nomor : kp 232 tahun 2014 -...

37
KFMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : KP 232 TAHUN 2014 TENTANG LALU L1JN a s£j?vrCJS; PROVIDER) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, bahwa dalam sub bagian 172.022> *™£~ J^* Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan PenerbanganSipi 1 Bagian^172 (CM Awation Safety Regulation Part 172) tenteng Penvelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (Air 3 fervice Provider) mengatur ketentuan lebih X -engenai penyelenggara pelayanan lalu hnte penerbangan diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal ; b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana "• dfmaksud pada huruf a, dipandang perhi -enetep^n Petuniuk Dan Tata Cara Bagian 172-01 [Advisory cLarPart 172-01) Mengenai ^^J^^ffSr Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (Certification Of Air Traffic Service Provider), dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara; -i- rsrurn N^rhun20^ r-s Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tetang Pembentukan Organisasi Kementenan Negara Sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tenteng Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementenan Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementenan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; Menimbang : a. Laptop sulis/sulis/AC CASK 172-01/ipril 2014

Upload: dinhthuy

Post on 15-Jul-2018

468 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

KFMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARANomor : KP 232 TAHUN 2014

TENTANG

LALU L1JN a s£j?vrCJS; PROVIDER)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

bahwa dalam sub bagian 172.022> *™£~ J^*Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2011 tentangPeraturan Keselamatan PenerbanganSipi1Bagian^172(CM Awation Safety Regulation Part 172) tentengPenvelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (Air3 fervice Provider) mengatur ketentuan lebihX -engenai penyelenggara pelayanan lalu hntepenerbangan diatur dengan Peraturan DirekturJenderal ;

b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana"• dfmaksud pada huruf a, dipandang perhi -enetep^n

Petuniuk Dan Tata Cara Bagian 172-01 [AdvisorycLarPart 172-01) Mengenai ^^J^^ffSrPelayanan Lalu Lintas Penerbangan (Certification Of AirTraffic Service Provider), dengan Peraturan DirekturJenderal Perhubungan Udara;

— -i- rsrurn N^rhun20^ r-sTambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4956);

2 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tetangPembentukan Organisasi Kementenan NegaraSebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan PresidenNomor 13 Tahun 2014;

3 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentengKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementenan Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementenan Negara sebagaimana telah diubah denganPeraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

Menimbang : a.

Laptop sulis/sulis/AC CASK 172-01/ipril 2014

Page 2: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

4 Peraturan Menten Perhubungan Nomor KM 21 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan SipiBa^an 173 (Civil Aviation Safety Regulation Part 173tentang Peraneangan Prosedur Penerbangan Instrument(Instrument Flight Procedure Design);

5 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan SipiBurfan 175 (Civil Aviation Safety Regulation Part 175tentang Pelayanan Informasi Aeronautika (AeronauticalInformation Services);

6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan SipiBagian 129 {CM Aviation Safety Regulation Part 139)tentang Bandar Udara (Aerodrome);

7 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementenanPerhubungan seoagaimana diubah terakhir denganPeraturan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2013,

8 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun8' 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipd

Bagian 172 (Civil Aviation Safety Regulation Part: 172)tentang Penyelenggara Pelayanan Lalu LintasPenerbangan (Air Traffic Service Provider);

9 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 57 Tahun2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan SipBagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171)tentang Penyelenggara Pelayanan TelekomumkasiPenerbangan (Aeronautical Telecommunication ServiceProvider) lebagaimana diubah terakhir dalam PeraturanMenteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013,

10 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 01 Tahun' 2014 tentang Peraturan Keselamatan PenerbangantSipU

Bagian 69 (Civil Aviation Safety Regulations Part 69)tentang Lisensi, Rating, Pelatihan dan KecakapanPersonel Navigasi Penerbangan;

MEMUTUSKAN :

*, , ,on . PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARAMenetapkan . ^RATURAN^KbK ^^ baqian 1?2_IfnvrfoRY CIRCULAR PART 172-01) MENGENAI SERTIFIKASIP^NYELENGGf^^^ LALU LINTASPENERBANGAN(CERTIFICATION OF AIR TRAFFIC SERVICE PROVIDER).

Laptop sulis/sulis/AC CASR 172-01/april 2014

Page 3: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pasal 1

170-01

Memberlakukan Petunjuk Dan Tata ^^a ^f^ertifikasi(Advisory Circular Part l/£>) Penerbangan

sassTor*" —e "•sebagaimana'tercantum daiam Lamp.ran Peraturan m,Pasal 2

Direktur Nav.gas, Penerbangan nreiaKsanakan pengawasanterhadap pelaksanaan Peraturan m,

Pasal 3

Peraturan miberlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaP^toigga^lJ^nL^

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,ttd

HERRY BAKTI

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :

2- Z^^Z^^*«"* ^ ^^"^ ^ ImgkUngan

ra;:^^^^Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero);Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero);Direktur Utama Perum LPPNPI.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA^gA^^UKUM DAN HUMAS

. JdirektoratjeweraI1 perhubungan udaraj

'ISRAFI\^>-~Eemb;i0MIV/a)

NIP. 19680619 199403 1 002

Page 4: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

I

Lampiran IPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 232 TAHUN 2014

Tanggal : 21 April 2014

PETUNJUK DAN TATA CARA BAGIAN 172-01 ADVISORYCIRCULAR PART 17201) MENGENAI SERTIFIKASI

PENYELENGGARA PELAYANAN LALU LINTAS PENERBANGAN(CERTIFICATION OF AIR TRAFFIC SERVICE PROVIDER

Revisi

Tanggal

REPUBLIK INDONESIA -KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORATJENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

JAKARTA - INDONESIA

Page 5: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

1.

RATA PENGANTAR

TUJUAN : Peraturan ini menjelaskan ketentuan-ketentuan mengenai mengenai sertifikasi penyelenggarapelayanan lalu lintas penerbangan, guna pemenuhansertifikasi Penyelenggara Pelayanan Lalu LintasPenerbangan sesuai dengan Peraturan KeselamatanPenerbangan Sipil (PKPS) Bagian 172.

REFERENSI : Peraturan ini dibuat dalam bahasaIndonesia dan/atau Inggris

REVISI : Perubahan peraturan ini harusmendapatkan persetujuan Direktur Jenderal PerhubunganUdara.

