nyeri abdomen pada anak

25
Sakit perut pada bayi dan anak, baik akut maupun kronis, sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang timbulnya mendadak, tetapi sering pula perlahan-lahan. Rasa sakitnya dapat bervariasi, dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dapat terlokalisir di suatu tempat atau di seluruh perut, bahkan dapat menjalar ke tempat lain. Rasa sakit dapat pula hanya berupa nyeri tumpul (dull pain), seperti ditusuk-tusuk atau disayat-sayat, dan dapat seperti dililit- lilit (kolik), yang tidak jarang menyebabkan penderita sampai berguling-guling. Penyebab nyeri perut dapat bermacam-macam, mulai yang berasal dari dalam perut sendiri maupun di luar perut. Sebagian besar sakit perut pada anak tidak memerlukan tindakan bedah, cukup dengan pengobatan medikamentosa. Pendekatan diagnosis nyeri perut pada anak masih merupakan suatu masalah karena kriteria diagnosis yang digunakan belum seragam, terutama untuk nyeri perut non organik. Kriteria diagnosis nyeri perut yang banyak digunakan saat ini adalah kriteria Rome III.2 Patogenesis nyeri perut non organik atau fungsional belum diketahui secara pasti. Motilitas saluran cerna dan hipersensitivitas viseral diduga sangat berperan terhadap kejadian nyeri perut fungsional pada anak. Sebagian besar kasus nyeri perut pada anak merupakan nyeri perut fungsional, oleh karena itu cukup bijaksana untuk tidak segera melakukan pemeriksaan penunjang invasif. Nyeri perut yang berlangsung akut lebih sering dihubungkan dengan kelainan organik, sedangkan nyeri perut yang berlangsung kronis atau berulang lebih sering

Upload: rahma-larasati-syaheeda

Post on 26-Jul-2015

176 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan nyeri abdomen baik akut atau kronik pada anak

TRANSCRIPT

Page 1: Nyeri Abdomen Pada Anak

Sakit perut pada bayi dan anak, baik akut maupun kronis, sering dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Kadang-kadang timbulnya mendadak, tetapi sering pula perlahan-lahan. Rasa

sakitnya dapat bervariasi, dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dapat terlokalisir

di suatu tempat atau di seluruh perut, bahkan dapat menjalar ke tempat lain. Rasa sakit dapat

pula hanya berupa nyeri tumpul (dull pain), seperti ditusuk-tusuk atau disayat-sayat, dan

dapat seperti dililit-lilit (kolik), yang tidak jarang menyebabkan penderita sampai berguling-

guling.

Penyebab nyeri perut dapat bermacam-macam, mulai yang berasal dari dalam perut sendiri

maupun di luar perut. Sebagian besar sakit perut pada anak tidak memerlukan tindakan

bedah, cukup dengan pengobatan medikamentosa. Pendekatan diagnosis nyeri perut pada

anak masih merupakan suatu masalah karena kriteria diagnosis yang digunakan belum

seragam, terutama untuk nyeri perut non organik.

Kriteria diagnosis nyeri perut yang banyak digunakan saat ini adalah kriteria Rome III.2

Patogenesis nyeri perut non organik atau fungsional belum diketahui secara pasti. Motilitas

saluran cerna dan hipersensitivitas viseral diduga sangat berperan terhadap kejadian nyeri

perut fungsional pada anak. Sebagian besar kasus nyeri perut pada anak merupakan nyeri

perut fungsional, oleh karena itu cukup bijaksana untuk tidak segera melakukan pemeriksaan

penunjang invasif. Nyeri perut yang berlangsung akut lebih sering dihubungkan dengan

kelainan organik, sedangkan nyeri perut yang berlangsung kronis atau berulang lebih sering

merupakan suatu kelainan non organik. Pada keadaan yang meragukan, alarm symptoms atau

signal sign dapat digunakan sebagai dasar pendekatan tatalaksana. Pendekatan diagnosis

yang cermat dan tepat sangat diperlukan untuk memberikan tatalaksana yang optimal.2

Apapun penyebabnya, hanya sebagian kecil dari sakit perut ini, baik akut maupun kronik

yang memerlukan tindakan bedah.

