nilai-nilai r product moment -...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBELAJARAN
INQUIRY CO-OPERATION MODEL (ICM)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF
MATEMATIS SISWA
(Penelitian Quasi Eksperimen pada salah satu SMPN di Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
LUTHFIYA TRI KUSUMASARI
1111017000070
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Luthfiya Tri Kusumasari
NIM : 1111017000070
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2011
Alamat : Sugihan RT/RW 01/03, Sidowangi, Kajoran, Magelang,
Jawa Tengah
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM) Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Dr. Lia Kurniawati, M.Pd
NIP : 19760521 200801 2 008
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Moria Fatma, M.Si
NIP : 2012 1101 0102
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Februari 2017
Yang menyatakan
Luthfiya Tri Kusumasari
ABSTRAK
Luthfiya Tri Kusumasari (111101700070). “ Pengaruh Pembelajaran Inquiry
Co-Operation Model (ICM) Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2017.
Penelitian ini didasarkan pada permasalahan rendahnya kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian untuk
menganalisis pengaruh pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) terhadap
kemampuan berpikir reflektif matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun
Ajaran 2016/2017 di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan
adalah metode quasi eksperimen dengan desain Posttest Only Control Group Design.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling. Sampel
penelitian berjumlah 43 siswa untuk kelas eksperimen dan 44 siswa untuk kelas kontrol.
Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes kemampuan berpikir reflektif
matematis berbentuk tes uraian. Dari hasil perhitungan data dengan menggunakan taraf
signifikansi = 5% diperoleh . Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) lebih tinggi daripada siswa yang
mendapatkan pembelajaran konvensional.
Kata kunci : Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa, Inquiry Co-Operation Model
(ICM)
i
ABSTRACT
Luthfiya Tri Kusumasari (1111017000070). “ The Influence of Inquiry Co-
operation Model (ICM) Learning toward Student’s Mathematical Reflective Thinking
Ability”. The thesis of Mathematics Education Departement of Islamic Education and
Teaching Faculty of Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, January 2017.
The research is based on the problem of the low student’s mathematical reflective thinking
ability in learning mathematic. This research is aimed to analyze the influence of Inquiry Co-
operation Model (ICM) Learning toward student’s mathematical reflective thinking ability.
The research was conducted at SMPN 10 Kota Tangerang Selatan in 2016-2017 academic
year. The method used is the experimental quasi method of post-test Only Control Group
Design. The sample taking is done by using cluster technique. The research samples are 43
students for experimental class and 44 students for control class. The datum taking uses the
instrument of mathematical reflective thinking ability test in the eleboration. From the result
of datum calculation by using significant standard gained it shows that the student’s mathematical reflective thinking ability taught
with Inquiry Co-operation Model (ICM) learning is higher than the students taught with
conventional learning.
Keyword: The student’s mathematical reflective thinking, Inquiry Co-operation Model (ICM)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan karunia, nikmat, kemudahan, dan kekuatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam
senantiasa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya
sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, namun berkat do’a,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan, kesabaran, pengarahan, waktu, nasihat, dan semangat dalam
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Moria Fatma, M.Si., Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan, kesabaran, pengarahan, waktu, nasihat, dan semangat dalam
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Eva Musyrifah, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan semangat baik dalam penulisan skripsi
maupun selama proses perkuliahan.
7. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iii
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
9. Bapak Drs. H. Rohidi, MA., Kepala SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh dewan guru SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, khususnya
Bapak Drs. Tafrial, selaku guru mata pelajaran matematika yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Siswa dan siswi SMP
Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII 2 dan VIII 3.
11. Keluarga tercinta Ayahanda M. Charis serta Ibunda Sri Ambar Wulaningsih
yang tak henti-hentinya mendoakan dan melimpahkan kasih sayang serta
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakak tersayang
Haida Churiya Ningsih dan suami Karyanto, serta Laila Najib Fahmiyati dan
suami Asman Tholib, semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong
penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
12. Sahabat-sahabatku tersayang Umi Masruro, Rizky Amaliah, Kurnia Fajarwati
dan Azizah Balqis yang selama ini telah memberikan hiburan, dukungan, dan
semangat selama kuliah dan penyusunan skripsi. Semoga persahabatan kita
memberikan manfaat dunia sampai akhirat.
13. Teman seperjuangan Rifky Dian Hasna, Kholifah, Nindy, Ahmad Zulfikar,
Fahmi Shihhatul Aqdah, dan Riana Indriani yang telah saling memotivasi dan
berbagi ilmu dalam penyusunan skripsi bersama-sama. Seluruh teman-teman
Jurusan Pendidikan Matematika 2011, khususnya PMTK B yang telah
bersama melalui suka dan duka bangku kuliah.
14. Teman separantauan IKAMARU Jakarta 2011 yang telah bersama melalui
suka dan duka dalam perantauan serta memberikan dukungan dan doa selama
penulisan skripsi.
iv
15. Kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
amal kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Demikianlah skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak ditemui kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik kepada penulis maupun
pembaca.
Jakarta, Maret 2017
Yang Menyatakan,
Luthfiya Tri Kusumasari
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
xii
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 7
D. Perumusan Masalah ................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ................................................................ 8
BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik .....................................................................
9
1. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ........................ 9
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis 9
b. Indikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis 13
2. Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) ............ 15
3. Pembelajaran Konvensional ............................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 22
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 25
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
26
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................. 26
vi
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 28
D. Variabel Penelitian .................................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 28
F. Instrumen Penelitian ................................................................ 28
1. Uji Validitas Instrumen Tes .............................................. 32
2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes ........................................... 33
3. Taraf Kesukaran ................................................................ 34
4. Daya Pembeda Soal............................................................ 35
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 36
1. Uji Persyaratan ................................................................... 37
a. Uji Normalitas ............................................................. 37
b. Uji Homogenitas .......................................................... 38
2. Analisis Uji Hipotesis ....................................................... 38
a. Uji-t ............................................................................. 38
b. Uji MannWhitney ........................................................ 40
H. Hipotesis Statistik .................................................................... 41
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .........................................................................
43
1. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematik Siswa Kelas
Eksperimen .......................................................................
43
2. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematik Siswa Kelas
Kontrol..............................................................................
45
3. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Berdasarkan
Indikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ......
48
a. Kelas Eksperimen ......................................................... 48
b. Kelas Kontrol................................................................ 49
4. Perbandingan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...............................
50
B. Analisis Data ............................................................................ 53
1. Uji Normalitas .................................................................. 53
2. Pengujian Hipotesis .......................................................... 54
vii
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 55
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
.......................................................................................... 55
2. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Siswa ....................................................................................... 63
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 75
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 76
B. Saran ............................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 81
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 26
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ....................................................................... 27
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpkir Reflektif
Matematis Siswa ............................................................................... 29
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Reflektif Matematis Siswa ................................................................ 30
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen .................. 33
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal ........................................... 34
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran ........................................... 35
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Daya Pembeda .................................................... 36
Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran Soal,
dan Daya Pembeda Soal.................................................................... 36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen .............................. 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol ..................................... 45
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46
Tabel 4.4 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator .............................. 48
Tabel 4.5 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator .............................. 49
Tabel 4.6 Perbandingan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Perhitunga Uji Normalitas Data Kelas .................................... 54
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney .............................................. 54
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................. 25
Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematis Kelas Eksperimen ..................
44
Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematis Kelas Kontrol..........................
46
Gambar 4.3 Presentase Skor Kemampuan Berpikir Reflektif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........
52
Gambar 4.4 Pemberian Masalah (Tahap Getting in contact) ..................... 57
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Locating dan Identifying
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan
58
Gambar 4.7
Thinking Aloud ...................................................................
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan
58
Gambar 4.8
Thinking Aloud ...................................................................
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan
59
Gambar 4.9
Thinking Aloud ...................................................................
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan
59
Thinking Aloud ................................................................... 60
Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Reformulating............... 60
Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Challenging .................. 61
Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Challenging .................. 61
Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Evaluating .................... 62
Gambar 4.14 Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................................ 62
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Pembelajaran Kelas Kontrol ..................................................
Soal Indikator Mendeskripsikan Situasi atau Masalah
63
Matematik .............................................................................. 64
Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator
Mendeskripsikan Masalah ............................................................ 64
Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Mendeskripsikan
Masalah ......................................................................................... 65
x
Gambar 4.19 Soal Indikator Mengidentifikasi Masalah ..................................... 66
Gambar 4.20 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator
Mengidentifikasi Masalah ............................................................ 66
Gambar 4.21 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Mengidentifikasi
Masalah ......................................................................................... 67
Gambar 4.22 Soal Indikator Mengevaluasi Masalah ......................................... 68
Gambar 4.23 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Mengevaluasi
Masalah ......................................................................................... 68
Gambar 4.24 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Mengevaluasi
Masalah ......................................................................................... 69
Gambar 4.25 Soal Indikator Memprediksi Cara Penyelesaian Masalah ............ 70
Gambar 4.26 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Memprediksi
Cara Penyelesaian Masalah .......................................................... 70
Gambar 4.27 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Memprediksi Cara
Penyelesaian Masalah ................................................................... 70
Gambar 4.28 Soal Indikator Membuat Kesimpulan ........................................... 72
Gambar 4.29 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Membuat
Kesimpulan ................................................................................... 72
Gambar 4.30 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Membuat
Kesimpulan ................................................................................... 73
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............. 81
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 98
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ....................................................................138
Lampiran 4 Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa ................157
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Siswa............................................................................................159
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Instrumen ......................................................164
Lampiran 7 Langkah-langkah Uji Validitas Instrumen ..................................165
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................167
Lampiran 9 Langkah-langkah Uji Reliabilitas Instrumen ...............................168
Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ..........................................169
Lampiran 11 Langkah-langkah Uji Taraf Kesukaran Instrumen .......................170
Lampiran 12 Hasil Uji Daya Beda Soal .............................................................171
Lampiran 13 Langkah-langkah Perhitungan Daya Beda Soal ............................172
Lampiran 14 Nilai Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ....................173
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen .................174
Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol ........................177
Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ..........................180
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol .................................182
xii
Lampiran 19 Hasil Uji Hipotesisi Statistik Posttest ...........................................184
Lampiran 20 Tabel r Product Moment ...............................................................187
Lampiran 21 Harga Kritis Chi Kuadrat ...............................................................188
Lampiran 22 Lembar Uji Referensi ....................................................................189
Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Melakukan Penenelitian .........................193
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan dan
tidak terlepas dari kehidupan manusia. Belajar adalah suatu proses dan aktivitas
yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia dari anak-anak, remaja
sehingga menjadi dewasa, sampai ke liang lahat sesuai dengan prinsip
pembelajaran sepanjang masa.1
Sekolah merupakan salah satu tempat siswa untuk belajar dengan
dipandu oleh guru sebagai fasilitator belajar serta diatur dengan kurikulum yang
berlaku. Dalam dunia pendidikan beberapa teori tentang belajar muncul dan
berkembang seperti teori behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme, tentu
teori-teori tersebut mempengaruhi dunia pendidikan, salah satunya dalam
berkembangnya model-model pembelajaran yang kemudian digunakan guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Siswa belajar tidak hanya untuk mendapatkan pengetahuan (transfer of
knowledge) dari guru, namun bagaimana mereka dapat mengembangkan potensi
dalam diri mereka, mengembangkan keterampilan mengingat dan kecakapan
berpikir. Belajar untuk berpikir merupakan pembelajaran sepanjang hayat,
seseorang yang selalu siap belajar untuk berpikir, selama hidupnya tidak akan
mengalami kebosanan karena menghadapi rutinitas.2
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan tingkah laku
individu yang relatif menetap dari hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan.3
Perubahan tingkah laku individu siswa mencakup seluruh aspek
pribadi siswa, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga hasil dari
belajar siswa dapat dilihat dalam kehidupan siswa bagaimana bersikap dan cara
berpikirnya.
1 Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 ), cet. 2, h.1. 2
Ibid., h. 30. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 15, h. 90.
1
2
Dalam kehidupan sehari-hari siswa dihadapkan oleh berbagai masalah
mulai dari masalah sederhana hingga pada masalah yang lebih kompleks. Siswa
harus memiliki kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah agar segala
masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses
menyelesaikan masalah siswa harus mampu berpikir tentang solusi yang tepat
digunakan, cara berpikir siswa harus dikembangkan, salah satu alat untuk
mengembangkan cara berpikir yaitu matematika.4
Dari pernyataan tersebut maka
pembelajaran matematika penting diajarkan di sekolah.
Kemampuan berpikir matematis menjadi salah satu dari tujuan
pembelajaran matematika, berpikir matematis yang diharapkan dimulai dari
berpikir tingkat rendah (low order thinking) hingga pada berpikir tingkat tinggi
(high order thinking) seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis, analitis,
dan reflektif.5
Sudah saatnya pembelajaran matematika diarahkan pada
peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, salah satunya berpikir
reflektif. Berpikir reflektif sendiri merupakan suatu proses mengaitkan informasi
sebelumnya yang sudah diperoleh dengan informasi baru, proses berpikir reflektif
ini dipengaruhi oleh pengetahuan awal seseorang dan intuisinya.6
Orang yang berpikir reflektif memikirkan segala alternatif sebelum
mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian mudah.7
Dengan demikian orang yang berpikir reflektif tidak cepat memilih suatu
penyelesaian masalah. Mereka dengan cermat memilih alternatif yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Menurut Sabandar, kemampuan berpikir reflektif dalam matematika
yang memuat kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif sama seperti
kemampuan berpikir lainnya, akan berkesempatan dimunculkan dan
4 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005), h. 35. 5
Maya Kusumaningrum, Abdul Aziz Saefudin, “Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir
Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika”, Proseding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2012, h.573. 6
Abdul Muin, Yaya S Kusumah, Utari Sumarmo, “ Mengidentifikasi Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematik”, Makalah disampaikan pada KNM XVI UNPAD Jatinagor, 3-6 Juli
2012, h. 1354. 7
Nasution, Berbagai Pendekatan dalan Proses Belajar dan Mengajar, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2013 ), cet. 16, h. 97.
3
dikembangkan ketika siswa sedang berada dalam proses yang intens tentang
pemecahan masalah. Faktanya pembelajaran matematika di sekolah belum
memberikan soal-soal yang berbasis pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat
dalam assessment yang dilakukan terhadap pencapaian siswa, yang lebih banyak
mengungkapkan tentang kemampuan menghafal atau menghitung secara
algoritmis dan jarang mengenai kemampuan pemecahan masalah.8
Dari fakta
tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa belum
banyak dikembangkan, ini dapat menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa masih rendah.
Berdasarkan hasil dari Programme for International Student Assesment
(PISA) tahun 2015, skor kemampuan matematika siswa Indonesia mendapat
peringkat ke-63 dari 69 Negara yang berpartisipasi dalam tes dengan skor 386,
skor ini masih jauh dibawah skor rata-rata yaitu 490. Persentase rata-rata
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada level 5 dan 6 masih rendah
yaitu 1% masih jauh dari rata-rata yaitu 11%.9
Soal PISA pada level 5 dan 6
termasuk dalam kelompok soal skala tinggi yang mengukur kompetensi refleksi.
Deskripsi karateristik soal dalam PISA pada level 5 yaitu siswa dapat berproses
dan bekerja dalam situasi kompleks (rumit), mengidentifikasi kendala dan
menentukan asumsi (dugaan). Mereka dapat memilih, membandingkan, dan
mengevaluasi strategi pemecahan masalah yang cocok sesuai dengan masalah
yang berkaitan dengan model tersebut. Siswa dapat menggunakan penalaran yang
luas, siswa juga dapat merefleksikan pekerjaan mereka dan dapat merumuskan
serta menyatakan interpretasi dan penalaran mereka. Sedangkan pada level 6 yaitu
siswa mampu berpikir matematika tingkat tinggi dan berpikir nalar. Siswa pada
tingkat ini dapat merefleksikan tindakan mereka, dan dapat merumuskan serta
mengemukakan dengan tepat tindakan dan interpretasi mengenai temuan mereka,
penafsiran, argumentasi, dan ketepatan pada situasi asli. Selain itu jika dikaitkan
dengan taksonomi Bloom soal PISA pada level 4 sampai level 6 tergolong sebagai
8 Jozua Sabandar, “ Berpikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika”, file.upi.edu,
Bandung, 2010, h. 2. 9 Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), PISA 2015 Result
in Focus , p. 5.
4
High Order Thinking.10
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa yang masuk dalam kategori high order thinking masih rendah.
Sejalan dengan pernyataan di atas, dalam sebuah studi sebelumnya,
yang dilakukan oleh Hepsi Nindiasari menemukan bahwa guru lebih banyak
memberikan rumus dan konsep matematika yang sudah jadi, sehingga tidak
mengajak siswa untuk menemukan rumus dan konsep yang sedang dipelajari,
hampir lebih dari 60% siswa belum mampu menyelesaikan tugas-tugas berpikir
reflektif matematis, misalnya tugas menginterpretasikan, mengaitkan, dan
mengevaluasi, ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa masih rendah.11
Lebih khusus mengenai pencapaian kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa yaitu berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada salah satu
SMP Negeri di Kota Tangerang Selatan terhadap hasil kerja siswa pada soal yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir reflektif matematis. Soal yang diberikan
memuat soal kemampuan beripikir reflektif matematis meliputi soal indikator
mendeskripsikan masalah matematik, mengidentifikasi masalah matematik,
mengevaluasi masalah, dan memprediksi cara penyelesaian. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa berdasarkan hasil tes pra penelitian kemampuan berpikir reflektif
matematis sebesar 45,20. Dari keempat soal yang diujikan tersebut, soal yang
mendapatkan skor paling rendah adalah soal indikator mengevaluasi masalah
dengan skor sebesar 23,03. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa pada sekolah tersebut masih rendah. Berikut disajikan
soal indikator mengevaluasi masalah:
Berikut data jumlah penduduk dan luas wilayah enam kota di DKI Jakarta
tahun 2011
10
Harianto Setiawan dkk, “Soal Matematika Dalam PISA kaitannya dengan Literasi
Matematika Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi”, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, Universitas Jember 19 November 2014, h. 247-249. 11
Hepsi Nindiasari dkk, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA”, Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran,
Vol. 1, 2014, h. 82.
5
Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km2)
Kep. Seribu 26.100 8,70
Jakarta Selatan 2.119.500 141,3
Jakarta Timur 2.905.164 188,0
Jakarta Pusat 1.067.000 48,5
Jakarta Barat 2.040.000 120,0
Jakarta Utara 1.652.200 150,2
Dimas mengatakan bahwa kota yang memiliki kepadatan penduduk per km2
yang paling tinggi adalah kota Jakarta Timur, karena jumlah penduduknya
paling banyak. Periksalah apakah pernyataan yang disampaikan Dimas
benar? Jelaskan!
Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang masih rendah
perlu ditingkatkan dengan merubah model pembelajaran di sekolah. Pembelajaran
yang biasa diterapkan di sekolah belum memberikan kesempatan pada siswa
untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa, dengan
demikian perlu adanya pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa yaitu dengan menggunakan pembelajaran yang
mengarah pada aktivitas pembelajaran melalui masalah. Hal ini dapat difasilitasi
oleh pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM).
Inquiry Co-Operation Model (ICM) merupakan pembelajaran yang
menekankan pada penyeledikan, penemuan konsep, dan penyelesaian masalah.
Prinsip dari Inquiry Co-Operation Model (ICM) adalah siswa mendapatkan
pengetahuanya dari hasil temuannya sendiri. Alro dan Skovsmose menjelaskan
bahwa ICM terdiri dari delapan komponen proses pembelajaran, yaitu: (1) getting
in contact, (2) locating, (3) identifying, (4) advocating, (5) thinking aloud, (6)
reformulating, (7) challenging, dan (8) evaluating.12
Dari delapan komponen
pembelajaran tersebut siswa terlibat aktif dalam proses penyelidikan untuk
membangun konsep dengan bimbingan dan arahan dari guru.
Pembelajaran Inquiry Co-operation Model (ICM) menciptakan aktivitas
dan lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik dari KAAMS (Kids as
Airborne Mission Scientists) tentang aktivitas belajar yang mendukung
12 Heni Pujiastuti dkk, “ Inquiry Co-Operation Model for Enhanching Junior High School
Students’ Mathematical Problem Solving Ability”, IJCER, Vol. 1, 2014, h. 52.
6
kemampuan berpikir reflektif, yaitu siswa memiliki kesempatan untuk
berinteraksi langsung dengan suatu masalah, dan memiliki waktu yang cukup
untuk melakukan penyelidikan, Dalam proses pembelajaran siswa melakukan
identifikasi tentang hal yang diketahui, belum diketahui dan diperlukan dalam
penyelesaian masalah. Pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok
sehingga sangat memungkinkan siswa melihat pandangan orang lain.
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) terhadap kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa, dengan judul penelitian “ Pengaruh Pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif
Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika yang biasa diterapkan di sekolah belum memberi
kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir reflektif
matematis.
2. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa masih rendah, dilihat dari
rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal indikator berpikir
reflektif matematis, salah satunya indikator mengevaluasi masalah
matematik.
3. Soal-soal yang dikerjakan siswa pada mata pelajaran matematika adalah soal
rutin yang belum memuat aspek berpikir reflektif matematis.
4. Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) belum dilaksanakan di
sekolah.
5. Perangkat pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) dan instrumen
evaluasi kemampuan berpikir reflektif matematis belum tersedia di sekolah.
7
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan fokus penelitian ini bertujuan agar penelitian yang
dilakukan terarah dan dapat tercapai dengan baik, maka peneliti membatasi fokus
penelitian sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran Inquiry Co-
Operation Model (ICM) yang terdiri dari delapan komponen proses
pembelajaran yaitu: getting in contact, locating, identifying, advocating,
thinking aloud, reformulating, challenging, dan evaluating.
2. Kemampuan berpikir reflektif matematis yang diukur dalam penelitian ini
dibatasi oleh 5 indikator kemampuan berpikir reflektif matematis, yaitu:
mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, mengidentifikasi situasi
atau masalah matematik, mengevaluasi, membuat kesimpulan, dan
memprediksi cara penyelesaian.
3. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, pada
materi relasi dan fungsi kelas VIII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)?
2. Bagaimana kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) lebih tinggi dibandingkan
siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
E. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajar
dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM).
8
2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
yang mendapatkan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) lebih
tinggi dibandingkan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
F. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
Dapat meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa sebagai
upaya peningkatan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru
Memberikan gambaran tentang pembelajaran Inquiry Co-Operation Model
(ICM) sebagai alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan, masukan, dan
pemikiran yang berguna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan sebagai referensi
yang relevan bagi penelitian yang sejenis.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
Dalam penelitian ini terdapat beberapa teori yang mendukung, yaitu
kemampuan berpikir reflektif matematis, pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM), dan pembelajaran konvensional. Untuk lebih memahami teori-teori
tersebut maka dijelaskan sebagai berikut:
1. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna.
Kesempurnaan manusia dibandingkan makhluk lainya yaitu manusia memiliki
akal, dengan akal tersebut manusia berpikir dan memahami hakikat segala
sesuatu. Berikut ayat yang menjelaskan bahwa manusia menggunakan akalnya
untuk berrpikir:
Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-„Imran:
190-191).
Makna dari ayat di atas bahwasanya Allah mengajak kepada manusia
untuk berpikir dan merenungi proses penciptaan alam semesta, hal ini menjadi
tanda bahwa segala sesuatu tidak terjadi dengan sendirinya. Kemudian pada ayat
9
10
selanjutnya menjelaskan tentang hasil dari berpikir tersebut, hendaknya manusia
berpikir, merenungi dan menganalisa semua yang ada di alam semesta ini,
sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan. Berdasarkan kedua ayat tersebut
manusia dalam proses berpikir yaitu merenungi dan menganalisa dari tanda-tanda
yang mereka dapatkan kemudian menarik suatu kesimpulan.
Banyak pendapat para ahli mengenai pengertian berpikir. Plato
beranggapan bahwa berpikir itu adalah berbicara dalam hati. Berpikir adalah
proses dinamis dan dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya, pada dasarnya
proses atau jalannya berpikir ada tiga langkah, yaitu pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.1
Menurut Mayadiana, berpikir
didefinisikan sebagai suatu kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan.2 Jadi
berpikir adalah suatu kegiatan mental secara dinamis untuk memperoleh
pengetahuan, dalam prosesnya terdapat tiga langkah yaitu pembentukan
pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Dalam proses
pembelajaran kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan dengan
memberikan persoalan yang berbentuk pemecahan masalah.
Kemampuan berpikir siswa perlu dikembangkan salah satunya dengan
pembelajaran matematika, karena matematika merupakan suatu alat untuk
mengembangkan cara berpikir. Dalam pembelajaran matematika kemampuan
berpikir yang ditingkatkan mulai dari kemampuan berpikir tingkat rendah (low
order thinking) hingga pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking), salah satunya adalah berpikir reflektif.
Berpikir reflektif adalah kegiatan menjelaskan sesuatu atau mencoba
mengaitkan ide-ide yang terkait, berpikir reflektif siswa dapat terjadi ketika siswa
memahami penjelasan orang lain, bertanya, dan menjelaskan atau menyelidiki
kebenaran ide mereka.3
Berpikir reflektif sebagai proses kegiatan terarah dimana
h.54-55.
1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010),
2
Dina Mayadiana Suwarma, Kemampuan Berpikir kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h.3.
3 John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah: Pengembangan
Pengajaran, Terj. dari Elementary and Middle School Mathematics oleh Suyono,
(Jakarta:Erlangga, 2008), h. 30.
11
individu menganalisis, mengevaluasi, memotivasi, mendapatkan makna
mendalam, dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.4
Berbicara tentang berpikir reflektif maka tidak luput dari tokoh John
Dewey, beliau berpendapat bahwa proses berpikir merupakan proses pengecekan
dengan kejadian-kejadian nyata. John Dewey adalah seorang tokoh yang sangat
menghargai peranan pengalaman, karena pengalaman merupakan dasar dari
pengetahuan dan kebijakan.5
Definisi mengenai berpikir reflektif menurut John
Dewey yaitu:” active, persisten, and careful consideration of any belief or
supposed form of knowledge in the light of the grounds that support it and the
conclusion to which it tends.”6
Berpikir reflektif adalah berpikir aktif, gigih, dan
pertimbangan secara hati-hati tentang segala sesuatu yang dipercayai atau bentuk
yang diharapkan dari pengetahuan dalam sudut pandang yang mendukungnya dan
menuju suatu kesimpulan. Menurut John Dewey terdapat lima langkah berpikir
reflektif, yaitu:7
1) Merasakan adanya keraguan, kebingungan yang menimbulkan masalah,
2) Mengadakan interpretasi tentatif (merumuskan hipotesis),
3) Mengadakan penelitian atau pengumpulan data yang cermat,
4) Memperoleh hasil dari pengujian hipotesis tentatif,
5) Hasil pembuktian sebagai sesuatau yang dijadikan dasar untuk berbuat.
Rodger mengatakan berpikir reflektif adalah proses pembuatan makna
yang bergerak dari satu pengalaman kepada pengalaman lain dengan pemahaman
yang mendalam mengenai hubungan dari pengalaman dan ide-ide yang lain. 8
Paden mengatakan bahwa berpikir reflektif adalah melakukan analisis dan
4 Aysun Gurol, Determining the Reflective Thinking Skill of Pre-servive Theacher in
Learning and Teaching Process, energy Education Science and Technology Part B:Social and
Educational Studies, Firat University Faculty of Education Turkey, 2011, p.388. 5
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2007 ), cet. 9, h.40. 6
Huy P Phan, Achivement Goals, The Classroom Environtment, And Reflective Thinking: A Conceptual Framework, Electronic Journal Of Research in Educational Psycology,
2008, p.578. 7 Nana Syaodih, op. cit., h. 43
8 Carol Rodger,” Defining Reflection:Another Look at John Dewey and Reflective
Thinking”, Teachers College Record, Vol.2002, h. 845.
