ool 2 oolkit gender dan rsk reformasi sektor keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan...

36
Reformasi Sektor Keamanan dan Gender Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (DCAF) Reformasi Sektor Keamanan dan Gender Reformasi Sektor Keamanan dan Gender Tool 2 Toolkit Gender dan RSK Reformasi Kepolisian dan Gender Tara Denham

Upload: vokiet

Post on 13-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Reformasi Sektor Keamanan dan Gender

Geneva Centre for the

Democratic Control of

Armed Forces (DCAF)

Reformasi Sektor Keamanan dan GenderReformasi Sektor Keamanan dan GenderTool 2 Toolkit Gender dan RSK

Reformasi

Kepolisian dan

GenderTara Denham

Page 2: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian
Page 3: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Reformasi

Kepolisian dan

GenderTara Denham

Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (DCAF)

Page 4: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Toolkit RSK dan Gender

i

Tentang PenulisMs. Tara Denham menggabungkan pengalaman teoretis dan praktis dalam penelitiannya tentang reformasi kepolisian dan isu gender. Ms. Denhammendapat gelar Master of Arts bidang Hubungan Internasional dari Fakultas Urusan Internasional Norman Peterson (the Norman Paterson Schoolof International Affairs), dan telah menangani berbagai proyek untuk Pusat Pemeliharaan Perdamaian Pearson (the Pearson PeacekeepingCentre) di Afrika Barat tentang pembangunan kemampuan operasi perdamaian polisi dan gendarmerie. Dalam kapasitas ini, Ms. Denhammengoordinasikan pertemuan meja bundar ‘Polisi Wanita dalam Operasi Perdamaian’ pada tahun 2006, yang berfokus pada tantangan, peluangdan praktek terbaik keterpaduan isu gender ke dalam organisasi-organisasi nasional, dengan fokus pada partisipasi dalam operasi perdamaian.Saat ini, Ms. Denham bekerja di Departemen Urusan Luar Negeri dan Perdagangan Internasional, Kanada.

Para penyuntingMegan Bastick dan Kristin Valasek, DCAF

Ucapan Terima KasihKami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut atas komentar mereka yang sangat berharga mengenai rancangan tool (alat) ini:Maria Christodoulou, Kadi Fakondo, Shobha Gautamm, Sylvio Gravel, Nadine Jubb, Helen McDermott, Eirin Mobekk, Henri Myrtinnen, FrançoiseNduwimana, Ivy Okoronkwo, Tony Sheridan, Daniel de Torres, Anne-Kristin Treiber, Walentyna Trzcinska dan UN-INSTRAW. Selain itu, kamijuga mengucapkan terima kasih kepada Benjamin Buckland, Anthony Drummond dan Mugiho Takeshita atas bantuan penyuntingan mereka, danAnja Ebnöther atas bimbingannya dalam proyek ini.

Toolkit Gender dan RSKTool (alat) ini tentang Reformasi Kepolisian dan Gender adalah bagian dari Toolkit Gender dan RSK (Gender and SSR Toolkit). Dirancang sebagaipengenalan praktis tentang isu-isu gender bagi para praktisi dan pembuat kebijakan reformasi sektor keamanan, Toolkit ini terdiri dari 12 Tool (alat)berikut dan Catatan Prakteknya:

DCAF, OSCE/ODIHR dan UN-INSTRAW mengucapkan terima kasih atas bantuan Departemen Luar Negeri Norwegia dalam pembuatanToolkitini.

DCAFPusat Kendali Demokratis atas Angkatan Bersenjata Jenewa (DCAF, Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces) mempromosikantata kelola pemerintahan yang baik dan reformasi sektor keamanan. Pusat ini melakukan penelitian tentang praktek-praktek yang baik, mendorongpengembangan norma-norma yang sesuai di tingkat nasional dan internasional, membuat anjuran-anjuran kebijakan dan mengadakan programkonsultasi dan bantuan di negara yang membutuhkan. Para mitra DCAF meliputi para pemerintah, parlemen, masyarakat sipil, organisasi-organisasi internasional dan para aktor sektor keamanan seperti misalnya polisi, lembaga peradilan, badan intelijen, badan keamanan perbatasandan militer.

OSCE/ODIHRKantor Lembaga Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (ODIHR, Office for Democratic Institutions and Human Rights) adalah lembaga utama untukdimensi manusiawi keamanan OSCE: suatu konsep umum yang mencakup perlindungan HAM; pengembangan masyarakat yang demokratis,dengan penekanan pada pemilihan umum, pembangunan institusi, dan tata kelola pemerintahan; penguatan pemerintahan berdasarkan hukum;dan mempromosikan rasa saling hormat yang tulus dan saling pengertian antar individu, dan juga negara. ODIHR ikut berperan dalam penyusunanToolkit ini.

UN-INSTRAWInstitut Penelitian dan Latihan Kemajuan Wanita Internasional PBB (UN-INSTRAW) adalah satu-satunya lembaga PBB yang diberi tugas untukmenyusun program penelitian yang berperan bagi pemberdayaan wanita dan pencapaian kesetaraan gender di seluruh dunia. Melaluipembangunan aliansi dengan Para Negara Anggota PBB, organisasi-organisasi internasional, akademisi, masyarakat sipil dan para aktor lainnya,UN-INSTRAW:■ Melakukan penelitian berorientasi aksi dari perspektif gender yang memberikan dampak nyata terhadap berbagai kebijakan, program danproyek;■ Menciptakan sinergi-sinergi untuk manajemen pengetahuan dan pertukaran informasi;■ Menguatkan kemampuan para pemangku kepentingan utama untuk memadukan perspektif gender dalam berbagai kebijakan, program danproyek.

Gambar sampul © Keystone, AP Photo, Hidajet Delic, 2003.© DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, 2008. Hak cipta dilindungi undang-undang.ISBN 978-92-9222-074-7

Kutip sebagai: Tara Denham, “Reformasi Kepolisian dan Gender.” Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan. Para penyunting MeganBastick dan Kristin Valasek. Jenewa: DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, 2008.

Dokumen ini diterbitkan secara asli oleh DCAF, OSCE/ODIHR dan UN-INSTRAW pada tahun 2008 sebagai bagian dari Toolkit Gender dan RSK.Versi bahasa Indonesia ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Catherine Muir dan diterbitkan oleh IDSPS atas nama DCAF.

Dicetak oleh SRO-Kundig.

1. Reformasi Sektor Keamanan dan Gender2. Reformasi Kepolisian dan Gender3. Reformasi Pertahanan dan Gender4. Reformasi Peradilan dan Gender5. Reformasi Hukum Pidana dan Gender6. Manajemen Perbatasan dan Gender7. Pengawasan Parlementer terhadap Sektor Keamanan dan Gender8. Pembuatan Kebijakan Keamanan Negara dan Gender

9. Pengawasan Masyarakat Sipil terhadap Sektor Keamanandan Gender

10. Perusahaan-perusahaan Militer dan Keamanan Swasta danGender

11. Penilaian, Pemantauan dan Evaluasi RSK dan Gender12. Pelatihan Gender untuk Personil Sektor KeamananLampiran Undang-undang dan Instrumen Internasional danRegional

Page 5: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

DAFTAR ISIAkronim dan Singkatan iii

1. Pendahuluan 1

2. Apa itu reformasi kepolisian? 1

2.1 Tantangan umum dalam perpolisian 2

2.2 Mengapa reformasi kepolisian? 2

3. Mengapa gender penting untuk reformasi kepolisian? 3

3.1 Pemberian keamanan yang efektif bagi pria, wanita, anak perempuan dan anak lelaki 4

3.2 Menciptakan kepolisian yang representatif dan lebih efektif 4

3.3 Menjamin lembaga kepolisian dan budaya yang non-diskriminatif dan mempromosokan

hak-hak asasi manusia (HAM) 6

4. Bagaimana memadukan gender dengan reformasi kepolisian? 6

4.1 Rencana aksi gender . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8

Pemberian keamanan yang efektif kepada pria, wanita, anak perempuan dan anak lelaki

4.2 Kaji ulang protokol dan prosedur operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8

4.3 Prosedur-prosedur dan prakarsa-prakarsa tentang kekerasan berbasis gender . . . . . . . . . . . . . . . . . .9

4.4 Kantor polisi/satuan khusus wanita 10

4.5 Perpolisian masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

Menciptakan kepolisian yang representatif dan lebih efektif

4.6 Penilaian dan pemeriksaan (audit) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11

4.7 Perekrutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12

4.8 Retensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12

4.9 Sumber daya manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .14

4.10 Kemajuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .14

Menjamin lembaga kepolisian dan budaya yang non-diskriminatif dan mempromosikan HAM

4.11 Kode perilaku dan kebijakan mengenai diskriminasi, pelecehan dan kekerasan . . . . . . . . . . . . . . . . .15

4.12 Pelatihan gender . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16

4.13 Pengawasan sipil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .17

5. Memadukan gender ke dalam reformasi kepolisian dalam konteks tertentu 18

5.1 Negara-negara pasca-konflik 18

Perpolisian sipil dalam operasi pemeliharaan perdamaian 19

Penyaringan 19

Perekrutan wanita 19

Satuan polisi untuk kekerasan berbasis gender 20

5.2 Negara-negara dalam masa transisi 20

5.3 Negara-negara berkembang 21

5.4 Negara-negara maju 22

6. Anjuran-anjuran pokok 23

7. Sumber daya tambahan 24

Reformasi Kepolisian dan Gender

ii

Page 6: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Toolkit RSK dan Gender

iii

SINGKATAN DAN AKRONIM

APD Albuquerque Police Department (Departemen Kepolisian Albuquerque)

CEDAW Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (KonvensiPenghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan

CEE Central and Eastern Europe (Eropa Tengah dan Timur)

EU European Union (Uni Eropa)

FPU Formed Police Unit (Satuan Tugas Unit Polisi Berseragam)

FSU Family Support Unit (Satuan Dukungan Keluarga

GBV Gender-Based Violence (Kekerasan Berbasis Gender)

IWITTS Institute for Women in Trades, Technology, and Services (Institut untuk Wanita dalamBidang Perdagangan, Teknologi dan Jasa)

KPS Kosovo Police Service (Kepolisian Kosovo)

LGBT Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender

LNP Liberian National Police (Kepolisian Nasional Liberia)

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

NATO North Atlantic Treaty Organisation (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara)

OAS Organisation of American States (Organisasi Negara-negara Amerika

OMS Organisasi Masyarakat Sipil

OSCE Organisation for Security and Co-operation in Europe (Organisasi untuk Keamanan danKerja Sama di Eropa)

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PLCU Police Local Command Unit (Satuan Komando Lokal Kepolisian)

Polmas Perpolisian Masyarakat

SSR Reformasi Sektor Keamanan

UNICEF UN Children’s Fund (Dana Anak-anak PBB

UNOMSA UN Observer Mission in South Africa (Misi Pemerhati PBB di Afrika Selatan

WPS Women's Police Station (Kantor Polisi Wanita)

Page 7: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

1Pendahuluan

Organisasi kepolisian memainkan peran pentingdalam masyarakat. Mereka bertanggung jawab me me -lihara perdamaian dan ketertiban, denganme ne gak kan rule of law dan menjalankan tugas me -reka dengan kepekaan dan perhatian terhadap paraang gota masyarakat. Karena organisasi-organisasike polisian di seluruh dunia berusaha meningkatkanrespons dan perlindungan mereka terhadap individudan masyarakat, mereka jadi terlibat dalam prosesreformasi kebijakan dan praktek. Tuntutan untuk refor -masi didorong oleh sejumlah faktor seperti: pengkajianulang internal, tekanan publik, keputusan-keputusanpemerintah, perhatian internasional dan/atau pemu lih -an pasca-konflik. Proses reformasi kepolisianmen du kung pembentukan atau penguatan organisasike po lisian yang bertanggung jawab, efektif, adil danmeng hormati hak-hak. Pilar utama dari segala refor -masi haruslah fo kus pada usaha menjamin supayakebutuhan ke a man an masyarakat yang majemukdipahami dengan be nar dan dimasukkan ke dalamstruktur dan operasi kebijakan kepolisian.

Tool (alat) tentang reformasi kepolisian dan genderyang berikut ini berfokus pada pentingnya penguatankemampuan kepolisan dalam memahami danmenangani kebutuhan keamanan yang berbeda dariseluruh penduduk (yang mencakup pria, wanita, anaklelaki dan anak perempuan dari semua bidangpekerjaan) dan menciptakan lembaga kepolisian yangnon-diskriminatif dan representatif. Informasi yangdisusun dalam tool ini didasarkan pada penelitian danpengalaman internasional di lapangan dan membahasisu-isu internal (budaya kelembagaan) dan isu-isueksternal (kebijakan dan prosedur menanganikejahatan) dalam reformasi kepolisian.

Tool (alat) ini dapat digunakan oleh para aktor yangmelakukan reformasi kepolisian seperti: polisi dan stafperekrutan, para pejabat pemerintah, organisasi-organisasi internasional dan regional, organisasi-organisasi masyarakat sipil, dan para anggotaparlemen dan peneliti. Tool (alat) ini dirancang sebagaialat rujukan, yang disertai berbagai informasipendukung dan contoh serta kiat praktis yang dapatdigunakan dalam merancang dan/atau melaksanakanproses pembenahan. Informasi berikut ini tidakberfungsi sebagai model tapi sebagai titik mula untukmemasukkan isu gender ke dalam proses reformasikepolisian yang harus didefinisikan secara umum danmencerminkan masyarakat yang dilayani polisi.

Tool ini terdiri dari:

n Pengantar reformasi kepolisian

n Landasan pemikiran yang mendasari pemaduanisu-isu gender dan cara bagaimana hal ini dapatmemperkuat prakarsa reformasi kepolisian

n Titik-titik mula untuk memasukkan isu-isu gender kedalam aspek-aspek reformasi kepolisian yangberbeda, termasuk kiat dan contoh praktis

n Pembahasan tentang isu-isu gender dan reformasikepolisian tertentu dalam konteks negara pasca-konflik, negara dalam masa transisi, negaraberkembang, dan negara maju

n Anjuran-anjuran pokok

n Sumber daya tambahan

2Apa itu reformasi sektorkeamanan?

Reformasi kepolisian merupakan bagian inti darireformasi sektor keamanan (RSK). Proses reformasiyang lebih luas ini sering didefinisikan sebagaitransformasi suatu sistem keamanan, yang melibatkansemua aktor, peran, tindakan dan tanggung jawabmereka mengelola dan menjalankan sistem tersebutdengan cara yang sesuai dengan norma-normademokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yangbaik.1

Kepolisian adalah salah satu dari aktor keamanannegara yang penting, dan setiap proses reformasiharus dikoordinasikan dengan para aktor keamananlainnya untuk menjamin pendekatan yang terpaduketimbang pendekatan ad hoc.

Definisi Kepolisian: pasukan sipil suatu negara, yangbertanggung jawab atas pencegahan danpendeteksian kejahatan dan pemeliharaan ketertibanumum.2 Karena itu, istilah ini mencakup semualembaga penegakan hukum, seperti kepolisian danangkatan kepolisian mirip gendarmerie yang menjalan -kan kekuasaan kepolisian, khususnya kekuasaanuntuk menangkap dan menahan.3

Definisi Reformasi Kepolisian: transformasi atauperubahan suatu organisasi kepolisian menjadi kepo-

Untuk information lebih lanjut,

lihat Tools Toolkit RSK dan

Gender

Reformasi Kepolisian dan Gender

1

Reformasi Kepolisian

dan Gender

Page 8: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

lisian yang profesional dan bertanggung jawab danmenerapkan gaya perpolisian yang tanggap terhadapkebutuhan masyarakat setempat.4

Reformasi kepolisian berkaitan dengan perubahan danmerupakan suatu proses yang menggerakan lembagakepolisian menuju lembaga yang lebih bertanggungjawab atas tindakannya dan lebih menghormati hakasasi manusia. Proses ini bisa terbatas waktu,terutama dalam konteks pasca-konflik di mana prosestersebut didukung melalui bantuan internasional danditentukan dengan jadwal eksternal; atau berke -lanjutan di mana terdapat dukungan (politik dan/ataukeuangan) nasional. Reformasi kepolisian yang efektifberlangsung melalui tahap-tahap utama berikut:5

1. Analisis dan penilaian awal: mengumpulkaninformasi untuk memahami dan menguraikankonteks lokal

2. Perancangan dan perencanaan: berdasarkananalisis, susun rencana atau peta reformasi yangjelas dengan tujuan yang didefinisikan dengan jelas

3. Pengelolaan pelaksanaan: laksanakan rencanatersebut dalam kemitraan dengan berbagaipemangku kepentingan

4. Evaluasi: pantau kemajuan, kumpulkan informasidan data tentang perubahan yang terjadi, evaluasikeberhasilan dan identifikasi tantangan yang perluditanggulangi

Proses ini unik pada setiap konteks, apakah dalamkonteks negara pasca-konflik, negara berkembang,negara dalam masa transisi atau negara maju (untukmelihat kiat/anjuran khusus-konteks, lihat Bagian 5).Walaupun terdapat perbedaan antara kenyataankontekstual, rasa hormat terhadap hak-hak asasimanusia dan hukum kemanusiaan harus dianggapsebagai titik mula utama dalam reformasi budayainternal dan eksternal kepolisian.

Contoh reformasi kepolisian di kawasan-kawasan

yang berbeda adalah:

n Amerika Tengah, yang sedang menjauhkankepolisian dari sistem militer dan menerapkankontrol sipil atas pasukan keamanan.6

n Asia Tengah, yang sedang berubah dari sistemperpolisian kolonial menjadi suatu struktur yangdemokratis yang didalamnya kepolisian bekerjademi masyarakat dan bukan demi kepentingansuatu partai yang berkuasa atau suatu kelompokyang berpengaruh dalam masyarakat.7

n Amerika Utara: yang sedang menanggapi tuduhankorupsi dan penggunaan kekuatan yang berlebihandan tuntutan hukum untuk menciptakan gayaperpolisian yang lebih berorientasi pelayanan yangmemperhatikan kebutuhan masyarakat yang lebihluas, termasuk masyarakat yang sebelumnyaterpinggirkan – seperti masyarakat lesbian, gay,biseksual dan transgender (LGBT).

n Para negara EropaTimur/Pasca-komunis: yangsedang menanggapi korupsi dan tuntutan per polisianyang berorientasi pelayanan dan per polisian menurutrule of law yang berbasis hak-hak.

