analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak ...eprints.ums.ac.id/63041/1/naskah...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015
(Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Disusun Oleh
NADYA PRACIASTUTI
B300140250
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015
(Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II)
ABSTRAK
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan
jasa di dalam daerah pabean. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak pertambahan nilai di Jawa Tengah
tahun 2011-2015. Variabel independen yang digunakan ada tiga yaitu
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan adalah analisis
regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara cross section
variabel jumlah pengusaha kena pajak memiliki pengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai sedangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.
Secara time series variabel pertumbuhan ekonomi dan jumlah pengusaha kena
pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai
sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak
pertambahan nilai. Hasil uji secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak secara simultan
atau bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di
Provinsi Jawa Tengah.
Kata Kunci: Inflasi, Jumlah Pengusaha Kena Pajak, Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai, Pertumbuhan Ekonomi.
ABSTRACT
Value added tax is a tax imposed on the consumption of goods and services within
the customs area. This study aims to determine the factors that affect the income
tax revenue in Central Java in 2011-2015. There are three independent variables
used in this study, they are economic growth, inflation, and the number of taxable
entrepreneurs. This study uses secondary data and the analysis method used is
panel data regression analysis. The results showed that the cross section variable
of taxable entrepreneurs have a significant influence on value added tax revenues
while economic growth and inflation did not significantly affect the value added
tax. In time series the variable of economic growth and the number of taxable
entrepreneurs had a significant effect on value added tax revenue while inflation
had no significant effect on the acceptance of value added tax. Simultaneous test
results (Test F) showed that economic growth, inflation, and the number of
taxable entrepreneurs simultaneously or collectively affect the acceptance of
value added taxes in Central Java province.
Keywords: Inflastion, Number of Taxable Entrepreneurs, Value Added Tax
Revenue, Economic Growth.
2
1. PENDAHULUAN
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan
berkesinambungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
materiil maupun spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak
memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan (Waluyo, 2005). Salah satu
usaha mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan
yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak
(Trisnayanti dan Jati, 2015). Pajak merupakan pendapatan Negara yang cukup
potensial untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional. Menurut P.J.A
Adriani (dalam Sukardji, 2002) pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Salah satu pajak yang berpengaruh terhadap pendapatan suatu Negara adalah
Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai mulai diperkenalkan di
Indonesia sejak April 1985 untuk menggantikan Pajak Penjualan (PPn). Pajak
Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang kena pajak
atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean. Orang pribadi, perusahaan, maupun
pemerintah yang mengkonsumsi barang kena pajak atau jasa kena pajak
dikenakan PPN (Sutedi, 2011). Hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup
rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang atas penyerahannya terutang
pajak pertambahan nilai, dengan kata lain semua transaksi atau penyerahan barang
kena pajak atau jasa kena pajak pada prinsipnya terutang pajak pertambahan nilai.
Oleh karena itu pajak pertambahan nilai dikenakan setiap orang di dalam daerah
pabean yang mengkonsumsi barang kena pajak dan atau jasa kena pajak yang
menjadi objek pemungutan pajak pertambahan nilai, meskipun belum mempunyai
nomor pokok wajib pajak (Lubis, 2016).
Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia juga mempunyai peran
dalam memberikan sumbangan di penerimaan pajak Negara salah satunya sektor
3
penerimaan pajak, terutama dari pajak pertambahan nilai. Hal ini dapat dilihat
pada Grafik 1
Grafik 1
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011-2015
Sumber: Kanwil DJP Jawa Tengah II
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, penulis tertarik
untuk meneliti tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan
pajak pertambahan nilai dalam skripsi berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 (Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah II)”.
2. METODE
2.1. JENIS DAN SUMBER DATA
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan tipe data panel. Data
panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan silang (cross
section). Sumber data dalam objek penelitian diperoleh dari badan pusat statistik
(BPS) Jawa Tengah dan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II.
1,074,788,742,338
1,500,841,346,849
1,696,344,282,391
2,188,392,105,633
3,021,986,488,697
0
500,000,000,000
1,000,000,000,000
1,500,000,000,000
2,000,000,000,000
2,500,000,000,000
3,000,000,000,000
3,500,000,000,000
2011 2012 2013 2014 2015
PENERIMAAN PPN
PENERIMAANPPN
4
2.2. METODE ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel. Data panel
merupakan gabungan data deret waktu (time series) dengan cross section. Dengan
kata lain, data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang
diobservasi berulang pada unit objek yang sama pada waktu yang berbeda.