12
membuat suatu keputusan. 9
Berpikir reflektif membantu siswa dalam belajar
karena mereka harus mempertimbangkan apa yang mereka lakukan atau katakan,
menpertimbangkan alternatif, serta mengubah atau memperkuat keyakinan
mereka.10
Penting bagi guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif
karena dengan berpikir reflektif siswa menaksir keyakinan mereka, mencari
informasi yang relevan, merefleksikan, dan mengevaluasi pandangan alternatif.11
Menurut Abdul Muin, berpikir reflektif merupakan suatu proses
berpikir yang dilakukan secara dinamis melalui refleksi pada tindakan yang akan
diambil dalam memilih atau menemukan solusi, memutuskan solusi, dan
memprediksi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh.12
Selain berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, berpikir reflektif
juga dipengaruhi oleh intuisi yaitu dugaan-dugaan hubungan atau proses
penyelesaian yang akan dilakukan. Seperti yang dikatakan Paden di atas, berpikir
reflektif membantu siswa mempertimbangkan alternatif dan modifikasi lainya.
Dengan demikian orang yang berpikir reflektif tidak cepat memilih suatu
penyelesaian masalah namun, dengan cermat memilih alternatif yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Menurut Sri Hastuti Noer, berpikir reflektif dalam belajar adalah
kemampuan seseorang dalam memberi pertimbangan tentang proses belajarnya.
Apa yang mereka ketahui, apa yang mereka perlukan untuk mengetahui, dan
bagaimana mereka menjembatani kesenjangan selama proses belajar. Dalam
prosesnya melibatkan pemecahan masalah, perumusan kesimpulan,
memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dan membuat keputusan-keputusan.13
Dari beberapa pengertian yang diuraikan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis merupakan
kemampuan dalam menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang sudah
9 Paden, Nita, What was I Thinking? Encouraging Reflective Thinking In The Classroom
Through Exam Question Appeals, Proceeding of ASBBS, Vol. 15, 2008, h. 1212. 10
Ibid. 11
Ibid., h. 1216. 12
Abdul Muin, dkk., loc. cit. 13
Sri Hastuti Noer,” Problem Based Learning Dan Kemampuan Berpikir Reflektif
Dalam Pembelajaran Matematika” Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008. h.276.
13
dimiliki sebelumnya untuk menganalisis, menemukan solusi, dan menentukan
keputusan tentang solusi yang diambil dalam situasi yang sedang dihadapi.
b. Indikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan apakah seseorang
memiliki kemampuan berpikir reflektif matematis yang baik atau sebaliknya.
Skemp mengemukakan bahwa proses berpikir reflektif dapat digambarkan sebagai
berikut:14
1) Informasi atau data yang digunakan untuk merespon, berasal dari dalam diri
(internal).
2) Dapat menjelaskan apa yang telah dilakukan.
3) Menyadari kesalahan dan memperbaikinya (jika ada kesalahan).
4) Mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar.
Sri Hastuti Noer, menguraikan bahwa berpikir reflektif matematis
meliputi 3 fase yaitu:15
1) Reacting, adalah bereaksi dengan perhatian pribadi terhadap
peristiwa/situasi/masalah.
2) Elaborating, adalah membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain,
seperti mengacu pada suatu prinsip umum, suatu teori.
3) Contemplating, adalah mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam
yang bersifat membangun terhadap permasalahan atau berbagai kesulitan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hepsi Nindiasari beberapa
indikator berpikir reflektif adalah sebagai berikut:16
1) Dapat menginterpretasikan suatu kasus berdasarkan konsep matematika yang
terlibat.
2) Dapat mengidentifikasi konsep dan rumus matematika yang terlibat dalam
soal yang tidak sederhana.
14 Hery Suharna dkk, “Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika” KNPM V, Juni 2013. h. 285 15
Sri hastuti noer., op.cit.,h. 276 16
Hepsi Nindiasari, Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen untuk Meningkatkan
Berpikir Reflektif Matematis Berbasis Pendekatan Metakognitif pada Siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA)”, Prosiding Seminar nasional Matematika dan pendidikan Matematika Yogyakarta,
2011, h. 254
14
3) Dapat mengevaluasi/memeriksa kebenaran suatu argumen berdasarkan
konsep/sifat yang digunakan.
4) Dapat menarik analogi dari dua kasus serupa.
5) Dapat menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan dan jawaban.
6) Dapat menggeneralisasi dan menganalisis generalisasi.
7) Dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi.
8) Dapat membedakan antara data yang relevan dan tidak relevan.
9) Dapat memecahkan masalah matematis.
Abdul Muin, Yaya S. Kusuma, dan Utari Sumarmo berpendapat bahwa
indikator berpikir reflektif adalah sebagai berikut:17
1) Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, yaitu menjelaskan situasi
atau masalah yang diberikan menggunakan konsep matematik yang terkait
2) Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik, yaitu memilih dan
menentukan konsep dan atau rumus matematik yang terlibat dalam soal
matematika yang tidak sederhana
3) Menginterpretasi, yaitu memberikan penafsiran tentang suatu situasi masalah
berdasarkan konsep yang terlibat di dalamnya.
4) Mengevaluasi, yaitu menyelidiki kebenaran suatu argumen berdasarkan konsep
yang digunakan.
5) Memprediksi cara penyelesaian, yaitu memperkirakan suatu penyelesaian
masalah atau alternatif penyelesaian menggunkan konsep matematik yang
sesuai.
6) Membuat kesimpulan, yaitu membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah menggunakan konsep matematik yang sesuai.
Dari uraian di atas maka peneliti menggunakan lima indikator
kemampuan berpikir reflektif matematis yang dikemukakan oleh Abdul Muin,
Yaya S. Kusumah, dan Utari Sumarmo yang sesuai dengan penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, yaitu menjelaskan situasi
atau masalah yang diberikan menggunakan konsep matematika yang terkait.
17Abdul Muin, dkk., op.cit., h. 1356
15
2) Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik, yaitu menentukan konsep
atau rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau masalah yang
diberikan.
3) Mengevaluasi, yaitu menyelidiki kebenaran suatu argumen berdasarkan konsep
yang digunakan.
4) Memprediksi cara penyelesaian, yaitu memperkirakan suatu penyelesaian
masalah menggunakan konsep matematika yang sesuai.
5) Membuat kesimpulan, yaitu membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah menggunakan konsep matematik yang sesuai.
2. Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang bermakna, siswa
harus dilibatkan dalam pembelajaran agar mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan sendiri, sehingga apa yang dipelajari akan lebih dimengerti
dibandingkan siswa hanya pasif dan disuguhkan materi secara verbal dari guru.
Dengan demikian guru harus pandai dalam mengemas pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai serta melibatkan siswa aktif dalam prosesnya.
Inquiry Co-Operation Model (ICM) merupakan pembelajaran yang
menekankan pada proses penyelidikan, penemuan konsep (pengetahuan), dan
penyelesaian masalah. Prinsip dari pembelajaran ini yaitu, pengetahuan siswa
adalah hasil dari penyelidikan atau temuanya sendiri. Dalam pembelajaran ini
siswa terlibat aktif pada prosesnya, guru berperan memberikan arahan dan
bimbingan. Siswa aktif dalam penyelidikan untuk membangun konsep dan
penyelesaian masalah.18
Inquiry Co-Operation Model (ICM) awalnya digunakan untuk
menafsirkan komunikasi antara siswa dan guru dalam pembelajaran, kemudian
berkembang menjadi suatu strategi pembelajaran.19
Inquiry Co-Operation Model
(ICM) ini digunakan untuk melihat bagaimana argumen siswa ketika
18 Heni Pujiastuti dkk, “Inquiry Co-Operation Model for Enhanching Junior High School
Students‟ Mathematical Problem Solving Ability”, IJCER, Vol. 1, 2014, h. 52. 19
Helle Alro dan Ole Skovsmose, “Students‟ Good Reason”, For the Learning
Mathematics 16, FLM Publising Association, Canada, 3 Nov 1996, h.33.
16
menyelesaikan masalah, dengan melihat argumen guru dapat melihat bagaimana
siswa berpikir, serta membantu siswa untuk sadar terlibat aktif dalam
pembelajaran di kelas. Pada mulanya Inquiry Co-Operation Model (ICM) terdiri
dari delapan komponen yaitu: getting in contact, discovering, identifying, thinking
aloud, reformulating, challenging, negotiating, and evaluating.
Gettiing in contact merupakan tahap dimana guru tidak hanya meminta
siswa untuk memperhatikannya, namun membuat kondisi dimana guru dan siswa
berada dalam satu fokus masalah, sehingga siswa dan guru saling memperhatikan
satu sama lain. Tahap selanjutnya yaitu discovering, dalam tahap ini guru dapat
mengetahui argumen siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, setelah
mengetahui argumen siswa, guru dapat mengidentifikasi argunen tersebut, guna
menyamakan pikiran, tahap ini disebut identifying. Tahap selanjutnya yaitu
thinking aloud, dalam tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk memberikan
ide dan argumen yang lebih jauh dalam dialog tersebut. Argumen tersebut
ditafsirkan kembali oleh guru untuk memastikan bahwa guru memahami apa yang
siswa bicarakan, tahap ini disebut tahap reformulating. Kemudian dilanjutkan
pada tahap challenging dimana argumen siswa ditantang dengan guru berperan
sebagai lawan sekaligus patner, hal ini bertujuan untuk menguatkan kepercayaan
diri siswa. Dengan adanya challenging dapat mengarahkan pada negosiasi
perspektif antara guru dan siswa, yang dimaksud negosiasi perspektif adalah
apakah mereka melihat masalah yang sama? Apakah mereka melihat dari sudut
pandang yang sama? Apakah mereka menyelesaikan masalah tersebut dengan
cara yang sama?, dalam tahap ini kesalah pahaman dan perbedaan argumen
mungkin terjadi secara eksplisit pada dialog antara guru dan siswa, tahapan ini
disebut tahap negotiating. Pada dasarnya dengan adanya negosiasi antara guru dan
siswa dapat mengevaluasi argumen mereka, bahkan dapat mendiskusikan tentang
apa yang siswa pelajaran dalam proses challenging, tahap terakhir ini disebut
tahap evaluating.20
Dalam perkembangan selanjutnya Alro dan Skovmose menjelaskan
bahwa Inquiry Co-Operation Model (ICM) sebagai suatu model pembelajaran
20 Ibid.,
17
bertujuan untuk mewujudkan penemuan sebagai praktek komunikasi. Inquiry Co-
Operation Model (ICM) terdiri dari delapan komponen, “ ICM consist of eight
components of learning proses, namely: getting in contact, locating, identifying,
dvocating, thinking aloud, reformulating, challenging, and evaluating”. 21
Getting in contact merupakan proses persiapan sebelum melakukan
kerjasama, kegiatan siswa dalam proses ini yaitu, memberikan perhatian, saling
konfirmasi, dan pemberian dukungan satu sama lain dalam anggota kelompoknya.
Tahap kedua yaitu Locating, suatu proses dimana siswa mengekspresikan
pandangannya tentang masalah yang diberikan. Dalam proses locating diiringi
proses identifikasi pandangan dan pandangan tersebut diketahui oleh setiap
anggota dalam kelompok atau disebut komponen identifying. Dalam tahap ini
siswa melibatkan diri dengan pertanyaan penjelasan, pembenaran, dan
mengkristalkan ide matematika. Selanjutnya pada tahap Advocating, siswa
mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, selain itu mereka juga berbagi
pemahaman dan saling memeriksa pemahaman mereka. Dalam proses ini siswa
mencoba untuk mendapatkan kebenaran yang mungkin, dan berkaitan erat dengan
argumen serta berekspresi. Dalam komponen thinking aloud siswa
mengekspresikan pikirannya, ide-ide, dan perasaannya untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan, beberapa pertanyaan hipotesis muncul dalam proses ini
sehingga menarik pada proses penyelidikan lebih lanjut. Tahap selanjutnya yaitu
reformulating, yaitu siswa mengulangi apa yang sudah dikatakan dengan
bahasanya sendiri, reformulating dapat dikatakan juga sebagai proses menafsirkan
apa yang sudah didengar dari anggota lainya. Challenging merupakan upaya
untuk mendorong siswa dalam suatu arahan yang baru atau pertanyaan tentang
suatu masalah berkaitan dengan pengetahuan yang sudah didapatkan atau
menemukan cara pandang yang benar, tahap ini bisa dijadikan sebagai titik tolak
penyelidikan dengan memberikan kuis kepada siswa. Evaluating, merupakan
tahap terakhir diisi dengan kegiatan siswa menunjukkan masukan yang
membangun, dukungan dan kritik. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh siswa dan
21 Helle Alro, Ole Skovsmose, Dialogue and Learning in Mathematics Education:
Intention, Reflection, Critique, (New York: Kluwer Academic Publishers, 2003), p.62-63.
18
guru yaitu dengan mengevaluasi pandangan serta dapat dilakukan diskusi tentang
apa yang sudah siswa pelajari dalam proses pembelajaran.
Menurut Heni Pujiastuti, keterlibatan siswa dalam pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) dapat dilihat pada masing-masing komponen
tersebut sebagai berikut:
a) Komponen getting in contact, guru menyajikan situasi atau masalah
matematika yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.
b) Komponen locating, siswa belajar mengekspresikan dan menuliskan pendapat
atau ide tentang masalah yang diberikan.
c) Komponen identifying, siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan
diperlukan yang berkaitan dengan masalah yang diberikan.
d) Komponen advocating, siswa berdiskusi dan saling mengkritisi satu sama lain,
memberikan nasihat atau cara alternatif lain kepada teman diskusinya.
e) Komponen thinking aloud, siswa dipandu untuk menyelesaikan masalah
berdasarkan hasil identifikasi.
f) Komponen reformulating, siswa dipandu memecahkan masalah dengan cara
berbeda atau membuat kesimpulan dengan bahasa mereka sendiri.
g) Komponen challenging, siswa menyelesaikan soal tantangan melalui
pemberian masalah yang lebih kompleks.
h) Komponen evaluating, guru melakukan evaluasi untuk menentukan kualitas
pemahaman siswa.22
Dalam praktiknya pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil, berdiskusi, menyelidiki,
mengeksplorasi pengetahuan, dan menuliskan atau menyampaikan perspektif
mereka terkait dengan permasalahan matematika yang diberikan oleh guru dalam
lembar kerja siswa.
Dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) siswa akan
memahami lebih dalam dan mengingat lebih lama karena pengetahuan yang
mereka dapatkan merupakan hasil proses temuan sendiri. Siswa diberikan
22 Heni Pujiastuti dkk, op.cit, h. 52.
19
kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi pengetahuan dan menyampaikan ide
mereka, kemungkinan guru akan mendapatkan solusi penyelesaian masalah yang
beragam.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) adalah pembelajaran yang didalamnya
terdapat delapan komponen, yaitu: locating, identifying, advocating, thinking
aloud, reformulating, challenging, and evaluating, melibatkan siswa aktif,
menekankan pada proses penyelidikan, penemuan konsep dan penyelesain
masalah, sehingga pengetahuan yang didapatkan merupakan hasil temuan sendiri.
Berikut langkah-langkah pembelajaran ICM yang digunakan dalam
penelitian ini:
a) Getting in contact, siswa mengamati masalah matematika yang terdapat dalam
LKS.
b) Locating, siswa belajar mengekspresikan dan menuliskan pespektif tentang
masalah yang diberikan dalam LKS.
c) Identifying, siswa mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dan diketahui dari
masalah matematik yang diberikan.
d) Advocating, siswa mengungkapkan apa yang dipikirkan, berbagi pemahaman
dan saling memeriksa pemahaman, siswa berdiskusi, berargumen, dan
berekspresi.
e) Thinking aloud, siswa memecahkan masalah, dengan mengekspresikan pikiran,
ide-ide, dan perasaan. Penyelesaian masalah tersebut juga berdasarkan dari
hasil identifikasi.
f) Reformulating, siswa menafsirkan apa yang sudah didengar dari anggota
kelompok lainnya yaitu membuat kesimpulan dari diskusi bersama
kelompoknya dengan bahasa sendiri.
g) Challenging, siswa diberikan soal tantangan melalui pemberian masalah yang
lebih kompleks.
h) Evaluating, siswa bersama guru mengevaluasi pandangan serta mendiskusikan
apa yang sudah dipelajari, menunjukkan masukan yang membangun,
dukungan, dan kritik.
20
3. Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran ini disebut juga
pengajaran tradisional dan paling umum diterapkan di sekolah. Pembelajaran
konvensional merupakan suatu cara penyampaian secara lisan kepada pendengar
(siswa), kegiatan berpusat pada penceramah dan terjadi komunikasi satu arah.
Pembelajaran konvensional yang banyak diterapkan di sekolah yaitu ekspositori,
tanya jawab dan pemberian tugas.
Pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori adalah
pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. 23
Metode tanya jawab merupakan
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama
pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa. Sedangkan metode pemberian
tugas adalah metode dimana penyajian bahan disampaikan dengan cara guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode tanya
jawab dan pemberian tugas yang banyak digunakan di sekolah juga merupakan
pembelajaran yang masih menekankan komunikasi satu arah, dimana guru yang
aktif memberikan pertanyaan kepada siswa, bukan siswa yang aktif mencari tahu
tentang materi belajar dan serta kritis dalam bertanya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dengan penyampaian secara
lisan yang menekankan pada komunikasi satu arah, berpusat kepada guru (teacher
centered approach), siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa
mencari tahu sendiri pengetahuan mereka. Pembelajaran konvensional
menjadikan siswa pasif dan pengetahuan mereka sebatas tentang apa yang
disampaikan oleh guru. Metode pembelajaran konvensional yang sering dipakai di
sekolah adalah metode ekspositori, peneliti menggunakan metode ini dalam
pembelajaran kelas kontrol.
23 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: PT. Prenada Media Group, 2010), cet. 7, h.179.
21
berikut:
24
Langkah–langkah dalam pembelajaran ekspositori dapat dirinci sebagai
a) Persiapan, dalam tahap ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran.
b) Penyajian, dalam tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan
yang telah disiapkan.
c) Korelasi, dalam tahap ini guru menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, tahap
ini tidak lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran.
d) Menyimpulkan, merupakan tahap untuk memahami inti dari materi pelajaran
yang disajikan.
e) Mengaplikasikan, merupakan tahapan unjuk kemampuan siswa setelah
menyimak penjelasan guru.
Dalam pembelajaran ini siswa menjadi pasif karena ekspositori ini
merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered approach), guru menyampaikan materi secara terstruktur dengan
harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa dengan baik.25
Berikut langkah-langkah pembelajaran konvensional yang digunakan
dalam penelitian ini:
a) Guru mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran, mengingatkan kembali
materi sebelumnya, menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran serta
memberikan motivasi kepada siswa.
b) Guru menyajikan materi, memberikan contoh soal, dan memberikan latihan
soal.
c) Guru bersama siswa membahas soal latihan, memberikan penguatan
pemahaman siswa dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran.
Perlu diperhatikan bahwa dalam menggunakan metode ini guru perlu
persiapan yang matang mengenai materi yang akan disampaikan maupun hal-hal
24 Ibid., h. 184
25 Wina Sanjaya, Ibid.
22
lain yang berkaitan dengan kelancaran proses pembelajaran. Karakteristik dari
pembelajaran ekspositori adalah penyampaian materi dilakukan secara verbal,
materi yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi seperti data atau fakta
yang tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang, tujuan pembelajaranya hanya
pada penguasaan materi pelajaran itu sendiri, siswa menjadi pasif dan tidak dapat
mendorong siswa berpikir reflektif yang berdampak pada kualitas hasil
pembelajaran.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:
1. Heni Pujiastuti, dkk, dalam penelitian yang berjudul, “Inquiry Co-Operation
Model (ICM) for Enhancing Junior High School Students’ Mathematical
Problem Solving Ability”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peningkatan
dan prestasi kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) lebih baik daripada yang
memperoleh pembelajaran konvensional.26
2. Sri Hastuti Noer, dalam penenlitiannya berjudul, ”Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis, Kreatif, Reflektif (K2R) Matematis Siswa SMP Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kualitas peningkatan kemampuan berpikir K2R matematis siswa dan
kemandirian belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika
dengan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara
konvensional, serta tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan faktor-
faktor (peringkat sekolah tinggi, perbedaan gender, pengetahuan awal
matematis) pada kemampuan berpikir K2R matematis dan kemanidirian belajar
siswa.27
3. Dini Mayang Saputri, dalam penelitianya yang berjudul, ”Pengaruh Strategi
Pemecahan Masalah IDEAL Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif
26
Heni Pujiastuti, op. cit,. h. 59. 27
Sri Hastuti Noer, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, Reflektif (K2R)
Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”. 2010. Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Pendidikan Indonesia.
23
Matematis Siswa”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa yang diajar dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah IDEAL lebih tinggi daripada kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.28
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Heni
Pujiastuti adalah pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran Inquiry Co-
Operation Model (ICM) sedangkan perbedaanya yaitu pada kemampuan yang di
ukur, penelitian tersebut mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa
sedangkan penelitian ini mengukur kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Hastuti
Noer dan Dini Mayang Saputri adalah kemampuan yang diukur yaitu kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa sedangkan perbedaanya pada model
pembelajaran yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran matematika kemampuan berpikir reflektif
perlu dikembangkan sebagai proses membentuk dan melatih siswa sehingga
ketika dihadapkan oleh suatu masalah siswa mampu menentukan solusi yang
tepat untuk digunakan. Siswa menggunakan/mengaitkan pengalaman dan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya untuk menganalisis, menemukan
solusi, dan menentukan keputusan tentang solusi yang diambil dalam situasi yang
sedang dihadapi.
Kemampuan berpikir reflektif membantu siswa ketika dihadapkan
dengan suatu masalah sehingga tidak bingung dan lebih cermat dalam
menentukan solusi apa yang harus diambil dengan pertimbangan yang mendalam
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya serta intuisinya. Kemampuan
berpikir reflektif ini dapat dimunculkan ketika siswa dalam proses intens dengan
suatu pemecahan masalah, lingkungan dan aktifitas siswa di kelas perlu dibentuk
sesuai dengan karakteristik yang dapat memunculkan kemampuan berpikir
28 Dini Mayang Saputri, “Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah IDEAL Terhadap
Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa”. Skripsi pada Pendidikan Matematik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 78, tidak dipublikasikan.
24
reflektif matematis siswa. Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
memfasilitasi siswa untuk belajar dengan dihadapkan suatu pemecahan masalah
dan sesuai dengan beberapa karakterisik yang KAAMS ajukan untuk
memunculkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa, yaitu: pertama,
siswa diberikan materi yang disajikan dalam suatu permasalahan, dan soal
tantangan yang mendorong siswa untuk berpikir reflektif. Kedua, pembelajaran
menekankan pada proses penyelidikan siswa secara berkelompok, sehingga siswa
memiliki cukup waktu untuk merefleksikan tanggapannya tentang suatu masalah
ketika menanggapi suatu penyelidikan. Ketiga, dalam komponen advocating dan
evaluating siswa memiliki kesempatan untuk mengevaluasi kesimpulannya
dengan melihat argumen dari teman diskusinya. Keempat, pembelajaran ini
dilakukan secara kelompok sehingga memungkinkan siswa dapat melihat
pandangan lain dari teman diskusinya.
Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) yang di dalamnya
terdapat delapan komponen, yaitu: getting in contact, locating, identifying,
advocating, thinking aloud, reformulating, challenging, and evaluating,
menekankan pada proses penyelidikan, penemuan konsep (pengetahuan) dan
penyelesaian masalah. Pembelajaran ini dapat memfasilitasi siswa tercipta
lingkungan dan aktifitas belajar yang mendukung berpikir reflektif sehingga
kemampuan reflektif siswa dapat dikembangkan. Setidaknya pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) dapat membiasakan siswa menyelesaikan
masalah dengan menggunakan hasil identifikasi, saat melakukan identifikasi
siswa memanfaatkan pengetahuan lamanya yang terkait dengan rumus atau
konsep matematika yang sesuai dengan permasalahan yang diberikan.
Terdapat keterkaitan antara pembelajaran Inquiry Co-Operation Model
(ICM) dengan indikator kemampuan berpikir reflektif matematis, sehingga
pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa. Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
25
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritik dan kerangka berpikir, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Inquiry
Co-Operation Model (ICM) lebih baik daripada kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Faktor penyebab
Proses pembelajaran masih
berpusat pada guru dan soal-soal
Pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model
(ICM) yang dikerjakan siswa masih
Alternatif
solusi
termasuk soal rutin yang belum
memuat aspek kemampuan berpikir
reflektif matematis.
Aktifitas siswa terkait dalam
mengidentifikasi dan menafsirkan
masalah yang menantang, serta
mengevaluasi pendapat orang lain
Mengembangkan
Kemampuan berpikir
reflektif matematis:
1. Mendeskripsikan
2. Mengidentifikasi
3. Mengevaluasi
4. Memprediksi
5. Membuat kesimpulan
Rendahnya Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
di Jalan Yaktapena Raya No.8 Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
yang dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017 sejak bulan
Agustus hingga September 2016. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut ini:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan Jan -Apr Mei – Jul Agt Sep Okt Nov
1. Persiapan dan Perencanaan
2. Observasi Sekolah
3. Pelaksanaan di Lapangan
4. Analisis Data
5. Laporan Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran Inquiry
Co-Operation Model (ICM) lebih baik daripada dengan siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode quasi-eksperimen, yaitu metode yang tidak
memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel
penelitian.
Dalam penelitian quasi-eksperimen, peneliti tidak memiliki keleluasaan
untuk memanipulasi subjek, random kelompok biasanya digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan kelompok eksperimen dan kontrol. Ketidakleluasaan ini
dikarenakan peneliti tidak mungkin mengacak kelas yang sudah terstruktur di
sekolah, secara administratif tidak memungkinkan peneliti untuk me-random
26
27
siswa dari sejumlah sekolah untuk dijadikan kelas eksperimen dan sebagainya.1
Peneliti menggunakan kelompok atau kelas-kelas yang telah ada atau tersedia.
Dalam penelitian ini pemilihan kelas dilakukan secara acak dengan
mengambil dua kelas yaitu satu kelas untuk kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) dan
satu kelas lainnya untuk kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ekspositori. Perlakuan
ini diberikan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu pada pokok
bahasan relasi dan fungsi.
Desain penelitian yang digunakan yaitu rancangan penelitian posttest-
only control group design. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:2
Tabel 3.2
Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan Post Test
E
O
K
O
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
: Perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu dengan pembelajaran Inquiry
Co-Operation Model (ICM)
: Perlakuan pada kelompok kontrol yaitu dengan pembelajaran secara
konvensional
O : Tes kemampuan berpikir reflektif matematis
1 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, ( Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), cet. 3, h. 45-46. 2 Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non-Eksakta Lainnya,
(Bandung: PT.Tarsito Bandung,2010), h. 51.
28
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi target dan terjangkau.
Populasi target adalah seluruh siswa SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan,
sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 10
Kota Tangerang Selatan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau dengan
teknik Cluster Sampling, yaitu pengambilan dua kelas secara random dari jumlah
kelas yang ada. Dari dua kelas tersebut di tentukan satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (variabel X) adalah variabel yang memberikan pengaruh.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Inquiry Co-
Operation Model (ICM).
2. Variabel Terikat
Variable terikat (variabel Y) adalah variabel yang diukur sebagai akibat dari
variabel yang mempengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
memberikan posttest. Posstest ini akan diberikan setelah perlakuan terhadap
kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Posttest ini merupakan instrumen
penelitian berupa tes uraian kemampuan berpikir reflektif matematis.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
kemampuan berpikir reflektif matematis berupa tes uraian. Tes uraian disusun
29
berdasarkan konsep tes berpikir reflektif yang memenuhi indikator tes yaitu
mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, mengidentifikasi situasi atau
masalah matematik, mengevaluasi, memprediksi cara penyelesaian, dan
mengambil kesimpulan.
