nilai-nilai pendidikan keluarga dalam ai-qur’an surat...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA
DALAM AI-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Bangkit Putra Dewandaru
NIM: 111-11-223
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
i
ii
iii
MOTTO
BERSYUKURLAH ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN OLEH
ALLAH YANG BERUPA KELUARGA
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak Riyanto dan Ibu Aminatun yang senantiasa memberikan nasehat dan
yang telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN
Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi
yang bermanfaat untuk sesama.
2. Kedua kakakku tersayang Miftakhul Khoiriyah dan Isnaini Purnamasari yang
selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.
3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul
Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA, K.H Zoemri RWS
yang telah membimbing dan mendoakan dalam setiap langkah untuk mencari
ilmu.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya
Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di
hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN
KELUARGA DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19”
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari
bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Muh. Hafidz M.Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik.
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
vi
vv ABSTRAK
vii
ABSTRAK
Dewandaru, Bangkit putra 2011. Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dalam Al-
Qur‟an (Telaah Surat Luqman ayat 12-19). Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh Hafidz
Kata kunci, Nilai, Pendidikan keluarga, al-Qur‟an
Problematika rendahnya pendidikan keluarga yang tertanam dalam setiap
individu melatarbelakangi permasalahan yang kian muncul di era ini seperti
halnya mudahnya perceraian, hak dan kewajiban tidak terpenuhi, keliru dalam
mendidik anak sehingga sampai kekerasan pun terjadi. Kembali kepada ajaran al-
Qur‟an dan as-Sunnah merupakan solusi yang tepat dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan tersebut. Penelitian yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan
Keluarga dalam Al-Qur‟an Surat Luqman ayat 12-19” bertujuan untuk menjawab
pertanyaan dari permasalahan: 1. Apa nilai-nilai pendidikan keluarga yang
terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19? 2. Bagaimana implementasi
pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam surat
Luqman ayat 12-19?
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan, atau bahan-bahan
bacaan untuk mencari pendapat para ahli tafsir dan ahli pendidikan tentang
pendidikan keluarga al-Qur‟an surat Luqman ayat 12-19. Kemudian dianalisis
untuk mencapai tujuan. Metode analisis data yang penulis gunakan adalah analisis
mawdhu‟i.
Berdasarkan telaah dari literature maka hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1. Nilai-nilai Pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat Luqman
ayat 12-19, antara lain: pendidikan kepribadian, pendidikan keagamaan,
pendidikan akhlak. 2. implementasi pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari-
hari yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19, Bersyukur atas semua
kehendak Allah, selalu beriman kepada Allah didalam kondisi apapun, berbuat
baik kepada orang tua walaupun kedua orang tua kafir atau bahkan meminta anak
untuk menyekutukan Allah anak harus tetap berbuat baik kepada orang tua,
mendirikan sholat, amal ma‟ruf nahi mungkar, dan memiliki akhlak mulia seperti,
menjaga diri supaya tidak sombong, selalu bersederhana, dan berkata yang baik
jika tidak bisa berkata yang baik maka lebih baik dia. Selalu ingat semua amal
perbuatan, karena Allah selalu melihat, dan akan memberikan balasan di alam
yang akan datang.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
E. Metode Penelitian .......................................................................... 7
F. Penegasan Istilah ............................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 11
BAB II KOMPILASI AYAT ...................................................................... 13
A. Surat Luqman ayat 12 ................................................................. 13
B. Surat Luqman ayat 13 ....................................................................... 15
ix
C. Surat Luqman ayat 14 ....................................................................... 17
D. Surat Luqman ayat 15 ....................................................................... 19
A. Surat Luqman ayat 16 ....................................................................... 21
B. Surat Luqman ayat 17 ....................................................................... 23
C. Surat Luqman ayat 18 ....................................................................... 25
D. Surat Luqman ayat 19 ....................................................................... 27
BAB III ASBABUN NUZUL, MUNASABAH, TAFSIR SURAT
LUQMAN AYAT 12-19, DAN POKOK-POKOK ISI SURA LUQMAN
AYAT 12-19 ........................................................................................
30
A. Asbabun Nuzul .................................................................................. 30
B. Munasabah ........................................................................................ 31
1. Munasabah ayat .......................................................................... 32
2. Munasabah surat ......................................................................... 45
C. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19 ...................................................... 47
D. Pokok-Pokok Isi Surat Luqman Ayat 12-19 ..................................... 74
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA
DALAM QS. SURAT LUQMAN AYAT 12-19 .......................................
79
A. Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga ............................................... 79
1. Bersyukur Kepada Allah Swt ..................................................... 79
2. Beriman kepada Allah ................................................................ 82
3. Perintah Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua ...................... 85
4. Mendirikan sholat ....................................................................... 87
5. Amal Ma‟ruf Nahi Mungkar ....................................................... 90
x
6. Ahlak Mulia ................................................................................ 92
B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam Kehidupan
Sehari-Hari ..............................................................................
96
1. Selalu Bersyukur ................................................................ 96
2. Selalu Beriman Kepada Allah Swt ....................................... 98
3. Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua .............................. 99
4. Mendirikan Shalat .............................................................. 102
5. Amal Ma‟ruf Nahi Mungkar ............................................... 103
6. Berakhlak Mulia ................................................................. 104
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 108
A. Kesimpulan ........................................................................................ 108
1. Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam QS. Luqman Ayat 12-
19 ................................................................................................
108
2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam QS.
Luqman Ayat 12-14 Dalam Kehidupan Sehari-Hari ..................
108
B. Saran .................................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar SKK
2. Nota Pembimbing Skripsi
3. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus-kasus di dalam keluarga seperti
perceraian, perselingkuhan, anak tidak dididik dengan baik dan sebagainya.
Mampu membuat keharmonisan di dalam keluarga menjadi renggang. Semua
ini terjadi karena kontruksi bangunan keluarga tidak dibangun dengan dasar-
dasar keagamaan yang baik. Karena kurangnya pengetahuan inilah yang
melatarbelakangi kurangnya keharmonisan dalam keluarga.
Pendidikan dalam keluarga harus ditanamkan dalam diri individu
sebelum mengarungi dunia setelah pernikahan. Sehingga, walaupun banyak
halangan rintangan yang datang akan dihadapi dengan jeli dan penuh
kesabaran. Dan juga, walaupun banyak pernikah dini di masa kini, keluarga
yang dibina akan tetap aman dan sejahtera.
Keluarga menurut bahasa berati ibu dan bapak beserta anak-anaknya
(KBBI, 2007: 536). Keluarga merupakan pondasi dan intuisi yang paling
dicintai oleh Islam. Terbentuknya suatu masyarakaat yang baik berasal dari
keluarga-keluarga yang berkumpul menjadi satu dan bertempat tinggal di
suatu wilayah. Keluarga terbentuk dari beberapa komponen diantaranya ayah,
ibu dan dilengkapi dengan anak. Yang berkumpul untuk menciptakan
keharmonisan dan kasih sayang, yang terus berkembang melanjutkan,
melestarikan kebudayaan, dan tradisi-tradisi yang telah berkembang disuatu
daerah tersebut.
2
Di dalam keluarga harus terjalin komunikasi yang baik antara ayah, ibu
dan anak, supaya tetap terjaga keharmonisannya. Jika komunikasi tidak
terjalin dengan baik maka akan berakibat fatal bagi keluarga tersebut.
Keharmonisan antara suami dan istri akan berpengaruh terhadap perilaku
anak. Karena anak akan mencontoh perilaku kedua orang tuanya, maka dari
itu orang tua harus memberikan contoh yang terbaik buat buah hati.
Islam telah memberikan penjelasan tentang hukum keluarga, beserta
petunjuk kepada rahasia-rahasia penetapan hukumnya. Ada kalanya
keterangan itu diterangkan secara terperinci dan jelas, ada kalanya cuma
secara global, seperti halnya penjelasan mengenai, warisan , wasiat, nikah,
perceraian, dan sebagainya (al-Maliki, 1994: 17). Islam juga mengajarkan
adat bergaul, kasih sayang serta saling mencintai antara individu guna
memperkokoh jalinan keluarga dan masyarakan dan untuk memenuhi hak-
hak yang sudah ditetapkan dalam suatu kondisi tertentu. Apabila norma-
norma tersebut bisa tetap terjaga niscaya keluarga islami akan tetap terjaga
sampai puncak kemakmuran dan kesentosaan.
Islam selalu mendorong umatnya untuk tetap berpegang teguh pada
pondasi yang telah ada dalam Islam, supaya terhindar dari bahaya keruntuhan
keluarga. Disamping menekan dalam melaksanakan ajaran Islam, Islam juga
melindungi keluarga dari perceraian, perselingkuhan, durhaka terhadap orang
tua, memutus hubungan silaturahim, dan perzinaan.
Keluarga baru terbentuk diawali dengan pernikahan. Islam merupakan
agama fitrah, agama yang selalu sesuai dengan tabiat dan dorongan batin
3
manusia. Dorongan batin untuk mengadakan kontak antara lawan jenis yang
diatur dalam syari‟at perkawinan. Masalah ini menjadi perhatian utama Islam
sehingga dorongan tersebut diberi aturan hukum yang disebut hukum
perkawinan. Islam telah menegaskan bahwa hanya dengan perkawinan inilah
satu-satunya cara yang sah dalam membentuk hubungan antara lawan jenis
dalam membangun suatu keluarga supaya menjadikan masyarakat yang
beradab (Thalib, 2007: 29).
Allah berfirman dalam Qur‟an surat an-Nur ayat 32
Artinya: dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian (laki-laki atau
perempuan yang belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-
hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-
Nya) lagi Maha mengetahui.
Ayat di atas menerangkan bahwasanya Allah memeritahkan kepada
hambanya yang sudah mampu menikah untuk menikah. Dan jika mereka
miskin Allah akan memampukannya dalam segala hal dan melapangkan
rizkinya, karena Allah Mahakaya dan Mahaluas. Dan jika remaja belum
mampu untuk menikah maka hedaklah mereka berpuasa untuk
mengendalikan dirinya dari hawa nafsu. Menikah merupakan salah satu sunah
Rasul, yang mana dilakukan akan mendapat pahala sekaligus diakui sebagai
4
umatnya. Menikah juga sebagai gerbang awal dalam menjalin keluarga yang
diridhai Allah.
Di dalam suatu keluarga pasti banyak halangan rintangan yang
menghadang, dan dalam setiap permasalahan hendahlah dikembalikan kepada
al-Qur‟an dan Hadis, karena keduanya adalah pondasi yang mendasari setiap
perilaku seorang muslim. Jangan sampai menghukumi sesuatu dengan
keinginan sendiri, karena dapat menyebabkan kesesatan.
Adapun dalam membina keluarga yang baik Allah telah memberikan
contoh salah satunya termuat didalam al-Quran yaitu pada keluarga Luqman,
dimana Luqman selalu mengajarkan dengan penuh kasih sayang kepada
keluarganya. Yang tertera dalam Surat Luqman ayat 12-19 yaitu.
5
12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji". 13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
6
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Berdasarkan firman di atas, penulis terinspirasi untuk mempelajari lebih
lanjut mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM
AL-QURAN SURAT LUQMAN AYAT 12-19.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa nilai-nilai pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat
Luqman ayat 12-19?
2. Bagaimana implementasi pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari-
hari yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan keluarga yang terkandung
dalam surat Luqman ayat 12-19.
2. Untuk mengetahui Bagaimana implementasi pendidikan keluarga dalam
kehidupan sehari-hari yang terkandumg dalam surat Luqman ayat 12-19.
D. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai dasar
penelitian yang akan datang
7
b. Untuk menambah wawasan bagi anggota keluarga dalam membina
keluarga yang harmonis
c. Sebagai bahan masukan dan acuan dalam memaksimalkan pendidikan
dalam keluarga
2. Praktis
Diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengembangkan
wawasan dalam tingkah laku dan sebagai bahan dokumentasi untuk
penelitian lebih lanjut
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu
menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama. Data-data yang
terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka atau
telaah, karena kajian berkaitan dengan pemahaman ayat al-Qur‟an.
Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan
metode mengkaji beberapa sumber buku pendidikan Islam sebagai
library research yaitu: penelitian kepustakaan (Hadi, 2001: 9).
Maksudnya dalam penelitian ini mencari nilai-nilai pendidikan
keluarga yang terkandung dalam al-Qur‟an surat Luqman ayat 12-19 dari
tafsir Nurul Qur‟an, tafsir Muyassar, dan tafsir al-Misbah yang
merupakan interpretasi dari para mufassir dalam memahami isi, maksud
maupun kandungan yang ada dalam surat Luqman ayat 12-19 sehingga
akan mempermudah dalam kajian ini.
8
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan
menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer: sumber data yang diperoleh langsung dari
sumbernya (Surackhmat, 1998 :134). Dalam hal ini yang digunakan
sebagai sumber utama adalah al-Qur‟an dan tafsir-tafsirnya mengenai
surat Luqman ayat 12-19, seperti tafsir Nurul Qur‟an, tafsir Muyassar,
dan tafsir al-Misbah.
3. Metode Analisis Mawdhu‟i
Analisis mawdhu‟i atau metode tafsir al-mawdhu‟i menurut
istilah adalah menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan menghimpun ayat-
ayat al-Qur‟an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-
sama membicarakan satu topik dan menyusunnya berdasarkan kronologi
dan sebab turunnya ayat-ayat tersebut (Budihardjo, 2012: 50). Metode ini
penulis gunakan untuk membahas ayat al-Qur‟an surat Luqman ayat 12-
19 dan berupaya menghimpun ayat-ayat al-Qur‟an yang lain dari
berbagai surat yang berkaitan dengan tema yang dibahas, sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh.
F. Penegasan Istilah
1. Nilai
Nilai yaitu esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti
bagi kehidupan. Kata majemuk “nilai-nilai” menurut Muhaimin berasal
dari kata dasar “nilai” diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan
9
sering tidak disadari tentang hal-hal yang benar dan penting (Muhaimin,
1993: 110). Dalam hal ini, nilai yang dimaksudkan adalah nilai pendidikan
keluarga yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19. Selain itu, nilai
juga diartikan sifat yang melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang
telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (Thoha, 1996: 60).
Subjek yang dimaksud di sini yaitu manusia yang meyakininya.
2. Pendidikan Keluarga
Meurut bahasa pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan. Sedang menurut istilah pendidikan adalah
menanamkan tabiat yang baik agar anak-anak mempunyai sifat yang baik
dan pribadi yang utama (Zuhairini, Ghofir, dan Slamet, 1983:27).
Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,
dalam bukunya (Samani, 2011: 26) Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didalam bukunya (Ihsan,
1995: 5) Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak; dalam taman siwa tidak boleh
dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan
10
hidup, hidup dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan
dunianya.
Sedang pengertian yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah upaya
dalam meningkatkan pngetahuan tentang pendidikan keluarga yang
berlandaskan al-Quran.
keluarga Menurut bahasa berati ibu dan bapak beserta anak-anaknya
(KBBI, 2007: 536). Sedang menurut istilah keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Pendidikan keluarga yang dimaksud penulis dalam karya tulis ini
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan didalam keluarga untuk menbina
suatu keluarga menjadi harmonis.
3. Surat Luqman ayat 12-19
Surat Luqman merupakan salah satu surat yang terdapat dalam al-
Qur‟an. Dari 114 surat, surat Luqman menduduki surat yang ke 31, surat
Luqman terdapat 34 ayat, yang termasuk surat makkiyah.
Dinamai surat Luqman karena pada ayat 12 disebutkan bahwa
Luqman diberi Allah nikmat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu
Luqman bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya.
Dan pada ayat 13-19 terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya.
Surat Luqman ayat 12-19 adalah pokok pembahasan penulis didalam
karya tulis ini. Pada kesempatan ini penulis tertarik mempelajari tentang
11
nilai-nilai pendidikan keluarga yang dimuat dalam surat Luqman ayat 12-
19. Karena disana terdapat nasihat-nasihat Luqman yang bisa dijadikan
pedoman dalam menciptakan keluarga yang harmonis dan diridhai Allah.
Penulis berharap dengan penelitian ini mampu memberikan
tambahan wawasan supaya, ketika terdapat permasalahan dalam keluarga
hendaknya yang paling baik adalah dikembalikan kepada al-Qur‟an dan al-
Hadits supaya tidak menyalahi ajaran Islam. Dan juga mendapati jawaban
terbaik, ketika mendapati suatu permasalahan. Di dalam memahami ayat
pun tidak boleh semena-mena ber-ijtihad sendiri, karena dikhawatirkan
menyimpang dari apa yang diharapkan dari ayat al-Qur‟an yang dipahami.
Maka dari itu diperlukan guru dalam memahami ayat-ayat yang dikira sulit
untuk dipahami.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika yang dimaksud oleh penulis adalah gambaran singkat dan
menyeluruh mengenai keseluruhan isi skripsi, adapun sistematika penulisan
skripsi ini meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN. Dalam bab ini berisi tentang: Latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
metode penelitien, penegasan istilah, sistematika penulisan.
BAB II : KOMPILASI AYAT. Di bab ini berisi uraian ayat dan
penjelasan mengenai kata-kata sulit yang terkandung dalal surat Luqman ayat
12-19 seperti, kata-kata sulit dalam surat Luqman ayat 12-19 dan kandungan
isi surat Luqman ayat 12-19.
12
BAB III : Asbābun Nuzūl, Munāsabah, Tafsir Qur‟an Surat Luqma
Ayat 12-19, dan Pokok-Pokok Isi Surat Luqman Ayat 12-19.
BAB IV : ANALISIS. Pembahasan nilai-nilai pendidikan keluarga
dalam Qur‟an surat Luqman ayat 12-19, dan implementasi nilai-nilai
pendidikan keluarga dalam Qur‟an surat Luqman ayat 12-19.
