notulen rapat

Upload: anastasia-widha-sylviani

Post on 07-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

notulen

TRANSCRIPT

2

NOTULEN RAPATRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAHTENTANG ASABRIHari/Tanggal: Kamis, 30 Juli 2015Waktu

: 09.00 s/d Selesai WIBTempat: Rupat Dit Tur PeruuPimpinan: Kasubdit RegulasiRapat dibuka dan dipimpin oleh Kasubdit Regulasi Dirperuu Ditjen Strahan Kemhan pada pukul 09.00 WIB yang dihadiri oleh:

1. Pak suardi Latif

2. Kol. Bayu

3. Asabri4. Kemhan 5. Mayor Joko Mabes TNI

Dalam pembukaannya pimpinan rapat menyampaikan bahwa setelah rapat ini selesai maka diperintahkan untuk paparan di depan sekjen Kemhan, ada beberapa hal yang akan diperbaiki sesuai dengan hasil rapat terakhir terutama mengenai Pasal 46 ketentuan peralihan, Dibacakan konsep Pasal 46 Ketentuan Peralihan.

Pak Suardi Latief Asabri:

Disarankan untuk ketentuan peralihan ini tidak sesuai karenanya dihapus saja kemudian materi pasal dimasukkan dalam ketentuan lain-lain.

Pimpinan:

Pasal 46:

1. ayat 1 ..ok

2. ayat 2ok

3. ayat 3ok

4. ayat 4ok

Asabri:

sebagai perbandingan Taspen IDT 300rb sehingga kita lebih banyak, dan permenhan no 32 ttg pengembalian nilai iuran pensiun 300rb, asabri memberikan 500rb.Kemudian dalam ketentuan penutup pasal 47 seharusnya dibagi menjadi 2, ayat 3 menjadi ketentuan peralihan.Pimpinan:

Dibacakan pasal 47..ayat 3 dikeluarkan menjadi masuk dalam ketentuan peralihan.

Kombes Agung Polri:

Dalam ketentuan peralihan isinya Adanya peralihan apakah temposnya berdasarkan kejadian atau klaim, jadi harus ditentukan disini.

Pimpinan:

Sehingga ayat 3 pasal 47 menjadi pasal tersendiri dalam ketentuan peralihan, konsep baru.

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, penyandang cacat yang waktu kejadian cacatnya sebelum Peraturan Pemerintah ini diberlakukan, dan belum dibayarkan santunannya, pembayaran santunan dan tunjangan cacatnya tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2007 tentang Santunan Dan Tunjangan Cacat Prajurit TNI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4770).Ayat 4 pasal 47 masuk ke ketentuan lain-lain dalam pasal tersendiri.Kombes Agung:

Mengenai memasukkan pengaturan PP 56 tahun 2007 dalam ketentuan peralihan,

Ltkl Joko Mabes TNI:

PP 56 membahas ttg tunjangan dan santunan prajurit TNI, saran agar sebaiknya pasal ini tidak perlu di cantumkan, ..Perdebatan..

Ayat 4 pasal 47 ketentuan penutup dihapus karena dalam ayat 2 ketentuan penutup PP 56 tidak dicabut,

Bu Ida ropeg:

Dalam ketentuan peralihan disarankan .. dan belum dibayarkan klaim.

Asabri :

Kira2 di Mabes TNI berapa yang belum dibayarkan santunan cacatnya.Ltkl Joko:

Dalam pelaksanaan dilapangan ada kendala2 di Kemkeu

Asabri:

Kalau masih seperti ini sepuluh tahun kedepanpun tidak akan selesai, karena yang dibayarkan hanya tunjangan saja, sedangkan santunan belum diberikan sampai sekarang.

Ltkl Joko:

Ayat 2 Pasal 47 penutup tidak perlu

Asabrimantan polisi:

Dalam PP 56 2007 dialokasikan di satuan kerja, apakah nanti tidak akan dualisme pengaturanLtkl Joko:

Kalau PP 56 dicabut maka prajurit yang medapat santunan dan tunjangan cacat dari tahun 75 tidak akan mendapatkan haknya lagi.

Pimpinan:

Dalam ayat 2 ditambahkan pasal 2 pada PP 56 yang mengatur mengenai santunan,

Ltkl Joko:

Ditambahkan dalam ketentuan peralihanpenyandang cacat setelah PP ini diberlakukan maka tata cara pembayarannya sesuai dengan PP ini.`Pimpinan:

Tidak perlu kalimat ini karena otomatis sudah berlaku sesuai dengan ketentuan dalam ketentuan penutup.