Page 6: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

CATATAN AMANDEMEN

Nomor

Amandemen

TanggalAmandemen

Disisipkan oleh Halaman

Page 7: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

DAFTAR ISI

RATA PENGANTAR i

CATATAN AMANDEMEN iiDAFTAR ISI iii

Bab I: Pendahuluan 1Bagian 1.1 Umum 1

1.1.1. Penerapan 11.1.2.Perbedaan antara Standar ICAO dengan

Standar Nasional 21.1.3. Dokumen - dokumen terkait 2

Bab II: Manual Operasi 3Bagian 2.1 Umum 3

2.1.1. Pendahuluan 3

2.1.2. Isi Manual Operasi 3

Bab III: Standar Prosedur Operasi Lokal 7Bagian 3.1 Umum 7

3.1.1. Pendahuluan 73.1.2. Isi Standar Prosedur Operasi

Lokal 7

Bab IV: Fasilitas dan Peralatan 10Bagian 4.1 Umum 10

4.1.1. Pendahuluan 10

4.1.2. Menara Pengawas 104.1.3. Unit Pengendalian Jelajah dan

Pendekatan 12

4.1.4. Commissioning Fasilitas danPeralatan Baru 13

Bab V: Program Pendidikan, Pelatihan dan Pengujian 14Bagian 5.1 Umum 14

5.1.1. Pendahuluan 14

5.1.2. Program 145.1.3. Kompetensi 145.1.4. Pelatihan 14

in

Page 8: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

5.1.5. Pelatihan Kondisi Darurat 14

5.1.6. Pelatihan ManajemenKeselamatan 15

5.1.7. Pelatihan Penyegaran 155.1.8. On-Going Training 155.1.9. Remedial Training 155.1.10. Pengujian 155.1.11. Kualifikasi Pengajar dan Penguji 15

Bab VI: Sistem Manajemen Keselamatan 16Bagian 6.1 Umum 16

6.1.1. Unsur-Unsur Sistem ManajemenKeselamatan Penerbangan 16

6.1.2. Persiapan Safety Case 16

Bab VII: Rencana Kontingensi 18Bagian 7.1 Umum 18

7.1.1. Pendahuluan 18

7.1.2. Isi Minimum rencana

Kontingensi 18

Bab VIII: Program keamanan 19Bagian 8.1 Umum 19

8.1.1. Pendahuluan 19

8.1.2. Standar Program Keamanan 198.1.3. Pedoman ICAO dan Program

Keamanan Penerbangan Nasional 19

Bab IX: Dokumen dan rekaman 20Bagian 9.1 Umum 20

9.1.1. Dokumen 20

9.1.2. Rekaman 20

9.1.3. Rekaman yang harus disimpan 219.1.4. Pemeliharaan rekaman 22

9.1.5. Pemeliharaan ATS Log 239.1.6. Rekaman suara dan data 25

Bab X: Standar Pemberian Pelayanan Lalu LintasPenerbangan 26Bagian 10.1 Umum 26

lO.l.l.Tujuan 26

IV

Page 9: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

10.1.2. Pelayanan lalu lintaspenerbangan sejalan denganklasifikasi ruang udara 26

10.1.3. Prioritas lalu lintas udara 26

Bab XI: Komunikasi Penerbangan 27Bagian 11.1 Umum 27

11.1.1. Informasi Penerimaan Koordinasi

Verbal 27

11.1.2.Protokol telephony 2811.1.3.Jaringan telekomunikasi

aeronautika tetap (AeronauticalFixed Telecommunications

Network) 28

v

Page 10: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

1.1 Umum

1.1.1. Penerapan

BAB I

PENDAHULUAN

Peraturan tentang Petunjuk Dan Tata Cara Bagian 172-01 (AdvisoryCircular Part 172-01) Mengenai Sertifikasi Penyelenggara PelayananLalu Lintas Penerbangan( Certi/icatzon Of Air Traffic Service Provider) inidibuat berdasarkan ketentuan pada sub bagian 172.022 padaPeraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) 172. PenerapanPKPS 172 mengacu pada standar dan metode yang digunakan untukmengatur:

a. Organisasi penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan yangmeliputi sebagai berikut:

1) fungsi penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan;

2) organisasi yang dapat menyelenggarakan pelayanan.

b. Persyaratan dalam pengajuan sertifikat penyelenggara PelayananLalu Lintas Penerbangan ;

c. dokumen manual operasi, mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) organisasi penyelenggara;

2) personel;

3) prosedur operasi standar lokal;

4) fasilitas dan peralatan;

5) separasi antar pesawat;

6) sistem pengecekan dan pendidikan pelatihan;

7) pengaturan hubungan kerja;

8) rencana kontigensi;

9) sistem manajemen keselamatan;

10) dokumen dan rekaman (record);

11) kebijakan penyelenggara dalam penerapan prinsip-prinsiphuman factor;

d. pengaturan mengenai persetujuan uji coba (trials) terhadapprosedur atau teknologi baru sebagai upaya untuk membuatstandar yang sesuai.

Page 11: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

1.1.2. Perbedaan antara Standar International Civil Aviation

Organization (ICAO) dengan standar nasional (PeraturanKeselamatan Penerbangan Sipil, Advisory Circular, StaffInstruction)

1.1.2.1. Apabila terdapat perbedaan antara standar yang ditetapkan padadokumen International Civil Aviation Organization (ICAO) denganstandar dalam Advisory Circular (AC), maka yang berlaku adalahstandar dalam Advisory Circular (AC) , kecuali ditetapkan lain olehPeraturan yang berkaitan dengan Keselamatan Penerbangan yangditerbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

1.1.2.2. Apabila terdapat perbedaan antara standar yang ditetapkan dalamdokumen International Civil Aviation Organization (ICAO) dan dalamPeraturan Keselamatan Penerbangan Sipil, maka yang berlakuadalah standar dalam Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil,kecuali ditetapkan lain oleh Peraturan yang berkaitan denganKeselamatan Penerbangan yang diterbitkan oleh Direktorat JenderalPerhubungan Udara.

1.1.2.3. Perbedaan dengan International Civil Aviation Organization (ICAO)Standards and Recommended Practices (SARPS) dipublikasikandalam Aeronautical Information Publication fAIP).

1.1.3. Dokumen - dokumen terkait

1.1.3.1. Petunjuk dan tata cara (Advisory Circular) ini berkaitan denganketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. PKPS bagian 170;

b. PKPS bagian 171

c. PKPS bagian 172;

d. PKPS bagian 174;

e. PKPS 175;

f. Advisory Circular Part 170-02;

g. ICAO Regional Supplementary Procedures (Doc 7030);

h. Aeronautical Information Publication Indonesia (AIP);

i. Aeronautical Information Publication (AIP) Supplemen Indonesia.

Page 12: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

Bagian 2.1: Umum

2.1.1. Pendahuluan

BAB II

MANUAL OPERASI

Manual operasi berupa dokumen yang berisi data dan informasimengenai organisasi, personel, Standar Prosedur Operasi (SOP)lokal, fasilitas dan peralatan, separasi antara pesawat, pengaturanhubungan kerja, sistem manajemen keselamatan, dan perekaman,termasuk informasi terkini terkait Penyelenggara Pelayanan LaluLintas Penerbangan.

