nkp 5

40
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP TUGAS POKOK POLRI JUDUL STRATEGI MEMANTAPKAN TUGAS POLRI BIDANG PENEGAKKAN HUKUM GUNA MENGHADAPI DAMPAK GLOBALISASI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KAMDAGRI YANG MANTAP 1. Latar belakang Keamanan dalam negeri pada dasarnya adalah suatu kondisi yang dibutuhkan bangsa untuk dapat melaksanakan pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. Berbagai bentuk gangguan Kamdagri dapat muncul sebagai dampak dari perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia sedang bergerak memasuki 1

Upload: lean-dha

Post on 13-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Bab I - VII

TRANSCRIPT

Page 1: NKP 5

MARKAS BESARKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP TUGAS POKOK POLRI

JUDUL

STRATEGI MEMANTAPKAN TUGAS POLRI

BIDANG PENEGAKKAN HUKUM GUNA MENGHADAPI

DAMPAK GLOBALISASI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN

KAMDAGRI YANG MANTAP

1. Latar belakang

Keamanan dalam negeri pada dasarnya adalah suatu kondisi yang dibutuhkan bangsa

untuk dapat melaksanakan pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya

keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang

mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan

masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran

hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Berbagai bentuk gangguan Kamdagri dapat muncul sebagai dampak dari perkembangan

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia sedang bergerak

memasuki era globalisasi, yaitu kondisi dunia yang berada pada satu kehidupan global

yang tidak terhalang oleh batas-batas wilayah sebagai akibat perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi. Globalisasi berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan

manusia, baik idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun keamanan.

Sebagian dari dampak perkembangan global adalah ketimpangan

ekonomi antara negara maju dan berkembang, peningkatan angka

kemiskinan di negara berkembang, melemahnya kedaulatan dan

1

Page 2: NKP 5

kapasitas control negara, ketidakpastian dan kerawanan global,

meningkatnya kejahatan antar Negara, dan potensi terhapusnya

budaya-budaya local. Dampak negatif globalisasi dalam tugas

penegakan hukum berupa munculnya beragam kejahatan yang bukan

hanya baru, tetapi juga bersifat antar negara, seperti cyber crime,

pornografi, lalu lintas narkoba, HAKI, dan pencucian uang hingga

kejahatan perbankan. Untuk menghadapi dampak negatif tersebut,

tugas Polri sebagai penegak hukum perlu dimantapkan seiring dengan

berkembangnya pengaruh global terhadap masyarakat. Oleh karena

itu, NKP ini akan membahas kesiapan Polri dalam menghadapi dampak

globalisasi terhadap penegakan hukum.

2. Pokok permasalahan

Kesiapan Polri dalam menghadapi dampak pengaruh globalisasi

terhadap penegakan hukum dalam rangka mewujudkan Kamdagri

belum mantap.

3. Persoalan

a. Globalisasi membawa pengaruh negatif terhadap Polri

b. SDM penegakan hukum belum profesional

c. Koordinasi antar CJS belum berjalan dengan baik

d. Perlu formulasi penegakan hukum yang mantap dalam menghadapi

dampak globalisasi.

4. Ruang lingkup

Globalisasi menyangkut berbagai aspek kehidupan baik kenegaraan

maupun kemasyarakatan. Dalam NKP ini dampak globalisasi akan

dibatasi ruang lingkupnya pada pengaruhnya terhadap Kamdagri yang

dipecahkan melalui pelaksanaan tugas pokok Polri sebagai penegak

hukum.

5. Tata urut

2

Page 3: NKP 5

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, pokok permasalahan dan

persoalan, ruang lingkup dan tata urut penulisan.

Bab II Kajian kepustakaan, berisi teori dan pandangan ahli mengenai

konsep globalisasi, penegakan hukum, dan EFAS-IFAS

Bab III Kondisi faktual, berisi kondisi kondisi penegakan hukum saat ini.

Bab IV Faktor-faktor yang mempengaruhi, terdiri atas faktor eksternal meliputi Peluang

dan Kendala dan Faktor Internal yang terdiri atas Kekuatan dan Kelemahan

Bab V Kondisi Ideal, yakni penegakan hukum yang diharapkan

Bab VI Upaya pemecahan masalah yang meliputi penyusunan visi, misi, tujuan, sasaran,

kebijakan, dan strategi yang dikaji melalui analisis EFAS-IFAS.

Bab VII Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Rekomendasi.

3

Page 4: NKP 5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

6. Konsep Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah

universal. Achmad Suparman1 menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan

sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi

oleh wilayah. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah,

atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin

terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-

eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Perkembangan kemajuan teknologi, terutama komunikasi dan informasi (cyberworld)

serta transportasi

b. Peningkatan tajam dalam perdagangan internasional

c. Kebebasan pergerakan barang, jasa, investasi, modal, dan manusia

d. Kapitalisme global

e. Proliferasi aktor-aktor non Negara (MNC, NGO, dan individu)

f. Gelombang demokratisasi global

g. Meningkatnya peran institusi-institusi multilateral

h. Erosi kedaulatan Negara dan longgarnya batas-batas Negara (borderless world)

Pengaruh positif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.

a. Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis,

karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika pemerintahan dijalankan secara

1 Suparman dalam Azra, 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Kompas ha.15

4

Page 5: NKP 5

jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan

positif tersebut berupa jati diri terhadap negara menjadi meningkat dan kepercayaan

masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan.

b. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan

kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan adanya hal tersebut akan

meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan nasional dan

akan mengurangi kehidupan miskin.

c. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos

kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk

meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan

mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan

tentang budaya suatu bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.

a. Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat

membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah

dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya jati diri

bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa kita akan terpecah belah.

b. Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena

banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll) membanjiri

Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala

berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa perusahaan

kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam negeri.

c. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa

Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup

metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang

sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang

oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena

adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan

pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka

pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.

