askep muskuloskeletal(open fraktur)

26
BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Medis 1.1.1 Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa ( Mansjoer, Arif, 2000; 346) Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak ( Bloch, Bernard, 1986; 1 ) 1.1.2 Etiologi 1) Trauma (1) Langsung ( kecelakaan lalu lintas ) (2) Tidak langsung ( jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/ duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang ) 2) Patologis, metastase dari tulang 3) Degenerasi/ osteoporosis 4) Benturan/ cidera 5) Kelemahan tulang akibat keganasan 6) Ketidakmampuan otot mengabsorbsi energi atau kelelahan

Upload: cristiena-luzca

Post on 30-Nov-2015

171 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

BAB 1

LANDASAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis

1.1.1 Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa ( Mansjoer, Arif, 2000;

346)

Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang

disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak ( Bloch,

Bernard, 1986; 1 )

1.1.2 Etiologi

1) Trauma

(1) Langsung ( kecelakaan lalu lintas )

(2) Tidak langsung ( jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/ duduk

sehingga terjadi fraktur tulang belakang )

2) Patologis, metastase dari tulang

3) Degenerasi/ osteoporosis

4) Benturan/ cidera

5) Kelemahan tulang akibat keganasan

6) Ketidakmampuan otot mengabsorbsi energi atau kelelahan

1.1.3 Fisiologi

Proses penyembuhan tulang :

1) Fase Haematom

Pada permulaan akan terjadi perdarahan disekitar patahan tulang, yang

disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang periosteum.

2) Fase Jaringan fibrosis/ proliferasi sel

Hematom menjadi media pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan

vaskuler. Sehingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan

kapiler di dalamnya. Fase ini berlangsung ± 5 hari.

Page 2: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

3) Fase Pembentukan Kalus

Kedalam hematom dan jaringan fibrosis ini tumbuh sel jaringan

mesenkim yang bersifat osteogenik yang berubah menjadi sel

kondroblas yang membentuk kondroit. Fase ini berlangsung 3-4

minggu

4) Fase Osifikasi

Kalus fibrosis mengalami penimbunan mineral terutama kalsium

sehingga berubah menjadi kalus tulang. Berlangsung ± 3-4 bulan.

5) Fase Remodelling

(1) Terjadi pergantian sel tulang secara berangsur-angsur oleh sel

tulang yang mengatur diri sendiri sesuai garis tekanan dan tarikan

yang bekerja pada tulang

(2) Akhirnya sel tulang ini mengatur diri menjadi sel tulang normal

dengan kekuatan yang sama dengan tulang biasa

(3) Fase ini berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun

1.1.4 Pathofisiologi

Trauma langsung/ tidak langsung

Kompresi tulang + gangguan neuromuskuler

Diskontinuitas tulang+neuromuskuler imobilisasi

Port d’entry

Risiko Tinggi Infeksi

Perubahan sirkulasi

Odema (+)

Respon peradangan

nekrosis

Kerusakan mobilitas fisik

Page 3: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

Fraktur dapat disebabkan oleh adanya trauma langsung/ tidak langsung.

Trauma ini menyebabkan terjadi kompresi tulang dan gangguan

neuromuskuler yang menyebabkan nyeri. Trauma ini juga menyebabkan

diskontinuitas tulang dan neuromuskuler yang mempengaruhi mobilisasi

dan menyebabkan sindrom defisit perawatan diri. Dengan adanya

diskontinuitas tlang akan menyebabkan risiko tinggi infeksi yang

disebabkan oleh post d’entry (aerob+anaerob). Diskontinuitas tulang juga

dapat menyebabkan perubahan sirkulasi sehingga terjadi odema. Dengan

adanya odema akan menyebabkan respon peradangan sehingga terjadi

nekrosis yang menyebabkan kerusakan mobilitas fisik.

