novel blakanis karya arswendo atmowiloto: …/novel... · merupakan salah satu karya sastra yang...

131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: Sebuah Analisis Struktural SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: DAMANG TRI HAPSORO C0204014 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 NOVEL BLAKANIS

Upload: doanlien

Post on 09-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO:

Sebuah Analisis Struktural

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

DAMANG TRI HAPSORO

C0204014

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

NOVEL BLAKANIS

Page 2: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: Sebuah Analisis Struktural

Disusun oleh:

DAMANG TRI HAPSORO C0204014

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Wiranta, M.S. NIP 195806131986011001

Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP 196206101989031001

NOVEL BLAKANIS

Page 3: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: Sebuah Analisis Struktural

Disusun oleh DAMANG TRI HAPSORO

C0204014

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada tanggal................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. ……………...

NIP 196206101989031001

Sekretaris Asep Yudha Wirajaya, SS. ……………...

NIP 132300849

Penguji I Drs. Wiranta, M.S. ……………...

NIP 195806131986011001

Penguji II Prof. Dr. Bani Sudardi, M. Hum. ……………...

NIP 196409181989031001

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A. NIP 195303141985061001

PERNYATAAN

Page 4: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Nama : Damang Tri Hapsoro NIM : C0204014 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul, “Novel Blakanis Karya Arswendo Atmowiloto: Sebuah Analisis Struktural” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 10 Maret 2010

Yang membuat pernyataan,

Damang Tri Hapsoro

Page 5: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Apabila kita terus menunggu waktu yang tepat “ untuk memulai”, mungkin kita tidak akan pernah memulainya.

(N. N.)

Yang paling berat dalam hidup ini bukanlah “bekerja”, melainkan “bila tak ada yang dikerjakan”.

(N. N.)

Jadikanlah “kekurangan kita” sebagai motivasi agar kita bisa lebih baik; bukan untuk dimaklumi!

(Damang T. H.)

Page 6: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ø Ibu dan Bapak tercinta atas kerja

kerasnya serta kasih sayang yang tiada

batas.

Ø Kakak-kakakku yang telah memberikan

penulis pelajaran hidup.

Ø Tasya dan Alvin.

Ø Exel (Rest In Peace).

KATA PENGANTAR

Page 7: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Puji syukur kepada Yesus Kristus atas segala rencana-Nya yang indah

karena penulis memperoleh kekuatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul,

“Novel Blakanis Karya Arswendo Atmowiloto: Sebuah Analisis Struktural”.

Proses penyusunan skripsi ini tidak luput dari kesulitan dan hambatan. Namun,

berkat bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak dengan disertai usaha

keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Drs. Sudarno, M.A., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan skripsi.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Wiranta, M.S., sebagai pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran

dan perhatian senantiasa memberikan bimbingan dan semangat demi

terwujudnya skripsi ini. Sekaligus sebagai pembimbing akademik yang telah

memberikan kemudahan dan membimbing dari awal perkuliahan sampai

terselesaikannya studi di Jurusan Sastra Indonesia.

4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta, khususnya Jurusan Sastra Indonesia, yang telah memberikan ilmu

dan wawasan yang sangat berguna bagi penulis.

5. Staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan staf UPT Perpustakaan

Universitas Sebelas Maret, terima kasih atas pelayanannya.

6. Ayah, ibu, dan keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang,

Page 8: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

dukungan, dan doa bagi penulis. Semoga Tuhan berkenan memberikan

kesempatan bagi penulis untuk membuat kalian bangga.

7. Para sahabat pencari Tuhan: Siti, Pakdhe, Bento, Tommy, Bay, C-Pot, Aya’,

Joker, Andri Glepung, Arivin, dan Dedi Chomsky. Para sahabat penulis yang

lain: Mas Yudi, Mas Agus, Mas Alfan, Mas Cilik, Mas Waluyo. Terima kasih

untuk semuanya.

8. Teman-teman Sasindo Angkatan 2004, Sasindo Angkatan 2003 dan 2002, dan

keluarga besar Komunitas Musik dan Film (KMF) Fakultas Sastra dan Seni

Rupa atas semua dukungan dan masukan yang telah diberikan kepada penulis.

9. Anak-anak Sekre 4-2 dan Scene 13; Kaka, Romhanks, Aldi, Mlekedit, Ciut,

Yoga, Gatot, Mlekenji, Kentung dan semua yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu. Terima kasih telah memberikan warna dan keceriaan bagi

penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat berbagai

kekurangan. Penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari pembaca demi

penyempurnaan karya ini.

Surakarta, 10 Maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Page 9: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii

HALAMAN PERYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xiii

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................. 7

C. Perumusan Masalah ................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka............................................................................ 12

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................ 12

2. Landasan Teori .................................................................... 15

a. Fakta-fakta Cerita .......................................................... 16

Page 10: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Alur ........................................................................... 16

2. Karakter .................................................................... 19

3. Latar .......................................................................... 21

b. Tema .............................................................................. 24

1. Tema Sentral ............................................................. 25

2. Tema Bawahan ......................................................... 25

c. Sarana Sastra ................................................................. 25

1. Judul.......................................................................... 26

2. Sudut Pandang .......................................................... 26

3. Gaya dan Tone .......................................................... 27

d. Hubungan Antarunsur ................................................... 28

B. Kerangka Pikir ........................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ...................................................................... 32

B. Pendekatan Penelitian ................................................................ 33

C. Objek Penelitian ......................................................................... 33

D. Sumber Data ............................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34

F. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 34

G. Teknik Penarikan Kesimpulan ................................................... 35

BAB IV ANALISIS STRUKTURAL

A. Fakta Cerita ................................................................................ 36

1. Alur ..................................................................................... 36

Page 11: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. Tahapan Alur ................................................................ 36

b. Kausalitas ...................................................................... 44

c. Plausibilitas ................................................................... 51

d. Konflik dan Klimaks ..................................................... 54

2. Karakter dan Penokohan ..................................................... 63

a. Karakter Sentral ............................................................ 63

b. Karakter Bawahan ......................................................... 66

c. Motivasi Karakter.......................................................... 77

3. Latar ................................................................................... 79

a. Latar Tempat ................................................................. 80

b. Latar Waktu ................................................................... 83

c. Latar Sosial.................................................................... 87

d. Latar Suasana (Atmosfer) ............................................. 90

B. Tema dan Amanat ...................................................................... 95

1. Tema Bawahan .................................................................... 95

2. Tema Sentral ....................................................................... 100

C. Sarana Sastra ............................................................................. 101

1. Judul ..................................................................................... 101

2. Sudut Pandang...................................................................... 102

3. Gaya dan Tone ..................................................................... 105

a. Gaya .............................................................................. 105

b. Tone ............................................................................... 119

D. Hubungan Antarunsur ................................................................. 109

Page 12: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Hubungan Alur dengan Karakter ......................................... 109

2. Hubungan Latar dengan Alur ............................................... 111

3. Hubungan Karakter dengan Latar ........................................ 112

4. Hubungan Tema, Alur, Karakter, dan Latar ........................ 112

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 114

B. Saran........................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 117

LAMPIRAN ............................................................................................... 118

Page 13: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 : Skema Kerangka Pikir Analisis Struktural Sastra 31

Page 14: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK Damang Tri Hapsoro. C0204014. 2010. Novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto: Sebuah Analisis Struktural. Skripsi. Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana fakta cerita dalam novel Blakanis yang terdiri atas alur, tokoh, dan latar?, (2) bagaimana tema dalam novel Blakanis?, (3) bagaimana sarana sastra dalam novel Blakanis yang terdiri atas judul, sudut pandang, gaya, dan tone?, (4) bagaimana hubungan antarunsur yang terdapat dalam novel Blakanis?

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan fakta cerita dalam novel Blakanis yang terdiri atas alur, tokoh, dan latar, (2) mengungkapkan tema dalam novel Blakanis, (3) mendeskripsikan sarana sastra dalam novel Blakanis yang terdiri atas judul, sudut pandang, gaya, dan tone, (4) mendeskripsikan hubungan antarunsur yang terdapat dalam novel Blakanis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan struktural. Objek dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu objek material berupa novel Blakanis dan objek formal berupa unsur-unsur struktural yang terdapat dalam novel Blakanis meliputi fakta cerita, tema, sarana sastra. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto dengan tebal 283 halaman, diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada Juni 2008, sebagai cetakan pertama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka. Teknik analisis data dengan memanfaatkan teori struktural Robert Stanton. Teknik penarikan simpulan menggunakan teknik induktif.

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, fakta cerita yang terdiri atas alur, tokoh, dan latar. Alur dalam novel Blakanis menggunakan teknik kilas balik (flashback), secara umum yang tampak adalah alur maju, tetapi dalam cerita terdapat sisipan-sisipan cerita yang sudah lebih dulu berlangsung dari alur yang sedang berjalan. Dalam novel Blakanis terdapat beberapa karakter bawahan yang kehadirannya sering muncul dan juga terdapat karakter bawahan yang hanya sekali muncul dalam cerita. Namun hanya terdapat satu karakter sentral yang menjadi pusat dari cerita, yaitu Ki Blaka atau Wakiman. Latar tempat antara lain kampung atau permukiman Blakan, sungai Blakan, pendapa pertemuan, tenda putih (Puskesmas Blakan), tahanan dan di depan kantor polisi. Latar waktu meliputi pagi, siang, sore, senja, dan malam. Terdapat juga latar waktu yang berupa kata yang merujuk pada waktu seperti jam dan tahun Latar sosial yang terdapat dalam novel Blakanis adalah kehidupan sosial para pengikut Ki Blaka atau blakanis. Latar suasana (atmosfer) meliputi suasana senang, marah, sedih, gelisah, tegang dan kekecewaan. Kedua, tema dalam novel Blakanis adalah sebuah sebuah perjuangan dari sebuah sikap kejujuran yang sangat sederhana. Amanat dalam novel Blakanis adalah segala perbuatan sebaiknya dilandasi dengan sikap jujur, karena mempunyai konsekuensi membawa ketenangan batin atau jiwa. Ketiga, sarana sastra yang meliputi judul, sudut pandang, serta gaya dan tone. Judul dalam novel Blakanis bermakna orang-

Page 15: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

orang yang melakukan sikap blaka (jujur apa; adanya), mengisyaratkan para pelaku sikap blaka itu sendiri. Sudut pandang dalam novel Blakanis adalah sudut pandang orang pertama-sampingan dan sudut pandang orang ketiga-tak terbatas. Gaya bahasa yang terdapat dalam novel Blakanis antara lain simile, hiperbola, dan personifikasi. Tone yang muncul dalam novel Blakanis ini adalah ironi. Keempat, unsur-unsur dalam fakta cerita yaitu alur, tokoh, dan latar saling berhubungan dan unsur-unsur tersebut memperkuat keberadaan tema.

Page 16: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan strukturasi pengalaman manusia. Sastra merupakan

suatu bentuk dari hasil karya cipta seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan

kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Atar Semi,

1993:8).

Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung

jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Fiksi menawarkan “model-model”

kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang sekaligus menunjukan

sosoknya sebagai karya seni yang berunsur estetik dominan, oleh karena itu karya

fiksi merupakan sebuah cerita, dan karenanya terkandung juga didalamnya tujuan

memberikan hiburan kepada pembaca di samping juga adanya tujuan estetik.

Membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk

memperoleh kepuasan batin. Betapapun saratnya pengalaman dan permasalahan

kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita

yang menarik, tetap merupakan bangunan struktur yang koheren, dan tetap

mempunyai tujuan estetik (Wellek dan Warren, 1995:276).

Ada tiga bentuk karya sastra, yaitu puisi, prosa dan drama. Novel,

merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah

karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur-unsur tersebut akan membangun novel secara totalitas dan bersifat artistik.

1

Page 17: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menyuguhkan

tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa secara tersusun dan

mengandung alur dan tema cerita, jumlah tokoh lebih dari satu, latar dan suasana

cerita yang beragam pula serta adat budaya yang unik, dan yang melatarbelakangi

cerita dalam novel tersebut. Namun, jalan ceritanya dapat menjadi suatu

pengalaman hidup yang nyata dan lebih dalam lagi novel mempunyai tugas

mendidik pengalaman batin pembaca atau pengalaman manusia. Oleh karena itu,

novel harus tetap merupakan cerita yang menarik yang mempunyai bangunan

struktur yang koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik. Dengan adanya unsur-

unsur estetik, baik unsur bahasa maupun unsur makna, dunia fiksi lebih banyak

memuat berbagai kemungkinan dibandingkan dengan yang ada di dunia nyata.

Semakin tinggi nilai estetik sebuah karya fiksi, secara otomatis akan

mempengaruhi pikiran dan perasaan pembaca.

Blakanis adalah sebuah novel karya Arswendo Atmowiloto yang

diterbitkan oleh penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta pada tahun 2008.

Novel inilah yang akan menjadi obyek penelitian. Arswendo Atmowiloto terlahir

di Solo, 26 November 1948, dengan nama lahir Sarwendo. Arswendo dikenal

sebagai penulis dan wartawan yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar.

Pada tahun 1990, ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor, ia

'dipenjarakan' karena satu jajak pendapat yang dianggap menghina kaum tertentu.

Selama dalam tahanan, Arswendo menghasilkan tujuh buah novel, puluhan

artikel, tiga naskah skenario dan sejumlah cerita bersambung. Sebagian

dikirimkannya ke berbagai surat kabar dengan menggunakan alamat dan identitas

Page 18: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

palsu. Karya-karya Aswendo, antara lain berupa naskah drama, cerpen, novel, dan

puisi. Karya pertamanya adalah sebuah cerpen yang berjudul Sleko (1971).

Kemudian muncul karya-karya yang lainnya seperti; Ito (1973), Lawan Jadi

Kawan (1973), Bayiku yang Pertama: Sandiwara Komedi dalam 3 Babak (1974),

Sang Pangeran (1975), Sang Pemahat (1976), Dua Ibu (1981), Menghitung Hari

(1993), Oskep (1994), Projo & Brojo (1994), Khotbah di Penjara (1994),

Surkumur, Mudukur dan Plekenyun (1995), Kisah Para Ratib (1996), Darah

Nelayan (2001), Keluarga Cemara 1, Keluarga Cemara 2 dan, Keluarga Cemara

3 (2001), Dusun Tantangan (2002), Senopati Pamungkas 1 & 2 (1986/2003),

Fotobiografi Djoenaedi Joesoef: Senyum, Sederhana, Sukses (2005), Kau

Memanggilku Malaikat (2007), dan Dewi Kawi (2008). Arswendo Atmowiloto

kembali mengeluarkan novel terbarunya, yaitu Horeluya yang terbit April 2008

dan Blakanis yang diterbitkan Juni 2008. Selain masih aktif menulis Arswendo

memiliki sebuah rumah produksi sinetron PT. Atmochademas Persada yang telah

membuat sejumlah sinetron. Sinetronnya Keluarga Cemara memperoleh

Panasonic Award 2000 sebagai acara anak-anak favorit. Tiga kali ia menerima

Piala Vidya untuk Sang Pemahat (1976) dan Menghitung Hari (1993).

Novel Blakanis menceritakan seseorang yang mengedepankan kejujuran

dan menjadikannya sebagai dasar serta ideologi dalam menjalani kehidupannya.

Tokoh utama dalam novel ini bernama Ki Blaka. Lelaki agak tua dengan daun

telinga kecil dan lubang hidung yang besar. Ki Blaka adalah seorang yang nyaris

tanpa prestasi, Ki Blaka ingin jujur dalam segala hal dan untuk segala hal. Banyak

kesaksian lain ketika para pengikutnya mencoba hidup dengan jujur, dengan apa

Page 19: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

adanya, hidup dengan blaka. Blakanis sendiri adalah sebutan bagi pengikut Ki

Blaka. Dalam buku itu, Arswendo mengungkapkan bahwa kejujuran untuk

menyampaikan segala sesuatu dengan terbuka, apa adanya, tidak selamanya

membawa kebaikan. Ada orang yang tidak menyukai orang lain jujur, apalagi

kejujuran tersebut dapat mengungkap kebohongan orang lain.

Secara struktural, novel Blakanis memiliki unsur-unsur yang cukup kuat.

Unsur-unsur tersebut seperti alur, tokoh, latar, tema dan amanat, gaya penulisan

serta unsur-unsur lain yang menunjang di dalam karya sastra. Alur dalam novel

Blakanis cukup menarik. Semua plot atau alur cerita sudah diceritakan dalam bab

pertama, bahkan akhir cerita atau puncak cerita sudah dapat diketahui oleh

pembaca pada bab pertama ini. Namun keutuhan cerita tersebut belum terlihat

jelas karena dalam bab pertama hanya terdapat beberapa penggalan kisah dari

tokoh-tokoh sentral yang dinarasikan oleh tokoh bawahan dalam novel Blakanis

ini. Selain memiliki alur yang menarik, pengarang juga mampu menghidupkan

karakter dari para tokoh melalui tema yang diangkat oleh pengarang. Selain alur

dan penokohan, gaya penulisan Arswendo dikenal ringan dan mengalir. Bahasa

deskripsi yang tidak rumit dan dialog yang bermakna lugas membuat pembaca

tidak perlu berpikir terlalu dalam.

Terlepas dari uraian tersebut, penulis mengangkat novel Blakanis sebagai

objek penelitian, karena penulis ingin mencoba menjelaskan struktur novel

tersebut. Alasan lain yang mendorong novel Blakanis dijadikan sebagai objek

kajian dalam penelitian ini adalah karena novel Blakanis sebagai sebuah karya

fiksi tersusun atas semua unsur yang saling berhubungan dan menentukan,

Page 20: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

sehingga dapat membentuk sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat

artistik. Unsur-unsur struktural yang membuat novel Blakanis ini menjadi menarik

untuk dibaca dan diteliti adalah sebagai berikut.

Pertama, penyampaian cerita dalam novel Blakanis ini bersifat naratif.

Setiap bab dalam novel Blakanis ini adalah sebuah narasi dari beberapa tokoh

berbeda. Keterjalinan cerita tidak akan terlihat apabila pembaca belum

menyelesaikan cerita dari bab pertama sampai bab terakhir. Setiap bab dalam

novel Blakanis ini mempunyai cerita yang utuh dan berdiri sendiri pada setiap

babnya. Sebagai contoh, pada bab pertama adalah sebuah narasi yang di

ungkapkan oleh salah seorang tokoh yang bernama Mareto. Mareto menyajikan

cerita tentang awal mula kampung Blaka dan tentunya pribadi seorang Ki Blaka

serta pengalamannya bersama Ki Blaka sampai dengan klimaks cerita yaitu

tertangkapnya dan meninggalnya Ki Blaka. Hal yang sama dapat ditemukan pada

bab-bab berikutnya hanya saja penyampaian cerita dilakukan oleh tokoh yang

berbeda dan dengan pokok bahasan yang berbeda pula. Oleh karena itu, pembaca

menjadi penasaran dan bertanya-tanya apabila belum menyelesaikan akhir cerita,

karena setiap bab dari novel ini memiliki korelasi dengan bab lain. Unsur yang

memberikan keterjalinan atau korelasi antara bab yang satu dengan bab yang lain

adalah kehadiran tokoh utama dan beberapa tokoh-tokoh bawahan dalam

penceritaannya. Selain hal-hal tersebut, unsur-unsur lain yang mendukung

keterjalinan adalah alur atau plot dan latar cerita. Alur atau plot dalam novel

Blakanis cukup dinamis, sehingga terdapat beberapa penggalan cerita yang sudah

diceritakan pada bab sebelumnya berkaitan dengan bab-bab selanjutnya atau bab

Page 21: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang lain. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya ketidakbosanan dan

keingintahuan kepada pembaca.

Kedua, salah satu unsur pembangun dalam novel Blakanis, yaitu

karakterisasi tokoh utama dalam novel ini sangat kuat. Karakterisasi tokoh utama

yang ditonjolkan bukanlah sifat kejujuran, melainkan sifat sederhana dan blaka

dalam segala manifestasinya. Pengarang ingin mencoba memberikan pesan-pesan

moral melalui novel Blakanis ini. Pengarang ingin menyajikan sebuah situasi yang

meliputi kesederhanaan, kejujuran dan yang paling penting adalah sifat blaka (apa

adanya). Situasi itu disajikan pengarang disaat mayoritas orang sedang mengalami

demoralisasi moral atau krisis moral. Berawal dari situasi ini pengarang berusaha

membangun tokoh utama dalam novel Blakanis ini agar benar-benar mampu

membawa pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Ketiga, novel Blakanis mengangkat tema yang mampu menjadikan

perenungan bagi kita. Tema kejujuran sangat cocok dengan situasi yang terjadi di

dalam masyarakat kita yang sedang mengalami keterpurukkan moral. Secara tidak

langsung, novel Blakanis ini memberikan pelajaran hidup dan motivasi kepada

para pembaca dengan memberikan dan menyuguhkan filosofi-filosofi tentang

kejujuran. Alasan lain yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian

terhadap novel Blakanis karena novel tersebut belum pernah diteliti sebelumnya.

Penulis sudah melakukan survey di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,

Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini akan dianalisis dengan

pendekatan struktural. Karena pendekatan struktural lebih terfokus pada struktur

dan sarana yang terdapat di dalam teks. Analisis dari segi struktural lebih bersifat

Page 22: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

objektif karena hanya berdasarkan karya sastra atau teks itu sendiri, yang

memandang karya sastra sebagai teks mandiri, jalinan antar unsur tersebut akan

membentuk makna yang utuh pada sebuah teks (Suwardi Endraswara, 2003: 53).

Analisis struktural dilakukan untuk membongkar secermat, seteliti, semendetail,

dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan anasir- anasir karya sastra

yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh (Teeuw, 1988:135).

Dari uraian tersebut, maka akan dilaksanakan penelitian yang berjudul:

“Blakanis” karya Arswendo Atmowiloto: Analisis Struktural. Analisis yang

dilakukan dalam penelitian ini mencakup analisis alur, karakter, latar, tema serta

sarana sastra.Untuk meneliti novel ini, penulis memanfaatkan teori struktural

Robert Stanton. Buku yang digunakan adalah Teori Fiksi Robert Stanton tahun

2007, terjemahan dari Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad.

Alasan yang mendasari penulis menggunakan teori Stanton, yaitu dalam

teori Stanton tidak ada pemisahan unsur-unsur karya sastra. Sebuah karya sastra

tersusun atas berbagai macam unsur. Semua unsur yang menyusun karya sastra

tersebut memiliki posisi yang sama. Tidak ada unsur yang dianggap berada dalam

karya sastra ataupun yang berada di luar karya sastra.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut dimaksudkan agar

penelitian menjadi lebih fokus dan terarah, sehingga dapat mencapai sasaran yang

diinginkan. Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai

berikut.

Page 23: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. fakta cerita yang terdapat dalam novel Blakanis. Fakta cerita tersebut

meliputi alur ( tahapan alur, hubungan kausalitas dan plausibilitas,

konflik internal dan konflik eksternal, dan konflik utama dan klimaks),

karakter (sikap tokoh dan motivasi dalam diri tokoh), dan latar (latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial);

2. tema (meliputi tema bawahan dan tema sentral) dan amanat novel

Blakanis;

3. sarana sastra dalam novel Blakanis. Sarana sastra dibatasi pada judul,

sudut pandang, serta gaya dan tone;

4. hubungan antarunsur dalam novel Blakanis.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah fakta cerita yang terdapat dalam novel Blakanis?

2. Bagaimanakah tema dan amanat novel Blakanis?

3. Bagaimanakah gambaran sarana sastra dalam novel Blakanis?

4. Bagaimanakah hubungan antarunsur dalam novel Blakanis?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan

interpretasi terhadap novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto dengan

menggunakan pendekatan teori struktural Robert Stanton. Selain itu, tujuan

Page 24: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

penelitian dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas pada penelitian yang

dilakukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah.

1. Mendeskripsikan fakta cerita, yang meliputi alur, karakter, dan latar

yang terdapat dalam novel Blakanis.

2. Mendeskripsikan tema dan amanat dalam novel Blakanis.

3. Mendeskripsikan sarana sastra yang digunakan oleh pengarang dalam

novel Blakanis yang meliputi judul, sudut pandang, serta gaya dan

Tone.

4. Mendeskripsikan hubungan antarunsur dalam novel Blakanis.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

menerapkan teori struktural Robert Stanton. Unsur-unsur struktural

meliputi, fakta cerita, sarana sastra, dan tema. Hasil dari penelitian ini

diharapkan pula dapat membantu memberikan pemahaman terhadap

struktur pembangun karya sastra, terutama novel. Pemahaman

terhadap struktur novel tersebut diharapkan dapat dijadikan pijakan

bagi penelitian selanjutnya, tentunya dengan kajian yang berbeda,

sehingga penelitian terhadap karya sastra, khususnya novel dapat lebih

berkembang.

Page 25: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat

menambah pemahaman dan dapat membantu peneliti lain dalam

memperkaya wawasan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sebuah contoh sekaligus sebagai cermin kepada masyarakat umum.

Penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan pemahaman

tentang nilai-nilai yang terkandung dalam novel Blakanis, seperti

sikap jujur dan apa adanya yang dilakukan oleh tokoh utama. Sikap ini

perlu dilakukan mengingat banyaknya kasus manipulasi yang sering

terjadi, baik dalam diri sendiri maupun terhadap orang lain.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab pertama Pendahuluan, berisi latar belakang masalah yang menyangkut

atau membicarakan alasan mengapa penulis mengambil judul tersebut;

pembatasan masalah yang dalam penelitian ini merupakan unsur penting agar

penelitian tidak menyimpang dari topik; rumusan masalah yang dimaksudkan agar

penelitian lebih terperinci dan terfokus; tujuan penelitian yang berfungsi untuk

menjawab rumusan masalah yang sudah ada; manfaat penelitian yang

memberikan penjelasan tentang apa saja yang dapat diambil dari penelitian ini

baik secara teoretis maupun secara praktis; dan sitematika penulisan yang dalam

hal ini diperlukan untuk memudahkan dalam proses analisis setiap masalah,

sehingga penelitian ini lebih bersifat sistematis dan teratur.