Tes uraian diberikan karena dengan tes tersebut maka proses berpikir,
dan sistematika penyelesaian jawaban dapat dilihat. Tes uji coba terlebih dahulu
diberikan kepada siswa kelas IX 4 SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Tes
uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes tersebut memenuhi syarat tes
yang baik, yakni dengan menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf
kesukaran. Adapun kisi-kisi instrumen tes kemampuan berpikir reflektif
matematis disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kompetensi
Dasar
Indikator Soal
Indikator
KBRM Nomor
Butir
Soal
Jumlah
Butir
Soal 1 2 3 4 5
Memahami
relasi dan
fungsi
Mendeskripsikan situasi atau masalah
matematik yang terkait dengan relasi
1 1
Membuat kesimpulan mengenai suatu
masalah matematik yang berkaitan
dengan relasi
3 1
Mendeskripsikan situasi atau masalah
matematik yang terkait dengan fungsi
2 1
Mengidentifikasi domain, kodomain,
dan range dari situasi atau masalah
matematik yang terkait dengan fungsi
4 1
Menentukan
nilai fungsi
Mengevaluasi atau menyelidiki suatu
argumen/pernyataan yang diberikan
berkaitan dengan maenentukan nilai
fungsi
5 1
Membuat grafik
fungsi
Memprediksi cara penyelesaian
masalah matematik yang berkaitan
dengan grafik fungsi
6 1
Jumlah 2 1 1 1 1 6 6
30
Keterangan : Indikator kemampuan berpikir reflektif matematis
Indikator 1 : mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, yaitu menjelaskan
situasi atau masalah matematik yang diberikan menggunakan
konsep matematika yang terkait.
Indikator 2 : mengidentifikasi situasi atau masalah matematik, yaitu menentukan
konsep atau rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau
masalah yang diberikan
Indikator 3 : mengevaluasi, yaitu menyelidiki kebenaran suatu argumen
berdasarkan konsep yang digunakan
Indikator 4 : memprediksi cara penyelesaian, yaitu memperkirakan suatu
penyelesaian masalah menggunakan konsep matematika yang
sesuai
Indikator 5 : membuat kesimpulan, yaitu membuat keputusan secara umum
mengenai suatu masalah menggunakan konsep matematik yang
sesuai
Untuk memperoleh skor kemampuan berpikir reflektif matematis
diperlukan pedoman penskoran (rubrik penskoran) terhadap jawaban siswa tiap
butir soal. Kriteria penskoran kemampuan berpikir reflektif matematis pada
penelitian ini mengacu pada pedoman penskoran menurut Abdul Muin.3
Adapun
penskoran kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada penelitian ini
disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Instriumen Tes Kemampuan Berpikir
Reflektif Matematis
No
Soal
Indikator yang diukur Kriteria Penilaian Skor Skor
1,2
Mendeskripsikan situasi
atau masalah matematik
Mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep
matematik yang terlibat secara keseluruhan dengan
benar dan lengkap
4
Mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep
matematik yang terlibat secara keseluruhan dengan
benar dan tetapi kurang lengkap.
3
Mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep 2
3 Abdul Muin, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematis
Siswa SMA”, Tesis pada Pasca Sarjana UPI Bandung, Bandung, 2005, h.35.tidak dipublikasikan
31
matematik yang terlibat secara keseluruhan dengan
benar dan tetapi tidak lengkap
Mendeskripsikan masalah tanpa berdasarkan konsep
matematika yang terlibat
1
Tidak ada jawaban 0
4
Mengidentifikasi situasi
atau masalah matematik
Mengidentifikasi masalah berdasarkan konsep
matematika yang terlibat secara keseluruhan dengan
benar dan lengkap
4
Mengidentifikasi masalah berdasarkan konsep
matematika yang terlibat dengan benar tetapi kurang
lengkap
3
Mengidentifikasi masalah berdasarkan konsep
matematika yang terlibat dengan benar tetapi tidak
lengkap
2
Mengidentifikasi masalah tanpa berdasarkan konsep
matematika yang terlibat
1
Tidak ada jawaban 0
5
Mengevaluasi Mengevaluasi kebenaran masalah berdasarkan
konsep matematika yang terlibat secara keseluruhan
dengan benar dan lengkap
4
Mengevaluasi kebenaran masalah berdasarkan
konsep matematika yang terlibat dengan benar tetapi
kurang lengkap
3
Mengevaluasi kebenaran masalah berdasarkan
konsep matematika yang terlibat dengan benar tetapi
tidak lengkap
2
Mengevaluasi kebenaran masalah tanpa berdasarkan
konsep matematika yang terlibat
1
Tidak ada jawaban 0
6
Memprediksi cara
penyelesaian
Memberikan alternatif cara penyelesaian dari suatu
masalah matematik berdasarkan konsep matematika
secara keseluruhan dengan benar dan lengkap
4
Memberikan alternatif cara penyelesaian dari suatu
masalah matematik berdasarkan konsep matematika
secara keseluruhan dengan benar tetapi kurang
lengkap
3
Memberikan alternatif cara penyelesaian dari suatu
masalah matematik berdasarkan konsep matematika
secara keseluruhan dengan benar tetapi kurang
lengkap
2
Memberikan alternatif cara penyelesaian dari suatu
masalah matematik tanpa berdasarkan konsep
matematika yang terlibat
1
Tidak ada jawaban 0
3
Membuat kesimpulan Membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah menggunakan konsep matematik yang
sesuai dan lengkap.
4
Membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah menggunakan konsep matematik yang
sesuai tetapi kurang lengkap
3
Membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah menggunakan konsep matematik yang
sesuai tetapi tidak lengkap
2
32
membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah tanpa menggunakan konsep matematik yang
sesuai
1
Tidak ada jawaban 0
Sebelum digunakan, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu
untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan validitas dan
reliabilitas, serta untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
a. Uji Validitas Instrumen Tes
Validitas butir soal atau validitas item pada tes kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa adalah validitas empiris, validitas ini bertujuan untuk
menentukan tingkat kehandalahan soal. Untuk menghitung validitas butir soal
digunakan korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:4
Keterangan:
: validitas instrumen (korelasi antara variabel X dan variabel Y)
: banyaknya peseserta tes
: skor tiap-tiap item ke-i (nilai hasil Uji coba)
: skor hasil item (nilai rata-rata harian)
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil
perhitungan dengan pada taraf signifikan 5%, dengan terlebih dahulu
menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika , maka item ke- i dinyatakan tidak valid
Jika , maka item ke- i dinyatakan valid
Setelah perhitungan validitas tersebut, soal uji coba yang tidak valid
tidak digunakan dalam tes akhir atau soal dihilangkan. Sedangkan soal yang valid
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), cet.2, h. 87 .
33
Dari 6 item soal yang diujicobakan dan dilakukan perhitungan validitas
semua item soal dinyatakan valid. Hasil perhitungan tersebut disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instumen
No Butir Soal
Validitas
Keputusan r hitung r tabel Kriteria
1 0,6499
0,320
Valid Digunakan
2 0,7214 Valid Digunakan
3 0,7068 Valid Digunakan
4 0,8338 Valid Digunakan
5 0,8737 Valid Digunakan
6 0,6871 Valid Digunakan
b. Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan
atau konsistensi suatu soal. Suatu soal dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengukur
koefisien reliabilitas instrumen tes uraian kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:5
Keterangan :
: reliabilitas tes secara keseluruhan
: banyaknya item
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians skor total
Untuk menghitung dengan menggunakan rumus varians
sebagai berikut:
5 Ibid., h.122.
34
Kriteria koefisien reliabilitas dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel
3.6 sebagai berikut:6
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal
Indeks Reabilitas Klasifikasi
Sangat
tinggi Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas tersebut, nilai 0,83
berada pada interval yang artinya instrumen ini mempunyai derajat reliabilitas
yang sangat tinggi.
c. Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukkan apakah butir
soal itu tergolong sukar, sedang, atau mudah. Untuk menghitung tingkat
kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:7
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan betul
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal
adalah sebagai berikut:8
6 Ibid,. h. 89
7 Ibid,. h. 223
8 Ibid,. h. 225
P : 0,00 - 0,30 : soal kategori sukar
P : 0,31 - 0,70 : soal kategori sedang
P : 0,71 - 1,00 : soal kategori mudah
35
Rekapitulasi hasil perhitumgan uji taraf kesukaran instrumen disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasli Uji Taraf Kesukaran
No Butir Soal Taraf kesukaran
P Kriteria
1 0,75 Mudah
2 0,66 Sedang
3 0,78 Mudah
4 0,54 Sedang
5 0,32 Sedang
6 0,15 Sukar
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Peserta
tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu, yang berkemampuan tinggi atau
kelompok atas (upper group) dan kelompok berkemampuan rendah atau
kelompok bawah (lower group).
Untuk menghitung daya pembeda suatu soal tes digunakan rumus
sebagai berikut:9
-
Keterangan :
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelmpok bawah yang menjawab benar
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda soal adalah sebagai
berikut:10
9 Ibid,. h.228-229.
10 Ibid,. h. 232
36
D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 - 0,40 : cukup (satistifatory)
D : 0,40 - 0,70 : baik (good)
D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)
Rekapitulasi hasil perhitungan uji daya pembeda instrumen disajikan
pada Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Daya Pembeda
No Butir Soal
Daya Pembeda
D Kriteria
1 0,24 Cukup
2 0,23 Cukup
3 0,37 Cukup
4 0,72 Baik sekali
5 0,27 Cukup
6 0,25 Cukup
Berikut disajikan rekapitulasi dari hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran soal, dan daya pembeda soal :
Tabel 3.9
Rekapitulasi Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran Soal, dan Daya
Pembeda Soal
No Butir Soal
Validitas
Reliabilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya Pembeda
1 Valid
Sangat
Tinggi
Mudah Cukup
2 Valid Sedang Cukup
3 Valid Mudah Cukup
4 Valid Sedang Baik sekali
5 Valid Sedang Cukup
6 Valid Sukar Cukup
G. Teknik Analisis Data
Data tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diperoleh
akan diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis
penelitian. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah pengujian
hipotesis mengenai perbedaan dua rata-rata populasi. Uji yang digunakan adalah
uji t, yang sebelumnya dilakukan persyaratan analisis yaitu, penempatan subyek
37
dalam kelompok-kelompok yang akan di uji harus dipilih secara acak, datanya
harus normal dan homogen.11
1. Pengujian Prasarat
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data hasil penelitian dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square dengan langkah-langkah sebagai berikut:12
1. Perumusan Hipotesis.
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
2. Data dikelompokkan kedalam distribusi frekuensi.
3. Menentukan proporsi ke-j (Pj).
4. Menentukan 100 Pj
5. Menentukan 100 Pj yaitu persentase luas interval ke-j dari suatu distribusi
normal melalui transformasi skor baku:
6. Menghitung nilai hitung melalui rumus sebagai berikut:
7. Menentukan pada derajat bebas (db) = k-3, dimana k banyaknya
kelompok.
8. Kriteria pengujian
Jika maka diterima
Jika maka ditolak
9. Kesimpulan
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
: sampel berasal dari popuasi berdistribusi tidak normal.
11 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rose Mata Sampurna,
2010) , h. 195 12
Ibid., h. 111.
38
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas dilanjutkan dengan pengujian
homogenitas. Homogenitas data memiliki arti bahwa data memiliki variasi atau
keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama. Uji homogenitas varians
dua buah variabel independent dapat digunakan Uji- F, adapun langkah-langkah
statistik uji-F adalah sebagai berikut:13
1. Perumusan Hipotesis
: =
:
2. Menghitung nilai F dengan rumus Fisher
3. Menentukan dengan = ( dimana n
adalah banyaknya anggota kelompok
4. Kriteria Pengujian
Jika maka diterima
Jika maka ditolak
5. Kesimpulan
homogen
tidak homogen.
: distribusi populasi mempunyai varians yang sama atau
: distribusi populasi mempunyai varians yang tidak sama atau
2. Analisis Uji Hipotesis
a. Uji t
Setelah uji prasyarat dilakukan maka dilanjutkan pada pengujian
kesamaan rata-rata dengan uji t. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t
bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata populasi yang saling bebas
(independent) dengan asumsi bahwa kedua varians populasi adalah sama besar.
1) Apabila data berdistribusi normal dan homogen.
13 Ibid,.h. 118.
39
Langkah-langkah pengujian hipotesis perbedaan dua rata-rata dengan
data berdistribusi normal dan homogen adalah sebagai berikut:14
a) Menentukan hipotesis
b) Menghitung dengan rumus:
=
dimana =
dengan dan
c) Menentukan berdasarkan derajat kebebasan tertentu (db), yaitu:
db = ( jumlah data kelompok 1 dan 2)
d) Membandingkan harga dan
Jika maka hipotesis nihil ) diterima
Jika maka hipotesis nihil ) ditolak
e) Kesimpulan pengujian
Jika diterima, maka tidak ada perbedaan parameter rata-rata populasi
Jika ditolak, maka ada perbedaan parameter rata-rata populasi
2) Apabila data berdistribusi normal dan tidak homogen.
Langkah-langkah pengujian hipotesis perbedaan dua rata-rata dengan
data berdistribusi normal dan tidak homogen adalah sebagai berikut:15
Dengan kriteria pengujian:
Keterangan:
14 Ibid,.h. 195.
15 Ibid., h. 201.
40
: rata-rata hasil tes siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model(ICM)
: rata-rata hasil tes siswa yang diajar dengan menggunakan ekspositori
: jumlah sampel pada kelompok eksperimen
: jumlah sampel pada kelompok kontrol
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: nilai t dari perhitungan
: nilai t pada tabel
Kriteria Pengujian:
Jika maka diterima.
Jika maka ditolak.
b. Uji Mann-Whitney
Bila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal maka pengujian
rata-rata menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan asumsi
normalitas dan homogenitas tidak diperlukan, berikut langkah-langkah dalam uji
Mann-Whitney:16
1) Merumuskan hipotesis statistik
:
:
2) Menetapkan U Kritis
3) Menentukan nilai statistik Mann-Whitney
a) Urutkan data tanpa memperhatikan sampel dari skor terkecil diberi angka 1
dan angka lebih besar diberi angka 2 dan seterusnya, jika terdapat skor yang
sama maka digunakan angka rata-rata.
b) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel
c) Menghitung statistik U dengan rumus:
Pertama U=
16 Ibid., h. 273.
41
Kedua U=
Nilai U ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari rumus tersebut.
d) Membuat kesimpulan
Jika U maka tolak
jikaU maka terima
Sedangkan apabila ukuran sampel besar lebih dari 20 maka
menggunakan rumus sebagai berikut:17
Keterangan:
U : Statistik Uji Mann Whitney
n1,n2 : Ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2
R1 : Jumlah ranking pada sampel dengan ukuran n1 (n terkecil)
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik ini ada dikarenakan penelitian ini bekerja dengan
menggunakan sampel. 18
Hipotesis statistik untuk pengujian kesamaan rata-rata
dengan uji satu pihak (pihak kanan) sebagai berikut:19
:
:
Keterangan:
: rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen
: rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematif siswa kelas kontrol
Apabila dalam pengujian hipotesis menggunakan Uji t maka
sebelumnya ditetapkan derajat kebebasan dan terlebih dahulu, selanjutnya
membandingkan dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika maka hipotesis nihil ) diterima.
17 Ibid,. h. 274.
18 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuanttatif, Kualitatif dan R&D,
( Bandung:Alfabeta, 2015 ), cet. 22, h. 96. 19
Ibid., h. 231.
42
Jika maka hipotesis nihil ) ditolak.
Sedangkan apabila dalam pengujian hipotesis menggunakan Uji Mann-
Whitney maka setelah mendapatkan dilakukan kriteria pengujian dengan
ketentuan, Jika maka tolak dan terima sedangkan apabila
maka terima dan tolak .
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai kemampuan berpikir reflektif matematis ini
dilakukan di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jalan
Yaktapena Raya Nomor 08 Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari 10 kelas pararel.
Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII 2 sebagai kelas kontrol. Kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen berjumlah 43
siswa diberikan perlakuan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) dan
kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol berjumlah 44 siswa diberikan perlakuan
pembelajaran konvensional. Materi matematika yang diajarkan adalah relasi dan
fungsi.
Setelah kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, peneliti
memberikan posttest yang sama berupa soal-soal tes kemampuan berpikir reflektif
matematis untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kedua
kelas tersebut. Soal tes kemampuan berpikir reflektif tersebut berbentuk tes uraian
sebanyak 6 butir soal dan telah diujicoba pada siswa kelas IX 4 di sekolah tersebut
yang berjumlah 38 siswa serta telah dianalisis karakteristiknya berupa uji
validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda soal.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah hasil dari tes
kemampuan berpikir reflektif matematis yang diberikan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Berikut ini disajikan data hasil perhitungan tes kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Dari hasil tes akhir kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas
eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 43 orang yang dalam pembelajarannya
diberikan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) diperoleh nilai
43
44
terendah 42 dan nilai tertinggi sebesar 96. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.1, sedangkan secara visual, distribusi frekuensi kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
NO
Nilai
Frekuensi
Absolut Relatif ( %) Relatif Kumulatif
1. 42 – 49 2 4,65 4,65
2. 50 – 57 4 9,30 13,95
3. 58 – 65 4 9,30 23,25
4. 66 – 73 6 13,95 37,20
5. 74 – 81 6 13,95 51,15
6. 82 – 89 13 30,24 81,39
7. 90 – 97 8 18,61 100
Jumlah 43 100
Gambar 4.1
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematis Kelas Eksperimen
Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa nilai yang paling banyak
diperoleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 82-89 yaitu sebanyak
13 siswa atau sekitar 30,24 %, nilai terendah dalam kelompok eksperimen terletak
pada interval 42-49 yaitu sebanyak 2 siswa atau sekitar 4,65% dan nilai tertinggi
14
12
10
8
6
4
2
0
45.5 53.5 61.5 69.5 77.5 85.5 93.5
Nilai Siswa
Frek
uen
si
45
terletak pada interval 90-97 yaitu sebanyak 8 siswa atau sekitar 18,61%.
Diperoleh nilai rata-rata posttest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
kelas eksperimen adalah 76, 57. Dari 43 siswa yang mendapatkan nilai lebih besar
dari rata-rata adalah 21 siswa atau sekitar 48,84%, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari rata-rata adalah 22 siswa atau sekitar 51,16%. Ini
berarti bahwa sebagian besar siswa yang diberikan pembelajaran Inquiry Co-
Operation Model (ICM) mendapat nilai dibawah rata-rata.
2. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Kelas Kontrol
Dari hasil tes akhir kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas
kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang yang dalam pembelajarannya
diberikan pembelajaran konvensional diperoleh nilai terendah 38 dan nilai
tertinggi sebesar 88. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
NO
Nilai
Frekuensi
Absolut Relatif ( %) Relatif Kumulatif
1. 38 -46 2 4,55 4,55
2. 47 -55 6 13,64 18,19
3. 56-64 15 34,09 52,28
4. 65-73 4 9,09 61,37
5. 74-82 12 27,27 88,64
6. 83-91 5 11,36 100
Jumlah 44 100
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa nilai yang paling banyak
diperoleh siswa kelompok kontrol terletak pada interval 56-64 yaitu sebanyak 15
siswa atau sekitar 34,09% , nilai terendah dalam kelompok kontrol terletak pada
interval 38-46 yaitu sebanyak 2 siswa atau sekitar 4,55% dan nilai tertinggi
terletak pada interval 83-91 yaitu sebanyak 5 siswa atau sekitar 11,36%.
Diperoleh nilai rata-rata posttest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
kelas kontrol adalah 66,75. Dari 44 siswa yang mendapatkan nilai lebih besar dari
rata-rata adalah 21 siswa atau sekitar 47,73%, sedangkan siswa yang mendapatkan
46
nilai kurang dari rata-rata adalah 23 siswa atau sekitar 52,27%. Ini berarti bahwa
sebagian besar siswa yang diberikan pembelajaran konvensional mendapat nilai
dibawah rata-rata. Secara visual, distribusi frekuensi kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematis Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian mengenai hasil posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol, terdapat adanya perbedaan. Untuk memudahkan dalam melihat perbedaan
hasil posttest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen
yang diajarakan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) dan
kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Sampel (N) 43 44
Mean ( ) 76,57 66,75
Median (Me) 78,39 56,43
Modus (Mo) 80,83 59,55
Varians ( ) 204,83 162,47
Simpangan Baku (S) 14,31 12,75
Tingkat Kemiringan -0,37 0,56
Ketajaman / Kurtois 0,27 0,32
16
14
12
10
8
6
4
2
0
43 52 61 70 79 88
Nilai Siswa
Frek
uen
si
47
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat perbedaan statistika antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 9,82
begitu juga dengan nilai median (Me) serta nilai modus (Mo) yaitu kelas
eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Nilai
siswa tertinggi dari kedua kelompok tersebut terdapat pada kelas eksperimen
dengan nilai 96, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai
38. Artinya kemampuan berpikir reflektif matematis perorangan tertinggi terdapat
di kelas eksperimen sedangkan kemampuan berpikir reflektif matematis
perorangan terendah terdapat pada kelas kontrol.
Jika dilihat dari simpangan baku, kelas eksperimen lebih besar dari
pada kelas kontrol. Ini berarti bahwa nilai kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa kelas eksperimen lebih menyebar. Dilihat dari varians, kelas
eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, ini berarti bahwa nilai siswa di
kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai siswa di kelas kontrol.
Jika dilihat dari nilai kemiringan kurva, pada kelas eksperimen nilai
kemiringanya negatif/landai kiri yaitu –0,37, dapat diartikan bahwa data
mengumpul di atas nilai rata-rata, sedangkan pada kelas kontrol nilai
kemiringanya positif/landai kanan yaitu 0,56 dapat diartikan bahwa data
mengumpul di bawah nilai rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas kontrol. Nilai
keruncingan/kurtosis pada kelas eksperimen yaitu 0,27 lebih dari 0,263 maka
model kurva adalah datar dan data tidak terlalu mengelompok, sedangkan pada
kelas kontrol nilai keruncingan/kurtosis yaitu 0,32 lebih dari 0, 263 maka model
kurva sama dengan kelas eksperimen yaitu datar dan data tidak terlalu
mengelompok.
48
3. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kemampuan berpikir reflektif matematis pada penelitian ini
berdasarkan pada lima indikator yaitu:
a. Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, yaitu menjelaskan situasi
atau masalah yang diberikan menggunakan konsep matematika yang terkait.
b. Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik, yaitu menentukan konsep
atau rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau masalah yang
diberikan.
c. Mengevaluasi, yaitu menyelidiki kebenaran suatu argumen berdasarkan konsep
yang digunakan.
d. Memprediksi cara penyelesaian, yaitu memperkirakan suatu penyelesaian
masalah menggunakan konsep matematika yang sesuai.
e. Membuat kesimpulan, yaitu membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah menggunakan konsep matematika yang sesuai.
Hasil skor kemampuan berpikir reflektif matematis siswa berdasarkan
indikator kemampuan berpikir reflektif matematis pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sebagai berikut:
a. Kelas Eksperimen
Hasil kemampuan berpikir reflektif matematis siswa berdasarkan
indikator kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kelas eksperimen
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator
No
. Indikator Skor rata-rata
1. Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik 85,47
2. Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik 87,21
3. Mengevaluasi masalah 80,23
4. Memprediksi cara penyelesaian masalah 45,34
5. Membuat kesimpulan 75,00
49
Berdasarkan pada Tabel 4.4 diketahui bahwa skor rata-rata tertinggi
adalah 87,21 pada indikator 2 yaitu kemampuan mengidentifikasi situasi atau
masalah matematik, ini berarti bahwa sebagian besar siswa mampu menentukan
konsep atau rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau masalah yang
diberikan. Skor rata-rata terendah adalah 45,34 pada indikator 4 yaitu kemampuan
memprediksi cara penyelesaian, ini berarti bahwa kemampuan siswa dalam
memperkirakan suatu penyelesaian masalah menggunakan konsep matematika
yang sesuai masih kurang dibandingkan dengan indikator lainnya.
b. Kelas Kontrol
Hasil kemampuan berpikir reflektif matematis siswa berdasarkan
indikator kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator
No. Indikator Skor rata-rata
1. Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik 70,74
2. Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik 86,93
3. Mengevaluasi masalah 72,16
4. Memprediksi cara penyelesaian masalah 28,98
5. Membuat kesimpulan 60,23
Berdasarkan pada Tabel 4.5 diketahui skor rata-rata tertinggi adalah
86,93 pada indikator 2 yaitu kemampuan mengidentifikasi situasi atau masalah
matematik, ini berarti bahwa sebagian besar siswa sudah mampu menentukan
konsep atau rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau masalah yang
diberikan. Skor rata-rata terendah adalah 28,98 pada indikator 4 yaitu kemampuan
memprediksi cara penyelesaian, ini berarti bahwa kemampuan siswa dalam
memperkirakan suatu penyelesaian masalah menggunakan konsep matematika
yang sesuai masih kurang dibandingkan dengan indikator lainnya.
50
4. Perbandingan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan indikator kemampuan berpikir reflektif matematis terlihat
terdapat perbedaan kemampuan berpikir reflektif matematis antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan kemampuan berpikir reflektif matematis
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan indikator dapat dilihat pada Tabel
4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Perbandingan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Indikator
Eksperimen Kontrol
Skor
Skor
1. Mendeskripsikan situasi atau masalah
matematik
85,47 70,74
2. Mengidentifikasi situasi atau masalah
matematik
87,21 86,93
3. Mengevaluasi 80,23 72,16
4. Memprediksi cara penyelesaian 45,34 28,98
5. Membuat kesimpulan 75,00 60,23
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui perbedaan kemampuan berpikir
reflektif matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol pada indikator
mendeskripsikan situasi atau masalah matematik, mengidentifikasi situasi atau
masalah matematik, mengevaluasi, memprediksi cara penyelesaian, dan membuat
kesimpulan. Perbedaan kemampuan berpikir reflektif matematis tersebut tidak
terlepas dari perbedaan perlakuan selama pembelajaran pada kedua kelas.
Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pencapaian tertinggi pada
indikator mengidentifikasi situasi atau masalah matematik dengan skor rata-rata
kelas eksperimen sebesar 87,21 sedangkan skor rata-rata pada kelas kontrol 86,93.
Pencapaian terendah pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat pada indikator
memprediksi cara penyelesaian, yaitu memperkirakan suatu penyelesaian masalah
menggunakan konsep matematika yang sesuai, skor rata-rata pada kelas
eksperimen sebesar 45,34 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 28,98.
51
Untuk indikator 1 yaitu mendeskripsikan situasi atau masalah
matematik dengan menggunakan konsep yang terkait, selisih skor rata-rata antara
kelas eksperimen dan kontrol adalah 14,73, dengan perolehan pada kelas
eksperimen 85,47 dan kelas kontrol sebesar 70,74. Melihat skor rata-rata yang
diperoleh pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa rata-rata siswa
pada kelas eksperimen dan kontrol telah dapat mendeskripsikan situasi atau
masalah matematik yang diberikan dengan menggunakan konsep yang terkait.
Untuk indikator 2 yaitu mengidentifikasi situasi atau masalah
matematik, kemampuan siswa dalam menentukan konsep atau rumus matematika
yang terlibat dalam situasi atau masalah yang diberikan, pencapaian pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol, dengan selisih skor rata-
rata 0,24. Perolehan kelas eksperimen sebesar 87,21 dan kelas kontrol sebesar
86,93. Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh pada kelas eskperimen dan
kontrol menunjukkan bahwa rata-rata siswa pada kedua kelas tersebut mampu
menentukan konsep atau rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau
masalah yang diberikan.