1.1.5 Klasifikasi

1.1.5.1 Berdasarkan Bentuk Patah

1) Fraktur Komplit

Bila garis patah melalui seluruh penampang tulang

2) Fraktur Tidak Komplit

Bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang

1.1.5.2 Berdasar Garis Patah

1) Garis patah melintang

2) Garis patah oblik

3) Garis patah spiral

4) Fraktur kompresi

5) Fraktur ovulsi

1.1.5.3 Jumlah Garis Patah

1) Fraktur kominutif

2) Fraktur segmental

3) Fraktur multiple

1.1.6 Manifestasi Klinis

1) Nyeri terus menerus

2) Hilangnya fungsi, bagian yang terluka tidak dapat digerakkan

Page 4: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

3) Krepitus/ krepitasi, teraba derik tulang akibat gesekan antar fragmen

tulang

4) Bengkak dan perubahan warna lokal akibat trauma dan perdarahan

1.1.7 Pemeriksaan Penunjang

1) Rontgen : menetukan lokasi/ luasnya fraktur

2) Skan tulang, Tomogram, Skan CT/ MRI : memperlihatkan fraktur

3) Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

4) Hitung darah lengkap : HT mungkin meningkat/ menurun

1.1.8 Penatalaksanaan

1.1.8.1 Fraktur Tertutup

1) Terapi Konservatif

(1) Proteksi saja

(2) Imobilisasi tanpa reposisi

(3) Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips

(4) Traksi

2) Terapi Operatif

(1) Reposisi terbuka, fiksasi interna

(2) Reposisi tertutup

1.1.8.2 Fraktur Terbuka

1) Debridement luka

2) Pemakaian tetanus toxoid

3) Kompres terbuka

4) Pengobatan antibiotika

5) Imobilisasi tulang yang patah

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan

1.2.1 Pengakajian

1) Aktivitas/ Istirahat

Page 5: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

Tanda : Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang

terkena

2) Sirkulasi

Tanda : - HT

- Takikardia

- Pembengkakan jaringan/ massa hematom pada sisi

cidera

3) Neurosensori

Gejala : Hilang gerakan/ sensori, kebas/ kesemutan

Tanda : Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, agitasi

4) Nyeri/ Kenyamanan

Gejala : Nyeri berat tiba-tiba saat cidera

Spasme/ kram otot

5) Keamanan

Tanda : Laserasi kulit, ovulsi jaringan, perdarahan

Pembengkakan lokal

1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan

1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan 1

Nyeri ( akut ) berhubungan dengan gerakan fragmen tulang dan cidera

jaringan lunak

1) Tujuan :

Nyeri dapat diminimalkan/ hilang dalam waktu 2x24 jam

2) Kriteria Hasil :

- Nyeri berkurang/ hilang

- Menunjukkan tindakan santai

- Tanda-tanda vital dalam batas normal ( 36,5° - 37,5°C )

3) Intervensi dan Rasional :

(1) Mempertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah

baring, gips, traksi

R : Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang

atau tegangan jaringan yang cidera

Page 6: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

(2) Evaluasi keluhan nyeri/ ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan

karakteristik termasuk skala nyeri 0-10

R : Mempengaruhi pilihan/ pengawasan keefektifan intervensi

(3) Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan

cidera

R : Membantu menghilangkan stress

(4) Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat sesuai

indikasi

R : Menurunkan nyeri dan atau spasme otot

1.2.2.2 Diagnosa Keperawatan 2

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur

1) Tujuan :

Pasien dapat melakukan aktivitas secara adekuat dalam waktu 2x24

jam

2) Kriteria Hasil :

- Meningkatkan/ mempertahankan mobilitas paling tinggi yang

mungkin

- Mempertahankan posisi fungsional

3) Intervensi dan Rasional :

(1) Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh cidera atau

pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi

R : Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/ persepsi diri

tentang keterbatasan fisik aktual

(2) Instruksikan pasien untuk/ bantu dalam rentang gerak pasien

R : Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk

meningkatkan tonus otot

(3) Ubah posisi secara periodik

R : Mencegah/ menurunkan insiden komplikasi kulit

(4) Awasi TD dengan melakukan aktivitas

R : Hipotensi postural adalah masalah umum menyertai tirah

baring lama dan dapat memerlukan intervensi khusus

Page 7: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

1.2.3 Evaluasi

1) Fraktur stabil

2) Nyeri terkontrol

3) Komplikasi dicegah atau minimal

Page 8: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

BAB 2

TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian

2.1.1 Biodata

Nama : Tn. T No. Reg : 627104

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Desa Drangin Kec. Gurah

Pendidikan : Tamat SMP

Pekerjaan : Swasta

Diagnosa Medis : Open Fraktur Calcaneus (S) grade III

Tanggal MRS : 10 Desember 2006

Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2006

2.1.2 Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka, skala nyeri 5, nyeri semakin

terasa bila dipegang

2.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang

2 hari yang lalu pasien mengalami kecelakaan sepeda motor vs mobil. Saat

kejadisn pasien sadar, mual (+), terdapat luka robek di tumit, kaki luka ±

10 cm tampak tulang patah. Kemudian pasien dibawa ke RS. Baptis Kediri

2.1.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu

Pasien mempunyai riwayat penyakit DM

2.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular

Page 9: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2.1.6 Pola Aktivitas Sehari-Hari