Dalam ketentuan penutup pasal 47 ayat 2, kembali ke semula, tidak perlu mencantumkan pasal2nya karena sudah mencantumkan santunan cacat

Asabri botak:

Alasan mengapa ayat 3 pasal 47 ketentuan penutup, karena kemkeu tidak mau membayar doble, karena dalam pasal 72 pp 39 dibiayai oleh APBN, sedangkan dalam PP ini Asabri akan membayarkan juga.Asabri 2:

Dalam PP asabri tidak melihat jabatannya, tetapi melihat statusnya sebagai

Ltkl Joko:

Mengenai definisi dalam pasal 1 angka 14 huruf a, agar definisi tewas ditambahkan kata rutin dibelakang dinas,

Karena definis tewas dalam huruf b di Polri, mengenai pengertian menjalankan tugas kepolisian akan terlalu luas, Kemudian mengenai gugur dan tewas, disarankan yang gugur dikurangi menjadi 375 juta, sedang yang tewas dinaikkan menjadi 300 jtAsabri botak:

Angka ini berubah karena melihat adanya biaya perawatan yang harus ditanggung, sehingga kalau menambah komponen ini tidak akan ketemu dengan premi yang dibayarkan.Asabri 3:

Disarankan sebelum proses harmonisasi ke kemkumham kita erlu menghadap secara informal ke Sekjen kemhan,

Pimpinan:

Paparan ke Sekjen bertujuan menjelaskan hasil pembahasan kita sekarang, rencana akan dilaksanakan tanggal 6

Kombes Polri 2:

Mohon agar koreksi terakhir agar di print sebagai bahan masukan dari pimpinan.

Kombes Agung Polri:

Jangan melupakan UU Asuransi baru, yang mengamanatkan pembentukan peraturan pelaksana, agar dalam PP ini memasukkan UU perasuransian,

Kemudian untuk pengawasan dan pengendalian perusahaan asuransi agar memasukkan OJK sebagai pengawas, agar sesuai dengan UU

Kemudian dalam pengertian umum tidak perlu lagi anggota polri dan PNS polri, tetapi cukup Pegawai Negeri pada Polri

Kemudian saran, mengenai pengelolaan program, untuk diatur secara rinci mengenai ketentuan manajemen pemilihan pejabat2 di Asabri

Asabri 3:

Kita sudah menggunakan peraturan UU BUMN dan ketentuan yang berlaku, namun pengembangan2 tergantung dari karakter direktur utamanya,

Ltkl Setiyadi:

Pasal 44 sebelumnya ada saran untuk memasukkan OJK sebagai pengawas, karena ini juga menjadi amanat dari UU Asuransi

Asabri 3:

Dalam pasal 44 ini yang dimasukkan adalah tim yang melakukan pemeriksaan langsung di lapangan

Pimpinan:

Diberikan catatan untuk dikonsultasikan dengan Kumham apakah perlu memasukkan OJK tidak

Bu Ida:

Mengenai pengawasan yang tidak memasukkan OJK karena dari kemku menyampaikan karena OJK sewaktu2 bisa berubah, sehingga di buat dalam bentuk kalimat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pimpinan:

Pasal 15 ayat 2 ....dibacakan

Asabri 3:

Kalau dari dua konsep ini akan menguntungkan yang warna biru,

Disepakati Pasal 15 ayat 2 konsep yang kedua,

Kol Pothan:

Pasal 16 untuk menentukan tingkat kecacatan apakah tidak perlu diatur tersendiri,

Asabri 3:

Ini sudah diatur dalam ayatl 12

Pimpinan:

Mengenai Pasal 28

Asabri 3:

Agar di persiapkan regulator di Kemhan untuk menyiapkan argumen yang satu, ketika ada diskusi agar Asabri diikutkan, paling lama akan berlaku 2019, karena ada dinamika untuk merubah UU BPJS agar PNS TNI Polri tidak masuk dalam BPJS.

Kol Bayu:

Dalam waktu dekat akan paparan didepan sekjen, kita sudah sepakat dengan apa yang kita buat, setiap UU atau regulasi mempunyai dasar2 pemikiran yang kuat, saran agar disiapkan dalam suatu produk untuk pegangan kita, mulai dari latar belakang, Pimpinan:

Saya kira untuk rapat kali ini kami cukupkan kita akhiri.

Rapat ditutup pada pukul 11.30 WIB