BAB V : PENUTUP. dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari
seluruh uraian yang telah dikemukakan, jawaban dari permasalahan tulisan,
saran.
13
BAB II
KOMPILASI AYAT
A. Surat Luqman ayat 12
Artinya: dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada
Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji"(QS. Luqman 31:12).
(al-Munawwir, 1984: 286) حكم - يحكم berasal dari akar kata الحكمح
yang artinya kebijaksanaan. (Yunus, 2010: 201) الحكمح berasalberasal dari
kata حكم - يحكم - حكما yang berarti memerintah, menghukum.
yang (al-Munawwir, 1984: 734) شكر berasal dari akar kata يشكر
berarti berterimakasih. (Yunus, 2010: 201) يشكر berasal dari kata شكىرا -
.yang berarti berterimakasih, mensyukurinya, memujinya شكر - يشكر - شكرا
yang (al-Munawwir, 1984: 1217) كفر - يكفر berasal dari akar kata كفر
berarti menutupi, menyelubung. (Yunus, 2010: 201) كفر berasalberasal dari
kata كفر - يكفر- كفرا yang berarti menutupi sesuatu.
Kandungan yang terdapat dalam ayat 12 di atas adalah tentang
hikmah yang karuniakan oleh Allah kepada Luqman, yaitu mengenai rasa
syukur yang dimiliki Luqman. Luqman bukanlah Nabi Allah, namun dia
adalah seorang hamba Allah yang banyak merenung dan benar-benar
14
beriman kepada Allah. Luqman mencintai Allah yang Mahakuasa, dan
Allah juga mencintai dan menganugrahinya kebijaksanaan.
Imam Ja‟far Shadiq as berkata, “kebijaksanaan yang dicapai
Luqaman bukan disebabkan kekayaan, keindahan (wajah), dan garis
keturunan, melainkan dia adalah orang yang shaleh, baik, bersahaja, dan
simpatik. Apabila ada dua orang yang saling bertengkar dan bermusuhan,
maka ia akan mendamaikan mereka.”
Hikmah memiliki arti yang sangat luas sebagian dijelaskan di atas
dan ada juga yang mengartikan bahwasanya hikmah adalah suatu wawasan
yang apabila dimiliki oleh seseorang oleh seseorang yang miskin, maka
akan membuat orang miskin itu lebih dicintai daripada orang kaya, dan
apabila dimiliki oleh seorang yang sangat muda, maka dia akan membuat
muda itu lebih dicintai daripada orang yang lebih tua darinya (Imani, dan
tim Ulama, 2008: 276).
Dalam ayat ini Luqman diberikan hikmah rasa sukur terhadap
setiap kondisinya, bahwasanya Luqman selalu bersyukur kepada Allah
dilapang dan sempit. Dalam kondisi senang maupun susah, dan
sesungguhnya setiap sesuatu yang disukuri maka bertambahlah nikmat
baginya, dan ketika tidak bersukur terhadap apa yang telah diberikan oleh
Allah maka tidaklah berkurang sedikitpun kekuasaan Allah. Hal ini terjadi
pada Luqman yang selalu bersyukur kepada Tuhannya yang telah
memberikan nikmat pada Luqman, sehingga Allah memberikan hikmah
kepadanya.
15
B. Surat Luqman ayat 13
Artinya: dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar"(QS. Luqman 31:13).
-yang berarti memberi nasihat (al وعظ berasal dari akar kata يعظه
Munawwir, 1984: 1568). Di dalam ayat di atas kata يعظه diartikan memberi
pelajaran kepada anaknya.
(al-Munawwir, 1984: 715) أشرك - يشرك berasal dari akar kata تشرك
yang berarti menyekutukan Allah. Dalam kamus (Yunus, 2010: 201) kata
yang berarti jahat, tidak baik. Kata شر - يشر - شرا berasal dari kata تشرك
.didalam ayat di atas diartikan menyekutukan Allah تشرك
Pada ayat 13 ini kata Luqman yang terdapat pada ayat ini adalah
seorang tokoh yang diperselisihkan identitasnya. Orang Arap mengenal
dua tokoh yang bernama Luqman. Pertama, Luqman Ibn „Ad. Tokoh ini
mereka agungkan karena wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan, dan
kepandaiannya. Beliau sering kali dijadikan perumpamaan dan permisalan.
Kedua, adalah Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan
perumpamaan-perumpamaannya. Dan sepertinya Luqman yang dimaksud
dalam surat ini adalah Luqman al-Hakim (Shihab, 2012: 296).
Pelajaran merupakan salah satu cara untuk menyeru kepada
kebenaran dan tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkannya.
16
Sebagian ayat-ayat al-Qur‟an menyatakan bahwa Rasulullah saw
adakalanya meminta jibril supaya memberikan pelajaran kepadanya. Ali
bin Abi Thalib as adakalanya pula meminta kepada sebagian sahabat
beliau untuk memberikan pelajaran kepadanya. Karena pelajaran itu akan
berdampak kepada orang jika ia tidak tau.
Nasihat Luqman yang mengajarkan kepada anak-anaknya supaya
tidak menyekutukan Allah. Dan segala gerak yang bersifat desruktif dan
melawan Allah berakar dari mempersekutukan Allah. Kesukaan kepada
uang, memuja tahta, nafsu birahi, dan semacamnya termasuk cabang-
cabang dari mempersekutukan Allah. Sebaliknya segala macam gerak
gerik yang benar dan konsroktif adalah tauhid. Tauhid ini hanya bersandar
kepada Allah, mematuhi perintah-Nya, berlepas diri dari selain-Nya, dan
menghancurkan segala berhala didalam wilayah kekuasaan-Nya (Imani,
dan tim Ulama, 2008: 281).
Syirik memiliki makna yang luas salah satunya adalah menyembah
selain Allah, atau menyembah berhala. Dan telah ditegaskan dalam islam
bahwasanya syirik merupakan dosa besar dan dapat menyebabkan
pelakunya keluar dari islam (murtad). Syirik juga akan berdampak buruk
diantaranya adalah:
a. Syirik akan menghancurkan perilaku baik seseorang, seperti halnya api
yang menghancurkan pepohonan hijau di hutan.
17
b. Orang yang mencari ridha selain Allah akan selalu berada dalam
kecemasan karena umat manusia sangatlah banyak dan memiliki
berbagai hasrat dan harapan yang berbeda.
c. Keragaman atau tidak hanya memiliki satu tuhan yang disembah sesuai
dengan selera dan cara-cara yang berbeda yang menyebabkan
masyarakat banyak perbedaan, perpecahan, dan perselisihan.
d. Kehinaan di akhirat.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwasanya sesunggungguhnya
memepersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Maka
dari itu berhati-hati dalam bertindak yang dapat menyebabkan manusia
mempersekutukan Allah atau beriman kepada selain Allah karena
perbuatan semacam itu akan menghinakan manusia diakhirat.
C. Surat Luqman ayat 14
Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu(QS. Luqman 31:14).
(al-Munawwir, 1984: 1568) وهن - يهن berasal dari akar kata وهنا
yang berarti melemahkan.
Dalam ayat 14 ini bukan termasuk nasihat Luqman. Allah
menyisipkan untuk mengisyaratkan bahwa penghormatan dan kebaktian
18
kepada kedua orang tua, menempati tempat kedua setelah pengagungan
kepada Allah Swt (Shihab, 2012: 173)
Di awal ayat 14 ini, al-Qur‟an menekankan supaya manusia itu
berbuat baik kepada kedua orang tuanya, sedangkan pada saat menegaskan
tentang pengorbanan, pengorbanan yang ditekankan di ayat ini adalah
pengorbanan sang ibu supaya manusia itu memperhatikan betapa besar
pengorbanan dan hak seorang ibu. Rasa terimakasih kepada orang tua
diuraikan demikian penting dan jelasnya dalam ayat ini bersamaan dengan
pentingnya rasa syukur kepada Allah.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa al-Quran berkali-kali
menekankan pembahasan hak-hak orang tua, tapi bagaimana sikap orang
tua terhadap anak sepertinya sangat jarang dijumpai dalam al-Qur‟an. Hal
ini disebabkan pada kenyataan, orang tua sangat mencintai anak-anaknya
sehingga angat jarang melupakan mereka. Sebaliknya, anak-anak itu
seringkali melupakan orang tuanya, terutama saat orang tua mulai lanjut
usia dan lemah. Inilah kondisi yang paling menyedihkan bagi orang tua
dan anak yang demikian sangat tidak berterimakasih (Imani, dan tim
Ulama, 2008: 289).
Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah, bahwasanya
manusia diperintah Allah untuk taat dan berbakti kepada orang tua.
Kepada ibu yang telah mengandung, menyusui dan merawat anaknya
hingga dewasa, dan kepada bapak yang berjuang mati-matian dalam
mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
19
Kemudian di akhir ayat 14 di atas diterangkan bahwasanya
manusia diperintahkan untuk mensyukuru karunia Allah, yang telah
menciptakan manusia dalam sebaik-baik wujud, dibandingkan mahluk-
mahluk Allah yang lainnya. dan bersyukur kepada kedua orang tua yang
susah payah dalam membesarkan anaknya kemudian hanya kepada Allah
sajalah tempat kembali.
D. Surat Luqman ayat 15
Artinya: dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan(QS. Luqman 31:15).
(al-Munawwir, 1984: 217) جهد - يجهد berasal dari akar kata جهداك
yang berarti berjuang. (Yunus, 2010: 201) جهداك berasalberasal dari kata
جهداك yang berarti berjuang. Di dalam ayat di atas kata جاهد - مجاهدج
diartikan keduanya memaksa kamu.
Isi kandungan ayat ini dibagian awal diterangkan bahwasanya
ketika kedua orang tua memaksa atau memerintah anaknya untuk
melakukan perbuatan yang mungkar, terlebih lagi menyekutukan Allah,
maka seorang anak diperintah oleh Allah untuk diam atau boleh tidak
20
mematuhi perintah orang tuanya, karena yang paling utama adalah
mematuhi perintah Allah melalui kitab dan Rasul-Nya, kemudian baru
mematuhi perintah kedua orang tua.
Yang dimaksud dengan ma laisa laka bihi „ilm/ yang tidak ada
pengetahuan tentang itu adalah tidak ada pengetahuan tentang
kemungkinan terjadinya. Tiadanya pengetahuan berarti tidak adanya objek
yang diketahui. ini berarti tidak wujudnya sesuatu yang dapat
dipersekutukan dengan Allah Swt. Di sisi lain, kalau sesuatu yang tidak
diketahui duduk soalnya boleh atau tidak telah dilarang, tentu terlebih
dilarang lagi apabila telah terbukti larangan atasnya. Bukti-bukti tentang
keesaan Allah dan tiadanya sekutu bagi-Nya terlalu banyak sehingga
penggalan ayat ini merupakan penegasan tentang larangan mengikuti
siapapun walaupun kedua orangtua dan walau dengan memaksa anaknya
mempersekutukan Allah (Shihab, 2012: 303).
Walaupun orang tua bersikap tidak baik, dan memerintahkan untuk
melakukan tindakan yang tidak baik pula, anak harus tetap menggauli
kedua orang tuanya dengan perilaku yang baik.
Kata makrufan mencakup segala hal yang dinilai oleh masyarakat
baik selama tidak bertentangan dengan akidah islamiah. Dalam konteks ini
diriwayatkan bahwa Asma‟ , putri Sayidina Abu Bakar ra, pernah
didatangi oleh ibunya yang ketika itu masih musyrikah. Asma‟ bertanya
kepada Nabi bagaimana dia harus bersikap, maka, Rasulullah
memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan baik, menerima dan
21
memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut kunjungannya.
Kewajiban menghormati dan menjalin hubungan baik dengan ibu dan
bapak tetap harus dilakukan waaupun kedua orangtuanya non muslim
(Shihab, 2012: 303).
Di akhir ayat 15 ini diterangkan “, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” bahwasanya apa
yang dilakukan manusia sudah ada pedomannya didalam al-Qur‟an dan al-
Hadits.
E. Surat Luqman ayat 16
Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di
langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui
(QS. Luqman 31:16).
( al-Munawwir, 1984: 1269) لطف - يلطف berasal dari akar kata لطيف
yang berarti yang lembut. (Yunus, 2010: 201) لطيف berasalberasal dari
kata لطف - يلطف – لطفا yang berarti tipis, halus, lembut.
ثرخ - يخثر berasal dari akar kata خثير (al-Munawwir, 1984: 318)
yang berarti mengetahui. (Yunus, 2010: 201) خثير berasalberasal dari kata
.yang berarti mengetahui dengan percobaan خثر - يخثر – خثرا
22
Kandungan ayat ini dijelaskan dibagian awal yaitu bahwasanya
jika ada perbuatan sekecil biji sawi sekalipun, yang tersembunyi dilangit
maupun didalam batu karang pastilah Allah melihatnya dan akan
memberikan balasan bagi pelakunya. Dapat disimpulkan bahwasanya
perilaku baik sekecil apapun, ibarat menyingkirkan batu kecil di jalan yang
dianggap dapat membahayakan seseorang yang lewat disitu pastilah Allah
akan membalas kebaikannya itu bahkan Allah akan membalas dengan
perkara yang lebih baik baginya.
Di bagian akhir ayat 16 ditutup dengan kata “Sesungguhnya Allah
Maha Halus lagi Maha mengetahui”. Kata lathif terambil dari akar kat
lathofa yang huruf-hurufnya terdiri dari lam, tha‟, dan fa‟. Kata ini
mengandung makna lembut, halus, dan kecil. Dari makna ini lahir
maknaketersembunyian dan ketelitian.
Imam al-Ghozali menjelaskan bahwa yang berhak yang
menyandang sifat ini adalah yang mengetahui perincian kemaslahatan dan
seluk-beluk rahasia, yang kecil dan yang halus, kemudian menempuh jalan
untukmenyampaikan kepada yang berhak secara lemah lembut bukan
kekerasan.
Kata khabir terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf
kha‟, ba‟, dan ra‟. Yang maknanya berkisar pada dua hal yaitu,
pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir dalam arti bahasa dapat berarti
yang mengetahui dan juga tumbuhan lunak. Sementara berpendapat bahwa
kata ini trambil dari kata khabartu al-ardha dalam arti membelah bumi.
23
Dan dari sinilah lahir pengertian “mengetahui”, seakan-akan yang
bersangkutan membahas sesuatu sampai membelah bumi untuk
menemukannaya. Pakar dalam bidangnya yang memiliki pengetahuan
mendalam dan terperinci menyangkut hal-hal yang tersembunyi dinamai
khabir (Shihab, 2012: 306).
F. Surat Luqman ayat 17
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah) (QS. Luqman 31:17).
:al-Munawwir, 1984) عرف - يعرف berasal dari akar kata المعروف
919) yang berarti mengetahui. (Yunus, 2010: 201) المعروف berasalberasal
dari kata عرف - يعرف – عرفح yang berarti mengetahui, mengenal sesuatu.
Kata المعروف di dalam ayat di atas diartikan dengan baik atau perbuatan
yang baik.
(al-Munawwir, 1984: 1461) أنكر - ينكر berasal dari akar kata المنكر
yang berarti mengingkari. Kata المنكر di dalam ayat di atas diartikan
perbuatan yang buruk.
(al-Munawwir, 1984: 760) صثر - يصثر berasal dari akar kata واصثر
yang berarti sabar. (Yunus, 2010: 201) واصثر berasalberasal dari kata صثرا
.yang berarti bersabar, tabah hati, berani صثر - يصثر –
24
Inti kandungan ayat 17 ini di terangkan bahwasanya orang tua
memiliki kewajiban terhadap anaknya yaitu memerintahkan anaknya untuk
mendirikan shalat. Akan tetapi poin penting dalam perintah ini, orang tua
harus memberikan contoh terlebih dahulu kemudian mengajak atau
memerintahkan anaknya untuk mendirikan shalat. Jangan sampai orang tua
menyuruh anaknya mendirikan sholat akan tetapi dia orang tua malah
asyik menonton televisi, lebih parah lagi menyuruh mendirikan shalat akan
tetapi orang tua sama sekali tidak shalat. Hal semacam ini adalah suatu
perilaku yang harus dihindarkan dalam pendidikan keluarga yang baik.
Manusia harus mendirikan shalat karena shalat adalah penghubung
penting antara manusia dengan Tuhannya. Shalat mampu menjadikan hati
manusia tergugah, hatinya bersih, dan mampu memerangi manusia. Shalat
mampu menghapuskan dosa-dosa manusia karena cahaya iman yang
terpancar didalam hati dan menjauhkan hati manusia dari kemungkara dan
dosa.
Setelah menyinggung perkara shalat Luqman mengisyaratkan
kepada anaknya tentang masalah sosial, yaitu melakukan perbuatan baik
dan melarang keungkaran. Setelah itu Luqman memberikan bocoran
kepada anaknya bahwasanya dalam melakukan hal itu diperlukan
kesabaran dan kegigihan dalam melakukan tugasnya.
Kata shabr terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf
shad, ba‟, dan ra‟. Maknanya berkisar antara tiga hal yaitu: pertama,
menahan, lahir makna konsisten/ bertahan karena yang bersabar bertahan
25
menahan diri dari suatu sikap. Seorang yang menahan gejolak hatinya
dinamai bersabar. Ditahan di penjara sampai mati dinamai mashburah.
Kedua, ketinggian sesuatu, lahir kata shubr, yang berarti puncak sesuatu.
Dan yang ketiga, sejenis batu, muncul dari kata ash-shubrah, yakni batu
yang kukuh lagi kasar, atau potongan besi (Shihab, 2012: 309).
