oleh : asrianti d1a1 11 209 -...

82
Skripsi RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUH BADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K) POASIA KOTA KENDARI Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

Upload: duongkiet

Post on 06-Sep-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

Skripsi

RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUHBADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN

(BP3K) POASIA KOTA KENDARI

Oleh :

ASRIANTID1A1 11 209

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 2: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

i

RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUHBADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN

(BP3K) POASIA KOTA KENDARI

Skripsi

diajukan kepada Fakultas Pertanianuntuk memenuhi salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis

Oleh:ASRIANTI

D1A1 11 209

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

i

RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUHBADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN

(BP3K) POASIA KOTA KENDARI

Skripsi

diajukan kepada Fakultas Pertanianuntuk memenuhi salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis

Oleh:ASRIANTI

D1A1 11 209

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

i

RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUHBADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN

(BP3K) POASIA KOTA KENDARI

Skripsi

diajukan kepada Fakultas Pertanianuntuk memenuhi salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis

Oleh:ASRIANTI

D1A1 11 209

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 3: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

ii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN, APABILA

DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA

SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA

MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, April 2016

ASRIANTI SUDINNIM. D1A1 11 209

Page 4: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

iii

Page 5: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

iviviv

Page 6: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

v

ABSTRAK

Asrianti (D1A1 11 209) “Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja PenyuluhBP3K Poasia Kota Kendari”, di bimbing oleh L. Daud selaku pembimbing I danHartina Batoa selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kinerja penyuluhBP3K Poasia terhadap pengembangan kelompok tani, (2) respon kelompok taniterhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia. Penelitian ini dilaksanakan pada BulanDesember sampai selesai di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia KotaKendari. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 8 petani yang berprofesi sebagaiketua kelompok tani. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan dataskunder dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara,pencatatan dan dokumentasi. Variabel yang diamati adalah karakteristikresponden, respon kelompok tani dan kinerja penyuluh BP3K Poasia. Analisisdata yang digunakan pada penelitian ini yaitu pada tujuan pertama menggunakananalisis deskriptif dan pada tujuan kedua menggunakan analisis kuantitatif yangditabulasi menggunakan rumus interval kelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kelompok tani terhadapkinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari berada dalam Kategori baik dantingkat kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari berada dalam kategori baik .

Kata Kunci: Respon, Kelompok Tani, Kinerja Penyuluh, BP3K

Page 7: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

vi

ABSTRACT

Asrianti (D1A1 11 209) "Response of Farmers Group PerformanceAgainst Extension BP3K Poasia Kendari", guided by L. Daud. as a mentor I andHartina Batoa as a mentor II.

This study aims to determine (1) the response to the performance of farmergroups BP3K Poasia extension, (2) the level of performance BP3K Poasiaextension towards the development of farmer groups. The research was started onDecember till the end of the research in the Village of Rahandouna Poasia District,Kendari. The population in this research were 8 respondens who work as achairman of the groups of farmers. Types of data used are primary data andsecondary data with data collection techniques by observation, interviewing,recording and documentation. The variables measured were the characteristics ofthe respondent, the response of farmer groups and extension BP3K Poasiaperformance. Analysis of the data used in this research is the first destinationusing descriptive analysis and the second destination using quantitative analysistabulated using the formula class interval

The results showed that the response to the performance of farmer groupsBP3K Poasia extension of Kendari and performance levels BP3K Poasiaextension of Kendari are in good category.

Keywords: Response, Farmers Group, Extension Performance, BP3K

Page 8: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulilah Rabbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhanahu Wa Ta’ ala, atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberi

petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil yang berjudul

“Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari,

yang dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan.

Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian ini

penulis tidak sedikit mengalami kesulitan serta hambatan. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan

kepada Bapak Ir. L. Daud, M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Hartina Batoa,

SP, M.Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan

dalam penyusunan hasil penelitian ini.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga

kepada Kedua Orangtua yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan

segala bentuk cinta, kasih sayang dan do’a serta dukungan moril maupun material.

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan sampai saat ini.

Selain itu, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah ikut memberi andil dalam menyelesaikan hasil:

1. Rektor Universitas Halu Oleo.

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

3. Dosen Penasehat Akademik (PA).

Page 9: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

viii

4. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan/Program Studi Agribisnis serta Dosen di

lingkup Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu

Oleo.

5. Dosen pembimbing dan penguji yang telah memberikan saran pada saat

pelaksanaan seminar.

6. Pegawai Administrasi Jurusan/Program Studi Agribisnis dan Fakultas atas

partisipasinya dalam urusan administrasi yang mendukung penulis dalam

masa pendidikan.

7. Kepada Ibu Muktiar dan semua anggota penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari

dan ketua kelompok tani yang ada di Kelurahan Rahandouna yang telah

membantu penulis selama penelitian dan telah banyak memberikan tambahan

ilmu kepada penulis selama melaksanakan penelitian.

8. Terkhusus penulis menyampaikan rasa hormat, cinta dan terima kasih yang

tak ternilai kepada yang tercinta Ayahanda Sudin dan Ibu Nur Aeni yang telah

merawat yang membesarkan Ananda dengan segala kasih sayang dan doa

yang tak terhingga serta dukungan moril dan materi atas segala yang tak

ternilai dalam mendidik sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikan.

9. Terima kasih yang tulus kepada Kakak-kakakku yang sudah mengsuport

penulis dalam penyusunan hasil penelitian ini.

10. Saudara-saudaraku di Pertanian angkatan 2011 Ferdhi.H, Kartina,SP, Winda

Eky Agistia,SP, Siti Aisah,SP, Fifi Ristanti, Winarti Dian Wegala, Dyyah

Reski Nurdin dan masih banyak lagi yang telah banyak membantu dan

memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Page 10: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

ix

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kelemahan dan kekurangan, namun besar harapan penulis semoga hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan terutama bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kendari, Februari 2016

Penulis

Page 11: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

x

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN SAMPUL.............................................................................. iHALAMAN PERNYATAAN.................................................................. iiHALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iiiHALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ivABSTRAK.................................................................................................. vABSTRACT................................................................................................. viUCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... viiDAFTAR ISI.............................................................................................. viiiDAFTAR TABEL..................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR................................................................................ xiiiDAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xivI. PENDAHULUAN

A. Latar belakang.....................................................................................B. Rumusan Masalah ..............................................................................C. Tujuan Penelitian ................................................................................D. Manfaat Penelitian...............................................................................

1444

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Respon ................................................................................A.1 Indikator Respon.........................................................................A.2 Bentuk-Bentuk Respon...............................................................

B. Kelompok Tani ..................................................................................C. Penyuluh Pertanian.............................................................................D. Kinerja Penyuluh................................................................................

C.1 Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas..................................C.2 Menyusun Programa Penyuluhan ...............................................C.3 Melakukan Kunjungan dan Pembinaan Kelompok Tani ............C.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian kepada Pelaku

Utama........................................................................................E. Penelitian Terdahulu.........................................................................F. Kerangka Pikir ..................................................................................

689101215181819

202225

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..........................................................B. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel .....................................C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................

C.1 Jenis Data...................................................................................C.2 Teknik Pengumpulan Data.........................................................

D. Variabel yang Diamati .....................................................................

262627272728

Page 12: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

xi

E. Analisis Data ....................................................................................F. Konsep Operasional .........................................................................

2829

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah................................................................A.1 Keadaan Geografis Kecamatan Poasia......................................A.2 Keadaan Tanah, Iklim Dan Topografi.......................................A.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin.....A.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan..............A.5 Keadaan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan

Kehutanan (BP3K) Kecamatan Poasia......................................A.6 Keadaan Penyuluh Pertanian Lapangan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan..................................................................................A.7 Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Di BP3K Kecamatan

Poasia..........................................................................................A.8 Pembagian Kelompok Tani Di BP3K Kecamatan Poasia............A.9 Keadaan Sarana Dan Prasarana Di Bp3k Poasia..........................

B. Hasil Dan Pembahasan........................................................................B.1 Karakteristik Responden..............................................................

B.1.1 Umur..................................................................................B.1.2 Pengalaman Berusahatani..................................................B.1.3 Luas Lahan........................................................................

B.2 Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3KPoasia...........................................................................................B.2.1 Kognitif (Pengetahuan)......................................................B.2.2 Afektif (Sikap)...................................................................B.2.3 Psikomotorik (Kemampuan)..............................................

B.3 Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari............................B.3.1 Penyusunan Data Peta Wilayah Komoditas......................B.3.2 Penyusunan Programa Penyuluhan...................................B.3.3 Melakukan Kunjungan Dan Pembinaan Kelompok Tani..B.3.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian Kepada Petani

3232323334

35

36

3737383939394041

424243444545474850

V. PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................B. Saran..................................................................................................

5252

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................LAMPIRAN..............................................................................................

5356

Page 13: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Penelitian yang Terkait dengan Respon KelompokTani terhadap Kinerja Penyuluh............................................ 22

2. Variabel, Indikator, Parameter Kinerja Penyuluh Pertanian 31

3. Jumlah Penduduk Kecamatan Poasia BerdasarkanKelompok Umur.................................................................... 34

4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal diKecamatan Poasia.................................................................. 35

5. Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian BP3KAnduonohu Kecamatan Poasia.............................................. 37

6. Pembagian Kelompok Tani Di BP3K AnduonohuKecamatan Poasia................................................................. 38

7. Identitas Responden Berdasarkan PengalamanBerusahatani Di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia 41

8. Luas Lahan Kelompok Tani yang berada di KelurahanRahandouna.......................................................................... 42

9. Respon Kognitif Kelompok Tani Terhadap KinerjaPenyuluh BP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari................ 43

10. Respon Psikomotorik Kelompok Tani Terhadap KinerjaPenyuluh BP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari................ 45

11. Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Data Peta WilayahKomoditas............................................................................ 46

12. Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Programa Penyuluhan 47

13. Kinerja Penyuluh Dalam Melakukan Kunjungan LapanganDan Pembinaan Kelompok Tani........................................... 49

14. Kinerja Penyuluh Dalam Melakukan Desiminasi InformasiTeknologi Pertanian Kepada Petani...................................... 50

Page 14: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1 Kerangka pikir penelitian................................................................. 25

Page 15: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Riwayat hidup ............................................................................... 56

2. Data Peta Komoditas..................................................................... 57

3. Identitas Responden ...................................................................... 58

4. Kuesioner Penelitian ..................................................................... 61

5. Dokumentasi ................................................................................ 65

Page 16: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian adalah meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga perlu menjadi perhatian dan

prioritas dalam pembangunan nasional, hal ini terlihat dari komposisi penduduk

Indonesia yang sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian

Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam perekonomian

nasional, khususnya dalam penyediaan kecukupan pangan, perluasan lapangan

kerja dan lapangan usaha, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan domestik

bruto dan pendapatan petani. Guna mendukung keberhasilan pembangunan

pertanian, maka salah satu kegiatan yang paling strategis adalah pengembangan

sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan penyuluhan pertanian secara

umum dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan aparat pertanian dengan

ciri professional, mandiri, inovatif, kreatif dan berwawasan global yang mampu

menjadi fasilitator, motivator dan regulator pelaku usaha pertanian serta

membangun sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi. Aparat pertanian yang

langsung berhubungan dengan pembangunan sektor pertanian adalah aparat

fungsional antara lain penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian berkedudukan

sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluh pertanian pada instansi pemerintah

ditingkat Pusat maupun Daerah.

Page 17: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

2

Penyelenggaraan penyuluhan pertanian diupayakan agar tidak

menimbulkan ketergantungan petani kepada penyuluh, akan tetapi diarahkan

untuk menciptakan kemandirian petani dengan memposisikannya sebagai

wiraswasta agribisnis, agar petani dapat berusahatani dengan baik dan hidup lebih

layak berdasarkan sumberdaya lokal yang ada disekitar petani. Hal ini sangat

membutuhkan kinerja penyuluh pertanian yang terintegrasi pada pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian dalam merencanakan,

mengorganisasikan, mengawasi, mengimplementasi dan mengevaluasi program

penyuluh pertanian.

