nitrit
TRANSCRIPT
PENENTUAN NITRIT ( N-NO2 ) DALAM AIR
Tujuan
Mahasiswa mampu dapat melakukan analisa nitrit dalam sampel air
1. PENDAHULUAN
Nitrit dalam suasana asam pada pH 2,0 – 2,5 akan bereaksi dengan
sulfanisme dan N-1 napthyl ethylene diamnine dihydrocloride membentuk
senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Warna yang terbentuk diukur
absorbansinya secara spektrofotometri pada panjang maksimum 543 nm.
Metoda ini dipakai untuk penetapan kadar nitrit dalam sampel air dan air
buangan industri dan rumah tanngga. Prosedur dengan spektofotometri ini
digunakan untuk pengujian kadar nitrit dalam air antara 0,001 – 0,100 mg/L. jika
menggunakan kuvet 1 cm dalam penentuan kadar nitrit, maka akan diperoleh
kadar nitrit 0,18/L. Untuk meningkatkan ketelitian pembacaan dapat digunakan
kuvet yang lebih panjang lintasanya ( 5 cm – 10 cm ).
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari
sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam
menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal
preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200 – 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke
orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv
atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-
molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang
memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang
lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa
berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada
senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek.
2. PERALATAN DAN BAHAN
Alat
UV-Vis Spektrofotometer
Kuvet silica
Pipiet mikro 1000 μL
Gelas ukur 100 mL
Batang pengaduk
Tissue
Bahan
Sampel Air
Sulfanilamida
NEDH
Aquades
3. PROSEDUR KERJA
Tahap Preparasi
Pipet 50 sampel uji, masukan ke dalam gelas piala 200 mL
Tambahkan 1 mL larutan sulfanilamida, kocok dan biarklan 2 menit
sampai 8 menit.
Tambahkan 1 mL NEDH, kocok biarkan selama 10 menit dan segera
lakukan pengukuran ( pengukuran tidak boleh lebih dari 2 jam )
Tahap Pengukuran Absorbans Dengan UV-Vis
Tahapan selanjutnya yaitu pengukuran menggunakan spektrofotometer
daerah UV.
Pengukuran pertama dilakukan terhadap blanko atau aquadest.
Selanjutnya dilakukan pengukuran standar, untuk menentukan panjang
gelombang maksimum
Setelah itu dilakukan pengukuran deret standar untuk mengetahui kurva
baku. Kurva baku yang terbentuk adalah seperti yang disajikan dalam
4. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar nitrit ( N-NO2 ) dalam
larutan sampel air minum dengan metode spektrofotometri menggunakan UV-vis.
Prinsipnya adalah pengukuran nitrit pada panjang gelombang maksimum yang
ditentukan yaitu 543 nm, setelah larutan sampel yang mengandung nitrit
dilakukan pengenceran dengan sulfanilamida.
Dengan demikian pengukuran larutan sampel ( air minum ) dengan
spektrofotometri UV menunjukkan adanya nitritt dengan absorbansinya adalah
0,0191 mg/L. Keberadan nitrit dalam sampel sebagai parameter indicator
pencemaran air.
KESIMPULAN
Kadar NITRIT dalam sampel Air minum adalah sebesar 0,0191 mg/L.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang mempelajari
interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Interaksi antara atom atau
molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa hamburan (scattering), absorpsi
(absorption), emisi (emission). Interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan atom atau
molekul yang berupa absorbsi melahirkan spektrofotometri absorpsi antara lain spektrofotometri
ultraviolet (UV), spektrofotometri sinar tampak (VIS), spektofotometri infra merah (IR).
Spektrofotometri ultra violet yang dipakai untuk aplikasi kuantitatif menggunakan radiasi
dengan panjang gelombang 200-380 nm, sedangkan spektrofotometri sinar tampak menggunakan
reaksi dengan panjang gelombang 380-780 nm. Molekul yang dapat memberikan absorbsi yang
bermakna pada panjang gelombang 200-780 nm adalah molekul-molekul yang mempunyai
gugus kromofor dan gugus auksokrom.
Spektrofotometer UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti dalam analisis logam berbahaya
dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan dalam kehidupan. Air merupakan salah
satu kebutuhan yang luas oleh masyarakat. Beragam sumber air yang digunakan dalam
keseharian. Salah satu sumbernya ialah air sumur. Kandungan dalam air sangat mempengaruhi
kesehatan masyarakat yang menggunakannya.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah
ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau
sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui cara
menentukan konsentrasi Fe3+ dengan menggunakan spektrofotometer, serta mengetahui cara
kerja dari spektrofotometer.
1.2 Tujuan
- Menentukan kadar besi yang terkandung dalam sampel secara spektrofotometri
- Mengetahui bagian-bagian spektrofotometer
- Megetahui panjang gelombang maximum larutan Fe3+ 16 ppm dengan λ = 540, 545, 550
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan fototube atau tabung foton
hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang di gunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur
transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi
spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda
banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang
gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi
atomic (Hardjadi, 1990).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kebetulan
spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah
optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang
30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer
tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk
larutan sampel blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan
blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan tersebut.
Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau
panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak
sinar yang diserap.