A. Definisi

Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan regio inguinalis. Akut abdomen

didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta

membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Dalam tulisan Markum Appley

mengatakan sakit perut berulang didefinisikan sebagai serangan sakit perut yang berlangsung

minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan

mengganggu aktivitas sehari-hari.

Page 2: Nyeri Abdomen Pada Anak

B. Klasifikasi

Pada garis besarnya, sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan lamanya

serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas kasus bedah dan

pediatrik. Selain itu juga dibagi berdasarkan umur penderita, yaitu umur di bawah 2 tahun

dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan berdasarkan penyebab, yaitu

penyebab yang berasal dari gastrointestinal dan luar gastrointestinal

C. Anatomi dan Fisiologi

Perkembangan dari anatomi rongga perut dan organ-organ visera mempengaruhi

manifestasi, patogenesis dan klinis dari penyakit abdominal peritoneum dan persarafan

sensoris viseral sangat penting untuk evaluasi acute abdominal disease (Gray SW, 1997).

Setelah 3 minggu perkembangan janin, usus primitif terbagi menjadi foregut, midgut, dan

hindgut. Arteri mesenterika superior menyuplai dari ke midgut (bagian keempat duodenum

sampai midtransversal kolon). Foregut meliputi faring, esofagus, lambung, dan proksimal

duodenum, sedangkan hindgut terdiri dari kolon distal dan rektum. Serabut aferen yang

menyertai suplai vaskuler memberikan persarafan sensoris pada usus dan terkait peritoneum

viseral. Sehingga, penyakit pada proksimal duodenum (foregut) merangsang serabut aferen

celiac axis menghasilkan nyeri epigastrium. Rangsangan di sekum atau apendiks (midgut)

mengaktifkan saraf aferen yang menyertai arteri mesenterika superior menyebabkan rasa

nyeri di periumbilikalis, dan penyakit kolon distal menginduksi serabut saraf aferen sekitar

arteri mesenterika inferior menyebabkan nyeri suprapubik. Saraf prenikus dan serabut saraf

aferen setinggi C3, C4, dan C5 sesuai dermatom bersama-sama dengan arteri prenikus

mempersarafi otot-otot diafragma dan peritoneum sekitar diafragma. Rangsangan pada

diafragma menyebabkan nyeri yang menjalar ke bahu. Peritoneum parietalis, dinding

abdomen, dan jaringan lunak retroperitoneal menerima persarafan somatik sesuai dengan

segmen nerve roots.( . Diethelm et al,1997) .

Page 3: Nyeri Abdomen Pada Anak

Peritoneum parietalis kaya akan inervasi saraf sehingga sensitif terhadap rangsangan.

Rangsangan pada permukaan peritoneum parietal akan menghasilkan sensasi yang tajam dan

terlokalisir di area stimulus. Ketika peradangan pada viseral mengiritasi pada peritoneum

parietal maka akan timbul nyeri yang terlokalisir. Banyak "peritoneal signs" yang berguna

dalam diagnosis klinis dari acute abdominal pain. Inervasi dual-sensorik dari kavum

abdomen yaitu serabut aferen viseral dan saraf somatik menghasilkan pola nyeri yang khas

yang membantu dalam diagnosis. Misalnya, nyeri pada apendisitis akut nyeri akan muncul

pada area periumbilikalis dan nyeri akan semakin jelas terlokalisir ke kuadran kanan bawah

saat peradangan melibatkan peritoneum parietal. Stimulasi pada saraf perifer akan

menghasilkan sensasi yang tajam, tiba-tiba, dan terlokalisir dengan baik. Rangsangan pada

saraf sensorik aferen intraperitoneal pada acute abdominal pain menimbulkan nyeri yang