2.1.2 Isi Manual Operasi

2.1.2.1 Manual operasi harus berisikan:

a. Organisasi penyelenggara

1) Informasi mengenai struktur organisasi penyelenggarapelayanan dan fungsi-fungsi yang dilaksanakanpenyelenggara, sesuai peraturan perundang-undangan yangberlaku;

2) Informasi mengenai tugas dan tanggung jawab posisi jabatandalam struktur organisasi;

b. Personel

1) Informasi yang menjelaskan bagaimana penyelenggarapelayanan menentukan jumlah staf operasional yangdibutuhkan, termasuk jumlah staf supervisor operasional;

2) Informasi mengenai tanggung jawab dan fungsi dari setiapposisi staf operasional;

c. Standar Prosedur Operasi (SOP) Lokal;

1) Rencana jadwal pelayanan lalu lintas penerbangan yangdiselenggarakan atau diusulkan untuk diselenggarakan olehpenyelengara

2) Penjelasan/informasi yang menunjukkan jam operasimasing - masing pelayanan

3) Penjelasan/informasi pelayanan lalu lintas penerbanganmengenai ruang udara dimana pelayanan tersebutdiselenggarakan, atau diusulkan untuk diselenggarakan;

Page 13: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

4) Penjelasan/informasi pelayanan lalu lintas penerbanganmengenai lokasi dimana pelayanan tersebut diselenggarakan,atau diusulkan untuk diselenggarakan;

5) Jika Penyelenggara menyelenggarakan, atau mengusulkanpelayanan lalu lintas penerbangan pada controlled aerodromepenyelenggara wajib memberikan :

• Informasi mengenai manoeuvring area pada aerodrometersebut;

• Salinan aerodrome emergency plan dalam aerodromemanual milik penyelenggara yang terkait denganpemberian pelayanan;

• Salinan prosedur dalam aerodrome manual penyelenggaraBandar udara mengenai pencegahan masuknya orangatau barang tanpa izin ke dalam manoeuvring areaofaerodrome; dan

• Salinan prosedur dalam aerodrome manual milikpenyelenggara Bandar udara menegnai pengendalianpergerakan kendaraan yang beroperasi di atau dalamvicinity manoeuvering are.

6) Informasi mengenai pengaturan yang telah disusun atau yangakan diusulkan oleh penyelenggara untuk menjamininformasi yang dibutuhkan dalam pemberian pelayanan yangdapat diperoleh secara berkesinambungan.

7) Informasi mengenai pengaturan yang telah disusun atauakan diusulkan oleh penyelenggara untuk menjamin bahwainformasi pelayanan lalu lintas penerbangan yangdibutuhkan dapat diberikan secara berkesinambungankepada pihak lain yang berwenang (termasuk alerting SAR);

8) Salinan kesepakatan yang dibuat penyelengara yangberkaitan dengan pemberian pelayanan lalu lintaspenerbangan; dan

9) Informasi mengenai prosedur yang harus diikuti untukmenjamin semua staff operasionalperubahan operasional yang terjadi.

memahami segala

d. Fasilitas dan peralatanInformasi mengenai prosedur yang digunakan untukcommissioning fasilitas, peralatan dan pelayanan baru; dan

Page 14: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

e. Separasi antar Pesawat;

Informasi mengenai jarak aman antar pesawat secara vertikalmaupun horizontal yang digunakan dalam operasional pelayananlalu lintas penerbangan.

f. Sistem pendidikan, pelatihan dan pengujian personel pelayananlalu lintas penerbangan;

Informasi mengenai program pendidikan, pelatihan danmekanisme pengujian personel pelayanan lalu lintaspenerbangan;

g. Pengaturan hubungan kerja;

Informasi mengenai hubungan kerja antar pegawai pada kegiatanoperasional pelayanan lalu lintas penerbangan

h. Rencana kontigensi;

Informasi mengenai salinan rencana kontigensi penyelenggarapelayanan, termasuk prosedur untuk kembali ke kondisi normal;

i. Sistem manajemen keselamatan;

Informasi mengenai sistem manajemen keselamatan yangditerapkan dalam penyelenggaraan lalu lintas penerbangan danberisi juga mengenai program keamanan penyelenggara;

j. Dokumen dan rekaman (record);

1) Peraturan perundang-undangan dan standar terkaitpelayanan lalu lintas penerbangan.

2) Informasi mengenai sistem penyimpanan rekaman dandokumen penyelenggara pelayanan;

3) Salinan dokumen yang menjelaskan tentang sistemmanajemen keselamatan penyelenggara, termasuk alurpelaporan untuk memastikan bahwa senior manajemenbertanggung jawab langsung terhadap keselamatan;

4) Informasi mengenai proses dan dokumentasi yang digunakanuntuk memberikan gambaran kepada staf mengenaistandar, peraturan dan prosedur yang relevan, yangtercantum pada PKPS 170, Advisory Circular Part 170-02serta instruksi tertentu dari penyelenggara dalammemberikan pelayanan lalu lintas penerbangan;

Page 15: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

5) Informasi mengenai proses dan dokumentasi yang digunakanuntuk memberikan instruksi operasional pada staff;

6) Prosedur yang harus dilakukan untuk merevisi manualoperasi.

k. Kebijakan penyelenggara dalam penerapan prinsip-prinsiphuman factor,

Page 16: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB III

STANDAR PROSEDUR OPERASI LOKAL

Bagian 3.1: Umum

3.1.1. Pendahuluan

Standar Prosedur Operasi Lokal menunjukan tata cara UnitPenyelenggara memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan didalam wilayah tanggung jawabnya.

