oktober - desember lensa prioritas · ppl mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. kegiatan...

12
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik di Jawa Tengah 1.480 Lembaga Diseminasikan Program USAID PRIORITAS dalam Tiga Bulan modulUSAID PRIORITAS, baik itu dalam pembelajaran, manajemen sekolah, maupun manajemen di daerah,” kata Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Tengah Dr Nurkolis MM. Diseminasi tersebut melibatkan 5.232 peserta dari tingkat SD, MI, SMP, MTs, dan lembaga pemerintahan. Dalam tiga bulan tersebut, jumlah dana yang dialokasikan untuk pelatihan itu mencapai Rp 1.958.023.092. Jumlah tersebut berasal dari USAID PRIORITAS sebesar Rp 658.389.083 (34%) dan non-PRIORITAS sebanyak Rp 1.299.634.009 (66%). berkembang dengan baik di semua sekolah mitra. Banyak inisiatif untuk memupuk semangat literasi di sekolah,” terang Dyah Karyati, spesialis pengembangan manajemen sekolah. Dyah mencontohkan sedikitnya ada tiga hal yang dilakukan sekolah. Pertama, menggalakkan peran serta masyarakat untuk mendukung budaya baca. Kedua, menata manajemen sekolah yang ramah budaya baca. Terakhir menyinkronkan dan mengintegrasikan semangat literasi dalam pembelajaran. Sekolah mitra USAID PRIORITAS secara masif mengembangkan budaya baca di sekolah. Hal tersebut merupakan dampak setelah mengikuti pelatihan modul 2 USAID PRIORITAS. Dalam modul itu, diberikan langkah konkret untuk mengembangkan budaya baca dan literasi. “Kami melihat budaya baca sudah Baca selengkapnya di hal 3 JAWA TENGAH - Dalam rentang waktu Oktober – Desember 2014, sebanyak 1.480 lembaga melakukan diseminasi program USAID PRIORITAS di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. “Mereka tertarik dengan pola pelatihan dan materi dalam modul- 1. Siswa SD Jubelan sedang melakukan simulasi permainan Kelipatan Persekutuan Kecil bersama praktikan. diseminasi modul II USAID PRIORITAS. 2. Bu Maya, guru kelas 1 SDN Cemeng 1, praktik mengajar di MIM Karanganyar 3. Siswa sedang berdiskusi tentang jenis-jenis akar di SDN Grabangan Blora Ft: Fasda Rohmah Ft: Sarwa Eka Ft: Dewajani Budaya Baca Tumbuh dan Berkembang di Sekolah Mitra 1 2 3 Pembiasaan waktu istirahat untuk membaca di SDN Kutabanjar 3 Kab. Banjarnegara Baca Selengkapnya di hal 4 Berawal Dari Bumbung Kelas, Ciptakan Rasa Memiliki Buku Strategi Klinikal Sukses Dongkrak Nilai Rata-rata UN “Jelajah Dunia Tanpa Visa”, Cara Alternatif Memahami Kurikulum 5 Benua Mana yang lebih kuat?, Balok atau Tabung Membuktikan Energi Matahari Dukung Pembelajaran dengan Bank Sampah Magic Circle, Mengubah Pembelajaran IPS Menjadi Luar Biasa Wahyu Daryono/ME Edisi 09 Oktober - Desember 2014

Upload: ngokhanh

Post on 17-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

LENSA PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik di Jawa Tengah

1.480 Lembaga Diseminasikan Program USAID PRIORITAS dalam Tiga Bulan

modulUSAID PRIORITAS, baik itu dalam pembelajaran, manajemen sekolah, maupun manajemen di daerah,” kata Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Tengah Dr Nurkolis MM.

Diseminasi tersebut melibatkan 5.232 peserta dari tingkat SD, MI, SMP, MTs, dan

lembaga pemerintahan. Dalam tiga bulan tersebut, jumlah dana yang dialokasikan untuk pelatihan itu mencapai Rp 1.958.023.092. Jumlah tersebut berasal dari USAID PRIORITAS sebesar Rp 658.389.083 (34%) dan non-PRIORITAS sebanyak Rp 1.299.634.009 (66%).

berkembang dengan baik di semua sekolah mitra. Banyak inisiatif untuk memupuk semangat literasi di sekolah,” terang Dyah Karyati, spesialis pengembangan manajemen sekolah.

Dyah mencontohkan sedikitnya ada tiga hal yang

dilakukan sekolah. Pertama, menggalakkan peran serta masyarakat untuk mendukung budaya baca. Kedua, menata manajemen sekolah yang ramah budaya baca. Terakhir menyinkronkan dan mengintegrasikan semangat literasi dalam pembelajaran.

Sekolah mitra USAID PRIORITAS secara masif mengembangkan budaya baca di sekolah. Hal tersebut merupakan dampak setelah mengikuti pelatihan modul 2 USAID PRIORITAS. Dalam modul itu, diberikan langkah konkret untuk mengembangkan budaya baca dan literasi.

“Kami melihat budaya baca sudah

Baca selengkapnya di hal 3

JAWA TENGAH - Dalam rentang waktu Oktober – Desember 2014, sebanyak 1.480 lembaga melakukan diseminasi program USAID PRIORITAS di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.

“Mereka tertarik dengan pola pelatihan dan materi dalam modul-

1. Siswa SD Jubelan sedang melakukan simulasi permainan Kelipatan Persekutuan Kecil bersama praktikan. diseminasi modul II USAID PRIORITAS.2. Bu Maya, guru kelas 1 SDN Cemeng 1, praktik mengajar di MIM Karanganyar3. Siswa sedang berdiskusi tentang jenis-jenis akar di SDN Grabangan Blora Ft: Fasda Rohmah Ft: Sarwa Eka

Ft: Dewajani

Budaya Baca Tumbuh dan Berkembang di Sekolah Mitra

1

2

3

Pembiasaan waktu istirahat untuk

membaca di SDN Kutabanjar 3

Kab. Banjarnegara

Baca Selengkapnya di hal 4

Berawal Dari Bumbung Kelas, Ciptakan Rasa Memiliki Buku

Strategi Klinikal Sukses Dongkrak Nilai Rata-rata UN

“Jelajah Dunia Tanpa Visa”, Cara Alternatif Memahami Kurikulum 5 Benua

Mana yang lebih kuat?, Balok atau Tabung

Membuktikan Energi Matahari

Dukung Pembelajaran dengan Bank Sampah

Magic Circle, Mengubah Pembelajaran IPS Menjadi Luar Biasa

Wahyu Daryono/ME

Edisi 09Oktober - Desember

2014

Page 2: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

YOGYAKARTA – Kreativitas dosen dalam mengajar mahasiswa, akan menginpirasi mahasiswa ketika menjadi guru kelak. Hal tersebut menjadi pokok pembicaraan dalam pertemuan konsorsium Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) USAID PRIORITAS di Hotel UNY, Rabu (12/10).

“Guru kreatif berasal dari dosen kreatif,” kata dosen Universitas Negeri Semarang, Heri Sutarto MPd. Heri menjelaskan, kreativitas muncul dari sesuatu yang menginspirasi. Modul-modul yang dibuat oleh USAID PRIORITAS sangat menginspirasi, baik itu modul pelatihan, literasi, IPA, Matematika, dan Sains dikemas untuk merangsang kreativitas mahasiswa dan dosen. “Bila dosen membelajarkan modul yang menginspirasi dengan cara yang menginspirasi, mahasiswa calon guru pun akan mencontohnya,” jelasnya.

