ool 8 oolkit gender dan rsk reformasi sektor ... - dcaf.ch · lcc local citizen councils (dewan...

36
Reformasi Sektor Keamanan dan Gender Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (DCAF) Reformasi Sektor Keamanan dan Gender Reformasi Sektor Keamanan dan Gender Tool 8 Toolkit Gender dan RSK Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender Peter Albrecht dan Karen Barnes

Upload: buihanh

Post on 19-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Reformasi Sektor Keamanan dan Gender

Geneva Centre for the

Democratic Control of

Armed Forces (DCAF)

Reformasi Sektor Keamanan dan GenderReformasi Sektor Keamanan dan GenderTool 8 Toolkit Gender dan RSK

Pembuatan Kebijakan

Keamananan Nasional

dan GenderPeter Albrecht dan Karen Barnes

Page 2: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E
Page 3: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Pembuatan Kebijakan

Keamananan Nasional

dan GenderPeter Albrecht dan Karen Barnes

Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (DCAF)

Page 4: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

i

Toolkit RSK dan Gender

Tentang Penulis

Peter Albrecht dan Karen Barnes dari International Alert.

International Alert (Kewaspadaan Internasional) adalah sebuah LSM yang berpusat di London yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun untuk

meletakkan dasar-dasar bagi perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di negara-negara yang mengalami konflik yang kejam. Pendekatan multi-

aspek International Alert berfokus pada dan antar berbagai kawasan, yang bertujuan membentuk kebijakan dan praktik yang mempengaruhi

pembangunan perdamaian dan membantu membangun keterampilan dan kemampuan melalui pelatihan.

Program regional Kewaspadaan Internasional dilaksanakan di kawasan Danau Besar Afrika, Afrika Barat, Kaukasus Selatan, Nepal, Sri Lanka, Filipina

dan Kolombia. Proyek-proyek tematik Kewaspadaan Internasional berjalan di tingkat lokal, regional dan internasional, yang berfokus pada isu-isu lin-

tas-sektoral yang sangat penting dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan. Proyek ini meliputi proyek bisnis dan ekonomi, gender, tata pe-

merintahan, bantuan, keamanan dan keadilan.

Penyunting

Megan Bastick dan Kristin Valasek, DCAF.

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak berikut atas komentar berharga mereka mengenai rancangan tool (alat) ini: Sanam Naraghi Anderlini,

Megan Bastick, Willem F. van Eekelen, Ingrid Kraiser, UN-INSTRAW, Kristin Valasek, Johanna Valenius, Charlotte Watson dan Mark White. Selain itu,

kami juga menyampaikan terima kasih kepada Benjamin Buckland, Anthony Drummond, dan Mugiho Takeshita atas bantuan penyuntingan mereka, dan

Anja Ebnöther atas bimbingannya dalam proyek ini.

Toolkit Gender dan RSK

Tool (alat) mengenai Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasional dan Gender ini merupakan bagian dari Toolkit Gender dan RSK. Dirancang untuk

memberikan pengantar praktis isu gender bagi para praktisi dan pembuat kebijakan reformasi sektor keamanan, Toolkit ini terdiri dari 12 Tool (Alat) berikut

dan Catatan Praktiknya:

DCAF, OSCE/ODIHR dan UN-INSTRAW mengucapkan terima kasih atas bantuan Kementerian Luar Negeri Norwegia dalam pembuatan Toolkit ini. We

also thank OSCE/ODIHR for supporting the production of this Tool.

DCAF

Pusat Kendali Demokratis atas Angkatan Bersenjata Jenewa (DCAF) mempromosikan tata kelola pemerintahan yang baik dan reformasi sektor

keamanan. Pusat ini melakukan penelitian mengenai praktik yang baik, mendorong pengembangan norma-norma yang sesuai di tingkat nasional dan

internasional, membuat rekomendasi kebijakan dan mengadakan program konsultasi dan bantuan di negara yang membutuhkan. Para mitra DCAF

meliputi pemerintah, parlemen, masyarakat sipil, organisasi internasional, dan para aktor sektor keamanan seperti polisi, lembaga peradilan, badan

intelijen, badan keamanan perbatasan, dan militer.

OSCE/ODIHR

Kantor Lembaga Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (ODIHR) adalah lembaga utama untuk dimensi manusiawi keamanan OSCE: suatu konsep umum

yang mencakup perlindungan HAM; pengembangan masyarakat yang demokratis, dengan penekanan pada pemilihan umum, pembangunan lembaga

dan tata kelola pemerintahan; penguatan pemerintahan berdasarkan hukum; dan mempromosikan rasa saling hormat yang tulus dan saling pengertian

antar individu dan juga negara. ODIHR ikut berperan dalam penyusunan Toolkit ini.

UN-INSTRAW

Institut Penelitian dan Latihan Kemajuan Wanita Internasional PBB (UN-INSTRAW) adalah satu-satunya lembaga PBB yang diberi tugas untuk menyusun

program penelitian yang berperan bagi pemberdayaan wanita dan pencapaian kesetaraan gender di seluruh dunia. Melalui pembangunan aliansi

dengan Negara-negara Anggota PBB, organisasi-organisasi internasional, akademisi, masyarakat sipil dan para aktor lainnya, UN-INSTRAW:

Melakukan penelitian berorientasi aksi dari perspektif gender yang memberikan dampak nyata terhadap berbagai kebijakan, program dan proyek;

Menciptakan sinergi untuk manajemen pengetahuan dan pertukaran informasi;

Memperkuat kemampuan para stakeholder (pihak yang berkepentingan) utama dalam memadukan perspektif gender ke dalam berbagai kebijakan,

program dan proyek.

Gambar sampul © Keystone, AP, Alvaro Barrientos, 2008.

© DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, 2008.

Hak cipta dilindungi undang-undang.

ISBN 978-92-9222-074-7

Dokumen ini diterbitkan secara asli oleh DCAF, OSCE/ODIHR dan UN-INSTRAW pada tahun 2008 sebagai bagian dari Toolkit Gender dan

RSK. Versi bahasa Indonesia ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Catherine Muir dan diterbitkan oleh IDSPS atas nama DCAF.

Kutip sebagai: Peter Albrecht dan Karen Barnes. “National Security Policy-Making and Gender.” Gender and Security Sector Reform Toolkit. (“Pembu-

atan Kebijakan Keamanan Nasional dan Gender.” Toolkit Gender dan Reformasi sektor keamanan.) Eds. (Penyunting) Megan Bastick dan Kristin

Valasek. Jenewa: DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, 2008.

Dicetak oleh SRO-Kundig.

1. Reformasi Sektor Keamanan dan Gender2. Reformasi Kepolisian dan Gender3. Reformasi Pertahanan dan Gender4. Reformasi Peradilan dan Gender5. Reformasi Hukum Pidana dan Gender6. Manajemen Perbatasan dan Gender7. Pengawasan Parlementer terhadap Sektor Keamanan dan Gender8. Pembuatan Kebijakan Keamanan Negara dan Gender

9. Pengawasan Masyarakat Sipil terhadap Sektor Keamanandan Gender

10. Perusahaan-perusahaan Militer dan Keamanan Swasta danGender

11. Penilaian, Pemantauan dan Evaluasi RSK dan Gender12. Pelatihan Gender untuk Personil Sektor KeamananLampiran Undang-undang dan Instrumen Internasional danRegional

Page 5: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

ii

DAFTAR ISI

Daftar Akronim iii

1. Pendahuluan 1

2. Apa itu kebijakan keamanan nasional? 12.1 Kebijakan keamanan nasional 22.2 Kebijakan keamanan spesifik sektor 4

3. Mengapa gender penting dalam pembuatan kebijakan keamanan? 53.1 Pemilikan lokal melalui proses pembuatan kebijakan partisipatif 53.2 Kebijakan keamanan komprehensif yang mempertimbangkan

kebutuhan keamanan yang beragam 73.3 Non-diskriminasi dalam kebijakan keamanan dan lembaga sektor keamanan 8

4. Bagaimana memadukan gender ke dalam kebijakan keamanan? 84.1 Pemerintah pusat 84.2 Parlemen 114.3 Pemerintah daerah 134.4 Organisasi masyarakat sipil 144.5 Pelatihan gender 164.6 Penilaian, pemantauan, dan evaluasi 17

5. Memadukan gender dalam kebijakan keamanan nasional dalam konteks khusus 205.1 Negara-negara pasca-konflik 205.2 Negara-negara dalam masa transisi dan negara-negara berkembang 225.3 Negara-negara maju 23

6. Rekomendasi pokok 25

7. Sumber daya tambahan 25

Page 6: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

iii

Toolkit RSK dan Gender

SINGKATAN DAN AKRONIM

ANC African National Congress (Kongres Nasional Afrika)

CEDAW Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women(Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan)

CFSP Common Foreign and Security Policy (Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan

Bersama)

CIA Central Intelligence Agency (Badan Intelijen Pusat)

CIDA Canadian International Development Agency (Badan Pembangunan

Internasional Kanada)

CPF Community Police Forum (Forum Polisi Masyarakat)

DCAF Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (Pusat Kendali

Demokratis atas Angkatan Bersenjata Jenewa)

Dephan Department of Defence (Departemen Pertahanan)

DISEC District Security Committees (Komite Keamanan Distrik)

ESDP European Security and Defence Policy (Kebijakan Keamanan dan Pertahanan

Eropa)

FFRP Forum of Rwanda Women Parliamentarians (Forum Anggota Parlemen Wanita

Rwanda)

GBV Gender-Based Violence (Kekerasan Berbasis Gender)

GSE Gender and Socio-economic Analysis (Gender dan Analisis Sosio-ekonomi)

LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal)

LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat)

M&E Monitoring and Evaluation (Pemantauan dan Evaluasi)

MoD Ministry of Defence (Kementerian Pertahanan)

NATO North Atlantic Treaty Organization (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara)

NSC National Security Council (Dewan Keamanan Nasional)

NSCCG National Security Council Co-ordinating Group (Kelompok Koordinasi Dewan

Keamanan Nasional)

NSP National Security Policy (Kebijakan Keamanan Nasional)

NSS National Security Strategy (Strategi Keamanan Nasional)

OMS Civil Society Organisation (Organisasi Masyarakat Sipil)

ONS Office of National Security (Kantor Keamanan Nasional)

PRSP Poverty Reduction Strategy Paper (Buku Strategi Pengurangan Kemiskinan)

PROSEC Provincial Security Committees (Komite Keamanan Provinsi)

SAPS South African Police Service (Kepolisian Afrika Selatan)

SANDF South African National Defence Force (Kekuatan Pertahanan Nasional Afrika

Selatan)

UNIFEM United Nations Development Fund for Women (Dana Pembangunan PBB untuk

Wanita)

UN SCR 1325 United Nations Security Council Resolution 1325 on women, peace andsecurity (Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1325 tentang perempuan,

perdamaian dan keamanan)

Page 7: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

1Pendahuluan

Sebagai bagian dari Toolkit Gender dan Reformasisektor keamanan, tool (alat) ini memberikan pengantarmanfaat dan peluang memadukan isu gender ke dalampembuatan kebijakan keamanan tingkat nasional.1

Sebagai dokumen strategis, kebijakan ke a man ansangat penting dalam menentukan respons yangterkoordinasi terhadap ancaman keamanan dan da patmenjadi landasan bagi proses reformasi sektor ke -amanan (RSK). Ini meliputi kebijakan keamananna si onal (NSP, national security policies) dan juga ke - bijakan spesifik sektor, seperti buku putih per ta han an.Menjamin pemaduan isu gender ke dalam ke bijakankeamanan dapat meningkatkan partisipasi danpemilikan lokal, serta menciptakan kebijakan dan lem -baga yang lebih mungkin memberikan keamanan dankeadilan secara efektif dan berkelanjutan kepada pria,wanita, anak perempuan dan anak lelaki secara adil.

Tool (alat) ini dirancang sebagai sumber daya bagi stafyang bertanggung jawab memprakarsai prosespembuatan kebijakan keamanan di lembaga eksekutifpemerintahan, termasuk staf yang bertanggung jawabmerancang, melaksanakan dan mengevaluasikebijakan keamanan. Selain itu, tool (alat) ini mungkinberguna bagi berbagai aktor lainnya yang terlibatdalam proses pembuatan kebijakan keamanan,termasuk para anggota parlemen dan staf parlemen,staf kementerian, organisasi masyarakat sipil,pemerintah kota, organisasi internasional dan regional,dan negara-negara donor yang mendukung penyu sun -an kebijakan keamanan.

Secara khusus, tool (alat) ini memberikan:

n Pengantar singkat kebijakan keamanan, termasukNSP dan kebijakan spesifik sektor

n Pembahasan mengenai pentingnya dan manfaatpenerapan perspektif gender dalam pembuatankebijakan keamanan

n Tindakan praktis untuk memadukan dimensi genderke dalam pembuatan kebijakan keamanan

n Pengantar penyusunan kebijakan keamanan dinegara-negara pasca-konflik, negara-negara yangsedang dalam masa transisi, negara-negaraberkembang dan negara-negara maju

n Rekomendasi pokok

n Sumber daya tambahan

Mengenai masalah penting pelaksanaan kebijakanoleh aktor-aktor tertentu yang termasuk dalam sektorkeamanan silakan lihat tool (alat) lainnya dalam Toolkit

Gender dan RSK. Fokus tool (alat) ini adalah pem buat -an kebijakan dan bagaimana cara terbaik me ma sukkangender ke dalam proses tersebut. Harus di ingat bahwakebijakan itu sendiri kecil manfaatnya. Ke bijakan akanmempengaruhi bagaimana keamanan dan keadilandiberikan di negara tertentu hanya bila ke bijakantersebut dilaksanakan.

2 Apa itu kebijakankeamanan nasional?

Suatu kebijakan keamanan tingkat nasionalmenunjukkan persepsi pemerintah mengenai an -caman terhadap keamanan negara dan rakyatnya danrespons pemerintah terhadap ancaman ini. Suatu ke -bijak an berbeda dengan peraturan atauun dang-undang. Misalnya, suatu undang-undang da -pat memaksa atau melarang perilaku tertentu,se dangkan suatu kebijakan hanya memandu tindakanyang paling mungkin untuk mencapai hasil yang diha -rap kan. Dengan demikian, suatu kebijakan meru pakanren cana aksi yang telah dipertimbangkan untuk me -man du keputusan di pihak lembaga ek se kutif.Pe nyusunan kebijakan keamanan meli bat kan penen -tuan pen dekatan terhadap isu-isu keamanan,pe meringkatan an caman keamanan dan pembuatanke putusan pe nting tentang sektor keamanan. Ke bijak -an keamanan pada tingkat nasional, termasukke bijakan keamanan na sional dan kebijakan spesifiklem baga, mem per timbangkan ancaman internalmaupun eksternal ter hadap keamanan dan disusunsesuai dengan undang-undang internasional danregional yang telah diratifikasi negara tersebut.2

Banyak aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakankeamanan:

Lembaga eksekutif pemerintahan, termasuk ke me n -terian pemerintah, memprakarsai proses pe nentuankebijakan keamanan baru atau perubahan kebijakankeamanan yang sudah ada. Lembaga eksekutifmengangkat para anggota badan-badan koordinasikeamanan dan komite perancang ke bijak an.

Parlemen dapat menyetujui, mengusulkan perubahanatau menolak suatu kebijakan keamanan. Di banyaknegara demokratis, parlemen juga berwenangmenentukan keputusan akhir atas anggaran danmemantau serta mengevaluasi pelaksanaan kebijakankeamanan.

Pemerintah daerah mencakup pemerintah provinsi

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

1

Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasional dan Gender

Page 8: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

atau kabupaten dan kota. Bekerja sama denganlembaga-lembaga sektor keamanan daerah, merekadapat menjadi pelaksana utama kebijakan keamanantingkat nasional.

Aktor keamanan bukan negara, seperti kepala sukutertinggi, dewan desa dan angkatan bersenjata non-reguler di banyak negara pasca-konflik dan beberapanegara berkembang adalah penyedia utamakeamanan dan keadilan. Karena itu, para aktorkeamanan bukan negara harus dimasukkan dalamproses penyusunan dan pelaksanaan kebijakankeamanan.

Organisasi masyarakat sipil (OMS) dapat berpar -tisipasi dalam penilaian, perancangan, pelaksanaandan evaluasi kebijakan keamanan.

Gambar 1 menerangkan proses yang harus diikuti danpertanyaan-pertanyaan penting yang harus diajukandalam membuat kebijakan keamanan. Proses ini dapatdisesuaikan untuk membantu penyusunan kebijakankeamanan nasional (NSP, national security policy) danjuga kebijakan keamanan spesifik sektor.

2.1 Kebijakan keamanan nasional

DCAF mengemukakan definisi umum NSP sebagai‘suatu kerangka untuk menerangkan bagaimana suatunegara menyediakan keamanan bagi pemerintah danrakyatnya’.4 Dokumen kebijakan ini dapat jugadikatakan sebagai rencana, visi, strategi, konsep ataudoktrin. Suatu NSP sering digambarkan sebagaidokumen terpadu yang menggambarkan bagaimanasektor keamanan akan ditata untuk menghadapiancaman keamanan eksternal maupun internal.5Karena NSP berusaha mencakup keamanan nasionalsecara keseluruhan, menurut jenjangnya NSPcenderung lebih tinggi daripada kebijakan spesifiksektor, badan atau isu seperti kebijakan yangmempertimbangkan doktrin militer atau perpolisian.Kotak 1 menggambarkan proses penyusunan NSP.

NSP juga dibedakan dengan kebijakan keamananlainnya berdasarkan ruang lingkup persoalan yangditanganinya. NSP cenderung berfokus pada ancamankeamanan eksternal yang memerlukan responsnasional. Misalnya, hal ini masih terjadi di AmerikaSerikat (AS). NSP Amerika Serikat menanganimasalah yang berkisar dari kesiapan kekuatan militer,

Gambar 1: Pertanyaan yang harus diajukan saat menyusun kebijakan keamanan3

Penyusunan visikeamanan bersama

Perencanaanperubahan

Perencanaanpelaksanaan

Perencanaan prosespengkajian ulang

Mendapatkan dukungan nasional atas visi tersebutSiapa yang menyusun visi tersebut? Siapa yang dimintaipendapatnya? Siapa yang harus menggunakan visi ini?

Menyusun strategi politik untuk perubahanSiapa yang mendorong perencanaan perubahan? Bagaimanamenghadapi perlawanan politik terhadap perubahan? Siapa yangmengkaji ulang proses perencanaan?

Merancang organisasi dan sistemBagaimana penyedia keamanan dan keadilan yang sudah ada danlembaga pengontrol dan pengawas harus berubah? Apakahdibutuhkan organisasi baru?

Menyusun strategi organisasiYang dibutuhkan untuk pertahanan dan/atau kepolisian dan/atauintelijen, dll.

Menyusun strategi sumber dayaBagaimana mendanai perubahan? Apa yang dibutuhkan sehubungandengan strategi sumber daya manusia? Apa strategi pengadaanyang diterapkan?

Melaksanakan perubahanSiapa yang mengelola pelaksanaan? Siapa yang memantau danmengawasinya?Bagaimana jadwalnya?

Penerimaan kebutuhan perubahan lebih lanjutApakah kebijakan keamanan nasional akan dikaji ulang secaraberkala atau dikaji ulang sesuai permintaan? Apa dampakperubahannya?

