no slide titleagropolitan.jatimprov.go.id/uploads/2019-03/paparan-pokja-agro-di-provinsi.pdfrintisan...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITANKABUPATEN NGAWI
Oleh:
Tim Pokja Agropolitan
Kabupaten Ngawi
Selayang pandang Kabupaten NgawiQUICK FACT’S:
•Luas wilayah:129,598 Ha
Populasi: 881.532 Jiwa
•Aktivitas utama: Pertanian
Menyumbang 35,9%
PDRB
Luas area
pertanian504,75 km 2
atau 39%
Penghasil beras terbanyak
no 4 se-Jatim
DASAR PELAKSAAN
1. Surat Mentan RI No. 144/OT.210/A/V/2002 tentang Pengembangan Kawaswan Agropolitan (PKA) PKA Ngawi (center land Kec. Paron) sebagai Kawasan Rintisan selain Kabupaten Mojokerto dan Banyuwangi
2. Pedoman Umum PKA dan Pedoman Operasional PKA (Deptan, 2002).
3. Perda Provinsi Jatim No: 2 Tahun 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur.
4. UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang Nasional
5. PERMENTAN RI No: 01/Permentan/OT.140/1/ 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TA 2014
6. Perda Kab. Ngawi 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi Tahun 2010-2030
7. Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Master Plan Pengembangan KawasanAgropolitan
8. Kep. Bupati No. 188/115/404.012/2009 tentang Penetapan Lokasi Program PKA (Kec. Ngrambe)
9. Keputusan Bupati Nomor 188/178/404.012/2010 tentang Perubahan Kep. Bupati No. 188/115/404.012/2009 tentang Penetapan Lokasi Program PKA (Kec. Paron dan Ngrambe)
KELEMBAGAAN PKAPengembangan kelembagaan/institusi yang mampu
meminimalkan ongkos transaksi, membangun
kebersamaan dan menghidupkan cara kerja yang
dinamis dan efisien melalui pengembangan jaringan
(network) yang andal.
Penguatan Pokja
Agropolitan (SK Pokja)
Pengembangan
kelembagaan penyuluhan
pertanian (1 Penyuluhan
Kab, 19 BPP Kec, 214
Des/Kel, Penyuluh
Swadaya)
Pengembangan
kelembagaan petani
sebagai sentra
pembelajaran dan
pengembangan agribisnis
(3 P3TS: Gerih,
Kedunggalar dan
Ngrambe)
Pengembangan
kelembagaan keuangan
termasuk kelembagaan
139 BUMDes
774 KOPERASI
(termasuk Kopwan)
KELEMBAGAAN PKA
PERENCANAAN PENGEMBANGAN AGROPOLITAN
ANALISIS KELAYAKAN Kajian
Prospek Bisnis Agropolitan)
2007
Penyusunan Rencana Induk
RI (Master plan 2014 dan RPIJM 2015,
Road map 2017) , Kajian Pendukung
PKA ( NTP, Nilai Tambah, Peta
Ekonomi)
Penyusunan Detail Desain
(ATP: master plan 2016,
MoU dg 3PT 2018)
DD (2016)
Konstruksi Fisik &
Kelembagaan (2017)
Implementasi
Dengan Melibatkan
Akademisi, Bisnis,
Comunity, Goverment
(ABCG) (2018)
Pengembangan
Kawasan
Kenebejo dan
Jatipangawitan
Adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai
sistem produksi pertanian dan pengelolaan SDA
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan
satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis
(UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang)
KAWASAN AGROPOLITAN ?
SISTEM
PRODUKSI
PRIMER
SISTEM INDUSTRI
PENGOLAHAN
PRODUK
UNGGULAN
PELAKSANAAN AGROPOLITAN
masyarakat
COMMUNITY BASE ECONOMY
Jasa
Penunjang
Fisik
(alsintan)
Jasa Penunjang
Non-Fisik
(lembaga
pembiayaan
perbankan,
koperasi,
BUMDes)
PELAKSANAAN DAN PERKEMBANGAN KAWASAN
AGROPOLITAN
1. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan
industri pertanian secara lokalita:
a. Membangun pusat pelatihan dan pemasaran (Agro Techno Park
di Desa Wakah)
b. Pengembangan sentra tanaman horti dan buah:
Kec. Kendal: Karanggupito: (durian, sayur mayur, ubi kayu, Kakao),
Majasem (jambu merah), Sidorejo: (Jamur tiram)
Kec. Sine : Hargosari (Jambu merah, durian , manggis, Kakao),
Girikerto (Teh, Sayur mayur, Ngrendeng (Ubi jalar, Rambutan,
durian, Kakao)
Kec. Ngrambe : Pucangan (salak, ubi kayu, Kakao), Giriharjo (jambu
merah, Kakao), Wakah (Sayur, Kakao), Hargomulyo (cabe, bawang
merah, sayur mayur, kopi, durian, Kakao)
Kec. Jogorogo: Desa Ngrayudan (durian, manggis, Rambutan, kopi,
Kakao), Kletekan : (beras organik, sayur mayur, jambu merah,
Kakao)
c. Pengembangan sentra industri pangan olahan:
Kec. Kendal : Aneka kripik Desa Karanggupito, Kendal, Majasem,
Sidorejo
Kec. Sine : Aneka kripik : Desa Girikerto, Hargosari
Kec. Ngrambe: : aneka kripik umbi dan buahDesa Pucangan,
Krandegan, Wakah, hargomulyo
Wakah : Gethuk ubi kayu,
Kec. Jogorogo: : aneka kripik umbi dan buah, kopi exelsa, Desa
Ngrayudan , Girimulyo, Jogorogo, Kletekan, Macanan,
Lanjutan.....
