operasi teknik kimia

Upload: aldi

Post on 07-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laboratorium unit proses

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANLABORATORIUM UNIT PROSES

WATER TREATMENT

DISUSUN OLEH:

JANTAN MANALAOON03121003006

M. FERSYANDO MELSI03121003030

PUTRI AFRILIA C.03121003063

BELLA FEBRIANTI03121003068

IVANA LIONY03121003082

NAMA ASISTEN: JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri. Water treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Suatu sistem desain water treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air. Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Sumber air secara umum dibagi menjadi dua yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water) air perrmukaan didapat dari sungai, danau dan laut, sedangkan air tanah adalah air yang berada didalam perut bumi.

Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti: air minum, air pendingin,air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran dll. Air yang berkualitas rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat macam pencemaran uap yang terjadi didalam ketel yaitu :1) Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan kerena adanya lemak alkali yang berlebihan.

2) Aqual objection, yaitu adanya tetesan air didalam uap

3) Kesalahan pemasangan alat pemisah uap yang tidak tepat

4) Percikan percikan air (priming),gelembung yang timbul tiba tiba pada air ketel.

Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan Kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan dampak ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan Kontaminan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Selain itu proses biologi juga digunakan dalam pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat meliputi, mencampur dengan udara, diaktifkan lumpur atau saringan pasir padat.1.2. Rumusan Masalah 1) Proses apa saja yang terjadi dalam suatu peralatan water treatment ?2) Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses water treatment?3) Bagaimana prinsip kerja water treatment dan aplikasinya terutama dalam industri ? 1.3. Tujuan1) Mempelajari proses proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water treatment.2) Mempelajari jenis jenis alat atau peralatan yang dapat digunakan dalam proses water treatment.3) Mempelajari prinsip kerja dan manfaat dalam aplikasi kehidupan dan dalam lingkungan pabrik.1.4. Manfaat1) Mengetahui proses proses yang dapat dipakai dalam water treatment.2) Mengetahui teknologi water treatment serta aplikasi dalam pabrik dan kehidupan sehari hari.3) Mengetahui prinsip kerja dan manfaat bahan kimia dalam proses water treatment.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Air Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting di dunia. Air menutupi hampir 71 % permukaan bumi. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan bagian penting dari metabolisme. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari:

1) Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.

2) Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya.

Air bersih sebagai kebutuhan primer manusia maupun proses industri semakin sulit diperoleh. Permasalahan mengenai rendahnya kualitas air baku merupakan tantangan yang senantiasa muncul dalam pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk standar proses produksi maupun air minum. Disamping itu, dengan adanya keterbatasan jumlah air baku, diperlukan adanya teknologi yang mendukung proses daur ulang air yang berasal dari air buangan proses industri maupun domestik.

Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air sehingga harus dilakukan proses perlakuan khusus agar lebih baik. Telah banyak usaha dilakukan untuk mengurangi pencemaran terhadap air. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan alami di banyak negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya. Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan pengotor (impurities). Impurities dalam air dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu :

1) Impurities yang tidak larut (suspended solid).Contoh : Partikel partikel halus yang menyebabkan air keruh, gas-gas terlarut (ex: Oksigen, Karbondioksida, Hidro Sulfida, dan ammonia. Mikroorganisme yang menimbulkan bau,dll). 2) Impurities yang larut (Dissolved solid) Contoh : Calcium Bikarbonat, Natrium Klorida, Calcium Sulfat, Magnesium Bikarbonat, garam-garam silikat, dll. 2.1.1. Karakteristik Fisik Air 1) Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. 2) Temperature

Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap. 3) Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. 4) Solid (padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. 5) Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga yang lama kelamaan akan terus tumbuh dan menghasilkan bau yang tidak enak dan kemudian dapat merubah air yang awalnya tidak memiliki rasa jadi terasa asam atau kelat. 2.1.2. Karakteristik Kimia Air1) pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam bentuk molekul, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. Oleh karena itu pengontrolan pH pada air yang akan digunakan harus diketahui terlebih dahulu. 2) BOD (biological oxygent demand)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. Semakin tinggi kadar BOD berarti kualitas air semakin jelek karena banyak mikroorganisme yang memerlukan oksigen sedangkan ketersediaan oksigen sedikit. 3) DO (Dissolved Oxygent)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer atau udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. 4) COD (Chemical Oxygent Demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia. Besarnya menggambarkan tingkat pencemaran oleh bahan-bahan organik yang secara alami dapat teroksidasi oleh proses mikrobiologis. Sama halnya dengan BOD, jika COD semakain tinggi maka semakin jelek kualitas air karena banyaknya bahan organik yang hendak diksodasi dengan jumlah oksigen yang sedikit.5) Kesadahan

Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air. 6) Senyawa-senyawa kimia yang beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ( 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.2.2. Water Treatment

Unit utilitas (offsite plant) merupakan unit pendukung yang bertugas mempersiapkan kebutuhan operasional pabrik dan untuk keperluan perumahan, khususnya yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku dan bahan pembantu pada produksi pabrik tersebut. Sedian air domestik, air demin untuk operasi Boiler, san sebgainya. Unit utilitas menyediakan ketersediaan air. Unit utilitas juga menerima buangan atau sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah Water treatment merupakan suatu unit yang berfungsi dalam proses pengolahan air yang kembali sehingga dapat dimanfaatkan lagi atau dibuang agar tidak menganggu lingkungan.

Salah satu bagian dari unit utilitas adalah water treatment. Water treatment merupakan suatu unit yang berfungsi dalam proses pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.

Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk skala pabrik sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai. Unit utilitas menyediakan ketersediaan air. Unit utilitas juga menerima buangan atau sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah kembali.2.2.1. Peralatan dalam Water TreatmentSecara singkat pengolahan air dari sungai pada proses water treatment tersebut mengalami beberapa tahapan. Adapun peralatan yang digunakan dalam unit water treatment adalah sebagai berikut:

1) Filter

Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat.2) Pompa

Di sini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air dan akan kemudian diolah kembali. Prinsip kerja alat ini adalah: mendistribusikan air dari sumber air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya. 3) Clarifier

Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan flok-floknya dengan cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah. Hal ini berfungsi untuk membentuk floc (gumpalan) dari partikel yang berukuran kecil. Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness (air keras) yaitu garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat dikurangi dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan hardness tersebut.

Suspended solid yang ikut ke dalam clarifier akan dipisahkan dengan prinsip sentrifugal. Dengan adanaya gaya sentifugal tersebut partikel dengan berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap ke bawah di dasar tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan, yang kemudian ditangkap secara overflow untuk dialirkan pada proses selanjutnya.

Clarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel halus yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-partikel solid atau suspensi. Di dalam clarifier ini terjadi proses yang kita sebut dengan proses klarifikasi yang mana proses ini berfungsi untuk menghilangkan suspended solid. Suspended solid merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang menyebabkan air menjadi keruh. Secara umum klarifikasi dapat diartikan sebagai proses penghilangan suspended solid melalui mekanisme koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi. Teknik pemisahan pada clarifier juga bergantung pada konsentrasi solid, kecepatan umpan masuk, ukuran partikel solid, bentuk partikel solid. Dengan adanaya gaya sentifugal tersebut partikel dengan berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap ke bawah di dasar tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan.4) Flocculator

Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip kerja flocculator: adalah menampung air yang didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang terdapat bersama- sama dengan air dikoagulasi karena pengaruh bahan kimia yang diberikan selanjutnya koloid yang berbentuk flock ini tertinggal di flocculator kemudian airnya diproses. Air sungai yang dipompakan, sebelum masuk kedalam flocculator maka diinjeksikan dengan berbagai macam bahan kimia,yang berfungsi sebagai senyawa koagulan dan floakulan.Senyawa ini biasannya digunakan secara bersamaan.2.2.2. Macam bahan kimia yang digunakan pada proses water treatment 1) Larutan alum ( Al2SO4)

Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid sehingga akan lebih mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Pengendapan partikel akan menjernihkan air. Suspensi koloid terdiri dari ion-ion bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-menolak antar ion. Apabila ion ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam zat pengendap (coagulant chemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan.Kebutuhan penginjeksian alum tergantung tingkat kekeruhan dari air yang akan dimurnikan. 2) Coagulant Aid

Coagulant aid berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk flock tank, sehingga proses pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna atau membentuk gumpalangumpalan lumpur dari gumpalan gumpalan kecil supaya mudah diendapkan. 3) Gas Chlorine

Merupakan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat didalam air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit (CaOCl2), kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih. 4) Caustic Soda (NaOH)

Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem pembentukan floc dibutuhkan kondisi dengan pH lima koma lima sampai enam koma dua (5,5-6,2). Dosis yang digunakan adalah dua sampai lima (2-5 ppm). Kondisi pH harus dijaga lebih dari lima koma lima (5,5) agar flok terbentuk dan pH harus kecil dari enam koma dua agar flok yang terbentuk tadi tidak akan pecah lagi.Sehingga flok-flok akan lebih mudah untuk di gumpalkan dan dilakukan pengendapan. Flocculator juga dilengkapi dengan pengaduk yang berkecepatan lambat. Pengaduk berfungsi agar di dalam flocculator tidak terjadi pengendapan dan pencampuran antara air sungai dengan bahan-bahan kimia tersebut dapat berlangsung sempurna.pH pada flocculator harus dijaga antara lima koma lima sampai enam koma dua (5,5-6,2). Apabila pada flocculator terjadi penurunan pH maka flock yang terbentuk kecil dan sebaliknya.5) Clear well

Clear well terbuat dari baja dan mempunyai tinggi tertentu. Air yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi sebagai penampung air dalam jumlah banyak sebelum dipompakan menuju ke unit sand filter. Di clear well ini, air dijaga pHnya tetap pada range enam koma delapan sampai tujuh koma lima (6,8-7,5) dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda).Setelah melalui proses ini air akan dilangsungkan ke proses berikutnya6) Sand Filter

Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan kotoran halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun nitrit yang tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi pada alat sand filter telah menurun dapat dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan kotoran yang tertahan pada saat operasi maka dapat dilakukan proses backwash. Air yang keluar dari sand filter diharapkan mempunyai turbidity maksimum 1 ppm.

Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat). Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clarifier (clearator). Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas. Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut. Zat-zat padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju reservoir. Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas. Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan,karena media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu maka semakin baik prosesnya.7) Filtered Water Storage Tank

Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan. 2.3. Proses Water treatment2.3.1. Proses Secara Umum

Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pengolahan air dari air baku menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan tiga proses yaitu :1) Proses Koagulasi

Pada proses koagulasi partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan. Reaksi: Al2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2 2 Al (OH)3 + 3 CaSO4

Tahap tahap koagulasi:

a) Tahap pengadukan

Tahap pengadukan cepat (rapid mixing) antara koagulan dengan air, yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna distribusi koagulan merata. Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting dan diperlukan agar probability tumbukan antara partikel untuk netralisasi cukup besar sehingga prosesnya berjalan sempurna.distribusi koagulan dalam air cukup baik dan merata.Ada input energy yang cukup untuk tumbukan antar partikel dari partikel partikel yang telah netral, sehingga bisa membentuk flok.

b) Netralisasi muatanc) Tumbukan partikel

2) Proses Flokulasi

Proses flokulasi yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk dalam proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan sehinga poses koagulasi lebih dulu dilakukan sebelum digabungkan menjadi flok yang lebih besar sehingga cukup berat untuk bisa mengendap. Hal yang dapat menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan yang cepat (rapid mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu adalah kondisi tingkat keasaman lingkungan sekitarnya sehingga perlu menginjeksikan NaOH sebagai pH adjuster.3) Sedimentasi

Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum stoke, yaitu floks yang besar tersebut mengalami pengendapan. Faktor yang mempengaruhinya adalah:

a) Dosis koagulan dan flokulan.

b) Mixing, pH, temperatur, warna air baku

c) Level interface dan blowndown lumpur di clarifier.

Air baku kotor dapat dilakukan treatment dengan menggunakan classifier. Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pengolahan air dari air baku menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses penghilangan suspended solid. 2.4. Zat-zat Kimia yang Digunakan 1) Tawas

Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan.

2) Kapur

Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak sehingga pH 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu.

3) Klorin

Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe (II) dan Mn (II) menjadi Fe (III) dan Mn (III).

Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin. Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat yang digunakan, yaitu:1) Clarifier.2) Sand Filter.3) Batang Pengaduk.4) pH meter.3.1.2. Bahan yang digunakan, yaitu:1) Tawas.2) Alumunium Sulfat.3) Air Comberan 4500 ml.4) Air Rawa 4500 ml.3.2 Prosedur Percobaan.1) Disiapkan peralatan Water Treatment agar dapat digunakan.2) Air dimasukkan ke dalam Water Treatment.3) Analisa pH meter serta bagaimana kondisi air.4) Air dimasukkan kedalam Clarifier dan diberikan Alumunium Sulfat sebanyak 7 gram.5) Air diaduk dalam Clarifier dengan pelan sampai zat pengotor dalam air mengendap.6) Uji pH meter pada air di Clarifier.7) Air dimasukan kedalam sand filter, sebelumnya ditimbang dulu air yang akan dimasukkan.8) Setelah air melalui sand filter, analisa bau, warna serta pH air tersebut.9) berat air ditimbang yang telah melalui sand filter.10) Hitung % yield air tersebut.11) Buat hasil gambar sebagai pembanding.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2012. Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Untuk Pengolahan Limbah Kimia. (online). http://jujubandung.word press.com/2012/09/04/koagulasi-flokulasi-sedimentasi-untuk-pengolah an-limbah-kimia/ .( Diakses pada Februari 2015 )Gazali,Yuwan. 2007. Kebijakan Watertreatment. (online). http://yuwan-gazali.blogspot.com/2007/01/water-treatment-pks.html .( Diakses pada Februari 2015) Hikmat. 2014. Pengertian Dan Manfaat Air. (online). http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/pengertian-air/. (Diakses pada Februari 2015)Puspito,Rondy. 2009. Perancangan Water Treatment Untuk Air Bersih. (online). http://rondy-partner.blogspot. com/2009/11/water-treatment-plant-untuk-air-bersih.html .( Diakses pada Februari 2015)Setyowati,Suparni. 2009. Karakteristik Kimia Limbah Cair. (online.) http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/karakteristik-kimia-limbah-cair/ . (Diakses pada Februari 2015)