Dengan demikian, akan diperoleh gambaran tentang perilaku beberapa objek
tersebut selama beberapa periode waktu (Tarigan, 2005).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak
pertambahan nilai di provinsi Jawa Tengah, sedangkan variabel independen terdiri
dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah pengusaha kena pajak di Jawa Tengah
tahun 2011-2015
Secara umum, formula dari model regresi panel adalah sebagai berikut:
Keterangan:
i = 1, 2, ...., N
t = 1, 2, ...., T
Y = Variabel terikat
α = Koefisien intersep
β = Menunjukkan arah dan pengaruh masing-masing
X = Variabel bebas
N = Banyaknya observasi
T = Banyaknya waktu
µ = Faktor gangguan atau tidak dapat diamati
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah
pengusaha kena pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2011-2015 digunakan analisis regresi data panel dengan
model sebagai berikut:
Log(PPN)it = α + β1PEit + β2INFit + β3Log(PKP)it+ μit
5
Keterangan:
Log = Logaritma
PPN = Penerimaan pajak pertambahan nilai kabupaten/kota di Jawa
Tengah
PE = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah
PKP = Jumlah pengusaha kena pajak kabupaten/kota di Jawa Tengah
α = Intersep
β1,β2,β3 = Koefisien regresi variabel bebas
i = Data cross section kabupaten/kota di Jawa Tengah
t = Data time series, tahun 2011-2015
μit = Komponen error di waktu t untuk unit cross section
Hasil estimasi regresi data panel dengan pendekatan Pooled Ordinary
Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model
(REM) dapatdilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2
Hasil Regresi Data Panel Cross Section
Variabel Koefisien Regresi
PLS FEM REM
C 21.16102 22.57051 21.90044
PE 0.124375 -0.029894 0.030060
INF 0.007965 0.008155 0.009782
PKP 0.847153 0.697168 0.784806
R2 0.507741 0.779184 0.347642
Adj. R2 0.489509 0.714637 0.323480
F-statistik 27.84917 12.07169 14.38830
Prob. F-statistik 0.000000 0.000000 0.000000
Sumber: BPS, diolah.
Tabel 3
Hasil Regresi Data Panel Time Series
Variabel Koefisien Regresi
PLS FEM REM
C 21.16102 21.50080 21.16102
PE 0.124375 0.141101 0.124375
INF 0.007965 -0.021650 0.007965
PKP 0.847153 0.775792 0.847153
6
R2 0.507741 0.633580 0.507741
Adj. R2 0.489509 0.600269 0.489509
F-statistik 27.84917 19.02018 27.84917
Prob. F-statistik 0.000000 0.000000 0.000000
Sumber: BPS, diolah.
3.1 UJI PEMILIHAN MODEL DATA PANEL
3.1.1 CROSS SECTION
Berdasarkan hasil pengujian melalui Uji Chow nilai p-value atau
probabilitas F test sebesar 0.0000 < 0.10 dan Chi-Square sebesar 0.0000 <
0.10, H0 ditolak maka model mengikuti Fixed Effect Method. Sedangkan
berdasarkan Uji Hausman nilai p-value atau probabilitas dari chi-Square
statistic atau cross section random sebesar 0.1063 > 0.10, H0 diterima maka
model mengikuti Random Effect Method. Dari Uji pemilihan model tersebut
maka terpilihlah model Random Effect Method (REM) untuk Cross Section.
3.1.2 TIME SERIES
Berdasarkan hasil pengujian melalui Uji Chow nilai p-value atau
probabilitas F test sebesar 0.0001 < 0.01 dan Chi-Square sebesar 0.0000 <
0.01, H0 ditolak maka model mengikuti Fixed Effect Method (FEM).
Sedangkan berdasarkan Uji Hausman nilai p-value atau probabilitas dari
chi-Square statistic atau cross section random sebesar 0.0000 < 0.01, H0
ditolak maka model mengikuti Fixed Effect Method. Dari Uji pemilihan
model tersebut maka terpilihlah model Fixed Effect Method (FEM) untuk
Time Series.
3.2 UJI KEBAIKAN MODEL TERPILIH
3.2.1 CROSS SECTION
Dari hasil estimasi, nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0.01, H0
ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel pertumbuhan ekonomi
(PE), inflasi (INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) yang terdapat
dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai. Sedangkan untuk koefisien
7
determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik terpilih. Hasil
estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.347642, artinya 34,76% variasi
variabel penerimaan pajak pertambahan nilai dapat dijelaskan oleh variasi
variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak.
