analisis faktor – faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak...

27
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan Di Kota Tangerang Selatan SKRIPSI Oleh Margareth Ros Pratama 1200977941 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012

Upload: trinhkien

Post on 23-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan Di Kota

Tangerang Selatan

SKRIPSI

Oleh

Margareth Ros Pratama

1200977941

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2012

Page 2: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan Di Kota

Tangerang Selatan

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana pada

Fakultas Ekonomi dan Komunikasi

Jurusan Akuntansi dan Keuangan

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh

Margareth Ros Pratama

1200977941

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2012

Page 3: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan Di Kota

Tangerang Selatan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah tingkat pendidikan wajib pajak orang pribadi, pemahaman peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi , apakah pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mendorong kesadaran wajib pajak orang pribadi tersebut dalam kepatuhan kewajiban perpajakan di Kota Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Simple random sampling dalam pengumpulan sampelnya. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik dan dalam bentuk teks yang dikemukakan dalam kesimpulan. Uji Statistik dalam penelitian ini meliputi Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji t, dan Uji f. Hasil dari penelitian ini bahwa tingkat pendidikan dan pelayanan kantor pelayanan pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi sedangkan pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib . Karena pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib hendaknya kantor pelayanan pajak memberikan sosialisasi peraturan-peraturan pajak kepada wajib pajak orang pribadi.

Kata kunci : tingkat pendidikan wajib pajak orang pribadi, pemahaman peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi , pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP)

Page 4: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia menganut 3 sistem pemungutan pajak yaitu oficial assessment system,

witholding system, dan self assessment system. Oficial assessment system merupakan

pemungutan pajak yang dalam membayar pajak terutang di tetapkan oleh fiskus. Sedangkan

witholding system merupakan pemungutan pajak yang dalam menghitung , membayar, dan

melapor pajak terutang dilakukan oleh pihak ke 3 misalnya perusahaan atau pemberi kerja. Dan

yang terakhir self assessment system merupakan pemungutan pajak yang dilakukan dengan cara

wajib pajak sendiri yang menghitung, membayar, dan melapor pajak terutang. Dari ke tiga sistem

pemungutan pajak tersebut, setiap sistem mempunyai kelebihan, kekurangan ataupun ciri masing

– masing.Dari ke tiga sistem tersebut , self assessment system merupakan salah satu sistem

pemungutan pajak yang unik karena besarnya pajak terutang di hitung sendiri oleh wajib pajak.

self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang yang dengan ciri – ciri sebagai

berikut :

- Wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri.

- Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang

terutang

- Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

Page 5: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Self assessment system dapat berjalan dengan baik tanpa adanya halangan jika setiap wajib pajak

mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang pentingnya pajak. Dalam self assessment system

wajib pajak harus menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri jumlah pajak terutang. Dalam

hal ini self assessment system membuat setiap wajib pajak secara ikhlas, sukarela, dan terbuka

untuk menghitung dan membayar jumlah pajak secara benar seuai dengan kondisi yang riil

karena dengan menggunakan sistem pemungutan pajak tersebut dapat memberikan kesempatan

yang besar kepada setiap wajib pajak untuk melakukan penggelapan, kecurangan dan

kebohongan dalam menghitung dan melaporkan besarnya jumlah pajak terutang. Adanya setiap

wajib pajak yang patuh maka penerimaan negara menjadi lancar guna membiayai pengeluaran

negara.

Wajib pajak yang terdapat dalam Kota Tangerang Selatan terdaftar di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Kota Tangerang Selatan di resmikan tanggal 26 November

2008 dengan luas 147,19 km2. Penulis memilih Kantor Pelayanan Pajak Serpong karena penulis

ingin mengetahui faktor – faktor apa saja yang mendorong kesadaran wajib pajak orang pribadi

terhadap kepatuhan dalam membayar pajak penghasilan dengan self assessment system karena

Kota Tangerang Selatan sendiri di resmikan baru beberapa tahun kebelakang. Bisa di katakan

kota Tangerang Selatan baru seusia balita.