Untuk indikator 3 yaitu mengevaluasi masalah, kemampuan siswa
dalam menyelidiki kebenaran suatu argumen/pernyataan berdasarkan konsep yang
digunakan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, dengan
selisih skor rata-rata 8,07, skor rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 80,23 dan
kelas kontrol sebesar 72,16. Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh
menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mampu
mengevalusi, yaitu menyelidiki kebenaran suatu argumen/pernyataan berdasarkan
konsep yang digunakan.
Untuk indikator 4 yaitu memprediksi cara penyelesaian masalah,
kemampuan siswa dalam memperkirakan suatu penyelesaian masalah
menggunakan konsep matematika yang sesuai pada kelas eksperimen dan kontrol
mendapatakan nilai yang paling rendah dibandingkan dengan indikator yang
lainnya. Pada kelas eksperimen skor rata-rata yang diperoleh adalah 45,34 dan
kelas kontrol adalah 28,98, selisih skor rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol cukup besar yaitu 16,36. Berdasarkan skor rata-rata dari kelas eksperimen
52
dan kontrol menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol belum bisa dalam memprediksi cara penyelesaian, yaitu belum
bisa memperkirakan suatu penyelesaian masalah menggunakan konsep
matematika yang sesuai.
Untuk indikator 5 yaitu membuat kesimpulan, kemampuan siswa dalam
membuat keputusan secara umum mengenai suatu masalah menggunakan konsep
matematik yang sesuai pada kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor rata-rata
75 dari pada kelas kontrol dengan skor rata-rata 60,23. Selisih skor rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah adalah 14,77, hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa kelas eksperimen pada indikator ini lebih baik dari pada kelas
kontrol.
Kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol pada kelima indikator tersebut. Secara visual, perbandingan skor
rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.3
Persentase Skor Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa indikator yang paling menonjol
pada kelas eksperimen dan kontrol yaitu kemampuan mengidentifikasi situasi atau
masalah matematik yang diberikan yaitu menentukan konsep atau rumus
matematika yang terlibat dalam masalah atau situasi yang diberikan, dengan
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Skor rata-rata kelas eksperimen
Skor rata-rata kelas kontrol
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5
53
selisih perbedaan sangat sedikit. Indikator yang paling rendah pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah indikator 4 yaitu kemampuan memprediksi
cara penyelesaian masalah, yaitu memperkirakan suatu penyelesaian masalah
menggunakan konsep matematika yang sesuai.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran Inquiry
Co-Operation Model (ICM) lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang
diberikan pembelajaran konvensional.
B. Analisi Data
Dalam penelitian ini, data hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol dianalisis dan dilakukan pengujian hipotesis mengenai dua rata-rata
populasi untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Sebelumnya
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Semua
perhitungan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft excel.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian
normalitas menggunakan uji Chi-Square ) pada taraf signifikansi ( ) = 0,05.
Uji normalitas diperoleh dari data posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dari hasil pengujian normalitas data posttest kelas eksperimen diperoleh
nilai = 17,1853 ( lampiran 17 ) dan kelas kontrol diperoleh =
4,6546 ( lampiran 18 ). Nilai kritis uji Chi-Square ) untuk kelas eksperimen
dengan dk = 4 dan ( ) = 0,05 diperoleh = 9, 488, untuk kelas kontrol
dengan dk = 3 dan ( ) = 0,05 diperoleh = 7,815. Dari hasil tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa data posttest kelas eksperimen tidak berdisktribusi
normal karena yaitu 17,1853 9,488. Untuk data posttest
kelas kontrol berdistribusi normal karena , yaitu 4,6546
7,815. Hasil uji normalitas kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai
berikut:
54
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Sampel (N) 43 44
17,585 4,557
9,488 7,815
Kesimpulan Tidak Normal Normal
Setelah kedua kelompok sampel dilakukan uji normalitas, dikarenakan
salah satu dari kelompok tidak berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan
Uji Hipotesis dengan menggunakan uji non parametrik.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis diketahui bahwa data kelas
eksperimen berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal dan data kelas
kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal. Karena salah satu dari data
tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai – 3,6463, dimana nilai
dengan adalah - 1,645. Hasil perhitungan uji Mann-Whitney
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney
Taraf
Signifikansi
Kesimpulan
-3,6463 -1,645 0,05 Tolak Ho
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa (-3,6463 -1,645)
maka dapat disimpulkam bahwa ditolak dan diterima. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan berpikir reflektif
matematis kelas kontrol.
55
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM) lebih baik daripada yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Skor rata-rata kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa dengan pembelajaran Inquiry co-Operation Model (ICM) juga
lebih tinggi daripada dengan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) melibatkan siswa
aktif pada proses penyelidikan, penemuan konsep dan penyelesaian masalah, serta
mendapatkan pengetahuan berdasarkan hasil temuan sendiri. Dalam kegiatan
pembelajaran ini dapat memfasilitasi siswa terciptanya lingkungan dan aktifitas
yang mendukung siswa berpikir reflektif sehingga kemampuan berpikir reflektif
siswa dapat berkembang. Berbeda dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM) dalam pembelajaran konvensional, siswa lebih pasif dan kurang
memiliki kesempatan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa.
Sudah diketahui sebelumnya bahwa pembelajaran Inquiry Co-
Operation Model (ICM) terdiri dari 8 komponen, yaitu: getting in contact,
locating, identifying, advocating, thinking aloud, reformulating, challenging, dan
evaluating. Komponen – komponen dalam pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM) mampu melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa. Dalam pembelajaran ini siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok kecil yang sudah ditentukan, kemudian diberikan lembar kerja siswa
(LKS) yang berisi permasalahan matematis yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari disertai pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk melatih kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa. Lembar kerja Siswa (LKS) dikerjakan bersama
dengan kelompoknya dari komponen getting in contact sampai challenging,
sedangkan pada komponen evaluating siswa bersama dengan guru melakukan
evaluasi pembelajaran.
56
Pada pertemuan pertama peneliti menjelaskan maksud dari setiap
pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja, sebagian siswa masih merasa
bingung dalam mengerjakan LKS tersebut, sehingga pembelajaran dengan
menggunakan Inquiry Co-Operation Model (ICM) pada pertemuan pertama
kurang berjalan sesuai dengan harapan peneliti. Kendala yang dihadapi saat
pertemuan pertama diantaranya siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) sehingga sebagian siswa masih bingung dan
menjadikan kelas kurang terkendali, waktu pembelajaran yang terbatas karena
adanya kegiatan bersih–bersih sehingga waktu terpotong sebanyak 20 menit yang
menjadikan siswa kurang fokus dan LKS yang belum terselesaikan, sikap siswa
yang kurang mandiri dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan serta
manajemen kelas yang kurang baik oleh peneliti ketika penelitian pertama
berlangsung. Pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya siswa mulai terbiasa
dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM), peneliti juga mengatur
waktu agar pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) pada
tahapan getting in contact, locating, dan identifying, siswa ditugaskan untuk
mengamati masalah matematika yang diberikan, selanjutnya siswa menuliskan ide
dan mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam masalah
matematika yang berkaitan dengan materi, dalam proses ini siswa dibimbing oleh
peneliti, siswa yang masih bingung dengan pertanyaan dalam LKS bertanya dan
peneliti memberikan arahan tentang maksud pertanyaan, pada kedua tahapan ini
siswa sudah dimulai dilatih dalam berpikir reflektif yaitu mendeskripsikan dan
mengidentifikasi masalah atau situasi matematis yang diberikan.
Tahap selanjutnya yaitu advocating dan thinking aloud, siswa
berdiskusi, merencanakan penyelesaian masalah, kemudian menyelesaikan
masalah yang diberikan dalam LKS bersama kelompoknya, dalam tahap ini
peneliti membiasakan siswa untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah, arahan
yang diberikan mulai dikurangi agar siswa mulai terlatih dalam menyelesaikan
masalah secara mandiri. Kemampuan berpikir reflektif dilatih dalam tahap ini
ketika siswa bersama dengan kelompoknya mendeskripsikan masalah atau situasi
57
matematis yang diberikan, mengevaluasi argumen atau pendapat sesama
kelompoknya, serta memprediksikan cara penyelesaian dari masalah matematis
yang diberikan.
Tahap selanjutnya yaitu reformulating, siswa dilatih untuk membuat
kesimpulan dengan bahasa mereka sendiri mengenai hasil diskusi bersama dengan
kelompoknya, dalam tahapan ini kemampuan berpikir reflektif dilatih ketika
siswa menyimpulkan dan membuat keputusan secara umum mengenai suatu
masalah matematis. Selanjutnya dalam tahap challenging, siswa diberikan soal
tantangan yang lebih kompleks, dalam tahapan ini kemampuan berpikir reflektif
dilatih ketika siswa menyelesaikan masalah, yaitu dilatih dalam memprediksikan
cara penyelesaian masalah yang diberikan. Pada tahap terakhir yaitu evaluating,
siswa bersama guru mendiskusikan tentang apa yang sudah dipelajari,
memberikan kritik dan saran, dalam tahapan ini kemampuan berpikir reflektif
terlatih ketika siswa berdiskusi bersama-sama dengan guru sehingga siswa
melakukan penyeledikan tentang kebenaran argumen/pernyataan dari siswa lainya
maupun dari gurunya. Berikut adalah contoh pekerjaan siswa dalam Lembar Kerja
Siswa (LKS) mencakup semua tahapan pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM).
Gambar 4.4
Pemberian Masalah (Tahap Getting In Contact)
58
Gambar 4.5
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Locating dan Identifying
Pada Gambar 4.4. materi pembelajaran diberikan dalam bentuk sebuah
masalah matematis kemudian siswa mengamatinya. Pada Gambar 4.5 siswa
belajar mengekspresikan, mendeskripsikan dan mengidentifikasi tentang hal-hal
yang diketahui dan ditanyakan, namun siswa baru menuliskan apa yang diketahui
dan tidak menuliskan apa yang ditanyakan. Dalam tahap Locating dan Identifying
ini peneliti masih memberikan bimbingan kepada siswa.
Gambar 4.6
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan Thinking Aloud
Pada Gambar 4.6 menunjukkan pekerjaan siswa dalam tahap
advocating dan thinking aloud, siswa menuliskan domain dan kodomain serta
menentukan banyak anggota himpunan domain dan kodomain dari permasalahan
yang diberikan, hal ini untuk mengarahkan siswa memahami tentang pengertian
korespondensi satu-satu dan dapat membedakanya dengan fungsi biasa.
59
Gambar 4.7
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan Thinking Aloud
Pada Gambar 4.7 siswa diberikan arahan untuk membalik relasi dari
lagu kebangsaan ke nama Negara, kemudian siswa mengidentifikasi apakah relasi
tersebut merupakan fungsi atau bukan fungsi.
Gambar 4.8
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan Thinking Aloud
Pada Gambar 4.8 siswa diajak untuk menentukan apakah relasi dalam
permasalah yang diberikan tersebut merupakan korespondensi satu – satu atau
tidak, siswa menjawab berdasarkan hasil dari jawaban pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya serta menjelaskan tentang jawabannya.
60
Gambar 4.9
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Advocating dan Thinking Aloud
Pada Gambar 4.9 peneliti mengajak siswa untuk dapat menarik
kesimpulan bagaimana cara menyatakan korespondensi satu-satu tersebut. Dengan
mengaitkan materi korespondensi satu-satu dengan materi relasi dan fungsi,
sehingga siswa dapat menuliskan cara menyatakan korespondesi satu-satu seperti
pada Gambar 4.9
Gambar 4.10
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Reformulating
Setelah siswa dapat menyelesaikan masalah, siswa diajak untuk
memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi dengan kelompoknya, pada Gambar
4.10 dapat dilihat siswa menuliskan hasil diskusi tentang pengertian
korespondensi satu-satu dan cara menyatakannya.
61
Gambar 4.11
Pemberian Masalah dalam Tahap Challenging
Gambar 4.12
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Challenging
Pada Gambar 4.12 siswa diberikan soal tantangan, dalam masalah
tersebut siswa harus memiliki pengetahuan tentang dimana letak dari keajaiban
dunia yang disebutkan, jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 4.13, siswa
menjawab dengan menggambar diagram panah untuk menunjukkan bahwa relasi
yang terjadi dari permasalahan pada gambar 4.12 merupakan korespondensi satu-
satu.
62
Gambar 4.13
Hasil Pekerjaan Siswa dalam Tahap Evaluating
Setelah selesai dalam mengerjakan soal tantangan,siswa bersama
dengan guru berdiskusi tentang pembelajaran, guru memberikan soal berkaitan
dengan soal tantangan untuk mengecek lebih jauh tentang pemahan siswa, dapat
dilihat pada Gambar 4.14 diberikan soal berkaitan dengan soal challenging, yaitu
untuk menyatakan korespondensi satu-satu dengan bentuk yang berbeda. Pada
kelompok ini sebelumnya menyatakan korespondensi satu-satu dengan diagram
panah, pada Gambar 4.14 dapat dilihat kelompok ini menggunakan diagram
cartesius untuk menyatakan korespondensi satu-satu. Berikut disajikan gambar
salah satu kelompok pada kelas eksperimen yang sedang melakukan diskusi.
Gambar 4.14
Pembelajaran Kelas Eksperimen
63
Adapun pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional yaitu pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika di
sekolah tersebut dengan metode ekspositori. Guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang ingin dipelajari, memberikan contoh-contoh soal,
melakukan tanya jawab kemudian memberikan latihan soal dan membahas
penyelesaian latihan soal bersama-sama dengan siswa. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran yaitu mendengarkan penjelasan guru, mencatat, menanggapi
pertanyaan guru dan sekali-kali bertanya. Berikut disajikan gambar situasi
pembelajaran dalam kelas eskperimen.
Gambar 4.15
Pembelajaran Kelas Kontrol
2. Analisis Hasil Tes kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa
Pada akhir proses penelitian, yaitu di akhir pokok bahasan “relasi dan
fungsi”, untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif matematis kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan posttest dengan instrumen soal yang
sama. Tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dikerjakan dalam waktu
80 menit. Perbedaan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Indikator Mendeskripsikan Masalah
Soal yang memperlihatkan kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa pada indikator kemampuan mendeskripsikan situasi atau masalah
64
matematik menggunakan konsep yang terkait adalah soal nomor 1 dan 2. Dalam
soal posttest indikator mendeskripsikan masalah ini siswa diminta untuk
mendeskripsikan masalah yang diberikan dengan menggunakan konsep yang
terkait yaitu konsep relasi, berikut disajikan soal beserta jawaban siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebagai pembandingnya.
Gambar 4. 16
Soal Indikator Mendeskripsikan Situasi atau Masalah Matematik
Gambar 4. 17
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Pada Indikator Mendeskripsikan Masalah
Pak Ahmad memiliki lima orang anak, yaitu Alfi, Putra, Dina, Candra, dan Safira.
Mereka menyukai buah-buahan, Alfi suka buah semangka dan mangga, Putra suka
buah apel, Dina suka buah mangga dan rambutan, Candra suka buah pisang dan
manggis, sedangkan Safira menyukai buah pisang, rambutan dan manggis. Pak
Ahmad ingin berbelanja semua buah-buahan yang disukai anak-anaknya. Tentukan
buah apa sajakah yang harus pak Ahmad beli agar semua anaknya mendapatkan
buah yang mereka sukai? Jelaskan dengan disertai konsep yang terkait!
65
Gambar 4.18
Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Indikator Mendeskripsikan Masalah
Pada soal nomor 1, siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan situasi
atau masalah matematik yang terkait dengan relasi. Dari jawaban siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol keduanya sama-sama mendeskripsikan masalah
dengan menggunakan konsep yang terkait yaitu relasi, kedua siswa menggunakan
diagram panah, selanjutnya menentukan buah yang harus dibeli adalah range dari
relasi tersebut. Perbedaanya adalah pada siswa kelas eksperimen lebih lengkap
dan detail dalam mendeskripsikan masalahnya, siswa menuliskan hal yang
diketahui dan ditanyakan dari masalah tersebut. Perbedaan dalam cara menjawab
siswa tersebut karena siswa kelas eksperimen terlatih diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) yang didalamnya
terdapat komponen getting in contact, locating, dan advocating, sehingga terlatih
dalam mendeskripsikan masalah dengan jelas serta terbiasa menuliskan,
mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dan diketahui dalam masalah matematik
yang diberikan.
Sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
mendeskripsikan masalah yang diberikan dengan menggunakan konsep yang
terkait, tetapi untuk kelas kontrol dalam mendeskripsikan kurang lengkap. Hasil
perhitungan rata-rata skor untuk kemampuan mendeskripsikan situasi atau
masalah matematik dengan menggunakan konsep yang terkait kelas eksperimen
85,47 dan kelas kontrol 70,74. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
66
A B Sebuah fungsi ditunjukkan dalam bentuk diagram panah seperti di samping!
1 3
2 5
Bagaimana nilai rangenya jika domainnya A={5,7,6} ?
3 7
4 9
11
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol pada indikator kemampuan
mendeskripsikan situasi atau masalah dengan menggunakan konsep yang terkait.
2. Indikator Mengidentifikasi Masalah
Indikator mengidentifikasi masalah yaitu menentukan konsep atau
rumus matematika yang terlibat dalam situasi atau masalah yang diberikan. Dalam
soal posttest indikator mrngidentifikasi masalah ini siswa diminta untuk
menentukan konsep yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan mengenai domain, kodomain, dan range dari suatu fungsi. Berikut
disajikan butir soal nomor 4 indikator mengidentifikasi masalah serta contoh
jawaban dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 4.19
Soal Indikator Mengidentifikasi Masalah
Gambar 4.20
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Pada Indikator Mengidentifikasi Masalah
67
Gambar 4.21
Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Indikator Mengidentifikasi Masalah
Dilihat dari contoh jawaban siswa di atas, siswa pada kelas eksperimen
dan kontrol sama-sama tepat dalam menggunakan konsep matematika pada
masalah tersebut yaitu mengenai domain, kodomain, dan range, hanya saja siswa
pada kelas eksperimen lebih detail dalam menjawab, siswa juga menuliskan
maksud dari soal terlebih dahulu, kemudian menggunakan konsep rumus serta
secara detail menggunakan konsep nilai fungsi untuk menentukan nilai range dari
domain yang diberikan pada soal tersebut. Siswa pada kelas kontrol juga
menggunakan rumus fungsi terlebih dahulu, namun tidak seperti siswa kelas
eksperimen yang menggunakan nilai fungsi dalam menentukan rangenya, siswa
kelas kontrol langsung dengan menggunakan diagram panah untuk menentukan
range dari domain yang diberikan.
Sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
mengidentifikasi masalah yang diberikan, tetapi untuk kelas kontrol dalam
mengidentifikasinya kurang lengkap. Hasil perhitungan rata-rata skor untuk
kemampuan mengidentifikasi masalah matematik kelas eksperimen 87,21 dan
kelas kontrol 86,93. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas
Eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol pada indikator kemampuan
mengidentifikasi masalah meskipun dengan berbedaan yang sangat sedikit, hal ini
dikarenakan pada kelas eksperimen dalam menentukan konsep yang digunakan
atau dipilih untuk menyelesaikan masalah sudah tepat dan lebih lengkap.
Perbedaan dalam cara menjawab siswa tersebut karena siswa kelas eksperimen
68
terlatih diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM) yang didalamnya terdapat komponen getting in contact dan
identifying sehingga terlatih dalam mengidentifikasi masalah dengan jelas. Rata-
rata skor pada indikator ini baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
cukup besar hal ini sesuai pada kriteria butir soal ini yang termasuk dalam
kategori soal sedang.
3. Indikator Mengevaluasi Masalah
Indikator mengevaluasi masalah adalah menyelidiki kebenaran suatu
argumen/pernyataan berdasarkan konsep yang digunakan. Dalam soal posttest ini,
pada indikator mengevaluasi masalah, siswa diminta untuk memeriksa kebenaran
suatu pernyataan yang berkaitan dengan nementukan suatu nilai fungsi. Berikut
disajikan contoh jawaban siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas
kontrol.
Gambar 4.22
Soal Indikator Mengevaluasi Masalah
Gambar 4.23
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Pada Indikator Mengevaluasi Masalah
Diketahui suatu fungsi g dengan rumus fungsi g(x) = Benarkah nilai
agar fungsi g ( ) = ? mengapa? Berikan penjelasan disertai konsep
yang terkait!
69
Gambar 4.24
Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Indikator Mengevaluasi Masalah
Dilihat dari contoh jawaban di atas, jawaban kelas eksperimen dan
kelas kontrol benar, tetapi terdapat perbedaan dalam menjawab yaitu jawaban
siswa pada kelas eksperimen lengkap dalam mengevaluasi kebenaran dari suatu
masalah dibandingkan dengan jawaban siswa kelas kontrol. Siswa kelas
eksperimen menyertakan alasan yang jelas dan bukti sesuai dengan konsep
matematika yang terlibat yaitu mengenai nilai fungsi. Sebagian besar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat mengevaluasi masalah yang diberikan, tetapi
untuk kelas kontrol dalam mengevaluasi kurang lengkap. Hasil perhitungan rata-
rata skor untuk kemampuan mengidentifikasi masalah matematik kelas
eksperimen 80,23 dan kelas kontrol 72,16. Perbedaan dalam cara menjawab ini
dikarenakan siswa kelas eksperimen terbiasa dalam pembelajaran Inquiry Co-
Operation Model (ICM) yang didalamnya terdapat komponen advocating dan
evaluating sehingga siswa pada kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih
baik dalam mengevaluai masalah.
4. Indikator Memprediksi Cara Penyelesaian Masalah
Indikator memprediksi cara penyelesaian masalah yaitu memperkirakan
suatu penyelesaian masalah atau alternatif penyelesaian lain menggunakan konsep
matematika yang sesuai. Dalam soal posttest indikator ini siswa diminta untuk
memprediksi cara penyelesaian suatu masalah berkaitan dengan grafik fungsi.
Berikut disajikan contoh soal indikator ini beserta contoh jawaban siswa kelas
eksperimen dan siswa kelas kontrol.
70
Gambar 4.25
Soal Indikator Memprediksi Cara Penyelesaian Masalah
Gambar 4.26
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Pada Indikator
Memprediksi Cara Penyelesaian Masalah
Gambar 4.27
Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Indikator
Memprediksi Cara Penyelesaian Masalah
Diketahui dua fungsi f(x) = 4 – 2x, dan g(x) = 3+2x, jika kedua grafik fungsi tersebut
digambarkan dalam koordinat kartesius yang sama, bagaimanakah caranya agar
kedua grafik fungsi tersebut berada pada daerah positif?
71
Dapat dilihat jawaban siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
terdapat perbedaan. Sebagian besar siswa kelas eksperimen memberikan alternatif
penyelesaian masalah seperti pada Gambar 4.25, yaitu menyatakan bahwa harus
mencari domain dan range yang bernilai positif, kemudian dengan tabel fungsi
siswa tersebut mencari nilai domain yang memenuhi untuk fungsi f(x) dan g(x)
agar keduanya berada pada daerah positif dalam koordinat cartesius serta
menunjukkan bukti berupa gambar grafik kedua fungsi tersebut, sedangkan siswa
kelas kontrol sebagian besar memberikan jawaban seperti pada Gambar 4.26,
siswa belum dapat memberikan alternatif penyelesaian bahwa harus menentukan
domain dan range yang bernilai positif, siswa hanya menunjukkan cara
penyelesaian masalah dengan menentukan domain dari fungsi dengan jawaban
yang tidak lengkap.
Perolehan skor pada indikator ini baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol memperoleh skor paling rendah dibandingkan dengan indikator lainnya.
Pada kelas eksperimen rata-rata skor pada indikator ini adalah 45,34 dengan
persentase siswa yang mendapatkan skor di atas rata-rata sebesar 65,17% dan
siswa yang di bawah skor rata-rata sebesar 34,88%. Sedangkan pada kelas kontrol
rata-rata skor pada indikator ini adalah 28,98 dengan persentase siswa yang
mendapat skor diatas rata-rata sebesar 22,73% dan siswa yang dibawah skor rata-
rata sebesar 77,27%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas
eksperimen pada indikator ini lebih baik pada siswa kelas kontrol, dikarenakan
lebih dari setengah dari jumlah siswa di kelas eksperimen mendapatkan skor di
atas skor rata-rata. Selain itu, didukung dengan hasil perhitungan rata-rata skor
untuk kemampuan memprediksi cara penyelesaian masalah matematik
menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 45,34 sedangkan kelas
kontrol 28,98. Perbedaan dalam cara menjawab dan hasil skor kelas eksperimen
lebih tinggi ini dikarenakan siswa kelas eksperimen sudah terlatih dalam
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) yang didalamnya terdapat
komponen thinking aloud dan challenging sehingga siswa pada kelas eksperimen
menunjukkan hasil yang lebih baik dalam memprediksi penyelesaian masalah.
72
Jalan utama dari Sekolah menuju rumah Andi terkena banjir, sehingga Andi harus
melalui jalan alternatif, yaitu melewati Jl. Mawar, Jl. Delima, atau Jl. Merpati,
kemudian dilanjutkan melalui Jl.Mangga, Jl. Durian atau Jl. Jambu. Perhatikan
pernyataan berikut:
a. Jika Andi melewati Jl. Mawar maka selanjutnya dia dapat melewati Jl. Durian
atau Jl. Jambu.
b. Jika Andi melewati Jl. Delima maka selanjutnya hanya dapat melewati Jl.
Mangga.
c. Jika Andi melewati Jl. Merpati maka dapat melanjutkan perjalanan melalui
Jl.Mangga, Jl. Durian atau Jl. Jambu.
Kondisi salah satu diantara Jl.Mangga, Jl. Durian atau Jl. Jambu terkena banjir, maka
jalan manakah yang sebaiknya dipilih Andi agar sampai ke rumahnya? Jelaskan
berdasarkan konsep yang terkait!
5. Indikator Membuat Kesimpulan
Indikator membuat kesimpulan adalah membuat keputusan mengenai
masalah menggunakan konsep matematika yang sesuai. Dalam soal posttest
indikator membuat kesimpulan, siswa diminta untuk membuat keputusan dari
suatu masalah yang berkaitan dengan relasi. Berikut disajikan soal indikator
membuat kesimpulan beserta contoh jawaban siswa kelas eksperimen dan siswa
kelas kontrol.
Gambar 4.28
Soal Indikator Membuat Kesimpulan
Gambar 4.29
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Pada Indikator Membuat Kesimpulan
73
Gambar 4.30
Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Indikator Membuat Kesimpulan
Dari contoh jawaban di atas, jawaban kelas eksperimen maupun kelas
kontrol benar, tetapi terdapat perbedaan dalam cara menjawab. Siswa kelas
eksperimen mengambil kesimpulannya lebih jelas dan detail dibandingkan siswa
kelas kontrol. Jawaban siswa eksperimen disertai dengan cara yang digunakan
untuk memecahkan masalah tesebut kemudian memberikan keputusan dengan
disertai alasan yang jelas. Sedangkan jawaban siswa kontrol dalam memberikan
keputusan tanpa disertai dengan alasan yang jelas. Hasil perhitungan rata-rata skor
untuk kemampuan membuat kesimpulan kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 75
sedangkan kelas kontrol 60,23. Perbedaan dalam cara menjawab dan hasil skor
kelas eksperimen lebih tinggi ini dikarenakan siswa kelas eksperimen sudah
terlatih dalam pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) yang didalamnya
terdapat komponen reformulating sehingga siswa pada kelas eksperimen
menunjukkan hasil yang lebih baik dalam membuat kesimpulan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap bahan ajar dan jawaban
siswa kelas eksperimen dalam soal posttest, hasil pencapaian siswa diketahui
paling tinggi dalam indikator mengidentifikasi situasi atau masalah matematik,
disebabkan pada tahap getting in contact siswa terlatih diberikan suatu masalah
kemudian melakukan pengamatan, selanjutnya dalam tahapan identifying siswa
dilatih dalam mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dan diketahui dari masalah
matematik yang diberikan, siswa menuliskan secara detail informasi apa saja yang
terdapat dalam soal, dari informasi yang sudah diidentifikasi tersebut siswa
74
kemudian menentukan konsep yang sesuai untuk digunakan dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan. Oleh karena penerapan siswa pada kedua tahapan ini
dalam pembelajaran berlangsung secara maksimal, maka hasil pencapaian siswa
yang diperoleh terbukti paling baik pada indikator mengidentifikasi masalah.
