nilai-nilai pendidikan islam dalam kurikulum …eprints.ums.ac.id/30828/14/naskah_publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM KURIKULUM TERSEMBUNYI (HIDDEN CURRICULUM)
DI SDIT MUHAMMADIYAH SINAR FAJAR CAWAS KLATEN
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh:
Anissah Suryaningtyas
NIM: G000100039
NIRM: 10/X/02.2.1/T/4383
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini, Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir:
Nama : Dr. Badaruddin, M.Ag.
Sebagai : Pembimbing I
Nama : Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.
Sebagai : Pembimbing II
Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, yang merupakan
ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa:
Nama : Anissah Suryaningtyas
NIM : G000100039
Program Studi : Fakultas Agama Islam (Tarbiyah)
Judul : Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kurikulum Tersembunyi
di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten
Naskah Artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian
persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 20 Mei 2014 Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Badaruddin, M.Ag.) (Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.)
iv
ABSTRAK
Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum) di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten
ANISSAH SURYANINGTYAS G000100039
Untuk mencapai tujuan pendidikan terdapat hal-hal yang tidak terdokumentasikan atau sifatnya tidak tertulis dan hal ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, hal-hal inilah yang disebut dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum tersembunyi berperan penting dalam peningkatan nilai-nilai pendidikan Islam, karena pada dasarnya konsep kurikulum tersembunyi terekspresikan dalam gagasan bahwa sekolah melakukan lebih dari sekedar menyebarkan pengetahuan seperti yang tercantum dalam kurikulum tertulis, tetapi juga mengandung pesan yang relevan dengan kenyataan hidup.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk-bentuk kurikulum tersembunyi di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten?, dan nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam kurikulum tersembunyi di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten?. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kurikulum tersembunyi yang ada di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten dan 2) untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kurikulum tersembunyi yang ada di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan pola pemikiran induktif.
Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan: 1) Bentuk-bentuk kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten yaitu: Kegiatan penyambutan kedatangan siswa; muroja’ah juz’amma, halafan hadis, hafalan doa, bacaan salat; pembiasaan salat Duha dan salat Zuhur berjamaah; kegiatan infak rutin dan infak bersama; outing class; kebiasaan memanggil teman dengan sapaan “mbak” dan “mas”; figur tenaga pendidik dan kependidikan yang bersahabat dan inspiratif; budaya bersih; budaya hemat dan menjaga nutrisi. 2) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Klaten dapat digolongkan menjadi tiga nilai pendidikan Islam, yaitu: a) nilai pendidikan aqidah yang meliputi: muroja’ah Juz’amma, hafalan hadis, hafalan doa, dan bacaan salat; pembiasaan salat Duha dan salat Zuhur berjamaah, b) nilai pendidikan akhlak yang meliputi: kegiatan penyambutan kedatangan siswa; kebiasaan memanggil teman dengan sapaan “mbak” dan “mas”; budaya bersih; budaya hemat dan menjaga nutrisi; outing class; figur tenaga pendidik dan kependidikan yang bersahabat dan inspiratif, c) nilai pendidikan ibadah yang meliputi: muroja’ah Juz’amma, hafalan hadis, hafalan doa, dan bacaan salat; pembiasaan salat Duha dan salat Zuhur berjamaah; kegiatan infak rutin dan infak bersama. Kata kunci: nilai, kurikulum tersembunyi
1
PENDAHULUAN
Untuk pencapaian tujuan
pendidikan terdapat hal-hal yang tidak
terdokumentasikan atau sifatnya tidak
tertulis dan hal ini sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan
itu sendiri, hal-hal inilah yang disebut
dengan kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum).
Kurikulum tersembunyi berperan
penting dalam peningkatan nilai-nilai
pendidikan Islam, karena pada
dasarnya konsep kurikulum
tersembunyi terekspresikan dalam
gagasan bahwa sekolah melakukan
lebih dari sekedar menyebarkan
pengetahuan seperti yang tercantum
dalam kurikulum tertulis, tetapi juga
mengandung pesan yang relevan
dengan kenyataan hidup.
SDIT Muhammadiyah Sinar
Fajar Cawas Klaten adalah sekolah
dasar milik Muhammadiyah yang
beralamatkan di Jln. Raya Cawas –
Bayat KM. 1 Bawak, Cawas, Klaten.
