nilai-nilai kesehatan fisik dan mental dalam ibadah...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM
IBADAH SHALAT
(Telaah Buku Mukjizat Gerakan shalat Karya Sagiran)
2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
RUMIYATI
NIM: 111-13-050
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
vii
إ ن مع إلعس يس إ
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)
ه س ف ن ل دج ه يجا ا نم إ ف د ه ا ج ن وم
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka
sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 6)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua saya, Bapak Parjiyanto dan Ibu Sulastri, yang telah
memberikan dukungan moril maupun materi serta do‟a yang tiada henti
untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do‟a dan tiada
do‟a yang paling khusuk selain do‟a yang terucap dari orang tua. Ucapan
terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua,
karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku untuk kalian bapak
ibuku.
2. Bapak pembimbing skripsi (Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag.), Bapak
pembimbing akademik (Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.), penguji dan
pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya
untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan
pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.
Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di
hati.
3. Saudara tercinta, Adek Riyan Andriyanto yang selalu mendoakan dan
memberikan motivasi sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu.
4. Keluarga besar Pak Citro dan Pak Soemarto yang selalu memberi semangat
dan dukungannya.
5. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang saling memberikan dukungan
semangat dan doa: Reni Sekar Oktaviana, Choirin Nasikhah, Nur Heni,
ix
Ulfa, Lestari, Hamidah, Ana Bi‟aunika dan masih banyak lagi yang tidak
bisa di sebutkan satu persatu. Tanpa semangat, dukungan dan bantuan
kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda
tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih
untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan
dan kebersamaan kita pasti bisa! Semangat!!
6. Keluarga Besar PAI B dan teman-teman PAI 2013
7. Keluarga Besar Sian‟s Hostel (Reni, mbak Kunni, mbak Heni, Hani, Tesa,
Helmi, mbak Datul, Rani, Anggun, Mbak Dian) tercinta.
8. Dan semua pihak yang membantu dalam terselesainya skripsi ini serta para
pembaca yang budiman.
x
KATA PENGANTAR
Assalammu‟alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani
kehidupan ini sesuai dengan Ridho-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis yang berjudul
“Mukjizat Gerakan Shalat Dalam Perspektif Sagiran” sesuai dengan rencana.
Selanjutkan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan
penelitian dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Ghufron, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
xi
xii
ABSTRAK
Rumiyati. 2017. Nilai-nilai Kesehatan Fisik dan Mental dalam Ibadah Shalat
(Telaah Buku Mukjizat Gerakan Shalat Karya Sagiran). Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M.Ag.
Kata kunci : Nilai-nilai, Kesehatan, Kesehatan Fisik, Kesehatan Mental, dan
Shalat.
Penelitian ini membahas tentang Nilai-nilai Kesehatan Fisik dan Mental
dalam Ibadah Shalat (Telaah buku mukjizat gerakan shalat karya Sagiran). Fokus
penelitian ini yang akan dikaji adalah: Bagaimana nilai-nilai kesehatan fisik dan
mental dalam ibadah shalat menurut Sagiran?, 2. Bagaimana aplikasi shalat sehat
dalam kehidupan sehari-hari?
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library research),
yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada literatur-literatur baik
berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :(1)Nilai-nilai kesehatan fisik dan
mental dalam ibadah shalat menurut Sagiran: khusus menguraikan penjelasan
medis terpilih mengenai gerakan wudhu dan shalat. Penekanannya lebih ke arah
fungsi fisk dasar yang mudah dipahami, senam ergonomis yang dijabarkan secara
rinci, pijat getar saaraf yang dikembangkan dari buku lama dengan tambahan
analisis medis, akupuntur (tusuk jarum), dan brain gym(senam
otak),danmembahas aplikasi ilmu shalat sehat dalam kehidupan sehari-hari. (2)
Aplikasi shalat sehat dalam kegiatan sehari-hari adalah shalat sebagai sumber
keimanan dan ketentraman, shalat sebagai sarana berkomunikasi bagi hamba
dengan Allah, shalat sebagai sarana mendapatkan keberuntungan, shalat memuat
bacaan Al-Qur‟an yang menjadi Obat, shalat adalah pencegah dosa-dosa, shalat
dapat mengusir rasa sepi, dan shalat dapat mencegah rasa takut dan keluh-kesah.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................ i
JUDUL .................................................................................................... ii
LEMBAR BERLOGO .......................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ vi
MOTTO .................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................. xii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Metode Penelitian ....................................................................... 5
F. Penegasan Istilah ........................................................................ 8
xiv
G. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 11
BAB II Biografi Sagiran ........................................................................ 13
A. Identitas Diri ............................................................................... 13
B. Riwayat Pendidikan ................................................................... 14
C. Riwayat Pekerjaan ..................................................................... 15
D. Riwayat Organisasi .................................................................... 16
E. Pengalaman ................................................................................. 17
F. Karya Ilmiah ............................................................................... 20
BAB III Deskripsi Pemikiran: NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN
MENTAL DALAM IBADAH SHALAT.......................................... 23
A. Manusia Membutuhkan Tuntunan .......................................... 23
B. Syariat Shalat ............................................................................. 26
C. Khusyuk Shalat .......................................................................... 27
D. Peran Kedokteran Islam Menyingkap Mukjizat Shalat ........ 28
E. Anatomi Gerakan Shalat dalam Pandangan Medis Menurut
Sagiran ........................................................................................ 32
F. Senam Ergonomis ...................................................................... 35
BAB IV Analisis Nilai Kesehatan Fisik Dan Mental Dalam Ibadah Shalat
Karya Sagiran danAplikasi Gerakan Shalat Dalam Kegiatan Sehari-Hari
51
A. Analisis Mukjizat Gerakan Shalat .............................................. 51
a. Berdiri ................................................................................... 51
b. Takbiratul Ihram ................................................................... 51
xv
c. Rukuk ................................................................................... 52
d. Bangun dari Rukuk ............................................................... 53
e. Sujud ..................................................................................... 53
f. Duduk diantara dua sujud .................................................... 54
g. Salam ..................................................................................... 57
Analisis gerakan shalat menurut Lukman Hakim Saktiawan 58
a. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat ........................................ 58
b. Takbiratul Ihram .................................................................. 58
c. Rukuk .................................................................................. 59
d. I‟tidal ..................................................................................... 59
e. Sujud ..................................................................................... 60
f. Iftirasy (duduk diantara dua sujud) .................................. 60
g. Salam ..................................................................................... 61
B. Aplikasi Mukjizat Gerakan Shalat dalam Kehidupan Sehari-
hari ............................................................................................... 61
a. Shalat Sebagai Sumber Keimanan dan Ketentraman ....... 61
b. Shalat sebagai Sarana Berkomunikasi bagi Hamba dengan
Tuhan ...................................................................................... 63
c. Shalat sebagai Sarana Mendapatkan keberuntungan............ 64
d. Shalat Memuat Bacaan al-Qur‟an yang Menjadi Obat .... 64
e. Shalat adalah Pencegah Dosa-dosa ...................................... 65
f. Shalat dapat Mengusir Rasa Sepi ........................................ 66
g. Shalat dapat Mencegah Rasa Takut dan Keluh Kesah ..... 66
BAB V PENUTUP .................................................................................. 68
A. Kesimpulan .................................................................................. 68
xvi
B. Saran-saran .................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
Shalat adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat.
Apabila baik shalatnya, maka dianggaplah baik keseluruhan amalannya. Tentulah
orang tersebut masuk surga. Inilah anugrah terindah yang bisa di dapat oleh siapa
saja yang mengerti, memahami dan mau berusaha menggapainya. Jika shalat
hanya dijadikan sebagai kewajiban semata, maka keindahan itu tidak akan
dirasakan dan kita akan semakin jauh dari surga.
Syarat shalat sudah diajarkan kepada Nabi Ibrahim, meski
penyempurnaan ajaran itu disampaikan oleh baginda Nabi Muhammad SAW.
ketika Nabi Muhammad SAW mi‟raj ke langit, beliau menerima perintah
langsung dari Allah SWT akan kewajiban shalat. Kita, umat beliau di akhir zaman
ini tinggal melaksanakan syariat yang sudah demikian rinci ini, tanpa menambah
dan menguranginya. Inilah jalan selamat yang dibutuhkan manusia untuk
kebahagiaan dunia akhirat.
Kunci shalat adalah bersuci, apabila seorang muslim telah berwudhu
dengan baik, maka satu pintu diterimanya shalat telah terbuka. Tidak semata-mata
Allah SWT memerintahkan jikalau bukan berakibat maslahat untuk manusia bila
dikerjakan. Demikian sebaliknya, tidaklah semata-mata Allah melarang sesuatu
jikalau bukan berakibat kemaslahatan bila ditinggalkan.
2
Buku yang penulis baca saat ini adalah revisi dari edisi lama, mengingat
banyak pertanyaan seputar manfaat shalat, cara melakukan wudhu yang tepat, dan
cara menunaikan shalat yang benar. Sebenarnya, sudah banyak kitab rujukan yang
berbicara soal itu.
Mungkin sebagian manusia menganggap fungsi shalat hanya untuk
beribadah terhadap Allah SWT saja, dan hanya untuk menunaikan kewajiban
sebagai orang yang beragama Islam.
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti,
tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.
Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan
oleh ciptaan-Nya, khususnya manusia. Semua perintah-Nya tidak hanya bernilai
ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri.
Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui
manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta
ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling
tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam
shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Mulai dari takbiratul ihram
sampai dengan salam. Karena mayoritas dari umat muslim tidak mengetahui
manfaat-manfaat dari setiap gerakannya.
3
Pertama, mulai dari berdiri yang berfungsi tulang leher bagian sendi
atas mengalami peregangan, ruas-ruas tulang belakang mengalami
penyempurnaan letak aliran sistem dan pola saraf menjadi lancar. Kedua,
takbiratul ihram berfungsi untu mengontrol nafas, membuat kontak antara paru-
paru dan jantung dan kontak ini dapat mengontrol denyut jantung. Ketiga, rukuk
berfungsi melenturka tulang belakang, dan berguna untuk menarik urat pinggang
sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan mencegah dari gejala sakit ginjal.
Keempat, i‟tidal berfungsi untuk otot-otot punggung, pinggang aktif dan
terkontraksi dengan semua jaringan di punggung dan paha. Kelima, sujud
berfungsi untuk memperlancar aliran darah sekaligus oksigen ke otak, pikiran
menjadi tenang, dan mencegah kematian akibat pecahnya urat darah di otak.
Keenam, duduk di antara dua sujud berfungsi menghindari dari penyakit pangkal
paha dan mencegah penyakit wasir (ambeyen). Ketujuh/terakhir, salam berfungsi
untuk otot-otot dan jaringan saraf mengendur, peredaran darah menjadi lancar,
oksigen ke otot menjadi lancar, pikiran jernih, otot-otot leher dan tengkuk menjadi
kuat, dan sirkulasi darah menjadi baik.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
pemikiran Sagiran tentang gerakan shalat. Oleh karena itu skripsi ini saya beri
judul NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM
IBADAH SHALAT (Telaah Buku Mukjizat Gerakan shalat Karya Sagiran)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai kesehatan fisik dan mental dalam ibadah shalat karya
Sagiran?
2. Bagaimana aplikasi gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui nilai kesehatan fisik dan mental dalam ibadah shalat
karya Sagiran.
2. Untuk mengtahui aplikasi gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam
pada khususnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai
mukjizat gerakan shalat, dan menjadi pedoman dalam mengajar di
5
kelas dengan harapan dapat dilaksanakan sesuai dengan ajaran
Islam.
b. Bagi Dunia Pendidikan
1) Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik
yang ada di dalamnya dan penentu kebijakan dalam lembaga
pendidikan serta pemerintah secara umum.
2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia
pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di
Indonsesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan
yang ada.
c. Bagi civitas academica
Penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai salah satu
acuan bagi pelaksanaan penelitian-penelitian yang relevan di masa
yang akan datang.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).
Penelitian ini dilakukan dengan bertumpu pada data kepustakaan tanpa
diikuti dengan uji empirik. Jadi, studi pustaka di sini adalah studi teks
yang seluruh substansinya diolah secara filosofis dan teoritis (Noeng
Muhadjir, 1992: 158-159).
6
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Metode kualitatif (qualitative method) adalah suatu metode
yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2008: 60).
2. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
(Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian kepustakaan ini adalah sebagai berikut:
a. Studi Pustaka
Peneliti mengkaji buku “Mukjizat Gerakan Shalat” dan buku-buku
karya Sagiran.
b. Metode Dokumentasi
Yaitu menggunakan bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari
buku, yang datanya berupa data primer dan data sekunder yang
memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian untuk dipilah dan
dipilih berdasarkan data untuk mempermudah dalam
menganalisisnya.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini sumber data
7
yang digunakan adalah sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi.
