konsep dasar gangguan muskuloskeletal - fraktur

38
KONSEP DASAR GANGGUAN MUSKULOSKELETAL FRAKTUR KULIAH AKPER SRI BUNGA TANJUNG APRIL 2010

Upload: permanapeace

Post on 19-Jun-2015

1.959 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

KONSEP DASAR GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

FRAKTUR

KULIAH AKPER SRI BUNGA TANJUNGAPRIL 2010

Page 2: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

ANATOMI TULANG SEDERHANA

Ada Saraf nyeri

Page 3: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

DEFINISI

Adalah ;

Hilangnya kontinuitas (dis-kontinuitas) dari suatu struktur tulang atau,

Terputusnya hubungan struktur tulang, bisa komplit atau inkomplit

Page 4: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Umum Fraktur

1. Patah Tulang Tertutup (close fracture)adalah fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar atau ruangan tubuh yang tidak steril

2. Patah Tulang Terbuka (open fracture)adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar atau ruangan tubuh yang tidak steril

Page 5: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur
Page 6: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Fraktur menurut “Penyebabnya”

1. FRAKTUR TRAUMATIK

• Penyebabnya adalah trauma baik direk ataupun indirek.• Fraktur trauma indirek terjadi karena gaya yang mengenai

dihantarkan melalui tulang yang menjadi aksis tumpuan.• Terdiri atas;

Twisting fraktur spiral Bending fraktur transversal (angulasi) Butterfly kombinasi bending & compressing Oblik pendek kombinasi twisting, angulasi & kompresi axial Pulling tarikan

Page 7: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Fraktur menurut “Penyebabnya”

2. FRAKTUR REPETITIF/STRESS/FATIGUE

• Terjadi karena adanya trauma yang berulang dan kronis pada tulang sehingga tulang menjadi lemah

• Biasanya terjadi pada mereka yang melakukan overtraining (atlet / tentara)

• Garis patahan biasanya tidak terlihat lagi karena sudah terbentuk callus

Page 8: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Fraktur menurut “Penyebabnya”

3. FRAKTUR PATOLOGIS

• Terjadi pada tulang yang kekuatannya abnormal, biasanya karena telah terjadi proses patologis didalamnya.

• Fraktur terjadi spontan• Trauma minimal dapat menyebabkan fraktur, dimana

pada orang normal tidak terjadi.• Contoh pada kasus osteoporosis, tumor atau kanker

Page 9: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Fraktur menurut “Bentuk Fraktur”

1. FRAKTUR KOMPLIT

• Garis fraktur membagi tulang menjadi 2 fragmen atau lebih.

• Garis fraktur bisa transversal, oblique atau spiral• Dibagi menjadi;

1. Fraktur spiral periosteum utuh, sering pada anak2. Fraktur transversal sudut trauma < 30°3. Fraktur oblique sudut trauma > 30°4. Fraktur Butterfly kombinasi beban aksial & angulasi

Page 10: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Fraktur menurut “Bentuk Fraktur”

2. FRAKTUR INKOMPLIT

• Tulang tidak benar-benar patah alias tidak ada fragmen patahan yang terbentuk

• Tulang masih terbungkus oleh periosteum• Contoh fraktur greenstick pada anak-anak

Page 11: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Klasifikasi Fraktur menurut “Bentuk Fraktur”

3. FRAKTUR KOMINUTIF

• Fraktur yang menimbulkan lebih dari 2 fragmen• Umumnya dikarenakan trauma yang cukup berat

4. FRAKTUR KOMPRESI / CRUSH

• Garis fraktur terkadang tidak terlihat, namun umumnya terjadi pemendekan anatomi tulang

• Umumnya terjadi di daerah tulang kanselus seperti pada epifisis vertebra atau calcaneus.

Page 12: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

DIAGNOSIS FRAKTUR

1. Riwayat / anamnesis2. Pemeriksaan fisik• Inspeksi deformitas, edema, memar, kulit disekitar fraktur intak/tidak• Palpasi nyeri tekan, krepitasi• Gerakan gerakan abnormal• Komplikasi fraktur

3. Pemeriksaan dengan Rontgen / X-ray

Page 13: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Pemeriksaan rontgen/ x-ray

• Merupakan salah satu gold standar penegakan diagnosis fraktur.

• Pemeriksaan rontgen juga penting dalam langkah terapi serta evaluasi hasil terapi

• Harus menggunakan prinsip “Role of 2”, yaitu; 2 sendi terlihat distal & proksimal 2 posisi AP & Lateral 2 occation sebelum & sesudah terapi 2 sisi kanan & kiri

Page 14: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Gambaran Rontgen Pada Fraktur

Fraktur tertutup; (a) Fraktur Traumatik angulasi-bending; (b) Fraktur segmental; (c) fraktur spiral; (d) bengkok; (e & f) fraktur Greenstick

Page 15: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Secara umum gejala fraktur, yaitu;

• Pain & tenderness• Loss of function• Deformity• Abnormal mobility and crepitus• Neurovascular injury

Page 16: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

PENYEMBUHAN FRAKTUR

Penyembuhan Fraktur ada 5 stadium, yaitu1. Std. Destruksi / Hematom2. Std. Inflamasi & Proliferasi Sel3. Std. Pembentukan Kalus4. Std. Konsolidasi5. Std. Remodelling

Page 17: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur
Page 18: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

1. Std. DESTRUKSI / HEMATOM terjadi kerusakan jaringan lunak & perdarahan di sekitar fraktur.

2. Std. INFLAMASI & PROLIFERASI SEL (puncaknya 2X24 jam, penurunan 5-6 hari), sel-sel inflamasi masuk ke daerah hematom. Secara bertahap jaringan hematom ini berubah menjadi jaringan granulasi.

3. Std. PEMBENTUKAN KALUS terjadi pembentukan sel osteoblas & osteoklas (woven bone). Kalus menyebabkan fragmen-fragmen tulang bersatu. Pada stadium ini rasa nyeri sudah hilang (anak=3-4 bln, dewasa=6 bln).

PENJELASAN..............

Page 19: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

4. Std. KONSOLIDASI Woven bone berubah menjadi lamellar bone (kalus berubah menjadi hard kalus) dan fragmen menjadi solid

5. Std. REMODELLING kalus yang berlebih mulai menghilang sehingga terbentuk tulang yang normal atau mendekati normal. Kanalis medularis mulai terbentuk.

CATATAN: Sampai dengan stadium remodelling dibutuhkan waktu sekitar

1 tahun. Namun pada anak, waktu yang dibutuhkan bisa lebih cepat, hingga setengah dari rata-rata waktu penyembuhan pada dewasa. Ini dikarenakan periosteum anak-anak lebih tebal & dapat menghasilkan kalus dalam waktu yang singkat serta lebih banyak.

Page 20: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Abnormalitas Proses Penyembuhan Fraktur secara umum;1. DELAYED UNION

• Tidak adanya tanda-tanda union (penyatuan) dalam waktu rata-rata penyambungan tulang pada umumnya.

• Bila dalam 6 bulan union tidak terjadi perlu dilakukan tindakan operasi.

• Penyebabnya antara lain; vaskularisasi tidak adekuat, infeksi, pembidaian yang tidak benar, dan internal fixation.

Page 21: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Abnormalitas Proses Penyembuhan Fraktur secara umum;

2. NON - UNION

• Secara klinis & radiologis tidak ada penyambungan fraktur. • Pada ujung fragmen terlihat sklerosis, tidak ada trabekula yang

menyeberangi garis fraktur.• Penyebab non-union ini antara lain karena; vascularisasi yang tidak

adekuat, fiksasi yang tidak adekuat, adanya gap antar segmen fraktur, interposisi (adanya jar.lunak atau otot diantara fragmen fraktur), infeksi, malnutrisi berat, usia tua & penyakit metabolik.

• Ada 3 macam, yaitu;1. Atropic sama sekali tidak terbentuk kalus (avascular)2. Hipertropic terbentuk jar. Fibrous (hipervasculer)3. Oligotropik kalus yang terbentuk sedikit

Page 22: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Abnormalitas Proses Penyembuhan Fraktur secara umum;

3. MAL - UNION

• Penyambungan fraktur tidak normal, sehingga menimbulkan deformitas.

