norma ketenagakerjaan hub kerja

23
1 NORMA KETENAGAKERJAAN NORMA KETENAGAKERJAAN Hubungan Kerja Hubungan Kerja Oleh : DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KETENAGAKERJAAN

Upload: puk-topla-hymold-indonesia

Post on 08-Aug-2015

284 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

11

NORMA KETENAGAKERJAANNORMA KETENAGAKERJAANHubungan KerjaHubungan Kerja

Oleh :

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KETENAGAKERJAAN

Page 2: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

22

DASAR HUKUMDASAR HUKUM

1.1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 D ayat (2).Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 D ayat (2).

2.2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia Untuk Seluruh Indonesiadari Republik Indonesia Untuk Seluruh Indonesia

3.3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan KerjaKeselamatan Kerja

4. 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang KetenagakerjaanKetenagakerjaan

5.5. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2003 tentang Undang-Undang Nomor 21 tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 81 mengenai Pengesahan Konvensi ILO Nomor 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.Perdagangan.

6.6. Permenaker Nomor Per-03/MEN/1984 tentang Permenaker Nomor Per-03/MEN/1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan TerpaduPengawasan Ketenagakerjaan Terpadu

Page 3: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

33

KARAKTERISTIK HUKUM KARAKTERISTIK HUKUM PUBLIK KETENAGAKERJAANPUBLIK KETENAGAKERJAAN

Diatur dalam : Diatur dalam : - UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang - UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan beserta Undang- Ketenagakerjaan beserta Undang-

Undang dan Peraturan Pelaksana Undang dan Peraturan Pelaksana

1. Bersifat mengatur1. Bersifat mengatur

2. Bersifat memaksa :2. Bersifat memaksa :

kejahatankejahatan

- Ada sanksi hukum- Ada sanksi hukum

pelanggaranpelanggaran

- Tidak ada sanksi hukum- Tidak ada sanksi hukum

Page 4: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

44

KARAKTERISTIK UNDANG-UNDANG KARAKTERISTIK UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003NO. 13 TAHUN 2003

UU Organik

Memperluas lapangan kerja

Menjamin tingkat kelayakan pekerja

Peraturan Pelaksana

Memperluas investasi

Pengembangan dunia usaha

Tingkat upah

Kesejahteraan dan jaminan sosialPerlindungan Fisik (Keselamatan & Kesehatan Kerja)

Perlindungan sosial

Perlindungan hukum

Pasal 27 (2) dan Pasal 28 D (2) UUD 1945

Page 5: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

55

NORMA KETENAGAKERJAANNORMA KETENAGAKERJAAN

Keseluruhan aturan, kaidah, yang mengatur Keseluruhan aturan, kaidah, yang mengatur pola hubungan antara pola hubungan antara tenaga kerjatenaga kerja dengan dengan pemberi kerjapemberi kerja, sehingga menjadi standar , sehingga menjadi standar yang harus dipatuhi oleh masing-masing yang harus dipatuhi oleh masing-masing pihak.pihak.

Terbentuk berdasarkan :Terbentuk berdasarkan :

1. Aturan Hukum Publik1. Aturan Hukum Publik

2. Hukum Keperdataan2. Hukum Keperdataan

3.3. Kesepakatan kolektif antara tenaga kerja Kesepakatan kolektif antara tenaga kerja dengan pemberi kerja : Peraturan dengan pemberi kerja : Peraturan