Adapun sumber data terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Sumber Data primer
Merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu buku Mukjizat Gerakan Shalat karya Sagiran yang diterbitkan
oleh Qultum Media.
b. Sumber Data sekunder
Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang behubungan dan
relevan dengan objek penelitian, baik berupa buku maupun website.
4. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yaitu penanganan terhadap suatu objek
Ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian satu
dengan pengertian yang lain untuk memperoleh kejelasan mengenai
halnya.
Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis
masalah adalah sebagai berikut:
a. Metode Analisis Isi (Content). Analisis isi merupakan analisis ilmiah
tentang isi pesan suatu komunikasi (Muhadjir, 1992: 76). Menurut
Burhan Bungin, analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi (proses penarikan kesimpulan berdasarkan
pertimbangan yang dibuat sebelumnya atau pertimbangan umum;
simpulan) yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya (Bungin, 2001: 172-173).
8
b. Metode Analisis Historis, dengan metode ini penulis bermaksud
untuk menggambarkan sejarah biografis Dr. Sagiran yang meliputi
riwayat hidup, pendidikan, karir politik, serta karya-karyanya.
c. Metode Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode yang menguraikan
secara teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan
lengkap tetapi ketat (Sudarto, 1997: 100). Tujuan deskripsi ini
adalah untuk mmembantu pembaca mengetahui apa yang terjaadi di
lingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan
yang berada di latar penelitian, dan seperti apa peristiwa atau
aktivitas yang terjadi di latar penelitian. Dalam pembacaan melalui
catatan lapangan dan wawancara, peneliti mulai mencari bagian-
bagian data yang akan diperhalus untuk presentasi sebagai deskripsi
murni dalam laporan penelitian. Apa yang dimasukkan melalui
deskripsi tergantung pada pertanyaan yang berusaha dijawab
peneliti. Sering keseluruhan aktivitas dilaporkan secara detail dan
mendalam karena mewakili pengalaman khusus. Deskripsi ini di
tulis dalam bentuk narasi untuk melengkapi gambaran menyeluruh
tentang apa yang terjadi dalam aktivitas atau peristiwa yang
dilaporkan (Emzir, 2010: 174-175).
F. Penegasan Istilah
Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kekurangan jelasan
atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai
istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi
9
penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan kosep-konsep
pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah
mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan
masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan
secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Beberapa istilah
yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:
1. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling
benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok yang sehingga
prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya
(Ensiklopedi Pendidikan, 1990: 106)
Nilai adalah suatu kepercayaan yang stabil sebagai akibat
dari suatu penilaian bahwa suatu objek diingini secara sosial dan
perorangan sebagai suatu tindakan yang baik, atau suatu gaya tindak
yang memerlukan kedua-dua gaya gerak itu kearah objek dan kehendak-
kehendak yang selaras dengan kepercayaan (Mifflen, dikutip dalam
Frank J. Mifflen, 1986: 268)
Nilai menurut Rokeach, dalam Zuchdi, 2011: 195)
merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan,
atau perilaku yang dianggap baik dan dianggap jelek.
Nilai menurut Tyler, dalam Zuchdi, 2011: 195) adalah suatu
objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu yang
mengendalikan pendidikan dalam mengarah minat, sikap, dan kepuasan.
10
Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai adalah suatu objek, ide, tindakan atau perbuatan yang
dianggap baik atau dianggap jelek yang selaras dengan kepercayaan.
2. Kesehatan fisik dan mental
Islam diturunkan Allah SWT untuk memperbaiki jiwa dan
batin manusia dengan keyakinan, ibadah dan mu‟amalah. Kedatangannya
juga untuk memperbaiki fisik manusia supaya selalu bersih dan sehat.
Ibnu Qayyim berkata (Zadul Ma‟ad: 310)
“Kesehatan dan afiat merupakan nikmat Allah yang paling
agung, yang diberikan-Nya kepada Hamba, karunia yang
paling besar dan pemberian yang paling mulia. Maka sudah
selayaknya jika orang yang diberi karunia ini untuk menjaga
dan memperhatikannya serta memeliharanya dari hal-hal
yang berlawanan dengannya.”
Dalam pendapat tersebut Ibnu Qayyim mnjelaskan bahwa
kesehatan dan afiat merupakan nikmat Allah yang paling besar dan mulia
yang diberikan kepada hamba-Nya. Maka sudah selayaknya jika orang
yang diberi nikmat dan karunia berupa kesehatan, untuk menjaga dan
mmperhatikan serta memelihara dari hal-hal yag berlawanan yaitu
menolak berbagai penyakit dan penyebabnya.
Kesehatan fisik berhubungan dengan segala sesuatu tentang
tubuh kita sebagai entitas fisik. Kesehatan fisik telah menjadi dasar untuk
kampanye hidup sehat dan asupan nutrisi yang tepat yang telah melanda
dunia. Berbagai produk suplemen dan nutrisi buatan telah di hasilkan
untuk mendukung kesehatan jasmani. Dengan berbagai iming-iming
11
yang menawarkan segala macam keuntungan dan fungsi yang di peroleh
para pengguna. Banyak orang yang tergoda untuk menciptakan dan
memperoleh kesehatan fisik sehinggalupa mempertimbangkan apa yang
relevan atau yang tidak.
Istilah lain untuk kesehatan fisik adalah kesejahteraan fisik.
Kesejahteraan fisik didefinisikan sebagai sesuatu yang seseorang dapat
mencapai dengan mengembangkan semua komponen yang terkait dengan
kesehatan atau gaya hidupnya. Kebugaran kardiorespirasi mencerminkan
daya tahan seseorang, kekuatan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
Kontributor lain untuk kesejahteraan fisik mungkin termasuk nutrisi yang
tepat, manajemen berat badan, berpantang dari penyalahgunaan narkoba,
menghindari penyalahgunaan alkohol, perilaku seksual yang bertanggung
jawab (kesehatan seksual), kebersihan, hiburan, istirahat yang cukup dan
tidur yang teratur.
Beberapa orang membagi kesehatan fisik menjadi dua bagian
yang terpisah, yaitu:
a. Kesehatan struktural yang mengacu pada kondisi tulang, otot, organ
dll. Struktur tersebut di harapkan dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan kegunaannya. Kesehatan struktural dikaitkan dengan rasio
tinggi/berat badan seseorang, (indeks massa tubuh) BMI mereka,
denyut nadi, dan kecepatan waktu pemulihan setelah melakukan
pekerjaan atau olahraga.
12
b. Kesehatan Kimia berhubungan dengan jumlah dan komposisi
senyawa yang masuk kedalam tubuh dalam bentuk senyawa-senyawa
kompleks baik yang menguntungkan seperti nutrisi ataupun yang
merugikan seperti asap kendaraan, racun atau senyawa-senyawa
karsinogenik yang tanpa kita sadarai terserap saat kita bernafas atau
tertelan bersamaan dengan masuknya bahan pangan kedalam tubuh
atau yang masuk kedalam tubuh kita melalui pori-pori kulit. Kita
mungkin menghirup atau menelan bahan kimia alami dan sintetis yang
bersifat merugikan. Tetapi dalam kebanyakan kasus, tubuh dapat
memecah bahan kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau
mengeluarkan dari dalam tubuh.
Kesehatan mental adalah terwujudnya hasil keserasian yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya,
berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene,
kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata
mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal
dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau
kesehatan mental.
13
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan
dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis
(penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) (Mudzakir, 2003:19).
Zakiah Daradjat (1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental
dengan beberapa pengertian:
a. Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose)
dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
b. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia
hidup.
c. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan
pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa
kebahagiaan pada diri dan orang lain; serta terhindar dari
gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
d. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan
secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
14
3. Shalat
Shalat merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan
dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat
filosofi yang luar biasa dari gerakan-gerakan sholat yang kita lakukan
sehari- hari.
Dengan shalat, hati anggota tubuh lainnya beribadah secara
bersamaan. Hati memperoleh bagian yang paling besar dan sempurna,
yakni terhadap Allah Sang Pencipta, merasakan kebahagiaan dan
kenikmatan beribadah kepada-Nya, merasakan manisnya cinta kepada-
Nya. Bahagia ketika berdiri di hadapan-Nya. Beribadah tanpa berpaling
sedikit punkepada selain-Nya, serta menyempurnakan hak-hak ubudiyah-
Nya hingga terlaksana sesuai dengan ridha-nya.
Shalat juga mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup sehat.
Tubuh manusia memiliki suatu sistem yang begitu sempurna, apabila ada
satu bagian yang mengalami kelainan, bagian yang lain akan merasakan
akibatnya. Itu semua karena adanya jutaan saraf yang menyebar di tiap-
tiap bagian tubuh kita. Bagian yang terbanyak adalah otot-otot jaringan
penggerak, yang menggerakkan setiap persendian dan organ internal kita
tanpa kita sadari, yang semuanya terkontrol aleh pusat sistem saraf otak.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi yang disusun terbagi atas tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul,
lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
15
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman moto dan
persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi,
halaman daftar lampiran.
Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke
dalam lima bab yang rinciannya sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai: Latar Belakang Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,
Penegasan Istilah dan Sistematika Penulisan Penelitian.
BAB II BIOGRAFI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Latar belakang,
Sistematika, Biografi Dr. Sagiran yang meliputi riwayat kelahiran,
perjalanan karirnya, serta Karya-karya Sagiran.
BAB III MUKJIZAT GERAKAN SHALAT MENURUT SAGIRAN
Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran Sagiran
mengenai mukjizat gerakan shalat.
BAB IV ANALISIS
Dalam bab ini akan diuraikan tentang analisis dan aplikasi ilmu
shalat sehat dalam kehidupan sehari-hari
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.
16
BAB II
BIOGRAFI SAGIRAN
A. Identitas Diri
Dr. dr. H. Sagiran, Sp.B (K) KL., M.Kes. tempat lahir beliau di
Bantul pada tanggal 8 Juli tahun 1968. Nama Ayahnya Kromo Sukardi (Alm)
dan Ibunya bernama Hj. Tawiyem. Dokter yang beristrikan dr. Tri Ermin
Fadlina, M.Kes. dan dikaruniai tiga putra yaitu Azzam Hizburrahman,
Munifah Ashlihati, dan Zahida Nur Baiti. Tempat tinggal beliau di Jl. Imogiri
Timur, Km. 11,5 Blawong II, Trimulyo, Jetis, Bantul sampai sekarang. Selain
menjadi Dokter, beliau juga merangkap jabatan menjadi Lektor Kepala di
Universitas Muhamaddiyah Yogyakarta yang beralamat di Jl. Lingkar
Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Beliau bisa dihubungi
melalui Nomor HPnya 0815 7870 0903, Nomor Telepon/Fax (0274) 7430
069/ (0274) 4396 906, atau juga melalui Emailnya [email protected].
17
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. 1981 : SD Muhammadiyah Tegallayang I Pandak Bantul
Yogyakarta
b. 1984 : SMP Negeri II Pandak Bantul
c. 1987 : SMA Negeri I Bantul
d. 1993 : Dokter Umum FK UGM (dr.)
e. 2001 : Program Pascasarjana UGM Magister Kesehatan Bidang
Dasar Minat Anatomi (M.Kes)
f. 2004 : Pendidikan Dokter Spesialis Bedah
g. 2007 : Program Pendidikan Spesialis Bedah FK UGM/RS
Sardjito Yogyakarta (Sp.B)
h. 2012 : Program Doktor Konsorsium PTM. UMY, konsentrasi:
Psikologi Pendidikan Islam (DR.)
i. 2017 : Program Sub Sepesialis Bedah Kepala Leher, FK
Universitas Airlangga Surabaya (Sp.B (K)KL)
2. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan Pengobatan Tradisional Akupuntur, Akupreser, dan Jamu
Tradisional dan Praktek, Diklusepora, Yogyakarta, 2004.