7. Konsep Analisis EFAS-IFAS

5

Page 6: NKP 5

Teori analisis IFAS-EFAS adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistimatis untuk merumuskan strategi perusahaan analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan

peluang, namun bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan

ancaman2.

Teori ini sangat relevan untuk digunakan dalam menganalisa kekuatan

dan kelemahan organisasi dalam upaya mengetahui hakekat ancaman

dan peluang dalam upaya pimpinan menentukan langkah pengambilan

keputusan.

Adapun penggunaan teori ini pada penulisan NKP ini adalah dititik

beratkan pada kondisi Polair dari berbagai aspek sehingga setiap

pimpinan akan dapat dengan mudah melaksanakan Audit Kesehatan

Organisasinya atau OHA untuk mengetahui kelemahan kelemahan

yang ada di dalam kesatuannya sehingga memudahkan dalam mencari

solusinya dan membuat suatu kebijakan tentang hal tersebut, metode

analisa SWOT adalah analisis kekuatan (Strengths), analisis kelemahan

(Weaknesses), analisis peluang (Opportunities), dan analisis ancaman

(Threats).

2 Freddy, R , 2000, Analisis SWOT: Tenik Membedah Kasus Bisnis, Jakara: Gramedia, hal. 18

6

Page 7: NKP 5

BAB III

KONDISI FAKTUAL

8. Pengaruh Globalisasi terhadap pelaksanaan tugas Polri.

Sesuai amanah UUD 1945, Polri mengemban tiga tugas utama. "Kesemuanya ini berkaitan

dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat yang paling hakiki. Yaitu, keadilan,

ketenteraman, dan rasa aman yang amat didambakan oleh rakyat kita," kata Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-

62, di Silang Monas Selatan, Jakarta, Selasa (1/7) pagi. Ketiga tiga tugas utama Polri

tersebut adalah, pertama, menegakkan hukum. Kedua, memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat. Dan ketiga, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Di

dalam penegakan hukum, Presiden SBY berpendapat bahwa ragam dan kualitas kejahatan

di dunia semakin meningkat karena pengaruh derasnya mobilitas manusia, informasi, dan

kecanggihan teknologi yang hadir dalam era globalisasi. “Oleh karena itu, jajaran Polri

dengan kemampuan yang makin handal, saya minta terus secara intensif dan gigih

melawan dan memberantas kejahatan-kejahatan itu, mulai dari illegal logging, korupsi,

sampai pada kejahatan transnasional, termasuk terorisme dan narkotika,”SBY

menegaskan. Sementara itu, di dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

Presiden berharap bahwa kondisi kehidupan masyarakat menjadi aman, tertib, dan patuh

hukum agar roda pemerintahan serta kegiatan ekonomi dan dunia usaha dapat dijalankan

dengan baik. “Oleh karena itu, kepada segenap jajaran Polri saya minta terus memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, mencegah terjadinya benturan fisik antar komunitas

serta mencegah terjadinya huru-hara, kerusuhan dan unjuk rasa yang anarkis,” ujar SBY.

7

Page 8: NKP 5

Sedangkan dalam upaya melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, Presiden SBY

berharap Polri terus memberikan pelayanan yang tsemakin meningkat. “Berikan pelayanan

pada lalu lintas umum, pengurusan berbagai perizinan termasuk kartu identitas,

penyelamatan warga masyarakat yang mengalami kecelakaan atau musibah bencana dan

perlndungan penduduk dari berbagai aksi kejahatan, kerusuhan dan tindakan-tindakan

yang anarkis,” kata SBY. Presiden SBY menyadari bahwa tantangan Polri untuk

melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana amanah UUD 1945 tidaklah ringan. Tugas-

tugas itu pun harus dilakukan penuh tanggung jawab, kehormatan, dan ketegaran. ”Sering

pengorbanan dan kerja keras saudara kurang mendapatkan pengakuan dan apresiasi. Hal

itu tidak perlu dirisaukan. Kritik yang fair dan membangun dari masyarakat, terimalah

dengan baik untuk kepentingan koreksi dan penyempurnaan diri. Selebihnya, jalankan

tugas dengan sebaik-baiknya. Bertindaklah secara profesional dan proporsional dan tetap

dalam koridor hukum,” Presiden SBY menjelaskan. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh

perkembangan globalisasi bukan saja berdampak pada kehidupan masyarakat, namun juga tidak

menutup kemungkinan hal tersebut akan terjadi pada sikap dan perilaku anggota Polri diantaranya

adalah:

1) Pesatnya perkembangan globalisasi di bidang teknologi yang tidak seutuhnya mampu

diimbangi oleh seluruh jajaran anggota kepolisian, sehingga berakibat pada pelayanan

publik yang tidak memuaskan bahkan tidak mampu menanggulangi kejahatan yang

sebabkan oleh pemanfaatan teknologi.

2) Terdapat kecenderungan akan terjadinya penyalahgunaan wewenang bahkan

pelanggaran hukum yang bermuara pada perubahan gaya hidup modern dan pola hidup

konsumtif.

3) Kebudayaan Indonesia yang pluralistik menuntut wawasan yang lebih luas dalam

memahami kebudayaan lokal, oleh karenanya apabila ha tersebut tidak mampu

diwujudkan maka akan berdampak pada terhambatnya implementasi Polmas melalui

pendekatan budaya.