tumpul (tidak jelas pusat nyerinya), nyeri tidak terlokalisasi dengan baik, dengan onset

gradual/ bertahap dan durasi yang lebih lama. Nervus vagus tidak mengirimkan impuls nyeri

dari usus. Sistem saraf aferen simpatik mengirimkan nyeri dari esofagus ke spinal cord. Saraf

aferen dari kapsul hepar, ligamen hepar, bagian central dari diafragma, kapsul lien, dan

perikardium memasuki sistem saraf pusat dari C3 sampai C5. Spinal cord dari T6 sampai T9

menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer, kantong empedu, pankreas, dan usus

halus. Serabut nyeri dari colon, appendik, dan visera dari pelvis memasuki sistem saraf pusat

pada segmen T10 sampai L11. Kolon sigmoid, rektum, pelvic renalis beserta kapsulnya,

ureter dan testis memasuki sistem saraf pusat pada T11 dan L1. Kandung kemih dan kolon

rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari S2 sampai S4. Pemotongan, robek, hancur, atau

Page 4: Nyeri Abdomen Pada Anak

terbakar biasanya tidak menghasilkan nyeri di visera pada abdomen. Namun, peregangan atau

distensi dari peritoneum akan menghasilkan sensasi nyeri. Peradangan peritoneum akan

menghasilkan nyeri viseral, seperti halnya iskemia. Kanker dapat menyebabkan

intraabdominal pain jika mengenai saraf sensorik. Abdominal pain dapat berupa viseral pain,

parietal pain, atau reffered pain. Visceral pain bersifat tumpul dan kurang terlokalisir dengan

baik, biasanya di epigastrium, regio periumbilikalis atau regio suprapubik. Pasien dengan

nyeri viseral mungkin juga mengalami gejala berkeringat, gelisah, dan mual. Nyeri parietal

atau nyeri somatik yang terkait dengan gangguan intraabdominal akan menyebabkan nyeri

yang lebih inten dan terlokalisir dengan baik. Referred pain merupakan sensasi nyeri

dirasakan jauh dari lokasi sumber stimulus yang sebenarnya. Misalnya, iritasi pada diafragma

dapat menghasilkan rasa sakit di bahu. Penyakit saluran empedu atau kantong empedu dapat

menghasilkan nyeri bahu.

Distensi dari small bowel dapat menghasilkan rasa sakit ke bagian punggung bawah. Selama

minggu ke-5 perkembangan janin, usus berkembang diluar rongga peritoneal, menonjol

melalui dasar umbilical cord, dan mengalami rotasi 180○ berlawanan dengan arah jarum jam.

Selama proses ini, usus tetap berada di luar rongga peritoneal sampai kira-kira minggu 10,

rotasi embryologik menempatkan organ-oragan visera pada posisi anatomis dewasa, dan

pengetahuan tentang proses rotasi semasa embriologis penting secara klinis untuk evaluasi

pasien dengan acute abdominal pain karena variasi dalam posisi ( misalnya, pelvic atau

retrocecal appendix) (Buschard K, Kjaeldgaard A,1993).

D. Jenis Nyeri perut

Keluhan yang paling menonjol pada gawat perut adalah nyeri. Nyeri perut ini dapat

berupa nyeri viseral maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada

berbagai organ di rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya di rongga dada.

Nyeri viseral

Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga

perut, misalnya cedera atau radang. Peritoneum viserale yang menyelimuti organ perut

dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap perabaan, atau pemotongan.

Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri pada

pasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksi

yang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang

pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanya

Page 5: Nyeri Abdomen Pada Anak

tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh

telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juga

nyeri sentral (Sjamsuhidajat et all,2004).

Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ

yang terlibat. Saluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, sistem

hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Bagian

saluran cerna yang berasal dari midgut yaitu usus halus usus besar sampai pertengahan kolon

transversum yang menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian saluran cerna yang

lainnya adalah hindgut yaitu pertengahan kolon transversum sampai dengan kolon sigmoid

yang menimbulkan nyeri pada bagian perut bawah. Jika tidak disertai dengan rangsangan

peritoneum nyeri tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita biasanya dapat aktif

bergerak(Sjamsuhidajat , dkk., 2004).

Nyeri somatik

Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf tepi,

misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan

seperti disayat atau ditusuk, dan pasien dapat menunjuk dengan tepat dengan jari lokasi nyeri.

Rangsang yang menimbulkan nyeri dapat berupa tekanan, rangsang kimiawi atau proses

radang (Sjamsuhidajat dkk., 2004).

Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsang peritoneum dan

dapat menimbulkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum

dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri

kontralateral pada appendisitis akut. Setiap gerakan penderita, baik gerakan tubuh maupun

Page 6: Nyeri Abdomen Pada Anak

gerakan nafas yang dalam atau batuk, juga akan menambah intensitas nyeri sehingga

penderita pada akut abdomen berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan

batuk (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Letak nyeri perut

Nyeri viseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya sama dengan asal organ

tersebut pada masa embrional, sedangkan letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ

sumber nyeri sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya. Nyeri pada anak presekolah

sulit ditentukan letaknya karena mereka selalu menunjuk daerah sekitar pusat bila ditanya

tentang nyerinya. Anak yang lebih besar baru dapat menentukan letak nyeri (Sjamsuhidajat,

dkk., 2004).

Sifat nyeri

Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan nyeri yang

diproyeksikan. Untuk penyakit tertentu, meluasnya rasa nyeri dapat membantu menegakkan

diagnosis. Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat, nyeri pankreatitis

dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri pada bahu kemungkinan terdapat rangsangan

pada diafragma (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Nyeri alih

Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah.

Misalnya diafragma yang berasal dari regio leher C3-C5 pindah ke bawah pada masa

embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan

dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolestitis akut, nyeri dirasakan pada daerah ujung

belikat. Abses dibawah diafragma atau rangsangan karena radang atau trauma pada

permukaan limpa atau hati juga dapat menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik

pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labia mayora pada

wanita atau testis pada pria (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Nyeri proyeksi

Page 7: Nyeri Abdomen Pada Anak

Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensoris akibat

cedera atau peradangan saraf. Contoh yang terkenal adalah nyeri phantom setelah amputasi,

atau nyeri perifer setempat akibat herpes zooster. Radang saraf pada herpes zooster dapat

menyebabkan nyeri yang hebat di dinding perut sebelum gejala tau tanda herpes menjadi

jelas (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Hiperestesia

Hiperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan di kulit jika ada peradangan pada

rongga di bawahnya. Pada gawat perut, tanda ini sering ditemukan pada peritonitis setempat

maupun peritonitis umum. Nyeri peritoneum parietalis dirasakan tepat pada tempat

terangsangnya peritoneum sehingga penderita dapat menunjuk dengan tepat lokasi nyerinya,

dan pada tempat itu terdapat nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri batuk serta tanpa rangsangan

peritoneum lain dan defans muskuler yang sering disertai hipersetesi kulit setempat. Nyeri

yang timbul pada pasien akut abdomen dapat berupa nyeri kontinyu atau nyeri kolik

(Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Nyeri kontinyu

Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus menerus

karena berlangsung terus menerus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan

penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut menunjukkan

defans muskuler secara refleks untuk melindungi bagian yang meraadang dan menghindari

gerakan atau tekanan setempat (Sjamsuhidaja, dkk., 2004).

Nyeri kolik

Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya

diakibatkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu

empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami

oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi berbeda maka kolik dirasakan hilang timbul

(Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Kolik biasanya disertai dengan gejala mual sampai muntah. Dalam serangan,

penderita sangat gelisah. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri dari serangan nyeri perut

yang hilang timbul mual atau muntah dan gerak paksa.