Pencapaian siswa kelas eksperimen menunjukkan hasil terendah pada
indikator memprediksi cara penyelesaian masalah. Padahal dalam pembelajaran
siswa dilatih untuk memprediksikan cara penyelesaian masalah terlihat dalam
proses thiking aloud dan challenging, mungkin hal ini dikarenakan dalam setiap
pembelajaran dilaksanakan dengan kelompoknya sehingga ketika berdiskusi
beberapa siswa kurang maksimal dalam berpartisipasi menjadikan kemampuan
dalam memprediksikan cara penyelesaian masalah menjadi kurang maksimal. Hal
lain yang mempengaruhi yaitu tingkat kesukaran dalam butir soal indikator
memprediksi cara penyelesaian berada pada tingkat sukar, ini terbukti tidak hanya
pada kelas eksperimen saja indikator ini mendapatkan skor terendah, namun pada
kelas kontrol juga mendapatkan skor terendah dibandingkan dengan indikator
lainnya.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) dapat meningkatkan kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa karena dalam setiap tahapan pembelajaran menekankan
pada proses yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir reflektif matematis yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional.
Selain dapat meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis,
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) juga dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa, sebagaimana berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Heni Pujiastuti. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa peningkatan dan prestasi kemampuan pemecahan masalah
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
lebih baik daripada yang memperoleh membelajaran konvensional.
75
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan. Berbagai
upaya dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang
maksimal. Namun, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga
membuat penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya:
1. Perlakuan ini hanya dilakukan pada pokok bahasan relasi dan fungsi, sehingga
belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) membutuhkan waktu yang
cukup banyak, namun waktu yang tersedia terbatas sehingga diperlukan
persiapan dan pengaturan kelas yang baik terutama pada saat berdiskusi.
3. Siswa belum pernah mendapatkan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model
(ICM) sebelumnya sehingga banyak siswa yang merasa bingung dengan proses
pembelajaran ini.
4. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini hanya pada variabel pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) dan kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa, sedangkan variabel lain tidak dikontrol.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan yang dilaksanakan mengenai pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) terhadap kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen yang
diajarkan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
mempunyai rata-rata 76,57. Pencapaian indikator tertinggi adalah indikator
mengidentifikasi situasi atau masalah matematik dengan rata-rata skor sebesar
87,21, sedangkan indikator terendahnya adalah indikator memprediksi cara
penyelesaian dengan rata-rata skor sebesar 45,34.
2. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas kontrol yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional mempunyai rata-rata 66,75. Pencapaian
indikator tertinggi adalah indikator mengidentifikasi situasi atau masalah
matematik dengan rata-rata skor sebesar 86,93, sedangkan indikator
terendahnya adalah indikator memprediksi cara penyelesaian dengan rata-rata
skor sebesar 28,98.
3. Dari hasil pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi diperoleh
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) lebih tinggi daripada siswa
yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
76
77
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat
penulis berikan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas sebaiknya siswa lebih memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru, lebih menghargai guru serta waktu
sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
2. Bagi Guru
Bagi guru yang hendak menggunakan pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM) sebaiknya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan mendapatkan hasil yang
maksimal.
3. Bagi Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak sekolah sebaiknya mulai menganjurkan
guru untuk menerapkan pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif seperti
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) pada mata pelajaran
matematika atau yang lainnya. Selain itu dapat menjadi pertimbangan untuk
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Peneliti
a. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menerapkan
pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM) dengan lebih optimal,
dan menggunakan waktu sebaik-baiknya dikarenakan diperlukan waktu
yang banyak untuk pembelajaran ini.
b. Pada peneliti lain yang meneliti pembelajaran Inquiry Co-Operation
Model (ICM), sebaiknya dilakukan pada pokok bahasan lain dan jenjang
sekolah yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Alro, Helle, dan Ole Skovsmose. Dialogue and Learning in Mathematics
Education: Intention, Reflection, Critique. New York: Kluwer Academic
Publishers, 2003.
Alro, Helle dan Ole Skovsmose. Students’ Good Reason, For the Learning
Mathematics 16, FLM Publising Association, Canada, 1996.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, cet 1, 2012.
Dini Mayang Saputri, “Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah IDEAL Terhadap
Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa”. Skripsi pada
Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016,
tidak dipublikasikan.
Gurol, Aysun. Determining the Reflective Thinking Skill of Pre-servive Theacher
in Learning and Teaching Process, Energy Education Science and
Technology Part B: Social and Educational Studies, Firat University
Faculty of Education Turkey, 2011.
Hudojo, Herman . Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005.
Mayadiana, Dina Suwarma, Kemampuan Berpikir kritis Matematika. Jakarta:
Cakrawala Maha Karya, 2009.
Kadir. Statistika Untuk Penenlitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT.Rosemata
Sampurna, 2010.
Kusumaningrum, Maya, dan Abdul Aziz Saefudin. “Mengoptimalkan
Kemampuan Berpikir Matematika Melalui Pemecahan Masalah
Matematika”, Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY,
2012.
Muin, Abdul dkk. “ Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Reflektif Matematik,”
Makalah disampaikan pada KNM XVI. 3-4 Juli. Jatinagor: UNPAD,
2012.
Muin, Abdul. “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan
Matematis Siswa SMA”, Tesis pada Pasca Sarjana UPI Bandung,
Bandung, 2005, tidak dipublikasikan.
Nasution,S. Berbagai Pendekatan dalan Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
78
79
Nindiasari, Hepsi dkk, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA,” Edusentris,
Jurnal ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1, 2014.
Nindiasari, Hepsi. Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen untuk Meningkatkan
Berpikir Reflektif Matematis Berbasis Pendekatan Metakognitif pada
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA),” Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Matematika dan pendidikan Matematika. 3 Desember.
Yogyakarta: FMIPA UNY, 2011.
Nita, Paden. What was I Thinking? Encouraging Reflective Thinking In The
Classroom Through Exam Question Appeals, Proceeding of ASBBS,
Vol. 15, 2008.
Noer, Sri Hastuti. “”Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, Reflektif
(K2R) Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”.
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan
Indonesia, 2010.
Noer , Sri Hastuti.” Problem Based Learning Dan Kemampuan Berpikir Reflektif
Dalam Pembelajaran Matematika,” Makalah disampaikan pada Semnas
Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008.
Phan, Huy P . Achivement Goals, The Classroom Environtment, And Reflective
Thinking: A Conceptual Framework, Electronic Journal Of Research in
Educational Psycology, 2008.
PISA 2015 Result In Focus, OECD Publishing, 2016.
Pujiastuti, Heni dkk. “ Inquiry Co-Operation Model for Enhanching Junior High
School Students’ Mathematical Problem Solving Ability”, IJCER, Vol.
1, 2014.
Rodger, Carol. Defining Reflection:Another Look at John Dewey and Reflective
Thinking, Teachers College Record, Vol.2002.
Ruseffendi. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung: PT.Tarsito Bandung, 2010.
Sabandar, Jozua. “Berpikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika”,
file.upi.edu/ai.php?dir…..%20MATEMATIKA/…Berpikir%Reflektif2,
7 September 2013.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: PT. Prenada Media Group, 2010.
Setiawan, Harianto dkk. “Soal Matematika Dalam PISA kaitannya dengan Literasi
Matematika Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi”, Makalah
80
disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas
Jember 19 November 2014.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Perdana Group, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuanttatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Suharna, Hery dkk. “Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika,” Makalah disampaikan pada KNPM V. Juni 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet 9, 2007.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Grafindo Persada,
2010.
Suryono., dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. 15, 2010.
Walle,, John A. Van de. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah:
Pengembangan Pengajaran, Terj. dari Elementary and Middle School
Mathematics oleh Suyono. Jakarta:Erlangga, 2008.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas/Semester : VIII/1
Mata pelajaran : Matematika
Alokasi waktu : 16 x 40 menit (8 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar
1.1.Memahami relasi dan fungsi.
1.2.Menentukan nilai fungsi.
1.3.Menbuat grafik fungsi.
C. Indikator Pencapain Kompetensi
Pertemuan Pertama:
- Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
relasi.
- Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
relasi.
- Menyatakan relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram cartesius.
- Membuat kesimpulan mengenai suatu masalah matematik yang berkaitan
dengan relasi.
Pertemuan Kedua:
- Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
fungsi.
- Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
fungsi.
- Menyatakan fungsi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram kartesius.
81
82
Pertemuan Ketiga:
- Mengidentifikasi domain, kodomain, dan range dari situasi atau masalah
matematik yang terkait dengan fungsi.
- Menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan.
Pertemuan Keempat:
- Mengidentifikasi korespondensi satu satu dari situasi atau masalah
matematik.
- Menyatakan korespondensi satu – satu dalam diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram kartesius.
Pertemuan Kelima:
- Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang berkaitan dengan
rumus fungsi.
- Mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang diberikan berkaitan
dengan menentukan rumus fungsi.
- Mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang diberikan berkaitan
dengan menentukan nilai fungsi.
Pertemuan Keenam:
- Menentukan bentuk fungsi.
- Memprediksi suatu penyelesaian masalah matematik yang berkaitan
dengan bentuk fungsi.
Pertemuan Ketujuh:
- Membuat tabel fungsi.
- Menentukan nilai perubahan fungsi.
- Membuat kesimpulan mengenai suatu masalah berkaitan dengan nilai
perubahan fungsi.
Pertemuan Kedelapan:
- Membuat grafik fungsi.
- Memprediksi penyelesaian masalah matematik yang berkaitan dengan
grafik fungsi.
83
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
- Siswa mampu Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan relasi.
- Siswa mampu mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan relasi.
- Siswa mampu menyatakan relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram cartesius.
- Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai suatu masalah yang
berkaitan dengan relasi.
Pertemuan Kedua:
- Siswa mampu Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan fungsi.
- Siswa mampu mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan fungsi.
- Siswa mampu menyatakan fungsi dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan, dan diagram cartesius.
Pertemuan Ketiga:
- Siswa mampu mengidentifikasi domain, kodomain, dan range dari situasi
atau masalah matematik yang terkait dengan fungsi.
- Siswa mampu menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan.
Pertemuan Keempat:
- Siswa mampu mengidentifikasi korespondensi satu – satu dari situasi
atau masalah matematik.
- Siswa mampu menyatakan korespondensi satu – satu dalam diagram
panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram kartesius.
Pertemuan Kelima
- Siswa mampu menghitung menentukan rumus fungsi.
- Siswa mampu mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang
berkaitan dengan rumus fungsi.
84
- Siswa mampu mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang
diberikan berkaitan dengan menentukan rumus fungsi.
- Siswa mampu menentukan nilai fungsi.
- Siswa mampu mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang
diberikan berkaitan dengan menentukan nilai fungsi.
Pertemuan Keenam:
- Siswa mampu menentukan bentuk fungsi.
- Siswa mampu menyelesaikan masalah matematik yang berkaitan dengan
bentuk fungsi.
Pertemuan Ketujuh:
- Siswa mampu membuat tabel fungsi.
- Siswa mampu menentukan nilai perubahan fungsi.
- Siswa mampu menyimpulakan suatu masalah berkaitan dengan nilai
perubahan fungsi.
Pertemuan Kedelapan:
- Siswa mampu membuat grafik fungsi.
- Siswa mampu memprediksi penyelesaian masalah matematik yang
berkaitan dengan grafik fungsi.
E. Materi Ajar
1) Pengertian relasi dan cara menyatakan relasi dengan diagram panah,
himpunan pasangan berurut, dan grafik cartesius.
2) Pengertian fungsi dan cara menyatakan fungsi dengan diagram panah,
himpunan pasangan berurut, dan grafik cartesius.
3) Domain, kodomain, dan range suatu fungsi.
4) Banyaknya fungsi dari dua himpunan.
5) Korespondensi satu – satu.
6) Menentukan rumus dan nilai fungsi.
7) bentuk fungsi.
8) Menentukan tabel fungsi dan nilai perubahan fungsi.
9) Membuat grafik fungsi.
85
F. Metode Pembelajaran
- Model pembelajaran : Inquiry Co-Operation Model (ICM)
- Metode pembelajaran : Diskusi kelompok
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi himpunan yang telah
dipelajari sebelumnya.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
relasi dalam lembar kerja siswa 1 (LKS-1).
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan relasi dalam lembar kerja siswa 1 (LKS-1).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan dengan relasi dalam lembar
kerja siswa.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan relasi dalam LKS-1
dengan bimbingan guru.
86
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dalam
LKS-1 bersama kelompoknya.
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan dengan relasi
secara individu dalam LKS-1.
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan.
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10 menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
.Pertemuan Kedua:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.Guru mengingatkan kembali
tentang materi relasi yang telah dipelajari sebelumnya.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi relasi yang telah dipelajarai
sebelumnya. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok
87
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
relasi dalam lembar kerja siswa 2 (LKS-2).
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan fungsi dalam lembar kerja siswa 2 (LKS-2).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan dengan relasi dalam lembar
kerja siswa 2 (LKS-2) dengan bimbingan guru.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan fungsi dalam LKS-2
dengan bimbingan guru.
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi dalam
LKS-2 bersama kelompoknya
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan dengan fungsi
secara individu dalam LKS-2
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan.
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10 menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya.
88
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuan Ketiga:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi fungsi yang telah dipelajarai
sebelumnya.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
fungsi dalam lembar kerja siswa 3 (LKS-3).
Locating
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
fungsi dalam lembar kerja siswa 3 (LKS-3).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan dengan fungsi dalam lembar
kerja siswa 3 (LKS-3) dengan bimbingan guru.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan fungsi dalam LKS-3
dengan bimbingan guru.
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi dalam
LKS-3 bersama kelompoknya
89
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan dengan fungsi
secara individu dalam LKS-3
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan.
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya.
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuan Keempat:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi domain, kodomain, dan
range yang telah dipelajarai sebelumnya.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
korespondensi satu - satu dalam lembar kerja siswa 4 (LKS-4).
90
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan korespondensi satu - satu dalam lembar
kerja siswa 4 (LKS-4).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan dengan korespondensi satu -
satu dalam lembar kerja siswa 4 (LKS-4) dengan bimbingan guru.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan korespondensi satu -
satu dalam LKS-4 dengan bimbingan guru.
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
korespondensi satu - satu dalam LKS-4 bersama kelompoknya
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan dengan
korespondensi satu - satu secara individu dalam LKS-4
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
91
Pertemuan Kelima:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.Guru mengingatkan kembali
tentang materi korespondensi satu-satu.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi korespondensi satu - satu
yang telah dipelajarai sebelumnya. Guru menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
menentukan nilai fungsi dalam lembar kerja siswa 5 (LKS-5).
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan menentukan nilai fungsi dalam lembar
kerja siswa 5 (LKS-5).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan dengan menentukan nilai
fungsi dalam lembar kerja siswa 5 (LKS-5) dengan bimbingan
guru.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan menentukan nilai
fungsi dalam LKS-5 dengan bimbingan guru.
92
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menentukan
nilai fungsi dalam LKS-5 bersama kelompoknya
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan dengan
menentukan nilai fungsi secara individu dalam LKS-5
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan.
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuan Keenam:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.Guru mengingatkan kembali
tentang materi menentukan rumus fungsi dan nilai fungsi.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi mennetukan rumus dan nilai
fungsi yang telah dipelajarai sebelumnya..
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
93
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
menentukan bentuk fungsi dalam lembar kerja siswa 6 (LKS-6).
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan menentukan bentuk fungsi dalam lembar
kerja siswa 6 (LKS-6).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan dengan menentukan bentuk
fungsi dalam lembar kerja siswa 6 (LKS-6) dengan bimbingan
guru.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan menentukan bentuk
fungsi dalam LKS-6 dengan bimbingan guru.
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menentukan
bentuk fungsi dalam LKS-6 bersama kelompoknya
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan dengan
menentukan bentuk fungsi secara individu dalam LKS-6
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
94
Tahap Penutup (10menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuan Ketujuh:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.Guru mengingatkan kembali
tentang materi menentukan rumus fungsi dan nilai fungsi.
- Siswa diingatkan kembali tentang materi mennetukan bentuk fungsi
yang telah dipelajarai sebelumnya.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
membuat tabel fungsi dan menentukan perubahan fungsi dalam
lembar kerja siswa 7 (LKS-7).
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan membuat tabel fungsi dan menentukan
perubahan fungsi dalam lembar kerja siswa 7 (LKS-7).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan membuat tabel fungsi dan
menentukan perubahan fungsi dalam lembar kerja siswa 7 (LKS-7)
dengan bimbingan guru.
95
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan membuat tabel fungsi dan
menentukan perubahan fungsi dalam LKS-7 dengan bimbingan
guru.
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan membuat tabel
fungsi dan menentukan perubahan fungsi dalam LKS-7 bersama
kelompoknya.
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan membuat tabel
fungsi dan menentukan perubahan fungsi secara individu dalam
LKS-7
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan.
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuan Kedelapan:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa dan menciptakan suasana belajar.Guru mengingatkan kembali
tentang materi menentukan rumus fungsi dan nilai fungsi.
96
- Siswa diingatkan kembali tentang materi membuat tabel fungsi dan
menentukan nilai perubahan fungsi yang telah dipelajarai sebelumnya.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari
- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
- Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang
perkelompok.
Tahap Inti (60 menit)
Getting in contact
- Siswa mengamati masalah matematika yang berkaitan dengan
membuat grafik fungsi dalam lembar kerja siswa 8 (LKS-8).
Locating
- Siswa menuliskan pendapat atau ide tentang masalah matematika
yang berkaitan dengan membuat grafik fungsi dalam lembar kerja
siswa 8 (LKS-8).
Identifying
- Siswa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari
masalah matematika yang berkaitan membuat grafik fungsi dalam
lembar kerja siswa 8 (LKS-8) dengan bimbingan guru.
Advocating
- Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan
penyelesaian masalah yang berkaitan membuat grafik fungsi dalam
LKS-8 dengan bimbingan guru.
Thinking Aloud
- Siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan membuat grafik
fungsi dalam LKS-8 bersama kelompoknya
Reformulating
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama
kelompoknya.
97
Challenging
- Siswa menyelesaikan soal tantangan yang berkaitan membuat
grafik fungsi secara individu dalam LKS-8.
Evaluating
- Guru dan siswa berdiskusi tentang lembar kerja yang sudah
diselesaikan.
- Guru memberikan koreksi, tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru menginformasikan tentang materi pertemuan selanjutnya.
- Guru memotivasi siswa untuk rajin belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
H. Media dan Alat Pembelajaran
- Papan tulis
- Spidol
- Laptop dan LCD
- Lembar Kerja Siswa 1 (LKS-1).
I. Penilaian
- Teknik Instrumen : Tertulis
- Bentuk Instrumen : Tes Uraian
- Instrumen : Lembar Kerja Siswa (terlampir)
Tangerang Selatan, Agustus 2016
Mengetahui.
Guru Bidang Studi Peneliti,
Luthfiya Tri Kusumasari
NIP. NIM: 1111017000070
Lampiran 2
Dalam pembelajaran ini kita akan membahas tentang Relasi. Materi ini berkaitan dengan materi himpunan yang
telah kalian pelajari sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti kalian pernah mendengar kata relasi, secara
umum relasi berarti hubungan. Pada LKS-1 ini kalian akan lebih memahami pengertian relasi dalam matematika,
contoh relasi dalam kehidupan sehari-hari dan menyatakan relasi dalam diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram cartesius.
Getting in Contact
Empat orang anak yaitu Kendra, Nashwa, Aisha, dan Farhan menyukai jenis musik yang berbeda-beda. Kendra dan
Aisha menyukai musik pop, Nashwa dan Farhan menyukai musik jazz, karena mereka orang Indonesia keempat anak
tersebut juga menyukai musik dangdut. Bagaimana relasi antara empat anak tersebut dengan jenis musik?. Jika pada hari
minggu ini mereka merencanakan karaoke bersama, menurut kalian jenis musik apa yang sebaiknya mereka pilih?
Jelaskan !
Locating and identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
98
Tujuan Pembelajaran: Kelompok :...........
1.
3.
Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang terkait
dengan relasi
Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang terkait
dengan relasi
Menyatakan relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram cartesius.
Membuat kesimpulan mengenai suatu masalah matematika yang
berkaitan dengan relasi.
Anggota:
2. 1. …………………………
2. …………………….......
4. 3. …………………………
4. …………………………...
99
Advocating dan Thinking Aloud
Berdasarkan informasi tersebut, jelaskan hubungan antara Kendra, Nashwa, Aisha, dan Farhan dengan jenis
musik pop, jazz, dan dangdut?
……………………………………………………………………………………………………………………..................
……………………………………………………………………………………………………………………..................
.................................................................................................................................................................................
Jika relasi merupakan suatu hubungan, maka relasi apa yang terjadi dari pernyataan di atas? Diskusikan
dengan teman kelompokmu!
……………………………………………………………………………………………………………………..................
……………………………………………………………………………………………………………………..................
................................................................................................................................................................................
Jenis musik apa yang sebaiknya mereka pilih untuk karaoke bersama? Mengapa demikian? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………………..................
……………………………………………………………………………………………………………………..................
................................................................................................................................................................................
Jika himpunan A menyatakan nama-nama anak tersebut, maka:
A={…………………………………………………………………………………………………..}
Jika himpunan B menyatakan jenis musik yang disukai anak-anak tersebut, maka:
B={……………………………………………………………………………………………………}
Berilah tanda panah untuk menunjukkan hubungan antara anggota himpunan A ke anggota himpunan B
A B
Dari gambar diatas terlihat anggota himpunan A yang berelasi dengan anggota himpunan B dinyatakan
dengan tanda panah, sehingga diagram diatas disebut dengan “ Diagram panah” .
Berdasarkan diagram panah tersebut maka relasi apa yang terjadi antara himpunan A ke himpunan B?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………..............................................................................................................................
100
Jika anggota himpunan A dinyatakan dengan x, dan anggota himpunan B dinyatakan dengan y, maka
tuliskan hubungan antara anggota himpunan A dengan anggota himpunan B dalam bentuk (x,y):
R={(.......................,.....................),(.......................,.....................),(.......................,.....................),
(.......................,.....................),(.......................,.....................),(.......................,.... .................),
(.......................,.....................),(.......................,.....................)}
R merupakan himpunan yang menyatakan relasi antara anggota himpunan A ke anggota himpunan B maka
R disebut “ Himpunan pasangan berurutan”.
Berdasarkan himpunan pasangan berurutan tersebut maka relasi apa yang terjadi antara himpunan A ke
himpunan B?
............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
Seperti ketika menentukan titik koordinat (x,y) pada diagram cartesius, Berilah noktah (.) pada diagram
cartesius di bawah ini untuk menyatakan relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Dangdut
Diagram cartesius di atas menunjukkan relasi antara himpunan A ke himpunan B, setiap anggota
himpunan A yang berelasi dengan anggota himpunan B dinyatakan dengan sebuah noktah (.).
Berdasarkan diagram cartesius tersebut maka relasi apa yang terjadi antara himpunan A ke himpunan B?
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
A Farhan Aisha Kendra Nashwa
B
Jazz
Pop
101
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang pengertian relasi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Bagaimana cara menyatakan relasi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!
Jika 4 orang siswa yaitu Kezia, Nisya, Rafi, dan Nofan, dihubungkan dengan tinggi badannya masing-masing, yaitu: Kezia
155 cm, Nisya memilik tinggi badan 3 cm lebih tinggi dari Kezia, Rafi memiliki tinggi badan 5 cm lebih tinggi dari Nisya, dan
Nofan memiliki tinggi badan 2 cm kurang dari tinggi badan Rafi.
1. Jelaskan informasi apa yang didapat dari soal di atas dengan konsep yang terkait!
2. Jelaskan relasi apa yang terjadi pada soal di atas!
3. Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk diagram panah!
102
Jawaban soal Challenge:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Evaluating
Diagram panah dibawah ini menyatakan relasi antara anak-anak dengan warna, informasi apa yang kalian
dapatkan dari diagram panah di bawah ini,jelaskan dengan konsep yang terkait kemuadian nyatakan
relasi tersebut dalam bentuk yang lain!
A B
Kezia
Nisya
Rafi
Nofan
Hijau
Merah
Biru
Kuning
putih
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
103
Sola Latihan ! (kerjakan secara individu)
1. Dina, Rahma, Farhan, dan Bimo mendapatkan nilai tertinggi pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam ulangan
semester, pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang mendapat nilai tertinggi adalah Rahma, mata pelajaran
Matematika dan IPA yang mendapatkan nilai tertinggi adalah Dina, mata pelajaran IPS yang mendapat nilai
tertinggi adalah Farhan, sedangkan Bimo menjadi siswa dengan nilai tertinggi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Dari informasi tersebut, pada mata pelajaran apa sajakah Dina, Rahma, Farhan, dan Bimo berhasil
mendapatkan nilai tertinggi dalam ulangan semester? Jelaskan dengan disertai konsep yang terkait!
2. Berdasarkan soal nomor 1, jika akan dikirim 2 siswa perwakilan untuk lomba cerdas cermat mata pelajaran
matematika dan IPA,jika cerdas cermat tersebut berbahasa Inggris, siapakah yang sebaiknya dikirim untuk
mewakili lomba tersebut? Jelaskan berdasarkan konsep yang terkait!
3. Relasi antara dua himpunan M dan N dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan {(1,4), (2,5),(3,6), (4,7),
(5,8)}.
a. Informasi apa yang kalian dapatkan dari soal tersebut?
b. Relasi apakah yang ditunjukkan oleh himpunan pasangan berurutan di atas?
c. Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk lainya !.
4. Perhatikan diagram cartesius di bawah ini!
Relasi apa yang di nyatakan oleh diagram cartesius di atas? Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk lainya!
Getting in Contact
Di sebuah rumah sakit pada tanggal 7 Juli 2016 lahir empat orang bayi yaitu, Zahwa, Aurel, Dika, dan Fajar. Pihak rumah
sakit ingin membuat surat kelahiran masing – masing bayi tersebut. Bayi yang bernama Zahwa ibunya bernama ibu Lina,
bayi Aurel ibunya bernama ibu Mirna, bayi Dika ibunya bernama ibu Devi dan bayi Fajar ibunya bernama ibu Ida. Dari
masalah tersebut relasi apakah yang terjadi? Apakah relasi tersebut merupakan fungsi?
Dalam pembelajaran sebelumnya, sudah dipelajari mengenai relasi. Pada pembelajaran kali ini, kita akan membahas relasi
dalam bentuk khusus yang disebut fungsi. Pada relasi khusus ini setiap anggota himpunan A selalu memiliki pasangan dan
selalu tepat satu di himpunan B. Untuk lebih jelasnya pelajari uraian berikut.
104
Kelompok :...........
Tujuan Pembelajaran: Anggota:
1. Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang terkait
dengan fungsi
2. Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
fungsi
3. Menyatakan fungsi dalam bentuk diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram cartesius
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan? …………………………………………………………………………………………………………………………….......
……………………………………………………………………………………………………………………………........ ……………………………………………………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
105
Untuk membuktikan jawaban kalian pada tahap advocating dan thinking aloud, ikuti tahap berikut:
a. Perhatikan relasi yang sudah kalian nyatakan pada tahap advocating dan thinking aloud, jelaskan
bagaimana relasi setiap anggota himpunan nama bayi dengan anggota himpunan nama ibu?
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
b. Bandingkan dengan relasi yang dinyatakan dengan diagram panah berikut ini.
