notulensi sidang kelompok musrenbangnas tahun...

NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011

Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (Prioritas 5), Iklim Investasi dan Iklim Usaha(Prioritas 7), Lingkungan Hidup dan Bencana

(Prioritas 9), dan Prioritas lainnya bidang perekonomian. Wilayah : Nusa Tenggara, Papua, Maluku Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : 14.00‐17.30 WIB

No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian /Lembaga

Hasil Diskusi (Klasifikasi Daerah) Kesepakatan

1 Propinsi: Nusa Tenggara Bappeda NTT:

‐ F1 kelompok 2, pertanian: uang kementerian pertanian terbatas, menu yang dipilih tidak seluruhnya sesuai.

‐ Yang dibutuhkan perluasan area untuk lahan tidur, tetapi yang ada di apilkasi berbeda.

‐ Prioritas 2, peningkatan produksi tanaman tahunan sudah sesuai.

‐ Khusus peternakan, komitmen NTB dan NTT merupakan propinsi yang mendukung swasembada

Kementerian Pertanian: ‐ Di dalam Renstra, terdapat 66 kegiatan, dari 66 kegiatan yang nantinya akan dibiayai dana dekon dan tp ada 34 kegiatan.

Kementerian PU: ‐ Sudah ada kesepakatan,

karena sudah melaksanakan konsultasi regional

‐ Pulau buru saat ini sudah dikembangkan.

BKPM, Biro Perencanaan:



daging, tetapi di dalam dokumen tidak ada.

‐ Untuk Kemenakertrans: Tidak setuju untuk kegiatan pemasyarakatan dan Bimtek, yang dibutuhkan adalah membangun kualitas tenaga kerja. Kelengkapan sarana dan prasarana untuk BLK, sosialisasi tidak terlalu diutamakan.

‐ Terkait dengan pelimpahan wewenang, BKPM telah menerbitkan peraturan kepala BKPM yaitu Peraturan no. 11, terkait dengan pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada kabupaten kota dan propinsi.

‐ Jika unit pelayanan 1 pintu sudah siap, maka BKPM bias melimpahkan wewenang ke daerah.

NTB: ‐ Kebijakan pemerintah pusat,

mengusulkan inpres 5/2007 diperpanjang dan memasukkan wilayah NT dan Maluku.

‐ Untuk F1, kementan, tidak mencakup peternakan (padahal akan melaksankan swasembada daging sapi). Peningkatan produksi ruminansia dengan sumber daya lokal. Target 2011, populasi sapibertambah 2 kalinya.

‐ Produk unggulan rumput laut, untuk pengentasan kemiskinan, salah satu

Kementerian Kehutanan: ‐ Program prioritas

pembangunan Badan Nasional Penanggulangan Bencana: ‐ Perda …: persiapan dalam menghadapi bencana.

‐ Khusus menyangkut kesiapan pencegahan bencana masih mengalami kekurangan, baik dari segi anggaran. 2010 sudah mempersiapkan daerah untuk aktivitas persiapan keadaan darurat.

‐ Kegiatan yang utama: Program penanggulangan resiko bencana.



kegiatan strategis adalah memasukkan kegiatan produksi rumput laut.

‐ Kaitannya dengan pembanguna pertanian, kelautan dan peternakan, ingin membangun agroindustri. Sudah dijanjikan untuk dibangun beberapa industri, spt industri gula, rumput laut.

‐ Untuk Kemenakertrans: yang ada di short list terkait dengan kegiatan nonfisik, padahal ada KTM yang diusahakan tetap ada, terkait dengan peningkatan kegiatan ekonomi.

‐ BLK, akan dibangun BLK bertaraf internasional, untuk peningkatan keterampilan dari tenaga kerja tersebut, krn NTB merupakan salah satu daerah pengirim tenaga kerja terbesar.

‐ Mendukung program 100 ribu wirausaha baru di NTB.

‐ Program Perlindungan Mata Air, Permata. Untuk menghidupkan 50 titik mata air, perlu bantuan dari

Kementerian LH: ‐ Menerima usulan dari daerah.

BPN: ‐ Terkait dengan prioritas 5, peraturan perundang‐undangan. Sudah terbit PP 11.