3.1.2 Isi Standar Prosedur Operasi Lokal

3.1.2.1 Standar

memuat:

Prosedur Operasi Lokal harus sekurang-kurangnya

c.

e.

f.

g-

Daftar isi dibuat berdasarkan pokok bahasan dalam StandarProsedur Operasi lokal, menunjukkan nomor halaman dimanamasing - masing pokok bahasan dimulai;

Prosedur untuk pembatalan, pembaruan, perubahan danperbaikan pada prosedur standard operasi lokal;

Tanggal pemberlakuan Standar Prosedur Operasi lokal danrekaman pembaruannya;

Pengertian dari singkatan dan istilah yang digunakan dalamStandar Prosedur Operasi lokal;

Informasi mengenai struktur organisasi Unit pelayanan lalulintas penerbangan dan informasi mengenai fungsi dan tanggungjawabnya;

Sistem manajemen Keselamatan dalam unit pelayanan lalu lintaspenerbangan, termasuk jenjang pelaporan yang menjamin bahwasenior manajemen bertanggung jawab langsung terhadapkeselamatan;

Uraian pekerjaan dan tanggung jawab, untuk seluruh stafoperasional;

Procedure untuk memperoleh rating dan pencabutan ratingtermasuk procedur untuk penyimpanan ATC personnel logbook;Persyaratan Kesehatan untuk personel pelayanan lalu lintaspenerbangan;

Page 17: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

j. Penjelasan/informasi yang menunjukkan ruang udara yangdilayani pada setiap pelayanan lalu lintas penerbangan;

k. Pernyataan yang menunjukkan lokasi yang dilayani pada setiappelayanan lalu lintas penerbangan;

1. Jika Unit Pelayanan lalu lintas penerbangan memberikanpelayanan pada Controlled Aerodrome, maka diberikan informasimengenai:

1) manoeuvring area pada aerodrome tersebut;

2) Salinan bagian - bagian dari aerodrome emergency plan, yangditetapkan dalam aerodrome manual milik penyelenggaraBandar Udara yang terkait dengan pemberian pelayanan;

3) Salinan prosedur yang ditetapkan dalam aerodrome manualmilik penyelenggara Bandar Udara untuk mencegahmasuknya orang atau barang tanpa izin ke dalammanoeuvring area di aerodrome; dan

4) Salinan prosedur yang ditetapkan dalam aerodrome manualmilik penyelenggara Bandar Udara untuk mengendalikanpergerakan kendaraan yang beroperasi di atau dalam sekitarmanoeuvering area.

Pernyataan yang menunjukkan jam operasi dan jadwal bertugassetiap personel pada setiap pelayanan lalu lintas penerbangan;

Tanggung jawab pengawasan dan pergantian tugas;

Prosedur penyimpanan Air Traffic Services Log;

Salinan Letter ofAggrement (LOA);

Prosedur dalam pemberian Area Control Service, Approach ControlService, Aerodrome Control Service, Ground Control Service,Surveillance service, Flight Information Service dan Alerting servicesesuai dengan pelayanan yang diberikan;

r. Phraseologies yang digunakan dalam pemberian pelayanan lalulintas penerbangan;

s. Prosedur koordinasi, termasuk salinan LOA;

t. Fasilitas yang digunakan dalam pemberian pelayanan lalu lintaspenerbangan termasuk prosedur penggunaan fasilitas tersebut;

m.

n.

o.

P.

q.

Page 18: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

u. Prosedur Emergency, kegagalan komunikasi dan prosedurkontigensi pelayanan lalu lintas penerbangan termasuk prosedurkembali kekondisi normal;

v. Jika tersedia sistem Air Traffic Manajemen (ATM), maka diberikaninformasi secara rinci mengenai pengoperasian dan prosedurpenggunaan system tersebut; dan

w. Prosedur lain yang digunakan dan akan digunakan dalampemberian pelayanan lalu lintas penerbangan oleh unitpelayanan Lalu Lintas Penerbangan.

Page 19: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB IV

FASILITAS DAN PERALATAN

Bagian 4.1: Umum

4.1.1 Pendahuluan

Bagian ini mengatur ketentuan untuk merancang, menempatkan,membangun, melengkapi dan mengoperasikan fasilitas danperalatan yang digunakan untuk penyelenggaraan pelayanan lalulintas penerbangan.

4.1.2 Menara Pengawas {Control Tower)

4.1.2.1 Jarak Pandang. Menara pengawas harus memastikan personelpemandu lalu lintas penerbangan dapat melihat tanpa bantuan alatsehingga mendapatkan:

a. jarak pandang yang cukup untuk semua area manoeuvring danruang udara dalam wilayah tanggung jawabnya;

b. pandangan kesetiap ujung Landasan Pacu dan taxiway, denganpemahaman yang baik;

c. jarak pandang maksimum airborne traffic pattern;

d. kemampuan mendeteksi pergerakan pesawat yang berangkatsecepatnya setelah pesawat memulai take off run.

4.1.2.2 Sebagai tambahan, harus tersedia prosedur atau fasilitas untukmelindungi dari pencahayaan berlebih, pantulan cahaya dankebisingan.

4.1.2.3 Fasilitas. Disetiap menara pengawas harus berisi fasilitas danperalatan yang sekurang-kurangnya memuat:

a. Unintteruptable Power Supply (UPS) yang mampu untukmendukung continuity dari fasilitas yang digunakan untukpelayanan lalu lintas penerbangan;

b. Fasilitas yang menunjang komunikasi dua arah dengan pesawat,kendaraan maupun orang-orang dalam wilayah tanggungjawabnya;

10

Page 20: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

c. Fasilitas yang menunjang komunikasi dua arah:

i. Antara posisi operasional dalam menara pengawas;

ii. Dengan Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan berdekatan.

iii. Dengan unit PK-PPK Sarana peringatan pelayanan darurat;

d. Sarana rekaman komunikasi udara ke darat, darat ke udara dandarat ke darat;

e. Terminal AFTN/AMHS atau sarana lain yang dapat memberikaninformasi sepertihalnya AFTN/AMHS;

f. Teropong;

g. Lampu signal yang memiliki warna putih, merah dan hijau.

4.1.2.4 Tampilan (display). Menara pengawas harus dilengkapi dengantampilan yang sekurang-kurangnya memuat:

a. Tampilan data penerbangan (contoh: papan perkembanganpenerbangan dan/atau tampilan secara elektronik);

b. Tampilan informasi meteorologi dengan kriteria keakuratansesuai dengan ICAO Annex 3 dan sekurang-kurangnya memuatinformasi :

i. Kecepatan angin ;

ii. Tekanan Barometer;

iii. Suhu.

c. Tampilan data operasional untuk :

i. Informasi cuaca signifikan lainnya;

ii. NOTAMS;

iii. Penyerahan/pengambilalihan;

iv. Informasi aerodrome yang penting;

v. peta penerbangan yang relevan.

d. Tampilan waktu (jam) untuk tiap posisi unit operasional harusberasal dari sumber yang sama.

4.1.2.5 Switching monitor and control untuk peralatan di aerodrome

Menara pengawas harus dilengkapi dengan sistem switchingmonitory and control untuk fasilitas pelayanan pendaratan visualdalam wilayah tanggung jawabnya, antara lain:

11

Page 21: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

a. Runway lighting;

b. Approach Lighting;

c. high intensity approach and runway lighting;

d. taxiway lighting;

e. VASIS atau PAPI;

f. obstruction lighting;

g. illuminated wind indicator; dan

h. aerodrome beacon.

4.1.2.6 Menara pengawas harus dilengkapi dengan sarana yang dapatdengan mudah mendeteksi dan mengetahui kegagalan dalam sistemradio navigasi di darat maupun sinyal GNSS yang di gunakan untukmemandu pesawat udara.