Sudah pasti banyak kesulitan dalam segala urusan sosial khususnya
dalam usaha amar makruf- nahi mungkar. Makruf adalah yang baik
menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas,
selama sejalan dengan al-khair (kebajikan), yaitu nilai-nilai ilahi. Mungkar
adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan dengan
nilai-nilai ilahi.
Banyak sekali manusia yang menyukai duniawi seperti harta, tahta,
wanita, mencaci, mencemooh, dan menyalahkan orang-orang. Karena itu
diperlukan ketekunan dan kesabaran didalam menjalankan tugas
sebagaimana yang telah diperintahkan.
Diakhir ayat 17 ini Allah menegaskan bahwasanya perintah shalat,
amar makruf- nahi mungkar merupakan suatu perkara yang diwajibkan
oleh Allah.
G. Surat Luqman ayat 18
Artinya: dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
26
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri(QS. Luqman 31:18).
(al-Munawwir, 1984: 778) صعر - يصعر berasal dari akar kata تصعر
yang berarti memalingkan. (Yunus, 2010: 216) تصعر berasal dari kata أصعر
di dalam تصعر yang berarti memiringkan (pipinya). Kata صعر - صاعر –
ayat di atas diartikan memalingkan muka.
Kandungan ayat 18 ini juga merupakan kewajiban orang tua dalam
didalam pendidikan keluarga yaitu menasehati anak-anaknya untuk tidak
memalingkan wajah karena sombong, dan tidak berjalan dimuka bumi
dengan angkuh.
kata tusha‟ir terambil dari kata ash-sha‟ar yaitu penyakit yang
menimpa unta dan menjadikan lehernya keseleo sehingga ia memaksakan
dia dan berupaya keras agar berpaling sehingga tekanan tidak tertuju pada
syaraf lehernya yang mengakibatkan rasa sakit. Dari kata inilah ayat di
atas menggambarkan upaya keras dari seseorang untuk bersikap angkuh
dan menghina orang lain. Memang, sering kali penghinaan tercermin pada
keengganan melihat siapa yang dihina (Shihab, 2012: 311).
Di dalam ayat ini terdapat dua sifat yang mampu merusak
hubungan sosial diantaranya yang pertama adalah kesombongan dan
kecongkakan dan yang kedua adalah takabur dan egoisme. Kedua macam
sifat ini akan menjadikan manusia tak sadar diri, kagum pada diri sendiri
dan memutuskan hubungan dari orang lain.
Kemudian Luqman tidak hanya bermaksud menasehati supaya
manusia itu tidak memalingkan muka dari orang lain atau pun berjalan
27
dengan bangga, melainkan ia juga bermaksud menasihatkan manusia
supaya, melawan segala sifat-sifat negatif yang terselubung didalam
perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang mampu merusak
hubungan sosial.
Dibagian terahir ayat 18 di atas Allah menegaskan bahwasanya
Allah tidak menyukai orang orang yang sombong dan membanggakan diri.
Dapat disimpulkan bahwasanya perilaku sombong dapat menjauhkan dari
manusia, menjauhkan diri dari Allah, dan mendekatkan diri dari neraka.
Oleh sebab itu perilaku ini sebisa mingkin dihindarkan dari diri manusia.
H. Surat Luqman ayat 19
Artinya: dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (QS.
Luqman 31:19).
(al-Munawwir, 1984: 1123) قصد – يقصد berasal dari akar kata واقصد
yang berarti berniat. (Yunus, 2010: 344) واقصد berasal dari kata فى األمر
.yang berarti sederhana dalam suatu pekerjaan قصد – إقتصد
غضا -يغض –غض berasal dari kata واغضض yang berarti
menundukkan, memejamkan mata (Yunus, 2010: 296). Kata واغضض di
dalam ayat di atas diartikan dan rendahkanlah atau lunakkanlah (Yayasan
penyelenggara penerjemah al-Qur‟an, 2014:824 )
28
Kandungan ayat 19 ini bahwasanya Luqman menyeru kepada
anaknya “dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” dua sifat
manusia dilarang dan dua sifat manusia diperintahkan. Dua sifat manusia
yang dilarang adalah kagum pada diri sensiri dan egois. Kagum pada diri
sendiri menyebabkan manusia itu sombong dihadapan hamba-hamba
Allah lainnya, sedangkan egois dapat menyebabkan manusia itu
menganggab dirinya sebagai orang yang sempurna sehingga menutup
pintu untuk penyempurnaan dirinya, meskipun ia tidak membandingkan
dirinya dengan orang lain. Walaupun dua sifat di atas seringkali ada pada
diri manusia secara bersamaan dan memiliki akar yang sama, namun
adakalanya dua sifat ini terpisah.
Sementara itu, bersahaja dalam perbuatan dan ucapan merupakan
dua perintah yang sangat bermanfaat karena penekanan pada
kesederhanaan seseorang bila berjalan dan berkata disebutkan dalam dua
contoh. Sesungguhnya orang yang memiliki sifat ini akan menjadi orang
yang berasil, bahagia, dan unggul dihadapan masyarakat dan Allah Swt.
Perlu diperhatikan bahwa barangkali ada banyak suara yang lebih
buruk dari suara keledai. Lebih dari itu, bersifat mengganggu dan dungu
itu merupakan dua hal berbeda yang sangat buruk. Namun suara yang
didengar oleh manusia dan merupakan suara yang benarbenar paling tidak
menyenangkan adalah suara ringkikan seekor keledai dungu dan teriakan
29
congkak. Maka itu, orang bodoh diumpamakan dengan suara keledai
tersebut (Imani, dan tim Ulama, 2008: 302).
30
BAB III
ASBABUN NUZUL, MUNASABAH, TAFSIR SURAT LUQMAN AYAT
12-19, DAN POKOK-POKOK ISI SURAT LUQMAN AYAT 12-19
A. Asbabun Nuzul Surat Luqman Ayat 12-19
Kata اسثاب النزل menurut bahasa berasal dari dua suku kata yaitu
النزلز dan اسثاب –سثة berasal dari akar kata سثة jamak dari kata اسثاب .
تسثيثا -يسثة yang berarti sebab-sebab (Yunus, 2010: 161). kata النزل berasal
dari kata نزوال –ينزل –نزل yang berarti turun dari pada (Yunus, 2010: 448).
Menurut pendapat (Budiharjo, 2012: 21) Kata asbab al-nuzul berasal dari
dua kata yaitu asbab dan al-nuzul, asbab yang berasal dari bentuk jamak
sabab yang berarti sebab. Sedang kata al-nuzul adalah masdar dari kata
nazala yang berarti menurunkan sesuatuatau kejadian sesuatu.
Asbabun Nuzul menurut istilah adalah apabila terjadi suatu kasus
(kejadian), kemudian turun satu atau beberapa ayat yang berhubungan
dengan kasus tersebut. (Ash-Shabuni, 1999: 49). Dalam bukunya
(Bachmid, 2008: 18) mengartikan Asbabun nuzul ialah hal hal yang
menyangkut situasi, kondisi, individu atau kelompok yang berhubungan
dengan turunnya ayat tertentu bertujuan sebagi keterangan atas hukum
yang ditetapkan sebagai jawaban atas problematika kaum mukminin.
Didalam bukunya (Budiharjo, 2012: 21) juga berpendapat bahwasanya
asbab al-nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya
ayat, dimana ayat tersebut menjelaskan pandangan Al-Qur‟an tentang
peristiwa yang terjadi atau mengomentarinya.
31
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya
Asbab al-Nuzul adalah Firman Allah Swt yang diturunkan berdasarkan
situasi, kondisi dalam suatu kasus atau kejadian suatu kaum, yang
bertujuan untuk memberikan keterangan atas hukum yang ditetapkan
sebagai jawaban atas problematika kaum mukminin.
Banyak ayat al-Qur‟an yang diturunkan oleh Allah tanpa adanya
asbabun nuzul ayat. Pada kesempatan ini penulis ingin melampirkan
asbabun nuzul mengenai QS. Luqman ayat 12-19. Berdasarkan al-Qur‟an,
internet, buku tentang asbabun nuzul, penulis hanya menjumpai tentang
adanya asbabun nuzul mengenai ayat 13 dalam surat Luqman.
Asbabun nuzul ayat 13 adalah, ketika Rasulullah menyampaikan
ayat surah al-An‟am yang mengisahkan penyesalan orang-orang musrik
akibat kemusrikannya, para sahabat merasa kesulitan untuk
menghindarkan keimanan dari kezaliman. Kemudian Rasulullah
membacakan ayat yang baru turun ini yang mengisahkan cara Luqman
mengantisipasi putranya agar tidak syirik (Asbabun Nuzul, Studi
Pendalaman Al-Qur‟an: 660).
B. Munasabah
Kata مناسثح menurut bahasa berasal dari kata نسثا -ينسة –نسة yang
berarti menyebutkan asal turunan laki-laki (Yunus, 2010: 449). Menurut
(Budiharjo, 2012: 39) dalam bukunya kata munasabah merupakan bentuk
tsulasi mujarat nasaba yang berarti hubungan sesuatu dengan sesuatu yang
lain. Kata nasab juga dapat berarti keturunan, sebab keturunan itu adalah
32
adanya hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya. Munasabah
berarti muqorobah atau kedekatan dan kemiripan. Hal ini tentunya bisa
terjadi antara dua hal atau lebih, sedangkan kemiripan tersebut dapat
terjadi pada seluruh unsur-unsurnya dapat juga terjadi pada sebagainya
saja.
Dengan demikian munasabah menurut istilah adalah adanya
kecocokan, kepantasan antara ayat dengan ayat atau surat dengan surat,
atau munasabah adalah kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu
dalam al-Qur‟an baik pada surat maupun pada ayat-ayatnya yang
menghubungkan antara uraian yang satu dengan yang lainnya (Budiharjo,
2012: 39). Didalam bukunya (Efendi dan Fathurrahman, 2014: 112)
Munasabah adalah ilmu yang membahas korelasi urutan antara ayat
ataupun surat dalam Al-Qur‟an atau usaha pemikiran manusia dalam
menggali rahasia hubungan ayat dengan ayat dan surat dengan surat yang
dapat diterima dengan rasio.
Menurut pendapat di atas penulis mendefinisikan bahwa munasabah
merupakan hubungan atau kemiripan antara ayat satu dengan yang lainnya
dan surat satu dengan yang lainnya yang dapat diterima dengan rasio.
Dalam pembahasan ini penulis membagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Munasabah ayat
a. Surat Luqman ayat 11 dan 12
33
11. Inilah ciptaan Allah, Maka perlihatkanlah olehmu
kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu)
selain Allah. sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada di
dalam kesesatan yang nyata.
12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada
Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur,
Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Pada ayat 11 di atas, Allah menegaskan bahwa ciptaan
Allah baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Tidak ada
satu pun yang bersekutu dengan Allah, dalam menciptakan semua
mahluk itu, dan tidak sesuatupun yang berkuasa atasnya selain
Allah. Segala keperluan untuk kelangsungan hidupmahluk itu,
dimana ia dapat hidup di tempat mana ia akan mati, demikian pula
tentang kegunaan dan bahaya yang dapat ditimbulkan mahluk itu,
semuanya diketahui, diatur, dan dipelihara oleh Allah.
Allah menantang orang-orang yang mempersekutukan-Nya
agar menunjukkan ciptaan tuhan-tuhan yang mereka sembah selain
Allah. Allah juga melarang bahwa orang orang yang menyembah
tuhan selain Allah itu adalah orang-orang yang bodoh, sesat,
memperturunkan hawa nafsunya, dan menganiaya dirinya sendiri
(Departemen Agama RI, 2007: 544). Di ayat 12 ini menerangkan
34
bahwasanya Allah menganugrahkan kepada Luqman, yaitu
perasaan yang halus, akal pikiran, dan kearifan yang dapat
menyampaikannya kepada pengetahuan yang hakiki dan jalan yang
benar menuju kebahagiaan yang abadi. Oleh karena itu ia
bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat itu. Hal
untuk menunjukkan bahwa pengetahuan dan ajaran-ajaran yang
disampaikan Luqman itu bukanlah berasal dari wahyu yang
diturunkan Allah padanya, tetapi semata-mata berdasarkan ilmu
dan hikmah yang telah dianugrahkan Allah padanya.
Orang-orang yang mengingkari nikmat Alah dan tidak
bersyukur kepada-Nya berarti dia berbuat aniaya terhadap dirinya
sendiri, karena Allah tidak memberi pahala terhadapnya dan
memberikan siksa yang pedih terhadapnya. Allah tidak
mengharapkan rasa syukur hambanya karena syukur itu akan
berimbas pada dirinya sendiri, sedang tidakada pengaruhnya
kepada Allah, bagi hamba Allah yang bersyukur kepada-Nya maka
Allah akan menambahkan nikmat kepadanya.
b. Surat Luqman ayat 12 dan 13
35
12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada
Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Di ayat 12 Allah menerangkan rasa syukur Luqman
terhadap Allah menganugrahkan kepada Luqman, yaitu perasaan
yang halus, akal pikiran, dan kearifan yang dapat
menyampaikannya kepada pengetahuan yang hakiki dan jalan yang
benar menuju kebahagiaan yang abadi. Oleh karena itu ia
bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat itu. Hal
untuk menunjukkan bahwa pengetahuan dan ajaran-ajaran yang
disampaikan Luqman itu bukanlah berasal dari wahyu yang
diturunkan Allah padanya, tetapi semata-mata berdasarkan ilmu
dan hikmah yang telah dianugrahkan Allah padanya.
Di ayat 13 Allah menerangkan bahwa atas nikmat yang
diberikan kepada Luqman, Luqman menggunakannya untuk
menasehati anak-anaknya. Yaitu menyeru kepada anaknya untuk
tidak mempersekutukan Allah karena mempersekutukan Allah
adalah kezaliman yang besar.
36
Di ayat 12 Allah menerangkan bahwa orang yang tidak
bersyukur kepada Allah tidak akan mengurangi ke-Esaan Allah.
Tidak bersyukur juga dapat dikategorikan sebagai orang yang
mengingkari nikmat Allah, dan orang yang ingkar terhadap nikmat
Allah tidaklah berimbas kepada Allah, malah sebaliknya akan
berimbas kepada pelakunya, karena ia akan mendapatkan balasan di
akhirat. Sedang di ayat 13 Allah menerangkan didalam nasehat
Luqman, bahwasanya orang yang menyekutukan Allah adalah
kezaliman yang besar.
c. Surat Luqman ayat 13 dan 14
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Di ayat 13 diawali dengan huruf ( و ) di awal atat 14 juga
diawali dengan huruf ( و ).
37
Didalam nasehat Luqman yang terkandung dalam ayat 13
bahwasanya manusia dilarang menyekutukan Allah atau hanya
beriman kepada Allah itu menduduki tataran pertama. Kemudian di
ayat ke 14 yang sebenarnya bukan termasuk nasehat Luqman
mengisyaratkan kepada manusia untuk berbakti kepada kedua orang
tua yang merupakan kewajiban ke dua setelah beriman kepada
Allah, kitab Allah, dan Rasul Allah.
d. Surat Luqman ayat 14 dan 15
14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
38
Di ayat 14 diawali dengan huruf ( و ) di awal atat 15 juga
diawali dengan huruf ( و ).
Di dalam ayat ke 14 Allah mengisyaratkan kepada manusia
untuk taat dan berbakti kepada orang tua, yang telah susah payah
dalam mengandung selama kurang lebih sembilan bulan, melahirkan
dengan sangat sulit bahkan hidup dan mati pun dipertaruhkan,
menyusui, merawat dan membesarkan, mencarikan nafkan dengan
keadaan yang tidak menentu. Sebagai gambaran renungan kepada
anak jika membantah perintah orang tua, atau durhaka terhadap
kedua orang tua.
Di ayat 15 Allah memerintahkan manusia untuk tidak
mematuhi perintah orang tua yang melanggar syariat agama, akan
tetapi tetap harus menggauli dengan baik. Ayat ini sebagai dasar
bahwasanya tidak semua perintah orang tua itu harus dituruti, karena
tidak semua perintah orang tua selalu berdampingan dengan ajaran
agama, terkadang orang tua menyuruh anaknya untuk ingkar
terhadap nikmat Allah, bahkan lebih parah yaitu menyekutukan
Allah dengan perkara yang lain. Tapi jika perintah orag tua tidak
melanggar syariat agama maka anak tidak boleh menolaknya.
Walaupun orang tua menyuruh untuk berbuat tidak baik, Allah tetap
menyeru kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tua.
Di akhir ayat 14 Allah mengisyaratkan bahwa hanya kepada
Allah tempat kembali manusia, kalimat ini menegaskan bahwasanya
39
setiap perbuatan yang didasari karena Allah semata maka akan
mendapatkan kebaikan di akhirat, karena hanya kepada Allah tempat
kembali, dan barang siapa yang beramal akan tetapi tidak didasari
niat kepada Allah, maka diakhirat akan dikembalikan amal itu
kepada yang diniati, dan sesungguhnya amal yang diniati untuk
selain Allah tidak akan mendapat kemanfaatan. di ayat 15 juga
menerangkan hal yang sama, bahwa hanya kepada Allah sajalah
tempat kembai.
e. Surat Luqman ayat 15 dan 16
15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau
di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
40
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
mengetahui.
Di dalam ayat 15 Allah menunjukkan kepada manusia untuk
berbuat baik kepada orang tua atau menggaulinya dengan baik,
walaupun dengan perkara sekecil apapun tetap harus berbuat baik
kepada kedua orang tua, walaupun kedua orang tua menyeru untuk
melakukan kemungkaran. di dalam ayat 16 dikatakan bahwa Allah
menguatkan bahwasanya perbuatan sekecil apapun perbuatan baik
pasti Allah akan membalasnya dengan kebaikan, begitu pula dengan
sebaliknya, jika berbuat buruk sekecil apapun maka sesungguhnya
azab Allah adalah nyata.