Permasalahan yang dihadapi oleh penyuluh pertanian pada umumnya

berada pada tugas pokok dan fungsinya yang wajib dilaksanakan tidak

sepenuhnya dilaksanakan dikarenakan beberapa hal seperti: fasilitas bekerja

minim, insentif kurang, karir tidak jelas dan dukungan pemerintah belum optimal.

Rendahnya kinerja penyuluh pertanian di lapangan disebabkan karena faktor

ketidak pastian lingkungan internal misalnya kebijakan pemerintah mengenai

penyuluh pertanian yang selalu berubah-ubah dapat memberikan kontribusi

terhadap rendahnya kinerja penyuluh pertanian.

Meningkatkan kinerja penyuluh, respon dari kelompok tani sangat penting.

Kelompok tani berfungsi menjadi titik penting untuk menjalankan dan

menerjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan, strategi dan program

pengembangan. Kelompok tani sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung

di dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian (Mosher,

1968 dalam Djiwandi 1994)

Page 18: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

3

Pemberdayaan kelompok tani dapat meningkatkan kemampuan dan

kemandirian tersendiri bagi petani untuk menciptakan suasana yang

memungkinkan untuk berkembang. Darajat (2011) mengungkapkan peran

kelompok tani sebagai wadah petani untuk melakukan hubungan kerjasama

dengan menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga terkait. Pembentukan

kelompok tani salah satu upaya pemberdayaan petani untuk meningkatkan

produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani.

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Poasia

merupakan salah satu instansi pertanian yang ada di wilayah Kota Kendari.

Berdasarkan data kantor BP3K Poasia Kota Kendari, jumlah kelompok tani yang

menjadi binaan sebanyak 8 kelompok tani yang berada di Kelurahan Rahanduona

yaitu kelompok tani tanaman pangan, hortikultura dan ternak dengan di dampingi

penyuluh 1 orang

Hasil survei awal terhadap kelompok tani diperoleh informasi bahwa

kinerja para penyuluh di BP3K masih kurang, diantara jarak yang ditempuh masih

jauh sehingga terkadang para petani merasa kesulitan pada saat membutuhkan

bimbingan atau penyuluhan, sulitnya mengumpulkan seluruh anggota kelompok

tani jika akan diadakan pembinaan kelompok dan penyuluh masih kurang

memahami bahasa yang digunakan petani karena sebagian petani sulit berbahasa

Indonesia (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan

Poasia, 2012).

Page 19: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

4

Berdasarkan persoalan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan

judul Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh Badan

Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Poasia Kota

Kendari.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari terhadap

pengembangan kelompok tani.

2. Bagaimana respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota

Kendari dalam pengembangan kelompok tani.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari terhadap

pengembangan kelompok tani

2. Mengetahui respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia

Kota Kendari dalam pengembangan kelompok tani.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai:

1. Informasi atau acuan di dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di masa

yang akan datang.

Page 20: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

5

2. Bahan infomasi bagi penyuluh pertanian dalam meningkatkan kinerja

penyuluh.

3. Bahan pembanding atau pustaka bagi peneliti selanjutnya yang releven dengan

penelitian ini

Page 21: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Respon

Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan atau

tanggapan (reaction). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga menjelaskan

definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi dan jawaban. Pembahasan teori

respon tidak terlepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon

merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang

yang terlibat proses komunikasi.

Menurut Berkowitzh dalam Wirawan (2005), respon adalah suatu reaksi

yang timbul dari pengamatan terhadap objek tertentu. Respon dikatakan suatu

reaksi, dan reaksi tersebut hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada

suatu objek atau stimulus yang menghendaki penilaian dalam diri individu,

sehingga memberikan kesimpulan terhadap objek tertentu dalam bentuk baik dan

buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau tidak setuju, yang

kemudian mendasar sebagai potensi reaksi terhadap objek yang dihadapi.

Teori yang dikemukakan oleh Caffe,SM dalam Ismail (2009) bahwa respon

dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (1) kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat

dengan pengetahuan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini

timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh

khalayak; (2) afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan

nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang

Page 22: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

7

disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu; dan (3) konatif, yaitu respon yang

berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perubahan.

Sujanto (1991) menyatakan bahwa sesudah mengamati sesuatu di dalam

kesadaran kita, terdapat kesan dari pengamatan tersebut, inilah yang disebut

respon. Respon atau pengamatan secara tepat belum dapat didefenisikan hanya

dapat didefenisikan secara umum, yakni gambaran pengamatan yang tinggal di

kesadaran kita sesudah mengamati. Tanggapan atau respon memiliki persamaan

dan perbedaan dengan pengamatan. Perbedaannya yaitu: (1) pengamatan masih

memerlukan stimulus, sedangkan respon tidak lagi memerlukan stimulus; (2)

pengamatan memerlukan waktu dan tempat tertentu, sedangkan respon tidak; (3)

pengamatan lebih jelas dari pada respon. Sedangkan persamaan dari keduanya

adalah berlangsung selama masih ada perhatian dan bersifat perseorangan.

Respon menurut terminologi adalah suatu tanggapan atau reaksi akan terjadi

setelah seseorang atau sekelompok orang memperhatikan, memahami dan

menerima stimulus yang menghampirinya berbentuk nyata (Suadirman dalam

Thamrin, 2002). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Mar’at dalam Satria

(2001) bahwa respon menurut terminologi adalah suatu tanggapan atas reaksi

yang diberikan oleh seseorang terhadap rangsangan atau stimulus yang

dihadapinya.

Menurut Rogert dan Shoemaker dalam Sabarul (2009) bahwa respon

terhadap teknologi baru berupa penerimaan ataupun penolakan. Respon tersebut

dipengaruhi oleh sifat-sifat inovasi antara lain: (1) keuntungan relatif, (2)

kompatibilitas (keterhubungan dengan nilai budaya), (3) kompleksitas

Page 23: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

8

(kerumitan), (4) triabilitas (dapat dicoba) serta (5) observabilitas (dapat diamati).

Berbagai fakta empiris menyimpulkan bahwa adopsi inovasi tidak berlangsung

mulus, dalam artian adopter pada awalnya menerima tetapi pada akhirnya

menolak maupun sebaliknya, menolak selanjutnya menerima. Kategori adopter

menurut Rogers dan Shoemaker dalam Sabarul (2009) membagi menjadi adopter

inovator, pelopor, pengikut awal, pengikut akhir serta lagard. Kategori tersebut

mengikuti model kurva normal dimana tahapan awal dengan jumlah adopter

inovator maupun pelopor belum terlalu banyak, selanjutnya meningkat untuk

pengikut awal dan pengikut akhir dan menurun untuk adopter lagard. Pembagian

adopter tersebut bukanlah suatu yang mutlak, sesuai dengan konteks sosial

adopter, maupun jenis teknologi baru yang diperkenalkan tersebut. Variabel

penjelas kecepatan (respons) adopsi adalah (1) tipe keputusan inovasi; (2) sifat

saluran komunikasi; (3) ciri sistem sosial; serta (4) gencarnya agen pembaharu

dalam mempromosikan inovasi.

Dalam menanggapi suatu respon seseorang akan muncul respon positif

yakni menyenangi, mendekati dan mengarapkan suatu objek, dan respon negatif

yakni apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak

mempengaruhi suatu tindakan atau menjadi menghindar dan membenci objek

tertentu.

A.1 Indikator Respon

Menurut Soemanto (1998) bahwa respon yang muncul ke dalam kesadaran,

dapat memperoleh dukungan atau rintangan dari respon lain. Dukungan terhadap

Page 24: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

9

respon akan menimbulkan rasa senang. Sebaliknya respon yang mendapat

rintangan akan menimbulkan rasa tidak senang.

Penjelasan di atas menunjukkan bawa indikator respon terdiri dari respon

yang positif kecenderungan tindakannya adalah mendekati, menyukai,

menyenangi dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan respon yang negatif

kecenderungan tindakannya menjauhi, menghindari dan memberi objek tertentu.

Sedangkan menurut Sardiman (1992) bahwa indikator respon itu adalah: (1)

Keinginan untuk bertindak atau berpartisipasi aktif, (2) Membaca atau

mendengarkan, (3) melihat, (4) mengamati dan (5) membangkitkan perasaan.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa indikator

dari respon itu adalah senang atau positif dan tidak senang atau negatif.

A.2 Bentuk-Bentuk Respon

Sujanto (1993) menyatakan macam-macam respon sebagai berikut:

(1). Respon menurut indera yang mengamati, yaitu:

Respon auditif, yaitu respon terhadap apa-apa yang telah didengarnya baik

berupa suara ketukan dan lain-lain.

Respon visual, yaitu respon terhadap segala sesuatu yang dilihatnya.

Respon perasaan, yaitu respon terhadap sesuatu yang dialami oleh dirinya.

(2). Respon menurut terjadinya, yaitu:

Respon ingatan atau respon masa lampau, yakni respon terhadap kejadian

yang telah lalu.

Page 25: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

10

Respon fantasi, yaitu tanggapan masa kini, yakni respon terhadap sesuatu

yang sedang terjadi.

Respon pikiran atau respon masa datang, yakni respon terhadap sesuatu

yang akan datang.

(3). Respon menurut lingkungannya, yaitu:

Respon benda, yakni respon terhadap benda-benda yang ada disekitarnya.

Respon kata-kata yaitu respon terhadap ucapan atau kata-kata yang

dilontarkan oleh lawan bicara.

Pembagian macam-macam respon di atas dapat menunjukkan bahwa panca

indera sebagai modal dasar pengamatan sangatlah penting, karena secara tidak

langsung merupakan modal dasar bagi adanya respon.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa respon

merupakan rangsangan dari stimulus yang berasal dari pengamatan langsung pada

suatu objek. Dalam respon tersebut terdapat respon yang positif dan respon

negatif yang dapat mendukung segala tindakan.

B. Kelompok Tani

Usaha pembangunan usahatani dalam peningkatan produksi pertanian pada

umumnya sangat ditentukan oleh peran aktif manusia dalam mengusahakan

tanaman dengan memberikan manfaat yang optimal guna memenuhi kebutuhan

hidup manusia itu sendiri baik individu maupun kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Page 26: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

11

lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana,

2000). Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan

kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan

keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua (Trimo,2006).

Menurut Munandar,S (2000) bahwa kelompok tani adalah suatu kumpulan

petani yang dibentuk oleh petani maupun oleh penyuluh pertanian dengan melihat

kepentingan dan keinginan petani yang mengusahakan/ membudidayakan

tanaman tertentu atau berbagai jenis tanaman dalam satu musim tanam.

Menurut Samsudin (1993) bahwa dalam suatu kelompok sosial seperti

halnya kelompok tani, selalu mempunyai apa yang disebut external structure atau

social group dan internal structure atau psycho group. External structure dalam

kelompok tani adalah dinamika kelompok, yaitu aktivitas untuk menanggapi tugas

yang timbul karena adanya tantangan lingkungan dan tantangan kebutuhan, antara

lain termasuk tuntutan meningkatkan produktivitas usahatani. Sedangkan Internal

structure adalah menyangkut norma atau pranata dan kewajiban dalam mencapai

prestasi kelompok. Internal struktur akan sekaligus merupakan dasar solidaritas

kelompok, yang timbul dari adanya kesadaran setiap anggota kelompok tani yang

bersangkutan.

Pembinaan kelompok tani diarahkan untuk memberdayakan agar memiliki

kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial dan ekonomi),

mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha,

sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak untuk itu

pembinaan diarahkan kelompok tani dapat berfungsi sebagai kelas belajar

Page 27: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

12

mengajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama menuju

kelompok tani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002).

C. Penyuluh Pertanian

Penyuluh pertanian adalah orang yang bekerja dalam kegiatan penyuluhan

yang melakukan komunikasi pada sasaran penyuluhan, sehingga sasarannya itu

mampu melakukan proses pengambilan keputusan dengan benar. Tugas pokok

penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh dapat dibagi

menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi, dan

melaporkan kegiatan penyuluhan (Badan Pengembangan SDM Pertanian, 2010).

Sumardi (2005), bahwa penyuluh pertanian adalah petugas yang terdapat

dalam kegiatan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk pembimbing serta

supervisi dari kepala bidang pertanian dalam melaksanakan tugasnya, jika

menentukan hambatan atau masalah maka penyuluh yang bersangkutan

menyampaikannya kepada kepala bidang yang ditanganinya, melaporkan secara

periodik kegiatannya dalam penyuluhan pertanian kepada kepala bidang

penyuluhan.

Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu

dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi

petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan

sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik

(Kartasapoetra, 1994). Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan

Page 28: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

13

kekurangannya atau kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri dan

dapat berperan dimasyarakat dengan lebih baik.

Kegiatan penyuluh pertanian, peran penyuluh pertanian sebagai petugas

yang mempersiapkan para petani dan pelaku usaha pertanian lain sudah mulai

tumbuh yang antara lain dicirikan dari kemampuannya dalam mencari,

memperoleh dan memanfaatkan informasi, serta tumbuh dan berkembangnya

lembaga-lembaga pendidikan keterampilan yang dikelola oleh petani sendiri.

Sejalan dengan berubahnya paradigma pembangunan pertanian, maka

penyelenggaraan penyuluh pertanian dilakukan melalui pendekatan partisipatif

untuk lebih meningkatkan peran serta aktif petani dan pelaku usaha pertanian

lainnya (Deptan, 2008).

Kaitannya dengan penyuluh, Mosher (1968) dalam Mardikanto (1993)

menyatakan bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan empat peran,

yaitu : (1) guru, dapat mempengaruhi masyarakat untuk berubah perilakunya, (2)

penganalisa, melakukan pengamatan dan memberikan solusi terhadap keadaan

dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya, (3) konsultan/penasehat,

memberikan alternatif pilihan perubahan yang tepat, baik dilihat dari segi teknis,

ekonomis, maupun nilai sosial-budaya setempat, (4) organisator, mampu menjalin

hubungan dan kerja sama dengan segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk

melaksanakan perubahan-perubahan yang direncanakan.

Disahkan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Penyuluhan

merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar

mereka dan mampu menolong adan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

Page 29: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

14

informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penyuluh pertanian adalah seseorang yang berpotensi besar untuk

memperluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat pedesaan karena terbatasnya

pendidikan formal yang ada pada waktu yang sama dapat meningkatkan

produktivitas serta kualitas usaha tani dalam meningkatkan standar kehidupan

mereka. Seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka

meningkatkan produktivitas dan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu

penyuluh mempunyai banyak peran antara lain sebagai pembimbing petani,

organisator dan dinamisator, pelatih dan jembatan penghubung antara keluarga

petani dengan instansi penelitian di bidang pertanian. Para penyuluh juga berperan

sebagai agen pembaharuan yang membantu petani mengenal masalah-masalah

yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Subandriyo,

2006).

Menurut Mardikanto (1993), bahwa tujuan penyuluhan adalah terjadinya

perubahan perilaku sasarannya. Hal ini merupakan perwujudan dari pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung dengan indera manusia. Dengan demikian penyuluhan dapat diartikan

sebagai proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka memiliki

pengetahuan, kemauan dan kemampuan serta memiliki keterampilan dalam

melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,

pendapatan dan perbaikan kesehjateraan masyarakat yang ingin dicapai melalui

Page 30: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

15

pembangunan pertanian. Dengan kata lain, penyuluhan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana pola perilaku manusia dibentuk, perilaku manusia dapat

berubah atau dirubah sehingga mau meninggalkan kebiasaan yang lama dan

menggantinya dengan perilaku yang baru yang meningkatkan kualitas kehidupan

yang lebih baik.

Menurut Jabal (2003), bahwa proses pendidikan dan dorongan yang

dilakukan pada penyuluhan pertanian ditujukan pada: (a) menimbulkan perubahan

dalam hal pengetahuan, kecakapan, sikap, dan motif tindakan kepada petani

kearah tujuan yang telah ditentukan; (b) menuntun, mempengaruhi pikiran,

perasaan dan kelakuan para petani kearah mencapai jarak dan tingkat semangat

yang lebih baik; (c) menimbulkan dan memelihara semangat para petani supaya

selalu giat memperbaiki usahataninya; dan (d) membantu para petani agar mereka

mampu memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

Secara lebih detail, Wibowo (2007), bahwa penyuluhan pertanian terdiri atas tiga

komponen yaitu: (a) kinerja pertanian; (b) pembangunan masyarakat pedesaan;

dan (c) pendidikan non formal secara komprehensif untuk masyarakat pedesaan.

D. Kinerja Penyuluh

Kinerja adalah prestasi yang dicapai karyawan dalam melaksanakan suatu

pekerjaan dalam suatu organisasi. Agar dapat memberikan umpan balik bagi

karyawan maupun organisasi, maka perlu dilakukan atas prestasi tersebut.

Selanjutnya pengertian prestasi adalah hasil kerja yang diperoleh seseorang dari

perbuatannya (Robert, 2001).

Page 31: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

16

Menurut Basri (2004) bahwa kinerja merupakan fungsi dari motivasi dan

kemampuan dari suatu organisasi ke organisasi lain. Untuk menyelesaikan tugas

atau pekerjaan seseorang patutnya memiliki derajat kebersediaan dan kemampuan

tertentu. Kesediaan dan kemampuan seseorang tersebut tidaklah cukup efektif

untuk mengerjakan sesuatu dan bagaimana mengerjakan sehingga diperlukan

proses evaluasi dan pelaksanaan.

Kinerja seorang penyuluh dapat dilihat dari dari dua sudut pandang yaitu:

(1) bahwa kinerja merupakan fungsi dari karakteristik individu, karakteristik

tersebut merupakan variabel yang paling penting yang mempengaruhi seseorang

termasuk penyuluh pertanian; dan (2) bahwa kinerja penyuluh pertanian

merupakan pengaruh dari situasional di antaranya terjadi perbedaan pengelolaan

dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di setiap kabupaten yang menyangkut

beragamnya aspek kelembagaan, ketenagaan, program penyelenggaraan dan

pembiayaan (Jahi dan Leilani, 2006).

Menurut Berlo et al. (1995) bahwa ada empat kualifikasi yang harus

dimiliki setiap penyuluh pertanian untuk meningkatkan kinerjanya, yaitu: (a)

kemampuan untuk berkomunikasi yaitu kemampuan dan keterampilan penyuluh

untuk berempati dan berinteraksi dengan masyarakat sasarannya; (b) sikap

penyuluh antara lain sikap menghayati dan bangga terhadap profesinya, sikap

bahwa inovasi yang disampaikan benar-benar merupakan kebutuhan nyata

sasarannya, dan sikap menyukai dan mencintai sasarannya dalam artian selalu

siap memberi bantuan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan demi adanya

perubahan-perubahan pada sasaran; (c) kemampuan pengetahuan penyuluh, yang

Page 32: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

17

terdiri dari isi, fungsi, manfaat serta nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi

yang disampaikan, latar belakang keadaan sasaran; dan (d) karakteristik sosial

budaya penyuluh.

Departemen Pertanian (2008), merinci standar kinerja seorang penyuluh

dapat diukur berdasarkan 9 (sembilan) indikator keberhasilan yakni: (a)

tersusunnya programa penyuluhan pertanian; (b) tersusunnya rencana kerja

tahunan penyuluh pertanian; (c) tersusunnya data peta wilayah untuk

pengembangan teknologi spesifik lokasi; (d) terdesiminasinya informasi teknologi

pertanian secara merata; (e) tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian

pelaku utama dan pelaku usaha; (f) terwujudnya kemitraan pelaku utama dan

pelaku usaha yang menguntungkan; (g) terwujudnya akses pelaku utama dan

pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi; (h)

meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan di wilayahnya; dan (i)

meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama.

Penyuluh BP3K Poasia memiliki 4 standar kinerja untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan penyuluhan di lapangan yakni; (1) menyusun data peta

wilayah, (2) menyusun programa penyuluhan, (3) melakukan kunjungan dan

pembinaan kelompok tani, (4) desiminasi informasi teknologi pertanian kepada

pelaku utama (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan

Poasia, 2012)

.

Page 33: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

18

D.1 Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas

Menurut badan koordinasi survei dan pemetaan nasional (Bakosurtanal,

2005), peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi

lingkungan, sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan

pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Wilayah adalah kumpulan daerah

berhamparan sebagai satu kesatuan geografis dalam bentuk dan ukurannya.

Wilayah memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta posisi

geografis yang dapat diolah dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien melalui

perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

D.2 Menyusun Programa Penyuluhan

Badan koordinasi penyuluhan (2005), bahwa programa penyuluhan

pertanian kecamatan adalah pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis

tentang rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang mengambarkan keadaan

sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah serta cara mencapai tujuan.

Rencana kerja penyuluh pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh para

penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan pertanian setempat, yang

mentukan hal-hal yang perlu disiapkan dalam berinteraksi dengan petani.

Mardikanto (1993), menyatakan bahwa perencanaan program merupakan

suatu proses yang berkelanjutan. Artinya, perencanaan program merupakan suatu

rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang tidak pernah berhenti sampai

tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki. Perencanaan

program dirumuskan oleh banyak pihak, artinya dirumuskan oleh penyuluh

Page 34: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

19

bersama masyarakat sasarannya dengan didukung oleh para spesialis, praktisi dan

penentu kebijaksanaan yang berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan

masyarakat setempat. Perencanaan program meliputi perumusan tentang keadaan,

masalah, tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu.

D.3 Melakukan Kunjungan dan Pembinaan Kelompok Tani

Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa sub sistem kunjungan berintikan

kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh lapangan kepada kelompok tani pada

suatu tempat dan waktu yang telah disepakati bersama. Demikian pula materi

yang akan disampaikan oleh penyuluh lapangan telah terprogram degan baik dan

juga telah disepakati oleh kelompok tani. Untuk meningkatkan efektifitas sistem

kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan dan guna menumbuhkan

serta mengembangkan peran petani dalam pembangunan pertanian, maka

dipandang perlu untuk melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani

yang telah terbentuk secara rutin dan reguler agar nantinya kelompok tani akan

mampu menopang kesejahteraan anggotanya.

Mardikanto (1993), menyatakan bahwa metode anjang karya maupun

anjangsana, keduanya merupakan metode kunjungan, yaitu penyuluhan yang

dilaksanakan oleh seorang penyuluh dengan melakukan kunjungan kepada

sasarannya secara perorangan atau kelompok, baik di rumah/tempat tinggal

(anjangsana) ataupun ditempat mereka biasa melakukan kegiatan sehari-hari

(anjang karya). Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan

Page 35: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

20

untuk sasaran yang setidaknya sudah pada tahapan menilai untuk mempengaruhi

pikiran dan keterampilannya.

