nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

23
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK D I S U S U N Oleh : ALGAMAR PUTRA 1201135004 Administrasi Bisnis

Upload: algamarputra

Post on 30-Jun-2015

641 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Paper mengenai nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

TRANSCRIPT

Page 1: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN

PENGUSAHA KENA PAJAK

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

ALGAMAR PUTRA

1201135004

Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau

Page 2: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN……………………………………………………………1

BAB 2

PEMBAHASAN……………………………………………………………..6

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………18

2

Page 3: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

BAB 1

PendahuluanPajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara cuma-cuma), tetapi sifatnya

merupakan suatu kewajiban yang dapat dipaksakan dan harus dilaksanakan oleh rakyat. Ketika itu

rakyat memberikan upetinya kepada raja atau penguasa dalam bentuk natura berupa padi, ternak, atau

hasil tanam lainnya. Pemberian yang dilakukan rakyat saat itu digunakan untuk keperluan raja atau

penguasa setempat. Sementara itu, imbalan atau prestasi yang dikembalikan kepada rakyat tidak ada

karena sifatnya hanya untuk kepentingan sepihak dan cenderung memberi tekanan secara psikologis.

Dalam perkembangannya sifat upeti yang diberikan oleh rakyat tidak lagi hanya untuk kepentingan raja,

tetapi sudah mengarah kepada kepentingan rakyat itu sendiri. Artinya pemberian yang diberikan rakyat

kepada raja atau penguasa digunakan untuk kepentingan umum, seperti untuk menjaga keamanan

rakyat, memelihara jalan, membangun saluran air untuk pengairan sawah, dan membangun sarana

sosial lainnya seperti taman.

Pada masa penjajahan, penjajah menerapkan berbagai sistem perpajakan kepada rakyat

Indonesia yang bertujuan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dari rakyat. Dalam

pelaksanaannya, pajak pada masa penjajahan dibagi menjadi tiga yaitu pajak tanah, pajak penghasilan

dan pajak perseroan.

Pajak tanah pertama kali diperkenalkan oleh Letnan Jendral Raffles pada tahun 1811 dengan

nama Landrent atau sewa tanah. Sistem perpajakan ini dilandasi pada dalil bahwa semua tanah adalah

milik raja dan semua kepala desa dianggap sebagai penyewa tanah. Sistem perpajakan ini merupakan

modifikasi dari sistem perpajakan di India pada saat itu. Namun saat ini istilah pajak tanah lebih dikenal

dengan nama “Pajak Bumi dan Bangunan” yang dimuat dalam UU No 12 Tahun 1985 dan lebih lanjut

diatur dalam UU No 12 Tahun 2004.

Adapun pajak penghasilan yang mulai dikenal di Indonesia sebelum tahun 1920. Pada masa itu

sistem pajak ini diberlakukan dengan membedakan orang pribumi, orang asing Asia dan orang asing

Eropa. Tentu saja perbedaan dalam pajak tersebut menguntungkan orang asing terutama orang Eropa

dan sangat merugikan orang pribumi. Pajak Penghasilan di Indonesia diatur pertama kali dengan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan pada Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1983 Nomor 50. Selanjutnya berturut-turut peraturan ini diamandemen oleh UU Nomor 7 Tahun

3

Page 4: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

1991, UU Nomor 10 Tahun 1994, UU Nomor 17 Tahun 2000, dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008. Mulai Juli 2003 sampai Desember 2004, pemerintah menerapkan sistem pajak yang ditanggung

pemerintah yang diatur dalam s:Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 486/KMK.03/2003.

Yang terakhir adalah pajak perseroan. Pajak perseroan adalah pajak yang berkaitan dengan pajak

pendapatan atau penghasian. Pajak ini dilakukan pertama kali di Indonesia pada 1878 yang mencakup pada pajak

atas pendapatan atau laba denagn nama Patentrecht. Pajak ini hanya berlaku pada penduduk orang Eropa dan

orang yang disamakan dengan orang Eropa. Sistem pajak ini terus berkembang sehingga pajak ini kini dikenakan

bagi badan usaha.

Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara yang digunakan untuk

pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Oleh karena itu,

sektor pajak memegang peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan bangsa. Namun,

tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya Negara melakukan pemungutan pajak karena banyaknya

wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak merupakan suatu tantangan tersendiri.

Pemerintah telah memberikan kelonggaran dengan memberikan peringatan terlebih dahulu

melalui Surat Pemberitahuan Pajak (SPP). Akan tetapi, tetap saja banyak wajib pajak yang lalai

untuk membayar pajak bahkan tidak sedikit yang cenderung menghindari kewajiban tersebut.

Hal ini mendorong pemerintah menciptakan suatu mekanisme yang dapat memberikan

daya pemaksa bagi para wajib pajak yang tidak taat hukum. Salah satu mekanisme tersebut

adalah gijzeling atau lembaga paksa badan. Keberadaan lembaga ini masih kontroversial.

Beberapa kalangan beranggapan bahwa pemberlakuan lembaga paksa badan merupakan hal

yang berlebihan. Di lain pihak, muncul pula pendapat bahwa lembaga ini diperlukan untuk

memberikan efek jera yang potensial dalam menghadapi wajib pajak yang nakal.

Saat ini, penyelesaian permasalahan sengketa dibidang perpajakan telah memiliki

sarana dengan adanya Pengadilan Pajak. Sebelum Pengadilan Pajak berdiri, media yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah sengketa pajak adalah Majelis Pertimbangan Pajak

yang kemudian berkembang menjadi Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (BPSP). Hadirnya

Pengadilan Pajak menimbulkan kerancuan mengingat obyek sengketa pajak adalah Surat

4

Page 5: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

Ketetapan Pajak (SKP) yang masih merupakan lingkup obyek Peradilan Tata Usaha Negara

(PTUN

BAB II

PEMBAHASAN

Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak

Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor

Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi

Pengusaha Kena Pajak.

Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal

Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Pengusaha dan tempat kegiatan usaha

dilakukan,

Pengusaha badan berkewajiban melaporkan usahanya tersebut pada kantor Direktorat

Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Pengusaha dan tempat

kegiatan usaha dilakukan.

Dengan demikian, Pengusaha orang pribadi atau badan yang mempunyai tempat kegiatan

usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal Pajak wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak baik di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha maupun di kantor

Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.

Subyek Pajak

Subyek Pajak adalah orang yang dituju oleh UU untuk dikenakan pajak. Subyek pajak

berkenaan dengan penghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak. Subyek pajak meliputi

orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, badan dan bentuk usaha

tetap. Yang dimaksud dengan Bentuk Usaha Tetap (BUT atau dalam bahasa Inggris: permanent

5

Page 6: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

establishment) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak

bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan

puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan

tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di

Indonesia.

Suatu bentuk usaha tetap mengandung pengertian adanya suatu tempat usaha (place of

business) yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin dan

peralatan.Tempat usaha tersebut bersifat Permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha

atau melakukan kegiatan dari Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak

didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

Pengertian bentuk usaha tetap mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen

yang kedudukannya tidak bebas yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan

yang tidak bertempat tinggal atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia. Orang pribadi yang

tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia tidak dapat dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di Indonesia apabila orang

pribadi atau badan dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia

menggunakan agen, broker atau Perantara yang mempunyai kedudukan bebas, asalkan agen

atau perantara tersebut dalam kenyataannya bertindak sepenuhnya dalam rangka menjalankan

perusahaannya sendiri.

Perusahaan Asuransi yang didirikan dan bertempat kedudukan di luar Indonesia

dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di Indonesia apabila perusahaan asuransi tersebut

menerima pembayaran Premi Asuransi di Indonesia atau menanggung risiko di Indonesia

melalui pegawai, perwakilan atau agennya di Indonesia. Menanggung risiko di Indonesia tidak

berarti bahwa peristiwa yang mengakibatkan risiko tersebut terjadi di Indonesia. Yang perlu

diperhatikan adalah bahwa pihak tertanggung bertempat tinggal, berada atau bertempat

kedudukan di Indonesia. Menurut Undang-Undang Perpajakan Indonesia, bentuk usaha yang

dipergunakan oleh Subjek Pajak Luar Negeri untuk menjalankan usaha ataumelakukan kegiatan

di Indonesia, dapat dikatakan sebagai BUT yang dapat berupa: tempat kedudukan manajemen;

cabang perusahaan; kantor perwakilan; gedung kantor; pabrik; bengkel; pertambangan dan

6

Page 7: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

penggalian sumber alam; wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi

pertambangan; perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan; proyek

konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan; pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh

pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12

bulan; orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas; dan agen

atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia.

Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak:

1. Dipergunakan untuk mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak

2. melaksanakan hak dan kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

Atas Barang Mewah serta untuk

3. Pengawasan administrasi perpajakan.

Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak

melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenai sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 pasal 3 ayat 1

Pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP bagi Wajib Pajak dilakukan pada:

1. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Wajib Pajak

2. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang perpajakan

3. Tempat lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.

7

Page 8: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

Wajib Pajak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada:

1. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak

2. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang perpajakan.

Penghapusan NPWP

Hak wajib pajak yang lain adalah memohon penghapusan NPWP apabila sudah tidak

memenuhi syarat lagi sebagai wajib pajak. NPWP dihapuskan karena hal-hal sebagai

berikut:

1. Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah tidak memenuhi

persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan

2. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena

penghentian atau penggabungan usaha

3. wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat

perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

4. Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di

Indonesia.

Pengusaha Kena Pajak, sering disebut PKP adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan

Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya, tidak termasuk

8

Page 9: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali

Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Sedangkan Pengusaha dapat didefinisikan sebagai orang pribadi atau badan dalam bentuk

apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor

barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak

berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar

Daerah Pabean.

Singkatan PKP juga biasa dipakai untuk menyebut Penghasilan Kena Pajak dalam konteks Pajak

Penghasilan.

Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP serta Pelaporan dan Pengukuhan PKP

Wajib Pajak (WP) mengisi formulir pendaftaran dan menyampaikan secara langsung atau melalui pos ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP) setempat

dengan melampirkan :

1. Untuk WP Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas : KTP bagi penduduk

Indonesia atau paspor bagi orang asing;

2. Untuk WP Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: KTP bagi penduduk

Indonesia atau paspor bagi orang asing;

3. Untuk WP Badan :

a. Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT (Bentuk

Usaha Tetap);

b. KTP bagi penduduk Indonesia atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab;

c. NPWP pimpinan/penanggung jawab Badan.

4. Untuk Bendahara sebagai Pemungut/ Pemotong :

a. KTP bendahara;

9

Page 10: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

b. Surat penunjukan sebagai bendahara.

5. Untuk Joint Operation sebagai Wajib Pajak Pemotong/pemungut :

a. Perjanjian kerja sama sebagai joint operation;

b. NPWP masing-masing anggota joint operation;

c. KTP bagi penduduk Indonesia atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab Joint

Operation.

6. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin harus

melampirkan surat keterangan terdaftar Kantor Pusat/domisili/suami.

7. Untuk WP Orang pribadi dan WP Badan yang melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak, persyaratan tambahan yang diminta antara lain SIUP dan keterangan domisili

dari pengelola gedung/kelurahan. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ini harus melalui pembuktian

alamat dari WP tersebut.

Khusus Wanita kawin dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai sarana untuk

memenuhi hak dan kewajiban perpajakan atas namanya sendiri, dengan persyaratan sesuai dengan

kondisi dari wanita tersebut (butir 1 atau 2). Apabila permohonan ditandatangani orang lain harus

dilengkapi dengan surat kuasa khusus.

Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan

a.Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak

Badan, 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP sebelum melakukan penyerahan BKP dan atau JKP bagi yang

memenuhi ketentuan sebagai PKP.

b.Untuk Pengusaha Kecil

-Yang memilih sebagai PKP, wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai

PKP;

-Yang tidak memilih sebagai PKP tetapi peredaran bruto dalam satu tahun buku telah

melampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil, wajib melaporkan usahanya

untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya.