• Terjadi akibat terapi fraktur yang tidak memadai.• Apabila terjadi pada tulang panjang penyangga

badan, maka akan menyebabkan osteoartritis pada sendi2 terdekat dari kelainan tersebut lebih awal.

Page 23: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

PENANGANAN FRAKTUR

Pada prinsipnya ada 3 langkah penanganan fraktur yaitu;

1. Tangani kegawatannya2. Terapi Definitif3. Rehabilitasi

Page 24: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

1. Penanganan Kegawatan

• Tujuan pertolongan pertama yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, serta mencegah gerakan fragmen2 yang dapat meyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya.

• Lakukan langkah r-ABC• Pasang jalur infus intravena RL / NaCl• Berikan antinyeri i.v/i.m/supp.per rektal• Setelah hemodinamik dipastikan stabil, lakukan

pemeriksaan fisik lengkap nilai bagaimana jenis fraktur-nya

Page 25: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

• Lakukan imobilisasi dengan pembidaian (splinting)

• Pada fraktur terbuka, tutup dengan material yang bersih dan steril.

• Segera konsultasi / rujukan ke spesialis bedah orthopedi

• Lakukan pemeriksaan x-ray dengan prinsip role of 2.

Page 26: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

2. TERAPI DEFINITIF

1. Closed Reduction• Plaster of Paris (Gips)• Skin Traction• Skeletal traction

2. Open Reduction Internal fixation (ORIF)3. Open reduction External Fixation (OREF)

Page 27: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Gambaran Traksi

Page 28: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

INDIKASI OPERASI (ORIF/OREF)

• Kegagalan “Closed Reduction”• Kontraindikasi Closed reduction• Fracture with displaced joint surfaces• Fracture due to metastasis of malignancy• Fracture associated with arterial injury• Multiple injuries• The need for early mobilization• Cost reduction

Page 29: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

3. REHABILITASI

• Maintenance of joint motion• Muscle exercise• Gait training• Ambulation aid• Heat therapy• Massage• Prothesa

Page 30: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

PEMBIDAIAN

• Tujuan utama pembidaian adalah untuk mencegah terjadinya pergerakan anggota tubuh yang cedera.

• Bidai harus mencakup sendi dan tulang agar efektif.

Page 31: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

TUJUAN PEMBIDAIAN

1. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah.

2. Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah

3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah4. Mengurangi rasa nyeri5. Mengurangi risiko kejadian fat embolism

syndrome dan syok6. Mengurangi perdarahan7. Membantu mempercepat proses penyembuhan

Page 32: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

JENIS BIDAI

1. Bidai Keras bidai kayu, bidai vakum, bidai tiup

2. Bidai Yang dapat Dibentuk bidai vakum, bantal, selimut, karton, kawat

3. Bidai Traksi sudah bentuk jadi, umumnya pada femur

4. Gendongan / belat & bebat gendongan lengan (mitela)

5. Bidai improvisasi menggunakan bahan apa adanya.

Page 33: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

MACAM MACAM BIDAI

Page 34: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur
Page 35: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Pedoman Umum Pembidaian

1. Informed conscent kepada penderita2. Sebelum membidai, paparkan seluruh bagian

yang cedera dan rawat perdarahan bila ada3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada

daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya

4. Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum pembidaian.

Page 36: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Pedoman Umum Pembidaian........

5. Siapkan alat-alat selengkapnya6. Jangan berupaya merubah posisi dengan

gerakan yang berlebihan7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang

yang patah8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang

yang patah. ukur dahulu panjang bidai9. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua

tulang yang mengapit sendi tsb, serta sendi distalnya.

Page 37: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

Pedoman Umum Pembidaian........

10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan

11. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar12. Isilah bagian yang kosong antara tubuh & bidai

dengan bahan pelapis13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi

yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah

14. Selesai pembidaian, kembali lakukan pemeriksaan GSS, bandingkan dengan GSS pertama.

Page 38: Konsep Dasar Gangguan Muskuloskeletal - Fraktur

CUKUP.......TERIMAKASIH!!!