Di akhir ayat 15 Allah menegaskan bahwa Allah menunjukkan
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, dimanapun dan kapanpun.
Yang memiliki hubungan dengan ayat 16 bagian akhir bahwasanya
perbuatan sekecil apa pun dan dimanapun, tersembunyi dilangit yang
luas, di dasar bumi, dan tersembunyi di lautan luas dan terselip
diantara batu karang Allah tetap mengetahui, dan akan membalas
perbuatan manusia itu karena Allah maha halus dan maha
mengetahui.
f. Surat Luqman ayat 16 dan 17
41
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau
di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
Di ayat 16 diawali dengan kata yaa bunaiya yang berarti hai
anakku, kata penuh kasih sayang yang diutarakan oleh Luqman
kepada anaknya untuk memulai nasihatnya. Di ayat ke 17 juga
diawali dengan kata yang sama, untuk memberikan nasihat yang
lain.
Di ayat 16 Luqman menerangkan bahwa perbuatan sekecil biji
sawi yang tersembunyipun Allah akan mendatangkan baginya
balasan. Sedang di ayat 17 Lukman menasehati anaknya untuk
mendirikan shalat, amal makruf nahi mungkar. Shalat adalah perkara
yang diwajibkan oleh Allah kepada hambanya, dan merupakan
perkara yang akan ditanyai di akhirat. Terdapat riwayat yang
mengatakan bahwasanya ketika baik shalatnya maka akan baik pula
amal dan perilakunya. Shalat merupakan pondasi dari ribuan amal
42
perbuatan, walaupun perbuatan kecil, jika perbuatan baik maka
Allah akan mendatangkan kebaikan kepadanya. Kemudian Luqman
menyeru kepada anaknya untuk amal makruf nahi mungkar.
g. Surat Luqman ayat 17 dan 18
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri.
Di dalam ayat 17 Allah mengisyaratkan perilaku baik
manusia yaitu mendirikan shalat, amal makruf nahi mungkar.
Perilaku yang dicintai Allah. Di dalam ayat 18 Allah
mengisyaratkan perbuatan keji yang harus dihindari oleh hamba
Allah yaitu, janganlah engkau berkeras memalingkan pipimu,
yakni mukamu, dari manusia siapapun dia, didorong oleh
penghinaan dan kesombongan. Tetapi, tampillah pada setiap orang
dengan wajah berseri penuh rendah hati. Dan bila engkau
43
melangkah, janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh, tetapi
berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai, yakni tidak melimpahkan anugerah kasih
sayang-Nya (Shihab, 2012: 310).
h. Surat Luqman ayat 18 dan 19
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri.
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Di ayat 18 diawali dengan huruf ( و ) di awal atat 19 juga
diawali dengan huruf ( و ).
Di ayat 18 Allah menyeru kepada manusia untuk tidak berjalan
dimuka bumi dengan angkuh dan penuh kesombongan, di dalam ayat
19 juga dikatakan bahwasanya manusia diharapkan bersederhana
didalam berjalan dimuka bumi. Yang dimaksud sederhana dalam
berjalan yakni jangan membusungkan dada dan jangan juga
merunduk bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan
jangan pula sangat perlahan menghabiskan waktu.
44
i. Surat Luqman ayat 19 dan 20
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
20. tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa
yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan
batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang
(keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa
kitab yang memberi penerangan.
Di ayat 19 Allah memerintahkan kepada manusia untuk
menghindari perilaku yang tidak disukai Allah, yaitu berjalan dengan
kesombongan dan berkata yang tidak sewajarnya. Di ayat ke 20
Allah menerangkan bahwasanya Allah telah menundukkan semua
yang ada di bumi untuk kepentingan manusia untuk
menyempurnakan nikmat Allah. Maka hendaklah bersyukur, dan
tidak sombong atas apa yang dimiliki karena semua itu
sesungguhnya milik Allah yang sementara dianugerahkan kepada
manusia dengan waktu yang ditentukan.
45
2. Munasabah Surat
a. Munasabah antara nama surat dengan tujuan turunnya
Diberi nama surat Luqman karena surat ini terkenal denngan
nasihat lukman kepada anaknya yang dimuat dalam ayat 12-19.
Diantaranya:
Larangan mempersekutukan Allah Swt, karena perbuatan ini
merupakan dosa paling besaryang tidak akan mendapat ampunan
dari Allah Swt, nasihat ini termaktub dalam surat Luqman ayat 13:
“dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Perintah beramal shaleh, karena setiap amal akan mendapat
balasan dari Allah Swt sampai kepada amal yang sekeci-kecilnya.
Seperti yang termaktub dalam surah Luqman ayat 16: “ (Luqman
berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam
bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.”
Perintah mendirikan shalat, berbuat kebaikan, dan sabar.
Nasihat ini terangkum dalam surah Luqman ayat 17: “Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
46
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Larangan bersikap sombong dan angkuh, surah Luqman ayat
18: “dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri.”
Perintah untuk bersikap sederhana, seperti yang terangkum
dalam surah Luqman ayat 19 yang artinya: “dan sederhanalah kamu
dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai.”( Ambary, 1996: 18-19)
b. Munasabah surat Luqman dengan surat Ar-Ruum
Adapun beberapa kesamaan antara surat Luqman dengan surat
Ar-Ruum antara lain:
1) Suratnya sama-sama sebagian besar diturunkan sebelum hijrah
2) Dibagian awal surat sama-sama diawali dengan ayat
3) Sama-sama terdapat perintah untuk mendirikan shalat
4) Sama-sama menerangkan janji-janji Allah kepada mahluk-Nya di
dunia dan di akhirat
5) Sama-sama terkandung ayat yang melarang untuk berbuat musrik
6) Sama-sama menjelaskan tentang kekuasaan Allah dan kebesaran-
Nya
47
7) Dibagian akhir sama-sama menerangkan tentang kebangkitan
setelah mati.
c. Munasabah surat Luqman dengan surat As-Sajdad
Adapun beberapa kesamaan antara surat Luqman dengan surat
As-Sajdad antara lain:
1) Suratnya sama-sama sebagian besar diturunkan sebelum hijrah
2) Dibagian awal surat sama-sama diawali dengan ayat
3) Sama-sama membahas tentang kekuasaan Allah
4) Sama-sama membahas tentang hari kebangkitan setelah kematian
5) Sama-sama terdapat janji-janji Allah kepada hambanya atas apa
yang telah dilakukan semasa hidupnya
6) Kedua surat ini dikenal sebagai surat sajjadah Luqman karena
suratnya berdampingan
C. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19
1. Tafsir QS. Luqman ayat 12
Artinya: dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada
Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
48
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Dalam penafsiran ayat ini kata hikmah (kebijaksanaan)
dalam ayat ini ditegaskan bahwasanya banyak kata ini yang telah
disebutkan,seperti; mengenai rahasia eksistensi „menyadari akan
fakta-fakta dalam al-Qur‟an‟ meraih kebenaran dalam hal ucapan
dan perbuatan,‟ dan „ menempuh jalan irfan kepada Allah dan
mengenal-Nya.‟
Seluruh makna ini dikumpulkan bersama dan untuk
penafsiran kata „kebijaksanaan‟ boleh jadi dinyatakan,
„kebijaksanaan yang dibahas dalam al-Qur‟an dan Allah berikan
kepada Luqman adalah “serangkaian makrifat, ilmu pengetahuan,
moralitas yang bersih dan shaleh, cahaya, dan petunjuk.‟”
Lantaran kebijaksanaan inilah, maka Luqman senantiasa
bersyukur kepada Tuhan. Luqman mengetahui tujuan dilimpahkan
anugerah Allah dan bagaimana memanfaatkannya. Ia
memanfaatkan anugerah tersebut sesuai dengan tujuan
penciptaannya. Inilah makna kebijaksanaan, yaitu “setiap sesuatu
ditempatkan pada posisinya.” Jadi rasa syukur dan kebijaksanaan
itu berujung pada satu hal yang sama.
Akibat bersyukur dan tidak bersyukur terhadap anugerah
Allah, telah dijelaskan dalam ayat yang menyatakan bahwa
bersyukur itu akan bermanfaat bagi diri manusia itu sendiri, dan
tidak bersyukur itu akan bertentangan dengan diri manusia itu
49
sendiri pula, bukan menentang Allah, karena Allah Maha Kaya.
Andaikan seluruh mahluk bersyukur kepada-Nya, keagungan-Nya
takkan bertambah. Andaikan seluruh mahluk tak bersyukur
kepada-Nya, tak ada apapun yang berkurang dari-Nya (Imani, dan
tim Ulama, 2008: 271).
b. Tafsir al-Misbah
Dalam penafsiran kata hikmah dalam ayat ini berarti
“mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, sebagai
pengetauan maupun perbuatan. Ia adalah ilmu amaliah dan amal
ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung oleh amal, dan amal yang
didukung oleh ilmu.” Menurut pendapat dari al-Baqa‟i. Seseorang
yang ahli dalam melakukan sesuatu dinamai hakim. Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang apabila digunakan akan
menghalangi terjadinya madharat atau kesulitan yang lebih besar,
atau mendatangkan kemadharatan yang lebih besar. Makna ini
ditarik dari makna hakamah yang berarti kendali karena kendali
menghalangi hewan mengarah ke arah yang tidak diinginkan atau
menjadi liar (Shihab, 2012: 292).
Sedang kata syukur terambil dari kata syakara yang
maknanya berkisar antara lain pada pujian atas kebaikan serta
penuhnya sesuatu. Syukur manusia pada Allah dimulai dengan
menyadari dari lubuk hatinya yang terdalam betapa besar nikmat
dan anugrah-Nya disertai dengan ketundukan dan kekagumanyang
50
melahirkan rasa cinta kepada-Nya serta dorongan untuk memuji-
Nya dengan ucapan sambil melakukan apa yang dikehendaki-Nya
dari penganugrahan itu. Syukur didefinisikan oleh beberapa
ulama sebagai dengan memfungsikan anugrah yang diterima sesuai
dengan tujuan penganugrahan-Nya.
c. Tafsir Muyassar
Allah telah mengaruniai pemahaman dalam agama,
ketetapan dalam berpendapat, dan kebenaran dalam ucapan kepada
seseorang hamba yang shaleh dan selalu bertaubat kepada-Nya,
yaitu Lukman. Allah Swt juga memerintahkan kepadanya untuk
mensyukuri nikmat-nikmat-Nya dengan cara melakukan ketaatan
pada-Nya serta meninggalkan kemaksiatan. Barang siapa
melaksanakan melaksanakan hal itu maka pada hakikatnya dia dia
memberi kemanfaatan bagi dirinya sendiri, karena kemanfaatan
akan berpulang pada dirinya juga. Sebab, Allah tidak
membutuhkan semesta alam. Kepatuhan seorang tidak berguna
bagi-Nya, begitupula kedurhakaan seseorang tidak tidak
mengakibatkan bahaya bagi-Nya, barang siapa mengingkari
nikmat-nikmat serta mengingkari sang pemberi nikmat maka
sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ibadah seorang pun.
Segala puji bagi Allah dalam segala hal. Dia tidak membutuhkan
orang yang kufur dan Dia membalas rasa syukur orang yang
bersyukur (Qarni, 2007: 372)
51
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tafsir yang terkandung dalam ayat 12 ini, penulis
menyimpulkan bahwasanya Allah menganugerahkan hikmah, atau
bisa diartikan sebagai kebijaksanaan yang berupa pengetahuan,
moralitas yang bersih dan shaleh, cahaya, dan petunjuk. Dan
Luqman menggunakan anugrahnya untuk menyukuri segala
karunia Allah. Di dalam pembahasan karya tulis pendidikan
keluarga ini, penulis mengambil intisari dalam ayat ini adalah rasa
syukur yang telah dicontohkan oleh Luqman. Dimanan setiap
anggota keluarga harus mengoptimalkan dalam mensyukuri setiap
karunia Allah. Supaya didalam hatinya senantiasa tabah dan selalu
bersyukur.
2. Tafsir QS. Luqman ayat 13
Artinya: dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Nasihat Luqman ini mengajarkan bahwa manusia itu harus
berpegang teguh pada ideologi yang paling mendasar, yaitu
ideologi tauhid dan memiliki nilai tauhid dalam segala aspek dan
dimensi kehidupan. Segala gerak yang bersifat desruktif dan
52
melawan Allah berakar dari mempersekutukan Allah. Kesukaan
kepada uang, memuja tahta, nafsu birahi, dan semacamnya
termasuk cabang-cabang dari mempersekutukan Allah. Sebaliknya
segala macam gerak gerik yang benar dan konsroktif adalah tauhid.
Tauhid ini hanya bersandar kepada Allah, mematuhi perintah-Nya,
berlepas diri dari selain-Nya, dan menghancurkan segala berhala
didalam wilayah kekuasaan-Nya.
Perlu ditekankan, Luqman menyebut “mempersekutukan
(Allah) adalah kezaliman yang besar”, sebagai alasan untuk
meninggalkan syirik dan pernyataan menyangkut beberapa aspek.
Beberapa aspek kezaliman dari perbuatan syirik ini demikian
luasnya sehingga bukan hanya berkaitan dengan Allah, yaitu
mempersekutukan Dia dengan mahluk yang tidak setara dengan-
Nya, namun juga berkaitan dengan umat manusia sebagai hamba-
hamba Allah. Karena para pelaku syirik akan menyesatkan hamba-
hamba Allah. Dengan perbuatab jahatnya, mereka akan
menciptakan kezaliman dan memalingkan mereka dari kemuliaan
menyembah Allah sehingga jatuh kedalam jurang kenistaan
menyembah mahluk selain Allah (Imani, dan tim Ulama, 2008:
271).
b. Tafsir al-Misbah
Dalam penafsiran ayat di atas kata Luqman yang terdapat
pada ayat ini adalah seorang tokoh yang diperselisihkan
53
identitasnya. Orang arap mengenal dua tokoh yang bernama
Luqman. Pertama, Luqman Ibn „Ad. Tokoh ini mereka agungkan
karena wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan, dan
kepandaiannya. Beliau sering kali dijadikan perumpamaan dan
permisalan. Kedua, adalah Luqman al-Hakim yang terkenal dengan
kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamaannya. Dan
sepertinya Luqman yang dimaksud dalam surat ini adalah Luqman
al-Hakim (Shihab, 2012: 296).
Inti kandungan ayat di atas menurut (Shihab, 2012: 296)
“dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya dalam
keadaan dia dari saat ke saat menasihatinya bahwa, wahai anakku
sayang! Janganlan engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu
apapun, lahir maupun bati. Persekutuan yang jelas maupun
tersembunyi, sesungguhnya syirik, yakni mempersekutukan Allah,
adalah kezaliman yang sangat besar. Itu adalah penempatan yang
sangat agung pada tempat yang sangat buruk.
c. Tafsir Muyassar
Ingatlah ketika Luqman berpesan kepada anaknya serta
memberi nasihat padanya. Dia melarang anaknya menyekutukan
Allah dan memberitahukannya bahwa kemusrikan adalah dosa
besar, kesalahan yang paling keji, dan kejahatan yang paling buruk
(Qarni, 2007: 373).
54
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tarfir yang terkandung dalam ayat 13 ini, penlis
menyimpulkan bahwasanya ayat 13 ini adalah nasihat pertama oleh
Luqman terhdap anaknya. Yang mana Luqman memerintahkan
anaknya untuk tidak menyekutukan Allah. Karena menyektukan
Allah adalah kezaliman yang nyata dan termasuk kedalam
golongan dosa besar. Didalam penulisan karya imiah ini penulis
menyimpulkan bahwasanya yang dapat diambil sebagai intisari,
yang bisa diambil dan dijadikan sebagai pedoman pendidikan
keluarga adalah anjuran untuk tidak menyekutukan Allah. Atau
bisa dikatakan beriman kepada Allah, dan mengoptimalkan untuk
tidak menyekutukan Allah dengan perkara yang lain.
3. Tafsir QS. Luqman ayat 14
Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Dalam ayat ini, yang pertama dianjurkan adalah kebaikan
kepada orang tua. Lalu al-Qur‟an menyinggung soal masa
kehamilan ibu menyadarkan nurani moral manusia dan
55
bahwasanya manusia itu tidak boleh mengabaikan peristiwa-
peristiwa dimasa lalu. Manusia harus ingat bawa seorang ibu telah
mengandung dan menyusuinya dengan ASI. Sedang ibu rela tidak
tidur dan menyusui bayinya demi ketenangan bayi tersebut,
sementara tidak ada orang lain yang sanggup menanggung beban
semacam ini. Karena hak seorang ibu lebih besar kemungkinannya
untuk disiasiakan dan haknya jauh lebih besar dari seorang ayah,
maka Allah mengutamakannya.
Diawal ayat ini, al-Qur‟an menekankan supaya manusia
supaya manusia itu berbuat baik kepada kedua orang tuanya,
sedangkan saat menegaskan pengorbanan, pengorbanan yang
ditekankan di sini adalah pengorbanan sang ibu supaya manusia itu
memperhatikan betapa besar pengorbanan dan hak seorang ibu
(Imani, dan tim Ulama, 2008: 287).
b. Tafsir al-Misbah
Banyak ulama yang mengatakan bahwasanya ayat di atas
bukan bagian dari nasihat Lukman kepada anaknya. Ia disisipkan
oleh al-Qur‟an untuk menunjukkan betapa penghormatan dan
kebaktian kepada kedua orang tua menempati tempat kedua setelah
pengagungan kepada Allah Swt.