Sedangkan sisanya 65,24% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak
disertakan dalam model.
3.2.2 TIME SERIES
Dari hasil estimasi di atas, nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 <
0.01, H0ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel pertumbuhan
ekonomi (PE), inflasi (INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) yang
terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai. Sedangkan
untuk koefisien determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik
terpilih. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.633580, artinya
63,35% variasi variabel penerimaan pajak pertambahan nilai dapat
dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah
pengusaha kena pajak. Sedangkan sisanya 36,65% dijelaskan oleh variasi
variabel lain yang tidak disertakan dalam model.
3.3 UJI VALIDITAS PENGARUH MODEL TERPILIH
3.3.1 CROSS SECTION (REM)
Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) variabel yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di provinsi Jawa
Tengah tahun 2011-2015 adalah jumlah pengusaha kena pajak (PKP),
sedangkan pertumbuhan ekonomi (PE) dan inflasi (INF) tidak memiliki
pengaruh signifikan.
3.3.2 TIME SERIES (FEM)
Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) variabel yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di provinsi Jawa
Tengah tahun 2011-2015 adalah pertumbuhan ekonomi (PE) dan jumlah
8
pengusaha kena pajak (PKP), sedangkan inflasi (INF) tidak memiliki
pengaruh signifikan.
3.4 INTEPRETASI PENGARUH VARIABEL INDEPENDEN MODEL
TERPILIH
3.4.1 CROSS SECTION (REM)
Jumlah pengusaha kena pajak (PKP)
Variabel jumlah pengusaha kena pajak (PKP) berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Provinsi Jawa Tengah dengan
koefisien regresi sebesar 0.784806. Artinya apabila variabel jumlah
pengusaha kena pajak naik sebesar satu persen maka penerimaan pajak
pertambahan nilai naik sebesar 0.784806 persen.
3.4.2 TIME SERIES (FEM)
Pertumbuhan Ekonomi (PE)
Variabel pertumbuhan ekonomi (PE) berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Provinsi Jawa Tengah dengan
koefisien regresi sebesar 0.141101. Artinya apabila variabel pertumbuhan
ekonomi naik sebesar satu persen maka penerimaan pajak pertambahan nilai
naik sebesar 0.141101 persen.
Jumlah pengusaha kena pajak (PKP)
Variabel jumlah pengusaha kena pajak (PKP) berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Provinsi Jawa Tengah dengan
koefisien regresi sebesar 0.775792. Artinya apabila variabel jumlah
pengusaha kena pajak naik sebesar satu persen maka penerimaan pajak
pertambahan nilai naik sebesar 0.775792 persen
4 PENUTUP
4 .1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
9
1) Berdasarkan hasil estimasi data panel (cross section) terpilih model yang
terbaik yaitu Random Effect Method. Sedangkan hasil estimasi data panel
(time series) terpilih model yang terbaik yaitu Fixed Effect Method.
2) Berdasarkan Uji Kebaikan Model baik secara cross section maupun time
series variabel pertumbuhan ekonomi (PE), inflasi (INF), jumlah pengusaha
kena pajak (PKP) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan
atau bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan
nilai di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015.
3) Nilai koefisien determinasi (R2) berdasarkan cross section sebesar
0.347642, artinya 34,76% variasi variabel penerimaan pajak pertambahan
nilai (PPN) dapat dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan ekonomi
(PE), inflasi (INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP). Sedangkan
berdasarkan time series nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.633580,
artinya 63,35% variasi variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN)
dapat dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan ekonomi (PE), inflasi
(INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP).
4) Uji Validitas Pengaruh (Uji t) secara cross section menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi (PE) memiliki pengaruh positif tidak signifikan
terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai, inflasi (INF) memiliki
pengaruh positif tidak signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan
nilai, dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai. Sedangkan Uji
Validitas Pengaruh (Uji t) secara time series menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi (PE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai, inflasi (INF) memiliki pengaruh
negatif tidak signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai, dan
jumlah pengusaha kena pajak (PKP) memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.
5) Berdasarkan perhitungan konstanta wilayah yang memiliki penerimaan
pajak pertambahan nilai tertinggi adalah Kabupaten Karanganyar, Kota
10
Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan tahun dengan penerimaan
pajak pertambahan nilai tertinggi adalah tahun 2015, 2014, dan tahun 2013.