Pernyataan Heri ternyata menjadi salah satu “goal” yang dicapai dalam pertemuan konsorsium tersebut. Pertemuan yang diikuti perwakilan delapan LPTK mitra USAID PRIORITAS Jawa

LENSA PRIORITAS - Edisi 09, Oktober - Desember 2014

Guru Kreatif Berasal dari Dosen Kreatif

Tengah itu, yaitu UNY, Unnes, IAIN Walisongo, STAIN Pekalongan, IAIN Purwokerto, UKSW Salatiga, UPGRIS Semarang, dan UNS menyimpulkan beberapa rencana aksi yang akan dilakukan.

Misalnya, melatih kreativitas dosen dengan pembelajaran PAKEM dan kontektual dalam pelatihan pedagogi, mengembangkan modul inspiratif dalam Literasi, IPA, Matematika, dan Sains lanjutan, mengembangkan budaya literasi dan membaca di sekolah mitra LPTK, serta mengembangkan sekolah mitra praktik yang baik untuk praktik PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013.

Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan sekali. Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Afifuddin PhD menyampaikan, perlunya koordinasi rutin untuk mengakomodasi isu-isu strategis yang berkembang di pendidikan.

(Kanan) Heri Sutarto, dosen Universitas Negeri Semarang berbagi pengalaman untuk menginspirasi mahasiswa pada peserta pertemuan konsorsium (12/10).

LPTK Jadi Pusat Pengembangan SDM Unggul“Efektivitas sekolah dipengaruhi oleh performa guru dan kepala sekolah. Guru dan kepala sekolah dilatih dan dididik oleh dosen. Karena itu, semakin unggul dosen semakin baik pula hasil didikannya,” tutur Prof Dr Rochmat Wahab MPd, MA, saat menyampaikan lesson learned kunjungan belajar dari Amerika dalam pertemuan LPTK mitra USAID PRIORITAS di UNY Hotel Karangmalang Yogya, Rabu (12/11).

Rektor UNY tersebut menyampaikan beberapa poin. Di antaranya, pola pendidikan di Amerika, kolaborasi dalam pengajaran, penggunaan pembelajaran aktif, dan model pendekatan yang dikembangkan oleh sekolah-sekolah di Amerika yang dikunjungi. “Poin penting yang perlu diingat, kita memiliki tugas untuk mengawali setiap perubahan pembelajaran yang baik,” pesannya.

Kebutuhan Pelatihan GuruMulai Dipetakan

Desain pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru mulai dipetakan oleh Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Batang. Pemetaan tersebut dilakukan dengan menggunakan

softwere yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS berdasar data hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan Ujian Nasional (UN).

“Kita akan memulai dengan pengumpulan data PKG di Kabupaten Purbalingga. Untuk UN dan UKG, datanya sudah ada di Dindikpora. Selanjutnya akan kita analisis dan kita ajukan rekomendasi untuk desain pelatihan dalam rangka pengembangan karir guru,” kata Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Purbalingga Drs Ashari MPd usai menjalani pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan analisis keuangan pendidikan di Hotel Gand Artos Magelang, Selasa-Kamis (18-20/11).

Mark Heyward (dua dari kanan) membuka acara,bersama perwakilan Kemendikbud, Pak Asikin (paling kanan), Selasa (18/11).

Kreativitas dosen dalam

mengajar mahasiswa,

akan menginpirasi mahasiswa

ketika menjadi guru kelak.

(Tengah) Prof Rohmad Wahab dalam pembukaan pertemuan konsorsium LPTK mitraUSAID PRIORITAS (12/11).

Page 3: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

3 Edisi 09, Oktober - Desember 2014 - LENSA PRIORITAS

1,9 Milyar untuk Diseminasi Praktik yang Baik

Praktik yang baik inisiasi USAID PRIORITAS menarik banyak pihak untuk mendeseminasikannya. Tercatat dalam tiga bulan (Oktober-Desember 2014), program USAID PRIORITAS mendampingi 1.408 lembaga dengan total alokasi dana sebesar Rp. 1.958.023.092.

Dana diseminasi berasal dari dana sharing antara penyelenggara diseminasi dengan USAID PRIORITAS. “USAID PRIORITAS akan memfasilitasi fasilitator dan akomodasi dari fasilitator tersebut. Selebihnya adalah tanggungjawab penyelenggara diseminasi,” kata Spesialis monitoring dan evaluasi USAID PRIORITAS Jawa Tengah Wahyu Daryono.

Di antara dana yang hampir mencapai dua miliar tersebut, 66% berasal dari non-USAID PRIORITAS. Tercatat dari dana tersebut ada 14 kabupaten dan 1 lembaga setingkat provinsi, yaitu Kementerian Agama Provinsi Yogyakarta yang melakukan diseminasi. Sebagian besar dana digunakan untuk membiayai peralatan, sewa gedung, dan konsumsi

selama pelatihan. Agus Wiwoho, kepala SMPN 8

Purworejo menyebutkan bahwa sebagian dana tersebut juga diambil dari dana

PURBALINGGA - Softwere bantuan operasional sekolah (BOS) khususnya Alpeka kembali dilatihkan kepada 467 sekolah di Purbalingga. Tujuannya adalah memudahkan para pengelola BOS untuk melaporkan penggunaan dana BOS. “Sering ditemui kendala yaitu kesulitan dan salah dalam pelaporan dana BOS. Semoga semua masalah dalam pengelolaan BOS bisa tuntas dalam pelatihan ini,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sardjono MSi saat membuka acara di aula dinas pendidikan (22/12).

Ada beberapa materi yang disampaikan kepada 934 orang bendahara BOS dan kepala sekolah tersebut. Di antaranya, kebijakan dinas pendidikan, manajemen BOS dan SPM, aplikasi Alpeka, dan pengawasan/monitoring BOS. Kegiatan difasilitasi oleh 6 fasilitator dari USAID PRIORITAS Kabupaten Purbalingga.

Mudahkan Pengelolaan BOSdengan Alpeka

Tata Guru Blora dengan Program Penataan dan Pemerataan GuruBLORA - Kabupaten Blora melakukan diseminasi program penataan dan pemerataan guru yang bekerjasama dengan USAID PRIORITAS. Setelah dilatih tentang penggunaan softwere sistem informasi manajemen pendidikan kabupaten/kota (SIMPK) dengan menggunakan data pokok pendidikan (DAPODIK), tim yang terdiri dari staf di Dinas pendidikan dan badan kepegawaian daerah melakukan analisis data dan merumuskan kebijakan. Setelah masukan dari berbagai pihak didapat dalam konsultasi publik, hasil rekomendasi akan diserahkan kepada bupati Blora.

Kepala Dindikpora Drs A. Wardoyo MPd yang mewakili tim PPG saat paparan kepada bupati menyampaikan hasil analisis dan rekomendasi kebijakan tentang PPG. Di antaranya, analisis kebijakan kecukupan guru kelas dan mapel, pemetaan kualifikasi, pemetaan beban mengajar, dan pemetaan guru yang akan pensiun.