A menyukai warna B
Kezia
Nisya
Rafi
Nofan
Kendra
Hijau
Merah
Biru
Kuning
Putih
Jelaskan Bagaimana relasi setiap anggota himpunan A dengan anggota himpunan B?
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Bagaimana perbedaan dengan relasi yang terjadi pada masalah yang diuraikan dalam tahap getting in
contact? Jelaskan !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Simpulkan apakah jawaban kalian pada tahap advocating dan getting in contact terbukti benar?
Jelaskan !
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 2
106
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang pengertian fungsi?
Jika fungsi merupakan relasi khusus, maka bagaimana cara menyatakan fungsi?
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!
Untuk melengkapi surat keterangan kelahiran keempat bayi yang bernama Zahwa, Aurel, Dika, dan Fajar tersebut,
pihak rumah sakit harus menpunyai data yang lengkap, yaitu nama kedua orang tua, alamat orang tua, berat badan,
panjang badan, dan waktu lahirnya, Jika dibuat sebuah relasi antara nama bayi dengan nama orang tua, alamat
orang tua, berat badan, panjang badan dan waktu lahirnya, relasi manakah yang merupakan fungsi? Jelaskan
disertai konsep yang terkait!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….....................................
Lembar Kerja Siswa 2
Soal latihan! Kerjakan secara individu.
1. Pernahkah kalian merasakan gula, garam, cuka, dan lada ? Jika dibuat suatu relasi antara gula, garam, cuka, dan
lada dengan masing-masing rasanya, apakah relasi tersebut merupakan fungsi? Jelaskan disertai konsep yang
terkait!.
2. Diketahui digram panah sebagai berikut:
A faktor dari B
Informasi apa yang kalian dapatkan dari diagram panah di atas? Apakah diagram panah tersebut menunjukkan
relasi fungsi? Jelaskan disertai konsep yang terkait! Nyatakan dalam bentuk lainya!.
3. Terdapat dua himpunan yaitu himpunan A={ 1,3,5,7} dan himpunan B={2, 6, 10, 14}, dari kedua himpunan
tersebut, apakah dapat terjadi relasi yang merupakan fungsi? Jelaskan dengan konsep yang terkait!. Nyatakan
fungsi tersebut dalam bentuk yang berbeda dengan jawaban sebelumnya!.
Evaluating 107
Data alamat keempat bayi yang lahir pada tanggal 7 Juli 2016 tersebut dinyatakan dalam himpunan pasangan
berurut: {(Bintaro, Zahwa), (Bintaro, Aurel), (Pondok Indah, Dika), (Ciputat, Fajar)}, apakah relasi antara alamat
dengan nama bayi adalah fungsi? Jelaskan dengan disertai konsep terkait!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 2
108
Dalam pembelajaran sebelumnya, kita membahas tentang realsi dalam bentuk khusus atau disebut fungsi. Dalam
pembelajaran kali ini kita akan membahas mengenai daerah asal (domain), daerah kawan (kodomain), dan daerah hasil
atau daerah bayangan dari sebuah fungsi (range). Selain itu akan membahas banyaknya fungsi yang terjadi dari dua
himpunan, untuk lebih jelasnya pelajari uraian berikut.
Getting in Contact
Dalam pertemuan sebelumnya sudah diketahui bahwa relasi antara nama bayi dengan nama ibunya merupakan fungsi,
dinyatakan dalam diagram panah berikut:
A anak dari B
Zahwa
Aurel
Dika
Fajar
Ida
Devi
Mirna
Lina
Dari fungsi tersebut manakah yang merupakan daerah asal, daerah kawan, dan daerah hasil?
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
…………………………………………………………………………………………………………………….....................
…………………………………………………………………………………………………………………….....................
…………………………………………………………………………………………………………………….....................
…………………………………………………………………………………………………………………….....................
…………………………………………………………………………………………………………………….....................
Lembar Kerja Siswa 3
Kelompok :...........
Tujuan Pembelajaran: Anggota:
1. Mengidentifikasi domain, kodomain, dan range
masalah matematika yang terkait dengan fungsi
2. Menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan
dari situasi atau 1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………………………..
4. ……………………………..
109
Advocating dan Thinking Aloud
Tentukan daerah asal (domain), daerah kawan (kodomain), dan daerah hasil (range) dari fungsi tersebut!
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
Buatlah fungsi yang menghubungkan keempat bayi tersebut dengan waktu kelahirannya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Waktu kelahiran diantara pukul 07.00 – 09.00 WIB dengan selang waktu 30 menit dan waktu kelahiranya
tidak ada yang sama,
b. Waktu kelahiran diantara pukul 07.00 – 09.00 WIB dengan selang waktu 30 menit dan waktu kelahirannya
ada yang sama,
c. Waktu kelahiran diantara pukul 07.00 - 09.00 WIB dengan selang waktunya 1 jam,
d. Waktu kelahiran diantara pukul 07.00 - 08.30 WIB dengan selang waktu 30 menit.
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………….....................
..........................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………...............
…………………………………………………………………………………………………………………………............
………………………………………………………………………………………………………………………….................
…………………………………………………………………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………………………………………………………….................
………………………………………………………………………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………………………………….........................................
…………………………………………………………………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………………………………………………………….................
………………………………………………………………………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………………………………….........................................
…………………………………………………………………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………………………………….........................................
Lembar Kerja Siswa 3
110
Apakah banyak fungsi yang dapat dibuat dari dua himpunan adalah tunggal? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Untuk lebih memahami bagaimana menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan ikuti tahapan berikut:
1. Fungsi dari A = { a, b } ke B = { p } A B banyak fungsi dari A ke B ada ……. Cara
a p
b
2. Fungsi dari A = { a } ke B = { p, q }
A B A B banyak fungsi dari A ke B ada …. Cara
P P
a q q
3. Fungsi dari A { a, b, c } ke B={ p, q } Dengan cara yang sama pada nomer 1 dan 2, maka tentukan banyak fungsi dari A ke B
Jadi banyak fungsi dari A ke B ada …. Cara
Lembar Kerja Siswa 3
a
111
4. Fungsi dari A { a, b } ke B={ p, q, r }
Dengan cara yang sama pada nomer 1 dan 2, maka tentukan banyak fungsi dari A ke B
Jadi banyak fungsi dari A ke B ada …. cara
Lembar Kerja Siswa 3
112
Dalam fungsi himpunan A disebut ………………. dan himpunan B di sebut ………………………….
Jika banyak anggota himpunan A dilambangkan n(A) dan banyak anggota himpunan B dilambangkan n(B)
Maka lengkapilah uraian berikut:
1. Fungsi dari A = { a, b } ke B = { p }
n(A)= …….. dan n(B) = ……
banyak fungsi dari A ke B ada ……… cara =
2. Fungsi dari A = {a,}ke B = { p, q }
n(A)= …….. dan n(B) = ……
banyak fungsi dari A ke B ada ……… cara =
3. Fungsi dari A = {a, b, c} ke B = {p, q}
n(A)= …….. dan n(B) = ……
banyak fungsi dari A ke B ada ……… cara =
4. Fungsi dari A = {a, b} ke B = {p, q, r}
n(A)= …….. dan n(B) = ……
banyak fungsi dari A ke B ada ……… cara =
Berdasarkan pola di atas apa yang dapat kalian simpulkan mengenai banyaknya fungsi dari dua
himpunan berdasarkan banyak anggota domain dan kodomain.
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..
.....................................................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..
.....................................................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 3
113
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang domain, kodomain dan range?
…………………………………………………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………………………………………............
………………………………………………………………………………………………………...............
…………………………………………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………………............
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang bagaimana menetukan banyaknya fungsi dari dua
himpunan?
…………………………………………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………………...........
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!
Himpunan A= {x| 3 x 10, anggota bilangan ganjil} dan himpunan B= {x| 2 15}, anggota bilangan
genap}, tentukan suatu relasi yang merupakan fungsi dari kedua himpunan tersebut kemudian tentukan
domain, kodomain dan range-nya.!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 3
114
Evaluating
Dari jawaban soal challenge sebelumnya tentukan banyaknya fungsi yang terjadi dari himpunan
A= {x| 3 x 10, anggota bilangan ganjil} ke himpunan B= {x| 2 15}, dan banyaknya fungsi dari
himpunan B ke A ! Jelaskan disertai konsep yang terkait!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 3
Soal Latihan!
1. Jika A = { x| -2 x 2, x Bilangan asli} dan B={x|x bilangan prima 8}, tentukan banyak fungsi yang mungkin
terjadi dari A ke B dan dari B ke A, jelaskan jawaban kalian disertai konsep yang terkait!
2. Dari pernyataan berikut, tentukan relasi yang merupakan fungsi dan tentukan domain, kodomain dan range-nya!
a. Siswa dengan tempat duduknya
b. Siswa dengan tanggal lahirnya
c. Siswa dengan kegemaran olahraga
3. Himpunan K= {x| , x anggota bilangan asli} dan himpunan L= {x| x 10, anggota bilangan asli}
Tentukan suatu relasi yang merupakan fungsi dari kedua himpunan tersebut, kemudian tentukan domain, kodomain, dan
range-nya!
4. Tentukan banyak fungsi yang mungkin terjadi dari:
a. Himpunan K= {a, b, c, d} dan himpunan L = { 1,2,3}
b. Himpunan M={p,q,r,s,t} dan himpunan N=
{1,2,3,4} Jelaskan jawaban kalian disertai konsep yang
terkait!
5. Indonesia merupakan Negara dengan suku dan budaya yang beragam. Terdapat enam agama yang diakui di Indonesia.
Setiap agama memiliki tempat ibadah masing-masing. Apakah relasi antara agama dengan tempat ibadahnya
merupakan fungsi? tentukan domain, kodomain, dan range dari fungsi tersebut
6. Indonesia mengedepankan toleransi beragama agar terjaga suatu kedamaian dan kerukunan bangsa. Jika dalam suatu
acara masing-masing agama diwakili oleh dua tokoh, panitia menyusun tempat duduk dengan setiap baris terdiri dari dua
kursi, kursi tersebut bebas diisi oleh dua tokoh yang sama agamanya ataaupun yang berbeda agama. Dari masalah
tersebut berapa banyak formasi yang dapat dibentuk? Jelaskan disertai konsep yang terkait!
115
Dalam pembelajaran kali ini kita akan membahas mengenai korespondensi satu-satu. Materi ini berkaitan dengan materi
himpunan dan fungsi yang telah kalian pelajari sebelumnya. Pada LKS ini kalian akan mempelajari pengertian
korespondensi satu-satu, mengidentifikasi suatu masalah berkaitan korespondensi satu-satu dan menyatakan korespondesi
satu-satu dalam diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram cartesius. Agar kalian lebih memahaminya
maka pelajari uraian berikut.
Lembar Kerja Siswa 4
Kelompok :........... Tujuan Pembelajaran:
Anggota: 1. Mengidentifikasi korespondensi satu-satu dari situasi atau masalah
matematik
2. Menyatakan korespondensi satu–satu dalam diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram cartesius.
1. ……………………
2. …………………....
3. ……………………
4. …………………....
Getting in Contact
Setiap Negara pasti memiliki lagu kebangsaan masing-masing. Contohnya lagu kebangsaan Indonesia adalah Indonesia
Raya, Malaysia lagu kebangsaanya adalah Negaraku, Inggris lagu kebangsaanya adalah God Save The Queen dan Jepang
lagu kebangsaanya adalah Kimiyago. Apakah relasi dari Negara ke lagu kebangsaan merupakan fungsi? jika relasi dibalik
dari lagu kebangsaan ke nama Negara, apakah relasi tersebut merupakan fungsi?
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………...........................................................
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………...........................................................
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………...........................................................
....................................................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………...........................................................
.
Advocating dan Thinking Aloud 116
Berdasarkan informasi tersebut, jika nama Negara adalah domain dan Lagu kebangsaan adalah kodomain,
tentukan banyak anggota himpunan domain, dan kodomainnya!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………....................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
Jika relasi dibalik dari lagu kebangsaan ke Negara, apakah relasi tersebut merupakan fungsi? tentukan banyak
anggota himpunan domain dan kodomainya! Jelaskan dengan menggunakan konsep terkait!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………...................................................................................................................
Jika korespondensi satu-satu adalah fungsi satu-satu dan berlaku timbal balik ( dua arah), apakah masalah di atas
merupakan korespondensi satu-satu? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………...................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………..................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………....................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................................
Jika korespondensi satu-satu adalah fungsi maka bagaimana cara menyatakan korespondensi satu-satu tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………….......................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………...................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………....................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang korespondensi satu-satu?
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………...........................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….........................................................................................................................
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang bagaimana menyatakan korespondensi satu satu?
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………...............................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………...........................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 4
Challenging 117
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!
Beberapa Negara memiliki keindahan alam yang sangat menarik untuk dikunjungi, bahkan ada beberapa tempat di
dunia ini di juluki dengan keajaiban dunia karena keindahannya, seperti Tajmahal, Piramid, Tembok besar Cina dan
Borobudur. Jika himpunan A menyatakan nama tempat yang termasuk keajaiban dunia tersebut dan himpunan B
menyatakan Negara dimana keajaiban dunia itu berada, apakah relasi antara himpunan A ke himpunan B merupakan
korespondensi satu-satu? Jelaskan disertai konsep terkait!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..........................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...........................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..............................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….............................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….............................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………...........................................................................................................
Evaluating
Dari jawaban soal challenge,nyatakan korespondensi tersebut dalam bentuk lainnya !
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 4
118
Lembar Kerja Siswa 4
Soal latihan !
1. Dari beberapa masalah berikut tentukan yang merupakan korespondensi satu-satu , jelaskan disertai konsep
yang terkait:
a.
b.
c.
d.
A={x|0 x , x bilangan cacah} dan B= {faktor dari 4}
P={huruf vocal} dan Q = {bilangan asli kurang dari 4}
K={a,b,c,d,} dan L={faktor dari 6}
D={1,2,3,4} dan E={bilangan prima kurang dari 8} 2.
Nyatakan korespondensi satu-satu tersebut dalam diagram cartesius!.
Dalam sebuah keluarga terdapat tiga anak yaitu Dina, Rendi, dan Nasya. Mereka lahir pada bulan yang
berbeda-beda, apakah pernyataan tersebut merupakan korespondensi satu-satu? Jelaskan disertai konsep
yang terkait.
119
Dalam pembelajaran sebelumnya, kita sudah membahas mengenai relasi dalam bentuk khusus atau yang di sebut fungsi.
Pada pembelajaran ini kita akan membahas mengenai menentukan nilai fungsi. untuk menentukan nilai fungsi, sebelumnya
kalian harus tahu bagaimana menotasikan fungsi dan menentukan rumus fungsi. suatu fungsi dapat dinotasikan dengan
dengan huruf kecil seperti f, g, atau h. Jika fungsi f : x ax + b dengan x anggota domain f. Maka ketika x dipetakan ke f
rumus fungsi f adalah f(x) = ax + b. Untuk lebih memahaminya pelajari uraian berikut.
Getting in Contact
Diberikan diagram panah sebagai berikut:
A B
2 3
3 4
4 5
5 6
7
8
Berdasarkan diagram panah di atas, benarkah nilai range fungsi tersebut adalah {7, 8, 9, 10} jika domain fungsi menjadi
A={6,7,8,9}?, bagaimana domainnya jika rangenya adalah {21, 24, 27}? Jelaskan !
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
Lembar Kerja Siswa 5
Kelompok :........... Tujuan Pembelajaran:
Anggota: 1. Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik
dengan rumus fungsi.
yang berkaitan
2. Mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang diberikan
berkaitan dengan menentukan rumus fungsi
3. Mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang diberikan
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
berkaitan dengan menentukan nilai fungsi
120 Advocating dan Thinking Aloud
Misal x adalah anggota domain fungsi tersebut maka notasikan fungsi f dengan f: x ( ……) Jelaskan, mengapa
demikian!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
Tentukan rumus fungsi f tersebut! Periksa kebenaran bahwa rangenya adalah {7, 8, 9, 10} jika domainnya
A={6,7,8,9}?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Tentukan domain fungsi jika range fungsi f tersebut adalah {21, 24, 27}?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………....
Untuk membuktikan jawaban kalian dan lebih memahami mengenai notasi fungsi, rumus fungsi serta nilai fungsi, perhatikan
uraian berikut:
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari diagram panah tersebut diketahui bahwa
Jika x = 2 maka rangenya 3
Jika x = 3 maka rangenya 4
Jika x = 4 maka rangenya 5
Jika x = 5 maka rangenya 6
Dari pernyataan diatas ambillah kesimpulan secara umum:
Bila diambil sebarang anggota A, sebut x , maka kawannya di B adalah (x+1). Benarkah demikian? Jelaskan alasan
jawabnmu!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………........................
Misalkan fungsi tersebut dinotasikan sebagai fungsi f, maka f memetakan x ke (x+1) selanjutnya notasi fungsi f dapat
ditulis
f : x ……………….
Sehingga rumus fungsi tersebut adalah :
Lembar Kerja Siswa 5
f(x) =…………………
jika f(x) = y maka ,
y = ………………..
rumus fungsi secara
umum adalah
y = f(x) = ax + b
121
Dalam persamaan rumus fungsi terdapat variabel bebas dan variabel tak bebas/terikat
Variabel bebas adalah variabel yang besar kecil nilainya tidak bergantung dengan variabel lainya.
Variable tak bebas/terikat adalah variabel yang besar kecil nilainya bergantung dengan variabel lainya.
Perhatikan persamaan fungsi dari diagram panah diatas, kemudian buatlah himpunan pasangan berurutan
fungsi tersebut! Lengkapilan tabel berikut untuk memudahkan kalian dalam menjawab.
X 2 3 4 5
Y = X+1 3
Pasangan berurutan (2,3)
Maka himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut adalah
……………………………………………………………………......................................................................
Dari contoh persamaan tersebut, maka simpulkan manakah variabel bebas dan variabel terikat dari persamaan
fungsi y=x+1 , jelaskan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Setelah mendapatkan rumus fungsi maka kita dapat menentukan nilai fungsi untuk setiap x yang diberikan,
Perhatikan :
Untuk rumus fungsi y= x+1
Nilai fungsi untuk x = 6 adalah 7
Nilai fungsi untuk x = 7 adalah 8
Dari pernyataan di atas, simpulkan bagaimana cara menentukan nilai fungsi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang rumus fungsi?
Apa yang dapat kalian simpulkan menentukan nilai fungsi?
Lembar Kerja Siswa 5
122
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!
Suatu relasi fungsi dari himpunan A ke himpunan B dinyatakan dalam himpunan pasangan berurut {(2,3), (4,15),
(6,35), (8,63)}, bagaimana rumus fungsinya? Tentukan nilai f(9)!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
….........................................................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………..............
Evaluating
Perhatikan diagram panah berikut:
A B
1 2
3 10
5 26
7 50
Benarkah rumus fungsi dari diagram panah diatas sama dengan rumus fungsi dari soal Challenge?
Jelaskan !
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....................................
Lembar Kerja Siswa 5
123
Soal latihan!
1. Bagaimanakah rumus fungsi yang dinyatakan dalam diagram panah di bawah ini ?.
M N
2. Suatu fungsi dinotasikan f: x+b,, bagaimana rumus fungsi tersebut? Benarkah jika nilai b = 8 agar fungsi f (-
27) = 1? Mengapa? Jelaskan dengan disertasi konsep yang terkait!
3. Suatu persamaan fungsi y = f(x) = , benarkah range fungsi tersebut anggota dari bilangan ganjil, jika
domainnya . Jelaskan disertai konsep yang terkait!
4. Suatu fungsi dinotasikan dengan h : x -x + 3, tentukan nilai fungsi untuk f (-4) dam f (5) !
5. Fungsi g didefinisikan dengan rumus , jika ditentukan g(a)= 11, benarkah nilai a adalah 4?
Jelaskan disertai konsep yang terkait! Kemudian tentukan nilai fungsi g (5) dan g (7)!
Lembar Kerja Siswa 5
5 13
6 16
7 19
8 22
25
28
124
Dalam pembelajaran sebelumnya telah dipelajari mengenai notasi fungsi, rumus fungsi, dan nilai fungsi. pada pembelajaran
kali ini akan dipelajari mengenai menentukan bentuk fungsi jika diketahui nilai dan data fungsi. Dalam menentukan bentuk
fungsi kalian akan menggunakan pengetahuan yang sudah kalian miliki tentang nilai fungsi, dan rumus umum fungsi
f(x)=ax+b.
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….....................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 6
Kelompok :...........
Anggota:
Tujuan Pembelajaran:
1. Menentukan bentuk fungsi
2. Memprediksi suatu penyelesaian masalah matematik yang
berkaitan dengan menentukan bentuk fungsi
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
Getting in Contact
Himpunan pasangan berurutan dari suatu fungsi diketahui sebagai berikut {(-2,-7), (-1,-5),(0,-3),(1,-1),(2,1)}, bagaimana
notasi fungsi tersebut? jika fungsi tersebut ditentukan dengan rumus f(x)=ax+b, bagaimana bentuk fungsi tersebut?
Perkirakan domain yang menghasilkan range bernilai positif! Jelaskan disertai konsep yang terkait!
125
Advocating dan Thinking Aloud
Tuliskan notasi fungsi tersebut!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Bagaimana bentuk fungsi tersebut jika ditentukan dengan rumus f(x)=ax+b!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………....................................................................................................................
Prediksikan domain yang menghasilkan range bernilai positif, jelaskan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………….................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 6
126
Untuk membuktikan jawaban kalian dan lebih memahami tentang bagaimana menentukan bentuk suatu fungsi
maka lengakapi uraian berikut:
Untuk menentukan bentuk fungsi tersebut bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Ambil dua nilai x dan hasil bayanganya (nilai fungsinya)
Dari himpunan pasangan berurutan tersebut diketahui bahwa:{(-2,-7),(-1,-5),(0,-3), (1,-1),(2,1)}.
f(-2)=-7 f(1)=-1
f(-1)=-5 f(2)=1
f(0)=-3
bentuk fungsi tersebut ditentukan dengan rumus f(x)=ax+b
misal ambil f(-2)=-7 dan f(-1)=-5, maka:
f(-2)=a(-2)+b f(-1)=a(-1)+b
-7 =-2a+b ………………………..(1) -5 =-a+b ……………………(2)
Dari persamaan 1 dan 2 di atas tentukan nilai a dan b dengan metode eliminasi dan substitusi.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………............................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………....................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
Jadi nilai a adalah …………………….
Nilai b adalah ………………..
Sehingga bentuk fungsi tersebut adalah
f (x) = ax + b
dengan mensubstitusikan nilai a dan b yang sudah diperoleh, maka
f (x) = ………….x + ……………..
Untuk menentukan domain yang bernilai positif, setelah mendapatkan bemtuk fungsi maka dapat dilakukan
dengan mencari nilai x dari f (x) = 1, karena batasan nilai range positif adalah f(x) = 1.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..…………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………...........................................
Jadi domain yang dapat menghasilkan range bernilai positif yaitu nilai x yang harus lebih besar sama
dengan ……………………………………………………
Apakah jawaban kalian pada tahap Advocating dan Thinking Aloud terbukti benar?
………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 6
Reformulating 127
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang bagaimana menentukan bentuk fungsi?
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok !
Suatu fungsi ditentukan dengan rumus , dengan g(3) = -3 dan g (-1)=6, tentukan bentuk fungsi tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………..........
..........................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
Evaluating
Dari jawaban soal Challenge sebelumnya perkirakan nilai x yang menghasilkan nilai fungsi bernilai negatif!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………....................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 6
128
Soal latihan !
1. Suatu fungsi ditentukan dengan rumus f(x)= ax + b, jika diketahui f (-2) = 7 dan f(3)= -3, tentukan bentuk fungsinya !
2. Fungsi f(x) dinyatakan dengan dengan f (2) = 5 dan f(1) = 0, bagaimana bentuk fungsi tersebut dan
nilai dari f(-2) ?
3. Suatu fungsi ditentukan dengan rumus , dengan f (-2) =f (1) = 5, bagaimana bentuk fungsi tersebut?
4. Suatu fungsi ditentukan dengan rumus f(x) = ax + b. Jika diketahui f(3) = 15 dan f(5) = 20, prediksikan domain dengan
range fungsi tersebut memenuhi , x anggota bilangan asli ! Jelaskan !
Lembar Kerja Siswa 6
129
Dalam pembelajaran sebelumnya, telah dibahas mengenai menentukan bentuk fungsi. Pada pembelajaran ini, akan membahas
tabel fungsi dan nilai perubahan fungsi. Tabel fungsi dapat membantu kita dalam menggambar grafik fungsi dalam koordinat
cartesius. Tabel fungsi memuat daerah asal dan bayangannya (range). Selain itu akan dipelajari tentang hubungan perubahan
nilai fungsi jika nilai variabel bebasnya berubah. Untuk lebih jelasnya pelajari LKS-7 ini dengan baik!.
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 7
Getting in Contact
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B di notasikan sebagai f:x 3x – 2, dengan himpunan A =
dan himpunan B = , bagaimana domain, kodomain dan range jika
nilai variabel x pada himpunan A berubah bertambah 1 ? apa yang dapat kalian simpulkan tentang nilai perubahan fungsi
yang terjadi?
Tujuan Pembelajaran: Kelompok :...........
Anggota:
1.
2.
3.
Membuat tabel fungsi
Menentukan nilai perubahan fungsi
Membuat kesimpulan mengenai suatu masalah berkaitan dengan
nilai perubahan fungsi
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
130
Advocating dan Thinking Aloud
Bagaimana rumus fungsi, domain, kodomain dan range fungsi tersebut? Jelaskan dengan konsep yang terkait!
Rumus fungsinya adalah
……………………………………………………………………………………………………………
Domain : {……………………………………………………………………………………}
Kodomain : {……………………………………………………………………………………}
Range : {……………………………………………………………………………………}
Penjelasan :
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Buatlah tabel yang berisi domain dan range dari fungsi tersebut (tabel fungsi)!
X
Y=…………………….
(x, y)
Bagaimana domain fungsi tersebut jika variable x bertambah 1 ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………
Bagaimana hasil bayangan ( range ) fungsi tersebut setelah variabel bertambah 1 ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………..............................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
Buatlah tabel fungsi dengan variabel x bertambah 1 !
X
Y=…………………….
(x, y)
Apa yang dapat kalian simpulkan mengenai nilai perubahan fungsi dengan variabel x bertambah 1 ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………….................
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….....................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….....................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 7
131
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang tabel fungsi?
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang nilai perubahan fungsi ?
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!.
Fungsi f dinyatakan dengan rumus fungsi dengan domain {x| -2 x 2, x anggota bilangan bulat}, buatlah
tabel fungsi dan bagaimana himpunan pasangan berurutnya? tentukan nilai minimum fungsi tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………...............................................................................
Evaluating
Berdasarkan soal Challenge di atas, jika variabel x bertambah 2, simpulkan bagaimana perubahan nilai fungsi tersebut?.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………...............................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 7
-1 1
0 -3
1 -7
2 -11
132
Soal latihan !
1. Fungsi h(x)= 9 – 4x, mengalami perubahan variabel sebagai berikut;
a. Perubahan pertama variabel x bertambah 1
b. Perubahan keduan variabel berkurang 1 (dari fungsi awal)
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang perubahan nilai fungsi tersebut ?
2. Buatlah tabel fungsi dan pasangan berurut dari fungsi g(x)= 6 – 3x dengan daerah asal (domain) {x| -2 x 8, x
bilangan bulat}, yang mengalami perubahan variabel berkurang 3!
3. Sebuah relasi ditunjukkan dengan diagram panah sebagai berikut.
A B
Buatlah tabel fungsi dan himpunan pasangan berurut dari fungsi tersebut dengan perubahan nilai variabel x bertambah 4!.
4. Fungsi g : x 3x +4, dengan domain { -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}, bagaimana himpunan pasangan berurut dari fungsi
tersebut? Tentukan nilai maksimum dan minimum fungsi tersebut!.