Toolkit RSK dan Gender

2

Page 9: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

strategi nuklir dan terorisme sampai senjata kimia danbiologi.7 Namun demikian, NSP semakin meliputievaluasi yang komprehensif mengenai lingkungankeamanan dalam negeri maupun internasional (lihatGambar 2). Misalnya, Konsep Keamanan Nasional1998 Bulgaria didasarkan pada premis bahwa tidakada ancaman militer langsung terhadap keamanannasional. Sebaliknya, konsep ini berfokus padamasalah seperti kejahatan terorganisir (lintas negaradan lintas perbatasan), penyelundupan (narkoba,senjata dan manusia), perdagangan ilegal (terutamaperdagangan senjata yang melanggar embargo PBB),terorisme dan kerusakan lingkungan.8

Model lainnya adalah NSP Afghanistan dan Azer ba i jan,yang terbagi menjadi masalah keamanan eksternaldan internal. Dalam kasus Azerbaijan, masalah

eksternalnya meliputi integritas wilayah, integrasi didalam struktur Eropa dan Euro-Atlantik, penguatankemampuan pertahanan, dan lain-lain. Secarainternal, kebijakan tersebut berfokus pada masalahseperti penguatan demokrasi, perlindungan toleransinasional dan agama serta keamanan informasi. DiSierra Leone, sebuah negara pasca-konflik, suatuNSP telah diserukan sebagai tindak lanjut atas prosespembuatan Kajian Ulang Sektor Keamanan yangberlangsung selama dua tahun. Kajian Ulang SektorKeamanan memberikan beberapa rekomendasi,termasuk perlunya koordinasi yang lebih baik lintassektor keamanan. Yang penting, kajian ulang ini lebihmenyoroti bahaya ketidakstabilan dalam negeriketimbang ancaman dari luar sebagai sumberpotensial konflik baru.

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

3

1. Lakukan analisis lingkungan strategis dan identifikasi ‘visi nasional’ untuk negara bersangkutan dan rakyatnya melalui konsultasi berbasis luas.Proses ini harus mencakup konsultasi dengan OMS untuk membahas masalah keamanan perseptual dan aktual – misalnya melalui proposaltertulis dan partisipasi langsung dalam pertemuan publik.

2. Analisis dan susun peringkat ancaman dan peluang saat ini dan masa depan terhadap pencapaian tujuan yang dinyatakan dalam ‘visinasional’.

3. Tentukan dan susun peringkat kemampuan nasional, baik di dalam dan di luar sektor keamanan/peradilan, yang dapat menghadapi ancamankeamanan dan memberikan layanan keamanan penting kepada masyarakat. Ini meliputi landasan keuangan untuk melaksanakan NSP, danprosedur manajemen keuangan umum negara tertentu.

4. Lakukan analisis kesenjangan (gap analysis) untuk menilai kemampuan saat ini lembaga-lembaga keamanan/peradilan nasional untukmenghadapi ancaman dan memberikan layanan penting, dibandingkan dengan kemampuan yang diperlukan. Bila layak, analisis kesenjanganharus didasarkan pada sumber-sumber di dalam maupun di luar lembaga negara.

5. Tentukan NSP yang telah diperingkatkan dan dianggarkan untuk memberikan keamanan dan keadilan yang lebih baik dalam mendukungtujuan pembangunan nasional yang lebih luas.

Kotak 1 Penyusunan kebijakan keamanan nasional6

Strategi Keamanan Nasional Lituania merupakan contoh jelas isu umum yang dapat ditangani NSP. Strategi ini memberikan suatu ‘visi nasional’ bagipembangunan negara tersebut, kepentingan nasionalnya dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Yang penting, strategi ini mencakupbidang politik, diplomatik, pertahanan, ekonomi dan bidang-bidang kebijakan negara lainnya. ‘Lituania memandang keamanannya memeliharakedaulatan dan integritas wilayahnya, keamanan dan ketertiban dalam negeri, landasan demokrasi, keamanan ekonomi dari semua badan hukumdan rakyat serta perlindungan lingkungan alamnya.’ Bagian-bagian dari Strategi Keamanan Nasional tersebut adalah:

n Asumsi dasar kebijakan keamanan: bagian ini menggambarkan sistem keamanan internasional saat ini sebagai sistem yang menguntungkandan menganggap sebagian besar tantangan lama yang sudah ada dan tantangan baru bersifat lintas negara. Tidak ada ancaman militer langsungterhadap keamanan nasional Lituania.

n Kepentingan keamanan Republik Lituania: ini dibagi menjadi kepentingan vital maupun primer. Kepentingan vital meliputi kedaulatan negara,integritas wilayah dan ketertiban demokratis konstitusional; penghormatan dan perlindungan HAM dan hak-hak sipil serta kebebasan; dankedamaian serta kemakmuran negara. Kepentingan primer meliputi stabilitas global dan regional, kebebasan dan demokrasi di Eropa Tengah danTimur serta Negara-negara Baltik; menjamin pasokan energi alternatif dan pasokan sumber daya yang mempunyai nilai strategis; dan kawasanyang bebas dari bahaya lingkungan.

n Tantangan, bahaya dan ancaman: yang termasuk dalam bagian ini adalah terorisme, kejahatan terorganisir, penyebaran senjata, perdagangannarkoba, migrasi ilegal dan epidemi, serta ketergantungan Lituania pada pasokan sumber daya dan energi hanya dari satu negara. Keadaanekonomi, termasuk kesejahteraan rakyat dan penghindaran pembangunan sosial dan ekonomi yang tidak merata serta kemandirian negara, jugadianggap sebagai ancaman potensial terhadap keamanan nasional.

n Kebijakan keamanan Republik Lituania: yang termasuk dalam bagian ini adalah sasaran dan tujuan utama keamanan nasional; konsep strategisdan panduan pelaksanaan; keadaan yang membenarkan penggunaan kekuatan militer; dan pentingnya stabilitas dalam negeri dan kemakmuran.

n Tindakan primer dan cara pelaksanaan strategi: yang termasuk dalam bagian ini adalah integrasi ke dalam NATO dan EU (European Union -Uni Eropa), penguatan kerja sama bilateral dan multilateral internasional, partisipasi dalam operasi perdamaian dan penanganan krisisinternasional, dll. Penekanan khusus diberikan pada pentingnya penguatan keamanan ekonomi dan sosial dalam negeri, pengendalian danpencegahan kejahatan, perlindungan lingkungan dan kebudayaan, dan penguatan intelijen, kontra-intelijen dan perlindungan informasi rahasia.

Kotak 2 Isi Strategi Keamanan Nasional Lituania9

Page 10: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

2.2 Kebijakan keamanan spesifiksektor

Kebijakan keamanan spesifik sektor seperti buku putihpertahanan atau strategi keamanan dalam negeriberbeda dengan NSP karena menangani masalahkeamanan nasional yang berkaitan dengan badanatau masalah tertentu. Biasanya, suatu kebijakanspesifik sektor memberikan panduan yang lebihmendasar tentang peran, struktur organisasi dantanggung jawab suatu badan, dan tentang bagaimanabadan ter sebut harus menangani kebutuhan ke a man -

an tertentu. Walaupun demikian, kebijakan spesifiksektor harus dibuat dalam konteks kebijakan na sionalsecara keseluruhan, sehingga menye laras kan danmemadukan berbagai kebijakan dan badan pe me -rintah yang menangani masalah yang berkaitande ngan keamanan. Karena itu, sebagaimana NSP, ke -bijak an spesifik sektor merupakan landasan pentingun tuk melakukan usaha RSK yang sistematis dan ter -koordinasi.

Suatu kebijakan keamanan dapat digambarkansebagai suatu ‘buku putih’, yang pada dasarnyamerupakan nama tidak resmi untuk buku parlemen

Toolkit RSK dan Gender

4

Buku Putih Pertahanan Bosnia-Herzegovina11 memberikan penekanan khusus pada pembenahan pertahanan dan mengidentifikasi ancaman utamaterhadap lingkungan keamanan (global, regional dan internal) Bosnia-Herzegovina. Selanjutnya, buku putih ini berfokus pada:

n Kebijakan pertahanan Bosnia-Herzegovina, yang meliputi prinsip strategis, integrasi ke dalam struktur keamanan Euro-Atlantik, Kemitraanuntuk Perdamaian/standardisasi dan interoperability NATO serta peran dalam kerja sama regional di Eropa Tenggara.

n Sistem pertahanan Bosnia-Herzegovina, yang meliputi kontrol demokratis atas angkatan bersenjata, komando sipil, pengawasan parlemen,transparansi dalam perencanaan dan penyusunan anggaran pertahanan, rantai komando operasi dan administrasi serta kekuatan angkatanbersenjata.

n Sumber daya manusia dan pembangunan kemampuan, yang meliputi pelatihan perorangan dan pelatihan bersama, pengembanganprofesional, penggunaan angkatan bersenjata, operasi dukungan perdamaian, bantuan dan dukungan bagi operasi pemerintahan sipil, korpsperwira, prajurit, tentara cadangan dan sistem manajemen personel.

Kebijakan Pertahanan (Buku Putih)12 Lituania menggambarkan perubahan seluruh lingkungan keamanan negara tersebut dan peran baru sertamisi baru angkatan bersenjatanya. Selanjutnya, kebijakan ini berfokus pada:

n Arah utama kebijakan pertahanan Lituania, yang meliputi penguatan keamanan Euro-Atlantik, proyeksi stabilitas, dan kerja sama pertahananinternasional, multilateral dan bilateral.

n Pembenahan pertahanan, yang meliputi perubahan dari prinsip pertahanan teritorial menjadi prinsip pertahanan kolektif, tugas dan persyaratanbaru angkatan bersenjata Lituania, dan pengkajian ulang struktur angkatan bersenjata.

n Manajemen dan pelatihan personel.

Kotak 3 Bosnia-Herzegovina dan Lituania: isi buku putih

Gambar 2: Identifikasi kebutuhan keamanan eksternal dan internal10

Analisis lingkungankeamanan internal

dan eksternal

Memahami kebutuhan keamanan saat ini dan masa depan Apa jenis penyediaan keamanan yang diinginkan masyarakat,pemerintah, parlemen, dan lain-lain? Apa jenis keamanan yangdiharapkan negara-negara tetangga, negara-negara di kawasan dannegara-negara lainnya? Apa itu ‘keamanan nasional’ atau ‘keamananbagi semua masyarakat’?

Memahami perubahanBagaimana perubahan negara, kawasan dan lingkunganinternasional? Bagaimana gambaran masa depan lingkungankeamanan?

Memahami ancaman keamananDari mana ancaman masa depan terbesar terhadap keamanannasional? Apakah ada konsensus nasional mengenai persepsiancaman? Bila tidak, bagaimana menanggulangi ketiadaankonsensus tersebut? Bila ada, siapa yang dimintai pendapatnya?

Memahami kekuatan dan kelemahanApa kekuatan dan kelemahan penyedia keamanan dan keadilan?Apa kekuatan dan kelemahan sistem kontrol dan mekanismepengawasan?

Page 11: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

yang menyatakan kebijakan pemerintah (lihat Kotak3). Buku putih ini adalah dokumen yang diterbitkanoleh pemerintah yang menguraikan kebijakan dan/atau rencana aksi di suatu bidang tertentu. Walaupuntidak mengikat, buku putih kadang-kadang dapatdianggap sebagai bagian dari proses konsultasiterbuka. Namun demikian, buku putih cenderungmenunjukkan keinginan jelas di pihak pemerintahuntuk menyetujui undang-undang baru. ‘Buku hijau’biasanya lebih terbuka dan mungkin hanyamengajukan suatu strategi atau dirumuskan sebagaisuatu buku pembahasan atau konsultasi.

3Mengapa gender pentingdalam pembuatan kebijakankeamanan?

Bagian berikut menyajikan beberapa alasan mengapagender penting dalam proses pembuatan kebijakankeamanan nasional dan bagaimana pengaruh genderterhadap peningkatan pemilikan lokal dan partisipasimenyeluruh. Pada dasarnya, perspektif gender pen -ting karena perspektif ini menimbulkan kesadaranbahwa masyarakat bukanlah kelompok yang homogentapi merupakan kelompok yang memiliki kebutuhandan kepentingan yang beraneka ragam. Mengingatbahwa sektor keamanan bertugas melindungi semuakelompok di dalam masyarakat, pembuatan kebijakanke amanan harus memasukkan perspektif gender. Pe -masukan perspektif gender ini akan membantume nyu sun strategi bagi para aktor sektor keamananyang mengidentifikasi berbagai kebutuhan – bukanhanya kebutuhan masyarakat atau kelompok de -

mografi dalam masyarakat yang paling menonjol danistimewa.

Lembaga-lembaga dan personel di sektor keamanankadang-kadang bisa menjadi sumber ketidakamanan,terutama bagi kelompok-kelompok masyarakat yangtak berdaya. Namun demikian, kekerasan bisa jugaberasal dari undang-undang dan kebijakan yang mem -ben tuk aturan hukum. Bila kebijakan mengabaikangender, kebijakan tersebut bisa secara langsung mau-pun tidak langsung memaafkan kekerasan ber basisgender terhadap wanita, pria, anak lelaki dan anakperem puan; ketidaksetaraan gender dan praktik-prak -tik peminggiran. Karena itu, proses pembuatanke bijak an harus inklusif dan memadukan perspektif se -mua kelompok dalam masyarakat tertentu.

3.1 Pemilikan lokal melalui prosespembuatan kebijakan partisipatif

Untuk menciptakan legitimasi dan pemilikan lokal ataskebijakan keamanan tingkat nasional, dan jugakonsensus mengenai prioritas keamanan, harus adasuatu proses partisipatif penilaian, perancangan,pelaksanaan dan pemantauan/evaluasi kebijakan.Proses partisipatif juga meningkatkan pertang -gungjawaban, transparansi dan keberlanjutan, yangmerupakan tiga prinsip utama RSK. Salah satulangkah penting untuk menjamin proses pembuatankebijakan keamanan partisipatif adalah pelibatanwanita maupun pria dalam pembuatan keputusan (lihatKotak 4). Partisipasi setara wanita dan pria dalamproses pembuatan kebijakan keamanan lokal, na -sional dan internasional sesuai dengan norma daninstrumen hukum internasional, seperti ResolusiDewan Keamanan PBB Nomor 1325 dan membuatstruktur tata pemerintahan menjadi lebih mewakilikomposisi masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut lihat

Tool (Alat) mengenai RSK dan

Gender

Untuk informasi lebih lanjut lihat

Tool (Alat) mengenai RSK dan

Gender

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

5

Gender merujuk pada peran dan hubungan, cirikepribadian, sikap, perilaku dan nilai-nilai tertentuyang dihubungkan masyarakat dengan pria danwanita. Karena itu, ‘gender’ merujuk pada per -bedaan yang dipelajari antara pria dan wanita,sedangkan ‘jenis kelamin’ merujuk pada perbedaanbiologis antara pria dan wanita. Peran gendersangat bervariasi di dalam dan antarkebudayaandan dapat berubah sepanjang waktu. Gender tidakhanya merujuk pada wanita atau pria tapi jugamerujuk pada hubungan di antara mereka.

Pengarusutamaan gender adalah proses menilaiimplikasi terhadap wanita dan pria dari suatutindakan yang terencana, yang meliputi undang-undang, kebijakan atau program di semua bidangdan pada semua tingkatan.13

Kepatuhan terhadap kewajiban menurut undang-undang dan instrumen hukum internasional

Pemaduan isu gender ke dalam pembuatan ke bijak -an keamanan nasional diperlukan untuk me matuhihukum, instrumen hukum, dan norma inter nasionaldan regional mengenai keamanan dan gen der.Instrumen hukum utama di antaranya ada lah:

n Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskri mi -nasi terhadap Perempuan (1979)

n Deklarasi dan Pijakan Aksi Beijing (1995)

n Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1325tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan(2000)

Page 12: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Di banyak negara, wanita masih terpinggirkan dariproses pembuatan keputusan. Misalnya, pemulihandan peningkatan keamanan Liberia memerlukanrestrukturisasi total pasukan keamanan, yang meliputiperumusan NSP dan kebijakan keamanan spesifiksektor. Walaupun Pemerintah Liberia menetapkankuota 20% untuk partisipasi wanita dalam pasukankeamanan, wanita belum ambil bagian dalam prosespembuatan kebijakan keamanan. Konsultasi nasionaldengan para wanita untuk mendapatkan masukanyang berbeda mengenai, misalnya, ketidakamanansosial dan ekonomi, dan untuk meningkatkan peluangrespons terkoordinasi terhadap kekerasan seksualyang sering terjadi, tidak dilakukan.14 Ini bertentangandengan pemikiran internasional saat ini yangmenegaskan bahwa hanya dengan memberi wanitahak-hak yang setara dengan pria dan akses atasproses pembuatan keputusan pembangunan yangberkelanjutan dapat terlaksana.15

Pelibatan pria dan wanita dengan posisi yang setaradalam pembuatan kebijakan keamanan juga mengakuibahwa mereka sering mempunyai kebutuhan danprioritas keamanan yang berbeda. Pendekatan yangberbeda dalam pemberian keamanan dan keadilandiperlukan untuk kelompok yang berbeda agartercapai akses yang setara bagi semua kelompokmasyarakat atas layanan publik ini. Yang penting,penggunaan gender sebagai asas pedoman untukmemperluas perdebatan mengenai pemberian

keamanan dan keadilan bukan sekedar melihatkebutuhan pria dan wanita yang berbeda, tapi jugaberkaitan langsung dengan kebutuhan keamanankhusus yang didasarkan pada etnis, kelas, orientasiseksual dan agama.

Berbagai prakarsa dapat diambil untuk menjaminpartisipasi penuh dan setara wanita dan pria, yangmeliputi:

n Konsultasi menyeluruh dengan organisasi masya -ra kat dan pemuka masyarakat pedesaan danper kotaan, termasuk para wanita dan organisasiwanita.

n Pengangkatan wanita untuk badan-badan pembuatkeputusan keamanan penting di tingkat ke men te ri an.

n Pengumpulan masukan dari organisasi wanita,kakukus anggota parlemen wanita dan perwakilandari kementerian urusan wanita dalam prosespembuatan kebijakan keamanan.

Dengan menetapkan suatu proses partisipatif, pe do -man mengenai penyediaan layanan yang efektifdiper oleh sejak awal. Hasil yang mungkin diperolehadalah efektivitas operasional yang lebih tinggi,termasuk kemampuan pasukan keamanan untukmemberikan respons terhadap kebutuhan keamanandan keadilan khusus sebagaimana yang diidentifikasidalam kebijakan keamanan. Sebagai suatu dokumen

Toolkit RSK dan Gender

Proses transformasi kebijakan dan lembaga keamanan pasca-apartheid Afrika Selatan sering diajukan sebagai praktik RSK partisipatif dan milik lokalyang baik. Misalnya, proses Pengkajian Ulang Pertahanan tahun 1996-1998 meliputi konsultasi nasional yang menjamin partisipasi pemuka agamadan masyarakat, aktivis, wakil-wakil LSM dan organisasi wanita. Dalam proses ini, organisasi-organisasi wanita tingkat akar rumput sangat pentingdalam menarik perhatian terhadap masalah-masalah keamanan utama seperti dampak lingkungan dari operasi militer dan pelecehan seksualterhadap wanita. Sebagai tanggapan atas masalah ini, dua sub-komite baru dibentuk di Sekretariat Pertahanan. Akhirnya, sifat partisipatif PengkajianUlang Pertahanan diakui telah membantu proses pencapaian konsensus nasional mengenai masalah pertahanan dan menghasilkan legitimasi publikatas struktur keamanan baru.16

Konsultasi dengan para wanita di organisasi masyarakat sipil dan partai politik juga menghasilkan kebijakan keamanan yang responsif terhadapgender dan menyoroti peran wanita sebagai konsumen dan penyedia keamanan. Misalnya, hal ini terlihat pada Buku Putih Intelijen 1994, Buku PutihPertahanan Republik Afrika Selatan 1996 dan Buku Putih Keselamatan dan Keamanan 1998.

Pengalaman Afrika Selatan menunjukkan bahwa pelibatan wanita dan wakil-wakil dari organisasi wanita dalam debat yang berkaitan dengankeamanan dapat memperluas pemahaman mengenai apa yang harus dimasukkan dalam kebijakan dan pernyataan keamanan.

Temuan-temuan penting dari proses ini, yang semuanya menimbulkan dampak langsung terhadap pembuatan kebijakan, adalah:17

1. Afrika Selatan melampaui pembenahan untuk mengubah sektor keamanan dengan mengambil langkah-langkah untuk berkonsultasi denganmasyarakat mengenai peran sektor keamanan dan menempatkan keamanan dan pembangunan manusia sebagai inti dari kerangka keamanannasionalnya.

2. Para wanita dengan pandangan dan nilai-nilai yang berbeda dan dari semua ras sangat penting dalam menyatakan visi tersebut dan mempengaruhiproses di mana keamanan masyarakat menjadi prioritas negara.