4 .2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disampaikan adalah:
1) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah diharapkan mengeluarkan
kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan
inflasi agar tidak terjadi kenaikan inflasi yang tinggi dengan cara
menambah hasil produksi dan tidak mengimpor barang dari Negara
yang sedang mengalami inflasi.
2) Bagi Direktorat Jenderal Pajak diharapkan memaksimalkan kegiatan
untuk menambah jumlah pengusaha yang dikukuhkan menjadi
pengusaha kena pajak agar dapat memaksimalkan penerimaan pajak
pertambahan nilai. Apabila jumlah pengusaha kena pajak bertambah
akan menambah penerimaan pajak pertambahan nilai.
3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode
penelitian dan memperhatikan variabel ekonomi makro lainnya yang
memiliki peran terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.
Damayanti, et al. 2016. Pengaruh Tingkat Inflasi, Economic Growth, dan Tarif
Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Di Negara-Negara Asia (Studi pada
Word Bank Periode 2005-2014). Jurnal Perpajakan (JEJAK). Vol 9. No.
1.
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika-Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Badan Penerbit Diponegoro: Semarang.
Gujarati, Damodar. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Gunawan, Andri dan Sukartha. 2016. Pengaruh Persepsi Tax Amnesty,
Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi Kelembagaan Direktorat
Jenderal Pajak pada Penerimaan Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol 17 No.3, 2036-2060.
11
Handayani, Ni Putu Milan Novita dan Naniek Noviari. 2016. Pengaruh Persepsi
Manajeman atas Keunggulan Penerapan E-Billing dan E-Spt Pajak
Pertambahan Nilai pada Kepatuhan Perpajakan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol 15 No.2, 1001-1028.
Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan
Aplikasi. Bogor: PT Penerbit IPB Presss.
Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan (Teori, Masalah dan
Kebijakan). Yogyakarta: YKPN.
________________. 2007. Metode Kuantitatif Teori Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Lubis, Farida Khairani. 2016. Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat
Pemberitahuan Masa terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. ISSN 2089-8592.
Vol 5 No.2, 466-476.
Mardiasmo. 2001. Perpajakan. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Muibi, S.O and Olantunbosun O.S. 2013. Macroeconomic Determinants of Tax
Revenue in Nigeria (1970-2011). World Applied Sciences Journal 28 (1):
27-35.
Musgrave, Richard A dan Peggy B Musgrave. 1993. Keuangan Negara dalam
Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Olatunji, Olaoye Clement. 2016. Determinant of Value Added Tax, Interest Rate,
Inflation and Influence on Revenue Generation in Nigeria. International
Journal of Economic, Commerce and Manajement. Vol.4 No.10, 322-
338.
Prasetyo, P.Eko. 2011. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset
Yogyakarta.
Puspitha, Vilia dan Supadmi. 2018. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
pada Penerimaan PPN (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak se-
Bali). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol
22 No.2, 1530-1556.
Renata, et al. 2016. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Pengusaha
Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi pada
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I). Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 9
No. 1 2016.
12
Soebagiyo, Daryono. 2016. Perekonomian Indonesia (Perkembangan Beberapa
Indikator Ekonomi dan Kajian Empiris). Surakarta: CV.Jasmine.
Sukardji, Untung. 2002. Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Supit, et al. 2014. Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap
Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi
Manado. ISSN 2303-1174.
Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika.
Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:
Amminudin dan Drs. Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Trisnayanti, Ivon dan Jati. 2015. Pengaruh Self Assessment System, Pemerikasaan
Pajak dan Penagihan Pajak pada Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol
13 No.1, 292-310.
Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
______. 2005. Perpajakan Indonesia. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
Wijaya, Arta. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi
Regional terhadap PPN DN di Bali. Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana: Bali.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Velaj, Entela and Prendi, Liambi. 2014. Tax Revenue-The Determinant Factors-
The Case of Albania. European Scientific Journal. Vol 1(1), 521-548.
13
Zheng, Kanghua, Shan Li, Qian Li. 2013. The Impact of Economic Growth and
Tax Reform on Tax Revenue and Structure. Journal Modern Economy.
Vol 2(4), 839-851.
Https://jateng.bps.go.id/. Ditelusuri pada 24 Januari 2018.
Https://pajak.go.id/. Ditelusuri pada 24 Januari 2018.