Inti kandungan ayat di atas adalah “dan Kami wasiatkan,
yakni berpesan dengan amat kukuh, kepada semua manusia
menyangkut kesua orang ibu-bapaknya; pesan kami disebabkan
56
karena ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan
diatas kelemahan, yakni kelemahan berganda dari saat ke saat
bertambah-tambah, lalu dia melahirkannyadengan susah payah,
kemudian memelihara dan menyusuinya setiap saat, bahkan di
tengah malam ketika ketika saat manusia lain tertidur nyenyak.
Demikian hingga tiba masa menyapikannya didalam dua tahun
terhitung saat kelahiran sang anak. Ini jika orangtua ingin
meyempurnakan penyusuan. Wasiat kami itu adalah: bersyukur
kepada Allah, karena Allah menciptakan manusia dan menciptakan
sarana kebahagiaan manusia, dan bersyukur kepada orang tua,
karena mereka dijadiakan Allah sebagai perantara kehadiran
manusia di muka bumi ini. Kesyukuran itu mutlak karena hanya
kepada Allahlah tempat kembali (Shihab, 2012: 300).
c. Tafsir Muyassar
Allah telah mewajibkan kepada manusia untuk berbakti
kepada kedua orang tuanya serta berlaku baik kepada keduanya.
Sebab, ibunya telah bersabar ketika dalam keadaan yang betul-
betul lemah ketika menanggung beratnya beban dan banyaknya
rasa sakit.dia menggendong bayinya dan menyusuinya selama
kurang lebih dua tahun. Allah telah mewajibkan kepada manusia
untuk bersyukur kepada tuhan-Nya dengan cara taat dan patuh
serta berterimakasih pada kedua orang tuanya dalam wujud
kebaktian dan perbuatan baik. Hanya kepada Allah tempat
57
kembali. Dia akan membalas para hamba sesuai dengan kebaikan
atau kerusakan yang telah mereka perbuat (Qarni, 2007: 373).
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tarfir yang terkandung dalam ayat 14 ini, penlis
menyimpulkan bahwasanya ayat ini menurut banyak ulamak
mengatakan bahwasanya ayat ini tidak termasuk kedalam nasihat
Luqman kepada anaknya didalam Surat Luqman ayat 12-19 ini.
Akan tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua adalah tingkatan
kedua setelah mengagungkan Allah atau bertakwa kepada Allah.
Kemudian dapat disimpulkan bahwasanya oerjuangan
kedua orangtua dalam membimbing, merawat, dan membesarkan
anaknya dengan penuh kasih sayang. Dari sanalah seorang anak
harus memikirkan kembali dimana ibu kesusahan dalam
mengandung dengan berat yang semakin bertambah hari semakin
bertambah berat, tidur juga dengan keadaan dan posisi yang tidak
nyaman. Selanjutnya perjuangan seorang ibu ketika melahirkan
anaknya dengan taruhan mnyawanya. Selanjutnya orang tua rela
tidak tidur untuk memberikan kenyamanan dan pelindungan
kepada anaknya ketika malam hari. Mengganti popok dan
sebagainya. Kemudian merawat dan membesarkan anak dengan
sepenuh hati, keiklasan yang tiada dua dimana orang tua rela
memberikan apapun kepada anaknya, demi anaknya bahagia. Dari
58
sini seorang anak hendaklah senantiasa mengusahakan untuk
berbuat baik kepada orang tua dan memuliakan orang tua.
Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya berbakti kepada
orang tua juga merupakan pondasi yang terpenting didalam
pendidikan keluarga.
4. Tafsir QS. Luqman ayat 15
Artinya: dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang
yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Apabila orang tua itu menyimpang dari perintah Allah,
anak tak perlu mematuhinya, namun dalam hal lain, si anak harus
mematuhinya. Karena perintah berbuat baik kepada kedua orang
tua ini mungkin saja menyebabkan sebagian orang mengira bahwa
si anak itu harus tunduk kepada orang tuanya sekalipun dalam hal
agama, tak peduli orang tua itu beriman atau kafir, maka al-Quran
menegaskan, ”dan jika keduanya memaksamu untuk
59
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya,”
Komunikasi dengan orang tua tidak boleh mendahului
komunikasi kepada Allah dan kasih sayang kepada orang tua tidak
boleh melebihi cintanya kepada Allah.
Tugas anak apabila menghadapi orang tua seperti ini adalah
tidak boleh menyerah terhadap tekanan tersebut dan harus
melindungi ideologi kemandirian diri mereka sendiri serta tidak
membiarkan ideologi Tauhidnya tergadaikan oleh apa pun.
Anjuran untuk tidak mengikuti orang tuanya yang musrik
ini mungkin saja menimbulkan anggapan bahwa orang tua yang
musrik itu harus dibalas dengan keras dan dihina. Karenanya, al-
Quran segera mencegah dan mengimplikasi bahwa ketidak
kepatuhan kepada orang tua dalam hal keyakinan tidak menjadi
alasan untuk memutuskan hubungan dengan mereka. sebaliknya,
harus mmperlakukan memperlakukan mereka dengan baik didunia.
Ayat al-Quran ini menyatakan “dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik”.
Ini adalah titik keseimbangan antara hak Allah dan orang
tua di hadapan seorang anak. Karenanya, Allah berfirman “dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya
60
kepadaKulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang
kamu kerjakan (Imani, dan tim Ulama, 2008: 291).
b. Tafsir al-Misbah
Jika keduanya apalagi kalau memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu,apalagi setelah Aku dan Rasul-rasul
menjelaskan kebatilan mempersekutukan Allah, dan setelah engkau
mengetahui bila menggunakan nalarmu, maka janganlah engkau
mematuhi keduanya. Namun demikian, jangan memutuskan
hubungan dengannya atau tidak menghormatinya, tetapi, tetaplah
berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran
agamamu dan pergaulilah keduanya di dunia yakni selama mereka
hidup dan dalam urusan keduniaan (bukan akidah) dengan cara
pergailan yang baik, tetapi jangan sampai itu mengorbankan
prinsip agamamu. Karena itu, perhatikan tuntunan agama dan
ikutilah jalan orang yang selalu kembali pada-Ku kemudian hanya
kepada-Ku lah juga di akhirat nanti bukan kepada siapapun selain-
Ku kembali kamu semua, maka Ku-beritakan kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan dari kebaikan dan keburukan, lalu
masing-masing Ku-beri balasan dan ganjaran (Shihab, 2012: 302).
c. Tafsir Muyassar
61
Wahai manusia, apabila kedua orang tuamu berusaha dan
menginginkan agar kamu mengingkari Allah dan menyekutukan-
Nya dengan sesuatu, atau memerintahkanmu untuk bermaksiat
maka janganlah taat padanya. Sebab, ketaatan pada orangtua hanya
dalam hal kebaikan. Lagipula, tidak ada ketaatan atau kepatuhan
pada mahluk dalam rangka bermaksiat terhadap sang
Penciptamahluk, yakni Allah Swt. Namun demikian, jangan
sampai ketidak taatanmu pada perintah yang buruk itu membuatmu
berlaku tidak baik padanya. Tetaplah bina hubungan yang baik
pada keduanya dan berlemah-lembutlah pada mereka berdua.
Tauladanilah orang-orang yang bertaubat kepada Tuhannya dari
dosanya dan menyesali kesalahannya, kembali kepada Allah
dengan amal ketaatandan meninggalkan pembangkangan terhadap-
Nya. sebab, setelah kehidupan ini, semua mahluk akan kembali
pada Allah dan berpulang kepada-Nya agar Allah bisa
memberitahu setiap orang tentang perbuatannya masing-masing
dan memberi balasan atas amalnya (Qarni, 2007: 374).
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tafsir yang terkandung dalam ayat 15 ini, penulis
menyimpulkan bahwasanya ketika orang tua meminta anak untuk
melakukan kemungkaran terlebih lagi untuk menyekutukan Allah,
anak tidak memiliki kewajiban untuk memetuhi perintah orang tua.
Karena yang diutamakan adalah mematuhi perintah Allah
62
kemudian mengikuti perintah orang tua yang tudak bertentangan
dengan perintah Allah. Walaupun demikian seorang anak harus
tetap berbuat baik kepada orangtua dengan cara yang baik pula.
Kemudian teladanilah orang-orang yang memiliki perilaku
yang baik selalu bersegera taubat ketika tidak sengaja melakukan
kesalahan, mengupayakan menjaga perilaku, dan berusaha
menjauhi perbuatan dosa. Karena setelah hidup ini manusia akan
berakhir, kembali kepada Allah dan akan mempertanggung-
jawabkan apa yang telah diperbuat selama di dunia.
5. Tafsir QS. Luqman ayat 16
Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika
ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu
atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus
lagi Maha mengetahui.
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Nasihat pertama Luqman kepada anaknya adalah tentang
tauhid dan perjuangan dalam melawan syirik. Nasihat keduanya
adalah berkenaan dengan hisab perbuatan di hari pembalasan dan
menjelaskan hubungan antara mahda dan ma‟ad. Dalam ayat ini
lukman berkata, “hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu
63
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau langit atau
didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasnya). Sesungguhnya allah maha lembut lagi maha
mengetahui.”
Sawi adalah suatu tanaman yang memiliki biji hitam yang
sangat kecil, terlalu kecilnya biji ini sering kali dijadikan
perumpamaan. Maksud perumpamaan ini merujuk pada kenyataan
bahwa perbuatan manusia itu, baik atau jahat, yang paling kecil
atau remeh sekalipun, bahkan hingga paling tersembunyi seperti
biji sawi yang tersembunyi dibalik batu atau kedalaman bumi atau
sudut langit sekalipun, akan di hisab dan diberi ganjaran oleh Allah
yang Mahalembut, maka mengetahui dan memahami segala
sesuatu seluruh penjuru dunia, baik besar ataupun kecil dan tidak
satupun yang luput (Imani, dan tim Ulama, 2008: 294).
b. Tafsir al-Misbah
Didalama ayat 16 ini melanjutkan nasihat Luqman kepada
anaknya, kali ini yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah Swt.
Yang diisyaratkan pula oleh penutup ayat lalu dengan pernyataan-
Nya: “maka kuberitakan kepda kamu apa yang telah kamu
kerjakan”, Luqman berkata: “wahai anakku, sesungguhnya jika ada
sesuatu perbuatan baik atau buruk walau seberat biji sawi dan
berada pada tempat yang paling tersembunyi, misalnya dalam batu
karang kecil, sempit, dan sekokoh apapun batu itu, atau di langit
64
yang deikian luas dan tinggi, atau didalam perut bumi yang
demikian dalam, dimana pun keberadaannya niscaya Allah
mendatangkannya lalu memperhitungkan dan memberinya balasan.
Sesungguhnya Allah Mahahalus menjangkau segala sesuatulagi
Mahamengetahuisegala sesuatu hingga tidak ada satu pun yang
luput dari-Nya (Shihab, 2012: 305).
c. Tafsir Muyassar
Dalam nasihatnya bagi anaknya, Luqman berkata,
“seandainya kadar keburukan ataupun kebaikan sangat kecil,
bagaikan biji sawi, dan tersembunyi dibalik sebuah batu atau di
sebuah tempat dilangt dan dibumi, niscaya hal itu tidak akan luput
dari pengetahuan Allah dan kelak Allah akan menghadirkannya di
hari kiamat untuk memberi balasan kepada setiap orang sesuai
amal perbuatannya. Jika baik maka akan dibalas dengan kebaikan
pula dan jika buruk maka pelakunya akan menerima balasan yang
buruk pula. Allah Maha Lemah-lembut kepada semua hamba-Nya,
Dia membawa hal yang disukai kepada mereka dan mencegah hal
yang tak disukai dari mereka dengan cara yang paling halus. Dia
Maha Mengetaui, tidak ada yang tersembunyi dari-Nya ataupun
tidak terlihat oleh-Nya (Qarni, 2007: 374).
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tarfir yang terkandung dalam ayat 16 ini, penlis
menyimpulkan bahwasanya di ayat ini Luqman melanjutkan
65
nasihatnya kepada anaknya dimana ketika ada perbuatan baik
sekecil apapun dan tersembunyi dimanapun ia berada niscaya
Allah melihatnya dan akan memberikan balasan jauh lebih baik
daripada apa yang ia kerjakan. Begitu pula perbuatan buruk sekecil
apapun dan dimanapun pasti Allah melihat dan pasti akan
memberikan balasan yang setimpal. Sesungguhnya Allah maha
halus didalam memperlakukan semua mahluk-Nya, dan tidak ada
satupun yang luput dari penglihatan-Nya.
Didalam nasihat Luqman, Luqman selalu menasehati
dengan cara yang baik, dan dengan bahasa yang halus sehingga
anak mampu menerima nasihat dengan baik. Lain halnya jika
orang tua menasehati anaknya dengan kasar pasti hasilnya tidak
akan maksimal, bahkan akan berakibat fatal terhadap mental dan
karakter anak.
6. Tafsir QS. Lukman ayat 17
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah).
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
66
Setela memperkuat landasan keimanan akan mahda dan
mah‟ad manusia, yang merupakan dasar keimanan teologis,
Luqman menasehati perkara yang sangat penting, yaitu
menegakkan shalat. Luqman berkata “hai anakku, dirikanlah
shalat” manusia harus mendirikan shalat karena shalat adalah
penghubung penting antara manusia dan Tuhannya. Shalat
menjadikan hati manusia itu tergugah, jiwanya bersih, dan
menerangi hidup manusia. Shalat menghapus dosa-sosa manusia
karena cahayaiman terpancar didalam hati dan menjauhkan
manusia dari kemungkaran dan dosa.
Setelah menyebut shalat, Luqaman menasihatkan tentang
masalah sosial, yaitu melakukan perbuatan baik dan melarang
kemungkaran.lukman berkata “dan serulah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.”
Setelah tiga perintah penting diatas, Luqman menasehatkan
tentang kesabaran dan kegigihan, yang jika dibandingkan dengan
keimanan, seperti kepala dan badan, Luqman berkata “dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”
(Imani, dan tim Ulama, 2008: 296).
b. Tafsir al-Misbah
67
Luqman as, melanjutkan nasehat kepada anaknya nasihat
yang dapat menjamin kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi
dalam kalbu sang anak. Beliau berkata sambil tetap dengan
panggilan mesra: wahai anakku sayang, laksanakanlah sholat
dengan sempurna syarat, rukun, dan sunah-sunahnya. Dan
disamping engkau memerhatikan dirimu dan membentenginya dari
kekejian dan kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku
serupa. Karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang
mampu engkau ajak mengerjakan yang ma‟ruf dan cegahlah
mereka dari kemungkaran. Memang, engkau akan mengalamu
banyak tantangandan rintangan dalam melaksanakan tuntunan
Allah karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu dalam melaksanakan aneka tugasmu. Sesungguhnya
yang demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan jauh
tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amar ma‟ruf dan nahi
mungkar, dan kesabaran termasuk hal-hal yang diperintah Allah
agar diutamakan sehingga tidak ada alasan untuk
meninggalkannya(Shihab, 2012: 308).
c. Tafsir Muyassar
Luqman menyuruh anaknya untuk menegakkan sholat
dengan sempurna sebagaimana telah diatur dalam syariat. Sebab,
shalat adalah tiang agama dan pencegah dari perbuatan keji dan
mungkar, Luqman juga menyuruh anaknya untuk menyeru orang
68
berbuat makruf, yaitu setiap kebaikan dan petunjuk yang dianggab
baik oleh dalil akal dan dalil wahyu. Dia juga berpesan agar
anaknya untuk mencegah perbuatan mungkar dengan lemah lembut
dan bijaksana; yaitu segala yang dilarang oleh aturan-aturan yang
bijaksana dan kecenderungan manusiawi yang lurus. Apabila kamu
menyeru orang untuk berbuat makruf dan mencegah orang untuk
tidak berbuat mungkar maka pastilah kamu mendapat gangguan
dari orang-orang itu, demikianlah jaln yang ditempuh oleh para
Nabi dan Rasul. Melakukan perbuatan-perbuatan baik ini
tergolonghal yang seyogyanya dilakukan oleh setiap orang dengan
antusias karena pelakunya akan diberi kedudukan yang paling
mulia dan agung (Qarni, 2007: 375).
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tarfir yang terkandung dalam ayat 17 ini, penlis
menyimpulkan bahwasanya Luqman melanjutkan nasihatnya
masih dengan panggilan yang menyejukkan hati dan dengan kata-
kata yang halus, inti dari nasihat Luqman kali ini adalah meminta
anakny untuk mendirikan sholat, beramal makruf dan nahi
mungkar. Luqman juga menjelaskan bahwasanya dalam
mengemban tugasnya ini amatlah berat sehingga diperlukan
kesabaran dan ketabahan dalam menjalankan perintah Allah
walaupun banyak banyak yang mencaci dan mengatai yang tidak
baik.
69
Didalam ayat ini penulis mengambil intisari yang dapat
digunakan sebagai poin-poin penting oendidikan keluarga adalah:
mendirikan sholat, amal makruf dan nahi mungkar.
7. Tafsir QS. Lukman ayat 18
Artinya: dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri.