18
C. Riwayat Pekerjaan
1. 1994 – 1997 : Dokter PTT di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta
2. 1994 – 1997 : Pelaksana Medis RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
3. 1994 – sekarang : Staf Pengajar Bagian Anatomi dan Bedah FK
UMY
4. 1996 – sekarang : Pendiri dan penanggungjawab bidang kesehatan
Yayasan Nur Hidayah
5. 1997 – 1999 : Assisten Pembantu Dekan I FK UMY
6. 1999 – 2002 : Direktur BP-RB At-Turots Al-Islamy
7. 1999 – 2002 : Pembantu Dekan I FK UMY
8. 2003 – 2007 : Sekretaris Bagian Bedah FK UMY
9. 2007 – sekarang : Tim Dokter Bedah RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan RS Nur Hidayah Bantul
10. 2007 – sekarang : Kepala bagian Bedah FK Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
11. 2010 – 2015 : Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
12. 2014 – sekarang : Pembimbing umrah Latifa Haramain Tour
Yogyakarta
19
D. Riwayat Organisasi
1. 2000 – sekarang : Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI)
2. 2004 – sekarang : Ketua Pusat Studi Kedokteran Islam (PSKI)
3. 2006 – sekarang : Perhimpunan Bedah Endo-Laparoskopi Indonesia
(PBEI)
4. 2007 – sekarang : Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
(PABI)
5. 2007 – sekarang : Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI)
6. 2007 – sekarang : Perhimpunan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI)
7. 2008 – sekarang : Fellow of Indonesian College of Surgery (FINACS)
8. 2009 – 2011 : Ketua Program Pembibitan Penghafal Al-Qur‟an
(PPPA) Daarul Qur‟an / Wisata Hati DIY
9. 2009 – sekarang : Ketua Yayasan Nur Hidayah Mandiri Sejahtera
10. 2010 – sekarang : Anggota Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI)
11. 2010 – sekarang : Anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah
12. 2015 – sekarang : Ketua Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh
Indonesia (MUKISI) Yogyakarta
13. 2016 – sekarang : Ketua Divisi Sertifikasi RS Syariah MUKISI Pusat
14. 2017---sekarang : Dewan Penasehat Koperasi Syariah 212 DIY
20
E. Pengalaman
a. International Delegate/Conference
1. International Congress of ELSA International Congress of
Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA), Minimally
Invasive Surgery: Now And Future, Oral Free Presenter, “Muyo Hook
a Novel Technique in Pneumoperitoneum for Laparoscopic Surgery”,
Bali Indonesia, October 2014.
2. FIMA, IIMA, Annual Scientific Meeting 2015 in Conjuntion with the
8th
MUKISI National Meeting “Holistic Health Care (HHC) and
Thibbun Nabawi”, Makassar, 2015.
3. As Speaker at Asia‟s Premier Learning Conference For Hospital
Managers, Hospital Management Asia (HMA) 2016, Held In Ho Chi
Minh City, Vietnam On September 2016.
4. Speaker at 15th
Congress of Asian Pasific Association for Laser
Medicine & Surgery (APALMS) and the 7th
National Congress of
Indonesian Society for Laser Medicine (IKLASI) at Borobudur Hotel,
Jakarta, September,2016.
5. Speaker at Asia‟s Premier Learning Conference For Hospital
Managers, Hospital Management Asia (HMA) 2016, Held In Ho Chi
Minh City, Vietnam On September 2016.
6. Speaker at 15th
Congress of Asian Pasific Association for Laser
Medicine & Surgery (APALMS) and the 7th
National Congress of
21
Indonesian Society for Laser Medicine (IKLASI) at Borobudur Hotel,
Jakarta, Septmber,2016.
7. Speaker at Joint Conference on Bioethics and Humanities: The
8th
Naional Meeting of Jaringan Bioetika dan Humaniora Kedokteran
(JBHKI 8) and The 17th
Asian Bioethics Conference (ABC17), Hotel
Alana, Yogyakarta, 12th
-17th
November, 2016.
8. Speaker at The 5th Congress Of Asian Society of Head and Neck
Oncology (ASHNO) at Bali International Convention Centre,
Indonesia. 23rd – 25th March, 2017.
b. Pembicara Pelatihan/Seminar/Workshop
1. Seminar Profesional Behaviour dan Etikomediko Legal, IDI DIY,
Yogyakarta, 2014.
2. Symposium International Congress of ELSA International Congress
of
Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA), Minimally
Invasive Surgery: Now And Future, Bali Indonesia, 2014.
3. Rakernas APKKM Workshop Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan “Muhammadiyah Perspective on Strategy for Excellent
Education and Health Care Services”, 2014.
4. Seminar & Workshop Rumah Sakit Syariah, Majelis Syuro Upaya
Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) “Rumah Sakit Syariah
dengan Akreditasi Internasional dalam Menghadapi Era Jaminan
Kesehatan Nasional”, Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, 2015.
22
5. Daurah 60 hari Hafal Al-Qur‟an & Faham Artinya 30 Juz, Bogor,
2015.
6. Basic & Intermediate Course of Palliative Care, RSUD Dr.Soetomo
Surabaya, 2015.
7. Training Strategic Partnership with Moslem Religious Leaders
(MRLs) in Family Planning, Yogyakarta, 2015.
8. Refreshing Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Tenaga Pendidik,
UMY, Yogyakarta, 2015.
9. Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) XIII Bandar
Lampung, 2016.
10. Musyawarah Cabang IDI Bantul, Bantul, 2016.
11. Seminar Nasional “Pengelolaan Rumah Sakit Berbasis Syariah” RS
JIH Yogyakarta, Desember 2016
12. Speaker at “Training on Developing Strategic Partnership with
Moslem Religious Leaders (MRL‟s) In Family Training.” 28 April
2017, Nur Hidayah Hospital, Bantul, Yogyakarta.
13. Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) XIV PABI, 27-
29 April 2017, Hotel Ambarukmo, Yogyakarta.
23
F. Karya Ilmiah
a. Buku
1. Islam dan Etika Kedokteran PSKI FK UMY, 2000.
2. Evolution Toward Better Ummah, PSKI FK UMY 2005.
3. Panduan Etika Medis, PSKI FK UMY 2006.
4. Mukjizat Gerakan Sholat, Qultum Media, 2006/2007, cetakan ke VIII
2011.
5. Kuliah Kedokteran Islam Prof. Omar Hasan Kasule, PSKI UMY,
2008.
6. Meraup Pahala Ketika Sakit, Qultum Media, 2008.
7. Hukum Bedah Medis Menurut Islam, Aslamedia Jakarta, 2012.
8. Standard Kompetensi Dokter Muhammadiyah, FKIKY UMY, 2012
9. Supiyati Manusia Paku, Fenomena Santet dalam Kedokteran, NH
Media, 2012.
10. Buku Saku ”Ya Allah, Anugerahkan Untukku Anak yang Shalih”
Do‟a dan Wirid untuk Ibu Hamil, RS Nur Hidayah, 2012.
11. Warisan Nabi yang Terlupakan ”Sehat Gaya Rasul”, Qultum Media,
2014.
12. Dahsyatnya Tuma‟ninah ”Gerakan Peregangan Khusus Bersama
Pemahaman Bacaan Sholat” dalam Sholat – Ulasan Kesehatan Fisik
dan Kesehatan Hati, Editor, LeutikaBooks, 2014.
13. Buku Saku Panduan Umrah “Sehat & Mabrur Sesuai Sunnah Rasul”,
Taman Hati, 2015.
24
14. Buku Mutaba‟ah “Hafal Al-Qur‟an 30 Juz & Faham Artinya”,
Yogyakarta: NH Media, 2015.
15. Menjadi Keluarga Allah, Yogyakarta: NH Media, 2015.
16. Seruan Generasi Rabbani, Yogyakarta: NH Media, 2015.
17. Hu-Care: Terapi Religius, Upaya Menjadikan Praktek Ibadah,
Sebagai Modalitas Penyembuhan Penyakit, Yogyakarta : Cahaya
Mandiri Sejahtera, 2016
b. Artikel/Publikasi/Penulisan
1. Geriatric Surgical Problem in Indonesia, FIMA, 2011.
2. The Hu Care, Husnul-Khatimah as The Basic Concept of Palliative
Care at Islamic Hospital, IHC, IKIM, MUKISI, Malaysia, 2012.
3. International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI),
Sustainable Innovation in Enhancing Global Competitiveness in Asian
Countries ”Hoe to Develop Islamic Palliative care Based on The
Principles of Husnul-Khatimah, UMY Indonesia, 2012.
4. EndoLaparoscopic Surgeon of Asia: ”MUYO Hook A Novel
Technique in Pneumoperitoneum for Laparoscopic Surgery” Riyadh
Kingdom of Saudi Arabia, Dec 2012.
5. Paper “Pectoralis major myocutaneous flap for closing the defect in
the oral cancer surgery: observation in 3 case” at 5th
Congress of
Asian Society of Head and Neck Oncology (ASHNO) Bali
International Convention Centre, Indonesia. 23rd – 25th March, 2017
25
c. Poster
1. Retroperitoneal Teratoma, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKABI,
Jakarta 2003.
2. Syringo-Subdural Shunting, Asian Conference of Neurosurgeons,
Jakarta 2003.
3. Enplaque Meningioma, Asian Conference of Neurosurgeons, Bali,
2004.
4. Quick DASH Evaluation on the midshaft clavicle fracture treatment,
PIT IKABI, 2007.
5. Ganglion Gluteus, P2B2 PABI, Bali, 2008.
6. Carcinoid Tumor Gaster, Problema Informed Concent, MABI,
Palembang, 2008.
7. “OSCIE (Objective Structured of Competence in Islamic-Values
Examination) as Quality Assurance System of Islamic Competence in
Muhammadiyah University”, Malaysia, 2012.
8. Perbedaan Tingkat Kerusakan Jaringan dan Penyembuhan Klinis
antara Khitan Cara Laser CO2 dan Elektrocauter, APKKM, 2013.
26
BAB III
DESKRIPSI PEMIKIRAN SAGIRAN
TENTANG GERAKAN SHALAT
Menurut Sagiran di dalam buku mukjizat gerakan shalat terdapat
banyak manfaat-manfaat dalam gerakan shalat yang bisa diterapkan kepada
setiap umat, seperti anatomi gerakan shalat, senam ergonomis, dan pijat getar
saraf. Agar mereka mengetahui dan bisa mengaplikasikannya dalam
kehidupan.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang manfaat dari gerakan shalat,
maka penulis akan menguraikannya dalam pembahasan berikut:
A. Manusia Membutuhkan Tuntunan
Secara fitrah, manusia pasti mengakui bahwa Tuhan Yang Maha
Kuasa itu ada dan senantiasa memberikan kehidupan kepada makhluk-Nya
dengan sifat rahman dan rahim-Nya. Pada zaman batu, berkembang
kepercayaan animisme dan dinamisme dengan bentuk-bentuk penyembahan
yang dirumuskan sendiri oleh manusia. Pada saat itu, manusia salah
mendefinisikan tentang siapa Tuhan dan bagaimana cara menyembah Tuhan.
Sampai dengan kebudayaan kuno di Yunani, India, hingga Cina, mereka
masih belum menemukan ilmu tentang Tuhan dan peribadatan yang benar
(Sagiran, 2014: 2).
27
Maha Besar Allah yang telah memelihara langit dan bumi serta apa
yang ada di antara keduanya. Tiada satu helai daun pun jatuh yang luput dari
penglihatan-Nya. Allah paparkan perintah untuk ditaati dan Allah bentangkan
larangan untuk dijauhi. Semua adalah untuk kebaikan makhluk-Nya, atas
pengetahuan-Nya sebagai Sang Pencipta. Allah mengutus Nabi dan Rasul-
Nya untuk diikuti oleh umat manusia dalam menepati kehidupan fana menuju
kehidupan yang hakiki (Sagiran, 2014: 2-3).
Kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan adalah gambaran yang
berulang dari siklus peradaban manusia. Ibrahim yang lahir di tengah
kebudayaan penyembahan kepada berhala dengan cerdas menolak dan
sekaligus mencari kebenaran sejati. Mungkin bulan, mungkin bintang, atau
mungkin matahari yang lebih besar lebih layak disembah daripada berhala
batu yang dibuat oleh tangan manusia sendiri. Namun, pencariannya itu
pupus di ujung pengakuan, (Sagiran, 2014: 3)
وننم من ا أفل قال لئن ل ي هدن ربي ألكج ا رأى القمر بازغا قال هذا ربي ف لمم ف لمم
اليي القو م الضم
“sesungguhnya jikaTuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang tersesat” (QS. Al-An‟am:
77).
Kemudian, Allah memberi wahtu kepada Ibrahim dan mengangkatnya
menjadi Nabi dan Rasul, bahkan ia bergelar Khalilullah (Kekasih Allah).
Umat Nabi Ibrahim mendapat ilmu tentang Allah dan menyembah-Nya
dengan tuntunan wahyu Allah (Sagiran, 2014: 3).
28
Syariat shalat sudah diajarkan kepada umat Nabi Ibrahim, meski
penyempurnaan ajaran itu disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika
Nabi Muhammad SAW mi‟raj ke langit, beliau menerima perintah langsung
dari Allah SWT tentang kewajiban shalat. Kita, umat beliau di akhir zaman
ini, tinggal melaksanakan syariat yang sudah demikian rinci, tanpa
menambah dan menguranginya. Inilah jalan selamat yang dibutuhkan
manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Demikianlah akhirnya Islam
menyebar luas ke seluruh penjuru bumi dengan izin Allah SWT (Sagiran,
2014: 3-4).
Di Indonesia, penyebaran Islam banyak dibantu oleh raja-raja Islam
dan peran ketokohan Wali Sanga. Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh
terkemuka dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Beliau
mengakulturasikan budaya Jawa Hindu dengan Islam sebagai metode
tablighnya. Di antara wasiat Sunan Kalijaga sebagai berikut:
a. Golekana tapaking kuntul mlayang (carilah atau ikuti jejak kaki burung
putih yang terbang). Apa bisa?
b. Cecekela galihing kangkung (peganglah atau bersenjatalah dengan
tangan batang kayu kangkung). Padahal batang kangkung tengahnya
kosong? (Sagiran, 2014: 4).
Maksud wasiat pertama, burung putih yang terbang adalah orang suci
yang sudah meninggal, yaitu Nabi Muhammad SAW. kita mesti mengikuti
jejaknya, tanpa reserve. Nabi bersabda, Man‟amila „amalan laisa „alaihi
29
amruna fa huwa raddun (“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak
ada tuntunannya dari kami (Nabi) maka ia tertolak”) (Sagiran, 2014: 4).
Wasiat kedua bermakna dalam. Tengah batang kayu (galih) biasanya
dipakai sebagai aji-aji (senjata sakti). Tetapi, dalam hal ini, galih adalah
akronim dari tiga lan kalih (bilangan 2 dan 3), kangkung adalah akronim juga
dari mekungkang-mekungkung (gerakan rukuk berulang-ulang), maksudnya
shalat. Ternyata, dalam riwayat disebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad
SAW wafat, kata-kata terakhir yang disebut (jw: wanti-wanti) salah satunya
adalah shalat (Sagiran, 2014: 5).
B. Syariat Shalat
Menegaskan kembali bahwa tata cara shalat kita harus sesuai dengan
tuntunan Nabi SAW. Segala bentuk penambahan dan pengurangan dari tata
cara shalat adalah kebatilan. Apa pun niatnya, apa pun tujuannya dan
manfaatnya, tetap saja itu merupakan bid‟ah yang harus dibuang jauh-jauh.
Lau kaana khairan lasabakuunaa ilaihi (kalau sekiranya perbuatan itu baik
tentulah para sahabat telah mendahului kita mengamalkannya) (Sagiran,
2014: 15-16).
Nabi SAW telah menjabarkan tata cara shalat:
a. Niat
b. Bediri
c. Takbiratul Ihram
d. Membaca Al-Fatihah
e. Rukuk
30
f. I‟tidal
g. Sujud
h. Duduk antar dua sujud
i. Tuma‟ninah ketika rukuk, sujud, berdiri, dan duduk
j. Bangkit dari sujud
k. Tasyahud awal
l. Tasyahud akhir
m. Salam (Sagiran, 2014: 16-26).
Tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan pendapat para alim
ulama tentang wudhu dan shalat. Hal ini wajar terjadi dan tidak perlu
dijadikan penyebab perpecahan, terutama pada masalah ibadah. Selama masih
dalam batas-batas kaidah yang benar, hendaknya kita berlapang dada dan
tetap menjaga ukhuwah (Sagiran, 2014: 27).
C. Khusyuk Shalat
Allah menjadikan shalat sebagai saat pertemuan hamba dengan
Penciptanya, sebagai sarana untuk menghadap secara menyeluruh. Ketika
nafsu dan bujukan setan terus mengajak kepada kesesatan, kita bisa
kehilangan sebagian atau bahkan seluruh manisnya iman dan teduhnya rasa
aman. Kehidupan manusia banyak diwarnai dengan kelalaian, kesengsaraan,
penympangan dan kesalahan (Sagiran, 2014: 27).
31
D. Peran Kedokteran Islam Menyingkap Mukjizat Shalat
Dari semua ilmu dan seni praktis yang dikembangkan oleh umat
muslim tak ada yang menempati posisi lebih mulia dan dihargai dari pada
kedokteran. Banyak di antara tokoh religius dan kedokteran Islam, yang
memandang seni dan praktek kedokteran sebagai perbuatan relijius yang
utama. Karena bidang ini mengajari manusia untuk membantu orang lain
menjaga dan memulihkan kesehatan mereka. Kesejahteraan umat manusia
adalah tujuan Islam. Penyataan Islam tentang kesejahteraan meliputi;
keselamatan, keutuhan dan keterpaduan individu manusia atau kelompok
dimana kesehatan fisik merupakan unsur yang penting dan tak dapat
dipisahkan. Kesehatan dipandang dalam Islam secara holistik, dengan
konsekuensi bahwa kedokteran Islam juga bersifat holistik (Sagiran, 2014:
33).
Dokter muslim adalah perpaduan dua kepribadian yang besar,
kepribadian dokter dan kepribadian muslim. Dokter pada umumnya adalah
seorang yang berpengetahuan luas, dan memiliki ketertarikan pada berbagai
bidang ilmu. Dokter adalah seorang intelektual dalam seluruh makna kata itu.
Umumnya, dokter merupakan perwujudan dari intelektual Islam itu sendiri.
Sesuai dengan penghargaan relijius yang besar, yang dianugrahkan oleh Islam
pada profesi medis. Maka, wajarlah jika masyarakat muslim meletakkan
harapan besar pada para dokter muslim. Secaa umum, dokter muslim
diharapkan menjadi seorang dengan karakter baik yang menggabungkan
ketajaman ilmiah dengan kualitas-kualitas moral. Kekuatan intelektualnya
32
tidak pernah terpisah dari keimanan religius yang dalam dan kepercayaan
pada Tuhan. Berkat sistem kedokteran Islam maka dokter-dokter muslim
pada umumnya berhasil memenuhi harapan-harapan itu (Sagiran, 2014: 34).
Shalat sebagai salah satu perangkat peribadatan terbesar dalam Islam,
dapat di pandang oleh seorang dokter muslim dari berbagai aspek. Dokter
muslim harus dapat menguraikan shalat dari pandangan holistik menjadi
kajian-kajian tematik, selanjutnya dilakukan penelitian berdasarkan tema itu.
Tema yang paling besar di bidang ini adalah fisiologi, penyakit dan
pengobatan (Sagiran, 2014: 34).
Pengobatan itu sendiri bukanlah suatu ilmu pasti seperti matematika
dan fisika. Pengobatan memiliki prinsip umum yang valid sepanjang waktu,
namun setiap pasien berbeda dan pengobatan yang efektif untuk 90% dari
populasi, mungkin tidak akan efektif pada 10% populasi yang lain. Jadi pada
dasarnya pengobatan bersifat eksperimental. Bahkan suatu metode
prngobatan yang sudah diterima secara luaspun harus tetap dimonitor dan
dievaluasi untuk mengetahui apakah efektif untuk pasien tertentu dan apakah
juga efektif untuk efektif untuk pasien secara umum. Inilah salah satu fungsi
dari penelitian medis (Sagiran, 2014: 34-35).
Apabila shalat sudah dapat dibuktikan fungsinya dalam pengobatan,
penelitian medis tetap harus dilakukan oleh dokter muslim generasi
berikutnya. Selain monitoring efektivitas, fungsi lain yang lebih umum
diketahui adalah pengembangan perawantan baru, indikasi khusus,
perancangan alat-alat kesehatan, dan teknik bedah. Di bidang kedokteran
33
modern, kemajuan besar telah terjadi di bidang ini dalam 50 tahun terakhir.
Dewasa ini ada banyak penelitian medis yang akan dilakukan. Meskipun
demikian, masih saja ada pertanyaan mengenai fungsi tubuh manusia,
penyebab penyakit (baik yang sudah akrab mapun yang masih baru), dan cara
untuk mencegah atau menyembuhkannya masih belum terjawab, penelitian
kedokteran Islam merupakan satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan
tersebut (Sagiran, 2014: 35).
Selain mencari pemahaman yang lebih baik mengenai fisioloogi
manusia, penelitian medis juga menyelidiki berbagai faktor dalam kesehatan
manusia seperti pola penyakit (epidemiologi), organisasi, pendanaan dan
pemberian layanan kesehatan (sosiologi dan antropologi kedokteran), hukum
(kedokteran legal), dan etika (etika kedokteran). Semua dokter menggunakan
hasil dari suatu penelitian medis dalam praktek klinik mereka. Untuk menjaga
komptensi mereka, dokter harus tetap mendapatkan informasi terbaru
mengenai penelitian yang berhubungan dengan wilayah kerjanya melalui
Continuing Medical Education/Continuing Professional Development, jurnal
kedokteran dan interaksi dengan kolega yang berpengetahuan (Sagiran, 2014:
35-36).
Jika dokter muslim tidak terlibat dalam penelitian, dia harus tetap bisa
menginterpretasikan hasil-hasil penelitian tersebut dan menerapkannya
terhadap pasien. Sehingga, model penelitian medis merupakan hal yang
penting dalam praktek medis yang kompeten. Agar terbiasa maka cara terbaik
adalah dengan terlibat dengan penelitian. Setidaknya dirinya mengamati
34
hubungan antara pelaksanaan ibadah ritun terhadap kebugaran tubuh, pola
penyakit, kecepatan penyembuhan, timbulnya komplikasi dan lain-lain.
Selanjutnya, dia melakukan survei dan membuat kesimpulan sesuai dengan
metodologi penelitian (Sagiran, 2014: 36).
Lebih luas dari kajian tentang shalat, yakni menyingkap fungsi Al-
Qur‟an bagi kesehatan. Alah satu nama Al-Qur‟an adalah As-Syifa yang
berarti sesuatu yang menyehatkan atau yang memulihkan kesehatan. Umat
Islam memahami kesehatan ini merujuk pada kesehatan spiritual, intelektual,
psikologis, dan fisik. Semua dimensi yang berbeda-beda dari kesehatan
manusia ini terintegrasi dan menyatu dalam pandangan dunia religius Islam.
Jadi tujuan kedokteran sangat selaras dalam pandangan AL-Qur‟an tentang
kesejahteraan manusia. Kedokteran pada umumnya dipandang oleh umat
Islam sebagai sebuah sain yang akarnya jelas berasal dari AL-Qur‟an dan
sunah Nabi. Kemuliaan dan kedudukan tinggi kedokteran dalam masyarakat
Islam tradisional, selanjutnya dipacu oleh keyakinan bahwa sain ini pada
awalnya diwahyukan kepada manusia melalui para Nabi yang diutus untuk
umat manusia (Sagiran, 2014: 36-37).
Demikianlah tugas berat dokter muslim masa depan untuk
mengungkapkan rahasia Ilahi dibalik wahyu-Nya, tuntunan ibadah dan tradisi
Islam, terutama kaitannya dengan dunia penyembuhan penyakit. Larry
Dossey dalam bukunya Sagiran mengajukan beberapa kecenderungan masa
depan, bahwa apabila konsep spiritualitas sudah diterima maka doa atau
aktivitas ibadah (termasuk shalat) akan diakui sebagai suatu kekuatan ampuh
35
dalam ilmu kedokteran dan akan menjadi bagian dalam arus utama
kedokteran. Aktivitas ibadah akan menjadi baku dalam praktek kedokteran
ilmiah pada kebanyakan komunitas kedokteran. Penggunaannya akan
meluas, sehingga dokter atau rumah sakit yang tidak menyarankan
penggunaan doa sebagai bagian integral perawatan medis pada suatu hari
nanti akan merupakan kesalahan pengobatan medis (Sagiran, 2014: 37).
E. Anatomi Gerakan Shalat dalam Pandangan Medis Menurut Sagiran
a) Berdiri dalam shalat, yaitu kita diperitahkan untuk berdiri tegak, simetris
antara belahan tubuh kanan dan kiri. Seperti unsur medis yang perlu
diperhatikan yaitu berdirilah dengan tegak. Buka kaki selebar bahu.
Pindahkan barat badan ke ujung telapak kaki. Putar tumit ke arah luar,
hingga jari-jari mengarah ke depan. Kembali menapak mantap, rasakan
bedanya. Semacam ada tarikan di paha sisi dalam ke bawah. Berat badan
menumpu di sisi dalam telapak kaki (Sagiran, 2014: 47-48).