Perusahaan, Perjanjian Kerja BersamaPerusahaan, Perjanjian Kerja Bersama

Page 6: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

66

NORMA-NORMA KETENAGAKERJAANNORMA-NORMA KETENAGAKERJAAN

a.a. Norma Pelatihan KerjaNorma Pelatihan Kerja

b.b. Norma Penempatan Tenaga KerjaNorma Penempatan Tenaga Kerja

c.c. Norma Hubungan KerjaNorma Hubungan Kerja

d.d. Norma Khusus (Tenaga Kerja Anak dan Norma Khusus (Tenaga Kerja Anak dan Perempuan)Perempuan)

e.e. Norma Perlindungan Tenaga KerjaNorma Perlindungan Tenaga Kerja

1. Norma Pengupahan1. Norma Pengupahan

2. Norma Waktu Kerja dan Waktu Istirahat2. Norma Waktu Kerja dan Waktu Istirahat

f.f. Norma Keselamatan dan Kesehatan KerjaNorma Keselamatan dan Kesehatan Kerja

g.g. Norma Jaminan Sosial Tenaga KerjaNorma Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Page 7: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

77

HUBUNGAN KERJAHUBUNGAN KERJAPASAL 50PASAL 50

Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.

PASAL 51

(1)Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan

(2)Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 56 :

(1)Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau waktu tidak tertentu

(2)Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas :a. Jangka waktu; atau

b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu.

Page 8: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

88

Pkwt Untuk Pekerjaan Pkwt Untuk Pekerjaan YgYg Sekali Selesai Atau Sementara Sekali Selesai Atau SementaraSifatnya Yg Penyelesaiannya Paling Lama 3 (Tiga) TahunSifatnya Yg Penyelesaiannya Paling Lama 3 (Tiga) Tahun

PKWT untuk pekerjaan yg sekali selesai atau sementara sifatnya PKWT untuk pekerjaan yg sekali selesai atau sementara sifatnya adalah pkwt yg didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu, adalah pkwt yg didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu, dibuat untuk paling lama 3 (tiga) tahundibuat untuk paling lama 3 (tiga) tahun

Dalam PKWT yg didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu harus Dalam PKWT yg didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesaidicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai

Apabila pekerjaan tertentu yg diperjanjikan dalam pkwt dapat Apabila pekerjaan tertentu yg diperjanjikan dalam pkwt dapat diselesaikan lebih cepat dari yang diperjanjikan maka pkwt tersebut diselesaikan lebih cepat dari yang diperjanjikan maka pkwt tersebut putus demi hukum pada saat selesainya pekerjaanputus demi hukum pada saat selesainya pekerjaan

Apabila karena kondisi tertentu, pekerjaan tertentu tersebut belum Apabila karena kondisi tertentu, pekerjaan tertentu tersebut belum dapat diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan pkwt.dapat diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan pkwt.

Pembaharuan dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 Pembaharuan dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja. Selama (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja. Selama tenggang waktu tersebut tidak ada hubungan kerja antara tenggang waktu tersebut tidak ada hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha.pekerja/buruh dan pengusaha.

Para pihak dapat mengatur lain dari ketentuan pembaharuan yang Para pihak dapat mengatur lain dari ketentuan pembaharuan yang dituangkan dalam perjanjian.dituangkan dalam perjanjian.

KEPMENAKERTRANS NOMOR KEP-100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Page 9: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

99

PKWT Untuk Pekerjaan Yang Bersifat PKWT Untuk Pekerjaan Yang Bersifat MusimanMusiman

Pekerjaan yg bersifat musiman adalah pekerjaan yang Pekerjaan yg bersifat musiman adalah pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca.pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca.

Hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada Hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu.musim tertentu.

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan PKWT pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan PKWT sebagai pekerjaan musiman dan hanya diberlakukan untuk sebagai pekerjaan musiman dan hanya diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahanpekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan

Pengusaha harus membuat daftar nama pekerja/buruh Pengusaha harus membuat daftar nama pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan.yang melakukan pekerjaan tambahan.

PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman tidak dapat PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman tidak dapat dilakukan pembaharuandilakukan pembaharuan

Page 10: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1010

PKWT Untuk Pekerjaan Yang Berhubungan PKWT Untuk Pekerjaan Yang Berhubungan Dengan Produk BaruDengan Produk Baru

PKWT dapat dilakukan dengan pekerja/buruh untuk PKWT dapat dilakukan dengan pekerja/buruh untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau tambahan yang masih dalam baru, kegiatan baru, atau tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.percobaan atau penjajakan.

