optimalisasi nasionalisne dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat mewujudkan budaya taat hukum

22
OPTIMALISASI NASIONALISNE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAPAT MEWUJUDKAN BUDAYA TAAT HUKUM (Oleh: H. Abdul Chair Ramadhan) (Makalah ini disampaikan dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas RI) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia bertekad mewujudkan cita-citanya dan pencapaian tujuan nasionalnya, sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Suatu cita-cita yang menginginkan adanya kehidupan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Untuk mengembangkan kehidupannya dan merealisasikan berbagai kepentingan nasionalnya, bangsa Indonesia memiliki cara pandang, cara tinjau, cara tanggap inderawi, yang dinamakan wawasan nusantara sebagai wawasan nasional. Dalam mencapai tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia senantiasa dihadapkan pada berbagai bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara. Untuk itu, diperlukan ketahanan

Upload: lisanhal

Post on 02-Jan-2016

76 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ketahanan Nasional

TRANSCRIPT

Page 1: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

OPTIMALISASI NASIONALISNE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAPAT MEWUJUDKAN BUDAYA TAAT HUKUM (Oleh: H. Abdul Chair Ramadhan)

(Makalah ini disampaikan dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA)

XLVI Lemhannas RI)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.            Umum

Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia bertekad

mewujudkan cita-citanya dan pencapaian tujuan nasionalnya,

sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Suatu cita-cita yang menginginkan adanya kehidupan yang bebas, bersatu,

berdaulat, adil dan makmur. Untuk mengembangkan kehidupannya dan

merealisasikan berbagai kepentingan nasionalnya, bangsa Indonesia

memiliki cara pandang, cara tinjau, cara tanggap inderawi, yang

dinamakan wawasan nusantara sebagai wawasan nasional.

Dalam mencapai tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia senantiasa

dihadapkan pada berbagai bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan

gangguan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang dapat

membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan

negara. Untuk itu, diperlukan ketahanan nasional yang harus ditingkatkan

atau dibina secara terus menerus berdasarkan wawasan nusantara melalui

upaya pembangunan nasional di segenap aspek dan dimensi kehidupan.1

[1]

Dapat dikatakan terdapat hubungan atau keterkaitan yang erat

antara wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan pembangunan

nasional. Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, tuntutan dan

1

Page 2: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

sebagai rambu-rambu pemandu bagi ketahanan nasional. Keterkaitan

ketahanan nasional terhadap pembangunan nasional, tercermin pada

konsepsi ketahanan nasional untuk menumbuhkan kondisi kehidupan

nasional yang diinginkan melalui pembangunan nasional.

Makin meningkatnya intensitas pembangunan nasional akan

meningkatkan ketahanan nasional, sebaliknya kokohnya ketahanan

nasional akan mendoronmg lajunya pembangunan nasional.

Secara implisit ketahanan nasional sebagai landasan konsepsional

mengandung konsepsi tentang pengaturan penyelenggaraan

kesejahteraan dan keamanan dalam segala aspek dan dimensi kehidupan

nasional berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional

norma Undang-Undang Dasar 1945, dan landasan visioner wawasan

nusantara.

Dari pernyataan di atas, dapat kita jabarkan lebih detail bahwa

terdapat beberapa unsur penting dalam Ketahanan Nasional yakni:

1.            Pengaturan;

2.            Penyelenggaraan;

3.            Kesejahteraan; dan

4.            Keamanan.

Pengaturan menunjuk kepada sistem (aturan) hukum

ketatanegaraan, penyelenggaraan menunjuk kepada sistem politik

berdasarkan prinsip pembagian cabang kekuasaan (legislatif, eksekutif dan

yudikatif), kesejahteraan dan keamanan merupakan tujuan dan cita-cita

nasional yang harus diwujudkan oleh penyelenggara negara. Antara

keamanan dan kesejahteraan tidak bisa dipisahkan walaupun dapat

dibedakan.

Keempat unsur tersebut hasil pemikiran politik, hukum, ekonomi dan

filsafat, dikatakan demikian oleh karena hukum merupakan produk politik

dengan kata lain politik menentukan hukum, sedangkan politik merupakan

cerminan dari kegiatan-kegiatan ekonomi, sedangkan ekonomi merupakan

renungan dari hasil pemikiran filsafat. Pemikiran filsafat inilah yang

mengkristal sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, yakni falsafah

Page 3: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

Pancasila. Dalam mewujudkan pembangunan nasional, salah satu aspek

yang sangat mentukan adalah supremasi hukum.