D.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian kepada Petani

Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target

atau individu agar mereka memperoleh informasi, sehingga timbul kesadaran,

menerima dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Istilah umumnya yang

digunakan sebagai sinonim dari “penyebaran”. Atas dasar pengertian itu dalam

kaitannya dengan inovasi teknologi pertanian, desiminasi dapat diartikan sebagai

peyebarluasan teknologi pertanian spesifik lokasi. Kegiatan desiminasi teknolgi

pertanian bertujuan meningkatkan adopsi dan inovasi pertanian hasil penelitian

dan pengkajian melalui berbagai kegiatan komunikasi, promosi dan komersialisasi

serta penyebaran paket teknologi unggul yang dibutuhkan dan menghasilkan nilai

tambah berbagai khalayak pengguna dan penyelenggaraan kegiatan

penyebarluasan materi penyuluhan baik secara tercetak maupun media

elekteronik.

Konteks pembangunan pertanian, desiminasi diartikan secara praktis

sebagai cara dan proses penyampaian hasil-hasil pengkajian teknologi kepada

masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan (Permentan No 20

Tahun 2008). Di dalam Permentan No. 03/Kpts/HK.060/1/2005, bahwa hasil-

hasil pengkajian teknologi di bidang pertanian tersebut merupakan inovasi yang

mengandung ilmu pengetahuan baru atau cara baru untuk menerapkan

pengetahuan dan teknologi ke dalam produk atau proses produksi. Inovasi yang

Page 36: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

21

dimaksud mencakup teknologi pertanian dan kelembagaan agribisnis unggul

metakhir hasil temuan atau ciptaan Badan Litbang Pertanian. Adopsi teknologi di

sektor pertanian menjadi perhatian utama dalam rangka mendukung pembangunan

pertanian. Dalam mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyebaran

teknologi pertanian dapat dilakukan dengan: (1) memberikan informasi, (2)

membantu kelancaran, (3) meningkatkan motivasi masyarakat, (4) meningkatkan

kemandirian.

Desiminasi teknologi pertanian dengan menggunakan lima pendekatan,

yaitu (1) pendekatan agroekosistem, artinya dalam implementasi perlu

diperhatikan kesesuaian kondisi biofisik lokasi yang meliputi sumberdaya lahan,

air, wilayah komoditas dan komoditas dominan, (2) pendekatan agribisnis,

memperhatikan struktur dan keterkaitan sub-subsistem penyediaan input, usaha

tani, pasca panen, pemasaran dan penunjang dalam suatu sistem agribisnis

pedesaan, (3) pendekatan wilayah berarti optimisasi penggunaan lahan untuk

pertanian dalam suatu kawasan administrasi (desa atau kecamatan) yang

memudahkan fasilitasi dari stakeholders, terutama pemerintah, (4) pendekatan

kelembagaan berarti dalam pengembangan agribisnis industrial pedesaan tidak

hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi organisasi ekonomi atau individu

yang berkaitan dengan input, proses dan output tetapi juga modal sosial, norma

dan aturan tang berlaku di lokasi, (5) pendekatan pemberdayaan masyarakat

mengandung arti lebih menekankan sumberdaya setempat.

Page 37: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

22

E. Penelitian Terdahulu

Berikut ini dapat dilihat tabel yang menunjukkan hasil penelitian yang

terkait dengan respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K di daerah

lain.

Tabel 1. Hasil Penelitian yang terkait dengan Respon Kelompok Tani TerhadapKinerja Penyuluh.

No Nama Judul Penelitian Tujuan dan Analisis Data Hasil Penelitian

1. La OdeHardian.2014

Sikap PetaniRambutanTerhadap MateriDan MediaPenyuluhanPertanian Di DesaSuka DamaiKecamatan TiworoTengah KabupatenMuna

Tujuan penelitian iniadalah mengkajibagaimana sikap petaniterhadap materi danmedian penyuluhan

Analisis data yangdigunakan metodedeskriptif denganpengukuranmenggunakan skalalikert

Dari hasil penelitiandidapatkan bahwa 21responden (60%) tidakperduli dengan adanyamateri penyuluhandan 17 responden(48,57%) menerimadengan baik mediapenyuluhan yangdigunakan olehpenyuluh.

2. La OdeAbdulSofyan.2015

Respon PetaniTerhadap TanamanGaharu Di UPTAronggoKecamatanLandonoKabupaten KonaweSelatan.

Tujuan penelitian iniadalah untukmengetahui responpetani terhadaptanaman gaharu di UPTAronggo Kec. Landono

Analisis data yangdigunakan yaknideskriptif kualitatif

Dari hasil penelitiandidapatkan bahwa100% petanimemberikan responyang baik terhadappembudidayaantanaman gaharu.

3. Isnaina.

2007

Sikap PetaniRumput LautTerhadap MediaPenyuluhan YangDigunakanPenyuluh PertanianLapangan DiKelurahan SambuliKecamatan AbeliKota Kendari.

Tujuan penelitian iniadalah untukmengetahui sikappetani rumput lautterhadap penggunaanmedia penyuluhan yangdigunakan penyuluhpertanian lapangan

Analisis data yangdigunakan deskriptifkualitatif

Dari hasil penelitiandidapatkan bahwa 25responden menerimadengan baik mediapenyuluhan.

Page 38: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

23

4 AwalMaulid Sari.2013

Kinerja PenyuluhPertanian DalamPengembanganUsaha PeternakanSapi Bali DiKabupaten MunaProvinsi SelawesiTenggara

Tujuan penelitian iniadalah (1)untukmengetahui kinerjapenyuluh pertaniandalam pengembanganusaha peternakan sapibali, (2) mengetahuikeberhasilanpeternakan dalammengembangkan usahapeternak sapi bali

Analisis data yangdigunakan deskriptifkualitatif

Dari hasil penelitiandidapatkan bahwa (1)kinerja penyuluhpertanian dalammengembangkanusaha peternakan sapibali berada dalamkategori baik. (2)keberhasilan yangdicapai dalam usahapeternakan sapi baliberada pada kategorikurang berhasil

5 FuadLukman.2010

Analisis KinerjaPenyuluhBerdasarkanPersepsi KelompokTani Ternak diKecamatanTompobuluKabupaten Maros

Tujuan penelitian iniadalah untukmengetahui aktivitasdan kinerja penyuluhberdasarkan persepsikelompok tani ternak diKecamatan TompobuluKabupaten Maros

Analisis data yangdigunakan yaitustatistik deskriptif

Dari hasil penelitiandidapatkan bahwakinerja penyuluh diKecamatanTompobuluKabupaten Marosdengan skor point4096 berada padakategori cukup.

F. Kerangka Pikir

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yaitu membangun

pertanian dengan cara pemberdayaan kepada para petani melalui penyuluhan.

Seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka

meningkatkan produktivitas dan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu

penyuluh mempunyai banyak peran antara lain sebagai pembimbing petani,

Page 39: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

24

organisator dan dinamisator, pelatih dan jembatan penghubung antara keluarga

petani dengan instansi penelitian di bidang pertanian.

Sumberdaya manusia sangat penting dalam meningkatkan kinerja pelayanan

terhadap masyarakat. Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci

dalam reformasi ekonomi yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang

berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam

menghadapi persoalan global yang selama ini terabaikan. Dalam kaitan itu ada 2

hal yang penting menyangkut kondisi sumberdaya manusia pertanian di daerah

yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya

petani. Kedua sumberdaya tersebut merupakan pelaku dan pelaksana yang

mensukseskan program pembangunan pertanian.

Respon dari para petani dalam proses pembangunan pertanian sangat

penting untuk meningkatkan kinerja para penyuluh serta dalam meningkatkan

kapasitas pelaku utama yaitu pengetahuan kelompok tani dalam mengakses atau

mencari informasi sehingga berkembang kelembagaan kelompok tani.

Dalam respon kelompok tani ada beberapa indikator yang dapat dijadikan

sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan yakni (1) kognitif mengenai

pengetahuan penyuluh dalam berusaha tani, (2) afektif mengenai sikap maupun

emosi pennyuluh dalam memberikan informasi, (3) konatif mengenai kemampuan

petani dalam mengaplikasikan arahan yang diberikan penyuluh. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada skema sebagai berikut:

Page 40: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

25

Penyuluh

Kinerja Penyuluh BP3K Poasia

- Menyusun peta data wilayah.- Menyusun programa penyuluhan.- Melakukan kunjungan dan pembinaan

kelompok- Desiminasi informasi teknologi

Pertanian kepada kelompok tani.- Pengembangan kelompok tani

Respon Kelompok Tani

- Kognitif (Pengetahuan)

- Afektif (Sikap)

- Psikomotorik (Kemampuan)

Page 41: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

26

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember sampai selesai di (BP3K)

Kecamatan Poasia dan kelompok tani di Kecamatan Poasia Kota Kendari. Lokasi

ini dipilih secara puposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa (a) BP3K

Kecamatan Poasia merupakan salah satu lembaga penyuluh pertanian yang sedang

berkembang di Kecamatan Poasia serta semua kelompok tani yang menjadi

binaan (BP3K) Kecamatan Poasia dan (b) BP3K Kecamatan Poasia memiliki 33

kelompok tani yang menjadi binaan dari BP3K.

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

kelompok tani yang menjadi binaan BP3K Kecamatan Poasia.

Teknik pengumpulan kelompok tani menggunakan teknik purposive

sampling berdasarkan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah

kelompok tani yang menjadi binaan penyuluh BP3K di Kecamatan Poasia

sebanyak 33 kelompok tani, 8 kelompok tani berada di Kelurahan Rahandouna.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua kelompok tani yang ada di Kelurahan

Rahandouna yaitu sebanyak 8 kelompok tani dengan mengambil ketua kelompok

tani sebagai sampel, adapun pertimbangan memilih kelompok tani di Kelurahan

tersebut karena merupakan kelompok tani yang aktif dan kadang-kadang terlibat

pada beberapa kegiatan program penyuluhan.

Page 42: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

27

C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.

C.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Data primer, diperoleh dari wawancara langsung dengan kelompok tani dan

petugas penyuluh yakni dengan cara observasi, wawancara dan pencatatan.

2. Data sekunder, diperoleh dari pengumpulan data-data dari instansi terkait dan

sumber lain yang dapat menunjang penelitian.

C.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Observasi yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap

obyek penelitian.

2. Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung dengan obyek penelitian

untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan

menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Pencatatan yaitu mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah

tersedia di kantor-kantor atau instansi yang ada kaitannya dengan penelitian

ini.

4. Dokumentasi yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar.

Page 43: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

28

D. Variabel yang Diamati.

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Karakteristik responden meliputi: umur, pengalaman berusaha tani dan luas

lahan.

2. Respon kelompok tani terhadap kinerja BP3K Poasia terdiri dari: (1)

Kognitif, (2) Afektif, (3) Psikomotorik

3. Kinerja penyuluh BP3K terdiri dari: (1) penyusunan data peta wilayah, (2)

penyusunan programa penyuluhan, (3) melakukan kunjungan dan pembinaan

kelompok tani, (4) desiminasi informasi teknologi pertanian kepada

kelompok tani.

E. Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pada tujuan pertama menggunakan analisis deskripif kualitatf untuk

mengetahui respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia

Kota Kendari

2. Pada tujuan kedua menggunakan analisis data kuantitatif untuk mengetahui

tingkat kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari dan pemberian skor

dengan menggunakan skala likert yaitu sangat baik skor 4, baik skor 3, sedang

skor 2, buruk skor 1. Kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan rumus

interval kelas sebagai berikut:

Page 44: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

29

I= J/K (Sudjana, 2005)

Keterangan : I = Interval kelas

J = Jarak sebaran (Skor tinggi-Skor rendah)

K = Banyaknya kelas.

F. Konsep Operasional

Konsep operasional adalah pengertian, batasan dan ruang lingkup penelitian

guna memudahkan dalam menganalisis data yang berhubungan dengan penarikan

kesimpulan dari hasil pengamatan variabel yang ada. Konsep operasional dalam

penelitian ini adalah:

1. Respon adalah tanggapan kelompok tani terhadap kinerja BP3K Poasia

2. Kelompok Tani adalah kumpulan sejumlah petani yang terikat secara informal

dan mempunyai kepentingan bersama

3. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

4. Kinerja penyuluh adalah hasil kerja yang dicapai seorang penyuluh dalam

melaksanakan tanggung jawabnya.