4) Meningkatnya pengetahuan masyarakat terkait penegakan hukum menuntut Polri

melakukan perubahan budaya pola kerja kepolisian ke arah pelayanan yang cepat, mudah

dan murah masyarakat terhadap, maka apabila hal ini tidak mampu dipenuhi akan

berakibat pada menurunnya profesionalisme Polri yang tengah gencar digalakkan.

8

Page 9: NKP 5

5) Perkembangan globalisasi di bidang budaya berpengaruh pula terhadap budaya

pelayanan prima di dalam tubuh Polri, dimana selama ini Polri belum sepenuhnya mampu

menunjukan prinsip ketanggapsegeraan (responsiveness), keterbukaan (openness), dan

akuntabilitas (accountability).

Dikaitkan pengaruh globalisasi dengan penegakkan hukum saat ini

belum mantap yang ditandai dengan:

a. SDM penegakan hukum belum profesional

SDM penegakan hukum saat ini masih belum menunjukkan

tingkat profesional. Hal tersebut dibuktikan dengan masih

rendahnya kompetensi Polri, sebagaimana yang terungkap dalam

penelitian yang dilakukan Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi UI

adalah terdapat kesenjangan antara kondisi aktual dengan kondisi

ideal dalam kompetensi SDM dan institusi Polri sebagaimana dapat

dilihat pada tabel berikut3:

Aspek Kesenjangan

Kompetensi SDM Polri:

o Aspek Mahir

o Aspek Terpuji

o Aspek Patuh Hukum

38%

35%

36%

Kompetensi Institusi Polri:

o Aspek Mandiri

o Aspek Akuntabel

31%

34%

Melihat data di atas tampak bahwa kompetensi SDM Polri saat ini

masih jauh dari ideal. Kesenjangan terjadi di semua aspek hampir

50%. Dalam penelitian tersebut terungkap pula bahwa kelemahan

terbesar terdapat pada kurangnya pengawasan dari proses

3 LM Universitas Indonesia, 2006, hal 26

9

Page 10: NKP 5

rekrutmen dan seleksi Penyidik dan penyidik pembantu. Sistem

pendidikan dan pelatihan, dirasakan bahwa diklat belum

memberikan manfaat yang optimal dalam membentuk anggota Polri

dan meningkatkan keterampilan mereka sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini disebabkan karena kurikulum yang kurang tepat, tenaga

pendidik dan metode diklat yang kurang efektif.

b. Koordinasi antar CJS belum berjalan dengan baik

Penegakan hukum di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh Polri

saja, tetapi juga Kejaksaan, Pengadilan, Pemasyarakatan dan

Advokat. yang dikenal dengan Criminal Justise Sytem (CJS).

Koordinasi antar CJS saat ini masih menunjukkan tingkat yang

rendah sehingga seringkali terjadi perbedaan persepsi antara

Penyidik dengan Penuntut sehingga terjadi bolak balik berkas antara

penyidik dan penuntut. Kasus pembatalan SKPP Bibit-Chandra4

yang dibatalkan oleh Pengadilan Jakarta Selatan merupakan contoh

nyata dari lemahnya koordinasi antar CJS.

c. Hubungan antar negara dalam bidang Kepolisian masih terbatas

Globalisasi menimbulkan kejahatan yang bersifat antar negara

(transnational crime) yang dalam penanganannya memerlukan

kerja sama Kepolisian antar negara. Penegakan hukum di era

globalisasi saat ini tidak hanya di dalam negeri oleh Polri saja tetapi

perlu melibatkan pihak-pihak lain di luar negeri. Hubungan antar

negara di bidang Kepolisian masih lemah yang mengakibatkan

rendahnya efektifitas penegakan hukum oleh Polri karena

terbatasnya kemampuan dan daya jangkau Polri, misalnya karena

tersangka yang lari ke luar negeri sehingga kasusnya tidak bisa

dilanjutkan. Kompas5 melaporkan bahwa para pelaku korupsi

berkeliaran bebas di Singapura tanpa tersentuh hukum.

Kondisi di atas menunjukkan bahwa pengaruh globalisasi membawa

dampak yang sangat besar dalam penegakan hokum, yang apabila

4 Harian Pikiran Rakyat, 20 Januari 20105 Harian Kompas, 5 Desember 2009

10

Page 11: NKP 5

tidak mampu menyesuaikan diri menyebabkan Polri tidak mampu

memenuhi tuntutan reformasi Birokrasi Polri menuju Polri yang

Profesional, bermoral dan modern.

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH

9. Faktor Internal.

e. Kekuatan

1)SDM Polri dibidang penegakan hukum secara kuantitif hampir

mencapai jumlah yang ideal yang dapat diolah dan dikembangkan

kemampuan profesinya.

2)Polri sebagai institusi negara memiliki anggaran tetap melalui

APBN yang dapat mendukung peningkatan kualitas penegakan

hukum.

3)Polri telah memiliki Piknas dan cyber crime.

4)Dalam tugas penegakan hukum, Polri telah memiliki juklak dan

juknis penegakan hukum yang sesuai dengan KUHAP

11

Page 12: NKP 5

f. Kelemahan

1)Kemampuan SDM Polri di bidang penegakan hukum masih kurang

terutama dalam menangani kejahatan non-konvensional sebagai

akibat negatif globalisasi.

2)Anggota Polri kurang menguasai teknologi computer dibidang

internet, email dan bank data.

3)Perubahan gaya hidup anggota Polri yang modern dan konsumtif

merangsang terjadinya penyimpangan.

4)Koordinasi antar aparat penegak hukum terkesan saling

mencurigai..