Prinsip supremasi hukum mengandung pengertian bahwa hukum

tertinggi yang harus dipatuhi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Menurut

prinsip supremasi hukum, maka hukum tertinggi adalah Undang-Undang

Dasar 1945. Semua peraturan perundangan, termasuk Peraturan Daerah

(Perda)  harus sesuai dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang

Dasar 1945. Undang-Undang Dasar bukan lagi sekedar simbol atau 

formalitas belaka. Untuk itu perlu ada mekanisme yang dapat menegakkan

prinsip supremasi hukum. 2[2]

Pada dasarnya proses pembuatan peraturan perundang-undangan

adalah proses politik atau paling tidak mempertimbangkan situasi politik.

Dengan latar belakang seperti itu, maka selalu ada kemungkinan bahwa isi

sebuah peraturan perundang-undangan diusahakan untuk mengandung

kepentingan politik tertentu. Mendahulukan kepentingan politik di atas

kepentingan nasional adalah suatu sikap yang bertentangan dengan cara

pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan

nasional yang berlandaskan Pancasila. Selain itu, kerap pula terjadi

intervensi kekuasaan atas proses penegakan hukum, hukum bukan

sebagai panglima, melainkan politiklah yang menjadi panglima.

Salah satu pengertian penting dalam negara hukum adalah bahwa

segala aturan hukum adalah guna mewujudkan tujuan bernegara.

Tujuan kita bernegara secara padat dan jelas terkandung di dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan yang pernah kita

pergunakan, pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,

adalah rumusan yang kokoh yang perlu dipergunakan kembali. Oleh

karena itu setiap peraturan perundang-undangan harus menghormati

dan/atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral, etik, dan spiritual.

Untuk mewujudkan supremasi hukum, maka peranan ketahanan

nasional sangat strategis guna mengoptimalkan supremasi hukum sesuai

dengan konsepsi negara hukum indonesia.

2

Page 4: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

Dalam penulisan essay bidang studi ketahanan nasional yang

berjudul “Konsepsi Ketahanan Nasional Mampu Mewujudkan

Supremasi Hukum”, penulis memfokuskan pembahasan pada

pembuktian konsepsi ketahanan nasional memiliki pengaruh yang

signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, yang

menganalisis tentang hubungan antara ketahanan nasional sebagai

konsepsi dengan supremasi hukum, asas-asas dalam ketahanan nasional

yang mendorong penguatan supremasi hukum serta analisis pengaruh

konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan supremasi hukum.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud dari penulisan essay ini adalah untuk memberikan

gambaran tentang pembuktian konsepsi ketahanan nasional memiliki

pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di

Indonesia.

b. Tujuan

Tujuan dari penulisan essay ini ditujukan untuk memberikan

kontibusi pemikiran yang akan terus dikembangkan lebih lanjut dalam

bentuk penulisan lanjutan selama penulis mengikuti PPRA XLVI T.A. 2011

di Lemhannas RI. Pada akhirnya, dapat digunakan sebagai bahan kajian

strategis kepada Lemhannas RI dan masukan kepada pemerintah

berkaitan dengan tema pendidikan “Supremasi Hukum Dalam Rangka

Ketahanan Nasional.”

3.            Ruang Lingkup dan Tata Urut

Ruang Lingkup dalam penulisan essay ini dibatasi hanya pada hal-

hal yang berkaitan dengan peranan atau pengaruh konsepsi ketahanan

nasional dalam mewujudkan supremasi hukum. Adapun penulisan disusun

ke dalam 3 (tiga) bab yang sistematis dan saling mengkait satu dengan

yang lain serta penyajiannya sesuai dengan kaedah penulisan yaitu runtun,

sistematis, mengalir dan utuh dengan tata urut sebagai berikut :

Page 5: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

a. Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar

belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan tata urut, serta

pengertian-pengertian yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

b. Bab II : Pembahasan

Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisis atas pembuktian

peranan atau pengaruh konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan

supremasi hukum. Pada bab ini disampaikan tentang hubungan antara

ketahanan nasional dengan supremasi hukum, asas-asas ketahanan

nasional mendorong penguatan supremasi hukum, dan analisis pengaruh

konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan supremasi hukum.

c. Bab III : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas uraian yang

dibahas yang bersifat konstruktif dan sistematis.