Pkwt untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru Pkwt untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru hanya boleh diberlakukan bagi pekerja/buruh yang hanya boleh diberlakukan bagi pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan diluar pekerjaan yang biasa dilakukan melakukan pekerjaan diluar pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan.perusahaan.

Hanya dapat dilakaukan untuk jangka waktu paling lama 2 Hanya dapat dilakaukan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali paling (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali paling lama 1 (satu) tahun.lama 1 (satu) tahun.

Tidak dapat dilakukan pembaharuanTidak dapat dilakukan pembaharuan

Page 11: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1111

Perjanjian Kerja Harian LepasPerjanjian Kerja Harian Lepas

Untuk pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan Untuk pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran, dapat volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran, dapat dilakukan dengan perjanjian kerja harian lepas (pasal 10 ayat (1)).dilakukan dengan perjanjian kerja harian lepas (pasal 10 ayat (1)).

Perjanjian kerja harian lepas dilakukan dengan ketentuan Perjanjian kerja harian lepas dilakukan dengan ketentuan pekerja/buruh bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu) hari dalam 1 pekerja/buruh bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu) hari dalam 1 (satu) bulan (pasal 10 ayat (2)).(satu) bulan (pasal 10 ayat (2)).

Perjanjian kerja harian lepas yang memenuhi ketentuan pasal 10 ayat Perjanjian kerja harian lepas yang memenuhi ketentuan pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan dari ketentuan jangka waktu PKWT pada (1) dan ayat (2) dikecualikan dari ketentuan jangka waktu PKWT pada umumnya.umumnya.

Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 (dua puluh satu) hari atau lebih Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 (dua puluh satu) hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka perjanjian kerja selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka perjanjian kerja harian lepas berubah menjadi PKWTT.harian lepas berubah menjadi PKWTT.

Perjanjian kerja harian lepas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Perjanjian kerja harian lepas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibuat berupa daftar pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan dapat dibuat berupa daftar pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 sekurang-kurangnya memuat :sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 sekurang-kurangnya memuat :

1. Nama/alamat persahaan atau pemberi kerja1. Nama/alamat persahaan atau pemberi kerja

2. Nama/alamat pekerja/buruh2. Nama/alamat pekerja/buruh

3. Jenis pekerjaan yang dilakukan3. Jenis pekerjaan yang dilakukan

4. Besarnya upah dan/atau imbalan lainnya.4. Besarnya upah dan/atau imbalan lainnya.

Page 12: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1212

Perubahan PKWT Menjadi PKWTTPerubahan PKWT Menjadi PKWTT

PKWT yang tidak dibuat dalam bahasa indonesia dan huruf latin PKWT yang tidak dibuat dalam bahasa indonesia dan huruf latin berubah menjadi pkwtt sejak adanya hubungan kerja.berubah menjadi pkwtt sejak adanya hubungan kerja.

PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman yang tidak dilakukan PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman yang tidak dilakukan untuk pekerjaan yang bersifat musiman dan dilakukan untuk satu untuk pekerjaan yang bersifat musiman dan dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu maka pkwt berubah menjadi jenis pekerjaan pada musim tertentu maka pkwt berubah menjadi pkwtt sejak adanya hubungan kerja.pkwtt sejak adanya hubungan kerja.

PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman yang tidak dilakukan PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman yang tidak dilakukan untuk pekerjaan memenuhi pesanan atau target tertentu maka untuk pekerjaan memenuhi pesanan atau target tertentu maka pkwt berubah menjadi pkwtt sejak adanya hubungan kerja.pkwt berubah menjadi pkwtt sejak adanya hubungan kerja.

