obesitas pada remaja dan

47
OBESITAS PADA REMAJA DAN IBU HAMIL Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Gizi Semester Genap Disusun oleh: Didah Paridah 1540110006 Lia Novianingsih 1540110009 Vina Yuliana 1540110018 Susi PRODI STUDI KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: rchaslewith

Post on 05-Jul-2015

1.074 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Obesitas Pada Remaja Dan

OBESITAS PADA REMAJA DAN IBU HAMIL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Gizi Semester Genap

Disusun oleh:

Didah Paridah 1540110006Lia Novianingsih 1540110009Vina Yuliana 1540110018

Susi

PRODI STUDI KEBIDANANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS GALUHCIAMIS

2011

Page 2: Obesitas Pada Remaja Dan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang “OBESITAS PADA

REMAJA DAN IBU HAMIL”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya di karenakan

keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami

menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam proses pembuatan makalah ini kami banyak mengalami kendala dan kesulitan.

Namun, kendala dan kesulitan itu dapat diatasi berkat bimbingan dan petunjuk dari berbagai

pihak. Maka seyogyanya dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih yang tak

terhingga kepada mereka.

Kami berdo’a kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang telah mereka berikan

mendapatkan balasan dari-Nya, Amin. Dan mudah-mudahan semua isi makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Wassalam..

Ciamis, juni 2011

Page 3: Obesitas Pada Remaja Dan

DAFTAR ISI

Page 4: Obesitas Pada Remaja Dan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat

badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan

rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi

kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar.

Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada

orang. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang

diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran

kalori ini masih belum jelas.

Di antara Negara sedang berkembang, jumlah anak usia sekolah dengan overweight

terbanyak berada di kawasan Asia yaitu 60% populasi atau sekitar 10,6 juta jiwa. Penelitian di

Semarang pada tahun 2004 memperlihatkan bahwa prevalensi overweight pada anak 6-7 tahun

adalah 9,1% sedangkan obesitas 10,6%. Peningkatan prevalensi obesitas terjadi karena

berkurangnya aktivitas fisik dan perubahan pola makan. Metabolisme energy ini berperan

penting dalam pengaturan berat badan dan energi obesitas. Komponen terbesar pengeluaran

energy adalah resting energy expenditure (REE) yang diperlukan untuk mempertahankan

homeostasis tubuh, sedangkan aktivitas fisik merupakan kunci utama keseimbangan enrgi.

Aktivitas fisik menyumbang 31% pengeluaran energy pada anak laki-laki dan 25% pada anak

perempuan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada Tahun 1994 ini melakukan

penelitian faktor risiko obesitas pada kelompok remaja obesitas dan gizi normal pada satu SMP

di Semarang, dimana hasilnya memperlihatkan bahwa pengeluaran nergy saat istirahat (REE)

dan pengeluaran energy total (TEE) setelah dikontrol berat badan lebih rendah secara bermakna

pada remaja obesitase energy remaja normal, tetapi tidak ada perbedaan pada tingkat aktivitas

fisik dan asupan energy pada kedua kelompok. Semua subyek termasuk dalam kategori kurang

aktif, dengan waktu yang dihabiskan untuk aktivitas sedang sampai berat

Page 5: Obesitas Pada Remaja Dan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah:

a. Apa pengertian obesitas?

b. Apa penyebab terjadinya obesitas?

c. Faktor apa saja yang mempengaruhi obesitas?

d. Apa saja macam-macam obesitas?

e. Bagai mana pengaruh obesitas?

f. Bahaya apa yang di timbulkan dari obesitas?

g. Bagaimana cara mencegahnya?

h. Apakah obesitas pada remaja itu?

i. Apakah obesitas pada ibu hamil itu?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan makalah ini adalah:

a. ingin mengetahui pengertian obesitas

b.ingin mengetahui terjadinya obesitas

c..ingin mengetahui faktor yang mempengaruhinya

d.ingin mengatahui macam-macam obesitas

e.ingin mengetahui pengaru obesitas

f. ingin mengetahui bahaya dari obesitas

g.ingin mengetahui cara pencegahannya

h. ingin mengetahui obesitas pada remaja

i. ingin mengetahui obesitas pada ibu hamil

D.Manfaat Penulisan Makalah

Adapun manfaat makalah ini adalah:

a. dapat mengetahui pengertian obesitas

b.dapat mengetahui terjadinya obesitas

c.dapat mengetahui faktor yang mempengaruhinya

d.dapat mengatahui macam-macam obesitas

Page 6: Obesitas Pada Remaja Dan

e.dapat mengetahui pengaru obesitas

f. dapat mengetahui bahaya dari obesitas

g.dapat mengetahui cara pencegahannya

h. dapat mengetahui obesitas pada remaja

i. dapat mengetahui obesitas pada ibu hamil

Page 7: Obesitas Pada Remaja Dan

BAB II

PEMBAHASAN

1. OBESITAS

A. Pengertian

Obesitas atau Overweight?

Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan

merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak

tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri

seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum

lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat

dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut

akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri.

Obesitas terjadi jika seseorang mengkonsumsi kalori melebihi jumlah

kalori yang dibakar. Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan

hidup dan aktivitas fisik. Namun untuk menjaga berat badan, perlu adanya keseimbangan antara

energi yang masuk dengan energi yang keluar. Ketidakseimbangan energi yang terjadi dapat

mengarah pada kelebihan berat badan dan obesitas. Ketidakseimbangan energi yang masuk dan

keluar ini berbeda pada tiap individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya genetik

dan lingkungan.

B. Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang

diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan danpembakaran

kalori ini masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

Page 8: Obesitas Pada Remaja Dan

Faktor genetik.

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi

anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya

hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan

faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata

faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

Faktor lingkungan.

Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan

seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk

perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan

serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola

genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

Faktor psikis.

Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.

Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini

merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa

menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam

pergaulan sosial.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam

jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari).

Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia

nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak

diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang

dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu

makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam

hari.

Page 9: Obesitas Pada Remaja Dan

C. Klasifikasi Obesitas

Obesitas itu sendiri adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak

tubuh yang berlebihan.

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai

penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh

yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan

berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak

tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat

badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Derajat obesitas biasanya diukur dengan

menghitung Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai BMI diperoleh dari

membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan kuadrat tinggi dalam meter (m2). Nilai 25-

29,9 dikategorikan sebagai berat badan lebih (overweight), sedangkan nilai 30 atau lebih

dikatakan sebagai obesitas.