10. Faktor Eksternal

a. Peluang

1) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang berupa

berbagai kemudahan dalam mengakses data informasi

2) Hubungan luar negeri terjalin melalui hubungan diplomatik dengan negara

sahabat maupun melalui organisasi internasional

3) Meningkatnya tuntutan masyarakat terkait penegakan hukum menuntut Polri melakukan

perubahan budaya pola kerja kepolisian ke arah pelayanan yang cepat, mudah dan murah

masyarakat .

4) Dukungan masyarakat terhadap penegakan hukum sangat besar

karena harapannya untuk menciptakan keadilan dan supremasi

hokum.

b. Kendala

1) Perkembangan teknologi melahirkan berbagai jenis pelanggaran

hukum dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi

2) Tidak semua negara di dunia memiliki hubungan diplomatik

yang menjadi kendala dalam penegakan hukum

3) Masyarakat ingin segala keluhan tuntutan dan harapannya

sesegera mungkin dipenuhi oleh Polri.

4) Tumbuh suburnya budaya jalan pintas ditengah masyarakat..

12

Page 13: NKP 5

BAB V

KONDISI YANG DIHARAPKAN

11. Penegakan hukum yang diharapkan.

Sesuai dengan arahan Kapolri bahwa peningkatan kemampuan penegakkan hukum

sangat perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak perkembangan

budaya baik secara global, regional, maupun nasional sebagai mana berikut ini :

13

Page 14: NKP 5

a. Meningkatkan kemampuan di bidang teknologi guna meningkatkan pelayanan prima

kepada masyarakat dalam rangka menanggulangi kejahatan yang memanfaatkan

kemajuan teknologi, sehingga mampu mengantisipasi dampak perkembangan budaya di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Melakukan pengawasan terhadap perilaku anggota Polri guna menghindari terjadinya

penyalahgunaan wewenang ataupun pelanggaran hukum terkait perubahan gaya hidup

modern.

c. Meningkatkan dan memperluas wawasan kebangsaan guna memahami karakteristik

budaya lokal sebagai implementasi Polmas melalui pendekatan budaya dalam rangka

menciptakan situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif.

d. Melakukan terobosan ataupun inovasi di bidang pola kinerja kepolisian sehingga

tercipta pelayanan prima yang cepat, mudah dan murah dalam rangka mewujudkan postur

Polri yang profesional, bermoral dan modern.

d. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat sebagai perwujudan

pelayanan prima Polri dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip ketanggapsegeraan

(responsiveness), keterbukaan (openness), dan akuntabilitas (accountability).

Oleh karena itu Penegakan hukum yang diharapkan adalah tegaknya

hukum yang ditandai dengan :

a. SDM penegakan hukum yang profesional

1) Mampu atau menguasai teknologi untuk keperluan

mempermudah dalam melaksanakan tugas tugas pokok Polri.

2) Tidak bergaya hidup modern dan konsumtif yang akirnya

melakukan tindakan KKN.

3) Mahir Mahir, yakni pesonil Polri sebagai penegak hukum yang

menguasai, mengerti, memahami tugas penyidikan, baik

pengetahuan teknis maupun manajerial.

4) Terpuji yaitu perilaku penyidik yang mencerminkan ketakwaan,

kesusilaan, yang tumbuh dari hati nurani, dan menghayati nilai-

nilai Pancasila, Tri Brata, dan hukum yang berlaku.

14

Page 15: NKP 5

5) Patuh hukum yakni penyidik yang memiliki kesanggupan untuk

berkorban dalam pelaksanaan tugasnya untuk mengabdi pada

masyarakat, bangsa dan negara, dengan kemauan keras untuk

mengerti, menghayati, serta mengamalkan semua peraturan

perundang-undangan dan adat istiadat masyarakat setempat.

6) Memiliki kemampuan di bidang teknologi guna meningkatkan pelayanan prima

kepada masyarakat dalam rangka menanggulangi kejahatan yang memanfaatkan

kemajuan teknologi, sehingga mampu mengantisipasi dampak perkembangan

budaya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

7) Melakukan terobosan ataupun inovasi di bidang pola kinerja kepolisian sehingga

tercipta pelayanan prima yang cepat, mudah dan murah dalam rangka

mewujudkan postur Polri yang profesional, bermoral dan modern.

8) Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat sebagai perwujudan

pelayanan prima Polri dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip

ketanggapsegeraan (responsiveness), keterbukaan (openness), dan akuntabilitas

(accountability).

Dilihat dari aspek-aspek profesionalisme, maka anggota Polri

sebagai penegak hukum yang diharapkan adalah mereka yang

memiliki:

1) Pengetahuan tentang tugas-tugas penegakan hukum dilandasi

dengan pola berpikir atau paradigma baru Polri pasca reformasi,

yakni sebagai polisi sipil yang melayani masyarakat. Sebagai

penyidik, personel Polri harus menguasai Hukum Acara Pidana

dan Hukum Pidana sehingga memahami persis perbuatan apa

saja yang bisa dikatagorikan perbuatan pidana serta bukti-bukti

awal yang bisa membuktikan seseorang berbuat tindak pidana.

Di sini personel Polri dituntut untuk menguasai hukum pasal

demi pasal sehingga tidak salah dalam melakukan penyidikan

atau mendakwa seseorang atau kelompok yang diduga berbuat

tindak pidana. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin

modern sekarang ini pengetahuan personel Polri dituntut untuk

15

Page 16: NKP 5

memahami berbagai jenis pengetahuan, seperti perbankan,

perpajakan, farmasi, dan sebagainya yang berkaitan dengan

kejahatan yang terjadi pada bidang tersebut.