Berdasarkan uraian keadaan yang telah dijelaskan diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang ditulis dalam bentuk tugas akhir skripsi yang di beri judul “Analisis

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap

Kepatuhan Kewajiban Perpajakan Di Kota Tangerang Selatan”

Page 6: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

I.2Tujuan penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh

tingkat pendidikan, pemahaman yang di miliki oleh wajib pajak tentang peraturan perpajakan,

dan pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Page 7: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II.1.1. Definisi pajak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN memberikan definisi pajak sebagai

berikut : “ kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Sementara itu, Mardiasmo (2006:1) memberikan definisi pajak sebagai berikut : “Pajak adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan

tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Dari 2 definisi diatas dapat ditarik kesimpulan :

1. Pajak dibayarkan oleh orang pribadi atau badan

2. Bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang

3. Tidak mendapatkan imbalan secara langsung

4. Digunakan untuk kemakmuran rakyat

Lembaga pemerintah yang membantu mengurusi kewajiban kewajiban wajib pajak di Indonesia

adalah Direktorat Jendral Pajak ( DJP ) yang berada dibawah Kementrian Keuangan Republik

Indonesia.

Page 8: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

II.1.2. Fungsi pajak

pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

A. Fungsi mengatur (regulerend)

Dalam mengatur pertumbuhan ekonomi pemerintah bisa menggunakan kebijaksanaan

pajak sebagai alat untuk mencapai pertumbuhan tersebut. Misalnya untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi negara yang dilakukan melalui perusahaan – perusahaan yang ada

di Indonesia, pemerintah dapat meringankan pajak yang rendah bagi seseorang yang

ingin berinvestasi.

B. Fungsi anggaran ( budgetair )

Suatu negara pasti mempunyai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut pastinya

memerlukan dana yang besar untuk menjalankan tugas rutin negara, membiayai

pengeluaran negara, membiayai pembangunan. Dana ini diperoleh dari penerimaan pajak

yang dibayarkan oleh warga negara dari negara tersebut.

C. Fungsi redistribusi pendapatan

Fungsi ini lebih menekankan pada unsur pemerataan pada masyarakat. Dana yang didapat

negara digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum termasuk untuk

membiayai pembangunan yang dapat membuka kesempatan kerja. Dengan terciptanya

kesempatan kerja dapat meningkatkan pendapatan warga negara.

D. Fungsi stabilitas

Stabilitas dalam negeri dapat dikendalikan melalui pajak. Jika negara sedang mengalami

inflasi, pemerintah dapat menaikkan pajak untuk mengurangi kelebihan permintaan

dalam masyarakat dan mengurangi peredaran uang.

Page 9: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

II.1.3. Tata Cara Pemungutan Pajak

A. Stelsel Anggapan

Dalam stelsel anggapan, Pajak yang dikenakan didasarkan pada suatu anggapan yang

diatur oleh Undang-Undang. Penghasilan dalam satu tahun dianggap sama dengan tahun

sebelumnya. Besarnya pajak terutang untuk tahun berjalan sudah dapat ditentukan diawal

tahun.

B. Stelsel Campuran

Dalam Stelsel campuran merupakan kombinasi antara stelsel anggapan dan stelsel nyata.

Besarnya pajak pada awal tahun ditentukan berdasarkan suatu anggapan dan pada akhir

tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

C. Stelsel Nyata

Dalam stelsel nyata, pajak yang dikenakan didasarkan pada objek (penghasilan) yang

nyata. Setalah penghasilan sesungguhnya diketahui pemungutan pajak baru dapat

dilakukan. Pemungutan pajak ini dilakukan pada akhir tahun.

II.1.4. Sistem Pemungutan Pajak

A. Official Assessment System

Dalam official assessment system, pemerintah ( fiskus ) mempunyai wewenang dan

berperan aktif dalam penghitungan dan penetapan besarnya pajak terutang.

B. Self Asessment System

Dalam self assessment system besarnya pajak terutang dihitungan, disetor, dan dilapokan

oleh wajib pajak. Pemerintah ( fiskus ) hanya sebagai pengawas apakah surat

pemberitahuan ( SPT ) sudah diisi dengan lengkap dan benar.

Page 10: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

C. Witholding Assessment System

Dalam witholding assessment system yang melakukan penghitungan, penetapan,

penyetoran, dan pelaporan dilakukan oleh pihak ke tiga selain pemerintah ( fiskus ) dan

wajib pajak bersangkutan.

II.1.5. Tarif Pajak Orang Pribadi

Tabel 2.1

Tabel lapisan penghasilan kena pajak

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 5%

Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 250.000.000,- 15%

Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,- 25%

Diatas Rp. 500.000.000,- 30%

Sumber : Undang-Undang No. 36 tahun 2008

II.1.6 Teori Kesadaran

Kesadaran yang dimiliki manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri

sesuai dengan yang diyakininya. Kesadaran menunjukkan bagaimana cara kita bertindak untuk

menyikapi realita yang ada.