5. Penyusunan data peta wilayah adalah wahana bagi penyimpanan dan

penyajian data kondisi lingkungan

6. Program kerja penyuluh adalah adanya pernyataan tertulis yang dibuat

penyuluh yang mengambarkan keadaan, tujuan, perumusan masalah dan cara

mencapai tujuan di BP3K Poasia

Page 45: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

30

7. Kunjungan kerja ke wilayah binaan adalah frekuensi kunjungan kerja setiap

bulannya atau setiap minggu ke wilayah binaanya atau pada kelompok tani

sasaran.

8. Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok tani atau

anggota individu agar sasaran penyuluhan memperoleh informasi.

9. Kognitif adalah respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan dan informasi

seseorang mengenai sesuatu.

10. Afektif adalah respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai

seseorang terhadap sesuatu

11. Psikomotorik adalah respon yang berhubungan dengan kemampuan.

Page 46: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

31

Tabel 2. Variabel, Indikator, Parameter Kinerja Penyuluh Pertanian

Kinerja Penyuluh Pertanian

NoVariabel Indikator Parameter Kategori

1. Menyusun data petawilayah komoditas.

Tersusunnya datapeta wilayahkomodita dikecamatan poasia.

Penyuluh dapatmerumuskan data petawilayah komoditas.

3 : baik2 : sedang1 : buruk

2. Menyusun programapenyuluhan.

Penyuluhmenyusun rencanakerja tertulis untukwilayah binaan.

Menyusun rencanakerja.

3 : baik2 : sedang1 : buruk

3. Melakukankunjungan danpembinaankelompok.

Penyuluhmelakukankunjungan kewilayah binaan

Banyaknya kunjungankerja penyuluh setiapbulan ke wilayahbinaannya.

3 : baik2 : sedang1 : buruk

4. Desiminasiinformasi teknologipertanian kepadakelompok tani.

Tersebarnyainformasi atauteknologi kepadakelompok tani.

Penyuluh melakukanpenyebaran informasiatau teknologi kepadakelompok tani.

3 : baik2 : sedang1 : buruk

Page 47: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

A.1. Keadaan Geografis Kecamatan Poasia

Wilayah Kecamatan Poasia terdiri dari 4 kelurahan yakni Kelurahan

Anduonohu, Kelurahan Rahandouna, Kelurahan Anggoeya Dan Kelurahan

Matabubu. Kecamatan Poasia memiliki luas wilayah 5.250 km2 terdiri dari tanah

pertanian 2.365 Ha, sebanyak 941 Ha merupakan hutan dan sisanya digunakan

sebagai pemukiman, sarana sosial dan sebagainya. Wilayah Kecamatan Poasia

membujur dari arah barat ke timur dan melintang dari utara ke selatan dengan

batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Konawe Selatan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu

A.2. Keadaan Tanah, Iklim dan Topografi

Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian,

karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, oleh karena itu

pertumbuhan dan produksi tanaman tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Di

Kecamatan Poasia berdasarkan kondisi tanah pada umumnya termaksud jenis

pedsolik merah kuning dan tanah endapan (alluvial) dengan tingkat kesuburan

sedang serta pH berkisar antara 5,5-6,5. Bentuk permukaan tanah pada umumnya

landai sampai bergelombang dan ketinggian tanah diatas 0 sampai dengan 7 M

Page 48: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

33

diatas permukaan laut. Tanah pada lokasi penelitian ini adalah tanah yang

memberikan manfaat bagi petani dalam perubahan kebutuhan hidupnya.

Topografi wilayah Kecamatan Poasia umumnya datar sampai berombak dengan

luas 60%, sedangkan sisanya berombak sampai berbukit 25% dan berbukit sampai

bergunung 15% dari keseluruhan luas wilayah Kecamatan Poasia. Wilayah ini

terletak pada ketinggian 0-2000 M dari atas permukaan laut dimana kondisi ini

sangatlah mendukung bagi kegiatan pertanian.

Wilayah Kecamatan Poasia mempunyai 2 tipe iklim, yaitu iklim C dan

iklim D, dimana untuk iklim C memiliki curah hujan rata-rata 1.500 mm dengan

jumlah bulan basah 8 bulan/tahun, sedangkan iklim D memiliki jumlah bulan

basah 5-6 bulan/tahun. Wilayah ini termaksud daerah tropis dengan suhu rata-rata

220C-330C.

A.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk merupakan potensi sumberdaya manusia yang memiliki

suatu daerah sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan pembangunan

daerah tersebut. Aktivitas dalam sudut pandang ekonomi, penduduk merupakan

salah satu sumberdaya yang berperan sebagai produsen dan konsumen. Jumlah

penduduk Kecamatan Poasia sampai tahun 2015 adalah 21.179, yang terdiri atas

laki-laki sebanyak 9.924 jiwa (46,86%) dan perempuan sebanyak 11.225 jiwa

(53,14%). Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur disajikan dalam

Tabel 3.

Page 49: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

34

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Poasia Berdasarkan Kelompok Umur.

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 < 15 6235 29,442 15-54 12628 59,633 >54 2316 10,93

Jumlah 21179 100,00Sumber: Kantor Kecamatan Poasia, Tahun 2015

Sebagian besar penduduk Kecamatan Poasia berada pada kisaran usia

produktif (15-54) tahun yakni berjumlah 12.628 (59,63%) jiwa. Berdasarkan

keadaan penduduk tersebut, ketersediaan tenaga kerja produktif relatif banyak

sehingga potensi penduduk yang sedemikian dapat memberikan kontribusi tenaga

kerja bagi pengembangan usahatani di Kecamatan Poasia Kota Kendari.

A.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Salah satu faktor yang menentukan kelancaran pembangunan suatu daerah

adalah melalui tingkat pendidikan. Masalah pendidikan tersebut hendaknya

merata diseluruh daerah sehingga pembangunan daerah dapat berjalan dengan

baik. Demikian halnya dengan penduduk di Kecamatan Poasia pendidikan

merupakan salah satu hal yang mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan

produktifitas.

Penduduk di Kecamatan Poasia pada umumnya telah mengenyam

pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penduduk yang telah

tamat SD sampai SLTA sebesar 14.073 (66,43%) jiwa. Dan yang tamat perguruan

tinggi (Diploma dan Sarjana) sebanyak 2.664 (12,56%) jiwa, sedangkan yang

belum mengenyam pendidikan sebanyak 4.460 (21,05%) jiwa.. Rincian mengenai

tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 4.

Page 50: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

35

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal Di KecamatanPoasia.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)1 Belum/Tidak tamat SD 4460 21,052 Tamat SD 4678 22,093 Tamat SLTP 4427 20,904 Tamat SLTA 4968 23,465 Diploma 1416 6,696 Sarjana 1248 5,81

Jumlah 21179 100,00Sumber: Kantor Kecamatan Poasia, Tahun 2015

Dari data tersebut tampak bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan

Poasia ini telah mengenyam pendidikan hingga SLTA, penduduk di Kecamatan

Poasia menyadari pentingnya pendidikan sangat perlu ditanamkan untuk

menghindari buta huruf dan peningkatan kesejahteraan pribadi dan keluarga

A.5. Keadaan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan(BP3K) Kecamatan Poasia

Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Anduonohu

Kecamatan Poasia mulai terbentuk pada tahun 1988 yang sebelumnya masih atas

nama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Anduonohu. BPP Anduonohu terbentuk

pertimbangan bahwa Kecamatan Poasia sangat berpotensi dan layak untuk

didirikan Balai Penyuluhan Pertanian. BPP Kecamatan Poasia pertama kali

dipimpin oleh Bapak Gunardi, selanjutnya dipimpin oleh Ibu Hatija, setelah itu

Bapak Suratman dan terakhir Ibu Syamsiah Dahri. Sejalan dengan

kepengurusannya kemudian Balai Penyuluhan Pertanian berganti nama menjadi

Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan. Sesuai perda Nomor 6:

tanggal 3 Februari 2009. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Page 51: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

36

(BP3K) memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan tugas Dinas Pertanian dalam

bidang Penyuluhan. Adapun fungsi dari BP3K yaitu:

1. Pengkajian, perumusan, koordinasi, perumusan kebijakan teknis dibidang

penyuluhan dan komunikasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

2. Pelayanan teknis dibidang penyuluhan, informasi dan komunikasi

pembangunan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

3. Penyusunan pelaksanaan programa dan rencana kerja penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan,

4. Peningkatan sumberdaya manusia dibidang penyuluhan pertanian, perikanan

dan kehutanan serta petani.

A.6. Keadaan Penyuluh Pertanian Lapangan Berdasarkan TingkatPendidikan

Pembangunan pertanian dititik beratkan pada peningkatan mutu dan

perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman

kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Upaya peningkatan pendidikan yang lain

dicapai tersebut dimaksudkan agar menghasilkan manusia seutuhnya, sedangkan

perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usia sekolah yang

setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan

penduduk dapat memperoleh kesempatan pendidikan yang merata. Tingkat

pendidikan pertanian lapangan di BP3K Anduonohu yaitu 1 orang berpendidikan

SPMA/SPP Pertanian serta 7 orang berpendidikan S1.

Page 52: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

37

A.7. Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Di BP3K Kecamatan Poasia

Wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP) merupakan tempat atau daerah

dimana penyuluh pertanian lapangan ditugaskan untuk memberikan pendidikan

nonformal kepada para masyarakat petani yang berada kawasan wilayah kerja

masing-masing. Untuk melihat pembagian wilayah kerja penyuluh dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Di BP3K AnduonohuKecamatan Poasia, Tahun 2015

No Kelurahan Penyuluh (Jumlah) Persentase (%)1 Anduonohu 1 25,002 Rahandouna 1 25,003 Anggoeya 1 25,004 Matabubu 1 25,00

Jumlah 4 100,00Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Berdasarkan data tersebut menjelaskan penyuluh yang dimiliki masing-

masing kelurahan hanya 1 orang penyuluh. Kurangnya tenaga penyuluh dalam

memberikan materi penyuluhan mengakibatkan beberapa kelompok tani kurang

mendapatkan penyuluhan.

A.8. Pembagian Kelompok Tani Di BP3K Kecamatan Poasia

Kelompok tani sebagai lembaga penyuluhan pertanian lapangan penting

dikembangkan potensinya agar perannya dapat dioptimalkan. Keanggotaan suatu

kelompok tani pada hakikatnya didasarkan atas kepemilikan lahan, tempat tinggal

(domosili), usahatani (produksi), maupun gender/usia. Aktivitas kelompok tani

tidak sebatas pembinaan teknis budidaya, tetapi juga aktivitas ekonomi dan sosial.

Page 53: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

38

Oleh karena itu, perlu penanganan administrasi yang layak. Setiap kelompok tani

memiliki struktur kepengurusan yang kadang berbeda antara satu kelompok

dengan lainnya. Pembagian kelompok tani di wilayah kerja BP3K Anduonohu

Kecamatan Poasia dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pembagian Kelompok Tani di BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia

No Kelurahan Kelompok Tani (Jumlah) Persentase (%)1 Anduonohu 7 21,212 Rahanduono 8 24,253 Anggoeya 9 27,274 Matabubu 9 27,27

Jumlah 33 100,00Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Berdasarkan data tersebut, Kelurahan Matabubu dan Kelurahan Anggoeya

merupakan wilayah dengan kelompok tani terbanyak sebanyak 9 kelompok tani

(27,27%).

