penggunaaan bola warna untuk meningkatkan kemampuan

12
Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 9, No. 2, Maret 2021 pISSN 23378085 eISSN 2657- 0998 244 Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Pada Siswa Tunagrahita Kelas III Di SDLB Negeri Banda Aceh Juraidah Guru SDLB Negeri Banda Aceh Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul penggunaan bola warna untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada siswa kelas III tunagrahita ringan di SDLB Negeri Labui Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Tunagrahita di SDLB Negeri yang berjumlah empat orang terdiri dari empat siswa laki-laki ( FK, Ha, Fe, Tau). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunakan media bola warna dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada siswa tunagrahita ringan kelas III di SDLB Negeri Banda Aceh. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Sebelum dilakukan tindakan hanya 50 %. Siswa yang tuntas dengan dengan perolehan nilai rata-rata 50 dan kriteria kurang, pada siklus I meningkat menjadi 62,5 % siswa tuntas , nilai rata-rata pada 62,5, dengan Kriteria cukup dan pada siklus II menjadi 80% siswa yang tuntas, nilai rata-rata 80 dengan katagori baik. Berdasarkan dari peningkatan hasil belajar dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bola warna dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10. Kata kunci : Media bola warna. lambang bilangan, tunagrahita. PENDAHULUAN Tujuan umum pendidikan di Indonesia sebagaimana dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pelayanan pendidikan itu diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan karakteristik anak, baik anak normal maupun anak yang berkebutuhan khusus (Suyahman, 2015). Dengan kata lain, pelayanan pendidikan tidak membedakan fisik, emosi, sosial dan intelektual. Berkenaan dengan itu, anak berkebutuhan khusus juga memiliki potensi dan kemampuan yang masih bisa

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

244

Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Lambang Bilangan Pada Siswa Tunagrahita Kelas III Di SDLB Negeri

Banda Aceh

Juraidah

Guru SDLB Negeri Banda Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul penggunaan bola warna untuk meningkatkan kemampuan

mengenal lambang bilangan 1-10 pada siswa kelas III tunagrahita ringan di SDLB

Negeri Labui Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan,

tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data dalam penelitian ini

adalah siswa kelas III Tunagrahita di SDLB Negeri yang berjumlah empat orang

terdiri dari empat siswa laki-laki ( FK, Ha, Fe, Tau). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunakan media bola warna dapat meningkatkan

kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada siswa tunagrahita ringan kelas

III di SDLB Negeri Banda Aceh. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah

siswa yang tuntas dalam belajar. Sebelum dilakukan tindakan hanya 50 %. Siswa

yang tuntas dengan dengan perolehan nilai rata-rata 50 dan kriteria kurang, pada

siklus I meningkat menjadi 62,5 % siswa tuntas , nilai rata-rata pada 62,5, dengan

Kriteria cukup dan pada siklus II menjadi 80% siswa yang tuntas, nilai rata-rata 80

dengan katagori baik. Berdasarkan dari peningkatan hasil belajar dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media bola warna dalam pembelajaran dapat

meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10.

Kata kunci : Media bola warna. lambang bilangan, tunagrahita.

PENDAHULUAN

Tujuan umum pendidikan di Indonesia sebagaimana dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan untuk dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pelayanan pendidikan itu diberikan kepada seluruh manusia tanpa

membedakan karakteristik anak, baik anak normal maupun anak yang berkebutuhan

khusus (Suyahman, 2015). Dengan kata lain, pelayanan pendidikan tidak

membedakan fisik, emosi, sosial dan intelektual. Berkenaan dengan itu, anak

berkebutuhan khusus juga memiliki potensi dan kemampuan yang masih bisa

Page 2: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

245

dikembangkan (Sukadari, 2020). Karena pada umumnya anak berkebutuhan khusus

ini memiliki hambatan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tehnologi

dan seni serta kebutuhan yang bervariasi, sehingga tidak mudah disamakan dengan

anak-anak normal lainnya dalam pemberian pelayanannya.