Menurut Sigmund Freud “Bahwa kehidupan individu terdiri dari 2 bagian, yaitu alam sadar dan

alam tidak sadar. Alam sadar merupakan bagian terbesar dari individu sedangkan alam tidak

sadar hanya bagian terkecil aja dari individu.”

Page 11: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Teori kesadaran Carl Gustav Jung. Menurutnya Kesadaran terdiri dari 3 sistem yang saling

berhubungan yaitu kesadaran atau biasa disebut ego, ketidasadaran pribadi (personal

unconsciousness) dan ketidaksadaran kolektif (collective unconscious).

- Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-

perasaan sadar. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.

- Personal Unconscious

Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari

pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan

cara repression atau suppression.

- Collective Unconscious

Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang

yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi

juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious

terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran

universal yang diturunkan dari generasi ke generasi.

II.1.7 Fungsi kesadaran (Shallice)

- Dapat digunakan dalam membuat keputusan.

- Dapat digunakan dalam mengendalikan, merencanakan,memulai dan mengarahkan

tindakan.

- Dapat digunakan dalam pemantauan perilaku.

- Memungkinkan terhadap penyesuaian perilaku.

Page 12: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

II.1.8 Kepatuhan Pajak

Dengan adanya kepatuhan maka secara tidak langsung penerimaan pajak akan berjalan dengan

lancer karena kepatuahn wajib pajak telah menunjukan bahwa wajib pajak telah melaksanakan

kewajiban perpajakannya dengan baik.

Kepatuhan wajib pajak yaitu kepatuhan perpajakan yang didefinisikan sebagai suatu keadaan

dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya.

II.1.9. Jenis Kepatuhan Wajib Pajak

A. Kepatuhan Formal

Kepatuhan formal adalah keadaan dimana wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakanya sesuai dengan ketentuan dalam undang – undang perpajakan yang sedang

berlaku.Kepatuhan formal dapat dilihat apabila wajib pajak telah melaporkan SPT

sebelum batas waktu berakhir.

B. Kepatuhan Material

Kepatuhan material adalah keadaan dimana waib pajak memenuhi ketentuan material

perpajakan yang sesuai dengan isi undang – undang perpajakan. Kepatuhan material

dapat di lihat apabila wajib pajak telah mengisi SPT dengan jujur, benar, lengkap dan

melaporkannya ke KPP setempat sebelum batas waktu berakhir.

Page 13: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

II.1.10. Pengertian Wajib Pajak Patuh

Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai

Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan

kelebihan pembayaran pajak.

Setiap tahun pada akhir bulan Januari dilakukan penetapan Wajib Pajak Patuh. Fasilitas

pelayanan sebagai Wajib Pajak Patuh baru dapat diberikan setelah Wajib Pajak ditetapkan

sebagai Wajib Pajak Patuh. Penetapan WP Patuh berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.

II.1.11.Syarat Wajib Pajak Patuh

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunnan dalam 2 (dua) tahun

terakhir;

2. Dalam tahun terakhir, penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga)

masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;

3. SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah disampaikan tidak

lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa masa pajak berikutnya;

4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak :

o Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran

pajak;

o Tidak termasuk tunggakan pajak Sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk

2 (dua) masa pajak terakhir; dan

5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

Page 14: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

6. Dalam hal laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau

dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak

mempengaruhi laba rugi fiskal.

o Dalam 2 (dua) tahun pajak terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28 Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007; dan

o Apabila dalam dua tahun terakhir terhadap Wajib Pajak pernah dilakukan

pemeriksaan pajak, maka koreksi fiskal untuk setiap jenis pajak yang terutang

tidak lebih dari 10 % (sepuluh persen).

II.1.12 Keuntungan Wajib Pajak Patuh

Wajib Pajak Patuh berhak mendapatkan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak untuk jenis

pajak :

1. Untuk PPh paling lambat 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima

2. Untuk PPN paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima

Page 15: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

II.1.13. Hambatan pemungutan pajak

Hambatan pemungutan pajak di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. perlawanan pasif terhadap pajak

perlawanan pasif adalah perlawanan karena adanya keadaan di sekitar wajib pajak

itu sendiri. Perlawanan pasif berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi

masyarakat di suatu negara.

a. Struktur ekonomi

b. Perkembangan intelektual dan moral penduduk

c. Cara hidup masyarakat di suatu negara

d. Teknik pemungutan pajak itu sendiri

2. Perlawanan aktif terhadap pajak

Perlawanan aktif adalah perlawanan yang berasal dari wajib pajak itu sendiri.