Kurikulum tersembunyi di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
diwujudkan dalam bentuk program-
program pengembangan diri. Seperti
pembiasaan salat duha dan salat zuhur
berjamaah, kegiatan infak rutin dan
infak bersama, budaya bersih, dan
outing class, dan sebagainya. Hal
tersebut berfungsi memberikan
pemahaman mendalam tentang
kepribadian, norma, nilai, keyakinan,
yang tidak dijelaskan secara
menyeluruh dalam kurikulum formal.
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka penulis berkeinginan
untuk mengadakan penelitian di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
Klaten dengan judul “Nilai-Nilai
Pendidikan Islam dalam Kurikulum
Tersembunyi (Hidden Curriculum) di
SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas Klaten”.
Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apa saja bentuk-
bentuk kurikulum tersembunyi di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
Klaten?, dan nilai-nilai pendidikan
Islam apa saja yang terkandung dalam
kurikulum tersembunyi di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
Klaten?. Sedangkan, tujuan penelitian
dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan
bentuk-bentuk kurikulum tersembunyi
yang ada di SDIT Muhammadiyah
Sinar Fajar Cawas Klaten, dan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan nilai-
nilai pendidikan Islam yang terkandung
dalam kurikulum tersembunyi yang ada
2
di SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas Klaten.
Tinjauan pustaka yang dijadikan
rujukan bagi penulis diantaranya
sebagai telah dilakukan oleh:
1. M. Zaenudin (UMS, 2013) dalam
skripsinya yang terjudul Nilai-nilai
Pendidikan Islam Dalam Unit
Kegiatan Mahasiswa Tapak Suci
Universitas Muhammadiyah
Surakarta Periode 2012,
menyimpulkan bahwa nilai-nilai
pendidikan Islam yang terkandung
dalam unit kegiatan mahasiswa
tapak suci UMS yaitu: (a) nilai
pendidikan keimanan yaitu: nilai
tauhid dan nilai pengawasan, (b)
nilai pendidikan akhlak yaitu: nilai
siap siaga, nilai membela keadilan
dan kebenaran, dan nilai taat pada
pimpinan, (c) nilai pendidikan
ibadah yaitu: nilai kepatuhan dan
keterpautan hati dengan Allah.
Adapun penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang penulis teliti
yaitu terletak pada bentuk
kegiatannya, yang mana penelitian
ini lebih menekankan tentang nilai-
nilai pendidikan Islam yang
terkandung dalam unit kegiatan
mahasiswa tapak suci UMS.
2. Rofi Nurrohmah (UMS, 2013)
dalam skripsinya yang berjudul
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam
Lirik Lagu Karya Bimbo,
menyimpulkan bahwa nilai-nilai
pendidikan Islam yang terkandung
dalam lirik lagu karya Bimbo yaitu:
(a) nilai pendidikan aqidah, yaitu
keimanan kepada Allah yang
mencakup tauhid rububiyah,
uluhiyah, dan al-asma wa al-sifat,
serta keimanan kepada Rasulullah,
(b) nilai pendidikan akhlak, yaitu
mencintai anak yatim dan mengasihi
orang miskin sebagaimana yang
dicontohkan Rasul kepada umatnya,
pandai menguasai beragam ilmu
pengetahuan, tekun beribadah,
memakai busana muslimah dan
tunduk patuh kepada Allah, (c) nilai
pendidikan ibadah, yaitu mengabdi
kepada Allah dengan mentaati
kewajiban untuk beribadah kepada-
Nya dan menyegerakan berbuat
kebaikan. Adapun penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang
penulis teliti yaitu penelitian ini
lebih menekankan tentang nilai-nilai
pendidikan Islam yang terkandung
dalam lirik lagu karya Bimbo.
3
3. Nuuriya Shofa (IAIN Walisongo
Semarang, 2011) dalam skripsinya
yang berjudul Model Penerapan
Hidden Curriculum Pada
Pembelajaran Akidah Akhlak di
Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah
Demak Tahun Ajaran 2008/2009.
Dalam skripsinya berkesimpulan
bahwa, metode yang digunakan
pendidik dalam mengembangkan
hidden curriculum pada
pembelajaran akidah akhlak yaitu:
dengan menggunakan metode
keteladanan, metode pembiasaan,
dan metode kedisiplinan. Adapun
penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang penulis teliti yaitu
penelitian ini lebih menekankan
pada aspek model penerapan hidden
curriculum pada pembelajaran
akidah akhlak di Madrasah Aliyah
Al-Irsyad Gajah Demak.
Dari hasil penelitian-penelitian di
atas, dapat dicermati bahwa judul
penelitian yang penulis lakukan yaitu
“Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam
Kurikulum Tersembunyi (Hidden
Curriculum) di SDIT Muhammadiyah
Sinar Fajar Cawas Klaten” tidak sama
dengan judul yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya, sehingga
penelitian ini memenuhi unsur
kebaruan.
Nilai adalah suatu tipe kepercayaan
yang berada dalam ruang lingkup
sistem kepercayaan, dimana seseorang
harus bertindak atau menghindari suatu
tindakan, atau mengenai sesuatu yang
pantas atau tidak pantas dikerjakan,
dimiliki, dan dipercayai1. Pendidikan
Islam adalah upaya membimbing,
mengarahkan, dan membina peserta
didik yang dilakukan secara sadar dan
terencana agar terbina suatu
kepribadian yang utama sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam2. Jadi yang
dimaksud nilai-nilai pendidikan Islam
adalah sesuatu atau sifat-sifat penting
yang berguna bagi manusia dalam
menjalani hidupnya sehingga
terciptanya kepribadian yang selaras
dengan norma agama Islam.
Macam-Macam Nilai Pendidikan
Islam, meliputi:
1) Nilai Pendidikan Aqidah
Pendidikan aqidah merupakan
pendidikan yang diberikan pertama
kali semenjak anak lahir ke dunia,
1Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 16. 2Abbuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 292.
4
karena pendidikan ini berfungsi
sebagai pondasi bagi diri anak
tersebut dan berfungsi untuk
mengembangkan fitrah yang ada.
Pendidikan Islam pada akhirnya
ditujukan untuk menjaga dan
mengaktualisasikan potensi
ketauhidan melalui berbagai upaya
edukatif yang tidak bertentangan
dengan Islam.
2) Nilai Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak merupakan
pendidikan yang berperan penting
dalam pembentukan emosional dan
kepribadian manusia. Pendidikan
akhlak tidak boleh ditinggalkan
dalam rangkaian pendidikan yang
diajarkan kepada anak.
Akhlak dalam diri manusia
timbul dan tumbuh dari dalam jiwa,
kemudian berubah ke segenap
anggota yang menggerakkan amal-
amal serta menghasilkan sifat-sifat
yang baik serta menjauhi segala
larangan terhadap sesuatu yang
buruk yang membawa manusia ke
dalam kesesatan3.
3) Nilai Pendidikan Ibadah
Ibadah adalah pengabdian ritual
sebagaimana diperintahkan dan
diatur di dalam al-Qur’an dan
Sunnah. Aspek ibadah ini disamping
bermanfaat bagi kehidupan duniawi,
tetapi yang paling utama adalah
sebagai bukti dari kepatuhan
manusia memenuhi perintah-
perintah Allah4.
Kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi peserta didik
secara positif ketika sedang
mempelajari sesuatu. Pengaruh itu
mungkin dari pribadi guru, peserta
didik itu sendiri, karyawan sekolah,
suasana pembelajaran dan sebagainya.
Kurikulum tersembunyi ini terjadi
ketika berlangsungnya kurikulum ideal
atau dalam kurikulum nyata5.
Pelaksanaan kurikulum
tersembunyi dalam KTSP dapat
digolongkan dalam aktivitas
pengembangan diri yang
pelaksanaannya tidak terprogram.
Dalam panduan KTSP untuk
pengembangan diri tentang bentuk-
bentuk pelaksanaan pengembangan
diri dinyatakan bahwa,
3Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 29.
4Ibid. hlm. 28. 5Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakaraya,
2011), hlm. 7.
5
bentuk-bentuk pelaksanaan
pengembangan diri mencakup:6
1) Kegiatan pengembangan diri secara
terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun
waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik secara
individual, kelompok atau klasikal
melalui penyelenggaraan:
a) Layanan dan kegiatan pendukung
konseling, dan
b) Kegiatan ekstra kurikuler.
2) Kegiatan pengembangan diri secara
tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagi berikut:
a) Rutin, yaitu kegiatan yang
dilakukan terjadwal, seperti:
upacara bendera, senam, ibadah
khusus keagamaan bersama,
keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
b) Spontan, adalah kegiatan yang
tidak terjadwal dalam kejadian
khusus seperti: pembentukan
perilaku memberi salam,
membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi
silang pendapat (pertengkaran).
c) Keteladanan, adalah kegiatan
dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berpakaian rapi,
berbahasa yang baik, rajin
membaca, memuji kebaikan atau
keberhasilan orang lain, datang
tepat waktu.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk
penelitian lapangan, sedangkan jenis
pendekatan yang digunakan bersifat
kualitatif. Penelitian dilakukan di
lingkungan SDIT Muhammadiyah
Sinar Fajar Cawas Klaten. Sedangkan
subyek penelitian ini adalah kepala
sekolah, wakasek kurikulum, wakasek
kesiswaan, dan 16 guru SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
Klaten. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Dalam menganalisis data,
penulis menggunakan analisis
deskriptif kualitatif, karena datanya
berupa data kualitatif.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Nilai-nilai pendidikan Islam dalam
kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) yang ada di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
1Wahidmurni, dalam artikelnya “Kurikulum Tersembunyi” (http://wahidmurni.
blogspot.com/2009/06/kurikulum-tersembunyi.html), diakses pada tanggal 19-11-2013, pukul 09.00.
6
Klaten dapat digolongkan menjadi
tiga nilai pendidikan islam yaitu nilai
pendidikan aqidah, nilai pendidikan
akhlak, dan nilai pendidikan ibadah,
yang masing-masing akan dijelaskan
dalam uraian analisis dibawah ini:
1. Nilai pendidikan aqidah
Nilai pendidikan aqidah dalam
kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
dapat dilihat dalam bentuk-bentuk
kurikulum tersembunyi berikut:
a. Muroja’ah Juz’amma, hafalan
hadis, hafalan doa, dan bacaan
salat
Kegiatan muroja’ah
juz’amma, hafalan hadis, hafalan
doa, bacaan salat merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan
seluruh siswa SDIT sebelum
pelajaran pertama dimulai, yang
dipimpin oleh seorang guru wali
kelas masing-masing. Kebiasaan
ini menunjukkan bahwa SDIT
mempunyai target bahwa seluruh
siswanya harus menguasai
hafalan yang telah ditentukan
oleh pihak sekolah. Kegiatan ini
mengandung nilai pendidikan
aqidah, karena dengan seseorang
siswa mempelajari ilmu agama,
maka akan tumbuh nilai
ketauhidan di dalam hatinya.
b. Pembiasaan salat Duha dan
salat Zuhur berjamaah
Pembiasaan salat Duha dan
salat Zuhur berjamaah di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas dilakukan dengan penuh
semangat oleh seluruh tenaga
pendidik dan kependidikan SDIT.
Pembiasaan ini menunjukkan
bahwa seluruh tenaga pendidik
dan kependidikan SDIT memiliki
nilai keimanan dan ketakwaan
yang tinggi kepada Allah Swt.
Lingkungan SDIT yang agamis,
tenaga pendidik dan
kependidikannya yang selalu
memanfaatkan waktu-waktu yang
ada untuk beribadah secara kita
sadari atau tidak, dapat
menumbuhkan nilai pendidikan
aqidah dalam jiwanya.
2. Nilai pendidikan akhlak
Nilai pendidikan akhlak dalam
kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
dapat dilihat dalam bentuk-bentuk
kurikulum tersembunyi berikut:
a. Kegiatan penyambutan
kedatangan siswa
7
Kegiatan penyambutan
kedatangan siswa dilaksanakan
setiap pagi pada saat siswa-siswi
datang ke sekolah. Kegiatan ini
menanamkan nilai keramahan
terhadap seluruh siswa karena
dalam penyambutan ada kegiatan
senyum, salam, sapa dari seluruh
guru yang menyambutnya.
b. Kebiasaan memanggil teman
dengan sapaan “mbak” dan
“mas”
Kebiasaan memanggil teman
dengan sapaan “mbak” dan
“mas” yang ada di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas dapat menanamkan nilai
keramahan dan kesopanan
terhadap sesama atau orang yang
lebih tua. Secara universal
kegiatan ini menitikberatkan pada
pembentukan kepribadian
muslim sebagai individu yang
diarahkan kepada peningkatan
faktor ajar (lingkungan), yang
berpedoman kepada nilai-nilai
ke-Islaman.
c. Budaya bersih
Setiap manusia mempunyai
kewajiban untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri agar terjauh dari
berbagai macam penyakit.