10

Page 11: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

c.Direktur Jenderal Pajak dapat mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan kepada

Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan usahanya.

Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak (WP), sepanjang menyangkut

pelanggaran ketentuan administrasi perpajakan dikenakan sanksi administrasi, sedangkan yang

menyangkut pelanggaran yang menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dikenakan sanksi

pidana.

Sanksi Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan

a. Setiap orang yang karena kealpaannya :

- tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT); atau

- menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang

isinya tidak benar,

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana kurungan

paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak

atau kurang dibayar.

b. Setiap orang yang dengan sengaja :

- tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan, atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP); atau

- tidak menyampaikan SPT; atau menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau

tidak lengkap; atau

- menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau

- memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah

benar; atau

- tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan

buku, catatan, atau dokumen lainnya; atau

11

Page 12: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

- tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian

pada pendapatan Negara, di pidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda

paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

c. Apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan, dikenakan pidana 2 (dua) kali lipat

dari ancaman pidana yang diatur sebagaimana butir b.

d. Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau

menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP, atau menyampaikan SPT dan atau keterangan

yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau

melakukan kompensasi pajak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda

paling tinggi 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan oleh

Wajib Pajak.

Sanksi tindak pidana berlaku juga bagi wakil, kuasa, atau pegawai dari Wajib Pajak, yang menyuruh

melakukan, yang turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan tindak

pidana di bidang perpajakan.

Daluwarsa Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan Tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat dituntut

setelah lampau waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak, berakhirnya

Bagian Tahun Pajak, atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan. Delik Aduan Dan Sanksinya

Setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan, dilarang

mengungkapkan kerahasiaan WP yang menyangkut masalah perpajakan. Pelanggaran atas larangan

mengungkapkan kerahasiaan WP tersebut dapat diancam sanksi pidana sebagai berikut:

a. Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal kerahasiaan Wajib

Pajak, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.

4.000.000,00 (empat juta rupiah).

b. Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak

dipenuhinya kewajiban pejabat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda

paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Keterlibatan dan Sanksi bagi Pihak ketiga

- Setiap orang yang menurut ketentuan wajib memberikan keterangan atau bukti yang diminta tetapi

dengan sengaja tidak memberi keterangan atau bukti; atau memberi keterangan atau bukti yang tidak

12

Page 13: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

benar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

- Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana

perpajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Ketentuan ini berlaku juga bagi yang menyuruh melakukan , yang

menganjurkan atau membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.

Jenis-jenis Sanksi Pidana

Pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang mengatur tindak pidana di

bidang perpajakan hanya menyebutkan dua jenis pidana yaitu : (1) Pidana Penjara (karena

adanya tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja ); (2) Pidana kurungan ( karena adanya

tindak pidana yang dilakukan karena kealpaan ).

1). Pidana Penjara

a. Terhukum menjalani di gedung atau di rumah penjara

b. Batas maksimum hukuman penjara ialah seumur hidup

c. Pekerjaan yang harus dilakukan oleh para tahanan penjara biasanya lebih banyak dan

lebih berat

d. Kebebasan para tahanan penjara amat terbatas

e Dibagai atas kelas-kelas menurut kualitas dan kuantitas kejahatan dari yang tergolong

beratt sampai dengan yang teringan

f. Tidak dapat menjadi pengganti hukuman denda

2) Pidana Kurungan

a. Selain dipenjara negara, dalam kasus-kasus tertentu terhukum mungkin diizinkan

menjalaninya di rumah sendiri dengan pengawasan yang berwajib

b. Batas maksimum hukuman kurungan ialah 1 (satu) tahun

c.Pekerjaan yang harus dilakukan oleh para tahanan kurungan biasanya lebih sedikit

dan lebih ringan

d. Kebebasan para tahanan kurungan lebih banyak.

13

Page 14: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

e. Pada dasarnya tidak ada pembagian atas kelas-kelas

f. Dapat menjadi pengganti hukuman denda

SEBELUMNYA perlu didefinisikan bahwa pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa

pun, yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,

mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar

daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

Adapun yang dimaksud dengan PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak

dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun

1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000.