Contoh-contoh ini hanya sekedar contoh jenisreformasi umum yang terjadi. Harus diingat bahwawalaupun reformasi mungkin lebih berkaitan dengankawasan atau konteks tertentu, berbagai macamreformasi dapat terjadi pada suatu lembaga kepolisiantertentu. Contoh reformasi kepolisian adalah: peru bah -an pada tingkat bawah seperti pengembanganketerampilan, pelatihan dan peningkatan kesadaran;bekerja sama dengan pejabat tingkat tinggi untukmengubah sifat militeristis kepolisian; dan perumusankembali mandat dan prosedur operasi di lembagakepolisian. Apa pun tingkat, jenis atau konteks refor -masi, pemahaman tentang kemampuan lokal untukmelaksanakan reformasi, kebutuhan masya rakattertentu, dan penetapan waktu harus dipertimbangkandengan matang untuk menjamin rencana reformasimemang realistis dan dapat dicapai dalam jangkawaktu yang terukur.

Bertanggung jawab Efektif Adil Menghormati hak-hak

Hubungan yang kuat denganmasyarakat untuk menyebarkaninformasi mengenai hak-hakwarga negara dan tanggungjawab polisi.

Pengembangan ketermpilanuntuk semua polisi/staf.

Kesempatan-kesempatanprofesional di lembaga kepolisianbagi semua anggota masyarakat.

Berkurangnya tingkat kejadianpenggunaan kekuatan yangberlebihan.

Mekanisme independen untukmenyidik tuduhan terhadapkepolisian.

Berkurangnya korupsi. Gaji berdasarkan tingkatketerampilan dan peringkatketimbang jenis

Perlakuan setara terhadap polisidan staf di organisasi kepolisian.

Mekanisme pengawasan internaldan eksternal yang kuat

Kesempatan pelatihan untuksemua tingkatan di kepolisian.

Akses setara atas kesempatanuntuk pengembangan karir.

Persyaratan kesehatan semuastaf dipertimbangkan.

Masukan dan umpan balik yangberagam bagi operasi dan fungsikepolisian.

Pemahaman dan kemampuanmenanggulangi ancamankeamanan yang beragam.

Alokasi sumber daya didasarkanpada kebutuhan dan ancamankeamanan yang teridentifikasi.

Layanan polisi yang adil diberikankepada semua anggotamasyarakat.

Kotak 1 Efektivitas operasional kepolisian

Toolkit RSK dan Gender

2

Page 9: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

2.1 Tantangan umum dalamperpolisian

Lembaga kepolisian menghadapi berbagai tantanganyang memerlukan pertimbangan berkelanjutan demiperbaikan. Sedikit sekali, kalau ada, organisasi yangbebas dari kritik dan tuntutan perubahan, termasukorganisasi-organisasi kepolisian yang palingberpengalaman sampai yang baru mendapat pelatihandan yang baru dibentuk. Meskipun terdapat per -bedaan geografis, sosial dan ekonomi yang besar diberbagai negara, dan juga keanekaragaman struktur,ukuran dan konteks kepolisiannya, terdapat masalah-masalah umum yang mempengaruhi banyakorganisasi kepolisian, terutama sehubungan denganisu-isu gender. Berikut ini adalah daftar sebagianmasalah tersebut:8

n Tingkat respons yang rendah terhadap kejahatanyang dilakukan terhadap kelompok sosial tertentu

n Penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadapkelompok-kelompok tertentu, khususnya kelompokyang terpinggirkan seperti orang-orang darikelompok minoritas, penduduk asli, dan masyarakatLGBT

n Tidak dilibatkannya kelompok-kelompok tertentu dilembaga kepolisian

n Pelanggaran kode perilaku dan penyalahgunaanjabatan

n Penolakan mencatat pengaduan

n Keterampilan penyidikan yang kurang sehinggamenyebabkan tingkat penjatuhan vonis yangrendah

n Kurangnya pertanggungjawaban

n Kurangnya kepercayaan sipil

2.2 Mengapa reformasi kepolisian?

Untuk menanggulangi tantangan umum dalamperpolisian, reformasi dapat dilakukan untuk membuatkepolisian menjadi lebih efektif secara operasional,bertanggung jawab, adil, dan menghormati hak.Walaupun tidak seksama, Kotak 1 memberikancontoh-contoh perubahan yang dapat terjadi berkatreformasi kepolisian dalam usaha membuat organisasikepolisian menjadi lebih efektif secara operasional.

3Mengapa gender pentingdalam reformasi kepolisian?

Reformasi Kepolisian dan Gender

3

Pria Wanita Anak Lelaki Anak Perempuan

n Perampokan (Australia: 75%korbannya adalah pria)11

n Penganiayaan

n Pembunuhan

n Penganiayaan ringan dan berat

n Kekerasan geng

n Dipaksa memperkosa anggotakeluarga sendiri (khususnyapada masa konflik)

n Pemerkosaan dan penyiksaanseksual

n Perdagangan manusia

n Kekerasan dalam rumahtangga

n Penganiayaan seksual(Amerika Serikat: 92%korbannya di tempat kerjaadalah wanita)12

n Kematian istri akibat kekerasandalam rumah tangga bermotifpemerasan harta bawaan istri

n Pelecehan seksual

n Pemerkosaan

n Pembunuhan bermotif‘kehormatan'

n Penguntitan

n Pemandulan paksa

n Perdagangan manusia

n Kekerasan geng

n Penganiayaan danpemerkosaan anak

n Gertakan

n Penculikan & penyanderaan

n Pembuangan & penelantarananak

n Perdagangan manusia

n Jual/beli anak untuk pelacuran

n Pembunuhan bayi

n Penganiayaan danpemerkosaan anak

n Perdagangan manusia

n Penculikan & penyanderaan

n Perkawinan paksa anak

n Jual/beli anak untuk pelacuran

Kotak 2 Ancaman keamanan terhadap pria, wanita, anak lelaki, dan anak perempuan

Gender merujuk pada peran dan hubungan, cirikepribadian, sikap, perilaku dan nilai-nilai tertentuyang dihubungkan masyarakat dengan pria danwanita. Karena itu, ‘gender’ merujuk pada per be daanyang dipelajari antara pria dan wanita, se dangkan‘jenis kelamin’ merujuk pada perbedaan bi ologisantara lelaki dan perempuan. Peran gender sa ngatbervariasi di dalam dan antar-kebudayaan dan dapatberubah sepanjang waktu. Gender tidak hanyamerujuk pada wanita atau pria tapi juga me ru jukpada hubungan di antara mereka.

Pengarusutamaan gender (gender main stream ing)adalah proses penilaian implikasi terhadap wanitadan pria dari suatu tindakan yang terencana, seperti

Page 10: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Penanggulangan isu-isu gender bukan suatu prosesmerampas kekuasaan dari pria dan kemudianmemberikannya kepada wanita dan kelompok-kelompok yang kurang terwakili lainnya, tapisebaliknya merupakan suatu proses meningkatkanefisiensi dan efektivitas organisasi-organisasi yangdiperbarui.

3.1 Penyediaan keamanan yangefektif kepada pria, wanita, anakperempuan dan anak lelaki

Karena polisi bertanggung jawab atas pemeliharaanketertiban umum dan perlindungan masyarakat,kepolisian harus memahami dan menanggulangisemua ancaman keamanan yang dihadapimasyarakat yang mereka layani, dengan menyadaribahwa pria dan wanita terpengaruh oleh kekerasandan diskriminasi dengan cara yang sangat berbedadan dengan tingkatan yang berbeda. Misalnya,kejahatan terhadap pria umumnya terjadi di tempatumum, sedangkan kejahatan terhadap wanita, sepertikekerasan dalam rumah tangga, sering terjadi ditempat pribadi, bidang yang oleh kebanyakan lembaganegara tidak dianggap sebagai tanggungjawabnya.10Beberapa contoh ancaman keamanan(bukan berdasarkan urutan tingkat kejadiannya)terhadap pria, wanita, anak lelaki, dan anakperempuan diperlihatkan pada Kotak 2.

Polisi berkewajiban mencegah, mengurangi danmerespons bentuk-bentuk kejahatan ini, termasukkekerasan berbasis gender (GBV) karena ini adalahsalah satu dari ancaman-ancaman terhadapkeamanan di semua bagian dunia. Sebuah penelitian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, World HealthOrganisation) menunjukkan bahwa lebih 69% wanitamelaporkan pernah mengalami agresi fisik daripasangan pria pada suatu masa dalam hidupmereka.13GBV adalah suatu tindak kekerasan – fisik,seksual atau psikologis – yang mungkin menyebabkanbahaya bagi seseorang dan dilakukan karena gendermereka. Jenis kekerasan ini dilakukan terhadap priadan wanita, anak lelaki dan anak perempuan, danmenggambarkan ketidakseimbangan kekuasaan yangterjadi antara pria dan wanita atau antara seoranganak dan pengasuhnya.

GBV bisa semakin diperparah oleh ketidakamananyang disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti latarbelakang etnis, orientasi seksual, dan agama:

n 67% dari kasus bermotif agama di Inggris danWales pada tahun 2005/2006 terjadi terhadap kaumMuslim.14

n Di Afrika Selatan, para lesbian kulit hitam diperkosadan juga dianiaya secara fisik dan verbal karenaorientasi seksual mereka.15

Pria dan wanita sering enggan melaporkan kejahatanini kepada polisi. Pria yang mengalami GBV seringmerasa malu dan tidak mau membicarakan kejadiantersebut karena takut dianggap lemah, tak berdayaatau gay. Wanita sering enggan melapor kepada polisikarena pantangan dan stigma sosial yang berkaitandengan menjadi korban GBV. Tantangan lainnyaterdapat di negara-negara yang tidak mempunyaihukum yang memadai mengenai pemberantasanGBV. Di lembaga kepolisian itu sendiri harusdipastikan bahwa semua polisi – pria dan wanita –cukup terlatih untuk merespons korban GBV danmemiliki keterampilan yang diperlukan untuk mem -proses dan menyidik kejahatan secara efektif.

3.2 Menciptakan kepolisian yangrepresentatif dan lebih efektif

‘Meningkatkan keanekaragaman bukan sekedarperkara yang benar atau sesuai moral yang harus

dilakukan – hal itu penting bagi kita untukmenjalankan tugas kita. Tempat kerja yang beragam

memberikan akses atas berbagai keterampilan,pengalaman, pendidikan, dan kebudayaan yang

meningkatkan kemampuan kita memberikanberbagai solusi lokal atas masalah lokal.’

Kantor Departemen Dalam Negeri Kerajaan Inggris –Selebaran mengenai Keanekaragaman di Lembaga

Kepolisian16

Ancaman keamanan dan kejahatan dilakukanterhadap semua lapisan masyarakat; namun demikian,organisasi kepolisian di seluruh dunia tetap didominasipria dengan perwakilan yang kurang dari kelompoktertentu. Perpolisian biasanya dianggap sebagai‘pekerjaan pria’ karena berkaitan dengan kejahatan,bahaya dan kekerasan.17 Proses perekrutan, seperti

Lihat Tool tentang

RSK dan Gender

Toolkit RSK dan Gender

4

pem buatan undang-undang, kebijakan atau prog ramdi semua bidang dan pada semua tingkatan.9

Kepatuhan terhadap kewajiban menurut undang-undang dan instrumen hukum internasional

Pemaduan isu-isu gender ke dalam reformasikepolisian diperlukan untuk memenuhi hukuminternasional dan regional, instrumen hukum dannorma mengenai keamanan dan gender. Instrumenutama di antaranya adalah:

n Konvensi tentang Penghapusan Segala BentukDiskriminasi terhadap Perempuan (1979)

n Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing (1995)

n Resolusi Dewan Keamanan PBB tentangPerempuan, Perdamaian dan Keamanan (2000)

Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat LampiranToolkit tentang Undang-Undang dan InstrumenInternasional dan Regional.

Page 11: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

pemeriksaan latar belakang dan wawancaraperorangan, kadang-kadang menyingkirkan calonwanita atau pria yang tidak mempunyai sikap maskulinyang ‘benar’, seperti ‘ketangguhan’ dan hetero-seksualitas mutlak.18 Namun demikian, denganterbentuknya kepolisian yang lebih representatif –kepolisian yang menggambarkan komposisi etnis,agama, geografi, jenis kelamin, suku dan bahasamasyarakat – kredibilitas, kepercayaan, dan dengandemikian legitimasi kepolisian akan meningkat di matamasyarakat. Peningkatan jumlah personil polisi wanitadapat memberikan manfaat operasional yang nyata.

Kotak 3 memberikan gambaran umum keterwakilanberlebihan polisi pria di seluruh dunia.

Untuk mewujudkan kepolisian yang lebih efektif secaraoperasional dan untuk memberikan respons yang lebihefektif terhadap kebutuhan keamanan wanita dankelompok yang kurang terwakili lainnya, harus diambillangkah-langkah untuk mengatasi kesenjanganketerwakilan tersebut. Beberapa manfaat potensialdari keterwakilan yang lebih besar, seperti dikutip olehMarkas Besar Kepolisian Kerajaan Inggris, adalah:33

n Polisi gay mungkin dapat memberikan cara baru

menyampaikan pesan-pesan penurunan kejahatankepada komunitas gay dan di dalam kepolisiansendiri.

n Polisi yang lebih muda mungkin memilikipengetahuan yang lebih luas mengenai klub danbar setempat dan mungkin dapat memberikansolusi inovatif atas gangguan keamanan yangdisebabkan oleh alkohol.

n Polisi Muslim wanita mungkin cocok ditugaskanuntuk menangani kasus kekerasan dalam rumahtangga yang melibatkan wanita Muslim lainnya.

Peningkatan keterwakilan polisi wanita dapatmemberikan manfaat tambahan. Menurut PusatUrusan Wanita dan Perpolisian Nasional, penelitiannasional dan internasional menunjukkan bahwa wanitadan pria sama-sama mampu melaksanakan tugaskepolisi an secara efektif. Kenyataannya, penelitianmenunjukkan bahwa wanita sering memberikansejumlah keterampilan dan kekuatan tertentu bagitugas kepolisian, seperti kemampuan mengurangipenggunaan atau ketergantungan pada kekuatan saatmenghadapi orang yang agresif).34 Beberapa cara lainyang diberikan wanita untuk menciptakan organisasikepolisian yang lebih efektif adalah:35

Reformasi Kepolisian dan Gender

5

Negara Tahun Polisi wanita Polisi pria

Pasca-konflik

Afrika Selatan19 2006 29% 71%

Siprus20 2006 16% 84%

Sierra Leone21 2006 15% 85%

Kosovo22* 2006 14% 86%

Dalam Masa Transisi dan Berkembang

Jamaika23 2001 18% 82%

Republik Ceko24 2001 12% 88%

Venezuela25 2002 10% 90%

Rumania26 2005 8% 92%

India27 2006 2% 98%

Maju

Australia28 2002 29% 71%

Kanada29 2006 18% 82%

Swedia30 2001 18% 82%

Amerika Serikat31 2006 12-14% 86-88%

Finlandia32 2004 10% 90%

Kotak 3 Persentase polisi wanita dan pria di sejumlah negara

*Pada saat Tool ini dibuat, bulan November 2007, status Kosovo belum tetap.

Page 12: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

n Polisi wanita mungkin lebih efektif dalam meredamsituasi yang mungkin berbahaya daripada polisi pria.

n Polisi wanita lebih jarang dilaporkan masyarakatbertindak “tidak patut” dibandingkan dengan polisi pria.

n Polisi wanita lebih jarang menggunakan kekuatanyang mematikan, seperti menggunakan senjata api.

n Polisi wanita lebih jarang mengalami penentanganatau perlawanan dari tersangka pria yang merekatangkap dan/atau tanyai.

n Polisi wanita dapat bertindak sebagai model peranbagi anggota masyarakat mengenai kemampuanwanita berpartisipasi di lembaga-lembaga sektorkeamanan.

n Polisi wanita sering memiliki keterampilankomunikasi yang lebih baik daripada polisi pria danlebih mampu mendapatkan kerja sama dankepercayaan yang diperlukan untuk melaksanakansuatu model perpolisian masyarakat.36

Peningkatan keterwakilan polisi wanita juga menjadikeharusan operasional bila kepolisian inginmemberikan respons efektif atas GBV terhadap wanitadan anak perempuan. Wanita lebih cenderungmelaporkan GBV kepada polisi wanita, danpenyediaan wanita terlatih yang hadir selama prosedurpenyidikan juga merupakan praktek yang baik.

3.3 Menjamin lembaga kepolisian danbudaya yang non-diskriminatif danmempromosikan hak asasi manusia(HAM)

Pemberantasan diskriminasi dan pelanggaran HAM,termasuk GBV, oleh personil polisi akan membantumenciptakan lingkungan kerja yang efektif danproduktif dan meningkatkan keamanan personilmaupun masyarakat sipil. Di beberapa negara, polisimelakukan pelanggaran hukum seperti pelecehanseksual dan penganiayaan seksual, terlibat dalampekerjaan seks paksa dan perdagangan manusia, danmelakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin danorientasi seksual. Personil polisi pria dan wanita, danjuga pria dan wanita sipil, anak perempuan dan anaklelaki bisa menjadi korban langsung pelanggaran ini.Misalnya, laporan tahun 2006 dari AmnestiInternasional menyatakan bahwa: ‘Pemerkosaanwanita dan anak perempuan oleh polisi dan pasukankeamanan, dan di dalam keluarga dan masyarakatmereka sendiri, diakui sudah mewabah di Nigeria.’37Bentuk-bentuk pelanggaran HAM ini bisa dilakukanoleh seorang polisi atau sekelompok karyawan, dankadang-kadang dipertahankan oleh budayakelembagaan yang diskriminatif.

Sikap diskriminatif personil polisi bisa juga mencegahakses setara atas lembaga kepolisian. MenurutPelapor PBB tentang Kekerasan terhadap Wanita, diberbagai negara, para wanita melaporkan bahwakepolisian tidak peka dan mungkin gagal menyidikkejahatan yang berbasis gender. ‘Sebagian wanitamelaporkan bahwa ketika mereka datang ke kantor

polisi untuk melaporkan kasus pemerkosaan, polisipria cenderung meremehkannya, bahkan bertanyaapakah mereka menikmati pengalamannya.’38Diskriminasi berbasis gender bisa diperparah olehdiskriminasi yang didasarkan pada ras, kelas, kasta,usia atau cacat fisik. Misalnya, diskriminasi dankekerasan sistematis terhadap komunitas Rom (gipsi)oleh polisi di Kroasia dan Republik Ceko telahmembuat para wanita Rom tidak mau memintabantuan dari kepolisian.39

Namun demikian, harus diingat bahwa pemasukanwanita dan kelompok masyarakat yang kurangterwakili tidak otomatis menghasilkan organisasikepolisian yang lebih non-diskriminatif. Budayainternal tidak meng hormati dan melecehkan kadang-kadang membuat seorang polisi menerima budayadominan tersebut untuk melindungi diri mereka ditempat kerja. Polisi wanita sering bertindak lebih kerasterhadap korban kejahatan wanita dan lebih seringmenggunakan kekuatan terhadap masyarakat dalamusaha men dapatkan penerimaan ke dalam kelompokyang do minan.40 Proses reformasi harus mengatasitan tangan yang berkaitan dengan budaya organisasi,dan berusaha menciptakan kepolisian yangmenghormati rekan-rekan dan masyarakat yangdilayani.