“Dalam konsultasi publik nanti, upayakan agar para stakeholder menawarkan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang berani. Akan saya follow up masukan tersebut untuk menata guru dengan baik,” pesan Bupati Blora Djoko Nugroho kepada para peserta diskusi.

sponsor yang memiliki kepedulian kepada pendidikan. “ Kami merasa diseminasi ini dibutuhkan oleh guru untuk mengadaptasi perubahan kurikulum,” katanya.

Peserta pelatihan Alpeka mengikuti pembukaan acara di Aula Dindik Purbalingga.

Bupati Blora mendengarkan penjelasan tentang rekomendasi kebijakan penataan guru dari Tim PPG

Anton Gerhana/IT

Da laela/DC

Page 4: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

4

SRAGEN - Rutinitas yang diciptakan oleh SD Gringging 1 Sambungmacan, Sragen pada pagi hari sarat dengan pembiasaan yang positif untuk siswa. Setiap siswa diwajibkan sampai sekolah pukul 6.50 WIB. Lalu mereka diajak senam motorik untuk meningkatkan kemampuan motorik siswa. Senam dilaksanakan kurang lebih 10 menit dengan lagu pengiring yang membangkitkan semangat belajar siswa. Beberapa manfaat udah dirasakan oleh siswa. Misalnya, siswa lebih mudah dalam menerima materi, lebih bersemangat dalam mengungkapkan pendapat, dan lebih kreatif.

Selesai senam motorik, semua guru dan siswa melakukan kegiatan membaca senyap selama kurang lebih 10 menit. Setiap siswa diminta membuat rangkuman sederhana tentang apa yang telah dibaca. Kemudian mereka diminta maju, menceritakan, dan mengungkapkan pendapat dari apa yang dibaca. Kegiatan tersebut dilakukan di halaman sekolah.

Untuk mempermudah siswa dalam

Pagi Membaca

Bangun Budaya Baca dengan Kantong Buku KelilingBATANG - SMP Negeri 7 Batang memiliki cara tersendiri dalam mengembangkan budaya baca di sekolah. Kebijakan penguatan budaya baca telah diamini oleh semua civitas akademica di SMP Negeri 7 Batang.

Kegiatan tersebut dimulai dengan membaca massal setiap Senin setelah upacara berlangsung. Siswa, guru, penjaga perpustakan, dan kepala sekolah secara serentak melakukannya di lapangan sekitar 10 menit. Setelah selesai, mereka diminta membuat resume hasil bacaan.

Manajemen sekolah juga telah membuat 18 kantong buku. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah kelas di sekolah. Kantong-kantong itu dipenuhi buku yang berasal dari sumbangan pihak swasta, wali murid. dan pemerintah. Setiap bulan jumlah buku tersebut semakin bertambah.

Setiap Senin, ketua kelas mengambil kantong-kantong tersebut di perpustakaan. Secara bergiliran, kantong buku itu diputar dari kelas VII sampai kelas IX. Tujuannya, siswa memperoleh kesempatan yang sama untuk membaca buku-buku tersebut.

Agar setiap siswa mampu

mendokumentasikan, membuat catatan jumlah buku, dan membuat ringkasan buku yang telah dibaca, manajemen sekolah bersama guru bahasa Indonesia, wali kelas, dan petugas perpustakaan berinisiatif membuat buku resume. Buku tersebut dapat dimiliki oleh siswa dengan mengganti uang fotokopi Rp 3.000. Buku itu wajib dimiliki siswa. Karena akan menjadi rapor tersendiri dalam membaca dan membuat resume jumlah buku yang telah dibaca.

“Buku resume yang telah diisi siswa, setiap bulan akan dicek oleh guru, petugas perpustakaan, dan wali kelas. Kemudian buku tersebut akan ditandatangani oleh guru yang mengecek dan petugas perpustakaan,” jelas Kepala SMPN 7 Batang Sabar SPd.

Penguatan budaya baca juga dilakukan setiap Jumat. Bisa dibilang hari Jumat merupakan hari membaca di SMPN 7 Batang. Saat jam istirahat, semua guru dan siswa akan datang ke perpustakaan dan halaman taman baca di depan perpustakaan. Siswa, guru, dan semua warga sekolah wajib membaca pada saat tersebut.

LENSA PRIORITAS - Edisi 09, Oktober - Desember 2014

mendapatkan buku bacaan, sekolah telah memasang rak buku yang terbuat dari paralon yang menarik di depan setiap kelas. Buku-buku juga disiapkan di tiga gazebo sekolah yang dibuat atas dukungan guru dan peran serta masyarakat.

Kegiatan menceritakan isi bacaan menjadi ajang paling ramai, karena, kegiatan dilakukan dengan menggunakan pengeras suara yang disediakan sekolah. Tanpa henti siswa saling berebut mikrofon untuk mendapatkan kesempatan dengan mengacungkan tangan, berdiri, ataupun langsung berlari ke depan.

“Saya ingin menceritakan isi buku yang berjudul 'dongeng putri duyung'. Buku ini bercerita tentang putri duyung yang hidup di lautan,” kata Ani, salah seorang siswa mengawali cerita. “Kami juga mempersilakan orang tua wali murid untuk bercerita,” jelas Kepala SDN Gringging 1 Suharti S.Pd.

Pada hari yang telah disepakati, siswa juga diperkenankan untuk menampilkan bahan bacaan yang sudah disiapkan di rumah.

Aldila Putri, siswi SMPN 7 Batang sedang mengisi buku resume untuk mengidentifikasi dan membuat rangkumanbuku yang telah dia baca.

Salah satu siswa di SDN Gringging membacakan hasilbacaannya kepada siswa lain.

Siswa kelas awal membaca di depan kelas.

Dewi Shinta/Guru

Agus Danarta/DC

Page 5: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

5

LENSA Daerah Mitra

Edisi 09, Oktober - Desember 2014 - LENSA PRIORITAS

Taman Baca dan tempat permainan edukatif ini

muncul di SMP 1 Undaan Kudus, pimpinan

Bapak Mukhif Noor, S.Pd yang juga Fasda MBS

dari Kudus. Taman baca ini merupakan bagian

penting dari realisasi obsesi beliau setelah

mengikuti ToT Modul 2 MBS di Solo.

Di SDN Kutabanjar 3 Banjarnegara, siswa diberi kesempatan untuk membaca, baik sebelum pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Waktu istirahat merupakan kesempatan yang baik bagi siswa untuk membaca buku cerita yang dipajang di depan kelas.

SDN 1 Gringging mendampingi siswa kelas awal dengan memanfaatkan taman baca. Selain digunakan pada waktu istirahat, tempat tersebut dimanfaatkan untuk pembelajaran. Uniknya yang mendampingi bukan hanya guru, namun juga paguyuban kelas.

Pondok cerita tersebut terinspirasi dari kegiatan dongeng bersama pada saat bulan Ramadhan. “Biasanya, siswa kami kumpulkan di halaman sekolah dan salah satu guru memberikan dongeng. Setelah beberapa waktu, akhirnya kami terinspirasi membuat sebuah tempat khusus untuk kegiatan tersebut,” kata kepala MI Kalibenger Ibu Ambarwati.