36
b) Gerakan Takbiratul-ihram yaitu gerakan memulai shalat dengan
mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak menghadap kiblat di
samping kanan kiri bahu atau wajah kita. Seorang ahli psikologi dari
Belanda, Professor Vander Hoven (2002) tentang pengaruh membaca Al-
Qur‟an dan pengucapan berulang-ulang kata “Allah”. Secara fisiologis,
pengucapan huruf pertama yakni “A” melapangkan sistem pernafasan,
berfungsi mengontrol gerak nafas. Kemudian saat mengucap konsonan
“l” menurut cara orang Arab dengan lidah tertarik ke langit-langit dan
sedikit tergelincir di bagian rahang atas, sejenak tertahan sebelum
kemudian mengucapkan bunyi “lah” membentuk ruang tertentu di rongga
mulut. Jeda yang pendek dan kemudian disusul dengan jeda yang sama
secara berurutan ini menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap
relaksasi pernafasan. Juga, pengucapan huruf terakhir yakni “h”
membuat kontak antara paru-paru da n jantung dan pada gilirannya
kontak ini dapat mengontrol denyut jantung (Sagiran, 2014: 51-52).
37
c) Rukuk adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung,
leher, dan kepala menjadi posisi horizontal sama sekali. Posisi kaki
masih tetap seperti saat berdiri pada awalnya. Pada saat rukuk sempurna,
tulang belakang menjadi relatif lurus. Rukuk berfungsi ganda. Pegang
lutut mantap. Jatuhkan badan ke muka, biarkan tersangga oleh lengan.
Saat itu, ketiak benar-benar terbuka, dan ruas-ruas tulang belakang
meregang (Sagiran, 2014: 54).
d) Sujud adalah bentuk ketundukan tertinggi seorang hamba di hadapan
Tuhannya. Betapa tidak, kepala orang yang tidak bersujud itu
direndahkan serendah kaki menapak. Dari sudut pandang medis, tentu ia
sangat unik. Sujud adalah satu-satunya posisi di mana otak bisa lebih
rendah dari jantung, yang mudah dikerjakan tanpa harus menjungkir-
balikkan tubuh (Sagiran, 2014: 455).
38
e) Gerakan sujud merupakan urut-urutan dari gerakan-gerakan: Tubuh
merendah dengan menekukkan badan dan lutut, telapak tangan mencapai
lantai, disusul lutut mencapai lantai, jari-jari kaki tertekuk, telapak kaki
berdiri tegak, tangan di lantai geser maju ke depan, muka tersungkur
menyentuh lantai pada jidat dan hidung, pantat diangkat, paha pada
posisi tegak lurus (jika tahap ini tidak dikerjakan, sujud akan tampak
seperti mendekam), kedua telapak kaki dirapatkan, dengan tetap berdiri
tegak dan jari-jari menekuk sehingga tetap mengarah ke kiblat.
f) Beberapa hal yang sering menyebabkan sujud tidak berfungsi optimal
untuk pelurusan tulang belakang adalah tidak menegakkan paha
mengangkat pantat dan berat tubuh bagian depan jangan ditopang penuh
oleh tangan, akan tetapi kening menyangga lebih besar. Solusinya yakni
hamparkan kepala dan badan cukup jauh ke depan, paha tegak, badan
tersangga di kedua ujung dahi dan panggul, tulang punggung secara
otomatis melengkung ke depan.
g) Duduk dalam shalat yaitu Al-Qaadah atau julus adalah posisi duduk
dalam shalat yang sangat unik. Posisi tersebut dapat menghentikan aliran
39
pembuluh darah utama di tungkai, sehingga menambah debit aliran darah
ke otak dan organ dalam lainnya, pada waktu yang sama
mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral di kaki. Duduk
dalam shalat bisa jadi indikator kelenturan tubuh. Lakukan dengan
sempurna. Bila ada kesulitan atau nyeri, mungkin perlu streching segera
(Sagiran, 2014: 58).
h) Gerakan salam adalah perbuatan yang terakhir dalam shalat. Salam
diucapkan dua kali, disertai dengan gerakan menoleh ke kanan dan ke
kiri sehingga pipi dapat dilihat oleh orang yang berada di belakangnya.
Salam pertama termasuk rukun shalat, sedang yang kedua hukumnya
sunah. Yang demikian itu merupakan suatu isyarat implikasi sosial yang
tinggi dari para pelaku shalat (Sagiran, 2014: 60).
40
F. Senam Ergonomis
a) Gerakan pembuka, berdiri sempurna
Caranya adalah berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, tubuh
rileks, tangan di depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak tangan
kiri, menempel di dada, dengan jari-jari sedikit merenggang. Posisi kaki
meregang sehingga kaki di buka kira-kira selebar bahu, telapak dan jari-
jari kaki mengarah lurus ke depan (Sagiran, 2014: 96).
Manfaatnya adalah dengan gerakan pembuka berdiri sempurna,
seluruh syaraf menjadi satu titik pada pengendaliannya di otak. Pusat
kendali di seluruh belahan otak bagian kanan kiri, depan belakang, luar
dalam dan atas bawahdipadukan saat itu pada satu tujuan. saat itu, pikiran
dikendalikan oleh kesadaran akal untuk sehat dan bugar, tubuh
dibebaskan dari beban pekerjaan, berat tubuh ditumpukkan dengan
pembagian beban yang sama pada kedua kakinya (Sagiran, 2014: 98).
b) Gerakan lapang dada
Caranya adalah dari posisi berdiri sempurna, kedua tangan
menjuntai ke bawah, kemudian dimulai gerakan memutar lengan. Tangan
diangkat lurus ke depan, lalu ke atas, terus ke belakang, dan kembali
menjuntai ke bawah. Satu putaran, disambung dengan putaran berikutnya
sehingga seperti baling-baling. Posisi kaki dijinjitkan-diturunkan,
mengikuti irama gerakan tangan (Sagiran, 2014: 98-99).
Manfaatnya adalah gerakan pertama, lapang dada, akan
mengaktifkan fungsi organ, karena seluruh sistem saraf menarik tombol-
41
tombol kesehatan yang tersebar di seluruh tubuh. Putaran lengan adalah
sebagaimana putaran generator listrik sehingga gerakan memutar lengan
ke belakang adalah gerakan membangkitkan biolistrik di dalam tubuh
sekaligus terjadi sirkulasi oksigen yang cukup, sehingga tubuh akan
terasa segar dan adanya tambahan energi (Sagiran, 2014: 101).
c) Gerakan tunduk syukur
Caranya adalah dimulai dengan mengangkat tangan lurus ke
atas, kemudian badan membungkuk, tangan kemudian meraih mata kaki,
dipegang kuat, tarik, cengkram, seakan-akan kita mau mengangkat tubuh
kita. Posisi kaki tetap seperti semula. Pada saat itu kepala mendongak
dan pandangan diarahkan ke depan. Setelah itu kembali ke posisi berdiri
dengan lengan menjuntai (Sagiran, 2014: 101).
Manfaatnya adalah gerakan ketiga, tunduk syukur, adalah
gerakan memasok oksigen ke kepala dan mengembalikan posisi tulang
punggung supaya tegak. Gerakan ini akan melonggarka otot-otot
punggung bagian bawah, paha, dan betis (Sagiran, 2014: 102).
Gerakan ini juga akan mempermudah untuk persalinan bagi ibu-
ibu hamil yag melakukannya secara rutin. Juga dapat membantu
menyembuhkan berbagai macam penyakit yang menyerang tulang
belakang yang meliputi ruas tulang punggung, ruas tulang leher, ruas
tulang pinggang dan tulang tungging. Bagi mereka yang terkena penyakit
sinusitis dan asma sesaat sesudah melakukan gerakan ini bisa langsung
dirasakan manfaatnya (Sagiran, 2014: 103).
42
d) Gerakan duduk perkasa
Caranya adalah dari posisi sebelumnya, jatuhkan kedua lutut ke
lantai, posisi kedua telapak kaki tegak berdiri, jari-jari kaki tertekuk
mengarah ke depan. Tangan mencengkeram pergelangan kaki. Mulai
gerakan seperti mau sujud tetapi kepala mendongak, pandangan ke
depan, jadi dagu hampir menyentuh lantai. Setelah beberapa saat (satu
tahapan nafas) kemudian kembali ke posisi duduk perkasa (Sagiran,
2014: 103).
Manfaatnya adalah geraka keempat duduk perkasa, adalah
gerakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
keperkasaan. Sujud dengan posisi jari-jari di tekuk. Gerakan sujud ini
akan membuat otot dada dan sela iga menjadi kuat. Sehingga rogga dada
menjadi lebih besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan
dapat menghisap oksigen lebih banyak. Lutut yang membentuk sudut
yang tepat memungkinkan otot perut berkembang dan mencegah
kegombyoran di bagian tengah. Menambah aliran darah ke bagian atas
tubuh, terutama kepala, mata, telinga, dan hidung serta paru-paru.
Memungkinkan toksin-toksin dibersihkan oleh darah, bermanfaat
mempertahankan posisi “benar” pada janin (bagian ibu hamil),
mengontrol tekanan darah tinggi, serta menambah elastisitas tulang itu
sendiri (Sagiran, 2014: 105).
e) Gerakan duduk pembakaran
43
Caranya adalah dari posisi sebelumnya, kedua telapak kaki
dihamparkan ke belakang, sehingga kita duduk beralaskan telapak kaki
(bersimpuh; duduk sinden). Tangan berkecak pinggang. Mulai gerakan
seperti akan sujud tetapi kepala mendongak, pandangan ke depan, dan
dagu hampir menyentuh lantai. Setelah beberapa saat (satu tahapan
nafas) kemudian kembali ke posisi duduk pembakaran (Sagiran, 2014:
107).
Manfaatnya adalah gerakan kelima, duduk pembakaran, adalah
gerakan untuk memperkuat otot pinggang dan memperkuat ginjal, sujud
dengan posisi duduk pembakaran atau dengan alas punggung kaki akan
membakar lemak dan racun dalam tubuh. Saat duduk pembakaran,
tombol pembakaran di punggung kaki diaktifkan. Bagi mereka yang
menderita asam urat, keracunan obat, keracunan makanan atau kondisi
badan yang sedang lemah akan merasakan seperti terbakar. Gerakan ini
sebaiknya dilakukan setiap saat misalnya, sambil nonton TV, menggosok
baju atau seterika bagi ibu-ibu, sambil belajar bagi anak karena akan
mencerdaskan dan meningkatkan daya tahan tubuh, bagi yang asam dan
bengkak kakinya, atau penderita radang persendian agar dilakukan lebih
lama, beberapa saat kemudian bengkaknya akan berkurang. Gerakan ini
kan memperkuat pinggang bagian bawah dan memperlancar aliran darah
ke tungkai dalam arti fungsi kolateralnya akan meningkat (Sagiran, 2014:
107-108).
44
f) Gerakan berbaring pasrah
Caranya adalah dari posisi duduk pembakaran, kita rebahkan
tubuh ke belakang. Gerakan ini paling berat meskipun kelihatan sepele.
Berbaring dengan tungkai pada posisi menekuk di lutut. Ini harus hati-
hati, mungkin harus dengan cara bertahap, kalau perlu pada awalnya
dengan bantuan alas punggung. Bila sudah rebah, tangan diluruskan ke
atas kepala, ke samping kanan kiri maupun ke bawah menempel badan.
Pada saat itu tangan memegang betis, tarik seperti mau bangun, dengan
rileks, kepala bisa didongakkan dan digerak-gerakkan ke kanan-kiri.
Posisi dan gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai akan bangun.
Gerakan ini cukup satu kali tetapi dipertahankan beberapa menit
sekuatnya. Hati-hati juga pada saat akan bangun, pada pemula biasanya
mengalami kesulitan sehingga harus dibantu teman latihannya. Atau
dengan cara lain, bukan bangun dari posisi itu, tetapi meluruskan lutut
kanan kiri sehingga menjadi posisi berbaring lurus biasa, baru kemudian
bangun (Sagiran, 2014: 108-109).
Manfaatnya adalah gerakan keeenam, berbaring pasrah, adalah
gerakan yang terakhir, gerakan yang bermanfaat untuk memperkuat otot-
otot bagian bawah dan bermanfaat untuk diet. Tidur telentang dengan
posisi kaki dilipat, lengan di atas kepala dan bertumpu pada punggung
atas. Gerakan ini adalah gerakan yang sangat sukar dilakukan tetapi
apabila dapat dilakukan dengan sempurna maka manfaat yang diperoleh
sangat banyak, antara lain melapangkan dada, sehingga bagi yang
45
menderita asma, akan merasa lega, melenturkan tulang punggung
sehingga seluruh saraf akan bekerja secara optimal terutama aliran
biolistrik sangat cepat. Gerakan ini juga bermanfaat untuk memperkuat
otot betis, otot paha, otot perut, otot dada dan bagian wanita juga akan
mengurangi rasa sakit saat menstruasi dan saat melahirkan, karena di
dalam gerakan ini juga memperkuat otot pinggang dan merelaksasikan
pinggang bagian bawah. Bahkan dalam senam rutin, gerakan terakhir ini
harus menjadi puncak relaksasi tubuh kita dari seluruh ketegangan fisik
dan mental. Kesulitan (akibat rasa sakit) melakukan gerakan ini sering
disebabkan karena kurang tercapainya kondisi rileks dari tubuh dan
pikiran kita (Sagiran, 2014: 109-110).
