nomor 37 tahun 2002 bupati musi banyuasin, banyuasin_37_200… · izin pendirian dan penggunaaan...

1

Click here to load reader

Upload: vuongthuan

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: NOMOR 37 TAHUN 2002 BUPATI MUSI BANYUASIN, BANYUASIN_37_200… · Izin Pendirian dan penggunaaan gudang bahan peledak di daerah operasi ... Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

NOMOR 37 TAHUN 2002

TENTANG

PEMBERIAN IZIN, PERSETUJUAN

DAN REKOMENDASI DO BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI BANYUASIN,

Menimbang : a. bahwa sebagai wujud dari Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan propinsi sebagai Daerah Otonom, perlu Menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin di Bidang Minyak dan Gas Bumi ;

b. Bahwa Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan kewenangan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin di Bidang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dalam rangka Pelaksanaan Otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu diatur dan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara nomor 1821);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 nomor 133, Tambahan Lembaran Negara nomor 2070) ;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan minyak dan Gas Bumi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara nomor 2971) ;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 nomor 60, Tamabahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 1973 tentang Peraturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1973 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara nomor 3003) ;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 18, Tambahan lembaran Negara nomor 3135) ;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1985 tentang Barang yang digunakan untuk Operasi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 67, Tambahan lembaran Negara nomor 3311) ;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara nomor 3952) ;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1988 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas ;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.

11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 21 Tahun 2000 tentang pembentukan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN MUSI BANYUASIN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TENTANG PEMBERIAN IZIN, PERSETUJUAN DAN REKOMENDASI DI BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Musi Banyusin ;

2. Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom lain sebagai badan Eksekutif Daerah ;

3. Kepala Daerah adalah Bupati Musi Banyuasin ;

4. Kepala Dinas adalah Kepala dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin ;

5. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin ;

6. Izin adalah kewenangan yang diberikan kepada suatu Badan Usaha untuk melaksanakan kegiatan tertentu di Bidang Minyak dan Gas Bumi ;

7. Rekomendasi adalah Keterangan yang diberikan kepada suatu Badan Usaha sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan izin ;

8. Persetujuan adalah pernyataan setuju yang diberikan secara tertulis kepada suatu badan usaha untuk melaksanakan kegiatan tertentu di Bidang minyak dan Gas Bumi ;

9. Badan Usaha adalah setiap Badan Hukum yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus, dan yang didirikan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan bekerja, berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia ;

10. bentuk Usaha tetap adalah Badan Usaha yang didirikan dan berbadan hukum di luar wilayah Negara Republik Indonesia dan melakukan kegiatan dalam Wilayah Negara Rebublik Indonesia ;

11. Wialayah Kuasa Pertambangan atau wilayah Kerja kontraktor adalah daerah tertentu dalam wilayah Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi ;

12. Perusahaan Jasa Penunjang adalah badan Usaha yang melakukan Kegiatan Usaha Jasa Penunjang di Bidang Minyak dan Gas Bumi ;

BAB II

PEMBERIAN IZIN, REKOMENDASI DAN PERSETUJUAN

Pasal 2

Bupati berwenang memberi Izin, Rekomendasi dan Persetujuan sebagai berikut :

1. Persetujuan Penggunaan wilayah Kuasa Pertambangan atau wilayah Kerja Kontraktor untuk kegiatan lain di luar Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi yang berada dalam daerah Kabupaten Musi Banyuasin ;

2. Rekomendasi prosedur penggunaan kawasan hutan yang berada dalam daerah Kabupaten Musi Banyuasin untuk kepentingan kegiatan Pengusaah Minyak dan Gas bumi.

3. Izin Pendirian dan penggunaaan gudang bahan peledak di daerah operasi daratan dalam Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dan di daerah operasi di laut antara 0 � 4 mil laut ;

4. Izin pembukaan kantor Perwakilan perusahaan di sub sector Minyak dan Gas Bumi dalam Daerah Kabupaten Musi Banyuasin ;

5. Rekomendasi lokasi pendirian kilang yang terletak dalam Daerah Kabupaten Musi Banyuasin ;

6. Izin pendirian depot yang terletak pada Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dan distribusinya meliputi Daerah kabupaten Musi Banyuasin ;

7. Izin Pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) yang lokasinya berada dalam Daerah Kabupaten Musi Banyuasin ;

8. Izin pemasaran jenis-jenis Bahan baker Khusus (BBK) ;

9. Izin pengumpulan dan penyaluran pelumas bekas yang daerah operasinya berada dalam Kabupaten Musi Banyuasin;

10. Persetujuan Surat keterangan terdaftar Perusahaan jasa penunjang, kecuali yang bergerak di bidang fabrikasi, konstruksi, manufaktur, konsultan dan teknologi tinggi yang daerah operasinya berada dalam Kabupaten Musi Banyuasin.

