

ditetapkan dengan seenaknya akan berpengaruh negatif bagi kehidupan pekerja,

relasi kerja antara pekerja dan pemilik usaha serta berpengaruh negatif pada iklim

usaha secara makro.3

Tingkat upah yang diperoleh para pekerja mempengaruhi tingkat daya beli

mereka. Tingkat daya beli ini tidak hanya berpengaruh pada taraf hidup pekerja

dan keluarga mereka, namun juga mempengaruhi ekonomi negara. Jatuhnya daya

beli dalam jangka panjang akibat upah yang rendah akan sangat merugikan

industri yang menyediakan barang-barang konsumsi kaum pekerja. Berkurangnya

produksi barang berakibat penurunan daya beli bukan hanya berakibat negatif

pada industri itu sendiri, namun merambat pada industri lain, perdagangan dan

lainnya, karena dalam dunia modern semua industri dan kegiatan ekonomi lainnya

saling terkait.

Disamping itu, ketidakadilan terhadap golongan pekerja akan menyebabkan

rasa tidak senang dan kekacauan di kalangan mereka yang bisa menimbulkan

perselisihan dan aksi terhadap industri dalam bentuk demonstrasi dan aksi mogok

kerja. Hal semacam ini menyebabkan kerugian uang dan waktu yang bisa jadi

nilainya lebih besar bagi para pengusaha dibanding seandainya mereka

memberikan upah yang adil kepada para pekerjanya.4

Dewasa ini, kebijakan upah minimum telah menjadi isu penting dalam

masalah ketenagakerjaan, baik di negara-negara maju maupun negara sedang

berkembang. Isu ini dirasa semakin penting seiring dengan berkembangnya

3 Baqir Syarif al-Qarasyi, Keringat Buruh, Terj. Ali Yahya (Jakarta: al-Huda, 2007), 2514 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid. 2Terj. Nastangin dan Soeroyo (Yogyakarta:Dana Bhakti Wakaf, 1995), 361-362

Page 3: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

industrialisasi di beberapa negara maju yang berdampak pada peningkatan taraf

hidup segolongan masyarakat, khususnya masyarakat golongan ekonomi

menengah ke atas. Di sisi lain ada pendapat yang menyatakan bahwa

industrialisasi tidak memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan kaum

pekerja, padahal kaum pekerja inilah yang memberikan kontribusi paling besar

terhadap perkembangan sebuah industri. Terkait hal ini para ekonom kontemporer

pada umumnya memandang sudah selayaknya Pemerintah, pengusaha dan serikat

pekerja duduk bersama dalam rangka merumuskan kebijakan upah yang

berkeadilan sekaligus menjaga tingkat keuntungan perusahaan dalam jangka

panjang.5

Sejak tahun 1969 pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan upah

minimum untuk mengatasi permasalahan upah dan perburuhan di Indonesia.

Selama itu juga, pemerintah telah tiga kali mengganti standar hidup sebagai dasar

penetapan upah minimum. Komponen kebutuhan hidup tersebut meliputi:

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang berlaku tahun 1969-1995, Kebutuhan

Hidup Minimum (KHM) yang berlaku tahun 1996-2005, dan terakhir Kebutuhan

Hidup Layak (KHL) yang berlaku tahun 2006 hingga saat ini.6

Dalam penetapan upah minimum tersebut, sebenarnya pemerintah hanya

berperan sebagai mediator antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam

masalah upah pekerja. Dalam menjalankan fungsi mediasi tersebut, pemerintah

membentuk dewan pengupahan yang keanggotannya terdiri dari perwakilan

5 Sahat AF Silalahi, “Pengupahan di Indonesia: Sejarah dan perbaikan Kebijakan” dalamhttp://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim-10.pdf , 3. diakses pada24 Juli 20156 Ibid., 4

Page 4: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

pakar, asosiasi pengusaha, serikat pekerja dan pemerintah. Dewan pengupahan

itulah yang melakukan kajian dan perundingan tentang tingkat upah yang adil

yang kemudian direkomendasikan kepada pemerintah

Berdasarkan hal di atas, sangat penting untuk memberikan perhatian yang

besar bagi penentuan tingkat upah pekerja. Banyak teori yang telah diberikan oleh

para ahli ekonomi tentang bagaimana penetapan upah. Karl Mark mengemukakan

teori upah menurut nilai dan pertentangan kelas, Adam Smith mengatakan bahwa

penetapan upah berdasar kebutuhan hidup dasar pekerja, sementara teori neo

klasik mengemukakan penetapan upah berdasar produktifitas marginal.

Disamping itu masih ada teori penetapan upah berdasar daya beli, penawaran dan

permintaan di pasar tenaga kerja, serta penetapan upah berdasar keuangan

perusahaan.

Semua teori itu dalam rangka mencari standar penetapan upah yang adil

menurut versi masing-masing. Pertanyaannya, apakah teori-teori penentuan upah

di atas sudah sesuai dengan Islam? Atau, diantara teori-teori tersebut manakah

yang paling dekat dengan Islam? Jika tidak ada yang yang sesuai dengan ekonomi

Islam, bagaimanakah penentuan upah dalam Islam?.

Hizbut Tahrir sebagai salah satu gerakan Islam terkemuka, sangat lantang

menyerukan kritik dan perubahan dalam bidang ekonomi dan politik. Berangkat

dari gerakan keagamaan, Hizbut Tahrir memposisikan diri sebagai oposisi dari

sistem ekonomi yang ada dan selalu mengajak untuk kembali kepada sistem

ekonomi Islam. Pemahaman dan pandangan keagamaan yang berbeda dengan

mayoritas umat Islam menjadikan keberadaan Hizbut Tahrir tidak lepas dari

Page 5: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

kontroversi. Pemikiran-pemikiran ekonomi yang mereka sebut sebagai solusi

alternatif dari sistem ekonomi konvensional-Barat (kapitalis) ternyata banyak

berbeda dengan pemikiran para ekonom muslim baik klasik maupun kontemporer.

Hizbut Tahrir dalam hal ini juga mengkritisi sistem perburuhan dan

pengupahan yang ada dalam ekonomi kapitalis serta menawarkan konsep

pengupahan yang berbeda. Hizbut Tahrir menegaskan bahwa penerapan sistem

ekonomi kapitalis bertentangan dengan Islam dan akibatnya hanya membawa

keterpurukan umat.7

Dalam konteks Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selalu

mengumandangkan agar tingkat upah menjadi domain pengusaha dan pekerja,

pemerintah tidak usah ikut campur, kecuali pada saat terjadi sengketa atau

kedzaliman salaha satu pihak. Setiap menjelang pembahasan tentang upah

minimum regional, baik tingkat propinsi maupun kabupaten/kota, HTI ikut

angkat bicara untuk menyuarakan pendapat kelompok tersebut yang menolak

penetapan UMK. Misalnya Sekretaris Umum DPD HTI Jawa Barat, Luthfi

Afandi meminta pemerintah tidak ikut campur tangan terhadap permasalahan

penetapan Upah Minimum Kabupaten dan Kota. Menurutnya soal pengaturan

upah dalam Islam adalah urusan kesepakatan antara majikan dengan pegawai,

sedangkan urusan kesejahteraan adalah tanggung jawab pemerintah.8

7 Taqiyuddin Al-Nabhani, Al-Nizām al-Iqtiṣādy fī al-Islā. (Beirut: Dār al-Ummah li al-Tibā’ah waal-Nasr wa al-Tawzī’, 2004), 90-92; http://hizbut-tahrir.or.id/2012/05/03/cara-islam-mengatasi-masalah-perburuhan/ diakses pada 02 September 20128 http://www.tempo.co/read/news/2012/12/04/092445923/HTI-Minta-Pemerintah-Tak-Campuri-Urusan-UMK; dan http://suarapengusaha.com/2012/12/05/htipenetapan-umk-urusan-pengusaha-dengan-buruh-bukan-pemerintah/ diakses pada 25 Pebruari 2013

Page 6: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Hizbut Tahrir selalu mengklaim bahwa pemikiran yang disuarakan adalah

pemikiran Islam murni, dan aktivitas yang dilakukan merupakan representasi dari

umat Islam.9 Klaim ini menggiring opini masyarakat bahwa hanya pemikiran

Hizbut Tahrir yang merupakan representasi pemikiran Islam, serta menyalahkan

pemikiran kelompok lain. Padahal dalam khazanah keilmuan Islam banyak

ditemukan perbedaan pendapat yang masing-masing memiliki landasan, baik

berupa nash maupun ijtihad.

Sikap dan pandangan Hizbut Tahrir ini dilandasi oleh metode ijtihad yang

diadopsi kelompok ini dalam menyikapi masalah politik dan ekonomi.

Sebagaimana ia dipengaruhi oleh situasi sosial ekonomi politik dunia Islam,

khususnya Timur tengah, berhadapan dengan ekonomi Barat.

Pandangan Hizbut Tahrir ini tidak hanya berseberangan dengan kebijakan

pemerintah, namun juga bertabrakan dengan kepentingan kaum buruh yang

menyuarakan tuntutan kenaikan upah sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.

Bila suara Hizbut Tahrir ini semakin lantang dalam situasi ekonomi yang masih

berkembang seperti saat ini, tentu akan muncul kesalahpahaman bahwa Islam

lebih memihak kaum kapitalis daripada kaum buruh.

Dari sini muncul pertanyaan menggelitik, bagaimana sebenarnya

pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah?. Bagaimana metode ijtihad yang

melahirkan pemikiran pengupahan Hizbut Tahrir? Apakah pemikiran pengupahan

Hizbut Tahrir bisa mewakili konsep pengupahan dalam Islam? Bagaimana posisi

9 Dalam kitab al-Takattul al-Ḥizbi, al-Nabhani menjelaskan bahwa semua kelompok, jamaah,partai, organisasi Islam yang ada di dunia Islam selama ini tidak ada benar, baik secara pemikiran,metode maupun keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan pendirian sebuah organisasi yang benarsecara pemikiran dan metode dalam merealisasikan kemajuan umat Islam, yaitu Hizbut Tahrir.Lihat: Taqiy al-Din al-Nabhani, al-Takattul al-Ḥizbi, (t.t: Hizbut Tahrir, 1953).

Page 7: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

pandangan Hizbut Tahrir tentang upah dalam khazanah keilmuan Islam, baik

klasik maupun kontemporer? Lalu bagaimana seharusnya sikap pemerintah Islam

dalam menghadapi problem pengupahan?. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang

mendorong peneliti melakukan penelitian ini. Berdasar fenomena di atas,

penelitian ini berupaya mengidentifikasi, mendeskripsi dan menganalisa secara

mendalam konsep pengupahan Hizbut Tahrir. Penelitian ini mengambil judul

“Upah Perspektif Hizbut Tahrir”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Kajian ini focus pada pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah. Untuk

memberikan pembatasan masalah yang akurat, maka perlu adanya identifikasi

masalah untuk memberikan kemungkinan perluasan masalah. Sejumlah masalah

yang dapat diidentifikasi dari latar belakang di atas antara lain adalah:

1. Hizbut Tahrir mempunyai karakteristik pemikiran ekonomi tersendiri sejalan

dengan karakter pemikirannya yang cenderung tekstual.

2. Konsep upah Hizbut Tahrir berbeda dengan gerakan Islam (ḥarakah

Islāmiyah) yang lain, ulama’ klasik dan ahli ekonomi Islam kontemporer.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemikiran upah perspektif Hizbut

Tahrir dengan pemikiran ekonomi konvensional.

4. Pemikiran Hizbut Tahrir tentang penetapan tingkat upah bertentangan dengan

kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam bentuk penetapan upah

minimum kabupaten atau kota.

Page 8: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

5. Terdapat aksi aktivis Hizbut Tahrir menentang kebijakan upah minimum

kabupaten atau kota yang ditetapkan oleh pemerintah.

6. Hizbut Tahrir mempunyai metode ijtihād tersendiri dalam ekonomi yang

berbeda dengan para ulama’ terdahulu dan ahli ekonomi Islam kontemporer.

7. Terdapat pengaruh pemikiran ulama’ terdahulu terhadap metode ijtihad dan

pemikiran Hizbut Tahrir.

8. Terdapat pengaruh pemikiran ekonomi Hizbut Tahrir terhadap pemikiran

ekonom muslim kontemporer.

9. Terdapat kondisi sosial, politik, ekonomi dan psikologis yang mendukung atau

mempengaruhi konsep upah Hizbut Tahrir.

Melihat luasnya masalah yang tercakup dalam judul, maka penelitian

ini hanya terbatas pada kajian aspek deskriptif dan perbandingan seputar

pemikiran ekonomi Hizbut Tahrir dalam bidang upah, yang dapat dirinci

sebagai berikut:

1. Pemikiran upah perspektif Hizbut Tahrir, yang meliputi standar

pengupahan, upah sepadan dan kebijakan pemerintah dalam penetapan

tingkat upah.

2. Landasan pemikiran atau metode ijtihad yang mempengaruhi pandangan

Hizbut Tahrir tentang upah.

3. Posisi dan relevansi pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah dalam

pemikiran ekonomi Islam.

Page 9: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat

diajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut;

1. Bagaimana pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah?

2. Bagaimana metode ijtihad hukum Hizbut Tahrir di bidang upah?

3. Bagaimana posisi upah perspektif Hizbut Tahrir dalam kajian ekonomi

Islam?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan sebagai

berikut:

1. Untuk mendapat gambaran tentang upah perspektif Hizbut Tahrir.

2. Untuk mengungkap landasan hukum dan metode ijtihad Hizbut Tahrir

dalam masalah upah.

3. Untuk menemukan posisi dan relevansi upah perspektif Hizbut Tahrir

dalam kajian ekonomi Islam kontemporer.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Secara teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

memperkaya khazanah kajian ekonomi Islam

Page 10: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

b. Memberikan informasi-informasi penting tentang karakteristik

pemikiran ekonomi Hizbut Tahrir, khususnya dalam masalah upah.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para

pimpinan, serta kader dan anggota ḥarakah islāmiyah, khususnya

Hizbut Tahrir, sebagai sarana pemahaman dan evaluasi diri secara

lebih mendalam.

b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pemerhati gerakan

Islam dan umat Islam secara umum, sebagai bahan untuk dialog

antar elemen umat Islam dan saling memahami satu dengan

lainnya walaupun berbeda pendapat.

F. Penelitian Terdahulu

Kajian tentang Hizbut Tahrir telah banyak dilakukan. Hal ini menunjukkan

bahwa kajian tentang Hizbut Tahrir sangat menarik untuk diteliti. Namun

sepengetahuan penulis, dari kajian-kajian tersebut belum ada yang memfokuskan

diri dalam kajian pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah. Hal ini dapat ditelusuri

dari penelitian-penelitian di bawah ini.

Syamsul Arifin mengkaji Hizbut Tahrir dalam disertasi di IAIN Sunan

Ampel Surabaya tahun 2004 dengan judul Objektivikasi Agama Sebagai Ideologi

Gerakan Sosial Kelompok Fundamentalis Islam (Studi Kasus Hizbut Tahrir

Page 11: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Indonesia di Kota Malang).10 Disertasi ini berusaha menggali ideologi dan pola

gerakan Hizbut Tahrir di Indonesia, khususnya kota Malang.11

Dalam disertasinya Syamsul Arifin menyimpulkan bahwa Hizbut Tahrir

melihat Islam sebagai ideologi yang mempunyai fikrah (ide pemikiran) dan

ṭarīqah (sarana operasional), Islam merupakan agama politik dan spiritual

sekaligus. Hizbut Tahrir menelusuri keluasan Islam melalui dua perspektif,

perspektif normatif dan perspektif sejarah. Dalam perspektif normatif ajaran Islam

mencakup semua bidang kehidupan, mencakup lahir dan batin serta mencakup

pemikiran dan sarana. Sedang dalam perspektif sejarah bahwasanya Islam pernah

mengalami masa kegemilangan berkat dijadikannya Islam sebagai ideologi, baik

individu maupun negara. Kontruk ideologi ini dibangun dari ajaran agama dan

juga pengaruh realitas sosial yang berkembang, yaitu kemunduran dunia Islam

dengan titik kulminasinya keruntuhan khilafah dan imperialism Barat atas dunia

Islam serta berdirinya negara Israel di Palestina.

Fenomena berikutnya yang dikaji oleh Syamsul Arifin adalah gerakan sosial

Hizbut Tahrir, yaitu strategi dan aksi yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir untuk

merealisasikan cita-cita ideologisnya, penegakan khilafah dan mewujudkan

kehidupan Islami. Metode yang dipakai untuk merealisasikan cita-cita

ideologinya, Hizbut Tahrir mendirikan partai politik yang aktivitasnya: pertama,

10 Disertasi ini dipublikasikan dengan judul Ideologi dan Praksis Gerakan Sosial KaumFundamentalis: Pengalaman Hizbut Tahrir Indonesia. Lihat: Syamsul Arifin, Ideologi dan PraksisGerakan Sosial Kaum Fundamentalis: Pengalaman Hizbut Tahrir Indonesia (Malang: UMM,2005)11 Rumusan masalah disertasi ini adalah: 1). bagaimana kontruksi ideologi dalam pandanganHizbut Tahrir? Apakah ideologi yang dirumuskan merupakan dominasi doktrin agama ataukahjuga dipengaruhi oleh realitas sosial yang berkembang di luar, atau keduanya, juga apakahideologi tersebut mengalami modifikasi sesuai dengan tempat Hizbut Tahrir berada?. 2).bagaimana Hizbut Tahrir membentuk jaringan yang kuat antar anggotanya. 3). bagaimana tahapandan pola gerakan yang dipilih Hizbut Tahrir untuk merealisasikan cita-citanya. Lihat: Ibid., 6

Page 12: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

al-tathqīf, yaitu proses pembekalan ilmu dan wawasan keislaman, baik bersifat

individu maupun bersifat umum dengan berbagai aktivitas, seperti ceramah,

khutbah Jumat, penyebaran buletin dan majalah serta buku-buku yang

menjelaskan pemikiran Hizbut Tahrir dalam berbagai masalah. Kedua, pergulatan

pemikiran dengan berbagai aliran, sistem dan pemikiran yang tidak Islami;

Ketiga, perjuangan politik, yang meliputi: 1). berjuang menentang penjajahan

dengan berbagai bentuknya, baik penjajahan politik, pemikiran, ekonomi dan

militer, menguak rencana-rencana busuk dan persekongkolan mereka dan agar

umat terselamatkan daripadanya; 2). menjadi oposisi bagi pemerintah.

Hizbut Tahrir secara umum membuat tiga tahapan (marḥalah) dakwah atau

perjuangan. Tiga tahapan tersebut adalah tahap pembinaan dan pengkaderan

(marḥalah tathqīf), tahapan interaksi dengan masyarakat (marḥalah tafā’ul ma’a

al-ummah), dan tahapan ketiga adalah pengambilalihan kekuasaan (marḥalah

istilām al-ḥukm). Menurut Hizbut Tahrir tahapan ketiga ini sampai saat ini belum

terealisasi karena tahapan pertama dan kedua adalah tahapan yang panjang.12

Masih dalam wilayah yang sama, Umi Sumbulah berusaha mengkaji

pemahaman dua gerakan Islam, yaitu Hizbut Tahrir dan Majlis Mujahidin di

Malang terkait isu pluralisme agama. Disertasi ini berjudul ”Islam Radikal” dan

Pluralisme Agama : Studi Kontruksi Sosial Aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis

Mujahidin di Malang Tentang Agama Kristen dan Yahudi.13 Umi Sumbulah

berusaha mengkaji problem tersebut yang terformulasi dalam dua rumusan

12 Ibid., 257-27013 Disertasi ini telah dipublikasikan oleh Badan Litbang Kementerian Agama tahun 2010 denganjudul yang sama.

Page 13: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

masalah terkait dengan kontruksi pemikiran serta modal pengetahuan dan

pengalaman yang membangun kontruk pemikiran tersebut.14

Hasil dari kajian Umi Sumbulah ini ada dua. Pertama, kontruksi aktivis

Hizbut Tahrir (HT) dan Majlis Mujahidin Indonesia (MMI) di Malang tentang

agama Kristen dan Yahudi, juga sikap mereka terhadap isu-isu yang dianggap

sebagai agenda dari dua agama tersebut, seperti pluralism agama, Islam liberal

dan kekerasan agama dapat diklasifikasikan pada kategori teologis dan politis.

Secara teologis mereka menganggap bahwa dua agama tersebut telah melakukan

manipulasi teologis dan selalu mengobarkan permusuhan kepada Islam. Sedang

tentang pluralisme agama, aktivis HT dan MMI menolak paham ini karena

bertentangan dengan al-Qur’an. Kekerasan agama baik fisik maupun kultural

simbolik di berbagai belahan dunia seperti di Palestina dan di Afghanistan

menurut para aktivis mereka adalah wujud dari permusuhan terhadap Islam.

Sedang secara politik, para aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin

berkeyakinan bahwa orang Yahudi dan Kristen, dalam hal ini direpresentasikan

oleh Barat, berupaya menghancurkan Islam dengan berbagai cara, di antaranya

dengan menyebarkan paham pluralisme dan liberalisasi agama. Aktivis Hizbut

Tahrir dan Majelis Mujahidin juga memandang bahwa adanya kelompok Islam

14 Umi Sumbulah menulis rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana kontruksi aktivisHizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin di Malang tentang Tentang Agama Kristen dan Yahudi, sertasikap mereka terhadap isu-isu seperti pluralisme agama, Islam Liberal dan kekerasan agama, yangsering mereka anggap sebagai agenda dua agama tersebut. Kedua, modal pengetahuan danpengalaman apa saja yang dijadikan para aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin di Malanguntuk mengkontruksi agama Kristen dan Yahudi, serta sikap mereka terhadap isu-isu sepertipluralisme agama, Islam Liberal dan kekerasan agama, yang sering mereka anggap sebagai agendadua agama tersebut. Lihat: Umi Sumbulah, Islam ”Radikal” dan Pluralisme Agama : StudiKontruksi Sosial Aktivis Ḥizbut Taḥrir dan Majelis Mujahidin di Malang tentang Tentang AgamaKristen dan Yahudi (Jakarta: Badan Litbang Kemenag RI, 2010), 23.

Page 14: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Liberal merupakan salah satu bentuk keberhasilan dan kemenangan Barat dalam

menghegemoni wacana atas dunia Islam.

Hasil penelitian Umi Sumbulah yang kedua adalah modal pengetahuan

dan pengalaman aktivis Hizbut Tahrir dan Majelis Mujahidin turut membentuk

kontruksi mereka terhadap agama Kristen dan Yahudi, serta sikap mereka

terhadap isu pluralisme agama, Islam Liberal dan kekerasan agama, serta relasi

mereka dengan non-muslim. Latarbelakang keagamaan dan ideologi organisasi

mempengaruhi kontruks mereka dalam membangun argumen-argumen

keagamaan dalam masalah ini. Begitu juga pengalaman konflik dengan non-

muslim banyak mempengaruhi kontruks pemikiran tersebut. 15

Penelitian berikutnya adalah tesis yang ditulis oleh Muhammad Muhsin

Radhi Fakultas Uṣūl al-Dīn Prodi al-Fikr al-Islami Universitas Islam Baghdad

tahun 2006 dengan judul Ḥizb Taḥrīr: Thaqāfatuh wa Manhajuh fī Iqāmat

Dawlah al-Khilāfah al-Islāmiyah. Tesis ini berbicara tentang pemikiran dan

metode Hizbut Tahrir dalam upaya menegakkan khilāfah, pemikiran ekonomi

hanya disinggung sekilas saja. Secara umum pembahasan tesis ini mirip dengan

kajian Syamsul Arifin. Hanya saja wilayah kajian tesis ini lebih luas mencakup

Hizbut Tahrir internasional, sedang kajian Syamsul Arifin fokus Hizbut Tahrir

Indonesia. Local wisdom dalam penelitian ini juga nampak dengan kajian tentang

Hizbut Tahrir di Irak dengan agak panjang lebar.16

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang ditulis oleh Ainur Rofiq al-

Amin dengan fokus kajian pada salah satu tema sentral Hizbut Tahrir, yaitu

15 Ibid., 337-34316 Muhammad Muhsin Radhi, “Ḥizb al-Taḥrīr: Thaqāfatuh wa Manhajuh fī Iqāmat Dawlah al-Khilāfah al-Islāmiyah” (Tesis -- Universitas Islam, Baghdad, 2006)

Page 15: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

tentang khilafah. Ainur Rofiq, yang merupakan mantan aktivis HTI, membahas

kajian ini dalam disertasi yang diberi judul Khilafah Perspektif Hizbut Tahrir.17

Dalam kajiannya, Ainur Rofiq mengajukan dua rumusan masalah terkait dengan

landasan dan argumentasi serta implikasi dari perjuangan menegakkan khilafah

ala Hizbut Tahrir.18

Penelitian Ainur Rafiq ini mendapatkan hasil sebagai berikut: pertama,

bagi Hizbut Tahrir isu pokok dunia Islam saat ini adalah kembali menegakkan

hukum Allah dengan cara mendirikan khilafah. Mendirikan khilafah merupakan

kewajiban paling agung bagi umat Islam. Orang yang meremehkan kewajiban

besar ini merupakan kemaksiatan besar yang akan disiksa oleh Allah dengan

siksaan yang pedih. Kewajiban menegakkan khilafah dapat ditelusuri dari tiga

unsur utama yang menjadi penopang keorganisasiannya, landasan filosofis,

landasan normatif dan landasan historis; Kedua, khilafah bagi Hizbut Tahrir

adalah sistem yang tidak tergantikan dan tidak boleh diubah, walaupun

kenyataannya dalam karya-karya yang diterbitkan oleh gerakan ini masalah

khilafah telah mengalami evolusi atau perubahan. Konsekuensi lain dari

pemikiran Hizbut Tahrir tentang khilafah akan membuka peluang menjadi negara

absolut dan pemerintahan otokrasi.19

17 Disertasi ini telah dipublikasikan dengan judul bombastis: Membongkar Proyek Khilafah alaHizbut Tahrir di Indonesia yang diterbitkan oleh LKIS Yogyakarta tahun 201218 Rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, mengapa Hizb al-Tahrirmemperjuangkan khilafah dan bagaimana argumentasinya dibangun; Kedua, bagaimana implikasilogis dan politis pemikiran khilafah yang dikontruksi oleh Hizb al-Tahrir. Lihat: Ainur Rofiq al-Amin, ”Khilafah Versi Ḥizbut Taḥrir” (Disertasi -- IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011), 719 Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah ala Hizbut Tahrir di Indonesia(Yogyakarta: LKIS, 2012), 301-302

Page 16: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Kajian lain tentang Hizbut Tahrir adalah disertasi dengan judul Fikih

Perempuan Ḥizb al-Taḥrīr. Disertasi di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini ditulis

oleh Umi Chaedaroh, yang tidak mau ketinggalan dengan sang suami, Ainur

Rofiq al-Amin, dalam membahas Hizbut Tahrir. Disertasi ini fokus pada kajian

fiqh perempuan, dengan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana

kontruksi fikih perempuan Hizbut Tahrir; Kedua, bagaimana fleksibilitas dan

rigiditas fikih perempuan Hizbut Tahrir.20

Hasil dari penelitian ini adalah: pertama kontruksi fikih perempuan Hizbut

Tahrir dibangun atas pemahaman literal atas nash. Hal ini dibuktikan dengan dalil

yang dijadikan sumber hukum oleh Hizbut Tahrir adalah empat, al-Qur’an, hadis,

Ijmā’ sahabat dan qiyās dengan illat shar’iyyah, serta menolak semua dalil di luar

itu. Akal tidak boleh bergerak mencari kemaslahatan dan menentukan hukum

syara’. Karena itu, penggunaan maqāṣid al-sharī’ah dalam istinbāṭ hukum

dianggap sebagai suatu kesalahan. Kedua, fikih perempuan Hizbut Tahrir relatif

lentur, bahkan, bisa dikatakan relatif liberal jika dibanding dengan wacana fikih

perempuan dalam kitab-kitab karya ulama’ lain. Contohnya, kebolehan jabat

tangan laki-perempuan dan tidak ada wali mujbir. Rigiditas fikih perempuan

Hizbut Tahrir hanya terjadi pada ruang publik dan pemerintahan. 21

Irham Zaki meneliti pemikiran Hizbut Tahrir yang berkaitan dengan

ekonomi politik. Penelitian ini tertuang dalam tesis yang berjudul ”Ekonomi

Politik Islam (Telaah atas Pemikiran Politik Ekonomi Gerakan Ḥizb al-Tahrīr al-

Islāmi)”. Tesis tersebut mengambil rumusan masalah sebagai berikut: Pertama,

20 Umi Chaedaroh, ”Fikih Perempuan Ḥizb al-Taḥrīr” (Disertasi -- IAIN Sunan Ampel Surabaya,2011), 1021 Ibid., 238-242

Page 17: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

bagaimana pemikiran ekonomi politik Hizbut Tahrir; kedua, mengapa Hizbut

Tahrir menekankan urgensitas ekonomi politik.22

Penelitian Irham Zaki ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

pertama, Hizbut Tahrir berpandangan bahwa Islam mempunyai bangunan

ekonomi politik yang berbeda dengan sistem ekonomi Barat. Menurut Hizbut

Tahrir, negara berkewajiban menjamin secara langsung kebutuhan primer

penduduk yang berupa pangan, sandang, papan dan kesehatan. Hizbut Tahrir

menekankan orisinalitas ekonomi Islam dengan mengkritik sistem sosialis dan

kapitalis. Kritik Hizbut Tahrir terhadap sistem kapitalis di antaranya yang utama

adalah masalah kebutuhan yang hanya fokus pada kebutuhan materi, padahal

kebutuhan manusia tidak hanya berupa materi, tetapi juga termasuk mental

spiritual. Sedang kritik Hizbut Tahrir terhadap sosialisme lebih pada penyamaan

kebutuhan manusia yang secara fitrah berbeda satu dengan lainnya dan tidak

mungkin disamakan.

Selain itu, yang menjadi sorotan utama pemikiran ekonomi politik Hizbut

Tahrir adalah ide-ide yang terkait dengan ekonomi yang berasal dari Barat, seperti

pemberian hutang, privatisasi, globalisasi dan pasar bebas. Semua ide Barat itu

dianggap oleh Hizbut Tahrir sebagai tipu daya dan sarana untuk menundukkan

ekonomi negara-negara Islam dalam bentuk neo-imperalisme dan ekspansi

perusahaan-perusahaan mereka ke negara-negara Islam. Pemberian hutang Barat

kepada negara-negara Islam dianggap sebagai upaya Barat untuk melakukan neo-

imperalisme. Privatisasi dianggap sebagai jalan Barat untuk mengambil alih

22 Irham Zaki, “Ekonomi Politik Islam (Telaah atas Pemikiran Ekonomi Politik Gerakan Ḥizb al-Taḥrīr al-Islami” (Tesis -- IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2002), 8

Page 18: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

perusahaan-perusahaan milik negara Islam. Begitu juga globalisasi dianggap

sebagai jalan memudahkan ekspansi ekonomi Barat dan pasar bebas merupakan

sarana pemasaran bagi produk Barat kepada dunia Islam dengan menghilangkan

bea masuk, pajak dan hambatan lainnya.23

Penelitian Irham Zaki di atas walaupun obyek kajiannya sama dengan

kajian peneliti, namun terdapat perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut terletak

pada fokus kajian. Kajian Irham Zaki membahas secara umum politik ekonomi

perspektif Hizbut Tahrir, sedang penelitian ini fokus mengkaji secara mendalam

salah satu tema sentral ekonomi politik kontemporer yang belum disentuh oleh

penelitian Irham Zaki, yaitu masalah upah dan kebijakan pengupahan perspektif

Hizbut Tahrir.

Kajian tentang Hizbut Tahrir berikutnya adalah penelitian dengan judul

Rekonstruksi Konsep Qiyas Hizbut Tahrir yang ditulis oleh Mohammad Hadi

Sucipto, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini fokus pada salah satu

metode ijtihad Hizbut Tahrir, yaitu qiyās.24 Penelitian ini menghasilkan

kesimpulan bahwa konsep qiyās Hizbut Tahrir mengadopsi pendapat Taqiyuddin

al-Nabhani. Al-Nabhani membagi qiyas kepada qiyās shar’i dan qiyās ’aqli.

Qiyās shar’i yang mendasarkan illat-nya pada nash al-Qur’an maupun hadis

diakui oleh Hizbut Tahrir. Sedang qiyās ’aqli yang illat-nya mendasarkan pada

23 Ibid., 9924 Penelitian ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana pandanganHizbut Tahrir tentang qiyās dalam menetapkan hukum Islam; kedua, bagaimana aplikasi danimplikasi konsep qiyās Hizbut Tahrir dalam menetapkan hukum Islam. Lihat: Muhammad AdiSucipto, Rekontruksi Konsep Qiyas Hizbut Tahrir (Surabaya: IAIN SA Press, 2011)

Page 19: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

akal tidak diakui oleh Hizbut Tahrir. Namun demikian, dalam aplikasinya

terkadang Hizbut Tahrir tidak konsisten dengan konsep qiyās yang diadopsi.25

Penelitian-penelitian di atas secara ringkas dapat ditelaah dalam tabel

tentang peta kajian Hizbut Tahrir berikut:

Tabel. 1.1Peta kajian tentang Hizbut Tahrir

No

Penulis danjudul

Rumusan Masalah Hasil penelitian

1 DisertasiSyamsul Arifin ”Objektivikasiagama sebagaiideologi GerakanSosial KelompokFundamentalisIslam (StudiKasus HizbutTahrir Indonesiadi Kota Malang)

Pertama, bagaimanakontruksi ideologidalam pandanganHizbut Tahrir? Apakahideologi yangdirumuskan merupakandominasi doktrin agamaataukah jugadipengaruhi oleh realitassosial yang berkembangdi luar, atau keduanya,juga apakah ideologitersebut mengalamimodifikasi yangdisesuaikan denganperkembangan dimanawilayah Hizbut Tahrirberada?. Keduabagaimana HizbutTahrir membentukjaringan yang kuat antaranggotanyaKetiga, bagaimanatahapan dan polagerakan yang dipilihHizbut Tahrir untukmerealisasikan cita-

Pertama, Hizbut Tahrir melihatIslam sebagai ideologi yangmempunyai fikrah (idepemikiran) dan ṭarīqah (saranaoperasional). Hizbut Tahrirmenelusuri keluasan Islammelalui dua perspektif,perspektif normative danperspektif sejarah. Dalamperspektif normative ajaranIslam mencakup semua bidangkehidupan dan mencakup lahirdan batin serta mencakuppemikiran dan sarana. Sedangdalam perspektif sejarahbahwasanya islam pernahmengalami masa kegemilanganberkat dijadikannya Islamsebagai ideologi, baik individumaupun Negara. Kontrukideologi ini dibangun dari ajaranagama dan juga pengaruhrealitas social yang berkembang,yaitu kemunduruan dunia islamdengan titik kulminasinyakeruntuhan khilafah danimperialism Barat atas dunia

25 Sucipto mencontohkan ketidak konsitenan tersebut pada kasus konsep Hizbut Tahrir tentang‘illat yang harus ditentukan oleh nash. Ternyata setelah diteliti dari nash al-Qur’an dan hadis,Hizbut Tahrir menyimpulkan bahwa nash itu bisa menunjukkan adanya ‘illat dengan ṣarāḥah(jelas) , dalālah (petunjuk suatu nash), istinbāt (penetapan dengan cara ijtihad) dan qiyās. Lihat:Sucipto, Rekontruksi Konsep Qiyas, 158

Page 20: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

citanya Islam serta berdirinya negaraIsrael di palestina.Kedua, Metode yang dipakaiuntuk merealisasikan cita-citaideologinya, Hizbut Tahrirmendirikan partai politik yangaktivitasnya: 1). al-tathqīf, yaituproses pembekalan ilmu danwawasan keislaman; 2).pergulatan pemikiran denganberbagai aliran, sistem danpemikiran yang tidak Islami; 3).perjuangan politik. Hizbut Tahrirmembuat tiga tahapan dakwah,yaitu: tahap pembinaan danpengkaderan), tahap interaksidengan masyarakat, dan tahappengambilalihan kekuasaan.

2 Disertasi UmiSumbulah Islam”Radikal” dandan PluralismeAgama; StudiKontruksi SosialAktivis HizbutTahrir danMajlis Mujahidindi MalangTentang AgamaKristen danYahudi

Pertama: bagaimanakontruksi sosial AktivisHizbut Tahrir (HTI) danMajlis MujahidinIndonesia (MMI) diMalang Tentang AgamaKristen dan Yahudi sertasikap mereka terhadapisu-isu seperti pluralismagama, Islam Liberaldan kekerasan agamayang sering merekaanggap agenda keduaagama tersebut. Keduamodal pengetahuan danpengalaman apa sajayang dijadikan paraaktivis Hizbut Tahrirdan Majlis Mujahidin diMalang untukmengkontruksi agamaKristen dan Yahudi,serta sikap merekaterhadap isu-isu sepertipluralism agama, IslamLiberal dan kekerasanagama.

Pertama: Secara teologis AktivisHTI dan MMI menganggapbahwa dua agama tersebut telahmelakukan manipulasi teologisdan selalu mengobarkanpermusuhan kepada Islam.Sedang tentang pluralism agamamereka menolak paham inikarena bertentangan dengan al-Qur’an. Adapun tentangkekerasan agama baik fisikmaupun cultural simbolik diberbagai belahan dunia seperti diPalestina dan di Afghanistanmenurut para aktivis HT danMMI adalah wujud daripermusuhan mereka terhadapIslam.Sedang secara politik, paraaktivis HT dan MMIberkeyakinan bahwa orangYahudi dan Kristen berupayamenghancurkan Islam denganberbagai cara, diantaranyadengan menyebarkan pahampluralism agama dan liberalisasiagama.

Page 21: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

3 MuhammadMuhsin Radhi ”Hizbut Tahrir:Thaqāfatuh waManhajuh fīIqāmat Dawlahal-Khilāfah al-Islāmiyah

Pertama, bagaimanathaqafah dan pemikiranHizbut Tahrir; kedua,bagaimana manhajHizbut Tahrir dalammenegakkan negarakhilafah

Pertama, pemikiran HizbutTahrir secara umum merupakanpemikiran Islam murni, yangdalam bidang fiqh dan ushul fiqhtidak keluar dari khazanahkeilmuan Islam, dan dalambidang politik dan sosialkemasyarakatan tidak tercampurdengan pemikiran Barat.Kedua, manhaj Hizbut Tahrirdalam menegakkan khilafahadalah dengan mendirikan partaipolitik yang memperjuangkandan mendakwahkannya kepadamasyarakat.

4 Disertasi AinurRofiq al-Amin”KhilafahPerspektifHizbut Tahrir

Mengapa Hizbut Tahrirmemperjuangkankhilafah dan bagaimanaargumentasinyadibangunKedua, Bagaimanaimplikasi logis danpolitis pemikirankhilafah yangdikontruksi oleh HizbutTahrir

Pertama, bagi Hizbut Tahrir isupokok dunia Islam saat iniadalah kembali menegakkanhukum Allah dengan caramendirikan khilafah. Mendirikankhilafah merupakan kewajibanpaling agung bagi umat Islam.Kewajiban menegakkan khilafahdapat ditelusuri dari tiga unsurutama yang menjadi penopangkeorganisasiannya, landasanfilosofis, landasan normatif danlandasan historisKedua, khilafah bagi HizbutTahrir adalah sistem yang tidaktergantikan dan tidak bolehdiubah. Walaupun kenyataannyadalam karya-karya yangditerbitkan oleh gerakan inimasalah khilafah telahmengalami evolusi atauperubahan. Konsekuensi laindari pemikiran Hizbut Tahrirtentang khilafah akan membukapeluang menjadi negara absolutdan pemerintahan otokrasi.

5 Disertasi UmiChaedaroh ”FiqhPerempuanHizbut Tahrir

Pertama, Bagaimanakontruksi fikihperempuan HizbutTahrir?; Kedua,

Pertama kontruksi fikihperempuan Hizbut Tahrirdibangun atas pemahaman literalatas nas. Hal ini dibuktikan

Page 22: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

bagaimana fleksibilitasdan rigiditas fikihperempuan HizbutTahrir?

dengan dalil yang dijadikansumber hukum oleh HizbutTahrir adalah empat, al-Qur’an,hadis, Ijma’ sahabat dan qiyasdengan illat shar’iyyah, sertamenolak semua dalil diluar itu.Akal tidak boleh bergerakmencari kemaslahatan danmenentukan hukum syara’.Karena itu penggunaan maqasidshariah dalam istinbat hukumdianggap sebagai suatukesalahan. Kedua, fikihperempuan Hizbut Tahrir relatiflentur bahkan bisa dikatakanrelatif liberal jika dibandingdengan wacana fikih perempuandalam kitab-kitab karya ulama’lain. Rigiditas fikih perempuanHizbut Tahrir hanya terjadi padaruang publik dan pemerintahan.

6 Tesis IrhamZaki, EkonomiPolitik Islam(Telaah ataspemikiran politikekonomi gerakanHizbut Tahrir al-Islami)

Pertama, bagaimanapemikiran ekonomipolitik Hizbut Tahrir;kedua, mengapa HizbutTahrir menekankanurgensitas ekonomipolitik

Pertama, Hizbut Tahrirberpandangan bahwa negaramenjamin secara langsungkebutuhan primer penduduk.Hizbut Tahrir menekankanorisinalitas ekonomi Islamdengan mengkritik sistemsosialis dan kapitalis. Selain ituyang menjadi sorotan utamapemikiran ekonomi politikHizbut Tahrir adalah ide-ideyang terkait dengan ekonomiyang berasal dari barat, sepertipemberian hutang, privatisasi,globalisasi dan pasar bebas.Semua ide-ide Barat itudianggap oleh Hizbut Tahrirsebagai tipu daya dan saranauntuk menundukkan ekonominegara-negara Islam dalambentuk neo-imperalisme danekspansi perusahaan-perusahaanmereka ke negara-negara Islam.Kedua, Hizbut Tahrirmenekankan urgensitas ekonomi

Page 23: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

politik karena negara, dalam halini adalah khilafah, merupakanhal asasi dalam Islam, danperanannya sangat pentingdalam ekonomi.

7 MohammadHadi Sucipto ”RekontruksiKonsep QiyasHizbut Tahrir

Pertama, bagaimanapandangan HizbutTahrir tentang qiyasdalam menetapkanhukum Islam; kedua,bagaimana aplikasi danimplikasi konsep qiyasHizbut Tahrir dalammenetapkan hukumIslam

Pertama, konsep qiyas HizbutTahrir mengadopsi pendapatTaqiyuddin al-Nabhani. Al-Nabhani membagi qiyas kepadaqiyas shar’i dan qiyas ’aqli.Qiyas shar’i adalah yangmendasarkan illatnya pada nashal-qur’an maupun hadis, dan iniyang diakui oleh Hizbut Tahrir.Sedang qiyas aqli yang illatnyamendasarkan pada akal tidakdiakui oleh Hizbut Tahrir.Kedua, implikasi dari konsepqiyas Hizbut Tahrir hanyamenggunakan qiyas syar’i danhanya menggunakan illat yangmempunyai fungsi al-ba’ith alaal-hukm, sebagaimana qiyas jugatidak digunakan dalam ranahibadah. Pada tataran aplikasimasih ada beberapa kasus yangmenunjukkan bahwa HT tidakkonsisten.

Di samping kajian tentang Hizbut Tahrir di atas, penulis paparkan tulisan

yang terkait dengan upah dalam ekonomi Islam. Di antara kajian tersebut yang

dapat penulis bahas di sini adalah:

Ismail Ibrahim al-Badawi menulis buku dengan judul al-Ajr fi al-Iqtiṣād

al-Islāmiy wa al- Iqtiṣād al-Waḍ’iy (Upah dalam Ekonomi Islam dan Ekonomi

Konvensional). Dalam buku ini al-Badawi membahas tentang upah dalam

ekonomi Islam secara umum dan membandingkan dengan upah dalam ekonomi

konvensional. Hasil dari kajian ini bahwa perbedaan mendasar standar upah

Page 24: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

dalam ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional adalah dalam standar

keadilan dan kecukupan. Dalam ekonomi Islam, upah pekerja bukan hanya

memenuhi kebutuhan minimal, tetapi memenuhi kebutuhan hidup yang

dimuliakan.26

Ana Annisa’atun menulis artikel dengan judul Ketentuan Upah Menurut

UU Nomor 13 tahun 2003 Dalam Perspektif Hukum Islam. Dalam kajian ini

penulis membahas sedikit tentang pemikiran upah Hizbut Tahrir yang terwakili

oleh pandangan tokohnya, al-Nabhani dan Ismail Yusanto.27

Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa semua kajian tentang

Hizbut Tahrir dan upah dalam ekonomi Islam di atas berbeda dengan studi dalam

penelitian ini, sebab semua kajian tersebut belum ada yang membahas dan fokus

pada konsep upah perspektif Hizbut Tahrir. Dengan demikian studi ini masih

layak untuk dikembangkan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

etnografi. Peneliti mengikuti pendapat Creswell (2009) dalam Ismail Nawawi,

yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai lima pendekatan:

26 Ismail Ibrahim al-Badawi, al-Ajr fi al-Iqtiṣād al-Islāmiy wa al- Iqtiṣād al-Waḍ’iy (Kuwait:Kuwait University, 2003)27 Ana Annisa’atun “Ketentuan Upah Menurut UU Nomor 13 tahun 2003 Dalam PerspektifHukum Islam, Maliyah, Vol. 01 Nomor 01 (Juni 2011), 58-77

Page 25: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

phenomenology research, grounded theory research, ethnography research,

case study research, dan narrative research.28

Penelitian kualitatif menurut definisi yang diungkapkan oleh Bogdan

dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.29 Dengan demikian metode kualitatif digunakan agar fokus penelitian

menitikberatkan pada kajian konseptual yang berupa butir-butir pemikiran

Hizbut Tahrir tentang upah dan kebijakan pengupahan.

Penelitian etnografi adalah merupakan salah satu jenis penelitian

kualitatif, dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam

kondisi alamiah melalui observasi dan wawancara.30 Etnografi diartikan

sebagai studi atau penelitian yang difokuskan pada penjelasan deskriptif dan

interpretasi terhadap budaya dan sistem sosial suatu kelompok atau suatu

masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penghayatan langsung terhadap

kelompok atau masyarakat yang diteliti.31

Etnografi pada dasarnya adalah kegiatan peneliti untuk memahami

cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati

kehidupan sehari-hari. Etnografi bertujuan menguraikan suatu budaya secara

menyeluruh, yakni semua aspek budaya, baik berupa material maupun yang

bersifat abstrak seperti kepercayaan, pengalaman, norma dan sistem nilai

28 Ismail Nawawi, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), 5029 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 3.30 Ismail Nawawi, Metode Penelitian Kualitatif, 5031 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: SalembaHumanika, 2011), 75

Page 26: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

kelompok yang diteliti.32 Pendekatan etnografi ini digunakan untuk meneliti

pemikiran Hizbut Tahrir di bidang upah secara mendalam dan latar, baik

kondisi politik ekonomi, pengalaman maupun pemikiran yang melandasinya.

Pemikiran merupakan salah satu budaya terpenting pada seseorang atau

kelompok masyarakat.

Penelitian ini merupakan riset yang masuk dalam ranah studi teks,

sehingga peneliti membatasi ruang lingkup riset ini pada teks tulis atau narasi.

Oleh karena itu riset ini termasuk ke dalam kategori penelitian pustaka

(library research). Peneliti menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data

utama yang berkaitan dengan pemikiran Hizbut Tahrir di bidang upah dan

kebijakan pengupahan. Penelitian kepustakaan diharapkan dapat memberikan

jawaban terhadap masalah yang ada sehingga nantinya dapat diambil benang

merah dari masalah tersebut.

2. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada yang bersifat primer dan ada

yang bersifat sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah semua

buku dan artikel yang ditulis oleh Hizbut Tahrir dan para tokohnya yang

menjadi buku induk bagi organisasi, khususnya yang berbicara tentang upah.

Buku-buku tersebut adalah Mafāhīm Ḥizb al-Taḥrīr, al-Shakhsiyah al-

Islāmiyah jilid 1-3 karya Taqyudin al-Nabhani, al-Niẓām al-Iqtisādy fy al-

Islām Karya Taqyudin al-Nabhani, Muqaddimat al-Dustūr karya Taqyudin al-

Nabhani, al-Māl fī Dawlat al-Khilāfah karya Abd Qadīm Zallūm dan lain

32 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 161

Page 27: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

sebagainya. Sedang artikel yang menjadi sumber data primer adalah artikel-

artikel yang termuat dalam media resmi Hizbut Tahrir, seperti al-Wa’ie dan

website resmi Hizbut Tahrir, http://hizbut-tahrir.or.id.

Sedang sumber data sekunder adalah semua buku dan artikel yang

membahas topik yang berkaitan dengan Konsep upah perspektif Hizbut Tahrir

yang ditulis oleh pihak luar, selain Hizbut Tahrir, yang sekiranya dapat

digunakan untuk mengeksplorasi pemikiran dan sebagai bahan analisis pada

rumusan masalah penelitian ini.

3. Situasi sosial dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

Peneliti mengikuti pendapat Spradley yang menamakan situasi sosial. Situasi

sosial terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor) dan

aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.33 Situasi sosial tersebut,

dapat dinyatakan dengan obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang

terjadi di dalamnya.34 Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti

dapat mengamati secara mendalam aktivitas, termasuk pemikiran, orang-orang

yang ada pada tempat tertentu.

Dalam penelitian ini, situasi sosial yang berupa aktor adalah Hizbut

Tahrir sebagai kelompok masyarakat yang teroganisir, dan situasi sosial yang

berupa aktivitas berupa pemikiran Hizbut Tahrir di bidang pengupahan.

Sedang elemen ketiga dari situasi sosial, yaitu tempat, tidak dipakai dalam

33 Ismail Nawawi, Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Az-Zahra Press, 2015), 1734 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian(Jogjakarta; Ar-Ruzz Media, 2011),

Page 28: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

penelitian ini. Hal ini karena penelitian pemikiran Hizbut Tahrir ini bersifat

global, yang mencakup semua area gerakan Hizbut Tahrir di seluruh dunia.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Sampel dalam penelitian ini dipilih dari pemimpin tertinggi Hizbut Tahrir.