G. Pijat getar saraf
Teknik pijat getar saraf yang akan diuraikan sebagai berikut ini secara
garis besar adalah sebagai berikut:
1) Membuka wajah dengan ibu jari menekan daerah kening, gosok, geser ke
arah belakang telinga. Cari urat yang mengerutdi pangkal telinga, tekan
dan geser ke belakang tengkuk lalu ganti dengan ujung jari tengah bawa
ke pangkal leher. Dengan menggunakan pinggir ujung jari telunjuk atau
jari tengah kedua tangan secara bersamaan, memijat saraf mata mulai
dari cekungan mata pada alis mata dari pinggir batang hidung melingkar
ke pinggir rahang di bawah telinga hingga ke ujung dagu. Ganti jari
telunjuk dengan ibu jari tangan kiri untuk wajah sisi kanan dan ibu jari
tangan kanan untuk wajah kiri. Tekan dengan lembut dan geser sedikit
46
menggunakan ujung ibu jari di daerah cekugan saraf mata tepat di bawah
alis mata. Tehnik ini membantu dalam memperlancar sirkulasi darah ke
bola mata, otot-otot wajah, hidung, kepala (termasuk ke otak), serta kulit
wajah (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 61)
2) Kening juga dipijat dengan menggunakan ujung jari telunjuk dan tengah
yang disatukan, setelah itu dengan ibu jari ditekan, dipijat dan digeser
dengan arah membuka keluar dari pinggir hidung sampai dagu, kemudian
geser ke ujung dagu. Di daerah kening ini terdapat pembuluh darah arteri
(terasa denyutan), sedangkan di daerah dagu terdapat pembuluh darah
yang mensuplai darah di wajah. Kedua pembuluh darah inilah yang
memberikan suplai darah di wajah, jika berfungsi optimal otot-otot di
wajah serta saraf yang ada di sana bisa berfungsi optimal pula (Madyo
Wratsongko & Sagiran, 2006: 61).
3) Memijat daun telinga seperti gerakan memilin, hingga tampak
kemerahan. Dengan jari daerah di belekang telinga (terasa bantalan
tulang keras), ke arah atas
4) Pangkal bibir dipijat dengan menggunakan jari telunjuk atau tengah,
dimulai dari cekungan bibir melebar ke arah tengah pipi, tekan agak
keras ke arah saraf bicara di antara rahang atas dan bawah, ditusuk
dengan menggunakan ujung kuku ibu jari. Fungsinya untuk
menghilangkan pengapuran. Bagian dagu bawah bibir dapat dipijat
dengan ujung jari telunjuk atau ibu jari atau jari tengah, dimulai dari
bagian tengah ujung dagu ke arah ujung dagu bawah bibir. Di daerah ini
47
terdapat pembuluh darah dan saraf yang melayani daerah bibir dan
rahang.
5) Pangkal leher dapat dipijat dengan ibu jari. Pangkal leher bagain
belakang dipijat dengan ujung bawah jari telunjuk dan jari tengah, lalu
tekan dan geser dengan ujung ibu jari dari arah cekungan pangkal otak
belakang ke pangkal leher. Sekeliling tengkuk di pangkal leher dipijat
dan ditekan dengan menggunakan ujung jari telunjuk. Urat saraf pundak
yang menuju arah pangkal lengan leher dipijat dan digeser dengan ibu
jari dan jari telunjuk. Leher depan dipijat dengan menggunakan ujung jari
telunjuk dari pangkal leher bawah dagu, urut ke bawah, teruskan ke
cekungan tulang selangka.
Sesampainya di cekungan tulang selangka, ujung jari ditekan
dan diputar-putar. Kemudian dengan menggunakan bagian bawah ibu
jari, tekan dan geser ke arah pangkal lengan atas. Teknik ini akan
meragsang sensor tekan di pembuluh darah besar (aorta) dan leher (ateri
karotis) yang mensuplai darah ke otak “sinyal dikirim ke pusat (saraf
tulang belakang) mulai saraf vagus” mengatur denyut jantung dan
tekanan darah. Disamping itu, arteri karotis ini memiliki kemampuan
dalam mengenali kondisi dimana kadar oksigen turun.
6) Pangkal lengan sampai ke pangkal siku dipijat dengan menggunakan
ujung jari tengah atau jari telunjuk. Cari urat saraf yang linu atau mati
rasa. Tekan dan geser ujung saraf pembuangan kelebihan listrik di
48
cekungan pangkal siku. Lakukan sampai ujung jari terasa tersetrum
(Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 63).
7) Pangkal siku dipijat dengan menggunakan jepitan ibu jari dan telunjuk.
Cari urat saraf yang linu dan kaku, terutama pada titik sedekap. Pijat
saraf pada cekungan ibu jari dan telunjuk jari. Buang pegapuran pada
ujung saraf di pangkal jari dan ini tidak boleh mati rasa. Pijat telapak
tangan atas dengan menggunakan titik api pada jari ibu jari. Tekan dan
pijat ujung saraf pada pangkal telapak tangan pada bonggol mata tangan.
Pijat dengan menggunakan ujung telunjuk pada pangkal telapak tangan
dalam sambil dipilas ke depan sehingga mengeluarkan bunyi dan
bergetar di ujung-ujugn jari (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 63).
8) Bagian ketiak ditusuk, ditekan, digeser hingga menghasilkan getaran
listrik yang terasa sampai ke ujung-ujung jari tangan. Tehnik ini
digunakan untuk membongkar pengapuran yang terjadi pada pangkal
ketiak dalam yang dapat menyumbat nadi ketiak, sehingga pembuluh
darah ditelapak tangan tidak dapat sempurna pengembangnya. Sumbatan
pada nadi ketiak ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, lengan
tangan lemah, kaku dan telapak tangan akan kedinginan. Jika pangkal
lengan dingin, kepala akan menjadi panas (Madyo Wratsongko &
Sagiran, 2006: 64).
9) Pijat ujung-ujung saraf yang terdapat di punggung terutama sejajar garis
tepi tulang belikat, dipijat, ditekan, digeser dengan menggunakan ujung
jari telunjuk ke arah luar. Kemudian tekan dan geser dengan ibu jari atau
49
jari telunjuk secara lembut, sisi kanan dan kiri tulang belakang. Di
sepanjang jalur ini terdapat sensor-sensor saraf yang terkait dengan
fungsi organ dalam: paru, jantung, liver, pankreas, limpa, ginjal dan
saluran kencing, serta reproduksi. Sehingga bisa mengoptimalkan kerja
organ-organ tersebut. Arah pijatan lurus mengikuti tulang belakang,
melanjut sampai ke pantat, paha belakang, betis belakang, telapak kaki,
jari-jari kaki. Saat sampai di daerah pergelangan kaki, pijat dan tekan urat
di bawah tendo pergelangan kaki (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006:
65).
H. Aplikasi ilmu shalat dalam pengaturan siklus harian
1) Pola pengaturan waktu
Rekomendasi yang pertama dilakukan dalam aplikasi ilmu
shalat sehat ini adalah manajemen waktu. Secara kontinyu, fisik, pikiran,
dan emosi kita akan di “charge” sehingga energinya akan full lagi dan
siap melanjutkan aktivitas. Biological clock (jam biologis) atau biorythm
(irama kehidupan) tubuh kita tentu akan berputar tepat, karena kita
menggunakan mesin asli dari pembuatnya. Kita diciptakan oleh Allah,
kita atur siklus tubuh dengan aturan waktunya Allah melalui shalat
rawatib (Sagiran, 2014: 159).
2) Sempurnakan sujud dan barisan shalat
Setelah membaca Bab I dan Bab II, semoga kita bisa makin
mantap melakukan gerakan shalat, baik karena mengerti tuntunannya
maupun karena memahami manfaat secara medisnya. Dua hal yang akan
50
kami tekankan adalah mengenai sujud dan barisan shalat berjamaah.
Sujud adalah inti ketundukan penyembahan. Sedangkan barisan yang
sempurna adalah syarat kesempurnaan shalat jamaah (Sagiran, 2014:
160-161).
3) Tidur adalah pelabuhan aktivitas manusia
Tidur termasuk salah satu dalam enam kebutuhan mendasar
utama bagi manusia. Tidur berfungsi sebagai restorasi tenaga. Yang
dimaksud dengan restorasi tenaga adalah pemulihan kembali dari kondisi
yang terforsir menjadi segar. Restorasi tenaga dibutuhkan oleh tubuh
supaya bisa menjalankan aktivitas kehidupannya. Tidur merupakan
pelabuhan aktivitas tubuh manusia (Sagiran, 2014: 162).
Tidur yang baik atau sebut tidur sukses adalah tidur yang
mulainya cepat, lamanya sesuai kebutuhan, dan bangunnya tubuh
menjadi segar. Jadi, kita harus mempelajari bagaimana mengawali,
bagaimana menjalani dan bagaimana mengakhiri tidur kita. Karena
pentingnya tidur, pasti seseorang itu akan membutuhkan tidur dalam
sehari-harinya, maka Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan kepada
kita, bagaimana kita memulai tidur (Sagiran, 2014: 163). Adapun pokok-
pokok yang diajarkan Nabi adalah:
a. Lepaskan pikiran-pikiran lain untuk berniat berhenti sejenak dari
aktivitas duniawi dan kita merebahkan diri pasrah kepada Allah,
sehingga pada saat menjelang tidur kita diajari berbagai ritual doa.
51
Karena doa memperlihatkan tingkat kesadaran yang amat tinggi pada
manusia yang mengamalkannya.
b. Ritual lain diajarkan juga oleh Nabi SAW, kita membaca: Dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqarah, membaca ayat Kursi, dan membaca
Al-Ikhlas, Al-Falaq serta An-Naas, kita usapkan kedua tangan ke
bagian tubuh yang terjangkau (Sagiran, 2014: 163-164).
4) Bangun tidur adalah awal segala sesuatu
Beberapa langkah yang dapat membantu kita sukses mejalani
ritual bangun tidur sebagai berikut:
a. Segera ucapkan begitu mata terbuka
b. Bila tubuh merasa kurang enak, kami menyarankan pada saat bangun
segera ambil posisi duduk pembakaran, usapkan bekas tidur di wajah
dengan tangan
c. Minum air putih. Air putih akan mengawali kegiatan, yang memberi
energi pertama pada saat memulai hari setelah bangun tidur.
d. Segeralah berdiri serta turun dari tempat tidur untuk pergi ke kamar
mandi.
e. Akhirilah hajat di kamar mandi dengan berwudhu atau mandi
(Sagiran, 2014: 168-170).
5) Mengatasi nyeri dan pegal saat bangun tidur
Ada beberapa cara untuk melakukan deteksi bagian tubuh yang
nyeri, misalnya dengan cara berjalan. Dan bisa dengan melakukan
gerakan-gerakan senam. Selanjutkan dicari bagian tubuh mana yang
52
terasa nyeri, sehingga nyeri tersebut berkurang atau hilang sama sekali,
dan itu artinya anda siap menjalani aktivitas (Sagiran, 2014: 171).
6) Mengaktifkan tiga dimensi otak
Menurut ilmu Brain Gym, otak kita memiliki 3 dimensi, yakni:
a. Dimensi lateralitas (kanan-kiri), kita bisa melakukan dengan cara
menggeliat. Menggeliat adalah perkara yang sepele, tetapi kadang-
kadang menimbulkan salah urat atau salah posisi. Caranya tangan
kanan kita gerakkan menyeberang garis tengah ke sebelah kiri,
sementara kaki kiri digerakkan menyeberang garis tengah ke sebelah
kanan. Begitu sebaliknya, tangan kiri digerakkan menyeberang garis
tengah kanan, sementara kaki kanan digerakkan menyeberang garis
tengah ke kiri. Hal ini dapat mengaktifkan dimensi latero-lateral
atau dimensi kanan-kiri. Gerakan ini bisa memperbaiki fungsi
asosiasi otak kanan dan otak kiri sehingga proses belajar yang
menggunakan kedua otak itu bisa lebih efektif.
b. Dimensi depan-belakang, otak bisa aktifkan dengan cara kita
melihat benda-benda yang ada di dekat kita, berganti-ganti dengan
kita melihat keluar rumah, terhadap benda-benda yang jauh. Fungsi
gerakan ini adalah mengaktifkan dimensi muka-belakang.
c. Dimensi yang ketiga adalah dimensi atas-bawah atau koodinasi. Ini
bisa kita lakukan dengan cara berjalan (Sagiran, 2014: 171-173).