Tabel Klasifikasi BMI

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Underweight <18.50

Berat <16.00>

Menengah 16.00 - 16.99

Ringan 17.00 - 18.49

Batas Normal 18.50 - 24.99

Overweight ≥25.00

Pre-obesitas 25.00 - 29.99

Obesitas ≥30.00

Obesitas I 30.00 - 34-99

Obesitas II 35.00 - 39.99

Obesitas III ≥40.00

Page 10: Obesitas Pada Remaja Dan

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada

lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung

berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan

gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,

sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu

yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak

seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.

Seseorang yang lemaknya banyak

tertimbun di perut mungkin akan lebih

mudah mengalami berbagai masalah

kesehatan yang berhubungan dengan

obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih

tinggi. Gambaran buah pir lebih baik

dibandingkan dengan gambaran buah apel.

D. Dampak Obesitas

Obesitas adalah salah satu faktor risiko stroke. Obesitas adalah istilah yang digunakan

untuk menunjukkan adanya kelebihan berat badan. Kata obesitas berasal dari bahasa latin yang

berarti makan berlebihan.Obesitas merupakan masalah yang kompleks, dengan penyebab yang

bersifat multifaktorial. Pada kelompok anak, remaja, dan dewasa, muda, obesitas akan

berpengaruh pula pada perkembangan psikososial. Berbagai penelitian menunjukkan

peningkatan kecenderungan bunuh diri pada anak/ remaja yang obesitas. Obesitas secara

konsisten dihubungkan pula dengan kematian dini, penyakit jantung hipertensi, diabetes, dan

stroke.

Page 11: Obesitas Pada Remaja Dan

Obesitas dapat didefinisikan secara absolut ataupun relatif. Dalam praktek sehari-hari

obesitas sering didefiinisikan secara absolut dengan mengukur indeks massa tubuh. Indeks massa

tubuh diukur dengan membagi berat badan (dalamkilogram), dengan tinggi badan (dalam meter)

kuadrat. Indeks massa tubuh diatas 25 disebut dengan berat badan berlebih, dan diatas 30 disebut

dengan obesitas. Bayangkan seseorang memiliki berat badan 100 kg dengan tinggi badan 200

cm, maka ia memiliki indeks massa tubuh sebesar 100/ (2)2 yaitu 25. Konsep bahwa

&ldquo;langsing&rdquo; itu indah dibentuk oleh media sejak beberapa dekade lalu. Konsep ini

mrupakan warisan budaya secara turun-menurun. Hal ini menyebabkan kelompok obesiatas

dikategorikan sebagai &ldquo;kelompok lain&rdquo;. Di banyak kultur obesitas pun masih

dihubungkan dengan kemakmuran atau kesehatan.Di lain pihak, jumlah kasus obesitas/

kegemukan akan bertambah sebagai dampak dari perubahan pola hidup dan era teknologi

informasi. Pertanyaan menarik yang muncul adalah &ldquo;apakah dampak sosial dan

psikologis obesitas pada penyandangnya? Psikopatologi obesitas Perasaan merasa dirinya

berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu dengan obesitas rentan

terhadap berbagai masalah psikologis.

Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang sangat eratantara

psikopatologi dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi. Remaja obesitas

yang dijauhi olehteman-temannya memiliki kecenderungan untuk mengalami rasa putus asa yang

besar.Hubungan antara obesitas dengan gejala psikopatologis merupakan suatu lingkaran yang

tidak terputus. Seseorang yang mengalami obesitas akan mudah merasa tersisih atau tersinggung.

Hal ini akan lebih parahbila ia mengalami kegagalan dalam pergaulan. Seseorang yang obese

akan cenderung dicap sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung. Orang yang

obese akan mencap sebagian dari temannya sebagai orang yang suka mengolok-olok. Penelitian

Pesa, dkk di Jerman (2000) pada 47 remaja obesitas menunjukkan bahwa masalah psikologis

sangat umum dijumpai. Masalah psikopatologi yang paling umum didapatkan adalah cemas,

ganggguan makan, dan somatoform.

Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara keinginan untuk

memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada. Depresi terjadi sebagai akibat

gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila melihat didepan cermin, seseorang tidak

melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam realitas). Gangguan psikososial pada obesitas juga

sering dijumpai pada anak-anak. Penelitian Riza, dkk (2007) memperlihatkan bahwa prevalensi

Page 12: Obesitas Pada Remaja Dan

gangguan psikososial pada anak-anaka dengan obesitas mencapai 11,6%. Gangguan psikososial

pada anak obese dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal berasal dari anak itu sendiri, berupa keinginan untuk menguruskan badan dan merasa

dirinya berbeda dengan anak-anak lain. Hal ini menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri,

dan rentan terhadap depresi. Faktor eksternal yang berpengaruh adalah stigma di masyarakat

bahwa anak yang obese adalah anak yang lamban dan malas. Hal ini diperparah oleh kenyataan

dalam berbagai kegiatan olahraga yang menghambat gerakan anak obese tersebut. Anak-anak

yang mengalami obesitas akan merasa dirinya berbeda dengan orang lain di sekitarnya. Hal ini

menyebabkan rasa tidak puas pada dirinya, dan berujung pada konflik internal. Penelitian

Mustillo, dkk (2003) pasda anak-anak berusia 9-16 tahun mendapatkan bahwa obesitas kronik

berhubungan dengan berbagai gejala psikopatologi. Obesitas dihubungkan dengan

kecenderungan tidak puas pada diri sendiri, kehidupan yang terisolasi, depresi, dan rasa percaya

diri yang rendah. Lingkungan sekitar tampaknya juga mendukung munculnya gejala

psikopatologi pada anak obese. Penelitian Richardson, dkk (1998) memperlihatkan bahwa anak-

anak lebih cenderung memilih teman yang tidak obese. Hal ini memunculkan perasan terisolasi

dan rendah diri.

2. OBESITAS PADA REMAJA

Obesitas (kegemukan) pada remaja tidak dapat dipandang sebelah mata. Semakin banyaknya

remaja yang mengalami obesitas saat ini menjadi indikasi masalah kesehatan yang akan terus

berkembang. Sebuah langkah penting untuk mengenal obesitas pada remaja secara lebih dalam,

mengingat obesitas sering menimbulkan risiko kesehatan lainnya yang lebih serius.

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology

mengungkapkan, obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja berkaitan erat dengan

peningkatan risiko kematian di usia paruh baya.