4.1.3 Unit Pengendalian Jelajah [Area Control Centre) dan Pendekatan(Area and Approach Control Units)

4.1.3.1 Unit Pengendali jelajah dan pendekatan harus memiliki fasilitassebagai berikut :

a. Alat komunikasi dua arah Udara ke Darat dalam bentukRadiotelephony dan/atau Datalink sebagaimana dimaksud padaPKPS 170 sub bagian 170.E dengan menggunakan frekuensi yangdialokasikan;

b. Alat komunikasi dua arah suara dan/atau datalink antara Unitpelayanan lalu lintas penerbangan yang berdekatan, termasukcontrol tower dengan Area Control centre dan Approch Control unityang berada dalam satu wilayah, sebagaimana dimaksud padaPKPS 170 sub Bagian 170.E;

Tampilan waktu untuk tiap posisi operasional berdasarkansumber yang sama;

Tampilan data penerbangan;

Tampilan data operasional;

Peta penerbangan yang sesuai;

c.

e.

f.

12

Page 22: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

4.1.3.2

4.1.4

4.1.4.1

g. Komunikasi eksternal;

h. Rekaman Suara, dan jika ada rekaman data seperti rekaman dataradar dan Controller Pilot Data Link Communication (CPDLC);

i. Data Terminal AFTN/AMHS atau sarana lain yang dapatmemberikan informasi sepertihalnya AFTN/AMHS.

Unit pengendalian jelajah dan pendekatan harus mempunyai saranayang dapat dengan mudah mengetahui kegagalan dalam sistemnavigasi di darat maupun sinyal GNSS yang di gunakan untukmemandu pesawat.

Commissioning fasilitas dan peralatan baru

Semua peralatan dan fasilitas baru harus di commissioning danuntuk dapat beroperasi sesuai dengan standar yang berlaku.

4.1.4.2 Prosedur commisioning fasilitas dan peralatan baru yang tercantumdalam Manual Operasi harus menjelaskan bahwa :

a. Safety assessment dan tindakan mitigasi telah dilaksanakan;

b. Persyaratan fungsil dan kinerja fasilitas telah terpenuhi; dan

c. Semua prosedur operasi pelayanan lalu lintas penerbangan telahdivalidasi;

d. Tersedia personnel pelayanan lalu lintas penerbangan terlatihyang memadai untuk mengoperasikan fasilitas; dan

e. Semua persyaratan pendukung untuk peralatan termasukkesepakatan yang telah dilakukan sudah tersedia.

13

Page 23: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB V

PROGRAM PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGUJIAN

Bagian 5.1: Umum

5.1.1 Pendahuluan

Bagian ini menetapkan standar program pendidikan, pelatihan danpengujian.

5.1.2 Program

5.1.2.1 Program pendidikan, pelatihan dan pengujian untuk memastikanbahwa personel yang melakukan pelayanan lalu lintas penerbangandan personel terkait memiliki kompetensi untuk melaksanakantugasnya.

5.1.2.2 Sistem dokumentasi pelaksanaan program pendidikan, pelatihandan pengujian.

5.1.3 Kompetensi

Standar kompetensi terkait lisensi diatur pada PKPS Bagian 69.

5.1.4 Pelatihan

5.1.4.1 Pelatihan meliputi semua pelatihan untuk kompetensi tertentu yangdipersyaratkan dalam pemberian pelayanan lalu lintas penerbangandan juga termasuk pelatihan peralatan baru.

5.1.4.2 Pelatihan harus dibuat sesuai standar yang ditetapkan dalam PKPSbagian 69 dan persyaratan dalam PKPS bagian 143, atau analisakebutuhan pelatihan.

5.1.4.3 Program pelatihan harus menyeluruh dan memudahkan pencapaiantujuan pelatihan melalui silabus yang sesuai dengan kompetensiyang dibutuhkan. Ketentuan mengenai silabus diatur padaPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.

5.1.5 Pelatihan Kondisi Darurat

Pelatihan kondisi darurat harus menjadi bagian dari pelatihan, agarpeserta mampu menghadapi kejadian tak terduga.

14

Page 24: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

5.1.6 Pelatihan Manajemen Keselamatan

Pelatihan manajemen keselamatan meliputi informasi, penerapannyadan simulasi bagi peserta menjadi bagian dari pelatihan operasional.

5.1.7 Pelatihan Penyegaran [Refresher Training)

Pelatihan penyegaran merupakan bagian dari program pendidikan,pelatihan dan pengujian. Hal ini meliputi pelatihan berkala danpenilaian terhadap kemampuan individu dalam melaksanakanfungsi pelayanan lalu lintas penerbangan sesuai kompetensinya(pengetahuan dan ketrampilan), termasuk untuk kondisi abnormalsituation, kondisi darurat, penurunan kinerja peralatan, rencanakontigensi. Silabus dan periode pelatihan penyegaran harus cukupuntuk menjamin kompetensi personel.

5.1.8 On-going Training

Program pendidikan, pelatihan dan pengujian harus meliputi ongoing training, yang dibutuhkan untuk menjamin personel memilikikompetensi sesuai dengan standar, prosedur, teknik, fasilitas danperalatan baru dalam menjalankan tugasnya.

5.1.9 Remedial Training

Program pendidikan, pelatihan dan pengujian harus memilikimekanisme untuk mengidentifikasi kekurangan dalam halpengetahuan atau ketrampilan dan digunakan untuk memperbaikikekurangan-kekurangan tersebut.

5.1.10 Pengujian

Tujuan Pengujian adalah untuk memastikan bahwa personel yangmelaksanakan tugas mempunyai kompetensi sesuai dengan PKPSbagian 69 dan ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggarapelayanan sebagai tambahan dari PKPS bagian 69. Pengujian harusdilakukan sesuai dengan Peraturan PKPS bagian 69.

5.1.11 Kualifikasi Pengajar dan Penguji

Seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pengajar atau pengujiharus mempunyai kualifikasi sesuai fungsinya berdasarkanperaturan perundang-undangn yang berlaku.

15

Page 25: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB VI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

Bagian 6.1: Umum

6.1.1 Unsur-unsur Sistem Manajemen Keselamatan Penerbangan

Sistem Manajemen Keselamatan harus memiliki unsur-unsur:

a. Tujuan dan kebijakan penyelenggara pelayanan Lalu lintasPenerbangan;

b. Tanggung Jawab Organisasi dan Staf terkait masalahkeselamatan;

c. Penetapan tingkat keselamatan yang berlaku dalam pelayananserta pemantauan terhadap tingkat keselamatan yang dicapai;

d. Proses untuk Safety Review Internal;

e. Proses untuk pelaporan internal dan manajemen keselamatandan insiden;

f. Proses untuk identifikasi, penilaian, pengendalian danpencegahan terhadap terjadinya serta potensi terjadinya bahayakeselamatan dalam pemberian pelayanan;

g. Informasi mengenai keterkaitan antara kelompok fungsionalinternal dengan penyelenggara bandara serta penyelenggarapendukung lainya terkait tanggung jawab dan prosedur; dan

h. Proses managemen perubahan terhadap pelayanan yang ada.