PKWT untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru PKWT untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru menyimpang dari ketentuan jangka waktu dan perpanjangan atau menyimpang dari ketentuan jangka waktu dan perpanjangan atau dilakukan pembaharuan maka pkwt berubah menjadi pkwtt sejak dilakukan pembaharuan maka pkwt berubah menjadi pkwtt sejak dilakukan penyimpangandilakukan penyimpangan

Pembaharuan PKWTT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau Pembaharuan PKWTT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling lama 3 (tiga) sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling lama 3 (tiga) tahun dilakukan tidak melalui masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) tahun dilakukan tidak melalui masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya pkwt dan tidak diperjanjikan lain maka hari setelah berakhirnya pkwt dan tidak diperjanjikan lain maka pkwt berubah menjadipkwtt sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT pkwt berubah menjadipkwtt sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT tersebut.tersebut.

Pengusaha yang mengakhiri hubungan kerja kepada pekerja/buruh Pengusaha yang mengakhiri hubungan kerja kepada pekerja/buruh PKWTT maka hak-hak pekerja/buruh dan prosedur penyelesaiannya PKWTT maka hak-hak pekerja/buruh dan prosedur penyelesaiannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 13: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1313

PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAANPERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

PASAL 65 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003:PASAL 65 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003:

Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain dilaksanakan melalui perjanjian permborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis.

PASAL 65 ayat (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 :PASAL 65 ayat (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 :

Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain harus memenuhi syarat:

a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama

b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi kerja

c. Merupakan kegiatan penunjang secara keseluruhan

d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung

Page 14: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1414

PengertianPengertian

Perusahaan pemberi pekerjaan adalah :Perusahaan pemberi pekerjaan adalah : a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupaun milik negara yang hukum, baik milik swasta maupaun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.imbalan dalam bentuk lain. B. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai B. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.upah atau imbalan dalam bentuk lain.

(Pasal 1 butir 1)(Pasal 1 butir 1) Perusahaan penerima pemborongan pekerjaan adalh perusahaan Perusahaan penerima pemborongan pekerjaan adalh perusahaan

lain yang menerima penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan lain yang menerima penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dari perusahaan penerima pekerjaan.dari perusahaan penerima pekerjaan.(Pasal 1 butir 2)(Pasal 1 butir 2)

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan penerima pemborongan pekerjaan dangan menerima upah atau penerima pemborongan pekerjaan dangan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.imbalan dalam bentuk lain.(Pasal 1 butir 3)(Pasal 1 butir 3)

KEPMENAKERTRANS NOMOR KEP-220/MEN/2004 Tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain

Page 15: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1515

Ketentuan penyerahan sebagian pelaksanaan Ketentuan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaanpekerjaan

1.1. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekrejaandilaksanakan melalui Penyerahan sebagian pelaksanaan pekrejaandilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan secara tertulis (pasal 2 ayat (2)perjanjian pemborongan pekerjaan secara tertulis (pasal 2 ayat (2)

2.2. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan kepada Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan kepada perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum. (Pasal 3 ayat (1)perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum. (Pasal 3 ayat (1)

3.3. Ketentuan mengenai berbadan hukum dikecualikan bagi :Ketentuan mengenai berbadan hukum dikecualikan bagi : a. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang pengadaan a. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang pengadaan barang.barang. B. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang jasa B. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan dan perbaikan serta jasa konsultasi yang dalam pemeliharaan dan perbaikan serta jasa konsultasi yang dalam melaksanakan pekerjaan tersebut mempekerjakan pekerja/buruh melaksanakan pekerjaan tersebut mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 10 (sepuluh) orang.kurang dari 10 (sepuluh) orang.