Anak berkebutuhan khusus juga memiliki karakteristik dan klasifikasi yang berbeda

satu sama lainnya, salah satu jenis yang masuk dalam klasifikasianak berkebutuhan khusus

adalah anak tunagrahita ringan (Yosiani, 2014). Anak tunagrahita ringan adalah anak

yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata, mereka juga mengalami

keterbelakangan dalam bersosialisasi dengan lingkungannya, merekapun tidak mampu

untuk berfikir abstrak, logis dan sukar dalam memusatkan perhatian dan mengungkapkan

kembali suatu ingatan yang sudah didapatkan oleh anak tunagrahita tersebut (Suparman,

2015).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada anak tunagrahita ringan di

kelas III Tunagrahita SDLB Negeri Banda Aceh, yang berjumlah empat siswa, 3

siswa tidak mampu memahami konsep bilangan1 sampai 10, anak tidak mampu

menunjukkan lambang bilangan 1 sampai 10 yang disebutkan guru, ketika guru

memberikan tugas untuk mengurutkan angka 1 – 10, siswa masih ragu-ragu dan hanya

menebak-nebak dalam menyelesaikannya, hal ini dikarenakan anak belum memahmi

kobnsep angka dengan baik sehingga masih banyak mendapatbantuan dari guru.

Masalah lain yang ditemukan adalah ketika anak diminta untuk menunjukkan

lambang bilangan, anak masih mengalami kesalahanan, misalnya , pada saat guru memberi

intruksi untuk menunjuk angka “lima”, tetapi tangan anak menunjukkan pada angka

“tujuh”. Selain itu, anak masih melakukan kesalahan saat mengerjakan lembar kerja dalam

menghubungkan lambang bilangan dengan gambar 10, sebagai contoh pada saat anak

menghubungkan dengan garis untuk gambar anak memiliki kecendrungan prilaku yang

sering bosan dan konsentrasi sering buyar. Hal ini ditemukan saat anak akan menghitung

1 sampai 10 secara berurut dengan jarinya, tetapi saat anak mengulang untuk kedua

kalinya anak akan bosan dengan bukti anak sudah melihat kiri-kanan dan saat menghitung

lagi anak akan menghitung urut tapi tidak sesuai antara angka yang diucapkan dengan jari

yang ditunjuknya, contoh anak menyebut angka enam (6), jari yang ditunjuk anak

berjumlah tujuh (7).

Salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan anak dalam belajar adalah dengan

menggunakan media pembelajaran, sebagaimana Hamalik (2011, hlm. 21)

mengungkapkan bahwa : Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsang kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa.

Media pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan

merupakan solusi yang diupayakan oleh para ahli untuk menunjang proses belajar,

sehingga diharapkan dengan adanya media dalam pembelajaran akan tercipta sebuah

proses belajar dan mengajar yang efektif (Wuni & Uchtiawati, 2020).

Page 3: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Juraidah

246

Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

mengenal lambang bilangan 1-10 adalah dengan menggunakan media bola warna warni.

Media bola warna-warni diharapkan dapat menumbukan motivasi belajar siswa sambil

bermain.

Dengan menggunakan media bola warna warni diharapkan siswa akan lebih mudah

mengerti dan paham akan konsep bilangan 1 -10 , dan diharapkan siswa akan lebih aktif

dan dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.

Penggunaan bola warna warni sebagai media pembelajaran karena media tersebut

dirasa sudah tidak asing lagi bagi siswa, begitu juga media tersebut mudah diperoleh dan

murah harganya. Sehingga siswa diharapkan dapat tertarik dalam pembelajaran mengenal

lambang bilangan 1-10.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang “Penggunaan bola warna untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang

bilangan 1 – 10 pada siswa tunagrahita kelas III di SDLB Negeri Banda Aceh.

Sasaran penelitian tindakan terhadap siswa tunagrahita ringan yaitu dengan

melakukan proses pembelajaran. Di dalam pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dengan

menggunakan media bola warna bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal

lambang bilangan 1 -10.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1– 10 pada

siswa tunagrrahita kelas III di SDLB Negeri Banda Aceh.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini berlokasi di SDLB Negeri Labui Banda Aceh yang

dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2018 s/d bulan Oktober 2018

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III Tunagrahita di SDLB negeri banda

Aceh tahun pelajaran 2017/ 2018 . yang berjumlah 4 orang.