Kegiatan di pondok cerita dilakukan oleh guru kelas awal, yaitu kelas 1-III. Bagi siswa yang masih belum lancar membaca, guru memberikan pendampingan ketika istirahat. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah guru, kami meminta siswa yang sudah pandai membaca untuk melakukan tutor sebaya. “Awalnya mereka agak kikuk. Tapi, setelah seminggu melakukannya, semua berjalan lancar,” lanjut Ambar. “Senang juga belajar bersama teman. Kadang saya mengajari teman lain. Mereka juga senang saya ajari membaca,” kata Afda Ifadatul Auladina, siswa kelas 3 yang menjadi tutor untuk teman dan adik kelas yang kurang lancar membaca.

Senada dengan Afda, siswa kelas 1 Putri Ristriana juga mengaku senang dan menjadi semangat membaca setelah awalnya didampingi di pondok cerita.

Selain kegiatan di atas, pondok cerita juga digunakan oleh guru agama dan guru kelas khususnya pada jam bahasa Indonesia, untuk melakukan dongeng-dongeng kisah-kisah Islami dan dongeng positif. Dalam kegiatan dongeng islami, terlihat siswa sangat antusias dalam

mendengarkan penutur. Setelah mendengarkan, mereka mendapatkan tugas untuk membuat laporan dan membuat simpulan akhir sebagai penilaian tugas mereka. Siswa yang kurang mengerti dan ingin melengkapi cerita, bersegera mencari literatur di perpustakaan dan merangkumnya bersama-sama.

Pondok Cerita, Mendampingi Siswa KurangPandai Membaca

Buku diletakkan digantung di bawah cendela SDN Gringging 4 Sragen.

1 2 3 4

Mendesain paralon dan digunakan sebagai tempat pajang dan sudut baca di dalam kelas merupakan cara SMPN 7 Batang mendekatkan siswa dengan buku.

SDN 3 Kutabanjar-negara menyediakan buku di meja depan kelas.

MI Klero Tengaran, Semarang memajang buku di depan kelas dengan menggunakan paralon.

Page 6: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

LENSA Daerah Mitra

LENSA PRIORITAS - Edisi 09, Oktober - Desember 2014

LENSA PRIORITASEdisi 09. Oktober - Desember 2014

Penanggung Jawab:Nurkolis

Editor:Anang Ainur Roziqin

Tim Redaksi:Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati,

R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono, Anton W. Gerhana, Dewajani S, Da laela, M. Lutfi HR,

Agus Danarta, Nur Jannah, Ardi W., Sarwa Eka

Alamat:Jl. Candi Makmur No.2A

Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email: [email protected]

BATANG - Bupati Batang Yoyok R. Sudibyo membentuk tim penataan dan pemerataan guru lewat Surat Keputusan Bupati Tahun No 60 Tahun 2014. Tim yang dipimpin oleh Kepala bagian organisasi pemerintah daerah Kabupaten Batang, Bapak Retno Dwi Irianto tersebut bertugas untuk menganalisis, membuat rekomendasi, dan membuat kebijakan terkait penataan guru di Kabupaten Pekaloangan.

Dalam acara implementasi program penataan dan pemerataan guru, ketua tim menyatakan telah melakukan pemetaan berdasar data dan rekomendasi tim PPG yang bekerjasama dengan USAID PRIORITAS.

“Setelah menerima laporan PPG, dan rekomendasi melaluli nota dinas,saat ini kami sedang menyusun rancangan peraturan Bupati tentang PPG (tahun 2015). Kemudian kami juga akan membuat standar operasional prosedur terkait PPG, dan pada tahun 2015-2017 akan diimplementasikan,” terang Retno.

Dalam acara tersebut, anggota DPRD bidang pendidikan Edi Siswanto, menyatakan dukungan terhadap tim penataan guru. Ia menyarakankan untuk segera dibuat peraturan lebih jelas. Misalnya, pentunjuk teknis atau peraturan bupati tentang regulasi.

KAJEN-PEKALONGAN. Tim penataan dan pemerataan guru (PPG) Kabupaten Pekalongan memberikan rekomendasi untuk mengatasi kekurangan guru. Salah satunya, kepala sekolah dasar menjadi guru kelas bagi sekolah yang kekurangan guru PNS. “Dari hasil pemetaan tim PPG, kekurangan guru kelas PNS jenjang sebanyak 529 orang. Untuk mengatasi hal tersebut, kepala SDN sejumlah 518 orang akan direkomendasikan untuk mengajar guru kelas dan dianjurkan kelas 1,” terang Kabid Dikdas Dindik Pekalongan Risa Sumarstyanto dalam Konsultasi Publik Program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) yang difasilitasi USAID PRIORITAS di Gedung Pemuda Kajen, Selasa (9/12).

Risa menambahkan, anjuran untuk mengajar di kelas 1 dilakukan karena pembelajarannya selesai pukul 10.20, sehingga setelah selesai mengajar kepala sekolah dapat melaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Fenomena di sekolah, lanjut Risa, memperlihatkan bahwa banyak guru kelas 1 yang diempu oleh guru yang belum berpengalaman. Padahal, seharusnya guru kelas 1 diempu oleh guru senior untuk meletakkan dasar yang kuat pada siswa.

Menyikapi hasil rekomendasi tersebut, koordinator pengawas SD kecamatan Kajen, Murpasi menyatakan bahwa, tugas pokok menjadi kepala sekolah sudah penuh dan kadang kala melebihi jam. Selama ini jabatan tersebut juga sepi peminat dalam seleksi. “Bila kebijakan tersebut dilaksanakan, akan banyak guru yang tidak mau menjadi kepala sekolah,” katanya.

Bupati Pekalongan yang diwakili oleh Asisten 2 Muhammad Afib dalam audiensi dengan tim (8/12) menambahkan, regulasi penambahan fungsi kepala sekolah yang awalnya mengajar mapel 6 jam berubah menjadi guru kelas akan mengatasi kekurangan guru yang sulit untuk mendapat jatah pengangkatan dalam waktu dekat. Padahal, siswa wajib mendapatkan pelayanan maksimal dan tidak bisa menunggu waktu.

“Kekurangan guru sudah tidak bisa terelakkan lagi. Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan kepala sekolah menjadi guru kelas akan menjadi solusi. Dalam PP 74 tahun 2008 kewajiban mengajar minimal 6 jam, sehingga bisa lebih untuk mengatasi kekurangan guru kelas. Setelah mengajar, mereka dapat melanjutkan tupoksinya,” katanya.

Selain rekomendasi tersebut, beberapa rekomendasi dari tim PPG diantaranya adalah pembelajaran kelas rangkap (multi grade) untuk sekolah-sekolah kecil yang memiliki hambatan akses, memaksimalkan jam mengajar guru, bagi guru PNS mapel di SD, serta pemerataan guru untuk sekolah yang kekurangan dan kelebihan guru.

Rekomendasi lainnya adalah memaksimalkan jumlah jam mengajar per minggu untuk guru mapel Bahasa Indonesia, PJOK, Seni Budaya, Prakarya, PAI, Matematika, IPA, dan PPKn, guru mata pelajaran Bahasa Inggris dan IPS mengajar mata pelajaran lain atau digeser ke sekolah swasta, memutasi guru yang kelebihan ke sekolah yang kurang, serta kepala Sekolah dilarang mengangkat Guru non-PNS baru.

Rekomendasi dari tim PPG tersebut, disampaikan kepada Bupati Pekalongan untuk menentukan kebijakan yang paling tepat untuk diimplementasikan.