6.1.2 Persiapan Safety Case

6.1.2.1 Safety case harus berdasarkan pada metode yang ditetapkan untukpenilaian resiko keselamatan.

6.1.2.2 Penilaian resiko keselamatan dalam Safety case harus:

a. Mengidentifikasikan potensi bahaya keselamatan yangberhubungan dengan operasi dari setiap pelayanan baik dalamoperasi normal maupun abnormal;

b. Menilai resiko keselamatan pada setiap bahaya; danc. Mengidentifikasilangkah-langkah mitigasi yang dapat dilakukan

terhadap resiko bahaya yang tidak dapat diterima.

16

Page 26: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

6.1.2.3 Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan atau fasilitas yang telahdioperasikan dengan aman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahunsebelum tanggal dimulainya pengoperasian awal tidakmembutuhkan safety case. Untuk kasus lain, harus berdasarkansafety case yang disetujui oleh Direktur Jenderal PerhubunganUdara.

6.1.2 A Safety Case harus disiapkan dan disampaikan kepada Ditjen Hubuduntuk mendapatkan persetujuan dalam rangka mendukungpelayanan baru atau pengajuan perubahan terhadap pelayanan yangada. Safety case diperlukan apabila:

a. terjadi perubahan pelayanan yang tidak sesuai dengan sertifikatyang dikeluarkan untuk penyelenggara pelayanan lalu lintaspenerbangan berdasarkan pada PKPS 172.275;

b. safety case tersebut perlu disampaikan kepada Ditjen Hubudsebagaimana dipersyaratkan dalam dokumen system manajemenkeselamatan; atau

c. diminta oleh Ditjen Hubud.

6.1.2.5 Internal safety assessment untuk setiap perubahan yang tidakmenyimpang dari approval penyelenggara pelayanan dilaksanakansesuai system manajemen keselamatan .

17

Page 27: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB VII

RENCANA KONTIGENSI

Bagian 7.1: Umum

7.1.1 Pendahuluan

7.1.1.1 Bagian ini menetapkan standar untuk rencana kontigensi yangberhubungan dengan pelayanan lalu lintas penerbangan.

7.1.1.2

7.1.2

7.1.2.1

Rencana Kontigensi harus menjelaskan secara terperinci mengenaitindakan yang harus dilakukan oleh staf opersional dalam menjagakeselamatan ketika terjadi kegagalan atau ketidaktersediaanpersonel, fasilitas atau peralatan yang berdampak pada pelayananlalu lintas penerbangan. Rencana tersebut harus mencakupprosedur transisi yang aman dan teratur sampai kembali kepadapelayanan normal.

Isi Minimum Rencana Kontigensi

Rencana kontigensi harus meliputi keseluruhan pelayanan yangdiberikan sesuai dengan sertifikat penyelenggara, namun tidakterbatas pada pengaturan mengenai:

a. Manajemen Ruang Udara:

1) Pengalihan tanggung jawab;

2) penentuan ulang;

3) Emergency Traffic.

b. air trafficflow management;

c. air traffic separation;

d. Alternatif untuk melanjutkan pelayanan (contoh alternatif posisioperasi atau unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan);

e. pelayanan Alternatif (contoh; traffic Information);

f. Search and Rescue (SAR) alerting;

g. Tranfer Informasi/ koordinasi;

h. Pemberitahuan kepada pihak lain yang terkena dampak;i. Letter ofAggreement (LOA) dengan penyelennggara lain;

Pemulihan staf, fasilitas atau peralatan ke kondisi normal;Langkah-langkah untuk menguji kesesuain rencana ;

Persyaratan pelatihan staf untuk memastikan rencana dapatdiimplementasikan dengan baik.

J-

k

1.

18

Page 28: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB VIII

PROGRAM KEAMANAN

Bagian 8.1: Umum

8.1.1 Pendahuluan

Bagian ini menetapkan tentang standar untuk kesepakatan programkeamanan antara penyelenggara pelayanan dengan unit terkait yangbertanggung jawab untuk menjamin keamanan penerbangan.

8.1.2 Standar Program Keamanan

8.1.2.1 Program Keamaan harus menentukan langkah-langkah danprosedur yang diikuti untuk tujuan:

a. Pencegahan dan pendeteksian kerusakan yang terjadi secarasengaja atau tidak pada orang, fasilitas atau peralatan yangdigunakan penyelenggara dalam memberikan pelayanan lalulintas penerbangan;

b. Menindaklanjuti ancaman kerusakan yang disengaja atau tidakuntuk fasilitas atau peralatan yang digunakan olehpenyelenggara dalam menyelenggarakan pelayanan lalu lintaspenerbangan; dan

c. Mencegah orang yang tidak berwenang untuk memiliki akses kefasilitas atau peralatanyang digunakan penyelenggara dalammenyelenggarakan pelayanan lalu lintas penerbangan.

8.1.3 Pedoman ICAO dan Program Keamanan Penerbangan Nasional

Program keamanan harus sesuai dengan pedoman didalam ICAODoc. 9985 Air Traffic Management Security Manual dan ProgramKeamanan Penerbangan Nasional

19

Page 29: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB IX

DOKUMEN DAN REKAMAN

Bagian 9.1: Umum

9.1.1 Dokumen

9.1.1.1

9.1.1.2

9.1.1.3

Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan harus memilikiSistem Pengendalian Dokumen yang meliputi otorisasi, standarisasi,publikasi, distribusi dan pembaharuan terhadap semua dokumenyang dikeluarkan.

Proses system pengendalian dokumen harus memastikan:

a. Otorisasi oleh otoritas yang ditunjuk sesuai dengan manajemendan struktur akuntabilitas keselamatan;

b. keterkiniaan dokumen;

c. Ketersediaan dokumen disetiap tempat yang dibutuhkan oleh

d.

e.

f.

personil pelayanan lalu lintas penerbangan;

Hanya versi terbaru yang tersedia di posisi operasional;

dokumen asli harus disimpan dengan baik; dan

Dokumen diarsipkan ketika ada perubahan.

Sesuai dengan Sub-regulasi 172.160 (g), manual dan dokumen yangharus dipelihara adalah:a. Manual untuk peralatan yang digunakan oleh staf dalam

memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan; danb. Dokumen yang terkait dengan Aerodrome Emergency Plan

(Pelayanan Aerodrome).