2) Keterampilan, kemampuan, dan kemahiran penyidikan yang

dilakukan memiliki tingkat kualitas yang tinggi yang ditandai

dengan proses penyidikan yang sesuai dengan ketentuan serta

hasilnya yang akurat.

3) Sikap personel Polri

Penyidik melaksanakan tugas secara jujur dan tidak

menggunakan kewenangannya dengan melakukan pelanggaran

etika, moral, maupun hukum. Sikap ini merupakan penghayatan

dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia sebagai jati diri dan

kepribadian Polri.

4) Minat

Minat adalah hasrat dan keinginan yang tak pernah berhenti

untuk mendalami dan memperluas cakrawala pengetahuan

tentang penegakan hukum melalui belajar sendiri, mengikuti

perkembangan iptek yang terkait dengan Kepolisian, dan

mengembangkan wawasan.

b. Koordinasi antar CJS berjalan dengan baik dan sinergis

Koordinasi antar CJS dilaksanakan dengan baik dan berjalan secara

harmonis dan sinergis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing sehingga penegakan hukum dapat berlangsung

secara benar dan adil.

c. Hubungan antar negara dalam bidang Kepolisian terjalin

Mengingat banyaknya kasus-kasus kejahatan antar negara, maka

hubungan Kepolisian antar negara, baik secara bilateral, trilateral,

maupun multilateral melalui organisasi kepolisian internasional

seperti ASEANAPOL dan INTERPOL dapat berjalan dengan baik dan

sinergis sehingga kasus-kasus kejahatan yang melibatkan pihak-

pihak di luar negeri dapat diselesaikan secara tuntas.

16

Page 17: NKP 5

BAB VI

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI

Perkembangan budaya yang terjadi secara global, regional dan nasional tidak lepas dari

peradaban manusia lebih banyak diwarnai dengan adanya perbedaan dan egosentris manusia.

Dan era globalisasi telah memunculkan issu global berupa demokratisasi, hak asasi manusia

dan lingkungan hidup. Dampak perkembangan budaya terhadap keamanan dan ketertiban

masyarakat lebih dominan terkait dengan perkembangan budaya itu sendiri diantaranya,

yaitu; terancamnya kebudayaan budaya lokal, meningkatnya tuntutan masyarakat akan

kesejahteraan, pemanpaatan kemajuan teknologi untuk menciptakan berbagai motif

kejahatan, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap Kamtibmas, pegeseran pola dan gaya

hidup, pudarnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta nasionalisme, terkikisnya moral

dan mental bangsa. Adapun dampak yang mungkin terjadi terhadap sikap dan perilaku

anggota Polri diantaranya; kurangnya kualitas pelayanan terhadap masyarakat terkait

penanggulangan kejahatan yang memanfaatkan teknologi, terjadinya penyalahgunaan

wewenang dan pelanggaran hukum karena perubahan gaya hidup modern, kurangnya

wawasan dalam memahami karakteristik budaya lokal, meningkatnya tuntutan masyarakat

terhadap kinerja pelayanan Polri, dan belum adanya prinsip-prinsip pelayanan prima dalam

pelayanan Polri. Akselerasi transformasi kultur Polri dalam mengantisipasi dampak

perkembangan budaya dalam rangka pencapaian program Grand Strategi Polri 2025 dengan

tahapan; Tahap I (2005-2010): Membangun kepercayaan (trust building), Tahap II (2011-

2015): Membangun kemitraan (partnership building), Tahap III (2016-2025): Menuju

kesempurnaan (strive for excellence).Langkah-langkah Polri dalam mengantisipasi

perkembangan budaya melalui; perkuatan ketahanan budaya lokal sebagai identitas bangsa,

meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap dampak perkembangan budaya di bidang

politik, melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk mengantisipasi berbagai motif

kejahatan dengan memanfaatkan teknologi, mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap

Kamtibmas, menghimbau masyarakat untuk mempertahankan pola hidup sederhana,

melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

17

Page 18: NKP 5

serta rasa nasionalisme, dan melaksanakan program Polmas melalui pemanfaatan FKPM

dalam meningkatkan moral dan mental bangsa.

Antisiapsi dampak perkembangan budaya terhadap perilaku Polri diantaranya; meningkatkan

kemampuan di bidang teknologi, melakukan pengawasan terhadap perilaku meyimpang,

memperluas wawasan kebangsaan, melakukan terobosan dan inovasi dalam meningkatkan

pelayanan prima Polri yang cepat, murah dan murah, menjunjung tinggi prinsip-prinsip

ketanggapsegeraan, keterbukaan dan akuntabilitas dengan membangun strategi sebagai

berikut :

12. Visi

Mantapnya tugas Polri dalam penegakan hukum guna menghadapi

dampak globalisasi dalam rangka mewujudkan kamdagri.

13. Misi

a. Melaksanakan pendidikan dan latihan bagi Personil polri yang

mampu menguasai Teknologi komputer, minimal internet.

b. Membangun pola hidup anggota Polri yang sederhana dan tidak

konsumtif.

c. Membangun penegak hukum yang memiliki sikap sebagai penegak

hukum yang professional.

d. Memberdayakan unit Cyber Crime di setiap Polda agar mampu

menangani dan memberantas kejahatan dengan memanfaatkan

teknologi tinggi.

e. Menyelenggarakan koordinasi dengan CJS secara intensif sampai

ketingkat Polsek Polsek.

14. Tujuan

a. Melahirkan penegak hukum yang memiliki kompetensi tinggi

dalam penegakan hukum di era globalisasi

b. Melahirkan penegak hukum yang mampu mengantisipasi dampak

globalisasi

c. Melahirkan penegakan hukum yang mampu menanggulangi

dampak globalisasi

18

Page 19: NKP 5

d. Melahirkan penegakan hukum yang cepat, transparan, dan

menghormati HAM.