4. Pengertian-Pengertian

1) Ketahanan Nasional, adalah kondisi dinamis suatu bangsa, berisi

keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi

segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang

dari luar maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung

membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan

negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.

2) Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia, adalah konsepsi

pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi,

dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh

dan terpadu berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan

wawasan nusantara.

3) Mampu, adalah suatu keadaan kesanggupan atau kemampuan

untuk melakukan sesuatu.

Page 6: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

4) Mewujudkan, adalah bermakna menjadikan berwujud atau benar-

benar ada, atau melaksanakan perbuatan, cita-cita atau tujuan.

5) Supremasi hukum, adalah pemerintahan negara yang berdasarkan

atas hukum.

BAB II

PEMBAHASAN

 

5. Hubungan Antara Ketahanan Nasional Dengan Supremasi

Hukum

Istilah supremasi hukum (supremacy of law) atau pemerintahan

berdasar atas hukum merupakan hasil terjemahan dari istilah rule of law.

Di samping itu, istilah negara hukum (government by law) atau rechtsstaat,

juga merupakan istilah yang sering digunakan untuk itu.3[3] Dalam konsep

negara hukum versi Eropa Kontinental, prinsip supremasi hukum

(supremacy of law) merupakan ini utama.4[4] Menurut Dicey, makna dari

supremasi hukum, dengan mengutip hukum klasik dari pengadilan-

pengadilan di Inggris, adalah sebagai berikut:

“La ley la plus haute inheritance, que le roi had; car par la ley it meme et toutes ses sujets sont rules, et si la ley ne fuit, nul roi et nul inheritance sera.”(Hukum menduduki tempat tertinggi, lebih tinggi dari kedudukan raja, terhadapnya raja dan pemerintahannya harus tunduk, dan tanpa hukum maka tidak ada raja dan tidak ada pula kenyataan hukum ini.)

Dalam negara hukum5[5], kekuasaan menjalankan pemerintahan

berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk

menjalankan ketertiban hukum. Dalam negara hukum, maka segala

kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau penguasa,

semata-mata berdasarkan hukum atau dengan kata lain diatur oleh

3

4

5

Page 7: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

hukum.6[6] Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni

keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum,

hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa supremasi hukum

merupakan roh dari negara hukum, tanpa terwujudnya supremasi hukum,

maka negara hukum adalah questionable.

Untuk mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, maka peranan

konsepsi Ketahanan Nasional sangat signifikan dan strategis bagi

penguatan supremasi hukum dalam tataran implementasi, khususnya

penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan guna meningkatkan

kesejahteraan dan keamanan rakyat Indonesia.

Pelemahan terhadap supremasi hukum, khususnya dalam fungsi

penegakan hukum merupakan suatu bentuk tantangan, ancaman,

hambatan dan gangguan yang mesti dihadapi dengan keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, yang disebut ketahanan nasional.

Keuletan di sini bermakna tidak mudah putus asa yang disertai

kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita, sedangkan

ketangguhan menunjuk kepada kekuatan dan keandalan, dan

kemampuan bermakna kesanggupan, kecakapan serta kekuatan.

Keuletan, ketangguhan dan kemampuan dalam kondisi kehidupan nasional

merupakan pencerminan ketahanan nasional yang didasari oleh landasan

idiil Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar 1945, dan

landasan visioner wawasan nusantara.

Rumusan ketahanan nasional sebagai pengertian baku, sangat

diperlukan dalam menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke

masa untuk dipakai sebagai dasar atau titik tolak dalam penjabarannya.

Dalam kaitannya dengan supremasi hukum, konsepsi ketahanan

nasional mutlak diperlukan dalam negara yang berdasarkan atas hukum.