‐ Dalam hal pelayanan, di dalam reivtaslisasi pertanahan.



kementerian lingkungan hidup.

‐ Badan nasional penanggulangan bencana, kegiatan sudah dimasukkan ke dalam K/L, untuk dimasukkan ke dalam short list.

2 Propinsi: Papua Papua Barat:

‐ Pusat terlambat mensosialisasi pengisian aplikasi. Tidak semua usulan terakomodir di renja.

‐ Inpres 1/2010, apakah jabaran tugas dalam inpres ini sudah masuk ke dalam K/L

‐ Kelanjutan inpres 5/2007 ttg percepatan pembangunan khususnya IPM di papua

‐ Persandingan utk F1 dan F2. Untuk longlist bias dibicarakan lebih lanjut.

Bappenas: ‐ Berkaitan dengan F1, ada usulan dr K/L (F4) dan usulan daerah (F3), sehingga ditarik menjadi F1.

‐ Inpres 1/2010, sudah masuk. ‐ Inpres 3/2010, sebagian dr inpres ini berkaitan dengan prioritas nasional thn ini dan thn ke depanyya, perbaikannya ada di RKP.

‐ Inpres 5/2007 berakhir 2009, kelanjutannya belum diketahui.

Papua: Bappeda ‐ Untuk kementan, surat menteri yang meminta lahan 2,5 jt hektar, yg tersedia hanya 600 rb hektar. Adanya perbedaan lahan.



‐ Lahan gambut, investasi secara keseluruhan di papua ada 9 jt hektar, dengan kedalaman 0‐200 meter.

‐ Ada hal2 yg belum sama dengan K/L

‐ RPJMN disosialisasikan setelah musrenbang.

‐ Mata pencaharian di papua menyangkut pencarian umbi2an yang tidak masuk ke dalam prioritas nasional.

‐ Papua memiliki 29 kabupaten, sehingga mengenai inpres 3/2010 maka program tidak akan menyentuh di tingkat bawah.

‐ KAPET, tidak berjalan, krn regulasi tidak berlaku. Perlu perbaikan regulasi.

3 Propinsi: Maluku Maluku:

‐ F1, hanya melihat kementrian pertanian dan dalam negeri, yang lain tidak ada.

‐ Maluku akan mencanangkan pelabuhan Maluku sebagai lumbung ikat di Indonesia. Meningkatkan budi daya untuk meningkatkan produksi

‐ Diusulkan untuk pulau2 yg



merupakan tempat bertelur penyu dijadikan tempat konservasi (Pulau Lusitara)

‐ UPT yang paling banyak di Maluku adalah kemenhut. Sinkronisasi kembali.

‐ Mendapatkan dana dari UNDP, untuk melaksanakan program2,

‐ BKPM: kewenangan yang diserahkan ke daerah tidak ada, karena semua berasal dari pusat. Bagaimana ingin meningkatkan investasi.

‐ Pertanian: pulau buru memiliki potensi lahan untuk pengembangan sawah. Komoditi perkebunan.

‐ Dalam rangka mensinkronkan program2, maka akan mendatangi kementerian.

Maluku Utara: ‐ Menginginkan pertemuan empat mata antara Kementerian dengan Bappeda/ Dinas dalam musrenbangnas.

‐ Alokasi anggaran seharusnya sudah ditetapkan sebelum musrenbangnas.


Kelompok Prioritas : 5, 7, 9, dan Bidang Perekonomian Lainnya Wilayah : Nusa Tenggara, Maluku, Papua Hari/ Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : 14.00 – 17.30 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi

(Klarifikasi Daerah) Kesepakatan

1. Propinsi Papua Barat ‐ Pusat terlambat sosialisasi

pengisian format‐format yang ada. Banyak terdapat usulan yang tidak tertampung dalam format yang ada.

‐ Tidak semua usulan yang diusulkan ke renja KL sesuai dengan tema sinergi pusat dan daerah

‐ Inpres No.1 , terkait dengan pemberdayaan perekonomian, justice for all, dll. Apakah jabaran inpres no.1 udah masuk dalam KL

‐ Kelanjutan dari inpres no.5

Kementerian Pertanian: Kegiatan kementerian pertanian sudah merupakan hasil reformasi program dan penganggaran. Total kegiatan pertanian yang masuk prioritas nasional adalah 34 kegiatan. Kemenko Perekonomian: Inpres No.5 tahun 2007 akan diperepat pelaksanaannya oleh Menko Perekonomian dan Bappenas. Usulan daerah terkait dengan perpanjangan dan perluasan akan disampaikan.