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Selanjutnya, Luqman menasihatkan masalah moral dalam
kaitaannya dengan masyarakat dan diri sendiri. Mula-mula
Luqman menasehati anaknya supaya memiliki perangai yang
bersahaja dan baik. Luqman berkata “dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)”
Lalu lukman melaanjutkan, “dan janganlah kamu berjalan
dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Luqman tidak sekedar bermaksud menasihatkan supaya
manusia itu tidak memalingkan muka dari orang lain atau pun
berjalan engan bangga dan congkak, melainkan ia juga bermaksud
menasihatkan supaya manusia itu melawan segala bentuk
70
manifestasi arogansi dan kesombongan karewena kuatlitas-kualitas
negatif ini banyak menyelubungi perbuatan sehari-hari. Luqman
benar-benar menekankan pentingnya menghindari kualitas-kualitas
negatif ini (Imani, dan tim Ulama, 2008: 299).
b. Tafsir al-Misbah
Nasihat Luqman yang terkandung dalam ayat ini berkaitan
dengan ahlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama
manusia. Materi pelajaran akidah, beliau selingi dengan materi
pelajaran ahlak, bukan saja agar peserta didik tidak jenuh dengan
satu materi, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa ajaran akidah
dan ahlak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
Beliau menasehati anaknya dengan berkata: dan wahai
anakku, disamping butir-butir nasihat yang lalu, janganlah juga
engkau berkeras memalingkan pipimu, yakni mukamu, dari
manusia siapapun dia, didorong oleh penghinaan dan
kesombongan. Tetapi, tampillah pada setiap orang dengan wajah
berseri penuh rendah hati. Dan bila engkau melangkah, janganlah
berjalan dimuka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan
lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai,
yakni tidak melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya (Shihab,
2012: 310).
c. Tafsir Muyassar
71
Jangan kamu memalingkan wajahmu dari orang karena
sombong dan meremehkan mereka, namun hadapkanlah wajahmu
kepadanya serta senyumlah. Bersikap lunaklah kepada hamba-
hamba Allah dan jangan berjalan dimuka bumi dengan sikap
sombong dan angkuh karena Allah tidak menyukai setiap orang
yang tinggi hati dan tinggi lidah serta bangga diri di hadapan
orang-orang sehingga merasa lebih dari pada mereka. Allah Swt
hanya menyukai orang yang rendah hati dan akrab dengan hamba-
hamba-Nya (Qarni, 2007: 376).
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tarfir yang terkandung dalam ayat 18 ini, penlis
menyimpulkan bahwasanya Luqman kembali menasehati anaknya
berkaitan dengan ahlak atau moral sesama manusia yaitu untuk
tidak memalingkan wajah atau muka ketika berhadapan dengan
sesama manusia karena sikap seperti ini bisa dirasakan orang lain
sebagai hinaan atau perilaku yang tidak baik. Dan juga untuk tidak
berjalan dengan angkuh, karena perilaku ini akan menjadikan diri
manusia menjadi sombong dan angkuh, perilaku ini disebabkan
karena dirinya merasa memiliki sesuatu yang lebih dibandingkan
orang lain, jika tidak disikapi dengan baik maka akan
mengakibatkan renggangnya hubungan sesama manusia, dan Allah
tidak menyukai perilaku ini.
72
Kaitannya dengan karya tulis ini penulis mengambil intisari
dari ayat ini untuk dijadikan pedoman pendidikan keluarga adalah
perilaku ahlak mulia.
8. Tafsir QS. Luqman ayat 19
Artinya: dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai.
a. Dalam Tafsir Nurul Qur‟an
Dalam ayat ini lukman berkata “dan sederhanalah kamu
dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai” bahwasanya menerangkan dua
sifat manusia dilarang dan dua sifat manusia diperintahkan. Dua
sifat manusia yang dilarang adalah kagum pada diri sensiri dan
egois. Kagum pada diri sendiri menyebabkan manusia itu sombong
dihadapan hamba-hamba Allah lainnya, sedangkan egois dapat
menyebabkan manusia itu menganggab dirinya sebagai orang yang
sempurna sehingga menutup pintu untuk penyempurnaan dirinya,
meskipun ia tidak membandingkan dirinya dengan orang lain.
Walaupun dua sifat di atas seringkali ada pada diri manusia secara
bersamaan dan memiliki akar yang sama, namun adakalanya dua
sifat ini terpisah.
73
Sementara itu, bersahaja dalam perbuatan dan ucapan
merupakan dua perintah yang sangat bermanfaat karena penekanan
pada kesederhanaan seseorang bila berjalan dan berkata disebutkan
dalam dua contoh. Sesungguhnya orang yang memiliki sifat ini
akan menjadi orang yang berasil, bahagia, dan unggul dihadapan
masyarakat dan Allah Swt.
Perlu diperhatikan bahwa barangkali ada banyak suara yang
lebih buruk dari suara keledai. Lebih dari itu, bersifat mengganggu
dan dungu itu merupakan dua hal berbeda yang sangat buruk.
Namun suara yang didengar oleh manusia dan merupakan suara
yang benarbenar paling tidak menyenangkan adalah suara
ringkikan seekor keledai dungu dan teriakan congkak. Maka itu,
orang bodoh diumpamakan dengan suara keledai tersebut (Imani,
dan tim Ulama, 2008: 302).
b. Tafsir al-Misbah
Dan bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yakni jangan
membusungkan dada dan jangan juga merunduk bagaikan orang
sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan pula sangat perlahan
menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak
terdengar kasar bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak
menarik dan akhirnya tarikan nafas yang buruk (Shihab, 2012:
310).
74
c. Tafsir Muyassar
Rendah hatilah ketika berjalan, jangan berjalan dengan
sikap sombong dan angkuh, jangan mengeraskan suaramu lebih
dari yang diperlukan bila kamu bicara karena ini termasuk etika
yang baik sekaligus menunjukkan kesempurnaan akal. Suara yang
paling buruk, paling keji, dan paling jelek adalah suara keledai.
Maka janganlah kamu menyerupai suaranya dengan mengeraskan
suaramu lebih dari pada yang diperlukan (Qarni, 2007: 376).
Dari penjelasan ketiga mufassir di atas dapat disimpulkan
bahwa tarfir yang terkandung dalam ayat 19 ini, penlis
menyimpulkan bahwasanya nasihat terakhir Luqman dalam surat
ini adalah untuk bersederhana ketika berjalan tidak terlalu cepat
dan tidak terlalu lambat, tidak terlalu menegakkan badan dan tidak
terlalu membusungkan badan. Kemudian untuk menjaga lisan atau
ucapan dan berbicara seperlunya, diibaratkan dalam ayat ini adalah
jangan bicara sebagaimana keledai bicara, karena keledai memiliki
suara yang kurang baik didengar.
D. Pokok-Pokok Isi Surat Luqman Ayat 12-19
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpilan bahwa
terdapat inti pokok pendidikan keluarga yang terkandung dalam Surat
Luqman ayat 12-19 antara lain.
75
1. Bersyukur kepada Allah Swt
Didalam ayat 12 diterangkan bahwa Allah Swt juga
memerintahkan kepadanya (Luqman) untuk mensyukuri nikmat-
nikmat-Nya dengan cara melakukan ketaatan pada-Nya serta
meninggalkan kemaksiatan (Qarni, 2007: 372).
Bersyukur didalam pendidikan keluarga juga bisa diartikan
sebagai mensyukuri karunia Allah, telah dilahirkan didunia, memiliki
orang tua yang baik, dianugrahi pasangan hidup, dan dilengkapi
dengan buah hati. Adapun rasa syukur yang lan adalah nikmat rizki
dan dicukupi semua kebutuhannya oleh Allah.
2. Beriman kepada Allah
Walaupun dalam ayat 13 dicantumkan larangan untuk
menyekutukan Allah, disini penulis mengganti dengan kata yang tidak
jauh melenceng yaitu beriman kepada Allah. Dimana setiap manusia
adalah milik Allah dan tempat kembali juga hanya kepada Allah.
Sudah sepantasnya manusia taat dan patuh kepada Allah, dan
mengoptimalkan untuk tidak menyekutukan Allah dengan perkara
apapun.
3. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
Perintah berbakti kepada orang tua walau tidak termasuk nasihat
Luqman dalam surat ini akan tetapi Allah menambahkan perintah
berbakti kepada orang tua di dalam ayat 14 surat Luqman. Inti
kandungan ayan 14 ini adalah Inti kandungan ayat diatas adalah “dan
76
Kami wasiatkan, yakni berpesan dengan amat kukuh, kepada semua
manusia menyangkut kesua orang ibu-bapaknya; pesan kami
disebabkan karena ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
kelemahan diatas kelemahan, yakni kelemahan berganda dari saat ke
saat bertambah-tambah, lalu dia melahirkannyadengan susah payah,
kemudian memelihara dan menyusuiny setiap saat, bahkan ditengah
malam ketika ketika saat manusia lain tertidur nyenyak.
Demikian hingga tiba masa menyapihkannya didalam dua tahun
terhitung saat kelahiran sang anak. Ini jika orangtua ingin
meyempurnakan penyusuan. Wasiat kami itu adalah: bersyukur kepada
Allah , karena Allah menciptakan manusia dan menciptakan sarana
kebahagiaan manusia, dan bersyukur kepada orang tua, karena mereka
dijadiakn Allah sebagai perantara kehadiran manusia di muka bumi ini.
Kesyukuran itu mutlak karena hanya kepada Allahlah tempat kembali.
(Shihab, 2012: 300).
4. Mendirikan sholat
Pendidikan keluarga yang harus diterapkan dalam kehidupan
yang selanjutnya adalah mengenai shalat. Di dalam ayat 17 surat
Luqman ini dijelaskan: Luqman berkata “hai anakku, dirikanlah
shalat” manusia harus mendirikan shalat karena shalat adalah
penghubung penting antara manusia dan Tuhannya. Shalat menjadikan
hati manusia itu tergugah, jiwanya bersih, dan menerangi hidup
manusia. Shalat menghapus dosa-dosa manusia karena cahaya iman
77
terpancar didalam hati dan menjauhkan manusia dari kemungkaran dan
dosa (Imani, dan tim Ulama, 2008: 296).
Kenapa penulis mengambil poin shalat sebagai poin penting
dalam pendidikan keluarga karena telah dijelaskan di atas bahwasanya
shalat adalah penghubung antara mahluk dengan Tuhannya. Dengan
shalat juga dapat digunakan sebagai terapi, biasanya setelah
melaksanakan shalat hati manusia merasa lebih tenang.
5. Amal makruf nahi mungkar
Di dalam ayat 17 selain diperintahkannya shalat Luqman
menasihatkan tentang masalah sosial, yaitu melakukan perbuatan baik
dan melarang kemungkaran.lukman berkata “dan serulah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar” (Imani, dan tim Ulama, 2008: 296).
Sifat sosial bermasyarakat ini penulis juga mencantumkan amal
makruf nahi mungkar, akan tetapi perintah iniharus dilakukan dengan
cara yang baik. Terkadang seseorang ketika melakukan kemungkaran
ketika diingtkan akan menjadi perselisihan, dari sini ketika beramal
makruf nahi mungkar harus dilakukan dengan cara yang baik dan di
waktu yang tepat supaya tidak menjadikan perselisihan antara anggota
keluarga selebihnya kepada tetangga yang berada disekitar rumah.
6. Berahlak Mulia
Di dalam ayat 16 di atas diterangkan bahwasanya Luqman
menasehati anaknya, “seandainya kadar keburukan ataupun kebaikan
78
sangat kecil, bagaikan biji sawi, dan tersembunyi dibalik sebuah batu
atau di sebuah tempat dilangt dan dibumi, niscaya hal itu tidak akan
luput dari pengetahuan Allah dan kelak Allah akan menghadirkannya
di hari kiamat untuk memberi balasan kepada setiap orang sesuai amal
perbuatannya. Jika baik maka akan dibalas dengan kebaikan pula dan
jika buruk maka pelakunya akan menerima balasan yang buruk pula.
Allah Maha Lemah-lembut kepada semua hamba-Nya, Dia membawa
hal yang disukai kepada mereka dan mencegah hal yang tak disukai
dari mereka dengan cara yang paling halus. Dia Maha Mengetaui,
tidak ada yang tersembunyi dari-Nya ataupun tidak terlihat oleh-Nya
(Qarni, 2007: 374).
Sedang yang dimaksud ahlak mulia disini diterangkan di dalam
ayat 18 dzn 19 bahwasanya manusia dilarang untuk tidak berperilaku
sombong, sederhana dalam berjalan, dan menjaga lisan. Ketika
beberapa hal tersebut dijaga dalam diri manusia, maka secara otomatis
dalam dirinya memiliki perilaku yang mulia.
79
BAB IV
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA
DALAM QS. SURAT LUQMAN AYAT 12-19
A. Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga
Dalam bab ini penulis mencoba untuk menganalisis nilai-nilai
pendidikan akhlak yang terkandung di dalam surat Luqman ayat 12-19
Diantaranya:
1. Bersyukur Kepada Allah Swt
Syukur berasal dari kata “syakara”, yang berarti pujian atas
kebaikan, penuhnya sesuatu. Dalam hal ini, menampakkan nikmat
Allah antara lain dalam bentuk memberikan sebagian nikmat Allah
kepada orang yang membutuhkan.
Sedang menurut istilah syara‟, syukur adalah pengakuan
terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan
ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai
dengan kehendak Allah (Bantanie, 2009: 2).
Bersyukur terhadap semua karunia Allah, dalam segala situasi
dan kondisi, termuat dalam Firman Allah Surat Luqman ayat 12.
dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
80
Ayat di atas menjelaskan bahwasanya karunia Allah yang
berupa hikmah ilmu pengetahuan, yang diberikan kepada Luqman di
alokasikan kepada mensyukuri semua nikmat dari Allah. Karena
mensyukuri nikmat Allah bukanlah untuk orang lain melainkan akan
kembali kepada dirinya sendiri.
Imam al-Qusyairi mengatakan, “hakikat syukur adalah
pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang
dibuktikan dengan ketundukan kepada-Nya. jadi, syukur itu adalah
mempergunakan nikmat Allah sebagai pemberi nikmat. Karena itu,
dapat dikatakan bahwasanya syukur yang sebenarnya adalah
mengungkapkan pujian kepada Allah dengan lisan, mengakui dengan
hati akan nikmat Allah, dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan
kehendak Allah (Bantanie, 2009: 2).”
Yang biasa dilakukan manusia pada umumnya adalah bersyukur
di lisan, dengan lisan itupun sudah termasuk sudah baik. Akan tetapi
ketika belajar lebih lanjut mengenai syukur bisa diawali dengan
mensyukuri wujud yang terbaik yang diberikan oleh Allah dengan
menggunakannya ke arah yang positif. Seperti ketika diberkan
kesehatan, dialokasikan untuk beribadah yang sempurna karena Allah.
Diberi kefashihan dalam berbicara juga digunakan untuk berbicara
yang baik, tidak malah berbicara yang jorok dan tidak enak untuk
didengan. Diberi penglihatan yang baik juga hendaknya digunakan
81
dengan sebaik-baiknya, begitupula karunia Allah yang lain juga
hendaknya dialokasikan ke arah yang positif pula.
Imam al-Ghazali mengatakan, “ syukur terdiri dari tiga perkara;
pertama, pengetehuan tentang nikmat, bahwa seluruh nikmat berasal
dari Allah dan Allah-lah yang memberi nikmat pengetahuan itu kepada
orang yang dikehendaki-Nya. adapun yang lain hanya perantara untuk
sampainya nikmat itu.
Kedua, sikap jiwa yang tetap dan tidak berubah sebagai buah
dari pengetahuan yang mendorong untuk selalu senang dan mencintai
yang memberi nikmat dalam bentuk kepatuhan kepada perintah Allah.
Ketiga, menghindari perbuatan maksiat kepada Allah. Sikap
yang demikian itu hanya terjadi kalu seseorang telah mengenal
kebijaksanaan Allah dalam menciptakan seluruh mahluk-Nya.
Senada dengan Imam al-Qusyairi dan Imam al-Ghozali, Ibnu
Qudamah berkata, “syukur itu dapat terjadi dengan lisan, hati, dan
perbuatan. Bersyukur dengan hati adalah keinginan untuk selalu
berbuat kebaikan bersyukur dengan lidah ialah wujud terimakasih
kepada Allah melalui ucapan dalam bentuk pujian kepada-Nya, dan
bersyukur dengan perbuatan adalah mempergunakan nikmat Allah
menurut kehendak Allah yang memberikan nikmat itu (Bantanie,
2009: 2).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya ada tiga cara untuk mensyukuri karunia Allah
82
diantaranya: pertama, meyakini semua karunia berasal dari Allah dan
dilafalkan dengan lisan. Kedua, sikap hati atau jiwa terhadap karunia
Allah sehingga selalu mendorong untuk menikmati semua karunia
yang dianugrahkan, dan akan menjadikan kepatuhan kepada Allah,
Sang pemberi karunia. Ketiga, tindakan atau perilaku dimana hamba
mewujudkan syukurnya dengan menjauhi semua larangan Allah.
2. Beriman kepada Allah
Secara etimologi iman berarti tashdiq (membenarkan). Allah
berfirman tentang saudara-saudara Yusuf:
Artinya: mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya
Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang Kami, lalu Dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali
tidak akan percaya kepada Kami, Sekalipun Kami adalah orang-orang
yang benar."(QS.Yusuf ayat 17)
Iman juga dipakai untuk makna ta‟min (mengamankan). Allah
berfirman:
Artinya: yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan
(QS.Quraisy ayat 4)
83
Secara terminologi, iman menurut para ulama adalah “ucapan
dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan pengamalan dengan anggota
badan, bertambah karena taat dan berkurang karena maksiat”.
Iman adalah seorang hamba itu beriman kepada Rabb-nya
dengan keimanan yang nerasuk didalam dirinya. Ia meyakini bahwa
Allahlah yang telah menciptakannya dan mewujudkannya dari
ketiadaan. Dia akan mengembalikannya kepada-Nya guna menghitung
amal perbuatannya dan mendirikannya dihadapan-Nya. seorang
mikmin meyakini bahwa amal adalah rizki semuanya berada ditangan
Allah, dan bahwasanya seorang itu tidaklah mati, hingga sempurnalah
rizki dan ajalnya (as-Saluum, 2013: 5).