Rekomendasikan Kepala Sekolah menjadi Guru Kelas

Bupati Bentuk Tim Penataan dan Pemerataan Guru

Kabid Dikdas Dindik Pekalongan Risa Sumarstyanto dalam Konsultasi Publik Program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG).Kepala Bidang Organisasi Pemda Batang memberikan

gambaran kerja tim analisis penataan dan pemerataan guru.

Page 7: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

7

LENSA Daerah Mitra

Edisi 09, Oktober - Desember 2014 - LENSA PRIORITAS

Media Sepakat

SRAGEN - Kegiatan penyebaran praktik yang baik bukan hanya dapat dilakukan oleh staf dan sekolah mitra, tetapi juga media, baik media cetak, televisi, maupun online. Karena itu, USAID PRIORITAS menyelenggarakan media briefing praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah di Hotel Sunan, Surakarta (19-20/10).

Kegiatan itu melibatkan 26 orang perwakilan media dan staf hubungan masyarakat 5 kabupaten mitra di Jawa Tengah. “Kita akan mendukung penyebaran praktik-praktik yang baik dari USAID PRIORITAS. Kita sepakat bahwa masyarakat perlu diberikan pemahaman dan contoh-contoh inspiratif,” kata wartawan Suara Merdeka Trisno Suheno.

Dalam pelatihan tersebut, peserta diajak untuk memahami implementasi kurikulum dalam pembelajaran yang sebenarnya. Mereka diajak menyimulasikan sebuah pembelajaran aktif, melakukan proses saintifik, serta membuat pertanyaan yang merangsang siswa berpikir tingkat tinggi dan produktif. Selain pembelajaran, mereka diberikan materi tentang manajemen berbasis sekolah dengan prinsip transparansi, akutabilitas, dan partisipatif, serta pola penataan dan pemerataan guru dilakukan di kabupaten. Pada sesi terakhir, mereka diajak untuk melihat sekolah hasil dampingan USAID PRIORITAS di Kabupaten Sragen.

Setiap Hari Siswa Masuk LaboratoriumPURBALINGGA - "Sampai tidak ada ruang dan cat yang tersisa. Semua penuh tempelan. Kelas menjadi laboratorium. Bukan saja laboratorium matematika atau IPA, tapi semua tempat bisa menjadi lab tempat belajar anak. Kelas menjadi kelas, tidak kosong dan hanya berisi tempelan administratif, bukan juga seperti ruang guru karena semua sudut penuh dengan hasil karya anak dan tempat belajar anak, " kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyono SH, MH setelah melakukan kunjungan belajar ke SMPN 4 Batimurung, Maros, dan SD IKIP Makasar, Sulawesi Selatan (28-29/10).

Tri mengatakan, di sekolah yang dia kunjungi, kreativitas anak dipacu untuk memanfaatkan lingkungan dan barang bekas sebagai media pembelajaran.

Kadindik menambahkan, guna memperkuat wawasan siswa dalam lingkungan, siswa dibiasakan membawa botol-botol bekas untuk dijadikan media belajar. Misalnya dalam pembelajaran IPA, siswa bisa menjadikan botol bekas sebagai tempat ikan yang akan diteliti setiap hari perkembangannya. Ada yang dijadikan sebagai tempat tumbuhan yang diteliti dan sarana untuk penghijauan sekolah. Selain itu, pada mata pelajaran bahasa, mereka bisa mengarang dan menulis melalui media murah meriah tersebut.

Kunjungan belajar bagi mitra sekolah mitra USAID PRIORITAS itu diikuti oleh 112 orang dari 5 kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah (Sragen, Purbalingga, Semarang, Batang, Semarang).

Selama empat hari mereka bertukar pikiran dan mempelajari praktik yang baik di sekolah mitra USAID PRIORITAS yang telah mengalami perubahan yang baik. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kemitraan USAID PRIORITAS dan Kabupaten Purbalingga untuk mengembangkan sekolah praktik yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas dan akses pendidikan dasar di Purbalingga.

BANJARNEGARA - Pendidik dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terkesan dengan keber-hasilan SMP Swasta Taman Siswa, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), dalam meningkatkan mutu sekolah. Dengan lahan terbatas dan jumlah guru yang

sedikit, sekolah ini mampu mempraktikkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara efektif.

“ Hanya dalam beberapa bulan, sekolah ini sudah bisa mengubah situasi pembelajarannya. Ini sangat luar biasa,” kata Kepala SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan (Nisel) Suster Avelina Telaumbanua dalam kegiatan Kunjungan Belajar Provinsi Sumut ke Jateng di Banjarnegara (17/10).

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan mengatakan, kunjungan belajar ini desain untuk berbagi pengalaman praktis. SMP Taman Siswa dipilih karena keberhasilannya menerapkan budaya pendidikan yang bermutu. Sekolah ini awalnya bukan sekolah yang dilirik. Namun, setelah bermitra dengan USAID PRIORITAS, SMP Taman Siswa berhasil mengubah penilaian itu.

Dulu Tidak Dilirik, Sekarang Jadi Terbaik

Para awak media sedang melakukan wawancara di SDN Tangkil 3Sragen. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara.

Mepresentasikan hasil daripemodelan

Mengidentifikasi daun untuk simulasi proses saintifik.

Wakil Bupati (dua dari kiri) menerima rom-bongan kunjungan belajar dari Sumatera Utara.

Sebarkan Praktik yang Baik

(Tengah) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga memberikan pesan dan kesan setelah mengunjungi sekolah mitra di Makasar.

Page 8: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

8

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS - Edisi 09, Oktober - Desember 2014

PEKALONGAN - Menarik, strategi SMP Negeri 2 Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, untuk meningkatkan nilai ujian nasional siswa-siswanya. SMP tersebut menggunakan pendekatan klinikal kepada orang tua dan siswa.

"Awalnya kami membentuk tim sukses ujian nasional yang beranggota 8 orang. Mereka kemudian berkoordinasi dengan wali kelas, guru, dan bimbingan konseling untuk melihat permasalahan siswa," jelas Kepala SMPN 2 Batang, Tri Suharmanta.

Tri menjelaskan, setelah berkoordinasi dengan masing-masing orang yang tahu kondisi siswa secara personal, tim membuat catatan- catatan untuk siswa yang akan disampaikan dan didiskusikan dengan wali murid. Setelah semua data terkumpul, secara bertahap kepala sekolah dan tim sukses UN memanggil wali murid.

"Setiap hari kami memanggil 20 wali murid. Baik yang pintar maupun yang butuh pendampingan intens. Dengan cara klinikal atau sharing perkembangan siswa, mereka bertemu dengan tim dan berdiskusi intens secara bergantian. Setiap orang pasti akan diberikan kesempatan mencurahkan pandangannya dan pandangan sekolah terhadap siswa. Istilah kami adalah diketuk dari hati," lanjutnya.

Diharapkan, dari langkah tersebut orang tua siswa tahu kondisi psikologis, kemampuan belajar anaknya, memiliki tanggung jawab bersama dalam mendidik, serta menyadarkan bahwa mendidik siswa bukan hanya kewajiban sekolah.