Perlawanan aktif dapat dilakukan melalui cara berikut :

a. Penghindaran Pajak ( Tax Avoidance )

Tax avoidance merupakan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak dalam

rangka upaya penghindaran pajak atau upaya efisiensi beban pajak yang

dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan perundang – undangan yang

berlaku. Tax avoidance ini memanfaatkan suatu celah dari suatu peraturan

perundang – undangan dalam hal memenuhi kewajiban perpajakan.

b. Pengelakan pajak ( Tax Evasion )

Tax evasion merupakan usaha penghindaran pajak yang dilakukan secara

ilegal atau melanggar ketentuan perundang – undangan dengan cara tidak

Page 16: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

melaporkan penjualan atau penghasilan yang sebenarnya atau juga dengan

memperbesar biaya yang terjadi.

c. Melalaikan pajak

Perlawanan pajak yang di lakukan oleh wajib pajak untuk menolak

membayar pajak dan menolak untuk memenuhi kewajiban perpajakan

yang lainnya.

II.1.14 Kaitan Wajib Pajak Patuh terhadap Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi

Jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan

penghindaran, pengelakan, penyelundupan, dan pelalaian pajak. Wajib Pajak akan patuh ( karena

tekanan), mereka berfikir adanya sanksi berat akibat tindakan ilegal dalam usahanya untuk

menyelundupkan pajak. Kepatuhan wajib pajak dihubungkan dengan pajak, maka kepatuhan

pajak dapat digambarkan sebagai derajat tingkat yang mana wajib pajak mematuhi atau gagal

untuk mematuhi ketentuan peraturan pajak dinegaranya.

Page 17: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

BAB IV

HASIL PENGUJIAN

IV.2.1 Uji Validitas

Dasar pengambilan keputusan :

Suatu item dikatakan VALID jika Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar

daripada r tabel.

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel 4.6 semua pertanyaan untuk variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi

dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r

tabel.

IV.2.2 Uji Reliabilitas

Dasar pengambilan keputusan : Suatu kuesioner dikatakan RELIABLE jika nilai Cronbach's

Alpha > 0,60

Sumber: data diolah dengan SPSS 20.00

Kesimpulan : Dengan melihat tabel Reliability Statistics diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha

adalah 0,831 dengan jumlah item pertanyaan 19. Kuesioner yang dibuat reliable karena 0,831 >

0,60

Tabel 4.9

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .831 19

Page 18: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

IV.2.3 Uji Normalitas .

Dasar pengambilan keputusan :

1. Angka signifikansi uji Kolmogrof-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data berdistribusi

normal.

2. Angka signifikansi uji Kolmogrof-Smirnov Sig. < 0,05 menunjukkan data berdistribusi

tidak normal.

Page 19: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 270

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 5.19732708

Most Extreme Differences

Absolute .060

Positive .060

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .992

Asymp. Sig. (2-tailed) .278

Sumber: data diolah dengan SPSS 20.00

Kesimpulan :

Dengan melihat tabel Tabel 4.13 nilai sig sebesar 0.278 > 0.05 menunjukkan bahwa

data berdistribusi normal.

IV.2.4 Uji Heterokedatisitas

Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 maka tidak terjadi heterokedatisitas

2. Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 maka terjadi heterokedatisitas

Page 20: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Kesimpulan :

berdasarkan tabel diatas nilai VIF tingkat pendidikan 1.026 < 10 dan nilai tolerance tingkat

pendidikan 0.975 > 0.1, nilai VIF pemahaman peraturan pajak 1.080 < 10 dan nilai tolerance

pemahaman peraturan pajak 0.926 > 0.1, nilai VIF pelayanan kantor pelayanan pajak 1.079 <

10 dan nilai tolerance pelayanan kantor pelayanan pajak 0.927 > 0.1, maka disimpulkan tidak

terjadi multikolinieritas antar variabel independen.

Kesimpulan :

Dari tabel 4.11 diketahui nilai sig variabel tingkat pendidikan 0.032 < 0.05 maka

variabel tersebut terjadi heterokedatisitas, nilai sig variabel pemahaman peraturan

perpajakan 0.128 > 0.05 maka variabel tersebut tidak terjadi heterokedatisitas, dan

nilai sig variabel pelayanan kantor pelayanan pajak 0.31 > 0.05 maka variabel

tersebut tidak terjadi heterokedatisitas.

IV.2.5 Uji Multikolinearitas

Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0.1 maka dapat dikatakan tidak terjadi

gejala multikolinearitas diantara variabel bebas.

2. Jika nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0.1 maka dapat dikatakan terjadi

gejala multikolinearitas diantara variabel bebas.