No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi (Klarifikasi Daerah)

Kesepakatan

tahun 2007 tentang percepatan pembangunan papua dan papua barat, untuk meningkatkan IPM, akan dikemanakan. Butuh penjelasan dari kemenko perekonomian sebagai coordinator.

‐ Harus ada penegasan mengenai lokasi

2. Propinsi Papua ‐ Surat Kementerian

Pertanian yang meminta 2,5 jt ha untuk Food Estate Merauke, yang tersedia hanya 682 rb ha.

‐ Terkait lahan gambut ada potensi 9 juta ha, dinamakan dengan kawasan strategis rendah karbon. Ini merupakan prioritas

‐ Ada beberapa hal yang belum klop, akan diklarifikasi dengan KL hingga tanggal 7.


Kesepakatan

‐ RPJMN nasional disosialisasikan terlambat dibandingkan dengan musrenbang.

‐ Sumber pangan papua adalah umbi‐umbiaan, tapi tidak menjadi prioritas nasional.

‐ Usulan masih banyak yang belum ditampung. Perlu dipertimbangkan pembahasan lebih lanjut.

‐ KAPET di Indonesia tidak ada yg jalan karena regulasinya tidak berubah sejak orde baru.

‐ Terkait inpres no.5 2007 sudah berakhir tahun 2009, tetapi substansinya seharusnya tetap jalan berdasarkan arahan RPJMN.

3. Propinsi NTT ‐ Uang kementerian masih

terbatas, tapi dilihat dari menu yang harus dipilih

Kementerian Transmigrasi: Terkait dengan KTM, dapat dibicarakan di kelompok 4


Kesepakatan

NTT tidak sepenuhnya cocok.

‐ Terkait dengan prioritas 2, sudah cocok

‐ Terkait dengan keigatan dukungan manajemen dan dukungan teknis tidak terkait langsung dengan rakyat, dan sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

‐ Terkait dengan ternak, komitmen NTB dan NTT sebagai gudang ternak di menu tidak ada.

‐ Banyak kebijakan keberpihakan, tetapi tidak ada konsistensi pembiayaannya. Contohnya kebijakan KAPET yang tidak pernah terjadi.

‐ Sudah ada rencana kawasan terpadu Mandiri, tetapi yang ada hanya terkait ketenagakerjaan saja.

prioritas 10.


Kesepakatan

‐ Pengembangan perumahan di kawasan perbatasan diusulkan tapi di menu tidak muncul.

2. Propinsi NTB

‐ Di Papua ada inpres untuk percepatan pembangunan, diusulkan inpres tersebut diperpanjang dan memasukkan NTB, NTT, Maluku Utara dan Maluku.

‐ Untuk Kementan, dirjen Peternakan tidak ada dalam prioritas, padahal 2013 Presiden mencanangkan swasembada daging sapi. NTB dan NTT sudah memiliki SK dari Kementan sebagai gudang ternak. Apakah usulan ini tidak dapat dimasukkan dalam shortlist?

‐ Target provinsi adalah meningkatkan jumlah sapi


Kesepakatan

2 kali lipat pada tahun 2013, membutuhkan dukungan dari pemerinta pusat

‐ Untuk mengatasi kemiskinan masyarakat pesisir pantai, diusulkan untuk dilibatkan dalam budidaya rumput laut.

‐ Mohon dukungan pembangunan agroindustri kepada Kementerian Perindustrian.

‐ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang ada di shortlist terkait dengan kegiatan‐kegiatan non fisik, padahal sudah dicanangkan kota terpadu mandiri di pusat transmigrasi sebagai pusat perekonomian baru.

‐ NTB merupakan salah satu pengekspor tenaga kerja terbesar. Akan diusahakan untuk meningkatkan


Kesepakatan

kualitas tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri.