4Bagaimana memadukangender dengan reformasikepolisian?

Setiap proses reformasi merupakan proses yang rumitdan memerlukan pelaksanaan strategi yang terencanadengan baik. Menyadari bahwa tanggung jawab ke -polisian adalah melayani dan melindungi masyarakat,pemilikan lokal sangat penting untuk menciptakanproses pembenahan yang efektif dan berkelanjutan.Apakah di negara pasca-konflik atau pun di negaramaju, organisasi kepolisian atau pun masyarakat yangdilayaninya tidak boleh dianggap sebagai penerimapasif pembenahan. Karena itu, kiat dan contoh berikutmengenai pemaduan gender dalam reformasi ke -polisian harus disesuaikan untuk memenuhike bu tuhan dan kemampuan khusus setempat.

Perlu juga diingat bahwa pria memainkan peranpenting dalam proses reformasi kepolisian yangtanggap terhadap gender. Pria yang memegangkekuasaan dapat menggunakan pengaruh merekauntuk mendukung dan memimpin reformasi. Sebagai‘pendukung’, orang-orang memainkan peran sebagaipemimpin, sekutu, dan pendidik dalam suatu orga ni -sasi, yang secara khusus mendorong diadakan nyadialog mengenai isu-isu yang mungkin sensitif dalamjen jang sektor keamanan.41 Di seluruh jenjang ke po -li sian tersebut, pria yang mengenali kesempatan untukmenciptakan suatu situasi yang adil bagi semuapersonil polisi dapat memimpin dengan memberikan

Toolkit RSK dan Gender

6

Page 13: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

teladan saat kebijakan dan prosedur baru disesuaikan.Melibatkan polisi pria dalam perundingan tentangperlunya kesetaraan gender merupakan kesempatanuntuk menyebarkan informasi dan mengidentifikasi

bidang-bidang perlawanan. Tanpa penerimaan dandukungan mayoritas di organisasi kepolisian, tidak adaprakarsa apa pun yang akan berhasil atau ber -kelanjutan dalam menghasilkan perubahan.

Reformasi Kepolisian dan Gender

7

Anjuran-anjuran Tugas Tanggung jawab Jadwal

1. Memperkenalkan nilai-nilai organisasi denganmenyatakan bahwa organisasi kepolisian bertekadmenangani isu-isu keanekaragaman dan gender.

■ Buat pernyataan nilai-nilai organisasi.

2. Buat kebijakan dan prosedur untuk mencapai nilai-nilai organisasi.

Contoh: Tidak boleh ada diskriminasi terhadapanggota polisi berdasarkan alasan apa pun – ras,agama, jenis kelamin, orientasi seksual.

■ Jamin pernyataan-pernyataan kebijakanyang jelas, yang akan menjadi alat-alatyang paling efektif sebagai pedomanreformasi kepolisian.

3. Buat satuan/badan permanen yang perannyamemastikan bahwa gender menjadi bagian darisetiap aspek kebijakan dan praktek kepolisian.

■ Tentukan mandat, kerangka acuan, dankeanggotaan yang dianjurkan.

4. Buat strategi komunikasi internal dan eksternal yangkomprehensif untuk mendukung tujuan kesetaraangender di lembaga kepolisian.

■ Buat strategi komunikasi dengan metodeyang mudah digunakan

5. Tentukan tujuan kesetaraan gender yang dapat diukurdan mekanisme penelusurannya.

■ Rumuskan sistem pemantauan danalokasikan sumber daya yang diperlukan.

■ Buat sistem pelacakan dan pangkalan datauntuk pengumpulan data.

6. Tentukan target-target strategis perekrutan polisi untukmeningkatkan kemampuan kepolisian dalammemberikan layanan kepada kelompok-kelompokmasyarakat yang beragam.

■ Siapkan survei demografi untukmengidentifikasi persyaratankeanekaragaman.

7. Lakukan kaji ulang yang menyeluruh terhadap prosedurperekrutan untuk mengidentifikasi dan menyingkirkanhambatan dalam menerima kelompok masyarakatyang kurang terwakili dan analisis para pelamar yangtidak diterima.

■ Siapkan proses pengkajian ulang danalokasikan sumber daya yang diperlukan.

8. Tentukan mekanisme untuk memastikan bahwa semuaanggota panel pewawancara memahami danmemperlihatkan komitmen terhadap kesetaraangender dan perpolisian yang berorientasi pelayanan.

■ Gunakan kebijakan yang baru dirumuskansebagai landasan untuk pelatihan.

9. Susun rencana untuk mengkaji ulang semua kebijakandan prosedur untuk menjamin kebijakan dan prosedurtersebut peka terhadap gender dan keanekaragaman.

■ Rumuskan rencana beserta jadwal dantanggung jawab untuk proses pengkajianulang.

10. Padukan kebijakan dan prosedur baru mengenaigender dan keanekaragaman ke dalam programpelatihan untuk semua anggota polisi yang barumaupun yang sudah lama bertugas.

■ Adakan pelatihan bagi semua pelatihmengenai kebijakan baru.

■ Kenali kesenjangan-kesenjangan pelatihandan rancang ulang program pelatihanuntuk menanggulangi kesenjangantersebut.

11. Susun program pendampingan karyawan. ■ Tunjuk para wanita pada semua tingkatandi lembaga kepolisian untuk berpartisipasidalam program bimbingan.

Kotak 4 Template rencana aksi reformasi42

Page 14: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

4.1 Rencana aksi gender

Beberapa titik mula berikut ini memberikan gambarantentang beberapa cara bagaimana memadukangender dengan reformasi kepolisian. Dengan begitubanyak bidang yang harus ditangani, proses reformasimungkin terlihat agak membingungkan dan mungkinsulit untuk mengidentifikasi dari mana harus memulai.Penilaian awal mengenai gender dapat memberikanpemahaman mengenai keadaan yang dihadapi danmenyoroti bidang-bidang yang memerlukan perhatiansegera atau jangka panjang. Berdasarkan penilaiantersebut, sebuah rencana aksi dapat disusun untukmengidentifikasi bidang-bidang yang akan ditanganidan tugas-tugas apa yang harus diselesaikan.

Kotak 4 adalah template untuk rencana aksi yang, kalaudisesuaikan dengan konteks tertentu, dapat menjadipedoman bagi proses tersebut.

Penyediaan keamanan yang efektifkepada pria, wanita, anak perempuandan anak lelaki

4.2 Kaji ulang protokol dan proseduroperasional

Protokol dan prosedur memberikan kerangka opera si -onal bagi jalannya organisasi kepolisian danmem bentuk budaya kelembagaan. Protokol dan pro -sedur yang jelas dan tanggap terhadap gender harus

tersedia untuk mengurangi kasus-kasus pe nerap andiskriminatif yang didasarkan pada penilaian subjektifpolisi masing-masing. Saat mengkaji ulang protokoldan prosedur, pertimbangan berikut harus dilakukan:

Kaji ulang dan konsultasi

n Kaji ulang prosedur dan protokol untuk menjaminsupaya prosedur dan protokol tersebut tidakdiskriminatif, menggunakan bahasa yang pekaterhadap gender, dan memasukkan kebutuhankeamanan pria, wanita, anak perempuan dan anaklelaki yang berbeda – termasuk ketentuan khusustentang GBV.

n Jamin supaya prosedur dan protokol yang sudah adamenggambarkan pemahaman yang jelas bahwakepolisian bertugas melayani dan me lin dungimasyarakat secara keseluruhan, termasuk wa nitadan kelompok masyarakat yang kurang ter wakili.

n Lakukan konsultasi dengan perhimpunan polisi priadan wanita untuk mengidentifikasi perubahan yangdiperlukan.

n Rundingkan protokol dan prosedur dengan kelom -pok-kelompok masyarakat, termasuk organisasiwanita, para penyintas kekerasan, dan sektor-sektorlainnya seperti misalnya kesehatan, pendidikan,peradilan dan pemasyarakatan melalui forum polisimasyarakat atau forum lainnya.

n Tentukan suatu proses pengkajian ulang yangberkelanjutan untuk menyesuaikan protokol dan pro -sedur agar mencerminkan kepentingan danke bu tuh an masyarakat yang berubah.43

Komitmen

n Jamin supaya prosedur dan protokol yang telahdirevisi di dukung oleh pimpinan senior dan sumberdaya ke u ang an dialokasikan untuk pelaksanaan danke ter paduan informasi baru ke dalam semua sesipelatihan.44

Lihat Tools tentang Penilaian,

Pemantauan dan Evaluasi RSK

dan Gender

Toolkit RSK dan Gender

8

12. Kaji ulang prakarsa-prakarsa ramah keluarga yangmencerminkan kebutuhan semua anggota polisi.

■ Uraikan kebutuhan pria maupun wanitadan siapkan prakarsa atau kebijakan untukmemenuhi kebutuhan ini.

13. Tentukan proses untuk mendukungpertanggungjawaban atasan dalam menghadapiperilaku anggota polisi yang tidak pantas sehubungandengan pelecehan dan diskriminasi di tempat kerja.

■ Kenali tindakan disipliner dan adakanpelatihan bagi semua atasan mengenaiproses pengambilan tindakan disipliner.

14. Tentukan atau perbaiki prosedur yang sudah adadalam memproses pengaduan masyarakat mengenaipelanggaran yang dilakukan anggota polisi.

■ Uraikan sistem pengkajian pengaduanyang sudah ada dan pastikan sistemtersebut dapat diakses, terutama oleh parawanita dan kelompok masyarakatminoritas.

15. Tentukan mekanisme yang dapat digunakan semuaanggota panel pengkajian promosi untuk memahamidan memperlihatkan komitmen terhadap kesetaraangender.

■ Tetapkan indikator untuk mengukurkomitmen panel pengkajian terhadapkesetaraan gender.

16. Tentukan mekanisme untuk alokasi fasilitas, peralatan,dll. yang sesuai gender.

■ Kenali kebutuhan fasilitas/peralatan.

Page 15: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Penjangkauan

n Terjemahkan semua protokol dan prosedur kebahasa yang sesuai dan pajangnya di semua kantorpolisi di tempat-tempat yang mudah dilihat, disertaidengan rencana komunikasi dan pelatihan.

n Prosedur yang berkaitan dengan interaksi denganmasyarakat harus dipasang di tempat-tempat de ngantingkat interaksi polisi-masyarakat yang tinggi dandisertai dengan kampanye penyuluhan ma sya ra kat.45

4.3 Prosedur dan prakarsa tentang

kekerasan berbasis gender

Karena GBV adalah salah satu dari ancaman paling

umum terhadap keamanan masyarakat (disebutkanpada Bagian 3.1), kepolisian bertanggung jawabmenjamin proses yang ketat dan terarah untukmenanganinya. Proses-proses ini meliputi tindakanaktif menyidik, menangkap, menahan dan mendukungpenuntutan kejahatan GBV, dan juga menyediakandukungan dan rujukan yang diperlukan kepada semuakorban GBV.

Praktek-praktek yang baik dalam penanganan GBVmeliputi:

Prakarsa prosedural:

n Perbarui pendekatan perpolisian sebagai bagiandari konsep aturan hukum yang lebih besar –termasuk reformasi hukum yang mengatur responswajib polisi dalam kasus GBV: misalnya kebijakan

Reformasi Kepolisian dan Gender

9

Berikut ini adalah contoh protokol antara kepolisian dan suatu kelompok masyarakat untuk orang-orang yang kurang terwakili, yang memperlihatkankomitmen kepolisian untuk bekerja sama secara tanggap terhadap kebutuhan kelompok tertentu. Protokol ini didasarkan pada Persetujuan Protokolantara Pusat Kesehatan Masyarakat Pribumi (Wabano Centre for Aboriginal Health) dan Kepolisian Ottawa.46

Definisi prinsip-prinsip pokok

Kepentingan utama, perlindungan, dan kesehatan setiap orang sangat penting.

n Hargai, hormati dan tegaskan pentingnya keyakinan kultural dan tradisional tertentu.

n Saling menghormati di antara para penyedia layanan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

n Hormati hak-hak masyarakat untuk lebih terlibat dalam menentukan penyebab dan solusi atas kejahatan, gangguan keamanan, dan konflik dalammasyarakat.

n Semua orang harus bertekad meningkatkan kualitas hidup semua orang dan menghapuskan rasisme.

Ketentuan peran dan tanggung jawab

Peran kelompok masyarakat

1. Memberikan kesadaran yang berkelanjutan tentang budaya/sejarah kepada para anggota Kepolisian melalui berbagai forum yang bisa meliputipelatihan, pertemuan, dialog dan pembangunan hubungan.

2. Memberikan sumber daya/informasi tentang lembaga-lembaga yang memberikan layanan di dalam masyarakat.

3. Berpartisipasi di komite-komite yang terkait untuk menyampaikan berbagai masalah kepada perhatian kepolisian.

Peran kepolisian

1. Menjamin keselamatan dan keamanan semua orang di dalam masyarakat – menyadari bahwa kelompok-kelompok masyarakat tertentu seringterlalu diawasi tapi kurang terlindungi.

2. Bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat untuk menjamin agar kebutuhan unik kelompok tersebut terpenuhi dengan penyediaanlayanan perpolisian.

3. Menyediakan kesempatan dan hadirin untuk sesi penyuluhan budaya yang mendalam yang akan disampaikan kepada para anggota sambil jugamenyampaikan informasi tentang pentingnya partisipasi dalam sesi tersebut.

4. Menciptakan suasana di lingkungan kepolisian yang memungkinkan dan mendorong terjadinya interaksi antara para anggota polisi dan masyarakattertentu.

Ketentuan maksud para Pihak

Maksud para Pihak adalah:

1. Menyusun dan melaksanakan program untuk pengarahan, pendidikan atau pelatihan untuk memberikan kesempatan bagi pembelajaran timbal-balik.

2. Mengadakan pertemuan berkala untuk berbagi informasi tentang program, layanan dan kegiatan, dan untuk mengkaji kemajuan pekerjaan untukmencapai tujuan-tujuan protokol ini.

3. Secara formal mengkaji ulang protokol ini dalam enam bulan dari tanggal penandatanganan, dan setelah itu dilakukan pengkajian ulang setiaptahun; atau lebih awal sesuai permintaan salah satu pihak.

4. Penyesuaian yang disepakati bersama akan dilakukan bila dianggap perlu dengan persetujuan kedua pihak.

Kotak 5 Contoh persetujuan protokol antara kelompok masyarakat dan kepolisian

Page 16: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

penangkapan wajib bila ada alasan kuat untukmelakukan penangkapan, atau sistem pelaporanwajib untuk kekerasan dalam rumah tangga.

n Buat protokol dan prosedur yang menyeluruhtentang isu-isu GBV yang meliputi: menanggapilaporan telepon kekerasan dalam rumah tangga,menerima para korban kekerasan seksual baikperempuan maupun pria, memberikan penunjukankepada para korban kekerasan anti-gay, danmenangani kasus-kasus perdagangan manusia.

n Bekerja sama dengan para aktor kesehatan,pendidikan, peradilan dan masyarakat sipil untukmenjamin respons yang lebih efektif terhadap GBV– buat rencana aksi bersama serta sistem danprotokol penunjukan.

n Kumpulkan data yang menyeluruh dan seragamtentang kejahatan GBV untuk keperluanpemantauan dan dukungan bagi sumber daya yangdiperlukan.

Prakarsa struktural dan programatis tambahan:

n Bentuk satuan-satuan terlatih khusus di organisasikepolisian untuk memberikan respons yang lebihefektif terhadap GBV (lihat Bagian 5,3).

n Sediakan pelatihan mendalam bagi semuaanggota polisi tentang cara menanggapi secaraefektif terhadap bentuk-bentuk GBV yang berbeda(lihat Bagian 4,12).

n Buka saluran telepon hotline untuk menerimalaporan telepon tentang GBV.

n Lakukan kampanye peningkatan kesadaran mediatentang isu-isu GBV untuk menjamin supaya parapenyintas menyadari hak-hak mereka dan layanankepolisian yang sesuai, dan untuk memberikanpesan yang jelas kepada masyarakat tentang sikaptak bertoleransi polisi terhadap GBV.47

n Lakukan pendekatan dengan masyarakat melaluikampanye penjangkauan anti-GBV.

4.4 Kantor polisi/satuan khususwanita

Para wanita sering enggan mengajukan pengaduan kekantor polisi karena berbagai alasan: praktek budayayang membatasi interaksi antara pria dan wanita,norma sosial yang tidak mengizinkan wanita mem -bicarakan kekerasan di dalam rumah tangga, danketidakmampuan kepolisian memproses pengaduan.49

Selain itu, mereka sering merasa takut, ragu, malu,dan tidak mau melibatkan dirinya dengan kepolisiandan sistem peradilan. Laporan dari Badan StatistikKanada pada tahun 2004 menunjukkan bahwa hanya36% dari korban wanita dari kekerasan dalam rumahtangga dan kurang dari 10% dari korban penga ni a ya -an seksual melaporkan kejahatan yang dialaminyake pada polisi.50

Sebagai tanggapan atas masalah ini, kantor polisiuntuk perempuan (WPS, Women's Police Stations)dan satuan kekerasan dalam rumah tangga telah

dibentuk di sejumlah negara, seperti Argentina, Brazil,Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, India, Liberia,Nikaragua, Peru, Uruguay, Sierra Leone, AfrikaSelatan, dan Kerajaan Inggris. Kantor polisi ini dikelolaoleh polisi wanita untuk memberikan lingkungan yangdi dalamnya wanita bisa merasa lebih nyaman dalammemberikan laporan dan merasa yakin bahwa laporanmereka akan ditangani dengan benar. Kantor polisi inisering terdiri dari gabungan sejumlah polisi khususdengan para pekerja kesehatan, pekerja sosial, pakarhukum, dan pakar lainnya yang membentuk sebuahtim yang dapat menanggapi kasus-kasus GBV,termasuk kekerasan dalam rumah tangga danpenganiayaan seksual terhadap wanita dan anak-anak. Selain itu, kantor polisi tersebut berfokus padausaha meningkatkan kesadaran tentang hak-hakwanita dalam masyarakat secara umum.