Page 26: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Bab kedua Landasan Teori, berisi teori-teori yang mencoba menguraikan

secara mendalam mengenai struktur karya sastra terutama fakta cerita dan tema

serta hubungan antarunsur yang membangun sebuah karya sastra, sehingga dapat

dicapai tujuan dari pendekatan struktural tersebut, yakni membongkar dan

memaparkan secermat, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan

keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang menghasilkan makna

menyeluruh.

Bab ketiga Metode Penelitian, berisi metode penelitian yang merupakan

cara kerja dari penelitian; pendekatan yang digunakan dalam penelitian; objek

penelitian yang merupakan kajian utama dalam penelitian; sumber data yang

menjelaskan asal dari data-data penelitian; teknik pengumpulan data yaitu teknik-

teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data; dan teknik pengolahan

data yang berisi reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan simpulan.

Bab keempat Analisis Data, berisi analisis terhadap novel Blakanis yang

menjadi objek penelitian dengan menerapkan teori Robert Stanton. Penelitian

dilakukan pada fakta cerita yang terdiri atas alur, karakter, dan latar, kemudian

dilanjutkan dengan analisis tema dan hubungan antarunsur.

Bab kelima Penutup, berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian yang

tentunya sesuai dengan analisis data yang telah dilakukan. Dengan adanya

simpulan, akan dapat dijawab semua masalah yang ada dalam penelitian.

Page 27: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini, penulis menemukan beberapa artikel melalui

internet yang membahas tentang novel Blakanis. Artikel tersebut ditulis oleh

Adiwirasta dan diakses oleh penulis pada tanggal 31 Maret 2010. Adiwirasta

menyebutkan bahwa novel Blakanis tidak memiliki ketegangan-ketegangan

seperti dalam novel-novel pop pada umumnya. Novel Blakanis tidak memberi

kita hiburan. Novel ini berupaya untuk membuat kita merenungkan kejujuran

terhadap diri kita sendiri.

Pada bagian awal, buku ini sangat enak dibaca. Penuturannya seperti

seorang sastrawan sedeng yang meracau tidak karuan tapi terarah. Penggunaan

tata bahasanya yang seenaknya, menjadikan buku ini bukan buku yang pantas

untuk ditelaah secara ilmiah oleh peneliti sastra karena tidak ada nilai lebih.

Tetapi secara pemaknaan, buku ini sangat penuh dengan ajaran tentang

kejujuran. Arswendo ingin mengetuk para pemimpin negara ini untuk hidup

blaka alias terbuka dan jujur, sehingga kedamaian di bumi bisa tercipta dan

terjaga hingga akhir hayat. Novel Blakanis ini juga mengajarkan kepada kita

untuk mampu bersabar terhadap rangsangan. Penuturan yang diambil oleh

Arswendo terhadap tokoh utama, Ki Blaka, seperti penuturan Yesus Kristus di

Injil. Penuturan terbagi-bagi ke dalam beberapa bagian, dan masing-masing

12

Page 28: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

bagian menceritakan awal dari dimulainya Ki Blaka hingga akhir dari

kehidupan Ki Blaka yang meledak di atas helikopter.

Terdapat juga artikel lain yang berhubungan dengan novel Blakanis.

Artikel tersebut ditulis oleh Hervin Saputra dan diakses penulis pada 28 Maret

2010. Artikel tersebut menyebutkan ketidakjujuran di dalam kehidupan

masyarakat dikaitkan dengan novel Blakanis. Menurut Hervin Saputra,

Arswendo Atmowiloto berusaha menghadirkan kegiatan untuk memburu

jawaban atas pengertian kejujuran dalam novel Blakanis. Di dalam novel

Blakanis Arswendo mengajak pembaca menjalani “filsafat kejujuran”,

Arswendo menempatkan Ki Blaka sebagai tokoh sentral. Adegan penangkapan

Ki Blaka menjadi kunci dari keseluruhan plot novel ini. Peristiwa ini dapat

dikatakan sebagai klimaks yang ditempatkan di tengah-tengah cerita, bukan di

awal atau di akhir. Lewat klimaks ini Arswendo membuka satu per satu makna

yang hendak disampaikan dari keseluruhan cerita. Dia mencoba memundurkan

waktu untuk melihat apa saja yang terjadi di Kampung Blakan sebelum

akhirnya tempat itu sepi karena penghuninya membubarkan diri.

Arswendo tidak buru-buru memberikan jawaban mengapa Ki Blaka

ditangkap dan apa yang terjadi selanjutnya dengan Kampung Blaka. Dengan

membuka pintu makna satu per satu, pembaca diajak mengikuti kisah seraya

menikmati dialog-dialog tentang filsafat kejujuran. Dialog-dialog yang

menukik ke hakikat kejujuran itu berseliweran dalam setiap peristiwa. Meski

sebagian besar gagasan tentang kejujuran itu bersumber dari Ki Blaka, novel ini

tidak menempatkan Ki Blaka sebagai juru kisah. Pembaca justru diajak

berkenalan dengan Ki Blaka lewat pengalaman pengikut dan orang-orang yang

Page 29: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memperoleh perubahan hidup drastis sejak bersentuhan dengan Kampung

Blaka.

Novel ini menggunakan pengakuan (testimoni) sejumlah tokoh di

dalamnya untuk memerinci profil tokoh utama serta gagasan keseluruhan.

Dengan cara ini Ki Blaka, sebagai seorang blaka, tidak dibiarkan

memperkenalkan diri lewat mulut sendiri. Sebab, upaya menjelaskan diri

sendiri rawan tercemar dengan kehendak melebih-lebihkan diri. Dan ini selalu

ditentang oleh Ki Blaka. Dengan cara ini Arswendo membiarkan pembaca

menyerap definisi sosok Ki Blaka dari testimoni pengikutnya yang

mendefinisikan jati diri Ki Blaka. Arswendo tidak hanya menghadirkan Ki

Blaka sebagai seorang jujur yang lugu di hadapan tokoh-tokoh yang menjadi

juru bicara kisah, bahkan melugukan Ki Blaka di hadapan pembaca. Novel ini

bisa disebut sebagai reaksi atas kenyataan zaman yang hadir di hadapan

pengarangnya. Korupsi, budaya ketidakjujuran yang saling bertegangan dengan

idaman akan kejujuran, adalah realitas Indonesia. Sebagai sebuah karya sastra,

Blakanis adalah distorsi atas realitas sedemikian rupa sehingga realitas itu

terasa sebagai imajinasi.

Dengan menangkap pandangan dunia pengarang, diharapkan mendapat

pemahaman terhadap arti sebuah karya sastra sebagai usaha manusia

memecahkan persoalan-persoalan kehidupan sosial yang nyata, dapat

dimengerti secara mendalam. Berdasarkan pengamatan terhadap penelitian-

penelitian terdahulu tersebut maka penulis kemudian berusaha melengkapi

penelitian-penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang lebih lanjut.

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi analisis dalam penelitian-penelitian

Page 30: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sebelumnya dengan melakukan pembahasan yang lebih detail tentang

penerapan teori model Robert Stanton. Selain itu, penelitian ini juga

mengambil objek penelitian baru yang dirasa akan lebih efektif dalam hal

penerapan teori struktural model Robert Stanton. Karena, di dalam novel

Blakanis yang menjadi objek dalam penelitian ini, si pengarang terlihat lebih

ekspresif dalam mengungkapkan unsur-unsur pembangunnya, seperti dalam hal

alur, latar, penokohan, penentuan sudut pandang, dan pemakaian gaya bahasa..

2. Landasan Teori

Teori merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian teori

merupakan suatu alat atau pisau yang digunakan untuk menganalisis sebuah

objek penelitian. Peran teori sangat penting dan spesifik. Setelah melihat objek

yang akan diteliti oleh penulis dan memperhitungkannya secara mendalam

(baik dari segi kerelevansiannya ataupun dari segi-segi yang lainnya), maka

peneliti menjatuhkan pilihannya pada teori fiksi struktural Robert Stanton.

Adapun maksud dari teori fiksi adalah menyajikan pengalaman kemanusiaan

melalui dimensi-dimensi fakta cerita, sarana-sarana sastra dan tema serta

amanat untuk dapat di pahami dan di nikmati (Stanton, 2007:13).

Robert Stanton (2007:97), menyatakan bahwa untuk menganalisis

novel sebaiknya dilihat terlebih dahulu prinsip kepaduan sebuah novel.

Kepaduan di sini berarti seluruh aspek dari karya sastra harus berkontribusi

penuh pada maksud utama atau tema. Dengan demikian, pendekatan struktural

memandang karya sastra sebagai suatu kesatuan yang utuh, terdiri dari unsur-

unsur atau elemen-elemen yang memiliki suatu keterkaitan, dapat membentuk

Page 31: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

suatu makna yang menyeluruh dan menyajikan catatan kejadian imajinatif dari

sebuah cerita. Sehingga dinamakan ‘struktur faktual’ cerita.

Robert Stanton menyatakan bahwa struktur karya sastra meliputi 3

kategori, yaitu: fakta cerita, sarana sastra, dan tema. Tidak semua konsep

Robert Stanton akan diaplikasikan dalam penelitian ini, tetapi hanya beberapa

konsep yang di anggap relevan saja.

Unsur fakta cerita meliputi alur, karakter (tokoh), dan latar. Unsur

dalam sarana-sarana sastra meliputi judul, sudut pandang, gaya dan tone,

simbolisme, ironi. Sedangkan pada tema itu meliputi tema minor dan tema

mayor. Alur dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini

berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum

menjadi satu, semua elemen ini dinamakan ‘struktur faktual’ atau ‘tingkatan

faktual’ cerita (Stanton, 2007:22)

a. Fakta-fakta Cerita

Fakta dalam sebuah cerita meliputi alur, karakter, dan latar. Gabungan

ketiga unsur ini sangat menonjol dan terdapat diseluruh bagian cerita (Stanton,

2007:12). Fakta cerita sering disebut sebagai struktur faktual atau tahapan

faktual. Penyebutan demikian karena unsur fiksi tersebut secara faktual dapat

dibayangkan atau memiliki koherensi dengan pengalaman.

1) Alur

Alur merupakan unsur penting dalam sebuah karya sastra. Alur

merupakan keseluruhan peristiwa-peristiwa dalam cerita. Peristiwa-

peristiwa tersebut dihubungkan secara sebab akibat (kausalitas), peristiwa

yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain, dan

Page 32: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

apabila dihilangkan dapat merusak jalan cerita.

Alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan dapat dikatakan

bahwa alur lebih penting dari unsur fiksi yang lain. Hal ini dikarenakan alur

menentukan daya tarik tersendiri bagi penikmatnya.

Alur dapat berarti kejelasan cerita, kesederhanaan alur dapat berarti

kemudahan cerita untuk dimengerti. Sebaliknya, alur sebuah karya fiksi

yang kompleks, ruwet, dan sulit dikenali hubungan kausalitas antar

peristiwa-peristiwanya menyebabkan cerita lebih sulit untuk dipahami

(Nurgiyantoro, 2005:110).

Stanton (2007:28) menyatakan bahwa alur dalam cerita fiksi

merupakan tulang punggung cerita. Alur harus memiliki bagian awal,

tengah, dan akhir. Selain itu, alur harus bersifat plausible (masuk akal) dan

logis.

Sebuah cerita dikatakan masuk akal jika karakter-karakter dan

dunianya dapat dibayangkan serta peristiwa-peristiwanya layak terjadi.

Masuk akal juga berarti tindakan-tindakan karakter sesuai dengan

kepribadian atau wataknya serta bertindak sesuai dengan apa yang memang

harus dilakukannya (Stanton, 2007:24-25).

Sebuah cerita dikatakan berkadar plausibilitas jika memiliki

kebenaran untuk dirinya sendiri. Artinya, sesuai dengan tuntutan cerita dan

ia tidak bersifat meragukan. Plausibilitas cerita tidak berarti bahwa cerita

merupakan peniruan realitas belaka, melainkan lebih disebabkan ia

memiliki koherensi pengalaman kehidupan (Nurgiyantoro, 2005:132).

Page 33: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Alur sebuah cerita harus bersifat saling terkait, antara peristiwa

yang satu dengan yang lain, antara peristiwa yang diceritakan terlebih

dahulu dengan yang diceritakan kemudian, terdapat hubungan dan sifat

saling terkait. Keterkaitan antar peristiwa yang dikisahkan akan

mempermudah pemahaman pembaca terhadap cerita yang ditampilkan.

Sebaliknya, alur sebuah karya fiksi yang ruwet dan sulit dikenali hubungan

kausalitas antar peristiwanya menyebabkan cerita menjadi lebih sulit

dipahami.

Stanton membagi alur menjadi dua bagian, yaitu konflik dan

klimaks. Konflik dalam sebuah karya fiksi terdiri atas dua macam, yaitu

konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang

muncul sebagai akibat dari adanya dua keinginan dalam diri sebuah

karakter, sedangkan konflik eksternal adalah konflik antarkarakter atau

antara karakter dengan lingkungannya.

Konflik dan klimaks merupakan hal yang amat penting dalam

struktur alur, keduanya merupakan unsur utama alur dalam karya fiksi.

Konflik demi konflik, baik berupa konflik internal maupun konflik

eksternal inilah jika telah mencapai titik puncak menyebabkan terjadinya

klimaks (Nurgiyantoro, 2005:126).

Dalam sebuah cerita ditemukan banyak konflik. Akan tetapi, hanya

ada satu konflik utama yang menjadi inti struktur cerita dan mampu

membuat alur dapat berkembang. Konflik utama tersebut biasa disebut

dengan konflik sentral. Konflik sentral adalah puncak dari cerita, atau

merupakan inti cerita. Konflik dalam cerita akan menuju satu titik pusat,

yaitu klimaks cerita. Klimaks merupakan titik pertemuan antara dua

Page 34: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

keadaan atau lebih yang saling bertentangan dan hal ini berhubungan

dengan bagaimana oposisi tersebut terselesaikan (Stanton, 2007:32).

Berdasarkan uraian-uraian di atas alur merupakan urutan kejadian

atau peristiwa yang mempunyai hubungan kausalitas (sebab-akibat),

peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa

yang lain, dan apabila dihilangkan dapat merusak jalan cerita. Peristiwa

tersebut disusun dan direka, serta bersifat plausible (masuk akal) dan logis.

Dengan kata lain, karakter-karakter dan dunianya dapat dibayangkan serta

peristiwa-peristiwanya layak terjadi. Masuk akal juga berarti tindakan-

tindakan karakter sesuai dengan kepribadian atau wataknya serta bertindak

sesuai dengan apa yang memang harus dilakukannya. Hal tersebut

bertujuan agar mempermudah pemahaman pembaca dan lebih memberikan

daya tarik bagi pembaca.

2) Karakter

Karakter mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah

cerita. Karakter menciptakan tindakan-tindakan tertentu yang mendukung

jalannya cerita. Kehadiran karakter membuat cerita menjadi seolah tampak

lebih hidup.

Seperti halnya alur, karakter juga merupakan unsur penting dalam

karya fiksi. Karakter cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa

dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan

kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2007:167).

Page 35: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pengangkatan karakter-karakter nyata, atau hanya berupa bentuk

personifikasinya dapat mengesankan pembaca seolah-olah peristiwa yang

diceritakan bukan peristiwa imajinatif, melainkan peristiwa faktual

(Nurgiyantoro, 2007:169).

Karakter dapat berarti ‘pelaku’ dan dapat pula berarti ‘perwatakan’,

keterkaitan antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimiliki,

memang merupakan suatu kesatuan yang utuh, dapat dikatakan bahwa

seorang tokoh dalam cerita diciptakan bersama dengan perwatakan yang

dimilikinya.

Karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama,

karakter merujuk pada individu individu yang muncul dalam cerita.

Konteks kedua, karakter merujuk pada percampuran dari berbagai

kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu

tersebut (Stanton, 2007:33).

Sebagian besar karakter-karakter karya fiksi adalah karakter-

karakter rekaan. Meski sebuah karakter merupakan rekaan atau imajinasi

pengarang, dan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah

cerita, tetapi karakter juga berperan menyampaikan ide, motif, alur, dan

tema. David Daiches menyatakan karakter pelaku dalam cerita fiksi dapat

muncul dari sejumlah peristiwa dan bagaimana reaksi tokoh tersebut pada

peristiwa yang dihadapi, yang terangkai dalam peristiwa menjadi alur

(dalam Fanani, 2000:87). Analisis gambaran karakter pada dasarnya adalah

analisis ciri-ciri fisik, mental, perasaan, dan bermacam-macam keterangan

lain tentang karakter yang bersangkutan.

Page 36: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Stanton (2007:33) menyatakan bahwa dalam sebagian besar cerita

dapat ditemukan satu karakter utama, yakni karakter yang terkait dengan

semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Biasanya, peristiwa-

peristiwa tersebut dapat mengubah diri sang karakter ataupun pada sikap

pembaca terhadap diri karakter tersebut. Karakter ini biasa disebut dengan

karakter sentral atau karakter utama.

Dalam kaitannya dengan peristiwa yang dialami oleh karakter,

segala sesuatu yang menjadi dasar atau landasan bagi karakter dalam

mengerjakan sesuatu disebut motivasi. Sikap karakter terhadap karakter

atau tindakan karakter lain disebut motivasi khusus, sedangkan segala

sesuatu yang mengatur karakter mulai dari awal penceritaan disebut

motivasi dasar (Stanton, 2007:34)

3) Latar

Berhadapan dengan sebuah karya fiksi pada hakikatnya berhadapan

dengan sebuah dunia, dunia dalam kemungkinan, sebuah dunia yang sudah

dilengkapi dengan karakter penghuni dan permasalahan. Namun tentu saja

hal itu kurang lengkap sebab karakter dengan berbagai pengalaman

kehidupannya itu memerlukan ruang lingkup tempat dan waktu,

sebagaimana halnya kehidupan manusia di dunia nyata. Dengan kata lain,

fiksi sebagai sebuah dunia di samping membutuhkan karakter, cerita dan

alur, juga perlu latar (Nurgiyantoro, 2005:216).

Menurut Stanton, yang dimaksud dengan latar cerita adalah

lingkungan peristiwa, dunia cerita tempat terjadinya peristiwa. Salah satu

Page 37: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

bagiannya adalah latar belakang yang tampak (latar tempat), salah satu

bagian lain dapat berupa waktu (hari, minggu, bulan), iklim, atau periode

sejarah (Stanton, 2007:35).

Latar sama dengan setting. Dalam karya sastra, latar merupakan

suatu elemen pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut

akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya. Walaupun latar

dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi yang tergambar dalam cerita,

keberadaan latar pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyatakan di mana,

kapan, dan bagaimana situasi peristiwa berlangsung, melainkan juga

dengan gambaran tradisi, karakter, perilaku sosial, dan pandangan

masyarakat pada waktu cerita ditulis.

Fungsi latar dalam cerita antara lain untuk memberikan informasi

situasi sosial budaya yang terdapat dalam cerita. Latar akan dapat

memberikan pijakan cerita secara nyata bagi penggambaran suasana

berlangsungnya peristiwa-peristiwa yang ada dalam alur cerita.

Latar biasanya hadir dalam bentuk deskripsi. Kadang-kadang

karakter dapat secara langsung mempengaruhi karakter-karakternya dan

memperjelas tema. Dalam banyak cerita, latar dapat menggugah nada

emosi di sekeliling karakter. Akan tetapi, latar terkadang juga tidak

berkaitan langsung dengan karakter utama, hanya sebatas menggambarkan

lingkungan sosialnya. Di dalam beberapa cerita, latar menggambarkan

warna perasaan atau suasana hati yang menyelubungi sebuah karakter.

Penggambaran warna perasaan itu disebut suasana (Stanton, 1965:19).

Suasana mencerminkan perasaan para karakter dan merupakan bagian dari

Page 38: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dunia mereka. Stanton (1965:12) membagi latar bersama dengan karakter

ke dalam fakta cerita, sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi dan

diimajinasikan pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. Latar

dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Latar Waktu

Latar waktu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu latar waktu

parsial dan latar waktu berdasarkan sejarah. Latar waktu yang bersifat

parsial dibedakan juga menjadi dua jenis, meliputi kata-kata yang

langsung merujuk pada waktu dan kalimat yang diasosiasikan pada

waktu.

2. Latar Tempat

Penggunaan latar tempat dapat diketahui dari nama-nama tempat

terjadinya peristiwa yang ada di dalam sebuah cerita.

3. Latar Sosial

Berfungsi untuk memberikan informasi tentang berbagai situasi

sosial dan budaya yang berhubungan dengan kehidupan sosial

masyarakat tertentu, meliputi berbagai masalah hidup, kebiasaan hidup,

adat istiadat, keyakinan, juga pandangan hidup.

4. Atmosfer (suasana)

Latar dapat menggugah nada emosi di sekeliling karakter. Nada

emosi tersebut tercermin dalam lingkungannya. Atmosfer tersebut

dapat juga merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang

karakter atau sebagai salah satu bagian dunia yang berada di luar diri

sang karakter (Stanton, 2007:36).

Page 39: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Istilah atmosfer mengingatkan pada lapisan udara tempat kehidupan

dunia berlangsung. Manusia hidup karena menghirup udara atmosfer.

Atmosfer dalam cerita merupakan “udara yang dihirup pembaca sewaktu

memasuki dunia rekaan”. Ia berupa deskripsi kondisi latar yang mampu

menciptakan suasana tertentu, misalnya suasana ceria, romantis, sedih,

muram, maut, misteri, dan sebagainya (Nurgiyantoro, 2005:243).

Atmosfer itu sendiri dapat ditimbulkan dengan deskripsi detil-detil,

irama tindakan, tingkat kejelasan dan kemasuk-akalan berbagai peristiwa,

kualitas dialog, dan bahasa yang dipergunakan (Nurgiyantoro, 2005:245).

Jadi, berdasarkan uraian-uraian di atas, latar merupakan gambaran

tentang tempat, waktu, keadaan sosial dan deskripsi-deskripsi suasana-

suasana lain yang diciptakan pengarang untuk menghidupkan cerita.

b. Tema

Tema adalah ide pusat atau ide pokok. Tema merupakan nilai yang

terkandung dalam sebuah peristiwa. Tema tidak hadir secara langsung. Oleh

karena itu, diperlukan pembacaan yang cermat dengan memperhatikan dan

memahami fakta-fakta ceritanya terlebih dahulu. Tema merupakan sebuah

cerita yang berkaitan dengan makna pengalaman hidup yang secara langsung

dialami oleh manusia. Sebuah tema dapat ditafsirkan berdasarkan pada fakta-

fakta yang terdapat dalam sebuah cerita (Stanton, 2007:8).

Untuk menentukan sebuah tema cerita adalah dengan melihat konflik

utama, karena di antara konflik utama dengan tema selalu berhubungan erat.

Tema juga dapat diperoleh dengan cara memberikan pemahaman kembali pada

Page 40: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kejadian utama dalam cerita. Kejadian utama tersebut tentu membawa

pengalaman dan tingkah laku suatu karakter yang memberikan sinyal tentang

hal-hal yang umum dirasakan oleh karakter, seperti sifat-sifat umum manusia.

Berdasarkan pengertian tema dan cara menentukan tema dalam sebuah

karya fiksi, maka dapat disimpulkan bahwa tema mampu memberikan

koherensi dan kepaduan makna pada sebuah cerita (Stanton, 2007:8). Tema

dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni sebagai berikut.

1. Tema Sentral

Tema sentral adalah makna pokok yang menjadi dasar atau

gagasan dari cerita secara keseluruhan. Tema sentral dapat disimpulkan

dari beberapa tema bawahan. Pada dasarnya, tema bawahan tersebut

membangun keberadaan tema sentral, karena antartema bawahan

terdapat keterkaitan yang pada akhirnya membangun tema sentral.

2. Tema Bawahan

Tema bawahan adalah makna sampingan atau makna tambahan

yang mendukung makna pokok dalam sebuah cerita. Tema bawahan

dianalisis berdasarkan masalah-masalah yang muncul dalam suatu

peristiwa. Masalah tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan

antara masalah satu dengan masalah yang lain.

c. Sarana Sastra

Sarana-sarana sastra merupakan teknik yang digunakan pengarang

untuk memilih dan menyusun detil-detil cerita menjadi pola yang bermakna.

Page 41: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tujuan penggunaan sarana sastra adalah untuk memungkinkan pembaca

melihat fakta sebagaimana yang dilihat oleh pengarang, menafsirkan makna

fakta sebagaimana yang ditafsirkan oleh pengarang, dan merasakan

pengalaman seperti yang dirasakan oleh pengarang (Nurgiyantoro, 2005:22).

Keberadaan sarana sastra adalah untuk mendukung fakta cerita dan

tema. Berbagai detil cerita yang diungkap melalui sarana sastra dapat

menguatkan apa yang telah ada dalam fakta cerita. Detil-detil cerita tersebut

pada akhirnya juga akan mengemban tema.

1) Judul

Judul dalam sebuah karya sastra merupakan suatu petunjuk tentang

apa yang ada di dalam karya sastra itu sendiri. Judul mengisyaratkan makna

cerita yang ditulis oleh pengarang secara keseluruhan. Selain itu, judul juga

memberikan sugesti kepada pembaca untuk memikirkan tentang apa yang

ditulis oleh pengarang dalam karyanya tersebut.

Judul selalu relevan terhadap karya yang diampunya sehingga

keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika

judul mengacu pada sang karakter utama atau latar tertentu. Akan tetapi,

harus selalu waspada bila judul tersebut mengacu pada satu detail yang

tidak menonjol (Stanton, 2007:51).

2) Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan dasar berpijak pembaca untuk melihat

peristiwa dalam cerita. Pengarang sengaja memilih sudut pandang secara

hati-hati agar ceritanya dapat memiliki hasil yang memadai. Melalui sudut

Page 42: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pandang, pembaca memiliki berbagai posisi dan berbagai hubungan dengan

setiap peristiwa dalam cerita, baik di dalam maupun di luar tokoh (Stanton,

2007:53). Stanton membagi sudut pandang menjadi empat tipe yaitu

sebagai berikut.

(1) Orang pertama-utama. Karakter utama mengisahkan cerita dalam kata-

katanya sendiri

(2) Orang pertama-sampingan. Karakter bawahan menceritakan kisahnya

(3) Orang ketiga-terbatas. Pengarang mengacu pada semua karakter dan

memposisikannya sebagai orang ketiga (ia atau mereka), tetapi hanya

menceritakan apa yang dapat dilihat, didengar, atau dipikirkan oleh

seorang karakter saja

(4) Orang ketiga-tidak terbatas. Pengarang mengacu pada setiap karakter

dan memposisikannya sebagai orang ketiga (ia atau mereka) dan

menceritakan apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan oleh beberapa

karakter seolah-olah menceritakan peristiwa tanpa kehadiran karakter.

3) Gaya dan Tone

Gaya adalah cara pengarang menggunakan bahasa (Stanton,

2007:61). Meskipun ada dua penarang yang memakai alur, karakter, dan

latar yang sama, hasil tulisan keduanya bisa sangat berbeda. Perbedaan

tersebut secara umum terletak pada bahasa (Stanton, 2007:61). Gaya

membuat pembaca dapat menikmati cerita, menikmati gambaran tindakan,

pikiran, dan pandangan yang diciptakan pengarang, serta dapat mengagumi

pengarang dalam menggunakan bahasa. Gaya juga dapat berhubungan

Page 43: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dengan tujuan cerita. Stanton (2007:61-62) berpendapat bahwa mungkin

pengarang tidak menggunakan gaya yang cocok, tetapi akan menjadi tepat

jika gaya itu mendukung temanya.

Unsur yang terkait dengan gaya adalah tone. Tone merupakan sikap

emosional pengarang yang dihadirkan dalam cerita, bisa berupa sikap

(perasaan) romantis, ironis, misterius, gembira, tidak sabar, atau perasaan

lainnya. Tone dibangun sebagian dengan fakta cerita, tetapi yang lebih

penting adalah pilihan pengarang terhadap rincian-rincian dalam

menggambarkan fakta-fakta itu (Stanton, 2007:63).

d. Hubungan Antarunsur

Semua unsur dalam karya sastra memiliki keterkaitan antara satu

dengan yang lain. Keterkaitan tersebut membangun karya sastra dalam bentuk

yang utuh. Jadi, antara unsur yang satu dengan unsur yang lain tidak dapat

dipisahkan. Novel dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan saling

berhubungan secara saling menentukan, yang kesemuanya itu akan

menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya yang bermakna, hidup. Di

pihak lain, tiap-tiap unsur pembangun itupun hanya akan bermakna jika ada

dalam kaitannya dengan keseluruhannya. Dengan kata lain, dalam keadaan

terisolasi, unsur-unsur tersebut tidak ada artinya, tidak berfungsi (Nurgiyantoro,

2005:31).

Stanton (2007:22), menyatakan bahwa struktur faktual (karakter, alur,

dan latar yang merupakan fakta cerita) bukanlah bagian terpisah dari cerita.

Jadi, keberadaan unsur-unsur tersebut saling mendukung untuk membentuk

Page 44: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

makna totalitas. Begitu juga untuk mengetahui tema sebuah cerita. Diperlukan

pemahaman terhadap unsur-unsur yang lain, seperti fakta cerita. Setiap aspek

cerita turut mendukung kahadiran tema. Oleh karena itu, pengamatan harus

dilakukan pada semua hal, seperti peristiwa-peristiwa, karakter-karakter, atau

bahkan objek-objek yang sekilas tampak tidak relevan dengan alur utama

(Stanton, 2007:43).

Hubungan antarunsur dapat didefinisikan seperti, (1) hubungan alur

dengan karakter. Keberadaan alur tidak dapat lepas dari karakter. Alur terjadi

karena adanya peristiwa, konflik, hingga akhirnya sampai pada klimaks. Semua

hal tersebut dapat terjadi apabila ada karakter karena karakter yang berperan

untuk menggerakkan jalannya cerita. (2) hubungan latar dengan alur. Latar dan

latar memiliki hubungan yang tidak terlalu menonjol. Namun demikian,

hubungan kedua unsur ini tetap ada. Alur dapat ditunjukkan dengan adanya

perpindahan tempat dan waktu. Perpindahan tempat ditandai dengan adanya

ciri-ciri fisik tempat tersebut. (3) hubungan karakter dengan latar. Karakter dan

latar mempunyai hubungan yang bersifat timbal balik. Kondisi latar, baik itu

latar tempat, latar waktu, maupun latar sosial akan berpengaruh pada watak

sang karakter. Demikian juga sebaliknya, watak karakter dapat mencerminkan

latar belakang tokoh tersebut. (4) hubungan tema, alur, karakter, dan latar.

Stanton (2007:43) menyatakan bahwa setiap aspek cerita turut mendukung

kehadiran tema. Tema yang merupakan gagasan dari pengarang, diwujudkan

melalui jalinan alur, karakter dan latar. Tema memberi koherensi dan makna

pada fakta-fakta cerita (Stanton, 2007:39).

Page 45: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini akan menganalisis novel Blakanis karya Arswendo

Atmowiloto dengan pendekatan struktural menurut Robert Stanton. Alur kerangka

pikir dimulai dari pembacaan novel dengan cermat dan teliti, memahami tentang isi

novel Blakanis dan menemukan permasalahan yang ada didalamnya, kemudian

merumuskan permasalahan tersebut. Menentukan teori untuk menganalisis

permasalahan tersebut dengan teori Robert Stanton, yang dapat diuraikan dengan

fakta cerita yang meliputi alur, tokoh, dan latar, serta menggunakan metode untuk

menguraikan fakta cerita tersebut yaitu dengan menggunakan sarana sastra yang

meliputi judul, dan sudut pandang. Setelah diuraikan fakta cerita dan sarana

sastranya, maka akan diperoleh tema yang terkandung dalam novel tersebut.

Menentukan teori yang akan digunakan untuk menganalisis yaitu dengan

menggunakan teori Robert Stanton. Mengolah data yang telah dikumpulkan,

kemudian menarik simpulan. Untuk memperjelas gambaran mengenai penelitian

ini, dapat dilihat alur kerangka pikir sebagai berikut.

1. Membaca dan memahami novel Blakanis dengan cermat dan teliti.

2. Menemukan permasalahan yang terdapat dalam novel Blakanis kemudian

merumuskan permasalahan tersebut.

3. Menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu teori fiksi Robert

Stanton yang meliputi fakta cerita, sarana sastra, dan tema.

4. Analisis permasalahan dengan cara memaparkan dan atau menunjukkan serta

menjelaskan yang disertai dengan kutipan-kutipan yang mendukungnya.

5. Simpulan, disajikan pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua

hasil penelitian yang telah diperoleh.

Berikut ini adalah skema kerangka pikir novel Blakanis

Page 46: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Skema kerangka pikir.

Novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto

Teori Struktural

Fakta Cerita Sarana Sastra Tema

1. Alur · tahapan alur · hubungan

kausalitas · hubungan

plausibitas · konflik internal &

konflik eksternal · konflik & klimaks

sentral 2. Tokoh

· karakter sentral · karakter bawahan · motivasi tokoh

Hubungan Antarunsur

1. tema bawahan

2. tema sentral

1. Judul 2. Sudut pandang 3. Gaya & Tone

Simpulan

Page 47: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud atau tujuan. Metode dipergunakan untuk memudahkan

peneliti dalam mencapai tujuan penelitian. Sebuah penelitian bertujuan untuk

menjawab masalah yang telah dirumuskan, sehingga dicapai tujuan dari

penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata lisan ataupun tertulis

tentang sifat-sifat suatu individu, keadaan, ataupun gejala dari kelompok tertentu

yang diamati. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif ini, data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, konsep-konsep, gambar, dan bukan

angka-angka. Dengan demikian laporan penelitiannya berisi kutipan-kutipan data

untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Lexy J. Moleong, 1990:6).

Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian disiplin ilmu sastra sastra

merupakan cara kerja yang efektif dan tepat dalam penelitian ini. Karena

penelitian di bidang sastra pada umumnya adalah mengkaji makna-makna yang

tersirat dalam sebuah karya sastra yang akan diteliti. Penjelasan makna-makna

tersebut dapat dikaji melalui penggambaran bahasa, unsur-unsur struktural karya

atau mungkin faktor-faktor pendukung lain yang dapat digunakan sebagai bahan

32

Page 48: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pengkajian sebuah karya sastra dan kemudian diolah secara rasional berdasarkan

teori yang digunakan dalam penelitian ini.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan merupakan cara memandang dan mendekati suatu objek atau

dengan kata lain dapat disebutkan bahwa pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar

yang dijadikan pegangan dalam memandang objek (Atar Semi, 1993:63).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural dengan memanfaatkan teori struktural Robert Stanton. Pendekatan

struktural dalam penelitian ini akan membahas beberapa unsur karya sastra, di

antaranya adalah tema serta amanat dan fakta cerita, yang terdiri atas alur,

karakter, dan latar. Unsur-unsur yang lain yang akan dibahas adalah sarana

sastra yang meliputi judul, sudut pandang, dan gaya dan tone.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni objek material dan

objek formal. Objek material berupa novel Blakanis karya Arswendo Atmowiloto,

sedangkan objek formal adalah unsur-unsur struktural yang berupa fakta cerita

(alur, karakter, dan latar), sarana sastra (judul, sudut pandang, serta gaya dan

tone), dan tema serta amanat yang terdapat dalam novel Blakanis karya Arswendo

Atmowiloto.

Page 49: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelititan ini adalah novel Blakanis karya Arswendo

Atmowiloto yang diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

tahun 2008.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik kajian pustaka. ”Teknik

kajian pustaka adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan sumber-

sumber tertulis” (Soediro Satoto, 1996:18). Pengumpulan data melalui teknik

kajian pustaka ini dilakukan dengan membaca novel Blakanis serta mencari,

mengumpulkan, membaca, dan mempelajari buku-buku dan artikel yang berkaitan

dengan penelitian ini.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan. dari

tahapan satu ketahapan berikutnya merupakan rangkaian yang berkelanjutan.

Tahapan-tahapan teknik pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut .

a. Tahap deskripsi data, yaitu semua data yang terkumpul dideskripsikan dan

diidentifikasi.

b. Tahap klasifikasi data, yaitu data-data yang telah dideskripsikan kemudian

digolongkan atau dikelompokkan sesuai dengan permasalahannya.

c. Tahap analisis data, yaitu semua data yang telah diseleksi dan

diklasifikasikan menurut kelompoknya masing-masing, dianalisis secara

Page 50: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ilmiah dengan teori-teori yang relevan dengan penelitian.

d. Tahap interpretasi. Data-data yang telah dianalisis kemudian

diinterpretasikan atau diadakan penafsiran dan pembongkaran-

pembongkaran untuk pemahaman terhadap analisis data.

G. Teknik Penarikan Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah

dianalisis pada tahap sebelumnya. Teknik penarikan simpulan dalam

penelitian ini menggunakan teknik induktif. Teknik induktif adalah teknik

penarikan simpulan berdasarkan fakta-fakta yang sifatnya khusus untuk

menarik suatu simpulan yang sifatnya umum.

Page 51: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB IV

ANALISIS STRUKTURAL

A. Fakta Cerita

Fakta cerita meliputi alur, karakter dan latar. Elemen-elemen ini berfungsi

sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Pembahasan fakta cerita

dalam novel Blakanis sebagai berikut.

1. Alur

Alur yang dipakai dalam novel Blakanis ini adalah menggunakan

teknik alur kilas balik (back tacking), meski secara umum yang tampak adalah

alur maju, tetapi dalam cerita terdapat sisipan-sisipan cerita yang sudah lebih

dulu berlangsung dari alur yang sedang berjalan. Alur mempunyai beberapa

struktur atau bagian yang masing-masing membentuk satu keutuhan cerita.

Alur terdiri dari beberapa peristiwa-peristiwa yang mempunyai hubungan

sebab-akibat. Tahapan alur dalam karya fiksi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir (Stanton, 2007:15).

a) Tahapan Alur

(1) Bagian awal

Tahap awal sebuah cerita merupakan tahap perkenalan. Dalam

tahap ini terdapat segala informasi yang menerangkankan berbagai hal

penting yang akan dikisahkan pada tahap selanjutnya. Tahap awal ini

biasanya dimanfaatkan pengarang untuk memberikan pengenalan latar

ataupun pengenalan tokoh yang terdapat dalam novel.

36

Page 52: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Bagian awal cerita dalam novel Blakanis dimulai dengan

gambaran kehidupan Ki Blaka yang diceritakan oleh Mareto salah satu

pengikut Ki Blaka. Mareto menceritakan asal mula Ki Blaka yang

datang ke sebuah tanah tandus, tidak ada sumber air tetap, tanahnya

sedikit berbukit-bukit, panas dengan angin yang keras. Tanah yang

dianggap liar karena meskipun sebagai penghuni, mereka tak diakui

sebagai penunggu tanah. Kalau pun juga ada bangunan rumah, tetap saja

tanpa surat tanda kepemilikan, penghuninya dapat diusir sewaktu-waktu.

Ke tempat itulah Ki Blaka datang dan kemudian menetap. Semua orang

yang datang dapat menetap di situ dan mendirikan bangunan di atasnya.

Ke tempat itulah Ki Blaka datang, suatu siang, dan kemudian menetap. Tak ada yang memedulikannya, karena siapa saja bisa datang menetap, bisa mendirikan bangunan kalau mau, bisa membuat batas wilayah sampai ke berbagai arah. Hanya sekedar melapor kepada yang dianggap menjadi ketua, atau yang dituakan, memberikan uang, sekali itu saja. Tak ada iuran atau bayaran yang lain. Sebetulnya sangat menyenangkan untuk ditinggali (Arswendo Atmowiloto, 2008: 10).

Ki Blaka mulai hidup di situ, rumahnya selalu terbuka.

Berbicara dengan warga sebelumnya, mengenalkan diri kalau bertemu,

mengundang mereka datang, menghidangkan makanan yang dimiliki.

Kehadiran Ki Blaka tak terlalu istimewa, tidak ada nilai tambah, tidak

ada yang berubah. Ki Blaka mulai mengajak orang berbicara untuk

mengatakan hal-hal yang jujur. Pembicaraan mulai berkembang,

semakin lama semakin banyak yang berdatangan. Pertemuan itu

menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang tidak memiliki hiburan lain.

Page 53: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Mereka berkumpul dan dapat saling bertanya apa saja, saling memberi

apa yang mereka punyai dan saling bersikap jujur dan semakin banyak

pula yang datang. Hal ini dapat dilihat dari kutipan peristiwa berikut.

Mulailah pembicaraan berkembang. Juga pada perteuan berikutnya, ibu-ibu ikut serta. Mereka paling banyak bertanya kepada suaminya─soal punya duit atau tidak, main perempuan atau tidak, dan juga ditanyai kenapa tidak gairah melayani suami, kenapa kakinya bau, minggu lalu pura-pura menstruasi atau tidak.

Pertemuan itu menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang tidak memiliki hiburan lain. Mereka berkumpul dan bisa bertanya apa saja... (Arswendo Atmowiloto, 2008: 14). Kemudian cerita berlanjut dengan mulai bergabungnya Suster

Emmanuel yang biasa di panggil dengan Suster Emak atau Emak.

Setelah kedatangan Emak, pertemuan menjadi teratur. Kedatangan

Emak juga membawa perubahan yang signifikan terhadap Kampung

Blakan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.

Perubahan terjadi ketika Suster Emak bergabung. Dipanggil Suster karena memakai pakaian biarawati, sering datang mengajar anak-anak membaca dan menulis, dipanggil Emak, bisa jadi karena dianggap emak oleh anak-anak, bisa juga karena singkatan nama baptisnya, Emanuela. Suster Emak tertarik dengan Ki Blaka dan banyak membantu. Membereskan rumah Ki Blaka, menyediakan minuman, membuat catatan, dan kemudian ikut dalam obrolan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 16).

Semakin lama banyak orang yang berdatangan sekedar

berkunjung saja, melihat-lihat, mengikuti pertemuan rutin, dan ada yang

mencari keuntungan dengan berdagang. Pengunjung yang berdatangan

dari penjual makanan, penjaji judi koprok, penggembira, serta

perempuan jalanan yang menjajakan diri. Hal ini pula yang membuat Ki

Page 54: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Blaka dibawa oleh pihak keamanan dan diinterogasi. Peristiwa tersebut

terdapat dalam kutipan berikut.

Ini terjadi ketika pengunjung pertemuan makin banyak. Dan tentu di antara yang berdatangan banyak yang muncul dengan kepentingan berbeda. Para perempuan jalanan juga ikut datang, menjajakan diri. Bercampur dengan penjual makanan, penjaji judi koprok, penggembira yang lain, yang meramaikan suasana. Juga ada keributan dan perkelahian.

Ketika itulah Ki Blaka dibawa pihak keamanan untuk ditanyai.

Dibawa ke kantor polisi, Ki Blaka yang ditemani Emak menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 21-22).

Akibat kejadian itu pula banyak wartawan yang mulai

mendatangi Ki Blaka untuk diwawancarai. Hampir semua media

menulis, memotretnya, menampilkan selimut loreknya yang sudah

hilang warnanya. Menuliskan asal-usul Ki Blaka dalam berbagai versi.

Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.

Sejak dibawa aparat keamanan, Ki Blaka mulai dikenal luas. Hampir semua media menulis, memuat potretnya, menampilkan selimut lorek yang sudah hilang warna (Arswendo Atmowiloto, 2008: 23).

Cerita berlanjut dengan kedatangan Ai yaitu istri dari Linggar

Jimaro (seorang anak pengusaha paling menonjol dari kelompok grup

bisnis Jimaro) dan Jamil Akamid. Kedatangan banyak orang termasuk

Jamil Akamid seorang tokoh penting, pengakuannya jujurnya secara

tidak langsung membawa pengaruh negatif bagi Ki Blaka. Pengakuan

Jamil Akamid yang sangat berani tersebut terdapat dalam kutipan

berikut.

Page 55: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

“Justru inilah jalan damai yang saya jalani. “Saya ingin meminta maaf kepada seluruh masyarakat,

yang selama ini telah saya kelabui, kepada Bapak Presiden yang saya curangi tanggung jawabnya, kepada siapa saja yang saya rugikan.”

Penampilan Jamil Akamid benar-benar mengobarkan perang, bagai membakar sampah yang terus merambat kemana-mana. Karena selama tiga hari berturut-turut Jamil menceritakan semuanya. Juga di luar jam-jam pertemuan. Semuanya dituturkan, semua pertanyaan dijawab, semua yang diketahui ditambahkan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 55).

(2) Bagian Tengah

Tahap tengah cerita berisi pertikaian. Pengarang menampilkan

pertentangan, konflik yang semakin lama semakin meningkat dan

menegangkan pembaca. Konflik dapat berupa konflik internal, ataupun

konflik eksternal. Tahap tengah cerita merupakan tahap yang terpenting

dari sebuah karya karena pada tahap inilah terdapat inti cerita. Pada

umumnya tema pokok cerita diungkapkan pada bagian tengah cerita.

Cerita berlanjut pada bagian tengah cerita. Pada bagian tengah

cerita diceritakan tentang pengakuan Jamil Akamid seorang pejabat

tinggi yang pernah melakukan korupsi serta manipulasi-manipulasi

birokrasi. Kemudian cerita berlanjut dengan ditahannya Jamil Akamid.

Hal tersebut secara tidak langsung menimbulkan pemberitaan negatif

terhadap Ki Blaka, dan diperburuk dengan mulai terjadinya kekacauan

yang disebabkan oleh ulah para pendatang yang tidak bertanggung

jawab. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan berikut.

Itu kalimat terakhir di Desa Blakan. Selanjutnya ia diperiksa, ditahan, dituduh melakukan kejahatan soal

Page 56: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pengalihan tanah-tanah besar dan luas di Jakarta semasa masih menjabat (Arswendo Atmowiloto, 2008: 60).

Hal kedua, tersebarnya berita buruk tentang Ki Blaka

hampir di semua media, secara serempak, secara bersamaan, secara berturut-turut. Sisi gelap kehidupan Ki Blaka dituliskan terang benderang (Arswendo Atmowiloto, 2008: 68).

Namun kemudian juga terjadi perubahan lain. Mereka

yang datang, yang selama ini tenang-tenang, mulai ribut. Tiba-tiba ada yang muncul dan membuat keributan─tanpa sebab. Hanya karena berdesakan , lalu terjadi perkelahian agak massal. Pada waktu yang sama ada rombongan yang berkelahi dengan pemalak─yang sebenarnya tak pernah ada. Hampir semua ditandai dengan keributan─perkelahian, ada darah ada umpatan, ada permusuhan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 71).

Bermula dari peristiwa itu, niat Mareto untuk membunuh Ki

Blaka semakin besar namun Emak berhasil meredamnya. Dan kabar

penangkapan Ki Blaka pun semakin santer didengar.

“Kenapa hanya membunuh dan membunuh yang ada dalam kepalamu?”

“Apakah Emak melihat jalan lain? “Apakah Emak melihat cara lain? “Membunuh Ki Blaka adalah cara yang terbaik, cara

yang sempurna mengakhiri semua ini. Hanya itu cara terindah sebagai penyelesaian.

“Aku hanya membantu menyempurnakannya.” “Tidak. Pikiran itu harus dibuang jauh-jauh.” “Tak bisa, Mak. “Itu jalan yang benar, yang tepat.” “Tidak. Saya tidak akan membiarkan.” “Itu hanya soal waktu, Mak.” (Arswendo Atmowiloto,

2008: 73).

Cerita berlanjut dengan ditangkapnya Ki Blaka oleh petugas

keamanan. Mareto pun ikut ditangkap dan dibawa ke suatu tempat

menggunakan mobil untuk dihabisi nyawanya. Mareto tidak mati

Page 57: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

seketika. Ia sempat ditolong orang dan dibawa ke rumah sakit. Mareto

sempat dirawat oleh Ai, namun karena kesaksiannya tentang Ki Blaka,

ia dianggap gila dan karena tidak kuat lagi menahan penderitaan, Mareto

lalu bunuh diri dengan gantung diri. Berikut kutipan yang menunjukkan

peristiwa tersebut.

Ini lebih menyakitkan. Aku mengalami semua, tapi tidak dipercaya. Jalan kematian akhirnya kupilih untukku. Untuk pembebasan sempurna. Aku memakai cara yang murah, mudah, dengan

mengalungkan tali ke leher, berayun di pohon (Arswendo Atmowiloto, 2008: 92).

Cerita berlanjut dengan pergantian sudut pandang penceritaan

oleh beberapa karakter, seperti Emak dan Ai, serta diceritakan juga

kesaksian orang-orang yang pernah mengikuti pertemuan di Kampung

Blakan. Seperti halnya pada bagian awal cerita, bagian tengah cerita

terdapat sisipan cerita masa lalu yang dialami oleh karakter. Peristiwa

tersebut turut membangun alur dan mempunyai keterkaitan dengan

peristiwa selanjutnya. Pada bagian tengah cerita ini bercerita tentang

hal-hal yang diajarkan oleh Ki Blaka kepada Emak, Ai dan orang yang

mengikutinya. Selain Kampung Blakan yang didiami oleh Ki Blaka,

terdapat pula Kampung Blakan di daerah lain, yaitu di Klaten yang

dipimpin oleh pemimpin yang yang bernama Ki Blaka Lurik. Bahkan di

komunitas Blakan telah menyebar di luar Pulau Jawa, yaitu di daerah

Jambi. Para anak-anak sekolah dasar di daerah Jambi dan didampingi

seorang guru yang bernama Pak Kukuh, mengikuti ajaran yang pernah

Page 58: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

diajarkan Ki Blaka, yaitu tentang kejujuran. Berikut kutipan yang

menggambarkan peristiwa tersebut.

Pak Kukuh, guru honorer yang sudah mengajar selama tiga tahun, sempat terperangah. “Saya tak membayangkan itu bisa terjadi. Bayangkan, kami tak perlu mengawasi berkeliling, tak perlu menunggui. Dan yang terpenting, sangat penting sekali, kami para guru dan siswa saling percaya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 126).

Pada bagian tengah cerita ini di akhiri dengan tertangkapnya Ki

Blaka oleh petugas keamanan. Ki Blaka dibawa menggunakan

helikopter dan ketika dalam perjalanan helikopter yang membawa Ki

Blaka meledak di udara dan terbakar tanpa sisa. Berikut kutipan yang

menunjukkan penangkapan Ki Blaka dan meledaknya helikopter yang

mengangkut Ki Blaka.

Kami belum sempat mandi sampai malam, ketika kami digerebek. Ada pembicaraan kecil, Ki Blaka akhirnya diangkut menggunakan pesawat helikopter. Yang kemudian meledak (Arswendo Atmowiloto, 2008: 140).

(3) Bagian Akhir

Tahap akhir merupakan tahap penyelesaian. Pengarang

menampilkan adegan sebagai akibat dari klimaks. Pertanyaan yang

muncul dari pembaca mengenai akhir cerita terjawab.

Bagian akhir cerita menceritakan kematian Ki Blaka yang sulit

dipercaya oleh Emak, Ai dan para pengikutnya. Setelah kematian Ki

Blaka, Kampung Blakan ditutup. Pada bagian akhir cerita ditandai

dengan berkumpulnya banyak orang setelah empat puluh hari kematian

Ki Blaka. Ketika sore hari tampak ada aktivitas yang dilakukan oleh

Page 59: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

beberapa orang, dan ternyata adalah Emak, Ai, dan pengikut-pengikut

Ki Blaka yang lain. Mereka berada kembali untuk memperingati

kematian Ki Blaka, semakin lama semakin bertambah banyak orang

yang hadir. Saat itu pula Ai menunjuk Emak sebagai penerus Ki Blaka.

Pada bagian akhir, cerita diakhiri dengan peristiwa ditunjuknya Pak

Kukuh sebagai penerus Ki Blaka oleh Emak dan pengikut Ki Blaka

lainnya. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan berikut.

“Sebentar, saya kemari untuk berdoa, untuk mengucapkan salam buat arwah Ki Blaka. Saya guru sekolah dasar di Jambi yang membolos kemari, karena saya... seperti kita semua para Blakanis ini. Artinya...”

Emak mengangguk. Lalu duduk. Bersila. Diikuti Bu Memun, Ai, Jamil Akamid yang harus

dibantu, Ali, kemudian juga Lingar Jimaro. Serentak dengan itu, semua yang sempat terlihat bersila. Hanya Kukuh yang berdiri. “Pak Guru... silahkan...” “Mak, saya...” “Pak Guru pemimpin kami”, kata Ai lembut. “Tak akan

diganti sampai musnah.” Hening lama. Lalu terdengar: Yayayayayayayayayayayayayayayayayayayayayayayay

ayayaya mengangguk-angguk, mengangguk-angguk, berayun-ayun dalam irama dan gerakan yang sama (Arswendo Atmowiloto, 2008: 282-283)

b) Kausalitas

Konsep kausalitas dalam sebuah alur berkaitan dengan peristiwa-

peristiwa yang dihubungkan secara sebab akibat, yaitu sebuah peristiwa

akan terjadi sebagai sebuah sebab atau akibat dari peristiwa yang lain. Jika

salah satu peristiwa tersebut dihilangkan, maka akan merusak jalan cerita

Page 60: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

secara keseluruhan. Untuk memudahkan pemahaman mengenai hubungan

kausalitas dari masing-masing peristiwa yang terjadi, maka akan

dipaparkan kronologis peristiwa berdasarkan episode dalam cerita.

Peristiwa-peristiwa dalam novel Blakanis memiliki hubungan

kausalitas. Suatu peristiwa dalam episode muncul karena adanya peristiwa

lain. Rangkaian peristiwa berawal ketika Suster Emak bergabung

mengikuti pertemuan di Kampung Blakan. Karena kedatangan Emak,

obrolan semula yang bersifat bebas mulai diatur oleh Emak menjadi

pertemuan rutin dan Emak pula yang mengkoordinir pertemuan dan

membantu semua kegiatan serta aktivitas Ki Blaka. Kedatangan Emak

pula yang mulai ikut membantu mengajari anak-anak membaca dan

menulis, melatih warga bernyanyi, mengatur pertemuan, memoderatori,

dan memberikan kesimpulan-kesimpulan.

Perubahan terjadi ketika Suster Emak bergabung. Dipanggil Suster karena memakai pakaian biarawati, sering datang mengajar anak-anak membaca dan menulis, dipanggil Emak, bisa jadi karena dianggap emak oleh anak-anak, bisa juga karena singkatan nama baptisnya, Emanuela. Suster Emak tertarik dengan Ki Blaka dan banyak membantu. Membereskan rumah Ki Blaka, menyediakan minuman, membuat catatan, dan kemudian ikut dalam obrolan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 16).

Peristiwa berlanjut ketika nama Ki Blaka mulai tersebar karena

semakin lama bertambah wajah-wajah baru yang mengikuti pertemuan,

hanya sekedar berkunjung bahkan punya kepentingan berbeda. Secara

perlahan itulah yang membuat nama kampung itu berubah menjadi

Kampung Blakan atau Desa Blakan. Pengunjung yang berdatangan dari

Page 61: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

penjual makanan, penjaji judi koprol, penggembira, serta perempuan

jalanan yang menjajakan diri. Hal ini pula yang membuat Ki Blaka

dibawa oleh pihak keamanan dan diinterogasi.

Ini terjadi ketika pengunjung pertemuan makin banyak. Dan tentu di antara yang berdatangan banyak yang muncul dengan kepentingan berbeda. Para perempuan jalanan juga ikut datang, menjajakan diri. Bercampur dengan penjual makanan, penjaji judi koprok, penggembira yang lain, yang meramaikan suasana.

Juga ada keributan dan perkelahian. Ketika itulah Ki Blaka dibawa pihak keamanan untuk

ditanyai. Dibawa ke kantor polisi, Ki Blaka yang ditemani Emak

menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 21-22).

Setelah peristiwa tersebut Ki Blaka dibebaskan dan pihak

keamanan mengatakan kepada Ki Blaka agar menghimbau semua

pengunjung untuk lebih tertib. Akibat kejadian itu pula banyak wartawan

yang mulai mendatangi Ki Blaka untuk diwawancarai. Hampir semua

media menulis, memotretnya, menampilkan selimut loreknya yang sudah

hilang warnanya. Menuliskan asal-usul Ki Blaka dalam berbagai versi.

Kemudian Kampung Blakan dikejutkan dengan kedatangan

seorang wanita cantik dan mempesona, model, yang bernama Ali Hasan

atau biasa dipanggil Ai. Ai adalah istri dari Linggar Jimaro, seorang

pengusaha kaya dan menonjol dari grup bisnis Jimaro. Penyebab Ai

datang ke Kampung Blakan adalah karena merasa pertemuan yang

diadakan oleh di Kampung Blakan adalah pertemuan yang lucu, aneh,

menarik. Ai juga merasakan bosan dengan yang kehidupan yang dia jalani

sebelumnya. Kedatangan Ai pula yang membuat ritual yang dinamakan

Page 62: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Adus Ai di Kampung Blakan.

“Ya, betul. Saya perlu membersihkan diri...saya mau mencoba jujur... semacam persiapan mental. Kenapa tidak di tempat lain? Saya dengar Ki Blaka juga suka mandi di sungai. Kamar mandi di sini agak susah, lagi pula airnya belum tentu lebih bersih dari yang di sungai... air dari sini tampungan dari hujan, kan?” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 39).

Jamil Akamid adalah seorang mantan menteri yang tangguh,

pernah diperiksa, ditahan, dan dibebaskan. Dia datang ke Kampung

Blakan dengan tujuan meminta kesembuhan. Ki Blaka menegaskan

bahwa ia sendiri mempunyai penyakit, ia hanya menyuruh Jamil Akamid

mengatakan apa saja yang ingin dikatakan dan Jamil Akamid mengatakan

segala hal termasuk perbuatan yang pernah dilakukannya selama menjadi

menteri. Hal inilah yang mengakibatkan Jamil Akamid diperiksa, ditahan,

dituduh melakukan kejahatan menyangkut pengalihan tanah.

“Keyakinannya makin kuat, suaranya makin mantap. “Dengan blaka, tidak membuat saya meninggalkan kursi

roda segera. Tapi saya merasa saya tidak cacat.” Itu kalimatnya terakhir di Desa Blakan. Selanjutnya ia

diperiksa, ditahan, dituduh melakukan kejahatan soal pengalihan tanah-tanah besar dan luas di Jakarta semasa masih menjabat.

Sebagian orang menduga ada yang takut, karena Jamil Akamid akan mengatakan semua yang diketahui, mengakui semua tindakan tercela yang dituduhkan, dan mengatakan dengan siapa saja ia bekerja sama, serta bagaimana caranya.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 60).

Peristiwa penahanan Jamil Akamid membawa beberapa pengaruh

yang menarik. Pertama adalah terciptanya ritual selapanan, terjadi karena

tinggalnya Jamil Akamid di Desa Blakan selama 35 hari, dari malam

Jumat Pon sampai malam Jumat Pon berikutnya. Hal kedua adalah

Page 63: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

tersebarnya berita buruk tentang Ki Blaka. Ki Blaka mengatakan semua

yang dikatakan itu benar adanya.

Sejak penahanan Jamil Akamid, ada dua hal yang menarik.

Pertama, “ritual” selapanan, atau juga dikenal dengan cara Jamil Akamid. Yaitu tinggal di Desa Blakan selama 35 hari, dari malam Jumat Pon sampai malam Jumat Pon berikutnya. Mereka yang tinggal terus-menerus selama selapan hari, tanpa meninggalkan desa, dianggap sebagai warga Desa Blakan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 64).

Hal kedua, tersebarnya berita buruk tentang Ki Blaka di hampir semua media, secara serempak, secara bersamaan, secara berturut-turut. Sisi gelap Ki Blaka dituliskan terang benderang (Arswendo Atmowiloto, 2008: 68).

Sulit dibayangkan, tapi itulah yang terjadi: semua media bisa secara bersama-sama menorehkan warna hitam pada wajah Ki Blaka. Juga bermunculan kembali kasus-kasus penipuan yang selama ini tak terdengar. Jumlahnya sedemikian banyak, memenuhi laporan di kepolisian (Arswendo Atmowiloto, 2008: 69).

Bermula dari peristiwa tersebut, maka Mareto menganggap Ki

Blaka adalah sebuah seorang yang munafik.

Ki Blaka tak lebih daripada penipu, yang memalsukan semua segi kehidupan, tidak punya moral baik sedikit pun. Kita sedang memasuki zaman edan dengan menampilkannya sebagai sosok hero. Dan Ki Blaka saat ini sedang menertawai, meledek, menghina kita semua.

Peristiwa tersebut tidak menyusutkan para pengunjung untuk

datang ke Kampung Blakan. Keramaian Kampung Blakan tak terusik

karenanya. Namun terjadi perubahan lain, semula tenang tenang-tenang,

mulai terjadinya banyak keributan. Dari peristiwa itu, niat Mareto dari

awal untuk membunuh Ki Blaka semakin kuat.

Itulah saat aku merasakan tugasku: membunuh Ki Blaka. Ini harus dilakukan sebelum nama Ki Blaka benar-benar

hancur. Sebelum akhirnya dilupakan dan tak berarti apa-apa

Page 64: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

(Arswendo Atmowiloto, 2008: 72). Selain sikap pengakuan Jamil Akamid terhadap apa yang telah

dilakukannya, gerakan blaka yang diterapkan Ki Blaka juga telah

membawa dampak positif di tempat lain, seperti Kampung Blakan di

Klaten dan komunitas Blakan di Jambi.

Itu yang dikatakan Ki Blaka ketika mendengar kabar bahwa sekarang ada juga Kampung Blakan yang tumbuh di daerah Klaten, Jawa Tengah. Mereka menyebut diri sebagai Blakanis─warga desa Blakan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 114).

.... Tapi itu juga dikatakan Ki Blaka saat menanggapi berita dari Desa Blakan di Jambi.

Sendiri setengah tak percaya berita itu. Dikabarkan bahwa di suatu sekolah dasar negeri di Jambi, para murid yang sedang menempuh ulangan bernyanyi, “Blaka, blaka, blaka...” Kemudian mengejakan ulangan tanpa menyontek, tanpa meniru pekerjaan teman sebelahnya. Para guru tak perlu mengawasi, tak perlu menunggui. Semua berjalan lancar (Arswendo Atmowiloto, 2008: 124).

Bahkan gerakan blaka yang diterapkan serta pengalaman

beberapa orang yang pernah singgah di Kampung Blakan tersebut ditulis

dan kemudian dibukukan.

Buku itu diberi judul Kisah Para Blakanis, dengan sampul depan bergambar tokoh wayang, Petruk. Disertai penjelasan: Petruk adalah tokoh punakawan, anak Semar. Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, saku berlubang. Bisa diartikan tanda ikhlas, jujur, tak ada yang ditahan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 232).

Sikap Ki Blaka yang sangat sederhana dan blaka menimbulkan

permasalahan. Puncak permasalahan tersebut terjadi dikarenakan

persoalan sederhana. Persoalan terjadi ketika Ki Blaka malas untuk

mengantre membeli makanan di sebuah restoran cepat saji. Kemudian hal

Page 65: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

itu ditiru para pengikut Ki Blaka. Puncak permasalahan berlanjut ketika

para pengikut tidak mau mempergunakan mata uang dolar dan tidak mau

belanja ke restoran cepat saji milik Amerika.

“Dolar adalah dunia yang jauh dari kehidupan saya sehari-hari di sini, juga para pemukim di Kampung Blakan ini. Tapi ternyata ada gemanya. Saya mendengar bahwa Linggar Jimaro serta merta memerintahkan melepas dolar cadangannya. Ia hanya menyimpan untuk keperluan bisnisnya, selebihnya tidak. Apa yang dilakukan Linggar Jimaro diikuti oleh rekan-rekannya, sehingga kurs dolar makin anjlok.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 260).

“Saya menghancurkan bisnis Amerika di sini. “Mungkin benar. “Saya anti Amerika di sini. “Mungkin keliru. “Saya tak mungkin harus anti makanan Amerika, atau duit

Amerika atau makanan Jepang atau Inggris atau juga duit mereka.

“Saya tetap makan kalau saya menghendaki. “Saya akan antre kalau saya tidak malas.” (Arswendo

Atmowiloto, 2008: 263). Hal inilah yang kemudian membuat Ki Blaka dan para

pengikutnya ditangkap oleh pasukan keamanan. Hal ini pula yang

membawa Ki Blaka pada kematian, yaitu ketika ditangkap dan dibawa

menggunakan helikopter yang kemudian meledak di udara.

Tapi sebelum tengah malam, pasukan keamanan datang, Ki Blaka dibawa dengan helikopter dan meledak, terjatuh, terbakar habis (Arswendo Atmowiloto, 2008: 274).

Kabar kematian Ki Blaka mengakibatkan Emak lemas dan hanya

mengigaukan doa terus-menerus.

Emak tetap berada di rumah Ki Blaka sampai hari ketiga.

Tubuhnya lemas, mengigaukan doa. Itu yang dilakukan sejak Ki Blaka diangkut. Tak bisa menjawab pertanyaan, tak

Page 66: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

bicara selain doa. Tubuhnya masih dalam keadaan tepekur dan kaku ketika diangkat (Arswendo Atmowiloto, 2008: 274).

c) Plausibilitas

Sebuah karya sastra disebut plausibel jika tokoh-tokoh dan

dunianya dapat dibayangkan dan peristiwa-peristiwanya layak terjadi.

Cerita dikatakan plausibel jika tindakan-tindakan tokohnya benar-benar

mengikuti kepribadian yang telah diketahui pada bagian sebelumnya dan

bertindak sesuai apa yang seharusnya dilakukan (Stanton, 2007:13).

1. Emak atau Suster Emak tertarik mengikuti Ki Blaka adalah plausibel

karena Emak adalah seorang biarawati. Seorang biarawati dituntut

melakukan pelayanan kepada Tuhan, oleh karena itu Emak mengajarkan

anak-anak membaca dan menulis di Kampung Blakan, kemudian mulai

mengenal sosok Ki Blaka lebih dekat dan apa yang dilakukan Ki Blaka.

“Kenapa Emak lebih banyak di sini?” Saya sudah minta izin atasan saya. Saya diberi

kesempatan enam bulan untuk di sini atau kembali.” “Kenapa Emak di sini?” “Ini jawaban dari doa saya, Ki. Saya minta diberi petunjuk

ke mana harus melakukan pelayanan, dan saya ketemu Ki” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 18).

2. Kedatangan Ai seorang model ke Kampung Blakan untuk mengikuti

pertemuan adalah peristiwa plausible, karena Ai merasa bosan dengan

yang ia jalani selama ia menjadi istri Linggar Jimaro, dan merasa

pertemuan itu menarik karena aneh dan lucu, tidak pernah ia jumpai

dalam hidupnya.

Page 67: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

“...Alasan saya ikut ke pertemuan ini, karena merasa ini pertemuan lucu, aneh, menarik... bisa jadi saya mulai bosan dengan yang saya jalani sekarang. Kehidupan saya tidak aneh, tidak lucu” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 39).

3. Ditangkapnya Jamil Akamid oleh petugas keamanan setelah mengikuti

pertemuan dan banyak bercerita dalam pertemuan adalah peristiwa yang

plausibel, karena Jamil Akamid menceritakan segala tidakan tercela

yang pernah ia lakukan.

Lalu, Jamil Akamid mengatakan apa saja─bahwa semua yang dituduhkan kepadanya sebenarnya memang dilakukan. Bahkan lebih dari itu semua, hal-hal yang selama ini tidak diketahui diceritakan secara urut. Siapa saja yang selama ini terlibat, bagaimana proses terjadinya, berapa besarnya, di mana sebagian uang itu disimpan, kepada siapa saja keuntungan dan harta yang ada, nama bank-bank di luar negeri, nama-nama yang selama ini tak pernah disinggung, proyek-proyek yang ada (Arswendo Atmowiloto, 2008: 53).

4. Mareto membenci Ki Blaka dan menganggap Ki Blaka seorang yang

munafik adalah peristiwa plausibel, karena Mareto mengetahui sisi

gelap Ki Blaka setelah banyak media massa memberitakan masa lalu

yang suram mengenai Ki Blaka.

Ki Blaka adalah contoh sempurna kemunafikan. Di satu sisi ia meneriakkan dan menuntut orang lain jujur, ia sendiri sebenarnya melakukan penipuan mentah-mentah, menyalahgunakan kepercayaan, dan berbohong secara sadar. Ki Blaka adalah tokoh tragis, justru karena ia didewa-dewakan sebagai penganjur hidup jujur (Arswendo Atmowiloto, 2008: 69).

5. Keinginan Mareto untuk membunuh Ki Blaka adalah plausibel, karena

Mareto tidak ingin Ki Blaka menjadi lebih hancur lagi dan ujung-

Page 68: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

ujungnya pun akan dilenyapkan.

Emak tak segera menangkap maksudku. Sehingga aku mengulangi lagi, menjelaskan agak rinci. Bahwa satu-satunya jalan menyelamatkan Ki Blaka adalah dengan membunuhnya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 72).

Aku mendewakan Ki Blaka lebih daripada semua yang pernah kukenal.

Dan aku tak mau membuatnya sengsara. Itulah tugasku. Membunuhnya. Membebaskannya dari kehancuran, kekalahan,

disepelekan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 76).

6. Peristiwa akhir ketika Ki Blaka ditangkap pihak keamanan dan ingin

dilenyapkan adalah plausibel, karena tindakan Ki Blaka, para pengikut

Ki Blaka mengikuti Ki Blaka yang sebenarnya hanya malas antri ketika

ingin makan di rumah makan fast food. Kemudian pihak yang

berlawanan menganggap Ki Blaka anti Amerika, Eropa, bahkan

antiperdagangan. Mereka juga menganggap serius gerakan Ki Blaka dan

para pengikutnya.

“Maksud saya, kalau tidak ikut antre─karena secara jujur saya tak terlalu menghendaki saat itu, antrean bisa lebuh pendek. Orang yang menghendaki bisa lebih cepat mendapatkan.

“Saya sudah jelaskan berulang-ulang. “Tapi yang terjadi kemudian adalah, tak ada yang mau

mengantr. Tak ada lagi yang membeli di fast food, sehingga akhirnya ditutup. Kemudian menjadi berita besar, dan di kota-kota, resto Amerika ini menjadi sepi. Serentak sepi. Bukan sepuluh demi sepuluh yang tutup, tapi terjadi bersamaan.

“Terus terang, saya tak membayangkan akan begitu cepat dan meluas. Saya merasa ini hanya musiman. Nanti pembeli akan datang lagi. Namun nyatanya tidak begitu. Boleh dikatakan semua tutuptuptuptup.

“Lalu jadi masalah besar: saya, Ki Blaka, melarang makan di fast food, Ki Blaka menyerang Amerika, perang besar sedang dimulai (Arswendo Atmowiloto, 2008: 262).

Page 69: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

d) Konflik dan Klimaks

1. Konflik Bawahan

Dalam sebuah cerita terdapat banyak konflik atau disebut

konflik bawahan. Konflik bawahan dalam novel Blakanis terdiri dari

konflik eksternal dan konflik internal.

(a) Konflik Eksternal

Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh satu

dan tokoh yang lain (antartokoh) atau antara tokoh dan lingkungannya.

Berikut diuraikan konflik eksternal yang terdapat dalam novel

Blakanis.

(1) Mareto dengan pengunjung Desa Blakan

Konflik antara Mareto dan pengunjung Desa Blakan adalah

manifestasi dari sebuah keributan yang dilakukan oleh para

pengunjung Desa Blakan. Semula desa Blakan yang tenang,

ramah, dan damai menjadi desa liar. Mareto yang dianggap

sebagai keamanan di Desa Blakan mencoba menengahi, namun

usahanya tidak pernah berhasil. Konflik tersebut terdapat dalam

kutipan berikut.

Hampir semua ditandai dengan keributan─perkelahian., ada darah, ada umpatan, ada permusuhan.

Aku mencoba menengahi, tapi sering kali gagal. Mereka tak melihatku lagi. Wibawaku,

keberadaanku di sini tak ada gunanya. Mereka yang ribut tetap saja ribut, sampai aparat keamanan turun tangan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 71).

Page 70: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(2) Mareto dengan Emak (Suster Emak)

Konflik antara Mareto dan Emak muncul karena keinginan

Mareto untuk membunuh Ki Blaka makin kuat. Hal tersebut

kemudian disampaikan kepada Emak, namun Emak tidak

menyetujui keinginan Mareto tersebut. Keinginan Mareto tersebut

muncul karena timbulnya ketegangan-ketegangan yang terjadi di

Desa Blakan dan Mareto merasakan ada upaya sistematis untuk

menghancurkan Desa Blakan. Konflik antara Mareto dan Emak

terdapat dalam kutipan berikut.

“Kenapa hanya membunuh dan membunuh yang ada dalam kepalamu?”

“Apakah Emak melihat jalan lain? “Apakah Emak melihat cara lain? “Membunuh Ki Blaka adalah cara yang terbaik,

cara yang sempurna mengakhiri semua ini. Hanya itu cara terindah sebagai penyelesaian.

“Aku hanya membantu menyempurnakannya.” “Tidak. Pikiran itu harus dibuang jauh-jauh.” “Tak bisa, Mak. “Itu jalan yang benar, yang tepat.” “Tidak. Saya tidak akan membiarkan.” “Itu hanya soal waktu, Mak.” (Arswendo

Atmowiloto, 2008: 73).

(3) Ai dengan petugas keamanan

Konflik yang terjadi antara Ai dengan petugas keamanan

disebabkan karena petugas keamanan bersikeras akan

membongkar dan menertibkan segala bangunan yang ada di

Kampung Blakan. Ai menentang tindakan petugas keamanan,

namun tindakan Ai tidak mengubah Kampung Blakan untuk tidak

Page 71: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

jadi ditutup. Pertentangan antara Ai dan petugas keamanan tampak

dalam kutipan berikut.

“Sebelum jam dua belas tengah malam nanti harus bersih, kalau tidak akan kami bongkar paksa. Kami tak menghendaki kekerasan.”

Ai makin tegang dan paling menentang (Arswendo Atmowiloto, 2008: 82).

(4) Pengunjung Suami-Istri

Konflik terjadi karena mulai berdatangannya para

pengunjung. Mereka adalah keluarga, ada suami dengan istri.

Konflik terjadi ketika para pengunjung bertanya kepada suami

atau istrinya tentang apa yang dilakukannya di belakang mereka

masing-masing. Berawal dari peristiwa tersebut, kemudian mulai

terjadi banyak keributan antara suami dan istri atau pasangan-

pasangan lain yang datang ke Kampung Blakan. Semua rahasia-

rahasia yang selama ini dibiarkan, terbuka begitu saja.

“Sudah beberapa kali ada kerisauan di lapangan. Sekarang yang berdatangan adalah keluarga. Ada suami dengan istri. Begitu sampai di sini, si istri biasanya bertanya langsung: bagaimana dengan istri muda, benar apa tidak, di mana sekarang, begaimana simpanan uangnya, masih ada berapa, disimpan di mana?

“Ini yang terjadi. Sehingga akhirnya bertengkar dan menjadi ribut. Banyak sekali. Saya kuatir sekali perkembangannya justru akan menghentikan kegiatan ini.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 105).

Page 72: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(b) Konflik Internal

Konflik internal merupakan konflik antara dua keinginan dalam

diri seorang karakter. Konflik internal yang dapat ditemukan dalam

novel Blakanis adalah sebagai berikut.

(1) Konflik batin Ki Blaka yang berhubungan dengan pemberitaan

media.

Konflik batin Ki Blaka terjadi ketika muncul pemberitaan

negatif tentang masa lalu Ki Blaka. Berita buruk Ki Blaka tersebar

hampir di semua media. Pemberitaan itu diberitakan hampir secara

serempak dan berturut-turut. Sisi gelap kehidupan Ki Blaka

dituliskan terang benderang, dari awal pernikahannya sampai

berita mengenai riwayat pekerjaannya, bahkan riwayat

kesehatannya diuraikan secara rinci. Semua berita tersebut diakui

oleh Ki Blaka, namun sebenarnya dia ingin membantah demi

kejujuran yang telah ia lakukan. Tapi memang semua yang

dikatakan oleh media benar adanya. Kebimbangan Ki Blaka

tampak dalam kutipan berikut.