(Pasal 3 ayat (2)).(Pasal 3 ayat (2)).4.4. Apabila perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum akan Apabila perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum akan

menyerahkan lagi sebagian pekerjaan yang diterima dari perusahaan menyerahkan lagi sebagian pekerjaan yang diterima dari perusahaan pemberi pekerjaan, maka :pemberi pekerjaan, maka :

a. Penyerahan tersebut dapat diberikan kepada perusahaan pemborong a. Penyerahan tersebut dapat diberikan kepada perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum (pasal 2 ayat (3)pekerjaan yang bukan berbadan hukum (pasal 2 ayat (3) B. Apabila perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan B. Apabila perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum tidak melaksanakan kewajibannya memenuhi hak-hak hukum tidak melaksanakan kewajibannya memenuhi hak-hak pekerja/buruh dalam hubungan kerja maka perusahaan pemborong pekerja/buruh dalam hubungan kerja maka perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum yang bertanggung jawab memenuhi pekerjaan yang berbadan hukum yang bertanggung jawab memenuhi kewajiban tersebut (pasal 2 ayat (4)).kewajiban tersebut (pasal 2 ayat (4)).

Page 16: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1616

55. . Apabila di satu daerah tidak terdapat perusahaan pemborong pekerjaan Apabila di satu daerah tidak terdapat perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum atau terdapat perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum atau terdapat perusahaan pemborong pekerjaan berbadan hukum tetapi tidak memenuhi kualifikasi untuk dapat berbadan hukum tetapi tidak memenuhi kualifikasi untuk dapat melaksanakan sebagian pekerjaan dari perusahaan pemberi pekerjaan, melaksanakan sebagian pekerjaan dari perusahaan pemberi pekerjaan, maka :maka :

a.Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dapat diserahkan pada a.Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dapat diserahkan pada

perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum;perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum;

b. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum b. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum

bertanggung jawab memenuhi hak-hak pekerja/buruh yang terjadi bertanggung jawab memenuhi hak-hak pekerja/buruh yang terjadi

dalam hubungan kerja antara perusahaan pemborong pekerjaan yang dalam hubungan kerja antara perusahaan pemborong pekerjaan yang

bukan berbadan hukum tersebut dengan pekerjanya/buruhnya.bukan berbadan hukum tersebut dengan pekerjanya/buruhnya.

c. Tanggung jawab memenuhi hak-hak pekerja/buruh harus dituangkan c. Tanggung jawab memenuhi hak-hak pekerja/buruh harus dituangkan

dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara perusahaan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara perusahaan pemberi pemberi

pekerjaan yang berbadan hukum tersebut.pekerjaan yang berbadan hukum tersebut.

(Pasal 4 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)).(Pasal 4 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)).

6. 6. Setiap perjanjian pemborongan pekerjaan wajib memuat ketentuan yang Setiap perjanjian pemborongan pekerjaan wajib memuat ketentuan yang menjamin terpenuhinya hak-hak pekerja/buruh dalam hubungan kerja menjamin terpenuhinya hak-hak pekerja/buruh dalam hubungan kerja sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan (pasal 5)sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan (pasal 5)

Page 17: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1717

Syarat-syarat pekerjaan yang dapat diserahkanSyarat-syarat pekerjaan yang dapat diserahkan

1.1. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan pemborong Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan pemborong pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik menjamin maupun a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik menjamin maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan;kegiatan pelaksanaan pekerjaan; b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang pemberi pekerjaan dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang cara melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan standar yang cara melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan;ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan; c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya kegiatan tersebbut adalah merupakan kegiatan yang artinya kegiatan tersebbut adalah merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan mendukung dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan alur kegiatan kerja perusahaan pemberi pekerjaan;alur kegiatan kerja perusahaan pemberi pekerjaan; d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung artinya kegiatan d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung artinya kegiatan tersebut adalah merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak tersebut adalah merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan sebagaimana biasanya. (Pasal 6 ayat (1)pekerjaan tetap berjalan sebagaimana biasanya. (Pasal 6 ayat (1)2.2. Perusahaan pemberi pekerjaan yang akan menyerahkan sebagian Perusahaan pemberi pekerjaan yang akan menyerahkan sebagian

pelaksanaan pekerjaannya kepada perusahaan pemborong pekerjaan wajib pelaksanaan pekerjaannya kepada perusahaan pemborong pekerjaan wajib membuat alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan (pasal 6 ayat (2)) membuat alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan (pasal 6 ayat (2))