Penelitian tersebut melibatkan 227 ribu pria dan wanita Norwegia yang diukur tinggi dan

berat badannya antara tahun 1963-1975 saat mereka berusia antara 14-19 tahun. Dengan

mengikuti perkembangan mereka sampai tahun 2004, saat mereka rata-rata berusia 52 tahun,

9650 orang diantaranya meninggal.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau overweight

(kelebihan berat badan) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih berisiko mengalami penyakit jantung

Page 13: Obesitas Pada Remaja Dan

yang berujung pada kematian. Risiko kanker kolon serta penyakit pernapasan seperti asma dan

emfisema juga meningkat 2-3 kali.

Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja. Remaja yang mengalami

kelebihan berat badan mungkin memperhatikan perubahan fisiknya tersebut. Di samping risiko

kesehatan jangka panjang seperti peningkatan tekanan darah dan diabetes, masalah sosial dan

emosional sebagai akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan remaja putus asa. Belum

lagi jika usaha menurunkan berat badan tidak memberikan hasil terbaik.

Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna yang dapat

dicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang lain. Remaja harus

didorong untuk mencapai berat badan yang sehat.

Menurunkan berat badan dan tetap mempertahankannya merupakan komitmen jangka

panjang. Diperlukan perubahan gaya hidup yang teratur dan konsisten agar upaya yang telah

dilakukan tidak sia-sia. Diet yang berlebihan akan mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan

untuk perkembangan remaja. Sementara pil penurun berat badan instan hanyalah solusi

sementara yang tidak menyelesaikan akar permasalahan.

Aktivitas fisik juga diperlukan untuk membantu penurunan berat badan dan membakar

kalori. Ikut serta dalam tim olahraga di sekolah, bersepeda atau mungkin berjalan kaki ke

sekolah merupakan diantara cara untuk membuat remaja tetap aktif. Mencuci mobil atau

melakukan pekerjaan rumah tangga juga dapat dihitung sebagai aktivitas fisik.

Biasakan remaja untuk sarapan sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggap

sepele, namun sesungguhnya sarapan merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi akan

memberi energi untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan dapat mencegah

remaja makan berlebihan pada siang dan malam harinya. Bekali juga remaja dengan cemilan

sehat seperti buah-buahan.

Mengukur porsi makanan juga penting. Makanlah hanya saat lapar dan berhenti sebelum

benar-benar merasa kenyang. Hal yang sering dilupakan oleh remaja adalah konsumsi minuman

yang mengandung gula dan kalori berlebih seperti soda. Padahal, kelebihan kalori akan berakibat

pada obesitas.

Kebiasaan sehat harus ditularkan ke seluruh anggota keluarga. Makanan sehat dan aktivitas

fisik tentunya baik untuk semua orang. Remaja yang sedang dalam proses penurunan berat badan

memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Page 14: Obesitas Pada Remaja Dan

A. Faktor yang berkontribusi untuk remaja menjadi gemuk

1. Kebiasaan makan yang buruk.

Tidak makan makanan yang tepat pada jumlah yang tepat pada waktu yang tepat adalah

alasan utama yang berkontribusi terhadap obesitas pada remaja. Makanan cepat saji dan

minuman ringan adalah penyebab utama. Remaja telah menjadi pelanggan konsisten dari

rantai makanan cepat saji yang telah bermunculan di semua lingkungan Amerika.

Kecenderungan untuk makan terlalu banyak pilihan makanan cepat ditambah kegagalan

untuk makan pada waktu yang tepat semua faktor remaja ini kelebihan berat badan

masalah. Di samping itu, remaja cenderung makan yang cukup kuantitas tetapi gagal

untuk mendapatkan nutrisi yang tepat dari makanan yang mereka konsumsi. Makanan

cepat saji telah menunjukkan untuk menjadi sarana yang ideal makan terutama karena

banyak orang yang hidup mondar-mandir gaya hidup yang cepat.

2. Kemalasan dan kurangnya berolahraga.

Karena teknologi yang sekarang menawarkan otomatisasi dalam hampir segala sesuatu

yang kita lakukan sebagian besar tugas-tugas yang membutuhkan semacam mengerahkan

upaya telah efektif digantikan dengan gadget dan barang-barang berteknologi tinggi

lainnya. Menonton TV dan komputer juga memberikan andil besar untuk masalah

obesitas ini di remaja. Remaja menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV atau

komputer sementara kebanyakan makan junk food dan mengkonsumsi sejumlah besar

minuman ringan bukan berolahraga dan berkeringat.

3. Faktor psikologis.

Stres, kegelisahan dan terutama depresi dapat menyebabkan seorang remaja untuk makan

hanya untuk menenangkan diri. Ini adalah faktor penting yang pada akhirnya akan

menyebabkan kegemukan di remaja.

4. Kondisi-kondisi medis.

Page 15: Obesitas Pada Remaja Dan

Beberapa kondisi penyakit dapat menyebabkan remaja menjadi kelebihan berat badan

seperti masalah tiroid.

5.Heredity.

Ini adalah situasi di mana masalah kelebihan berat badan hanya berjalan di dalam

keluarga. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap obesitas remaja harus diatasi dalam

rangka untuk mengurangi meningkatnya jumlah remaja yang sedang kelebihan berat

badan. Ada banyak kasus di mana anak-anak meninggal di depan orang tua mereka hanya

karena obesitas sehingga sangat penting untuk melakukan sesuatu yang positif dan

mengatasi masalah ini

segera. Keluarga

terutama orang tua

memiliki peran besar

untuk diputar bila

menyelesaikan obesitas

remaja mereka.

Seseorang yang memiliki

berat badan 20% lebih

tinggi dari nilai tengah

kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

B. Klasifikasi

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%

Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat

ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Page 16: Obesitas Pada Remaja Dan

C. Komplikasi

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang

mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas

meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:

Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Stroke

Serangan jantung (infark miokardium)

Gagal jantung

Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)

Batu kandung empedu dan batu kandung kemih

Gout danartritis gout

Osteoartritis

Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan

berkurangnya kadar oksigen dalam darah)

Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan,

underventilasi dan ngantuk).

D. Obesitas Pada Remaja Akibat Kurang Tidur

Remaja yang tidur kurang dari delapan jam perhari dan makan malam dengan lebih banyak lemak dan gemar mengkonsumsi makanan ringan terancam mengalami obesitas. Demikian hasil penelitian terbaru yang dirilis tim peneliti Amerika Serikat. Mereka mengatakan tidur terlalu sedikit dapat mengakibatkan perubahan kronis dalam makanan yang dapat meningkatkan risiko obesitas, terutama pada anak perempuan.