3. Para wanita dari seluruh spektrum politik dikerahkan untuk mencapai keterwakilan 50% dalam negosiasi menjelang pemilihan umum 1994 dan28% kursi parlemen. Mereka terus mendorong partisipasi masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan dan tetap menjadi pendukung utamakeamanan manusia.

4. Di lembaga keamanan, semakin diakui bahwa wanita:

a. Memberikan perspektif penting dalam perencanaan dan pelaksanaan program.

b. Memberikan pengaruh positif sebagai anggota pasukan keamanan.

c. Sangat penting dalam membangun perdamaian dan keamanan.

5. Transformasi sektor keamanan tidak akan sempurna bila budaya institusinya tidak berubah. Penanggulangan diskriminasi berbasis gender,sebagaimana diskriminasi rasial, merupakan komponen dan indikator utama transformasi.

Kotak 4 Manfaat pembuatan kebijakan keamanan partisipatif di Afrika Selatan

Page 13: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

yang disusun dengan kepemimpinan lembaga ekse -kutif dan diundangkan oleh parlemen, kebijakanseperti ini juga merupakan instrume n pendukung yangefektif untuk meminta pertanggungjawaban pimpinanpolitik atas janji-janji yang mereka buat.

Dengan demikian, pendekatan partisipatif yangtanggap terhadap gender dalam proses pembuatankebijakan keamanan menjamin akses setara olehberbagai kelompok, baik atas kebijakan itu sendirimaupun proses di mana kebijakan tersebut disusun,dilaksanakan dan dievaluasi. Ini sangat penting dalamkonteks pasca-konflik dan di beberapa negara yangsedang dalam masa transisi di mana strukturkeamanan dibangun dari awal setelah keruntuhanmendadak atau perlahannya.

3.2 Kebijakan keamanankomprehensif yangmempertimbangkan kebutuhankeamanan yang beragam

Sebagaimana disebutkan pada Bagian 2, kebijakan ke -amanan semakin dirancang untuk menghadapian ca man keamanan internal maupun eksternal. Sejalandengan fokus keamanan manusia pada usaha me -menuhi kebutuhan keamanan individu dan ma sya rakat,kebijakan keamanan komprehensif mem per timbang -kan kebutuhan keamanan wanita, pria, anakpe rem puan dan anak lelaki yang berbeda, ter masukan caman keamanan internal seperti kekerasan ber ba -sis gender (GBV).

Barangkali, GBV merupakan salah satu wujud yangpaling jelas dari perlunya pendekatan yang berbedadalam pemberian keamanan dan keadilan. GBVadalah fenomena global yang mempengaruhi wanitadan anak perempuan, serta pria dan anak lelaki.Menurut data statistik, UNIFEM memperkirakan bahwasatu dari tiga wanita di seluruh dunia rentan terhadapsuatu bentuk GBV, seperti penganiayaan, pemer -

kosaan, perdagangan atau pemukulan.18 PusatPengen dalian dan Pencegahan Penyakit (The Centersfor Disease Control and Prevention) menyatakanbahwa setiap tahun 1.500.000 wanita dan lebih dari800.000 pria di Amerika Serikat diperkosa ataudianiaya secara fisik oleh pasangan intimnya.19 DiJamaika, Strategi Keamanan Nasional (the NationalSecurity Strategy) mengakui bahwa kekerasan didalam rumah tangga mempengaruhi pola umumkejahatan dan kekerasan, akibat pengaruh negatifnyaterhadap struktur sosial dan perannya dalam mema -sya rakatkan penggunaan kekerasan di kalanganpemuda sebagai cara menyelesaikan perselisihan.20Dampak finansial dari GBV juga besar, yang secaralangsung mempengaruhi efektivitas penyediaanlayanan serta sektor-sektor negara lainnya. MenurutDepartemen Dalam Negeri Inggris, kekerasan didalam rumah tangga merupakan penyebab utamasakitnya para wanita berusia 19-44 tahun, yangmenelan biaya £23 miliar per tahun di Inggris. 21

Isu gender, terutama GBV, sering dihubungkandengan wanita dan anak perempuan. Namundemikian, isu gender juga berkaitan dengan pria dananak lelaki, dan pertimbangan mengenai kebutuhankeamanan khusus mereka dalam proses pembuatankebijakan menjamin suatu pendekatan yangkomprehensif. Misalnya, kekerasan seksual terhadappria di angkatan bersenjata dan lembaga pemasya -rakatan merupakan masalah yang sangat terlarangnamun patut diperhatikan. Sebuah penelitianmengenai lembaga pemasyarakatan di empat negarabagian di Amerika Serikat menemukan bahwa hampirsatu dari lima narapidana pria melaporkan kejadianhubungan seksual di bawah tekanan atau paksaanketika dipenjara.23

GBV terhadap pria dan anak lelaki juga menjadimasalah ketika terjadi konflik, di mana merekamengalami kekerasan seksual, pembantaian berda -sar kan jenis kelamin dan penugasan militer secarapaksa. Meskipun hal ini sering terjadi, program GBVyang ditujukan untuk penyintas pria maupun anaklelaki praktis tidak ada dalam konteks pasca-konflik.24

Mengingat tingkat kejadian yang tinggi dan dampaksosial dan finansial yang besar dari GBV, GBVmerupakan masalah keamanan yang harusdipertimbangkan dalam kebijakan keamanan nasional– baik NSP maupun kebijakan spesifik sektor ataukebijakan spesifik masalah.

Lihat Tool (Alat) mengenai RSK

dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

7

Konflik sepuluh tahun di Sierra Leone secara resmi dinyatakan berakhir pada bulan Januari 2002. Angkatan bersenjata dan polisi melakukankekerasan seksual selama terjadinya konflik tersebut, dan pria tetap terlalu terwakili di kedua lembaga tersebut, yang membatasi usaha pembenahanmenurut pola yang lebih tanggap terhadap gender. Budaya militer di sektor keamanan Sierra Leone dapat memperparah dan melembagakan GBVdi kalangan bawah personel angkatan bersenjata dan kepolisian.

Sebagai respons atas keadaan ini, masalah HAM telah dipadukan ke dalam pelatihan yang diberikan kepada angkatan bersenjata oleh Tim Penasihatdan Pelatih Militer Internasional (International Military Advisory and Training Team) yang dipimpin Inggris, dan kepada Kepolisian Sierra Leone (yangdiprakarsai oleh Proyek Keselamatan dan Keamanan Masyarakat Persemakmuran [the Commonwealth Community Safety and Security Project]).Pelatihan, kode perilaku, penerapan tindakan hukuman, penyusunan protokol dan mekanisme institusi untuk menangani pengaduan kasus GBV, danpeningkatan keterwakilan wanita dapat membantu menangani kasus GBV dalam pasukan keamanan.

Kotak 5 Kekerasan berbasis gender yang dilakukan oleh pasukan keamanan di SierraLeone22

Page 14: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

3.3 Non-diskriminasi dalam kebijakankeamanan dan lembaga sektorkeamanan

Penurunan kasus diskriminasi oleh personel sektorkeamanan berdasarkan agama, jenis kelamin, ras,orientasi seksual atau landasan keliru lainnya dapatmembangun kepercayaan, meningkatkan legitimasidan memperbaiki pemberian keamanan dan keadilan.Sebagai suatu dokumen strategis, kebijakan ke -amanan membuat pemerintah bertekad menanganima salah keamanan dan keadilan, baik di bidang publikmau pun di kalangan bawah personel pasukan ke a -man an sendiri. Dengan demikian, suatu kebijakanke amanan dapat menetapkan peraturan pelindung ter -hadap diskriminasi di lembaga-lembaga sektorke amanan. Pembuatan kebijakan keamanan yangtang gap terhadap gender membantu menjamin agarkebijakan tidak memasukkan kata-kata yang men -dukung terjadinya diskriminasi. Dengan memasuk kanjuga pernyataan-pernyataan khusus mengenai ma -salah non-diskriminasi, kebijakan keamanan dapatmem berikan dampak positif terhadap struktur danpersonel angkatan bersenjata, kepolisian, badanintelijen dan lembaga-lembaga sektor keamananlainnya.

4 Bagaimana memadukangender ke dalam kebijakankeamanan?

Bagian ini menyajikan contoh dan saran mengenaibagaimana memastikan agar proses pembuatankebijakan keamanan memasukkan isu gender. Karenapenyusunan kebijakan keamanan selalu berbedadalam setiap konteks, terdapat tantangan dan peluangyang berbeda terhadap pemaduan isu gender. Saran-saran berikut harus disesuaikan dengan kontekssetempat. Untuk pembahasan mengenai pembuatankebijakan keamanan dalam konteks khusus, lihatBagian 5. Bagian ini disusun menurut lembaga yangberbeda yang terlibat dalam pembuatan kebijakankeamanan: pemerintah pusat (termasuk badankoordinasi keamanan dan komite perancangkebijakan), parlemen, pemerintah daerah dan OMS.Bagian ini juga membahas dua masalah yang salingberkaitan yang harus dipertimbangkan di semualembaga: pelatihan gender dan pemantauan sertaevaluasi gender.

Sebagaimana yang telah dijelaskan, penyusunan ataurevisi kebijakan keamanan nasional memerlukanmasukan dari berbagai aktor, yang meliputi penyediakeamanan internal dan eksternal. Jadi, perancangankebijakan keamanan yang efektif memerlukan banyaksumber daya, baik sumber daya manusia maupunkeuangan. Oleh sebab itu, kebijakan keamanannasional mungkin jarang sekali direvisi, diperdebatkan

dan dikonsultasikan secara menyeluruh. Karena itu,bila muncul peluang untuk pembuatan kebijakan baru,landasannya harus sudah tersedia untuk menjaminagar isu gender dimasukkan.

4.1 Pemerintah pusat

Diperlukan komitmen politik lembaga eksekutif untukmemprakarsai penyusunan atau perubahan suatukebijakan keamanan. Misalnya, menteri pertahananbiasanya akan mengawasi perwujudan perubahankebijakan pertahanan. Karena itu, komitmen terhadapproses pembuatan kebijakan keamanan yang inklusifdan pertimbangan mengenai isu gender harusditanamkan pada tingkat pemerintahan tertinggi dan dikalangan staf tingkat tinggi kementerian untukmenjamin proses dan hasil yang tanggap terhadapgender.

Dalam hal NSP Kanada,25 perancangan kebijakanmenjadi kewenangan penuh Kantor Dewan Penasihat(Privy Council Office). Perdana Menteri memutuskanbahwa proses perumusan kebijakan tidak bolehinterdepartemental karena diyakini bahwa perumusaninterdepartemental ini akan memperlambat prosesperancangan kebijakan. Dengan demikian, para aktordi dalam maupun di luar lembaga pemerintahan,termasuk aktor yang memiliki keahlian gender, tidakdilibatkan. Memasukkan perspektif yang berbedamengenai makna keamanan memang memakanwaktu, tapi diperlukan untuk menghasilkan kebijakankeamanan yang kuat dan terpadu. Bila prosespembuatan kebijakan yang eksklusif diterapkan, hal inimengurangi transparansi, pengawasan demokrasi dantitik mula untuk menangani isu gender.

Beberapa langkah dapat diambil, baik oleh stafkementerian, parlemen atau pun OMS, untuk mem -bangun kemampuan gender dan komitmenpe merintah dan staf tingkat atas yang terlibat dalampem buatan kebijakan keamanan:

n Peningkatan kesadaran di kalangan kepala negara,para menteri, staf kementerian tingkat tinggi danpersonel penting di lembaga-lembaga sektorkeamanan mengenai komitmen internasional dannasional terhadap kesetaraan gender dan HAM.

n Adakan pengarahan dan laporan gender untukpimpinan tingkat tinggi mengenai masalah ke bijak -an, peningkatan penyediaan layanan dan efektivitasope rasional penerapan pendekatan bergenderdalam pembuatan kebijakan.

n Rancang naskah pidato mengenai masalah yangberkaitan dengan keamanan untuk staf tingkattinggi, yang benar-benar membahas isu gender.

n Berikan naskah pengarahan kepada pimpinan ting -kat tinggi yang menjelaskan ke mana isu genderdapat dimasukkan dalam kebijakan keamanan, danambil bagian dalam menentukan tujuan kebijakantersebut.

n Lakukan lobi untuk pengangkatan wanita yang

Toolkit RSK dan Gender

8

Page 15: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

memenuhi syarat dalam staf pimpinan dan untukpemasukan pemahaman mengenai dan komitmennyata terhadap kesetaraan gender dalam kerangkaacuan.26

n Prakarsai program pendampingan (mentoring) yangmenempatkan pakar gender bersama staf tingkattinggi untuk membangun kemampuan gendermereka.

Badan koordinasi keamanan

Dewan Keamanan Nasional (NSC, National SecurityCouncil) menjamin tindakan yang terkoordinasi danpemaduan berbagai masalah kebijakan, legislatif,struktural dan pengawasan yang berkaitan dengankeamanan. NSC – atau badan yang serupa – bisa jugadiminta mengkoordinasikan kebijakan, melaksanakankebijakan, menilai atau memberi nasihat dan meng -alokasikan sumber daya untuk menghadapi ancamankeamanan. Karena itu, badan koordinasi ini meru -pakan titik mula yang sangat penting untuk menjaminagar isu gender dimasukkan dalam agenda dan agarwanita berpartisipasi dalam pembuatan keputusan.

NSC di Sierra Leone, Kantor Kabinet di Inggris, atauDewan Penasihat Keamanan Nasional di Kanadamemiliki berbagai fungsi, tetapi semuanya bertujuanmemusatkan pemikiran pejabat pemerintahan tingkatatas mengenai masalah keamanan nasional.27 Namundemikian, di negara-negara demokrasi baru dannegara-negara pasca-konflik kemampuan pemerintahmengelola dan mengoordinasikan respons terhadapmasalah keamanan nasional mungkin masih rendah.Begitu pula, badan seperti ini kadang-kadang dido -minasi oleh angkatan bersenjata dan tidak adakeseimbangan sipil-militer.

Walaupun NSC, atau badan yang serupa di negarayang berbeda memiliki berbagai anggota dan tugasyang berbeda, badan seperti ini jarang melibatkanwanita atau menangani isu gender:

n Di Nepal pada tahun 2004, NSC terdiri dari personelangkatan bersenjata dan wakil-wakil dari Ke -menterian Pertahanan dan kantor Perdana Menteri,tapi wanita tidak dilibatkan (kenyataannya, tidak adawanita berpangkat tinggi di kepolisian ataukementerian penting di Pemerintah Nepal).

n NSC Pakistan juga memiliki anggota yang terbataskarena keamanan nasional dirumuskan secarasempit di bawah judul kedaulatan, integritas,pertahanan, keamanan negara dan ‘manajemenkrisis’.28 NSC Amerika Serikat juga memiliki sedikitanggota, yang secara resmi meliputi Presiden,Wakil Presiden, Menteri Luar Negeri dan MenteriPertahanan, dengan kehadiran tetap para KepalaStaf Gabungan, Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA,Central Intelligence Agency) dan Penasihat Ke -amanan Nasional Presiden. Keseimbangan genderNSC Pakistan dan Amerika Serikat sangat rendah,dan masalah yang berkaitan dengan ke ti dak -amanan pria dan wanita umumnya tidak di bedakanatau dipertimbangkan. Salah satu se babnya adalahlembaga ini umumnya menangani ma salah politikmakro, bukan membedakan kelompok-kelompokdalam masyarakat.

Sebagaimana diuraikan pada Bagian 3.1, berbagaimanfaat dapat dihasilkan dari peningkatan partisipasiwa nita dan pemaduan isu gender ke dalam pem -buatan keputusan keamanan. Misalnya, kon sultasidengan wakil-wakil dari kaukus anggota parlemenwanita dapat memperluas perdebatan di NSC me -ngenai masalah keamanan mana yang akandiu ta makan. Pertimbangan isu gender dapat me nim -bulkan diskusi yang produktif mengenai pen dekatankeamanan dan prioritas keamanan yang da pat dite -rima, serta metode pemberian keamanan dan keadilanyang efektif.

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mema -dukan isu gender dan meningkatkan partisipasi wanitadi badan koordinasi keamanan adalah:

n Mengutamakan pengangkatan wakil-wakil wanitauntuk NSC.

n Melibatkan atau lakukan konsultasi dengan wakil-wakil dari kementerian yang menangani isu genderdan wanita, aparat pemerintahan lainnya yangmenangani isu gender atau kaukus anggota par -lemen wanita.

n Membangun kemampuan gender para anggotaNSC melalui pelatihan, pengarahan, pendampingan(mentoring) dan prakarsa lainnya. Lihat Bagian 4.5mengenai Pelatihan Gender.

n Menerapkan mekanisme untuk menjamin pelak -sanaan konsultasi dengan para pakar gender dariluar dan wakil-wakil dari organisasi wanita.

Salah satu tantangan dalam peningkatan pengang -katan wanita untuk NSC adalah di sebagian besarnegara para wanita masih terpinggirkan dari jabatanpolitik tingkat tinggi, dan karena itu sedikit sekali wanitayang mencapai jabatan yang terdapat di dewan sepertiini. Misalnya, pada tahun 2005 hanya terdapat 12(6,6%) wanita yang menjadi menteri pertahanan danurusan veteran dan 29 (15,8%) wanita yang menjadimenteri kehakiman dalam sampel 183 negara.29Karena itu, prakarsa untuk meningkatkan jumlahwanita dalam jabatan politik tingkat tinggi jugadiperlukan, seperti: beasiswa bagi para wanita untukmengikuti program universitas yang sesuai, pem -bangunan kemampuan bagi para anggota parlemenwanita dan kuota di partai politik. Pelibatan wanita dibadan koordinasi keamanan belum tentu berartiperhatian lebih besar akan diberikan pada isu gender,tapi keanekaragaman pendapat dan penga laman diantara para anggota NSC akan menghasilkan lebihbanyak perspektif yang dapat dipertimbangkan.

Komite perancang kebijakan keamanan

Agar gender terlihat jelas dalam kebijakan keamanan,badan khusus yang merancang kebijakan keamananharus memiliki kemampuan memahami kebutuhankeamanan pria, wanita, anak perempuan, dan anaklelaki yang berbeda dan bagaimana kebijakankeamanan yang diajukan akan mempengaruhi kebu -tuhan ini. Badan perancang kebijakan keamanan bisaberupa komite tetap atau komite ad hoc. Kebijakandapat dirancang oleh tim yang anggotanya berasal darisatu departemen pemerintah (misalnya, kebijakanmengenai perpolisian) atau dari beberapa departemen

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

9

Page 16: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

(misalnya, untuk NSP).

Para anggota komite perancang harus memiliki ke ah -lian teknis untuk menyusun kebijakan yangkom prehensif, pasti dan jelas. Kriteria utama pemilihanang gota komite tersebut adalah:

n Keahlian dan pengetahuan teknis – termasukkeahlian dan pengetahuan dalam memadukan isugender.

n Keterwakilan sehubungan dengan badan pelaksanadan pembuat keputusan utama – mungkin meliputiwakil dari kementerian yang bertanggung jawabatas isu gender.

n Komitmen terhadap pembenahan yang demokratis– termasuk promosi kesetaraan gender.30

Badan pengawas seperti parlemen atau OMS dapatmemainkan peran penting dalam mendukung peli bat -an pakar gender di komite perancang, ataumen dukung agar para anggota komite mengikuti pe la -tih an yang memasukkan komponen yang berkaitande ngan gender.

Untuk menjamin kebijakan keamanan yang tanggapterhadap gender, komite perancang harus denganjelas mempertimbangkan isu gender dan meng -gunakan bahasa yang peka terhadap gender.

