optimalisasi penyelenggaraan rtrw hanrat … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang,...

21
OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT DALAM RANGKA MENYIAPKAN DAN MEWUJUDKAN SISHANTA PADA MASA DAMAI Abstraksi. “Penataan ruang saat ini belum dapat diwujudkan sesuai dengan kepentingan pertahanan, karena belum adanya sinkronisasi antara RTRW Hanrat dan RTRW Pemerintah, bahkan sering berbenturan dengan kepentingan pembangunan di daerah.Kepentingan-kepentingan pertahanan masih kurang terwadahi dan tidak terakomodasi dalam RTRW yang disusun oleh Pemerintah Daerah. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut ditentukan dengan adanya aspek legalitas dan kerjasama yang harmonis antara Kowil dan Pemerintah Daerah. Lemahnya pemberdayaan sistem, aspek kelembagaan, kompetensi sumber daya manusia dan keterbatasan dukungan anggaran merupakan faktor-faktor penghambat dalam mewujudkan RTRW Hanrat yang berdayaguna dan berdayasaing”. Abstraksi. “Space settlement nowadays not yet been existed according to state defender importance, because between regional planology of aspect defender land and governmental regional planology not yet harmonic, even happened by the collision with the development importance area. Defender importances still less be placed and not accommodated in planology compiled by Local Government. Strive to overcome the constraint determined with the existence of aspect of harmonious cooperation and legality between commando of region and Local Government. Weakness of system enableness, institute aspect, interest of human resource and limitation of budget support represent the resistor factors in realizing regional space settlement of defender in competitive and usefull continent”.

Upload: tranmien

Post on 07-May-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT DALAM RANGKA MENYIAPKAN DAN MEWUJUDKAN SISHANTA

PADA MASA DAMAI

Abstraksi. “Penataan ruang saat ini belum dapat diwujudkan sesuai dengan

kepentingan pertahanan, karena belum adanya sinkronisasi antara RTRW

Hanrat dan RTRW Pemerintah, bahkan sering berbenturan dengan

kepentingan pembangunan di daerah.Kepentingan-kepentingan pertahanan

masih kurang terwadahi dan tidak terakomodasi dalam RTRW yang disusun

oleh Pemerintah Daerah. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut

ditentukan dengan adanya aspek legalitas dan kerjasama yang harmonis

antara Kowil dan Pemerintah Daerah. Lemahnya pemberdayaan sistem,

aspek kelembagaan, kompetensi sumber daya manusia dan keterbatasan

dukungan anggaran merupakan faktor-faktor penghambat dalam

mewujudkan RTRW Hanrat yang berdayaguna dan berdayasaing”.

Abstraksi. “Space settlement nowadays not yet been existed according to

state defender importance, because between regional planology of aspect

defender land and governmental regional planology not yet harmonic, even

happened by the collision with the development importance area. Defender

importances still less be placed and not accommodated in planology

compiled by Local Government. Strive to overcome the constraint determined

with the existence of aspect of harmonious cooperation and legality between

commando of region and Local Government. Weakness of system

enableness, institute aspect, interest of human resource and limitation of

budget support represent the resistor factors in realizing regional space

settlement of defender in competitive and usefull continent”.

Page 2: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

2

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kepentingan strategis pertahanan negara bagi bangsa Indonesia

sesuai dengan doktrin pertahanan negara, pada dasarnya adalah

terwujudnya penyelenggaraan pertahanan yang mampu menjaga dan

memelihara keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

menegakkan kedaulatan negara dan melindungi keselamatan seluruh

bangsa dari setiap bentuk ancaman di wilayah daratan, baik yang berasal

dari luar negeri maupun yang timbul di dalam negeri (Ryamizad, 1999,

halaman 81). Penyusunan pertahanan wilayah daratan dilakukan melalui

pemberdayaan wilayah pertahanan dengan menyiapkan pertahanan secara

skala prioritas dari keseluruhan wilayah yuridiksi nasional yang disesuaikan

menurut jenis operasi militer yang dilaksanakan yaitu OMP dan OMSP.

Penentuan daerah diarahkan pada kawasan strategis nasional yang memiliki

nilai pertahanan sesuai dengan perkiraan kemungkinan ancaman yang

berdampak terhadap penyiapan dan penyusunan ruang pertahanan darat.

Sasaran yang ingin diwujudkan adalah terciptanya Ruang, Alat dan Kondisi

Juang yang tangguh serta Kemanunggalan TNI Rakyat guna mendukung

kepentingan Pertahanan Negara.

Penataan ruang saat ini belum dapat diwujudkan sesuai dengan

kepentingan pertahanan, karena belum adanya sinkronisasi antara RTRW

Hanrat dan RTRW Pemerintah, bahkan sering berbenturan dengan

kepentingan pembangunan di daerah. Kepentingan-kepentingan pertahanan

Hanratmasih kurang terwadahi dan tidak terakomodasi dalam RTRW yang

disusun oleh pemerintah provinsi, kabupaten maupun kota. Padahal, dalam

peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan

bahwa tujuan nasional pemanfaatan ruang antara lain untuk mewujudkan

keseimbangan kepentingan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan

keamanan (Letjen TNI JS.Prabowo, 2010, RTRW Hanrat). Bahkan, dalam

peraturan penjabarannya, lebih gamblang dijelaskan tujuan perencanaan

Page 3: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

3

ruang wilayah adalah untuk meningkatkan kemampuan memelihara

pertahanan keamanan negara yang dinamis dan sekaligus memperkuat

integrasi nasional.