9.1.2 Rekaman

9.1.2.1

9.1.2.2

Sistem untuk perekaman meliputi identifikasi, pengumpulan,pengindeksian, penyimpanan, keamanan, pemeliharaan akses danpenghapusan rekaman yang diperlukan untuk pemberian pelayananlalu lintas penerbangan.

Sistem perekaman harus memberikan sejarah aktifitas pelayananlalu lintas penerbangan secara akurat untuk tujuan rekonstruksidalam investigasi keselamatan penerbangan dan analisa systemkselamatan.

20

Page 30: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

9.1.3 Rekaman yang harus disimpan

9.1.3.1 Rekaman Otomatis. Peralatan yang digunakan untuk memberikanpelayanan lalu lintas penerbangan harus direkam secara otomatisdan tersimpan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari meliputi:

a. Alat Komunikasi dua arah antara pilot-controller beruparadiotelephony atau datalink;

b. Direct-speech atau data link antar unit Pelayanan Lalu LintasPenebangan;

c. Data Pengamatan dari fasilitas pengamatan Penerbangan;

d. Pemprosesan data penerbangan secara otomasi termasuktampilan mengenai track pesawat dan label block pada layar(sesuai dengan huruf c diatas).

9.1.3.2 Time injection. Rekaman otomatis harus memiliki tampilan waktuyang akurat dalam jam/menit/detik, pada setiap rekaman kejadian.

9.1.3.3 Rekaman Dokumen berikut harus disimpan sekurang-kurangnya 30(tiga puluh) hari:

Berita-berita Penerbangan, termasuk Flight Plan;

Fight progress strips atau dokumen serupa yang digunakanuntuk mencatat data penerbangan dan pemberian clearance,instruksi dan arah;

Transkrip dari broadcasts cuaca otomatis (contoh. ATIS);

Log books;

Informasi secara rinci tentang penyerahan/pengambilalihan. Jikarekaman tidak tersedia secara elektronik maka orang yangmengambil alih harus teridentifikasi.

9.1.3.4 Tambahan. Rekaman dari item tambahan berikut harus disimpansekurang-kurangnya 5 (lima) tahun:

a. Rincian ganguan dalam pelayanan;

b. Rincian kegagalan dalam peralatan yang digunakan dalampemberian pelayanan lalu lintas penerbangan;

c. Daftar fasilitas yang tidak tersedia;

d. Jadwal dinas staf;

a.

b.

c.

d.

e.

21

Page 31: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

g-

Rincian tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan systemmanajemen keselamatan termasuk tindakan korektif danpencegahan;

Arahan dan Instruksi kepada staf dalam memberikan pelayananlalu lintas penerbangan; dan

Manual Teknis yang digunakan untuk pemberian pelayanan lalulintas penerbangan.

9.1.3.5 Rekaman lisensi Personil. Rekaman Uisensi personil dan sertifikatkompetensi personil Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan yang sesuaidengan PKPS 69 Harus disimpan sekurang-kurangnya 7 (tujuh)tahun termasuk setelah pegawai berhenti dipekerjakan olehpenyelenggara pelayanan lalu lintas penerbangan, termasukinformasi:

a. Pelatihan;

b. Pembaharuan dan penilaian rating, pengesahan dan kulifikasi;dan

c. Keahlian lain yang dibutuhkan Penyelenggara pelayanan lalulintas penerbangan.

9.1.3.6 Penyimpanan Rekaman untuk investigasi. Ketika dibutuhkan olehKNKT dan/atau Ditjen Hubud untuk tujuan Investigasi, Rekamanharus dipisahkan dan disimpan ditempat yang aman.

9.1.4 Pemeliharaan Rekaman

9.1.4.1 Penghapusan dari Rekaman Komunikasi tidak diijinkan. Input datatertulis harus ditulis menggunakan tinta yang tidak dapat dihapusdan harus terbaca.

9.1.4.2 Form atau strip tidak aktif yang menunjukan kesalahan dapatdiganti.

9.1.4.3 Pada form dan strip aktif, jika terjadi kesalahan laporan, rekamandan log book harus di ubah, atau dikoreksi dengan:

a. Menggambar garis sepanjang data yang salah dan menulis datayang benar; atau

b. Membatalkan yang lama dan menulis ulang catatan, tetapmempertahankan baik yang lama dan yang baru untuk tujuanreferensi

22

Page 32: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

9.1.4.3 Metode Rekaman. Informasi Operasional yang dikirim dan diterimasecara lisan harus direkam dengan media elektronik sesuai denganPKPS 172. Rekamannya dibuat dengan metode:

a. Menulis dalam flight Progress strip;

b. Mengetik transkrip dalam form yang ditetapkan;

c. membuat salinan transkrip melalui mesin fotocopy;

d. Tulis tangan sesuai dengan SOP Lokal;

e. Tulis tangan sesuai form yang ditetapkan;

f. Input langsung pada peralatan komputer.

9.1.4.4 Pemberitahuan penerbangan. Salinan untuk semua pemberitahuanpenerbangan yang diterima harus disimpan selama 90 (Sembilanpuluh) hari. Pencetakan pemberitahuan penerbangan harusdisesuaikan dengan kondisi traffic. Rekaman elektronik harusdiarsipkan dalam media "off-line" yang sesuai.

9.1.5 Pemeliharaan ATS log

9.1.5.1

9.1.5.2

9.1.5.3

9.1.5.4

ATS log harus digunakan untuk merekam seluruh kejadiansignifikan dan tindakan yang berhubungan dengan kegiatan operasi,fasilitas, peralatan dan staf dalam unit pelayanan lalu lintaspenerbangan.

Penulisan catatan kerja atau ATS log tidak boleh dimasukandiantara penulisan sebelumnya. Ketika diperlukan memasukancatatan yang tidak sesuai urutan maka catatan harus dimasukansesegera mungkin dan diberikan keterangan bahwa catatan tidaksesuai urutan serta diberikan alasan mengapa catatan tersebut tidaksesuai dengan urutan.

Semua data yang dicatat dalam ATS log, harus dicatat berdasarkanwaktu kejadian atau waktu dimasukan kedalam ATS log.

Informasi minimum yang harus dicatat. Informasi minimum yangharus dicatat pada setiap kejadian antara lain:Pada saat memulai Operasi:

a. Tanggal dan Waktu dalam UTC;

b. Identifikasi unit dan/atau posisi operasi.