3.3. Berdasarkan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut, Berdasarkan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut, perusahaan pemberi pekerjaan menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang perusahaan pemberi pekerjaan menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang utama dan penunjang berdasarkan syarat-syarat pekerjaan yang dapat utama dan penunjang berdasarkan syarat-syarat pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan pemborong pekerjaan serta melaporkan diserahkan kepada perusahaan pemborong pekerjaan serta melaporkan kepada instansi yang bertanggung jaawab di bidang ketenagakerjaan kepada instansi yang bertanggung jaawab di bidang ketenagakerjaan setempat (pasal 6 ayat (3)).setempat (pasal 6 ayat (3)).

Page 18: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1818

PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA/BURUHPERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA/BURUH

PASAL 66 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003:PASAL 66 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003:

Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi

PASAL 66 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003:PASAL 66 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003:

Penyedia jasa pekerja/buruh untuk kegiatan penunjang harus memenuhi syarat :a. Adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan

penyedia jasa;

b. Bentuk perjanjian kerja adalah perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang ditandatangani kedua belah pihak;

c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh

d. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja/buruh dgn perusahaan penyedia jasa apekerja/buruh dibuat secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 13 tahun 2003.

Page 19: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

1919

Perusahaan penyedia jasa adalah perusahaan berbadan hukum yang dalam kegiatan Perusahaan penyedia jasa adalah perusahaan berbadan hukum yang dalam kegiatan usahanya menyediakan jasa pekerja/buruh untuk dipekerjakan di perusahaan usahanya menyediakan jasa pekerja/buruh untuk dipekerjakan di perusahaan pemberi kerjapemberi kerja

Pasal 2Pasal 2 Untuk dapat menjadi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, perusahaan wajib Untuk dapat menjadi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, perusahaan wajib

memiliki ijin operasional dari instansi yang bertanggung jawab di bidang memiliki ijin operasional dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota sesuai domisili perusahaan penyedia jasa ketenagakerjaan di kabupaten/kota sesuai domisili perusahaan penyedia jasa pekrja/buruh.pekrja/buruh.

Untuk mendapatkan ijin opersional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, Untuk mendapatkan ijin opersional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, perusahaan menyampaikan permohonan dengan melampirkan :perusahaan menyampaikan permohonan dengan melampirkan :

a. Copy pengesahan sebagai badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau a. Copy pengesahan sebagai badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau koperasi;koperasi; b. Copy anggaran dasar yang didalamnya memuat kegiatan usaha penyediaan jasa b. Copy anggaran dasar yang didalamnya memuat kegiatan usaha penyediaan jasa pekerja/buruh;pekerja/buruh; c. Copy SIUP;c. Copy SIUP; d. Copy wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku.d. Copy wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) harus sudah menerbitkan ijin operasional terhadap permohonan yang dalam ayat (1) harus sudah menerbitkan ijin operasional terhadap permohonan yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dalam waktu telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima.paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima.

Pasal 3Pasal 3 Ijin operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 berlaku di seluruh indonesia Ijin operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 berlaku di seluruh indonesia

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang samasama

KEPMENAKERTRANS NOMOR KEP-101/MEN/IV/2004 Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh

Page 20: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

2020

Pasal 4Pasal 4

Dalam hal perusahaan jasa memperoleh pekerjaan dari perusahaan pemebri Dalam hal perusahaan jasa memperoleh pekerjaan dari perusahaan pemebri pekerjaan kedua belah pihak wajib membuat perjanjian tertulis yang pekerjaan kedua belah pihak wajib membuat perjanjian tertulis yang sekurang-kurangnya memuat :sekurang-kurangnya memuat :

a. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh dari perusahaan a. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa;penyedia jasa; b. Penegasan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud b. Penegasan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud

huruf a, hubungan kerja yang terjadi adalah antara perusahaan penyedia huruf a, hubungan kerja yang terjadi adalah antara perusahaan penyedia jasa dengan pekerja/buruh yang dipekerjakan perusahaan penyedia jasa jasa dengan pekerja/buruh yang dipekerjakan perusahaan penyedia jasa sehingga perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta sehingga perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh;pekerja/buruh;

c Penegasan bahwa perusahaan penyedia jasa dengan pekerja/buruh c Penegasan bahwa perusahaan penyedia jasa dengan pekerja/buruh bersedia menerima pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa dengan bersedia menerima pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa dengan pekerja/buruh sebelumnya untuk jenis-jenis pekerjaan yang terus menerus pekerja/buruh sebelumnya untuk jenis-jenis pekerjaan yang terus menerus ada di perusahaan pemberi kerja dalam hal terjadi penggantian perusahaan ada di perusahaan pemberi kerja dalam hal terjadi penggantian perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.penyedia jasa pekerja/buruh.

Pasal 5Pasal 5 Perjanjian sebagaimana di maksud dalam pasal 4 harus didaftarkan pada Perjanjian sebagaimana di maksud dalam pasal 4 harus didaftarkan pada

instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melakasanakan pekerjaan.tempat perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melakasanakan pekerjaan.

Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melaksanakan pekerjaan Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melaksanakan pekerjaan pada perusahaan pemberi kerja yang berada dalam wilayah lebih darisatu pada perusahaan pemberi kerja yang berada dalam wilayah lebih darisatu kabupaten/kota dalam satu propinsi, maka pendaftaraan dilakukan pada kabupaten/kota dalam satu propinsi, maka pendaftaraan dilakukan pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Page 21: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

2121

Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melaksanakan Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melaksanakan pekerjaan pada perusahaan pemberi kerja yang berada dalam pekerjaan pada perusahaan pemberi kerja yang berada dalam wilayah lebih dari satu propinsi, maka pendaftaran dilakukan pada wilayah lebih dari satu propinsi, maka pendaftaran dilakukan pada direktorat jenderal pembinaan hubungan industrial.direktorat jenderal pembinaan hubungan industrial.

Pendaftaran perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat Pendaftaran perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) harus melampirkan draft perjanjian kerja.(2) dan ayat (3) harus melampirkan draft perjanjian kerja.

Pasal 6Pasal 6

Dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam pasal Dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 pejabat instansi yang bertanggung jawab di bidang 4 pejabat instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan melakukan penelitian perjanjian tersebut.ketenagakerjaan melakukan penelitian perjanjian tersebut.

Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah memenuhi ketentua sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, maka memenuhi ketentua sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, maka pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan menerbitkan bukti pendaftaran.menerbitkan bukti pendaftaran.

Dalam hal terdapat ketentuan yang tidak sesuai dengan ketentuan Dalam hal terdapat ketentuan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 4, maka pejabat yang bertanggung jawab dalam pasal 4, maka pejabat yang bertanggung jawab ketenagakerjaan membuat catatan pada bukti pendaftaran bahwa ketenagakerjaan membuat catatan pada bukti pendaftaran bahwa perjanjian dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 4.perjanjian dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 4.

Page 22: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

2222

Pasal 7Pasal 7

Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak mendaftarkan perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh, maka mendaftarkan perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh, maka instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 mencabut ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 mencabut ijin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang bersangkutan setelah mendapat rekomendasi dari instansi bersangkutan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.

Dalam hal ijin operasional dicabut, hak-hak pekerja/buruh Dalam hal ijin operasional dicabut, hak-hak pekerja/buruh tetap menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa tetap menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang bersangkutan.pekerja/buruh yang bersangkutan.

Keputusan menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Keputusan menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan (21 juni 2004). (21 juni 2004).

Page 23: Norma Ketenagakerjaan Hub Kerja

2323