Sebelum studi telah menunjukkan bahwa tidur terlalu sedikit dapat menyebabkan kenaikan berat badan, tapi temuan baru ini menunjukkan dimana kalori ekstra berasal.

Meningkatkan asupan makanan berlemak, yang biasanya tinggi kalori, dapat meningkatkan asupan kalori secara keseluruhan setiap hari, dan jika itu terjadi secara rutin, dapat mengakibatkan kelebihan lemak. "Demonstrasi pola diet kronis diubah pada remaja dengan tidur yang lebih singkat memberikan wawasan tentang mengapa tidur yang lebih singkat telah dikaitkan dengan obesitas dalam penelitian eksperimental dan observasional sebelumnya," kata Dr Susan RedLine dari Brigham and Women's Hospital dan Beth Israel dari Deaconess Medical Center di Boston.

Page 17: Obesitas Pada Remaja Dan

Dr RedLine dan rekannya mempelajari 240 remaja berusia 16-19 mengambil bagian dalam studi. Tidur mereka dimonitor di rumah dengan alat band pada pergelangan tangan dan asupan makanan diukur dengan wawancara dilakukan oleh staf terlatih. Hasilnya, mereka yang kurang tidur atau yang memiliki pola diet yang serampangan cenderung mengalami obesitas.

Tim peneliti menemukan bahwa setiap jam tidur tambahan menurunkan kemungkinan makan jumlah kalori tinggi dari makanan ringan dengan rata-rata 21 persen. Anehnya,  mereka menemukan hasil secara statistik signifikan pada anak perempuan, tapi tidak pada anak laki-laki. Meskipun tidak jelas mengapa, tim mengatakan mungkin bahwa gadis remaja lebih cenderung beralih ke makanan untuk alasan emosional daripada anak laki-laki, tetapi hal ini masih perlu dipelajari.

Hanya 34 persen dari remaja dalam penelitian ini tidur selama rata-rata delapan jam atau lebih. Menurut American Academy of Sleep Medicine, remaja membutuhkan setidaknya sembilan jam tidur untuk merasa waspada dan beristirahat.

E. Cara Penurunan Berat Badan yang Sehat

Tujuan dari terapi obesitas tak lain untuk mencapai dan menjaga berat badan yang sehat. Jumlah kilogram berat badan yang harus diturunkan ini terkadang lebih sedikit daripada yang dirasakan oleh mereka yang menjalani terapi obesitas.Padahal, penurunan berat badan sekitar 5-10% saja sudah dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan. Namun jangan pernah berhenti saat mencapai hasil ini. Penurunan berat badan 0,5-1 kg per minggu secara perlahan dan konstan merupakan cara yang aman untuk menjaga berat badan.

Upaya untuk mencapai berat badan yang sehat dapat dilakukan melalui perubahan pola makan (diet), peningkatan aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku. Dokter dapat meresepkan obat antiobesitas atau merekomendasikan tindakan bedah untuk membantu menurunkan berat badan. Namun semua itu tergantung kepada kondisi tiap individu.

Perubahan Pola Makan (Diet)

Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan kalori total. Caranya

dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta membatasi gula dan lemak.

Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan kalori anda.

Diet ekstrim tidak disarankan karena dapat mengurangi nutrisi yang seharusnya

diperlukan dalam masa pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya defisiensi

vitamin. Puasa terus-menerus juga bukanlah suatu jawaban karena penurunan berat badan

Page 18: Obesitas Pada Remaja Dan

kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh, sehingga tubuh akan terasa

lemas.

Peningkatan Aktivitas Fisik

Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah membakar lebih banyak

kalori. Banyaknya kalori yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas

latihan yang dilakukan. Salah satu cara untuk menghilangkan lemak tubuh adalah dengan

aerobik atau berjalan kaki selama 30 menit setiap harinya. Dapat pula dilakukan

modifikasi yang dapat meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya dengan lebih

memilih menggunakan tangga untuk naik atau turun beberapa lantai dibanding

menggunakan elevator.

Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku digunakan untuk mangatur/memodifikasi pola makan dan aktivitas

fisik pada mereka yang menjalani terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku ini dapat

diketahui faktor atau situasi apa yang dapat membuat berat badan menjadi berlebih

sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi ketidakpatuhan dalam terapi obesitas.

Obat Antiobesitas

Dokter dapat mempertimbangkan memberikan obat antiobesitas jika:

o Metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil.

o Nilai BMI lebih dari 27 dan ada komplikasi medis dari obesitas, seperti diabetes,

peningkatan tekanan darah, dan sleep apnea.

o Nilai BMI lebih dari 30.

Ada dua jenis obat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk

penurunan berat badan, yakni:

o Sibutramin

Sibutramin bekerja untuk menekan nafsu makan dengan cara menghambat

ambilan ulang neurotransmiter norepinefrin dan serotonin. Sibutramine mengubah

kimiawi otak sehingga anda akan merasa lebih cepat kenyang.

Walaupun secara umum sibutramin dapat lebih menurunkan berat badan

Page 19: Obesitas Pada Remaja Dan

dibanding diet dan olahraga, namun itu bukanlah segalanya. Penelitian

menunjukkan bahwa setelah satu tahun, pengguna sibutramin mengalami

penurunan berat badan hanya sekitar 5 kg dibanding mereka yang menjalani diet

rendah kalori dan menggunakan plasebo.

Efek samping penggunaan sibutramin yakni peningkatan tekanan darah, sakit

kepala, mulut kering, konstipasi, dan insomnia.

o Orlistat

Orlistat merupakan suatu penghambat lipase, bekerja dengan membatasi absorpsi

lemak diet dari dalam tubuh. Orlistat mencegah penyerapan/absorpsi lemak di

usus. Lemak yang tidak diserap akan keluar bersama kotoran.

Rata-rata penurunan berat dengan menggunakan orlistat adalah sekitar 3 kg

setelah satu tahun. Penggunaan orlistat harus disertai dengan diet untuk

memperoleh hasil terbaik.

Efek samping orlistat diantaranya kotoran yang berminyak dan pergerakan usus

yang lebih sering. Karena orlistat menghalangi penyerapan beberapa nutrien,

dokter juga akan menyarankan penggunaan multivitamin.