Sebagian dari temuan sejak pelembagaan satuan/kantor ini adalah sebagai berikut:

n Di India, 188 kantor polisi wanita dibangun daritahun 1992 sampai 1994. Dilaporkan bahwa hal inimenghasilkan peningkatan 23% dalam pelaporankejahatan terhadap wanita dan anak-anak dantingkat penjatuhan vonis yang lebih tinggidibandingkan sebelumnya.51

n Di Kerajaan Inggris (UK) ditemukan bahwa sejakdibentuknya satuan kekerasan dalam rumahtangga, telah terjadi peningkatan signifikan dalamjumlah pengaduan, tingkat penangkapan danpenuntutan yang lebih tinggi, dan menurunnyakasus viktimisasi berulang.52

n Di Sierra Leone, Satuan Dukungan Keluargadibentuk pada tahun 2001 (lihat Bagian 5,1). Sejaksaat itu dilaporkan terjadi peningkatan jumlahpengaduan dan penangkapan.53

Kantor polisi wanita menyediakan layanan pentingkepada sebagian masyarakat yang sering terabaikan.Untuk memberikan layanan yang lebih efektif,tantangan dan risiko perlu dipertimbangkan. Berikutini adalah daftar beberapa tantangan/risiko yangteridentifikasi:

n WPS yang terpisah dari struktur pusat kepolisianbisa semakin meminggirkan kekerasan seksual danlayanan bantuan bagi korban.

n WPS yang tidak cukup terkait dengan lembaga

Toolkit RSK dan Gender

10

Kotak 6 Kepolisian Guyana,menangani GBV

Di Guyana, Kepolisian Guyana sedang bekerja sama denganpemerintah dan LSM membentuk jaringan untuk mengurangikekerasan berbasis gender dan kekerasan dalam rumah tangga.Hasil dari prakarsa ini meliputi pelatihan tentang Undang-UndangKekerasan dalam Rumah Tangga sebagai komponen wajib darikurikulum pelatihan di Sekolah Tinggi Kepolisian Guyana; kantor polisiyang sekarang dilengkapi ruangan untuk mewawancarai orang yangmelaporkan kasus kekerasan dalam rumah tangga; dan KomisarisPolisi berjanji untuk membentuk satuan kekerasan dalam rumahtangga dalam Kepolisian Guyana untuk melaksanakan tugas-tugaspenegakan hukum dengan lebih baik di bidang tersebut.48

!

Page 17: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

peradilan dan dengan demikian tidak dapatmenjamin bahwa wanita yang memutuskan untukmengajukan tuntutan akan melihat kasusnyadisidangkan.

n Data statistik berfokus pada penelusuranpengaduan yang telah diajukan, dan belum tentuberfokus pada apa hasil yang dicapai atau padabentuk-bentuk kekerasan lainnya terhadap wanita.

n WPS terpisah dari lembaga kepolisian lainnya, yangsering kekurangan prosedur khusus, sehinggamenyebabkan cara yang berbeda dalampenanganan pengaduan atau menghadapi berbagaiisu, walaupun di dalam kantor atau strukturkepolisian nasional tertentu.

n Tanpa kebijakan atau prosedur yang jelas, sangatterbatas pelatihan bagi para anggota polisi yangmengelola satuan-satuan seperti ini.

n Dalam pelatihan polisi WPS dianggap bahwa‘menjadi pendengar yang baik’ dan kemampuanmenangani kasus GBV terwujud secara alami padawanita, sehingga jarang diadakan pelatihan.

Walaupun kantor polisi wanita merupakan salah satupendekatan dalam menangani GBV, pelatihan danpengembangan keterampilan menangani isu-isu GBVtetap menjadi persyaratan di seluruh lembagakepolisian akibat tingginya tingkat kejadian dankeanekaragaman kasus yang terjadi (lihat Bagian 4.12tentang pelatihan gender).

4.5 Perpolisian masyarakat

Perpolisian masyarakat (Polmas) adalah suatu strategiyang sering dipakai pada saat melaksanakanreformasi kepolisian karena strategi ini mengutamakanhubungan kerja polisi-masyarakat yang lebih dekat,dengan mencari cara-cara baru untuk menanggulangikejahatan dan menjaga ketertiban, sertameningkatkan keamanan masyarakat.56 Bila Polmasdiidentifikasi sebagai suatu pendekatan perpolisianyang akan digunakan, polisi harus memahami danmempertimbangkan kebutuhan keamanan pria,wanita, anak perempuan dan anak lelaki yangberbeda.

44 Daftar periksa gender untuk perpolisianmasyarakat

4 Pastikan ada kemauan dan dukungan politik untukmenangani isu gender saat menjalankan prakarsa-prakarsa reformasi.

4 Meskipun terbatas, gunakan sumber dayakeuangan untuk menunjukkan komitmen organisasiterhadap reformasi yang tanggap gender.

4 Identifikasi para pemain utama atau ‘pendukung’ dilembaga kepolisian untuk mendukung danmenunjukkan pentingnya pengenalan danpenanganan kebutuhan seluruh masyarakat,termasuk keterwakilan masyarakat yang merekalayani (misalnya, polisi wanita atau polisi yangberasal dari kelompok-kelompok masyarakat yang

kurang terwakili) di lembaga kepolisian.

4 Ciptakan hubungan erat dengan masyarakat,seperti organisasi-organisasi wanita dan kelompok-kelompok masyarakat yang bekerja atas namakelompok-kelompok yang kurang terwakili, melaluipelatihan bersama, patroli bersama, dan layananpenunjukan.

4 Adakan pertemuan secara berkala antara kepolisiandan masyarakat di tempat yang netral politik, sepertidi pusat kegiatan masyarakat ketimbang di kantorpolisi, untuk meningkatkan partisipasi para anggotamasyarakat yang ragu-ragu, terutama wanita.

4 Buat susunan kepolisian yang mendorong personildan staf kepolisian untuk mengemukakan cara-carabaru agar kepolisian dapat melayani masyarakatsecara lebih efektif dan menjamin supayakebutuhan semua wanita, pria, anak perempuandan anak lelaki terpenuhi. Harus diakui bahwa agarpersonil polisi termotivasi untuk melakukanperubahan, berbagai prakarsa mungkin diperlukanseperti: kampanye pendidikan terarah, supervisiketat, tindakan disipliner yang didukung oleh prosespengkajian internal atau pengawasan sipil.

Menciptakan kepolisian yangrepresentatif dan lebih efektif

4.6 Penilaian dan pemeriksaan (audit)

Penilaian dan pemeriksaan (audit) atas tata pe me rin -tah an dan proses-proses pembuatan kebijak an dapatmenentukan tantangan dan titik mula untuk me -ningkatkan perekrutan, retensi dan kemajuan wanita.Pemeriksaan/penilaian dapat dilakukan oleh kepo li si -an, lembaga independen seperti ombudsman,ke menterian yang bertanggung jawab atas kepolisian,atau aktor lain yang terlibat dalam proses reformasiseperti organisasi-organisasi masyarakat sipil.Sebagai langkah pertama, penilaian/pemeriksaanharus mengumpulkan informasi nyata, yaitu tolok ukuruntuk menelusuri dampak dari pembaruan-pembaruan. Berikut ini adalah template untukpenilaian lingkungan kerja tentang perekrutan danretensi wanita di lingkungan kerja, yang sebagiandidasarkan pada penilaian yang dilakukan di AmerikaSerikat.

Penilaian lingkungan kerja57

Metodologinya meliputi:n Pengumpulan informasi melalui survei anonim

mengenai personil polisi wanita dan pria denganpangkat yang berbeda.

n Wawancara dan konsultasi dengan para pemangkukepentingan utama (seperti direktur perekrutan danseleksi) dan para pemangku eksternal (sepertibadan-badan kepolisian tingkat masyarakat dan

Lihat Tool tentang Penilaian,

Pemantauan dan Evaluasi RSK

dan Gender

Reformasi Kepolisian dan Gender

11

Page 18: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

organisasi-organisasi masyararkat sipil, termasukkelompok-kelompok LGBT, wanita dan pria).

n Pengkajian ulang prosedur dan protokol, terutamayang berkaitan dengan pelecehan seksual.

n Pemeriksaan informasi statistik, seperti statistiktentang perekrutan dan seleksi.

Informasi harus dikumpulkan tentang bidang-bidangyang didalamnya personil polisi wanita biasanyamenghadapi hambatan, seperti:n Perekrutan dan seleksi

n Lembaga-lembaga pelatihan

n Pelecehan seksual

n Penerimaan oleh rekan-rekan dan atasan

n Kehamilan dan perawatan anak

n Peralatan dan pakaian seragam

n Retensi

n Kenaikan pangkat

Informasi juga harus dikumpulkan tentang:n Banyaknya, jenis dan efektivitas pelatihan gender

yang diterima – terutama mengenai pelecehanseksual.

Keluaran dari penilaian tersebut meliputi:

n Informasi yang cukup untuk menyusun laporan yangmengidentifikasi masalah, tantangan dan rencanaaksi yang diusulkan.

4.7 Perekrutan

‘Di Afghanistan, misalnya, status yang rendah dansifat militer dari kepolisian mungkin menjadi faktor

penghambat bagi wanita yang, mengingatpemisahan wanita dan pria di Afghanistan, sangat

memenuhi syarat untuk menangani kasus(kekerasan) keluarga dan rumah tangga dan sangat

penting dalam menangani para tersangka wanita,yang menghadapi risiko penganiayaan yang sangatbesar bila ditangani polisi pria. Usaha-usaha untukmenarik minat lebih banyak wanita meliputi asrama

wanita di Akademi Kepolisian Kabul dan pelatihanuntuk bintara polisi berdasarkan daerah di Baghlan

untuk wanita yang tidak dapat tinggal jauh darikeluarga mereka dalam jangka waktu lama.’

Kelompok Krisis Internasional58

Kebijakan dan praktek perekrutan harus diperbaruiuntuk menjamin supaya kebijakan dan praktektersebut menarik minat semua orang yang memenuhisyarat, termasuk orang-orang dari kelompok-kelompokmasyarakat yang kurang terwakili seperti wanita danetnis minoritas. Kepolisian harus mengidentifikasi apahambatan yang dihadapi dalam menarik minat orang-orang yang berasal dari kelompok-kelompok tertentudan bagaimana cara menyempurnakan prosesperekrutan. Kampanye perekrutan harus dapatdiakses, dipahami dengan jelas, menjangkau kelom -pok-kelompok masyarakat yang kurang terwakili, danme nangani isu-isu yang menjadi perhatian kelompok-

kelompok target.

Uraian tugas menjadi pedoman bagi proses perek rutan.Karena itu, salah satu langkah untuk menjamin prosesperekrutan yang lebih terbuka adalah mem perbaruiuraian tugas agar benar-benar meng gam barkan ke te -ram pilan yang diperlukan dalam perpolisian mo deren.Berikut ini adalah daftar periksa yang di sa ran kansebagai pedoman bagi proses ini.

44 Daftar periksa untuk menyusun uraiantugas59

4 Uraian tugas benar-benar menggambarkan tugas-tugas yang akan dilakukan personil polisi.

4 Masukan masyarakat diperoleh saat menyusunuraian tugas.

4 Uraian tugas diperiksa oleh pakar hukum untukmenjamin uraian tugas tersebut berkaitan dengantugas.

4 Uraian tugas menguraikan dan menekankankegiatan perpolisian masyarakat, bersama dengantugas-tugas penegakan hukum tradisional.

4 Uraian tugas menekankan pengetahuan,keterampilan dan ciri-ciri sebagai berikut:

- Kemampuan berkomunikasi dengan anggotamasyarakat yang beragam

- Pengetahuan tentang manfaat dari keaneka ra -gam an budaya

- Kemampuan meredam situasi yang berbahaya

- Kemampuan menengahi perselisihan

- Kemampuan mengorganisasi dan bekerja samadengan kelompok-kelompok masyarakat

- Kemampuan berkomunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat yang beragam

- Kemampuan membuat dan memprioritaskansolusi atas masalah kejahatan dan masalahkehidupan sehari-hari dalam masyarakat

- Kemampuan mengenal perasaan, pikiran dansikap orang lain yang menganut nilai-nilai yangberbeda

- Kemampuan bekerja sama dengan lembagapemerintah dan lembaga layanan sosial lainnya

- Kemampuan mengidentifikasi langkah-langkahproaktif untuk mencegah masalah dan mem per -baiki kondisi kehidupan sehari-hari masyarakat

- Kemampuan menangani prioritas yang ber ten -tangan

Selain itu, Kotak 8 menampilkan beberapa isu yangharus dipertimbangkan selama proses perekrutanuntuk menarik minat dan mempertahankan lebihbanyak wanita dan kelompok masyarakat yang kurangterwakili.

4.8 Retensi

Kampanye perekrutan terarah hanya efektif apabilakepolisian mampu mempertahankan para anggota

Toolkit RSK dan Gender

12

Page 19: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

polisi baru. Karena besarnya biaya pelaksanaankampanye perekrutan dan pelatihan personil polisi,para perwira polisi harus meningkatkan tingkat retensi,terutama retensi wanita dan kelompok-kelompokmasyarakat yang kurang terwakili.

Langkah-langkah untuk meningkatkan tingkatretensi:

n Sasaran atau kuota dalam kursus pelatihan dantingkat jabatan.

n Jamin agar peralatan dan logistik memenuhikebutuhan semua personil polisi, khususnyafasilitas sanitasi, perumahan, seragam khusus, danbahan-bahan lainnya untuk polisi wanita.

n Adakan program-program pendampingan, yangtelah terbukti bermanfaat bagi setiap pegawai baik

pegawai sipil, personil polisi, pria atau wanita.60

n Jamin agar kebijakan yang berkaitan dengan gaji,tunjangan, pensiun, atau metode penggajianlainnya didasarkan pada kesetaraan bagi polisi priadan wanita.

n Laksanakan kebijakan dan tentukan prakarsa untukmencegah dan menanggapi diskriminasi, pelecehanseksual, dan GBV – seperti pelatihan wajib tentangpelecehan seksual dan kesadaran gender.

n Perhimpunan polisi, seperti perhimpunan polisiwanita, memberikan dukungan bagi personil polisiyang berasal dari kelompok-kelompok masyarakatyang kurang terwakili untuk menyokong hak-hakmereka, mengusulkan perbaikan kepada pimpinankepolisian, memberikan pelatihan bagi personilpolisi masing-masing, berperan mengurangi tingkatdiskriminasi dan mengurangi tekanan terhadap

Reformasi Kepolisian dan Gender

13

Kampanye perekrutan Tim perekrutan Akademi pelatihan

n Kebijakan perekrutan dan kriteria seleksidievaluasi secara teratur untukmenghilangkan bias.

n Tentukan target disertai dengan strategiperekrutan yang jelas – Landasan Beijing:keterwakilan wanita.

n Susun bahan-bahan yang peka terhadapgender – brosur dan poster yangmenggambarkan wanita dan pria sedangmelaksanakan berbagai tugas.

n Sebarkan informasi mengenai kesempatankerja di tempat-tempat di mana wanitaberkumpul seperti toko bahan makanan,gedung olah raga, dll.

n Program pelatihan bagi kelompok-kelompokmasyarakat tertentu untuk menjamin agarmereka memenuhi syarat mutlak (misalnya,latihan fisik untuk wanita).

n Lakukan survei terhadap para anggotapolisi yang berasal dari penduduk sasaranuntuk mengetahui bagaimana cara merekadirekrut, apa yang menurut mereka palingmemuaskan sebagai anggota polisi, dangunakan informasi ini dalam kampanyeperekrutan.

n Program insentif untuk anggota polisi yangdapat menarik minat calon anggota polisibaru yang memenuhi syarat yang berasaldari masyarakat sasaran.

n Skema penerimaan lateral untukmendorong orang-orang yang memenuhisyarat dari kelompok masyarakat yangkurang terwakili untuk memasuki kepolisianpada tingkat jabatan yang lebih tinggi.

n Kampanye penyuluhan masyarakat yangmenargetkan kelompok-kelompokmasyarakat yang kurang terwakili, sepertipasar karir.

n Pilih orang-orang yang memahami danmendukung kebijakan perekrutan baru.

n Berikan pelatihan kepada para anggotapolisi tentang isu-isu gender dankeanekaragaman.

n Pastikan tim terdiri dari polisi pria danwanita.

n Para anggota tim ramah dan mudah diajakbicara.

n Pastikan tim dapat menjawab pertanyaanmengenai kebijakan yang ramah keluarga.

n Libatkan para anggota yang mahir darimasyarakat maupun polisi wanita padapanel wawancara.

n Susun pertanyaan dan sistem penilaianuntuk panel wawancara yangmenggambarkan uraian tugas baru, danpantau para anggota tim untuk mengetahuiapakah salah satu anggota biasanyamemberikan nilai rendah kepada kelompok-kelompok tertentu.

n Pelatih pria dan wanita.

n Pelatihan gabungan bagi anggota-anggotapolisi baru pria dan wanita.

n Jamin supaya pelatihan sesuai dengantanggung jawab keluarga.

n Pelatihan khusus hanya untuk para anggotawanita bila sesuai dengan kebudayaan.

n Fasilitas khusus untuk wanita di tempat-tempat pelatihan.

n Tes fisik yang mencerminkan tugas polisiyang sebenarnya – para anggota polisiyang sekarang bertugas dites supayamenetapkan standar prestasi.

n Jamin supaya para wanita tidak terisolasi diakademi-akademi kepolisian, yang dapatmeningkatkan tingkat pengunduran dirimereka.

n Pusatkan perhatian pada usahamembangun kepercayaan para anggotapolisi baru mengenai bagaimanamenghadapi konfrontasi fisik daripadasekedar kekuatan fisik.

n Tingkatkan kepercayaan pada bidang-bidang pelatihan yang biasanya tidakdikenal kelompok-kelompok masyarakattertentu (misalnya, latihan senjata api bagiwanita).

n Tinggalkan budaya ‘hancurkan mereka –bangun mereka’ yang didasarkan padapenghinaan dan pengasingan karenabudaya ini bisa menyebabkan pelecehanseksual dan rasa takut melaporkan kejadianini.

n Bentuk komite-komite pelatihan untukmengkaji ulang semua bahan latihan danmenjamin agar bahan-bahan tersebuttanggap terhadap gender.

Kotak 8 Strategi merekrut dan mempertahankan para wanita

Page 20: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

personil polisi masing-masing tentang isu-isutertentu.

n Jamin agar kelompok-kelompok yang ditargetkantidak terlalu terwakili pada jabatan tingkat awal,berstatus rendah, atau bergaji kecil.

n Program-program percepatan untuk kelompok-kelompok target yang disertai dengan pelatihanyang diperlukan.

n Pantau tingkat retensi untuk mengidentifikasihambatan atau bidang-bidang yang di dalamnyatarget-target belum tercapai.

n Fokus perhatian umum pada personil polisiberpangkat tinggi (baik internal maupun eksternal)yang berasal dari kelompok-kelompok targettertentu sebagai model peran dan menggambarkankemungkinan pengembangan karirnya.