Penelitian ini menggunakan siklus dimana tiap siklus terdapat empat tahap. Adapun

empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

Pengumpulan data dalam penelitian bertujuan untuk mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang sudah ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah pedoman observasi dan tes unjuk kerja.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pembelajaran

mengenal lambang bilangan 1-10 menggunakan permainan pancing angka dalam

penelitian ini, adalah tes unjuk kerja dan pedoman observasi.

Tehnik analisis data yang penulis lakukan bersifat kuantitatif yang berpedoman

pada perhitungan terhadap hasil tes unjuk kerja, observasi partisipasi siswa, serta observasi

kinerja guru dimana data yang diperoleh digambarkan melalui huruf – huruf yang dipisah-

pisahkan menurut katagori nya untuk memperoleh kesimpulan.

Page 4: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

247

Setelah data terkumpul semuanya yang diperoleh melalui tes dan observasi

kemudian data akan diolah dan akan dianalisis. Data tersebut tentang perubahan perilaku,

sikap, motivasi dan hasil belajar siswa melalui tes maupun observasi terhadap pelaksanaan

PBM yang dilakukan oleh guru. Tes yang diberikan berbentuk soal, setiap jawaban diberi

skor dan bobot tertentu, untuk jawaban yang benar berdasarkan tingkat kesulitan. Data

tersebut kemudian diinterpretasikan dalam bentuk kualitatif yang diperoleh dari hasil

observasi. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil tes ( pre tes dan pos tes) disajikan

dalam bentuk tabel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Observasi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan refleksi yang sehingga

ditemukan beberapa hal yaitu:

a. Rendahnya kemampuan kemampuan mengenal lambang bilangan, mengakibatkan

siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan lambang bilangan, mengurutkan

bilangan, memasangkan lambang bilangan sesuai dengan urutan benda.

b. Kurangnya variasi media yang digunakan dalam pembelajaran anak tunarungu ,

menyebabkan kejenuhan /bosan dalam belajar pembagian

c. Belum menggunakan media yang dapat melibatkan anak untuk ikut aktif,

menyebabkan anak kurang termotivasi untuk belajar.

d. Prestasi belajar matematika masih rendah belum mencapai kriteria Ketuntasan

Minimal yang telah ditetapkan yaitu 70.

Berdasarkan analisis prasiklus dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 4 siswa yang

memperoleh nilai diatas KKM masih sangat rendah yaitu semua siswa belum mencapai

KKM. Nilai yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan adalah yang mendapat nilai 60,

(60% ) berjumlah 1 siswa, yang mendapat nilai 50, (50%) adalah berjumlah 2 siswa, yang

mendapat nilai 40 ( 40% ) adalah berjumlah 1 siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar

yang diperoleh siswa pada tindakan pre tes adalah 50%. Tindakan yang diperoleh

prasiklus tersebut nilai sangat kurang masih perlu dilakukan pertemuan berikutnya.

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 4 jumlah siswa yang

memperoleh nilai diatas KKM tidak ada (0 %) belum mencapai KKM, dan dapat

digambarkan dengan grafik di bawah ini

Page 5: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Juraidah

248

:

0

20

40

60

80

Fk Ha Fe Tau

KKM

Nilai Prasiklus

Gafik 1. Perolehan nilai Pra siklus

Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan beberapa persiapan

antara lain:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP

b. Menyusun lembar unjuk kerja untuk tes kemampuan mengenal

lambang bilangan.

c. Menyusun pedoman observasi partisipasi siswa dan kinerja guru. d. Mempersiapkan media dan alat yang digunakan dalam permainan.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Satu kali

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran dan setiap satu jam pelajaran dilaksanakan selama

30 menit.

Hasil Pengamatan Tindakan siklus I a. Pengamatan kinerja guru

Hasil pengamtan pengamatan terhadap kinerja guru sudah mampu membuka

pembelajaran dengan baik yakni dengan mengkondisikan dan membimbing siswa dalam

berdoa, selain itu guru sudah mampu menyampaikan materi ajar dengan baik, menyiapkan

alat dan media yang akan digunakan dalam permainan, memberikan instruksi sederhana,

membantu siswa apabila mengalami kesulitan dan menutup pembelajaran dengan baik.

b. Pengamatan partisipasi siswa.