Pertimbangkan isu gender dengan jelas

Tergantung pada jenis kebijakan keamanan yangsedang disusun, isu gender yang harus disorotimeliputi (lihat Kotak 6):

n Pentingnya mencapai kesetaraan antara pria danwanita, serta kelompok sosial, agama dan etnisdalam keamanan nasional.

n Penegasan hak setara semua pria dan wanita untukberpartisipasi di lembaga-lembaga sektor ke aman an.

n GBV terhadap pria, wanita, anak perempuan dananak lelaki sebagai ancaman keamanan internalutama; dan strategi untuk mencegah, meresponsdan memberikan sanksi terhadap GBV, denganalokasi sumber daya manusia dan keuangan yangsesuai.

n Penghapusan diskriminasi di lembaga-lembagasektor keamanan atau dalam penyediaan layanankeamanan berdasarkan jenis kelamin, ras, agama,orientasi seksual atau landasan keliru lainnya.

n Kode perilaku institusi, termasuk ketentuan khususmengenai diskriminasi, pelecehan seksual danbentuk-bentuk GBV lainnya.

n Penetapan mekanisme yang menjamin partisipasimasyarakat sipil dalam pengawasan pelaksanaankebijakan keamanan, proses RSK dan lembaga-lembaga sektor keamanan.

Berbagai jenis kebijakan keamanan di negara yangberbeda telah mempertimbangkan isu gender dengancara seperti ini. Buku Putih Pertahanan Sierra Leonemenyatakan bahwa ‘Kementerian Pertahanan ber -sama dengan RSLAF (Republic of Sierra Leone ArmedForces – Angkatan Bersenjata Republik Sierra Leone)bertekad merekrut dan melatih kembali personel

personel berkemampuan tinggi tanpa melihat suku,daerah, gender, agama…’.31 Masalah per da gang anmanusia dimasukkan dalam Strategi Ke amananNasional Rumania dan Ukraina. Dalam ke bijakanUkraina masalah ini terdapat di bawah judul ‘Pas tikanKondisi Eksternal yang Menguntungkan bagi Pem -bangunan dan Keamanan Negara’.32 Di Rumania,‘Strategi tersebut menegaskan perlunya pelaksanaanbe berapa cara untuk mendorong solidaritas nasionaldan tanggung jawab warga negara, perhatian pada ke -setaraan pekerja pria dan wanita, dan peluang yangse tara untuk mendapatkan akses pendidikan dan pe -latih an serta perlindungan sosial’.33

Gunakan bahasa yang peka terhadap gender

Penggunaan bahasa yang ‘inklusif gender’ dan‘spesifik gender’ dalam kebijakan sektor keamananjuga penting untuk menghindari diskriminasi ataueksklusi. Penggunaan umum kata ‘he’ (dia lelaki) atau‘man’ (pria) tidak memasukkan wanita. Banyakkebijakan yang berkaitan dengan keamanan, dariBuku Putih Pertahanan Sierra Leone sampai BukuPutih Pertahanan Irlandia, misalnya mengakui inidengan merujuk pada ‘servicemen and women’(anggota angkatan bersenjata pria maupun wanita).NSP lainnya, seperti NSP Rusia dan Amerika Serikat,tidak membedakan pria dan wanita. Walaupunpenggunaan ‘bahasa yang netral gender’ – misalnya‘people’ (orang-orang) sebagai pengganti ‘men andwomen’ (pria dan wanita) – sesuai dalam banyakkonteks, penggunaan bahasa yang netral gender inidapat membatasi pengakuan mengenai perbedaangender, dan dapat menimbulkan asumsi bahwa semuakelompok keamanan dalam masyarakat memilikikebutuhan keamanan yang sama.

Yang terakhir, ada sebagian NSP seperti NSPJamaika, Georgia dan Ukraina, yang terus meng -gunakan bahasa seperti ‘manpower’ (tenaga pria) dan‘man-made hazards’ (bahaya yang ditim bul kan pria).34

Ini adalah istilah diskriminatif yang berasal darigagasan bahwa hanya pria (bukan wanita) yang aktifdalam kehidupan publik.

Contoh bahasa yang peka terhadap gender meliputi:

n Servicemen and women (anggota angkatan ber -senjata pria maupun wanita) – bukan servicemen(anggota angkatan bersenjata pria)

n Police officer (polisi) – bukan policeman (polisi pria)

n Humankind (umat manusia) – bukan mankind (umatpria)

n Artificial (tiruan) atau manufactured (buatan) –bukan man-made (buatan pria)

n She/he (dia perempuan/dia lelaki) atau he/she (dialelaki/dia perempuan) – bukan he (dia lelaki)

n Staffed (dikelola pegawai) – bukan manned (dikelolapria)

n Labour (pekerja), staffing (kepegawaian), workforce(tenaga kerja) – bukan manpower (tenaga pria)

n Chair atau Chairperson (Ketua) – bukan Chairman(ketua pria)

n Sebutkan men (pria), women (wanita), girls (anak

Toolkit RSK dan Gender

10

Page 17: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

perempuan) dan boys (anak lelaki) sesuai konteks– ketimbang people (orang-orang)

4.2 Parlemen

Lembaga eksekutif mengajukan kebijakan keamanandan parlemen biasanya menerima, mengubah ataumenolak kebijakan; mengontrol anggaran; dan dapatmemantau dan mengevaluasi pelaksanaannya (lihatKotak 7). Walaupun fungsi parlemen berbeda antar-negara, fungsi tersebut biasanya mencakup dua tugasberkaitan dengan penyusunan kebijakan: memantaulembaga eksekutif dan mewakili kepentingan rakyat.Ini berarti parlemen dapat memainkan peran pentingdalam menjamin agar kebijakan tersebut memper -hatikan kebutuhan khusus pria, anak lelaki, wanita dananak perempuan, termasuk melalui: proses pem -buatan kebijakan partisipatif dan keterwakilan setarapria dan wanita, yang meliputi kelompok sosial, etnisdan agama yang berbeda.

Di negara-negara demokrasi baru dan negara-negarapasca-konflik, konsep atau pun praktik pengawasandemokrasi dan keuangan tidak mungkin berjalansebagaimana mestinya. Salah satu akibatnya adalahtidak adanya koordinasi dan pembagian informasiantara lembaga sipil dan militer, dan keengganan dipihak pemerintah dan parlemen untuk menerimapengawasan sipil. Karena itu, pertanggungjawaban,transparansi dan pelibatan sipil dalam merancangrespons terhadap masalah keamanan nasional masihterbatas. Namun demikian, walaupun parlemen dinegara-negara demokrasi baru tidak memilikikekuasaan membuat keputusan yang signifikan,

mereka bisa menjadi forum penting untuk transparansidan memainkan peran yang signifikan terhadappertanggungjawaban lembaga eksekutif dan menga -wasi kekuasaan eksekutif.

Begitu pula, dalam sistem politik di mana disiplin partaiyang kuat berlaku di lembaga legislatif dan komite-komitenya, peran pengawasan parlamen dalampraktiknya mungkin sangat terbatas. Di Kanada, par -lemen dikritik karena asal menyetujui (rubber stamp)keputusan kebijakan yang dibuat secara sentralistisoleh Perdana Menteri dan para penasihat politik danpenasihat kabinet senior. Dalam kebijakan pertahanandan keamanan, komite dan subkomite legislatif belumberperan sebagai mekanisme pe ngawasan yangefektif, dan muncul tuduhan bahwa ti dak adapembahasan yang sungguh-sungguh me nge nai ke -bijakan pertahanan di parlemen Kanada.38

Proses pembuatan kebijakan partisipatif

Keterlibatan parlemen dalam kebijakan keamanansangat penting untuk menjamin transparansi danpertanggungjawaban terhadap masyarakat. Hal inidicapai melalui perdebatan terbuka, konsultasi danketersediaan informasi bagi masyarakat mengenaikebijakan keamanan pemerintah.

Konsultasi dengan komite-komite parlemen yangterkait mengenai NSP – dan kebijakan keamananlainnya – akan paling berhasil bila dilakukan padatahap awal dalam proses perancangan sehinggaperubahan dan perombakan kebijakan dapatdilakukan. Para anggota parlemen dan komiteparlemen tidak boleh sekedar diberi dokumen akhir,yang dapat mereka terima atau tolak.

Parlemen – termasuk komite pertahanan dankeamanan – juga harus proaktif menjamin agarkebijakan keamanan dibuat melalui konsultasi publikyang sesuai. Walaupun proses ini belum tentu mahaldari segi biayanya, proses ini memerlukan waktu,dana, sumber daya manusia dan kemauan politik yangmungkin tidak ada di dalam negeri di negara-negara

Lihat Tool (Alat) mengenai RSK

dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

11

Buku Putih Intelijen, Pertahanan Nasional, serta Keselamatan dan Keamanan Afrika Selatan menggunakan bahasa yang peka terhadap gender danmenangani GBV dan diskriminasi, serta partisipasi setara di lembaga-lembaga sektor keamanan.

Buku Putih Intelijen (1994):

Kompilasi suatu badan intelijen nasional akan berusaha mencerminkan komposisi gender dan ras masyarakat dan juga mempertimbangkan kriteriaobjektif keunggulan. Untuk mencapai tujuan ini, suatu program aksi afirmatif akan dilaksanakan untuk mengatasi ketidakseimbangan.35

Buku Putih Pertahanan Nasional Republik Afrika Selatan (1996):

Untuk mendapatkan legitimasi angkatan bersenjata, DOD [Dephan, Departemen Pertahanan] bertekad mencapai tujuan mengatasi warisandiskriminasi ras dan gender. Departemen ini akan menjamin agar Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan [SANDF, South African NationalDefence Force], dan khususnya kepemimpinannya, secara umum mewakili rakyat Afrika Selatan.

DOD mengakui hak wanita untuk bertugas di semua pangkat dan jabatan, termasuk tugas tempur.36

Buku Putih Keselamatan dan Keamanan (1998):

Secara khusus menyebutkan penanganan tindak pidana seksual, pemerkosaan atau kekerasan dalam rumah tangga dengan ‘lebih bermartabat,bersimpati dan berperhatian’. Buku ini menyerukan strategi pencegahan kejahatan terhadap kelompok-kelompok yang paling berisiko melakukanpelanggaran hukum atau menjadi korban kejahatan, yang meliputi ‘masyarakat miskin, pemuda, wanita dan anak-anak serta orang cacat’.37

Kotak 6 Responsivitas gender dalam kebijakan keamanan Afrika Selatan

Page 18: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

pasca-konflik atau negara-negara berkembang.Karena itu, dukungan lembaga donor mungkindiperlukan untuk menanggung berbagai biaya,misalnya, lokakarya di daerah pedesaan. Lembagadonor juga dapat mendanai proses konsultasi yangsecara khusus dirancang untuk meningkatkanpartisipasi para wanita dan kelompok masyarakatlainnya yang sering terpinggirkan selama penyusunankebijakan keamanan.40

Mekanisme untuk menjamin partisipasi bisa meliputi:

n Konsultasi terencana dengan perwakilan OMS,termasuk organisasi wanita perkotaan danpedesaan (lihat Kotak 10).

n Pertemuan di balai kota dengan interaksi langsungantara para pemimpin politik dan masyarakat.

n Dengar pendapat parlemen dan debat terbuka.

n Bila perlu, adakan pertemuan terpisah dengankelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkandi tingkat lokal, yang mungkin tidak berpartisipasidalam pertemuan publik dengan kelompokmasyarakat mayoritas.

Untuk menjamin partisipasi menyeluruh dan repre -sentatif, langkah-langkah khusus harus diambil untukmelibatkan:

n Organisasi masyarakat wanita pedesaan danperkotaan

n Serikat pekerja

n Organisasi keagamaan

n Pemuka masyarakat dan aktivis

n Organisasi pemuda

n Perhimpunan masyarakat pribumi, etnis dan

masyarakat minoritas lainnya

n Perhimpunan orang cacat

n Kelompok pembela anak

n Akademisi dan peneliti

n Perhimpunan masyarakat migran

n Pakar gender

n Organisasi internasional

n Organisasi keadilan dan layanan sosial

Keterwakilan setara pria dan wanita

Dalam praktiknya, para anggota parlemen lebih seringmelakukan kontak berkala dan langsung denganmasyarakat umum daripada lembaga eksekutif, dandengan demikian berada dalam posisi yang lebih baikuntuk mengetahui masalah keamanan masyarakat.Namun demikian, dari perspektif keterwakilan setara,perbandingan wanita dan pria di sebagian besarparlemen di seluruh dunia tidak setara. Pada tahun2006, 83,1% dari anggota parlemen di seluruh duniaadalah pria.41 Selain itu, anggota parlemen jarangterlibat dalam komite yang berkaitan dengan per -tahanan dan keamanan. Karena itu, untuk menjaminmasukan dari para anggota parlemen wanita dalampembuatan kebijakan keamanan mung kin perludilakukan usaha untuk:

n Meningkatkan partisipasi wanita di komite per -tahanan dan keamanan, termasuk sebagai ketua.

n Mendorong para wanita untuk mengadakanpertemuan lintas-partai membahas masalah yangberkaitan dengan keamanan dan menyusun prog -ram dan strategi bersama untuk memberikanma sukan dalam pembahasan kebijakan yang lebihme nyeluruh.

Toolkit RSK dan Gender

12

Penyusunan

Karena penyusunan kebijakan keamanan adalah tugas lembaga eksekutif dan departemen serta badan pemerintah yang berwenang, peran parlemenpada tahap penyusunan kebijakan terbatas.

Pembuatan keputusan

Ketika kebijakan keamanan diajukan ke parlemen, parlemen bertanggung jawab langsung atas kebijakan tersebut. Parlemen dapat memberikanpersetujuannya terhadap kebijakan dan perundang-undangan baru yang diajukan pemerintah, menolaknya atau mengusulkan perubahan. Parlemenjuga memiliki kekuasaan tertentu sehubungan dengan penyediaan anggaran melalui tahap-tahap utama putaran anggaran: penyusunan anggaran,persetujuan anggaran, pelaksanaan atau pembelanjaan, dan pemeriksaan (audit) atau peninjauan. Lihat Bagian 4.6 mengenai analisis anggarangender.

Kerangka waktu proses pembuatan keputusan harus memungkinkan konsultasi publik lebih lanjut dengan berbagai perwakilan rakyat. Hal ini akanmeningkatkan potensi dukungan publik atas kebijakan keamanan tersebut dan menjamin agar kebijakan tersebut memenuhi kebutuhan rakyat.

Pelaksanaan

Selama pelaksanaan kebijakan keamanan, parlemen berperan mengawasi kegiatan pemerintah, termasuk melalui analisis anggaran yangberkelanjutan. Kebijakan keamanan menimbulkan dampak keuangan yang besar dan pada dasarnya menyangkut uang pembayar pajak.

Penilaian dan pelajaran yang diperoleh

Parlemen memainkan peran dalam memeriksa angka-angka maupun kinerja sehubungan dengan pelaksanaan kebijakan keamanan. Laporankemajuan oleh badan pemerintah yang terkait sangat penting untuk mengontrol proses dan mendapatkan gambaran apakah tujuan yang dipaparkandalam kebijakan keamanan sudah terlaksana.

Kotak 7 Peran parlemen dalam pembuatan kebijakan keamanan39

Page 19: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

n Mendukung pembentukan kaukus wanita dan ko -alisi di parlemen dan di partai politik (lihat Kotak 8).

n Mendorong pembentukan kuota nasional atau partaiuntuk partisipasi minimum wanita dan pria.

Selain menjamin keterwakilan yang setara, perludibangun kesadaran dan pemahaman mengenai isugender di kalangan anggota parlemen, khususnya priadan wanita yang terlibat dalam komite pertahanan dankeamanan.

4.3 Pemerintah daerah

Untuk menjamin pelaksanaan penuh kebijakankeamanan tingkat nasional, harus diambil prakarsapada tingkat daerah. Selain itu, komite keamanantingkat daerah, misalnya, dapat memberikan masukanpenting untuk kebijakan keamanan tingkat nasional,dengan memastikan bahwa kebijakan tersebutmencerminkan realitas dan prioritas keamanan da -erah. Pengalaman menunjukkan bahwa analisis danstra tegi keamanan lokal sangat penting untuk men -jamin agar ketidakamanan tingkat masyarakatdita ngani secara efektif. Prakarsa ini dapat menjadi titikmula penting untuk memadukan isu gender ke dalampelaksanaan kebijakan keamanan.

Contoh prakarsa yang dapat diambil oleh pemerintahkota, lembaga sektor keamanan daerah, atauorganisasi masyarakat sipil meliputi:

n Audit keamanan/keselamatan

n Rencana keamanan warga/masyarakat

n Komite atau dewan keamanan/keselamatan

n Forum polisi masyarakat

Forum polisi masyarakat, rencana keamanan danaudit keselamatan

Di Afrika Selatan, pemerintah daerah dan Kepolisian

Afrika Selatan berpartisipasi dalam dan bekerja samadengan Forum Polisi Masyarakat (CPF - CommunityPolice Forums) untuk menetapkan prioritas dan tujuanbersama mengenai pencegahan kejahatan. CPFmelibatkan OMS dalam merumuskan prioritasperpolisian lokal dan prakarsa pencegahan kejahatan.Kegiatan CPF didasarkan pada rencana keamananmasyarakat, yang mengidentifikasi: program, proyekatau tindakan yang akan dilaksanakan CPF; dari manaCPF akan mendapatkan dana untuk proyek-proyeknya; dan bagaimana proyek tersebut akanmempromosikan tujuan CPF. Pada gilirannya, rencanakeamanan masyarakat didasarkan pada auditkeamanan masyarakat yang membantu:

n Memusatkan perhatian pada masalah yang palingserius bila sumber daya Anda terbatas.

n Memberikan fakta-fakta bila orang tidak sependapatmengenai masalah yang paling serius.

n Mengoordinasikan kerja organisasi yang berbedauntuk mencegah duplikasi.

Audit keselamatan masyarakat dilakukan melaluiproses lima tahap untuk mengidentifikasi:

1. Masalah kejahatan dalam masyarakat: misalnya,kekerasan dalam rumah tangga.

2. Organisasi mana melakukan apa: Sebagianorganisasi mungkin sudah melaksanakan proyekpencegahan kejahatan, dan karena itu mungkinsudah melakukan kegiatan untuk mencegahkekerasan dalam rumah tangga dan mendukungkorban langsung maupun tak langsungnya.

3. Karakteristik fisik dan sosial daerah: Untukmemahami penyebab kejahatan dalam suatumasyarakat, Anda harus mengetahui karakteristikfisik dan sosial daerahnya. Misalnya: orang mudasering lebih mungkin melakukan kejahatan; wanitalebih rentan mengalami kekerasan dalam rumahtangga dan penganiayaan seksual; pria muda lebihrentan mengalami kejahatan kejam lainnya; dan priamuda juga lebih mungkin melakukan kejahatan.

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

13

Transisi Afrika Selatan menuju demokrasi memperlihatkan bagaimana suatu lingkungan politik yang kondusif, pembentukan liga wanita dalam partaipolitik, dan advokasi isu gender di seluruh spektrum politik dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan keamanan nasional.

Ruang politik untuk menangani isu gender diciptakan oleh para wanita di organisasi masyarakat sipil dan partai politik. Misalnya, prihatin karena kaumwanita sedang terpinggirkan, Liga Wanita Kongres Nasional Afrika (ANC) dibentuk kembali pada tahun 1990 dan menyerukan pelibatan wanitadalam jabatan kepemimpinan dan pemasukan kesetaraan gender dalam program dan kebijakan ANC. Advokasi mereka terlihat jelas dalam publikasiANC tahun 1992 berjudul Ready to Govern: Policy Guidelines for a Democratic South Africa (Siap Memerintah: Panduan Kebijakan menuju AfrikaSelatan yang Demokratis). Dokumen ini mengusulkan penerapan empat nilai yang saling berkaitan: demokrasi dan otoritas sipil, keamanan manusia,anti-militerisme dan kesetaraan gender. Dengan penekanan pada kesetaraan gender, manifesto tersebut menyoroti tujuan nonseksisme dan perlunyamenciptakan badan-badan khusus untuk menjamin pelaksanaan kebijakan peluang setara. Sehubungan dengan lembaga-lembaga sektor keamanan,manifesto tersebut menyatakan kembali bahwa mereka harus menghormati gagasan ideal demokrasi, non-rasialisme, dan non-seksisme;mencerminkan komposisi nasional dan gender masyarakat Afrika Selatan; dan mengakui bahwa ‘diskriminasi gender telah meminggirkan ataumenurunkan partisipasi wanita di semua lembaga sosioekonomi dan politik’.43

Para wanita anggota ANC dan organisasi masyarakat sipil juga dipuji karena mengutamakan perhatian pada keamanan manusia, sehingga mengubahpembahasan dari isu ‘keamanan negara’ menjadi keamanan sebagai suatu masalah umum yang berkaitan dengan masyarakat. Ini terlihat jelaspada penggunaan pendekatan keamanan manusia dan seruan demiliterisasi keamanan dengan dimensi politik, ekonomi, sosial dan lingkungandalam Ready to Govern (Siap Memerintah).