Page 8: Nyeri Abdomen Pada Anak

Nyeri iskemik

Nyeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak

mereda. Nyeri merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan

tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia, keadaan umum yang jelek dan syok

karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

Nyeri pindah

Nyeri dapat berubah sesuai dengan perkembangan patologi. Misalnya pada tahap awal

appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan di

sekitar pusat disertai rasa mual. Setelah radang mencapai diseluruh dinding termasuk

peritoneum viserale, terjadi nyeri akibat rangsangan yang merupakan nyeri somatik. Nyeri

pada saat itu dirasakan tepat pada peritoneum yang meradang, yaitu perut kuadran kanan

bawah. Jika appendiks mengalami nekrosis dan ganggren nyeri berubah lagi menjadi nyeri

yang hebat menetap dan tidak mereda. Penderita dapat jatuh pada keadaan yang toksis.

Pada perforasi tukak peptikduodenum, isi duodenum yang terdiri dari cairan asam garam

empedu masuk ke rongga abdomen sehingga merangsang peritoneum setempat. Pasien akan

merasakan nyeri pada bagian epigastrium. Setelah beberapa saat cairan duodenum mengalir

ke kanan bawah, melalui jalan di sebelah lateral kolon ascendens sampai sekitar caecum.

Nyeri akan berkurang karena terjadi pengenceran. Pasien sering mengeluh nyeri berpindah

dari ulu hati pindah ke kanan bawah.proses ini berbeda dengan yang terjadi pada appendisitis

akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, appendisitis akut maupun perforasi duodeum akan

mengakibatkan general peritonitis jika tidak segera ditangani dengan baik.

Permulaan nyeri dan intensitas nyeri

Bagaimana bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan sumber

nyeri. Nyeri dapat tiba-tiba hebat atau secara cepat berubah menjadi hebat, tetapi dapat pula

bertahap menjadi semakin nyeri. Misalnya pada perforasi organ berongga, rangsangan

peritoneum akibat zat kimia akan dirasakan lebih cepat dibandingkan proses inflamasi.

Demikian juga intensitas nyerinya. Sesorang yang sehat dapat pula tiba-tiba langsung

merasakan nyeri perut hebat yang disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi atau pluntiran.

Nyeri yang bertahap biasanya disebabkan oleh proses radang, misalnya pada kolesistitis atau

pankreatitis.

Page 9: Nyeri Abdomen Pada Anak

Posisi pasien

Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada pankreatitis akut pasien

akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada tulang belakang, panggul dan lutut. Kadang

penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan lutut. Pasien dengan abses

hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekan daerah perut bagian atas

seakan-akan menggendong absesnya. Appendisitis akut yang letaknya retrosaekum

mendorong penderitanya untuk berbaring dengan fleksi pada sendi panggul sehingga

melemaskan otot psoas yang teriritasi. Gawat perut yang menyebabkan diafragma teritasi

akan menyebabkan pasien lebih nyaman pada posisi setengah duduk yang memudahkan

bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun umum tidak dapat bergerak karena nyeri,

sedangkan pasien dengan kolik terpaksa bergerak karena nyerinya (Sjamsuhidajat, dkk.,

2004).

E. Alur Diagnosis

Anamnesis

Dalam anamnesis perlu ditanyakan dahulu permulaan nyerinya (kapa mulai,

mendadak atau berangsur), letaknya (menetap, berpindah), keparahannya dan sifatnya

(seperti ditusuk, tekanan, terbakar, irisan atau bersifat kolik), perubahannya (bandingkan

dengan permulaanya), lamanya dan faktor yang mempengaruhinya (memperingan atau

memperberat seperti sikap tubuh, makanan, minuman, nafas dalam, batuk, bersin, defekasi,

miksi). Apakah pasien pernah mengalami nyeri seperti ini.

Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi usus tinggi,

muntah tidak akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi didapatkan pada obstruksi usus

besar dan pada peritonitis umum. Nyeri tekan didapatkan pada iritasi peritoneum. Jika ada

radang peritoneum setempat ditemukan tanda rangsang peritoneum yang sering disertai

defans muskuler.

