nota2 terkumpul seni

4
Nota2 terkumpul seni 2. Lingkup Kajian Estetika a . Hubungan antara keindahan dan kebudayaan Mengacu dari pendapat Hope M. Smith (1968) bahwa “In essence, aesthetics is philosophy of the beautiful, the science of beauty and taste ”, keindahan tidak terlepas dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakn penentu corak, typical, gaya hidup suatu kelompok masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Di sisi lain manusia sebagai makhluk multidimensi mempunyai peran untuk mencipta dan mengamati suatu karya seni sesuai dengan cita rasanya. Kebudayaan secara hakiki mempunyai pengertian sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang isinya berupa sistem-sistem makna atau sistem-sistem simbol. Di dalam suatu kebudayaan mengandung unsur-unsur seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan (termasuk agama) dan nilai-nilai (etika dan estetika). Keberadaan kebudayan itu telah di dukung oleh manusia, maka dengan sendirinya manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan tersebut, karena budaya merupakan wujud/ ekspresi dari eksistensi manusia. b. Hubungan antara seni, estetika, dan filsafat seni Seni sebagai kegiatan budi pikiran seniman, secara mahir diciptakan sebagai suatu karya yang mengekspresikan perasaan seniman. Hasil ciptaan itu merupakan suatu kesatuan organis yang setiap bagian atau unsurnya tidak dapat berdiri sendiriEstetika memuat bahasan ilmiah yang berkaitan dengan karya seni, pengalaman seni, aliran seni, dan perkembangan seni. Pada intinya persoalan pokok estetika meliputi empat hal, yakni (1) nilai estetika (esthetic value), (2) pengalaman estetis (esthetic experience), (3) perilaku pencipta/ seniman, dan (4) seni/ karya seni. Filsafat seni merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa mempermasalahkan seni atau keindahan dalam karya seni. Filsafat seniberhubungan dengan teori penciptaan seni, pengalaman seni dan kritik seni (Lucius Gravin). c. Hubungan antara tiga aspek dalam seni: karya seni, seniman, dan publik seni Karya seni, seniman, dan publik seni adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan. Karya seni terdiri dari bentuk dan isi (kesatuan organis) yang memiliki nilai ekspresi. Karya seni bisa diterima oleh penikmat atau publik seni jika nilai yang terdapat pada karya seni tersebut dapat diterima dengan baik oleh penikmat seni. Dalam hal ini, karya seni disebut sebagai media komunikasi antara seniman/ pencipta seni dengan penikmat/ publik seni. Karya seni yang baik seharusnya

Upload: aiza-acdee

Post on 28-Aug-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nota2 seni

TRANSCRIPT

Nota2 terkumpul seni

2. Lingkup Kajian Estetikaa. Hubungan antara keindahan dan kebudayaanMengacu dari pendapat Hope M. Smith (1968) bahwa In essence, aesthetics is philosophy of the beautiful, the science of beauty and taste, keindahan tidak terlepas dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakn penentu corak, typical, gaya hidup suatu kelompok masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Di sisi lain manusia sebagai makhluk multidimensi mempunyai peran untuk mencipta dan mengamati suatu karya seni sesuai dengan cita rasanya. Kebudayaan secara hakiki mempunyai pengertian sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang isinya berupa sistem-sistem makna atau sistem-sistem simbol. Di dalam suatu kebudayaan mengandung unsur-unsur seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan (termasuk agama) dan nilai-nilai (etika dan estetika). Keberadaan kebudayan itu telah di dukung oleh manusia, maka dengan sendirinya manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan tersebut, karena budaya merupakan wujud/ ekspresi dari eksistensi manusia.b. Hubungan antara seni, estetika, dan filsafat seniSeni sebagai kegiatan budi pikiran seniman, secara mahir diciptakan sebagai suatu karya yang mengekspresikan perasaan seniman. Hasil ciptaan itu merupakan suatu kesatuan organis yang setiap bagian atau unsurnya tidak dapat berdiri sendiriEstetika memuat bahasan ilmiah yang berkaitan dengan karya seni, pengalaman seni, aliran seni, dan perkembangan seni.Pada intinya persoalan pokok estetika meliputi empat hal, yakni (1) nilai estetika (esthetic value), (2) pengalaman estetis (esthetic experience), (3) perilaku pencipta/ seniman, dan (4) seni/ karya seni.Filsafat seni merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa mempermasalahkan seni atau keindahan dalam karya seni. Filsafat seniberhubungan dengan teori penciptaan seni, pengalaman seni dan kritik seni (Lucius Gravin).

c. Hubungan antara tiga aspek dalam seni: karya seni, seniman, dan publik seniKarya seni, seniman, dan publik seni adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan. Karya seni terdiri dari bentuk dan isi (kesatuan organis) yang memiliki nilai ekspresi. Karya seni bisa diterima oleh penikmat atau publik seni jika nilai yang terdapat pada karya seni tersebut dapat diterima dengan baik oleh penikmat seni. Dalam hal ini, karya seni disebut sebagai media komunikasi antara seniman/ pencipta seni dengan penikmat/ publik seni.Karya seni yang baik seharusnya dapat menyampaikan pesan yang ingin diutarakan oleh seniman sebagai pemilik ide. Namun, seorang filusuf seni, Benedetto Croce mengatakan bahwa seni pada karya seni tidak pernah ada, sebab seni itu ada dalam jiwa pengamatnya. Dalam proses berinteraksi/ berkomunikasi diperlukan juga pengalaman yang melibatkan kegiatan inderawi.