Keterkaitan antara ketahanan nasional sebagai konsepsi dengan

6

Page 8: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

supremasi hukum dapat dijelaskan dengan menguraikan konsepsi

ketahanan nasional Indonesia.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia, adalah konsepsi

pengembangan kekuatan melalui pengaturan dan penyelenggaraan

kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam

seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu

berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan wawasan

nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia

merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan

ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan

kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.

Dari rumusan tersebut dapat kita ketahui hakekat ketahanan

nasional dan konsepsi ketahanan nasional, yakni:

1) Hakikat ketahanan nasional Indonesia, adalah keuletan dan

ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan

kekuatan nasional, untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan

negara dalam mencapai tujuan nasional.

2) Hakikat konsepsi ketahanan nasional Indonesia, adalah pengaturan

dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,

serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

Khusus dalam hakekat konsepsi ketahanan nasional Indonesia,

terdapat korelasi dengan supremasi hukum, hal ini ditunjukkan dengan

disebutnya aspek pengaturan, penyelenggaraan kesejahteraan dan

keamanan. Sedangkan dalam supremasi hukum yang menekankan

kepada kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau

penguasa diatur oleh hukum. Dengan lain kata pengaturan,

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi,

dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional dilakukan menurut

ketentuan hukum positif yang mengandung aspek keadilan, kepastian dan

kemanfaatan.

Apabila ditinjau dari fungsi ketahanan nasional, maka ketahanan

nasional sebagai doktrin dasar nasional guna menjamin terjadinya suatu

Page 9: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

pola pikir, pola sikap, dan pola kerja untuk menyatupadukan upaya

bersama bangsa yang bersifat interregional (wilayah), intersektoral dan

multidisiplin, maka sangat menunjang dalam mewujudkan supremasi

hukum di Indonesia.

Supremasi hukum yang dimaksudkan di sini adalah mulai dari tahap

pembentukan peraturan perundang-undangan yang berdasarkan

kepentingan nasional dan cita-cita nasional, hingga pelaksanaannya oleh

aparatur penyelenggara negara yang kesemuanya dilandasi oleh

semangat dan ketaqwaan terhadap hukum.

6. Asas-asas Ketahanan Nasional Mendorong Penguatan Supremasi

Hukum

Asas-asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang

didasari oleh nilai-nilai yang tersusun berdasarkan Pancasila, Undang-

Undang Dasar 1945 dan wawasan nusantara, dapat diuraikan secara

singkat sebagai berikut.7[7]

1)            Asas Kesejahteraan dan Keamanan

Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat

dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat mendasar

serta esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian,

kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan

nasional.

2)            Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu

Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan

bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan

persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras dari seluruh

aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan

demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek

kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu (komprehensif

integral).

7

Page 10: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

3) Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar

Sistem kehidupan merupakan segenap aspek kehidupan bangsa

yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga

berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi

tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun

negatif, untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam mapun ke luar.

4) Asas Kekeluargaan

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,

kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini

diakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus dikembangkan

secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga tidak berkembang

menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.

Keempat asas di atas apabila dikaitkan dengan upaya mewujudkan

supremasi hukum di Indonesia, maka akan tercipta suatu situasi dan

kondisi yang mendukung ketahanan gatra dalam astagatra8[8]. Dengan

kata lain hubungan antargatra dalam astagatra yang didasarkan pada

keempat asas ketahanan nasional akan mendorong terwujudnya

ketahanan nasional.

Walaupun hukum tidak dimunculkan sebagai gatra, akan tetapi

hukum masuk dan diperlukan dalam gatra, ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya, pertahanan dan keamanan. Hukum juga diperlukan dalam ketiga

gatra alamiah (Trigatra) sebagai pengendalian terhadap ruang, situasi dan

waktu. Pengendalian ruang yang dimaksudkan di sini adalah terkait

dengan geografi, demografi dan sumber kekayaan alam. Ketiganya ini

merupakan modal dasar untuk pembangunan, untuk dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya secara tepat guna, efisien, dan efektif. Untuk mewujudkan

hal ini, maka diperlukan suatu situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis,

yang dibangun melalui rencana pembangunan yang terarah dan

berkelanjutan dengan memanfaatkan modal dasar yang telah diberikan

oleh Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menciptakan situasi dan kondisi

8

Page 11: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

kehidupan yang dinamis ini, maka asas-asas dalam ketahanan nasional

mendorong terwujudnya supremasi hukum. Dengan terwujudnya

supremasi hukum, maka setiap keputusan yang diambil oleh

penyelenggara negara dalam pembangunan nasional akan berorientasi

pada pendekatan prosperity (kesejahteraan), maupun security (keamanan)

dalam semua aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah (statis)

maupun aspek sosial (dinamis).