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut nadi,

pernafasan, suhu badan dan sikap berbaring. Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok

dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan. Pada pemeriksaan perut inspeksi merupakan

bagian yang penting. Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan palpasi. Lipat paha dan

Page 10: Nyeri Abdomen Pada Anak

tempat hernia lain diperiksa secara khusus. Umumnya diperlukan colok dubur untuk

membantu penegakan diagnosis.

Pemeriksaan perut yang sukar dicapai seperti daerah retoperitoneal, regio subfrenik

dan panggul dapat dicapai secara tidak langsung dengan uji tertentu. Dengan uji iliopsoas

diperoleh informasi mengenai regio retroperitoneal, dengan uji obturator diperoleh informasi

mengenai panggul dan dengan perkusi tinju didapat informasi dari subfrenik. Dengan

menarik testis ke arah kaudal dapat dicapai daerah dasar panggul.

Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di kavum douglas kurang memberikan

informasi pada peritonitis murni, nyeri pada satu sisi menunjukan kelainan di daerah panggul.

Colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada

paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada obstruksi usus ampulanya

kolaps. Pemeriksaan vagina menambah informasi kemungkinan kelainan di organ

ginekologis (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Pemeriksaan fisik meluputi inspeksi auskultasi perkusi dan palpasi. Tanda-tanda

khusus pada trauma daerah abdomen adalah penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena

nyeri didaerah abdomen. Penderita pucat, keringat dingin. Bekas-bekas trauma pada dinding

abdomen, memar, luka, prolaps omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul

abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang

oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada

pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak

rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).

Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan rangsangan peritoneum melalui

peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah

yang terkena iritasi. Palpasi akan menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/

defense musculaire. Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga

dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di

daerah peradangan dan daerah penekanan dinding abdomen. defense musculaire/ muscular

rigidity ditimbulkan karena rasa nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi bertambah

sehingga terjadi defense musculaire. Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal

yaitu perasaan nyeri oleh ketokan jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani

karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi letak

rendah. Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen. Pemeriksaan rectal

Page 11: Nyeri Abdomen Pada Anak

toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan pemeriksaan rutin untuk

mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba

tumor.

Pemerikasaan Penunjang

Setelah data-data pemeriksaan fisik terkumpul diperlukan juga pemeriksaan tambahan

berupa Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan Hb diperlukan

untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan

pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya

infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura

lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas

atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pads

hepar. Pemeriksaan urine rutin menunjukkan adanya trauma pads saluran kemih bila dijumpai

hematuria. Urin yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran

urogenital. Pemeriksaan radiologi foto thorak Selalu harus diusahakan pembuatan foto thorak

dalam posisi tegak untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pads

thoraks. Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau adanya

gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika.

Plain abdomen akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara

bebas retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus.

Intravenous Pyelogram karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan

trauma pada ginjal. Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan Bereuna sebagai pemeriksaan

tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar

dan retroperitoneum. Pemeriksaan khusus abdominal paracentesis Merupalcan pemeriksaan

tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga

peritoneum. Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga

peritoneum setelah dimasukkan 100-200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan

indikasi untuk laparotomi. Pemeriksaan laparoskopi Dilaksanakan bila ada akut abdomen

untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya. Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu

dilakukan rektosigmoidoskopi. Pemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan

yang keluar dari lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui

anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat

diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah sampingan

Page 12: Nyeri Abdomen Pada Anak

yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita

dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengobatan.