3. Dimensi ManusiaManusia memiliki empat dimensi untuk menjadi manusia yang manusiawi, yaitu:1. Dimensi Agama (keyakinan), bersifat transendental, bertujuan untuk meraih kedamaian, keselamatan, harmoni, dan apa seharusnya(das sollen).2. Dimensi Pengalaman (Ilmu), bersifat nalar, logis, menggunakan metode spekuliatif, bersumber pada fakta, dan apa adanya(das sein).3. Dimensi Pikir (filsafat), bersifat nalar, logis, tidak ada metode spekulatif, bertujuan untuk mencapai kebenaran yang menyeluruh.4. Dimensi Rasa (seni), bersifat ekspresif berdasarkan apresiasi dari pengalaman manusia(das sein dan das sollen).Unit 4 :Estetika dan Kanak-kanak

1.Estetikakanak-kanak melibatkansifat kemanusiaanmelatih kanak-kanakmencintaidanmenghargai kecantikandi bumi ini.

2. Estetika bersifatsubjektifyang mempunyai makna yang pelbagai dalam lukisan, kraf mudah, muzik, pergerakan kreatif, tarian, drama dan lain-lain lagi.

3. Estetika kanak-kanak meliputi tiga jenis iaitu: i) Estetika sikap : spontan, kekaguman, kegembiraan kanak-kanak dan perasaan ingin tahu dalam jiwa kanak-kanak.ii) Estetikapengalaman : penglibatan aktif dalam seni visual dan persembahan memberi pengalaman mendengar, eksplorasi visual dan manipulasi bahan kepada kanak-kanak. iii) Estetika respon : menyatakan pandangan dan luahan perasaan pada karya seni. Responfisiologimelalui ketawa, takut manakala responmentalmelalui keputusan dan pandangan.

4. Estetika adalah cabangilmu falsafahyang menekankan penggunaanpancainderadalam mengapresiasi karya seni seperti melihat, mendengar, sentuhan, merasa dan menghidu.

5. Tindak balas spontan karya seni yang mempengaruhi tindak balas estetika ialahkualitikarya seni danmaksudkarya seni.

6. Pandangangolongan relativismemenyatakan kecantikan adalah subjektif dan terletak pada persepsi seseorang untuk menilainya.

7.Golongan objektivismeberpandangan kecantikan wujud dalam sesuatu karya seni dan bukannyaterletak pada persepsi seseorang.8. Lima strategi untuk membimbing kanak-kanakmengapresiasi nilai estetikakarya seni ialah : i) Membuat perancangan ii) Menunjukkan contoh hasil seni iii) Berwaspada semasa merancang aktiviti seni kreatif iv) Membimbing kanak-kanak membuat pemilihan bahan secara kreatif v) Idea baru untuk membimbing kanak-kanak menimba pengalaman estetika Estetik adalah rasa yang timbul dari seberapa indah atau mempesonanya suatu objek yang di lihat ataupun yang dirasa oleh kita. es.te.ti.ka[n] (1) cabang filsafat yg menelaah dan membahas tt seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; (2) kepekaan thd seni dan keindahanEstetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat dan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah. Jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut. Penilaian ini masih bergantung terhadap individu masing-masing. Dan beberapa faktor seperti: latar belakang edukasi, selera maupun mindset dan karakter orang-orang tersebut.

Nilai Estetika biasa nya ada pada bidang/dunia seni,karna seni merupakan salah satu dunia yang selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya,pada seni Nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada parapenonton.danjuga bisa di gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat. Bidang seni erat kaitan nya dengan nilai Estetik,sebagai contoh bidang pada seni yang membutuhkan nilai Estetik yaitu bidang musik,di bidang musik sangat di butuhkan keindahan agar keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh para pendengar musik,ketika musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki nilai Estetik.

Begitupun didalam arsitektur, yang merupakan seni merancang bangunan. Salah satu indikator kualitas rancangan arsitektur adalah estetika. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, karya arsitektur yang dibangun pada masa yang berbeda, menampilkan visual dirinya secara berbeda pula. Tetapi perbedaan visual tersebut belum tentu mempunyai nilai estetis yang berbeda. Ketidakjelasan ini dapat memunculkan penilaian yang kurang tepat terhadap kualitas rancanganarsitektur.Teorikritik dari Wayne Attoe digunakan sebagai metode untuk menelusuri dan menginterpretasikan makna estetika khususnya nilai estetis yang terkandung dalam prinsip-prinsip pada arsitektur dua masa yaitu masa Yunani-Romawi dan masa postmodern. Dengan membuat pembandingan nilai estetis dari dua karya arsitektur berbeda masa tersebut dan dengan teori estetika dari Monroe Beardsly sebagai patokan, didapatkan penjelasan tentang keberlakuan estetika pada karya arsitektur. Hasil penelitian yang dilakukan dengan membedakan kesan visual arsitekturnya menunjukkan bahwa kelengkapan dan ketepatan penerapan nilai estetis pada kedua arsitektur yang berbeda masa, ternyata tidak sepenuhnya sama. Oleh karena itu penggunaan suatu estetika atau nilai estetis sebagai alat untuk menilai karya arsitektur akan lebih tepat bila menggunakan pemikiran yang berkembang saat itu. Usaha untuk memunculkan sebuah rumusan estetika yang bisa digunakan sebagai alat untuk menilai karya arsitektur di segala masa menjadi tidak sepenuhnya tepat.

Referensi:

http://kamusbahasaindonesia.org/estetika#ixzz2FxClcgWzhttp://kevin-denianri.blogspot.com/2011/06/pengertian-nilai-estetik.htmlhttp://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100011044726/16783