‐ Target provinsi: 100 ribu wirausaha baru di 2013

‐ Terkait lingkungan hidup terdapat program unggulan perlindungan mata air (Permata)

Propinsi Maluku ‐ Terkait dengan F1, hanya

ada Kementerian Pertanian dan Kemendagri, yang lain tidak ada sama sekali.

‐ Maluku akan mencanangkan Maluku sebagai Lumbung Ikan di Indonesia, dimana tahun ini akan dibantu oleh KKDP untuk peningkatan produksi.

‐ Pulau‐pulau Sipadan adalah tempat bertelurnya penyu. Diusulkan sebagai kawasan konservasi, karena bila tidak akan

Kementerian PU: Pulau Buru sudah dikembangkan. Kementerian Perindustrian: Usulan di F3 terlalu besar bagi kementerian Perindustrian BKPM:

‐ Terkait dengan pelimpahan wewenang ke daerah, BKPM telah menerpitkan peraturan Kepala BKPM no.11 tentang PTSP terkait pelimpahan wewenang perizinan atau non


Kesepakatan

tenggelam ‐ Terkait Kemenhut, UPT

yang paling banyak di Maluku adalah Kemenhut. Dana Dekon banyak diambil oleh UPT Kemenhut. Mohon Dinas Kehutanan ditingkatkan alokasi dana dekonnya.

‐ Terkait BNPB, mendapatkan dana dari UNDP diharapkan dapat mengatasi masalah abrasi di pulau‐pulau.

‐ Terkait BKPM, untuk meningkatkan investasi, kewenangan yang diberikan daerah tidak ada sehingga kinerjanya selalu nol. Mohon diserahkan kewenangan kepada Pemerintah Daerah.

‐ Terkait dengan pertanian, terdapat beberapa hal, Pula Buru dan Seram memiliki potensi untuk

perizinan kepada pemerintah propinsi atau kabupaten/kota.

‐ Pemerinta derah mengajukan PTSP sudah siap, BKPM akan langsung melimpahkan wewenang.

Kemenhut: Apabila UPT tidak melaporkan ke Bappeda, Bapeda dapat melaporkan ke Kemenhut BNPB:

‐ Alokasi dana sangat terbatas, namun telah 16 propinsi yang telah disiapkan.

‐ UNDP merasa perlu adanya capacity building dalam rangka persiapan bencana


Kesepakatan

pengembangan lahan sawah. Mohon ditingkatkan peningkatan lahan sawah.

‐ Untuk komoditi perkebunan, perlu dikembangkan pala sebagai komoditas unggul.

6. Propinsi Maluku Utara ‐ Diusulkan perubahan

sistem musrenbangnas menjadi pertemuan Face to face antara dinas dengan KL terkait.


Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (2), Iklim Investasi dan Iklim Usaha (7), Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana (9), dan Prioritas Perekonomian Lainnya Wilayah : Nusa Tenggara, Maluku, Papua Hari/ Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : 14.00‐17.30 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi

(Klarifikasi Daerah) Kesepakatan

1. Propinsi Nusa Tenggara Barat • Mengusulkan Inpres No. 5

Tahun 2007 bisa diperpanjang dan diperluas dengan memasukkan wilayah Nusa Tenggara dan Maluku untuk mengurangi disparitas antar wilayah dan antar propinsi, khususnya dalam hal kualitas SDM (IPM rendah)

Kementerian PPN: • Terkait Inpres No. 5

Tahun 2007 yang berakhir pada tahun 2009, Menko Perekonomian dan Bappenas sedang membicarakan percepatan dan kelanjutn pelaksanaannya. Usulan untuk memperpanjang dan memperluas Inpres tsb akan disampaikan kepada pihak terkait. Namun demikian, mengingat adanya kemungkinan untuk


Kesepakatan

perpanjangan Inpres tersebut, Pemda perlu memikirkan sumber alokasi pendanaan untuk kelanjutan dari Inpres itu sendiri.

Kementerian Pertanian: • Dirjen Peternakan tidak

ada dalam daftar kegiatan prioritas, padahal 2013 dicanangkan swasembada daging sapi. Apakah kegiatan ini tidak dapat dimasukkan dalam short list sebagaimana telah diusulkan.