Dengan menjaga kebersihan
lingkungan dan kebersihan diri
yang ditanamkan di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas dapat menanamkan nilai
keindahan kepada siswa yang
nantinya bermanfaat bagi masa
depannya kelak untuk selalu
menjaga kebersihan dimanapun
mereka berada.
d. Budaya hemat dan budaya
menjaga nutrisi
Larangan membawa uang
untuk jajan di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas Klaten sudah menjadi
sebuah kebiasaan setiap siswanya
agar tidak jajan sembarangan
diluar yang tidak terjamin
kualitas makanannya. Kegiatan
ini menanamkan nilai ekonomi
kepada siswa untuk berhemat
tidak menggunakan uangnya
untuk jajan sembarangan, karena
dari pihak sekolah sendiri sudah
menyediakan makan siang dan
snack yang sudah terjamin
kualitas gizinya.
e. Outing Class
Kegiatan Outing Class atau
pembelajaran di luar kelas yang
8
ada di SDIT Muhammadiyah ada
berbagai macam, diantaranya
manasik haji, renang, kunjungan
belajar, outbound, pesantren
ramadan, bazar santri, dan family
day. Setiap kegiatan mempunyai
manfaat yang penting bagi
kehidupan siswa yang akan
datang. Seperti bazar santri yang
menanamkan jiwa kewirausahan
pada siswa, dan melatih siswa
terampil dalam bidang usaha,
sehingga menanamkan sebuah
nilai ilmu pengetahuan yang
tidak didapat di dalam ruangan.
f. Figur tenaga pendidikan dan
kependidikan yang bersahabat
dan inspiratif
Figur tenaga pendidik yang
bersahabat dengan siswa, tidak
terlalu mengekang siswa,
membawakan pelajarannya
dengan bahasa yang mudah
dipahami, dan pintar membawa
suasana itu sedikit banyak dapat
menginspirasi siswa untuk lebih
semangat belajar. Sehingga siswa
menjadi lebih akrab dengan
ustaz/ustazahnya tanpa melebihi
batasannya. Sedangkan figur para
tenaga kependidikan juga
memberikan pelayanan baik
kepada seluruh siswa dengan
penuh kasih sayang dan
kesopanan. Hal tersebut
menanamkan kepada siswa
sebuah nilai keteladanan yang
banyak menginspirasi siswa
untuk mengikuti jejak
keteladanan dari tenaga pendidik
dan kependidikan di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas.
3. Nilai pendidikan ibadah
Nilai pendidikan ibadah dalam
kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas
dapat dilihat dalam bentuk-bentuk
kurikulum tersembunyi berikut:
a. Muroja’ah Juz’amma, hafalan
hadis, hafalan doa, dan bacaan
salat
Kegiatan muroja’ah
juz’amma, hafalan hadis, hafalan
doa, bacaan salat merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan
seluruh siswa SDIT sebelum
pelajaran pertama dimulai, yang
dipimpin oleh seorang guru wali
kelas masing-masing. Dengan
kegiatan ini maka tercipta sebuah
semangat belajar dari siswa-siswi
untuk mempelajari lebih dalam
9
lagi tentang ilmu agama.
Kegiatan ini mengandung nilai
pendidikan aqidah, karena
dengan seseorang siswa
mempelajari ilmu agama, maka
akan tumbuh nilai pendidikan
ketauhidan dan nilai pendidikan
ibadah di dalam hatinya.
b. Pembiasaan salat Duha dan salat
Zuhur berjamaah
Pembiasaan salat Duha dan
salat Zuhur berjamaah di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas dilakukan dengan penuh
semangat oleh seluruh tenaga
pendidik dan kependidikan SDIT.