Kotak 8 Memadukan gender ke dalam pembuatan kebijakan keamanan: peran wanita diKongres Nasional Afrika (ANC, African National Congress) di Afrika Selatan42

Page 20: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

4. Masalah yang paling penting.

5. Perincian masalah yang paling penting.44

Komite keamanan lokal dan rencana keamananmasyarakat

Berbagai badan telah dibentuk untuk merencanakan,mengoordinasikan dan memantau prakarsa untukmeningkatkan keamanan lokal (lihat Kotak 9).

Di Peru, parlemen menciptakan National CitizenSecurity System (Sistem Keamanan MasyarakatNasional) untuk mempromosikan prakarsa pen ce gah -an kejahatan partisipatif lokal dan membuat kepolisianlebih tanggap terhadap masyarakat. Sistem inimengandalkan lembaga-lembaga tingkat lokal,dengan pembentukan Dewan Keamanan MasyarakatLokal (LCSC – Local Citizen Security Councils)(Consejos Distritales de Seguridad Ciudadana). DiLCSC, para komandan polisi lokal bekerja samasecara langsung dengan pemerintah setempat danpara wakil masyarakat dalam pencegahan kejahatan.LCSC dapat digambarkan sebagai mekanismebottom-up (dari bawah ke atas) untuk memintapertanggungjawaban polisi atas kualitas tindakan danpelayanan mereka dan memberikan peluang pentingbagi partisipasi masyarakat dalam isu-isu keamananlokal. Mereka diberi tugas merancang suatu rencanakeamanan masyarakat pada tingkat kota berdasarkanpenilaian mengenai isu-isu keselamatan dan ke a man -an lokal. Rencana keamanan ini dilaksanakan denganme ngerahkan kerja sama dan sumber daya lokal.LCSCs juga bertanggung jawab mengevaluasi dam -pak rencana tersebut dan memantau kinerja parapegawai pemerintah yang melaksanakan rencanatersebut, termasuk polisi.45

Badan-badan serupa, seperti Dewan Keamanan Lokal(Local Security Councils) (Consejos de Seguridad)telah dibentuk di Cile, Kolombia dan Guatemala. DiKolombia, para anggota Dewan Keamanan Lokal(Local Security Council) meliputi komandan polisi danmiliter lokal, wali kota dan para wakil dari sektorakademik dan swasta.

Contoh langkah-langkah untuk memadukan isu genderke dalam prakarsa keamanan pemerintah setempat:

n Libatkan pakar gender dan para wakil dari orga -nisasi wanita dalam komite/dewan keamananmasyarakat.

n Pastikan agar audit keselamatan masyarakatmelibatkan: konsultasi dengan para wanita, pria dankelompok-kelompok masyarakat yang berbedadengan landasan yang setara; fokus pada GBV;data yang dipisahkan menurut jenis kelamin, usia,etnis dan lingkungan pemukiman; dan pertanyaan-pertanyaan khusus mengenai kebutuhan keamananyang berbeda dari kelompok-kelompok masyarakatyang terdapat di daerah dalam yursdiksi pemerintahdaerah. Lihat Bagian 4.6 mengenai Penilaian,Pemantauan dan Evaluasi.

n Pertimbangkan kebutuhan keamanan pria, wanita,anak lelaki dan anak perempuan yang berbeda saatme nyusun dan melaksanakan prakarsa pence gah -

an dan respons kejahatan.

n Komunikasikan hasil-hasil audit keselamatan danproses perencanaan dengan badan-badan ke a man -an regional dan nasional. Data ini sangat pentinguntuk menjamin agar kebijakan keamanan regionaldan nasional menggambarkan realitas keamananlokal, dan dalam sebagian konteks berperansebagai mekanisme peringatan dini kon flik.

n Berikan pelatihan dan pendampingan (mentoring)untuk membangun suatu pendekatan yang tanggapterhadap gender kepada pihak-pihak yang terlibatdalam merancang rencana keamanan tingkatmasyarakat. Lihat Bagian 4.5 mengenai PelatihanGender.

4.4 Organisasi masyarakat sipil

Alasan utama keterlibatan OMS dalam penyusunandan pelaksanaan kebijakan keamanan adalah untukmenjamin proses yang demokratis, transparan,bertanggung jawab dan inklusif. OMS tidak otomatismewakili prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baikini, dan dengan demikian, OMS tidak homogen dalamhal kepentingan ekonomi dan politiknya. Namundemikian, masyarakat sipil berpotensi memberikanpeluang untuk membangun keahlian dan kemampuanuntuk secara independen mengevaluasi, menentangatau mendukung analisis dan keputusan pemerintahmengenai masalah pertahanan dan keamanan. OMSmen cakup berbagai organisasi, yang meliputi or ga -nisasi wanita, serikat pekerja, kelompok ke a ga maan,perhimpunan etnis atau kelompok mi noritas ataumasyarakat pribumi, perhimpunan bisnis pro fesional,organisasi advokasi, LSM, think tank (tim pakar) danyayasan, kelompok penelitian, kelompok me dia danlembaga pelatihan. Keanekaragaman ini me rupakankekuatan sekaligus kelemahan. Ke aneka ragaman inimerupakan kekuatan karena ke ane karagaman ter -sebut berpotensi mewakili ber bagai kelompok dalammasyarakat yang belum tentu ikut berperan dalamproses pembuatan kebijakan. Keanekaragaman inimerupakan kelemahan karena mencari landasan yangsama merupakan usaha yang sulit dan memakanwaktu lama, terutama berkaitan dengan isu pem -buatan kebijakan keamanan.

Penyusunan kebijakan yang berkaitan dengankeamanan nasional di masa lalu diliputi olehkerahasiaan, yang sampai batas tertentu memangdiperlukan karena tuntutan keamanan nasional.Namun demikian, bila proses tersebut secara kakudianggap sebagai urusan internal pemerintah, prosestersebut akan kontra-produktif.47 Kerahasiaan dapatmenutupi mismanajemen keuangan akibat korupsiatau tidak adanya keahlian. Salah satu cara untukmenanggulangi masalah ini adalah dengan me -mastikan agar jenis-jenis informasi dan dokumen yang

Lihat Tool (Alat) mengenai

Pengawasan

Toolkit RSK dan Gender

14

Page 21: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

15

dapat dan harus dirahasiakan diatur dengan jelasdalam hukum tertulis, sementara pada saat yang samamenjunjung tinggi kebebasan berekspresi dankebebasan pers.48

OMS dapat mengambil beberapa tindakan berikutuntuk mendukung pembuatan kebijakan keamananyang tanggap terhadap gender:

n Pengaruhi kebijakan publik melalui pembelaan ter -hadap kebijakan dan undang-undang barume nge nai perpolisian, intelijen, pembenahan per - tahanan atau keamanan nasional.

n Ciptakan iklim kebijakan yang kondusif danpartisipatif dengan meningkatkan kesadaran ma -syarakat mengenai NSP dan kebijakan keamanan,serta dimensi gendernya.

n Sediakan sejumlah pakar teknis yang dapatdimanfaatkan para pembuat kebijakan yang me -miliki kemampuan dan keahlian khusus dalamanalisis gender.

n Dukung penyusunan kebijakan keamanan melaluipenelitian mengenai kebutuhan keamanan tingkatmasyarakat, dengan membedakan kebutuhan pria,wanita, anak perempuan dan anak lelaki.

n Pantau pelaksanaan kebijakan keamanan dantindakan lembaga-lembaga sektor keamanan untukmenjamin transparansi dan pertanggungjawabanpublik.

n Sampaikan pandangan dan pilihan masyarakat se hu -bung an dengan keamanan – termasuk ke lom pok- ke lompok masyarakat yang terpinggirkan – yangmerupakan komponen penting dari penyusunan NSP/kebijakan keamanan yang inklusif dan dapat mem -perluas perdebatan mengenai apa ‘keamanan’ itu.

n Dorong pemilikan lokal proses pembuatankebijakan di luar lembaga negara.

n Bangun kemampuan staf pemerintah dan anggota

parlemen dengan membuat dan menyebarkaninformasi seperti ringkasan kebijakan yang ber -kaitan dengan masalah dan kebutuhan keamanantingkat masyarakat.

n Promosikan pengawasan publik atas penyusunankebijakan keamanan melalui laporan media danpem bangunan kemampuan para wartawan me -ngenai kebijakan keamanan dan isu gender.

n Fasilitasi dan ikut serta dalam debat publik me -ngenai masalah-masalah inti pertahanan dankeamanan.

n Rancang dan sebarkan analisis dan informasiindependen mengenai sektor keamanan kepadaparlemen dan masyarakat umum.

n Tawarkan proposal pembangunan kemampuankepada pemerintah, parlemen dan OMS lainnyamengenai gender dan kebijakan keamanan melaluilokakarya dan pelatihan.

n Lakukan audit dan penilaian gender, termasukanalisis anggaran gender, atas kebijakan keamanandan lembaga-lembaga sektor keamanan.

n Lakukan lobi untuk mengadakan debat publikmengenai isu-isu keamanan dan memastikan agarinformasi tertentu dapat diakses masyarakat umum.

Organisasi wanita

Organisasi wanita dan organisasi yang menangani isugender memiliki keahlian khusus dan akses atasinformasi yang membuat mereka menjadi mitraberharga bagi OMS lainnya, parlemen, lembaga-lembaga sektor keamanan dan pemerintah dalamproses menjelaskan kebijakan keamanan. Merekasering dapat berperan sebagai penghubung pentingantara realitas tingkat ketidakamanan masyarakatyang dialami pria dan wanita, dan para pembuatkebijakan di tingkat nasional, regional dan inter -nasional. Organisasi-organisasi berfokus gender yangbekerja di tingkat masyarakat sering memiliki jaringan

Di Sierra Leone, Kantor Keamanan Nasional (ONS, Office of National Security) membentuk Komite Keamanan Provinsi dan Komite KeamananKabupaten (Provincial Security Committees and District Security Committees) sebagai forum konsultasi tingkat lokal untuk menilai dan meresponsancaman keamanan di se luruh negeri. Komite ini juga dibentuk untuk men jamin agar kebijakan keamanan menggambarkan ke butuhan keamananyang sesungguhnya dan mengum pulkan masukan dari tingkat masyarakat. Komite keamanan desentralistis yang berlokasi di pe de saan dapatberperan sebagai mekanisme pe ringatan dini konflik bagi pemerintah, karena komite ter sebut melapor langsung kepada ONS.

Pelibatan para wanita atau wakil-wakil dari organisasi wanita di badan keamanan ini sejauh ini masih terbatas, tapi akan meningkatkan kemampuanmengumpulkan data sebagai bagian dari mekanisme peringatan dini. Suatu pendekatan bottom-up (dari bawah ke atas) seperti ini dapat dipadukandengan perekrutan penasihat gender bagi ONS yang dapat menganalisis dan menyusun data yang diterima dari Komite Keamanan Provinsi danKabupaten, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan seperti:

1. Apakah lembaga-lembaga sektor keamanan memberikan respons yang memadai terhadap kebutuhan keamanan pria, wanita, anak perempuandan anak lelaki?

a. Apakah pria dan wanita bebas meninggalkan rumah mereka atau bepergian keluar kabupaten mereka?

b. Apakah pria, wanita, anak perempuan dan anak lelaki rentan terhadap perdagangan manusia dan eksploitasi seksual?

c. Apa layanan yang tersedia bagi pria dan wanita yang menderita kekerasan dalam rumah tangga?

2. Apa jenis dan berapa tingkat kejadian GBV yang terjadi? Apakah GBV meningkat atau berkurang?

3. Apakah tersedia sumber daya yang cukup dalam masyarakat untuk merespons ancaman keamanan yang berbeda yang dialami pria dan wanitaserta kelompok masyarakat yang berbeda?

Kotak 9 Komite keamanan lokal dan mekanisme peringatan dini di Sierra Leone46

Page 22: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

tingkat akar rumput yang memungkinkan merekamengidentifikasi kebutuhan keamanan penting kelom -pok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Dataini akan sangat berarti, baik dalam proses membuatkajian sektor keamanan maupun sebagai peringatandini konflik, yang pada gilirannya sangat pen ting untukmenentukan prioritas keamanan na si onal.

Cara melibatkan organisasi wanita dalam perdebatandan perumusan kebijakan keamanan meliputi:

n Fasilitasi interaksi antara kelompok-kelompokwanita dan penyedia keamanan lokal, misalnyamelalui pelibatan mereka dalam komite keamananlokal.

n Bangun kemampuan organisasi-organisasi wanitasehubungan dengan isu-isu kebijakan keamananyang meliputi advokasi dan pengawasan.

n Libatkan para wakil dari organisasi-organisasiwanita sebagai pakar gender dalam dengarpendapat parlemen atau lakukan pelatihan gender.

OMS-OMS bisa lebih berpengaruh bila berbicaradengan satu suara. Salah satu contoh pengaruh yangdapat diberikan suatu jaringan OMS adalah KelompokKerja LSM untuk Perempuan, Perdamaian danKeamanan (NGO Working Group on Women, Peaceand Security). Jaringan ini dibentuk pada bulan Mei2000 oleh 11 organisasi untuk mendukung penerapanResolusi Dewan Keamanan PBB untuk perempuan,perdamaian dan keamanan. Berkat lobi dan aktivitasintensif Kelompok Kerja ini, Resolusi DewanKeamanan PBB Nomor 1325 (UN SCR 1325) diterimasecara aklamasi pada tanggal 31 Oktober 2000. Sejaksaat itu, fokus Kelompok Kerja LSM (NGO Working

Group) telah berubah menjadi mendukung pelak -sanaan UN SCR 1325 melalui promosi perspektifgender dan penghormatan HAM dalam semua pra -karsa perdamaian dan keamanan, pencegahan danpenanganan konflik, serta pembangunan per damaianPBB dan negara-negara anggotanya.49

4.5 Pelatihan gender

Pelatihan gender harus diberikan kepada semua aktoryang terlibat dalam pembuatan kebijakan keamananuntuk mendukung penyusunan dan pelaksanaankebijakan yang tanggap terhadap gender. Seruanpelatihan gender bisa berasal dari para pembuatkebijakan itu sendiri atau dari badan-badan pengawasseperti parlemen dan OMS. Agar efektif, pelatihantersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dantugas kelompok masyarakat tertentu, berfokus padacontoh-contoh praktis, dilengkapi bahan-bahan dansumber daya yang relevan, dan dipantau sertadievaluasi.

Kelompok-kelompok sasaran utama untuk pelatihangender di kalangan pembuat kebijakan keamananmeliputi:

n Staf dari kementerian yang terkait, yang meliputi

Lihat Tool (Alat) mengenai

Pelatihan Gender bagi

Personel Sektor Keamanan

Toolkit RSK dan Gender

Pada pertengahan tahun 2007 Pemerintah Jamaika menerapkan Kebijakan Keamanan Nasional komprehensif – Towards a Secure and ProsperousNation (Menuju Negara yang Aman dan Makmur). Kebijakan ini didasarkan pada Buku Hijau Strategi Keamanan Nasional, yang pertama kali diajukanke Parlemen pada bulan Januari 2006, dan selanjutnya juga didasarkan pada Buku Putih Strategi Keamanan Nasional. Buku Putih ini disusun setelahberbagai konsultasi dengan masyarakat dan para stakeholder (pihak yang berkepentingan) Jamaika, termasuk OMS. NSP tersebut disesuaikandengan tujuan kebijakan holistik dan sektoral dari pemikiran dan prakarsa RSK saat ini, dan merupakan hasil dari kerja sama antara PemerintahJamaika dan para penasihat Kanada, Inggris dan Amerika Serikat.

Pada mulanya Pemerintah Jamaika berencana melakukan pengkajian ulang pertahanan. Namun demikian, segera disadari bahwa pendekatan yanglebih menyeluruh diperlukan untuk menghadapi berbagai ancaman potensial yang ada terhadap keamanan nasional, termasuk kejahatan terorganisir,kekerasan geng, masalah sosio-ekonomi dan bencana lingkungan. Konsultasi berbasis luas dilakukan, dengan melibatkan semua lembagapemerintahan yang mungkin terkait serta lembaga-lembaga negara dan OMS, termasuk kelompok-kelompok wanita.

Hasilnya adalah kebijakan keamanan nasional yang melibatkan semua lembaga keamanan dan peradilan utama termasuk angkatan bersenjata,kepolisian, Kementerian Kehakiman dan stakeholder (pihak yang berkepentingan) bukan negara. Kebijakan ini memadukan kebijakan, tujuan dantanggung jawab utama keamanan negara ke dalam suatu rencana induk keseluruhan untuk pelaksanaan ‘Visi Nasional’ Jamaika. NSP tersebutmenguraikan kombinasi penggunaan instrumen politik, ekonomi, sosial, informasi dan keamanan untuk meningkatkan keamanan dan keadilan.Kebijakan tersebut menjelaskan kerangka institusi di mana angkatan bersenjata dan lembaga-lembaga sipil negara akan mengoordinasikan kegiatanmereka untuk menciptakan jaringan keamanan yang terpadu dan kohesif untuk mengamankan kepentingan nasional. Kebijakan ini juga membahasperan dan tanggung jawab sektor publik dan swasta yang saling melengkapi, dan juga OMS.

Dengan judul ‘The Effects of Violence on Communities’ (Dampak Kekerasan terhadap Masyarakat), NSP tersebut menyerukan perhatian lebih besarterhadap individu, masyarakat dan negara. Dalam kebijakan tersebut dikatakan, ‘Kekerasan dalam rumah tangga adalah salah satu dari bentukkekerasan yang lebih lazim dan umum yang meresahkan masyarakat. Kekerasan dalam rumah tangga mempengaruhi pola umum kejahatan dankekerasan karena dampak negatifnya terhadap struktur sosial dan perannya dalam memasyarakatkan penggunaan kekerasan di kalangan pemudasebagai cara menyelesaikan perselisihan. Wanita dan anak-anak secara tidak sebanding berisiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga.’

Setelah persetujuan NSP tersebut, tantangan berikutnya adalah pelaksanaannya. Sebuah National Security Strategy Implementation Unit (SatuanPelaksanaan Strategi Keamanan Nasional) telah dibentuk, yang bekerja atas nama National Security Council (Dewan Keamanan Nasional). Satuanini bertugas mengoordinasikan tugas kementerian-kementerian yang terkait.

Kotak 10 Penilaian dampak gender dari kebijakan keamanan52

16

Page 23: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

kementerian pertahanan, kementerian dalamnegeri, dan kementerian luar negeri.

n Para anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC,National Security Council).

n Para anggota parlemen di komite pertahanan dankeamanan dan staf mereka.

n Para anggota dewan keamanan masyarakat lokalatau forum kepolisian masyarakat.

n OMS yang menangani kebijakan keamanan.

Berbagai aktor dapat memberikan pelatihan gender,mulai dari OMS yang memiliki keahlian khusus didaerah tersebut sampai para pakar genderpemerintah. Topik-topik potensial untuk pelatihangender meliputi:

n Kebutuhan keamanan pria, wanita, anak lelaki dananak perempuan yang berbeda.

n Penurunan kasus diskriminasi, pelecehan seksualdan GBV oleh personel sektor keamanan.

n Strategi penghapusan GBV.

n Kerangka legal dan normatif internasional, regionaldan nasional yang menekankan hak-hak dan aksessetara pria dan wanita.

n Peningkatan perekrutan, retensi dan kemajuanwanita di lembaga-lembaga sektor keamanan.

n Mekanisme untuk meningkatkan partisipasimasyarakat sipil, termasuk organisasi wanita, dalamproses pembuatan kebijakan keamanan.

n Penilaian dampak kebijakan gender.

n Analisis anggaran gender.