4.9 Sumber daya manusia

Kebijakan dan praktek sumber daya manusia dikepolisian biasanya merespons kebutuhan pria.Kebijakan mengenai jam kerja, waktu libur dan isu-isulainnya sering berfokus pada personil polisi yangmemperlihatkan komitmen mereka melalui jam kerjayang lama dan giliran tugas. Juga diasumsikan bahwapolisi pria mempunyai isteri yang dapat mengurusrumah tangga dan anak-anak, atau masih lajang dantidak punya tanggungan. Ketika wanita mulai masuklembaga kepolisian, asumsi ini mendapat tentangandan pembaruan harus dilakukan untuk menjamin agarkebijakan sumber daya manusia tidak diskriminatif.Pembaruan kebijakan ini tidak hanya akanmenguntungkan wanita, tapi juga dapat meningkatkankeseimbangan kehidupan kerja bagi personil polisipria, yang pada gilirannya dapat meningkatkan retensidan efisiensi.

Langkah-langkah untuk meningkatkan perekrutanwanita dan sumber daya manusia yang ramahkeluarga:

n Jam kerja yang fleksibel untuk opsi-opsi kegilirankerja dan cuti

n Kesempatan untuk bekerja paruh waktu dan berbagitugas untuk pria dan wanita

n Kebijakan kehamilan yang dirumuskan dengan jelasyang fleksibel, adil, dan aman – termasuk kerjaringan atau perubahan tugas yang sedangdilaksanakan

n Cuti maternitas dan paternitas yang memadai

n Fasilitas penitipan anak di tempat kerja atau di luartempat kerja

n Fasilitas penyusuan

n Pelatihan manajemen stres

n Akses atas dukungan psikologis

n Pakaian seragam yang sesuai – termasuk selamakehamilan

Dengan menangani isu-isu ini, organisasi kepolisian

akan memberikan pesan yang kuat secara internal daneksternal bahwa penegakan hukum adalah pilihankarir yang layak bagi para ibu dan ayah. Selainperubahan kebijakan, organisasi-organisasi kepolisianharus menjamin supaya para personil polisi yangmemanfaatkan opsi-opsi ini tidak kena stigmatisasiatau diperlakukan sebagai anggota polisi yang kurangserius, yang menimbulkan pengaruh terhadapkesempatan pengembangan karir dan kenaikanpangkat.

4.10 Kemajuan

Analisis tentang distribusi kelompok-kelompokmasyarakat yang kurang terwakili, khususnya wanita,di berbagai jenjang kepangkatan kepolisianmenunjukkan terbatasnya tingkat perubahan yangtelah terjadi. Wanita tetap terwakili dalam jumlah besarpada jabatan peringkat rendah. Di Honduras, wanitamencapai hampir 6% dari personil kepolisian, danhanya 2% dari jabatan peringkat atas.62

Langkah-langkah untuk meningkatkan kemajuan:63

n Kriteria kenaikan pangkat yang objektif dan non-diskriminatif yang meliputi imbalan untukpemecahan masalah, bekerja sama denganmasyarakat, dan penunjukan ke pelayanan sosial.Kurangi kriteria evaluasi yang cenderungmenguntungkan kelompok tertentu – misalnya,menggunakan pengalaman militer atau senioritassebagai kriteria yang diharapkan bisa merugikanwanita.

n Standar penilaian tugas yang jelas, transparan danobjektif dan pengkajian penilaian serta pengang -katan berdasarkan prestasi, yang didasar kan padauraian tugas dan persyaratan ke teram pilan yangtelah direvisi ketimbang persepsi keterampilankepolisian yang sudah ketinggalan zaman (lihatBagian 4.7 untuk informasi lebih lanjut mengenaiuraian tugas dan persyaratan keteram pilan).

n Gunakan badan pengkaji bebas dan pewawancaraeksternal supaya mengurangi bias internal ataupromosi melalui ‘old boy’s network’ (koneksi/guanxi)’.

n Jamin akses yang adil atas pelatihan kerja untukkemajuan karir.

n Jamin orang-orang yang berasal dari kelompok-kelompok masyarakat yang kurang terwakilimendapat akses atas jabatan yang dianggappenting bagi kemajuan karir.

n Jamin supaya panel promosi tidak memandangjabatan yang biasanya dipegang oleh polisi wanitasebagai jabatan yang kurang ‘penting’ (GBV,penganiayaan anak, penganiayaan seksual, pe -nanganan remaja) atau merugikan pegawai paruhwaktu/waktu fleksible saat memper timbang kankenaikan pangkat.

n Lakukan pemantauan ketat atas evaluasi terhadappolisi wanita yang pernah mengadukan pelecehandi masa lalu.

n Dorong para personil polisi wanita berpangkat tinggi

Toolkit RSK dan Gender

14

Page 21: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Reformasi Kepolisian dan Gender

15

untuk berbicara kepada perhimpunan polisi wanitamengenai pentingnya permohonan promosi.

n Bandingkan bagaimana para atasan menilai polisiwanita sehubungan dengan polisi pria, dan lakukanpenelitian apakah wnaita biasanya diberi nilai lebihrendah.

n Lakukan survei bebas mengenai wanita yangmemenuhi syarat promosi untuk mendapatkangambaran mengenai alasan wanita mengajukanatau tidak mengajukan permohonan.

Menjamin lembaga kepolisian danbudaya yang non-diskriminatif danmempromosikan HAM

4.11 Kode perilaku dan kebijakanmengenai diskriminasi, pelecehandan kekerasan

‘Kecuali bila personil polisi saling menghormati, sulituntuk mengharapkan mereka menghormati

masyarakat multibudaya yang mereka layani.’

Pusat Nasional Wanita dan Perpolisian64

Kebijakan dan kode perilaku yang jelas harus dibuatmenggunakan proses yang konsultatif dan inklusifagar efektif mencegah dan menjatuhkan sanksi atasdiskriminasi internal, pelecehan, kekerasan, danpelanggaran HAM lainnya. Langkah-langkah yangmenyeluruh harus diambil untuk mencegah danmenjatuhkan sanksi atas semua bentuk pelanggaran

HAM yang dilakukan oleh personil kepolisian terhadappersonil kepolisian lainnya dan masyarakat sipil,termasuk pembuatan kebijakan tentang pelecehanseksual.

44 Daftar periksa untuk kebijakan tentang pele-cehan seksual65

4 Pernyataan bahwa organisasi kepolisian men -dukung hak-hak setiap pegawai untuk bebas daripelecehan seksual di tempat kerja. Pelecehan yangdidasarkan pada gender, jenis kelamin, ras,orientasi seksual, usia, kecacatan atau ‘perbedaan’lainnya tidak dapat diterima.

4 Pernyataan bahwa pelanggar akan dituntutpertanggungjawaban atas tindakan pelecehanseksual dan dijatuhi sanksi yang sesuai.

4 Pernyataan bahwa atasan dan pimpinanbertanggung jawab atas pemeliharaan tempat kerjayang bebas pelecehan dan bahwa mereka akandituntut bertanggung jawab atas penghentian danpelaporan kasus pelecehan.

4 Pernyataan bahwa tindakan pembalasan terhadapanggota polisi yang mengadu tentang pelecehanseksual akan dianggap sebagai perbuatan tercelatambahan dan dengan demikian akan diperiksaserta dijatuhi sanksi.

4 Penjelasan mengenai hukum yang melarangpelecehan seksual.

4 Ketentuan dan contoh-contoh tindakan pelecehanyang mudah dipahami.

4 Prosedur-prosedur resmi untuk menanganipengaduan tentang pelecehan.

4 Proses untuk mendorong tindakan segera danpenyelesaian pengaduan mengenai lingkungan

Kotak 9 Meningkatkan perekrutan dan retensi polisi wanita di negara bagian New Mexico, AS61

Di Departemen Kepolisian Albuquerque (APD, Albuquerque Police Department) di New Mexico, Amerika Serikat, sebuah proyek yang dinamakanProyek Tempat Kerja Baru bagi Wanita didanai oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat dan diarahkan oleh LSM Institut Wanita di bidangPerdagangan, Teknologi & Ilmu Pengetahuan (IWITTS, Institute for Women in Trades, Technology & Science). Dalam waktu kurang dari dua tahun,proyek ini memperlihatkan keberhasilan signifikan dalam merekrut polisi wanita dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung bagi mereka.Jumlah anggota polisi baru wanita di akademi tersebut meningkat dari 10 menjadi 25% dan laju retensi wanita sama dengan laju retensi pria. Proyekini meliputi prakarsa mengenai:

■ Penilaian lingkungan kerja: dilakukan oleh IWITTS, penilaian ini mencakup survei anonim terhadap polisi wanita dan pria, wawancara dengan parapemangku kepentingan utama, pengkajian ulang tentang kebijakan dan prosedur serta pemeriksaan informasi statistik.

■ Rencana aksi dan tim pelaksana: IWITTS membuat laporan dan rencana aksi berdasarkan penilaian tersebut dan APD membentuk tim yangterdiri dari polisi wanita dan pria yang memegang jabatan pimpinan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tersebut.

■ Jamin kemauan politik: perekrutan dan retensi polisi wanita dijadikan prioritas utama oleh semua pimpinan di Departemen tersebut.

■ Perekrutan aktif para wanita: Pasar Wanita & Karir Perpolisian, liputan media mengenai wanita dan perpolisian; selebaran, poster, dan brosur yangmenampilkan polisi wanita dan polisi yang berasal dari kelompok masyarakat minoritas; daftar perekrutan terarah.

■ Proses seleksi: Mengganti wawancara panel dengan video interaktif insiden kritis yang menilai bagaimana respons peserta menghilangkan biasgender. Para pelamar diperingkatkan berdasarkan kriteria seleksi tertulis dan polisi wanita dilibatkan dalam proses seleksi tersebut.

■ Cegah pelecehan seksual: Melakukan survei iklim kerja anonim, yang dirancang oleh IWITTS dan dilaksanakan oleh APD; menerapkan kebijakanpelecehan seksual toleransi nol; pelatihan 8 jam khusus polisi mengenai pencegahan pelecehan seksual bagi pimpinan.

■ Ubah prosedur operasi standar: APD meminta pemasok menyediakan pakaian seragam dan peralatan dengan ukuran wanita yang lebih kecil; parainstruktur pendidikan fisik menyesuaikan metode latihan agar personil polisi baru wanita tidak menderita cedera kaki yang terlalu parah; penelitianmengenai isu-isu penitipan anak juga dilakukan.

Page 22: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

kerja yang tak ramah, seperti program ombudsman.

4 Jaminan bahwa pengaduan akan dirahasiakansejauh mungkin.

4 Uraian mengenai tingkat hukuman yang dapatdijatuhkan atas pelanggaran kebijakan tersebut.

4 Proses untuk melaporkan pengaduan, denganpenekanan pada banyak tempat untuk mengajukanpengaduan seperti:

- Kepala bagian apa pun

- Komandan apa pun

- Koordinator keanekaragaman yang ditunjuk

- Divisi hubungan manusia (Humas) dalam lembagapenegakan hukum yang terlibat

- Komisi yang mengawasi lembaga penegakanhukum yang terlibat

- Divisi hubungan manusia dari entitas politik yangterlibat

- Divisi ketenagakerjaan negara yang bertanggungjawab atas penegakan hukum terhadap dis kri mi -na si

4 Jadwal untuk penyidikan dan penyelesaianpengaduan kasus pelecehan seksual.

4 Pernyataan bahwa pengadu akan diberi tahumengenai hak-haknya, ketentuan batas waktupengajuan pengaduan perdata, dan rujukan kelembaga administratif.

4 Nama dan nomor telepon orang-orang yang dapatdihubungi bila pegawai bersangkutan ingin me -ngajukan pertanyaan mengenai kebijakan tersebut.

Setelah kebijakan atau kode perilaku dibuat, harusdiambil langkah-langkah untuk menjamin bahwasemua personil kepolisian dan orang-orang yangberinteraksi dengan mereka mengetahui kebijakan/kode baru tersebut:

n Kepala kepolisian dapat mengeluarkan pernyataankebijakan toleransi nol untuk menunjukkankomitmen terhadap kebijakan tersebut.

n Mulai kampanye penyebaran informasi danpeningkatan kesadaran masyarakat melaluilembaga-lembaga pengawasan masyarakat sipilatau kelompok-kelompok masyarakat.

n Tetapkan mekanisme untuk memantau ataumelaporkan pelanggaran kebijakan tersebut(misalnya, saluran telepon hotline atau prosespelaporan tanpa nama).

n Sebarkan dan pajang kebijakan tersebut di semuakantor polisi.

Adakan pelatihan mengenai kebijakan tersebut bagipersonil kepolisian dan sukarelawan dan masukkaninformasi mengenai kebijakan tersebut ke dalamprogram pelatihan bagi para anggota polisi baru.

4.12 Pelatihan gender

Untuk turut berpengaruh perubahan dalam praktek-praktek kepolisian dan budaya kelembagaannya,pelatihan tentang reformasi kelembagaan (kebijakan

dan prosedur) atau pengembangan keterampilanuntuk menangani kejahatan tertentu (kekerasandalam rumah tangga, pemerkosaan atau penga nia ya -an seksual), harus diadakan di semua tingkatanpe la tihan kepolisian mulai dari kursus pendahuluansampai kursus penyegaran. Isu-isu gender harusdiarusutamakan ke dalam semua bidang pelatihanyang terkait dan pelatihan juga harus memasukkanmodul-modul yang mendalam tentang isu-isu yangberkaitan dengan gender.

Topik pelatihan gender meliputi:

n Pengetahuan dasar tentang gender dankeanekaragaman

n Kode perilaku kelembagaan dan kebijakan tentangdiskriminasi dan pelecehan seksual

n Penghormatan dan pemromosian HAM, termasukhak-hak wanita

n Protokol dan praktek tentang:

- Kekerasan dalam rumah tangga

- Pemerkosaan

- Penganiayaan seksual

- Penguntitan

- Perdagangan manusia

- Kekerasan anti-gay

- Penganiayaan anak

n Teknik mewawancarai korban GBV

Supaya mengajarkan keterampilan baru tentangbagaimana menangani berbagai jenis kejahatan,pelatihan harus menunjukkan hubungan antara teoridan praktek. Contoh-contoh nyata membuat personilpolisi masing-masing lebih memahami apa yang harusmereka lakukan dan apa perilaku polisi yang dapatditerima dalam situasi tertentu.

!! Kiat untuk mencapai pelatihan kepolisian yanglebih efektif

Pelatihan untuk reformasi kelembagaan:

n Mulai semua sesi pelatihan dengan pidato pem -

Lihat Tools tentang

Pelatihan Gender bagi

Personil Sektor Keamanan

Toolkit RSK dan Gender

16

Di Honduras, Dana Kependudukan PBB (UNFPA, United NationsPopulation Fund) telah membantu melatih personil kepolisianmengenai isu-isu gender dan metode-metode membantu korbankekerasan dalam rumah tangga. Pelatihan tersebut berfokus padabagaimana memproses kasus kekerasan dalam rumah tangga,sehingga menjamin para anggota polisi memahami beratnya tindakpidana ini dan dalam sebagian kasus juga perlunya memberikanperlindungan.66Oscar Reyes – koordinator program pelatihanmengenai kekerasan dalam rumah tangga di Honduras –mengatakan: ‘Pada mulanya terjadi sedikit penentangan dari parapimpinan di lembaga-lembaga pendidikan kepolisian, tapi kamiberhasil meyakinkan mereka bahwa ini adalah isu penting. Sekarangmereka menjadi mitra terkuat kami.’

Page 23: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

buka an dari personel polisi senior yang dapatmenjelaskan pentingnya topik-topik yang sedangdibahas, dengan menunjukkan komitmen terhadapreformasi kelembagaan.

n Isu-isu gender dan HAM harus dipadukan ke dalamsemua aspek pelatihan kepolisian dan tidakdianggap sebagai pokok bahasan yang terpisah.

Merespons kejahatan dengan cara yang tidakdiskriminatif:

n Gunakan teknik pelatihan partisipatif yangmenggabungkan pengetahuan dan prakonsepsipara personel kepolisian untuk menunjukkan isu-isunyata dan bagaimana menanganinya.

n Berikan contoh-contoh praktis tentang keterampilandan alat-alat tingkah laku yang diperlukan dalammenghadapi semua anggota masyarakat agarpersonil polisi dapat merubah kebijakan menjadipraktek – undang personil polisi yang pernahberpartisipasi dalam penyidikan tertentu untukmembantu memberikan contoh.

n Libatkan organisasi-organisasi masyarakat, sepertiorganisasi wanita, dalam sesi pelatihan untukmemberikan contoh dan pandangan yang berbeda.

n Jamin supaya tim pelatihan terdiri dari personil polisipria dan wanita yang memiliki pengetahuanmengenai hukum nasional dan internasional sertakebijakan dan prosedur baru yang sedangdilaksanakan.

n Buat modul pelatihan yang menangani kejahatantertentu dalam bekerja sama dengan perhimpunanmasyarakat yang terkait.

n Masukkan sesi-sesi tentang instrumen hukum danmandat-mandat untuk menangani kejahatan terten -tu, dan juga keterampilan praktis untuk memprosesdan menyidik pengaduan dengan adil.

n Latih personil polisi pria dan wanita tentangbagaimana menangani semua jenis kejahatan,khususnya GBV.

4.13 Pengawasan sipil

Secara umum diakui bahwa dengan masukan dari dankerja sama serta kemitraan dengan masyarakat sipildan masyarakat setempat, proses reformasi dapatmembantu menata kembali hubungan tradisionalpolisi-sipil67, yang karena praktek-praktek tertentusering ditandai oleh ketidakpercayaan dan ketakutan.Dengan menciptakan mekanisme pengawasan sipil,kepercayaan masyarakat dapat ditingkatkan danmekanisme bantuan formal bagi individu danmasyarakat dapat dibuat. Dengan mekanismepengawasan yang dibuat, keterwakilan setara darikelompok-kelompok masyarakat yang kurang terwakili– termasuk wanita – menjadi prioritas.

Bentuk-bentuk pengawasan sipil meliputi:68

n Badan penghubung kepolisian tingkat nasional:meliputi wakil-wakil dari masyarakat sipil, seperti

wakil-wakil LSM dan organisasi-organisasi wanita,akademisi, pengacara, dan aktivis HAM untukmenasihati kepolisian tentang kebutuhanmasyarakat.

n Badan penghubung tingkat daerah: pemerintahdaerah, wakil-wakil kepolisian, dan kelompokmasyarakat sipil menilai isu-isu keamanansetempat, terutama isu-isu yang menimbulkan GBVserta diskriminasi dan melaporkan kecenderunganini kepada kepolisian untuk membantu penyusunanrencana aksi reformasi.

n Ombudsman kepolisian bebas: diangkat untukmenyidik kasus-kasus berat penganiayaan yangdilakukan personil polisi, seperti kematian dalamtahanan dan penggunaan kekuatan berlebihan.