Hampir tidak ada yang
melalaikan salat Duha dan salat
Zuhur berjamaah. Pembiasaan ini
menunjukkan bahwa seluruh
tenaga pendidik dan
kependidikan SDIT memiliki
nilai keimanan dan ketakwaan
yang tinggi kepada Allah Swt.
Lingkungan SDIT yang agamis,
tenaga pendidik dan
kependidikannya yang selalu
memanfaatkan waktu-waktu yang
ada untuk beribadah secara kita
sadari atau tidak, dapat
menciptakan suasana sekolah
yang memiliki ruh-ruh Islam
yang membuat hari nyaman dan
tentram.
c. Kegiatan infak rutin dan infak
bersama
Pembiasaan berinfak baik
infak rutin maupun infak bersama
yang dilaksanakan di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas Klaten, dapat melatih
siswa dalam nilai peduli sosial
untuk menyisihkan sebagian
uangnya untuk kepentingan
bersama, dan melatih siswa untuk
berhemat dalam pengelolaan
uang. Kegiatan infak rutin dan
infak bersama secara tidak
langsung telah menanamkan nilai
peduli sosial terhadap sesama
seperti yang diajarkan dalam
Islam.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis
yang telah penulis paparkan di atas,
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bentuk-bentuk kurikulum
tersembunyi (hidden curriculum)
di SDIT Muhammadiyah Sinar
Fajar Cawas Klaten yaitu:
Kegiatan penyambutan
kedatangan siswa; muroja’ah
10
juz’amma, halafan hadis, hafalan
doa, bacaan salat; pembiasaan
salat Duha dan salat Zuhur
berjamaah; kegiatan infak rutin
dan infak bersama; outing class;
kebiasaan memanggil teman
dengan sapaan “mbak” dan
“mas”; figur tenaga pendidik dan
kependidikan yang bersahabat
dan inspiratif; budaya bersih;
budaya hemat dan menjaga
nutrisi.
2. Nilai-nilai pendidikan Islam
dalam kurikulum tersembunyi
(hidden curriculum) di SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas Klaten dapat digolongkan
menjadi tiga nilai pendidikan
Islam, yaitu:
a. Nilai pendidikan aqidah yang
meliputi: muroja’ah
Juz’amma, hafalan hadis,
hafalan doa, dan bacaan salat;
pembiasaan salat Duha dan
salat Zuhur berjamaah.
b. Nilai pendidikan akhlak yang
meliputi: kegiatan
penyambutan kedatangan
siswa; kebiasaan memanggil
teman dengan sapaan “mbak”
dan “mas”; budaya bersih;
budaya hemat dan menjaga
nutrisi; outing class; figur
tenaga pendidik dan
kependidikan yang bersahabat
dan inspiratif.
c. Nilai pendidikan ibadah yang
meliputi: muroja’ah
Juz’amma, hafalan hadis,
hafalan doa, dan bacaan salat;
pembiasaan salat Duha dan
salat Zuhur berjamaah;
kegiatan infak rutin dan infak
bersama.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di
atas, penulis memberikan saran-
saran untuk dijadikan bahan
pertimbangan, yaitu:
1. Kepada Kepala Sekolah SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas perlu memberikan
sosialisasi kepada ustad/ustadzah
yang belum mengetahui tentang
pelaksanaan kurikulum
tersembunyi.
2. Bagi tenaga pendidik dan
kependidikan SDIT
Muhammadiyah Sinar Fajar
Cawas, dapat meningkatkan
program-program pengembangan
diri yang kurang atau belum
sepenuhnya dilaksanakan secara
baik.
11
3. Kepada peneliti selanjutnya,
penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan
dan referensi bagi penelitian
sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakaraya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hidayat, Rakhmat. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Izzan, Ahmad. 2012. Tafsir Pendidikan. Banten: Shuhuf Media Insani. Lubis, Marwadi. 2011. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M. Noor, Rohinah. 2012. The Hidden Curriculum. Yogyakarta: Insan Madani. Nata, Abbuddin. 2002. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya. Wahidmurni. 2009. Kurikulum Tersembunyi. (http://
wahidmurni.blogspot.com/2009/06/kurikulum-tersembunyi. html), diakses tanggal 19 November 2013.