Di Rumah Di RS

Nutrisi Makan 3x/hr nasi, sayur,lauk

Minum 2000-2500 cc/hr

Makan lunak 3x/hr

Minum 1500-2000 cc/hr

Eliminasi BAB : 1x/ hr

BAK : 3-4 x/ hr

BAB : -

BAK : 3-4x/hr sedikit

Istirahat Tidur ± 6-7 jam/ hr Tidur ± 7-8 jam/ hr

Aktivitas Pasien bekerja Pasien hanya berbaring ditempat

tidur

Personal

Hygiene

Mandi 2x/ hr Mandi 2x/ hr dibantu oleh

keluarga

2.1.7 Penampilan/ kesan umum Pasien

Pasien berbaring ditempat tidur dan terlihat lemah, pada ekstremitas kiri

atas terpasang infus RL 500 cc

2.1.8 Tanda-Tanda Vital

Suhu : 37,5° C

Nadi : 84 x/ menit

Pernafasan : 20 x/ menit

Tekanan Darah : 140/ 80 mmHg

2.1.9 Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala : kepala tidak ada hematom/ lesi, rambut agak beruban

Mata : reflek pupil terhadap cahaya +/+

Hidung : hidung tidak ada sekret dan peradangan

Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen

Mulut : mukosa bibir kering

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Page 10: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2) Pemeriksaan Integumen/ kulit dan kuku

Kulit : warna kulit sawo matang, turgor kulit elastis

Kuku : kuku pendek dan bersih

3) Pemeriksaan payudara dan ketiak

Payudara : bersih tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Ketiak : bersih

4) Pemeriksaan Thorax/ Dada

Inspeksi : bentuk thorax simetris, ekspansi dada simetris

Palpasi : vocal fremitus paru kanan dan kiri sama

Perkusi : sonor

Paru :

Auskultasi : suara normal vesikuler pada semua lapang, tidak ada

suara nafas tambahan

5) Jantung

Inspeksi : tidak tampak ictus cordis

Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS IV

Perkusi : Bunyi jantung atas ICS II

Bunyi jantung kanan : linea sternalis

Bunyi jantung bawah : ICS V dan linea sub clavicula

Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal

6) Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : suara tympani

Auskultasi : bising usus 6x/ menit

7) Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitar

Tidak terkaji

8) Pemeriksaan Muskuloskeletal

Inspeksi : pada kaki kiri ada fraktur dan terpasang splint

Palpasi : tidak ada edema

MMT5 55 4

Page 11: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

9) Pemeriksaan Neurologi

GCS : 4,5,6

Kesadaran composmentis

10) Pemeriksaan Status Mental

Pasien tidak mengalami disorientasi ruang, waktu dan tempat

Pasien dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas

11) Pemeriksaan Penunjang Medis

Darah lengkap tgl 10-12-2006

WBC 14.8 K/ul

LYM 1.3 R2 8.6 %L

MID 0.4 3.0 % M

GRAN 13.1 88.4 % G

RBC 5.13 M/ul

HGB 16.5 g/dl

HCT 47.3 %

MCV 92.2 fl

MCH 32.2 pg

MCHC 34.9 g/dl

RDW 13.4 %

PLT 296. K/ul

12) Pelaksanaan/ Terapi

Captopril 12.5 mg Q 12 j PO

Paracet 500 mg Qid

Cefazol I gr IV Q 8 j

Gentanycin 240 mg/ H

Remopain 300 mg

13) Harapan klien/ keluarga sehubungan dengan penyakitnya

Pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan keadaan semakin

membaik

Page 12: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2.2 ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. T

Umur : 50 tahun

No. Reg : 627104

DATA GAYUT

DATA OBYEKTIF

DATA SUBYEKTIF

MASALAH KEMUNGKINAN

PENYEBAB

DS

DO

DS

DO

:

:

:

:

- Pasien mengatakan

nyeri pada kaki kiri

- Skala nyeri 5

- Pasien menyeringai

saat dipegang

kakinya

- Terpasang splint

pada kaki kiri

- Pasien mengatakan

sulit buang air kecil

- Tidak terbiasa

keadaan RS

- Pasien sering

kencing

- Pengeluaran urin

sedikit

- Blader teraba penuh

- Pasien hanya

berbaring

Nyeri ( Akut )

