oman - simbi.kemenag.go.idsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/pedomanmajelistalim.pdf ·...
TRANSCRIPT
~tl'.'f ntCI~4J41'ma1llJJ1lL ntel4iktJ"fJI11~ktm111(fJIIi!ia aJU JW11" tiIiIiIt
OMANM~~-ELISTA'LI
KEMENTERIAN AGAMA RIDIREKTORATJENDERAl BIMAS ISLAM
DIREKTORAT PENERANGAN AGAMA ISLAMJI.M.H. Thamrin NO.6 Jakarta
Tahun 2012
MAJELIS TA'lIMPEMBINAAN & KURIKUlUM
DRAFT MODUl
PEDOMAN MAJELIS TA'LIM
.. Iii
Kedua sebagai wadah lembaga pendidlkan. Majelis ta'lim dapat meningkatkan
kualitas pengetahuan jamaahnya seperti kesehatan, kursus keterampilan. tata boga
(membuat kuelmakanan), tata rias, disamping pengetahuan agama praktis seperti
pengurusan jenazah dan lain-lain.
Pertama sebagai tempat pembelajaran agarna Islam. Pada posisi ini baik guru
maupun jamaah dapat meningkatkan pemahaman ke Islaman secara baik dan benar,
seperti : tauhid, lbadah, akhlak & fiqh dan lain-lain yang bersumber dan AI-Quran, AJHadits dan kitab-kitab ulama yang mu'tamad.
Sejalan dengan perkembangan dan animo Majelis Ta'lim dewasa ini , di mana
secara kwantitatif lebih dan 165.000 MT (data base Emis ) yang tersebar diberbagaitempat dengan sasaran semua lapisan masyarakat tersebut diharapkan dapat terus
meningkatkan peranannya terutama pada empat hal yaitu:
Keberadaan majelis ta'lim semakin diperlukan kehadirannya di tengah-tengah
masyarakat, karena ternyata wadah tersebut sangat efektlf sebagai tempat dan media
pembelajaran, khususnya ilmu-ilmu agama bagi kaum Ibu, kaum Bapak, maupun
pemudaJremaja. Atas kehadiran, kiprah dan fungsi darl Majelis Ta'lim tersebut, maka
pemenntah telah menjadikan majelis ta'lim sebagai bagian dan sub sistem pendidikan
nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal 26Ayat 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional: bahwa satusn pendidikan non tonne!terdirl afas lembaga kursus, lembaga pe/atihan, lembaga be/ajar dan majelists'ttm sert» satuan pend/dlkan yang sejenis.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mehmpahkan rahmat
dan taufiq-Nya sehingga buku "Pedoman Majells Ta'lIm" ini dapat diterbitkan.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW.
Bismillahirrahmanirrahim
Kata PengantarDirektur Penerangan Agama Islam
Kementrian Agama Republik Indonesia
iv
~. Hj. Euls Sri Mulyanl, Mpd.IP.195510211979032001
Jakarta, Maret 2012
Dalam rangka meningkatkan peran dan mutu majelis ta'Umdlperlukan petunjuk
praktis baik dalam penataan administrasi maupun pengelolaan operasionalnya. Buku
"Pedoman Majells Ta'lim" ini diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada para
guru maupun jamaah dalam hal memfungsikan poin tersebut di atas. Karena itu
kehadiran buku ini, yang diterbitkan oleh Direktorat Penerangan Agama Islam DitjenSimas Islam Kementrian Agama RJ, sudah sepantasnya disarnbut positif oleh kalanganmajelis ta'lim dan disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat Semoga kehadiran
buku ini memberi manfaat dan kemudahan dalam melakukan pembelajaran,pembinaan dan pemberdayaan Majelis Ta'lim. Amin
Seluruh komponen tersebut di atas dibangun dalam nuansa dakwah islamiyah
yaitu membawa kepada perubahan yang lebih balk karena didalamnya terbangun
semangat pemberdayaan masyarakat yang kuat, Dengan istilah lain jamaah majelis
ta'lim memlliki aspek-aspek pendidikan yang membawa pada perubahan balk padadimensi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampllan).
Keempat majelis ta'lim berfungsi sebagai perekat silaturrahmi antara ulama dan
umara, antar kelompok masyarakat seperti menjalin kerjasama dengan PKK,
Posyandu dan lain-lain. Begitu pula dapat membangun networking dengan instansi
terkait sehlngga makna silaturrahmi tersebut dapat menghasllkan peningkatan kualitas
majelis ta'lim yang lebih baik dalam rangka memperkokoh kekuatan jamaah baik
dimensi lahiriyah maupun bathiniyah, juga dapat membangun ukhuwah Islamiyyah.
Ketiga sebagai wadah pemberdayaan ekonomi dan soslal kemasyarakat.
Majelis Ta'Um berfungsl meningkatkan tarat tndup jamaahnya rnelalui produktifitas
kerja yang sesuai dengan kemampuan masing-masing seperti membuat koperasi,
catering, biro perjalanan hajl/Wisatadan usana-usaha lalnnya.
v
s.. f.DR H.Abdul Djamll, MAIP.19570414 198203 1 003 1.
Jakarta, Maret 2012
Amien.
Alhamdulitlah, puji dan syukur kita panJatkan kehadirat Allah SWT atas curahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga buku "PEDOMAN MAJEUS TA'UM" teJah tesusun
sebagaimana tersaji.
Penyusunan buku ini sangat strategls dan tepat, mengingat begitu besar potensi
Majelis Ta'llm dan perao serta masyarakat dalam melakukan kegiatan dakwah. Kehadiran
dan keberadaan Majelis Ta'lIm Jumlahnya sernakln hari semakin bertambah. Eksistensinya
sudah barang tentu diperlukan upava pembinaan secara komprehenslp dan
berkesinambungan melalui pembinaan dan muatan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan MajeUs Ta'lim saat inL Dengan terbitnya buku inI, maka proses penataan dan
pembinaan serta KBM di Majelis Ta'lIm akan semakin mudah, lebih tepat sasaran dan
terukur.