• Target provinsi adalah meningkatkan jumlah sapi dua kali lipat pada tahun 2013, membutuhkan dukungan dari pusat.

Kementerian KP: • Industri yang strategis

untuk masyarakat pesisir adalah budidaya rumput

Kementerian KP: • Kegiatan‐kegiatan prioritas sudah dialokasikan, termasuk budidaya rumput


Kesepakatan

laut. laut.

Kementerian Perindustrian: • Perlu dukungan untuk

agribisnis, seperti gula.

•

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi: • Terkait dengan kegiatan‐

kegiatan non fisik, bagaimana supaya KTM bisa eksis sebagai pusat perekonomian baru.

• Meningkatkan kualitas TKI melalui penataran.

• Menciptakan 100.000 wirausaha baru di tahun 2013.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi: • Terkait pembangunan

KTM, dapat dibahas di Kelompok 4, khususnya Prioritas 10. Diharapkan pemda dapat beraudiensi dengan Dirjen terkait.

Kementerian LH dan Kementerian Kehutanan • Program Perlindungan

Mata Air (Permata) untuk menghijaukan kembali mata‐mata air di NTB.

2. Propinsi Nusa Tenggara Timur

Kementerian Pertanian


Kesepakatan

• Uang Kementerian memang sangat terbatas, tetapi banyak kegiatan yang tidak tersedia dalam menu aplikasi.

• Terkait prioritas 2 mengenai peningkatan produksi, lokasi akan dilengkapi.

• Terkait dengan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya, sebenarnya tidak terkait langsung dengan rakyat dan tidak terlalu dibutuhkan.

• Peternakan: komitmen NTB dan NTT sebagai gudang ternak, tidak tersedia dalam menu aplikasi.

• Indonesia ini karakteristik wilayahnya bervariasi, jadi sebaiknya menu yang tersedia dapat mengakomodasi perbedaan‐perbedaan


Kesepakatan

tersebut. • Banyak kebijakan

keberpihakan tetapi tidak ada konsistensi dalam pembiayaannya, misalnya Kawasan Terpadu Mandiri yang layu sebelum berkembang

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi • Sudah ada rencana

Kawasan Terpadu Mandiri, tetapi yang ada hanya terkait keagakerjaan saja.

• Bagaimana pengembangan perumahan di kawasan perbatasan.

• Kelengkapan sarana pendukung DLK.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi: • Terkait pembangunan

KTM, dapat dibahas di Kelompok 4, khususnya Prioritas 10. Diharapkan pemda dapat beraudiensi dengan Dirjen terkait.

• Terkait iklim investasi dan iklim usaha, akan dilaksanakan revisi thdp UU no 13 tahun 2004, hal‐hal yang dialokasikan ke daerah untuk mendukung revisi tsb. Dengan demikian, kegiatan‐kegiatan bersifat non fisik.


Kesepakatan

• Mohon untuk mengusulkan ke Dirjen terkait mengenai apa yang akan menjadi prioritas dalam hal kelengkapan sarana DLK.

3. Propinsi Maluku Kementerian KP:

• Dalam rangka Sail Banda, Maluku mencanangkan sebagai Lumbung Ikan Indonesia melalui pengembangan budidaya. Hal ini perlu dibahas kembali dengan KKP.

• Pulau‐pulau Sipadan adalah tempat bertelurnya penyu sehingga diusulkan untuk menjadi Kawasan Konservasi. Kalau tidak segera dilakukan maka pulau itu akan segera tenggelam.

Kementerian Kehutanan: Kementerian Kehutanan:


Kesepakatan

• UPT terbanyak di Maluku adalah dari Kehutanan,namun Dana Dekon seringkali tidak dilaporkan penggunaannya.

Apbila UPT tidak memberikan laporan ke Bappeda, maka Bappeda dapat langsung melaporkan ke Kemenhut.

BNPB: • Mendapatkan dana dari

UNDP, diharpkan dapat mengatasi masalah abrasi laut di pulau‐pulau Maluku.

BNPB: • Alokasi pendanaan sangat

terbatas, namun telah ditetapkan 16 propinsi yang disiapkan. Dari 478 kabupaten/kota baru ada 80 yang memiliki BDPB.