Tak ada sedikit pun yang membanggakan. Tak ada yang tersisa. Kabar yang begitu gencar, begitu mencecar,

ditambah kebiasaan yang tak menyenangkan sejak kanak, terus bermunculan seolah ada lomba pekabaran mengenai riwayat hidup yang suram.

Tak ada yang dibantah. “Saya ingin membantah, demi kejujuran. Tapi

memang semua yang dikatakan itu benar adanya.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 105).

Page 73: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(2) Konflik dalam diri Emak berkaitan dengan hubungannya

dengan Ki Blaka

Konflik dalam diri Emak terjadi ketika Emak mengirim

surat kepada pemimpin rohani Emak. Surat tersebut berisi

tentang keraguan Emak akan tarekatnya. Salinan surat tersebut

dibaca oleh Ki Blaka, dan Ki Blaka dalam segala hal tetap

menganggap hubungan dirinya dengan Emak adalah hanya

seorang umat dan biarawati yang ingin bersikap jujur dan tak

lebih dari itu. Keraguan Emak tersebut terdapat dalam kutipan

berikut.

“Kalau saya memeluk Emak, mencium tangan Emak, karena saya merasa umat Emak. Merasa diteguhkan, bahwa di dunia ada orang seperti Emak, karena kebaikan yang diberikan oleh Tuhan.

“Emak adalah tanda kemurahanNya.” “Maaf, Ki, saya tidak seperti itu.” “Dalam mata batin saya seperti itu, Mak.” “Itu terlalu tinggi dan mulia... saya tak seteguh itu

benar.” “Mak, saya bukan umat yang baik, saya bahkan

tak bisa berdoa dengan urut dan benar, tak berperilaku baik. Saya melihat Emak sebagai tanda, seberapa saya menjauh dan mendekat kembali.

“Itulah yang saya lihat, saya rasakan kehadiran Emak di sini.”

Lalu Ki Blaka melepas rangkulan. “Kalau Emak ingin memutuskan sesuatu, Emak

ingat ini, ya?” Saya mengangguk, saya menangis terguguk. “Bahwa setelah mempertimbangkan hal ini, apa

pun keputusan Emak, saya lega menerimanya.” Saya seperti tanah kering yang disiram air hujan. Saya mengangguk dan akan melanjutkan

pekerjaan, tapi Ki Blaka masih melanjutkan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 133-134).

Page 74: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(3) Konflik dalam diri Ki Blaka berkaitan dengan ajaran blakanya

Konflik ini terjadi ketika banyak keributan, perkelahian

di pertemuan, ada rumah tangga yang ambrol. Ki Blaka

merasa sedih dan merasa gagal ketika niat baiknya

menerapkan sikap blaka berubah menjadi malapetaka. Sikap

penyesalan Ki Blaka tersebut terdapat dalam kutipan berikut.

“Saya merasakan bahwa ini ulah saya. Kalau kemudian ada keributan, perkelahian di pertemuan, ada rumah tangga yang ambrol, bukan karena kehendak Tuhan.

“Terdengarnya agak sombong, namun saya merasa ini tanggung jawab saya, dan saya tak bisa memindahkan bahwa ini kehendak Tuhan.”

Kenapa begitu, Ki? Kenapa harus begitu? “Saya menjadi sedih, merasa gagal, ketika niat

baik, penghiburan diri dengan blaka menjadi malapetaka. Ketika menyeret banyak kegaduhan. Saya menyesal karena telah membuat orang lain merasakan akibat yang tidak menyenangkan.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 121).

(4) Konflik dalam diri Ki Blaka berkaitan dengan kekecewaannya

terhadap para menteri dan pejabat tinggi baik nasional maupun

internasional yang tidak mendukung kejujuran para blakanis.

Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Saya menyadari peran ekonomi adalah peran yang menentukan, sebab bisa diukur, diberi angka, dan diperbandingkan. Tutupnya dua ratus kios resto adalah terukur, ada dalam angka, dan bisa dibandingkan dengan resto Amerika di tempat lain. Juga penjualan pakaian, minyak wangi, mobil, nonton film, atau produk industri lainnya.

Sedangkan sikap jujur tak bisa diberi angka, tak bisa diukur dan diperbandingkan . Seratus orang

Page 75: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menjadi jujur tak berarti kemajuan atau kemunduran. Karena seberapa kadar jujur itu hanya bermain di dalam batin kita masing-masing.

“Saya mengetahui kesibukan yang besar ini. Tiba-tiba para menteri, para pejabat tinggi, berdatangan ke Indonesia. Pertemuan demi pertemuan terus berlangsung, beberapa orang terang-terangan mengamati Kampung Blakan ini.

“Padahal apa salah pemukim Blakan ini? Mereka tak punya bom nuklir. Mereka tidak menjadi teroris. Mereka tidak meresahkan masyarakat sekitar atau bahkan internasional. Mereka tak melakukan kekerasan. Tak ada yang salah kalau seseorang tidak makan atau minum atau memakai pakaian dari negara lain. Tak bisa disalahkan.

“Tapi kadang tak memerlukan kesalahan untuk menjadi serakah, untuk menguasai orang lain, untuk memaksakan kehendak, untuk memerkosa (Arswendo Atmowiloto, 2008: 266-267).

2. Konflik Sentral dan Klimak Sentral

Di antara konflik bawahan yang telah dijabarkan, baik konflik

eksternal maupun konflik internal, terdapat konflik yang penting, yaitu

konflik sentral. Sebuah cerita bisa terdiri atas banyak konflik bawahan,

tetapi hanya ada satu konflik sentral yang dapat dipertanggungjawabkan

berdasarkan peristiwa-peristiwa yang membangun alur (Stanton, 2007:16).

Klimaks adalah peristiwa ketika konflik berlangsung memuncak

dan mengakibatkan terjadinya penyelesaian yang tidak dapat dihindari.

Klimaks cerita merupakan pertemuan antara dua kekuatan sehingga

menentukan bagaimana pertentangan itu dapat diselesaikan. Meskipun

kekuatan yang satu mungkin mengalahkan yang lain, tetapi sering dalam

kehidupan nyata penyelesaian konflik memerlukan keseimbangan yang

kompleks yang tidak sepenuhnya menang dan kalah (Stanton, dalam

Page 76: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Sugihastuti 2007:16).

Konflik dalam novel Blakanis ini dimulai ketika Ki Blaka merasa

gelisah dengan banyaknya terjadi keributan dan kekacauan di dalam

pertemuan dan di luar pertemuan. Kemudian mulai muncul pemberitaan

tentang sisi gelap masa lalu Ki Blaka. Konflik mulai memuncak ketika di

Kampung Blakan kehadiran seorang Jamil Akamid mantan pejabat tinggi,

yang pernah melakukan tindak-tindak kecurangan ketika dia menjabat.

Kedatangan Jamil Akamid ke Kampung Blakan disertai pengakuannya

yang memberikan dampak tidak langsung terhadap Kampung Blakan dan

Ki Blaka khususnya.

Konflik sentral dalam novel Blakanis ini adalah upaya pencekalan

dan pelenyapan Ki Blaka dan Kampung Blakan karena gerakan blaka-nya

dianggap sebagai gerakan serius yang bersimpangan dengan sebagian

pemerintahan pada saat itu. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Tuduhan saya anti Amerika, anti Eropa, anti perdagangan, sangat serius.

“Juga gawat. “Pertama, itu tuduhan keliru. “Kedua, mereka menganggap sangat serius gerakan ini. Saya mendengar bahwa saya bisa dilenyapkan karena ini

semua. Semuanya mungkin, ya, kan? “Saudara kan melihat sendiri. Saya hanya perlu kain

lorek. Bukan saya tidak mau memakai baju atau celana panjang, atau celana dalam, atau kaus, atau jas, atau sepatu, atau semua aksesori yang diiklankan itu. Jam tangan saja saya tak pakai.

“Saya juga tidak melarang membeli baju atau gaun mahal. Atau tas, atau minyak wangi, atau mobil merek tertentu. Silakan kalau memang dibutuhkan.

“Kalau tidak jangan memaksa diri. “Setiap pemaksaan adalah tanda ketidakjujuran”

(Arswendo Atmowiloto, 2008: 245-246).

Page 77: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Setelah kejadian tersebut, pihak keamanan menutup semua

Kampung Blakan yang ada. Ki Blaka ditangkap kemudian dibawa

menggunakan helikopter. Helikopter yang membawa Ki Blaka meledak di

udara dan terbakar habis.

Konflik cerita menuju satu titik pusat, yaitu klimaks cerita.

Klimaks merupakan titik pertemuan antara dua keadaan atau lebih yang

saling bertentangan dan hal ini berhubungan dengan bagaimana konflik

tersebut terselesaikan. Klimak cerita terjadi ketika berkumpulnya kembali

para Blakanis ke Kampung Blakan. Mereka datang untuk memperingati

kematian Ki Blaka. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Sebentar, saya kemari untuk berdoa, untuk mengucapkan salam buat arwah Ki Blaka. Saya guru sekolah dasar di Jambi yang membolos kemari, karena saya... seperti kita semua para Blakanis ini. Artinya...”

Emak mengangguk. Lalu duduk. Bersila. Diikuti Bu Memun, Ai, Jamil Akamid yang harus

dibantu, Ali, kemudian juga Lingar Jimaro. Serentak dengan itu, semua yang sempat terlihat bersila. Hanya Kukuh yang berdiri. “Pak Guru... silahkan...” “Mak, saya...” “Pak Guru pemimpin kami”, kata Ai lembut. “Tak akan

diganti sampai musnah.” Hening lama. Lalu terdengar: Yayayayayayayayayayayayayayayayayayayayayayayay

ayayaya mengangguk-angguk, mengangguk-angguk, berayun-ayun dalam irama dan gerakan yang sama (Arswendo Atmowiloto, 2008: 282-283).

Penetapan Pak Kukuh sebagai penerus gerakan Ki Blaka oleh para

Blakanis adalah klimak sentral dari novel Blakanis.

Page 78: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Karakter dan Penokohan

a. Karakter Sentral

Novel Blakanis menghadirkan karakter Ki Blaka sebagai karakter

yang dominan dalam berbagai peristiwa. Ki Blaka atau yang bernama asli

Wakiman merupakan karakter yang diutamakan penceritaannya.

Keberadaan tokoh Ki Blaka sangat mempengaruhi jalannya cerita dari

awal hingga akhir. Intensitas keterlibatan karakter Ki Blaka dengan

karakter lain dan dengan berbagai peristiwa cukup banyak.

Secara fisik Ki Blaka dideskripsikan sebagai seorang lelaki yang

berusia menjelang enam puluh tahun. Keadaan fisik Ki Blaka dapat

digambarkan dalam kutipan sebagai berikut.

Ia, lelaki dalam usia menjelang enam puluh tahun, usia yang bisa dipakai alasan untuk gelisah. Meskipun penampilan masih agak gagah, walau kepalanya mulai botak di tengah pusar kepala yang sudah hilang, rambutnya panjang sebagian berwarna putih dan ujungnya cokelat merah. Rambut merah berasal dari bekas dihitamkan sebelumnya, sedangkanrambut putih memperlihatkan aslinya memang sudah putih sejak tumbuh.

Matanya kecil, jarak kiri-kanan agak berjauhan. Daun telinganya kecil, seperti tikus. Ia sendiri yang mengatakan semua itu, sambil mengeluarkan perutnya yang membuncit. “Kalau saya tarik dan menahan napas, masih bisa rata. Tapi perut atas memang susah dikerutkan.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 5-6).

Berikut terdapat juga kutipan yang mendeskripsikan tentang

keadaan fisik Ki Blaka.

Jari-jari kakinya melebar, karena biasa berjalan tanpa sendal. Tak ada bulu lebat di kakinya, juga di dadanya, yang mudah terlihat karena hanya mengenakan selimut (Arswendo Atmowiloto, 2008: 7).

Page 79: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Ki Blaka adalah seorang sosok yang sederhana. Hal tersebut dapat

dilihat lewat cara Ki Blaka berpakaian. Ia hanya memakai selimut atau

sarung, berpakaian pun hanya kalau dia merasa memerlukan saja. Bahkan

Ki Blaka tidak pernah menggunakan alas kaki. Sosok sederhana Ki Blaka

tampak dalam kutipan berikut.

Seperti yang digambarkan, Ki Blaka hanya mengenakan selimut lorek untuk menutupi tubuhnya. Selimut lorek yang banyak dipergunakan di rumah sakit, dengan warna hitam atau biru yang sudah pudar. Sehelai kain yang tak dijahit itu dipergunakan sebagai penutup tubuh. Tanpa memakai kaus dalam, kadang tanpa memakai celana dalam (Arswendo Atmowiloto, 2008: 6).

Jari-jari kakinya melebar, karena biasa berjalan tanpa

sendal (Arswendo Atmowiloto, 2008: 7).

Ki Blaka juga digambarkan sebagai seorang sosok yang bijak. Dia

sering menanggapi segala jawaban dengan bijak, penuh arti dan bermakna

dalam. Seperti perkataannya ketika Ai mulai datang ke mengikuti

pertemuan. Perkataan Ki Blaka tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Dunia ini sesungguhnya adil. Segala ketidakadilan menunjukkan perubahan menuju keseimbangan, untuk menjadi adil.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 108).

Ki Blaka juga mempunyai kebiasaan jorok dan kurang sopan. Ia

sering buang angin dan sering pipis. Kebiasaan Ki Blaka yang lain adalah

mudah sekali merasa kantuk. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan

berikut.

Yang menjengkelkan adalah karena ia suka kentut─sengaja dibunyikan dengan keras, kemudian senyum lega (Arswendo Atmowiloto, 2008: 13).

Page 80: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Ki Blaka adalah seorang yang jujur dan terbuka. Ia selalu

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepadanya dengan

jujur. Seperti pada kutipan berikut.

“Sekali ini kita ngobrol begini, kita berbuat jujur. Kita harus menjawab pertanyaan dengan jujur. Bapak-bapak boleh bertanya apa saja ke saya dan saya akan menjawab dengan sejujur-jujurnya.”

Mereka tertawa-tawa. Ada yang bertanya apakah Ki Blaka sudah

berkeluarga. Ki Blaka menjawab sudah berkeluarga, tapi ia bosan,

sehingga ia meninggalkan. “Apakah punya rokok?” “Ada. Tapi tak bisa saya berikan, karena saya sendiri

merokok. Dan belum bisa beli.” “Apakah kamu orang Jawa?” “Bisa dikatakan begitu. Saya lahir di Jawa, tapi sejak

muda bekerja di Jakarta. Saya tak tahu persis apakah saya orang Jawa, karena wajah saya ada Cinanya, ada Manadonya, paling saya tidak pernah disangka itu (Arswendo Atmowiloto, 2008: 13).

Sikap terbuka Ki Blaka ditunjukkan dengan kehidupannya ketika

pertama dia bermukim di Kampung Blakan. Ia sangat terbuka dengan

tetangga sekitar yang juga bermukim di tempat itu. Hal tersebut terlihat

pada kutipan berikut.

Ki Blaka mulai hidup di situ, rumahnya selalu terbuka. Berbicara dengan warga sebelumnya, mengenalkan diri kalau bertemu, mengundang mereka datang, menghidangkan apa yang dimiliki─dan sebenarnya juga dimiliki oleh tetangga (Arswendo Atmowiloto, 2008: 12).

Selain jujur dan terbuka, Ki Blaka adalah seorang yang tegas. Ki

Blaka menyampaikan ketegasannya dengan mengatakan tidak menerima

sumbangan baik uang atau pun barang.

Page 81: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Ki Blaka sendiri mengatakan, “Kami tidak menerima sumbangan, baik uang atau pun barang.

“Tidak ada yang boleh menerima. “Kalau ada yang mau membagi-bagikan untuk warga

di sini, harus diberikan langsung. Yang dibutuhkan di sini adalah kejujuran. Berani jujur. Berani blaka. Bukan menjadi dermawan. Banyak tempat lain untuk menjadi dermawan.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 49).

Ki Blaka juga seorang yang memiliki sikap spontanitas. Hal itu

terlihat melalui ucapan-ucapan yang sederhana dan tanpa dibuat menjadi

rumit. Sikap spontanitas Ki Blaka dapat dilihat dari kutipan berikut.

Entah apa maksud Ki Blaka yang sebenarnya. Ia sendiri tak pernah secara runut menjelaskan, bahkan juga batasan jujur. Ia menjelaskan secara spontan, dalam rumusan yang longgar (Arswendo Atmowiloto, 2008: 21).

b. Karakter Bawahan

Keterlibatan karakter bawahan dalam berbagai peristiwa yang

terdapat di dalam novel relatif sedikit dibandingkan karakter utamanya.

Keterangan mengenai sikap dan watak karakter tersebut relatif lebih

sedikit dibandingkan dengan karakter sentralnya, jadi tidak semua karakter

bawahan yang terdapat dalam novel Blakanis ini dianalisis. Berikut ini

analisis terhadap beberapa karakter bawahan dalam novel Blakanis.

(1) Suster Ema atau Suster Emak atau Emak

Suster Emak atau Emak adalah seorang yang bisa dikatakan

memiliki jiwa nasionalisme. Hal itu dilakukan ketika Emak datang ke

Kampung Blakan memberikan latihan menulis dan menyanyi kepada

anak-anak. Ajakan menyanyikan nyanyian nasional tersebut juga

diterapkan kepada para peserta pertemuan ketika menjelang usai

Page 82: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pertemuan. Sikap nasionalisme Emak tersebut terdapat pada kutipan

berikut.

Di akhir obrolan, Suster Emak mengajak peserta seluruhnya menyanyikan lagu Padamu Negeri, Berkibarlah Benderaku, atau Rayuan Pulau Kelapa. Di waktu senggang, Suster Emak melatih warga setempat bernyanyi. Para ibu dengan anak mereka, para bapak-bapak yang malu-malu (Arswendo Atmowiloto, 2008: 18).

Seorang suster dan agamawan wajib melakukan pelayanan

kepada Tuhan. Sikap pelayanan tersebut di tunjukkan Suster Emak

dengan melalukan pelayanan dan membantu anak-anak serta orang-

orang di Kampung Blakan yang sekaligus juga melayani Ki Blaka juga.

Sikap pelayanan Emak dan ringan tangan tersebut terdapat pada kutipan

berikut.

...sering datang mengajar anak-anak membaca dan menulis. Suster Emak tertarik dengan Ki Blaka dan banyak membantu. Membereskan rumah Ki Blaka, menyediakan minuman, membuat catatan, dan kemudian ikut dalam obrolan, pun kalau diadakan di malam hari (Arswendo Atmowiloto, 2008: 18).

Sosok Emak digambarkan seorang yang religius. Hal ini karena

Emak adalah seorang Suster. Hal itu dilakukan Emak untuk menguatkan

batin Emak kepada Tuhan. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Saya membawa dalam doa berlarut-larut. “Tuhan Yesus, beri jalan, agar kami bisa memuliakan Bapa.” Saya bisa berlama berdoa mohon kepada Ibu Maria untukmendoakan... Saya memasukkannya ke doa makan, doa pagi, doa menjelang tidur, doa yang saya maui (Arswendo Atmowiloto, 2008: 95).

Page 83: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(2) Ali Hasan atau Ai

Ai adalah adalah seorang mantan model. Pengenalan karakter

seorang Ai terjadi ketika Ai mengikuti pertemuan di Kampung Blakan.

Ai mempunyai deskripsi fisik yang hampir sempurna sebagai seorang

perempuan. Kutipan berikut ini menjelaskan hal-hal yang disampaikan

di atas.

Tidak banyak, tapi pastilah tidak sedikit yang mengenal Ai. Dengan sekali melihat, mudah mengingat Ai. Seluruh tubuhnya sangat putih─betul-betul putih, bersih, memesona. Tak cukup menatap satu kali. Pasti akan mencoba mencuri-curi lihat, apakah benar kakinya yang putih adalah warna kulit asli atau ditutupi kaus kaki panjang. Karena sulit dipercaya. Tapi tangannya, lehernya sangat putih. Juga kulit wajahnya yang berseri (Arswendo Atmowiloto, 2008: 36-37).

Penggambaran fisik Ai yang sempurna juga dikatakan oleh Ki

Blaka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini.

Perempuan yang sangat putih kulitnya, cantik, mulus, alisnya tebal. Mata senang menatap ke arahnya: tubuhnya, pembawaannya, senyumnya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 108).

Ai adalah seorang yang cerdas, tenang dan tegas dalam

mengambil keputusan. Selain sikap-sikap di atas, Ai juga seorang

penyayang. Sikap-sikap Ai tersebut tercermin dalam kutipan berikut.

Ai tampak cerdas, tampak tenang, dan merumuskan kalimatnya menjadi enak didengar.

Dan mantap dalam mengambil keputusan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 44).

Page 84: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan bahwa Ai

adalah seorang penyayang. Terutama terhadap anaknya yang

bernama Ruben.

“Kalau Ruben kangen, ajak ke sini... jangan waktu sekolah.”

Ruben, anaknya, beberapa kali datang. Lengkap dengan baby sitter yang mengelilingi, petugas yang sigap, dan perlengkapan untuk keperluannya. Juga dokter serta perawat yang menjaga terus-menerus. Ruben menderita penyakit pernapasan. Gangguan pernapasan yang bisa muncul setiap saat secara tak terduga (Arswendo Atmowiloto, 2008: 44).

Selain itu Ai juga tak suka pamer dengan kekayaan yang

dimilikinya. Justru ia banyak membantu Kampung Blakan dengan

membantu menyumbang fasilitas-fasilitas yang mendukung kehidupan

di Kampung Blakan. Ai juga seorang yang rendah hati. Hal tersebut

tampak dalam kutipan berikut.

Adalah Ai yang membuat tontonan itu menjadi bermanfaat. Dokter yang mengawal Ruben dimanfaatkan Ai. “Mereka dibayar untuk memeriksa.” Pasiennya adalah warga desa setempat. Mulai dari anak-anak, para remaja, ibu-ibu, bapak-bapak, semua mendapat pemeriksaan gratis, mendapat perawatan gratis, mendapat pengobatan gratis. Semua dimungkinkan oleh Ai. Termasuk penyediaan obat-obatan, atau petugas yang akan membeli di apotek di Karawang. Atau bahkan di Jakarta. Untuk pertama kalinya, barangkali sejak desa itu ada, didirikan Puskesmas tenda yang luas. Tanda putih yang sangat mencolok, kukuh, tertata rapi, tertib, dan menjadi sangat mewah (Arswendo Atmowiloto, 2008: 45).

Ai menetapkan bahwa semua pemeriksaan, perawatan, dan pengobatan harus gratis (Arswendo Atmowiloto, 2008: 46).

Suaminya pengusaha yang sangat terkenal, tapi Ai rendah hati. Tidak mengingkari nama besar keluarga

Page 85: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dan nama perusahaan suaminya, juga tidak menekankan itu (Arswendo Atmowiloto, 2008: 109)

(3) Mareto

Mareto digambarkan sebagai seorang yang aneh. Mareto adalah

seorang mantan polisi. Ia mengikuti pertemuan dan kemudian ikut

membantu Ki Blaka. Ia mengenal Ki Blaka pertama kali ketika ketika

masih dinas. Pengenalan sosok Mareto terdapat dalam kutipan berikut.

Selain Pak Ali, ada juga Mareto. Tampan, ganteng, tapi suka melamun dan sorot matanya aneh. Pernah menjadi intel polisi, dikeluarkan, agak terganggu jiwanya. Tapi untuk pekerjaan yang diserahkan kepadanya, menjadi tanggung jawabnya, semuanya beres, rapi, dan hasilnya memuaskan. Sangat mengagumi Ki Blaka. Bahkan memuja (Arswendo Atmowiloto, 2008: 100).

Mareto mempunyai naluri membunuh. Mareto melakukan hal

tersebut ketika masih bekerja di kepolisian. Hal itu dilakukan saat

bertugas di Timor dan di Aceh. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan

berikut.

...Kukatakan apa adanya, bahwa dulu pun aku dibayar sangat kecil, untuk pekerjaan membunuh. Bayaran bulanan, dan tak ada bonus kalau aku melakukan pembunuhan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 33).

Di kampungku, ketika ada pencuri motor yang digebuki─mungkin akan dibakar, juga kumatikan dengan cepat. Kuputar kepalanya sampai mengeluarkan bunyi krak yang panjang, lalu terkulai.

Selesai. Tak lagi mengaduh. Bahkan darah pun berhenti

mengucur (Arswendo Atmowiloto, 2008: 75).

Page 86: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Mareto adalah seorang yang ambisius. Hal itu ditunjukkan

dengan keinginan utamanya, yaitu ingin membunuh Ki Blaka. Namun

sikap ambisius tersebut masih dapat dicegah oleh Emak dan Bu

Memun. Berikut ini adalah keambisiusan Mareto untuk membunuh Ki

Blaka.

“Tak baik ngomong bunuh-bunuhan... ngomong itu yang baik-baik. Apa dikiranya gampang membunuh?”

“Pertama memang susah, bingung... tapi lama-lama gampang.”

“Membunuh ayam saja susah.” “Ayam susah, manusia lebih gampang.” “Hush.” “Aku bisa ngomong karena pernah melakukan. Dan

bukan sekali, bukan dua kali, bukan lima kali.” “Hush.” “Bu, ini di Blakan, aku di sini sudah lama. Aku

dekat dengan Ki Blaka, dengan Emak... aku mengatakan apa adanya.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 33).

Keinginan Mareto untuk membunuh Ki Blaka juga tampak

dalam percakapannya dengan Emak. Berikut ini adalah kutipan

percakapan Emak dengan Mareto.

“Kenapa hanya membunuh dan membunuh yang ada di kepalamu?”

“Apakah Emak melihat jalan lain?” “Apakah Emak melihat cara lain?” “Membunuh Ki Blaka adalah cara yang terbaik, cara

yang sempurna mengakhiri semua ini. Hanya itu cara terindah sebagai penyelesaian.