Tindakan Pembedahan

Jika semua tindakan di atas tidak mampu menurunkan berat badan, maka pembedahan

dapat menjadi pilihan. Operasi gastric bypass dapat dilakukan dengan cara merubah

anatomi sistem pencernaan untuk membatasi jumlah makanan yang dimakan dan dicerna.

Pembedahan untuk menurunkan berat badan dapat dipertimbangkan jika:

o Nilai BMI 40 atau lebih.

o Nilai BMI antara 35-39,9 dan terdapat risiko kesehatan serius terkait obesitas,

seperti diabetes atau peningkatan tekanan darah.

Page 20: Obesitas Pada Remaja Dan

3.Obesitas pada Kehamilan

Cara pandang akan selalu berubah. Demikian juga cara pandang terhadap bentuk badan.

Dahulu, kelebihan berat badan dianggap sebagai simbol kemakmuran. Pandangan ini kemudian

berubah. Kelebihan berat badan dianggap mengurangi keindahan bentuk badan

dan,perkembangan terakhir, cara pandang ini berubah lagi, mengarah pada kesadaran akan

perlunya hidup sehat.

Kegemukan dianggap membahayakan kesehatan. Kegemukan terbagi atas dua jenis,

overweight yakni kondisi yang menunjukkan berat badan berlebih. Wanita dikatakan obesitas

bila memiliki komposisi lemak tubuh lebih dari 25 persen dari berat badan, sedangkan laki-laki

dikatakan overweight bila komposisi lemak tubuhnya lebih dari 20 persen berat badan.

Sedangkan obesitas adalah kelebihan berat badan yang mencapai 120% di atas berat badan ideal

(BBI).

Obesitas dan overweight yang kemudian dinyatakan sebagai pemicu penyakit generatif

seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi semakin dianggap

menjadi sesuatu yang harus diperangi. Selain penyakit tersebut, obesitas dan overweight juga

berhubungan erat dengan beberapa penyakit lain, termasuk gangguan kesuburan.

Baik obesitas, maupun overweight terjadi karena banyak faktor. Faktor utamanya adalah

ketidakseimbangan asupan energi dan keluaran energi. Bila konsumsi makanan berlebih maka

asupan energi menjadi tinggi, demikian sebaliknya. Kondisi yang banyak terjadi saat ini adalah

kecenderungan penurunan aktivitas fisik akibat kemajuan teknologi. Ironisnya, pola makan

dengan makanan berkalori dan berlemak tinggi semakin meningkat.

Obesitas selalu berdampak buruk pada setiap orang yang mengalaminya. Begitu pun pada

ibu hamil yang mengalami obesitas baik sebelum, maupun saat kehamilan. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan American College of Obstetrics and Gynecology, obesitas selama

kehamilan dapat membahayakan untuk sang ibu dan bayi.

Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk diabetes selama

kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia (gangguan yang muncul saat kehamilan, dan

biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 minggu). Kelebihan berat badan pada ibu hamil akan

Page 21: Obesitas Pada Remaja Dan

mengakibatkan bayi lahir prematur, sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan atau berat

badan bayi lebih besar daripada seharusnya, kesulitan bernapas, dan kerusakan pada otak.

Para ahli menyebutkan, obesitas selama kehamilan juga dapat menyebabkan efek negatif

pada sang bayi saat ia dewasa nanti. Banyak dari anak-anak ini nantinya akan mengalami

obesitas, baik selama masa kecilnya ataupun saat ia dewasa. Oleh karena itu disarankan para ibu

hamil untuk menjaga berat badan mereka selama kehamilan.

Normalnya, kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kilogram sampai 17,5 kilogram.

Dan bagi Anda yang mengalami berat badan berlebih disarankan untuk menurunkan berat badan,

namun diiringi pemantauan dokter. Untuk menurunkan berat badan selama kehamilan ini Anda

tidak diharuskan untuk melakukan diet keras, namun diet aman dengan pemantauan dokter

kandungan Anda dan olahraga ringan yang aman untuk ibu hamil.

A.Bahaya Obesitas saat Kehamilan

Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada

masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami

masalah ketika persalinan dan pasca persalinan.

Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena

kelebihan makan. Mitos yang mengatakan bahwa ibu

hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil

makan dengan porsi berlebih. Akhirnya, terjadilah

penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung

pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan

makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.

Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational

diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah

obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu

hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak

minggu ke 24-28.

Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi

Page 22: Obesitas Pada Remaja Dan

ideal.Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau

bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di

trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan.

Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat

banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang

berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman

sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai

oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel

otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin

bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.

B.Pencegahan dan Pencegahan Obesitas saat Kehamilan

Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester awal. Perlu

dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini

diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu berisiko terkena diabetes dan

hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin dari bulan ke bulan.

Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering jadi

kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori ditakutkan

akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi makanan harus seimbang.

Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik

untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat.

Bila asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengonsumsi

food suplement. HD Clover Honey, sebagai madu terbaik yang tidak melalui proses pemanasan

ataupun penyaringan sehingga kandungan enzim dan nutrisinya tetap utuh. Dilengkapi dengan

konsumsi HD Polenergy 520 yang mengandung lebih dari 200 jenis nutrisi diantaranya:

karbohidrat, protein/asam amino; vitamin dan mineral; serta enzim yang diperlukan untuk

memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi ibu saat hamil dapat

terpenuhi.

Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun

Page 23: Obesitas Pada Remaja Dan

harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah

klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan

tindakan medis yang lebih kompleks.

C.Komplikasi

Berat badan yang terus meningkat secara berlebihan hingga menyebabkan  obesitas pada

ibu yang sedang hamil dapat membahayakan janin yang sedang dikandungnya. Obesitas dapat

meningkatkan terjadinya risiko keguguran atau komplikasi lain yang mengancam kehidupan

janin.

Dengan banyaknya kejadian obesitas, sudah seharusnya bagian obstetri dan ginekologi

memberikan petunjuk tentang berbagai hal yang dilarang sebelum pasiennya hamil.  Dan

memberikan petunjuk khusus ketika seorang ibu sudah memasuki berat badan yang berlebihan

(Overweight).

Beberapa langkah yang dapat digunakan: penyuluhan nutrisi sehingga mereka tidak terlalu

gemuk selama hamil; melakukan tes gestational diabetes lebih dini; konsultasi dengan ahli

anestesia tentang obat anestesia yang tepat, untuk menjaga bila dibutuhkan tindakan sectio

caesarea emergency.

Seorang wanita harus selalu meningkatkan kebiasaan makan yang sehat, begitu juga selama

hamil, dikatakan Laura Riley dari Massachusett General Hospital, seorang peneliti yang

mempublikasikan berita ini pada bulan September 2005.