!! Kiat untuk memperkuat pengawasan sipil

n Pelatihan bersama antara kepolisian dan orang-orang yang terlibat dalam mekanisme pengawasansipil untuk meningkatkan tingkat pengetahuan danpenghormatan atas peran para mitra masing-masing.

n Masukkan metode pemantauan, pencatatan,penulisan laporan, teknik komunikasi danketerampilan dasar organisasi dalam sesi-sesipelatihan untuk menjamin informasi dikumpulkandengan benar dan dapat masuk ke dalam prosespembuatan keputusan.

n Didik kelompok-kelompok masyarakat danpemerintah daerah tentang peran mereka untukmembangun kesadaran dan kemampuan merekauntuk memantau dan memberikan informasi denganbenar kepada kepolisian.

n Tingkatkan kesadaran di kalangan masyarakatmengenai isu-isu hukum dan HAM, sepertibagaimana mengajukan pengaduan yang berkaitandengan pelanggaran hukum yang dilakukanpersonil kepolisian.

n Jamin kemauan politik dari kalangan masyarakatdan ke polisian (jalin hubungan yang kuat danbekerja sama dengan para pemuka masyarakat,organisasi-organisasi penting, pimpinan kepolisiandan pimpinan senior dalam pembuatan atauperbaikan mekanisme pengawasan sipil) untukmeningkatkan kemungkinan mekanisme penga was -an sipil akan berjalan secara efektif.

n Lakukan penelitian tentang kepolisian dan sebarkantemuan-temuan kepada masyarakat.

n Sebarkan temuan-temuan kepada masyarakat luas,bila perlu melalui radio, teater, dll., untuk menjang -kau para penduduk yang buta huruf.

Reformasi Kepolisian dan Gender

17

Page 24: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

5Memadukan gender kedalam reformasi kepolisiandalam konteks tertentu

Bagian berikut ini membahas tantangan, peluang dankiat dari negara pasca-konflik, negara berkembang,negara yang sedang dalam masa transisi, dan negaramaju. Menyadari bahwa kenyataan kontekstual tidakmudah diklasifikasikan, bagian ini memberikangambaran umum yang harus disesuaikan dengansetiap konteks khusus.

5.1 Negara-negara pasca-konflik

‘Usaha untuk melibatkan lebih banyak wanita diKepolisian Nasional Haiti . . . sangat penting, bukan

hanya karena cara bagaimana kepolisian akanbekerja dan dilihat oleh masyaakat, tapi juga karena

feminisasi kepolisian nasional akan memperjelasketerlibatan wanita dalam peran non-tradisional

sebagai aktor dan agen perubahan di Haiti.’

Nadine Puechguirbal – Penasihat Gender Senior,Misi PBB Di Haiti (MINUSTAH)69

Di negara-negara pasca-konflik, ketidakamanan seringterjadi di mana-mana, dengan peningkatan bentuk-bentuk kekerasan tertentu, disertai denganlembaga-lembaga politik yang umumnya sudahruntuh. Pasukan keamanan sering terlibat dalamkonflik, dengan melakukan pelanggaran HAMterhadap masyarakat, dan karena itu sangat tidakdipercaya. Mungkin timbul godaan untuk terusmenggunakan kepolisian sebagai alat penindasandalam situasi pasca-konflik karena ketidakamanantersebut, baik oleh kekuatan politik maupun olehkepolisian itu sendiri. Seringkali diperlukan reformasiyang sistemik, seperti reformasi hukum yang mengaturtindakan pasukan keamanan – bagaimana meresponskejahatan – dan tindakan warga masyarakat – apayang merupakan suatu kejahatan.

Selama terjadinya konflik, wanita, pria, anak lelaki dananak perempuan kena penghinaan dan tindakanagresi yang kejam. Dalam masyarakat pasca-konflik,kejadian GBV, seperti kekerasan dalam rumah tangga,meningkat tajam. Di Sri Lanka banyak sekali laporanmengenai para bekas penempur yang pulang danmelakukan penganiayaan terhadap isteriya yang samadengan penganiayaan yang dialami para wanitaselama terjadinya peperangan.70 Meningkatnyakeberadaan senjata di dalam keluarga berperanmenimbulkan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumahtangga yang lebih berat: para wanita sering melihatkeberadaan senjata di dalam keluarga sebagaiancaman ketimbang sebagai suatu bentuk perlin -dungan.

Di lingkungan pasca-konflik terdapat kesempatan

untuk membahas reformasi kepolisian dari perspektifgender. Dengan tingginya kejadian GBV dan berbagaipelanggaran HAM terhadap pria, wanita, anak lelakidan anak perempuan, kepolisian merupakan salahsatu dari organisasi-organisasi penting yang harusditata kembali dan diperkuat.

Tantangan bagi reformasi kepolisian yang tanggapterhadap gender

n Kepolisian nasional bukan satu-satunya aparat yangterlibat dalam perpolisian – negara-negara yangrapuh sering mempunyai banyak lembagakeamanan yang telah dibentuk dan harusdipertimbangkan dalam usaha reformasi sektorkeamanan.

n Pasukan keamanan, termasuk kepolisian, seringmenjadi pelaku kejahatan yang kejam, sepertipemerkosaan dan penganiayaan seksual terhadapanggota masyarakat.

n Kepolisian negara sering bekerja dalam kondisitanpa peralatan dan bergaji kecil, sementaramereka tetap diharapkan melaksanakan tugasmereka yang selalu berubah. Ini seringmenyebabkan korupsi yang merajalela dan jugakeengganan memprioritaskan proses reformasi atauisu-isu gender.71

n Komitmen terhadap reformasi kepolisian yangresponsif terhadap gender berkurang ketikakejahatan mulai meningkat dan kepolisian kembalimenggunakan cara-cara opresif dalam menanganikejahatan, sehingga merugikan kelompokmasyarakat tertentu.72

n Lembaga-lembaga kepolisian sering sangatmencurigai organisasi-organisasi masyarakat sipildan enggan bekerja sama dengan mereka,sehingga menimbulkan hambatan bagi organisasi-organisasi masyarakat dalam memberikanmasukan bagi proses reformasi.73

Peluang dan kiat untuk reformasi kepolisian yangtanggap terhadap gender

Berikut ini adalah daftar beberapa peluang dan kiatyang dapat digunakan saat mereformasi kepolisian dinegara-negara pasca-konflik:

n Perhatian dan dukungan keuangan internasionaldapat mempengaruhi proses reformasi, yangmenimbulkan kepekaan terhadap kebutuhan priamaupun wanita. Misalnya, kepolisian sipilinternasional dapat bertindak sebagai model peranbagi personil kepolisian setempat.

n Perubahan peran gender dan struktur sosialmemberikan kemungkinan lebih banyak wanitamenganggap kepolisian sebagai suatu peluangprofesi.

n Para wanita yang memiliki keterampilan danpemahaman baru mengenai perdamaian dan isu-isu konflik, termasuk para bekas penempur, dapatdirekrut ke dalam organisasi kepolisian yang baru.

n Lakukan proses penyaringan untuk menjamin agaranggota polisi baru dan personil polisi yang sudahbertugas tidak mempunyai riwayat kekerasan ataukejahatan berat, terutama saat memasukkan

Toolkit RSK dan Gender

18

Page 25: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

mantan kombatan ke dalam struktur kepolisianbaru.

n Identifikasi tingkat dan beratnya GBV sebagaiancaman terhadap keamanan, dan lakukanlangkah-langkah yang tepat, seperti pelatihansemua personil dan pembentukan satuan khusus,untuk menangani GBV.

n Adakan kerja sama erat dengan para aktor nasionaldan internasional yang sudah mengenal isu-isugender dalam konteks tertentu untuk menjamin agarproses dan program benar-benar memusatkanperhatian pada kebutuhan semua sektormasyarakat.

Perpolisian sipil dalam operasi pemeliharaanperdamaian

Misi pemeliharaan perdamaian internasional PBB, UniAfrika, NATO, OSCE, dan EU beserta komponen-komponen perpolisian sipil menciptakan kesempatanbagi kepolisian untuk menjadi model peran, parapendamping dan para pelatih bagi masyarakatsetempat karena mereka melakukan tugas kepolisianyang diidentifikasi melalui mandat misinya.

n Di Afrika Selatan, misi pengamat PBB (UNOMSA)terdiri dari pria dan wanita yang berasal dari latarbelakang ras yang beragam. Misi ini dipimpin olehAngela King, seorang wanita kulit hitam, danmelibatkan 46% pengamat wanita, yangmemberikan pesan kuat, khususnya kepada parawanita Afrika Selatan.74

n Di Sierra Leone, kehadiran personil polisi wanitadalam misi PBB menunjukkan bahwa wanitamampu menjadi anggota polisi, bahwa merekamemainkan peran penting dalam pembentukansuatu kepolisian baru dan bahwa mereka harusdihormati oleh anggota polisi yang rekan-rekannya.

n Di Liberia, satuan polisi pertama yang semuanyawanita yang ditugaskan dari India menarik perhatianinternasional, dengan memperlihatkan berbagaiperan dan kemampuan personil polisi wanita dalamoperasi perdamaian. Kepolisian Nasional Liberiamenerima tiga kali lebih banyak pelamar wanitapada bulan setelah pengerahan polisi wanita.75

Dukungan internasional dalam operasi perdamaianmerupakan kesempatan unik untuk menunjukkanpentingnya perekrutan wanita dan kelompok-kelompokmasyarakat yang kurang terwakili ke dalam kepolisiandan pembangunan kemampuan tentang isu-isugender, terutama bila para donor memusatkandukungan keuangan pada usaha memperbaikikebijakan perekrutan, sehingga menjamin agar syaratmutlak dapat dipenuhi oleh kelompok-kelompok targetdan supaya satuan khusus yang menangani GBVmendapatkan peralatan lengkap.

Di Liberia, PBB dan Pemerintah Liberia telahmelaksanakan Program Bantuan Pendidikan bagicalon personil polisi wanita baru di Kepolisian NasionalLiberia (LNP, Liberian National Police). Program per -cepatan ini bertujuan meningkatkan tingkat pendidikanpara wanita yang berminat sampai tingkat sekolahmenengah sehingga mereka dapat memenuhi syaratperekrutan LNP. Wakil Khusus Sekretaris Jenderal

PBB, Alan Doss, dalam pidatonya di depan parawanita muda Liberia pada peluncuran programtersebut, menyatakan bahwa: ‘Ini adalah kesempatanuntuk tidak hanya meningkatkan pendidikan Anda, tapiAnda juga dapat bergabung ke dalam LNP kalau Andaberhasil lulus ujian dan membantu memberikanperbedaan bagi negara Anda, terutama para wanitanegara ini.’76

Penyaringan

Penyaringan adalah proses melakukan pemeriksaanlatar belakang atas orang-orang yang berminatmenjadi anggota polisi. Penyaringan berfokus padausaha menentukan kelayakan seseorang danmenjamin bahwa para pelamar tidak mempunyairiwayat kekerasan atau kejahatan berat.77 Dalammasyarakat pasca-konflik, penyaringan merupakanalat yang penting untuk menyaring orang-orang yangpernah terlibat dalam kejahatan terhadap masyarakat,termasuk GBV, atau ketika para bekas penempurdimasukkan ke dalam struktur kepolisian baru.Walaupun merupakan proses yang panjang dan sulit,karena jarang tersedia informasi atau catatan yangdapat dijadikan dasar penyaringan, penyaringanmerupakan langkah penting dalam mendapatkankembali atau membangun kepercayaan masyarakat.78

!! Kiat untuk proses-proses penyaringan79

n Penyaringan harus dilakukan secara bebas.

n Bentuk satuan penyaringan yang efektif danterpercaya.

n Semua personil polisi harus diwajibkan mengikutiproses penyaringan.

n Buat suatu proses yang terbuka denganmemberikan informasi kepada masyarakat danmembuat metode untuk partisipasi masyarakat.

n Pertimbangkan dengan cermat standar bukti yangdiberikan – bila beban persyaratan pembuktiannyaterlalu berat, pelanggar HAM mungkin dapatdimasukkan ke dalam kepolisian.

n Lakukan penyaringan untuk orang-orang yangmempunyai riwayat melakukan kekerasan dalamrumah tangga atau penganiayaan anak, pelecehanseksual, perilaku kejam atau segala jenis GBV.80

n Laksanakan masa percobaan bagi personilkepolisian.

n Pecat personil kepolisian bila diperoleh informasiyang terpercaya mengenai pelanggaran hukum dimasa lalu atau pelanggaran hukum yang terusterjadi.

n Libatkan organisasi-organisasi masyarakat dalamproses penyaringan karena mereka benar-benarmengetahui anggota masyarakat masing-masing.

Perekrutan wanita

Memadukan wanita ke dalam organisasi kepolisianyang baru direformasi, termasuk para bekas penempurwanita, dapat meningkatkan legitimasi dan efektivitas

Reformasi Kepolisian dan Gender

19

Page 26: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

kepolisian. Sebagai bekas penempur, para wanitasering memiliki keterampilan dan pengetahuan barumengenai isu-isu keamanan.81 Para bekas penempurwanita sering memahami apa yang dapat menarikpara wanita untuk bekerja sebagai polisi, yang dapatmembantu perumusan dan pelaksanaan strategiperekrutan.

?? Pertanyaan yang perlu ditanyakan supayameningkatkan perekrutan wanita:82

n Apakah ada komitmen dari pimpinan pada tingkatpolitik dan kepolisian senior terhadap usahamenjamin perekrutan dan retensi wanita?

n Apakah ada usaha aktif untuk merekrut dan melatihpara bekas penempur wanita untuk berbagaijabatan di kepolisian?

n Apakah layanan psikososial tersedia bagi wanitayang menjadi polisi dan yang mungkin kembalimengalami trauma saat memproses pengaduankasus kejahatan?

n Apakah kriteria dasar seleksi, seperti persyaratanpendidikan, telah dikaji ulang untuk menjaminsupaya para wanita tidak dikeluarkan secara tidakadil dari proses perekrutan?

n Apakah program persiapan dilaksanakan untukmenjamin agar para wanita memenuhi persyaratandasar?

Satuan polisi untuk kekerasan berbasis gender

‘Seorang wanita tidak mungkin mengatakan kepadaseorang pria bahwa dia telah diperkosa bergiliran

oleh 15 orang pria. Kadang-kadang wanita setempatlebih mau berbicara dengan petugas wanita

UNOMSA mengenai hal tertentu.’

Hannah Yilma – Anggota misi UNOMSA83

Akibat tingginya tingkat kejadian GBV di lingkungankonflik dan pasca-konflik, sebagian negara telahmembentuk satuan khusus untuk mendorongpelaporan dan memproses pengaduan secaramenyeluruh. Satuan ini sering dikelola oleh personilpolisi wanita dan pekerja sosial yang dilatih khususuntuk menangani isu-isu keluarga dan perlindungananak.84 Pengetahuan mereka yang mendalam tentangmasalah tersebut membantu korban menanggulangitrauma dan menerima bantuan untuk memungkinkanpemulihan penuh dari kejahatan tersebut. Di SierraLeone telah terjadi peningkatan tingkat pelaporankejadian, berkat kerja satuan ini dan peningkatanpemahaman tentang hak-hak wanita dan layananyang tersedia untuk melaporkan kasus GBV (lihatKotak 10). Walaupun keberhasilan telah tercapai,tantangan masih ada dan memerlukan perhatian yangberkelanjutan (lihat Bagian 4.4).

5.2 Negara-negara dalam masatransisi

Negara-negara dalam masa transisi biasanyamengalami perubahan dari satu susunan politik kesusunan politik lain tapi kekerasan internal yangberkelanjutan tidak terjadi. Di Eropa Tengah dan Timur(CEE, Central and Eastern Europe) terjadi transisi darikomunisme menuju pasca-komunisme. Dalam sistemekonomi tertutup negara-negara CEE, kepolisianberkaitan erat dengan para pemimpin politik danlembaga negara, di mana misi kepolisian atau milisiumumnya bersifat politik. Sistem ini dikontrol denganketat, otonomi personil polisi masing-masing sangatterbatas, dan mereka bertanggung jawab untukmencapai tujuan ideal otoritas politik.92

Tantangan bagi reformasi kepolisian yang tanggapterhadap gender

Ukraina mendapatkan kemerdekaannya pada tahun1991, dengan memulai proses reformasi ekonomi,sosial dan politik.93 Kepolisian ditargetkan untukreformasi, seperti pemasukan para wanita, dalamusaha mengatasi reputasi yang buruk, tingkat korupsiyang tinggi, dan tingkat kepercayaan yang rendah diantara kepolisian dan masyarakat. Kasus Ukrainamemperlihatkan beberapa tantangan yang dihadapi dinegara-negara dalam masa transisi sehubungandengan gender dan reformasi kepolisian, yangmeliputi:

n Elit penguasa sebelumnya masih berkuasa dandapat menimbulkan penentangan luas terhadapperubahan.

n Proses kenaikan pangkat dicemari oleh nepotisme,di mana wanita jarang mencapai tingkat yang lebihtinggi dari pangkat sersan atau kolonel.

n Kuota tak resmi yang ditetapkan untuk membatasijumlah wanita di kepolisian – lembaga-lembagapelatihan di Ukraina dilaporkan mendapat perintahdari Kementerian Dalam Negeri untuk membatasijumlah perekrutan polisi wanita di bawah 10% pertahun dan para pimpinan senior didorong untukmembatas jumlah wanita sekitar 8%.

n Engganan LSM dan kelompok masyarakat untukbertemu dengan wakil-wakil kepolisian dan pe me -rintah untuk membicarakan proses reformasi karenatingkat ketidakpercayaan yang tinggi.94

!! Peluang dan kiat untuk reformasi kepolisianyang tanggap terhadap gender

n Perubahan budaya dalam peran gender dalammasyarakat yang lebih besar, yang menuntutperubahan mekanisme kelembagaan.

n Susun rencana aksi yang sistematis yang berfokuspada reformasi dalam jangka pendek dan jangkapanjang untuk menjamin perubahan segera sesuaidengan reformasi kelembagaan yang lebih besar.

n Bentuk suatu lembaga yang bebas untuk menga -wasi proses seleksi dan mengurangi ke mung kinantindakan pilih kasih.

Toolkit RSK dan Gender

20

Page 27: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

5.3 Negara-negara berkembang

Di negara-negara berkembang, walaupun perubahanyang terjadi belum tentu dari satu sistem politik menujusistem politik lain, kepolisian sering berkaitan eratdengan kebutuhan negara ketimbang masyarakat.Reformasi sering berfokus pada transisi dari lembagakepolisian gaya kolonial atau militeristik menujulembaga yang lebih demokratis yang dibentuk untukmelayani dan melindungi masyarakat. Selain itu,negara-negara berkembang mengalami tingkat kemis -kinan yang tinggi, kesempatan-kesempatan ekonomiyang terbatas, kekurangan prasarana, dan lembaga-lembaga kenegaraan yang lemah – yang semuanyaberpengaruh terhadap organisasi kepolisian.