Langkah tersebut dilakukan setelah beberapa tahun sekolah tersebut statis dengan perolehan posisi UN. Setelah dievaluasi, ternyata dengan pendekatan mengundang dan sosialisasi UN, secara rombongan besar dan per kelas kurang maksimal. Ketika dikumpulkan bersama, orang tua tidak tahu sebenarnya kepala sekolah ketika berbicara di depan sedang membicarakan siapa. “Akhirnya saya berpikir untuk berbicara dari hati ke hati. Sebab, memandaikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah,” kenang Pak Tri.

Hasilnya sudah dirasakan. Pada tahun ajaran 2013/2014 perolehan UN di SMPN 2 Wiradesa naik dari peringkat ke-11 menjadi peringkat ke-5 di kabupaten. Dampak lainnya, mulai tahun ajaran 2014-2015, banyak siswa dengan nilai UN tinggi di SDN yang berbondong- bondong mendaftar di SMPN 2 tersebut.

Strategi Klinikal, Sukses Dongkrak Nilai Rata-rata UN

“Karena memandaikan anak bukan hanya tanggungjawab sekolah”Tri Suharmanta

“Saya senang, karena sekolahlebih memperhatikan saya. Setiap siswa dilihat perkembangan belajarnya”

Manik siswa kelas VIIIBSMPN 2 Wiradesa

Berawal dari Bumbung Kelas, Ciptakan Rasa Memiliki Buku

BANJARNEGARA - Bumbung kelas dilaksanakan setiap hari Jumat. Pengurus kelas masing-masing rombongan belajar melakukan kegiatan pengumpulan dana melalui bumbung kelas. Dana uswatun khasanah tersebut minimal sebesar Rp 500. Masing-masing pengurus kelas mengumpulkan, mencatat, dan melaporkan pada madrasah jumlah perkembangan dari dana tersebut.

Karena sadar akan kebutuhan tersebut, banyak siswa memberikan dana lebih. Mereka tergerak hatinya dan ikhlas karena tahu buku itu juga akan mereka baca dan nikmati sendiri. “Kegiatan bumbung kelas tersebut selalu kami lakukan sebelum istirahat. Kami membiasakan menabung atau memberi infak dulu baru dibelanjakan atau dijajankan sisanya,” terang Kepala MTs Ma'arif Mandiraja Ibu Barokatumminallah.

Sampai November 2014, infak yang telah terkumpul sebanyak Rp 10 juta. Dana tersebut digunakan untuk membeli 600 buku. Jumlah buku yang didapat juga merupakan bantuan dari sponsor penerbit yang telah menjalin kerja sama sehingga jumlahnya lebih banyak dari harga sebenarnya.

Buku hasil pembelian bumbung kelas kemudian dibagikan secara merata ke 15 rombongan belajar dengan judul yang berbeda, disesuaikan jumlah infak yang telah mereka kumpulkan. “Alhamdulillah, dana bumbung kelas kami telah membuahkan hasil,” kata pengurus kelas secara serentak yang melihat buku sudah diantar ke madrasah.

Tak ayal, buku tersebut dalam waktu singkat menjadi bahan bacaan siswa sehari-hari. Karena merasa memiliki buku tersebut, semua siswa ingin menjaga dan memanfaatkannya.

Untuk menjembatani perbedaan jumlah dan judul buku setiap kelas, dilakukanlah kegiatan lintas membaca antarkelas dan kampanye buku baru. Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) melakukan kampanye buku yang mendata jenis buku baru setiap minggu. Di masing-masing kelas, didata tiga buah buku yang di-scan dan ditempel dalam sebuah kartun. Kartun-kartun tersebut kemudian dibawa ke kelas-kelas dan dipresentasikan. Setelah selesai presentasi ,mereka menempelkan media presentasi tersebut di depan kelas.

Selain kampanye buku, dihelat bazar buku. Bazar buku yang dimaksud adalah memamerkan buku yang ada di kelas masing-masing. Kegiatan tersebut mewadahi siswa untuk langsung menikmati buku di depan kelas dan membacanya di waktu senggang. *

Pengurus kelas mengumpulkan infaq dalam kegiatan bumbung kelas.

Bazar buku yang selalu dinanti oleh siswa.Kampanye buku, terlihat siswa mempresentasikan judul buku baru.

Siswa SMPN 2 Wiradesa sedang melakukan ujicoba di laboratorium.

Page 9: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

LENSA Praktik yang Baik

9 Edisi 09, Oktober - Desember 2014 - LENSA PRIORITAS

LENSA Praktik yang Baik

Antisipasi penyesuaian kurikulum harus disikapi oleh kalangan akademisi dengan bijak. Salah satunya, memahami kurikulum dengan baik dan menelaahnya. Karena itu, di PGSD FIP UNY terdapat mata kuliah pengembangan kurikulum. Perkembangan kurikulum dari tahun 1959-1965, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kurikulum 2013 merupakan “menu” wajib yang harus dielaborasi oleh mahasiswa. Perubahan tersebut memiliki latar belakang serta tujuan masing-masing sehingga mereka bisa menganalisis kelebihan dan kelemahannya.

Selain di negara sendiri, perlu dipahami implementasi kurikulum di negara lain. Tujuannya adalah mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan kendala-kendala pelaksanaan kurikulum. Materi yang sifatnya teoritis dan cukup banyak harus dikemas secara menarik agar mahasiswa lebih mudah mencernanya. Terinsiprasi teknik kunjung karya dalam

pelatihan USAID PRIORITAS, saya mencoba memodifikasi dengan pameran profil kurikulum sekolah dasar 5 benua yang diberi tajuk “jelajah negara tanpa visa”.

Pameran tersebut merupakan bagian dari mata kuliah yang dilaksanakan pada pertemuan ke 8-10 yang diikuti oleh mahasiswa semester 7. Hasil musyawarah mahasiswa memilih sembilan negara yang akan mewakili 5 benua, yaitu Jepang, Singapura, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Amerika, Finlandia, Australia, dan Mesir.

Masing-masing kelompok mempersiapkan bahan-bahan mendukung untuk dipresentasikan terlebih dahulu setelah menerima masukan dari dosen dan kelompok lain. Mahasiswa semester I, III, dan V yang menjadi pengunjung pameran mendapatkan edukasi dari pameran tersebut.

Selain itu, mahasiswa menghadirkan narasumber, yaitu Ibu Safitri Yosita R. MEd dan Ibu Vivi Arumi S. MA yang telah menjelajah beberapa negara untuk berbagi

pengalaman. Stan dibuka dengan menggunakan

pakaian khas yang menjadi ikon negara. Ada yang menjual sushi, membagikan doorprize bagi yang bisa menjawab pertanyaan, serta membagi stiker 9 negara kepada pengunjung. Pameran ditutup dengan memberi penghargaan pada stan-stan dengan kategori terunik, terinspiratif, terunyu, teramai, terkreatif, terkompak, termewah, terfavorit, dan terbaik.

Ratusan pengunjung memberikan kesan. Mereka menilai, selain menambah wawasan tentang kurikulum SD di beberapa negara, acara itu sangat inspiratif. Misalnya, mimpi untuk kuliah atau traveling ke luar negeri hasil dari berbagi pengalaman dengan narasumber. Dalam pameran, misalnya, ada piramida Mesir, bunga sakura Jepang, tembok Berlin Jerman, koala Australia, dan sebagainya yang membuat para pengunjung benar-benar merasakan atmosfer menjelajah 9 negara tanpa visa.