Bersama dengan pelatihan khusus mengenai isugender, topik-topik gender dapat dipadukan ke dalampelatihan yang berfokus pada isu keamanan. Pilihanterakhir ini dapat menjadi pendekatan yang lebihefektif dalam memasyarakatkan pentingnya gender dikalangan aktor di sektor keamanan. Misalnya, untukmembangun kemampuan para anggota parlemenmengawasi proses pembuatan kebijakan keamanan,pelatihan mengenai analisis strategis dan perumusankebijakan, dan juga mengenai pengawasan parlemenatas sektor keamanan, diperlukan.51

4.6 Penilaian, pemantauan danevaluasi

Proses penilaian dan pemantauan serta evaluasi(M&E) yang komprehensif membantu menjamin agarkebijakan keamanan memenuhi kebutuhan pria,wanita, anak perempuan dan anak lelaki dan agarproses perumusan dan pelaksanaannya mencapaitujuan yang telah diidentifikasi. Isu-isu gender dapatdipadukan ke dalam kerangka penilaian dan M&Ekeamanan yang sudah ada, atau audit gender danpenilaian dampak khusus dapat dilakukan (ataukeduanya). Proses ini harus dilakukan sebagai bagiandari proses pembuatan kebijakan keamanan resmi tapi

dapat juga digunakan sebagai tool (alat) untukpengawasan oleh parlemen dan OMS.

Penilaian dampak gender

Penilaian dampak gender dari kebijakan keamananmembantu menentukan dampak potensial ataudampak yang sudah ada dari kebijakan keamananterhadap pria, wanita, anak perempuan dan anak lelaki(lihat Kotak 11). Walaupun lebih baik melakukanpenilaian ketika kebijakan masih dalam bentukrancangan dan perubahan dapat dilakukan, penilaianini bisa juga menjadi tool (alat) yang berguna untukmenentukan apakah diperlukan revisi atas kebijakantersebut.

Analisis gender dan sosioekonomi

Analisis gender dan sosioekonomi (GSE) yangdisesuaikan bisa juga digunakan, baik dalammenyusun kebijakan keamanan maupun sebagaiinstrumen penting untuk memantau dan mengevaluasipelaksanaannya. Melalui analisis gender, peran danhubungan gender yang sudah ada dipahami denganlebih baik, khususnya perbedaan dalam kegiatan,akses atas sumber daya dan pembuatan keputusan,dan hambatan ekonomi, sosial, politik dan hambatanlainnya yang dihadapi wanita dan pria.

Analisis GSE mempertimbangkan berbagai tantanganyang dialami ketika gender berkaitan denganketidaksetaraan lainnya yang dihadapi wanita dan priaseperti kelas, etnis, budaya dan agama. Karena itu,analisis GSE yang diterapkan selama penyusunan danpelaksanaan NSP dan kebijakan keamanan lainnyadapat membantu menjamin efektivitas kebijakantersebut bagi semua anggota suatu lembaga, negaraatau masyarakat.

Kotak 12 menampilkan daftar bidang-bidang yangharus dipertimbangkan saat menilai kebutuhankeamanan.

Analisis anggaran gender

Analisis anggaran bisa menjadi instrumen efektif yangdapat digunakan lembaga-lembaga pengawasan padatahap penyusunan serta pemantauan dan evaluasi(M&E) kebijakan keamanan. Walaupun biasanyaparlemen yang memelopori seruan bagi dilakukannyaanalisis anggaran gender sebagai bagian daripembukaan debat mengenai bagaimanamembelanjakan pendapatan negara, OMS bisa jugamemprakarsai analisis anggaran gender. Analisisanggaran gender dapat menentukan apakahpendanaan yang memadai dialokasikan untukmenangani kebutuhan dan prioritas keamanan dankeadilan pria, wanita, anak perempuan dan anak lelakiyang berbeda.

Pertanyaan-pertanyaan penting yang harus diajukansebagai bagian dari analisis anggaran gender atas

Lihat Tool (Alat) mengenai

Penilaian, Pemantauan dan

Evaluasi RSK dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

17

Page 24: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Toolkit RSK dan Gender

Langkah: Pertanyaan yang diajukan:

Langkah 1:

Definisikan isu dansasaran

n Apa yang ingin dicapai kebijakan tersebut, dan siapa yang mendapatkan manfaatnya?

n Apakah kebijakan tersebut memenuhi kebutuhan keamanan pria, wanita, anak lelaki dan anak perempuan yang berbeda?Apakah kebijakan tersebut menangani isu-isu GBV, seperti kekerasan dalam rumah tangga dan perdagangan manusia?Apakah kebijakan tersebut memasukkan langkah pencegahannya?

n Apakah penekanannya pada keamanan nasional atau keamanan manusia?

n Apakah kebijakan tersebut sesuai dengan mandat internasional, regional dan nasional mengenai isu gender?

n Apakah kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengatasi ketidaksetaraan gender atau menghapus hambatan dan, bilademikian, apakah harus ada suatu tujuan kesetaraan gender?

n Apakah kebijakan tersebut menggunakan bahasa yang spesifik gender dan peka terhadap gender?

n Apa pendapat para pria dan wanita, termasuk OMS gender/wanita atau Kementerian Urusan Wanita, mengenai isutersebut dan hasilnya?

Langkah 2:

Kumpulkan data

n Bagaimana berkonsultasi dengan para stakeholder (pihak yang berkepentingan) dan kelompok-kelompok wanita danpria?

n Apakah organisasi-organisasi yang mewakili benar-benar menyampaikan suara para pria dan wanita yang diperkirakanakan mendapatkan manfaat dari kebijakan tersebut? Bila tidak, apa strategi untuk menjangkau mereka?

n Bagaimana komposisi gender dari masyarakat yang terdampak oleh kebijakan tersebut?

n Bagaimana data dan informasi statistik dikumpulkan menurut jenis kelamin, etnis, kecacatan, usia, agama dan orientasiseksual?

n Apa informasi lain selain dari data yang dipisahkan menurut jenis kelamin yang diperlukan untuk memahami isu tersebut?

n Apa risiko konsultasi dini – bagaimana menangani harapan dan kepentingan yang berbeda?

Langkah 3:

Susun pilihan

n Bagaimana dampak positif atau negatif dari rekomendasi atau setiap pilihan terhadap wanita dan pria?

n Apakah rekomendasi atau setiap pilihan mendukung atau menentang persepsi tradisional atau terstéréotip mengenaiwanita dan pria?

n Pilihan mana yang memberi pilihan nyata dan peluang bagi pria dan wanita untuk mencapai potensi penuh mereka dalammasyarakat?

n Apakah ada keharusan untuk mempertimbangkan langkah peredaan bila akan timbul dampak negatif terhadap salahsatu kelompok masyarakat, dan apa tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi dampak tersebut atau untukmenciptakan suatu kebijakan yang lebih seimbang gender?

Langkah 4:

Komunikasikan

n Pesan apa yang perlu dikomunikasikan?

n Bagaimana pesan tersebut akan menjangkau kelompok-kelompok wanita dan pria yang berbeda?

n Apakah pendekatan yang terpisah diperlukan?

n Bagaimana kebijakan tersebut mencerminkan komitmen pemerintah terhadap kesetaraan dan apakah pesan khususmengenai kesetaraan harus dimasukkan dalam kebijakan tersebut?

n Apakah bahasa, simbol dan contoh yang peka terhadap gender digunakan dalam bahan-bahan yang mengkomunikasikankebijakan tersebut?

n Bagaimana Anda akan berkomunikasi dengan para wanita dan pria yang menggunakan bahasa lain atau yang butahuruf?

Langkah 5:

Laksanakan

n Apakah kebijakan atau layanan tersebut akan dialami atau diakses dengan cara yang berbeda oleh wanita atau pria,dan apakah perbedaan tersebut akan dipengaruhi oleh etnis, kecacatan, usia, agama atau orientasi seksual? Rencanaapa yang diterapkan untuk menjangkau mereka yang mungkin terpinggirkan?

n Apakah layanan tersebut dapat diberikan bersama – yaitu, apakah departemen pemerintah lainnya, organisasi-organisasilokal, nasional dan internasional dapat membantu memberikan layanan tersebut kepada para wanita dan pria yangmenjadi sasaran?

n Apakah pihak-pihak yang melaksanakan/memberikan kebijakan atau layanan tersebut mewakili keanekaragamanmasyarakat yang dilayaninya? Apakah para wanita dilibatkan juga dalam pelaksanaannya?

n Apakah sumber daya (keuangan dan manusia) khusus dan memadai telah dialokasikan untuk memungkinkan pencapaiantujuan kesetaraan gender?

n Apakah para pelaksana tanggap terhadap gender dan memahami isu-isu khusus gender?

Kotak 11 Kebijakan Keamanan Nasional Jamaika – suatu proses yang inklusif 50

Page 25: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

kebijakan keamanan:

1. Sampai sejauh mana alokasi umum memberikankeamanan yang setara bagi wanita, pria, anak lelakidan anak perempuan?

2. Sampai sejauh mana anggaran tersebutmenetapkan dana untuk wanita, pria, anakperempuan atau anak lelaki? (Misalnya, melaluipenyediaan dana (earmarking) untuk programpencegahan kekerasan dalam rumah tangga yangmenargetkan pria, atau dukungan bagi parapenyintas perempuan dari perdagangan manusia.)Apakah alokasi sumber daya cukup untukpelaksanaan yang efektif?

3. Sampai sejauh mana anggaran tersebutmenetapkan kegiatan, masukan dan biaya yangberkaitan dengan gender? (Misalnya, melaluipenyediaan dana untuk pelatihan gender ataujabatan staf penghubung gender.)

4. Sampai sejauh mana spesialis/penasihat genderdan organisasi wanita berpartisipasi pada tahap-tahap dalam putaran anggaran (misalnya,persiapan, audit)?54

Berdasarkan analisis anggaran, badan-badanpengawas dapat memberikan masukan dalam diskusidengan:

n Mengadakan debat di media.

n Menerbitkan buku kerangka anggaran.

n Menyediakan laporan bagi para anggota parlemen,terutama anggota parlemen yang menjadi anggotakomite pertahanan, keamanan dan anggaran.

n Memberikan bantuan teknis kepada para anggotaparlemen dalam menganalisis alokasi yangdiusulkan untuk sektor keamanan. Ini dapatdilakukan melalui pelatihan atau melalui kegiatanadvokasi OMS.

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

19

Langkah 6:

Pantau

n Apakah penerima manfaat wanita dan pria sama-sama berpartisipasi dalam proses pemantauan?

n Apakah persyaratan pemantauan mencakup langkah untuk mencapai kesetaraan gender, langkah untuk mencapaikepuasan pelanggan dan apakah persyaratan tersebut mengungkapkan sampai sejauh mana kebijakan tersebut berhasilmenangani kebutuhan wanita dan pria yang berbeda?

n Bagaimana organisasi-organisasi eksternal yang mewakili kelompok yang berbeda dalam masyarakat dapat membantumemantau hasil kebijakan tersebut?

n Apakah ada langkah-langkah yang diambil untuk memprakarsai penyelidikan atau untuk mengubah kebijakan tersebutbila kebijakan tersebut tidak mencapai tujuan kesetaraan gender yang didefinisikan pada permulaan proyek ataukesetaraan peluang bagi wanita atau pria?

Langkah 7:

Evaluasi

n Apakah kebijakan tersebut mempromosikan dan mencapai kesetaraan peluang bagi wanita dan pria? Apakah tujuanuntuk wanita dan pria telah tercapai?

n Apakah salah satu kelompok mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada kelompok yang lain – kalau demikian,bagaimana menangani ketidakseimbangan tersebut? Apakah masukan dialokasikan secara adil?

n Apa dampak umumnya terhadap status dan taraf hidup wanita dan pria?

n Apakah proses tersebut melibatkan wanita dan pria? Apakah proses tersebut meminta dan menghargai pandanganmereka secara setara?

n Apakah ada kebutuhan pengumpulan data tambahan dan apakah sasaran dan indikator harus disesuaikan denganpengalaman?

n Pelajaran apa yang didapat untuk memperbaiki kebijakan dan layanan di masa yang akan datang, siapa yang perlu diberitahu dan bagaimana menyampaikan informasi tersebut?

Data statistik yangdipisahkan

Pengumpulan dan analisis data menurut kategori (misalnya, jenis kelamin dan etnis)untuk mengidentifikasi kesenjangan keamanan/sosio-ekonomi dan pola diskriminasidalam situasi tertentu, seperti kesenjangan wanita dan pria, atau antara wanita dan priadari etnis yang berbeda. Data ini akan membantu mengidentifikasi kebutuhan danprioritas keamanan kelompok yang berbeda dalam masyarakat, dan membantumenentukan fokus kebijakan keamanan.

Penilaian kebutuhanpraktis

Pengukuran kebutuhan keamanan mendesak wanita dan pria yang muncul akibat statusmereka dalam masyarakat.

Penilaian kebutuhanstrategis

Evaluasi kebutuhan wanita dan pria yang lebih umum, termasuk risiko ketidakamananyang berkaitan dengan perundungan-undangan yang tidak memadai atau kurangnyapeluang kerja.

Kotak 12 Teknik penilaian gender dan sosio-ekonomi untuk kebijakan keamanan53

Page 26: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

5Memadukan gender kedalam kebijakan keamanandalam konteks khusus

Bagian ini menguraikan beberapa cara utama untukmemadukan gender ke dalam pembuatan kebijakankeamanan nasional di negara-negara pasca-konflik,negara-negara berkembang, negara-negara yangmasih dalam masa transisi dan negara-negara maju.Namun demikian, harus diingat bahwa tidak ada model‘yang berlaku untuk semua’ (‘one size fits all’) untukmembuat kebijakan keamanan dalam konteks yangberbeda. Kondisi setiap negara mempengaruhikonteks keamanan dan proses pembuatankebijakannya, dan bila konteks politik, ekonomi dansosial khusus tidak dipertimbangkan, kebijakanmungkin akan gagal (lihat Tabel 1).

Aktor eksternal utama Aktorpembangunan/keuangan: lembaga donor multilateral(misalnya, OECD, UNDP, Bank Dunia); lembaga donorbilateral; aktor bukan negara. Aktor keamanan:internasional (misalnya, EU, NATO, OSCE);pemerintah; aktor bukan negara (misalnya, LSMinternasional, agen militer swasta). Aktorkeamanan: pasukan intervensi; pasukan pemeliharaperdamaian di bawah bantuan internasional; aktorbukan negara (misalnya, agen militer swasta).Biasanya tidak ada.

5.1 Negara-negara pasca-konflik

Di banyak negara yang terdampak konflik, padamulanya para aktor dan lembaga yang diperlukanuntuk menyusun dan melaksanakan kebijakankeamanan mungkin tidak ada. Sektor keamanan,khususnya angkatan bersenjata, sering memilikikekuasaan melebihi undang-undang. Bukannyamelayani penduduk, para aktor sektor keamanansering digunakan oleh negara untuk menindas segalabentuk penentangan dan meningkatkan militerisasimasyarakat. Di sebagian negara, militer yang kuatmembuat pemerintahan sipil jadi tidak stabil. Di negaralainnya, sektor keamanan mendapat alokasi anggarannasional yang tidak memadai, sehingga mengalihkansumber daya pembangunan menjadi pengeluaranmiliter. Dalam keadaan seperti ini besar kemungkinanpenentangan terhadap pembenahan sangat kuat.

Dalam pembangunan kembali dan transformasi suatunegara pasca-konflik, RSK menjadi prioritas utama.Kebijakan keamanan akan menjadi landasan pentingbagi strukturisasi proses ini. Misalnya, strategikeamanan nasional telah dan tetap menjadi landasandalam proses RSK di Sierra Leone. Walaupun banyakwaktu dan sumber daya yang biasanya diperlukanagar pembenahan berakar kuat, konteks pasca-konflikmemberikan peluang untuk merundingkan kembaliperan dan tanggung jawab aktor negara dan bukan

negara melalui proses pembuatan kebijakan.

Tantangan dalam memadukan isu gender meliputi:

n Lembaga dan infrastruktur negara mungkin sudahruntuh atau sangat lemah. Karena itu, kemampuandan sumber daya keuangan mungkin terbatas untukmelakukan proses konsultasi, sehinggamenghambat usaha memasukkan perspektif genderdalam pembuatan kebijakan.

n Tingkat pendidikan yang umumnya rendah dankurangnya keahlian teknis menjadi penghambatketerlibatan masyarakat dalam proses pembuatankebijakan, sehingga berdampak terhadap parawanita dan kelompok etnis tertentu khususnya.

n Lembaga eksekutif dan lembaga keamanan seringmenganggap OMS sebagai lawan politik, dankarena itu enggan bekerja sama dengan mereka,sehingga menimbulkan hambatan terhadap usahamemasukkan perspektif dari kelompok-kelompokwanita, misalnya.

n Mungkin timbul penentangan di kalangan personeldi lembaga-lembaga sektor keamanan yang sedangdibangun kembali, di lembaga eksekutif, dan dikalangan politisi secara umum terhadap usahamemusatkan perhatian pada gender dalampembuatan kebijakan bila terjadi kekurangansumber daya pokok dan timbul persepsi bahwa isuyang lebih mendesak harus ditangani.

n Bila bekerja di negara yang sangat miskin, perludipastikan agar prakarsa gender yang diamanatkandalam perundang-undangan dan kebijakanberkelanjutan dan masuk akal secara finansial.

n Perundang-undangan dan kebijakan sering tidakdilaksanakan setelah dibuat (khususnya biladidorong oleh aktor-aktor eksternal).

!!Kiat/rekomendasi pemaduan gender ke dalampembuatan kebijakan keamanan di negara-ne-gara pasca-konflik

n Perjanjian perdamaian: Bila RSK disebutkan dalamsuatu perjanjian perdamaian, rujukan yang jelasharus dibuat mengenai maksud perancangan suatuNSP yang tanggap terhadap gender.

n Dialog nasional: Dalam konteks pasca-konflik dimana tidak ada visi keamanan yang satu yangdapat menjadi landasan NSP, memulai suatu dialognasional yang komprehensif mengenai keamananyang melibatkan fokus pada isu-isu gender akansangat bermanfaat.

n Konsultasi pedesaan: Perbedaan desa-kota dinegara-negara pasca-konflik biasanya cukup besar,dan keterlibatan serta kebutuhan pria dan wanita diluar ibu kota perlu perhatian khusus.

n Komitmen: Dukungan lembaga donor ataspenyusunan kebijakan keamanan yang inklusifsangat penting karena sumber daya yang biasanyakurang dalam konteks pasca-konflik. Penyusunandan publikasi kebijakan keamanan yang tanggapterhadap gender akan membantu pemerintah yangsedang berkuasa menunjukkan komitmen politik

Toolkit RSK dan Gender

20

Page 27: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

untuk menangani isu-isu keamanan dan keadilandalam konteks pasca-konflik.

n Pemilikan lokal: Walaupun pemilikan lokal telahmenjadi istilah umum, istilah ini masih sama denganlegitimasi dan keberlanjutan jangka panjangkebijakan yang sedang disusun. NSP yang pekaterhadap gender hanya mungkin dihasilkan bila

dibentuk, didorong dan dilaksanakan oleh paraaktor lokal, baik pria maupun wanita.

n Mengakui GBV dalam pembuatan kebijakan: Dalambanyak konflik, GBV digunakan sebagai strategiterhadap orang sipil, dan akibat dari konflik adalahmeningkatnya kasus GBV, misalnya dalam bentukkekerasan dalam rumah tangga. Pria dan wanita

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

21

Negara berkembang Negara masa transisi Negara pasca-konflik Negara maju

Kriteriautama

Tingkat perkembanganekonomi.

Sifat sistem politik. Situasi keamanankhusus.

Kemauan politik.

Tantanganutama

Kurangnyapembangunan.

Belanja militer yangberlebihan; sektorkeamanan yangkurang dikelola/ditatadengan baikmenyebabkanpenyediaan keamananyang tidak efektif,sehingga sumber dayalangka tidakdigunakan untukpembangunan.

Kurangnya demokrasi.

Kompleks industrimiliter terlalu besar danterlalu banyakmenghabiskan sumberdaya; negara kuat, tapilembaga masyarakatsipil lemah; kelemahandalam pelaksanaanRSK.