A.9. Keadaan Sarana Dan Prasarana Di BP3K Poasia

Sarana dan prasarana penghubungan merupakan salah satu faktor

pembangunan suatu wilayah. Salah satu aspek yang mendukung kelancaran dan

melaksanakan kegiatan penyuluhan adalah tersedianya sarana dan prasarana

khususnya dibidang pertanian serta dalam proses pemasarannya. Sarana dan

prasarana penyuluh pertanian lapangan yang ada di BP3K Anduonohu Kecamatan

Poasia sebagai berikut:

1. Kantor

2. Kendaraan roda 2 sebanyak 5 unit

Page 54: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

39

3. Meja, kursi, lemari, mesin ketik, kertas dan lain-lain yang berfungsi untuk

mendukung kegiatan penyuluhan.

4. Demplot/lahan percobaan yaitu tempat untuk melakukan percobaan terhadap

varietas baru yang akan diberikan kepada petani.

B. Hasil dan Pembahasan

B.1 Karakteristik Responden

B.1.1 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas seseorang

dalam melakukan usahataninya. Responden yang memiliki usia muda mempunyai

kemampuan fisik dalam bekerja bila dibandingkan dengan responden yang

usianya tua, namun dari segi pola pikir dan pengalaman yang berusia tua lebih

tinggi dibanding yang berusia muda.

Faktor umur bagi seorang petani juga sangat mempengaruhi kemampuan

fisik untuk keberhasilan dalam mengelola lahan pertaniannya. Petani yang

memiliki usia produktif biasanya memiliki kemampuan fisik yang baik dalam

bekerja, lebih dinamis dan responsif terhadap teknologi, sebaliknya petani yang

tergolong usia tidak produktif menunjukkan kondisi fisik yang menurun, kurang

dinamis dan bersifat statis sehingga lebih tertutup terhadap hal-hal baru.

Umumnya seseorang yang berumur muda mempunyai kemampuan berpikir yang

lebih maju dan lebih mudah menerima serta terpengaruh dalam hal-hal baru, bila

dibandingkan dengan seseorang yang berumur tua yang kemampuan berpikir dan

bekerja menjadi lemah, selalu berhati-hati dalam memutuskan untuk mengadopsi

Page 55: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

40

teknologi baru, serta cenderung mempertahankan apa yang biasa dilakukan

dengan selalu mengambil pertimbangan-pertimbangan berdasarkan pengalaman.

Kemampuan kinerja petani sangat ditentukan oleh umur petani itu sendiri,

sehingga dikategorikan umur berdasarkan kelompoknya bahwa kisaran umur 0-14

adalah kategori umur belum produktif, kisaran umur 15-54 tahun adalah kategori

umur profuktif dan kisaran umur 55 tahun keatas adalah kategori non produktif.

Umur responden di Kelurahan Rahandouna termasuk dalam kategori

produktif (20-54 tahun) berjumlah 8 responden, sedangkan usia non produktif

(diatas 55 tahun) tidak ada. Berdasarkan uraian tersebut bahwa responden yang

berada diusia produktif memiliki kemampuan yang cukup baik dalam

berusahatani. Selain itu, responden yang memiliki usia produktif lebih mudah

menerima informasi dan kemampuan berpikir yang lebih baik dibanding usia non

produktif

B.1.2 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman merupakan guru yang paling baik bagi petani, karena semakin

banyak pengalaman yang diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki oleh para petani dalam mengelola tanamannya. Pengalaman yang

diperoleh seseorang dalam rutinitas kehidupan sehari-hari, seperti peristiwa atau

kenyataan yang dialaminya sehari-hari (Van Den Ban dan Hawkins, 1999).

Pengalaman usahatani ini memiliki peranan yang sangat penting bagi seorang

petani dalam menerima dan menerapkan teknologi baru. Responden yang

berpengalaman biasanya lebih mampu dan terampil dalam mengatasi masalah

yang terjadi dalam usahataninya. Usahatani yang dimiliki seseorang juga sangat

Page 56: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

41

bermanfaat bagi petani lain yang membutuhkan. Pengalaman petani responden

dalam berusahatani dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di KelurahanRahandouna Kecamatan Poasia, Tahun 2016

No Pengalaman berusaha tani(tahun)

Jumlah(orang)

Persentase(%)

123

< 55-10>10

134

12,537,550

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 7 menjelaskan bahwa 50% responden memiliki pengalaman

berusahatani >10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagiam besar responden

dalam penelitian ini sudah berpengalaman dalam berusahatani, dengan

pengalaman yang tinggi diharapkan petani mampu mengelola usahataninya

dengan baik.

Soehardjo dan Dahlan Patong dalam Nurjanna (2010), menyatakan bahwa

petani yang menekuni bidang pekerjaan 5-10 tahun dikategorikan cukup

berpengalaman, diatas 10 tahun berpengalaman dan dibawah 5 tahun kurang

berpengalaman. Data hasil yang dapat dilihat dari tabel 8 dapat disimpulkan

bahwa responden yang ada di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia memiliki

pengalaman yang baik untuk mengelola usahataninya.

B.1.3 Luas Lahan

Luas lahan yang dimaksud adalah luas areal yang dilakukan untuk

mengembangkan usahatani tanaman pangan, hotikultura dan ternak petani. Luas

lahan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam mengembangkan

Page 57: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

42

usahatani, karena fungsinya sebagai peningkatan hasil produksi dalam kegiatan

pertanian untuk memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan keluarga

dan masyarakat. Dengan demikian, maka luas sempitnya lahan yang dimiliki oleh

petani akan menentukan produksi yang diperoleh setiap kali panen.

Tabel 8. Luas Lahan Kelompok Tani yang berada di Kelurahan Rahandouna

No Luas Lahan (Ha) kategori Jumlah(orang)

Persentase(%)

123

< 0,50,5-2

>2

SempitSedangLuas

242

255025

Jumlah 8 100

Sumber: Data Primer setelah Diolah,2016

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan 50% kelompok tani yang berada di

Kelurahan Rahandouna memiliki luas lahan 0,5-2 Ha. Luas sempitnya lahan yang

dimiliki kelompok tani di Kelurahan Rahandouna akan menentukan besarnya

produksi yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

B.2 Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh

B.2.1 Kognitif (Pengetahuan)

Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi

terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui

pengalaman langsung dari objek sikap. Untuk mengetahui respon kognitif

kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 58: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

43

Tabel 9. Respon Kognitif Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3KKecamatan Poasia Kota Kendari.

No Tingkat Respon Jumlah (Orang) Persentase (%)12

MengetahuiTidak mengetahui

71

87,512,5

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa 7 (87,5%) responden mengetahui

apa saja kinerja penyuluh BP3K mulai dari penyusunan data peta wilayah,

penyusunan programa penyuluhan, kunjungan dan pembinaan kelompok tani serta

desiminasi informasi teknologi pertanian, sedangkan 1 (12,5%) responden

tersebut tidak mengetahui kinerja penyuluh BP3K.

Responden yang tidak mengetahui tentang kinerja penyuluh BP3K karena

disebabkan responden jarang mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh

penyuluh karena selain bertani, responden tersebut berdagang setiap hari. Namun

untuk meminimalisir kurangnya pengetahuan responden terhadap kinerja

penyuluh BP3K, penyuluh membuat kelompok Taruna Tani yang terdiri dari istri

para petani. Penyuluh menyampaikan informasi kepada istri petani yang terkait

dengan program-program yang akan dilaksanakan yang kemudian akan

disampaikan kepada suami yang berhalangan hadir.

B.2.2 Afektif (Sikap)

Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang

terhadap suatu objek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi

menyeluruh terhadap objek sikap. Afektif mengungkapkan penilaian seseorang

kepada suatu objek apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai dan

Page 59: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

44

diterima atau tidak diterima. Komponen afektif ini menilai penyuluh apakah

penyuluh dapat diterima dan dapat menilai kinerja penyuluh apakah baik atau

buruk.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa 8 (100%) responden menunjukkan

sikap menerima terhadap kinerja penyuluh baik dalam penyusunan data peta

wilayah, programa penyuluhan, kunjungan lapangan dan pembinaan serta pada

saat melakukan desiminsi informasi teknologi pertanian

Sikap responden terhadap kinerja penyuluhan ditunjukkan dengan aktifnya

responden dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan proses diskusi yang

dilakukan responden bersama penyuluh. Akan tetapi untuk kegiatan desiminasi

informasi teknologi, responden tidak secara langsung menerima informasi

teknologi yang diberikan penyuluh karena responden takut usahataninya tidak

berhasil. Agar responden mau mengaplikasikan informasi teknologi pertanian

tersebut, maka penyuluh fokus pada 1 atau 2 orang petani untuk melakukan

percobaan tersebut jika berhasil penyuluh memperlihatkan kepada petani lain

sehingga petani mau mengadopsinya.

B.2.3 Psikomotorik (Kemampuan)

Respon psikomotorik adalah respon yang berhubungan dengan perilaku

nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan seseorang terhadap sesuatu. Adanya

respon psikomotorik dapat membantu para penyuluh mengetahui dampak atau

reaksi yang terjadi dari para kelompok tani terhadap informasi yang mereka

berikan baik menggunakan media atau informasi secara langsung. Untuk

Page 60: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

45

mengetahui respon psikomotorik kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Respon Psikomotorik Kelompok Tani Terhadap Kinerja PenyuluhBP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari.

No Tingkat Respon Jumlah (Orang) Persentase (%)12

MampuTidak mampu

71

87,512,5

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 10 menunjukkan 7 (87,5%) responden mampu membuat data peta

wilayah, programa penyuluhan dan melakukan desiminasi informasi teknologi

pertanian yang diberikan penyuluh BP3K. Sedangkan 1 (12,5%) responden tidak

mampu membuat data peta wilayah, programa penyuluhan dan melakukan

desiminasi informasi teknologi.

Kemampuan responden dalam mengidentifikasi lokasi untuk

mengembangkan usahataninya, menyusun programa penyuluhan dan melakukan

desiminasi informasi teknologi pertanian karena responden aktif dalam kegiatan

penyuluhan yang diadakan oleh penyuluh. Salah satu desiminasi informasi yang

dilakukan kelompok tani di Kelurahan Rahandouna yakni pembuatan pupuk

Bokasi dan pembuatan ransum ayam petelur.

B.3 Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari

B.3.1 Penyusunan Data Peta Wilayah Komoditas

Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi

lingkungan, sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan

pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Data peta wilayah merupakan hal

Page 61: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

46

terpenting dalam menyusun program penyuluhan bagi penyuluh khususnya pada

pengambilan keputusan tentang kegiatan pemetaan daerah binaan penyuluhan dan

sektor potensial pengembangan inovasi bagi masyarakat binaan. Untuk

mengetahui kinerja penyuluh dalam membuat data peta wilayah komoditas dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas

No Kategori Jumlah Responden Persentase (%)1234

Sangat Baik (10,5 – 11,25)Baik (9 – 9,75)Sedang (7,5 – 8,25)Buruk (6 – 6,75)

1520

12,562,5250

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 11 menunjukkan tingkat pengetahuan dan kemampuan penyuluh

dalam membuat data peta wilayah berada dalam kategori baik, rata-rata persentase

62,5%. Artinya tugas penyuluh dalam mengidentifikasi potensi wilayah termasuk

dalam kategori baik.

Data peta wilayah komoditas yang dibuat penyuluh dalam penelitian ini

untuk mengetahui lokasi wilayah binaan dan penempatan daerah komoditas yang

diantaranya tanaman pangan, hortikultura dan ternak yang berada di Kelurahan

Rahandouna. Tujuan dibuatnya data peta wilayah komoditas agar pengembangan

teknologi lebih tepat sasaran sesuai dengan pengwilayahan komoditas yang

dimiliki petani. Penyuluh melibatkan petani dalam menganalisis potensi wilayah

sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan.

Page 62: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

47

B.3.2 Menyusun Programa Penyuluhan

Programa penyuluhan adalah pernyataan tertulis yang disusun secara

sistematis tentang rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang menggambarkan

keadaan sekarang, tujuan yang akan dicapai, masalah yang dihadapi dan rencana

kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara partisipatif, guna mendukung

pencapaian tujuan program pembangunan pertanian. Programa penyuluhan adalah

rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan

pedoman sebagai alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan No.25

Tahun 2009).

Menyusun programa penyuluhan dalam penelitian ini adalah untuk melihat

tingkat pengetahuan penyuluh pertanian dalam membuat program-program

penyuluhan yang disusun secara sistematis yang menggambarkan keadaan lokasi

binaan, tujuan yang akan dicapai, perumusan masalah dan cara mencapai tujuan

tersebut.

Tabel 12. Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Programa Penyuluhan.

No Kategori Jumlah Responden Persentase (%)1234

Sangat Baik (10,5 – 11,25)Baik (9 – 9,75)Sedang (7,5 – 8,25)Buruk (6 – 6,75)

1430

12,550

37,50

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 12 menunjukkan tingkat pengetahuan dan kemampuan penyuluh

dalam membuat programa penyuluhan berada dalam kategori baik, rata-rata

persentase 50%. Artinya bahwa kinerja penyuluh dalam menyusun programa

penyuluhan baik dan sesuai dengan kebutuhan petani. Hal ini diperkuat dengan

Page 63: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

48

pernyataan Pattara Bone salah satu ketua kelompok tani yang berada di Kelurahan

Rahandouna.

“ programa penyuluhan yang dibuat oleh penyuluh sudah dapatdikatakan baik dan sesuai dengan kebutuhan petani karena dibuatberdasarkan musyawarah bersama masyarakat binaan. Selain itudengan adanya programa penyuluhan, penyuluh dapat menjadikanpedoman untuk mengevalusi kegiatan yang sudah berjalan agar lebihbaik kedepannya”.(wawancara, tanggal 19 januari 2016)

Adapun programa penyuluhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

mengidentifikasi keadaan wilayah, kelompok tani, jenis usaha, RKT (Rencana

Kerja Tahunan), RKB (Rencana Kerja Bulanan) serta kendala-kendala yang

dihadapi oleh responden.

B.3.3 Melakukan Kunjungan Dan Pembinaan Kelompok Tani

Kunjungan dan pembinaan kelompok tani adalah frekuensi kunjungan

kerja setiap bulannya atau setiap minggu untuk memberikan pembinaan kepada

petani. Kunjungan dan pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh untuk

mengetahui hasil kegiatan penyuluhan, kendala-kendala dan masalah-masalah

yang dihadapi petani yang kemudian didiskusikan bersama-sama dengan

penyuluh untuk mengetahui kebutuhan petani.

Frekuensi kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh BP3K Poasia Kota

Kendari sebanyak 4 kali pertemuan selama sebulan. Dalam kunjungan tersebut

penyuluh memberikan informasi kepada responden tentang pembibitan dan

pemeliharaan tanaman serta vaksinasi dan jenis obat-obatan yang diberikan

kepada ternak. Kunjungan dan pembinaan dalam penelitian ini menunjukkan

respon petani dalam memahami materi-materi penyuluhan yang diberikan

Page 64: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

49

penyuluh sehingga petani mampu mengaplikasikan metode tersebut dalam

kegiatan usahatani.

Tabel 13. Kinerja Penyuluh Dalam Melakukan Kunjungan Lapangan DanPembinaan Kelompok Tani.

No Kategori Jumlah Responden Persentase (%)1234

Sangat Baik (10,5 – 11,25)Baik (9 – 9,75)Sedang (7,5 – 8,25)Buruk (6 – 6,75)

4220

5025250

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 13 menunjukkan tingkat pengetahuan penyuluh dan kemampuan

dalam memberikan pemahaman kepada petani berada pada kategori sangat baik,

rata-rata persentase 50%. Artinya kinerja penyuluh dalam melakukan kunjungan

dan pembinaan kelompok tani sudah sangat baik.

Kunjungan kerja dan pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian

disini bertujuan untuk melakukan penyuluhan, melihat masalah-masalah yang

dihadapi oleh petani atau sasarannya dan melakukan diskusi untuk memecahkan

masalah tersebut bersama-sama. Selain itu, penyuluh juga melihat apa yang

dibutuhkan oleh petani dalam mengembangkan usahataninya.

Beberapa kendala yang dihadapi penyuluh pada saat melakukan kunjungan

dan pembinaan kelompok tani yaitu masih ada beberapa responden yang masih

menggunakan bahasa daerah dan sulitnya mengumpulkan seluruh kelompok tani

pada saat penyuluh akan melakukan pembinaan kelompok, sehingga hal ini

menyulitkan penyuluh untuk menyampaikan informasi atau program-program

yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, penyuluh membuat kelompok yang

Page 65: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

50

terdiri dari istri petani, kemudian penyuluh menyampaikan informasi kepada istri

petani tersebut dan kemudian istri petani menyampaikan informasi penyuluh

kepada suaminya.

B.3.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian Kepada Petani

Seorang penyuluh pertanian dalam melakukan desiminasi informasi

teknologi harus memberikan informasi secara merata dan sesuai dengan

kebutuhan petani dalam hal ini sesuai dengan masalah yang dihadapi. Penyuluh

dalam menyebarkan informasi teknologi sesuai dengan kebutuhan petani dimana

informasi-informasi pasar berupa teknologi pemasaran usahatani yang benar-

benar dibutuhkan oleh petani seperti informasi praktek lapang teknologi dengan

menggunakan metode diskusi maupun kunjungan lapangan.

Informasi yang diberikan penyuluh kepada petani haruslah mudah

dipahami oleh petani, sehingga memudahkan petani dalam mengaplikasikan

teknologi tersebut dalam kegiatan usahataninya.

Tabel 14. Kinerja Penyuluh dalam Melakukan Desiminasi Informasi TeknologiPertanian kepada Petani.

No Kategori Jumlah Responden Persentase (%)1234

Sangat Baik (10,5 – 11,25)Baik (9 – 9,75)Sedang (7,5 – 8,25)Buruk (6 – 6,75)

1520

12,562,5250

Jumlah 8 100Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 14 menunjukkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh

dalam menyampaikan informasi teknologi berada pada kategori baik, rata-rata

Page 66: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

51

persentase 62,5%. Artinya kinerja penyuluh dalam memberikan informasi

teknologi pertanian sudah baik dan mudah dipahami oleh kelompok tani.

Proses penyampaian informasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh

penyuluh kepada responden selain menggunakan leaflet atau brosur yang berisi

tentang informasi penelitian, penyuluh juga melakukan percobaan bersama petani

dan jika berhasil penyuluh memperlihatkan hasil percobaan tersebut kepada petani

lain agar mau mengadopsi informasi teknologi yang diberikan.

Sebagai bahan pembanding (Cross Cek) antara responden dan penyuluh

yakni, berdasarkan infomasi yang didapat dari penyuluh BP3K Poasia Kota

Kendari bahwa respon yang ditunjukkan petani dalam menilai kinerja penyuluh

BP3K yaitu dengan melihat keaktifan responden dalam mengikuti kegiatan

penyuluhan. Seperti yang dikemukan oleh penyuluh yang bertanggung jawab

membina responden di Kelurahan Rahandouna Ibu Muktiar,SP,.MP.

“ Petani di Kelurahan Rahandouna selalu mengikuti kegiatanpenyuluhan yang diadakan penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari. Dalamkegiatan tersebut petani memberikan masukan mengenai kebutuhanmereka dalam berusahatani. Oleh karena itu ada yang disebut RKT(Rencana Kerja Tahunan) yang dimana dalam RKT tersebut berisitentang program-program yang akan dilaksanakan penyuluh bersamapetani, mulai dari penyusunan data peta wilayah, programa penyuluhan,kunjungan dan pembinaan kelompok tani hingga desiminasi informasiteknologi pertanian yang akan dilaksanakan.”

Berdasarkan uraian penyuluh tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok

tani yang berada di Kelurahan Rahandouna memberikan respon positif atau baik

dalam hal kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari. Dengan respon positif

tersebut diharapkan penyuluh maupun petani yang menjadi binaan BP3K Poasia

bisa semakin baik kedepannya.

Page 67: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

52

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, maka dapat disimpulkan:

1. Respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K di Kecamatan Poasia

Kota Kendari berada pada kategori baik. Artinya kelompok tani mengetahui,

menerima dan mampu melaksanakan kinerja penyuluh yang telah disepakati

bersama.

2. Tingkat kinerja penyuluh BP3K di Kecamatan Poasia Kota Kendari berada

pada kategori baik. Artinya kinerja penyuluh dalam mengidentifikasi lokasi

binaan untuk membuat data peta wilayah komoditas, menyusun programa

penyuluhan, kunjungan dan pembinnaan kelompok serta melakukan desiminasi

informasi teknologi berjalan dengan baik.

B. Saran

1. Kepada penyuluh disarankan untuk lebih intensif lagi dalam menyampaikan

informasi teknologi pertaniannya. Diharapkan juga penyuluh mau mempelajari

bahasa masyarakat binaan yang masih sulit berbahasa Indonesia agar dalam

proses penyampaian informasi bisa lebih mudah dan lebih dipahami.

2. Kepada petani disarankan untuk lebih rutin mengikuti kegiatan penyuluhan dan

lebih banyak mencari informasi ke sesama anggota binaan lainnya.

Page 68: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek: PT RinekaCipta. Jakarta.

Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. 2010. UU No. 16 tahun2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan danKehutanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Bakosurtanal. 2005. Inventarisasi Sumberdaya Alam Pesisir dan Luat di MalukuUtara. Bakosurtanal. Bogor

Berlo, D. K. 1995. The Process Of Communication Holt Rinehart and WinstonInc. New York.

Basri,A 2004. Perekonomian Indonesia, Erlangga. Jakarta.

Berkowitzh, L. 1991. Social Psychology, Glenview.: Scott, Foresman andCompany.

Darajat, S. 2011. Kelompok Tani Ujung Tombak Pertanian Masa Depan.http://www.pelita.or.id/baca.php?id=41182. Downloaded: 21 April 2011.

Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum Pengelolaan AnggaranPembangunan Pertanian. Jakarta Dinas Pertanian Tanaman Pangan danHortikultura. 2004. Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian. Sumbar.

Djiwandi. 1994. Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan AdopsiTeknologi Usaha Tani di Kabupaten Sukoharjo Prosiding LaporanPenelitian

Hasida, Wa Ode. 2015. Analisis Aspek Penunjang Prestasi Kegiatan PenyuluhanDi BP3K Kecamatan Buke Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Strata I.Universitas Halu Oleo. Kendari

Ismail. 2009. Teori Respon. http://www.pesodismail.com. [diakses kamis 7februari 2013].

Jabal, Tarik. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Malang: Banyu Media.

Jahi, Amri dan Ani, Leilani. 2006. Kinerja Penyuluh Pertanian di BeberapaKabupaten, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. Vol. 2 No.2.

Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara.Jakarta.

545353

Page 69: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

54

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan dalam Perencanaan Wilayah. WahanaHijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. KotaSamarinda.

Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.Bandung

Nurjanna, Frasasti. 2010. Efektivitas Komposisi Media Poster TerhadapPeningkatan Pengetahuan Petani Dalam Pembuatan Dan PenggunaanPestisida Nabati Pada Buah Kakao Di Desa Sindangkasih KecamatanRanomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. [Skripsi]. UniversitasHalu Oleo. Kendari.

Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK).

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 03/Kpts/Hk.060/1/2005. Pedoman Penyiapandan Penerapan Teknologi Pertanian.

Pusluhtan, 2002. Dinamika Kelompok Tani. Bumi Aksara, Jakarta.