Upaya untuk mengatasi kendala tersebut ditentukan dengan adanya

aspek legalitas dan kerjasama yang harmonis antara Komando Kewilayahan

dan Pemerintah Daerah. Untuk mengatur tata ruang yang berkaitan dengan

fungsi pertahanan sebagai bagian dari sistem RTRW Nasional perlu dibuat

RTRW Hanrat oleh jajaran Komando Kewilayahan dalam rangka

merencanakan, menyiapkan dan mewujudkan sistem pertahanan semesta

(Sishanta) pada masa damai.

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk merencanakan, menyiapkan dan mewujudkan Sishanta

diperlukan rencana tata ruang wilayah yang mengatur pemanfaatan dan

pengendalian ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan

kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan yang disusun secara

terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

a. Bagaimanakah mengoptimalkan pemberdayaan sistem dalam

mewujudkan RTRW Hanrat yang berdaya guna dan berhasil guna

serta legitimatif?

b. Bagaimanakah menguatkan struktur kelembagaan, sehingga

dapat mewujudkan RTRW Hanrat yang didukung oleh database

yang lengkap, akurat dan mutakhir? c. Bagaimanakah meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dalam organisasi penyelenggaraan RTRW Hanrat?

d. Bagaimanakah menyiasati keterbatasan dukungan anggaran

dalam penyelenggaraan RTRW Hanrat?

Page 4: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

4

1.3 Sistematika Pembahasan

Tulisan ini membahas berbagai hal yang terkait dengan penyusunan

RTRW Hanrat di tingkat Kodam, Korem dan Kodim agar lebih berdaya guna

dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang serta berkelanjutan, dengan

sistematika sebagai berikut:

a. Pendahuluan

b. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori.

c. Kondisi Obyektif

d. Hipotesis

e. Analisis

f. Penutup.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 UUD 1945

Pasal 30 UUD 1945 menetapkan, bahwa Sistem pertahanan negara

dilaksanakan dengan Sishankamrata yang menempatkan rakyat sebagai

yang utama dalam kesemestaan, baik dalam semangat maupun dalam

mendayagunakan segenap kekuatan dan sumber daya nasional, untuk

kepentingan pertahanan dalam mempertahankan eksistensi Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pada dasarnya peran serta rakyat dalam

Sistem pertahanan negara merupakan perwujudan dari hak dan kewajiban

setiap warga negara untuk ikut dalam usaha pertahanan negara.

2.1.2 UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Pada pasal 3, 4 dan 5 dikandung maksud bahwa pertahanan negara

disusun dengan memperhatikan kondisi geografis wilayah Indonesia sebagai

negara kepulauan yang harus dijaga dan dilindungi keutuhannya sebagai

satu kesatuan pertahanan. Dengan demikian mutlak diperlukan pemahaman

Page 5: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

5

yang baik tentang kondisi obyektif wilayah NKRI, seperti letak, luas, bentuk,

potensi sumberdaya alam, dan lain sebagainya yang tentu saja harus

direncanakan secara efisien dan efektif. Pada gilirannya perencanaan

pemanfaatan untuk kepentingan pertahanan negara diantaranya dituangkan

dalam bentuk RTRW Hanrat.

2.1.3 UU RI Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI

Pada pasal 8 tentang tugas Angkatan Darat yaitu melaksanakan

pemberdayaan wilayah pertahanan. Di dalam jabarannya pemberdayaan

wilayah pertahanan dilaksanakan melalui Binter yang memiliki salah satu

tujuan antara lain mewujudkan ketahanan wilayah yaitu kondisi dinamika

bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan masyarakat yang

terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan wilayah dalam berbagai kepentingan, baik untuk

mempertahankan kelangsungan hidup maupun untuk menyelenggarakan

pembangunan. Ketahanan wilayah terbangun melalui sinergi delapan gatra

yang antara lain dicerminkan melalui penyelenggaraan penataan ruang

pertahanan wilayah darat, seperti diketahui penataan ruang pada hakekatnya

mengatur pemanfaatan segenap sumber daya nasional yang meliputi

geografi, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama dan

Hankam).

2.1.4 UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Terdapat 2 pasal yang terkait dengan kewenangan Pemerintah

Daerah dalam pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

yaitu pasal 17 Ayat (1) huruf c. menyebutkan bahwa, pemanfaatan sumber

daya alam dan sumberdaya lainnya harus memperhatikan penyerasian

lingkungan dan tata ruang, Ayat (2) huruf a. pelaksanaan pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber daya lainnya menjadi kewenangan

Pemerintah Daerah. Pasal 18 Ayat (1) menyebutkan, bahwa daerah yang

memiliki kewenangan sepenuhnya untuk mengelola sumber daya alam di

Page 6: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

6

wilayah lautan. Lingkup pengelolaan wilayah lautan seperti tercantum dalam

Ayat (3) meliputi ; ekplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan

kekayaan laut ; pengaturan administratif, pengaturan tata ruang, penegakan

hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang

dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah ; ikut serta dalam

pemeliharaan keamanan dan ikut serta dalam pertahanan kedaulatan

negara. Kedua pasal tersebut menimbulkan kegamangan, karena belum

menunjukan keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya

yang ditujukan bagi kepentingan pertahanan negara di segala wilayah, baik

daratan maupun lautan.