BAB III

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN

PADA KEGIATAN HULU

Pasal 3

Tata Cara Pengajuan Permohonan pada kegiatan hulu terdiri dari ;

1. Tata cara permohonan pemberian persetujuan penggunaan wilayah kuasa pertambangan atau wilayah kerja kontraktor untuk kegiatan lain di luar perusahaan minyak dan gas bumi ;

2. Tata cara permohonan pemberian rekomendasi penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan minyak bumi dan gas bumi ;

3. Tata cara permohonan pemberinan izin mendirikan dan menggunakan gudang bahan peledak di daerah operasi daratan dan di daerah operasi laut antara 0 � 4 mil laut ;

4. Tata cara permohonan pemberian izin pembukaan kantor perwakilan perusahaan di sub sector minyak dan gas bumi ;

Pasal 4

(1) Pemberian Persetujuan penggunaan Wilayah kuasa Pertambangan atau Wilayah Kerja Kontraktor untuk kegiatan lain di luar kegiatan, penguasaah minyak dan gas bumi, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 angka 1 adalah sebagai berikut ;

a. Badan usaha mengajukan permohonan penggunaan lahan kepada bupati melalui Dinas Pertambangan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan Gubernur sumatera Selatan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan yang menyebutkan usahanya di bidang Pertambangan ;

2. Peta lokasi penggunaan lahan ;

3. Izin lokasi ;

4. Data mengenai pemanfaatan lahan ;

5. Bank garansi ;

6. Fotocopy KTP ;

7. Forocopy NPWP ;

8. Rekomendasi dari instansi teknis terkait Kabupaten Musi Banyuasin ;

b. Apabila diperlukan, badan usaha wajib melaksanakan presentasi teknis ;

c. Bupati atas usulan Kepala Dinas memberikan persetujuan penggunaan wilayah kuasa Pertambangan atau wilayah Kerja Kontraktor setelah mendapat rekomendasi dari Direktur Jenderal yang membidangi ;

d. Terhadap badan usaha yang telah mendapat persetujuan, wajib mengadakan perjanjian pemanfaatan lahan dengan pemegang wilayah kuasa pertambangan atau wilayah kerja kontraktor;

e. Badan usaha wajib mentaati ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan lingkungan hidup, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan Peraturan-Perundang-Undangan yang berlaku.

(2) Tata cara permohonan pemberian rekomendasi penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 angka 2 adalah sebagai berikut :

a. Badan usaha atau bentuk usaha tetap mengajukan permohonan kepadaBupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tembusan kepada Bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tmbusan kepada Direktur Jenderal dan Gubernur Sumatera Selatan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan yang menyebutkan usahanya di bidang Pertambangan ;

2. Data mengenai titik koordinat daerah yang akan digunakan ;

3. data mengenai jenis kegiatan yang akan dilaksanakan ;

4. Peta Wilayah Kuasa Pertambangan atau wilayah kerja kontraktor.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Dinas Pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan evaluasi baik Administrasi maupun di lapangan serta melakukan koordinasi dan meminta fatwa Teknis dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan ;

c. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi serta persetujuan dari Dinas Kehutanan dan perkebunan, bupati atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi memberikan Rekomendasi kepada badan Usaha atau Bentuk usaha tetap yang selanjutnya disampaikan kepada instansi berwenang guna mendapatkan izin penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi ;

d. Badan Usaha atau Bentuk usaha Tetap Wajib mentaati ketentuan mengenai keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Standar Teknis, Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan Ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

(3) Tata cara permohonan dan pemberian izin mendirikan dan menggunakan gudang bahan peledak di daerah operasi daratan dan di daerah operasi laut antara 0 � 4 mil laut sebagaimana dimaksud pada pasal 3 angka 3 adalah sebagai berikut :

a. Badan Usaha atau bentuk Usaha Tetap mengajukan permohonan izin mendirikan dan menggunakan gudang atau container tempat penyimpanan bahan peledak kepada bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tembusan kepada direktur Jenderal dan Gubernur Sumatera Selatan, melampirkan persyaratana-persyaratan sebagai berikut:

1. Salinan akte pendirian perusahaan yang menyebutkan usahanya di bidang Pertambangan ;

2. Gambar tata letak gudang penyimpan bahan peledak ;

3. Gambar konstruksi gudang penyimpanan bahan peledak ;

4. Jenis ukuran dan berat bahan peledak yang akan disimpan ;

5. Rekomendasi Direktur Jenderal ;

6. Rekomendasi dari Kepala Kepolisian Daerah.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Dinas pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan evaluasi baik administrasi maupun di lapangan ;

c. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, bupati atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi memberikan izin mendirikan dan menggunakan gudang atau container penyimpanan bahan peledak di daerah operasi daratan dan di daerah operasi laut antara 0 � 4 mil laut.