 

Seorang ibu sudah semestinya menjaga tubuhnya sehingga perkembangan janin dalam

kandungannya terjaga baik.

Page 24: Obesitas Pada Remaja Dan

Belum diketahui apa yang menyebabkan obesitas pada kehamilan dapat

menimbulkan komplikasi. Pemerintah Amerika menyebutkan sepertiga dari

wanita dewasa di US adalah obese. Lebih dari 110.000 orang setiap tahun

melakukan 'gastric bypass' suatu tindakan operasi untuk menguruskan badan.

Dengan tindakan ini seorang wanita harus menunda kehamilan sampai 18 bulan

setelah tindakan operasi.

Obesitas dapat meningkatkan risiko keguguran, selain itu juga dapat

menyebabkan gestational diabetes dan pre-eklampsia, yang dapat mengancam

keselamatan hidup ibu dan bayinya. Efek terhadap bayi dapat menyebabkan spina

bifida.

Wanita gemuk tampaknya akan mengalami kehilangan darah yang lebih banyak

dan mudah terinfeksi Kelebihan berat badan akan menyulitkan dalam

menentukan berat badan janin, detak jantung, dan pelaksanaan anestesi epidural

saat melahirkan.

D. masalah utama yang kerap dialami wanita dengan obesitas sebelum dan

sesudah dinyatakan hamil:

Kecenderungan sulit hamil

Kecenderungan terjadi keguguran yang berulang

Kecenderungan terjadi kematian bayi saat lahir

Kecenderungan terjadinya masalah congenital pada janin yang dikandung

seperti ketidaknormalan organ hati dan tulang belakang

Kecenderungan terjadinya masa kehamilan yang lebih lama, serta

kecilnya kemungkinan lahir dengan cara normal

Kecenderungan meningkatnya resiko diabetes dan tekanan darah tinggi

selama kehamilan, yang bisa menyebabkan komplikasi pada hati dan

ginjal

Kecenderungan terjadinya kelahiran prematur

Page 25: Obesitas Pada Remaja Dan

Sulitnya mendiagnosa ketidaknormalan pada janin karna image ultrasound terhalang

lemak

Dibutuhkan penanganan serius dari dokter bagi para para wanita yang mengalami obesitas

sebelum mereka merencanakan kehamilan. Salah satunya dengan memberi perawatan prenatal

serta konsultasi tentang obesitas yang nantinya membuat mereka mengurangi berat badan

sebelum terjadi kehamilan.

Supaya tidak terlalu kegemukan saat hamil ternyata ada kiatnya. Jangan melakukan diet berlebihan sebelum hamil. Hal tersebut disimpulkan oleh peneliti dari Univeristy of North Carolina (UNC), AS.

“Sebelum hamil, banyak perempuan yang ketat menjaga berat badannya. Namun begitu hamil, mereka berpendapat boleh makan apa saja karena untuk dua orang. Akibatnya jadi makan berlebihan,” kata Anna Maria Siega-Riz, PhD, peneliti dari UNC.

Para peneliti dari universitas tersebut telah melakukan penelitian terhadap 1.223 wanita hamil. Mereka ditanya kebiasaan makan sehari-hari. Separuh responden mengaku mereka bisa mengendalikan nafsu makannya. Mereka juga ditanya mengenai makanan yang dikonsumsi, metode diet, dan fluktuasi pertambahan dan penurunan berat badan.

Ternyata, mereka yang telah melakukan diet sebelum hamil, baik itu yang berat badannya normal, gemuk, dan obesitas, malah mengalami kenaikan berat badan berlebih saat hamil bila dibandingkan dengan ibu-ibu yang tidak diet.

Padahal, kegemukan saat hamil bisa berdampak negatif pada ibu dan janin. Ibu hamil yang terlalu gemuk beresiko tinggi mengalami preeklamsia, kesulitan persalinan karena bayi terlalu besar, dan bayi lahir dengan masalah berat badan.

Menurut J.Christopher Glantz, dokter kebidanan, wanita dengan berat badan normal tidak perlu makan terlalu banyak. Tidak diperlukan tambahan kalori saat kehamilan periode tri semester pertama. Saat tri semester kedua, butuh tambahan kalori 340, dan 450 kalori saat trisemester tiga.

“Saat hamil Anda tak perlu makan berlebihan. Dapatkan tambahan kalori dari makanan bergizi, seperti susu dan buah,” kata Siega-Riz. Untuk menu sehari-hari jangan lupa untuk melengkapi dengan makanan yang sehat untuk bayi dan ibu.

Hamil memang tak mungkin lepas dari pertambahan berat badan, namun pertambahan yang ideal haruslah bertahap, mantap, dan cukup, sehingga ibu hamil terhindar dari berbagai komplikasi.

Page 26: Obesitas Pada Remaja Dan

Bayi yang dilahirkan oleh perempuan dengan masalah obesitas ternyata berisiko lebih tinggi meninggal dunia, terutama pada minggu pertama setelah dilahirkan, dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan perempuan dengan berat badan normal. Oleh karena itu, pencegahan obesitas ataupun pertambahan berat badan terlalu tinggi selama kehamilan perlu dilakukan. Dengan membandingkan tingkat kematian bayi baru lahir di Amerika Serikat dengan negara-negara berkembang lain, tim peneliti menyatakan, jika hasil studi yang dipublikasikan dalam Epidemiology Januari 2009 itu dikonfirmasi, pencegahan obesitas sebaiknya dilakukan untuk mengurangi kematian bayi.

Bayi yang lahir dari ibu kegemukan punya risiko kematian lebih tinggi pada tahun pertama kehidupan mereka, khususnya 28 hari pertama dilahirkan, dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan ibu berbobot normal. Penelitian itu juga mengungkapkan, kasus kematian bayi tertinggi pada ibu hamil obesitas yang berat badannya bertambah 0,45 kilogram per minggu. Tingkat kematian bayi pada ibu obesitas juga lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kematian bayi karena komplikasi kehamilan, bayi lahir prematur, atau bayi dengan berat badan lahir rendah. Sayangnya, studi mereka dilakukan berbasis data yang termasuk tua, yakni tahun 1988. Padahal, sejak 1988, prevalensi obesitas dan rata-rata pertambahan berat badan selama kehamilan telah meningkat, sementara tingkat kematian bayi justru menurun hingga 20 persen. Bagaimanapun, menurut catatan peneliti, kematian bayi terkait lahir prematur dan berat badan lahir rendah masih harus diwaspadai.