Hasil pengamatan partisipasi siswa menunjukkan bahwa siswa telah berpartisipasi

dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai partisipasi siswa pada siklus I telah berada

pada kriteria baik. Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran dan menyiapkan alat

untuk belajar dengan sedikit bimbingan guru. Siswa mampu mengikuti instruksi yang

diberikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dan pesan yang diberikan oleh

guru. Selain itu, siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik.

Page 6: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

249

Observasi Tindakan Siklus I

Hasil evaluasi unjuk kerja mengenal lambang bilangan melalui media bola warna

warni pada siswa tunagrahita kelas III belum menvcapai nilai ketuntasan yang ditetapka.

Hal ini disebabkan karena siswa masih ragu-ragu dalam menerima intruksi yang diberikan

guru.Siswa masih sering tidak percaya diri sehingga terlihat ragu-ragu dalam menjawab

instruksi yang diberikan oloeh guru. siswa masih sering melihat kearah guru untuk

memastikan jawaban benar atau salah,.Disamping itu siswa masih sering melakukan

kesalahan pada angka 6, angka 7 dan angka 9. Ketika guru mengintruksikan untuk

menunjuk angka enam siswa justru menunjukkan angka sembilan atau angka tujuh .Hasil

tindakan siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I

No Nama

Siswa KKM

Skor

Maksimal

Skor

perolehan Kriteria

Peningkatan

rata-rata ( % )

1. Fk 70 50 50 % Kurang

62,5 %

2. Ha 70 60 60 % Cukup

3. Fe 70 60 60 % Cukup

4. Tau 70 80 80 % Baik

Berdasarkan hasil belajar siswa siklus I memperoleh hasil tes sebagai berikut:

Tabel 2. Skor hasil tes siklus I

No Nama

Siswa KKM Nilai Kriteria nilai

Kriteria

T TT

1. MAM 70 50 Kurang X -

2. M.FL 70 60 Cukup X -

3. MAY 70 60 Cukup X -

4. FM 70 80 Baik √ -

Nilai rata-rata 62,5

Berdasarkan tabel 2. diatas menunjukkan bahwa hasil kemampuan mengenal

lambang bilangan mengalami peningkatan besar 62,5% dari kemampuan awal pada

prasiklus yaitu 50%. Pada siklus I ini , 1 orang siswa memperoleh nilai 80 dalam kriteria

baik , 2 siswa memperoleh nilai 60 dengan kriteria cukup. Dan 1 siswa perolehan nilai

50 dengan kriteria kurang baik. Dengan hasil yang diperoleh siswa tersebut 1 siswa sudah

mencapai KKM dan 3 siswa belum mencapai KKM. nilai rata-rata pada siklus I adalahh

62,5. Data hasil tindakan siklus I kemampuan mengenal lambang bilangan dapat

disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini :

Page 7: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Juraidah

250

0

20

40

60

80

100

Fk Ha Fe Tau

KKM

Nilai Prasiklus

Grafik 2 : Perolehan nilai siklus I

Refleksi Tindakan Siklus I

Data yang sudah diperoleh digunakan sebagai pedoman bagi peneliti dan guru untuk

melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul. Sehingga dapat mencari solusi

terhadap masalah tersebut. Pencarian solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

mengenal lambang bilangan dan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada

siklus berikutnya. berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kendala yang

terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Beberapa siswa masih mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah

ditentukan.

2) Siswa sering tidak percaya diri dalam melakukan intruksi yang diberikan oleh guru

sehingga ragu-ragu dalam menjawab.

3) Siswa tidak dapat membedakan angka enam, tujuh dan sembilan.

Selain terdapat beberapa kendala di atas, secara keseluruhan pelaksanaan

pembelajaran mengenal lambang bilangan pada siklus I dapat berjalan dengan lancar.