Macam-macam spektrofotometri dan perbedaannya
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya variable termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang
didapat berwarna putih, merah, biru, hijau, apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka
sinar tersebut termasuk dalam sinar tampak (visible). Sumber sinar tampak yang umumnya
dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama
Wolform merupakan unsur kimia dengan simbol W dan nomor atom 74. Tungsten memiliki titik
didih yang tinggi (34 22 oC) dibanding logam lainnya. Karena sifat inilah maka ia digunakan
sebagai sumber lampu. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang
memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh
karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna
dengan menggunakan reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang
digunakan harus benar-benar spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain
itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
2. Spektrofotometri UV (Ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber
sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan
isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti atom deuterium
mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan
tidak memiliki neutrron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteras yang berarti dua,
mengacu pada intinya yang memiliki 2 partikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi dengan
mata kita maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang
tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu
dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau sentifungi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut
sempurna. Tidak ada partikel koloid/ suspensi.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat
ini digunakan mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam
bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap
oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat
menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini
adalah persamaan Lamber beer:
A = - log T = ε.b.c
Dimana :
A = Absorbans
T = Transmitan
ε = absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah warna
komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna yang
memiliki serapan maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna
dilewati radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan
secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan (Day dan Underwood,
1986).
4.
Spektrofotometri Inframerah
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan
panjang gelombang inframerah. Cahaya inframerah terbagi menjadi inframerah dekat,
inframerah pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 25-1000 µm. Pada spektro IR meskipun bisa
digunakan untuk mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa
organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu
gugus fungsi spesifik.
Penadahan
Panjang Gelombang
Frekwensi, Hz
Bilangan
Gelombang
cm-1Satuan umum Meter
Sinar – X 10 y – 104 Ǻ 10-12 – 10-8 1020 – 1016
Ultra ungu jauh 10 – 200 nm 10-2 – 2x10-7 1016 – 1015
Ultra ungu dekat 200 – 400 nm 2x10-7 – 4,0x10-7 1015 – 7,5x10-4
Sinar tampak 400 – 750 nm 4,0x10-7 – 7,5x10-7 7,5x1014 – 4x1014 25000 – 13000
Inframerah dekat 0,75 – 2,5 µm 7,5x10-7 – 2,5x10-6 4x1014 – 1,2x1014 13000 – 4000
Inframerah
pertengahan 2,5 – 50 µm 2,5x10-6 – 5,0x10-5 1,2x1014 – 6x1012 4000 – 200
Inframerah jauh 50 – 1000 µm 5,0x10-5 – 1x10-3 6x1012 – 1011 200 – 10
Geombang mikro 0,1 – 100 cm 1x10-3 – 1 104 – 108 10 – 10-2
Gelombang radio 1 – 1000 m 1 - 103 108 - 105
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensif IR, terhadap panjang
gelombang. Untuk identisifikasi, signal sampel akan dibandingkan dengan signal standar. Perlu
juga diketahui bahwa sampel untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak,
gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang diperoleh (Day dan
Underwood, 1986).
Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR
pendek. Spektrofotometri disebut Near Infrared Spectrogotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak
digunakan pada industri pakan dan pangan guna menganalisa BB yang rutin dan cepat.
4.4 Pembahasan
Spektrofotometri adalah suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator plasma atau kisi difraksi dengan fototube atau foton hampa.
Sedangkan alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi suhu
dari konsentrasi. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronik, serta
sifat-sifat kimia fisiknya dimana detektor yang digunakan secara langsung dapat mengukur
intensitas dari cahaya yang dipancarkan (ρ) dan secara tidak langsung cahaya yang
diabsorbsikan (ℓo), jadi tergamtung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorbsi oleh benda.
Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa
atau warna yang terbentuk. Pada titrasi spektrofotometri sinar yang digunakan merupakan suatu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lain, sedangkan dalam
kalorimetri. Perbedaan panjamg geolmbangnya dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat
disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomik.
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar cahaya yang di gunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya variable termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang
didapat berwarna putih, merah, biru, hijau. Apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka
sinar tersebut termasuk dalam sinar tampak (visible). Sample yang dapat dianalisa dengan
metode ini hanya sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen spesifik
yang akan menghasilkan senyawa berwarna.
2. Spektofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible. Pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sinar UV tudak
dapat dideteksi dengan mata kita, sehingga senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang
merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel
tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sample
dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah
sampel harus jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid (suspensi).
3. Spektrofotometri UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat
ini digunakan mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam
bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap
oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat
menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini
adalah persamaan Lamber beer:
A = - log T = ε.b.c
Dimana :
A = Absorban
T = Transmitan
ε = absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah warna
komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna yang
memiliki serapan maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna
dilewati radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan
secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan.
4. Spektrofotometer (IR)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan
panjang gelombang inframerah. Cahaya inframerah terbagi menjadi inframerah dekat,
inframerah pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 25-1000 µm. Pada spektro IR meskipun bisa
digunakan untuk mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa
organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus
spesifik.