Perubahan Pola Eliminasi

Urine

Terputusnya

Kontinuitas Tulang

Retensi Urin sekunder

terhadap fraktur

Page 13: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. T

Umur : 50 tahun

No. Reg : 627104

NO TANGGAL

MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL

TERATASI

TTD

1

2

12-12-2006

13-12-2006

Nyeri ( Akut ) berhubungan dengan

terputusnya kontinuitas tulang yang

ditandai dengan pasien mengatakan nyeri

pada kaki kiri, skala nyeri 5, pasien

menyeringai saat dipegang kakinya,

terpasang splint pada kaki kiri

Perubahan Pola Eliminasi urine

berhubungan dengan retensi urin sekunder

terhadap fraktur yang ditandai dengan

pasien mengatakan sulit buang air kecil,

tidak terbiasa keadaan RS, pasien sering

kencing, pengeluaran sedikit, blader teraba

penuh, pasien hanya berbaring

Page 14: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. T

Umur : 50 tahun

No. Reg : 627104

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

1 Nyeri ( Akut ) berhubungan dengan

terputusnya kontinuitas tulang yang

ditandai dengan pasien mengatakan

nyeri pada kaki kiri, skala nyeri 5,

pasien menyeringai saat dipegang

kakinya, terpasang splint pada kaki

kiri

Nyeri pasien dapat

diminimalkan/ hilang

dalam waktu 2x24

jam, dengan kriteria

hasil :

- Nyeri

berkurang/ hilang

- Menunjuk

kan tindakan santai

- Tanda-tanda vital

dalam batas

normal ( 36,5° -

37,5°C )

1. Pertahankan mobilisasi

bagian yang sakit dengan

tirah baring, gips, traksi

2. Evaluasi keluhan nyeri/

ketidaknyamanan, perhatikan

lokasi dan karakteristik

termasuk skala nyeri 0-10

3. Dorong pasien

mendiskusikan masalah

sehubungan dengan cidera

4. Dengan kolaborasi, berikan

obat sesuai indikasi

1. Menghilangkan nyeri dan

mencegah kesalahan posisi

tulang/ tegangan jaringan

yang cidera

2. Mempengaruhi pilihan/

pengawasan keefektifan

intervensi tingkat ansietas

3. Membantu menghilangkan

ansietas

4. Menurunkan nyeri/ spasme

otot

14

Page 15: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

2 Perubahan Pola Eliminasi urine

berhubungan dengan retensi urin

sekunder terhadap fraktur yang

ditandai dengan pasien mengatakan

sulit buang air kecil, tidak terbiasa

keadaan RS, pasien sering kencing,

pengeluaran sedikit, blader teraba

penuh, pasien hanya berbaring

Jumlah urine normal

dan tanpa retensi

dalam waktu 1x24

jam, dengan kriteria

hasil :

- Pasien mampu

mengosongkan

kandung kemih

- Pasien BAK 1500

cc/24 jam

1. Kaji pengeluaran urine

2. Kaji kemampuan pasien

untuk mengosongkan

kandung kemih

3. Pasang kateter

4. Catat jumlah urine setelah

kateter dipasang

1. Pengeluaran urine yang

adekuat menunjukkan

terpenuhinya kebutuhan

eliminasi

2. Melihat pola belajar dan

bimbingan dalam

melakukan intervensi

selanjutnya

3. Mengeluarkan urine yang

ada di kandung kemih

4. Intervensi selanjutnya dapat

ditentukan dari hasil

pencatatan produk urine

15

Page 16: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. T

Umur : 50 tahun

No. Reg : 627104

NO No.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD

1

2

3

1

1

2

12-12-2006

13-12-2006

13-12-2006

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Mengevaluasi keluhan nyeri

3. Memperhatikan lokasi nyeri

4. Observasi skala nyeri

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Observasi keluhan nyeri

1. Melakukan pengkajian kemampuan pasien

untuk mengosongkan kandung kemih

2. Melakukan pengkajian pengeluaran urin

3. Memasang kateter

4. Mengukur jumlah urine residu

Page 17: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

2.6 EVALUASI

Nama Pasien : Tn. T

Umur : 50 tahun

No. Reg : 627104

NO No.DX TGL/JAM EVALUASI TTD

1

2

3

1

1

2

12-12-2006

13-12-2006

13-12-2006

S

O

A

P

S

O

A

P

S

O

A

P

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

- Pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri

- Skala nyeri 5

- Wajah tampak menyeringai

- Pasien tampak lemah

Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan

Pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri

banyak berkurang, skala nyeri 2

- Wajah tampak rileks

- Pasien tidak takut menggerakkan

kakinya

Masalah teratasi

Intervensi dihentikan

Pasien mengatakan lebih lega setelah

dipasang kateter

- Terpasang kateter

- Residu urine 500 cc

Masalah teratasi

Intervensi dihentikan

Page 18: Askep Muskuloskeletal(Open Fraktur)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Diagnosa Keperawatan Atau Aplikasi Pada

Praktis Klinis. Universitas Padjajaran. Jakarta.

Depkes, RI. (1989). Perawatan Pasien yang merupakan Kasus Bedah. Pusat

Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

Junaidi ,Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 2. Media

Aesculapius FKUI. Jakarta.

J.Reeves, Charlene. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 1 Salemba

Medika. Jakarta.

Marrilyn E, doengoes. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC.

Jakarta.

18

18