Robert, 2001. Manajemen Personalia. Terjemahan Surya Dharma dan YanuarIrawan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ruky. 2002. Perencanaan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Rajawali PressJakarta.

Sabarul, mukjizat. 2009. Respon petani terhadap kegiatan demonstrasi caradalam aplikasi pestisida nabati untuk pengendalian hama PBK(penggerek buah kakao) di desa lalowura kecamatan loea kabupatenkolaka. [skripsi]. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Samsudin. 1993. Peran dan Fungsi Kelompok Tani. http://bkp-sidrap.blogspot.com/2011/03/kelompok-tani-poktan.html.Diakses padatanggal 14 Mei 2013.

Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV.Rajawali

Satria. 2001. Definisi Respon Terminologi. http://www.blogspot.com. [DiaksesRabu 5 September 2012

Simanjuntak, P. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Erlangga.Jakarta.

54

Page 70: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

55

Sinis Munandar, DR. MS. 2000. Ekstensi. Majalah Penyuluhan Pertanian Volume12 Tahun VII. Jakarta.

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Subandriyo, T. 2006. Penyuluhan dan Keberhasilan Pembangunan Pertanian.Seri guline: http://www.suaramerdeka.com/harian0605/opio4.htm.akses 22 Agustus 2013

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. TARSITO. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-20. PenerbitAlfabeta. Bandung

Suhardiyono, L. 1992. Penyuluhan (Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian). PT.Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Sujanto. 1991. Respon dalam Media Penyuluhan.http://www.Wikipedia.indonesia.com. [Diakses Rabu 5 September2012].

----------- 1993. Respon dalam Media Penyuluhan.http://www.Wikipedia.indonesia.com. [Diakses Rabu 5 September2012].

Sumardi, 2005. Penyuluhan Pembangunan di Indonesia. PT. PustakaPembangunan NusantaraJakarta.http://www.google.co.id/#hl=id&q=pengertian+penyuluhan.Akses 22 agustus 2013.

Suriana. 2013. Kinerja penyuluh pertanian (Studi Kasus Pada Kelompok TaniPolewali di Kelurahan Anduonohu Kecamatan kambu) Kota kendari.Universitas Halu Oleo.

Thamrin. 2002. Pengertian Respon. http://www.blogger-respon.com [diakses rabu5 september 2013].

Trimo, STP. 2006. Evaluasi Penyuluhan Pertanian Permasalahan dan UpayaPemecahannya di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistemPenyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Van Den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Jakarta.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

55

Page 71: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

56

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Asrianti Sudin dilahirkan di Kendari, pada

tanggal 24 Mei 1993 sebagai anak ke enam dari sembilan

bersaudara. Pasangan Ibunda Alm. Hj. Pipasia dan Ayahhanda

Sudin.

Penulis menyelesaikan pendidikan Formal di Sekolah Dasar Negeri 1

Kendari pada tahun 2005. Tamat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kendari

pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas Swasta Muhammadiyah Kendari

pada tahun 2011. Pada tahun itu juga penulis diterima sebagai mahasiswa di salah

satu Perguruan Tinggi Negeri Sulawesi Tengggara (Universitas Halu Oleo) yakni

mengambil Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, melalui

jalur SLMPTN.

5656

Page 72: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

57

DATA PETA KOMODITAS

57

Page 73: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

58

Lampiran 1. Identitas Responden

No Nama RespondenUmur

(Tahun)

PengalamanBerusahatani

(Tahun)Luas Lahan

1 Sri Rahayu 36 3 0,042 Hj. Syamsuriati 40 5 0,023 Pattara Bone 43 12 14 Ruslan 40 15 35 Sadarudin 45 16 36 La Ode Arfin, SP 35 8 27 Amrin 23 5 0,58 Nahyudin 45 13 2

Page 74: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

59

Lampiran 2.

A. Kinerja penyuluh terhadap penyusunan data peta wilayah komoditas

No Nama RespondenPenyusunan data peta

wilayah komoditas skor kategoriA B C

1 Sri Rahayu 3 2 3 8 Sedang2 Hj. Syamsuriati 3 3 3 9 Baik3 Pattara Bone 4 3 2 9 Baik4 Ruslan 2 3 2 7 Sedang5 Sadarudin 3 3 3 9 Baik6 La Ode Arfin, SP 3 3 3 9 Baik7 Amrin 4 3 3 10 Sangat Baik8 Nahyudin 3 3 3 9 Baik

=Dimana: I = interval kelas

J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah)

K = banyaknya kelas= = = 0,75 kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)

Baik (9 – 9,75)

Sedang (7,5 – 8,25)

Buruk (6-6,75)

Ket : A = Pertanyaan mengenai pengetahuan

B = Pertanyaan mengenai sikap

C = Pertanyaan mengenai keterampilan

Page 75: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

60

Lampiran 2.

B. Kinerja penyuluh terhadap penyusunan programa penyuluhan

No Nama RespondenPenyusunan programa

penyuluhan skor kategoriA B C

1 Sri Rahayu 3 3 3 9 Baik2 Hj. Syamsuriati 3 3 3 9 Baik3 Pattara Bone 3 3 2 8 Sedang4 Ruslan 3 2 2 7 Sedang5 Sadarudin 3 3 2 8 Sedang6 La Ode Arfin, SP 3 3 3 9 Baik7 Amrin 3 4 3 10 Sangat Baik8 Nahyudin 3 3 3 9 Baik

=Dimana: I = interval kelas

J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah )

K = banyaknya kelas= = = 0,75 kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)

Baik (9 – 9,75)

Sedang (7,5 – 8,25)

Buruk (6 - 6,75)

Ket : A = Pertanyaan mengenai pengetahuan

B = Pertanyaan mengenai sikap

C = Pertanyaan mengenai keterampilan

Page 76: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

61

Lampiran 2.

C. Kinerja penyuluh terhadap kunjungan dan pembinaan kelompok tani

No Nama Responden

Kunjungan danpembinaan kelompok

taniskor kategori

A B C1 Sri Rahayu 4 3 3 11 Sangat Baik2 Hj. Syamsuriati 3 3 3 9 Baik3 Pattara Bone 4 3 3 10 Sangat Baik4 Ruslan 3 3 2 8 Sedang5 Sadarudin 3 3 2 8 Sedang6 La Ode Arfin, SP 3 3 3 9 Baik7 Amrin 3 4 3 10 Sangat Baik8 Nahyudin 4 3 3 10 Sangat Baik

=Dimana: I = interval kelas

J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah)

K = banyaknya kelas= = = 0,75 kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)

Baik (9 – 9,75)

Sedang (7,5 – 8,25)

Buruk (6 - 6,75)

Ket : A = Pertanyaan mengenai pengetahuan

B = Pertanyaan mengenai sikap

C = Pertanyaan mengenai keterampilan

Page 77: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

62

Lampiran 2.

D. Kinerja penyuluh terhadap desiminasi informasi teknologi pertanian

No Nama Respondendesiminasi informasiteknologi pertanian skor kategoriA B C

1 Sri Rahayu 2 3 3 8 Sedang2 Hj. Syamsuriati 3 3 3 9 Baik3 Pattara Bone 3 3 3 9 Baik4 Ruslan 3 3 2 8 Sedang5 Sadarudin 3 3 3 9 Baik6 La Ode Arfin, SP 3 3 3 9 Baik7 Amrin 4 4 3 11 Sangat Baik8 Nahyudin 3 3 3 9 Baik

=Dimana: I = interval kelas

J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah)

K = banyaknya kelas= = = 0,75 kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)

Baik (9 – 9,75)

Sedang (7,5 – 8,25)

Buruk (6 - 6,75)

Ket : A = Pertanyaan mengenai pengetahuan

B = Pertanyaan mengenai sikap

C = Pertanyaan mengenai keterampilan

Page 78: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

63

KUESIONER PENELITIAN

RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUH BP3K

POASIA KOTA KENDARI

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jabatan :

4. Pengalaman berusaha tani :

5. Jumlah anggota :

6. Luas lahan :

B. Daftar Pertanyaan Wawancara:

Respon Kelompok Tani

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang di maksud dengan peta data wilayahkomoditas yang dibuat oleh penyuluh? Apakah peta tersebut sudah sesuaidengan harapan anda?Iya,.................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

2. Apakah Bapak/Ibu menerima peta tersebut sebagai acuan penyuluh dalammengembangkan kelompok tani anda?Iya,.................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

3. Apakah Bapak/Ibu mampu membuat peta data komoditas tersebut?Iya,................................................................................................................Tidak,............................................................................................................

4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang di maksud dengan programapenyuluhan yang dibuat oleh penyuluh? Apakah programa tersebut sudahsesuai dengan harapan anda?Iya,.................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

5. Apakah Bapak/Ibu menerima programa penyuluhan tersebut sebagai acuanpenyuluh dalam mengembangkan usaha tani anda?Iya,.................................................................................................................

63

Page 79: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

64

Tidak,..............................................................................................................6. Apakah Bapak/Ibu mampu menjalankan program-program penyuluhan yang

telah disepakati?Iya,..................................................................................................................Tidak,..............................................................................................................

7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui berapa kali penyuluh melakukan kunjungandan pembinaan kelompok tani di lapangan?Iya,.................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

8. Apakah Bapak/Ibu menerima metode yang diberikan penyuluh saatmelakukan pembinaan untuk mengembangkan usaha tani anda?Iya.................................................................................................................Tidak.............................................................................................................

9. Apakah pembinaan kelompok tani yang Bapak/Ibu dapat dari penyuluh dapatdiaplikasikan dalam kegiatan usaha tani?Iya..................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

10. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang di maksud desiminasi teknologiinformasi?Iya......................................................................................................................Tidak...............................................................................................................

11. Apakah Bapak/Ibu menerima teknologi informasi yang diberikan penyuluh?Iya,.................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

12. Apakah Bapak/Ibu mampu menggunakan teknologi yang diberikanpenyuluh?Iya,.................................................................................................................Tidak,.............................................................................................................

Kinerja Penyuluh

No Uraian Pertanyaan Bobot Jawaban4 3 2 1

1 Penyusunan Peta Data Wilayah Komoditas

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat pengetahuanpenyuluh dalam membuat peta data wilayahkomoditas?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peta data wilayah

64

Page 80: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

65

komoditas yang dibuat penyuluh?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Apakah penyuluh mendapat kesulitan ketikamenyusun peta data wilayah?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

2 Menyusun Rencana Kerja

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana rencana kerjapenyuluh?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Menurut Bapak/ibu, bagaimana tingkat pengetahuanpenyuluh dalam menyusun rencana kerja?a. Sangat baikb. Baikc. sedangd. Buruk

Apakah dalam menyusun rencana kerja parapenyuluh mengalami kesulitan?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

3 Kunjungan Kerja Lapangan dan PembinaanKelompok

Bagaimana sikap penyuluh saat melakukankunjungan kerja lapangan?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Bagaimana sikap penyuluh saat melakukanpembinaan kelompok?

65

Page 81: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

66

a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana metode yangdigunakan penyuluh saat pembinaan kelompok tani?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian

Bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh mengenaiinformasi teknologi pertanian?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Bagaimana sikap penyuluh dalam menyampaikaninformasi teknologi pertanian?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana hasil usaha tani yangdiperoleh setelah mengikuti pembinaan daripenyuluh?a. Sangat baikb. Baikc. Sedangd. Buruk

66

Page 82: Oleh : ASRIANTI D1A1 11 209 - sitedi.uho.ac.idsitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A111209_sitedi_SKRIPSI ASRIANTI... · Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian

67

DOKUMENTASI

Tanaman bayam persiapan lahan kedelai

Penyuluhan kepada anggota wawancara respondenkelompok tani pemersatu

Penyusunan RDK dan RDKK petani yang mengikuti penyusunanRDK dan RDKK