“Aku hanya membantu menyempurnakannya.” “Tidak. Pikiran itu harus dibuang jauh-jauh.” “Tak bisa, Mak.” “Itu jalan yang benar, yang tepat.” “Tidak. Saya tidak akan membiarkan.” (Arswendo

Atmowiloto, 2008: 72-73).

Page 87: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

(4) Jamil Akamid

Jamil Akamid digambarkan sebagai seorang lelaki yang

mempunyai keinginan kuat. Hal itu ditunjukkan ketika Jamil Akamid

datang ke Kampung Blakan dan meminta kepada Ki Blaka kesembuhan

terhadap dirinya. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Saya senang Pak Jamil kemari. Saya akan mengantarkan bapak ke tenda Puskesmas. Suster Emak, silakan antar Pak Jamil.”

“Maaf, Ki Blaka, saya sudah berobat sampai ke ujung dunia. Saya kemari bukan minta pengobatan gratis, melainkan kesembuhan.”

“Lho, apa yang bisa saya lakukan? Saya sendiri sakit-sakitan, pipis tak tertahan.”

“Ki Blaka, ” suara sang istri terdengar rendah, “katakanlah apa saja, untuk mandi di sungai, atau untuk gundul... Suami saya akan percaya.”

Baik, Bu Jamil, tapi saya tidak bisa mengatakan apa yang tidak saya ketahui.”

“Katakan apa saja, Ki Blaka....” Suasana hening. Ki Blaka menghela napas. “Pak Jamil yang mengatakan... apa saja yang ingin

dikatakan.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 52-53).

Jamil Akamid adalah orang yang ambisius dan keras bicaranya.

Ketika ia telah mengatakan apa adanya tentang semua hal yang pernah

ia lakukan semasa ia menjabat menteri. Jamil Akamid berharap

sikapnya dapat diikuti oleh banyak pengusaha dan pejabat yang terlibat.

Ia juga berharap gerakannya jujur Ki Blaka menjadi gerakan moral yang

spektakuler. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Ki Blaka, kalau saya memulai mengatakan apa yang saya alami, pasti ada gelombang besar. Banyak menteri, banyak pengusaha, banyak penguasa terlibat.”

“O, begitu.”

Page 88: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

“Kalau tindakan saya diikuti satu atau dua orang yang lain, akan menjadi peristiwa yang luar biasa.”

“O, bisa, ya?” “Artinya, gerakan Ki Blaka menjadi gerakan

spektakuler. Semua perhatian akan tertuju kepada Ki Blaka, ke permukiman ini.

“Hebat.” “Ya, bisa jadi.” “Kita siapkan sebagai momentum dasyat, sebagai

langkah awal gerakan raksasa... perubahan... kesadaran. Biarlah saya menjadi tumbal pertama.

“Ki Blaka mendukung penuh?” “O, bagus itu.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 57-

58)

Jamil Akamid juga digambarkan sebagai seorang yang berani.

Jamil Akamid berani mengatakan apa adanya tentang hal-hal

menyimpang yang pernah dilakukannya semasa menjadi pejabat. Kalau

pun dipanggil ia akan mengatakan hal yang sama ketika ia berbicara apa

adanya di Kampung Blakan. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Di sini saya mengatakan apa adanya. Apakah bisa menjadi bukti di pengadilan atau tidak, itu urusan hukum. Kalau saya diperlukan dan dipanggil, akan saya katakan seperti yang katakan di sini.”

Lalu, “Kebenaran sudah dikatakan. Apakah itu menjadi dasar hukum atau tidak, tidak mengurangi kebenaran yang ada.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 56).

Jamil Akamid juga digambarkan sebagai sosok yang tegas dan

percaya diri. Ia juga seorang yang perhatian. Sikap perhatian itu ia

tujukan kepada Ki Blaka saat Jamil Akamid dikunjungi Emak dan

Mareto ketika ia di penjara. Hal itu tampak dalam kutipan berikut.

“Ki Blaka menyampaikan salam, tidak lewat ucapan.”

Jamil tertawa lepas.

Page 89: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Aku melihat sosok yang berbeda dengan ketika masih berada di atas kursi roda, ketika dibopong masuk pendapa pertemuan. Sosok ini kelihatan percaya diri, lebih tegas (Arswendo Atmowiloto, 2008: 62).

Sedangkan sikap perhatian Jamil Akamid kepada Ki Blaka

tampak dalam kutipan berikut.

“Mak, tolong jaga Ki Blaka. Saya kuatir akan ada orang yang membunuhnya.”

Kalimatnya diucapkan biasa. Smasekali tidak melirik ke arahku.

“Siapa yang diuntungkan kalau Ki Blaka dibunuh?” Jamil baru memandangku. “Ki Blaka sendiri. Siapa lagi?” (Arswendo

Atmowiloto, 2008: 62-63).

(5) Bu Memun

Bu Memun digambarkan sebagai seorang yang mudah kuatir

atau tidak tenang. Ketika banyak pasangan keluarga datang ke

pertemuan dan saling jujur mengatakan apa yang telah disimpan dan

dirahasiakan. Mulai terjadi banyak keretakan, permusuhan, dan

kecurigaan karena masing-masing mengetahui apa yang selama ini telah

dirahasiakan. Hak tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Ini yang terjadi. Sehingga akhirnya bertengkar dan menjadi ribut. Baanyak sekali. Saya kuatir sekali perkembangannya justru akan menghentikan kegiatan ini.

“Dalam setiap keluarga, pasti ada rahasia-rahasia yang selama ini dibiarkan. Tak bisa dibuka begitu saja. Siapa yang ingin mengatakan kepada pasangannya, siapa saja yang pernah ditiduri, atau sampai sekarang masih?

“Ini berat. “Saya sangat kuatir. “Karena yang terjadi adalah keluarga yang baik-

baik, yang saling menyimpan perkara dalam hati,

Page 90: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

memuntahkannya. Yang terjadi adalah keretakan, permusuhan, kecurigaan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 105).

(6) Sopi

Sopi adalah sopir pribadi Ai. Sopi digambarkan sebagai seorang

yang baik hati. Sopi selalu mengantar dan mendampingi Ai untuk

datang ke pertemuan di Kampung Blakan. Berikut kutipan yang

menggambarkan tentang fisik dan karakter Sopi.

Sopi berbadan kecil, cenderung kurus, kulitnya hitam, pandangan matanya tajam, jarang berbicara─dan belum pernah ikut bertanya dalam pertemuan. Ia menguasai jalanan di Jakarta─juga Bandung, Cirebon, dan Surabaya, dalam arti hafal jika ada kemacetan di mana dan harus melalui jalan apa (Arswendo Atmowiloto, 2008: 41).

Sebagai seorang mantan preman, Sopi juga digambarkan

sebagai seorang yang baik hati, taat, dan bawaannya sopan. Hal tersebut

tampak dalam kutipan berikut ini.

Tadinya menjadi pemimpin preman di Pasar Senen Jakarta─wilayahnya sampai Matraman juga perempatan Coca Cola. Ia mengembalikan handphone mahal milik Linggar yang diambil paksa anak buahnya, dan sejak itu dijadikan sopir pribadi. Anaknya satu, bawaan dari istrinya satu, dan sebagai sopir pribadi, penghasilannya sangat besar. Memiliki rumah sendiri, isterinya membuka warung yang laris, sering bertemu menteri─pak dan bu menteri, sering diajak ke luar negeri, menginap di hotel yang tarifnya semalam sama dengan gajinya tiga tahun (Arswendo Atmowiloto, 2008: 41).

Selama menjadi sopir belum pernah menyerempet atau diserempet, belum pernah melanggar lalu lintas, bawaannya sopan, mendengarkan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 41).

Page 91: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

(7) Pak Kukuh

Pak Kukuh digambarkan sebagai seorang guru honorer yang

baik dan periang. Ia juga seorang guru yang jujur dan patut menjadi

teladan. Itu terjadi ketika sekolah dasar yang diajar oleh Pak Kukuh

mengikuti prinsip blaka yang dianjurkan oleh Ki Blaka. Hal tersebut

tampak dalam kutipan berikut.

Pak Kukuh bukan hanya gembira, melainkan juga bangga. “Kini semua orang tahu sekolah dasar kami di desa, yang selama ini tak diperhitungkan, bahkan tak dikenali. Dikenali bahwa masih ada anak-anak di Indonesia yang mengenakan seragam sekolah warna merah-putih ini yang benar, baik adanya. Saya percaya banyak anak yang lain yang sama. Kami yang memulai.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 127).

(8) Ali

Ali digambarkan sebagai seorang yang kurus. Ia salah satu

orang yang ikut membantu Emak dan Ki Blaka.

Ali, lelaki yang agak kurus, kalau membaca seperti mengeja, yang merupakan pemukim sebelum Ki Blaka. Dia pula yang mengusulkan memelihara kambing, kemudian itik, dan terakhir dua ekor sapi (Arswendo Atmowiloto, 2008: 34).

Tidak semua karakter bawahan dalam novel Blakanis penulis

analisis, sebab karakter-karakter bawahan ini yang hanya sesekali muncul

atau bahkan sekali saja muncul di dalam cerita. Karakter-karakter tersebut

antara lain, Lola (Ola), Sujan, Windi, Darmo, Marni, Wahyu Arioutomo,

Eyang Brondol, Ibu Ning, Marabun, Wicaksono Kusmanto, Sheila

Wicaksono, Ama, Darius Astina, Inca, Ipul, Tuk atau Muk atau Puk,

Page 92: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Purwana S. Kusuma, Yunior, Susmanto, Ratih, Nico Toruan, pemukim

Kampung Blakan, petugas keamanan, dan Yatmo. Karakter-karakter

tersebut tidak dianalisis karena perwatakannya tidak dijabarkan oleh

pengarang. Namun peranan karakter-karakter tersebut tidak dapat

dianggap remeh karena kehadiran mereka selain ikut mendukung cerita,

juga menonjolkan peran tokoh utama.

c. Motivasi Karakter

Analisis motivasi dalam novel Blakanis hanya dibatasi pada

karakter-karakter tertentu yaitu Ki Blaka, Suster Emak, Ai, Mareto, dan

Jamil Akamid. Sementara itu karakter-karakter yang lain tidak dianalisis

motivasinya karena terbatasnya keterangan mengenai karakter yang

bersangkutan.

(1) Ki Blaka

Motivasi dasar Ki Blaka adalah ingin membuat hidupnya

menjadi menyenangkan, tanpa banyak beban, tanpa banyak ketakutan,

sehingga hidup menjadi lebih damai dan tenteram. Berdasarkan hal

tersebut Ki Blaka melakukan hal yang disebut motivasi khusus. Ki

Blaka memulai segala sesuatu dengan sikap blaka. Ki Blaka mencoba

menanamkan semangat kejujuran di dalam hati, di dalam batin, dan

mengatasi ikatan-ikatan yang membatasi dirinya untuk berbuat blaka.

Kemudian sikap tersebut secara tidak langsung oleh banyak orang.

Page 93: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

(2) Suster Emak atau Emak

Motivasi dasar Emak sebagai seorang suster adalah

memuliakan dan mengabdikan diri kepada Tuhan serta menjalankan

tarekat yang ia yakini. Untuk mewujudkan motivasi dasar tersebut,

Emak membantu Ki Blaka, mengajari anak-anak di Kampung Blakan

membaca dan menulis, serta melatih warga bernyanyi. Selain itu,

Emak juga banyak membantu kegiatan yang berlangsung di Kampung

Blakan. Tindakan Emak tersebut adalah sebuah motivasi khusus untuk

mendukung motivasi dasarnya.

(3) Ali Hasan

Motivasi dasar Ai adalah untuk menghindari kebosanan dan

kepenatan terhadap kehidupan sehari-hari Ai selama menjadi istri

Linggar Jimaro. Ai datang ke Kampung Blakan dan mengikuti

pertemuan yang ia anggap menarik, aneh, lucu, dan tak pernah ia

jumpai selama menjadi istri Linggar Jimaro. Ai juga memendukung

segala aktivitas positif serta banyak membantu memberikan fasilitas

gratis di Kampung Blakan. Tindakan Ai merupakan motivasi khusus.

(4) Mareto

Motivasi dasar Mareto adalah ingin menyelamatkan Ki Blaka

dan mengakhiri penderitaan Ki Blaka dari pemberitaan-pemberitaan

sisi gelap Ki Blaka oleh media yang mengakibatkan nama Ki Blaka

Page 94: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

benar-benar hancur, sebelum akhirnya dilupakan dan tak berarti apa-

apa. Motivasi khusus yang dilakukan Mareto adalah ingin membunuh

Ki Blaka. Hal tersebut dilakukan Mareto untuk mendukung motivasi

dasar Mareto.

(5) Jamil Akamid

Motivasi dasar Jamil Akamid adalah meminta kesembuhan

terhadap penyakit yang ia derita. Karena anjuran dari Ki Blaka, Jamil

Akamid mengatakan apa adanya semua hal yang telah ia lakukan

selama menjadi seorang pejabat. Ia melakukan hal tersebut untuk

membuat hidupnya lebih semangat dan lebih blaka dalam

menjalankan segala sesuatu. Tindakan Jamil Akamid tersebut

merupakan motivasi khusus.

3. Latar

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini

penting untuk memberikan kesan nyata kepada para pembaca untuk

menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan

terjadi, sehingga pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan,

dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga pembaca merasa lebih akrab.

Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang

sebenarnya menjadi bagian dari dirinya.

Page 95: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Latar dapat secara langsung mempengaruhi karakter dan dapat pula

memperjelas tema. Dalam banyak cerita, latar dapat menggugah nada emosi di

sekeliling karakter. Istilah lain nada emosi adalah atmosfer, yaitu suasana

yang mencerminkan emosi tokoh atau merupakan bagian dari dunia di

sekeliling tokoh (Stanton, 2007:19).

Latar dapat dipergunakan untuk beberapa maksud atau tujuan yaitu:

untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh dan geraknya serta

tindakannya, dapat mempunyai suatu relasi yang lebih langsung dengan arti

keseluruhan dan arti yang umum dari suatu cerita, dapat bekerja bagi maksud-

maksud yang lebih tertentu dan terarah dari pada menciptakan suatu atmosfer

yang bermanfaat dan berguna (Henry Guntur Tarigan, 1993:136).

a. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan dalam novel Blakanis lebih dominan

memakai latar permukiman Blakan dan sekitarnya. Terdapat juga

beberapa tempat di luar permukiman Blakan yang digunakan sebagai latar.

Permukiman Blakan sendiri terletak di daerah pinggiran tol dekat kawasan

pabrik-pabrik.

1) Permukiman atau Kampung Blakan

Permukiman atau Kampung Blakan merupakan latar utama

pada novel Blakanis ini. Latar tersebut mendominasi dalam cerita

novel Blakanis. Secara lebih rinci, latar tempat di Kampung Blakan

dapat di analisis sebagai berikut.

Page 96: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

(a) Pendapa Pertemuan

Pendapa pertemuan adalah tempat Ki Blaka mengadakan

pertemuan resmi bersama para pendatang dan sekaligus tempat ia

bermukim.

Bangunan pendapa itu sangat bagus, megah, bahkan untuk ukuran orang kota sekalipun. Atapnya tinggi, lebar, dengan beberapa hiasan di sudutnya. Dindingnya dari papan kayu, empat persegi panjang dengan berbagai daerah yang disambungkan begitu saja, beda ketebalan kayu, beda jenis dan motif ukiran, juga ada yang diwarnai. Sebagian sangat antik, sangat kuno, sangat mahal. Disambungkan ornamen ukiran dari Jawa Tengah, dari Madura, dari tempat lain lagi (Arswendo Atmowiloto, 2008: 8).

(b) Sungai Blakan

Sungai adalah tempat Ai melakukan ritual yang dinamakan

Adus Ai. Ritual ini dilakukan pertama kali oleh Ai dan motivasi Ai

melakukannya adalah untuk membersihkan diri, namun para

pendatang memakainya sebagai ritual ketika pertama kali datang

ke Kampung Blakan.

Ai menuju sungai, lalu tanpa canggung sedikit pun melepaskan pakaiannya, meninggalkannya begitu saja di pinggiran, dan dengan telanjang bulat masuk ke sungai. Mencelupkan tubuhnya, membersihkan diri. Baru kemudian berdiri, berjalan ke pinggir, menghanduki tubuhnya, rambutnya, sebelum menutupi tubuhnya dengan selimut lorek (Arswendo Atmowiloto, 2008: 38).

(c) Tenda putih (Puskesmas Blakan)

Tenda putih adalah tempat yang di bangun di Kampung

Page 97: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Blakan. Tenda putih difungsikan sebagai Puskesmas yang

diperuntukkan bagi pemukim maupun pendatang di Kampung

Blakan. Berikut ini adalah kutipan yang menjelaskan peristiwa di

tenda putih.

Linggar berjalan biasa, langsung menuju tenda putih satu, di mana Ai sedang bersama-sama ibu-ibu yang diperiksa. Ai tampak terkejut, setengah tak percaya bahwa Linggar menemuinya. Bukan hanya menemui, memeluk erat sekali, merangkul lama, dan menggegam tangan Ai, tanpa pernah melepaskannya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 65).

(d) Bekas Kolam

Peristiwa yang terjadi di bekas galian kolam adalah ketika

para pengikut Ki Blaka kembali ke Kampung Blakan yang sudah

tak berpenghuni. Mereka berkumpul lagi untuk mendoakan Ki

Blaka dan meneruskan kembali gerakan blaka. Latar peristiwa

tersebut terdapat pada kutipan berikut.

Rombongan ternyata melalui rumah yang pernah didiami Ki Blaka, yang sekarang nyaris tak ada bekasnya. Mereka menuju kolam, ke bekas galian yang dulunya akan digunakan sebagai kolam. Yang selalu kering. Tapi kali ini, rasanya ada air sedikit. Semacam genangan. Bisa jadi rembesan dari sungai yang karena tak terurus lagi, airnya membelok.

Ada air di bekas kolam itu (Arswendo Atmowiloto, 2008: 280).

2) Di Depan Kantor Polisi

Peristiwa di depan kantor polisi adalah ketika Mareto dan

banyak warga menunggu penyelesaian terhadap Ki Blaka yang dibawa

Page 98: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

pihak keamanan karena menyangkut banyak pendatang yang membuat

ribut dan melakukan aktivitas terlarang. Berikut kutipan yang

menjelaskan latar terjadinya peristiwa tersebut.

Karena aku termasuk dari sekian warga yang menunggu di depan kantor polisi, yang ingin tahu bagaimana penyelesaiannya, apa yang ditanyakan, dan bagaimana nasib Ki Blaka selanjutnya. Yang berdatangan makin lama makin banyak lagi. Kemudian bertambah dengan kedatangan para wartawan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 22).

3) Tahanan

Tahanan merupakan latar di luar Kampung Blakan. Peristiwa

yang terjadi di tahanan adalah ketika Emak dan Mareto mengunjungi

Jamil Akamid.

Emak juga makin pelit dengan komentar. Di dalam bus, Emak banyak berdoa. Aku tidur, dua kali. Dan malas untuk berbasa-basi menemui petugas. Emak berbeda. Emak menjelaskan maksudnya, mengisi buku tamu, meninggalkan kartu pengenal, menunggu apakah Jamil bersedia menemuinya, lalu menghadap pemimpin tahanan lagi, menunggu lama, ditanyai banyak: apa keperluannya, kenal di mana, sejak kapan.

Lama baru kemudian Jamil keluar. Berkeringat banyak, karena berusaha jalan, dipapah sesama tahanan. Ia tak lagi menggunakan kursi roda. Emak adalah tamu pertama, karena selama ini tak ada yang menjenguknya. Tidak juga anak dan istrinya. (Arswendo Atmowiloto, 2008: 62).

b. Latar Waktu

Latar waktu yang digunakan dalam novel Blakanis terdiri dari latar

waktu parsial. Latar parsial dapat digunakan menjadi dua kelompok

Page 99: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

melalui kata-kata yang langsung merujuk pada waktu dan kalimat yang

diasosiasikan pada waktu.

Kata yang merujuk pada waktu dalam novel Blakanis meliputi jam,

tahun, dan bagian dari hari seperti pagi, sore, dan malam. Berikut ini

kutipan yang menunjukkan latar yang merujuk pada jam.

“Sebelum jam dua belas tengah malam nanti harus bersih, kalau tidak akan kami bongkar paksa. Kami tak menghendaki kekerasan.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 81).

Pukul tiga sore, terdengar pengeras suara mengingatkan

bahwa acara adus Ai yang pertama akan dilakukan. Para peserta diminta mempersiapkan diri, di tempat yang telah ditentukan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 154).

Latar yang menggambarkan kata yang merujuk pada tahun terdapat dalam

kutipan berikut ini.

Tahun lalu, pendapa itu belum ada, bahkan dalam rencana sekalipun (Arswendo Atmowiloto, 2008: 8).

Kini, delapan tahun kemudian, muncul kembali. Masih

memesona, kulitnya masih membuat bertanya-tanya, dan mata berusaha menghitung pori-pori yang terlihat, dan terlihat biasa (Arswendo Atmowiloto, 2008: 38).

Berikut ini kutipan yang menunjukkan latar yang merujuk pada bagian

hari, yaitu pagi hari.

Pada suatu pagi, Ema berkeringat ketika dibangunkan Ai. Ema mengatakan karena semalaman bekerja sampai larut, ia lupa berdoa (Arswendo Atmowiloto, 2008: 243).

“Mak, kita lanjutkan apa yang mengisi mimpi kita

malam tadi.” Itu dikatakan Ki Blaka pada suatu pagi (Arswendo

Atmowiloto, 2008: 136).

Page 100: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Berikut ini kutipan yang menunjukkan latar yang merujuk pada bagian

hari, yaitu siang hari.

Ke tempat itulah Ki Blaka datang, suatu siang, dan kemudian menetap. Tak ada yang memedulikannya, karena siapa saja bisa menetap, bisa mendirikan bangunan kalau mau, bisa membuat batas wilayah sampai ke berbagai arah (Arswendo Atmowiloto, 2008: 10).

Aku merasa panggilan itu ada ketika suatu siang, ada

seorang yang datang dengan mobil, dan tiba-tiba ada yang mendekati (Arswendo Atmowiloto, 2008: 34).

Berikut ini kutipan yang menunjukkan latar yang merujuk pada bagian

hari, yaitu sore hari.

Linggar, pada sore harinya ikut adus Ai. Benar-benar telanjang, masuk ke sungai yang dangkal, dengan pengawal seluruhnya melindungi (Arswendo Atmowiloto, 2008: 66).

Sore itu juga rombongan kembali ke Salatiga. Tidak

berhenti, tidak jadi melanjutkan acara yang disusun Di Jakarta (Arswendo Atmowiloto, 2008: 149).

Berikut ini kutipan yang menunjukkan latar yang merujuk pada bagian

hari, yaitu malam hari.

Aku merasa malam itu akan terjadi sesuatu. Tapi ternyata tidak. Ki Blaka dilepaskan, disambut dengan sorak-sorai. Ki

Blaka berjalan kaki, tapi kemudian diantarkan, karena iringan berubah menjadi pawai besar (Arswendo Atmowiloto, 2008: 23).

Malamnya, itu saya bawa dalam doa dengan sepenuh

hati. “Tuhan, inikah jawabanMu? Inikah yang perlu saya dampingi? (Arswendo Atmowiloto, 2008: 97).

Latar waktu selanjutnya berupa penggunaan kalimat yang

diasosiasikan pada waktu tertentu. Penggunaan latar tersebut jarang

dipakai dalam novel Blakanis. Berikut ini adalah kutipan yang

Page 101: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menunjukkan pemakaian latar yang menggunakan kalimat yang

diasosiasikan pada waktu tertentu.

Pada pertemuan kedua puluh, menurut pengantar yang diberikan Suster Emak, ada sesuatu yang berbeda (Arswendo Atmowiloto, 2008: 35).

Semua berjalan meriah, penuh hura-hura, semarak,

menjadi bahan pergunjingan yang semakin marak. Keramaian terus bertambah. Sampai pertemuan ke -29, dengan muncuknya Jamil Akamid (Arswendo Atmowiloto, 2008: 52).

Dari kutipan di atas menunjukkan latar waktu yang terjadi pada saat

itu adalah ketika hari pertemuan kedua puluh dan hari pertemuan ke-29 di

pendapa Ki Blaka.

Latar yang menggambarkan suasana saat malam hari tampak dalam

kutipan berikut ini.

Suasana gelap, tak banyak penerangan. Kulihat ada empat sosok, memandangiku.

“Jalan...” Aku tersenyum, meskipun mereka tak bisa melihatku

(Arswendo Atmowiloto, 2008: 90).

Dari kutipan di atas menggambarkan waktu yang terjadi pada saat

itu adalah suasana malam hari yang gelap.

Latar yang menggambarkan suasana antara pagi hari dan siang hari

terdapat dalam kutipan berikut.

Dalam cahaya matahari yang menyilaukan, saya merasa nanar melihat sosoknya: seorang lelaki, tua, memakai kain sarung, bersendal jepit merah, kausnya terlepas tapi tersampir di pundaknya, sedang menjawabi pertanyaan anak-anak yang mengelilingi (Arswendo Atmowiloto, 2008: 96).

Page 102: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Di seputar itu lautan pengunjung melihat dengan tertib, berjarak. Sebagian duduk, sebagian tetap berdiri, memakai payung, berkipas-kipas.

Suasana sangat hening. Matahari hanya terang, tanpa panas (Arswendo

Atmowiloto, 2008: 148).