Akhirnya kami menyampaikan apresiasl dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah bekerja keras dalam menyusun dan menerbitkan buku "PEDOMAN MAJELISTA'UM"
ini. Harapan saya buku tersebut dapat memberikan manfaat dan mendorong kualitas serta
kemandirian MaJelisTa'Um.
Sernoga Allah swr meridhoi kita dan memberikan pahala yang berlipat ganda.
8ismlllahirabmanirrahim
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
11
1010
88
5566
11
2
334
viiiIx
iii
vii
BAB. V. BAHAN DAN MATERI PENGAJARAN
BAB III. PENGERTIAN DAN /lZAS PENYUSUNAN KURIKULUMMAJELIS TA'UMA Pengertian KurikulumB. Asas Penyusunan Kurikulum Majelis Ta'lim
BAB. IV. TUJUAN PENDIDIKAN & PENGAJARAN MAJELIS TA'LlMA Tujuan Pendidlkan Majelis Ta'limB. Tujuan Pengajaran Majelis Ta'lirn
BAB. I PENDAHULUANA Latar Belakang
B. Pengertian Majelis Ta'lim
C. Fungsi dan Tujuan Majelis Ta'llm
D. Dasar HukumE. Tujuan Dan SasaranF. Sistematika
BAB. II. PEMBINMN DAN PRINSIP DASAR PENGELOLAANMAJELIS TA'LlMA Bentuk dan SifatB. Pembinaan Pengurus Majelis Ta'limC. Prinsip-Prinsip Pengeloiaan Majelis Ta'limD. Macam dan Bentuk Majelis Ta'lim
)0> Kata Pengantar Direktur Penerangan Agama Islam
Kementrian Agama. RI
.> Sambutan Dirjen Simas Islam Kementrian Agama. RI
.> Daftar lsi
.> Tim Penyusun
DAFTAR lSI
viii
19191921
1717
(Kegiatan Belajar Mengajar)B. Pelaksanaan KBM
BAB.IX. EVALUASI
A. Pengertian dan Ruang Ungkup EvaluasiB. Tujuan dan Manfaat EvaluasiC. Alat Ukur Evaluasi
BAB. X. PENUTUP
BAB. VI. METODE PENGAJARAN
A. Metoda Ceramah 13B. Metode Tanya Jawab 13C. Metode Diskusi 14D. Metode Demonstrasi 14E. Metode Pemberian Tugas 14F. Metode Karya Wisata 15
BAB.VII. SARANA DAN SUMBER BELAJAR
A. Sarana Belajar 16B. Sumber Belajar 16
BAB.VIII. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KBM DI MAJELIS TA'LIM
A. Langkah-Iangkah Persiapan KBM
ix
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agarna RI
( Prof. Dr. H. Abdul Jamil, MA )
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI
( Ora. HJ.Euis Sri Mulyani. MPd )
1. Drs. H. Ade Marfuddin, MM
(Dosen UIN ·Syarif Hidayatullah" Jakarta)
2. DR. H. Fuad Thahari, MA
(Dosen UIN ·Syarif Hidayatullah" Jakarta)
3. Ora Hj. Mastanah, MSi
(Dosen UIN "Syarif Hidayatullah' Jakarta)
4. Drs. H. Hasanudin Ibnu Hiban, MA
(Dosen UIN ·Syarif HidayatuJlah" Jakarta)
5. Ora. Hj. Mila Jamilah, MM
(Forum Komunikasi MajeHsTa'lim)
TIM PENYUSUN MATERI
Anggota
Penanggung Jawab
PENGARAH
Secara Etimologi kata malells ta'lim berasal dar1Bahasa Arab yaitu "majlis"
(islm makan) yang bersal darl kate ja/asa, yaj/isu, julusan yang berarti tempat
duduk, tempat atau rapat, Sedangkan kata "ta'lim" (isim masdar) yang berasal
dan kate 'allma, ya'iamu, ilman yang berarti mengeathui sesuatu, ilmu, dan arti
B. Pengertian Majells Ta'Um
Kesadaran tentang wajibnya menuntut ilmu telah dikongkritkan datarn
bentuk kegiatan nyata dalam masyarakat, yaitu dengan mendirikan kelompok
kelompok pengajian dilingkungan masyarakat, baik di Masjid, di Mushola,
diperumahan. perkantoran dan tempat lainnya. Atas dasar tersebut, maka
kelompok-kelompok pengajian dan pendalaman keagamaan tersebut telah
menjelma dalam bentuk atau nama yang khas yaitu MAJEUS TA'LIM.
Secara historis didirikannya majelis ta'lim dalam masyarakat didasan oleh
sebuah kesadaran kolektif umat Islam tentang betapa pentingnya menuntut ilmu
agama dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara terorganisir. teratur
dan sistematlk. Sebagaimana firman Allah dalam O.S At- Taubah/9:122.terilhami oleh tugas mulia dari setiap Nabi dan Rosul (O,S Af-BaqorohI2:129)dan Sabda Rosulullah SAW yang menyatakan • Menuntul i1muada/ah wajlb bag;setiso muslim dan mus/imat ( HR. Buchor1-Muslim),
Keberadaan Majelis Ta'lim dengan segala aktivitasnya dl Indonesia dapat
dikatakan sebagai fenomena yang unlk, mengapa? selain merupakan produk
dan hasil dari kebudayaan dan peradaban yang telah dicapai oleh umat Islam di
abad modern ini, lembaga ini juga berakar dar1gerakan dakwah yang dilakukan
oleh Rosulullah SAW dahulu. Bahkan Majelis ta'lim telah memberikan makna
tersendiri dalam dakwah dan pengembangan masyarakat serta menjadl salah
satu bentuk dan cara dalam melakukan sosialisasi, internalisasi, ektemalilsasi
ajaran Islam, khususnya untuk kaum ibu-ibu di semua lapisan masyarakat.