Lembar Kerja Siswa 7
133
Dalam pembelajaran sebelumnya sudah dipelajari tentang cara membuat tabel fungsi dan nilai perubahan fungsi, pada
pembelajaran kali ini kalian akan mempelajari bagaiamana cara membuat grafik fungsi. Sebelumnya kalian sudah
mempelajari bagaimana menyatakan fungsi dalam diagram kartesius, grafik fungsi erat kaitanya dengan diagram kartesius
karena grafik fungsi dibuat dengan menghubungkan titik-titik pada diagram kartesius. Untuk lebih memahami perhatikan
uraian berikut.
Locating dan Identifying
Dari pernyataan di atas informasi apa saja yang kalian dapatkan?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….............................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….............................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa 8
Kelompok :...........
Anggota: Tujuan Pembelajaran:
1. Membuat grafik fungsi
2. Memprediksi penyelesaian masalah matematik yang berkaitan
dengan grafik fungsi
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
Getting in Contact
Misalkan x adalah variabel pada himpunan A = (x| x 5, x bilangan cacah} dan fungsi f: x 3x + 1 dari himpunan A ke
himpunan bilangan cacah. Bagaimana grafik fungsi tersebut?
Apabila nilai variabel x pada himpunan A berubah menjadi bertambah 2, perkirakan bagaimanakah perubahan grafik yang
terjadi dari fungsi awalnya !
134
Advocating dan Thinking Aloud
Bagaimana domain dan hasil bayangan (range) dari fungsi tersebut?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..........................................
Buatlah tabel fungsi tersebut! Nyatakan fungsi tersebut dalam himpunan pasangan berurutan!
Buatlah diagram kartesius fungsi tersebut kemudian buatlah grafiknya!
Perkirakan perubahan grafik yang terjadi pada fungsi tersebut setelah variabel bertambah 2, jelaskan mengapa
demikian?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa 8
135
Reformulating
Apa yang dapat kalian simpulkan tentang membuat grafik fungsi?
Challenging
Kerjakan soal Challenge (tantangan) secara berkelompok!
Di berikan dua fungsi yaitu f(x) dan g(x), dengan f(x)= 2x dan g(x) = 2x + 3, jika domain kedua fungsi tersebut sama,
yaitu {0,1,2,3,4} dan kodomainya himpunan bilangan positif dan nol, buatlah grafik dalam koordinat cartesius yang
sama!
Lembar Kerja Siswa 8
Evaluating
136
Dari soal challenge di atas, maka perkirakan bagaimana grafik yang terbentuk jika
digambarkan pada satu diagram kartesius yang sama!
Lembar Kerja Siswa 8
137
Soal Latihan !
1. Suatu fungsi dengan rumus f(x)= x+1, dari himpunan {0,1,2,3}, ke himpunan bilangan bulat. Bagaimana gambar
grafik fungsi f(x)?
2. Fungsi f(x)= dari himpunan {-3, -2, -1, 0,1,2,3} ke himpunan bilangan cacah, buatlah grafik fungsi tersebut,
3. Fungsi f (x) = px + q, jika h(4)= -28 dan h (-5)= 26, tentukan pasangan berurut dari fungsi tersebut, gambarkan
grafik fungsi tersebut!
4. Suatu fungsi dengan f(x) = 7-2x, uraikanlah bagaimana caranya agar gambar grafik fungsi berada pada daerah
positif?
5. Diketahui grafik fungsi sebagai berikut.
Tentukan rumus fungsi dari grafik fungsi diatas , jika variabel x bertambah 3, perkirakan bagaimanakah perubahan
grakfik fungsi yang terjadi ?
Lembar Kerja Siswa 8
10
8
6
4
2
0 1 2 3 4 5
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas/Semester : VIII/1
Mata pelajaran : Matematika
Alokasi waktu : 16 x 40 menit (8 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar
1.1.Memahami relasi dan fungsi.
1.2.Menentukan nilai fungsi.
1.3.Menbuat grafik fungsi.
C. Indikator Pencapain Kompetensi
Pertemuan Pertama:
- Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
relasi.
- Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
relasi.
- Menyatakan relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram cartesius.
- Membuat kesimpulan mengenai suatu masalah matematik yang berkaitan
dengan relasi.
Pertemuan Kedua:
- Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
fungsi.
- Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang terkait dengan
fungsi.
- Menyatakan fungsi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram kartesius.
138
139
Pertemuan Ketiga:
- Mengidentifikasi domain, kodomain, dan range dari situasi atau masalah
matematik yang terkait dengan fungsi.
- Menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan.
Pertemuan Keempat:
- Mengidentifikasi korespondensi satu satu dari situasi atau masalah
matematik.
- Menyatakan korespondensi satu – satu dalam diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram kartesius.
Pertemuan Kelima:
- Mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang berkaitan dengan
rumus fungsi.
- Mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang diberikan berkaitan
dengan menentukan rumus fungsi.
- Mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang diberikan berkaitan
dengan menentukan nilai fungsi.
Pertemuan Keenam:
- Menentukan bentuk fungsi.
- Memprediksi suatu penyelesaian masalah matematik yang berkaitan
dengan bentuk fungsi.
Pertemuan Ketujuh:
- Membuat tabel fungsi.
- Menentukan nilai perubahan fungsi.
- Membuat kesimpulan mengenai suatu masalah berkaitan dengan nilai
perubahan fungsi.
Pertemuan Kedelapan:
- Membuat grafik fungsi.
- Memprediksi penyelesaian masalah matematik yang berkaitan dengan
grafik fungsi.
140
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
- Siswa mampu Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan relasi.
- Siswa mampu mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan relasi.
- Siswa mampu menyatakan relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram cartesius.
- Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai suatu masalah yang
berkaitan dengan relasi.
Pertemuan Kedua:
- Siswa mampu Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan fungsi.
- Siswa mampu mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang
terkait dengan fungsi.
- Siswa mampu menyatakan fungsi dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan, dan diagram cartesius.
Pertemuan Ketiga:
- Siswa mampu mengidentifikasi domain, kodomain, dan range dari situasi
atau masalah matematik yang terkait dengan fungsi.
- Siswa mampu menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan.
Pertemuan Keempat:
- Siswa mampu mengidentifikasi korespondensi satu – satu dari situasi
atau masalah matematik.
- Siswa mampu menyatakan korespondensi satu – satu dalam diagram
panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram kartesius.
Pertemuan Kelima
- Siswa mampu menghitung menentukan rumus fungsi.
- Siswa mampu mengidentifikasi situasi atau masalah matematik yang
berkaitan dengan rumus fungsi.
141
- Siswa mampu mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang
diberikan berkaitan dengan menentukan rumus fungsi.
- Siswa mampu menentukan nilai fungsi.
- Siswa mampu mengevaluasi atau menyelidiki suatu argumen yang
diberikan berkaitan dengan menentukan nilai fungsi.
Pertemuan Keenam:
- Siswa mampu menentukan bentuk fungsi.
- Siswa mampu menyelesaikan masalah matematik yang berkaitan dengan
bentuk fungsi.
Pertemuan Ketujuh:
- Siswa mampu membuat tabel fungsi.
- Siswa mampu menentukan nilai perubahan fungsi.
- Siswa mampu menyimpulakan suatu masalah berkaitan dengan nilai
perubahan fungsi.
Pertemuan Kedelapan:
- Siswa mampu membuat grafik fungsi.
- Siswa mampu memprediksi penyelesaian masalah matematik yang
berkaitan dengan grafik fungsi.
E. Materi Ajar
1) Pengertian relasi dan cara menyatakan relasi dengan diagram panah,
himpunan pasangan berurut, dan grafik cartesius.
2) Pengertian fungsi dan cara menyatakan fungsi dengan diagram panah,
himpunan pasangan berurut, dan grafik cartesius.
3) Domain, kodomain, dan range suatu fungsi.
4) Banyaknya fungsi dari dua himpunan.
5) Korespondensi satu – satu.
6) Menentukan rumus dan nilai fungsi.
7) bentuk fungsi.
8) Menentukan tabel fungsi dan nilai perubahan fungsi.
9) Membuat grafik fungsi.
142
F. Metode Pembelajaran
- Model pembelajaran : Pembelajaran konvensional.
- Strategi pembelajaran : Ekspositori.
- Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi himpunan yang telah
dipelajari sebelumnya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi.
- Guru membimbing siswa memahami pengertian relasi dari contoh
yang diberikan.
- Guru menjelaskan menyatakan relasi dalam diagram panah, himpunan
pasangan berurut dan diagram cartesius.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10 menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai relasi.
- Guru memberikan PR.
143
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
- Guru memberi motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Kedua:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi relasi yang telah dipelajari
sebelumnya.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
fungsi.
- Guru membimbing siswa memahami pengertian fungsi dari contoh
yang diberikan.
- Guru menjelaskan menyatakan fungsi dalam diagram panah,
himpunan pasangan berurut dan diagram kartesius.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10 menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai fungsi.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
144
- Guru memberi motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Ketiga:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan siswa,
dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi fungsi yang telah dipelajari
sebelumnya.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
fungsi.
- Guru membimbing siswa memahami pengertian domain, kodomain,
dan range suatu fungsi dari contoh yang diberikan.
- Guru menjelaskan cara menentukan banyaknya fungsi dari dua
himpunan.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai domain, kodomain dna range fungsi serta menentukan
banyaknya fungsi dari dua himpunan.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
145
- Guru member motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Keempat:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi domain, kodomain, dan
range fungsi yang telah dipelajari sebelumnya, serta materi
menentukan banyaknya fungsi dari dua himpunan.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
korespondensi satu-satu dan cara menyatakanya.
- Guru membimbing siswa memahami pengertian korespondensi satu-
satu dan cara menyatakanya.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai korespondensi satu-satu.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
- Guru memberi motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
146
Pertemuan Kelima:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi korespondensi satu-satu.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah matematik yang berkaitan dengan
menentukan rumus fungsi dan nilai fungsi.
- Guru membimbing siswa memahami tentang bagaimana menentukan
rumus fungsi dan nilai fungsi.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahas soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai bagaimana menentukan rumus fungsi dan nilai fungsi.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
- Guru memberi motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Keenam:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
147
- Guru mengingatkan kembali tentang materi menentukan rumus fungsi
dan nilai fungsi.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah matematik yang berkaitan dengan
menentukan bentuk fungsi.
- Guru membimbing siswa memahami tentang bagaimana menentukan
bentuk fungsi.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai bagaimana menentukan bentuk fungsi.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
- Guru memberi motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Ketujuh:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi menentukan bentuk
fungsi.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
148
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah matematik yang berkaitan dengan
membuat tabel fungsi dan menentukan nilai perubahan fungsi.
- Guru membimbing siswa memahami cara membuat tabel fungsi dan
menentukan nilai perubahan fungsi.
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai bagaimana membuat tabel fungsi dan menentukan nilai
perubahan fungsi.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
- Guru member motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Kedelapan:
Tahap Awal (10 menit)
- Guru memberi salam, mengabsen siswa, mengkondisikan kesiapan
siswa, dan menciptakan suasana belajar.
- Guru mengingatkan kembali tentang materi menentukan tabel fungsi
dan nilai perubahan fungsi.
- Guru bersama murid membahas PR dari pertemuan sebelumya.
- Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dalam pembelajaran.
149
- Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi
tersebut untuk dipelajari.
Tahap Inti (60 menit)
- Guru menyajikan suatu masalah matematik yang berkaitan dengan
membuat grafik fungsi.
- Guru membimbing siswa memahami cara membuat garfik fungsi
- Guru memberikan contoh soal.
- Siswa mengerjakan soal latihan.
- Siswa dan guru bersama-sama membahan soal latihan.
- Guru melakukan koreksi, memberikan tambahan dan penguatan
pemahaman siswa.
Tahap Penutup (10menit)
- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
mengenai bagaimana membuat grafik fungsi.
- Guru memberikan PR.
- Guru memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.
- Guru member motivasi siswa untuk selalu semangat dalam belajar.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran.
H. Sumber Pembelajaran
1. Matematika, Endah Budi Rahaju,dkk, (Departemen Pendidikan
Nasional:Jakarta, 2008)
2. Matematika untuk SMP kelas VIII, M. Cholik Adinawandan Sugijono,
(Erlangga: Jakarta,2007)
I. Media dan Alat Pembelajaran
Papan tulis,
Spidol,
Laptop dan LCD
150
J. Penilaian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
Mendeskripsikan Dina, Rahma, Farhan, dan Bimo
situasi atau mendapatkan nilai tertinggi pada
masalah beberapa mata pelajaran tertentu
matematik yang dalam ulangan semester, pada mata
terkait dengan pelajaran Bahasa Inggris yang
relasi mendapat nilai tertinggi adalah
Rahma, mata pelajaran Matematika
dan IPA yang mendapatkan nilai
tertinggi adalah Dina, mata
Tertulis
Uraian pelajaran IPS yang mendapat nilai
tertinggi adalah Farhan, sedangkan
Bimo menjadi siswa dengan nilai
tertinggi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Dari informasi
tersebut, pada mata pelajaran apa
sajakah Dina, Rahma, Farhan, dan
Bimo berhasil mendapatkan nilai
tertinggi dalam ulangan semester?
Jelaskan dengan disertai konsep
yang terkait!.(soal nomor 1)
Mengidentifikasi Perhatikan diagram cartesius di
situasi atau bawah ini!
masalah
matematik yang Tertulis Uraian
terkait dengan
relasi
Relasi apa yang di nyatakan oleh
151
diagram cartesius di atas?
Nyatakan relasi tersebut dalam
bentuk lainya!
Menyatakan
relasi dalam
bentuk diagram
panah, himpunan
pasangan
berurutan, dan
diagram
cartesius.
Tertulis
Uraian
Relasi antara dua himpunan M dan
N dinyatakan dengan himpunan
pasangan berurutan {(1,4),
(2,5),(3,6), (4,7), (5,8)}.
a. Informasi apa yang kalian
dapatkan dari soal tersebut?
b. Relasi apakah yang
ditunjukkan oleh himpunan
pasangan berurutan di
atas?Nyatakan relasi tersebut
dalam bentuk lainya !.
Membuat
kesimpulan
mengenai suatu
masalah
matematik yang
berkaitan
dengan relasi.
Tertulis
Uraian
Berdasarkan soal nomor 1, jika
akan dikirim 2 siswa perwakilan
untuk lomba cerdas cermat mata
pelajaran matematika dan IPA,jika
cerdas cermat tersebut berbahasa
Inggris, siapakah yang sebaiknya
dikirim untuk mewakili lomba
tersebut? Jelaskan berdasarkan
konsep yang terkait!
Mendeskripsikan
situasi atau
masalah
matematik yang
terkait dengan
fungsi
Tertulis
Uraian
Pernahkah kalian merasakan gula,
garam, cuka, dan lada ? Jika dibuat
suatu relasi antara gula, garam,
cuka, dan lada dengan masing-
masing rasanya, apakah relasi
tersebut merupakan fungsi?
Jelaskan disertai konsep terkait!.
152
Mengidentifikasi
situasi atau
masalah
matematik yang
terkait dengan
fungsi
Tertulis
Uraian
Diketahui digram panah sebagai
berikut:
A faktor dari B
2 4
3 9
4 25
5
Informasi apa yang kalian
dapatkan dari diagram panah di
atas? Apakah diagram panah
tersebut menunjukkan relasi
fungsi? Jelaskan disertai konsep
yang terkait! Nyatakan dalam
bentuk lainya!.
Menyatakan
fungsi dalam
bentuk diagram
panah, himpunan
pasangan
berurutan, dan
diagram
kartesius.
Tertulis
Uraian
Terdapat dua himpunan yaitu
himpunan A={ 1,3,5,7} dan
himpunan B={2, 6, 10, 14}, dari
kedua himpunan tersebut, apakah
dapat terjadi relasi yang
merupakan fungsi? Jelaskan
dengan konsep yang terkait!.
Nyatakan fungsi tersebut dalam
bentuk yang berbeda dengan
jawaban sebelumnya!.
Mengidentifikasi
domain,
kodomain, dan
range dari situasi
atau masalah
matematik yang
Tertulis
Uraian
Himpunan K= {x| x 5, anggota
bilangan asli} dan himpunan L=
{x| x 10, anggota bilangan
asli}. Tentukan suatu relasi yang
merupakan fungsi dari kedua
himpunan tersebut, kemudian
153
terkait dengan
fungsi
tentukan domain, kodomain, dan
range-nya!
Menentukan
banyaknya
fungsi dari dua
himpunan.
Tertulis
Uraian
Tentukan banyak fungsi yang
mungkin terjadi dari:
a. Himpunan K= {a, b, c, d} dan
himpunan L = { 1,2,3}
b. Himpunan M={p,q,r,s,t} dan
himpunan N= {1,2,3,4}
Jelaskan jawaban kalian disertai
konsep yang terkait!
Mengidentifikasi
korespondensi
satu satu dari
situasi atau
masalah
matematik
Tertulis
Uraian
Dalam sebuah keluarga terdapat
tiga anak yaitu Dina, Rendi, dan
Nasya. Mereka lahir pada bulan
yang berbeda-beda, apakah
pernyataan tersebut merupakan
korespondensi satu-satu? Jelaskan
disertai konsep yang terkait.
Menyatakan
korespondensi
satu – satu
dalam diagram
panah, himpunan
pasangan
berurutan, dan
diagram
kartesius.
Tertulis
Uraian
Dari beberapa masalah berikut
tentukan yang merupakan
korespondensi satu-satu , jelaskan
disertai konsep yang terkait:
a. A={x|0 x , x bilangan
cacah} dan B= { factor dari 4}
b. P={huruf vocal} dan Q =
{bilangan asli kurang dari 4}
c. K={a,b,c,d,} dan L={factor
dari 6}
d. D={1,2,3,4} dan E={bilangan
prima kurang dari 8}
Kemudian nyatakan korespondensi
154
satu-satu tersebut dalam diagram
kartesius!.
Mengidentifikasi
situasi atau
masalah
matematik yang
berkaitan dengan
rumus fungsi
Tertulis
Uraian
Bagaimanakah rumus fungsi yang
dinyatakan dalam diagram panah
di bawah ini ?
M N
5 13
6 16
7 19
8 22
25
28
Mengevaluasi
atau
menyelidiki
suatu argumen
yang diberikan
berkaitan dengan
menentukan
rumus fungsi
Tertulis
Uraian
Suatu fungsi dinotasikan f:
x+b, bagaimana rumus fungsi
tersebut? Benarkah jika nilai b = 8
agar fungsi f (-27) = 1? Mengapa?
Jelaskan dengan disertasi konsep
yang terkait!.
Mengevaluasi
atau
menyelidiki
suatu argumen
yang diberikan
berkaitan dengan
menentukan
nilai fungsi
Tertulis
Uraian
Fungsi g didefinisikan dengan
rumus , jika
ditentukan g(a)= 11, benarkah nilai
a adalah 4? Jelaskan disertai
konsep yang terkait! Kemudian
tentukan nilai fungsi g (5) dan g
(7)!.
Menentukan
bentuk fungsi Tertulis Uraian
Suatu fungsi ditentukan dengan
rumus f(x)= ax + b, jika diketahui f
155
(-2) = 7 dan f(3)= -3, tentukan
bentuk fungsinya !
Memprediksi
suatu
penyelesaian
masalah
matematik yang
berkaitan dengan
bentuk fungsi
Tertulis
Uraian
Suatu fungsi ditentukan dengan
rumus f(x) = ax + b. Jika diketahui
f(3) = 15 dan f(5) = 20,
prediksikan domain dengan range
fungsi tersebut memenuhi
, x anggota bilangan asli !
Jelaskan !
Membuat tabel
fungsi
Tertulis
Uraian
Buatlah tabel fungsi dan pasangan
berurut dari fungsi g(x)= 6 – 3x
dengan daerah asal (domain) {x| -2
x 8}, yang mengalami
perubahan variabel berkurang 3!
Siswa mampu
menentukan
nilai perubahan
fungsi
Tertulis
Uraian
Buatlah tabel fungsi dan pasangan
berurut dari fungsi g(x)= 6 – 3x
dengan daerah asal (domain) {x| -2
x 8}, yang mengalami
perubahan variabel berkurang 3!
Siswa mampu
menyimpulakan
suatu masalah
berkaitan dengan
nilai perubahan
fungsi.
Tertulis
Uraian
Fungsi h(x)= 9 – 4x, mengalami
perubahan variabel sebagai
berikut;
a. Perubahan pertama variabel x
bertambah 1
b. Perubahan keduan variabel
berkurang 1 (dari fungsi awal)
Apa yang dapat kalian simpulkan
tentang perubahan nilai fungsi
tersebut ?
156
Membuat grafik
fungsi
Tertulis
Uraian
Suatu fungsi dengan rumus f(x)=
x+1, dari himpunan {0,1,2,3}, ke
himpunan bilangan bulat.
Bagaimana gambar grafik fungsi
f(x)?
Memprediksi Suatu fungsi dengan f(x) = 7-2x,
penyelesaian diketahui f(a)=5, tentukan nilai a,
masalah kemudian perkirakan domain
matematik yang Tertulis Uraian fungsi yang mengahasilkan
berkaitan dengan gambar grafik fungsi berada pada
grafik fungsi daerah positi ( x dan y bernilai
positif) !
Tangerang Selatan, Agustus 2016
Mengetahui.
Guru Bidang Studi Peneliti,
Luthfiya Tri Kusumasari
NIP NIM:111101700070
Lampiran 4
INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (Delapan)
Pokok Bahasan : Relasi dan Fungsi Waktu : 80 menit
Kerjakan soal - soal berikut dengan baik dan benar!
1. Pak Ahmad memiliki lima orang anak, yaitu Alfi, Putra, Dina, Candra, dan
Safira. Mereka menyukai buah-buahan, Alfi suka buah semangka dan mangga,
Putra suka buah apel, Dina suka buah mangga dan rambutan, Candra suka buah
pisang dan manggis, sedangkan Safira menyukai buah pisang, rambutan dan
manggis. Pak Ahmad ingin berbelanja semua buah-buahan yang disukai anak-
anaknya. Tentukan buah apa sajakah yang harus pak Ahmad beli agar semua
anaknya mendapatkan buah yang mereka sukai! Jelaskan dengan disertai
konsep yang terkait!.
2. Salah satu organisasi Internasional yang diikuti oleh Indonesia adalah
Association of Shoutheast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-
Bangsa Asia Tenggara yang didirikan oleh lima Negara yaitu Indonesia yang
beribukota di Jakarta, Malaysia di Kuala Lumpur, Filipina di Manila,
Singapura di Singapura, dan Thailand di Bangkok. Jika himpunan A
menyatakan kumpulan dari ibukota Negara dan himpunan B menyatakan nama
Negara, maka tentukan apakah relasi tersebut merupakan fungsi? Jelaskan
dengan disertai konsep yang terkait!
3. Jalan utama dari Sekolah menuju rumah Andi terkena banjir, sehingga Andi
harus melalui jalan alternatif, yaitu melewati Jl. Mawar, Jl. Delima, atau Jl.
Merpati, kemudian dilanjutkan melalui Jl.Mangga, Jl. Durian atau Jl. Jambu.
Perhatikan pernyataan berikut:
a. Jika Andi melewati Jl. Mawar maka selanjutnya dia dapat melewati Jl.
Durian atau Jl. Jambu.
157
158
b. Jika Andi melewati Jl. Delima maka selanjutnya hanya dapat melewati Jl.
Mangga.
c. Jika Andi melewati Jl. Merpati maka dapat melanjutkan perjalanan melalui
Jl.Mangga, Jl. Durian atau Jl. Jambu.
Kondisi salah satu diantara Jl.Mangga, Jl. Durian atau Jl. Jambu terkena
banjir, berikan simpulan jalan manakah yang sebaiknya dipilih Andi agar
sampai ke rumahnya! Jelaskan berdasarkan konsep yang terkait!
4. Sebuah relasi ditunjukkan dalam bentuk diagram panah seperti di bawah ini:
A B
Bagaimana nilai rangenya jika domainya A={5, 6, 7}?.
5. Diketahui suatu fungsi g dengan rumus g (x) = . Benarkah nilai
b= agar fungsi g ? Mengapa? Berikan penjelasan dengan
menggunakan konsep yang terkait!.
6. Diketahui dua fungsi f(x) = 4 – 2x, dan g(x) = 3+2x, jika kedua grafik fungsi
tersebut digambarkan dalam koordinat kartesius yang sama, bagaimanakah
caranya agar kedua grafik fungsi tersebut berada pada daerah positif?.
1 3
2 5
3 7
4 9
11
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS
No Jawaban Skor
1. Informasi dari soal:
Alfi suka buah semangka dan mangga,
Putra suka buah apel,
Dina suka buah mangga dan rambutan,
Candra suka buah pisang dan manggis,
Safira suka buah pisang, rambutan, dan manggis.
Konsep yang terkait adalah relasi
Misal himpunan A menyatakan anak pak Ahmad dan himpunan
B menyatakan buah yang yang disukai mereka, maka:
A={Alfi, Putra, Dina, Candra, Safira}
B={ Semangka, apel, mangga, rambutan, pisang, manggis}
A menyukai buah B
Semangka Alfi
Apel Putra
Mangga Dina
Rambutan Candra
Pisang Safira
Manggis
Buah yang harus dibeli pak Ahmad adalah semangka, apel, mangga,
rambutan, pisang, dan manggis.
4
2. Informasi dari soal:
Indonesia beribukota di Jakarta,
Malaysia beribukota di Kuala Lumpur,
Filipina beribukota di Manila,
Singapura beribukota di Singapura,
Thailand beribukota di Bangkok.
159
160
Himpunan A menyatakan nama ibukota Negara, dan himpunan
B menyatakan nama Negara.
A={Jakarta, Kuala lumpur, Singapura, Bangkok, Manila}
B={Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand} 4
Konsep yang terkait dengan masalah tersebut adalah relasi,
dapat dinyatakan dalam diagram panah, himpunan pasangan
berurutan dan diagram cartesius.
Diagram panah
A ibukota dari B
Jakarta
Kuala Lumpur
Singapura
Bangkok
Manila
Himpunan pasangan berurutan
Indonesia
Malaysia
Singapura
Filipina
Thailand
R merupakan himpunan pasangan berurutan menyatakan relasi
antara himpunan A ke himpuna B
R= {(Jakarta, Indonesia), (Kuala Lumpur, Malaysia),
(Singapura, Singapura), (Bangkok, Filipina),
(Manila, Thailand)}
Diagram cartesius
Manila
bangkok
Singapura
Kuala Lumpur
Jakarta
Indonesia Singapura
Manila Malaysia Bangkok
161
Relasi tersebut merupakan fungsi karena memenuhi sarat fungsi
yaitu:
- Setiap anggota domain memilik pasangan
- Setiap anggota dalam domain pasanganya tunggal
3. Dari ketarangan diketahui:
A melewati B
Jl. Mawar Jl. Mangga
Jl. Delima Jl. Durian
Jl. Merpati Jl. Jambu
Lebih baik Andi melewati jalan Merpati, karena berdasarkan
keterangan maka Andi dapat melanjutkan perjalanan melalui Jl.
Mangga, Jl. Durian, atau Jl. Jambu. Sehingga Andi dapat
mengetahui jalan mana yang terjebak banjir, dan dapat memilih
diantara dua jalan lainya yang tidak banjir.
4
4. Diagram panah tersebut menunjukkan relasi himpunan A dengan
himpunan B, relasi tersebut merupakan fungsi karena setiap
anggota A memiliki pasangan dan pasanganya tunggal.