Kutipan di atas menjelaskan latar waktu yang terjadi antara pagi

hari dan siang hari. Karena terdapat asosiasi kata cahaya matahari yang

menyilaukan. Sedangkan kutipan kedua menjelaskan latar waktu saat

siang hari yang cukup panas, sepi dan tak banyak angin yang bertiup.

Latar yang menggambarkan suasana saat senja menjelang malam

terdapat dalam kutipan berikut.

Sampai kemudian, matahari merah tenggelam. Ketika itulah, dari suasana temaram, warna hitam

malam yang mulai pekat, terlihat bayangan-bayangan yang bergerak (Arswendo Atmowiloto, 2008: 279).

Dari kutipan di atas tampak latar yang di gambarkan adalah pada

saat senja yang akan segera beranjak malam. Hal tersebut terlihat dari

asosiasi kalimat matahari merah tenggelam. Sedangkan suasana temaram

dan warna hitam malam yang mulai pekat menggambarkan suasana

malam yang sepi.

c. Latar Sosial

Latar sosial berfungsi untuk memberikan informasi tentang

berbagai situasi sosial dan budaya yang terdapat dalam cerita. Siatuasi

sosial dan budaya tersebut berhubungan dengan kehidupan sosial

Page 103: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

masyarakat yang dikisahkan dalam karya sastra. Kehidupan sosial

masyarakat tersebut meliputi berbagai masalah hidup, berupa kebiasaan

hidup dan lain-lain.

Latar sosial yang diceritakan dalam novel Blakanis adalah

kehidupan masyarakat Indonesia. Latar sosial masyarakat Indonesia yang

diceritakan oleh pengarang adalah tentang prinsip hidup jujur dan apa

adanya. Kejujuran menjadi prinsip pokok. Prinsip hidup yang digunakan

sebagai latar sosial adalah prinsip hidup jujur dana apa adanya yang

dimiliki oleh orang Jawa, yaitu sikap blaka.

Selain prinsip hidup, terdapat adat atau kebiasaan yang digunakan

oleh masyarakat Kampung Blakan yang bertolak dari budaya Jawa, yaitu

selapanan. Istilah selapanan digunakan pemukim Blakan untuk menandai

seorang yang tinggal di pemukiman Blakan selama 35 hari, dari malam

Jumat Pon sampai malam Jumat Pon berikutnya. Setelah melewati proses

itu, pengunjung baru dapat dianggap menjadi warga resmi Desa Blakan.

Terdapat juga istilah sepasar yang digunakan sebagai ritual penanda orang

yang hanya berkunjung selama 5 hari. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

berikut.

Pertama, “ritual” selapanan, atau juga dikenal dengan cara Jamil Akamid. Yaitu tinggal di Desa Blakan selama 35 hari, dari malam Jumat Pon sampai malam Jumat Pon berikutnya. Merreka yang tinggal terus-menerus selama selapan hari, tanpa meninggalkan desa, dianggap sebagai warga Desa Blakan. Karena di desa itu tak ada kartu tanda penduduk Desa Blakan, ini menjadi penanda utama. Mereka yang tinggal selama 35 hari dianggap sebagai warga resmi. Yang lebih pendek adalah berdiam selama sepasar, atau 5 hari berturut-turut. Angka-angka jumlah hari ini muncul

Page 104: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

begitu juga, namun berlaku dan ditaati (Arswendo Atmowiloto, 2008: 64).

Terdapat pula konvensi di Kampung Blakan yang kemudian

dipakai sebagai ritual yang dinamakan adus Ai. Istilah adus Ai adalah

ritual atau upacara bagi pertama kali pengunjung yang datang dan

kemudian ingin menetap selama 35 hari. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan berikut ini.

Upacara bagi yang baru pertama kali juga sama, yaitu yang disebut Adus ai, atau mandi seperti yang dilakukan Ai pertama kali. Melepas semua pakaian yang melekat, berendam di sungai, kemudian mengenakan selimut lorek bergaris (Arswendo Atmowiloto, 2008: 64).

Selain latar sosial budaya, terdapat latar sosial agama yang

digunakan dalam novel ini. Hal tersebut terlihat dari dihadirkannya

seorang karakter biarawati dalam novel ini. Berikut ini adalah kutipan

yang menonjolkan latar sosial keagamaan.

Puji Tuhan. Segala puji syukur pada Bapa, pada Tuhan Yesus, pada Roh Kudus. Terima kasih, Ibu Maria. Terima kasih semuaaaaaaaaaa. Sungguh indah, sungguh luar biasa. Apa yang selama ini menjadi pergulatan, ketakutan, dan kecemasan dengan segala resiko, ternyata tak berarti (Arswendo Atmowiloto, 2008: 98).

Latar sosial dalam novel Blakanis ini lebih mengedepankan sikap

blaka dalam segala aspek kehidupan dan sikap blaka dipakai sebagai

prinsip utama dalam mengatasi berbagai masalah duniawai maupun

masalah yang bersifat vertikal, atau kaitannya dengan Tuhan.

Page 105: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dari beberapa uraian tersebut diketahui bagaimana latar sosial di

dalam novel Blakanis. Latar ini dapat mempengaruhi masyarakat tersebut

dalam bertindak dan mereaksi sesuatu yang mereka temui sehari-hari, baik

yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat.

d. Latar Suasana (Atmosfer)

Atmosfer berupa deskripsi kondisi latar yang mampu menciptakan

suasana tertentu, misalnya suasana ceria, romantis, sedih, muram, maut,

misteri dan sebagainya. Suasana tertentu yang tercipta itu tidak

dideskripsikan secara langsung melainkan sesuatu yang tersamarkan.

Namun pembaca umumnya mampu menangkap pesan suasana yang ingin

diciptakan pengarang dengan kemampuan imajinasi dan kepekaan

emosionalnya.

Latar juga memunculkan atmosfer yang melingkupi sang karakter.

Latar suasana yang terdapat dalam novel Blakanis dapat dipaparkan

sebagai berikut.

Unsur suasana keramaian terjadi ketika banyak orang mulai

berdatangan ke pendapa Ki Blaka untuk mengikuti pertemuan yang di

adakan di Kampung Blakan. Unsur suasana yang menunjukkan keramaian

terdapat pada kutipan berikut.

Di pendapa sudah puluhan orang menunggu. Mereka kebanyakan pendatang dari berbagai kota, berkumpul sejak awal. Duduk lesehan, dengan beralaskan tikar, beberapa orang tampak susah menyesuaikan diri, beberapa lagi memilih bersandar ke dinding kayu atau tiang yang berjumlah empat berada di tengah-tengah (Arswendo

Page 106: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Atmowiloto, 2008: 8). Kutipan di atas menciptakan latar suasana keramaian yang terjadi di

pendapa Kampung Blakan. Puluhan orang yang menunggu dan

menempatkan pada posisinya masing-masing menunjukkan keramaian

orang yang hadir dalam pendapa tersebut.

Kampung Blakan yang dulunya sepi berubah menjadi kampung

yang ramai. Hal itu terjadi setelah kedatangan Ai. Suasana yang mulai

sepi berubah menjadi ramai dan teratur. Suasana keteraturan tersebut

tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Kini daerah yang luasnya hampir dua puluh hektare itu seperti dibangunkan dari tidurnya. Udara masih panas, rata-rata 32 derajat Celcius, berdebu, mulai berubah. Bahkan sebagian sawah tadah hujan sekarang berubah menjadi sawah irigasi semiteknis. Tanah tegalan yang tak jelas juga mulai ditata batas-batas sementaranya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 48).

Kutipan di atas menjelaskan suasana yang menimbulkan suasana

keteraturan di Kampung Blakan yang sebelumnya udara panas dan

berdebu.

Suasana sedih tergambar ketika menjelang penutupan Kampung

Blakan. Saat itu Ki Blaka akan ditangkap dan dibawa oleh pihak

keamanan. Sebelum ditangkap, Ki Blaka memeluk Ai, Emak, dan Sopi.

Suasan sedih tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut.

Ki Blaka memeluk Ai, lama, kencang, mencium pipi kiri-kanan, juga dahi. Hal yang sama dilakukan kepada saya. Lamaaa sekali, tubuh Ki Blaka menempel sepenuhnya. Juga mencium pipi Sopi.

Kami tak bisa menahan air mata. Rasanya seperti akan ada perpisahan besar.

Page 107: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Ki Blaka juga mencucurkan air mata, menggenggam tangan kami─saya dan Ai, lama sekali.

“Saya cengeng, dari dulu. “Tapi saya menangis karena bersyukur atas apa yang

kita jalani selama ini.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 140).

Tangis air mata, ciuman pipi, dan sebuah pelukan yang terjadi dalam

kutipan di atas menjelaskan suasana sedih pata karakter menjelang

perpisahan.

Suasana marah tergambar ketika Mareto marah ketika Ki Blaka

menanggapi pengakuan Jamil Akamid dengan sederhana. Mareto juga

marah dengan sikap Ki Blaka yang dianggapnya sebagai pengecut karena

Ki Blaka tidak terlalu menanggapi serius pernyataan Jamil Akamid

mengenai gerakan moral yang dasari lewat pengakuannya. Hal tersebut

tergambar dalam kutipan berikut.

Akhirnya Jamil Akamid nekat datang, menuju tempat pertemuan. Secara terbuka mengatakan keinginan untuk sembuh─seperti yang diketahui istrinya, dan berharap Ki Blaka akan mengatakan, “Kamu akan sembuh, kalau kamu blaka. Dengan blaka mengatakan apa adanya, beban pikiran dan perasaanmu akan terangkat.” Tapi ternyata ternyata Ki Blaka tidak mengatakan itu. Tidak mengisyaratkan sedikit pun membuka persoalan.

Sama sekali tidak. “Saya menatap matanya dengan marah, dengan geram.

Kalau saya memiliki tenaga, saya akan meloncat dan menerkamnya. Mencekik dan membantingnya.

“Saya memelototi, dan Ki Blaka malah seperti tertidur (Arswendo Atmowiloto, 2008: 58-59)

Suasana gelisah tergambar ketika terdengar kabar penutupan

Kampung Blakan. Hal serupa juga terjadi di Klaten dan Jambi.

Kegelisahan Ki Blaka digambarkan dalam kutipan berikut.

Page 108: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Wajah Ki Blaka dipenuhi beban, rokoknya berlebihan, bicaranya melompat-lompat.

“Tanah yang kita namai Kampung Persinggahan Blakan ini, bukankah seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik? Kenapa pemilik merasa lebih penting membiarkan begitu saja? Atau orang yang merasa memiliki terganggu dan terancam karena kita mendiami sementara?”

Ini adalah hari-hari Ki Blaka gelisah, yang ditandai sering pergi pipis ketika tengah berbicara, dan kembali lagi untuk meneruskan pembicaraannya, kemudian terputus lagi. Ki Blaka memanggil saya, Ai, juga Sopi, dan kami disalami satu per satu. Ketika itu sudah ada kabar bahwa Ki Blaka Lurik dari Klaten ditangkap, permukimannya diawasi ketat, karena ditemukan penggunaan obat terlarang. Juga di Jambi ada guru-guru yang dipindahkan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 137).

Suasana tegang digambarkan ketika Jamil Akamid memberikan

pengakuannya kepada peserta pertemuan. Jamil Akamid membeberkan

kecurangan yang telah dilakukannya selama ia menjadi pejabat.

Ketegangan itu dirasakan oleh Mareto, karena Mareto kawatir akan terjadi

reaksi keras terhadap pengakuan Jamil Akamid. Mareto juga menduga

bahwa diantara peserta terdapat wartawan yang menyamar. Suasana

tegang tersebut digambarkan dalam kutipan berikut.

Saat itu aku merasa ada sesuatu yang akan menjadi ketegangan baru. Karena yang bertanya jenis orang-orang yang mencatat terus. Tak terlalu sulit mengenali mereka sebagai wartawan, yang sengaja datang. Bisa jadi mereka juga menyembunyikan perekam. Karena kemudian menjadi bagian berita, di bawah judul yang tak biasa: pengakuan mantan menteri di pertemuan Blakan. Ibarat bola salju yang digelindingkan, semua nama yang disebut, alur hubungan, termasuk juga tanggal-tanggal kejadian, dimuat dengan rinci. Sebagian malah mendapat penekanan, karena kata-kata Jamil bisa dikutip. Reaksi keras, kemudian sangat keras, bermunculan. Sebagian nama yang disebut siap menuntut balik, merasa dicemarkan namanya, merasa difitnah. Sebagian lagi

Page 109: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

mengatakan bahwa Jamil sudah linglung dan seharusnya mencari jalan yang damai dan bukan mengobarkan perang (Arswendo Atmowiloto, 2008: 54-55).

Suasana kecewa tergambar ketika banyak terjadi keributan antara

pasangan suami-istri, karena saling bersikap jujur dan belum siap

menerima konsekuensi dari kejujuran yang diungkapkan. Kemudian Bu

Memun meninggalkan Kampung Blakan, karena salah satu alasannya

yaitu tidak mau menjadi bagian dari keributan itu. Kepergian Bu Memun

tersebut membuat Ki Blaka kecewa. Kutipan suasana kekecewaan tersebut

tampak dalam kutipan berikut.

“Ki Blaka, saya tak bisa di sini lebih lama,” itulah yang akhirnya dikatakan, beberapa saat kemudian. “Saya tak mau menjadi penyebab hancurnya rumah tangga yang tadinya aman.”

Ki Blaka sangat menyayangkan mundurnya Bu Memun. Saya juga turut menyesalkan. Tapi tak ada yang bisa memaksa untuk tetap berdiam, untuk pergi. Desa ini, permukiman ini, kampung ini, dan semua penghuninya bisa berdiam dan pergi. Meskipun Bu Memun kemudian mengatakan bahwa ia sebenarnya diminta suaminya untuk kembali mengurus yayasan anak yatim-piatu, karena bisa tinggal di rumah. Saya makin sedih. Kami berjanji akan saling berkabar, tetap berhubungan. Namun ternyata tak terjadi. Sama-sama sibuk (Arswendo Atmowiloto, 2008: 107).

Suasana keributan tampak ketika menjelang ditutupnya Kampung

Blakan dan terjadi pembongkaran Puskesmas Putih yang melibatkan alat-

alat berat. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Yang lebih repot ternyata membongkar tenda Puskesmas Putih. Terutama tenda satu. Beberapa petugas dikerahkan, beberapa alat berat yang sudah disiapkan ternyata tak bisa menjebol seketika. Kawat-kawat yang tertanam sedemikian kuatnya, sehingga truk yang disiapkan untuk menarik tak bergerak (Arswendo Atmowiloto, 2008: 83).

Page 110: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Suasana ribut juga tampak ketika ketika banyak cahaya terang dari

lampu helikopter dan mobil polisi. Hal tersebut tampak dalam kutipan

berikut.

Yang membuat repot adalah banyak sekali cahaya, sangat terang, sangat menyilaukan juga yang datang dari helikopter. Menambah suara bising, menambah angin, dan membuat hampir tak bisa melihat atau mendengar.

Selain itu di jalan-jalan, mobil polisi dengan lampu hidup- mati berputar-putar makin membingungkan, meskipun ada pengeras suara yang menunjukkan jalan, atau memberi perintah ini-itu (Arswendo Atmowiloto, 2008: 83-84).

Kutipan di atas menjelaskan suasana keributan yang terjadi

menjelang penutupan Kampung Blakan oleh petugas keamanan.

Walaupun terdapat pengeras suara yang menunjukkan jalan atau memberi

perintah, semua menjadi bingung karena keributan yang terjadi.

B. Tema dan Amanat

Tema dalam novel Blakanis dibedakan menjadi dua, yaitu tema bawahan

dan tema sentral.

(1) Tema Bawahan

Tema bawahan merupakan makna sampingan atau makna tambahan

yang mendukung makna pokok dalam sebuah cerita. Tema bawahan dianalisis

berdasarkan masalah-masalah yang muncul dalam suatu peristiwa. Tema

bawahan dalam novel Blakanis sebagai berikut.

Page 111: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

(a) Saling membantu dan pelayanan terhadap sesama

Tema saling membantu ditunjukkan oleh Ai dan Emak yang datang

ke Kampung Blakan dan kemudian membantu banyak hal bagi pemukim

Blakan atau di luar permukiman Blakan. Ai banyak membantu dengan

memfasilitasi sarana bidang kesehatan, sedangkan Emak banyak

membantu mengatur pertemuan di Kampung Blakan dan membantu warga

pemukim belajar menulis dan membaca. Hal tersebut tampak dalam

kutipan berikut.

Tak ada yang menyangkal bahwa Ai adalah istri Linggar Jimaro, dan Jimaro adalah nama yang demikian dikenal. Namun tak ada yang menduga bahwa apa yang dilakukan Ai menggerakkan banyak hal. Tadinya beberapa perusahaan farmasi, perusahaan obat-obatan, mengirimkan bantuan sehingga nyaris bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Karawang dan sekitarnya. Peralatan sumbangan juga terus mengalir, sehingga berdiri tenda kedua, kemudian tenda ketiga. Tak ada yang menyangkal bahwa itu semua dilakukan Ai semudah menjetikkan dua jari putihnya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 46).

Suster Emak tertarik dengan Ki Blaka dan banyak

membantu. Membereskan rumah Ki Blaka, menyediakan minuman, membuat catatan, dan kemudian ikut dalam obrolan, pun kalau diadakan malam hari (Arswendo Atmowiloto, 2008: 16).

Kutipan di atas menunjukkan tentang sikap saling membantu dan

saling melayani terhadap sesama tanpa mengenal pamrih. Hal tersebut

dilakukan dan diwujudkan oleh tindakan Ai dan Emak.

(b) Usaha pembunuhan guna mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan.

Tema lain yang diangkat dalam novel Blakanis ini adalah tentang

usaha pembunuhan. Usaha pembunuhan tersebut dilakukan oleh Mareto,

salah satu pengikut Ki Blaka. Sejak awal Mareto berniat ingin membunuh

Page 112: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Ki Blaka. Mareto sendiri agak sulit menjelaskan maksud membunuh Ki

Blaka. Ia merasakannya sebagai tugas dan sekaligus ingin mengakiri

penderitaan Ki Blaka. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Aku merasakannya sebagai tugas. Agak sulit menjelaskan ini. Emak juga tak menanggapi,

atau bahkan menangkap maksudku. Bu Memun─masakannya paling enak di seluruh dunia, padahal memasak untuk ratusan orang setiap hari─mala menyalahkanku (Arswendo Atmowiloto, 2008: 33).

Aku mendewakan Ki Blaka lebih daripada semua yang

pernah kukenal. Dan aku tak mau membuatnya sengsara. Itulah tugasku. Membunuhnya. Membebaskannya dari kehancuran, kekalahan,

disepelekan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 76).

Mareto pun tak mengerti kenapa ia harus membunuh Ki Blaka,

bahkan ketika ditanyai oleh Bu Memun tentang siapa yang membayarnya.

Berikut kutipan yang menggambarkan keadaan tersebut.

“Siapa yang membayarmu?” Kukatakan aku tak tahu pasti siapa yang membayarku.

Juga tak tahu berapa aku dibayar untuk melakukannya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 33).

Ketika media mulai memberitakan masa lalu Ki Blaka yang suram

dan juga dirasakan ada upaya sistematis untuk menutup Kampung Blakan,

Mareto menegaskan kembali kepada Emak untuk mengakhiri hidup Ki

Blaka, setidaknya melepaskan dari penderitaan, sebelum Ki Blaka benar-

benar hancur dan tak berarti apa-apa. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

berikut.

Page 113: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Itulah saat aku merasakan tugasku: membunuh Ki Blaka.

Ini harus dilakukan sebelum nama Ki Blaka benar-benar hancur. Sebelum akhirnya dilupakan dan tak berarti apa-apa.

Emak tak segera menangkap maksudku. Sehingga aku mengulangi lagi, menjelaskan agak rinci. Bahwa satu-satunya jalan menyelamatkan Ki Blaka adalah dengan membunuhnya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 72).

Kutipan di atas menggambarkan usaha pembunuhan yang dilakukan

dengan tujuan untuk mengakhiri penderitaan dan tidak ingin melihat

kesengsaraan orang lain.

(c) Keputusasaan hidup yang berujung dengan mengahkiri hidup (bunuh diri).

Tema keputusaasan juga diangkat dalam novel Blakanis ini.

Peristiwa ini terjadi ketika Mareto bermaksud bunuh diri untuk

melepaskan diri dari penderitaannya. Sebelumnya Mareto dibekuk dan

dibawa ke suatu tempat untuk dihabisi nyawanya. Setelah sempat

ditembak oleh orang-orang, esok harinya Mareto ditolong oleh orang dan

dibawa ke rumah sakit. Mareto juga dibantu Sopi. Peristiwa berlanjut

ketika Mareto tak sanggup lagi menahan anggapan orang bahwa dia

sedang sakit jiwa dan tidak bisa dipercaya cerita-ceritanya tentang Ki

Blaka. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Aku masih bertahan, meskipun terganggu sakit pada bekas luka-lukaku. Rasanya sangat ngilu, apalagi waktu hujan. Rasa dingin menusuk dalam, tajam, menghunjam. Pada musim panas juga menimbulkan rasa gerah, ingin digaruk, ingin mengamuk. Kepada Sopi kukatakan, sesakit apa pun aku bisa tahan.

“Adalah benar ketika membunuh seseorang berarti melenyapkan penderitaan. Buktinya aku yang tak seketika mati malah merasakan sakit.”

“Kamu kuat menahannya, Mar.” Kuulangi lagi aku kuat.

Page 114: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

“Aku tidak kuat menahan apa yang dikatakan orang kepadaku. Aku sama sekali tidak percaya kalau bercerita tentang Ki Blaka. Mereka menganggapku tak bisa dipercaya, karena jiwaku sakit. Karena kewarasanku terganggu.”

Ini lebih menyakitkan. Aku mengalami semua, tapi tidak dipercaya. Jalan kematian akhirnya kupilih untukku. Untuk pembebasan sempurna. Aku memakai cara yang murah, mudah, dengan

menglungkan tali ke leher, berayun di pohon (Arswendo Atmowiloto, 2008: 91-92).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Mareto mengalami kekecewaan

dan keputusasaan. Dia merasa tidak dipercaya dan tidak waras lagi ketika

bercerita tentang Ki Blaka. Itulah yang membuat dia lebih merasakan

sakit daripada sakit luka bekas tembakan. Keputusasaan itu ditunjukkan

dengan memilih jalan bunuh diri sebagai pelenyap penderitaannya.

(d) Sebuah perjuangan untuk tindakan jujur atau blaka.

Perjuangan blaka yang dilakukan oleh Ki Blaka juga mendapat

ancaman serius bagi pihak-pihak yang secara tidak langsung merasa

dirugikan dalam menjalankan sikap blaka. Namun Ki Blaka merasa harus

melalui semua itu walaupun ia harus dilenyapkan suatu saat. Hal tersebut

tampak dalam kutipan berikut.

“Karena selama ini yang ditulis ‘dari kaus sampai saus’, ‘dari mobil sampai oil’ terhenti perdagangannya. Dan kabarnya Amerika, atau negara-negara Eropa, atau mana lagi, mereka betul-betul melihat bahaya besar ini.

“Saya tak tahu apakah negara tetangga atau negara lain di Afrika dan Amerika Latin mengikuti langkah-langkah ini.

“Bukan, bukan saya tak ingin mengetahui. Melainkan kejujuran tetap punya nilai berarti, meskipun hanya dilakukan oleh satu orang, atau banyak orang.” “Ancaman keselamatan saya? Serius.

Page 115: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

“Negara besar itu memiliki kekuasaan besar, keberanian besar, ketidakjujuran yang mengakar dan besar, dan telah terbukti mampu menjungkirbalikkan kebenaran, dan kedaulatan negara sekalipun.... Dan mendapatkan kebenaran dari yang dilakukan.

“Apa susahnya melenyapkan seorang seperti saya? “Mareto, yang berdiam di sini, yang sering mengawal

saya, juga punya keinginan membunuh saya... mungkin semua itu harus saya lalui.” (Arswendo Atmowiloto, 2008: 265-266).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ki Blaka siap menerima

konsekuensi apapun atas sikap blaka-nya. Sekalipun ia harus dibunuh.

(2) Tema Sentral

Tema sentral sangat dekat hubungannya dengan konflik sentral sebuah

cerita. Konflik sentral dalam novel Blakanis adalah sebuah proses kejujuran

yang dilakukan Ki Blaka dalam segala bentuk kehidupan. Ki Blaka sebagai

pelopor kejujuran ini harus menghadapi segala konsekuensi dari sikap jujur

yang dilakukannya. Berbagai tuduhan ditujukan padanya dan pada akhirnya

Ki Blaka pun harus dilenyapkan.

Berdasarkan uraian konflik sentral tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tema sentral dalam novel Blakanis adalah sebuah perjuangan dari sebuah

sikap kejujuran yang sangat sederhana mempunyai konsekuensi yang besar.

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui

ceritanya. Amanat juga merupakan pemecahan dari tema. Hubungan antara

tema dan amanat dapat dirumuskan sebagai berikut: jika tema merupakan

pertanyaan, maka amanat merupakan perumusan jawabannya.

Page 116: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Amanat mempunyai sifat umum dan subjektif. Ini tergantung dari para

pembaca dalam menafsirkan isi karya sastra. Juga dikarenakan pandangan

yang tidak sama dalam menghadapi permasalahan yang dihadirkan oleh

pengarang lewat karyanya tersebut, sehingga antara pembaca yang satu

dengan pembaca yang lain akan mempunyai interpretasi yang berbeda-beda.

Amanat yang ingin disampaikan pengarang dalam novel Blakanis

adalah segala bentuk tindakan sebaiknya dilandasi dengan sikap jujur atau

blaka. Pengarang juga ingin menyampaikan bahwa sikap blaka membawa

konsekuensi yaitu ketenangan batin dan jiwa.