A. Latar Belakang
BASI
PENDAHULUAN
2
5, Sebagaijaringankomunikasi,ukhuwahdanwadahsitaturrahim
4, SebagaiPusatPembinaandanPengembangan
3. SebagaiWadahberkegiatandan berkreativitas
2. SebagaiLembagaPendidikandanKeterampilan
1. Sebagitempat kegiatanBelajar-Mengajar
Seacaragarisbesar fungsidan tujuan dari MajelisTa'lim adalah:
C. Fungsl dan Tujuan Majelis Ta'lim
Potensi dan peran strategis Majelis Ta'lim hendaknyadidukung denganmanajemen yang baik, SDM yang profesronal (ahli dalam bidangnya) dankurikulum yang sistematik dan berkesinambungan. Karena secara realilasbanyak sekali dltemukanmajelis ta'lim yang dikelola apa adanya, SDM yanglemah serta pola pengajarandan pembetajaranyang tidak sistematik,akibatnyaterjadinya ketidakteraturandan tumpang tindih antara ustadzlustadzah yangsatu dengan lainnya dalam penyampaian materl ta'limnya.
Melihat peran yang begitu besar dar! Majelis Ta'lim ini, maka pemerintahmenjadikanMajelisTa'lim sebagaisub sistempendidikannasionalsebagaimanatertuang dalam Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan pasal 30 tentang pendidikanKeagamaan.
Majelis Ta'lim sebagai sebuah institusi pendidikan non formal bidangkeagamaan memiliki arti pentlng bagl pengamalan nilai-nilai Islam dlmasyarakat. Hal ini dikarenakan keberadaan majelis ta'lirn menjadi ujungtombakyangberhadapanlangsungpadamasyarakat.
ta'lim adalah "penqaiaran, melatih,". Jadi kata Majelis Ta'lim adalah suatu
tempat (wadah) yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar para jamaah
I anggotanya. Sedangkan menurut Terminologi Majelis Ta'lim adalah suatutempat yang digunakan untuk proses belajar mengajar tentang keislamandanmater!lainnyagunamencapaitujuan-tujuanyang telahditetapkan.
3
3. TerwujudnyaMajelisTa'lim yang dapat menjalankanfunsinyadenganterkendall,terukur,khususnya dalamKBM.
2. Terwujudnya Majelis Ta'lim yang berkualitas dan berdaya gunaditengah-tengahmasyarakatnya.
1. Terwujudnya sebuah panduan kerja yang baku dan komprihensipdalam melaksanakan pembinaan dan kegiatan pembelajaran diMajelisTa'lim.
Tujuanpenyusunanbuku "Pedoman MajeUsTa'lim" yaitu :
C-1. TuJuan
E. TUJUANDANSASARAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Naslonal. terutama Pasal 30 tentang Pendidikan Keagamaan
2. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1989 tentang pelaksanaan Undang
Undang NO.8Tahun 1.985tentang orqarusasi kemasyarakatan.3. Surat Keputusan Bersarna Mendagri dan Menag No.128 dan No.44A,
tanggai 13 Mei 1982, tentang "Usaha peningkatan kemampuanbaea tullshuruf AI-Qur'an bagi umat Islam dalam rangka peningkatan,penghayatan,dan pengamalanAI-Our'andalamkehidupansehari-hari".
D. DASAR HUKUM
Dengan mempematikan latar belakang di atas, maka Direktur Panars
Kementrian Agama. RI, sebagal regulator dan pembina Majelis Ta'lim, baik
ditingkat pusat maupun daerah, Juga alas peran serta masyarakat yang memiliki
perhatian temadap pemberdayaan dan pengembangan Majelis Ta'lim, telah
melakukan kerjasama untuk menyusun dan menerbitkan sebuah buku tentang
"Pedoman Majelis Ta'lim "
9. Bab sembiIan Pen u t u P10.Lampiran dan Daftar Pustaka
1. Bab. satu menguraikan tentang;Later Belakang,Dasar Hukurn, Tujuandan SasarandanSistematikapenulisan.
2. Bab dua yang menguraikan tentang Pembinaan dan Prinsip DasarPengelolaanMajelisTa'lim
3. Bab Ugayang menguraikantentang Pengertiandan azas PenyusunanKurikulumMajelisTa'lIm.
4. Bab empat yang menguraikan tentang Tujuan Pendidikan danPengajarandi Majelis Ta'flrn.
5. Bab lima menguraikantentang BahandanMateriKaM di MajelisTa'lim.6. Bab enam, menguraikantentang Mefode Pengajaran,Sarana dan
Sumber Belajar.7. Bab tujuh menguraikantentang Persiapan dan PelaksanaanKBM di
MajelisTa'lim.
8. BabDelapantentang Evaluasi
Sistematikapenulisanbuku"Pedoman Majetis Ta'Iim"terdiri dad:
F. SISTEMATIKA
Sasarandari buku "Pedoman Majells Ta'lim" adalahseluruh pengelolaMajelis Ta'llm, Ustd, Ustz dan Penyuluh agama, dengan demikiankeberadaannya akan semakin tertata, terarah, terkendali dan padagilirannyaakanmelahirkanMTyang profesional.
C-2. Sasarandan Target
4. Majelis Ta'lim yang dapat bersinergi baik dengan pemerintah maupun
dengan lingkungan masyarakat sebagai satu sistem yang utuh.