Ada beberapa hal positif yang terlihat saat pembelajaran , yaitu :

a) Siswa terlihat sangat senang mengikuti pembelajaran.

b) Siswa lebih berkonsentrasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan refleksi di atas, maka peneliti dan guru merancang perbaikan yang dapat

menunjang proses pembelajaran sehingga hasilnya lebih baik. Berikut tabel refleksi di

bawah ini :

Tabel 3. Perbaikan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II

Refleksi pada siklus I Perbaikan Siklus II

a. Nilai di bawah KKM yang telah

ditentukan.

a. guru memberikan bimbingan kepada

siswa untuk mencapai nilai KKM .

b. Siswa tidak percaya diri b. Guru melakukan modifikasi dalam

menggunakan media pembelajaran.

c. siswa ragu-ragu dalam menjawab

pertanyaan

c. Guru memberikan penguatan agar

siswa percaya diri.

Page 8: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

251

Analisis Tindakan Siklus I

Analisis data dilakukan terhadap data hasil tes kemampuan mengenal lambang

bilangan dengann menggunakan media bola warna warni. Data hasil observasi yaitu

kinerja guru saat proses pembelajaran dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Sedangkan data hasil tes merupakan dari hasil pasca tindakan siklus I.

Deskripsi kemampuan mengenal lambang bilangan adalah sebagai berikut:

Kemampuan siswa menunjuk angka 1-10 siswa membutuhkan sedikit bantuan dari

guru dan lebih banyak melakukannya secara mandiri. Namun ketika guru memberikan

instruksi menunjuk angka enam, tujuh, dan sembilan siswa masih terlihat kebingungan dan

melihat ke arah guru untuk meminta bantuan sebelum menjawab. Sebenarnya ssiswa

sudah melakukannya dengan baik, hanya saja siswa masih sering tidak percaya diri dalam

menjawab.

Untuk mengurutkan angka 1-3 siswa melakukannya dengan sangat baik. Guru hanya

memberikan instruksi sederhana dan siswa langsung melakukan apa yang diinstruksikan

tanpa meminta bantuan. Selanjutnya ketika siswa mengurutkan angka 1-7 siswa juga

melakukannya dengan baik walaupun ada sedikit bantuan dari guru namun siswa sangat

semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan. Ketika mengurutkan

angka 1-10 siswa masih memerlukan bantuan guru

Kemampuan memasangkan angka sesuai dengan jumlah gambar. Siswa diajak

memasangkan angka dengan jumlah gambar kemudian menghitung jumlah gambar.

Siswa sudah melakukannya dengan cukup baik walaupun masih membutuhkan bantuan

dari guru. Pada indikator siswa memasangkan angka sesuai dengan jumlah benda dan

menghitung jumlah benda tersebut. Pada kegiatan ini siswa melakukannya dengan cukup

baik walaupun memerlukan sedikit bantuan dari guru.

Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Perencanaan Tindakan siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada pembelajaran pada tindakan siklus 2 meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Selain itu tindakan perbaikan yang

dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I dengan

a. Guru memberikan bimbingan kepada subjek supaya nilainya mencapai KKM.

b. Guru memberikan reward berupa kata-kata pujian.

c. Guru memberikan penguatan dari dalam diri kepada siswa

Diskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1. Pelaksanaan tindakan siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan

rincian 2 kali pertemuan pelaksanaan pembelajaran. Satu kali pertemuan merupakan 2 jam

pelajaran, setiap satu jam pelajaran terdiri dari 35 menit.

Page 9: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Juraidah

252

Diskripsi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II

a. Pengamatan kinerja Guru

Komponen kinerja guru pada tindakan siklus II tidak berbeda dengan komponen

kinerja guru pada tindakan siklus. Kinerja guru pada tindakan siklus II mencapai kriteria

sangat baik dan sudah mencapai nilai KKM yang sudah ditetapkan. Apabila dibandingkan

dengan kinerja guru pada tindakan siklus I skornya meningkat. Guru telah melaksanakan

proses pembelajaran dengan baik.

b. Pengamatan partisipasi siswa

Hasil partisipasi siswa pada Pelaksanaan pembelajaran diamati, terungkap bahwa

dari semua aspek yang diharapkan terlaksana, semuanya dapat terlaksanakan dengan baik.