 

Risiko pada ibu. Preeklampsia. Kaki bengkak dan terjadi penimbunan cairan tubuh. Akibatnya, aliran

darah ke janin terhambat, dan dapat berakibat fatal. Diabetes gestasional, yang hanya terjadi selama hamil, lonjakan berat badan janin jadi

sulit dilahirkan. Operasi Caesar. Sebagai satu-satunya pilihan bersalin. Sebab, ibu hamil dengan berat 95

kg akan sulit bersalin alami, dan banyak risiko komplikasi yang dapat terjadi. Infeksi pasca persalinan meningkat, karena proses persalinan biasanya sulit dan lama.

Risiko pada bayi. Maskrosomia atau kelebihan berat badan. Ukuran janin yang terlalu besar (lebar bahu

lebih besar dari diameter kepala) menyulitkan proses lahir dan meningkatkan komplikasi persalinan.

Kelainan tabung saraf pusat (spina bifida), dapat dideteksi pada wal kehamilan, pad aibu hamil yang obesitas, timbunan lemak di perut menyulitkan proses deteksi.

Obesitas pada bayi. Sekitar 30% bayi yang lahir obesitas terlahir dari ibu yang obesitas. Gejala obesitas pada bayi ini sudah terlihat sebelum ia mencapai 4 tahun.Obesitas pada kehamilan.

Page 27: Obesitas Pada Remaja Dan

E.Dampak Obesitas Pada Wanita Hamil Dan Setelahnya

Kondisi ini sering digunakan sebagai alasan oleh perempuan yang hamil untuk dapat memakan berbagai makanan dengan porsi berlebihan karena alasan kebutuhan nutrisi dan gizi. Bahkan, porsi gizi seimbang dan cukup untuk memelihara pertumbuhan janin. Check out hasil penelitian yang terkait masalah ini.

Perempuan dengan berat badan yang berlebihan selama kehamilan, mungkin dua kali lebih besar berpeluang untuk menjadi gemuk. Kelebihan berat badan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko obesitas pada tahun-tahun setelah melahirkan. Menurut penelitian terbaru Universitas Queenslandin Herston, Australia seperti yang dikutip oleh NYdailynews.

Wanita yang berat badan terlalu berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan berat badan rata-rata 44 pound (sekitar 20 kg) selama 21 tahun setelah melahirkan. Sebaliknya, wanita yang berat relatif kecil selama kehamilan hanya meningkat rata-rata 20 pound (sekitar 9 kg) selama 21 tahun setelah melahirkan.

Untuk merumuskan penelitian, para peneliti melihat indeks massa tubuh (body mass index / BMI) dari 2.055 wanita sebelum dan setelah melahirkan. Mereka menemukan bahwa wanita dengan berat badan berlebihan atau mengalami masalah obesitas selama kehamilan akan cenderung mengalami dua kali lebih besar masalah obesitas di kemudian hari, dan berpeluang empat kali lebih besar untuk menjadi gemuk (Kelebihan kandungan lemak).

Bukti hubungan antara berat badan selama kehamilan dan massa tubuh menjadi kuat ketika para peneliti mengamati berat peserta sebelum kehamilan, para peneliti menulis dalam American Journal of Clinical Nutrition.

“Hal ini masih kontroversial apakah pembatasan energi harus direkomendasikan untuk wanita gemuk yang sedang hamil untuk mengendalikan potensi resiko berat badan yang berlebihan selama kehamilan. Oleh karena itu, diet ketat dapat mempengaruhi pertumbuhan janin” menurut penelitian.

Page 28: Obesitas Pada Remaja Dan
Page 29: Obesitas Pada Remaja Dan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obesitas atau kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri

seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan

diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka

remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri.

Obesitas terjadi jika seseorang mengkonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar. Pada

hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan aktivitas fisik.

Namun untuk menjaga berat badan, perlu adanya keseimbangan antara energi yang masuk

dengan energi yang keluar. Ketidakseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada

kelebihan berat badan dan obesitas. Ketidakseimbangan energi yang masuk dan keluar ini

berbeda pada tiap individu.

Beberapa penyebab obesitas──aktivitas fisik yang sangat minim dan kebiasaan makan

yang buruk──, sampai tingkat tertentu, berada dibawah kontrol anak-anak muda tersebut.

Program pengurang berat badan yang menggunakan teknik modifikasi perilaku untuk membantu

remaja membuat perubahan dalam makanan dan latihan menunjukan kesuksesan. Termasuk pula

diantara faktor ini regulasi metabolisme yang salah, ketidakmampuan mengenali sinyal tubuh

akan rasa lapar dan kenyang, perkembangan jumlah sel lemak yang abnormal. Remaja yang

kelebihan berat badan cenderung menjadi orang dewasa yang obes juga.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%

Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat

ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Page 30: Obesitas Pada Remaja Dan

Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dua kali lebih sering terjadi pada remaja semenjak 30 tahun yang lalu. Meskipun kebanyakan komplikasi pada obesitas terjadi pada masa dewasa, remaja yang kegemukan lebih mungkin dibandingkan dengan remaja lainnya memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Meskipun lebih sedikit dibandingkan sepertiga orang dewasa gemuk yang obesitas adalah remaja, kebanyakan remaja yang kegemukan tetap kegemukan ketika dewasa.

Pada remaja, faktor yang mempengaruhi obesitas pada remaja adalah sama seperti pada orang dewasa. Orangtua seringkali memperhatikan bahwa obesitas adalah hasil dari jenis penyakit endokrin, seperti jipertiroid, tetapi beberapa gangguan jarang menjadi penyebab. Anak remaja dengan pertambahan berat badan yang disebabkan oleh gangguan endokrin biasanya berperawakan pendek dan memiliki tanda lain pada kondisi yang mendasarinya. Kebanyakan remaja yang obesitas hanya karena makan terlalu banyak dan sedikit berolahraga. Karena stigma masyarakat melawan obesitas, banyak remaja obesitas memiliki gambar diri kurang dan menjadi tambah pendiam dan terisolasi secara sosial.