4. Tata cara permohonan dan pemberian Izin Pembukaan Kantor Perwakilan Perusahaan di Sub sector minyak dan Gas bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 angka 4 adalah sebagai berikut :

a. Badan Usaha atau bentuk usaha tetap mengajukan Permohonan Izin Pembukaan kantor Perwakilan kepada Bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Surat keterangan Terdaftar atau sejenisnya dari Negara asal ;

2. Rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara asal yang menyebutkan nama dan alamat perusahaan, nama pemilik dan Dewan Direksi serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di Indonesia ;

3. Surat Kuasa untuk Kepala Kantor Perwakilan dari pimpinan Perusahaan Kantor Pusat;

4. Bagan Organisasi Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan di Indonesia ;

5. Realisasi kegiatan Kantor Perwakilan atau realisasi kegiatan di Indonesia (untuk perpanjangan) ;

6. Rekomendasi dari Direktur Jenderal ;

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dinas Pertambangan dan energi melakukan penelitian dan evaluasi baik administrasi maupun di lapangan ;

c. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, Bupati atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi memberikan izin pembukaan Kantor Perwakilan ;

d. Dalam melaksanakan kegiatannya Kantor Perwakilan tersebut wajib mentaati segala ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB IV

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN

PADA KEGIATAN HILIR

Pasal 5

Tata cara pengajuan permohonan pada kegiatan hilir terdiri dari :

1. Tata cara permohonan dan pemberian rekomendasi lokasi pendirian kilang ;

2. Tata cara permohonan dan pemberian izin pendirian depot local ;

3. Tata cara permohonan dan pemberian izin mendirikan Stasiun Pengisian Bahan baker untuk Umum (SPBU) ;

4. Tata cara permohonan dan pemberian Izin Pemasaran bahan baker khusus (BBK) yang berupa Bahan Bakar untuk mesin 2 (dua) langkah ;

5. Tata cara permohonan dan pemberian izin pengumpulan dan penyaluran pelumas bekas.

Pasal 6

(1) Tata cara permohonan dan pemberian rekomendasi lokasi pendirian kilang sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 1 adalah sebagai berikut :

a. Badan usaha mengajukan permohonan rekomendasi lokasi pendirian kilang kepada Bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan ;

2. Peta lokasi pendirian kilang ;

3. Peta konstruksi kilang ;

4. Kapasitas produksi ;

5. Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan ;

6. Jumlah tenaga kerja.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Dinas Pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan evaluasi baik administrasi maupun di lapangan;

c. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, Buapti atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi mengeluarkan rekomendasi lokasi pendirian kilang ;

d. Badan usaha wajib mentaati Ketentuan Keselamatan Kerja, Pengelolaan Lingkungan hidup, Standar Teknis, Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku ;

(2) Tata cara permohonan dan pemberian izin pendirian depot local sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 2 adalah sebagai berikut :

a. Badan usaha mengajukan permohonan kepada bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tembusan kepada direktur Jenderal dan Gubernur sumatera Selatan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan ;

2. Peta lokasi pendirian depot local ;

3. Data mengenai kapasitas penyimpanan ;

4. Data perkiraan penyaluran ;

5. inventarisasi peralatan dan fasilitas yang dipergunakan ;

6. Rekomendasi dari Pertamina ;

7. Fotocopy KTP ;

8. Fotocopy NPWP.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Dinas Pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan Evaluasi baik administrasi maupun di lapangan ;

c. Berdasrkan hasil penelitian dan evaluasi, Bupati atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi memberikan izin pendirian depot lokal ;

d. Badan usaha wajib mentaati ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan lingkungan hidup, standar teknis, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundangan-Undangan yang berlaku.