Kurangnya keamanandan demokrasi.Lembaga pemerintahdan masyarakat sipilruntuh; pendudukterusir dari kampunghalamannya; privatisasikeamanan; mungkinterdapat kantong-kantong perlawananbersenjata;melimpahnya senjatakecil dan ranjau anti-personel.

Kemauan politik.Kadang-kadangangkatan bersenjatarelatif terlalu besardan terlalu banyakmenghabiskansumber daya.

KemungkinanmelakukanRSK

Bermacam-macam(tergantung padakomitmen politikterhadappembenahan,kekuatan lembaganegara, peran dankeadaan pasukankeamanan, lingkungankeamanan regional,pendekatan lembagadonor terhadap RSK,dll.).

Cukup baik (lembaganegara kuat, pasukankeamanan profesional,proses demokratisasiyang lebih menyeluruh),bahkan lebih baik bilatersedia insentifeksternal (misalnya,penerimaan sebagaianggota EU atauNATO).

Cukup rendah(lembaga negara lemahdan salingbertentangan,privatisasi keamanan,ketergantungan padapasukanpendukung/intervensiperdamaian).

Bermacam-macam(tergantung padakomitmen politikterhadappembenahan, dankekuatan relatifkompleks industri-militer); lembaganegara danmasyarakat OMSkuat , tapi hubungandi antara keduanyatidak erat.

Prosespembenahan umum

Transisi dari negarayang ekonominyamasih terbelakangmenuju negara yangekonominya maju.

Transisi dari sistemotoriter ke sistemdemokrasi.

Transisi dari konflikyang kejam menujuperdamaian.

Respons terhadapperubahan dilingkungankeamanan.

Sifatketerlibataneksternal

Bantuanpembangunan disertaidengan syarat politik.

Penerimaan sebagaianggota lembagamultilateral sebagaiinsentif pembenahan.

Intervensi/pendudukanmiliter; umumnyaoperasi dukunganperdamaian pimpinanPBB.

Biasanya tidak ada.

Aktoreksternalutama

Aktorpembangunan/keuangan: lembaga donormultilateral (misalnya,OECD, UNDP, BankDunia); lembaga donorbilateral; aktor bukannegara.

Aktor keamanan:internasional (misalnya,EU, NATO, OSCE);pemerintah; aktor bukannegara (misalnya, LSMinternasional, agenmiliter swasta).

Aktor keamanan:pasukan intervensi;pasukan pemeliharaperdamaian di bawahbantuan internasional;aktor bukan negara(misalnya, agen militerswasta).

Biasanya tidak ada.

Tabel 1 Kontekstualisasi pembuatan kebijakan keamanan dalam RSK55

Page 28: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

perlu berpartisipasi dengan landasan yang setaradalam mendefinisikan kebutuhan keamananmereka sendiri dalam proses pembuatan kebijakan.

n Wanita yang memegang jabatan resmi: Tingkatkanpartisipasi wanita dengan mendukung pengang-katan wanita untuk jabatan tingkat atas atau denganmenetapkan target atau kuota strategis. Perkuatjuga kemampuan wanita yang memegang jabatanresmi untuk meningkatkan pemahaman merekamengenai isu keamanan dan menjamin agarmereka memadukan isu-isu gender dan bertemudengan kelompok-kelompok masyarakat sipil.

5.2 Negara-negara dalam masatransisi dan negara-negaraberkembang

Negara-negara yang masih dalam masa transisi dannegara-negara berkembang menerapkan berbagaibentuk pemerintahan yang sangat berbeda dalamkemampuan sosio-ekonomi, teknik dan sumber dayamanusia. Misalnya, walalupun Bulgaria dan Ukrainatelah menyusun NSP, hal ini belum terjadi di banyaknegara berkembang. Sedangkan, negara-negara yangmasih dalam masa transisi dan negara-negaraberkembang menghadapi tantangan dan isu tertentuyang serupa dalam menyusun kebijakan keamananyang meliputi:

n Kurangnya keahlian – dan kadang-kadangketerpaduan politik dan sosial – untuk menanganimasalah organisasi, manajemen, perencanaan,keuangan dan kebijakan.

n Korupsi

n Tantangan regulasi perusahaan-perusahaan

keamanan swasta

Negara-negara dalam masa transisi

Di sebagian negara demokrasi yang masih dalammasa transisi, yang kadang-kadang dinamakannegara-negara pasca-otoriter, kemampuan teknisuntuk melakukan RSK mungkin signifikan, danprioritas utamanya adalah membangun strukturpemerintahan yang bertanggung jawab, sah dantransparan sehubungan dengan penyediaan keadilan.Tantangan mungkin tetap ada, seperti warisan sistemotoriter, rezim kriminal dan/atau korup, dan oknumaparat keamanan yang tidak bertanggung jawab. Ataumungkin terjadi penentangan birokratis yang kuatterhadap usaha membangun pengawasan pemerintahdan parlemen atas para aktor keamanan, danmengizinkan OMS memainkan peran pengawasan. Dibanyak negara bekas Uni Soviet serta Eropa Timurdan Tengah, isu etnis memainkan peran penting dilembaga-lembaga keamanan. Karena itu, sebagianbesar kebijakan mungkin harus diubah serentak;perubahan ini mungkin merupakan perubahan besar.

Dalam konteks Euro-Atlantik, insentif keanggotaan EUdan NATO memainkan peran penting dalam membukasistem politik bagi penyelidikan eksternal. NATOmemberikan perhatian besar pada lingkungankeamanan eksternal, termasuk pembenahan angkatanbersenjata dan pertahanan. Pada gilirannya, EUmemusatkan perhatian pada berbagai aspek dari RSKinternal, termasuk perpolisian dan manajemenperbatasan, dan memainkan peran penting dalammemperluas perdebatan mengenai RSK.

Negara-negara berkembang

Seperti di negara-negara yang masih dalam masa

Toolkit RSK dan Gender

Dalam sebuah laporan yang dibuat oleh Jaringan Komite Bantuan Pembangunan untuk Konflik, Perdamaian danKerja Sama Pembangunan (Development Assistance Committee Network on Conflict, Peace and DevelopmentCooperation) OECD, dikatakan bahwa kelompok-kelompok wanita memperlihatkan fleksibilitas yang nyatadalam menghadapi situasi yang berubah dan memburuk. Di Nepal, para penyedia keadilan informal, yangumumnya pria, terusir dari kampung halamannya akibat konflik dan dalam banyak kasus digantikan olehkelompok-kelompok wanita. Dalam kasus Guatemala dan Somalia, para wanita memelopori gerakanperdamaian. Hal ini juga terjadi dalam kasus Mano River Union (Guinea, Liberia dan Sierra Leone) di manasebuah jaringan sub-regional wanita berhasil mendorong terlaksananya pembicaraan trilateral di antara parapresiden ketiga negara tersebut. Jaringan ini juga berhasil melobi para perunding perdamaian untuk menjaminpemasukan isu-isu wanita dalam persetujuan perdamaian Liberia.

Anehnya, lingkungan yang memburuk dapat memberikan peluang khas bagi lembaga donor – dan para aktornegara betapa pun rapuhnya – untuk memperkuat hak-hak wanita dengan mendukung partisipasi mereka dilembaga-lembaga peradilan bukan negara. Laporan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa usaha-usahaharus dilakukan untuk mendorong pencatatan dan pendaftaran persengketaan yang ditangani dalam sistemperadilan bukan negara karena para wanita dalam konteks ini nampaknya lebih teliti daripada pria dalammembuat catatan. Dalam jangka pendek sampai menengah, ini akan menjadi langkah pertama yang sangatpenting dalam menciptakan hubungan antara sistem bukan negara dan sistem negara.

Karena alasan bahwa kelompok-kelompok wanita akhirnya memainkan peran penting dalam penyediaankeadilan selama dan segera setelah berakhirnya konflik, pandangan dan pengalaman mereka perludipertimbangkan saat/bila menyusun suatu rencana keamanan nasional.

Kotak 13 Kelompok-kelompok wanita di negara-negara yang rapuh pasca-konflik56

22

Page 29: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

transisi, terdapat tantangan signifikan dalam sistempolitik negara-negara berkembang, yang meliputiwarisan pemerintahan militer atau otoriter, danpenentangan birokratis yang kuat terhadap usahamembangun pengawasan pemerintah dan parlemen.Selain itu, OMS jarang dianggap sebagai mitra, tapilebih dianggap sebagai kelompok oposisi bagi negara.

Karena peran tertentu lembaga-lembaga negara dibanyak negara berkembang, pemilikan lokal prosespembenahan sangat penting. Pembuatan kebijakanyang didorong oleh lembaga-lembaga donor akhirnyadapat menghambat pemilikan proses tersebut olehpemerintah penduduk penerima. Hal ini sering terjadibila penerimaan bantuan disyaratkan denganpencapaian tahap pembenahan tertentu atau pengu -muman kebijakan yang akan dilaksanakan olehberbagai lembaga. Meskipun begitu, lembaga-lembaga donor memainkan peran penting dalammemberikan saran mengenai bagaimana menjaminpartisipasi semua kelompok masyarakat yangterdampak oleh kebijakan tersebut dalam prosespembuatan kebijakan. Dalam konteks ini, genderdapat dipromosikan sebagai komponen utama dalamproses pembuatan kebijakan.

Di banyak negara berkembang, sebagaimana dalamkonteks pasca-konflik, para aktor bukan negaramerupakan penyedia utama keamanan dan keadilan,dan berhubungan dengan sistem negara formal. Inibisa meliputi pengadilan tradisional, layanan paralegaldan satuan-satuan pertahanan lokal. Pembuatankebijakan keamanan harus menekankan bagaimanamengelola kekuasaan, bagaimana memberikan la -yanan, dan apa legitimasinya di mata pria dan wanita.

Tantangan dalam memadukan isu gender di negara-negara transisi dan negara-negara berkembangmeliputi:

n Di negara-negara yang masih dalam masa transisi,para elit yang berkuasa sering merupakan orang-orang yang berkuasa pada masa pemerintahanotoriter, dan karena itu mungkin menjadi kelompokyang paling menentang perubahan.

n Peran sah OMS untuk berpartisipasi dalam prosespem buatan kebijakan keamanan mungkin diten -tang, yang dapat menimbulkan hambatan bagipe masukan perspektif gender, dan perbedaan diantara kebutuhan yang berbeda dari kelompok yangberbeda dalam masyarakat.

n Lembaga-lembaga donor yang tidak mem per tim -bangkan gender dalam saran yang mereka be ri kankepada negara-negara berkembang mung kin tanpadisadari semakin memperkuat pe nga baian pers pek -tif gender dalam proses pem buatan kebijakan.

!!Kiat/rekomendasi dalam memadukan gender kedalam pembuatan kebijakan keamanan di negara-negara transisi dan negara-negara berkembang:

Pembangunan kemampuan: Di negara-negara yangma sih dalam masa transisi dan negara-negaraberkem bang, lembaga-lembaga negara mungkinsudah ada, tapi transformasinya menuju lembaga-

lembaga yang bertanggung jawab dan demokratismerupakan usaha yang sulit dan memerlukan waktulama. Transformasi ini memerlukan komitmen lembagaeksekutif dan, dalam sebagian kasus, dukungan darimasyarakat internasional. Pembangunan kemampuanmengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan genderharus berlangsung di berbagai tingkat:

n Eksekutif: Pastikan agar para pejabat senior sepertiKepala Negara dan para menteri menyadarikebijakan dan komitmen internasional dan nasionalberkaitan dengan kesetaraan gender dan HAM.Para aktor eksternal yang terpercaya dapatmembantu.

n Parlemen: Komite-komite parlemen di negara-negara yang masih dalam masa transisi dannegara-negara berkembang kekurangan keahlianberkaitan dengan masalah teknis isu keamanan danpertahanan serta anggaran militer, apalagibagaimana hubungannya dengan isu-isu gender.

n Masyarakat sipil: Di negara-negara yang masihdalam masa transisi dan negara-negara berkem -bang di mana lembaga politiknya lemah dan sektorkeamanan kuat, para politisi di lembaga eksekutifdan parlemen mungkin mengandalkan dukunganeksplisit atau implisit badan-badan keamanan.Karena itu, mereka mungkin meng hindaripembenahan yang substansial karena khawatirakan menimbulkan kudeta. Karena itu, dalamjangka pendek sampai jangka menengah,pembangunan kemampuan OMS untuk mengawasitindakan para aktor keamanan dan sensitivitasmereka terhadap masalah gender dapat menjadimekanisme pengawasan yang paling efisien.Sebagai bagian dari badan pengawasan atas sektorkeamanan, walaupun OMS kurang memahamimasalah-masalah teknis yang berkaitan denganpertahanan dan keamanan, mereka masih dapatmemainkan peran penting berkaitan denganketerwakilan para pria dan wanita biasa.

5.3 Negara-negara maju

Negara-negara maju seperti Inggris dan AmerikaSerikat semakin berpandangan bahwa ancamanpaling langsung terhadap keamanan nasional merekamerupakan masalah yang dapat dipisahkan darikesejahteraan dan stabilitas masyarakat, seperti yangtergambar pada NSP mereka dan kebijakan ke aman -an lainnya. Namun demikian, keamanan na si onal tetapberkisar pada masalah makro-po litik/ keamanan.Amerika Serikat mendefinisikan ancaman keamanannasionalnya sebagai pengem bangan dan penyebaransenjata pemusnah massal, penggunaan peluru kendalimelawan Amerika Serikat, dan bencana alam. Begitupula, masalah keamanan nasional utama bagi Inggrissecara umum diidentifikasi sebagai terorisme,spionase, dampak negara-negara yang lemah ter -hadap stabilitas global, dan penyebaran senjatapemusnah massal. Mungkin sulit untuk melihatdimensi gender dari masalah keamanan nasional padatingkat ini.

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

23

Page 30: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Pada saat yang sama, pendekatan bergender yanglebih baik dalam penyusunan prioritas keamanannasional di negara-negara maju akan memperluasperdebatan mengenai apa itu keamanan nasional, danyang lebih penting, apa mekanisme respons yangharus ditetapkan. Sebagaimana yang terjadi sekarangini, pria terlalu terwakili di kepolisian, militer, pengawalperbatasan, lembaga peradilan, pemerintahan danlembaga-lembaga sektor keamanan serta badan-badan pengawasan lainnya di negara-negara maju.Keterwakilan wanita yang lebih besar di lembaga-lembaga yang memberikan keamanan dan/ataulembaga-lembaga yang mengatur lembaga-lembagaini dapat mempengaruhi pengertian penyediaankeamanan di negara-negara maju, dan dengandemikian juga mempengaruhi proses pembuatankebijakan.

Begitu pula, negara-negara maju – termasuk Inggrisdan Amerika Serikat – berada di garis depan dalammemberikan saran dan keahlian teknis kepadanegara-negara yang sedang mengalami RSK,termasuk mengenai NSP dan proses pembuatankebijakan keamanan. Peningkatan keahlian genderdalam tim RSK lembaga donor dapat meningkatkanresponsivitas gender dukungan dan saran mengenaiperumusan kebijakan keamanan.

Tantangan dalam memadukan isu gender meliputi:

n Kecenderungan memusatkan perhatian padaancaman eksternal dan makro-politik terhadapnegara sering dipertahankan dengan mengabaikanancaman keamanan internal, yang menimbulkandampak berbeda terhadap kelompok-kelompokyang berbeda dalam masyarakat.

n Keengganan untuk secara aktif memasukkanperspektif gender di negara-negara di manalembaga eksekutif – dan penduduk secara umum –beranggapan bahwa kesetaraan gender sudahtercapai.

!!Kiat/rekomendasi dalam memadukan genderdalam pembuatan kebijakan keamanan dinegara-negara maju:

n Perluas perdebatan mengenai apa itu keamanannasional: buka peluang bagi partisipasi masyarakatdalam mendefinisikan kebutuhan keamanannasional. Ini merupakan hal yang perlu dipertim -bangkan lembaga eksekutif dan didukung olehbadan-badan pengawasan.

n Debat kebijakan yang inklusif: peralatan teknologiyang berfungsi dengan baik dan tingkat pendidikanyang tinggi menjamin berbagai golonganmasyarakat dapat berpartisipasi dalam perdebatanmengenai keamanan dan pertahanan. Dengandemikian, peluang gender dapat dipastikan, yangmemerlukan kemauan di pihak lembaga eksekutifdan parlemen, dan kampanye dukungan oleh OMS.

n Penyusunan kebijakan yang inklusif: negara-negaramaju biasanya ditandai oleh masyarakat sipil yangaktif, yang meliputi kegiatan tim pakar, akademisidan LSM. Namun demikian, biasanya pembuatankebijakan pemerintah pusat hanya secara selektifmeminta saran dari ‘pihak luar’. Dengar pendapat

publik akan membuat proses pembuatan kebijakanmenjadi inklusif, dan merupakan titik mula bagi isu-isu gender.

n Gender sebagai komponen utama bantuan RSK:kemampuan besar di negara-negara maju untukmembantu pemerintah lain dalam RSK danpembuatan kebijakan yang sesuai harus melibatkanpara pakar dan penasihat gender.

Toolkit RSK dan Gender

24

Page 31: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

6 Rekomendasi pokok

1. Prakarsai dialog nasional konsultatif danpartisipatif mengenai isu-isu keamanan saatkebijakan keamanan tingkat nasional sedangdiubah atau dirancang.

2. Lakukan penilaian yang tanggap terhadapgender atas kebutuhan keamanan tingkatnasional dan lokal, termasuk kebutuhan dansumber daya keamanan pria, wanita, anakperempuan dan anak lelaki yang berbeda.

3. Gunakan pendekatan yang komprehensifterhadap keamanan nasional berkaitan dengankebijakan keamanan, yang meliputi ancamankeamanan eksternal dan internal, seperti GBV.

4. Bangun kemampuan dan komitmen genderpara pembuat kebijakan keamanan di lembagaeksekutif, kementerian, parlemen dan partai politikmelalui pelatihan, pendampingan (mentoring),distribusi informasi dan lobi gender.

5. Pastikan pengangkatan dan promosi setara priadan wanita untuk lembaga-lembaga pembuatkeputusan keamanan seperti Dewan KeamananNasional, dan juga untuk jabatan-jabatan tingkatsenior di kementerian dan lembaga sektorkeamanan.

6. Libatkan pakar gender di lembaga-lembagapembuat keputusan keamanan, misalnya melaluiperwakilan kaukus anggota parlemen wanita ataukementerian yang bertanggung jawab atas isu-isuwanita dan gender.

7. Bentuk badan-badan keamanan partisipatiflokal untuk memberikan informasi bagi pembuatankebijakan keamanan tingkat nasional danmenjamin pelaksanaan kebijakan keamanannasional tingkat lokal melalui audit, rencana dankegiatan keamanan yang terkoordinasi.

8. Alokasikan sumber daya yang memadai,sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakankeamanan nasional, untuk mencegah, meresponsdan menjatuhkan hukuman secara efektif terhadapketidakamanan khusus yang dihadapi wanita, pria,anak lelaki dan anak perempuan dan mendanaiprakarsa spesifik gender seperti pelatihan gender.

9. Lakukan pemantauan dan penilaian yangtanggap terhadap gender atas kebijakankeamanan nasional, termasuk melalui penilaiandampak gender atas kebijakan keamanan dananalisis anggaran gender.

10. Tentukan mekanisme untuk peningkatanpartisipasi organisasi masyarakat sipil, ter -masuk organisasi wanita, dalam berbagaiper temuan seperti dengar pendapat parlemen dankonsultasi yang diadakan Dewan KeamananNasional.

11. Bangun kemampuan organisasi masyarakatsipil untuk berpartisipasi secara efektif dalam

proses pembuatan kebijakan keamanan, termasukmembangun kemampuan teknis organisasi wanita.

12. Kembangkan jaringan organisasi masyarakatsipil, termasuk organisasi wanita, dengan me -nangani isu-isu yang berkaitan dengan keamananuntuk menjamin pemasukan stra tegis nya ke dalampembuatan kebijakan keamanan na sional.