BKPM: • Apa kewenangan daerah

dalam meningkatkan investasi, baik PMA maupun PMDN? Bagaimana daerah dapat meningkatkan investasi kalau tidak memiliki kewenangan.

BKPM: • Terkait dengan

pelimpahan wewenang, BKPM telah menerbitkan Peraturan Kepala BKPM tentang PTSP tentang pelimpahan wewenang pemberian izin kepada pemerintah propinsi dan kabupaten/kota. Pelimpahan wewenang ini diberikan setelah PTSP dan sumber daya


Kesepakatan

manusia sudah siap, dan BKPMD memiliki SIPSE. BKPMD atau unit terpadu PTSP kemudian dapat menyampaikan ke BKPM bahwa unit pelayanan satu pintu telah siap sehingga pelimpahan wewenang dapat diberikan.

Kementerian Pertanian: • Pulau Buru dan Seram,

mempunyai potensi lahan untuk pengembangan sawah. Mohon perhatian untuk irigasi dan pengembangan sawahnya.

• Terkait komoditi perkebunan, komoditas unggulan adalah rempah‐rempah mohon dapat diberikan perhatian lebih, tidak hanya kelapa sawit.

Kementerian PU: • Sudah melaksanakan

Konsultasi Regional sebanyak 2 kali. Masalah Pulau Buru di Maluku, pemda Maluku perlu meneliti kembali karena ada wilayah‐wilayah baru untuk dikembangkan.

Untuk sinkronisasi program dan kegiatan, kami akan mendatangi


Kesepakatan

langsung K/L terkait. 4. Propinsi Maluku Utara 5. Propinsi Papua Barat • Banyak masukan daerah

yang tidak masuk ke dalam short list.

• Perlu ada detail soal lokasi dalam form aplikasi 1 dan 2.

• Mohon penjelasan dari Kemenko Perekonomian mengenai kelanjutan dari Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat, untuk meningkatkan IPM.

Kementerian KP: • Pelabuhan ikan pantai Sorong dan pelabuhan Darma merupakan kegiatan prioritas.

6. Propinsi Papua Kementerian Pertanian:

• Ada surat menteri untuk menyediakan lahan 2,5 juta hektar untuk Food Estate Merauke hanya tersedia 682.000 hektar.

• Mengenai lahan gambut,

Kementerian PPN: • Terkait Inpres No. 5 Tahun

2007, Menko Perekonomian dan Bappenas sedang membicarakan percepatan pelaksanaannya. Usulan untuk memperpanjang dan


Kesepakatan

ada potensi 9 juta ha yang dinamakan kawasan strategis lahan karbon.

• Rencana pembangunan daerah mengacu pada Rencana Tata Ruang, RPJMN (yang sayangnya disosialisasikan setelah Musrenbang).

• Sumber pangan Papua (umbi‐umbian) tidak masuk dalam prioritas nasional.

• Terkait Inpres No. 3 Tahun 2010, di Papua tidak akan tersentuh karena banyaknya kabupaten.

• Soal KAPET, harus ada regulasi yang direvisi agar KAPET ini bisa dilaksanakan.

• Terkait Inpres No. 5/2007, substansinya harus tetap jalan sesuai dengan arahan dari RPJMN.

memperluas Inpres tsb akan disampaikan. Pemda perlu memikirkan alokasi untuk kelanjutan dari Inpres ini sendiri.

Masukan untuk Mekanisme Musrenbangnas:

Propinsi Maluku Utara: Mohon sistem Musrenbangnas diubah agar menjadi sistem face to face antara SKPD dan K/L terkait sehingga menjadi lebih efektif. Kementerian Perindustrian: Mengingat banyaknya masukan dari daerah, rasanya ada mekanisme yang belum mengalir sempurna. Sebaiknya form F1 sudah bisa dibagikan ke pemda jauh sebelumnya, supaya ada waktu untuk menelaahnya. Kementerian Dalam Negeri: Terkait Iklim Investasi dan Iklim Usaha, Kemnedagri ikut bertanggung jawab dalam pembentukan PTSP, serta evaluasi Perda‐Perda.

notulensi sidang kelompok musrenbangnas tahun...

Documents