5
4. Evaluasi dan pengendallan
3. Gathering
2. Silaturrahim dan orientasi
1. Pelatihan teknis
Pembinaan pemerintah terhadap pengurus Majelis Ta'lim dapat
dilaksanakan melalui:
Pembinaan yang diberikan bersifat:
a. Pengakuan dan legalisasi melalul surat izln operasional
b. Kemltraan atas dasar persamaan vtsi dan misi meliputl pembinaan
bahan modul dan kurikulum pembelajaran.
c. Pengayoman dan perlindungan meliputi pengendalian dan
akreditasi Majelis Ta'lim.
B. Pembinaan pengurus Majelis Ta'lim
2. Sifat
c. Pembinaan kelembagaan mellputi: pemberian izin operaslonat,mekanlsme organisasi, koordinasi dan kemitraan.
a. Pembinaan program meliputi: Perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan Clanpengendalian.
b. Pembinaan pengurus Majelis Ta'lim, meliputl pelatlhan dan
akunta bilitas.
A. Bentuk dan Sifat
1. Bentuk
Pembinaa pemerintah terhadap Majelis Ta'lim merupakan pembinaan
pengayoman, pendayagunaan dan pengendaUan, diberikan daJam
bentuk
BAB II
PEMBINAAN DAN PRINSIP DASAR PENGELOLAAN
MAJELIS TAtLiM
Sejalan dengan berkembangnyaMajelis Ta'lim dewasa ini, hal ini tidaklepas dari perubahan dan perkembangan zaman, dimana telahmendorong kesadaran dan ghirah keagamaan ditengah-tengahmasyarakat Muslim Indonesia. Untuk itu Majells Ta'lim kini telah hadirdengan beragam bentuk dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengankelompok dan latar belakang jema,ahnya. Untuk itu macam-macamMajelisTa'limdapatdibedakan,antara lain:a. Dilihatdari jama,ahnya
1. MT Kaumibu/MuslimahlPerempuan2. MT KaumBapak-Bapak/Laki-Iaki3. MT KaumRemaja/Pemuda4. MT CampuranIbu-IbudanBapak-Bepak5. MTselebritis(kalanganartis)
6
D. Macam dan Bentuk Majelis Ta'lim
1. Bahwa inti Majelis Ta'lim adalah penanaman nilai-nilai agama,karenanyadapat digunakanpendekatan psikologisdalam memahamipotensiyangdimilikipeserta/jema,ah,yaitu melaluipendekatanpotensikognitif ( daya nalar). potensi efektif (daya merasa), potensipsikmotorik(dayamelaksanakankatan) ajaranagama.
2. ParapengelolaMajelisTa'lim hendaknyamahamitentang:Pengertian,sejarah, tujuan, kedudukan, persyaratan, unsur-unsur,jenis, saranaprasarana, waktu penyelenggaraan, pesertaljema'ah,guru/ustd/ustazah, kunkulm. penyajian pelajaran, pembiayaan,kegiatankemasyarakatan,penllaian,dan khitohmajells ta'lim.
3. Setiap Majelis Ta'lim hendaknya memlliki Pedoman PelaksanaanPengajaran atau KBM yang terdiri dari: Kurlkulum,Materi, Matode,Persiapanpengajarandanpenilaian.
4. Setiap Majelis Ta'lim hendaknyamemiliki pedomanpenyelenggaraanadminstrasi yang baik, denganmeJaksanakandasar dan azasa-azasserta prinslp organisai yang lebih sederhana, yaitu: Planing,Organiting.Actuiting danControllng( POAC)
C. Prlnslp-Prlnslp Pengelolaan Majells Ta'llm
7
C. Dillhat dari tempatnya1 MT Masjid dan Mushola2. MT Per1<antorandan Sekolah3. MT Perhotelan4. MT Pabrik dan Industrl5. MT Komplek Perumahan6. MT Per1<ampungan
b. Dilihat dari Organisasinya
1. MT biasa (tanpa legalitas formal)2. MT berbadan hukum Yayasan3. MT berbentuk Ormas4. MT di bawah Ormas dan Orsospol5. MT di bawah lembaga pernerlntah
8
Majelis Ta'lim adalah lembaga pendidikan non formal jenis keagamaan.
Oleh karenanya. muatan pengajarannya lebih menekankan aspek agama Islam
dengan mengacu pada sumber utamanya, yaltu AI-Our'an dan As-Sunnah serta
sumber hukum Islam lainnya yang mu'tamad. Sedangkan penyusunan kurikulum
ini, materinya disesuaikan dengan kondisi jamaah majelis ta'lim yang terdiri dariibu-ibu, bapak-bapak dan para pemuda/remaie.
B. Asas Penyusunan Kurikulum Majelis Ta'lim
b. Pengertian modem atau pengertian baru dari kurikulum yaitu "ProgamPendidlkan yang dlrencanakan dan dllaksanakan untuk mencapa;tuJuan-tujuanpendidlkantertentu" (Hendyat Soetopo & Wasty Soemanto,
Oemar Hamalik), dU.
Sedangkan menurut istilah ada 2 pengertJan
a. Pengertian tradisional atau pengertian lama, kurikulum adalah :
1. "Rencana Pefajaran" (Hilda Faba, 1962)
2. ·Sejum/ah mata pefajaran yang harus ditemouh oleh miuia untuk M
memperofeh Ijazahn (Demar Hamalik. 1992)
3. ·Sejumlah courrses atau mata pafajaran yang harus ditempuh - untuk
mancapa; suatu gelar atau Ijazah" (S. Nasution, 1991)
Menurut bahasa Perkataan kurikulum t'cumculum") adalah kata benda
yang berasal dari kata 'cuticutse" (Bahasa Latin). artinya ·Jarak yang nerus
ditempuh o/eh seorang pelari· (Oemar Hamalik - 1995). Kata kerjanya adalah
"cutrere" (Latin) = 'couner (Perancis) = "to tun" (In99ris) = ber/ari (S. Nasution -1991).
