o 0 o (d 6 7 oma, ome/ 0 stres, selangkah menuju bunuh...

2
o Senin (D 6 7 20 21 22 23 17 18 19 Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu o Minggu .Jan OPeb 8 23 9 10 11 24 25 26 o Ma, OAp, o Me/ OJun OJul 0 Ags 12 13 27 28 14 15 29 30 31 Stres, Selangkah Menuju Bunuh Diri D AIAM satu surat kabar nasional, saya dapati ada minimal tiga kasus bu- nuh diri dalam satu hari. Ini jelas menunjukkan bahwa bunuh diri tren sakitjiwa saat ini. Menurut Konferensi Nasional Jiwa (Konas Jiwa), risiko bunuh diri meru- pakan salah satu diagnosis pe- nyakit jiwa. Data dari Badan Ke- sehatan Dunia (WHO) pada ta- hun 2003 mengungkapkan bah- wa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya. Ini sama halnya dengan dalam 40 detik terjadi satu kejadian bunuh diri. Mirisnya'Iagi, data tersebut di- ambil pada tahun 2003, bagai- mana dengan kini? Para korban tewas menge- naskan usai terjun dari lantai tert- inggi sebuah mal, minum racun serangga atau gantung diri. Kita flashback sebentar. Masih ingat 'kan Heryanto, siswa kelas 6 SD yang mencoba gantung dirikare- na tak mampu membayar uang kerajinan sekolah atau Usep, siswa asal Cianjur yang nekat menghabisi nyawanya karena urung dibeIikan televisi. Orang dewasa pun tak kalahbanyakka- susnya. Pemicunyakarena .sakit kronis, patah hati, terlilit iifang dan sebagainya. Sebenarnya ada perasaan malu yang menyeIinap, kala melihat bangsa Jepang melakukan ritu- al harakiri, yakni menikam atau merobek perut sendiri, Tindak- annya mungkin terlihat sama, na- mun motif yang melatarbela- kanginya berbeda. Kebanyakan orang Jepang melakukan tin- dakan bunuh diri untuk kehor- matan. Bagi bangsa Negeri De- wa Matahari itu, kehormatan dan nama baikadalah segalanya. Ma- kajika seseorang melakukan ke- salahan yang mengancam ke- hormatan keluarganya, dengan sukarela ia akan melakukan hara- kirrtersebut. WHO pun menyebutkan bah- wa dari 5 orang, 3 di antaranya diindikasikan sakitjiwa. Penyak- it jiwa yang diidap bisa dari yang paling ringan hingga berat. Ini menunjukkan bahwa kesehatan jiwa (psikologis) tak kalah pent- ing dari kesehatan jasmani (fisik). Hal ini pun dikuatkan dengan munculnya berbagai penyakit fisik yang musababnya adalah penyakitjiwa (stres). Stres dan stressor Setiap tindakan yang dilakukan pasti ada motifnya. Pun pada ka- sus bunuh diri. Adanya stressor merupakan pelarian para pelaku melakukan tindakan nekat ini. Stressor adalah segala faktor pencetus jadinya stres. Sedan- gkan stres merupakan keadaan ketidakseimbangan antara tun- tutan dan sumberdayayang dim- iliki individu (Taylor, 1997). Stres berasal dari istilah Latin yaitu stingere yang berarti keras (stricus). Setelah penelaahan dari waktu ke waktu, istilah stres da- pat diartikan sebagai kesukaran, kesusahan, kesedihan atau pen- deritaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang stres adalah individu yang mengalami pen- deritaan, kesulitan, dan kesusa- han yang tidak mampu dile- watinya. Jika kesulitan itu sudah mengancam serta mekanisme koping (kemampuan untuk me- .nyelesaikan masalah) individu tidak efektif, maka bunuh diri salah satu pilihan untuk meng- OSep OOId ONov ODes Oleh ADE FARIYANI akhiri penderitaan yang ia alami. Penyebab ''Dansesungguhnya akan Ka- mi berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kela- paran, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan berikan- lah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (Q.S. 2: 155) Ada banyak stressor yang bisa menyebabkan seseorang stres hingga berniat mengakhiri hidup- nya. Faktor yang paling sering muncul adalah ekonomi. Hal ini merupakan alas an kuat pada . anak merasa malu karena tak bisa membayar uang sekolah, atau tidak memiliki televisi. Atau ju- ga seorang istri yang sudah pu- tus asa dalam impitan ekonomi karena sang suami tak kunjung bekerja. Hingga lilitan utang se- orang pengusaha yang mungkin terlihat kaya dan bahagia. Stressor lain yang hinggap pa- da remaja masa kini adalah ma- IUlplng Humaa Onpad 2011 1--