Berdasarkan PMK Nomor 20/PMK.03/2008 tertanggal 6 Februari 2008, wajib pajak dapat melaporkan

usahanya ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha wajib pajak

atau ke Kantor Pelayanan Pajak tertentu, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Sedangkan Surat Pengukuhan PKP diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak, berisikan identitas dan

kewajiban perpajakan PKP.

PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK Dalam pasal 2 ayat (2) UU KUP disebutkan seperti berikut ini.

“setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang Pajak

Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat

Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan

tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.” Pengusaha Kena

Pajak Terdaftar adalah pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang telah

tercatat dalam tata usaha Kantor Pelayanan Pajak dan telah diberikan Surat Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak.

Fungsi-fungsi NPPKP adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui identitaspengusaha kena pajak yang sebenarnya.

2. Untuk melaksanakan hak dankewajiban di pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas

barang mewah.

14

Page 15: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

3. Untuk pengawasan terhadapadministrasi perpajakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) Nomor 20/PMK.03/2008 tertanggal 6 Februari 2008, yang wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP adalah:

- Wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan

bebas. Paling lama 1 (satu) bulan setelah usaha dimulai dan memenuhi ketentuan, wajib melaporkan

usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP sebelum melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau

Jasa Kena Pajak.

- Pengusaha kecil yang memilih sebagai PKP.

- Pengusaha kecil yang tidak memilih sebagai PKP, tetapi sampai dengan suatu bulan dalam suatu tahun

buku jumlah nilai peredaran bruto atas penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak telah

melampaui batasan yang ditentukan sebagai pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP paling lama akhir bulan berikutnya. Pada tahun 2012 sekarang, tepatnya

Februari hingga Agustus lalu, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) meregistrasi ulang PKP secara nasional.

Tujuannya, untuk penertiban admistrasi, pengawasan, dan menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan

objektif PKP. Registrasi ulang dilakukan secara administrasi dan verifikasi lapangan. Aturan yang

mewajibkan seluruh PKP mendaftar ulang termuat dalam PER-05/ PJ/2012 tertanggal 3 Februari 2012.

Registrasi ini cukup penting, karena PKP wajib memungut PPN per tahunnya.

Berdasarkan data DJP, dari sekitar 700 ribu PKP baru 290 ribu PKP, atau sekitar 42 persen, yang

menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Karena itu, para

pengusaha diminta untuk melakukan daftar ulang, sebagai sarana mendapatkan data dan penerimaan

pajak dalam jumlah yang bisa diukur.

Berikut persyaratan supaya bisa dikukuhkan menjadi PKP:

- Fotokopi KTP dan KK penanggung jawab.

- Fotokopi Akta Notaris (untuk badan usaha).

- Fotokopi PBB /surat kontrak.

- Fotokopi surat keterangan domisili.

- Fotokopi NPWP.

15

Page 16: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

KESIMPULAN

Sudah dijelaskan bahwa fungsi pajak adalah untuk membiayai pengeluaran umum Negara. Namun

realita terbesarnya, kegunaan pajak di Indonesia adalah untuk membayar cicilan hutang. Hampir setiap

tahun persen penggunaan uang pajak sebagai cicilan hutang cukup besar. Jadi, kemauan masyarakat

untuk membayar pajak akan membantu Negara ini terbebas dari hutang Meski ada kasus

penyelewengan yang terjadi, tentunya tidak semua para petugas pajak melakukan perbuatan haram

tersebut. Hanya orang yang tidak sayang dengan Negara ini yang mau memakan harta yang digunakan

untu membayar utang. Dari pengertian pajak dan kegunaannya, dapat dipahami bahwa pajak memiliki

potensi yang kuat untuk bisa membayar hutang. Jika Anda orang bijak tentu Anda siap membayar pajak.

16

Page 17: Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak

DAFTAR PUSTAKA

http://nasional.kompas.com

Soemitro, Rochmat, 1998, Asas dan Perpajakan, Bandung: Refika Aditama

Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi Offset.

Munawir, HS. 2000, Dasar-Dasar Perpajakan, Yogyakarta: Liberty.

17