Page 21: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

IV.2.6 Uji t

Dasar Pengambilan Keputusan :

1. Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 atau - t tabel < t hitung < t tabel maka variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 atau t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka

variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Kesimpulan :

1. Pada tabel diatas nilai Sig. tingkat pendidikan 0.609 > 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat pendidikan ( variabel independen ) tidak berpengaruh terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak orang pribadi ( variabel dependen ).

2. Pada tabel diatas nilai Sig. pemahaman peraturan perpajakan 0.000 > 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa pemahaman peraturan perpajakan ( variabel independen )

berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi ( variabel dependen ).

3. Pada tabel diatas nilai Sig. pelayanan kantor pelayanan pajak 0.510 > 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa pelayanan kantor pelayanan pajak ( variabel independen ) tidak

berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi ( variabel dependen ).

IV.2.7 Uji f

Dasar Pengambilan Keputusan :

1. Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 atau F hitung < F tabel maka variabel - variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 22: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

2. Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 atau F hitung > F tabel maka variabel - variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.14

ANOVA a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 790.323 3 263.441 9.644 .000b

Residual 7266.284 266 27.317

Total

8056.607 269

Page 23: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

a. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan

a. Predictors: (Constant), Pelayanan KPP, Tingkat Pendidikan, Pemahaman Peraturan Perpajakan

Sumber: data diolah dengan SPSS 20.00

Kesimpulan :

Pada tabel di atas nilai sig = 0.000 < 0.05, sehingga disimpulkan variabel-variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikant terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.15

Tingkat Kepatuhan

Tukey HSD

Tingkat Pendidikan N Subset for alpha = 0.05

1

D4 3 27.33

D1 12 28.17

D3 32 28.72

SMA 124 29.92

S1 91 29.96

D2 8 31.13

Sig. .629

Page 24: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

Grafik 1.1

Tingkat pendidikan terhadap kepatuhan wajib pajak

Kesimpulan :

Dari grafik diatas dapat disumpulkan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

Page 25: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Variabel tingkat pendidikan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Tidak ada

pengaruh antara tingkat pendidikan wajib pajak orang pribadi terhadap kepatuhan dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan.

Variabel pemahaman peraturan perpajakan disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ada

pengaruh pemahaman pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi

terhadap kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Variabel pelayanan kantor palayanan pajak disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Tidak ada pengaruh pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Page 26: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

DAFTAR PUSTAKA

Suandy, Erli (2002).Perencanaan Pajak.Jakarta:Salemba Empat.

Hia Sinta ,Tiodora (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.Thesis D3 yang dipublikasikan.Medan: Universitas Sumatera Utara

Ilyas,Wirawan & Waluyo (2003).Perpajakan Indonesia.Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo (2006).Perpajakan.Yogyakarta: Andi.

Marsyahrul, Tony (2005). Pengantar Perpajakan.Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Pratisto,Arif (2004).Cara mudah mengatasi masalah statistik dan rancangan

percobaan dengan SPSS 12.Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000

tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan.

Sarjono,Haryadi & Winda Julianita ( 2011 ). SPSS VS LISREL. Jakarta: Salemba

Empat.

Sarwono, Jonathan (2006).Metode penelitian kuantitatif &kualitatif.Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima: Bandung: Alfabeta.

Sugiono (2012).Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R &D.Bandung:

Alfabeta.

Sulaiman, Wahid (2002).Statistik non-parametrik contoh kasus dan pemecahannya

Dengan SPSS.Yogyakarta:Andi.

Susanti,Novi (2011).Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam

Page 27: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak …thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00545... · 2012-11-28 · Tabel lapisan penghasilan kena pajak Lapisan

pemenuhan Kewajiban PPH pemilik online shop disitus jejaring sosial facebook wilayah Jakarta Barat.Thesis S1 yang tidak dipublikasikan.Jakarta:Universitas Bina Nusantara.

GIRI AGUNG W ( 2011 ). Teori kesadaran Carl Gustav Jung for mengenal

tipe kepribadian dan kesadaran manusia. http://www.scribd.com/doc/53163069/22/Teori-kesadaran-Carl-Gustav-Jung. Diakses Agustus 2012.

Rida Dwi Astuti (2011). KESADARAN DAN TINGKATANNYA . http://reedha

dhori.blogspot.com/2011/11/kesadaran-dan-tingkatannya.html. Diakses Agustus 2012.

Pajak online.com. Wajib Pajak Patuh

II.http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=217. Diakses

Agustus 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA