open fraktur

6
OPEN FRAKTUR Denifisi Fraktur terbuka Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Dimana fraktur langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantaran ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh (Sjamsuhidajat, 2005). Patah tulang terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang bersangkutan sedang atau pernah berhubungan dunia luar (PDT Orthopedi,2008). EPIDEMIOLOGI Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai dipusat pusat pelayanan diseluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Masalah pada tulang yang mengakibatkan keparahan disabilitas adalah fraktur. Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakaian jalan, jumlah pemakaian kenadaraan maka mayoritas terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas.

Upload: chopyzt-farello

Post on 11-Jul-2016

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

open fraktur

TRANSCRIPT

Page 1: Open Fraktur

OPEN FRAKTUR

Denifisi Fraktur terbuka

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang

menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Dimana

fraktur langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah

tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantaran ke daerah yang lebih jauh dari

daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada

klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh (Sjamsuhidajat, 2005).

Patah tulang terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang bersangkutan

sedang atau pernah berhubungan dunia luar (PDT Orthopedi,2008).

EPIDEMIOLOGI

Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai

dipusat pusat pelayanan diseluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-

2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Masalah pada tulang yang mengakibatkan

keparahan disabilitas adalah fraktur. Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas

jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Dengan

makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakaian jalan, jumlah

pemakaian kenadaraan maka mayoritas terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas.

Sementara trauma – trauma lainyang dapat menyebabkan fraktur adalah jatuh dari ketinggian,

kecelakaan kerja dan cedera olah raga.

Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalju lintas kurang lebih 12.000 orang

pertahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa hal tersebut membutuhkan biaya yang sangat

besar dan berkurangnya kualitas hidup seseorang akibat kecacatan yang permanen.

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang

meninggal dikarekanan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan

fisik. Dari 31,575 kejadian fraktur pertahun didapatkan 1000 kejadian fraktur terbuka dan

tertinggi yakni fraktur ektermitas bawah sekitar 3,7 % pertahunnya atau 488 kejadian fraktur

terbuka dari 13,096 fraktur ekstermitas bawah. Diurutan selanjutnya yaitu fraktur terbuka

ekstermitas ata 3,3 %, pelvis 0,6%, bahu 0,2%.

Page 2: Open Fraktur

Fraktur terbuka sering membutuhkan pembedahan segera untuk membersihkan area

mengalami cidera. Karena diskontinuitas pada kulit, debris dan infeksi dapat masuk ke lokasi

fraktur dan mengakibatkan infeksi pada tulang. Infeksi pada tulang dapat menjadi

masalahyang sulit ditangani. Gustilo dan Anderson melaporkan bahwa 50,7% dari pasien

mereka memiliki hasil kultur yang positif pada luka mereka pada evaluasi awal. Sementara

31% pasien yang memiliki hasil kultur negatif pada awalnya, menjadi positif pada saat

penutupan definitif. Oleh karena itu, setiap upaya dilakukan untuk mencegah masalah

potensial tersebut dengan penangan dini

Etiologi dan Patofisiologi

Penyebab dari fraktur terbuka adalah trauma langsung: benturan pada tulang dan

mengakibatkan fraktur pada tempat itu. Trauma tidak loangsung : bilamana titik tumpul

benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

Sedangkan Hubungan dengan dunia luar dapat terjadi karena

1. penyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.

2. Fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.

Diagnosis Fraktur Terbuka

1. Anemesis

Biasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik, fraktur), baik yang hebat

maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota

gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi

didaerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain.

2. Pemeriksaan fisik

pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:

1. Syok, anemia atau pendarahan

2. Kerusakan pada organ – organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau

organ – organ dalam rongga thoraks, panggul dan abdomen.

3. Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis

Page 3: Open Fraktur

Pemeriksaan Lokal

1. Inspeksi (Look)

Bandingkan dengan bagian yang sehat

Perhatikan posisi anggota gerak

Keadaan umum penderita secara keseluruhan

Ekspresi wajah karena nyeri

Lidah kering atau basah

Adanaya tanda – tanda anemia karena pendarahan

Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur

tertutup atau fraktur terbuka

Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari.

Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan

Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ – organ lain

Perhatikan kondisi mental penderita

Keadaan vaskularisasi

2. Palpasi

Palpasi dilakukan secara hati – hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri

Temperatur setempat yang meningkat

Nyeri tekan : nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan

jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang

Krepitasi: dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati hati

Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri

dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena.

Refilling(pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian dital daerah trauma,

temperatur kulit.

Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya

perbedaan panjang tungkai

3. Pergerakan (Move)

Page 4: Open Fraktur

Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakan secara aktif dan pasif

sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada penderita dengan

fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh

darah dan syaraf.

4. Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris serta

gradasi kelelahan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis. Kelainan

saraf yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena dapat menimbulkan masalah asuransi

dan tuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk pengobatan selanjutnya.

5. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi

fraktur. Untuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka

sebaliknya kita mempergunakaan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara

sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.