Semua peserta didik sudah mulai aktif dalam kegiatan belajar sehingga berpengaruh pada

hasil belajar siswa dan tes peserta didik yang mendapatkan nilai rata-rata 80. Hal ini

dikarenakan guru sudah mulai melaksanakan ketentuan atau langkah pembelajaran yang

sesuai, memberikan perhatian penuh dan bimbingan sehingga peserta didik memahami dan

mengerti serta melaksanakan indikator yang telah ditetapkan. Peserta didik pun dapat

menjawab tes dengan baik. Selain itu, waktu yang diberikan juga cukup untuk

melaksanakan semua kegiatan pembelajaran.

Diskripsi Evaluasi Tindakan Siklus II

Hasil evaluasi tindakan siklus II yaitu guru sudah mampu mampu mengkondisikan

siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru menyampaikan pelajaran dengan baik,

menjelaskan tentang langkah- langkah dalam menggunakan media bola warna warni

untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan1-10 .Selain kegiatan yang

dilakukan oleh guru, siswa juga sudah berpartisipasi dengan sangat baik, Hasil evaluasi

tes unjuk kerja kemampuan mengenal lambang bilangan pada siswa tunagrahita setelah

tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus 2

No Nama

Siswa KKM

Skor

Maksimal

Skor

perolehan Kriteria

Peningkatan rata-

rata ( % )

1. MAM 70 7 70 % Cukup

80 %

2. MFL 70 8 80 % Baik

3. MAY 70 8 80 % Baik

4. FM 70 9 90 % SangatBaik

Berdasarkan hasil belajar siswa siklus I memperoleh hasil tes sebagai berikut:

Tabel 5. Skor hasil tes siklus 2

No Nama

Siswa KKM Nilai Kriteria nilai

Kriteria

T TT

1. MAM 70 70 Cukup X -

2. M.FL 70 80 Baik √ -

3. MAY 70 80 Baik √ -

Page 10: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

253

4. FM 70 90 Sangat Baik √ -

Nilai Rata-rata 80

Berdasarkan tabel hasil tindakan siklus II diatas, menunjukkan hasil yang sangat

memuas dan meningkat 80 % dibandingkan dengan siklus I yang hanya meningkat 60%.

Dapat dijelaskan bahwa hasil tindakan siklus II mengalami peningkatan nilai dari tes

unjuk kerja yaitu 1 siswa memeproleh nilai 90 dengan kriteria sangat baik, 2 siswa

memperolehan nilai 80 dengan kriteria baik dan 1 siswa memeproleh nilai 70 dengan

kriteria cukup. Pada siklus II ini tidak ada nilai kurang. Dalam proses pembelajaran

meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 terjadi peningkatan .Artinya

kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada siklus II pada siswa telah mencapai

KKM yaitu nilai ketuntasan sebesar 70. Hasil tindakan kemampuan mengenal lambang

bilangan pada siklus II juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Fk Ha Fe Tau

KKM

nilai siklus 2

Grafik 3. Perolehan nilai siklus II

Analisi Data Tindakan Siklus II

Analisis data dilakukan terhadap data observasi pelaksanaan tindakan dan data

kemampuan mengenal lambang bilangan pada siklus II. Hasil observasi terhadap kinerja

guru dan partisipasi siswa mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan siklus I.

Peningkatan kinerja guru ini dikuti juga dengan peningkatan partisipasi siswa.

Partisipasi siswa pada tindakan siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I. Peningkatan terhadap hasil belajar dalam materi mengenal lambang bilangan hasil

sangat baik karena terdapat peningkatan perolehan skor nilai dari pelaksanaan siklus I

samapai pelaksanaan siklus ke 2.

Setelah diberikan pembelajaran mulai dari tindakan siklus I sampai tindakan siklus

II, dapat dilihat terjadi peningkatan hasil pembelajaran.

Dari pengamatan, hasil tes, maka tujuan penelitian telah memenuhi standar, maka

untuk itu peneliti menyelesaikan penelitian ini pada siklus 2. Besarnya peningkatan

Page 11: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Juraidah

254

kemampuan mengenal lambang bilangan dari pra siklus. siklus I dan siklus II disajikan

dalam grafik di bawah ini :

.

Grafik 4 : Perbandingan nilai pra siklus, siklus I, siklus II

Diskripsi Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada tindakan siklus II, diketahui

bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 siswa tunagrahita s kelas III

mengalami peningkatan dibandingkan kemampuan awal dan pasca tindakan siklus I.