2.1.5 UU RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang

Dalam Undang-Undang ini terdapat tiga tujuan utama penataan ruang,

yaitu ; pertama, terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan

lingkungan yang berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional,

kedua, terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung

dan kawasan budi daya, dan ketiga, terselenggaranya pemanfaatan ruang

yang berkualitas yaitu adanya keseimbangan antara kepentingan

kesejahteraan dan kepentingan keamanan. Dengan demikian RTRW Hanrat

dan RTRW Pemerintah seharusnya mewadahi dua kepentingan yaitu

kepentinngan pertahanan-keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

2.1.6 Doktrin Kartika Eka Paksi (KEP)

Kepentingan strategis pertahanan negara adalah penyelenggaraan

usaha pertahanan negara untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta keselamatan

dan kehormatan bangsa dari setiap ancaman, baik yang berasal dari luar

maupun yang timbul di dalam negeri. Kepentingan strategis untuk

pertahanan negara harus selalu disiapkan dan dilaksanakan secara dini

tanpa mempermasalahkan ada atau tidak adanya ancaman nyata, karena

pembangunan kekuatan pertahanan memerlukan waktu yang cukup lama

sehingga harus dipersiapkan jauh hari sebelum munculnya ancaman.

Page 7: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

7

Penyelenggaraan pertahanan dilaksanakan dengan Sishanta yang

melibatkan seluruh rakyat dan sumber daya serta sarana dan prasarana

wilayah sebagai satu kesatuan pertahanan berupa strategi pertahanan

pulau-pulau besar dan rangkaian pulau-pulau kecil dengan menggelar Kowil

untuk difungsikan sebagai kompartemen strategis pertahanan dengan

klasifikasi susunan daerah yang disesuaikan menurut jenis operasi yang

digelar baik dalam pola OMP maupun OMSP.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional merupakan Geostrategi Indonesia sebagai

implementasi dari konsep geopolitik Wawasan Nusantara, dalam

mewujudkan daya tangkal nasional serta mempengaruhi ketahanan regional

dan supraregional (Kemhan RI, 2007, Doktrin Pertahanan Negara, halaman

14). Konsepsi ketahanan nasional pada hakekatnya berisi keuletan dan

ketangguhan bangsa dan negara dalam menghadapi setiap ancaman

dengan memberdayakan segenap sumber daya nasional melalui suatu

pembinaan dan pengembangan, sehingga menjadi kekuatan yang

berdayatangkal tinggi yang harus dipersiapkan dan dibangun secara dini

pada masa damai. Penyiapan dan pembangunan kekuatan diselenggarakan

melalui penyusunan Tata Ruang Wilayah Pertahanan. Upaya penyusunan

RTRW Pertahanan harus dapat memperkuat integrasi nasional, dan tidak

menghilangkan karakteristik wilayah yang justru seharusnya dapat

dimanfaatkan sebagai potensi keunggulan komparatif bagi kepentingan

pertahanan negara dan pembangunan nasional di daerah.

2.2.2 Sistem Pertahanan Negara

Pada masa damai, Sistem Pertahanan Semesta dibangun untuk

menghasilkan daya tangkal yang tangguh dengan menutup setiap ruang

kelemahan yang dapat menjadi titik lemah. Pembangunan Sistem

Pertahanan Semesta pada masa damai dilaksanakan dalam kerangka

Page 8: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

8

pembangunan nasional yang tertuang dalam program pemerintah yang

berlaku secara nasional (Kemhan RI, 2007, Doktrin Pertahanan Negara,

halaman 71). Implementasi program pembangunan pemerintah di antaranya

dituangkan melalui penyusunan tata ruang wilayah, yang diselenggarakan

secara serasi, seimbang dan berwawasan lingkungan, serta terwujudnya

keseimbangan antara kepentingan kesejahteraan dan kepentingan Hankam.

3. KONDISI OBYEKTIF

3.1 Lemahnya Pemberdayaan Sistem dalam Penyusunan RTRW Di

Daerah

Mekanisme dan tata laksana penyusunan RTRW Hanrat dan RTRW

pemerintah daerah belum mantap terbangun. Keterpaduan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembinaan terkesan masih

sebatas slogan di atas kertas dan kekuatan hukum suatu produk rencana

tata ruang wilayah pertahanan Hanratdirasakan masih sangat lemah. Selain

itu, produk RTRW masih cenderung berorientasi pada pencapaian tujuan

ideal berjangka panjang, yang seringkali meleset, karena banyaknya faktor

ketidakpastian dan terdapat kecenderungan yang kuat, bahwa perencanaan

tata ruang lebih terfokus pada aspek penataan fisik dan visual, sedangkan

aspek perencanaan sumberdaya manusia (penduduk) yang mendiami

wilayah tersebut belum mendapat perhatian yang memadai. Perangkat

peranti lunak berupa buku-buku petunjuk yang mengatur penyusunan RTRW

Hanrat yang baku belum ada (masih berupa pedoman sementara) serta

cenderung berubah-ubah akibatnya, saat ini belum ada standar baku yang

dapat dipedomani serta dapat diterapkan dalam penyusunan RTRW Hanrat.