15. Sasaran.

a. Anggota Polri melek teknologi

b. Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi tinggi dapat

diantisipasi.

c. Mewujudkan partnership dengan ahli ahli Ilmu Teknologi.

d. Terwujudnya penegakan hukum yang berkeadilan.

16. Kebijakan

a. Menyiapkan personil penegak hukum yang kompeten

b. Menyiapkan anggaran penegakan hukum yang memadai

c. Menyiapkan sarana prasarana penegakan hukum yang modern

d. Menyiapkan metode pencegahan dan penanggulangan kejahatan

dampak globalisasi.

17. Strategi

a. Analisis IFAS

Tabel 1

INTERNAL STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY (IFAS)

NO FAKTOR STRATEGI

INTERNAL

BOBOT

0,0-1,0

RATIN

G

1-9

BOBOT

X

RATING

KET

KEKUATAN

1. SDM Polri dibidang

penegakan hukum secara

kuantitif hampir mencapai

jumlah yang ideal yang

dapat diolah dan

dikembangkan

kemampuan profesinya.

0,15 4 0,60

19

Page 20: NKP 5

2. Polri sebagai institusi

negara memiliki anggaran

tetap melalui APBN yang

dapat mendukung

peningkatan kualitas

penegakan hukum.

0,10 5 0,50

3. Polri telah miliki Piknas

dan Cyber crime.

0,15 6 0,90

4 Dalam tugas penegakan

hukum, Polri telah

memiliki juklak dan juknis

penegakan hukum yang

sesuai dengan KUHAP

0,10 3 0,30

KELEMAHAN

1 Kemampuan SDM Polri di

bidang penegakan hukum

masih kurang terutama

dalam menangani

kejahatan non-

konvensional sebagai

akibat negatif globalisasi.

0,15 4 0,60

2. Anggota polri kurang

menguasai teknologi

komputer, internet dan

email.

0,15 2 0,30

3. Perubahan gaya hidup

yang modern dan

konsumtif.

0,05 4 0,20

20

Page 21: NKP 5

4 Koordinasi antar aparat

penegak hukum (CJS)

lemah

0,15 2 0,30

TOTAL 1,00 4,60

b. Analisis EFAS

Tabel 2

EXTERNAL STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY (EFAS)

NO.FAKTOR STRATEGI

EKSTERNAL

BOBOT

0,0-1,0

RATING

1-9

BOBOT X

RATINGKET

PELUANG

1. Perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi

memberikan peluang

berupa berbagai

kemudahan dalam

mengakses data informasi

0,15 7 1,05

2. Hubungan luar negeri

terjalin melalui hubungan

diplomatik dengan negara

sahabat maupun melalui

organisasi internasional

0,10 3 0,30

3. Meningkatnya tuntutan

masyarakat terkait

penegakkan hukum

dengan pelayanan cepat

mudah dan murah.

0,10 4 0,40

21

Page 22: NKP 5

4. Dukungan masyarakat

terhadap penegakan

hukum sangat besar

karena harapannya untuk

menciptakan keadilan dan

supremasi hukum

0,15 7 1,05

KENDALA

1. Perkembangan teknologi

melahirkan berbagai jenis

pelanggaran hukum

dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan

komunikasi

0,10 7 0,70

2. Tidak semua negara di

dunia memiliki hubungan

diplomatik yang menjadi

kendala dalam

penegakan hukum

0,10 5 0,50

3. Masyarakat membuat

opini yang menurunkan

citra Polri bila tidak

mampu memenuhi

tuntutan dan harapan

masyarakat.

0,15 4 0,60

4. Suburnya budaya pintas

ditengah masyarakat.

0,15 3 0,45

TOTAL 1,00 5,00

c. Posisi Polri

22

Page 23: NKP 5

d. Analisis SFAS

Tabel 3

STRATEGIS FACTORS ANALYSIS SUMMARY (SFAS)

NO

FAKTOR STRATEGI KUNCI

BOBOT

RATING

SKOR

JANGKA WAKTU

JP JM JP

1 Meningkatkan

kemampuan SDM Polri

dalam menangani

kejahatan memanfaatkan

teknologi tinggi.

0,15 4 0,60 X X

2 Meningkatkan

kemampuan penguasaan

teknologi komputer,

internet dan email.

0,15 2 0,30 X

23

9 6

GrowthKonsentrasi

melalui Integrasi Vertikal

GrowthKonsentrasi

melalui Integrasi Horizontal

GrowthKonsentrasi melalui Integrasi Horizontal

GrowthDiversifikasi

Konglomerasi

GrowthDiversifikasiKonsentrik

CarefullyBerhati-hati Retrenchment

Captive (Keterikatan)

RetrenchmentPenghematan (Berbenah Diri)

RetrenchmentLikuidasi

SEL 3

SEL 4

SEL 7 SEL 8

SEL 6

SEL 9

SEL 5a

4,60

5,00

KUAT

TINGGI

SEL 5bStability

Organisasi Tidak Melakukan Perubahan

SEL 1 SEL 23 0

SUMBER DAYA INTERNALSEDANG LEMAH

EKSTERNAL

RENDAH

SEDANG

6

3

0

Page 24: NKP 5

3 Perubahan gaya hidup

yang modern dan

konsumtif

0,05 4 0,20 X

4 Koordinasi yang inten

dengan CJS

0,15 2 0,30 X

5 Mengembangkan dan

meningkatkan hubungan

luar negeri

0,10 3 0,30 X

6 Harapan masyarakat

tegaknya supremasi

hukum

0,15 7 1,05 X X X

7 Komputerisasi diseluruh

jajaran

0,10 7 0,70 X X X

8 Menghilangkan budaya

pintas ditengah tengah

masyarakat

0,15 3 0,45 X X

TOTAL 1,00

e. Strategi

1) Strategi Jangka Pendek

a) Meningkatkan kemampuan penguasaan komputer, internet

dan email

b) Merubah gaya hidup modern dan konsumtif

c) Koordinasi yang inten dengan unsur CJS

d) Meningkatkan kerjasama denga Luar Negeri.