Tantangan bagi reformasi kepolisian yang tanggapterhadap gender

n Penentangan umum terhadap usaha menanganiisu-isu kesetaraan gender seperti hak-hak yang

sama dan perekrutan.

n Walaupun undang-undang resmi tentang HAM dankesetaraan wanita sudah ada, perwujudan hak-haktersebut sering dipersulit oleh hukum negaralainnya, hukum agama, dan hukum adat yangmembatasi pelaksanaan reformasi legislatif.95

n Anggota pasukan keamanan sering membiarkanpenganiayaan berbasis gender melainkanmencegahnya.96

n Sikap negatif di berbagai jenjang kepangkatanterhadap fokus pada reformasi gender pada saatmereka kekurangan sumber daya pokok sepertipena dan kertas dan berpendapat bahwa yang perluditangani adalah isu-isu yang lebih mendesak.97

n Kurangnya kemampuan dan komitmen pimpinanuntuk mendukung dan melaksanakan perubahannyata sehubungan dengan reformasi gender.

Reformasi Kepolisian dan Gender

21

Kotak 10 Satuan Dukungan Keluarga di Sierra Leone

Sierra Leone mengalami konflik yang berlangsung selama satu dasawarsa yang di dalamnya GBV digunakan sebagai strategi perang. Wanita dananak perempuan mengalami penculikan, eksploitasi, pemerkosaan, mutilasi dan penyiksaan. Selain kejahatan perang, sebuah penelitian yangdilakukan oleh Pengawas HAM (HRW, Human Rights Watch) dari tahun 1998 sampai 2000 menunjukkan bahwa 70% dari wanita yang diwawancaraimelaporkan pernah dipukul oleh pasangan pria mereka, dan 50% dari mereka pernah dipaksa melakukan hubungan seksual.

Setelah budaya rahasia mulai ditinggalkan, muncul kesadaran yang semakin besar bahwa para penyintas memerlukan akses atas kepolisian untukmelaporkan kejahatan, perlindungan di tempat perlindungan sementara, perawatan yang mencakup layanan kesehatan dan psikologis, dan bantuanhukum.85 Namun demikian, sikap kepolisian terhadap para penyintas kekerasan seksual tidak mendukung, sehingga menyebabkan banyak wanitatidak mau melaporkan kejahatan tersebut kepada polisi. Sebagai respons atas keadaan ini, pemerintah membentuk Satuan Dukungan Keluarga(FSU, Family Support Unit) yang pertama pada tahun 2001 untuk menangani kasus serangan fisik, serangan seksual, dan kekejaman terhadapanak-anak.86 Selain itu, pelatihan juga diberikan kepada para personil polisi tentan bagaimana menangani kasus kekerasan dalam rumah tanggadan kekerasan seksual.

Kerja sama

n Memo saling pengertian (MOU, memorandum of understanding) antara FSU Kepolisian dan Kementerian Urusan Kesejahteraan Sosial, Genderdan Anak memungkinkan mereka bekerja sama untuk memantau dan melaporkan kasus-kasus GBV dan penganiayaan anak.87

n Penghargaan dan persetujuan untuk bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional untuk menjamin pemberian layanan yang efektifdan efisien. UNICEF mendukung pelatihan untuk meningkatkan penyidikan kasus penganiayaan dalam rumah tangga; Komite PenyelamatanInternasional, Cooperazione Internationale, dan GOAL bekerja sama dengan FSU untuk menyediakan konsultasi psikologis, layanan pelatihan,dan tempat penampungan sementara.88

Layanan yang diberikan oleh FSU

n Pelatihan keterampilan untuk wanita yang mengalami penganiayaan

n Penggalangan dana bagi wanita tunawisma yang pernah kena hajaran

n Kampanye sensitisasi dan kegiatan peningkatan kesadaran di seluruh daerah untuk mendorong wanita agar melaporkan kasus GBV

n Saluran telepon bantuan bagi wanita

Hasil

n Pada tahun 2005 terdapat 19 FSU di Satuan-Satuan Komando Lokal Kepolisian (PLCU, Police Local Command Units).

n Dari tahun 2004 sampai 2005 terdapat 21 vonis, dengan lama hukuman penjara berkisar dari 6 sampai 12 bulan.89

n Pada tahun 2005, 105 staf (termasuk polisi dan pekerja sosial) dilatih mengenai peningkatan kesadaran, HAM, keterampilan media dan komunikasi,pencatatan, penyidikan kasus seksual dan penyidikan bersama polisi-pekerja sosial mengenai tindak pidana seksual.90

Tantangan

n Tetap terdapat bukti bahwa wanita yang didorong melaporkan kasus kepada FSU melihat polisi masih enggan turun tangan dalam kasuspenganiayaan dalam rumah tangga kecuali bila kasus tersebut dianggap berat – yaitu memotong anggota badan, melukai, dan/atau membuatcacat.91

Page 28: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

!! Peluang dan kiat untuk reformasi kepolisianyang tanggap terhadap gender

n Gerakan masyarakat, terutama untuk kelompokmasyarakat yang kurang terwakili dan wanita,menjadi semakin kuat di dalam masyarakat, lebihmenyadari HAM mereka, dan mendukungperubahan dalam struktur kenegaraan. Merekadapat menyokong dan mendukung reformasi yangtanggap terhadap gender.

n Peningkatan akses atas pendidikan bagi berbagaigolongan masyarakat, termasuk wanita, seringdikatakan sebagai syarat mutlak untuk memenuhisyarat untuk personil polisi.

n Jamin agar proses pengajuan lamaran tidak terlalumahal supaya meningkatkan kemampuan masya -rakat dengan kemampuan ekonomi terbatas untukmengajukan lamaran.

5.4 Negara-negara maju

Dalam konteks negara-negara maju, reformasikepolisian sering berfokus pada usaha meningkatkanefektivitas kepolisian dan respons yang efisienterhadap kebutuhan masyarakat. Negara-negaraberkembang seperti Kanada, Amerika Serikat, danbanyak negara Eropa telah mengalami hilangnyakepercayaan masyarakat karena terjadinya skandalkorupsi polisi, penggunaan kekuatan yang berlebihan,kekejaman, dan tuntutan hukum atas penganiayaanserta pelecehan seksual di lembaga kepolisian.98 Telahmuncul tuntutan agar kepolisian lebih mewakilimasyarakat yang mereka layani dan berfokus padaperpolisian preventif dan perpolisian masyarakat, dimana kepolisian lebih bertanggung jawab atastindakan mereka

Tantangan bagi reformasi kepolisian yang tanggapterhadap gender

n Walaupun kampanye tentang keanekaragamansudah dilakukan, jumlah orang-orang dari kelompokmasyarakat yang kurang terwakili sering masihrendah dan orang-orang di lembaga kepolisiandapat menjadikan budaya yang dominan sebagaimekanisme penanggulangan, dan karena itu tidakakan memperbaiki budaya secara keseluruhan atauhubungan dengan masyarakat.

n Ketidakmampuan menarik minat para wanita yangsangat memenuhi syarat untuk bekerja di lembagakepolisian.

n Penentangan terhadap kuota atau tindakandiskriminasi positif di negara tertentu di mana ‘levelplaying field' (situasi yang adil) dianggap (dengankeliru) sudah tercapai.

!! Peluang dan kiat untuk reformasi kepolisianyang tanggap terhadap gender

n Proses berperkara yang mahal memperkuat

argumen yang mendukung perekrutan dan retensilebih banyak wanita. Di Amerika Serikat, rata-ratasatu anggota polisi pria di kota besar menghabiskandana pembayar pajak 2½ sampai 5 kali lebih besardaripada rata-rata anggota polisi wanita untukbiaya-biaya perkara pertanggungjawaban akibatpenggunaan kekerasan yang berlebihan.99

n Keefektifan ujian fisik, yang telah lama digunakansebagai cara menyaring kelompok tertentu,digugurkan oleh fakta bahwa para anggota polisiyang telah lama bertugas tidak lulus ujian fisik,walaupun mereka terbukti mampu melaksanakantugas-tugas yang diharapkan.100

Toolkit RSK dan Gender

22

Page 29: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

6Anjuran-anjuran pokok

Perencanaan

1. Komitmen dan dukungan tingkat senior: prakarsa-prakarsa apa pun harus mendapat dukungantingkat senior agar memberikan dampak dalamjangka panjang terhadap perubahan budayakelembagaan kepolisian, seperti identifikasi ‘pen -dukung gender’ tingkat senior’.

2. Penilaian gender: program-program reformasikepolisian harus memahami isu-isu gender dankeamanan pada tingkat dasar, seperti kemampuankepolisian dan masyarakat untuk melaksanakanperubahan.

3. Rencana aksi: berdasarkan suatu penilaian, suaturencana dan kerangka aksi harus disusun dandilaksanakan untuk menjamin agar reformasisejalan dengan sasaran-sasaran lembaga dansistem yang lebih umum.

Pelaksanaan

4. Kebijakan dan prosedur yang tanggap terhadapgender: Kaji ulang, revisi, dan buat kebijakan danprosedur baru yang mempertimbangkan kebu -tuhan pria, wanita, anak perempuan dan anaklelaki, seperti kebijakan tentang pelecehan seksualdan kode perilaku.

5. Prosedur dan prakarsa tentang kekerasanberbasis gender: Laksanakan prakarsa-prakarsaprosedural, struktural dan programatis sepertimisalnya pembuatan kantor polisi untuk perem -puan atau saluran telepon hotline yangmeningkatkan pencegahan dan respons terhadapGBV.

6. Pelatihan: Laksanakan program pelatihan padasemua tingkatan untuk mengarusutamakan isu-isugender dan berikan pelatihan khusus untukmeningkatkan keterampilan yang berkaitandengan GBV dan untuk menciptakan organisasikepolisian yang non-diskriminatif dan menghormatiHAM.

7. Perekrutan, retensi dan kenaikan pangkat wanita:Kaji ulang perekrutan, retensi, dan promosi wanitadan kelompok masyarakat yang kurang terwakililainnya dan laksanakan pembenahan danprakarsa baru yang diperlukan untuk men -capainya.

8. Perhimpunan polisi wanita: Dukung perhimpunanuntuk kelompok-kelompok masyarakat yangkurang terwakili sebagai tempat untuk sokongan,dukungan serta pembahasan pengalaman danpembelajaran tentang bagaimana mencapaikeberhasilan dan keunggulan di lingkungankepolisian.

9. Proses penyaringan: Lakukan penyaringanterhadap para calon personil polisi sehubungan

dengan kasus GBV, termasuk kekerasan dalamrumah tangga.

10. Kerja sama multisektoral: Adakan kerja samadengan sektor kesehatan, peradilan, danpendidikan, serta organisasi masyarakat sipil –seperti organisasi wanita; kelompok masyarakatlesbian, gay, biseksual, dan transgender; danpembela hak-hak anak – untuk menjamin agarreformasi bersifat partisipatif dan memenuhikebutuhan semua golongan masyarakat.

Pemantauan dan evaluasi

11. Kampanye informasi: Susun rencana komunikasiinternal dan eksternal untuk menjamin agarkepolisian dan anggota masyarakat mengetahuiproses reformasi kepolisian yang tanggapterhadap gender dan bagaimana mengajukanpengaduan mengenai pelanggaran hukum yangdilakukan personil polisi.

12. Pertanggungjawaban: Buat mekanisme internaldan eksternal untuk memantau dan memintapertanggungjawaban orang atau kelompok yangtidak sejalan dengan reformasi kepolisian yanglebih luas. Perhatian khusus harus diberikan padapertanggungjawaban atas pelanggaran HAM,termasuk GBV.

13. Pengawasan sipil: Buat struktur seperti badanpenghubung dan kantor ombudsman untukmemperlancar pengawasan. Kelompok-kelompokmasyarakat dan LSM mungkin perlu dukungandan pelatihan untuk memantau organisasikepolisian secara efektif.

Reformasi Kepolisian dan Gender

23

Page 30: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

7Sumber daya tambahan

Situs web yang berguna

Commonwealth Human Rights Initiative (PrakarsaHAM Persemakmuran)http://www.humanrightsinitiative.orgEuropean Network of Police Women (Jaringan PolisiWanita Eropa)http://www.enp.nlGeneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (Pusat Kendali Demokratis atas AngkatanBersenjata JenewaHttp://www.dcaf.chInternational Association of Women Police(Perhimpunan Polisi Wanita Internasional)http://www.iawp.orgInternational Peace Academy (Akademi PerdamaianInternasional)http://www.ipacademy.orgNational Center for Women and Policing (PusatNasional Wanita dan Perpolisian)http://www.womenandpolicing.orgOpen Society Justice Initiative (Prakarsa PeradilanMasyarakat Terbuka)http://www.justiceinitiative.orgOSCE Strategic Police Matters Unit (Satuan UrusanKepolisian Strategis OSCE)http://www.osce.org/spmu/UN-INSTRAW (Institut Penelitian dan PelatihanKemajuan Wanita Internasional PBB) - http://www.un-instraw.org/en/index.html

Panduan praktis dan buku-bukupetunjuk

Council of Europe (Dewan Eropa), The VIP Guide:Vision, Innovation and Professionalism inPolicing Violence Against Women and Children(Panduan VIP: Visi, Inovasi, dan Profesionalismedalam Perpolisian Kekerasan Terhadap Wanita danAnak-anak), Council of Europe (Dewan Eropa):Strasbourg, 2001.

Council of Europe (Dewan Eropa), Human Rightsand the Police: A Workbook for Practice-OrientedTeaching (HAM dan Kepolisian: Buku Latihanuntuk Pengajaran yang Berorientasi Praktek),Council of Europe (Dewan Eropa): Strasbourg, 1998.http://www.coe.int/T/E/Human_Rights/Police/2._Publications/2.1_Trainers’_Supply_Kit/CI(98)1_Workbook_for_practice_oriented_teaching.asp

Bayley, D.H., Democratizing the Police Abroad:What to Do and How to Do It (DemokratisasiKepolisian di Luar Negeri: Apa yang Harus

Dilakukan dan Bagaimana Melakukannya), U.S.Department of Justice (Departemen KehakimanAmerika Serikat): Washington DC, 2001.http://usmex.ucsd.edu/research/justice_pdfs/bailey_2001.pdf

International Centre for Criminal Law Reform andCriminal Justice Police (Pusat Reformasi HukumPidana dan Kepolisian Peradilan PidanaInternasional), Model Strategies and PracticalMeasures on the Elimination of Violence AgainstWomen in the Field of Crime Prevention andCriminal Justice: Compendium and ResourceManual (Contoh Strategi dan Langkah Praktis untukPenghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan diBidang Pencegahan Kejahatan dan PeradilanPidana: Ikhtisar dan Pedoman Sumber Daya, 1999.http://www.icclr.law.ubc.ca/Publications/Reports/Compendium.pdfhttp://www.icclr.law.ubc.ca/Publications/Reports/VAWMANUA.pdf

National Centre for Women and Policing (PusatNasional Wanita dan Perpolisian), Recruiting andRetaining Women: A Self-Assessment Guide forLaw Enforcement (Merekrut danMempertahankan Wanita: Panduan PenilaianSendiri untuk Penegakan Hukum), National Centrefor Women and Policing (Pusat Nasional Wanita danPerpolisian): Los Angeles, 2001.http://www.ncjrs.gov/pdffiles1/bja/185235.pdf

OSCE, Guidebook on Democratic Policing (BukuPedoman tentang Perpolisian yang Demokratis,2007. http://www.osce.org/item/23086.html

Hope, T., Responding to Domestic Violence: AHandbook for Police (Merespons KekerasanDalam Rumah Tangga: Buku Pedoman bagiPolisi), Centre for Domestic Violence Prevention andUganda Police Force (Pusat Pencegahan KekerasanDalam Rumah Tangga dan Kepolisian Uganda, 2007.http://www.preventgbvafrica.org/Downloads/PoliceHandbook.CEDOVIP.pdf

Artikel dan laporan online

Marks, R.T. dan Denham, T., A Roundtable onPolice and Gendarmerie Women in PeaceOperations: West African Solutions to GenderMainstreaming Challenges (Konferensi MejaBundar mengenai Polisi dan Gendarmerie Wanitadalam Operasi Perdamaian: Solusi Afrika Barat atasTantangan Pengarusutamaan Gender, 2007.http://www.peaceoperations.org/web/la/en/fi/708D779C21BD42C98A760EB295B6BD15/get_file.asp

UN Development Fund for Women (DanaPembangunan Wanita PBB) (UNIFEM), PolicyBriefing Paper (Makalah Pengarahan mengenaiKebijakan): Gender Sensitive Police Reform inPost Conflict Societies (Reformasi Kepolisian

Toolkit RSK dan Gender

24

Page 31: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

yang Sensitif terhadap Gender di Negara PascaKonflik, 2007.http://www.undp.org/cpr/documents/gender/Gender_Sensitive_Police_Reform_Policy_Brief_2007.pdf

O’Neill, W.G., Police Reform and Human Rights(Reformasi Kepolisian dan HAM), New York, 2004.http://www.undp.org/governance/docs/HR_Pub_PoliceReform&HR.pdf

Reformasi Kepolisian dan Gender

25

Page 32: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

26

Toolkit RSK dan Gender

CATATAN AKHIR

1 Organization for Economic Co-operation and Security(Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan),Security System Reform and Governance (ReformasiSistem Keamanan dan Tata Pemerintahan), DACGuidelines and Reference Series (Panduan dan SeriRujukan DAC), (OECD: Paris), 2005, h. 20.http://www.oecd.org/dataoecd/8/39/31785288.pdf

2 Oxford English Dictionary 2nd Edition (Kamus BahasaInggris Oxford Edisi Kedua), ‘Police’ (Polisi),(OxfordUniversity Press [Percetakan Universitas Oxford]:Oxford), 2003.

3 Organization for Economic Co-operation and Security(Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan), OECDDAC Handbook on Security System Reform: SupportingSecurity and Justice (Buku Pedoman OECD DAC tentangReformasi Sistem Keamanan: Mendukung Keamanandan Keadilan), Draft Edition (Edisi Rancangan), (OECD:Paris), 2007, h. 163.

4 Groenewald, H. dan Peake, G., Police Reform throughCommunity-Based Policing: Philosophy and Guidelinesfor Implementation (Reformasi Kepolisian melaluiPerpolisian Masyarakat: Filosofi dan PanduanPelaksanaan) (International Peace Academy [AkademiPerdamaian Internasional]: New York), 2004. h. 1.

5 Groenewald dan Peake, h. 10-17.6 Neild, R., ‘Sustaining Reform: Democratic Policing in

Central America’ (Mendukung Reformasi: Perpolisianyang Demokratis di Amerika Tengah), Citizens SecurityMonitor (Pemantauan Keamanan Masyarakat), Oktober2002, h. 1.

7 Shahjahan, A.S.M., ‘Strengthening Police Reform’(Penguatan Reformasi Kepolisian), Strengthening theCriminal Justice System (Penguatan Sistem PeradilanPidana), (Asian Development Bank [Bank PembangunanAsia]: Bangladesh), Mei 2006, h. 30-31.