3.2 Lemahnya Aspek Kelembagaan dalam Penyusunan RTRW di Daerah

Berfungsinya RTRW Hanrat ditentukan oleh ukuran manfaat setiap

sistem, subsistem dan sub-subsistem penyelenggaraannya, sehingga

dibutuhkan subyek atau organisasi berikut pejabat beserta seluruh perangkat

Page 9: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

9

lengkap penjamin pengaturan dengan garis otoritas yang jelas, tanggung

jawab, secara kesisteman, dan berspesialisasi, serta harus mengacu

kepada kesatuan tugas dan rentang kendali masing-masing

penaggungjawab (Mabesad, 2010, Buku RTRW Hanrat, halaman 20).

Dalam proses penyusunan dan penataan ruang wilayah pertahanan darat,

idealnya, selain memerlukan organisasi yang berjenjang secara hirarkis,

baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kowil juga dibutuhkan suatu

kerjasama, dan koordinasi secara komprehensif yang melibatkan seluruh

pemangku kepentingan diantaranya Pemerintah Daerah (Provinsi,

Kabupaten, Kota) dan Komando Kewilayahan (Kodam, Korem, Kodim)

Oganisasi dalam penyusunan RTRW Hanrat di tingkat Kowil belum

tertata dengan baik, serta belum melibatkan beberapa pihak terkait secara

intensif yang idealnya dapat memberikan saran masukan sesuai dengan

bidang dan tingkat kewenangan masing-masing. Kemitraan antara Kodam,

Korem atau Kodim dan Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota)

dalam penyusunan tata ruang wilayah belum terbangun dengan mantap,

masih terdapat kendala psikologis akibat dua pendekatan yang seolah-olah

bertentangan yaitu pendekatan kesejahteraan dan pertahanan-keamanan.

Secara subyektif, ada kecenderungan bahwa lingkup kepentingan jajaran

TNI Angkatan Darat (Kowil) dalam penyusunan RTRW diartikan secara

sempit yakni hanya menangani masalah pertahanan saja, sehingga muncul

semangat ego sektoral dari Pemerintah Daerah seolah kepentingan

pembangunan hanya milik Pemerintah saja. Selain itu, nomenklatur yang

digunakan dalam RTRW Hanrat dan RTRW Pemerintah Daerah satu sama

lain belum saling memahami, apalagi dasar hukum yang melandasi

penyusunan RTRW Hanrat tidak sekuat RTRW Pemerintah Daerah,

sehingga ada kesenjangan dari segi legitimasi.

Page 10: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

10

3.3 Lemahnya Kompetensi SDM Dalam Organisasi Penyusunan RTRW Hanrat

Kompetensi sumber daya manusia dalam tubuh organisasi Kowil bagi

penyusunan sebuah produk RTRW masih belum sekuat Pemerintah Daerah

yang bahkan seringkali menggunakan jasa konsultan perencana. Kowil tidak

pernah menggunakan jasa konsultan dan hanya memanfaatkan sejumlah

personel untuk dilibatkan dalam kelompok kerja dengan kemampuan dan

pemahaman teoritis perencanaan wilayah yang sangat terbatas, sehingga

cenderung intuitif dan tidak ilmiah. Konsekuensinya, aspek metodologi ilmiah

yang digunakan dalam penyusunan RTRW Hanrat masih kurang optimal.

Indikasi proses penyusunan, RTRW pembangunan daerah baik Pemerintah

Provinsi, Kabupaten maupun Kota sudah menggunakan analisa dan

penerapan metodologi ilmiah yang didukung database melalui sistem

informasi geografi yang lengkap serta teori-teori perencanaan dan

pembangunan wilayah, sedangkan dalam proses penyusunan RTRW Hanrat

masih menggunakan inventarisasi data secara manual dengan penerapan

metode sesuai dengan arahan buku pedoman sementara penyusunan

RTRW Hanrat yang seringkali belum dipahami, akibatnya produk RTRW

Hanrat Kowil tidak ilmiah dan terkesan asal jadi, serta belum dapat

dioperasionalkan.