A. Pengertian Kurlkulum
BAB III
PENGERTIAN DAN AZAS PENYUSUNAN
KURIKULUM MAJELIS TA'LlM
9
3. AsasSosioCulturalBangsa Indonesia mayoritas beragama Islam sehingga akar budaya Islam
yang ada pada masyarakat cukup kuat seperti :
a. Tradisi mengaji di surau, masjid dan rumah-rumah.
b. 8erkembangnya majelis ta'lim di masyarakat.
C. Meningkatnya pengamalan nilai-nilai agama Islam di semua kalangan
masyarakat.
2. Aus FilosofisPancasila sebagai Ideologi Negara tidak bertentangan dengan Agama dan
sila pertama darl Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan
demikian menjadi muslim yang taat berarti menladl Pancasilais yang baik.
Dalam hubungan ini, penyusunan Kurikulum Majelis Ta'lim adalah
mengacu pada asa-asa! sebagai berikut:
1. Asas ReUglus
Islam adalah agama dan tatanal'1 hidup yang bersifat universal, untuk itu
konsep mencari ilmu berlaku sepanjang hayat, dari selak lahir hingga ajal
datang. Oleh karenanya, nilai-nilai dan norma-norma a9ama Islam ini wajib
diwariskan kepada setiap umat Islam. (as. 3:19,83-83; 42:13; 66:6; 4:9; dll).
10
B. Tuluan Pengajaran Majeljs Ta'lim :
1. Jamaah dapat mengaguml, mencintai, dan mengamalkan AI·Qur'an serta
menjadikannya sebagaJbacaan istimewa dan pedoman utama.
2. Jamaah dapat memahami serta mengamalkan Dinullslam dengan segaia
aspeknya dengan benar dan proporsional.
3. Jamaah menjadi muslim yang kaffah.
4. Jamaah bisa melaksanakan ibadah harian yang sesuai dengan kaedah-kaedah keagamaan secara balk dan benar.
5. Jamaah mampu menciptakan hubungan sllaturrahmi dengan balk.
6. Jamaah bisa meningkatkan taraf hidupnya ke arah yang lebih baik.
7. Jamaah memiliki akhlakul karimah, dsb.
A. Tujuan Pendldlkan MajeUs. Ta'UmMajelis Ta'lim sebagai lembaga pendidikan non formal di masyarakat
mempunyai tujuan kelembagaan yaitu menjadikan majelis ta'lim, sebagai:
1. Pusat pembelajaran Islam
2. Pusat konseiing Islam (agama dan keluarga)
3. Pusat pengembangan budaya dan kultur Islam
4. Pusatfabrikasi (pengkaderan) ulamalcendjkiawan
5. Pusat pemberdayaan ekonomi jamaah
6. Lembaga kontrol & motivator di tengah-tengah masyarakat
BAB IV
TUJUAN PENDIDJKAN & PENGAJARAN
MAJELIS TA'UM
II
NO MATERI POKOK URAIAN MATERI
I BACA lUllS 1. Mengenalkan baca tulisALQUR'AN DANTERJEMAHNYA 2. Mempelajari ilmu Tajwid
3. Cara mudah membaca AI-Our'an
4. Menghafal surat-surat pendek
5. Memaknai bacaan AI Our'an (terjemah)
II AQIDAH 1. Makna iman dan pengaruhnya dalamkehidupan
2. Tauhid sebagai soko guru peradaban3. Karakteristik Aqidah Islam4. Kemusyrikan5. Perkembangan Pemikiran dalam Islam6. Corak pemikiran dalam Islam
III F1QHIBADAH 1. Pengertian fiqh ibadah dan aspeknya2. Thaharah ( bersuci ) dan aspeknya3. Shalat dan aspeknya4. Puasa dan aspeknya5. Zakat dan aspeknya6. Hajl dan aspeknya
IV FIQH MUNAKAHAT 1. Khittlbah ( metamar ) dan aspeknya( PERNIKAHAN ) 2. Nikah dan aspekoya
3. Hadhonah ( menyusui ) dan urgensinya4. Perkawinan beda agama5. Nikah siri dan aspeknya6. Thalaq/cerai dan aspeknya
V FIQH 1. Islam sebagai konsep hidupMUAMALAH/EKONOMI 2. Karakteristik ekonoml IslamISLAM 3. Perilaku ekonomi Islam
4. Jual beli dan aspeknya5. Wakaf dan aspeknya6. Nafkah dan aspeknya7. Hibah dan hadiah8. Jenis-jenis perekonomian Islam9. Mengenal jenis-jenis Perbankan10.Riba dan implikasinya pada perekonomian
BABVBAHAN DAN MATERI KEGIATAN PENGAJARAN
MAJEUS TA'UM
12
Note:Bahan pengajaran secara tarine; dan slokes; waktu pembelajarsn dilihsf da/am tabelter/ampir
11_Koperasi, asuransi, Gadai yang berbasisSyariah
VI AHLAK 1. Kualltas manusia2. Akhlak dan ruang Ilngkupnya3. Cabang-cabang akhlak4. Kiat membangun insan berakhlak mulia
VII ISLAMDAN 1. Konsep sehat menurut IslamKESEHATAN 2_ Faktor yang mempengaruhi kesehatan
3. 8eberapa penyakit, gejala danpengobatannya
4. 8eberapa hal yang berkaitan denganpenyakit dalam
5. Wanita dan permasalahannya6. Makanan dan kesehatan7. Kesehatan mental8. Kesehatan spiritual9. Islam dan tindak pencegahan10_Sikap preventif, kuratif dan edukatif
VIII MANAJEMEN DAN 1. Hakekat manajemenADMJHISTRASI 2. Perancangan (planning) kegiatan majelisMAJELIS TA'LIM ta'lim
3_ Pengaturan (organizing) majelis ta'lim4. Pelaksanaan (actuating) majelis ta'l1m5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan (controlling)
majelis ta'lim6. ManaJemen keuangan majelis ta'lim7. Manajemen Sumber Daya Alam (SDM)
majelis ta'lim8. Pengelolaan administrasi majelis ta'lim9. Pengelolaan kekayaan dan aset majelis
ta'lim10. Pengembangan keriasama (networking)
13
B. Metode Tanya JawabMetode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian bahan peng.ajaran
me1alui proses tanya jawab. Siapa yang bertanya dan slapa yang
rneniawab, hal ini perlu daitur dengan balk agar KBM berjaJanefektif dan
efisien.