8 Mehta, S., ‘Police Reform: An exchange of experiencesfrom South Asia – Roundtable Report’ (ReformasiKepolisian: Pertukaran pengalaman dari Asia Selatan –Laporan Konferensi Meja Bundar), CommonwealthHuman Rights Initiative (Prakarsa HAMPersemakmuran), Hotel Qutab, New Delhi, 23-24 Maret2007, h. 5.

9 UN Economic and Social Council [Dewan Ekonomi danSosial PBB], Report of the Secretary-General [LaporanSekretaris Jenderal], Coordination of the Policies andActivities of the Specialized Agencies and Other Bodiesof the United Nations System: Mainstreaming theGender Perspective into all Policies and Programmes inthe United Nations System [Koordinasi Kepolisian danKegiatan Lembaga-lembaga Khusus dan Badan-badanlainnya dalam Sistem PBB: Pemasukan PerspektifGender ke dalam semua Kebijakan dan Program dalamPerserikatan Bangsa-Bangsa], 12 Juni 1997.

10 German Technical Corporation (GTZ) (Korporasi TeknikJerman – GTZ), Security Sector Reform and Gender:Concept and Points of Entry for DevelopmentCooperation (Reformasi Sektor Keamanan dan Gender:Konsep dan Titik Mula bagi Kerja Sama Pembangunan)(GTZ: Jerman), 2007, h. 7.

11 Australian Bureau of Statistics (Biro Statistik Australia),‘Crime and Safety’ (Kejahatan dan Keamanan),(Australian Bureau of Statistics [Biro Statistik Australia]:Australia), 2004. www.abs.gov.au

12 Women’s Self-defence Institute (Institut Bela-DiriWanita), ‘Statistics on Crime against Women-2005’(Statistik mengenai Kejahatan terhadap Wanita-2005).www.self-defense-mind-body-spirit.com/statistics/html

13 Vlachova, M. dan Biason, L., ‘Violence Against Womenas a Challenge for Security Sector Goverance’

(Kekerasan Terhadap Wanita sebagai Tantangan bagiTata Pemerintahan Sektor Keamanan), Challenges ofSecurity Sector Governance (Tantangan TataPemerintahan Sektor Keamanan), para penyuntingHanggi, H. dan Winkler, T., (LIT Verlag: Munster), 2003,h. 16.

14 Human Rights First (HAM Terlebih Dahulu),‘Islamophobia 2007 Hate Crime Survey’ (SurveiKejahatan karena Kebencian Islamofobia 2007), (HumanRights First (HAM Terlebih Dahulu): New York), 2007, h.16.

15 Human Rights Commission (Komisi HAM), ‘AdvancingEquality for All’ (Memajukan Kesetaraan bagi SemuaOrang), Equality Update (Pembaruan Kesetaraan),Februari 2006, h. 2.

16 United Kingdom Home Office (Kantor DepartemenDalam Negeri Inggris), ‘It works... The OperationalBenefits of Diversity for the Police Service’ (Berhasil...Manfaat Operasional dari Keanekaragaman LayananKepolisian), 2005, h. 4.http://police.homeoffice.gov.uk/news-and-publications/publication/human-resources/Operational_Benefits_Leaflet.pdf

17 Martin, S.E., dan Jurik N.C., ‘The Nature of Police Workand Women’s Entry into Law Enforcement’ (Sifat KerjaKepolisian dan Masuknya Wanita dalam bidangPenegakan Hukum), Doing Justice, Doing Gender:Women in Legal and Criminal Justice Occupations(Melakukan Keadilan, Melakukan Gender: Wanita diBidang Pekerjaan Hukum dan Peradilan Pidana), 2ndEdition (Edisi Kedua), (Sage Publications), 2006, h. 61.

18 Martin dan Jurik, h. 62.19 Osse, A., Understanding Policing: A Resource for Human

Rights Activists (Memahami Perpolisian: Sumber Dayauntuk Aktivis HAM) (Amnesty International Nederland[Amnesti Internasional Belanda]: Amsterdam), 2006, h.90.

20 Cyprus Police (Kepolisian Ciprus), ‘Annual Report 2006’(Laporan Tahunan 2006), (Research and DevelopmentDepartment [Bagian Penelitian dan Pengembangan]:Nikosia), Januari 2007, h. 13.

21 Osse, h. 90.22 Kosovo Police (Kepolisian Kosovo), ‘Statistics’ (Statistik),

(Ministry of Internal Affairs [Kementerian DalamNegeri]: Kosovo), 2006.http://www.kosovopolice.com/english/statistiks.html

23 Jamaica Constabulary Force (Kepolisian Jamaika), ‘Aboutthe JCF’ (Tentang Kepolisian Jamaika [JCF]), PoliceNational Computer Centre (Pusat Komputer KepolisianNasional), 2001.http://www.jamaicapolice.org.jm/index.html

24 Ministry of Labour and Social Affairs for the CzechRepublic (Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial RepublikCeko), ‘Meeting of the Government of the CzechRepublic’ (Pertemuan Pemerintah Republik Ceko),Reference (Rujukan) 2003-10246-702.http://www.mpsv.cz/files/clanky/2017/report.pdf

25 Economics and Social Data Rankings (Daftar DataEkonomi dan Sosial), ‘Female Police Personnel’ (PersonilPolisi Wanita), Dataranking.com, 2002.http://www.dataranking.com/table.cgi?LG=e&TP=so07-2

26 Romanian Police (Kepolisian Rumania), ‘Summary of theEvaluation Report of the Activity of the Romanian Police2005’ (Rangkuman Laporan Evaluasi Kegiatan KepolisianRumania 2005), Romanian Police (Kepolisian Rumania),2005, h. 11.http://www.politiaromana.ro/Engleza/evaluation.htm

27 Osse, h. 90.28 Economic and Social Data Rankings (Daftar Data

Ekonomi dan Sosial, 2002.29 Reitano, J., ‘Police Resources in Canada 2006’ (Sumber

Toolkit RSK dan Gender

26

Page 33: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Daya Kepolisian di Kanada 2006), (Minister of Industry[Menteri Perindustrian]: Ottawa), November. 2006.

30 National Police Board (Dewan Kepolisian Nasional), ‘TheSwedish Police Service’ (Kepolisian Swedia), Stockholm,2001.http://www.polisen.se/inter/nodeid=10232&pageversion=1.html

31 Home, P., ‘Policewomen: The First Century and the NewEra’ (Polisi Wanita: Abad Pertama dan Era Baru), ThePolice Chief (Kepala Kepolisian) 73.9 (2006), h. 1.

32 Finnish Police (Kepolisian Finlandia), ‘Personnel’(Personil), Finnish Police (Kepolisian Finlandia), 2004.http://www.poliisi.fi/poliisi/home.nsf/Pages/2C4D52E77A169459 C225702E002D3365

33 United Kingdom Police Home Office (Markas BesarKepolisian Kerajaan Inggris, 2005.

34 National Center for Women and Policing (Pusat NasionalWanita dan Perpolisian), h. 22.

35 Bezuidenhout, C., ‘Performance of Female Police Officersin a Male Dominated Environment: Replacing Myth withReality’ ('Prestasi Kerja Anggota Polisi Wanita diLingkungan yang Didominasi Pria: Mengganti Mitosdengan Kenyataan'), Institute for Human Rights &Criminal Justice Studies – Second World Conference(Institut Kajian HAM & Peradilan Pidana – KonferensiSedunia Kedua), 3-7 Desember 2001, Durban, AfrikaSelatan, h. 7.

36 Lonsway, K.et al., Hiring & Retaining More Women: TheAdvantages to Law Enforcement Agencies [Merekrut &Mempertahankan Lebih Banyak Wanita: Manfaat bagiLembaga Penegakan Hukum], National Center forWomen & Policing [Pusat Urusan Wanita & PerpolisianNasional], 2003, h. 2.

37 Amnesty International, (Amnesti Internasional), Nigeria:Rape – the Silent Weapon (Pemerkosaan – SenjataRahasia), 28 November 2006.http://web.amnesty.org/library/index/ENGAFR440202006

38 UNIFEM, Not a Minute More: Ending Violence AgainstWomen (Jangan Menunggu Lagi: Mengakhiri KekerasanTerhadap Wanita), (UNIFEM: New York), 2003, h. 46.

39 UNIFEM, p. 47.40 Osse, h. 91.41 UN News (Berita PBB), ‘UN-Sponsored Meeting Calls for

More Male Facilitation in Gender Training’ (Pertemuanyang Disponsori PBB Meminta Fasilitasi Pria yang LebihBesar dalam Pelatihan Gender), UN News (Berita PBB),Juni 2006.http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=23030&cr=gen der&Cr1=training

42 This action plan is based on the Ottawa Police OutreachRecruitment Project Recommendations (Rencana aksi inididasarkan pada Anjuran-Anjuran Proyek PenjangkauanPerekrutan Kepolisian Ottawa). http://careers-carrieres.ottawapolice.ca/whats_new.cfm?article=44

43 Ministry of Foreign Affairs (Kementerian Luar Negeri),Foreign Information and Communication (Informasi danKomunikasi Luar Negeri), ‘Institutional andOrganizational Change’ ('Perubahan Lembaga danOrganisasi'), Den Hague, Belanda, Maret 2002, h. 1.

44 Clegg, I., Hunt, R. dan Whetton, J., Policy Guidance onSupport to Policing in Developing Countries (PanduanKebijakan tentang Dukungan bagi Perpolisian di Negara-negara Berkembang) (University of Wales Press[Percetakan Universitas Wales]: Swansea), 2000, h. 29.

45 Ministry of Home Affairs (Kementerian Dalam Negeri),‘Police Public Interface: Making It Happen’ ('HubunganPolisi-Masyarakat: Mewujudkannya'), Proceedings ofSeminar at Mumbai (Laporan Hasil Seminar di Mumbai),November 2004.

46 Ottawa Police Service (Kepolisian Ottawa), ‘ProtocolAgreement between Wabano Centre for Aboriginal

Health and the Ottawa Police Service’ ('PersetujuanProtokol antara Pusat Kesehatan Penduduk Asli Wabanodan Kepolisian Ottawa'), April 2007.

47 UN Development Programme (Program PembangunanPBB), ‘Gender Approaches in Conflict and Post-ConflictSituations’ (Pendekatan Gender dalam Situasi Konflikdan Pasca-konflik), (PBB: New York), 2002, h. 13.

48 Canadian International Development Agency (CIDA)(Badan Pembangunan Internasional Kanada – CIDA),‘Addressing Gender-based violence in Guyana’(Penanganan kekerasan berbasis gender di Guyana),Tersedia online. http://www.acdi-cida.gc.ca/CIDAWEB/acdicida.nsf/En/EMA-218121448-P6L

49 Shahjahan, A.B.M., ‘Strengthening Police Reform’(Memperkuat Reformasi Kepolisian), Strengthening theCriminal Justice System (Memperkuat Sistem PeradilanPidana), (Asian Development Bank [Bank PembangunanAsia]: Bangladesh), 30-31 Mei 2006, h. 56.

50 Statistics Canada (Statistik Kanada), ‘Measuring ViolenceAgainst Women: Statistical Trends 2006’ (MengukurKekerasan Terhadap Wanita: Kecendrungan Statistik2006). http://www.statcan.ca/english/research/85-570-XIE/2006001/summary.htm

51 Kandaswamy, D., ‘Indian Policewoman Practice Policingand Politicking’ (Praktik Perpolisian dan PerpolitikanPolisi Wanita India), Ms. Magazine (Majalah Ms.), MusimDingin 2004.http://www.msmagazine.com/spring2005/indianpolicewomen.asp

52 Clegg, Hunt dan Whetton, h. 27.53 Fakondo, K., Assistant Inspector-General of the Sierra

Leone Police (Asisten Inspektur Jenderal KepolisianSierra Leone), Wawancara Pribadi, 2007.

54 Jubb, N. dan Izumino, W.P., ‘Women and Policing inLatin America: A Revised Background Paper’ (Wanitadan Perpolisian di Amerika Latin: Makalah PengantarTerrevisi), (Latin American Studies Association[Perhimpunan Kajian Amerika Latin]: Texas), 27-29Maret 2003.http://www.nevusp.org/downloads/down085.pdf

55 Jubb dan Izumino, p. 6.56 Groenewald dan Puncak, p. 1.57 Disadur dari Polisar, J. dan Milgram, D., ‘Recruiting,

Integrating, and Retaining Women Police Officers:Strategies that Work’ (Merekrut, Memadukan danMempertahankan Polisi Wanita: Strategi yang Berhasil),The Police Chief (Kepala Kepolisian), Oktober 1998.http://www.iwitts.com/html/the_police_chief_magazine_str.html

58 International Crisis Group (Kelompok KrisisInternasional), ‘Reforming Afghanistan’s Police’(Mereformasi Kepolisian Afghanistan), Asia Report(Laporan Asia) No 138, (30 Agustus 2007), h. 11.

59 National Centre for Women and Policing (Pusat NasionalWanita dan Perpolisian), h. 41.

60 National Centre for Women and Policing (Pusat NasionalWanita dan Perpolisian), h. 94.

61 Polisar dan Milgram.62 Bihler, M., Alvarado, J. dan Martines, M., para

penyunting, Gender and Citizen Security: RegionalTraining Module (Gender dan Keamanan Masyarakat:Modul Pelatihan Regional) (Complejo Grafico TMC:Nikaragua), 2005, h. 47-48.

63 National Centre for Women and Policing (Pusat NasionalWanita dan Perpolisian), h. 125-126.

64 National Centre for Women and Policing (Pusat NasionalWanita dan Perpolisian), h. 86.

65 National Centre for Women and Policing (Pusat NasionalWanita dan Perpolisian), h. 135-136.

66 UN Population Fund (UNFPA) (Dana Kependudukan PBB– UNFPA), ‘Through the eyes of the Victim: Police

Reformasi Kepolisian dan Gender

27

Page 34: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian

Toolkit RSK dan Gender

28

Training and Domestic Violence in Honduras’ (MelaluiMata Korban: Pelatihan Polisi dan Kekerasan dalamRumah Tangga di Honduras), Oktober 2005.http://www.unfpa.org/news/news.crm?ID=689

67 Amoo, S.G., ‘Case Study of IDRC-Supported Research onSecurity Sector Reform in Kenya, South Africa, Ghana,and Nigeria’ ('Studi Kasus Penelitian yang DidukungIDRC mengenai Reformasi Sektor Keamanan di Kenya,Afrika Selatan, Ghana, dan Nigeria'), (IDRC: Ottawa), 13Februari 2006, h. 51.

68 International Crisis Group (Kelompok KrisisInternasional), ii.

69 UN News Services (Kantor Berita PBB), ‘Haiti: UNsupports nationwide police effort to recruit more femaleofficers’ (Haiti: PBB mendukung usaha kepolisiannasional merekrut lebih banyak personil polisi wanita), 9Agustus 2007. Tersedia online. 2007. Tersediaonline:http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=23470&Cr=hait i&Cr1

70 Conaway, p. 14.71 Nindorera, W. dan Powell, K., ‘Delivering on the

Responsibility to Protect: Reforming the Security Sectorto Protect the Most Vulnerable’ (MelaksanakanTanggung Jawab Melindungi: Mereformasi SektorKeamanan untuk Melindungi Masyarakat yang PalingRentan), (Institute for Security Studies [Institut KajianKeamanan]: Afrika Selatan), 2006, h. 5.

72 Clegg, Hunt dan Whetton, h. 11.73 Stone, Miller, Thornton dan Trone, h. 10.74 Anderlini, p. 31.75 Statement of Guehenno to UN Security Council debate

on Women, Peace and Security (Pernyataan Guehennodalam Debat Dewan Keamanan PBB mengenai Wanita,Perdamaian, dan Keamanan), 23 Oktober 2007, h. 5,S/PV.5766 REKAMAN SEMENTARA SAJA

76 UN Mission in Liberia (Misi PBB di Liberia), ‘Launching ofSpecial Education Programme for Potential FemaleRecruits of Liberia National Police’ (Peresmian ProgramPendidikan Khusus untuk Calon Personil Polisi WanitaKepolisian Nasional Liberia), Siaran Pers, 22 Januari2007. Tersedia online.http://unmil.org/article.asp?id=1951

77 Nindorera dan Powell, p. 9.78 Caparini, M. dan Marenin, O., ‘Reflections on Policing in

Post-Communist Europe’ ('Pemikiran tentang Perpolisiandi Eropa Pasca-Komunis), The Journal of PowerInstitutions in Post-Soviet Societies, (Jurnal Lembaga-lembaga Kekuasaan di Negara-negara Pasca-Soviet) No2 (2005), h. 9.

79 Osse, h. 232.80 National Centre for Women and Policing (Pusat Nasional

Wanita dan Perpolisian), h. 74.81 Anderlini dan Conaway, h. 5.82 UNIFEM, ‘Gender-aware Disarmament, Demobilization

and Reintegration (DDR): A Checklist ('PerlucutanSenjata, Demobilisasi, dan Reintegrasi yang SadarGender – DDR: Sebuah Daftar Periksa'), Tersedia online.http://www.womenwarpeace.org/issues/ddr/ddr.htm#tools

83 Anderlini, S.N., ‘Negotiating the Transition to Democracyand Reforming the Security Sector: The VitalContribution of South Africa’ ('Merundingkan Transisimenuju Demokrasi dan Mereformasi Sektor Keamanan:Kontribusi Penting Afrika Selatan'), Women WagingPeace Police Commission: Hunt Alternatives Fund(Wanita yang Bertugas dalam Komisi Perdamaian Polisi:Dana Alternatif Hunt, 2004, h. 31.

84 Stone, Miller, Thornton dan Trone, h. 20.85 UNFPA, p. 1.86 UNFPA, p. 2.87 UNFPA, p. 17.88 UNFPA, p. 17.

89 UNFPA, p. 18.90 UNFPA, p. 18.91 UNFPA, p. 9.92 Caparini, p. 9.93 Beck, A., ‘Reflections on Policing in Post-Soviet Ukraine:

A Case Study of Continuity’ ('Pemikiran tentangPerpolisian di Ukraina Pasca-Soviet: Studi Kasusmengenai Keberlanjutan'), The Journal of PowerInstitutions in Post-Soviet Societies (Jurnal Lembaga-lembaga Kekuasaan di Negara-negara Pasca-Soviet), No2 (2005).

94 Ministry of Home Affairs (Kementerian Dalam Negeri), h.5.

95 GTZ, p. 8.96 GTZ, p. 9.97 Clegg, Hunt dan Whetton, h. 12.98 Lonsway, h. 2.99 Lonsway, h. 4.100 Lonsway, h. 4.

Page 35: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian
Page 36: ool 2 oolkit Gender dan RSK Reformasi Sektor Keamanan dan ... · dengan cara yang sesuai dengan norma-norma demokrasi dan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.1 Kepolisian