2) Strategi Jangka Sedang

a) Meningkatkan kemampuan SDM Polri dalam menangani

kejahatan memanfaatkan teknologi tinggi.

b) Menghilangkan budaya pintas ditengah tengah masyarakat

24

Page 25: NKP 5

3) Strategi Jangka Panjang

a) Menghilangkan budaya pintas ditengah tengah masyarakat

b) Komputerisasi diseluruh jajaran

18. Implementasi

a. Strategi Jangka Pendek

1). Meningkatkan kemampuan penguasaan komputer, internet dan

email.

a). Setiap Polda melaksanakan pelatihan computer dengan

memanfaatkan bid telematika dan unit cyber crime.

b). Membangun kemitraan dengan lembaga lembaga pemerintah

dan non pemerintah dibidang pelatihan komputer dengan

berbagai program programnya.

c). Melatih instruktur komputer dari masing masing Polres, dilatih

di masing masing Polda atau satuan yang setingkat.

d). Menyelenggarakan pelatihan komputer sampai ditingkat

polsek.

2). Merubah gaya hidup modern dan konsumtif.

a). Melaksanakan sosialisasi hidup sederhana yang tidak

konsumtif secara intensip melalui jam pimpinan.

b). Memberikan penyegaran bimbingan rohaniah dengan

mengedepankan moral dan etika hidup sederhana bebas dari

penyimpangan.

c). Mengkampanyekan pergi kekantor hari hari tertentu dengan

naik sepeda.

25

Page 26: NKP 5

d). Melaksanakan penertiban dan pengawasan dikantor tidak

boleh memakai perhiasan yang mencolok.

e). Melaksanakan pengawasan terhadap prilaku menyimpang dan

memberikan hukuman dengan segera dan tuntas.

3). Koordinasi yang inten dengan unsur CJS.

a). Setiap KOD wajib menyelenggarakan pertemuan setiap

bulan dengan unsur CJS dikantornya dan membuat laporan

ke satuan yang lebih tinggi.

b). Melaksanakan pelatihan gabungan berupa latihan posko

penyelesaian kasus dengan unsur CJS secara Berkala.

c). Menyelenggarakan gelar perkara terutama kasus kasus yang

pelik yang menggunakan teknologi tinggi tinggi agar cepat

dapat diselesaikan.

d). Bersama sama unsur CJS menyusun konsep akselerasi

penegakkan supremasi hukum.

4). Meningkatkan kerjasama denga Luar Negeri.

a) Menyelenggarakan peningkatan hubungan Kepolisian dengan

negara sahabat

b) Menyelenggarakan peningkatan peran ASEANAPOL dan

INTERPOL.

b. Strategi Jangka Sedang

1). Meningkatkan kemampuan SDM Polri dalam menangani

kejahatan memanfaatkan teknologi tinggi.

a). Melaksanakan Pendidikan kejuruan Khusus menangani

kejahatan dengan memanfaatkan teknologi tinggi.

26

Page 27: NKP 5

b). Memberikan beasiswa kepada anggota Polri yang memiliki

kempetensi dibidang informatika, untuk meningkatkan

keahliannya.

c). Mengadakan kuching klinik ke daerah daerah secara

terstruktur dan terncana tentang penegakkan hukum

khususnya berkaitan dengan cyber crime.

2). Menghilangkan budaya pintas ditengah tengah masyarakat.

a). Menyelenggarakan pertemuan dan bimbingan kepada

masyarakat secara terus menerus dan penyadaran sosial

kesadaran hukum, mampu bertanggung jawab dan

meninggalkan jalan pintas dengan menyuap petugas.

b). Mengefektifkan perencanaan Polmas untuk memberikan

penyadaran kepada masyarakat dengan program yang

didukung Dipa untuk mewujudkan masyarakat yang sadar dan

patuh hukum.

c). Melaksanakan kerjasama lintas sektoral dengan instansi

terkait memberikan bimbingan dan penyadaran hukum

kepada masyarakat.

c. Strategi Jangka Panjang.

1). Mewujudkan Supremasi Hukum, hukum sebagai Panglima.

a). Meningkatkan kemampuan di bidang teknologi, dengan memberikan pelatihan

dan pendidikan Para Perwira dan Bintara untuk ikut program beasiswa D 3, S

1 dan S 2 Informatika.

b. Memperluas wawasan kebangsaan, melakukan terobosan dan inovasi dalam

meningkatkan pelayanan prima Polri yang cepat, murah dan murah,

menjunjung tinggi prinsip-prinsip ketanggapsegeraan, keterbukaan dan

akuntabilitas.

27

Page 28: NKP 5

c). Menyusun Program Dipa Polri semua kegiatan / program didukung oleh dana

yang cukup, sehingga tidak ada inovasi yang salah dalam mencari dana

operasi.

d). Membudayakan Semua anggota Polri mulai dari pangkat terendah sampai

tertinggi, semua prilakunya tunduk pada hukum yang berlaku, anggota berani

melaporkan atasan yang salah.

c). Melaksanakan reward and funisment terhadap anggota yang berprestasi dan

yang melaksnakan pelanggaran atau penyimpangan kewenangan tanpa

pandang bulu.