Penerapannya adalah sebagai berikut :
1. Metode ini dapat diterapkan pada saat klasikal awal atau awal
rnernbuka pengajian dengan terlebih dahulu bertanya kepada jamaah.
2. Pola interaksi tanya jawab dapat dilakukan dengan bervariasi :
A,. Metode CeramahMetoda ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran dalam
bentuk penuturan atau penerangan lisan oleh guru terhadap para
jamaahnya, praktik penerapannya adalah sebagai berlkut :
1. Dilakukan pada saat KBM klasikaJdi awal mulai pengajian MT
2. Sebalknya didukung oleh alat bantu berupa gambar, baqan atau
sketsa, alat peraga dan alat bantu lainnya
3. Dapal divariasi dengan metode tanya jawab dan pemberian tug(ls.
4. Bahan pengajarannya yang dapat disajikan dengan metode ceramahumumnya adalah bahan pengajaran yang menuntut pemahaman dan
pembentukan sikap, seperti aqidah, fiqh ibadah, akhlak. dsb.
Sejumlah metode yang dapat diterapkan dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di Majelis Ta'lim adalah sebagai berikut :
Metode pengajaran lalah cara penyampaian bahan pengajaran dalam
kegiatan belaJar mengajar. Dengan demikian, metode pengajaran adalah suatu
cara yang dipilih dan dllakukan guru ketika berinteraksi dengan jamaah dalamupaya menyampaikan behan pengajaran tertentu agar bahan penqajarana
tersebut mudah dicerna. sesuai dengah tujuan pengajaran yang ditargetkan.
METODE PENGAJARAN
BABVI
14
E. Metode PemberianTugasMetode pemberian tugas adalah suatu cara penyampaian bentuk
pengajaran dalarn bentuk pemberian tugas tertentu dalam rangka
mempercepat tugas pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dilakukan dimana guru memberlkan tugas kepada para satanseorang jamaahnya untuk membaca AI-Qur'an atau yang lainnya.
2. Pemberian tugas dapat berupa petunjuk lisan atau petunjuk tertutis,
D. Metode DemonstrasiMetode demonstari adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran
dalam bentok mempertunjukkan gerakan-gerakan untuk dlsakslkan dan
ditirll olen para jamaahnya. Penerapan metode ini adalah sebagai.berikut :
1. Dapat dilakt.Jkan dalam KBM klasikaJ dipadukan dengan metode
ceramah.
2. Bahan pengajaran yang sesual dengan penggunaan metode Inl lalah :
fiqh ibadah, akhlak, ilmu tajwid, dsb.
Metode ini dapat digunakan dalam merespon kondisi dan berbagai
permasalahan yang dihadapl oleh jema'ah pada lingkungannya.
Metode diskusi adalah suatu metode dalam KBM, dimana jema'ah diberi
kesempatan untuk melakukan pendalaman materi melalui diskusi,
bertanya dan menjawab pertanyaan dengan sesama jema'ah.
C. Metode Diskusi
• Ustadzah bertanya dan jamaah menjawabnya secara perorangan
talu guru memberi pengarahan atau pengembangan sepertunya.
• Jamaah dirangsang untuk bertanya atau rnembuat pertanyaan.
Lalu ustadzahnya memberikan jawaban dengen jelas dan
gamblang.
3. Metode tanya jawab blsa digunakan un.tuksemua bahan pengajlan.
15
F. Metoda Karya WisataMetode karyawisata atau study tour adalah suatu cara pembelajaran
dalam rangka mengembangkan wawasan, pengalaman, dan penghayatan
para jamaah terbadap bahan pengajaran yang pernah mereka terima,
dengsn jalan mengunjungi obyek wisata tertentu. Dengan demikian, tujuan
dan program karyawisata in! berbeda dengan kunjungan wisata blasa
yang pada umumnya sekedar hiburan atau rekreasi.
Penerapan metode karyawlsatalstudy tour Inl adalah sebagal berikut :
1. DllaksanaKan dalam waktu khusus diluar jam KBM majelis ta'lim atau
pada hari Iibur tertentu.
2. Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata Inl ditopang dengan
metode lainnya seperti pemberian lugas, tanya jawab, dsb.
3. Metode perberlan tugas berkaitan erat dengan metoda tanya jawab,
oleh karenanya dapat dipadukan atau diselaraskan, sesuai kebutuhan
atau target yang mau dicapai.
4. Bahan pengajaran yang sesuai untuk metode ini dapat meliputi semua
bahan pengajaran.
16
B. Sumber Belajar
1. Sumber belajar adalah berbagai sumber rujukan dalam proses
pengajaran dalam rangka interakSi dalam proses pembelajaran yang
daripadanya dapat ditlmba ilmu-i1mu dan pengalaman-pengalaman
yang perlu dimjiiki oleh jamaah majelis ta'llrn,
2. Dilingkungan majelis ta'lim dan sekitarnya sumbemya adalah
perpustakaan, ustadzlah (narasumber majelis ta'hrn) masjid dan alam
sekitamya. Di rumah (tempat tinggal jamaah) sumbernya adalah orang
tua, anak-anak, saudara yang di rumah, TV, radio, kaset, video, CD,
OVO, dsb. Oi tempal-tempat rekreasi adalah berupa museum, tempat
tempat bersejarah, para pemandu yang bertugas di tempat-tempat
tersebut.