Intervensi untuk remaja yang obesitas harus memfokuskan pada pembentukan makanan kesehatan dan kebiasaan berolahraga dibandingkan menghilangkan berat badan dalam jumlah tertentu. Asupan kalori dikurangi dengan mempertahankan makanan seimbang pada makanan hari-hari, membuat perubahan tetap pada kebiasaan makan, dan meningkatkan aktifitas fisik. Camp musim panas untuk remaja obesitas di Amerika biasanya membantu mereka menghilangkan jumlah berat badan yang signifikan, namun tanpa usaha melanjutkan, berat badan biasanya kembali lagi. Konseling membantu remaja menghadapi masalah mereka, termasuk kurang mengagumi diri sendiri, bisa membantu.

Obat-obatan yang mengurangi berat badan biasanya tidak digunakan selama remaja karena memperhatikan mengenai keselamatan dan kemungkinan penyalahgunaan. Salah satu pengecualian untuk remaja obesitas dengan sejarah kesehatan keluarga yang kuat pada diabetes jenis 2; mereka yang beresiko tinggi terkena diabetes. Obat metformin, yang digunakan untuk mengobati diabetes, bisa membantu mereka menghilangkan berat badan dan juga memperkecil resiko menjadi diabetes.

Demikian pula pada wanita hamil.Hasil penelitian ini menambah bukti tentang efek berbahaya dari kelebihan berat badan selama kehamilan, selain pre-eklamsia dan diabetes pada bayi dan ibu. Menurut kepala peneliti, Dr Abigail Fraser, hal itu terjadi karena selama kehamilan pola konsumsi wanita hamil terlalu melebihi jumlah kalori yang dibutuhkan. 

Jumlah kalori berlebihan dalam konsumsi setiap hari pada wanita hamil akan menyebabkan faktor risiko terhadap keduanya yaitu diabetes.

Dengan adanya risiko ini, maka Dr Abigail Fraser, menyarankan agar wanita hamil hanya membutuhkan sekitar 1.940 kalori konsumsi makanan setiap harinya dalam kehamilan enam

Page 31: Obesitas Pada Remaja Dan

bulan pertama, sedangkan untuk tiga bulan terakhir diberi tambahan asupan kalori sebesar 200 kalori saja. 

Cara pengukuran IMT ialah Berat Badan (kg) dibagi Tinggi Badan kuadrat (meter), hasil dari pengukuran ini merupakan bisa memprediksikan apakah kurus, sehat, kelebihan berat badan dan obesitas. Angka peningkatan wanita hamil bisa diprediksi dari peningkatan Indeks Masa Tubuh (IMT), untuk IMT kurus hasil pengukurannya di bawah 18, untuk sehat 18,5-25 , untuk kelebihan berat badan 25-30, dan untuk diabetes lebih dari 30.

B. Saran

Upaya untuk mencapai berat badan yang sehat dapat dilakukan melalui perubahan pola makan (diet), peningkatan aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku. Dokter dapat meresepkan obat antiobesitas atau merekomendasikan tindakan bedah untuk membantu menurunkan berat badan. Namun semua itu tergantung kepada kondisi tiap individu.

Perubahan Pola Makan (Diet)

Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan kalori total. Caranya

dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta membatasi gula dan lemak.

Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan kalori anda.

Diet ekstrim tidak disarankan karena dapat mengurangi nutrisi yang seharusnya

diperlukan dalam masa pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya defisiensi

vitamin. Puasa terus-menerus juga bukanlah suatu jawaban karena penurunan berat badan

kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh, sehingga tubuh akan terasa

lemas.

Peningkatan Aktivitas Fisik

Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah membakar lebih banyak

kalori. Banyaknya kalori yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas

latihan yang dilakukan. Salah satu cara untuk menghilangkan lemak tubuh adalah dengan

aerobik atau berjalan kaki selama 30 menit setiap harinya. Dapat pula dilakukan

modifikasi yang dapat meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya dengan lebih

memilih menggunakan tangga untuk naik atau turun beberapa lantai dibanding

menggunakan elevator.

Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku digunakan untuk mangatur/memodifikasi pola makan dan aktivitas

Page 32: Obesitas Pada Remaja Dan

fisik pada mereka yang menjalani terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku ini dapat

diketahui faktor atau situasi apa yang dapat membuat berat badan menjadi berlebih

sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi ketidakpatuhan dalam terapi obesitas.

Obat Antiobesitas

Dokter dapat mempertimbangkan memberikan obat antiobesitas jika:

o Metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil.

o Nilai BMI lebih dari 27 dan ada komplikasi medis dari obesitas, seperti diabetes,

peningkatan tekanan darah, dan sleep apnea.

o Nilai BMI lebih dari 30.

Ada dua jenis obat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk

penurunan berat badan, yakni:

o Sibutramin

Sibutramin bekerja untuk menekan nafsu makan dengan cara menghambat

ambilan ulang neurotransmiter norepinefrin dan serotonin. Sibutramine mengubah

kimiawi otak sehingga anda akan merasa lebih cepat kenyang.

Walaupun secara umum sibutramin dapat lebih menurunkan berat badan

dibanding diet dan olahraga, namun itu bukanlah segalanya. Penelitian

menunjukkan bahwa setelah satu tahun, pengguna sibutramin mengalami

penurunan berat badan hanya sekitar 5 kg dibanding mereka yang menjalani diet

rendah kalori dan menggunakan plasebo.

Efek samping penggunaan sibutramin yakni peningkatan tekanan darah, sakit

kepala, mulut kering, konstipasi, dan insomnia.

Orlistat

Orlistat merupakan suatu penghambat lipase, bekerja dengan membatasi absorpsi lemak diet dari

dalam tubuh. Orlistat mencegah penyerapan/absorpsi lemak di usus. Lemak yang tidak diserap

akan keluar bersama kotoran.

Page 33: Obesitas Pada Remaja Dan

Rata-rata penurunan berat dengan menggunakan orlistat adalah sekitar 3 kg setelah satu tahun.

Penggunaan orlistat harus disertai dengan diet untuk memperoleh hasil terbaik.

Efek samping orlistat diantaranya kotoran yang berminyak dan pergerakan usus yang lebih

sering. Karena orlistat menghalangi penyerapan beberapa nutrien, dokter juga akan menyarankan

penggunaan multivitamin

Page 34: Obesitas Pada Remaja Dan

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/exact-sciences/gizi/161851- /http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/obesitas/pdfhttp://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/obesitas/http://www.duasociety.co.cc/2009/11/klasifikasi-obesitas.htmlhttp://bebas.vlsm.org/v 12/sponsor/sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0015%20Bio%201-4a.htmMichael J. Pelcjar, Jr.,dan E.C.S. Chan. 2008. Kelainan gizi. Jakarta: Univrsitas Indonesia.Sumber : www.wikipedia.com. Obesitas