2). Komputerisasi diseluruh jajaran.

a). Melengkapi sarana komputer untuk seluruh jajaran sampai ke

tingkat Pospol diseluruh wilayah Indonesia melalui usulan

Dipa.

b). Menyiapkan tenaga terampil pemanfaatan komputerisai

dengan melaksanakan pendidikan kejuruan komputer secara

berkala dan terus menerus.

c). Tenaga terdidik dibidang teknologi yang bermental baik di

promosikan untuk ditempatkan di Reskrim untuk menjawab

tantangan era globalisasi.

BAB VII

PENUTUP

19. Kesimpulan

28

Page 29: NKP 5

a. Pengaruh Globalisasi dalam penegakan hukum, mengakibatkan ragam dan kualitas

kejahatan di dunia semakin meningkat karena pengaruh derasnya mobilitas manusia,

informasi, dan kecanggihan teknologi yang hadir dalam era globalisasi, Pesatnya

perkembangan globalisasi di bidang teknologi yang tidak seutuhnya mampu

diimbangi oleh seluruh jajaran anggota kepolisian, sehingga berakibat pada pelayanan

publik yang tidak memuaskan bahkan tidak mampu menanggulangi kejahatan yang

sebabkan oleh pemanfaatan teknologi, Terdapat kecenderungan akan terjadinya

penyalahgunaan wewenang bahkan pelanggaran hukum yang bermuara pada

perubahan gaya hidup modern dan pola hidup konsumtif.

b. Kondisi penegakan hukum saat ini belum mantap yang ditandai

dengan SDM penegakan hukum yang belum profesional, koordinasi

antar CJS yang belum berjalan dengan baik, hubungan antar negara

dalam bidang Kepolisian yang masih terbatas, dan belum adanya

formulasi penegakan hukum yang mantap dalam menghadapi

dampak globalisasi.Kondisi penegakan hukum yang diharapkan

adalah adanya SDM penegakan hukum yang profesional, koordinasi

antar CJS yang berjalan dengan baik, hubungan antar negara dalam

bidang Kepolisian yang sinergis, dan adanya formulasi penegakan

hukum yang mantap dalam menghadapi dampak globalisasi.

c. Penegakan hukum di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh Polri

saja, tetapi juga Kejaksaan, Pengadilan, Pemasyarakatan dan

Advokat. yang dikenal dengan Criminal Justise Sytem (CJS).

Koordinasi antar CJS saat ini masih menunjukkan tingkat yang

rendah sehingga seringkali terjadi perbedaan persepsi antara

Penyidik dengan Penuntut sehingga terjadi bolak balik berkas antara

penyidik dan penuntut. Kasus pembatalan SKPP Bibit-Chandra6

yang dibatalkan oleh Pengadilan Jakarta Selatan merupakan contoh

nyata dari lemahnya koordinasi antar CJS. Perlu di dilaksanakan

koordinasi secara inten dengan melaksanakan rapat koordinasi

dimasing masing kesatuan setiap bulan dan membuat laporan ke

kesatuan yang lebih tinggi.

6 Harian Pikiran Rakyat, 20 Januari 2010

29

Page 30: NKP 5

d. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan penegakan hukum yang

mantap dalam menghadapi dampak gobalisasi dilakukan dengan

mengembangkan strategi jangka pendek, berupa: peningkatan

kemampuan teknologi komputer, gaya hidup sederhana tidak

konsumtif, koordinasi yang inten dengan unsur CJS. Strategi Jangka

Sedang meliputi: meningkatkan kemampuan SDM Polri dalam

menangani kejahatan yang memanfaatkan teknologi tinggi, dan

menghilangkan budaya pintas ditengah tengah masyarakat. Strategi

Jangka Panjang berupa: meningkatkan kemampuan SDM Polri yang

mampu mewujudkan supremasi hukum dan melaksanakan

komputerisasi diseluruh jajaran Kepolisian Negara Republik

Indonesia sampai ketingkat Pos Pol melalui usulan Dipa.

20. Rekomendasi

a. Mengingat arus globalisasi terus berlangsung, maka Kapolri

seyogyanya dapat terus memantapkan paradigma baru Polri sesuai

dengan ciri globalisasi yaitu keterbukaan dan demokratisasi, serta

meningkatkan profesionalisme Polri sesuai dengan tantangan

global yang terus berubah.

b. Pejabat Tinggi Polri memberikan contoh hidup sederhana yang

tidak konsumtif.

c. Polri melaui usulan Dipa menyiapkan beasiswa untuk mengikuti D

3, S 1 maupun S 2 bidang Informatika sebagai kader atau instruktur

untuk mendidik anggota Polri di tanah air.

d. Setiap SPN dimanfaatkan untuk melatih dan mendidik SDM Polri

yang mampu menghadapi pengaruh globalisasi.

30

Page 31: NKP 5

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Kompas.

Bello, Walden. 2004. De-globalisasi: Gagasan-gagasan Ekonomi Dunia Baru. Yogyakarta: Pondok Edukasi.

Buchori, Mochtar. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius.

Fakih, Mansour. 2003. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Freddy, R, 2000, Analisis SWOT: Tenik Membedah Kasus Bisnis, Jakara: Gramedia

Giddens, Anthony, 2001. Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita. Jakarta: Grasindo.

Maufur, 2005, Pendidikan Nilai, Semarang: FIP UNS

Ohmae, Kenichi. 2002. Hancurnya Negara-bangsa: Bangkitnya Negara Kawasan dan Geliat Ekonomi Regional di Dunia Tak Terbatas.

UU No. 2 Tahun 2002 Pasal 2

31