Sehingga dapat dituliskan fungsi f : x , rumus fungsi
tersebut dapat ditulis f(x)=2x+1
Jika domainya A= {5,6,7}, maka diperoleh range sebagai
berikut:
f(5)=2(5)+1=11
f(6)=2(6)+1=13
f(7)=2(7)+1=15, jadi rangenya adalah 11, 13, dan 15
4
5. Dari soal diketahui rumus fungsi g (x) = , jawabannya
Tidak benar, karena jika nilai b= maka g
162
Dengan konsep mencari nilai fungsi maka dapat dibuktikan sebagai
berikut:
g (x) =
g ( ) = =
= + =
= = -
= = -
= =
= b = :
= b = x =
Agar g , maka b haruslah bukan .
Jadi tidak benar bahwa b harus agar g
4
6. f(x)= 4-2x
agar berada pada daerah positif maka domain dan rangenya harus
positif:
Sehingga grafik fungsi f(X) akan berada pada daerah positif jika
domainya {x|0 x 2, x bilangan cacah}
g(x) = 3+2x
agar berada pada daerah positif maka domain dan rangenya harus
positif:
Sehingga grafik fungsi f(X) akan berada pada daerah positif jika
domainya {x|x , x bilangan cacah}
4
X 0 1 2 3
4-2x 4 2 0 -2
X 0 1 2 3
3+2x 3 5 7 9
163
Karena kedua fungsi tersebut digambarkan pada diagram kartesius
yang sama, dan harus kedua-duanya berada pada daerah positif
maka domain yang digunakan adalah {x|0 x 2, x bilangan
cacah}.
9
8
7
6 3+2x
5
4
3
2 4-2x
1
0 1 2 3
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas
No Nama Butir Soal
Y
1 A 3 3 4 3 4 2 19
2 B 3 3 4 3 4 2 19
3 B 3 4 3 3 4 2 19
4 C 3 3 4 3 4 2 19
5 D 4 4 3 4 3 1 19
6 E 4 4 4 4 2 0 18
7 F 4 3 4 4 2 1 18
8 G 4 3 4 4 2 1 18
9 H 4 3 4 4 2 0 17
10 I 4 3 4 4 2 0 17
11 J 4 3 4 4 2 1 18
12 K 4 4 4 4 2 1 19
13 L 3 3 4 3 2 1 16
14 M 3 3 4 3 1 0 14
15 N 4 2 4 4 1 1 16
16 O 3 3 4 4 2 1 17
17 P 3 3 4 4 1 1 16
18 Q 3 2 4 4 1 1 15
19 R 2 3 2 3 0 1 11
20 S 2 3 2 3 1 0 11
21 T 2 2 2 3 0 1 10
22 U 3 4 3 0 0 0 10
23 V 3 2 4 0 1 0 10
24 W 3 2 2 1 1 1 10
25 X 3 2 4 0 1 1 11
26 Y 3 2 2 1 1 1 10
27 Z 2 3 3 0 0 0 8
28 AA 4 2 2 0 0 0 8
29 BB 3 2 2 0 0 0 7
30 CC 3 2 3 0 0 0 8
31 DD 2 2 2 1 1 0 8
32 EE 3 1 2 0 0 0 6
33 FF 2 2 0 4 0 0 8
34 GG 3 2 2 0 0 0 7
35 HH 2 2 3 0 0 0 7
16 II 2 2 2 0 0 0 6
37 JJ 2 2 4 0 0 0 8
38 KK 2 2 2 0 0 0 6
Σ 114 100 118 82 47 23 484
0,650 0,721 0,707 0,834 0,874 0,687
0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID
164
165
Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas Tes Uraian
Contoh tabel validitas nomor 1:
No Siswa
1 A 3 19 9 361 57
2 B 3 19 9 361 57
3 B 3 19 9 361 57
4 C 3 19 9 361 57
5 D 4 19 16 361 76
6 E 4 18 16 324 72
7 F 4 18 16 324 72
8 G 4 18 16 324 72
9 H 4 17 16 289 68
10 I 4 17 16 289 68
11 J 4 18 16 324 72
12 K 4 19 16 361 76
13 L 3 16 9 256 48
14 M 3 14 9 196 42
15 N 4 16 16 256 64
16 O 3 17 9 289 51
17 P 3 16 9 256 48
18 Q 3 15 9 225 45
19 R 2 11 4 121 22
20 S 2 11 4 121 22
21 T 2 10 4 100 20
22 U 3 10 9 100 30
23 V 3 10 9 100 30
24 W 3 10 9 100 30
25 X 3 11 9 121 33
26 Y 3 10 9 100 30
27 Z 2 8 4 64 16
28 AA 4 8 16 64 32
29 BB 3 7 9 49 21
30 CC 3 8 9 64 24
31 DD 2 8 4 64 16
32 EE 3 6 9 36 18
33 FF 2 8 4 64 16
34 GG 3 7 9 49 21
35 HH 2 7 4 49 14
36 II 2 6 4 36 12
37 JJ 2 8 4 64 16
38 KK 2 6 4 36 12
Σ 114 484 362 7020 1537
165
166
Contoh mencari validitas nomor 1
Menentukan nilai = jumlah skor soal nomor 1
= 114
Menentukan nilai = jumlah skor total
= 484
Menentukan nilai = jumlah kuadrat skor nomor 1
= 362
Menentukan nilai = jumlah kuadrat skor total
= 7020
Menentukan nilai = jumlah hasil kali skor no.1 dengan skor total
=1537
Menentukan nilai =
= 0,650
Mencari nilai dengan dk = n-2 = 38-2 = 36 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,05 diperoleh = 0,320
Setelah diperoleh = 0,650 maka diperoleh 0,650 0,320 =
sehingga soal No.1 valid.
Untuk soal selanjutnya menggunakan langkah seperti soal no.1.
Lampiran 8
Hasil Uji Reliabilitas
NO NAMA BUTIR SOAL
Y
1 2 3 4 5 6
1. A 3 3 4 3 4 2 19 361
2. B 3 3 4 3 4 2 19 361
3. C 3 4 3 3 4 2 19 361
4. D 3 3 4 3 4 2 19 361
5. E 4 4 3 4 3 1 19 361
6. F 4 4 4 4 2 0 18 324
7. G 4 3 4 4 2 1 18 324
8. H 4 3 4 4 2 1 18 324
9. I 4 3 4 4 2 0 17 289
10. J 4 3 4 4 2 0 17 289
11. K 4 3 4 4 2 1 18 324
12. L 4 4 4 4 2 1 19 361
13. M 3 3 4 3 2 1 16 256
14. N 3 3 4 3 1 0 14 196
15. O 4 2 4 4 1 1 16 256
16. P 3 3 4 4 2 1 17 289
17. Q 3 3 4 4 1 1 16 256
18. R 3 2 4 4 1 1 15 225
19. S 2 3 2 3 0 1 11 121
20. T 2 3 2 3 1 0 11 121
21. U 2 2 2 3 0 1 10 100
22. V 3 4 3 0 0 0 10 100
23. W 3 2 4 0 1 0 10 100
24. X 3 2 2 1 1 1 10 100
25. Y 3 2 4 0 1 1 11 121
26. Z 3 2 2 1 1 1 10 100
27. AA 2 3 3 0 0 0 8 64
28. BB 4 2 2 0 0 0 8 64
29. CC 3 2 2 0 0 0 7 49
30. DD 3 2 3 0 0 0 8 64
31. EE 2 2 2 1 1 0 8 64
32. FF 3 1 2 0 0 0 6 36
33. GG 2 2 0 4 0 0 8 64
34. HH 3 2 2 0 0 0 7 49
35. II 2 2 3 0 0 0 7 49
36. JJ 2 2 2 0 0 0 6 36
37. KK 2 2 4 0 0 0 8 64
38. LL 2 2 2 0 0 0 6 36
114 100 118 82 47 23 484 7020
0,526 0,548 1,041 3,027 1,601 0,210
0,725 0,741 1,021 1,740 1,266 0,459
6,956371
22,5097
4,744438
0,829153
167
Lampiran 9
Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Uraian
Menentukan nilai varians skor tiap tiap soal
Misal varians skor total nomor 1
= 0,725476
Untuk mencari no.2 dan selanjutnya sama dengan nomor 1
Menentukan nilai jumlah varian semua soal. Berdasarkan tabel perhitungan
reliabilitas tes uraian di atas diperoleh = 6,956371
Menentukan nilai varian total
Menentukan k = banyaknya soal yag valid
Menentukan nilai
=
= 0,83
Berdasarkan kriteria reliabilitas = 0,83 berada pada diantara kiran nilai
, maka tes bentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas
sangat tinggi.
168
Lampiran 10
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
No Nama Butir Soal
1 2 3 4 5 6
1 A 3 3 4 3 4 2
2 B 3 3 4 3 4 2
3 B 3 4 3 3 4 2
4 C 3 3 4 3 4 2
5 D 4 4 3 4 3 1
6 E 4 4 4 4 2 0
7 F 4 3 4 4 2 1
8 G 4 3 4 4 2 1
9 H 4 3 4 4 2 0
10 I 4 3 4 4 2 0
11 J 4 3 4 4 2 1
12 K 4 4 4 4 2 1
13 L 3 3 4 3 2 1
14 M 3 3 4 3 1 0
15 N 4 2 4 4 1 1
16 O 3 3 4 4 2 1
17 P 3 3 4 4 1 1
18 Q 3 2 4 4 1 1
19 R 2 3 2 3 0 1
20 S 2 3 2 3 1 0
21 T 2 2 2 3 0 1
22 U 3 4 3 0 0 0
23 V 3 2 4 0 1 0
24 W 3 2 2 1 1 1
25 X 3 2 4 0 1 1
26 Y 3 2 2 1 1 1
27 Z 2 3 3 0 0 0
28 AA 4 2 2 0 0 0
29 BB 3 2 2 0 0 0
30 CC 3 2 3 0 0 0
31 DD 2 2 2 1 1 0
32 EE 3 1 2 0 0 0
33 FF 2 2 0 4 0 0
34 GG 3 2 2 0 0 0
35 HH 2 2 3 0 0 0
36 II 2 2 2 0 0 0
37 JJ 2 2 4 0 0 0
38 KK 2 2 2 0 0 0
114 100 118 82 47 23
J S 152 152 152 152 152 152
P 0,75 0,66 0,78 0,54 0,31 0,15
Kriteria mudah sedang mudah sedang sedang sukar
169
Lampiran 11
Langkah-langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran
Menentukan B = jumlah skor maksimal peserta tes yang menjawab benar
Menentukan JS = skor maksimum soal yang bersangkutan
Misal, untuk no.1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut:
Menentukan tingkat kesukaran :
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, P = 0,75 maka P 0,70, sehingga
soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran mudah.
Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama dengan
perhitungan tingkat kesukaran nomor 1.
170
Lampiran 12
Hasil Uji Daya Beda Soal
Nama Butir Soal
Jumlah
Skor
1 2 3 4 5 6
Kelompok
Atas
A 3 3 4 3 4 2 B 3 3 4 3 4 2 C 3 4 3 3 4 2 D 3 3 4 3 4 2 E 4 4 3 4 3 1 L 4 4 4 4 2 1 F 4 4 4 4 2 0 G 4 3 4 4 2 1 H 4 3 4 4 2 1 K 4 3 4 4 2 1 I 4 3 4 4 2 0 J 4 3 4 4 2 0 P 3 3 4 4 2 1 M 3 3 4 3 2 1 O 4 2 4 4 1 1 Q 3 3 4 4 1 1 R 3 2 4 4 1 1 N 3 3 4 3 1 0
JBA 63 56 70 66 41 18
Kelompok
Bawah
S 2 3 2 3 0 1 T 2 3 2 3 1 0 Y 3 2 4 0 1 1 U 2 2 2 3 0 1 V 3 4 3 0 0 0 W 3 2 4 0 1 0 X 3 2 2 1 1 1 Z 3 2 2 1 1 1
AA 2 3 3 0 0 0 BB 4 2 2 0 0 0 DD 3 2 3 0 0 0 EE 2 2 2 1 1 0 GG 2 2 0 4 0 0 KK 2 2 4 0 0 0 CC 3 2 2 0 0 0 HH 3 2 2 0 0 0 II 2 2 3 0 0 0 FF 3 1 2 0 0 0 JJ 2 2 2 0 0 0 LL 2 2 2 0 0 0
JBB 51 44 48 16 6 5 JSA 72 72 72 72 72 36
JSB 80 80 80 80 20 20 DP 0,23 0,37 0,72 0,72 0,27 0,25
Kriteria cukup cukup cukup Baik
sekali cukup cukup
171
Lampiran 13
Langkah-langkah Perhitungan Uji Daya Beda Soal
Menentukan Jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara:
Jumlah kelompok = 50% x jumlah siswa
= 50% x 38
= 19
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar,sehingga 18 siswa dengan nilai
tertinggi menenmpati kelompok atas dan 20 siswa dengan nilai terendah
menempati kelompok bawah.
Menentukan JBA = Jumlah skor kelompok atas
Menentukan JBB = jumlah skor kelompok bawah
Menentukan JSA = jumlah skor maksimal siswa kelompok atas
Menentukan JSB = jumlah skor maksimal siswa kelompok bawah
Misal, untuk soal no. 1, perhitungan daya bedanyan adalah sebagai berikut:
JBA = 63, JBB = 51, JSA = 72, JSB = 80
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,23 berada pada kisaran nilai
0,20 D 0,40 , maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda
cukup.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama
dengan perhitungan daya pembeda soal nomor 1.
172
Lampiran 14
Nilai Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa
173
No Kelas Eksperimen
Nama Nilai
1 E1 92
2 E2 42
3 E3 71
4 E4 88
5 E5 83
6 E6 54
7 E7 63
8 E8 79
9 E9 79
10 E10 58
11 E11 67
12 E12 67
13 E13 63
14 E14 71
15 E15 88
16 E16 54
17 E17 96
18 E18 75
19 E19 88
20 E20 92
21 E21 50
22 E22 79
23 E23 79
24 E24 88
25 E25 88
26 E26 88
27 E27 54
28 E28 96
29 E29 88
30 E30 92
31 E31 71
32 E32 83
33 E33 92
34 E34 88
35 E35 88
36 E36 75
37 E37 88
38 E38 58
39 E39 92
40 E40 71
41 E41 42
42 E42 92
43 E43 88
No Kelas Kontrol
Nama Nilai
1 C1 71
2 C2 63
3 C3 75
4 C4 71
5 C5 63
6 C6 58
7 C7 58
8 C8 63
9 C9 54
10 C10 88
11 C11 63
12 C12 63
13 C13 75
14 C14 63
15 C15 58
16 C16 67
17 C17 50
18 C18 75
19 C19 83
20 C20 50
21 C21 83
22 C22 71
23 C23 83
24 C24 54
25 C25 50
26 C26 71
27 C27 58
28 C28 67
29 C29 75
30 C30 83
31 C31 63
32 C32 58
33 C33 75
34 C34 71
35 C35 38
36 C36 50
37 C37 67
38 C38 71
39 C39 63
40 C40 58
41 C41 58
42 C42 67
43 C43 71
44 C44 71
Lampiran 15
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
1. Distribusi Frekuensi
92 79 88 79 88 63 54 42 75
42 79 54 79 92 71 63 92 88
71 58 96 88 71 50 92 88 58
88 67 75 88 83 96 54 92
83 67 88 88 92 88 88 71
2. Banyak data (n) = 36
3. Rentang data (R) =
Keterangan : R = rentangan
= nilai maksimum (tertinggi)
= nilai minimum (terendah)
R =
= 96 – 42
= 54
4. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = banyak kelas
n = banyak siswa
K = 1 +3,3 log 43
= 6, 39
Sehingga banyak kelas adalah 6,39 7 (dibulatkan keatas)
5. Panjang kelas (i) = 8 (dibulatkan keatas)
174
175
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Skor Frekuensi
42 – 49 2 2 45,5 2070,25 91 4140,5
50 – 57 4 6 53,5 2862,25 214 11449
58 – 65 4 10 61,5 3782,25 246 15129
66 – 73 6 16 69,5 4830,25 417 28981,5
74– 81 6 22 77,5 6006,25 465 36037,5
82 – 89 13 35 85,5 7310,25 1111,5 95033,25
90 - 97 8 43 93,5 8742,25 748 69938
Jumlah 43 3292,5 260708,8
6. Mean / Nilai Rata-rata (Me)
Mean = =
Keterangan :
Me = Mean/ nilai rata-rata
= jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya
= jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( ) = =
7. Median / Nilai Tengah (Md) = L +
Keterangan:
Md = median/nilai tengah
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = jumlah frekuensi/banyak siswa
= frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval kelas median
= frekuensi kelas median
= interval kelas
176
Me = 73,5 +
8. Modus (Mo)
Mo = L +
Keterangan :
Mo = modus / nilai yang paling muncul
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= interval kelas
Mo = L + = 81,5 + 86, 16667
9. Varians = = 204,8283
10. Simpangan baku –
=
11. Tingkat kemiringan =
=
= - 0,3727
12. Ketajaman / Kurtosis =
=
= 0,2725
Lampiran 16
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
1. Distribusi Frekuensi
38 54 58 63 71 54 50 83 75
46 58 63 63 71 58 58 83 75
50 58 63 67 71 63 63 83 75
50 58 63 67 71 71 67 83 83
50 58 63 67 71 75 71 75
2. Banyak data (n) = 44
3. Rentang data (R) =
Keterangan : R = rentangan
= nilai maksimum (tertinggi)
= nilai minimum (terendah)
R =
= 88 – 38
= 50
4. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = banyak kelas
n = banyak siswa
K = 1 +3,3 log 44
= 6, 42
Sehingga banyak kelas adalah 6,42 6 (dibulatkan kebawah)
5. Panjang kelas (i) = 9 (dibulatkan keatas)
177
178
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST KELAS KONTROL
Skor Frekuensi
38 -46 2 2 42 1764 84 3528
47 -55 6 8 51 2601 306 15606
56-64 15 23 60 3600 900 54000
65-73 4 27 69 4761 276 19044
74-82 12 39 78 6084 936 73008
83-91 5 44 87 7569 435 37845
Jumlah 44 2937 203031
6. Mean / Nilai Rata-rata (Me)
Mean = =
Keterangan :
Me = Mean/ nilai rata-rata
= jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya
= jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( ) = =
7. Median / Nilai Tengah (Md) = L +
Keterangan:
Md = median/nilai tengah
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = jumlah frekuensi/banyak siswa
= frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval kelas median
= frekuensi kelas median
= interval kelas
179
Me = 55,5 +
8. Modus (Mo)
Mo = L +
Keterangan :
Mo = modus / nilai yang paling muncul
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas median)
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= interval kelas
Mo = L + = 55,5 + 59,55
9. Varians = = 162,4709
10. Simpangan baku –
=
11. Tingkat kemiringan =
=
= 0,56
12. Ketajaman / Kurtosis =
=
= 0,32
Lampiran 17
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
1. Perumusan Hipotesis.
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
2. Data dikelompokkan kedalam distribusi frekuensi.
3. Menentukan proporsi ke-j (Pj).
4. Menentukan 100 Pj
5. Menentukan 100 Pj yaitu persentase luas interval ke-j dari suatu distribusi
normal melalui transformasi skor baku:
6. Menghitung nilai hitung melalui rumus sebagai berikut:
Mean =
Standart deviasi =
Skor
42-49 2 4,65 2,23 2,42 2,6287
50-57 4 9,30 20,22 -10,92 5,8949
58-65 4 9,30 12,88 -3,58 0,9938
66-73 6 13,95 19,62 -5,67 1,6366
74-81 6 13,95 4,99 8,96 16,1010
82-89 13 30,23 18,28 11,95 7,8153
90-97 8 18,60 11,20 7,40 4,8954
Jumlah 43 100,00 - - 39,9657
= 17,585
7. Menentukan pada derajat bebas (db) = (k-3) = (7-3) = 4
Αlpha= 5% , dk = 4 diperoleh
180
181
8. Kriteria pengujian
Jika maka diterima
Jika maka ditolak
9. Kesimpulan,
Karena 17,585 9,488 maka sehingga tolak H0 atau
terima atau H1, artinya data pada kelompok eksperimen berasal dari populasi
yang tidak berdistribusi normal
Lampiran 18
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
1. Perumusan Hipotesis.
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
2. Data dikelompokkan kedalam distribusi frekuensi.
3. Menentukan proporsi ke-j (Pj).
4. Menentukan 100 Pj
5. Menentukan 100 Pj yaitu persentase luas interval ke-j dari suatu distribusi
normal melalui transformasi skor baku:
6. Menghitung nilai hitung melalui rumus sebagai berikut:
Mean =
Standart deviasi =
Skor
38-46 2 4,55 4,49 0,06 0,0007
47-55 6 13,64 13,35 0,29 0,0061
56-64 15 34,09 23,92 10,17 4,3247
65-73 4 9,09 13,05 -3,96 1,2011
74-82 12 27,27 19,06 8,21 3,5388
83-91 5 11,36 8,13 3,23 1,2862
Jumlah 44 100 - - 10,3576
= 4,557
7. Menentukan pada derajat bebas (db) = (k-3) = (6-3) = 6
Αlpha= 5% , dk = 6 diperoleh
182
183
8. Kriteria pengujian
Jika maka diterima
Jika maka ditolak
9. Kesimpulan,
Karena 4,557 7,815 maka sehingga terima H0 atau
tolak H1, artinya data pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Lampirn 19
UJI HIPOTESIS STATISTIK
Pengujian hipotesis degan mengunakan Uji Mann Whitney karena
tidak semua data berdistribusi normal
Langkah – langkah :
1. Menentukan Hipotesis
H0 : rata- rata kemampuan berpikir reflektif matematika siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
kurang dari sama dengan rata-rata kemampua berpikir reflektif matematis
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional
H1 : rata- rata kemampuan berpikir reflektif matematika siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran Inquiry Co-Operation Model (ICM)
lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional
2. Menentukan hipotesis statistic
H0 :
H1 :
3. Menentukan Kriteria Pengujian
4. Menentukan nilai uji statistic (U)
Skor kelas
eksperimen
Peringkat Skor kelas
kontrol
Peringkat
42 2,5 38 1
42 2,5 46 4
50 7 50 7
54 12 50 7
54 12 50 7
54 12 50 7
58 19 54 12
58 19 54 12
63 28,5 58 19
63 28,5 58 19
67 36,5 58 19
67 36,5 58 19
71 45 58 19
184
185
Skor kelas
eksperimen Peringkat
Skor kelas
kontrol Peringkat
71 45 58 19 71 45 58 19
71 45 63 28,5
75 53,5 63 28,5
75 53,5 63 28,5
79 58,5 63 28,5
79 58,5 63 28,5
79 58,5 63 28,5
79 58,5 63 28,5
83 63,5 63 28,5
83 63,5 67 36,5
88 72,5 67 36,5
88 72,5 67 36,5
88 72,5 67 36,5
88 72,5 71 45
88 72,5 71 45
88 72,5 71 45
88 72,5 71 45
88 72,5 71 45
88 72,5 71 45
88 72,5 71 45
88 72,5 75 54
92 81,5 75 54
92 81,5 75 53,5
92 81,5 75 53,5
92 81,5 75 53,5
92 81,5 83 63,5
92 81,5 83 63,5
96 85,5 83 63,5
96 85,5 83 63,5
88 72,5
Total peringkat 2321,5
1474
R1 = 2321,5 R2 = 1474
Menghitung U:
U1 = (43)(44)+
U2 = (43)(44)+
5. Menentukan rata-rata U dan Standar deviasi U
U=
186
U =
6. Menentukan Z hitung karena data lebih dari 20
Z =
Menentukan Z tabel
Dengan diperoleh Z tabel = 1,645
7. Kesimpulan
Karena – 3,64629 < 1,645
,
sehingga rata- rata motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry Co-Operation Model (ICM) lebih tinggi daripada rata-rata motivasi
belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Lampiran 20
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Signif
N Taraf Signif
N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6
0.811
0.917
30
0.361
0.463
70
0.235
0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11
0.602
0.735
35
0.334
0.430
95
0.202
0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16
0.497
0.623
40
0.312
0.403
200
0.138
0.181
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105
21
0.433
0.549
45
0.294
0.380
700
0.074
0.097
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364 26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
187
Lampiran 21
Chi-Square Distribution Table
The shaded area is equal to α for χ2= χ2
.995 .990 .975 .950 .900 .100 .050 .025 .010 .005
0.000 0.000 0.001 0.004 0.016 2.706 3.841 5.024 6.635 7.879
0.010 0.020 0.051 0.103 0.211 4.605 5.991 7.378 9.210 10.597
0.072 0.115 0.216 0.352 0.584 6.251 7.815 9.348 11.345 12.838
0.207 0.297 0.484 0.711 1.064 7.779 9.488 11.143 13.277 14.860
0.412 0.554 0.831 1.145 1.610 9.236 11.070 12.833 15.086 16.750
0.676 0.872 1.237 1.635 2.204 10.645 12.592 14.449 16.812 18.548
0.989 1.239 1.690 2.167 2.833 12.017 14.067 16.013 18.475 20.278
1.344 1.646 2.180 2.733 3.490 13.362 15.507 17.535 20.090 21.955
1.735 2.088 2.700 3.325 4.168 14.684 16.919 19.023 21.666 23.589
2.156 2.558 3.247 3.940 4.865 15.987 18.307 20.483 23.209 25.188
11 2.603 3.053 3.816 4.575 5.578 17.275 19.675 21.920 24.725 26.757
12 3.074 3.571 4.404 5.226 6.304 18.549 21.026 23.337 26.217 28.300
13 3.565 4.107 5.009 5.892 7.042 19.812 22.362 24.736 27.688 29.819
14 4.075 4.660 5.629 6.571 7.790 21.064 23.685 26.119 29.141 31.319
15 4.601 5.229 6.262 7.261 8.547 22.307 24.996 27.488 30.578 32.801
16 5.142 5.812 6.908 7.962 9.312 23.542 26.296 28.845 32.000 34.267
17 5.697 6.408 7.564 8.672 10.085 24.769 27.587 30.191 33.409 35.718
18 6.265 7.015 8.231 9.390 10.865 25.989 28.869 31.526 34.805 37.156
19 6.844 7.633 8.907 10.117 11.651 27.204 30.144 32.852 36.191 38.582
20 7.434 8.260 9.591 10.851 12.443 28.412 31.410 34.170 37.566 39.997
21 8.034 8.897 10.283 11.591 13.240 29.615 32.671 35.479 38.932 41.401
22 8.643 9.542 10.982 12.338 14.041 30.813 33.924 36.781 40.289 42.796
23 9.260 10.196 11.689 13.091 14.848 32.007 35.172 38.076 41.638 44.181
24 9.886 10.856 12.401 13.848 15.659 33.196 36.415 39.364 42.980 45.559
25 10.520 11.524 13.120 14.611 16.473 34.382 37.652 40.646 44.314 46.928
26 11.160 12.198 13.844 15.379 17.292 35.563 38.885 41.923 45.642 48.290
27 11.808 12.879 14.573 16.151 18.114 36.741 40.113 43.195 46.963 49.645
28 12.461 13.565 15.308 16.928 18.939 37.916 41.337 44.461 48.278 50.993
29 13.121 14.256 16.047 17.708 19.768 39.087 42.557 45.722 49.588 52.336
30 13.787 14.953 16.791 18.493 20.599 40.256 43.773 46.979 50.892 53.672
40 20.707 22.164 24.433 26.509 29.051 51.805 55.758 59.342 63.691 66.766
50 27.991 29.707 32.357 34.764 37.689 63.167 67.505 71.420 76.154 79.490
60 35.534 37.485 40.482 43.188 46.459 74.397 79.082 83.298 88.379 91.952
70 43.275 45.442 48.758 51.739 55.329 85.527 90.531 95.023 100.425 104.215
80 51.172 53.540 57.153 60.391 64.278 96.578 101.879 106.629 112.329 116.321
90 59.196 61.754 65.647 69.126 73.291 107.565 113.145 118.136 124.116 128.299
100 67.328 70.065 74.222 77.929 82.358 118.498 124.342 129.561 135.807 140.169
188
Lampiran 22
189
190
191
192
Lampiran 23
193