A. SaranaBelajar1. Sarana belajar adalah segala benda atau alat pendukung dalam KBM
agar KBM tersebut berjatan lancar, teratur, efektif dan efisien.
2. Wujudnya adalah berupa buku-buku ~buku pegangan jamaah, buku
tulis, buku pegangan ustadzlah dsb) alat peraga, perangkat elektronik
seperti sound system, tape recorder, terrnasuk kaset (kaset baeaan AI
Qur'an shalawat dll) dalarn rangka pembuatan materi MT
Proses belajar mengajar di majelis ta'lim akan berjalan dengan baik dan
benar serta efektlf jlka didukung olen sarana dan sumber belajar yang baik.
Adanya kelengkapan sarana belaiar akan memberi k.emudahan bagi ustadzlah
untuk menerapkan metode pengajaran dan program-programny.a.
SARAN A DAN SUMBER BELAJAR
BAB VII
17
2. Kegiatan PembukaanPembukaan ta'lim diawali dengan kegiatan pembukaan yang terdiri dari
pembacaan tadarus AI-Qur'an bersama-sama, yasin, rawi dan
shalawat nabi.
B. PeJaksanaanKBMPelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Majelis Ta'lim pada
dasarnya meliputi 4 kegiatan yaitu :
1. Pengelolaan KelasPengelolaan kelas adalah pengaturan jama'ah secara keseluruhan
serta sarana dan peralatan yang dlperlukan dalam kegiatan oerejar
mengajar. Pengelolaan kelas ini dapat bervariasi sesuai
per1<embanganyang ada di daJam kelas. Dari pengelolaan kelas ini
pada akhirnya para jamaah dapat dikelompokkan sesuai
perkembangan pengetahuannya.
A. Langkah-Iangkah Perslapan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)Langkah-Iangkah persiapan yang harus dipenuhi oleh seorang ustadzlah
pada garis besarnya terdiri dari persiapan tertulis dan persiapan tidak
tertulis.
1. Persiapan tertullsPersiapan tertulis ialah persiapan pokok-pokok bahasan yang ditulis
terlebih dahulu oleh ustadz/ah sebelum menyampaikannya.
2. Persiapan tidak tertulisPersiapan lahir batin seseorang ustadz/ah dalam suksesnya kegiatan
belajar mengajar, yang meliputi kesiapan mental, kebersihan badan,
kerapian pakaian (menutup aurat) dsb.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAANKBM 01 MAJELIS TA'LlM
BAB VIII
18
4. Kegiatan PenutupKegiatan penutup dllakukan dengan pembacaan do'a penutup oleh
para jamaah dan dilanjutkan dengan musatahah.
3. Kegiatan IntiKegiatan inti dl rnajelis ta'llm diIsi dengan ceramah atau pemberianmateri sesuai dengan bahan ajar dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
19
1. Evaluasi (penilalan) ialah usaha yang dilakukan dalam rangkamemperolehdata tentang 'perkembangan"para jamaah majells ta'limmelaluiprosespembelajaranyangmerekaalami.
2. Ruang lingkupevaluasi bersifatmeyeluruh.yaitu meliputi sernua aspekpendidikan baik kognitif (pengetahuan). afektif (sikap) maupunpsikomotorik(keterampilan).
B. Tujusn dan Manfaat EvaluasiTujuandanmanfaatevaluasimenyangkutsemuapihakyaitusebagaiberikut :1. Bagi Ustadzah
Memperolehbahan masukan untuk mengetahuiperkembanganjamaahdalam pengalamanbelajarnyaserta peningkatankualitas dalam prosesbelajarmengajamya.
2. Bagl JamaahMemberlkan motivasi ke arah peningkatan aktivitas belajarnya sertamendomngjamaahdalammemperbaikiamal ibadahkeseharian.akhlakulkarimah serta meningkatnya kemampuan (potensi) jamaah disegalabidangterutarnabidangkeagamaan.
3. Bag; lingkungan masyarakat sekltarMenciptakanrasa aman pada masyarakatserta meningkatnyanilai-nllaisplrituaIitasmereka dan teresponnyadengan baik beberapa kebutuhanmasyarakat.
C. Alat Ukur EvaluaslAlat evaluasi pada garis besarnya menggunakan2 cara yaitu evaluasidengantes dan non tes :1. Evaluasi dengan tesa) Tes tulis
Para jamaah diberikan soal-soal tertulis dari materi yang telahdiajar1<an.
A. Pengertian dan Ruang Llngkup Evaluasl
EVALUASI
BAB IX
20
2. Evaluasl Non Tes
a) PenjajaganPenjajagan atau evatuasi reflektif tatah bentuk penilaian dalam rangka
manjajagi kemampuan jamaah sebelum mengikuti proses
pembelajaran berlangsung.
b) Pengamatah (observasl)
Pengamatan adalah suatu bentuk evaluasi non tes berupa
pengamatan langsung terhadap para jamaah.
c) Penylmakan
Penyimakan dilakukan oleh ustadz/ah dengan cara tatap muka
langsung dengan jamaah.
d) WawancaraUstadzlah mengadakan kontak langsung dengan jamaah atau tokoh
tokoh masyarakat di lingkungan majelis ta'lim.
b) Tes lisan
Para jamaah diberikan kesempatan untuk membaca malafadzkan
baeaan AI-Qur'an, do'a atau yang lainnya balk secara mandiri maupun
bersama-sama.
c) Tes perbuatan
Para jamaah dlberlkan kesempatan untuk mempraktekkan tata cara
sholat yang benar, manasik haji dan materi lain yang menuntut adanya
gerakan atau perbuatan.