53
7) Membangunkan tidur anak dengan duduk pembakaran
Apabila anda harus membangunkan orang lain, maka perlu
diingat bahwa saat-saat bangun itu adalah saat-saat otak bergelombang
belajar. Maka gunakanlah kata-kata yang indah pada saat anda
membangunkan seseorang dari tidur. Gunakanlah kalimat-kalimat yang
jelas dan bermanfaat, yakinkan bahwa yang anda bangunkan itu
mendengar dan paham apa yang anda ucapkan. Ini jelas lebih bagus dari
pada anda melakukan tepukan di paha atau di punggung, atau
menggoyang-goyangkan kepala atau mencubit, atau bahkan mengguyur
air (Sagiran, 2014: 173).
Bagi orangtua yang membangunkan anaknya saya kira langkah-
langkah yang disebutkan di depan dapat di praktikkan (Sagiran, 2014:
174).
8) Doa sebelum makan dan minum
Kita telah memahami bahwa tubuh kita sebagian besar
mengandung air. Maka demikian pula yang terjadi pada makanan. Semua
yang kita makan atau kita minum pasti mengandung aair dalam jumlah
kandungan yang cukup besar, sebagaimana tubuh kita. Oleh karena itu
berdoa sebelum makan dan sebelum minum merupakan hal yang sangat
besar pengaruhnya terhadap tercapainya tujuan makan atau minum
(Sagiran, 2014: 174).
Sebagaimana yang disampaikan oleh (Dr. Masaru Emoto, dalam
bukunya The True Pawer of Water) dalam bukunya Sagiran, air ternyata
54
memiliki sifat-sifat hidup. Air merespon segala sesuatu yang diterima
dari luar. Respon, tersebut menunjukkan positif atau negatif nya sesuatu
yang diterima dari luar. Air yang dibisiki dengan kata cinta dan kasih
sayang, dia akan merespon dengan cara membentuk kristal yang sangat
indah. Sebaliknya air yang dimaki-maki atau menerima kata-kata yang
buruk dia gagal membentuk kristal. Demikian juga, saat kita makan atau
minum. Doa yang kita ucapkan di depan makanan atau minuman, berarti
energi positif yang diterima, sehingga makanan atau minuman itu
menjadi sesuatu yang memiliki energi positif. Disamping itu, doa yang
kita pahami dan kita resapi di dalam lubuk hati kita menandakan suatu
penyadaran secara mendalam. Kita sedang menyiapkan tubuh kita untuk
menerima yang baik dan tentunya kita akan membentengi diri dari hal
yang tidak baik. Dengan kata lain, efek positif dari makanan atau
minuman yang kita masukkan ke dalam tubuh itu akan kita terima dan
menghilangkan efek buruk, efek racun, atau efek samping yang dapat
merusak tubuh kita. Barokah yang menyehatkan badan, menjernihkan
pikiran dan akhirnya tubuh kita adalah tubuh yang cinta ibadah (Sagiran,
2014: 174-175).
55
BAB IV
ANALISIS NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM IBADAH
SHALAT KARYA SAGIRAN DAN APLIKASI GERAKAN SHALAT
DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI
A. Analisis Nilai Kesehatan Fisik dan Mental Dalam Ibadah Shalat Karya
Sagiran
1. Berdiri. Sebenarnya, kalau kita mengembangkan shalat ini, berdiri pun
pada saat shalat dapat dimanfaatkan untuk melatih keseimbangan tubuh
dan konsentrasi. Kalau belum bisa mulai dari awal shalat sampai
berakhirnya shalat berarti keseimbangan tubuh dan konsentrasi kita belum
optimal, dan artinya, ada ujung-ujung saraf keseimbangan kita yang
tersalut pengapuran, kering bahkan tidak nyambung. Kemudian kalau mau
lebih berat lagi, coba lakukan sambil melihat ujung titik hidung, jangan
berkedip. Pertama-tama mata akan terasa perih dan ingin menutup. Kalau
ditahan terus, akan mengaktifkan kelenjar air mata, dan kita dapat berurai
air mata, kepala terasa mau pecah. Dan kalau kita berhasil melakukan
teknik ini, mata akan terang, pikiran akan tenang, konsentrasi akan
meningkat. Mungkin ini yang dimaksudkan bakwa khusyu‟ itu sangat
berat sekali dan kalau kita bisa khusyu‟ dalam menerapkan teknik ini, akan
dapat membantu menjaga sistem saraf halus yang jumlahnya jutaan di
tubuh kita (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 45).
56
2. Takbiratul Ihram, mengangkat tangan, membuka dada, menarik napas,
memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan
untuk diisi ke mata, telinga, mulut, bagian otak pengatur keseimbangan
tubuh sehingga membuka mata, telinga kita dan menjaga keseimbangan
tubuh. Kemudian bersedekap, menjepit pembuluh darah balik pada lengan
kiri sehingga pembuluh darah yang di telapak tangan atas akan
mengembang. Semakin lama bacaan dan tetap dijepit, semakin tinggi
tekanan darahnya. Begitu takbir untuk rukuk, darah yang telah dicuci di
telapak tangan akan langsung disemprotkan dengan kecepatan tinggi,
mengisi kembali pembuluh darah yang ada di mata telinga, atau seluruh
bagian kepala. Kebiasaan ini akan menyembabkan keseimbangan tekanan
darah antara bagian kanan dan kiri tubuh kita sampai ke ujung jari kita.
Bahkan sebenarnya kekuatan tangan kanan dan kiri bisa menjadi sama.
Makna yang lebih dalam dari bersedekap adalah pada pergelangan tangan
terdapat banyak sekali saraf sensorik, motorik, yang apabila terjerit
pengapuran akan mengganggu organ tubuh kita (Madya Wratsangka &
Sagiran, 2006: 43).
3. Rukuk. Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang dan
merupakan saraf sentral beserta sistem aliran darahnya, dapat dirawat
dengan melakukan gerakan rukuk yang maksimal. Tuas sistem keringat
yang terdapat di punggung, pinggang, paha, dan betis belakang dapat
dirawat dengan gerakan rukuk. Tulang leher, tengkuk, atau saluran saraf
memori, dapat dengan baik dijaga kelenturannya dengan gerakan rukuk.
57
Rukuk yang ditekuk maksimal, hingga memegang pangkal kaki dapat
berguna untuk menarik urat pinggang, sehingga dapat mencegah sakit
pinggang, awal dari sakit ginjal. Kelenturan saraf memori dapat dijaga
dengan gerakan rukuk ini yang mengangkat kepala secar maksimal, mata
menghadap ke depan (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 41).
4. Waktu berdiri dari rukuk dapat disertai mengangkat tangan akan
menyebabkan darah turun langsung dari kepala ke arah bawah,
menyebabkan bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan
berkurang tekanan darahnya, sehingga dapat menjaga saraf keseimbangan
tubuh kita dan berguna untuk mencegah terjadinya pingsan dengan tiba-
tiba (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 41).
5. Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, di kunci di pangkal paha
sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung
dan dipompa ke kepala. Apabila disertai dengan menarik napas dalam-
dalam, ditahan, kemudian ditekuk untuk sujud hingga terasa aliran darah e
kepala selama mungkin akan memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke
otak atau kepala, mata, telinga, leher, pundak, hati. Teknik sujud ini
banyak manfaatnya, tergantung variasi yang kita kembangkan. Misalnya,
kalau kita ingin merawat saraf pikiran di kening kita, kita dapat
memberikan tekanan kepada kening kita, digiling dari kiri ke kanan, bolak
balik atau digiling sambil ditekan dari atas ke bawah pada lingkaran ubun-
ubun, atau ditekan tepat pada area alis mata kiri bergantian kanan. Untuk
menambah tekanan, dapat dilakukan sambil bertumpu pada lutut, kalau
58
kurang keras tumpuan pada pangkal ujung jari kaki dan diseimbangkan
dengan menggunakan telapak tangan. Kalau kita ingin merawat kelenturan
pergelangan tangan supaya sistem pembakaran ditelapak tangan optimal,
kita tekuk maksimal mungkin sampai 90 derajat atau tegak dan ditekan
pada ruas-ruas jari. Kalau ingin bertenaga di ujung jari, kepala kita
diangkat kira-kira 1 cm, dimajukan sejauh mungkin, sehingga titik berat di
ujung jari, tarik dan tahan napas, samapai kepala bergetar dan dilakukan
selama mungkin sampai seperti kehabisan napas, baru diangkat kembali
kepalanya. Lakukanlah hingga keluar keringat, dan kepala, leher, pundak
terasa ringan dan nyaman (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 42-43).
6. Duduk di antara dua sujud (duduk perkasa), dimana kedua belah kaki,
seluruh jari-jari kakinya ditekuk, akan dapat menyeimbangkan sistem
elektrik dan saraf keseimbangan tubuh kita, juga dapat memperbaiki dan
menjaga kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian
paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai ke ibu jari kaki.
Kelenturan saraf keperkasaan ini dapat mencegah penyakit diabetes, sulit
buang air kecil, prostat, dan hernia. Duduk di antara dua sujud ini terdapat
bacaan ampunan dosa. Dan ini bukan bacaan kebetulan, kenapa?
Rahasianya adalah di cekungan mata kaki dalam dan luar banyak terdapat
ujung saraf yang merupakan tombol tekuk untuk membuang endapan
listrik negatif dari organ tubuh kita, jantung, paru-paru, hati, limpa, perut,
alat vital, otak, atau kepala yang mengarah ke ujung-ujung jari. Dalam
melakukan gerakan duduk di antara dua sujud, kita jarang lama dan benar
59
sehingga titik getar tersebut tidak bekerja dengan baik untuk mengeluarkan
endapan listrik negatif yang menyebabkan penyakit atau daya tahan tubuh
kita berkurang. Jarang yang kuat dipijat pada cekungan mata kaki ini.
Padahal di sinilah letak ampunan dosa tersebut berupa keluarnya endapan
listrik negatif dari dalam tubuh kita. Kalau Nabi Adam dan Hawa harus
tersiksa jalan kaki selama seratus tahun untuk ampunan dosa karena tidak
takwa, maka umat Nabi Muhammad SAW sebenarnya diberikan
kemudahan untuk ampunan dosa, yaitu sabar menahan rasa sakit,
implementasi gerakan shalat yang efektif dan aplikasi/amalan bacaan
shalat di antara dua sujud (amal shaleh, bukan amal salah) (Madya
Wratsangka & Sagiran, 2006: 41-42).
7. Tasyahud awal (duduk pembakaran) jika agak lama sehingga lipatan paha
dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat
mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertekan
sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki
sehingga pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini akan
menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita (Sagiran,
2006: 41). Tasyahud awal sebaiknya dilakukan seperti yoga atau duduk
bersimpuh, kedua telapak kaki sama-sama dilipat, tumit berada di samping
pinggang, dan pantat menempel ke lantai. Kalau ini dilakukan semenjak
anak-anak, pasti tidak susah. Kalau dapat dilakukan dan dibiasakan sampai
usia tua pun tubuh akan tetap lentur. Duduk seperti ini akan menarik urat
saraf terutama pada pangkal paha sampai lutut, sehingga mencegah
60
mengapuran, sakit tenggorokan, dan memurnikan kelenjar liur. Kalau agak
lama, panhkal kaki atas agak ditekan dan digiling ke kiri dan kanan akan
menghasilkan tenaga panas di telapak kaki atas, serta menjaga kelenturan
saraf penopang tubuh dan keseimbangan tubuh. Jika duduk begini agak
lam, di atas 15 menit akan menyebabkan telapak kaki teraliri darah secara
maksimal karena pembuluh darah balik ditekan/dikunci. Biasanya, untuk
pertama kali akan kesemutan, yang menandakan masih banyak pembuluh
darah kita yang tersumbat. Membiasakan duduk seperti ini pada waktu
mendengarkan khutbah jumat, akan sangat bermanfaat dan membuat kita
tidak mengantuk. Kalau kita kembangkan teknik ini dengan mengangkat
tangan ke atas sambil menarik napas dalam-dalam, kemudian dengan kaki
yang tetap dilipat, perlahan-lahan dengan konsentrasi tinggi kita rebahkan
badan kita, lalu angkat pantat kita, gunakan tumpuan pada batok kepala
belakang tekan akan giling, sangat baik untuk menjaga titik-titik saraf
pada kepala kita untuk merawat memori, dan keseimbangan tubuh. Setelah
gerakan ini, sembari memaksimalkan oksigen (tetap tahan napas)
kemudian pelan-pelan kita angkat kepala kita untuk duduk kembali dengan
mengeraskan urat saraf pada perut bawah. Jika belum bisa berarti saraf
perut dan saraf pinggang kita masih lemah atau belum optimal. Jika ini
dilatih terus setelah selesai shalat dengan kemauan tinggi, dijamin tidak
akan sakit perut, buang air besar lancar, menstruasi lancar, bebas sakit
pinggang, tidak mudah pikun, tubuh menjadi ringan dan lentur. Mahasuci
Allah yang menciptakan shalat, supaya manusia sehat, selamat, serta
61
hemat. Gerakan ini dapat memperkokoh saraf pada pangkal lutut dan kalau
kita sudah dapat bertumpu menggunakan lutut agak lama, akan
memperbaiki saraf keperkasaan (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 43-
44).