Upload: others

Post on 20-Sep-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

o Senin(D 6 7

20 21 222 3

17 18 19

• Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu o Minggu

.Jan OPeb

823

9 10 1124 25 26

oMa, OAp, oMe/ OJun OJul 0 Ags

12 1327 28

14 1529 30 31

Stres, SelangkahMenuju Bunuh Diri

D AIAM satu surat kabarnasional, saya dapati adaminimal tiga kasus bu-

nuh diri dalam satu hari. Ini jelasmenunjukkan bahwa bunuh diritren sakitjiwa saat ini. MenurutKonferensi Nasional Jiwa (KonasJiwa), risiko bunuh diri meru-pakan salah satu diagnosis pe-nyakit jiwa. Data dari Badan Ke-sehatan Dunia (WHO) pada ta-hun 2003 mengungkapkan bah-wa satu juta orang bunuh diridalam setiap tahunnya. Ini samahalnya dengan dalam 40 detikterjadi satu kejadian bunuh diri.Mirisnya'Iagi, data tersebut di-ambil pada tahun 2003, bagai-mana dengan kini?

Para korban tewas menge-naskan usai terjun dari lantai tert-inggi sebuah mal, minum racunserangga atau gantung diri. Kitaflashback sebentar. Masih ingat'kan Heryanto, siswa kelas 6 SDyang mencoba gantung dirikare-na tak mampu membayar uangkerajinan sekolah atau Usep,siswa asal Cianjur yang nekatmenghabisi nyawanya karenaurung dibeIikan televisi. Orangdewasa pun tak kalahbanyakka-susnya. Pemicunyakarena .sakitkronis, patah hati, terlilit iifangdan sebagainya.

Sebenarnya ada perasaan maluyang menyeIinap, kala melihatbangsa Jepang melakukan ritu-al harakiri, yakni menikam ataumerobek perut sendiri, Tindak-annya mungkin terlihat sama, na-mun motif yang melatarbela-kanginya berbeda. Kebanyakanorang Jepang melakukan tin-dakan bunuh diri untuk kehor-matan. Bagi bangsa Negeri De-wa Matahari itu, kehormatan dan

nama baikadalah segalanya. Ma-kajika seseorang melakukan ke-salahan yang mengancam ke-hormatan keluarganya, dengansukarela ia akan melakukan hara-kirrtersebut.

WHO pun menyebutkan bah-wa dari 5 orang, 3 di antaranyadiindikasikan sakitjiwa. Penyak-itjiwa yang diidap bisa dari yangpaling ringan hingga berat. Inimenunjukkan bahwa kesehatanjiwa (psikologis) tak kalah pent-ing dari kesehatan jasmani (fisik).Hal ini pun dikuatkan denganmunculnya berbagai penyakitfisik yang musababnya adalahpenyakitjiwa (stres).

Stres dan stressorSetiap tindakan yang dilakukan

pasti ada motifnya. Pun pada ka-sus bunuh diri. Adanya stressormerupakan pelarian para pelakumelakukan tindakan nekat ini.Stressor adalah segala faktorpencetus jadinya stres. Sedan-gkan stres merupakan keadaanketidakseimbangan antara tun-tutan dan sumberdayayang dim-iliki individu (Taylor, 1997).

Stres berasal dari istilah Latinyaitu stingere yang berarti keras(stricus). Setelah penelaahan dariwaktu ke waktu, istilah stres da-pat diartikan sebagai kesukaran,kesusahan, kesedihan atau pen-deritaan. Jadi dapat disimpulkanbahwa orang yang stres adalahindividu yang mengalami pen-deritaan, kesulitan, dan kesusa-han yang tidak mampu dile-watinya. Jika kesulitan itu sudahmengancam serta mekanismekoping (kemampuan untuk me-.nyelesaikan masalah) individutidak efektif, maka bunuh dirisalah satu pilihan untuk meng-