Peningkatan tersebut juga telah mencapai kriteria keberhasilan (KKM) yang ditentukan

yaitu 70. Selain itu kinerja guru dan partisipasi siswa pada tindakan siklus II sudah sangat

baik.

Perolehan nialai rata-rata mengalami peningkatan dari 50 pada kemampuan awal

menjadi 62,5 pada tindakan siklus I dengan mengalami peningkatan nilai rata pada siklus

II menjadi 80. Ppeningkatan nilai rata- rata pada Siklus II telah memenuhi kriteria

keberhasilan minimal atau KKM sebesar 70

Pembahasan Hasil Penelitian

Kemampuan awal siswa dan pelaksanaan siklus I apabila dibandingkan terlihat sudah

ada peningkatan, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan peneliti,

sehingga dilakukan tindakan siklus II. Hal ini disebabkan pada pelaksanaan siklus I

terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pelaksanaan siklus I, sehingga perlu

diadakan perbaikan dalam siklus II agar indikator keberhasilan yang diharapkan dapat

tercapai.

Peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu suatu proses memperkenalkan dan mengajarkan kemampuan

menunjuk lambang bilangan, mengurutkan lambang bilangan, memasangkan lambang

bilangan sesuai jumlah gambar dan memasangkan lambang bilangan sesuai jumlah

benda.

Berdasarkan hasil penelitian yang terdiri dari aktifitas siswa dan hasil belajar

operasi pembagian bilangan dua angka dengan menggunakan media congklak telah

mengalami peningkatan yang sangat baik. Dapat dilihat dari paparan hasil belajar pada pra

siklus, siklus I dan siklus II, bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan terhadap

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Fk Ha Fe Tau

PRASIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 12: Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 2,

Maret 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

255

kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini

terbukti dari tercapainya hasil belajar siswa pada setiap siklus yang semakin baik. Menurut

hasil observasi peningkatan ini terjadi setelah guru atau peneliti menggunakan media bola

warna warni.

Hasil belajar siswa terjadi peningkatan dengan cukup baik. Hasil belajar pada

siklus 2 sudah lebih baik dari siklus I dan pra siklus. Hal itu dibuktikan oleh perolehan

hasil pada siklus I dan siklus II, peningkatan tersebut didapat dengan melakukan semua

tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan media bola warna warni, dengan

demikian penelitian ini dapat dianggap berhasil.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan mengenal lambang bilangan pada siswa tunagrahita kelas III di SDLB Negeri

Banda Aceh dapat ditingkatkan melalui media bola warna warni yang dilakukan dalam

II siklus . Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan perolehan skor hasil dan proses

yang didapatkan oleh siswa hingga mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh .(1995). OrtopedagogikAnakTunagrahita.Jakarta: Proyek Pendidikan

Tenaga Guru. Dikti

Sudijono, Anas, (2008) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawalai Press

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Cet ke-3,

Bandung : Sinar Baru.

Susilana, Rudi dan Cepi Riana. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: Wacana

Prima.

Sukadari, S. (2020). PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI

PENDIDIKAN INKLUSI. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran

Ke-SD-An. https://doi.org/10.31316/esjurnal.v7i2.829

Suparman, S. (2015). Peningkatan Kemampuan Berhitung pada Anak Tunagrahita Ringan

Melalui Media Permainan Kartu. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika.

https://doi.org/10.20527/edumat.v3i2.641

Suyahman. (2015). Pendidikan untuk Semua antara harapan dan kenyataan (studi kasus

permasalahan pendidikan di Indonesia). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan.

Wuni, I. S., & Uchtiawati, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Pop Up Book Sebagai Media

Belajar Anak Tunagrahita Ringan Terhadap Kemampuan Membilang Benda di Pusat

Kajian dan Pendampingan ABK Universitas Muhammadiyah Gresik. Postulat :

Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika. https://doi.org/10.30587/postulat.v1i1.1680

Yosiani, N. (2014). Relasi Karakteristik Anak Tunagrahita Dengan Tata Ruang Belajar di

Sekolah Luar Biasa. E-Journal Graduate Unpar.