7. Analisis Pengaruh Konsepsi Ketahanan Nasional Dalam Mewujudkan

Supremasi Hukum

Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sedangkan supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni

keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum,

hukum tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”. Tujuan

hukum ini juga sejalan dengan Pancasila, konstitusi Undang-Undang

Dasar 1945 serta sejalan dengan landasan visional wawasan nusantara

yang berkedudukan sebagai doktrin dasar nasional dalam

penyelenggaraan negara dan asas-asas yang terdapat dalam ketahanan

nasional.

Dalam kaitannya dengan mewujudkan supremasi hukum, maka

peranan ilmu geostrategi9[9] sangat strategis, ilmu geostrategi sebagai

acuan perumusan konsepsi ketahanan nasional dalam rangka pencapaian

tujuan nasional, dengan mengimplementasikan konsepsi ketahanan

nasional dalam berbagai proses pengambilan keputusan, termasuk dalam

mewujudkan supremasi hukum. Ilmu geostrategi sangat erat kaitannya

dengan ilmu geopolitik karena politik menentukan tujuan, strategi cara

mencapai tujuan yang ditentukan oleh politik. Geopolitik dan geostrategi

9

Page 12: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

ditujukan untuk menciptakan keamanan dan kesejahteraan bangsa dan

negara.

Pandangan geostrategi Indonesia merupakan suatu strategi atau

cara terbaik yang ditempuh dalam mewujudkan cita-cita proklamasi atau

cita-cita masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih damai dan lebih

sejahtera melalui pengendalian ruang, situasi dan waktu.

Pengendalian ruang yang dimaksudkan di sini adalah terkait dengan

geografi, demografi dan sumber kekayaan alam. Ketiganya ini merupakan

modal dasar untuk pembangunan, untuk dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya secara tepat guna, efisien, dan efektif. Untuk mewujudkan hal ini,

maka diperlukan suatu situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis, yang

dibangun melalui rencana pembangunan yang terarah dan berkelanjutan

dengan memanfaatkan modal dasar yang telah diberikan oleh Tuhan Yang

Maha Esa.

Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil oleh penyelenggara

negara dalam pembangunan nasional, harus selalu dikaitkan dengan

karakteristik geografi wilayah Indonesia, dan berorientasi pada pendekatan

prosperity (kesejahteraan), maupun security (keamanan) dalam semua

aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah (statis) maupun aspek

social (dinamis).

Membangun keamanan dan kesejahteraan bangsa melalui upaya

peningkatan dan pemantapan kondisi dinamik kehidupan nasional

(ketahanan nasional) merupakan langkah geostrategi dalam bentuk

pemberdayaan seluruh sumber daya nasional untuk mengendalikan

situasi, ruang, dan waktu. Persatuan dan kesatuan yang kuat

menghasilkan ketahanan nasional yang semakin kokoh, dengan kata lain,

bahwa wawasan nasional yang berintikan nilai-nilai persatuan dan

kesatuan yang dilandasi Pancasila telah memberikan terwujudnya

ketahanan nasional Indonesia.

Unsur-unsur dalam ketahanan nasional, yakni, pengaturan,

Penyelenggaraan, kesejahteraan dan keamanan juga memberikan

dukungan guna mewujudkan supremasi hukum. Dalam mewujudkan

Page 13: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

supremasi hukum maka pendekatan sistem (systemic approach) sangat

terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum,

sebagaimana dikatakan oleh Soerjono Soekanto, yakni struktur, substansi,

dan budaya.10[10] Ketahanan nasional memberikan justifikasi dalam upaya

mewujudkan supremasi hukum. Apabila ketiga faktor tersebut di atas

mewujud dalam supremasi hukum, maka akan meningkatkan ketahanan

nasional.