OSep OOId ONov ODes

Oleh ADE FARIYANI

akhiri penderitaan yang ia alami.Penyebab

''Dansesungguhnya akan Ka-mi berikan cobaan kepadamudengan sedikit ketakutan, kela-paran, kekurangan harta,jiwadan buah-buahan. Dan berikan-lah berita gembira kepadaorang-orang yang sabar" (Q.S.2: 155)

Ada banyak stressor yang bisamenyebabkan seseorang streshingga berniat mengakhiri hidup-nya. Faktor yang paling seringmuncul adalah ekonomi. Hal inimerupakan alas an kuat pada .anak merasa malu karena tak bisamembayar uang sekolah, atautidak memiliki televisi. Atau ju-ga seorang istri yang sudah pu-tus asa dalam impitan ekonomikarena sang suami tak kunjungbekerja. Hingga lilitan utang se-orang pengusaha yang mungkinterlihat kaya dan bahagia.

Stressor lain yang hinggap pa-da remaja masa kini adalah ma-

IUlplng Humaa Onpad 2011

1--

salah asmara. Putus cinta, tak di-terimajadi pacar, pernikahanyanggagal atau tidak disetujuija-di alasan mereka mengakhirinya,wa. Dalam pikiran merekadaripada menderita sakit hati se-umur-umur lebih baik mati. Ala-san cekcok rumah tangga, peker-jaan, prolematika orangtua, danmasalah intrapersonal (hubun-gan antarpribadi) yang tidak har-monis pun mengancam timbul-nya stres hingga bunuh diri.

SolusiTindakan pencegahan lebih

efektif daripada pengobatan.Ungkapan inibenar adanyajikadilakukan dengan tepat. Pence-gahan yang paling utama dalamstres terutama pada anak adalahperan keluarga. Keluarga meru-pakan organisasi pertaina tem-pat tumbuh berkembanganyaseseorang. Seringkali kasus stresatau bunuh diri ini lahir dari kelu-arga yang otoriter. Tindakantersebut akan menekan anak.Hingga bila tak bisa mencapaiapa yang ditargetkan, ia akanmerasa menderita dan tersiksa.Ditambah lagi tekanan dan an-caman dari orangtua akan mem-buatnya kian tertekan.

Pada poor parent relationship(miskin hubungan antara orang-tua-anak) pun memicu stres. Se-tiap hari rumah hanya dibumbuisikap acuh tak acuh antara orang-tua dan anak. Kondisi ini akanmeniadakan rasa saling hormat,rasa sayang, dan penghargaanantar keduanya. Impian setiaporangtua adalah memiliki anakyang berbakti dan menghormati.Tujuanitutakkanterwujudtan-pa adanya penghargaan, keha-ngatan, dan kasih sayang.

Sedangkan stres dan risikobunuh diri pada orang dewasadapat diantisipasi dengan berbaiksangka pad a kehendak Tuhan.Masalah kehidupan yang mem-buat hati kita berombak dapat ki-ta anggap sebagai ujian yangmendewasakan. Ujian sebagaitanda kasih sayang Tuhan padakita. Toh dengan masalah kitaakan lebih dekat pada Tuhan.Dengan masalah pun ketergan-tungan kita pada Tuhan makinkuat.

"Sesungguhnya tnanusia di-ciptakan bersifat berkeluh kesahlagi kikir, apabila ditimpa ke-susahan ia berkeluh kesah, danapabila ia mendapat kebaikan'ia amat kikir, kecuali oranq-orang yang mengerjakan salat,yang mereka itu tetap menger-jakan salat. " .

Surat Al-Ma'arij ayat 19-23 diatas menunjukkan pentingnyasalat --ibadah-- sebagai obat darikesusahan dan masalah yang di-hadapi. Salat yang berarti doa inimemiliki pengaruh yang sig-nifikan terhadap kesehatanjiwaseseorang. MenurutA Carel pe-raih Nobel tahun 1912 untuk il-mu kedokteran, doa yang dibi-asakan dan sungguh-sungguh di-lakukan, pengaruhnya sangat be-sar terhadap kejiwaan dankeadaan somatik --fisik-- seseo-rang. Ketentrraman yang ditim-bulkan oleh doa itu merupakanpertolongan yang besar dalampengobatan dan kesehatan sese-orang. (Penulis, alumnusFakultas Keperawatan Un-pad, anggotaForum lingkarPena (FLP)Bandung, train-er dan terapis hipnoterapidan praktisi EFf)**