21
Karnisadar, bahwakehadlranbuku lnl jauh dari kata sempurna,untuk ltuselanjutnyadipandangperlu untuk segera disususunbuku pendarnpinq yangdapat djjadikan pegangansebagai bagian yang tidak terpisahkan dan buku"Pedoman Majells Ta'Um" inj, serta ditambahdenganjudul-judul lain yaangdapat menunjangkeberhasilanKBM di setiap Majelis Ta'lim atau buku yangberfugsi sebagai bahan ajar yang siap dipergunakan. Namun demikiandiharapkan buku "Pedoman Majelis Ta'lim" ini dapat dimanfaatkanolehsemuapihak.
Buku "Modul Pembinaandan Pembelajaran MajelisTa'lim ini disusunsedemikian rupa sehingga cukup praktis, sederhana, dan mudah untukdipahami dan dilaksanakan, namun disadari buku tersebut belum bisamenampungsemuaaspekkebutuhanyang diperlukanolehmasyarakatmajelista'nrn, Kehadiran buku ini baru bisa memenuhi sebagian yang dianggappentingdi dalammengelolamajelista'lim.
Setelah diundangkannyaUndang-UndangSistem Pendidikan NasionaiNo.20 Tahun 2003 dimana maielis ta'llm lelah diletapkan sebagai salah satusub sistem pendidikannasionalbidangkeagamaan.hal ini menuntutkita untukmerespon kondisi tersebut. Oleh karenanya diupayakan langkah-Iangkahkongkrit dan sistematik, agar program dan kegiatan di setiap Majelis Ta'limdapat terus berkelanjutan,untuk itu upayayangmendesakuntuksegeradibuatadalahbuku "Pedoman MaJellsTa'lim n
BABX
PENUTUP
22
Arbaab V : Bairut 1990.16. AI-Zuhally, Wahbah. AI-Fiqh AI-Sunnah. Bairut: Daar AI-
Fikr 1992.
15.
Sabiq, Sayyid. A1-Sunnah.Bairut : Daar AI-Fikr 1992.
Al-Jaz.iri, Abdurrahman. Kitab Fiqh ala Madzahub AI-
Maarif 1985.
12. Cawidu, Harifudin. Konsep Kufur dalam AI-Our'an.
Jakarta : Nulan Bintang 1991.
13. AI-Ghazali. Muhammad. Aiqdah AI-Muslim. Daar AI·
Kutub AI-Islamiyah.
14.
Al-Fauqi, Ismail RajL Tauhid : Bandung Pustaka 1988.
Al-Maududi, Abu A'ia. Prinsip-Prinsip Islam.. Bandung :11.
8. Panduan Kurikulum & Pengajaran TKlTP AI-Our'an
LPPTKA BKPRMI Jakarta Cet. IV Tahun 20Q5.9. Abduh, Syaikh Muhammad. Risalah Tauhid. Jakarta:
Bulan Bintang 1990.10.
Sutopo, Hendyat dan Drs. Wasty Soemanto. Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran : Cetakan Ketiga Tahun 1991
terbitan Bumi Aksara.7. Panduan Kurikulum & Pengajaran TKlTP At-our'an
Kanwil Departemen Agama ProvoDKI JakartaTtahun 2003.
6.
1. Kurikulum Majelis Ta'lim Kantor Wilayah
Kementrian Agama Provlnsl DKI Jakarta
2. AI-Our'an dan Terjemahnya ; Mujamrpa AI-Malik Li
Thiba'at AI-Munhaf AI-Syarif Madinah AI-Munawarahl
3. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasionat
4. Hamalik, Dr. Oemar. Kurikulum dan Pengajaran :
Cetakan Pertama Tahun 1995.
5. S. Nasution, Prof. Dr. MA. Kurikulum dan Pengajaran :
Cetakan Pertama Tahun 1989 terbitan Bina Aksara.
OAFTAR PUSTAKA
23
KecerdasanSpiritual Dalam Berfikir Integralistikdan Holistik Untuk MemaknaiKehidupan.Bandung:Mian2001
27. Harun Nasutlon, Filsafat dan Mistisme Islam. Jakarta:BulanBintang.
28. Taufiq Pasiak, Revolusi Sain antara 10, EO dan SO.Bandung:Mizan2003.
29. Ahmad Mubarok , Prof, Dr. Jlwa Dalam al-Qur'an.Jakarta:Paramadina2000.
30. Ati Cahayani, Dasar-dasarorganisasi dan Manajemen.Jakarta:Grasindo2003.
Indonesia: Puat PenerbitanPerhimpunan apeetaus Penyakit DalamDepartemenIImuPenyakitDalamFK-UI)
26. Danah Zohar dan Ian Marshal, SO Memanfaatkan
L HausterMD, danJ LonggoMDC. LarryJameson,MDPh.D.23. Seri Penyakit Wamta, Menyiasati Osteoporosis.
PenyusunNaskahJakarta: PenerbitNirmala200324. Media Islamika Jumal Kedokteran dan Keislaman
(FakultasKedokterandan IImuKesehatanUINSyarifHidayatullahJakarta)25. Rani,A. Aziz (ed) dkk, PanduanPelayananMedik oleh
EucjaneBroundwaldMd,AnthonyS. FauciMD,Stephen22.
Semarang: TobaPutra 1978.19. Yurnalis, Udin dan kawan-kawan.Islam Untuk Djsiplin
IImuKedokterandan Kesehatan.Jakarta: DepartemenAgamaRI 1986.20. Sudaryo, Ara W dan BambangFetiyo Hadi. Buku Ajar
IImu Penyakit Dalam Edisi ke IV (ed) : Pusat Penerbitan Departemen IImuPenyakitDalamFK-UI2006.
21. Hil, MCgraw (ed) Denis L Kaster, MD. Manual ofMadicine,Edis!ke 16.
Ahmad, ldrls. FiqhSyafl'i. Jakarta: Karya Indah 1986.Rifa'l, Moh. Terjemah Khulashoh Kifayatul Akhyar I.
17.
18.