Meski dalam hal iman itu sangatlah sulit, akan tetapi bagi para
muslim dituntut untuk mengimani hal-hal yang ghaib, seperti halnya
beriman kepada Allah. Bagi orang awam sangatlah sulit dalam
menemukan Tuhannya, itu juga dapat melemahkan imannya karena
yang sebenarnya dia belum mampu melihat tuhannya. Hal ini bisa
sedikit ditangani dengan, sesungguhnya Allah selalu bersamanya, akan
tetapi ketika belum mampu melihat maka sesungguhnya Allah
melihatnya. Juga bisa dilakukan dengan cara melihat kekuasaan Allah
yang telah menciptakan alam semesta.
Walaupun dalam surat Luqman ayat 12-19 secara signifikan
tidak ada perintah secara khusus untuk beriman kepada Allah. Tetapi
penulis memunculkan ini sebagai penggaanti larangan menyekutukan
84
Allah. Di era sekarang ini ketika mendengar larangan, niscaya
sebagian besar manusia akan merasa tertantang dan melekukannya.
Dari sana penulis mengalihkan pembahasan kepada iman kepada
Allah. Larangan untuk tidak menyekutukan Allah termuat dalam surat
Luqman ayat 13 yaitu:
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Seorang mukmin hendaklah menghadap kepada Rabb-nya
dengan segenap hati-nya, anggota tubuhnya, gerak dan diamnya,
langka-langkah dan detik-detik kehidupannya. Dalam kesendirian dan
keramaian, dalam kesepian dan kebersamaannya dengan yang lain.
Kembali kepada-Nya, mengkonsentrasikan pikiran dan maksudnya
untuk mencari ridho-Nya. beribadah kepada-Nya untuk menginginkan
wajah-Nya.
Sebaliknya berpaling secara total dari segenap mahluk, tidak
mengharapkan mereka, sungkan kepada mereka, menjilat mereka,
mengadu kepada mereka, mengandalkan mereka, dalam masalah kecil
maupun besar. Bahkan hatinya senantiasa, terhubung dengan
Tuhannya, berlindung kepada-Nya dan bergantung kepadanya. Apabila
seorang mukmin hidup dalam perasaan ini, maka dia pasti cinta
85
ibadah, merasakan kelezatan berzikir, berdo‟a dan bermunajat.
Sehingga dinia menjadi kecil dalam dirinya, urusan dunia menjadi
mudah, dan terhindar dari berbagai penyait hati, kikir, serta bisikan-
bisikan nafsu yang memerintah ke arah yang buruk. Dia akan
senantiasa terjaga rari jalan Allah dan selalu dinaungi oleh Rahmat
Allah yang Maha segalnya.
3. Perintah Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
Dari jalur komunikasi yang bersifat horizontal, yaitu jalur
hubungan antara manusia dengan sesama manusia, maka dua orang tua
yaitu ibu dan bapa, menduduki tempat yang paling istimewa. Bahkan
dalam tertib kepada siapa manusia harus berbakti, kiranya ibu dan bapa
menduduki tempat yang kedua sesudah Tuhan dan Rasul-Nya, karena
itu kalangan manusia dimuka bumi ini, tidak ada seorang pun yang
dapat menyamai kedudukan ibu dan bapa yang sangat terhormat itu,
apalagi mengalahkannya (Tatapangarsa, 1980: 95)
Demikian istimewa dan terhormat kedudukan ibu dan bapa,
sampai-sampi Nabi Muhammad Saw menyatakan bahwa “keridhaan
Allah terletak pada keridhaan ibu dan bapa dan kemurkaan Allah
terletak pada kemurkaan ibu bapa” Riwayat Tirmidzi.
Rasulullah juga mengatakan yang senada ketika ditanyai oleh
seorang shahabat tentang amal yang paling dicintai Allah. Beliau
bersabda, “sholat tepat pada waktunya!”. Shahabat itu bertanya lagi,
“amal apalagi yang dicintai Allah, ya Rasulullah?”. “berbuat baik
86
kepada orang tua” jawab beliau. Shahabat itu bertanya kembali,
“kemudian amal apalagi, ya Rasulullah?”. Beliau menjawab, “berjihad
pada jalan Allah.” (HR. Bukhori) (Supriono, 2006: 97)
Dari beberapa penjelasan di atas adapun perintah untuk taat dan
patuh terhadap orang tua termuat dalam surat Luqman ayat 14 yaitu:
dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Ibu dan bapak sangatlah besar jasanya kepada anaknya. Tidak
ada manusia dimuka bumi ini yang lebih besar jasanya daripada ibu
dan bapak. Dengan susah payah ibu melahirkan, merawat,
menyayangi, mendidik, dan dicukupinya kebutuhannya. Dan semua itu
dikerjakan dengan tulus iklas dan kasih sayang.
Dan salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati
adalah perlakuannya yang bijak dan baik pada orang tuanya, sebab
memperlakukan orang tua dengan hormat dan baik merupakan salah
satu ajaran teragung Islam, sebagaimana dengan jelas ditegaskan
dalam al-Qur‟an dan Sunah. Seorang muslim yang benar-benar
mengikuti perintah ini (yang merupakan tema tetap dalam kitab Allah
87
dan Sunah Rasul-Nya) dicirikan oleh sikapnya yang baik dan hormat
kepada orang tuanya (Al-Hasyimi, 2003: 71)
Menghormati orangtua juga bisa disebut sebagai pondasi dasar
dalam keluarga. Karena setiap kesuksesan, kebahagiaan, dan
kesejahteraan ridho orang tua selalu menyertainya. Ketika tidak hormat
kepada orang tua. Walaupun dia sukses, kaya, dan memiliki jabatan
yang tinggi sesungguhnya dalam hidupnya diselimuti dengan
kegelisahan. Beda halnya dengan orang yang berbakti kepada orang
tua, walaupun hidup sederhana pastilah kebahagiaan selalu muncul
dalam sela-sela kehidupan yang rumit. Hal itu desebabkan karena
ridho Allah terletak pada ridha kedua orang tua.
4. Mendirikan sholat
Shalat adalah kewajiban yang dibebankan oleh Allah Swt
kepada orang-orang yang beriman, karena Allah memerintahkan
pengerjaannya tidak hanya pada satu ayat dari kitab-Nya Allah Swt
berfirman:
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),
ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
88
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman (QS. An-Nisa ayat 103)
Allah juga berfirman:
Artinya: peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat
wusthaa (Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang
paling utama. ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan
shalat wusthaa ialah shalat Ashar. menurut kebanyakan ahli hadits,
ayat ini menekankan agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-
baiknya). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'
(QS. Al- Baqarah ayat 238) (al-Jazairi, 2006: 78)
(Ibrahim, 2009: 5) juga berpendapat bahwasanya sholat adalah
ibadah utama dalam islam sekaligus bentuk aktual dari penghambatan
total yang pertama kali wajib untuk dilaksanakan oleh setiap muslim
yang telah mengucapkan dua kalimah syahadat, baligh dan sehat
secara jasmani dan rohani.
Dari „Aisyah r.a. berkata, sesungguhnya rasulullah Saw
bersabda, “yang terlepas dari hukum ada tiga golongan: orang yang
hilang akalnya sehingga sadar kembali, orang-orang yang tidur hingga
bangun, dan anak-anak kecil sehingga dewasa.” (HR. Abu Dawud)
Tanpa melaksanakan shalat, maka seseorang tidak bisa
dikatakan sebagai muslim. Karena, jika seorang manusia tidak
menjalankan shalat, dan tidak bisa menjadikan shalat sebagai jiwa
dalam hidupnya, maka artinya dia belum dapat dikatakan menjalankan
ibadah kepada Allah Swt, atau dengan kata lain manusia itu bukan
seorang muslim. Sebuah hads meriwayatkan.
89
“Dari Abi Sufyan berkata, „Jabir pernah mendengar Rasulullah
Saw bersabda, „sesungguhnya yang menegaskan syirik dan kafirnya
seseorang itu adalah ketika ia meninggalkan shalat.‟” (HR. Muslim)
Dari segi bahasa sholat mengandung pengertian sebagai do‟a.
Sedang menurut syariat, shalat berarti perkara dan perbuatan ibadah
kepada Allah Swt. Yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam (Ibrahim, 2009: 5).
Dari berbagai penjelasan di atas mengenai shalat, di dalam surat
Luqman juga terdapat perintah untuk mendirikan shalat yang termuat
dalam ayat 17 yaitu:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
Pelaksanaan ibadah shalat sangat dianjurkan agar dilaksanakan
dengan khusyu‟ (tunduk dan tawadhu‟) hanya kepada Allah Swt,
walau berat, namun sesungguhnya apabila sholat ditunaikan dengan
penuh kekhusyu‟an, maka seorang hamba akan mencapai puncak
spiritual dalam ibadah ini.
Jadi sholat merupakan suatu ibadah yang diperintahkan oleh
Allah Swt. Kepada hambanya yang beriman, yang dimulai dari
90
takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam. Dan dalam
pelaksanannya harus diusahakan semaksimal mungkin untuk mencapai
kekhushu‟an dalam sholat.
Sholat dalam kehidupan umat muslim juga dapat diibaratkan
sebagai „pembayaran pajak oleh setiap penduduk kepada negara atas
apa yang telah dimiliki dan di tempati, ketika tidak dibayar pada waktu
yang tepat maka pengguna akan dikenakan denda atau sangsi‟. Seperti
halnya sholat, sholat itu wajib ketika dilaksanakan sebagaimana
semestinya maka akan mendapatkan ketentraman hati. Beda jika tidak
dikerjakan maka hati akan merasa gelisah, dan di akhiratpun juga akan
mendapat dosa yang harus dipertanggung jawabkan.
5. Amal Ma’ruf Nahi Mungkar
Di dalam surat Luqman terkandung perintah untuk amal ma‟ruf
nahi mungkar yang di paparka pada ayat 17 yaitu:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
Selain surat Luqman Allah juga menjelaskan pada surat lain
dalam perintah untuk berbuat amal ma‟ruf nahi mungkar sebagaimana
firman Allah pada surat Ali-„Imran ayat 104:
91
Artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Ayat di atas sangat jelas janji Allah dalam berbuat amal ma‟ruf
nahi mungkar maka Allah akan memberikan balasan di didunia dan di
akhirat. Apa yang telah dijanjikan oleh Allah pasti akan terjadi dan
benar apa adanya.
Amal ma‟ruf nahi mungkar banyak ayat al-Qur‟an yang
menyinggung permasalahan mengenai amal ma‟ruf nahi mungkar
salah satu contohnya telah dilampirkan di atas oleh penulis. Kenapa
amal ma‟ruf nahi mungkar ini diperintahkan kepada setiap muslim,
karena dengan amal ma‟ruf nahi mungkar kehidupan sosial
bermasyarakat, terlebihnya dalam keluarga akan mengalami
peningkatan kesejahteraan, yang dinaungi oleh rasa aman dan
sejahtera.
Dengan amal ma‟ruf jalinan silaturahim akan terjalin dengan
indah. Dan ketika ada yang berbuat mungkar maka hendaknya saling
ingat-mengingatkan sehingga perilaku itupun tidak jadi dilakukan
karena akan berakibat meresahkan orang lain dan bisa saja menjadikan
pertikaian sesama muslim, sungguh demikian merupakan perilaku
yang tidak disukai oleh Allah.
92
6. Akhlak Mulia
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil
dari bahasa Arab, namun kata itu tidak ditemukan dalam al-Qur‟an.
Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq
yang tercantum dalam al-Qur‟an surat Al-Qolam ayat 4. Ayat tersebut
dinilai sebagai konsisderans pengangkatan Nabi Muhammad Sw,
sebagai rasul.
dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.
Kata akhlak banyak ditemukan didalam hadis-hadis Nabi Saw,
dan salah satu yang paling populer adalah, “Aku hanya diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia HR. Malik (Shihab, 1999: 253)
(Ahmadi, 2004: 13) Istilah akhlak adalah istilah bahasa Arab.
Kata akhlak merupakan kata jamak dari bentuk tunggal khuluq yang
pengertian umumnya: perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun
perilaku tercela.
Kata akhlak, jika diuraikan secara bahasa dari rangkaian huruf-
huruf kho-la-qa, jika digabungkan (kholaqa) berarti menciptakan. Ini
mengingatkan pada kata kholiq yaitu Allah Swt, dan kata mahluk,
yaitu seluruh alam yang Allahciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa
dipisahkan dengan kata al-kholiq (Allah) dan mahluk. Akhlak berari
93
perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan
Allah Swt, sang kholiq.
Ini secara bahasa, dalam tinjauan istilah, beberapa ulama telah
menyebutkannya. Yang telah masyhur adalah definisi yang diberikan
oleh Imam Ghozali berikut, “Khuluq adalah kondisi jiwa yang
tertanam kuat, yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.”
Sedang akhlak mulia yang terkandung dalam surat Luqman ayat
12-19 antara lain:
a. Larangan berperilaku sombong
Sombong sdslah penyakit mental yang sangat berbahaya. Ia
tumbuh dalam diri seseorang yang senantiasa melihat kekurangan
orang lain terkadang, penyakit sombong ini bisa menjerumuskan
seseorang dalam kekafiran dan kesesatan, serta menjatuhkan
kepada kenistaan(az-Zuhaili, 2014: 346)
Menjauhi sikap tercela seperti halnya sombong sangatlah
penting diterapakan di dalam keluarga. Sepeti halnya ketika
diberikan kelebihan oleh Allah, hendaknya selalu berlindung
kepada Allah untuk dijauhkan kepada sifat sombong ini. Karena
dengan sikap sombong ini manusia akan lupa dari mana apa yang
dia peroleh, sehingga dia perlahan-lahan melupakan Allah yang
memberikan segalanya kepadanya. Dan akibat yang dapat dilihat
94
kasat mata adalah, teman sekitar akan perlahan menjauh karena
sikap ini.
b. Sederhana
Islam mengajak umatnya pada keseimbangan dalam segala
aspek kehidupan sosial, baik dalam berpakaian makan dan minum,
tempat tinggal dan perumahan, maupun sarana transportasi dan
perhiasan. Dengan harapan sikap tersebut dapat mencegah
kebencian, iri hati, dengki, fitnah dan kesombongan. Dengan
demikian masyarakat dapat hidup harmonis, aman, tentram, dan
damai tanpa penghinaan, ketakutan rasa cemas, kritik atau
kesenjangan, terutama bagi kaum fakir.
Dengan demikian Islam menganjurkan untuk meninggalkan
sikap berlebihan dalam berpakaian. Islam mengecam pakaian
kebesaran yang menunjukkan kesombongan dan kebanggaan.
Selain mencegah polemik dan penyebarnya kebencian dan
permusuhan itu di tengah masyarakat, sikap ini juga demi
tecapainya ketentraman jiwa dalam kehidupan (az-Zuhaili, 2014:
71)
Tidak hanya dalam berpakaian, didalam al-Qur‟an surat
Luqman ayat 19, Luqman memerintahkan kepada anaknya supaya
berjalan dengan sederhana, yakni jangan membusungkan dada dan
jangan juga merunduk bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-
95
gesa dan jangan pula sangat perlahan menghabiskan waktu
(Shihab, 2012: 310).
Dalam konteks pembahasan dalam surat Luqman dijelaskan
secara khusus makna sederhana lebih ditujukan dalam berjalan.
Akan tetapi didalam pembahasan skripsi ini kata sederhana
diuraikan secara menyeluruh, dimana juda dapat dialokasikan
dalam segala hal seperti halnya dalam makan dan minum,
berpakaian, menggunakan uang seperlunya, dan sebagainya.
Perilaku ini sangat penting untuk diterapkan dalam keluarga karena
dengan sikap ini maka menejemen keuangan dan sebagainya akan
terkontrol dengan baik.
c. Berkata yang baik
Banyak hadis Rasulullah Saw, yang menyuruh manusia
berhati-hati terhadap lidah. Beliau bersabda, “barang siapa yang
beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,”
demikianlah, lidah seseorang sangatlah berbahaya sehingga dapat
mendapatkan banyak kesalahan (Supriono,2006 : 49)
Telah diingatkan oleh Rasulullah yang termuat dalam hadis
di atas, ketika tidak bisa berkata yang baik alangkah baiknya.
Menjaga lisan adalah perkara yang sangat sulit, karena sekali saja
keluar sudah tidak dapat ditarik kembali. Ketika melukai orangpun
juga akan sangat berbahaya karena berkaitan langsung dengan
perasaan.
96
Dapat dipahami betapa sulitnya mengendalikan lisan, Allah
sudah mengurungya dengan gigi dan masih di tutup rapat dengan
bibir. Ini menandakan bahwa mengendalikan lidah atau lisan. Di
sini peran keluarga sangatlah penting dimana orangtua mengajari
sekaligus memberikan contoh untuk berkata yang baik.
B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam Kehidupan
Sehari-Hari
1. Selalu Bersyukur
Rasa syukur yang paling utama adalah ucapan terima kasih
kepada Allah yang memberikan kesempatan kepada manusia hidup
didunia, karena tidak semua manusia bisa hidup dinunia sampai tua,
terkadang masi berada didalam kandungan sudah di panggil oleh Allah
kembali kesurganya, terkadang baru dilahirkan dalam kondisi tidak
bernyawa. Selanjutnya bersyukur kepada Allah telah menciptakan
manusia dengan wujud yang paling baik diantara mahluk Allah yang
lain. Diberikannya nikmat melihat, bernafas. Dan dapat merasakan
ciptaan Allah adalah karunia yang tidak ternilai harganya. Dari sana
sudah sepatutlah kalau seorang hamba selalu bersyukur dan memuji
kebesaran Allah. Karena Allah lah pemilik semua apa yang di langit
dan apa yang dibumi
Selanjutnya rasa syukur karena telah dianugerahi pasangan
dan di ikat dengan perkawinan, memiliki istri baik itu adalah nikmat,
memiliki istri yang ahlaknya kurang baik itu juga nikmat yang harus
97
disyukuri setiap hamba. Karena ketika disyukuru maka akan
bertambah kenikmatannya dan juga dimudahkan dalam proses
perubahan perilaku yang kurang baik.