2. Meningkatkan pembangunan danpemeliharaan sarana danprasarana umum yang bersifatstrategis
3. Meningkatkan agribisnis komoditiunggulan lokalita
4. Pemberdayaan masyarakatagrobis
• revitalisasi pasar tradisional (Pasar Paron, Walikukun, Kedungprahu, Beran)
• Peningkatan jalan penghubung antar kawasan
• jaringan irigasi (waduk, embung, dam parit, sumur dalam)
• Keikutsertaan Pameran/Promosi
• Membangun jejaring pasar
• Membentuk komunitas antar pelaku usaha (Gabungan Makanan Olahan Pangan Ngawi/Bumona, Komunitas Ngawi Organic Center/KNOC)
• Pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha
• pendampingan pelaku usaha
• Kerjasama kemitraan dengan Perusahaan Besar (PT. Panah Merah, PT. Padi Unggul Indonesia, PT. Sakti, Unilever)
Lanjutan...
5. Peningkatan perdagangan/pemasaran termasuk pengembangan terminal/
sub terminal agribisnis
Lanjutan...
Pasar Jogorogo
Pasar Walikukun
Stand HPS Kopi Selo ondo
6. Menjamin tersedianya sarana produksi danpermodalan pertanian
Fasilitasi Bantuan Peralatan Usaha (Alsintan, peralatanproduksi pangan olahan)
Memfasilitasi akses pembiayaan dengan Perbankanmelalui pola kredit modal
Membentuk Lembaga keuangan mikro di Desa(BUMDes, Koperasi)
Memfasilitasi pembentuka lembaga Usaha Jasa Alat-alat pertanian (UPJA Gemarang, Kartoharjo, Pangkur)
Lanjutan...
16
Pengembangan Lumbung
Pangan dan Launching Toko Tani
Indonesia Sebagai peningkatkan sistem distribusi
pangan dengan menjembatani konsumen
dengan TTI sebagai distributor dan
GAPOKTAN sebagai
supllier
DAMPAK SOSIAL EKONOMI
• Peningkatan pendapatan petani melalui kemitraan
kerjasama dengan perusahaan bibit cabe Panah
Merah melalui sistem Polinasi yaitu transfer serbuk
sari dari benang sari, bagian-bagian bunga yang
menghasilkan mereka, ke organ-organ ovula
(prekursor benih) mereka sendiri.
• Nilai tambah : budidaya cabe konvensional per 150
pohon X 2,5 kg X Rp. 4.000 = Rp. 1.500.000,-
• Jual bibit (biji) 150 pohon = 7 kg X Rp. 850.000 =
Rp. 5.950.000,-
Pemanfaat lahan optimal: lahan yang sempit dapat menghasilkan
pendapatan besar melalui relay cropping yaitu cara bercocok tanam
dimana satu bidang lahan ditanami dengan dua atau lebih jenis
tanaman dengan pengaturan waktu panen dan tanam. Pada system
ini, tanaman kedua ditanam menjelang panen tanaman musim
pertama
HARGO MULYO NGRAMBEWakah Ngrambe
Tidak ada kesulitan dalam
pemasaran produk karena sdh
integrasi antara penyedia
produk dengan pembeli (sdh
ada kerja sama)
HARGO MULYO NGRAMBE
SINERGI PROGRAM DAN KEGIATAN OPD
PERMASALAHAN PEMBERDAYAAN
AGROPOLITAN
Bgm
memanfaatkan
Informasi
peluang pasar
? Bgm mengolah
produk-produk
UNGGULAN
?
Bgm
melestarikan
SDA-LH
?
Bgm
Memproduksi
bahan baku yg
Benar ?
Bgm
menyediakan
sarana /
instrumen?
PROSPEK KE DEPAN PKA KAB NGAWI
1. Menyediakan sarana pusat Agrobisnis di Kabupaten Ngawi yang
fokuskan di Agro Techno Park
2. Pengembangan PKA di Kabupaten dipusatkan di Agro Techno Park
Mangkleng Kecamatan Ngrambe.
Fungsi ATP:
a. Pusat laboratorium budidaya pertanian dan perikanan
b. Pusat Bisnis Pelaku Usaha Agrobis
c. Pusat Edukasi bagi Pelaku Usaha (pusat pelatihan bagi pelaku usaha
Agribis
d. Pusat Pemasaran produk uggulan komoditi pertanian dan pangan
olahan
e. Pusat Packing pangan olahan
f. Sarana hiburan/pariwisata keluarga
SEKIAN !
SEMOGA
BERMANFAAT
Wassalam