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian penting yaitu:
a) Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tamak, ultraviolet dekat
dan infrared dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terluar dari wolform
(tunsgten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (λ) adalah
350-2200 nm. Untuk sumber pada daerah ultraviloet (UV) digunakan lampu hidrogen atau lampu
deuterium dengan panjang gelombang 175 ke 375 atau 400 nm.
b) Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang berbeda (terdispersi).
Ada 2 macam monokromator yaitu prisma dan erating (kisi difraksi). Cahaya monokromatis ini
dapat dilihat dengan anjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui
celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah
(slidt width) yang dipakai.
c) Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang dipakai sebagai tempat contoh atau cuplikan yang
akan dianalisis. Cuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) tidak berwarna
sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya (2) permukaannnya secara optis harus benar-
benar sejajar (3) harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan-bahan kimia (4) tidak boleh rapuh
(5) mempunyai bentuk yang sederhana. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca,
plastik dengan bentuk tangan empat persegi panjang 1x1 cm, dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran
didaerah ini dipakai cuvet kwarsa, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca
mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran sinar tampak.
d) Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang
gelombang. Detektor akan megubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan
ditampilkan oleh penampil dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital. Syarat-syarat ideal
sebuah detektor yaitu kepekaan tinggi, perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi,
respon konstan cepat dan signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan harus
sebanding dengan tenaga radiasi.
e) Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh
indikator yang biasanya berupa recorder analog atau komputer.
Pada percobaan ini, dilakukan analisis penentuan kadar Fe3+ dalam suatu sampel secara
spektrofotometri, dengan teknik spektrofotometri cahaya tampak. Pada percobaan pertama,
terlebih dahulu dibuat larutan Fe3+ dengan konsentrasi 0 ppm, 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm, dan 16
ppm, dari larutan induk Fe3+ 100 ppm. Kemudian dilakukan absorbansi pada kelima larutan
dengan panjang gelombang 540 nm. Dan didapat hasil absorbansinya berturut-turut 0,000; 0,004;
0,033; 0,047; 0,053. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan
standar, maka semakin besar pula absorbansinya. Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi
pada sampel air parit dengan panjang gelombang 540 nm dan didapat nilai absorbansinya 0,005.
Semakin pekat warna suatu larutan maka semakin banyak gelombang yang diserap larutan
tersebut.
Dari data dibuat kurva kalibrasi standar. Dari kurva kalibrasi standar didapatkan
persamaan linear y = 0,003x – 0,002. Persamaan ini digunakan untuk menghitung kadar besi
dalam sampel. Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi dan (x) menyatakan kadar
Fe dalam sampel. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh konsentrasi Fe3+ yang terdapat dalam
sampel air parit adalah sebesar 2,333.
Pada percobaan kedua dilakukan untuk menentukan panjang gelombang maksimum.
Dengan menggunakan larutan Fe3+ dengan konsentrasi 16 ppm dan dengan panjang gelombang
berturut-turut 540 nm, 545 nm, dan 550 nm. Diukur absorbansinya dan didapat hasilnya berturut-
turut 0,053; 0,059; 0,109. Dengan melihat data yang ada dapat disimpulkan panjang gelombang
maksimum adalah 550 nm, karena memiliki nilai absorbansi tertinggi.
Dalam percobaan ini, terdapat beberapa reagen yang digunakan yaitu larutan ion Fe3+,
dimana larutan ini adalah merupakan larutan yang akan direaksikan. KCNS dalam percobaan
berfungsi sebagai pembentuk senyawa kompleks berwarna merah yang stabil dalam larutan,
dengan reaksi : Fe3+ + nKCNS- à [Fe (CNS)n] 3-n. HNO3 berfungsi sebagai katalis yang
mempercepat reaksi, juga sebagai asam kuat yang menjaga larutan berada pada pH optimal,
karena jika pH terlalu besar akan terjadi endapan dari garam besi.
Prinsip percobaan penentuan kadar Fe3+ secara spektrofotometri yaitu mengukur
transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi, sehingga akan
didapatkan konsentrasi Fe3+ yang terkandung dalam sampel.
Berdasarkan berkas sinar diatas, maka spektrofotometer dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1) Spektrofotometer single beam
Sengle beam instrumen dapat digunakan untuk kuantitatif dengan megukur absorbansi pada
panjang gelomang tunggal. Panjang gelombang paling rendah adalah 190-210 nm dan paling
tinggi adalah 800-1000 nm.
2) Spektrofotometer double beam
Spektrofotometer double beam dapa mengukur dua larutan yaitu larutan contoh dan larutan
pembanding. Spektrofotometer double beam nilai blanko dapat langsung diukur dengan larutan
yang dirugikan dalam satu kali.
Faktor kesalahan pada percobaan ini adalah:
- Pengenceran yang kurang tepat sehingga didapat nilai absorban yang kurang tepat
- Pengaturan intensitas transmitan tidak pas 100, sehingga diperoleh hasil yang kuran tepat.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan yang dilakukan, yaitu:
1. Pengenceran 0, 4, 8, 12, 16 ppm adalah untuk membuat larutan Fe3+ menjadi parameter
absorbansi terhadap konsentrasi Fe3+
2. Penyaringan dilakukan untuk menghilangkan kotoran atau partikel-partikel padat yang terdapat
pada sampel.