“Jelajah Dunia Tanpa Visa”, Cara Alternatif Memahami Kurikulum 5 Benua

Mana yang lebih kuat? Balok atau Tabung...

Mahasiswa berpenampilan ala Mesir untuk menjelaskan pola pendidikan di Mesir kepada pengunjung.

Pemberian penghargaan stan terinspiratif.

Media pendidikan matematika (MPM) 1 merupakan mata kuliah yang bertujuan mengembangkan media pembelajaran yang digunakan di sekolah menjadi model yang lebih dinamis.

Pada suatu perkuliahan, saya mempraktikan pengembangan media matematika sederhana dan kebermanfaatanya dalam kehidupan atau yang sekarang bisa dikenal sebagai experiential learning. Berikut yang saya lakukan.

Dosen mengambil selembar kertas berukuran A4, lalu dipotong menjadi dua buah. Masing-masing berukuran sama. Satu bagian ujung-ujungnya direkatkan sehingga membentuk balok tanpa tutup, sedangkan satu bagian lainnya dibentuk tabung tanpa tutup. Tampak pada gambar 1.

Kemudian dosen memberikan

pertanyaan dugaan (konjecture) yang dilontarkan pada mahasiswa. “Mana yang lebih kuat menahan beban jika di atasnya diberikan beban pada keduanya? Berikan alasannya”. Alhasil, beragam dugaan dan argumen yang muncul.

Setelah dilakukan percobaan, dosen melontarkan satu pertanyaan lagi, “Kenapa bisa demikian? Jelaskan secara matematis”. Kemudian diskusi kembali menghangat dari argumen-argumen yang dikemukakan mahasiswa. Dari beberapa jawaban mahasiswa, banyak yang mendekati kebenaran.

“Bahwa beban yang datang kepada balok tanpa tutup hanya tersebar kepada empat titik/tempat saja, yaitu pada pojok-pojoknya. Sedangkan pada tabung tanpa tutup, beban yang datang disebarkan secara merata pada setiap titik pada lingkaran atas.

Inilah yang mengakibatkan tabung mampu menahan beban tersebut daripada balok”.

Hal inilah yang dimanfaatkan dalam dunia arsitektur/bangunan. Salah satunya, bentuk beton yang lebih kuat adalah yang berbentuk tabung, bukan balok. Kenapa pipa paralon berbentuk tabung, bukan balok, dan masih banyak lagi penjelasan tentang kebermanfaatan matematika sederhana ini.

Setelah modeling selesai, mahasiswa diminta membuat media yang berkaitan dengan matematika dan pemanfataannya di kehidupan nyata. Dengan kata lain, saya terinspirasi oleh USAID PRIORITAS. Harapannya, mahasiswa terinspirasi oleh modeling yang saya lakukan. Yang mengejutkan, produk yang dibuat mahasiswa sangat memuaskan dan beragam. Seperti tampak pada gambar 4.

1 2 3 4

* Kontributor: Unik Ambarwati, Dosen PGSD Universitas Negeri Yogyakarta

* Kontributor: Heri Sutarto, Dosen Matematika Universitas Negeri Semarang

Page 10: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

LENSA Praktik yang Baik

10

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS - Edisi 09, Oktober - Desember 2014

SRAGEN - Di awali dengan keinginan warga sekolah untuk melihat sekolahnya selalu bersih. SDN Gringging 1 memulai kegiatan bank sampah. Bank sampah dilakukan dengan mengumpulkan sampah plastik oleh siswa dan guru. Kemudian sampah tersebut dijual dan hasil penjualan sampah dijadikan kas kelas untuk membeli peralatan operasional kelas.

Kegiatan sederhana ini dilakukan dengan menggantung 6 kantong sampah di dinding dekat parkir sepeda. Enam kantong sampah tersebut merupakan kantong khusus untuk menaruh sampah-sampah plastik dari masing-masing kelas. Dimulai dari kelas 1 hingga kelas 6.

Setiap kantong sampah dikelola oleh seorang siswa dari kelasnya masing-masing. Sekolah bekerja sama dengan pengepul sampah yang akan datang setiap hari Jumat untuk mengambil, menimbangnya, dan kemudian membeli sampah sesuai dengan harga yang telah disepakati. Siswa akan mencatat perolehan sampah dan perolehan uang hasil penjualan sampah serta memasukkannya ke kas (tabungan) kelas.

“Setiap kami menemukan sampah

dalam radius 500 meter dari sekolah, kami akan mengambil dan membawanya,” terang Anita, siswa kelas 6. Sampah plastik akan masuk ke kantong sampah, sedangkan sampah lainnya akan masuk ke tempat sampah umum atau tempat sampah di depan kelas. Kegiatan tersebut sudah berjalan kurang lebih 1 bulan, yaitu 4 kali Jumat dan 4 kali penjualan sampah.

“Pada awalnya, saya melakukan sosialisasi dulu kepada semua wali murid tentang kegiatan ini. Hal ini kami lakukan untuk mengantisipasi adanya perasaan kurang sreg pada wali murid,” jelas Kepala SDN Gringging 1 Suharti SPd. Dia menambahkan, perasaan kurang enak atau tersinggung dari wali murid

pasti timbul karena melihat anak-anak mereka mengambil sampah dalam radius 500 meter dari sekolah. Tetapi, dengan komunikasi yang baik, Suharti menyatakan bahwa ternyata kekhawatiran tersebut tidak terjadi. Wali murid sangat mendukung kegiatan tersebut. Hasil rata-rata total yang diperoleh per minggu mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 76.000.

“Hasil uang yang diperoleh tersebut bermanfaat sekali untuk mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah. Baik untuk membeli peralatan alat tulis, fotokopi, sapu, papan pajang, dan kebutuhan pendukung pembelajaran lain,” lanjutnya.

Setiap anak sangat bersemangat dalam melaksanakan kegiatan ini karena sudah merasakan hasilnya. Karena bersemangatnya, kadang kenakalan kecil muncul di siswa kelas atas. Siswa kelas atas mengambil sampah dari kantong sampah siswa kecil supaya mendapatkan hasil penjualan lebih banyak. Tetapi, hal tersebut cepat diatasi oleh guru dengan memberikan pengertian dan nasihat tentang hak, kewajiban, rasa keadilan, serta dampak negatif dari kecurangan.

Dukung Pembelajaran dengan Bank Sampah

BATANG - Keterbatasan alat peraga dan media tidak menjadi kendala dalam pembelajaran. Ibu Atikasari, guru kelas II SD Negeri Polodoro, Kecamatan Reban, menggunakan alat peraga sederhana dengan memanfaaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pada saat praktik pelatihan, ia mengajak siswa untuk membuktikan bahwa matahari adalah sumber energi utama bagi makhluk hidup dengan menggunakan peraga air, botol bekas air mineral berukuran gelas, kertas tisu, dan sinar matahari.

Tujuannya, menanamkan konsep matahari sebagai sumber energi.

Caranya, siswa dibagi dalam kelompok

yang beranggota 4 siswa, masing-masing kelompok diberikan 1 buah botol bekas air mineral, 4 lembar tisu, air untuk mengisi setengah botol, stop watch/pengukur waktu, dan sinar matahari.