Catatan: Hal ini dapat dijadikan satu dalam stempel tanggalpenyelenggara

23

Page 33: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

Ketika melanjutkan tanggung jawab dari personil sebelumnya:

a. Waktu dan tanggal dalam UTC dimulainya pemindahan tanggungjawab pada sebuah posisi serta ditanda tangani petugas yangmenjalankan tugas sebelumnya (Hat juga rekaman suara);

b. Hasil pemeriksaan peralatan;

c. Hasil pemeriksaan waktu.

Selama Unit beroperasi:

a. Insiden Keselamatan penerbangan termasuk accident danketidaksesuaian dengan peraturan seperti ketidakpatuhanterhadap instruksi pemandu lalu lintas penerbangan;

Catatan : Hal ini dilakukan disamping melakukan pelaporanincident/ accident.

b. Tindakan yang dilakukan yang berhubungan dengan aktifitas SARtermasuk komunikasi distress;

c. Catatan Umum mengenai informasi penting tentang aerodrome,seperti hasil pemeriksaan aerodrome, penutupan sebagian darimanoeuvring area yang disebabkan oleh pekerjaan atau fenomenaalam, dsb;

d. Waktu penutupan dan dibukanya kembali aerodrome, sertaalasan penutupan;

e. Perubahan status fasilitas, pelayanan atau prosedur termasukkesulitan komunikasi dan pengujiannya;

f. Perubahan sementara terkait staf atau jam operasi termasukvariasi jumlah staf yang dibutuhkan;

g. Setiap dispensasi yang diberikan yang tidak sesuai denganregulasi;

h. Status alat bantu navigasi penerbangan.

Penyerahan/pengambilalihan (jika form terpisah tidak tersedia dandisimpan sebagai catatan):

a. Ringkasan tindakan luar biasa dan operasi yang tidak biasa baikyang sedang terjadi atau berupa antisipasi, berkaitan dengandisplay traffic dan/atau aktifitas SAR;

b. Status Komunikasi dan Peralatan;

c. Waktu Penyerahan/Pengambilalihan ditanda tangani petugasyang bersangkutan.

24

Page 34: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

Penutupan unit dan/atau posisi:

a. Waktu penutupan dan kondisi serta tindakan yang dilakukanberhubungan dengan penutupan, termasuk perubahan statusperalatan dan tindakan luar biasa yang dilakukan;

b. Waktu rencana pembukaan kembali dan tanda tangan petugasyang menutup unit dan/atau posisi.

9.1.6 Rekaman Suara dan Data

9.1.6.1 Jika tersedia fasilitas rekaman suara yang memadai, rinciankegiatan pembukaan dan penutupan pelayanan atau identifikasi daripetugas yang melanjutkan tanggung jawab pada sebuah posisi dapatdirekam melalui lisan sebagai pengganti penulisan log book. Dalamhal ini, untuk keperluan investigasi, prosedur yang digunakan haruscukup menunjukan status dari posisi (aktif/tidak aktif) sertapersonil yang bertanggung jawab pada posisi aktif pada waktutertentu.

9.1.6.2 Ketika terjadi kerusakan pada rekaman suara otomatis, apabilamemungkinkan perekaman komunikasi secara secara manual harustetap dilakukan.

25

Page 35: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BABX

STANDAR PEMBERIAN PELAYANAN

LALU LINTAS PENERBANGAN

Bagian 10.1: Umum

10.1.1 Tujuan

Pemberian Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan harus disesuikandengan Standar, peraturan dan prosedur yang terdapat didalamPKPS 170, PKPS 91, AC 170-02, ICAO Annex 11, PANS-OPS VolumeII, ICAO Doc 8168, ICAO Doc 7030 and ICAO PANS-ATM Doc 4444.

10.1.2 Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan sejalan dengan KlasifikasiRuang Udara

Selain ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara,Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan harus diberikan sesuaiklasifikasi ruang udara yang diinformasikan dalam AIP.

10.1.3 Prioritas Lalu Lintas Udara

Pesawat dalam kondisi bahaya harus diberikan prioritas dari lalulintas udara lainnya.

26

Page 36: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

BAB XI

KOMUNIKASI PENERBANGAN

Bagian 11.1: Umum

11.1.1 Informasi penerimaan koordinasi verbal

11.1.1.1 Ketika Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan menerimaInstruksi/ clearance secara lisan dari Unit Pelayanan Lalu LintasPenerbangan lain, maka beberapa hal berikut harus di read back:

Nomor atau Nama Jalur Penerbangan;

point untuk tracking;

Ketinggian yang diberikan;

SID;

Identitas STAR, termasuk Runway yang digunakan;

Kode SSR yang dialokasikan;

Mach Number yang dialokasikan;

h. heading, termasuk arah putarannya;

i. Setiapa item yang diinformasikan dalam clearance sebagai"amended"atau "recleared";

Pembatalan clearance;

Persyaratan/pembatasan level;

Batasan clearance;

m. Kata "VisuaF jika ditambahkan pada instruksi terkait ketinggian,heading atau instruksi berputar.

11.1.1.2 Ketika Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan menerima laporanposisi, pengecekan ketinggian atau perubahan ketinggian dari UnitPelayanan Lalu Lintas Penerbangan lain, sebagai tanda bahwainformasi telah diterima unit pelayanan lalu lintas penerbangan yangmenerima informasi tersbut harus menyampaikan kembali :a. Call sign pesawat;

b. Ketinggian yang ditetapkan.

11.1.1.3 Unit yang menyampaikan informasi harus memperoleh readbackdengan benar dan tidak dibenarkan hanya melalui pernyataanmenerima pesan melalui penyampaian callsign unit penerima.

a

b

c.

d

e.

f.

g-

J.

k

1.

27

Page 37: Nomor : KP 232 TAHUN 2014 - Gloopicgloopic.net/.../KP_232_Tahun_2014_PETUNJUK_DAN_TATA_CARA_BA… · PelayanancLarPartLalu172-01) ... 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

11.1.1.4 Pernyataan menerima pesan tidak boleh diberikan sampai unitpenerima yakin informasi yang disampaikan telah diterima dengan

11.1.2 Protokol Telephony

Penggunan radiotelephony dalam kegiatan penerbangan harus sesuaidengan peraturan International Civil Aviation Organization (ICAO)Annex 10, VolI II ICAO PANS-ATM dan Aeronautical InformationPublication (AIP) Indonesia. Jika terdapat ketidaksesuaian, makaAeronautical Information Publication (AIP) yang digunakan.

11.1.3 Aeronautical Fixed Telecommunications Network

Penggunaan Jaringan Aeronautical Fixed Telecommunication Network/Automatic Message Handling System (AFTN/AMHS) harus sesuaidengan peraturan International Civil Aviation Organization (ICAO)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,ttd

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPAL^^CHAN^UKUM DAN HUMAS

IL [WEKTORATJEHDBRAU-

AYAT

Pembina (IV/a)NIP. 19680619 199403 1 002

28