4. HIPOTESIS

4.1 Desentralisasi Pemerintahan dan Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan RTRW

Reformasi politik yang antara lain ditandai dengan pelaksanaan

desentralisasi pemerintahan dalam konteks penyusunan rencana tata ruang,

banyak diartikan oleh Pemerintah Daerah sebagai pembenaran atas

kewenangan penuh pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

buatan masing-masing daerah. Pengaturan pengelolaan dan pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber daya lainnya seperti yang tertuang dalam UU

Page 11: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

11

RI No 32 Tahun 2004 Pasal 17 dan 18, cenderung diterjemahkan menjadi

pengkotak-kotakan wilayah darat dan laut guna mengeksploitasi sumber

daya tanpa memperhatikan aspek lingkungan yang berdampak kepada

kepentingan-kepentingan lain di daerah yang bersangkutan diantaranya

dalam RTRW Pemerintah Daerah, terdapat penetapan kawasan khusus

yang hanya sekelumit menetapkan suatu daerah sebagai kawasan Hankam

yang digunakan sebagai daerah latihan TNI atau daerah yang menjadi

rencana pembangunan pangkalan TNI (Mako/Lanal/Lanud), sedangkan

penetapan kawasan yang bertujuan untuk kepentingan Strategis Pertahanan

Negara dalam skala yang lebih luas belum terakomodir. Dapat dianalisa

bahwa, semua itu bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah

(PAD) setinggi-tingginya dalam rangka menyiasati anggaran pembangunan

daerah yang masih sangat terbatas. Kentalnya semangat mengejar

pertumbuhan ekonomi kerap mengorbankan tata ruang wilayah yang sudah

disusun sebagai pedoman dan pengawal jalannya pembangunan di daerah.

4.2 Lemahnya Tata Laksana Penyelenggaraan Tata Ruang Wilayah di

Daerah

Terdapat sejumlah kecenderungan negatif dalam tata laksana

penyelenggaraan tata ruang wilayah di daerah, antara lain: penyusunan

RTRW Pembangunan di daerah dilakukan oleh konsultan yang kerap tidak

mengenal kondisi daerah secara luas dan mendalam, pelibatan peran serta

seluruh komponen masyarakat di daerah yang bersangkutan dalam

penyelenggaraan Rencana Tata Ruang Pembangunan di daerah belum

maksimal, proses perencanaan tidak didahului dengan proses penelitian

secara cermat di lapangan dan rekomendasi yang dikeluarkan hanya

berdasarkan atas data sekunder Pemerintah Daerah (diatas kertas) yang

dikumpulkan dengan tingkat akurasi yang sangat diragukan, produk Rencana

Tata Ruang Pembangunan Daerah belum mampu mengakomodasikan

semua kepentingan secara optimal, secara hirarkis maupun lintas sektor

diantaranya aspek Hankam akibatnya muncul ketidakselarasan antara

Page 12: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

12

RTRW Hanrat dan RTRW Pemerintah dan Proses penyusunan dan produk

RTRW yang telah disusun belum tersosialisasi secara optimal kepada pihak-

pihak yang memiliki kepentingan terhadap penyusunan tata ruang termasuk

jajaran Komando Kewilayahan, cenderung hanya diketahui oleh Dinas/Badan

tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah (diantaranya Bappeda).

4.3 Terbatasnya Dukungan Anggaran bagi Penyelenggaraan RTRW

Hanrat

Alokasi anggaran untuk kegiatan penyusunan RTRW Pertahanan

Hanrat dirasakan masih sangat terbatas. Terkait dengan anggaran/

pendanaan tersebut, maka perencanaan dan pengelolaan kegiatannya

masih didominasi oleh prinsip sentralisasi, dimana peran Komando Atas

(Mabesad) masih relatif dominan. Pada akhirnya, pendekatan bottom up

guna menghimpun masukan dari bawah, seperti jajaran Kodam, Korem dan

Kodim, tidak berjalan optimal. Terbatasnya dukungan anggaran bagi

program penyusunan Tata Ruang Wilayah Pertahanan Darat berdampak

terhadap kualitas produk RTRW Hanrat, dan rekomendasi yang dikeluarkan

hanya berdasarkan atas data sekunder (diatas kertas) yang dikumpulkan

dengan tingkat akurasi yang sangat diragukan karena tidak dilakukan melalui

observasi dan penelitian secara cermat di lapangan dengan kata lain

operasional produk RTRW Hanrat belum terjamin.

4.4 Lemahnya Pemahaman tentang RTRW Hanrat di kalangan Birokrat

di Daerah

RTRW Hanrat berkedudukan sebagai instrumen atau perangkat

dalam mengembangkan seluruh potensi wilayah yang berhubungan dengan

pertahanan negara. Dalam pengelolaan dan penyelenggaraan tata ruang

wilayah pertahanan, terdapat sejumlah bentuk penataan ruang lainnya

sesuai dengan level dan penggunaannya masing-masing serta berada dalam

suatu kesatuan yang membentuk penataan ruang wilayah nasional.

Pengertian tentang RTRW Hanrat di kalangan Birokrat di daerah belum

Page 13: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

13

sepenuhnya dipahami, sehingga kondisi tersebut menuai ketidakpedulian

yang didukung oleh semangat ego sektoral dalam perencanaan dan

pelaksanaan program pembangunan, sehingga mengesampingkan akan

pentingnya penyiapan tata ruang wilayah pertahanan.