Kepemimpinan tersebut terbagi dua, pemimpin pusat Hizbut Tahrir tingkat

dunia, dan pemimpin Hizbut Tahrir Indonesia.

Di tingkat dunia, Sampai saat ini, ditubuh Hizbut Tahrir telah

mengalami tiga kali pergantian kepemimpinan. Dimulai dari kepemimpinan

Taqyudin al-Nabhani, berpindah ke tangan Abdul Qadim Zallum dan

kemudian pindah ke tangan Abu Rasytah sampai saat ini. dari ketiga

pemimpin tersebut al-Nabhani-lah yang paling dominan dalam membangun

pemikiran Hizbut Tahrir di ekonomi, kemudian di susul oleh Zallum. Sedang

Abu Rasytah tidak banyak menulis tentang ekonomi, dan setelah peneliti cari,

tidak ada satupun tulisannya yang membahas masalah pengupahan. Oleh

karena itu sampel yang mewakili pemimpin Tertinggi dunia ini penulis ambil

dua orang, yaitu Taqyudin al-Nabhani dan Abdul Qadim Zallum.

Sedang dalam level Indonesia, pemimpin Hizbut Tahrir yang peneliti

jadikan sampel adalah Hafidz Abdurrahman, Ketua Lajnah Tsaqafiyah

(Bidang pemikiran dan budaya) DPP Hizbut Tahrir Indonesia. Pemilihan

Page 29: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

sosok Hafidz Abdurrahman berdasar fakta bahwa ia merupakan salah satu

idiolog terkemuka Hizbut Tahrir di Indonesia yang banyak menulis artikel

tentang pengupahan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi (documentary

study), yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang dihasilkan dari dokumen-

dokumen dan karya monumental yang menjadi bahan kajian. Dalam hal ini,

peneliti diharuskan kritis terhadap materi dan data-data yang terdapat dalam

karya tersebut, sehingga diharapkan dapat ditemukan hubungan yang kuat

terhadap persoalan yang diteliti.35 Dalam hal ini, peneliti berusaha

mendapatkan karya-karya pimpinan, intelektual dan tokoh Hizbut Tahrir yang

berkaitan dengan masalah upah dan kebijakan pengupahan.

Data-data yang berkaitan dengan pemikiran Hizbut Tahrir tentang

upah tersebut kemudian diuraikan, dicari keterkaitan antara pemikiran yang

ada dalam satu karya dengan karya lainnya, untuk selanjutnya dipadukan,

sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.36

5. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif dan komparatif. Analisa deskriptif digunakan untuk

menggambarkan secara sistematis dan akurat tentang konsep upah

35 Ibid., 5-636 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010),287. Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif sebenarnya ada beberapa, yaituwawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini digunakan dokumentasi karenamenyesuaikan dengan bentuk penelitian ini yang berupa penelitian pustaka. Peneliti mencukupkanpada penelitian pustaka dengan alasan bahwa penelitian dengan penelusuran pemikiran Hizb al-Tahrir melalui buku-buku pedoman kelompok ini sudah bisa menggambarkan arah pemikirannya.

Page 30: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

perspektif Hizbut Tahrir. Sedang analisis komparatif digunakan untuk

membandingkan pemikiran Hizbut Tahrir tentang upah tersebut dengan

pemikiran ekonomi konvensional dan berbagai pemikiran ekonomi Islam

baik klasik maupun kontemporer.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi (content analysis),

suatu model yang dipakai untuk meneliti dokumentasi data yang berupa teks,

gambar, simbol dan sebagainya. Analisis isi digunakan untuk memperoleh

keterangan dari komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang yang

terdokumentasi atau dapat didokumentasikan. Menurut Klaus Krispendorff,

analisis isi bukan sekedar menjadikan isi pesan sebagai obyeknya, lebih dari

itu terkait dengan konsepsi-konsepsi yang lebih baru tentang gejala-gejala

simbolik dalam dunia komunikasi.37 Teknik ini digunakan untuk menganalisis

konsep upah Hizbut Tahrir melalui dokumen-dokumen tertulis, baik berupa

buku, majalah, website, surat kabar, dan lain sebagainya.

H. Sistematika Pembahasan

Agar hasil penelitian ini terarah dan teratur, maka pembahasan disertasi ini

dibagi dalam tujuh bab yang saling berkaitan dan berkelanjutan yang sistematika

penulisannya sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan, yang meliputi pembahasan tentang latar

belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, metodologi penelitian,

tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka dan pendekatan penelitian

37 Klaus Krispendoff, Analisis Isi Pengantar dan Teori Metodologi (Jakarta: Rajawali Press,1993), 15

Page 31: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

dikemukakan sedemikian rupa untuk menunjukkan signifikansi penelitian ini.

Sistematika pembahasan juga dipaparkan sebagai gambaran awal penelitian ini.

Bab kedua membahas landasan teoritik yang terdiri dari konsep tentang

upah dan kebijakan pengupahan oleh pemerintah. Pada bab ini secara berurutan

dibahas definisi upah, standar penetapan upah dalam ekonomi konvensional dan

ekonomi Islam, sistem pengupahan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat

upah. Dalam bab ini juga dibahas tentang intervensi pemerintah dalam penetapan

tingkat upah. Dalam bab ini disajikan untuk memberikan gambaran awal tentang

teori upah dan kebijakan pengupahan sekaligus sebagai dasar analisa pada

persoalan upah dan pengupahan dalam pemikiran Hizbut Tahrir.

Bab ketiga membahas selayang pandang Hizbut Tahrir. Bab ini mencakup

sejarah kelahiran dan perkembangan Hizbut Tahrir, Latar belakang dan tujuan

kelahiran, metode dakwah Hizbut Tahrir, struktur organisasi serta Pokok-pokok

pemikiran Hizbut Tahrir.

Bab keempat membahas pemikiran upah Hizbut Tahrir. Bab ini didahului

dengan pembahasan sikap Hizbut Tahrir dalam problematika buruh dan tenaga

kerja. Setelah itu pembahasan tentang upah perspektif Hizbut Tahrir, yang

meliputi pemikiran tentang standar penetapan upah, pemikiran tentang upah

sepadan dan pemikiran tentang penetapan tingkat upah tertentu oleh pemerintah.

Bab kelima membahas metode ijtihad hukum Hizbut Tahrir di bidang

upah. Bab ini membahas pemikiran hukum Hizbut Tahrir yang melandasi

pemikiran di bidang upah. Pembahasan ini meliputi pemikiran Hizbut Tahrir

tentang dalil, al-’urf, maṣlaḥah mursalah dan maqāṣid al-sharī’ah. Disamping itu

Page 32: OPTIMALISASI PERAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

bab ini mengkaji posisi metode ijtihad Hizbut Tahrir dalam kajian hukum

ekonomi Syariah.

Bab keenam membahas pemikiran Hizbut Tahrir di bidang upah dalam

kajian ekonomi Islam kontemporer. Bab ini membahas posisi pemikiran Hizbut

Tahrir di bidang upah dalam kajian ekonomi Islam klasik dan kontemporer serta

analisis kritis tentang implikasi dan relevansi pemikiran Hizbut Tahrir di bidang

upah dalam kajian ekonomi Islam kontemporer.

Bab ketujuh, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan

implikasi teoritik untuk menunjukkan hasil-hasil penelitian. Dalam bab ini juga

dikemukakan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian lebih

lanjut.