(3) Tata cara permohonan dan pemberian izin mendirikan stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 3 adalah sebagai berikut :

a. Badan usaha mengajukan permohonan kepada bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan Gubernur Sumatera Selatan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan ;

2. Peta lokasi pendirian SPBU ;

3. Peta konstruksi SPBU ;

4. Data mengenai kapasitas penyimpanan

5. Data perkiraan penyaluran ;

6. Inventarisasi peralatan dan fasilitas yang dipergunakan ;

7. Rekomendasi dari Pertamina ;

8. Fotocopy KTP ;

9. Fotocopy NPWP.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Dinas Pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan evaluasi baik administrasi maupun di lapangan ;

c. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, Bupati atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi memberikan izin mendirikan Stasiun Pengisian bahan bakar untuk umum ;

d. Badan usaha wajib mentaati ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan lingkungan, standar teknis, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-Undangan yang berlaku.

(4) Tata cara permohonan dan pemberian izin Pemasaran bahan Bakar Khusus (BBK) yang berupa bahan bakar untuk mesin 2 (dua) langkah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 4 adalah sebagai berikut :

a. Badan usaha mengajukan permohonan kepada bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan Gubernur Sumatera Selatan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan ;

2. Surat keterangan domisili ;

3. Informasi teknis ;

4. Surat Keterangan Usaha perdagangan (SIUP) ;

5. Surat Keterangan Wajib Daftar Perusahaan ;

6. Fotocopy KTP ;

7. Fotocopy NPWP.

b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Dinas Pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan evaluasi baik administrasi maupun di lapangan ;

c. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, bupati atas usulan Dinas Pertambangan dan Energgi memberikan izin pengumpulan dan penyaluran Pelumas bekas.

d. Pelumas bekas yang dikumpulkan harus disalurkan kepada perusahaan pemegang izin pengelola pelumas bekas ;

e. Badan Usaha wajib mentaati ketentuan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pengelolaan lingkungan hidup, standar teknis, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB V

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN UNTUK

PERUSAHAAN JASA PENUNJANG

Pasal 7

Pengajuan permohonan untuk mendapatkan persetujuan Surat keterangan Terdaftar (SKT) Perusahaan Jasa Penunjang di bidang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 angka 10 adalah sebagai berikut :

a. Setiap perusahaan jasa penunjang yang akan melaksanakan kegiatan pada badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melakukan kegiatan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi wajib mendaftarkan persetujuan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) ;

b. Untuk mendapatkan persetujuan Surat keterangan Terdaftar sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Badan usaha mengajukan permohonan kepada bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi, dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Salinan akte pendirian perusahaan ;

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ;

3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) ;

4. Referensi Bank ;

5. Fotocopy KTP ;

6. Fotocopy NPWP ;

7. Jumlah tenaga kerja ;

c. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, Dinas Pertambangan dan Energi melakukan penelitian dan evaluasi baik administrasi maupun di lapangan ;

d. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, Bupati atas usulan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi mengeluarkan persetujuan Surat Keterangan terdaftar (SKT) kepada Badan Usaha yang bersangkutan ;

e. Badan usaha wajib mentaati ketentuan Keselamatan Kerja pengelolaan lingkungan hidup, standar teknis, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

PEMBINAAN, PENGAWASAAN DAN PELAPORAN

Pasal 8

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dalam Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan Kewenangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(2) Kewenangan bupati melakukan pembinaan dan pengawasan pengusahaan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas Pertambangan dan Energi ;

(3) Pembinaan dan Pengawasan meliputi aspek-aspek sebagaimana berikut :

a. Perizinan ;

b. Produksi, distribusi, dan pemasaran ;

c. Standar teknis ;

d. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

e. Pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 9

(1) Badan Usaha atau bentuk usaha tetap yang telah mendapatkan izin, rekomendasi dan persetujuan berdasarkan Peraturan daerah ini wajib menyampaikan evaluasi dan pelaporan secara tertulis setiap triwulan kepada Bupati melalui Dinas Pertambangan dan Energi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan gubernur Sumatera Selatan ;

(2) Laporan triwulan yang disampaikan oleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha tetap sekurang-kurangnya memuat :

a. Laporan produksi, pemasaran, dan Distribusi ;

c. Jumlah tenaga kerja yang ada;

d. Laporan Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ;

e. Laporan pengelolaan lingkungan hidup ;

f. Laporan keuangan badan usaha ;

g. Evaluasi.

BAB VII

SANKSI

Pasal 10

Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam peraturan daerah ini dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11

Perizinan, rekomendasi, dan persetujuan yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya.

Pasal 13

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Disahkan di Sekayu Pada tanggal 29 Mei 2002 BUPATI MUSI BANYUASIN,

ALEX NOERDIN Diundangkan di Sekayu Pada tanggal 1 Juli 2002 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

HARUN AL RASYID

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2002 NOMOR 45