Kita ketahui bahwa ketahanan nasional bergantung kepada

kemampuan bangsa dan negara di dalam mendayagunakan secara

optimal gatra alamiah (Trigatra) sebagai modal dasar untuk penciptaan

kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan

kehidupan nasional (Pancagatra), kelemahan di salah satu gatra dapat

mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara

keseluruhan.

Keterkaitan hubungan antargatra dalam astagatra ini memerlukan

peranan hukum melalui supermasi hukum dalam penyelenggaraan fungsi

pemerintahan guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang sejalan

dengan cita-cita hukum. Sehingga, konsepsi ketahanan nasional mutlak

diperlukan dalam mewujudkan supremasi hukum.

 

 BAB III

PENUTUP

 8.            Kesimpulan

Ketahanan nasional bergantung kepada kemampuan bangsa dan

negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (Trigatra)

sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan

10             [10]          Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal.5.

Page 14: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional (Pancagatra),

kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra

lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Keterkaitan

hubungan antargatra dalam Astagatra ini memerlukan peranan hukum

melalui supermasi hukum dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan

guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang sejalan dengan cita-

cita hukum. Disinilah letak hubungan keterkaitan antara konsepsi

ketahanan nasional dengan supremasi hukum. Ketahanan nasional juga

memberikan justifikasi dalam upaya mewujudkan supremasi hukum.

Selain itu, ketahanan nasional juga terkait erat dengan wawasan

nusantara, geostrategi, geopolitik, dan pembangunan nasional. Jadi,

antara ketahanan nasional, wawasan nusantara, geostrategi, geopolitik

dan pembangunan nasional merupakan faktor berpengaruh dalam

mewujudkan supremasi hukum, dengan langkah operasional fungsi

penegakan hukum yang prima.

9.            Saran

Dalam kesempatan penulisan essay ini, penulis menyampaikan

sumbangsaran pemikirannya, yakni sebagai berikut.

Diperlukan penguatan ketahanan nasional, melalui optimalisasi

sosialiasi pemahaman tentang ketahanan nasional dan wawasan

nusantara agar tercipta supremasi hukum yang mengedepankan nilai-nilai

moral Pancasila yang berkeadilan.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro, Asaz-Asaz Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991.

Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010.

Page 15: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtsstaat), Bandung: Refika Aditama, 2009.

Pokja Ketahanan Nasional, Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 s/d 3 Sub BS Konsepsi Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

__________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geostrategi Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

__________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali, 1986.

Sumarsono, S, et.al. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Sunardi, R.M, Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta: Kuaternita Adidarma, 2004.

[1]         Ketahanan nasional bagi suatu negara, termasuk Indonesia, pada hakekatnya adalah sebagai kebutuhan yang tidak terelakkan guna mempertahankan keutuhan negaranya.11[2]      Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010, hal.2.

                [3]           Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtsstaat), (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal.1.

            [4]           Ibid, hal. 2.            [5]           Konsepsi  atau istilah "negara hukum" tidak ditemukan dalam naskah asli

Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi hukum dasar pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun hanya ditemukan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu istilah rechtsstaat yang dilawankan dengan istilah machtstaat. Setelah perubahan ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 9 November 2001, dalam Pasal 1 (3) secara tegas disebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah negara hukum", rumusan seperti ini juga terdapat dalam Konstitusi RIS Tahun 1949 dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950.[6]           Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro, Asaz-Asaz Hukum Tata Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), hlm. 110.

11

Page 16: Optimalisasi Nasionalisne Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dapat Mewujudkan Budaya Taat Hukum

            [7]           Pokja Ketahanan Nasional, Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 s/d 3 Sub BS Konsepsi Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011, hal.18 et seq.[8]           Astagatra merupakan sebuah pendekatan yang melihat kehidupan nasional sebagai sebuah sistem yang terdiri dari 8 (delapan) gatra yang saling mempengaruhi. Delapan gatra tersebut meliputi 2 (dua) aspek, yaitu aspek alamiah dan aspek sosial. Aspek alamiah terdiri dari letak geografis negara, kekayaan alam dan keadaan dan kemampuan penduduk. Sedangkan aspek sosial meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan negara.

            [9]           Suatu ilmu yang mempelajari hubungan antar faktor-faktor geografi, politik dan strategi suatu negara.