F. Penyakit dengan Gejala Nyeri Abdomen pada Anak

Terdapat beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut pada anak. Di bawah ini

merupakan tabel yang menyajikan penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut pada anak

yang tidak memerlukan tindakan bedah. Berikut adalah nyeri perut akut pada anak yang tidak

memerlukan tindakan bedah :

Page 13: Nyeri Abdomen Pada Anak

Berikut adalah penyakit dengan gejala sakit perut berulang pada anak,

Page 14: Nyeri Abdomen Pada Anak

G. Penatalaksanaan

Pengobatan diberikan sesuai etiologi. Tujuan pengobatan ialah memberikan rasa aman

serta edukasi kepada penderita dan keluarga sehingga kehidupan keluarga menjadi normal

kembali dan dapat mengatasi rasa sakit sehingga efeknya terhadap keaktifan sehari-hari

dapat seminimal mungkin. Berikut alur penatalaksanaan secara umum pada sakit perut

mendadak,

Page 15: Nyeri Abdomen Pada Anak

Berikut penatalaksaan secara umum pada nyeri perut berulang,

Page 16: Nyeri Abdomen Pada Anak

DAFTAR PUSTAKA

Cornbluth A, Sachar DB, Salomon P. 1998. Crohn's disease. Sleisenger & Fordtran's

Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis, and Management. Vol 2.

6th. Philadelphia, Pa: WB Saunders Co.

D'Haens G, Baert F, van Assche G, et al. 2008. Early combined immunosuppression or

conventional management in patients with newly diagnosed Crohn's disease: an open

randomised trial (http://www.ncbi..nlm.nih.gov/pubmed/18295023, diakses pada tanggal

25 Juni 2011)

Holder, Andre. 2011. Dysmenorrhea in Emergency Medicine 

(http://emedicine.medscape.com/ article/795677, diakses pada tanggal 27 Juni 2011)

Mudgil, Shikha. 2009. Tubo Ovarian Abscess ( http://emedicine.medscape.com/article/

404537-overview, diakses pada tanggal 28 Juni 2011)

Panes J, Gomollon F, Taxonera C, et al. 2007. Crohn's disease: a review of current

treatment with a focus on biologics (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18034589,

diakses pada tanggal 25 Juni 2011)

Swierzewski, Stanley J. 2011. Acute Urinary Retention

(http://www.healthcommunities.com/ acute-urinary-retention/overview-of-acute-urinary-

retention.shtml, diakses pada tanggal 27 Juni 2011)

Tessy, Agus dkk. 2003. Sistitis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

Thoreson R, Cullen JJ.2007. Pathophysiology of inflammatory bowel disease: an

overview (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17560413, diakses pada tanggal 25 Juni

2011).

Page 17: Nyeri Abdomen Pada Anak

Tierney LM. 2001. Crohn's disease. Current Medical Diagnosis and Treatment. 40th ed.

New York, NY: McGraw-Hill Professional Publishing.

Widjarnako, B. 2009. Endometriosis. (http://obfkumj.blogspot.com/ Endometriosis.html,

diakses pada tanggal 27 Juni 2011).

Daftar pustaka

R,Sjamsuhidajat, Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah.Jakarta: EGC,2004

Brewer BJ, Golden GT, Hitch DC, et al: Abdominal pain: An analysis of 1,000 consecutive cases in a University Hospital emergency room. Am J Surg 131:219-223, 1999.

Graff LG, Robinson D: Abdominal pain and emergency department evaluation. Emerg Med Clin North Am 19:123-136, 2001.

Cordell WH, Keene KK, Giles BK, et al: The high prevalence of pain in emergency medical care. Am J Emerg Med 20:165-169, 2002.

Gray SW, Skandalakis JE: Embryology for Surgeons: The Embryological Basis for the Treatment of Congenital Defects. Philadelphia, WB Saunders, 1997).

Diethelm AG, Stanley RJ, Robbin ML: The acute abdomen. In Sabiston DC (ed): Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice, 15th ed. Philadelphia, WB Saunders, 1997, pp 825-846.

Buschard K, Kjaeldgaard A: Investigation and analysis of the position, fixation, length, and embryology of the vermiform appendix. Acta Chir Scand 139:293-298, 1993.