Secara urut kegiatan dilakukan, masing-masing kelompok diminta keluar kelas, botol diisi air, secara bergantian tisu dibasahi dengan air. Tisu yang sudah basah dijemur. Siswa mencatat tingkat kekeringan tisu dalam durasi waktu 3 menit untuk tisu A, 5 menit untuk tisu B, 7 menit untuk tisu C, dan 10 menit untuk tisu C.

Siswa diminta menyimpulkan apakah kertas tisu bisa kering, mengapa kering, dan apa fungsi matahari pada kertas tisu yang basah menjadi kering.

Hasil percobaan diperoleh kesimpulan bahwa matahari dapat mengeringkan kertas tisu yang dibasahi dengan air.

Ibu Atikasari, sedang menjelaskan langkah percobaan “apakah matahari dapat mengeringkan benda yang basah?” pada siswa kelas II SD Polodoro Reban.

Kegiatan yang sangat mengasyikan

siswa kelas II melakukan percobaan apakah

matahari dapat mengeringkan kertas

yang dibasahidengan air.

Dengan percobaan sederhana siswa kelas II ini bisa membuktikan bahwa mataharisangat bermanfaat bagikehidupan.

Membuktikan Energi Matahari

Pengepul sampah sedang mengambil sampah di kantong sampahbank sampah setiap kelas.

Page 11: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

11

PRIORITAS - Praktik yang Baik

LENSA Praktik yang Baik

Edisi 09, Oktober - Desember 2014 - LENSA PRIORITAS

SEMARANG – Pembelajaran IPS biasanya dilakukan dengan ala kadarnya, minim media, dan tidak ada variasi dalam strategi pembelajaran. Guru lebih mendorong siswa untuk menghafal materi yang sangat banyak sehingga kreativitas siswa tidak berkembang. Namun, kondisi tersebut tidak lagi terlihat dalam pembelajaran IPS di MTs Negeri 2 Semarang yang saya dampingi. Pembelajaran IPS oleh Siti Aminah SPd memunculkan suasana baru yang berbeda dari biasanya, bahkan dapat dikatakan luar biasa.

Pada awal pembelajaran, Bu Aminah menyampaikan apersepsi dan motivasi melalui penayangan gambar-gambar kegiatan ekonomi penduduk di pedesaan dan perkotaan. Siswa diajak untuk memahami kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut secara singkat. Guru juga meminta siswa untuk memberikan contoh kegiatan ekonomi lain di daerah tempat tinggalnya. Beberapa siswa berhasil memberikan contoh kegiatan ekonomi seperti jual beli ikan dan hasil laut. Hal ini ternyata tidak lepas dari lingkungan keseharian mereka yang mayoritas hidup di daerah pantai.

Langkah berikutnya, Bu Aminah memberikan tugas kepada siswa untuk mendiskusikan jenis-jenis kegiatan ekonomi penduduk dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, yakni siswa dibagi ke dalam delapan kelompok dengan anggota kelompok 3-4 siswa. Tempat duduk ditata sedemikian rupa

hingga memungkinkan seluruh anggota kelompok dapat saling berdiskusi dengan mudah.

Masing-masing kelompok memperoleh tugas untuk mendiskusikan jenis-jenis kegiatan ekonomi penduduk, dengan pembagian materi kegiatan ekonomi pertanian (kelompok 1), perikanan (kelompok 2), perdagangan (3), peternakan (4), kehutanan (kelompok 5), pariwisata (kelompok 6), pertambangan (kelompok 7), dan perdagangan dan jasa (kelompok 8). Guna membantu siswa dalam kegiatan diskusi, Bu Aminah memberikan lembarkegiatan siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok.

Hasil diskusi kelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas secara bergantian oleh perwakilan kelompok. Agar lebih menarik, Bu Aminah menggunakan magic circle. Media pembelajaran ini berupa spin roda yang terbuat dari gabus stirofom atau kertas kardus bekas. Magic circle dilengkapi gambar dan tulisan berbagai jenis kegiatan ekonomi yang dipelajari. Dalam penerapannya, Bu Aminah secara acak meminta salah satu siswa memutar magic circle untuk menentukan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusinya.

Salah satu kelompok bekerjasama mengerjakan tugas.

Salah seorang siswa sedang memresentasikan hasildiskusi kelompoknya.

Bu Aminah sedang memberikan penguatan dan membuat kesimpulan bersama siswa.

Magic Circle, Mengubah Pembelajaran IPS Menjadi Luar BiasaKontributor: Andi Fadlan, UIN Walisongo Semarang

Pembelajaran IPA dengan Kain PercaBapak Amat Roziqin SPd memberikan materi IPA dengan tema sifat benda dan kegunaannya sehari-hari. Pak Amat menyiapkan beberapa jenis kain perca. Setelah memberikan pengantar tentang bahan dasar kain sutera yang dibawa, siswa diminta mengamati kain perca yang mereka bawa.

Pengamatan tersebut dilakukan pada jenis bahan kain dan karakteristik kain, misalnya lentur, keras, kasar, dan halus. Setelah itu, siswa diminta memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel yang berisi nama kain, bahan, karakteristik, dan kegunaan.

Selain itu, siswa diminta mengelompokkan beberapa kain berdasar sifat bahan dasarnya. Pak Amat mengatakan, “Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat memahami tentang karakteristik kain sehingga dapat memperlakukan kain dengan tepat, baik dalam pemilihan bahan untuk pakaian maupun pemeliharaan kain tersebut.”

Jika jarum magic circle menunjuk materi yang telah dipresentasikan, siswa harus memutar kembali magic circle agar diperoleh materi yang belum dipresentasikan. Begitu seterusnya.

Setelah siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, Bu Aminah memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan sehingga terjadi diskusi klasikal dengan Bu Aminah sebagai moderatornya. Di akhir pembelajaran, ia memberikan penguatan hasil diskusi kelompok menggunakan magic circle. Pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan siswa yang belum terpecahkan dalam diskusi klasikal diberikan penguatan oleh Bu Aminah sekaligus sebagai bahan penarikan kesimpulan bersama.

Wahyu Daryono/ME

Page 12: Oktober - Desember LENSA PRIORITAS · PPL mahasiswa terutama dalam kurikulum 2013. Kegiatan konsorsium tersebut dilakukan rutin setiap 6 bulan ... Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan

BINGKAI LENSA PRIORITAS

Dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPA, siswa kelas VIII SMPN 1 Mandiraja menggunakan media genteng untuk belajar benda padat.

Riang dan gembira. Siswa SDN Karangtengah 3 Kelas III sedang melakukan pembelajaran tentang uang dalam tema

Siswa SDN Karangtengah 1, kelas III mengukur panjang benda dalam pembelajaran tematik.

Dengan semangat, siswa SDN Siwuran 5 Wonosobo membuat alat peraga sederhana untuk pernapasan.

Pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Pembelajaran tersebut dilakukan di MIN 2 Yogyakarta (14/12)

Suasana pelatihan diseminasi MTs Ma'arif NU, Kabupaten Purbalingga, peserta dilatih menguji coba kandungan protein dalam makanan (26/11).

Foto: Da laela, 26/11

Foto: Wahyu D, 4/11

Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di

www.prioritaspendidikan.org Forum Fasilitator USAID PRIORITAS

Foto: Wahyu D, 4/11

Foto: Dewajani, 23/11Foto: Dewajani, 28/11

Newsletter Lensa Prioritas dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari newsletter merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opprtunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.