C. Sarana Sastra

1. Judul

Kata Blakanis dalam novel ini mengacu pada orang-orang atau tokoh

yang ada dalam novel ini. Kata Blakanis diambil dari kata blaka. Blaka

berasal dari bahasa Jawa yang artinya sikap apa adanya atau jujur, sedangkan

Blakanis adalah orang-orang yang disebut “pengikut” atau lebih tepatnya

partisipan dalam mengikuti anjuran Ki Blaka tentang kejujuran.

Kata Blakanis sebagai judul novel menceritakan kehidupan para

pengikut atau partisipan di Kampung Blakan dalam melakukan kejujuran.

Judul “Blakanis” merupakan tema sekaligus makna dari novel Blakanis

sendiri.

Page 117: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

2. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah dasar bagi pembaca untuk melihat berbagai

peristiwa yang digambarkan oleh pengarang. Pengarang membantu

menghayati dan memahami pengalaman-pengalaman tokoh dalam karya

sastra. Dalam novel Blakanis pengarang menghadirkan cerita melalui

sudut pandang orang pertama-sampingan dan sudut pandang orang ketiga-

tak terbatas.

(a) Sudut pandang orang pertama-sampingan

Sudut pandang orang pertama-sampingan cerita dituturkan oleh

satu karakter bukan utama (sampingan). Namun sudut pandang orang

pertama-sampingan dari novel Blakanis mengacu pada beberapa

karakter bawahan. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Tugasku adalah membunuhnya. Itu bisa kulakukan kapan saja. Sekarang ini, atau

menghabiskan sebatan rokok lebih dulu, atau malam nanti. Korban mudah dicapai, tak akan menduga, juga kecil kemungkinan mengadakan perlawanan, dan mayatnya akan ditemukan beberapa saat kemudian─tergantung di mana aku menghabisinya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 5).

Kutipan di atas menjelaskan keinginan dalam hati Mareto untuk

membunuh Ki Blaka yang dianggapnya sebagai sebuah tugas.

Selain Mareto, juga dihadirkan tindakan yang dilakukan oleh

Suster Emak. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Saya datang lagi beberapa kali, bertemu, kini makin banyak yang diajak bicara jujur, dan membawakan selimut dari rumah sakit. Selimut bekas, tapi masih bisa dipakai, bersih. Tadinya saya takut Ki Blaka tersinggung, tapi tidurnya di kasur telanjang yang ia beli

Page 118: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

entah di mana. Tidak tahunya selimut itu dipakai sebagai baju, sekaligus juga kain sarung, kadang sebagai selimut waktu tidur atau terjaga (Arswendo Atmowiloto, 2008: 97).

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tindakan seorang Suster

Emak yang mempunyai keinginan membantu dengan tulus dan

sekalipun sumbangan itu sangat sederhana.

“Saya berani mengatakan bahwa saya sebenarnya sangat ingiiiin sekali memiliki anak dari Ki Blaka. Tak pernah saya membayangkan begitu dengan lelaki lain. Juga tak pernah saya berani mengatakan dengan jujur (Arswendo Atmowiloto, 2008: 235).

Kutipan di atas menjelaskan kejujuran Ai kepada Ki Blaka dan

Linggar suaminya atas keinginan Ai menginginkan anak dari Ki Blaka.

Pada sudut pandang orang pertama-sampingan, pengarang dapat

menggambarkan karakter utama secara langsung sekaligus

mengomentari perilakunya. Keutamaan sudut pandang orang pertama-

sampingan pengarang dapat menciptakan berbagai ketegangan dan

kejutan dengan cara menyembunyikan pemikiran si tokoh utama

(Stanton, 2007: 58).

(b) Sudut pandang orang ketiga-tak terbatas

Sudut pandang orang ketiga-tak terbatas mengacu pada orang

ketiga dan menceritakan apa yang didengar, dilihat, dan diperkirakan

oleh beberapa tokoh. Sudut pandang orang ketiga tak terbatas

memungkinkan pembaca tahu hal-hal yang dipikirkan/dilakukan oleh

tokoh, seperti tampak pada kutipan berikut.

Page 119: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Suatu pagi Ki Blaka sedang berjalan-jalan dengan kaki telanjang, menginjaki sebagian rumput yang basah. Ki Blaka diikuti beberapa orang, beberapa di antaranya memakai jubah, ada juga yang berkacamata. Mereka mengikuti Ki Blaka yang terus berjalan, seeskali bertumpu pada tongkatnya kala jalanan menurun.

Mereka banyak bertanya. Jawab Ki Blaka. “Janganlah kalian menggoda saya

untuk merumuskan apa yang saya lakukan, karena saya memang tidak mampu, dan yang saya lakukan ini tidak memerlukan rumusan, batasan, atau tata krama apa yang boleh atau tidak boleh (Arswendo Atmowiloto, 2008: 250).

Kutipan dia atas menunjukkan tentang pandangan Ki Blaka

tentang sederhanya sikap blaka yang ia lakukan.

Selain pikiran tokoh Ki Blaka, juga dihadirkan pikiran atau

tindakan tokoh yang lain. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Masih dalam keadaan berdiri, dengan berkeringat, Jamil Akamid menguraikan bahwa ia tak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, atau melampiaskan dendam. Ia mengatakan apa adanya, apa yang diketahui, apa yang dilakukan mengenai lalu lintas keuangan dari tangannya, dengan menyebut nama-nama-nama-nama. Sama sekali bukan karena dendam atau marah. Ia tetap menghormati rekan-rekannya, juga sesama menteri, ia tetap mencintai istri dan anak-anaknya, ia tetap merasa dekat dengan para sahabat. Hanya ia harus mengatkan apa adanya. Kalau mereka nanti dibuktikan bersalah atau tidak bersalah, bukan menjadi tanggung jawabnya (Arswendo Atmowiloto, 2008: 238).

Kutipan di atas menjelaskan pandangan keberanian dan sekalius

kejujuran atas nama pribadinya dan kesediaannya dalam

mempertanggungjawabkan kesalahannya.

Berikut ini juga dihadirkan pikiran atau tindakan yang dilakukan

oleh Suster Emak. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.

Page 120: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Emak tetap berada di rumah Ki Blaka sampai hari ketiga. Tubuhnya lemas, mengigaukan doa. Itu yang dilakukan sejak Ki Blaka diangkut. Tak bisa menjawab pertanyaan, tak bicara selain doa. Tubuhnya masih dalam keadaan tepekur dan kaku ketika diangkat (Arswendo Atmowiloto, 2008: 274).

Kutipan di atas menjelaskan tindakan Emak setelah penangkapan

Ki Blaka. Tindakan Emak hanyalah berdoa dan terus berdoa untuk

keselamatan Ki Blaka.

Ai masih berada di tenda putih sampai helikopter berangkat, dan kemudian diselamatkan Sopi. Mobil dan pengawal yang disiapkan untuk Ki Blaka digunakan untuk menyelamatkan Ai. Di dalam mobil yang menyelamatkan, Ai sempat pingsan dua kali. Pingsan pertama, terbangun dari rintihan, memaksa turun. Yang kedua, tak sadarkan diri sampai di tempat penyelamatan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 274).

Kutipan di atas menjelaskan keadaan yang Ai sangat syok dengan

kejadian yang dialaminya. Ia melihat sendiri penangkapan Ki Blaka,

dan Ai tidak kuasa untuk menahan dan mencegah penangkapan itu.

3. Gaya dan Tone

a. Gaya

Pengarang menyampaikan cerita dalam Blakanis dengan

menggunakan bahasa yang sederhana. Bentuk penyajian novel yang

sederhana dan lugas sangat berhubungan dengan kesederhanaan dan

kejujuran yang ditonjolkan dalam cerita ini. Dalam novel Blakanis ini

pengarang menggunakan beberapa istilah asing seperti baby sitter, fast

food, talk show, come back, fight, mark up, handphone, stand, ranking,

Page 121: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

dan soft drink. Penggunaan istilah asing tersebut karena mengingat

beragamnya tokoh yang dihadirkan serta sebagai pendukung situasi yang

disajikan oleh pengarang.

Selain istilah asing, pengarang juga mempergunakan istilah Jawa

dalam berbagi ragam pembicaraan. Hal tersebut tampak dalam kutipan

berikut.

Sampai di dekatnya, Ki Blaka mengambil posisi duduk bersila. Eyang Brondol mengelus pipi Ki Blaka. Suaranya lirih.

“Wis... apik kabeh.” Semuanya baik-baik (Arswendo Atmowiloto, 2008:

149). Kami tak ada yang mengetahui siapa yang

dimaksudkan Eyang. Karena Eyang juga tak menyebutkan nama. Yang terdengar adalah anak gula klapa, yang artinya anak merah-putih. Siapa yang menduga bahwa yang dimaksudkan adalah Ki Blaka? (Arswendo Atmowiloto, 2008: 150).

Saya tahu itu orangnya. Saya lega lila ngadep

Pangeran, sekarang... (Arswendo Atmowiloto, 2008: 151).

Rasa nasionalisme pengarang juga ditunjukkan dengan

menggunakan beberapa istilah judul lagu-lagu nasional Indonesia.

Penggunaan istilah judul lagu-lagu nasional Indonesia untuk menambah

kesempurnaan dari kejujuran yang disajikan oleh pengarang. Yaitu

kejujuran yang berlandaskan rasa nasionalisme atau cinta tanah air. Hal

tersebut tampak dalamkutipan berikut.

Kepada pengacaranya, “Belalah saya dengan sepenuh kekuatan, seluruh ilmu yang kalian miliki, tapi jangan mendustakan kenyataan yang saya jalani.”

Page 122: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Sepanjang jalan menuju mobil tahanan, Jamil Akamid menyanyikan lagu Maju Tak Gentar, juga lagu yang liriknya hanya satu kata: blaka (Arswendo Atmowiloto, 2008: 243).

Selain judul lagu Maju Tak Gentar, pengarang juga menggunakan

beberapa istilah judul lagu-lagu nasionalisme, seperti Indonesia Raya,

Padamu Negeri, Berkibarlah Benderaku, dan Rayuan Pulau Kelapa.

Pengarang juga menggunakan gaya bahasa untuk menambah

estetika bahasanya. Namun dalam novel Blakanis hanya ditemukan

beberapa gaya bahasa yang digunakan, karena sebagian besar bahasa yang

digunakan sederhana dan polos.

Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang antara lain adalah

simile. Simile merupakan gaya bahasa yang mempersamakan sesuatu hal

dengan yang lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding. Gaya

bahasa simile yang digunakan pengarang dalam Blakanis terlihat dalam

kutipan-kutipan berikut.

Penampilan Jamil Akamid benar-benar bagai mengobarkan perang, bagai membakar sampah yang terus merambat ke mana-mana (Arswendo Atmowiloto, 2008: 243).

Semua terjadi begitu cepat, begitu mendadak, begitu serentak.

Ibarat kata tanpa didahului guntur atau awan, tahu-tahu hujan turun dengan deras. Aku seperti terseret arus besar air itu ketika semua ini terjadi (Arswendo Atmowiloto, 2008: 81).

Gaya bahasa yang digunakan pengarang selanjutnya adalah

hiperbola. Hiperbola adalah gaya bahasa yang dibesar-besarkan atau

berlebihan, dimaksudkan untuk memperoleh efek tertentu. Gaya bahasa

Page 123: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

hiperbola tampak dalam kutipan berikut.

Emak kembali menengadah. Wajahnya menghadap ke langit.

Lehernya terkesan kurus, tinggal tulang dan kulit. (Arswendo Atmowiloto, 2008: 282).

Kutipan tersebut mendapat efek lebih dari kata tinggal tulang dan kulit

diartikan sebagai fisik tubuh yang sangat kurus.

Gaya bahasa hiperbola yang lain juga terdapat dalam novel ini.

Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.

Tubuhnya terbakar di udara, meledak, jatuh, dan terbakar hangus sampai habis (Arswendo Atmowiloto, 2008: 275).

Gaya bahasa tersebut menunjukkan bahwa kematian Ki Blaka dengan heli

terasa sangat mencengangkan dan mengerikan, karena tidak menyisakan

sebuah jasad pun.

Terdapat pula gaya bahasa personifikasi dalam novel Blakanis.

Gaya bahasa ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda

mati dibuat dapat berbuat, berfikir, dan sebagainya seperti manusia.

Personifikasi ini membuat lukisan hidup di samping memberikan

bayangan angan yang konkret. Pemakaian personifikasi dalam novel

Blakanis tampak dalam kutipan berikut.

Seakan meloncatkan pikiran ke anak-anak, Ki Blaka berkata,

“Kalau anak-anak sejak kecil diajari jujur pasti akan lebih tertanam (Arswendo Atmowiloto, 2008: 249).

“Saya menjadi sedih, merasa gagal, ketika niat baik,

penghiburan diri dengan blaka menjadi malapetaka.

Page 124: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Ketika menyeret banyak kegaduhan (Arswendo Atmowiloto, 2008: 249).

b. Tone

Novel Blakanis mengisahkan tentang kehidupan seorang Ki Blaka

yang polos, jujur, dan sederhana. Pengarang ingin memperlihatkan atau

menyampaikan fakta-fakta cerita melalui sudut pandangnya. Pengarang

mengharapkan agar pembaca dapat ikut mengalami pengalaman tokoh

sehingga mendapatkan makna dari pengalaman itu.

Tone yang muncul dalam novel Blakanis adalah ironi. Tone ironi

yang dimaksud adalah ketika tindakan kejujuran yang sangat sederhana

untuk dilakukan masing-masing pribadi dan oleh niatan pribadi harus

berhadapan dengan konsekuensi-konsekuensi yang disalah artikan oleh

pihak-pihak tertentu. Hal tersebut terjadi ketika Ki Blaka malas mengantre

di retoran cepat saji. Ia malas mengantre karena ramainya antrean, meski

ia diberikan tawaran oleh beberapa orang untuk diantrekan. Namun Ki

Blaka menolaknya, karena hal tersebut bertolak belakang dengan sikap

blaka dan adil yang ia anut. Hingga semua orang jadi mengikuti sikap Ki

Blaka dan tidak mengikuti anteran lagi yang berakibat tutupnya resto

cepat saji. Kemudian Ki Blaka dianggap sebagai orang yang bertanggung

jawab atas semua kekacauan yang terjadi.

D. Hubungan Antarunsur

1. Hubungan Alur dengan Karakter

Alur berperan penting bagi perkembangan watak karakter, begitu juga

sebaliknya, karakter menjadi kekuatan yang menggerakkan alur cerita.

Page 125: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Hubungan antarunsur dalam novel Blakanis terlihat ketika Wakiman atau Ki

Blaka datang datang ke permukiman penduduk dan mulai bermukim dengan

penduduk yang sebelumnya sudah bermukim. Ki Blaka mulai berkomunikasi

dan selalu terbuka serta menganjurkan untuk bersikap blaka kepada para

pemukim. Hal itu ia mulai dari dirinya sendiri. Pembicaraan mulai

berkembang dan pengikutnya menjadi semakin banyak. Bahkan ada yang

datang dari luar permukiman. Kedatangan Suster Emak banyak membantu Ki

Blaka begitu pula dengan kegiatan dan pertemuan di Kampung Blakan.

Kedatangan Ai juga bermanfaat bagi kampung Blakan yang semula minim

fasilitas menjadi tersedia dan gratis bagi warga yang membutuhkannya.

Sedangkan kedatangan dan keikutsertaan Mareto di pertemuan adalah

bertujuan untuk membunuh Ki Blaka nanti ketika tiba saat yang tepat.

Contoh lain yang menunjukkan hubungan alur dengan karakter adalah

saat peristiwa kedatangan Jamil Akamid seorang mantan pejabat tinggi yang

berniat meminta kesembuhan penyakitnya kepada Ki Blaka. Namun Ki Blaka

menganjurkan kepada Jamil Akamid untuk berkata jujur dan bersikap blaka.

Semua hal dikatakan, termasuk kecurangan yang pernah Jamil Akamid

lakukan semasa menjabat dan siapa yang terlibat juga ia sebutkan sehingga

muncul ketegangan dari pihak yang merasa terkait. Sikap blaka yang

dilakukan Ki Blaka juga berdampak tidak langsung pada tutupnya sejumlah

restoran siap saji, hanya karena Ki Blaka yang malas mengantre. Hal tersebut

juga terjadi pada barang-barang impor yang dikembalikan lagi kepada negara

pengekspor. Itu terjadi hanya karena sebuah kesederhanaan dan sikap blaka

yang ingin dilakukan Ki Blaka diikuti oleh para pengikutnya. Pada akhirnya

ada kabar penangkapan dan pelenyapan terhadap Ki Blaka. Akhirnya Ki Blaka

Page 126: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

pun ditangkap dan dibawa menggunakan helikopter. Helikopter yang

membawanya meledak di udara.

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa alur dan latar mempunyai

hubungan yang erat satu sama lain. Hubungan itu membuat cerita menjadi

lebih hidup. Alur tidak akan berkembang tanpa peristiwa-peristiwa yang

diperankan oleh tokoh. Tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh dalam

peristiwa menyebabkan berkembangnya alur cerita. Sikap blaka Ki Blaka

menimbulkan ketidaknyamanan beberapa pihak. Hal inilah yang menyebakan

Ki Blaka berusaha dilenyapkan. Peristiwa ini menyebabkan alur dalam novel

Blakanis berkembang.

2. Hubungan Latar dengan Alur

Perkembangan alur dalam novel Blakanis dipengaruhi oleh latar yang

dibangun pengarang. Peristiwa tinggalnya Jamil Akamid selama 35 hari dari

Jumat Pon sampai Jumat Pon berikutnya di Kampung Blakan yang kemudian

dikonvensikan oleh para blakanis sebagai selapan, menunjukkan latar sosial

budaya yang bertolak dari budaya Jawa tentang penghitungan hari.

Peristiwa ketika Suster Emak berdoa mengaku dosa karena secara

tidak sengaja ia memberikan ide untuk mengelabui para pedagang agar

bersedia pergi. Ide itu adalah menghadirkan Ki Blaka palsu, yaitu petugas

keamanan yang didandani layaknya Ki Blaka agar para pedagang bersedia

pergi. Peristiwa Emak mengaku dosa menunjukkan latar sosial agama. Karena

pada saat itu Emak melapalkan sepatah kalimat doa agama Katolik.

Page 127: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Hubungan antara alur dan latar adalah alur memperkuat gambaran

latar. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas memperjelas latar sosial dalam

novel Blakanis.

3. Hubungan Karakter dengan Latar

Hubungan antara karakter dan latar adalah karakter menggambarkan

latar tempat dan latar sosial. Hubungan latar tempat dan karakter terlihat pada

kegiatan Suster Emak setiap menjelang tidur, bangun pagi, sebelum makan,

dan kegiatan apapun yang ia lakukan selalu diawali dengan doa. Emak adalah

seorang biarawati dan berdoa adalah wujud tarekat yang diyakini oleh Emak.

Hubungan latar tempat dan karakter juga terlihat ketika Ai melakukan

mandi di sungai. Ketika mandi tersebut Ai tidak memperdulikan tingkat status

sosialnya. Walaupun ia seorang mantan model dan istri dari seorang

pengusaha terkenal Linggar Jimaro. Ia tidak merasa rendah dengan apa yang

dilakukannya. Justru tindakan yang dilakukannya diikuti dan menjadi tradisi

di Kampung Blakan.

4. Hubungan antara Tema dengan Alur, Karakter, dan Latar

Tema terbentuk melalui konflik antarkarakter yang ada dalam

Blakanis. Konflik-konflik tersebut mampu membangun suatu alur cerita dan

didukung dengan latar cerita. Tanpa adanya hal-hal tersebut maka tema

sebuah karya sastra tidak akan mampu terbentuk. Jadi, hubungan alur,

karakter, dan latar adalah mendukung terbentuknya tema.

Page 128: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Karakter memperkuat dan mendukung keberadaan tema. Melalui

karakter-karakter yang ada dalam Blakanis, masalah dan konflik berkembang.

Perkembangan masalah dan konflik yang dialami karakter-karakter tersebut

menyebabkan tema dalam Blakanis terbangun.

Sementara hubungannya dengan latar, peran karakter dalam

membangun latar terutama tampak pada tindakan-tindakan yang dilakukan

karakter. Dengan kata lain, karakter dan latar kehadirannya saling menyatu.

Hal ini karena ruang, waktu, dan keberadaan sosial karakter berada sangat

berpengaruh terhadap karakter dan tindakan-tindakannya.

Dalam hubungannya dengan alur, karakter sangat mendukung

perkembangan alur. Karakter-karakter dalam Blakanis menimbulkan konflik-

konflik yang membangun alur sehingga alur berkembang. Alur dalam novel

Blakanis menggambarkan berbagai peristiwa dan konflik yang melibatkan

para karakter yang membangun cerita sehingga mampu membangun tema.

Tanpa adanya peristiwa dan konflik maka tema tidak akan tercipta dengan

baik.

Page 129: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut.

1. Fakta cerita yang meliputi alur, tokoh, dan latar dalam novel Blakanis adalah

sebagai berikut.

Alur dalam novel Blakanis menggunakan teknik kilas balik (flashback).

Konflik sentral dalam novel ini yaitu tentang rencana dilenyapkannya Ki Blaka

karena gerakannya dianggap menimbulkan kerugian dan keresahan bagi orang

yang berseberangan dengan sikap blaka. Klimaks sentral terjadi ketika Pak

Kukuh menjadi penerus Ki Blaka setelah Ki Blaka meninggal.

Dalam novel Blakanis terdapat beberapa karakter bawahan yang

kehadirannya sering muncul dan juga terdapat karakter bawahan yang hanya

sekali muncul dalam cerita. Namun hanya terdapat satu karakter sentral yang

menjadi pusat dari cerita, yaitu Ki Blaka atau Wakiman.

Latar tempat paling dominan yang digunakan adalah di dalam kampung

atau permukiman Blakan. Kampung Blakan meliputi beberapa tempat yaitu

sungai, pendapa pertemuan, tenda putih (Puskesmas Blakan), Pasar Blakan, dan

panggung. Sedangkan latar di luar Kampung Blakan meliputi, tahanan dan kantor

polisi. Latar waktu meliputi pagi, siang, sore, senja, dan malam. Terdapat juga

latar waktu yang diasosiasikan pada kalimat tertentu. Latar sosial yang terdapat

dalam novel Blakanis adalah kehidupan sosial para pengikut Ki Blaka atau

114

Page 130: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

disebut blakanis. Latar suasana (atmosfer) meliputi suasana keramaian,

keteraturan, sedih, marah, gelisah, tegang, keributan, dan kekecewaan.

2. Tema bawahan dalam novel Blakanis antara lain saling membantu dan pelayanan

terhadap sesama, sebuah usaha pembunuhan untuk mengakhiri penderitaan dan

kesengsaraan, keputusasaan yang berujung dengan mengakhiri hidup (bunuh

diri), dan perjuangan untuk tindakan jujur atau blaka. Tema sentral dalam novel

Blakanis adalah sebuah perjuangan dari tindakan kejujuran yang memiliki

kosekuensi besar.

3. Sarana sastra yang meliputi judul, sudut pandang, serta gaya dan tone dalam

novel Blakanis adalah sebagai berikut.

Judul Blakanis dalam novel ini sesungguhnya bermakna orang-orang atau

bentuk komunitas yang melakukan sikap blaka sesuai yang dianjurkan oleh tokoh

Ki Blaka. Jadi, judul Blakanis mengisyaratkan para pelaku sikap blaka itu sendiri.

Sudut pandang dalam novel ini adalah orang pertama-sampingan dan orang

ketiga-tak terbatas. Terdapat beberapa gaya bahasa, antara lain simile, hiperbola,

dan personifikasi. Terdapat juga beberapa istilah Jawa dan Inggris. Pengarang

juga menunjukkan rasa nasionalisme dengan menggunakan judul-judul lagu

nasional. Tone yang muncul dalam novel Blakanis ini adalah ironi.

4. Hubungan antarunsur dalam novel Blakanis meliputi beberapa hal sebagai

berikut. (a) Hubungan alur dengan karakter. Alur berperan penting bagi

perkembangan watak karakter, begitu juga sebaliknya, karakter menjadi kekuatan

yang menggerakkan alur cerita. Hubungan itu membuat cerita menjadi lebih

hidup. Alur tidak akan berkembang tanpa peristiwa-peristiwa yang diperankan

oleh karakter. Tindakan-tindakan yang dilakukan karakter dalam peristiwa

menyebabkan berkembangnya alur cerita. (b) Hubungan latar dengan alur.

Page 131: NOVEL BLAKANIS KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: …/Novel... · merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel adalah sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Hubungan antara alur dan latar adalah alur memperkuat gambaran latar,

khususnya latar sosial. Latar (tempat) merupakan tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang dialami oleh karakter-karakter cerita. Peristiwa-peristiwa itulah

yang membentuk alur. (c) Hubungan karakter dengan latar. Peristiwa-peristiwa

yang dialami karakter terjadi dengan menggunakan latar tempat atau latar sosial

tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa karakter dan latar mempunyai keterjalinan

erat dan mampu menggambarkan latar tempat atau sosial tertentu. (d) Hubungan

tema, alur, karakter, dan latar. Tema yang merupakan gagasan dari pengarang,

diwujudkan melalui jalinan alur, karakter dan latar.

B. Saran

Penulis menyadari adanya kelemahan dan kekurangan dalam analisis novel

Blakanis. Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi pemicu

untuk mengkaji novel ini secara lebih mendalam, sebab penulis yakin masih banyak

masalah yang belum terungkap. Semoga setelah membaca penelitian ini, muncul

ketertarikan untuk mengkaji lebih lanjut novel Blakanis. Dengan demikian, akan

dapat memperluas dan memperdalam wawasan terhadap karya sastra sebagai hasil

kebudayaan manusia.