5 ANALISIS

5.1 Bagaimanakah mengoptimalkan pemberdayaan sistem dalam

mewujudkan RTRW Hanrat yang berdaya guna dan berhasil guna serta legitimatif

Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mendorong

semua pemangku kepentingan untuk memberikan masukan atau usulan

tentang peraturan pelaksanaan yang menjembatani hubungan antara RTRW

Pertahanan Hanratdengan RTRW Nasional, sehingga ada forum koordinasi

dan konsultasi yang mantap dan jelas seperti halnya ditingkat nasional

adanya Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN). Semua pemangku

kepentingan (stake holder) memberi masukan bagi revisi UU Nomor 24

Tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan UU RI Nomor 32 Tahun 2004,

sehingga lebih mencerminkan asas keseimbangan antara kepentingan

kesejahteraan dan pertahanan-keamanan serta pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya lebih mewadahi kepentingan kepentingan

Hankam di segala wilayah.

Bila ditelaah, kandungan Undang-Undang tersebut kurang mewadahi

kepentingan Hankam, sehingga beberapa peraturan pelaksanaan baik

berupa Peraturan Pemerintah maupun Keppres sebagai payung hukumnya

harus segera disusun dan diselesaikan. Secara khusus Kemhan RI perlu

didesak untuk segera menuntaskan pembahasan penyusunan RTRW

Pertahanan nasional yang menjadi pedoman bagi RTRW Hanrat di daerah.

Dalam pelaksanaannya, Kemhan dan TNI AD memberi ruang bagi peran

serta masyarakat dalam penataan RTRW Hanrat berdasarkan prinsip

kebersamaan, keterbukaan, keadilan dan perlindungan hukum.

Page 14: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

14

Kemhan dan TNI AD menyiapkan bahan rumusan kebijakan, petunjuk

teknis, pedoman dan prosedur sehingga dapat ditetapkan standarisasi dalam

proses penyusunan RTRW Hanrat. Jajaran Kowil perlu melakukan penelitian

dan kajian tentang kearifan lokal sistem sosial budaya masyarakat setempat

dalam penyusunan RTRW Hanrat sebagai salah satu faktor pertimbangan

yang mencirikan keistimewaan dan ciri khas masing-masing daerah serta

pada hakekatnya semua yang direncanakan dan diatur dalam RTRW bukan

aspek fisik semata melainkan aspek non fisik perlu mendapat porsi perhatian

yang seimbang. Dalam proses penyusunannya, RTRW Hanrat juga perlu

menerapkan metodologi ilmiah dan pembuatan data base yang lengkap dan

mutakhir.

5.2 Bagaimanakah menguatkan struktur kelembagaan, sehingga dapat

mewujudkan RTRW Hanrat yang didukung oleh database lengkap, akurat dan mutakhir

TNI AD perlu meninjau ulang organisasi dan tugas Kowil, agar lebih

mampu menyelenggarakan penataan dan penyiapan ruang wilayah

pertahanan Hanratseperti yang diharapkan. Jika di jajaran pemerintahan

daerah ada Beppeda, dengan segala kemampuan yang dimilikinya, mungkin

di jajaran Kowil sudah harus dipikirkan untuk memiliki organisasi yang

memiliki tugas yang hampir serupa, minimal dari sisi kemampuan dan

kualitas sumberdayanya. Penggunaan kemajuan Iptek harus sudah mulai

dimanfaatkan untuk menjaring data-data wilayah secara lebih akurat dan

lengkap, antara lain: Sistem Informasi Geografi, kependudukan, sistem

perencanaan wilayah dan lain-lain terkait dengan aspek

Ipoleksosbudhankam, oleh karenanya dalam organisasi jajaran Kowil perlu

dilengkapi personel yang menguasai pemetaan dan pengolahan informasi

data beserta perangkat dan sarana prasarananya serta personel yang

menguasai perencanaan dan manajemen bidang pertahanan.

Page 15: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

15

Penetapan istiliah-istilah teknis dalam RTRW perlu di revisi dan

ditetapkan serta distandarisasi, terkait dengan hal tersebut Kementrian

Pertahanan dan Kementrian Dalam Negeri perlu menetapkan standarisasi

nomenklautur Rencana Tata Ruang Wilayah bagi kepentingan pertahanan

maupun pembangunan di daerah. Terkait dengan lingkup kepentingan

pertahanan negara aspek darat, Kementrian Pertahanan, Kementrian Dalam

Negeri dan TNI AD perlu melaksanakan sosialisasi dan edukasi di

lingkungan Birokrat Pemerintah Daerah yang dilakukan secara terprogram

dan langsung dilakukan oleh ketiga Institusi diatas baik di tingkat Provinsi,

Kabupaten maupun Kota guna meluruskan pemahaman yang kurang tepat

terhadap RTRW Hanrat. Komando Kewilayahan mulai tingkat Kodam, Korem

dan Kodim harus lebih meningkatkan kualitas hubungan kerja guna mengikis

kentalnya semangat ego sektoral dalam penyusunan RTRW masing-masing

dengan memberdayakan penyelenggaraan Komsos yang selama ini telah

menjadi program kegiatan satuan.

5.3 Bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam

organisasi penyelenggaraan RTRW Hanrat

Sejumlah upaya yang dapat ditempuh dalam rangka meningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka penyusunan RTRW Hanrat .

Pertama, setiap Aster, Danrem dan Dandim perlu dibekali dengan

pengetahuan perencanaan dan manajemen bidang pertahanan, oleh

karenanya sudah saatnya menjadi suatu persyaratan bagi Pamen yang akan

ditempatkan pada tataran jabatan tersebut diatas untuk memahami dan

menguasai pengetahuan perencanaan dan manajemen bidang pertahanan

sesuai dengan kemajuan dan perkembangan Iptek global. Kedua, Kemhan

dan TNI AD membentuk suatu lembaga pendidikan yang terkait dengan

perencanaan dan manajemen, pemanfaatan serta pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah guna kepentingan Hanneg. Ketiga, TNI AD

melakukan rekruitmen Pamen yang akan menduduki jabatan Asisten

Teritorial, Danrem dan Dandim secara kompetitif melalui uji kelayakan di

Page 16: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

16

bidang perencanaan dan menajemen pertahanan, aspek kompetensi teknis

patut manjadi perhatian guna mendukung penyusunan RTRW Hanrat yang

memenuhi persyaratan ilmiah. Keempat, Kemhan dan TNI AD secara intensif

melakukan sosialisasi di lingkungan Perwira Kowil untuk memberikan

pemahaman tentang perencanaan dan manajemen pertahanan,

pemanfaatan serta pengendalian Ruang wilayah guna kepentingan Hanneg,

khususnya pertahanan aspek darat, Kelima, Kemhan dan TNI AD, secara

intensif menyelenggarakan sosialisasi secara terpadu yang melibatkan

pejabat Pemerintah Daerah dan Komando Kewilayahan dengan metoda

simulasi proses penyusunan, pengendalian dan operasional RTRW Hanrat,

mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah, sehingga diperoleh gambaran,

kesamaan visi dan persepsi tentang RTRW Hanrat baik di kalangan Birokrat

Pemerintahan Daerah maupun Komando Kewilayahan.

5.4 Bagaimana menyiasati keterbatasan dukungan anggaran, sehingga

dapat menyelenggarakan proses penyusunan, pemanfaatan dan pengendalian RTRW Hanrat secara utuh

Untuk penyelenggaraan penataan ruang wilayah pertahanan

Hanratsecara utuh, TNI AD memiliki keterbatasan kemampuan karena

dukungan anggaran negara yang diberikan masih sangat terbatas. Selain

itu menurut UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dan UU RI Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, jajaran Komando Kewilayahan

secara de facto tidak memiliki kewenangan otonom mengelola wilayah

layaknya Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota).

Upaya yang perlu dilakukan guna mendapatkan dukungan

anggaran/pendanaan, antara lain; pertama, Melakukan inventarisasi dan

perencanaan terpadu untuk menetapkan kebutuhan nyata anggaran, sumber

pendanaan, dan alokasi anggaran untuk keperluan rutin, operasional,

maupun pembangunan jajaran Kowil, kedua, Melakukan perencanaan

terpadu untuk menetapkan program-program jangka pendek dan jangka

panjang dalam rangka pencapaian visi dan misi TNI AD dalam

Page 17: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

17

penyelenggaraan penataan RTRW Hanrat di daerah, ketiga, Melakukan

koordinasi dengan Pemerintah sampai ketingkat daerah dan instansi terkait

lainnya untuk mendapatkan anggaran sesuai dengan kebutuhan dan

dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Idealnya semua jenis tata ruang wilayah disusun secara komprehensif

dan terpadu melalui tahapan dialog diantara semua pemangku kepentingan

(Pemerintah dan TNI AD) dengan tetap memperhatikan serangkaian

paradigma nasional dan peraturan per undang-undangan sebagai landasan

hukumnya. Kondisi ideal penyusunan RTRW Pertahanan Hanratsampai saat

ini belum bisa tercapai disebabkan oleh beberapa faktor antara lain implikasi

desentralisasi pemerintahan terhadap penyusunan RTRW, lemahnya tata

laksana dalam penyelenggaraan RTRW, terbatasnya dukungan anggaran

dan lemahnya pemahaman tentang RTRW Hanrat di kalangan Birokrat. Dari

hasil analisa permasalahan dihadapi dalam penyelenggaraan RTRW Hanrat,

setidak-tidaknya ada empat pokok permasalahan yang dapat ditemukan,

yaitu permasalahan pemberdayaan sistem penyusunan RTRW Hanrat dan

RTRW Pemerintah daerah, permasalahan aspek kelembagaan,

permasalahan kualitas kemampuan dan kompetensi SDM serta keterbatasan

dukungan anggaran.

Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, diperlukan

beberapa perubahan dan penyesuaian dalam sasaran strategis

penyelenggaraan RTRW Hanrat. Kebijakan dan program penataan ruang

wilayah pertahanan harus tetap diarahkan pada peningkatan integrasi

nasional dan terjaminnya kemampuan memelihara pertahanan keamanan

negara yang dinamis dalam rangka mendukung pembangunan nasional.

Kondisi yang diharapkan pada praktek penyusunan RTRW Hanrat di masa

depan adalah berkurangnya kelemahan-kelemahan seperti yang disinyalir

Page 18: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

18

terjadi pada penyusunan RTRW Pembangunan Daerah. Dengan demikian

RTRW Hanrat harus dapat menjawab permasalahan nyata sebagai akibat

banyaknya faktor ketidakpastian serta dapat menghasilkan penataan ruang

pertahanan yang baik, mampu mengakomodasikan aspek perencanaan

komunitas dan sumberdaya disamping aspek penataan fisik dan visual,

adanya keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

pembangunan, melibatkan peran serta seluruh komponen bangsa dalam

proses perencanaan tata ruang, serta memiliki kekuatan hukum.

6.2 Saran

Bertitik tolak dari uraian di atas, disampaikan beberapa saran dalam

rangka penyelenggaraan RTRW Hanrat, sebagai berikut.

a. Kemdagri, Kemhan RI dan TNI AD perlu melakukan suatu

kerjasama yang melalui Memorandum of Understanding (MOU)

dalam penyusunan tata ruang wilayah, sehingga MOU tersebut

dapat menjadi landasan hukum bagi keterpaduan dan keselarasan

penyusunan RTRW Hanrat maupun RTRW Pemerintah di tingkat

daerah serta dapat dipedomani oleh semua Institusi dan mampu

mewadahi seluruh kepentingan baik bagi pembangunan

kesejahteraan maupun pertahanan dan keamanan.

b. Kemhan dan TNI AD perlu membentuk suatu lembaga pendidikan

yang terkait dengan perencanaan dan manajemen, pemanfaatan

serta pengendalian pemanfaatan ruang wilayah guna kepentingan

Pertahanan Negara.

c. TNI AD perlu melakukan rekruitmen Pamen yang akan menduduki

jabatan Asisten Teritorial, Danrem dan Dandim secara kompetitif

melalui uji kelayakan di bidang perencanaan dan menajemen

pertahanan, guna mendukung penyelenggaraan RTRW Hanrat

lebih berbobot, berkualitas dan memenuhi persyaratan-

persyaratan metodologi ilmiah.

Page 19: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

19

d. Kemhan dan TNI AD, perlu secara intensif menyelenggarakan

sosialisasi yang melibatkan pejabat Pemerintah Daerah dan

Komando Kewilayahan dengan metoda simulasi proses

penyusunan, pengendalian dan operasional RTRW Hanrat, mulai

tingkat pusat sampai tingkat daerah, sehingga diperoleh

gambaran, kesamaan visi dan persepsi tentang RTRW Hanrat,

baik di kalangan Birokrat Pemerintahan Daerah maupun,

Komando Kewilayahan.

Demikian penulisan optimalisasi penyelenggaraan RTRW Hanrat

dalam rangka menyiapkan dan mewujudkan Sishanta pada masa damai

dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan masukan Pimpinan TNI AD

dalam menentukan kebijaksanaan di masa yang akan datang.

Palembang, 14 Mei 2011 Penulis,

Agus Topani Letnan Kolonel Inf NRP 1900004550366

Page 20: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

20

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertahanan RI. 2007. Peraturan Menteri Pertahanan RI

Nomor: PER/22/M/XII Tanggal 28 Desember 2007 Tentang Doktrin Pertahanan Negara.

Departemen Pertahanan RI. 2007. Peraturan Menteri Pertahanan RI

Nomor: PER/23/M/XII Tanggal 28 Desember 2007 Tentang Strategi Pertahanan Negara.

Departemen Pertahanan RI. 2008. Peraturan Menteri Pertahanan RI

Nomor: PER/03/M/II Tanggal 18 Februari 2008 Tentang Buku Putih Pertahanan Indonesia.

J.S.Prabowo. 2010. ”RTRW Hanrat” Makalah Wakasad Disampaikan pada

Apel Dandim Danrem Terpusat 2010. Kardi, Kusnadi. 1999. ”TNI Kembali ke Jati Diri” dalam Indonesia Baru dan

Tantangan TNI: Pemikiran Masa Depan. Editor: Agus Wirahadikusumah dkk. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kodam II/Sriwijaya. 2011. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Pertahanan

Darat Kodam II/Sriwijaya. Palembang. Kodiklatad. Kodam Sebagai Kompartemen Strategis Pertahanan (Sistem

Pertahanan Semesta).

Mabes AD. Doktrin Kartika Eka Paksi. Jakarta. Mabes AD. 2010. Buku Rencana Tata Ruang Wilayah Pertahanan Darat.

Jakarta. Ryamizard RC. 1999. ”Konsistensi dan Komitmen TNI” dalam Indonesia

Baru dan Tantangan TNI: Pemikiran Masa Depan. Editor: Agus Wirahadikusumah dkk. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Page 21: OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN RTRW HANRAT … · peraturan perundang-undangan tentang tata ruang, dengan tegas disebutkan ... terpadu dan komprehensif, oleh sebab timbul suatu pertanyaan-pertanyaan

21

Samego, Indria. 2000. TNI di Era Perubahan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sterad.2010. Buku Pedoman Penyusunan RTRW Pertahanan Darat.

Jakarta. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang, Badan

Koordinasi Tata Ruang Nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional

Indonesia. Wirahadikusumah, Agus. 1999. ”TNI Menghadapi Tantangan Masa Depan”

dalam Indonesia Baru dan Tantangan TNI: Pemikiran Masa Depan. Editor: Agus Wirahadikusumah dkk. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.