7Sumber daya tambahan

Contoh kebijakan keamanan nasional

National Security Policy for Jamaica (KebijakanKeamanan Nasional Jamaika) – Towards a Secureand Prosperous Nation (Menuju Negara yang amandan Makmur).http://www.cabinet.gov.jm/docs/pdf/NSS_DOCS/nspannet.pdf

South Africa’s White Paper on National Defence forthe Republic of South Africa (Buku Putih AfrikaSelatan mengenai Pertahanan Nasional RepublikAfrika Selatan) – Defence in a Democracy(Pertahanan di sebuah Negara Demokrasi).http://www.info.gov.za/whitepapers/1995/defence.htm

South Africa’s White Paper on Safety and Security(Buku Putih Keselamatan dan Keamanan AfrikaSelatan).http://www.info.gov.za/whitepapers/1998/safety.htm

Romania’s National Security Strategy (StrategiKeamanan Nasional Rumania).http://merln.ndu.edu/whitepapers/RomaniaNationalSecurity.pdf

Doctrine of the Armed Forces of the Slovak Republic(Doktrin Angkatan Bersenjata Republik Slowakia). http://www.arabparliaments.org/publications/legislature/2007/montreux/slovak-e.pdf

Ireland’s White Paper on Defence (Buku PutihPertahanan Irlandia).http://www.statehouse-sl.org/policies/defence-white-paper.htm

Sierra Leone’s Defence White Paper (Buku PutihPertahanan Sierra Leone). http://www.whitehouse.gov/nsc/nss.pdf

The Uganda Defence Review – Learning fromExperience (Pengkajian Ulang Pertahanan Uganda –Pelajaran dari Pengalaman).http://www.ssrnetwork.net/documents/Publications/UDR/Uganda%20Defence%20-%20Learning%20From%20Experience.pdf

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

25

Page 32: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

The US National Security Strategy (StrategiKeamanan Nasional Amerika Serikat).http://www.whitehouse.gov/nsc/nss/2006/

Panduan praktis dan buku pedoman

Organisation for Economic Co-operation andDevelopment (Organisasi Kerja Sama Ekonomi danPembangunan), OECD DAC Handbook on SecuritySystem Reform: supporting security and justice(Buku Pedoman OECD DAC tentang PembenahanSistem Keamanan: mendukung keamanan dankeadilan), Paris: OECD DAC, 2007.http://www.oecd.org/dataoecd/43/25/38406485.pdf

Luethold, A., Developing A National Security Policy(Menyusun Kebijakan Keamanan Nasional),Presentation (Presentasi), 2007.http://www.arabparliaments.org/publications/legislature/2007/montreux/leuthold-e.pdf

South Africa’s Department of Community Safety(Departemen Keselamatan Masyarakat AfrikaSelatan), Community Police Forum Toolkit (Toolkit[Paket] Forum Kepolisian Masyarakat), 2003.http://www.capegateway.gov.za/eng/pubs/public_info/C/32970

Valasek, K. bersama Nelson, K., Securing Equality,Engendering Peace: A Guide to Policy andPlanning on Women, Peace and Security(Mencapai Kesetaraan, Mewujudkan Perdamaian:Panduan Kebijakan dan Perencanaan mengenaiWanita, Perdamaian dan Keamanan), UN-INSTRAW: Santo Domingo, 2006.

Artikel dan laporan onlineBearne, S. et al, National Security Decision-MakingStructures and Security Sector Reform (StrukturPembuatan Keputusan Keamanan Nasional danReformasi sektor keamanan), The RAND Corporation,2005. http://www.rand.org/pubs/technical_reports/TR289/DCAF Backgrounder (Informasi Latar BelakangDCAF): National Security Policy (Kebijakan KeamananNasional), 2005.http://www.dcaf.ch/publications/kms/details.cfm?Ing=en&id=18417&nav1=4Bearne, S. et al, National Security Decision-MakingStructures and Security Sector Reform (StrukturPembuatan Keputusan Keamanan Nasional danReformasi sektor keamanan), DfID (DepartemenPembangunan Internasional Inggris), 2005.http://www.dfid.gov.uk/Pubs/files/security-decision-making.pdf

CATATAN AKHIR

1 Demi kemudahan rujukan pada tool (alat) ini, istilah‘security policies’ (‘kebijakan keamanan’) merujuk padakebijakan keamanan tingkat nasional.

2 IPU dan DCAF, Parliamentary Oversight of the SecuritySector: Principles, Mechanisms and Practices(Pengawasan Parlemen atas Sektor Keamanan: Prinsip,Mekanisme dan Praktik), (IPU dan DCAF: Jenewa),2003, h. 27.

3 Disadur dari Luethold, A., ‘Developing a NationalSecurity Policy’ (‘Menyusun Kebijakan KeamananNasional’), Workshop on the Role of the Parliament inthe Development of a National Security Policy in theArab Region (Lokakarya mengenai Peran Parlemendalam Penyusunan Kebijakan Keamanan Nasional diKawasan Arab) (Presentasi, Montreux) 2007.http://www.arabparliaments.org/publications/legislature/2007/montreux/leutholde.pdf.

4 DCAF Backgrounder (Dokumen Latar Belakang DCAF),‘Security Sector Governance and Reform‘ (‘TataPemerintahan dan Reformasi sektor keamanan’) (DCAF:Jenewa), November 2005, h. 1.

5 Fluri, P.H. dan Johnsson, A.B., ‘Parliamentary Oversightof the Security Sector’ (Pengawasan Parlemen atasSektor Keamanan), Jenewa, 2003, h. 26.

6 Organisation for Economic Co-operation andDevelopment (Organisasi Kerja Sama Ekonomi danPembangunan), OECD DAC Handbook on SecuritySystem Reform (Buku Pedoman OECD DAC tentangPembenahan Sistem Keamanan) – Supporting Securityand Justice (Mendukung Keamanan dan Keadilan), Paris,2007, h. 92.

7 The US National Security Strategy (Strategi KeamananNasional Amerika Serikat).http://www.whitehouse.gov/nsc/nss/2006/.

8 Shalamanov, V.,’Practices of Security Sector Reform inEurope – the Case of Bulgaria’ (‘Praktik Reformasi sektorkeamanan di Eropa – Kasus Bulgaria’), The Challengesof Security Sector Reform in Macedonia (TantanganReformasi sektor keamanan di Makedonia, 6-7Desember 2002.

9 Lithuania’s National Security Strategy (StrategiKeamanan Nasional Lituania).http://merln.ndu.edu/whitepapers/LithuaniaNationalSecurity-2002.doc

10 Disadur dari Luethold, A., ‘Developing a NationalSecurity Policy’ (‘Menyusun Kebijakan KeamananNasional’), Workshop on the Role of the Parliament inthe Development of a National Security Policy in theArab Region (Lokakarya mengenai Peran Parlemendalam Penyusunan Kebijakan Keamanan Nasional diKawasan Arab) (Presentasi, Montreux) 2007.http://www.arabparliaments.org/publications/legislature/2007/montreux/leutholde.pdf.

11 Lithuania’s Defence White Paper (Buku Putih PertahananLituania).. http://merln.ndu.edu/whitepapers/Lithuania-2006.pdf

12 Bosnia-Herzegovina’s Defence White Paper (Buku PutihPertahanan Bosnia-Herzegovina).http://merln.ndu.edu/whitepapers/Bosnia_English-2005.pdf

13 UN Economic and Social Council (Dewan Ekonomi danSosial PBB). Report of the Secretary-General (LaporanSekretaris Jenderal), Coordination of the Policies andActivities of the Specialized Agencies and Other Bodiesof the United Nations System: mainstreaming the

Toolkit RSK dan Gender

26

Page 33: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

gender perspective into all policies and programmes inthe United Nations system (Koordinasi Kebijakan danKegiatan Badan-badan Khusus dan Badan-badan dalamSistem PBB lainnya: pengarusutamaan perspektif genderke dalam semua kebijakan dan program dalam sistemPBB), 12 Juni 1997.

14 ‘Priorities for Liberia’s Reconstruction Process’ (‘PrioritasProses Pembangunan Kembali Liberia), Woodrow WilsonInternational Center for Scholars (Pusat IlmuwanInternasional Woodrow Wilson), 14 Februari 2007.http://www.wilsoncenter.org/index.cfm?topic_id=1411&fuseaction=topics.event_summary&event_id=224140

15 Danish International Development Agency (BadanPembangunan Internasional Denmark), ‘Sikkerhed,vækst – udvikling’ (‘Keamanan, perkembangan danpembangunan’) (DANIDA: Kopenhagen), Agustus 2004,h. 17.h

16 Anderlini, S.N. dan Conaway, C.P., Negotiating theTransition to Democracy and Reforming the SecuritySector: The Vital contributions of South African Women(Merundingkan Transisi menuju Demokrasi danReformasi Sektor Keamanan: Sumbangan pentingWanita Afrika Selatan), (Women Waging Peace (WanitaPejuang Perdamaian): Washington DC), Aug. 2004.

17 Anderlini dan Conaway. vi.18 UNIFEM, Not a Minute More: Ending Violence Against

Women (Jangan Menunggu Lagi: Mengakhiri Kekerasanterhadap Wanita) (UNIFEM: New York), 2003, h. 6.

19 Centers for Disease Control and Prevention (PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit), ‘IntimatePartner Violence: Overview’ (Kekerasan Pasangan Intim:Gambaran Umum).http://www.cdc.gov/ncipc/factsheets/ipvfacts.htm

20 National Security Strategy for Jamaica – Towards aSecure and Prosperous Nation (Strategi KeamananNasional Jamaika – Menuju Negara yang Aman danMakmur).http://www.jdfmil.org/NSS_SDR/NSS_DOC.pdf

21 ‘Domestic Violence – A National Report’ (‘Kekerasandalam Rumah Tangga – Sebuah Laporan Nasional’),Maret 2005.http://www.crimereduction.gov.uk/domesticviolence/domesticviolence51.pdf

22 Barnes, K., Albrecht, P. dan Olson, M., ‘AddressingGender-Based Violence in Sierra Leone: MappingChallenges, Responses and Future Entry Points’(‘Menangani Kekerasan Berbasis Gender di Sierra Leone:Pemetaan Tantangan, Respons dan Titik Mula MasaDepan’), (International Alert [KewaspadaanInternasional]: London), 2006.

23 Struckman-Johnson, C. & Struckman-Johnson, D.,‘Sexual Coercion Rates in Seven Midwestern Prisons forMen’ (‘Tingkatan Paksaan Seksual di Tujuh LembagaPemasyarakatan Pria di Kawasan Barat Tengah’), ThePrison Journal (Jurnal Lembaga Pemasyarakatan) 379(2000).http://www.spr.org/pdf/struckman.pdf

24 Carpenter, R.C., ‘Recognizing Gender-Based ViolenceAgainst Civilian Men and Boys in Conflict Situations’(‘Mengenali Kekerasan Berbasis Gender terhadap Priadan Anak Lelaki Sipil dalam Situasi Konflik), SecurityDialogue (Dialog Keamanan). Jilid 37(1) (2006), h. 87.

25 Securing an Open Society: Canada’s National SecurityPolicy (Menciptakan Masyarakat yang Terbuka:Kebijakan Keamanan Nasional Kanada), April 2004.http://www.pco-bcp.gc.ca/docs/InformationResources/Publications/NatSecurnat/natsecurnat_e.pdf.

26 National Committee for the Advancement of Women inViet Nam (Komite Nasional Kemajuan Wanita di VietNam), ‘Gender in Public Policy’ (‘Gender dalamKebijakan Publik’), Gender Mainstreaming Guidelines inthe National Policy Formulation and Implementation(Panduan Pengarusutamaan Gender dalam Perumusandan Pelaksanaan Kebijakan Nasional). Towards GenderEquality in Viet Nam through Gender-ResponsiveNational Policy and Planning (Menuju KesetaraanGender di Viet Nam melalui Kebijakan dan PerencanaanNasional yang Tanggap terhadap Gender), Hanoi, 2004,VIE 01-015-01 Project, h.28.

27 Bearne, S. penyunting, ‘National Security Decision-Making Structures and Security Sector Reform’ (‘StrukturPembuatan Keputusan Keamanan Nasional danReformasi sektor keamanan), Inggris, Juni 2005.http://www2.dfid.gov.uk/pubs/files/securitydecision-making.pdf.

28 Implikasi operasional dari manajemen krisis tidakdiuraikan dengan jelas, tapi konsep tersebutdiperkenalkan sebagai pengganti rancangan undang-undang NSC, yang mengemukakan ‘hal-hal yangberkaitan dengan demokrasi, tata pemerintahan dankeselarasan antar-provinsi’.

29 Inter-Parliamentary Union (Persatuan Antar-Parlemen),‘Women in Politics (‘Wanita dalam Politik): 2005’.http://www.ipu.org/pdf/publications/wmnmap05_en.pdf.

30 Nathan, L., Local Ownership of Security Sector Reform:A Guide for Donors (Pemilikan Lokal Reformasi sektorkeamanan: Panduan bagi Lembaga Donor), London,Januari 2007, h. 31.

31 Sierra Leone’s White Paper on Defence (Buku PutihPertahanan Sierra Leone), paragraf 1018.

32 Ukraine’s National Security Strategy (Strategi KeamananNasional Ukraina), paragraf 3.10; Romania’s NationalSecurity Strategy (Strategi Keamanan NasionalRumania), paragraf 3.2.http://merln.ndu.edu/whitepapers/RomaniaNationalSecurity.pdf.

33 Romania’s National Security Strategy (StrategiKeamanan Nasional Rumania), paragraf 5.3.

34 Ireland’s White Paper on Defence (Buku PutihPertahanan Irlandia).http://www.statehousesl.org/policies/defence-white-paper.html; Sierra Leone’s White Paper on Defence.http://www.whitehouse.gov/nsc/nss.pdf; National Security Strategy of Ukraine (StrategiKeamanan Nasional Ukraina) (unofficial translation)(terjemahan tak resmi).http://www.mfa.gov.ua/usa/en/publication/content/8387.htm; National Security Concept of Georgia (Konsep KeamananNasional Georgia).http://www.mfa.gov.ge/?sec_id=23&lang_id=ENG;National Security Strategy for Jamaica (StrategiKeamanan Nasional Jamaika) – Towards a Secure andProsperous Nation (Menuju Negara yang Aman danMakmur).http://www.jdfmil.org/NSS_SDR/NSS_DOC.pdf.

35 South Africa’s White Paper on Intelligence (Buku PutihIntelijen Afrika Selatan), Afrika Selatan 1995, paragraf5.6.http://www.info.gov.za/whitepapers/1995/intelligence.htm.

36 South Africa’s White Paper on National Defence for theRepublic of South Africa (Buku Putih Afrika Selatan

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

27

Page 34: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

tentang Pertahanan Nasional Republik Afrika Selatan) –Defence in a Democracy (Pertahanan di NegaraDemokrasi), Bab 6, Paragraf 36-37 (Afrika Selatan1996).http://www.info.gov.za/whitepapers/1995/defence.htm.

37 South Africa’s White Paper on Safety and Security (BukuPutih Keselamatan dan Keamanan Afrika Selatan) (AfrikaSelatan 1998).http://www.info.gov.za/whitepapers/1998/safety.htm.

38 ‘Security Sector Reform - Potentials and Challenges forConflict Transformation’ (‘Reformasi sektor keamanan –Potensi dan Tantangan dalam Transformasi Konflik),Berghof Handbook Dialogue Series (Seri Dialog BukuPedoman Berghof), No. 2, h. 58.http://www.berghofhandbook.net/uploads/download/dialogue2_ssr_complete.pdf.

39 Fluri dan Johnsson.40 Nathan, h.38.41 Inter-Parliamentary Union (Persatuan Antar-Parlemen),

Women in National Parliaments (Wanita di ParlemenNasional), IPU, 31 Oktober 2006.

42 Anderlini dan Conaway.43 ‘Ready to Govern – ANC Policy Guidelines for a

Democratic South Africa’ adopted at the NationalConference (‘Siap Memerintah – Panduan Kebijakan ANCuntuk Afrika Selatan yang Demokratis’, disetujuiKonferensi Nasional), 28-31 Mei 1992.http://www.anc.org.za/ancdocs/history/readyto.html

44 Department of Community Safety ProvincialAdministration Western Cape (Departemen KeselamatanMasyarakat Pemerintah Provinsi Western Cape),Community Police Forum Toolkit (Toolkit [Paket] ForumKepolisian Masyarakat), 2003.http://www.capegateway.gov.za/Text/2003/12/community_police_forum_toolkit_pp41to80.pdf

45 Open Society (Masyarakat Terbuka), Justice Initiative(Prakarsa Keadilan).http://www.justiceinitiative.org/activities/ncjr/police/peru_cdsc.

46 Organisation for Economic Co-operation andDevelopment (Organisasi Kerja Sama Ekonomi danPembangunan), h. 55.

47 DfID (Departemen Pembangunan Internasional Inggris),h.30.

48 Organisation for Economic Co-operation andDevelopment(Organisasi Kerja Sama Ekonomi danPembangunan), h.119.

49 http://www.peacewomen.org/un/ngo/back.html.50 National Security Policy for Jamaica – Towards a Secure

and Prosperous Nation (Kebijakan Keamanan NasionalJamaika – Menuju Negara yang Aman dan Makmur).http://www.cabinet.gov.jm/docs/pdf/NSS_DOCS/nspannet.pdf; National Security Strategy for Jamaica – Towardsa Secure and Prosperous Nation (Strategi KeamananNasional Jamaika – Menuju Negara yang Aman danMakmur), A Green Paper (Buku Hijau). Direvisi Mei2006; dan Stone, C. ed al, Supporting Security, Justice,and Development: Lessons for a New Era (MendukungKeamanan, Keadilan, dan Pembangunan: Pelajaranuntuk Era Baru), Juni 2005.

51 Born, H., Fluri, P.H dan Johnsson, A.B. Handbook onParliamentary Oversight of the Security Sector (BukuPedoman tentang Pengawasan Parlemen atas SektorKeamanan), (DCAF: Jenewa), 2003.

52 Valasek, K., ‘Gender and Democratic SecurityGovernance’ (‘Gender dan Tata Pemerintahan Keamananyang Demokratis’), Public Oversight of the SecuritySecurity Sector: A Handbook for CSOs on Democratic

Security Governance (Pengawasan Masyarakat atasSektor Keamanan: Buku Pedoman bagi OMS mengenaiTata Pemerintahan Keamanan yang Demokratis),.Caparini, M., Cole, E. dan Kinzelbach, K. penyunting.(Renesans: Bratislava untuk UNDP & DCAF), akan terbitJuli 2008.

53 Disadur dari Valasek, K. bersama Nelson, K., SecuringEquality, Engendering Peace: A Guide to Policy andPlanning on Women, Peace and Security (UN 1325)(Mencapai Kesetaraan, Mewujudkan Perdamaian:Panduan Kebijakan dan Perencanaan mengenai Wanita,Perdamaian dan Keamanan [PBB 1325]) (INSTRAW:Santo Domingo), 2006, h.24.

54 Disadur dari: Gender, Women and DDR: Gender-responsive Monitoring and Evaluation Indicators(Gender, Wanita dan DDR: Indikator Pemantauan danEvaluasi yang Tanggap terhadap Gender).http://www.unddr.org/tool_docs/Genderresponsive%20Monitoring%20and%20Evaluation%20Indicators.pdf.

55 Disadur dari Bryden, A. dan Hänggi, H., ‘Reforming andReconstructing the Security Sector’ (‘Pembenahan danPembangunan Kembali Sektor Keamanan’), (Jenewa:DCAF) 2005, h.30.http://www.dcaf.ch/_docs/Yearbook2005/bm_sgpc_ch02.pdf

56 DAC CPDC, Enhancing the Delivery of Justice andSecurity in Fragile States (Meningkatkan PenyediaanKeadilan dan Keamanan di Negara-negara yang Rapuh),Juli 2006, h. 42.

Toolkit RSK dan Gender

28

Page 35: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E
Page 36: ool 8 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor ... - dcaf.ch · LCC Local Citizen Councils (Dewan Masyarakat Lokal) LSM Non-Governmental Organisation Lembaga Swadaya Masyarakat) M&E

Toolkit RSK dan Gender

30