Meliliki seorang anak juga anugerag yang paling
diharapkan dalam setiap keluarga, dan semestinya harus disyukuri,
walau terkadang tingkah laku seorang anak membuat pusing orang tua,
akan tetapi semua itu adalah cobaan dan nikmat dari Allah kepada
hamba-hambanya. Tidak hanya cukup mengucap syukur dengan lidah,
akan tetapi juga perlu di imbangi dengan perbuatan. Mendidik anak
dengan sepenuh hati, menyayangi, dan memberikan contoh perilaku
yang baik kepada buah hati, Mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, semua itu adalah salah satu upaya untuk
bersyukur kepada Allah.
Nafkah adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, bantuan, dan
seluruh kebutuhannya menurut tradisi (Fadli dan Khotib, 2005: 616).
Didalam mencari nafkah pasti tidaklah mudah. Karena terkadang
mendapat rizki baik dan kadang juga mengalami kesusahan dalam
memperolehnya. Akan tetapi susah maupun baik dalam mencari rizki
semua itu tetap harus disyukuri. Karena ketika disyukuri maka Allah
akan menambahkan nikmat kepada hambanya yang mau bersyukur
kepada Allah Swt, sebagaimana Firman Allah surat Ibrahim ayat 7:
98
dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"(QS. Ibrahim ayat 7).
Syukur merupakan pondasi utama yang harus dimiliki oleh
setiap hamba, karena ketika syukur tidak melekat pada jiwa seorang
hamba, maka hidupnya akan merasa serba kekurangan, kesusahan, dan
merasa selalu mendapatkan cobaan dari Allah yang tidak ada
solusinya. Padahal jika seorang hamba mampu bersyukur di setiap apa
yang diberikan oleh Allah maka akan ditambahkannya nikmat dan
dimudahkan urusannya.
2. Selalu Beriman Kepada Allah Swt
Setelah terbentuknya sebuah keluarga baru, sebagai bekal
menuju keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Hendaklah
dibekali dengan iman dan takwa kepada Allah. Karena dengan adanya
iman dan takwa kepada Allah, manusia akan merasa dilindungi dan
dicukupi semua kebutuhannya. Dengan keimanan manusia juga akan
merasa tenang di kehidupan yang selanjutnya karena Allah sudah
berjanji akan menyelamatkannya dari siksa kubur dan siksa akhirat.
Lainhalnya dengan manusia yang tidak beriman kepada Allah,
bahkan sampai berani menyekutukan Allah. Didalam hidupnya pasti
dipenuhi dengan kegelisahan, ketika merasakan kebahagiaan itupun
99
hanya sesaat. Rasa ingin memiliki kekayaan dan jabatan selalu dalam
benaknya, sehingga dia merasa kesulitan dalam merasakan
kenyamanan. Ketika harta benda dan jabatan sudah dimiliki maka dia
akan merasa kurang dengan apa yang dia miliki, seperti itu dan
seterusnya.
Dalam surat Luqman ayat 13, bahwasanya Luqman
memperingatkan kepada anaknya untuk tidak memepersekutukan
Allah, karena mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang nyata.
Dari ayat tersebut sebagai peringatan kepada umat manusia terutama
kepada bapak, memiliki kewajiban menasehati keluarganya dengan
cara yang baik untuk tetap beriman dan bertakwa kepada Allah.
3. Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
Sebagaimana firman Allah yang tertera dalam surat Luqman
ayat 14 “dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” Merupakan sebuah pendidikan yang harus
ditanamkan dalam keluarga terutama pada anak.
Seorang anak hendaklah merenungkan apa yang telah
diperjuangkan oleh kedua orang tuanya terutama pada ibu sejak
didalam kandungan dengan berat yang semakin bertambah, dengan
kondisi yang semakin melemah. Perjuangan yang dilakukan dengan
100
tulus dan iklas, dirawat dari mulai dilahirkan dengan penuh kasih
sayang. Dan kekhawatiran yang sangat luar biasa ketika mendapati
buah hatinya sakit. Perjuangan yang dikeluarkan tanpa henti,
seharusnya digunakan untuk istirahat seorang ibu bahkan rela tidak
tidur untuk mengganti popok di malam hari, dan memenangkan sang
anak ketika anak menagi. Betapa tidak terhitung banyaknya
pengorbanan orang tua terhadap buah hati.
Berbakti kepada orang tua adalah utama dan yang diutamakan
setelah taat kepada Allah dan Rasulnya. Apabila telah mencapai usia
lanjut, kedua orang tua akan mengalami kelemahan badan maupun
pikiran. Bahkan keduanya bisa mengalami kondisi yang serba
menyusahkan, sehingga menyebabkan seseorang mudah menggertak
atau bersikap malas untuk melayaninya. Dalam keadaan demikian,
Allah melarang setiap anak membentak, meskipun dengan ungkapan
yang paling ringan. Tetapi Allah memerintahkan si anak supaya
bertutur kata yang baik, merendahkan diri dalam perkataan maupun
perbuatan di hadapan keduanya. Sebagaimana sikap seorang pembantu
di hadapan majikannya. Demikian pula, Allah memerintahkan si anak
supaya mendoakan keduanya, semoga Allah mengasihi keduanya
sebagaimana keduanya telah mengasihi dan merawat si anak tatkala
masih kecil.
Berbuat baik terhadap orang tua tidak hanya tatkala orang tua
masih hidup, akan tetapi ketika orang tua sudah tiada sang anak pun
101
masih dapat berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Terdapat
sebuah kisah dari bani salamah ketika mendatang Rasulullah, dia
bertanya “wahai Rasulullah, apakah masih ada cara berbakti kepada
kedua orang tuaku setelah eduanya meninggal?” Beliau menjawab,
“ya, dengan mendoakannya, meminta ampunan untuknya,
melaksanakan janjinya, menyambung silaturahmi yang tidak bisa
disambung kecuali melalui jalan mereka berdua dan memuliakan
teman-temannya”(HR. Abu Dawud).
Dari hadis di atas dapat sebagai dasar untuk tetap mendoakan,
memintakan ampunan Allah atas segala kesalahan orang tua yang telah
tiada. Melaksanakan wasiat orang tua yang sudah meninggal juga
merupakan berbuat baik kepada orang tua, bukan malah tidak peduli
karena orang tua sudah tiada. Seorang mukmin yang masih berakal,
sungguh sangat tidak pantas berbuat durhaka dan memutuskan
hubungan dengan kedua orang tua, padahal ia mengetahui keutamaan
berbakti kepadanya, dan balasan yang mulia di dunia maupun di
akhirat.
Menyambung silaturahmi sangatlah penting, dan silaturahmi
yang paling baik adalah silaturahmi kepada keluarga terutama kepada
kedua orang tua sebagaimana sabda Rasulullah, diriwayatkan dari
sahabat „ Ali bin Abi Thalib bahwa Rasuluuah Saw bersabda “Barang
siapa yang senang apabila dipanjangkan umurnya, diluaskan rizkinya
dan dihindarkan dari su‟ul khotimah, maka hendaklah ia bertakwa
102
kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” Dan sesungguhnya,
berbakti kkepada orang tua merupakan wujud silaturahmi yang paling
mulia, karena orang tua memiliki hubungan kekerabatan yang paling
dekat.
4. Mendirikan Shalat
Mendirikan shlat adalah kewajiban umat muslim yang pertama
kali setelah melafalkan dua kalimah syahadat. Allah memerintahkan
hamba-Nya untuk mendirikan shalat lima waktu dalam sehari. Shalat
itu sediri merupakan tiangnya agama seorang muslim, dan merupakan
ibadah yang paling utama, bahkan perkara yang ditanyakan diakhirat
adalah perkara sholat. Jika sholat yang didirikan itu bagus maka
baguslah amalan yang lainnya, dan ketika sholatnya buruk maka
buruklah amalan yang lainnya.
Allah dan Rasul-Nya telah banyak memberikan perintah
maupun tata cara dalam pelaksanaannya, sebagaimana Rasulullah
pernah bersabda; “dari Abu Hurairah, ia berkata: saya mendengar
Rasulullah Saw bersabda, „sesungguhnya pertama-tama perbuatan
manusia yang dihisab pada hari qiamat, adalah sholat wajib. Maka
apabila ia telah menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya).
Tetapi apabila tidak sempurna shalatnya, dikatakan (kepada malaikat)
“Lihatlah dulu, apakah ia pernah mengerjakan sholat sunah! Jika ia
mengerjakan shalat sunah, maka kekurangan dalam shalat wajib
103
disempurnakan dengan shalat sunahnya”. Kemudian semua amal-
amalyang wajib diperlukan seperti itu‟(HR. Khomsah)”.
Begitu besarnya urusan shalat yang akan menjadi perkara yang
pertama kali dipertanyakan di akhirat, dari sana Luqman
memerintahkan kepada keluarganya untuk menjaga dan mendirikan
shalatnya. Didalam hadis diatas Allah juga memberikan keringanan
kepada hambanya yang kurang sempurna didalam shalatnya yaitu
dengan cara disempurnakan dengan shalat-shalat sunah yang pernah
dia lakukan semala hidupnya didunia. allah juga meringankan bagi
yang melaksanakan shalat ketika tidak mampu berdiri maka
diperbolehkan dengan duduk, ketika tidak mampu dilaksanakan
dengan duduk maka Allah memperbolehkannya shalat dengan keadaan
tidur. Allah selalu meringankan kewajiban hamba-Nya, ketika
hambanya dalam keadaan sulit.
5. Amal Ma‟ruf Nahi Mungkar
Luqman juga memerintahkan keluarganya untuk berperilaku
baik dan mencegah perbuatan mungkar untuk memberikan
kenyamanan kepada masyarakat sekiter. Ketika berperileku baik secara
otomatis orang lain juga akan merepon dengan kebaikan pula, sedang
Luqman juga memerintahkan kepada anknya untuk mencegah
seseorang yang ingin berbuat kemungkaran, dan menyuruh untuk
bersabar karena didalam menjalankan tugas pasti banyak halangan,
apalagi dalam mencegah kemungkaran.
104
Betapa indah ketika hidup dalam keluarga terutama bisa
merasakan perdamaian, dan ketika ada sedikit perselisihan saling
mengingatkan dengan bahasa yang halus, dengan demikian akan
mudah untuk menyadari bahwa yang dilakukan adalah kesalahan.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali „Imran ayat 104;
Artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung
(Ali „Imran 104).
Perbuatan makruf akan perlahan-lahan akan mampu
mendekatkan kepada Allah, sedang perbuatan mungkar akan
menjauhkan hamba kepada Tuhannya.
6. Berakhlak Mulia
Didalam kandungan ayat Luqman 12-19 terdapat pelajaran
diantaranya akhlak yang baik. Dengan akhlak yang baik maka akan
menambah keharmonisan keluarga, adapun spesifikasi akhlah mulia
yang diajarkan lukman kepada keluarganya adalah sebagai berikut:
a. Menjauhi perilaku sombong
Perilaku sombong ini secara kasat mata pelaku, maka dia
tidak akan merasa dirinya telah melakukan perbuatan tercela, yaitu
perbuatan takabur atau sombong. Sebagaimana ibarat semut
diseberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Ibarat
105
tersebut memeng benar, ketika melihat kesalahan orang lain mata
akan sangat jeli sekali, walaupun kesalahan itu sangatlah kecil.
Akan tetapi ketika melihat diri sendiri kesalahan sebesar apapun
terkadang tak mampu melihatnya, bahwa sanya yang dilakukan
tersebut merupakan kesalahan yang fatal.
Dari sana maka dibutuhkan intropeksi diri, dengan cara
meraba-raba apa yang telah dilakukan selama hari-hari yang telah
berlalu, dirasakan dan difikirkan bahwasany yang dilakukan
tersebut merupakan kesalahan atau tidak. Jika belum dapat
mengintropeksi diri, maka langkah kedua adalah bertanya terhadap
teman sekitar, apakah perbuatannya itu baik atau tidah, ini sebagai
opsi yang baik ketika tak mampu melihat sisi buruk dari diri sendiri
maka bisa dilakukan dengan bertanya terhadap teman dekat. Akan
tetapi, terkadang teman dekat pun tidak mampu mengatakan sisi
buruk, karena mungkin orang yang bertanya akan tersinggung
ketika mendengar yang sebenarnya. Langkah ketiga, bisa bertanya
dengan musuh atau orang yang terlihat benci, karena biasanya
musuh akan secara jujur akan mengatakan sisi buruk yang sulit
untuk diketahui.
Orang yang sombong biasanya merasa dirinya itu lebih
baikdari pada orang lain, terkadang dia juga memandang
bahwasanya orang lain itu hina bahkan merasa orang lain lebih
106
rendah daripadanya, dan sebagainya. Rasulullah juga pernah
bersabda bahwasanya,
الناس وغمط الحق تطر الكثر Bahwasanya “kesombongan adalah menolak kebenaran dan
merdahkan manusia”(HR. Muslim). Betapa lincahnya perilaku
setan mengelabuhi manusia, ketika dia salah pun, dia merasa benar
dan selalu merasa benar sehingga perbuatan orang lain pun tidak
dihargai. Ini sebabnya Luqman sangat melarang keluarganya,
terutama kepada anak-anaknya untuk menjauhi perilaku sombong.
Karena perilaku sombong tak lain akan menghantarkan pelakunya
kepada neraka.
Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat az-Zumar
ayat 72;
dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka
Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka
Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri(Az-Zumar, 39: 72)
Setiap janji Allah pasti akan terjadi, itu sebabnya Luqman
melindungi keluarganya supaya tidak terseret kedalam azab Allah
yang sangat pedih dengan cara melarang keluarganya berperilaku
sombong atau takabur, dan mencontohkan perilaku-perilaku yang
baik supaya tetap dalam naungan perlindungan Allah.
107
b. Berperilaku sederhana
Berperilaku sederhana adalah salah satu perilaku mulia yang
diajarkan Luqman kepada keluarga tercintanya. Dimana Luqman
memerintahkan anak-anaknya sekaligus memberi contoh untuk
selalu berperilaku sederhana dalam hal apapun, seperti makan dan
minum, bepakaian, berperilaku, dan sebagainya.
Sedang didalam ayat 19 surat Luqman disana dikhususkan
sederhana didalam berjalan dimuka bumi, yakni jangan
membusungkan dada dan jangan juga merunduk bagaikan orang
sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan pula sangat perlahan
menghabiskan waktu (Shihab, 2012: 310).
c. Berkata yang baik
Pelajaran selanjutnya yang diajarkan Luqman kepada
keluarganya adalah bertutur kata yang baik. Didalam bertutur kata
ini tekadang seseorang tidak mampu mengendalikan perkataannya,
sehingga menimbulkan perkara yang tidak baik, seperti melukai
perasaan orang lain. Setiap manusia hendaklah bertuturkata yang
baik karena dengan cara bertutur kata yang baik dapat menjadi
sebab masuk surganya seseorang. Dengan berkata yang baik maka
akan tercipta ketentraman didalam keluarga khususnya, juga dapat
menghindari perselisihan.
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan dan analisis pada bab-bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam QS. Luqman Ayat 12-19
Nilai-nilai pendidikan keluarga dalam qs. Luqman ayat 12-19
diantaranya adalah:
a. Pendidikan kepribadian: bersabar, sederhana
b. Pendidikan keagamaan: Beriman kepada Allah, mendirikan shalat,
amal ma‟ruf nahi mungkar
c. Pendidikan akhlak: berkata yang baik, tidak sombong, berbakti
kepada orang tua.
2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam QS. Luqman
Ayat 12-14 Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berdasarkan pembahasan-pembahasan dan analisis pada bab-
bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-
nilai pendidikan keluarga dalam QS. Luqman ayat 12-19. Diantaranya
yang pertama yaitu bersyukur atas semua kehendak Allah, selalu
beriman kepada Allah didalam kondisi apapun, berbuat baik kepada
orang tua walaupun kedua orang tua kafir atau bahkan meminta anak
untuk menyekutukan Allah anak harus tetap berbuat baik kepada
109
orang tua, mendirikan sholat, amal ma‟ruf nahi mungkar, dan
memiliki akhlak mulia seperti, menjaga diri supaya tidak sombong,
selalu bersederhana, dan berkata yang baik jika tidak bisa berkata
yang baik maka lebih baik dia. Selalu ingat semua amal perbuatan,
karena Allah selalu melihat, dan akan memberikan balasan di alam
yang akan datang.
B. Saran
Penulis juga bahwasanya contoh pendidikan keluarga yang
disampaikan oleh Luqman bisa diterapkan didalam dunia pendidikan.
Seperti halnya seorang guru haruslah bersikap baik dan lemah lembut
dalam penyampaian materi pembelajaran. Disampaikan dengan baik dan
tidak perlu dengan cara yang kasar dan bentakan yang disertai dengan
emosi, karena sang murit susah menyerap materi yang disampaikan.
Dilakukan dengan sabar pelan-pelan insyaallah Allah akan memberikan
kemudahan dalam proses pembelajaran.
Hasil dari kajian nilai-nilai pendidikan keluarga dan
implementasinya masih sangatlah terbatas. Masih banyak aspek yang
belum tersentuh oleh penulis, dan pemahaman penulis yang sangat kurang
wawasan. Maka dari itu penulis berharap suatu saat ada peneliti baru yang
mampu memaparkan kajian pendidikan keluarga dengan rinci dan jelas.
110
111
112
113
114
115
116