8. Tasyahud akhir. Gerakan ini sebenarnya lebih baik dari gerakan bersila,
karena pada gerakan ini tulang kering yang seperti mata pisau tapi tumpul
diletakkan di cekungan telapak kaki kiri dengan jempol kaki ditekuk.
Sebenarnya, kalau gerakan ini kita manfaatkan dengan cara kita pegang
pergelangan kaki kanan, lalu tekan dan giling di sepanjang area cekungan,
akan berguna untuk membongkar pengapuran pada cekungan kaki kiri,
supaya saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan
terjaga dengan baik sehingga konsentrasi akan meningkat atau terjaga.
Tangan kiri yang diletakkan di atas dengkul kiri dapat digunakan untuk
mendeteksi fungsi atau tidaknya ujung saraf di cekungan di sekitar lutut
(Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 44-45).
9. Gerakan Salam. Gerakan ini kalau dilakukan secara maksimal dengan
menarik urat leher bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Makna
dari gerakan ini adalah kita harus menjaga jangan sampai ada urat leher
kering, kaku, tersalut kista/benjolan. Jika urat saraf jantung yang kering,
akan mengganggu fungsi jantung jika urat paru-paru kering, akan
menyebabkan sakit paru-paru bahkan paru-paru bisa stop. Jika di leher
banyak benjolan akan mengganggu kecerdasan, konsentrasi, atau
keseimbangan tubuh. Sebab di leher itu ada urat saraf yang sangat penting
62
untuk dijaga, seperti urat saraf paru-paru dan jantung. Kalau kering bisa
menyebabkan kematian (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 45).
Selanjutnya penulis ingin memaparkan pendapat atau konsep lain
tentang analisis gerakan shalat bagi kesehatan. Pemaparan ini dimaksudkan
untuk mengetahui posisi pemikiran Sagiran diantara penulis-penulis lain
sebagai bahan perbandingan.
Lukman Hakim Saktiawan (2007: 93-141) dalam buku Keajaiban
Shalat Menurut Ilmu Kesehatan China. Menanamkan pola hidup sehat
melalui gerakan shalat yaitu:
1. Berdiri tegak menghadap kiblat
Kepala agak menunduk ke depan membuat tulan leher pada bagian sendi
atas mengalami peregangan otot ringan, badan tegak ruas-ruas tulang
belakang mengalami penyempurnaan letak, posisi berdiri tegak membuat
aliran sistem dan pola saraf menjadi lancar, posisi kedua telapak kaki
sejajar dan lurus membentuk jaringan otot kaki yang kokoh
Imam Al-Ghazali berpendapat tentang mengarahkan pandangan ke tempat
sujud “menundujjan kepala lebih dekat ke khusyuk dan lebih
menenangkan mata. Sebaiknya membatasi pandangan di atas sajadah saja.
Hal ini membantu mencegah melayangnya pikiran”
Petunjuk Nabi “apa yang membuat orang-orang mengangkat
pandangan ke langit ketika shalat? Hendaklah mereka berhenti
melakukannya atau (kalau tidak) niscaya akan tersambar
penglihatan mereka”. (HR. Bukhari)
2. Takbiratul Ihram
63
Kedua tangan terangkat menimbulkan kontraksi otot dan sistem saraf pada
pundak. Membantu membuka saluran-saluran dari kepala ke tangan dan
melepaskan tekanan di kepala, otot dan rongga dada mengalami tarikan
ringan, membantu pernafasan, kedua tangan terlipat di depan badan
merupakan pemijatan ringan pada titik-titik saraf di tangan yang
merupakan saluran chi, sirkulasi darah menjadi lebih baik, mencegah
rematik
3. Ruku‟
Kepala/otak terjadi peningkatan fungsi otak keseimbangan, tangan
menopang tubuh di lutut yaitu terjadi proses pemijatan ringan di jalur hati
dan kantong empedu, bagian pinggang sistem saraf yang sangat banyak
terdapat di pinggang menjadi terpaci, bagian punggung otot meregang,
gerbang-gerbang chi terstimulasi dan aliran chi menjadi lancar, tulang
belakang menjadi lentuk, dan pada bagian belakang kaki terjadi proses
peregangan yang membantu merilekskan otot-otot yang kaku dan
membuka saluran-saluran yang tersumbat.
Petunjuk Nabi meluruskan punggung “Jika Rasulullah SAW
ruku‟ lalu diletakkan segelas air di atas punggungnya, maka
airnya tidak akan tumpah.” (HR. Nasa‟i).
“Tidak memadai shalat seseorang jika dia tidak meluruskan
punggungnya pada waktu ruku‟ dan sujud.” (HR. Lima Imam
Hadits).
4. I‟tidal
Gerakan bangkit memfungsikan otot-otot punggung, pinggang aktif dan
terkontraksi dengan semua jaringan otot di punggung dan paha.
64
Meluruskan punggung dan diam sejenak “Jika Nabi SAW
mengangkat kepala dari ruku‟, beliau tidak sujud sebelum
berdiri lurus terlebih dulu.” (HR. Muslim).
5. Sujud
Pada bagian kepala yaitu letak kepala yang turun memperlancar aliran
darah sekaligus oksigen ke otak, pikiran menjadi tenang. Dinding urat nadi
otak terlatih menerima aliran darah yang deras. Ini juga mencegah
kematian akibat pecahnya urat darah di otak. Dan padan bagian dada
sewaktu menarik nafas dalam sujud, tulang dada terangkat dan maju.
Rongga dada bertambah besar dan paru-paru berkembang baik dan dapat
mengisap udara secara lebih optimal.
“Aku diperintahkan agar sujud dengan tujuh anggota badan:
kening dan hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua
telapak kaki.” (HR. Muslim dan Nasa‟i).
6. Iftirasy (duduk di antara dua sujud)
Dalam sikap ini, kita duduk dengan pangkal paha. Saraf pangkal paha
besar terpijit. Pijitan ini menghindarkan kita dari penyakit pangkal paha.
Posisi ini juga mencegah penyakit wasir.
Duduk tasyahud awal yaitu kaki kiri menyangga beban badan untuk
menstimulasi banyak impuls seperti kandung kemih, limfatik, pinggul.
Jari-jari kaki kanan meregang seperti impuls tenggorokan, impuls telinga,
impuls mata.
Duduk tasyahud akhir yaitu jari-jari kaki kanan yang berdiri menguatkan
otot-otot telapak kaki, mencegah penyakit telapak kaki rata. Tumit kiri
65
menekan daerah perinium yaitu mencegah penyakit wasir dan varises pada
paha dan betis.
7. Salam (menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri)
Pada bagian kepala yaitu otot-otot dan jaringan saraf mengendur.
Peredaran darah, oksigen dan chi (energi) ke otot menjadi lancar. Pikiran
jernih. Pada bagian leher yaitu otot-otot leher dan tengkuk menjadi kuat.
Sirkulasi darah menjadi lebih baik. Gerbang chi tidak tersumbat dan chi
dapat lancar berredar.
Menengokkan wajah dengan penuh “Rasululah SAW melakukan
salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat putihnya pipi
beliau (dari belakang).” (HR. Muslim).
B. Aplikasi gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari
1. Shalat sebagai sumber keimanan dan ketentraman
Keimanan dan ketentraman adalah dua unsur yang membentuk
kepribadian dan rupa orang mukmin. Ketika keimanan pada diri seorang
muslim telah sempurna, maka ia akan menjadi benteng serta penyelamat
dari segala bahaya dan kesengsaraan lahir maupun batin (Al-Khuli, 2012:
163).
Kita memang tidak memungkiri suatu kenyataan bahwa
pengaruh lingkungan secara langsung maupun tidak langsung juga
mempengaruhi fisik dan jiwa manusia. Shalat bagaikan hembusa angin
segar dan harum yang menghilangkan polusi dan bau pada udara. Shalat
bagaikan besi yang dapat menghancurkan batu. Shalat dapat
66
memecahkan gumpalan keputusasaan dan penderitaan (Al-Khuli, 2012:
163). Oleh karena itu, Allah SWT berfirman:
واستعينجوا بالصمب والصمالة وإن مها لكبرية إال على الاشعي
“jadilah shalat dan sabar sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu‟.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Allah telah menjadikan shalat sebagai suatu sarana meminta
pertolongan untuk mengatasi berbagai penyakit, penderitaan, dan
kekotoran dunia. Betapa ketegangan saat ini telah menimpa banyak orang
dari setiap lapisan masyarakat, karen banyaknya kesulitan ang dialami
oleh individu, baik secara materi maupun spiritual. Apalagi, semakin
bertambahnya problem sering tidak sesuai dengan harapan dan impian.
hal itu menyebabkan terjadinya kecemasan dan ketegangan (Al-Khuli,
2012: 164).
Seorang muslim sejati akan selalu berlindung kepada Allah
Yang Maha Mendengar dan Melihat. Dialah Sang Penguasa segala
sesuatu. Kepada-Nya-lah segala urusan yang baik dan buruk. Seorang
muslim akan selalu menumbuhkan hubungan antara dia dan Allah yaitu
melalui shalat. Bila jalinan ini kokoh, maka manusia berada dalam
tempat yang selamat, karena dia selalu bersama Allah (Al-Khuli, 2012:
165).
Bila manusia menumpahkan segala problem yang dialaminya,
maka ia tidak perlu khawatir akan tersebarnya rahasia pribadinya. Karena
67
Allah Maha Bijaksana dan Maha Menutupi segala rahasia. Tidak ada
sesuatupun yang tersembunyi di mata Allah. Karena Allah Maha
Mengetahui segala rahasia dan segala sesuatu yang disembunyikan.
Mungkin seseorang yang sedang tegang akan khawatir mengungkapkan
segala problemnya kepada orang lain. Sehingga ia semakin ertambah
bingung dan tegang. Tetapi berlindung hanya kepada Allah dan
mencurahkan segala problem jiwanya, akan membuat orang itu tentram
secara sempurna (Al-Khuli, 2012: 166).
Berlindung kepada Allah saat ditimpa kesulitan sudah menjadi
sifat alamiah jiwa. Jalinan manusia dapat Zat Yang Maha Kuat dan Maha
Besar akan memberikan rasa bagi manusia bahwa ia selalu bersama
dengan Zat Yang Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Maha
Besar. Bila manusia mencurahkan segala ketakutan dan ketegangannya
kepada Allah, maka tenanglah jiwanya dan terhentilah segala keluh
kesahnya (Al-Khuli, 2012: 166).
Keteganggan dan kesulitan tersebut tdak dapat diobati kecuali
orang yang benar-benar beriman kepada Allah. Dalam hal ini Allah SWT
berfirman:
شعون )٢( ـ ين ه ف صلتہم خ ل لمؤمنون )١( ٱ
قد ٱفلح ٱ
“sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu
orang-orag yang khusyu‟ dalam sembahyangnya. (QS. Al-
Mu‟minun: 1-2)
2. Shalat sebagai sarana Berkomunikasi bagi Hamba dengan Allah.
68
Shalat adalah komunikasi antara hamba dengan Tuhannya bila
seorang mukmin memperhatikan dan memikirkan apa yang ia ucapkan di
dalam shalatnya, maka ia akan memasukkannya ke dalam hati walaupun
seberat gunung (Al-Khuli, 2012: 167-168).
Bila seorang muslim berfikir bahwa di dalam shalatnya dia
sedang berbicara dengan Tuhannya Allah SWT., maka haruslah ia
melakukanya dengan khusyu‟, jiwa dan hati yang tenang. Maka shalat
menjadi jalinan yang bersinar, yang dapat melepas segala kesulitan dan
kesusahan (Al-Khuli, 2012: 168).
3. Shalat sebagai sarana mendapatkan keberuntungan
Shalat adalah tiang agama. Oleh karena itu, Allah SWT
menghubungkan shalat dengan keberuntungan orang muslim yang
menaiki tangga keimanan (Al-Khuli, 2012: 169-170). Allah SWT
berfirman:
شعون )٢( ـ ين ه ف صلتہم خ ل لمؤمنون )١( ٱ
قد ٱ فلح ٱ
“sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu
orang-orang yang khusyu‟ dalam sembahyangnya.” (QS. Al-
Mu‟minun: 1-2).
Kata Al-Falah (keberuntungan) pengertiannya luas.
Mendapatkan sesuatu yang diinginkan manusia adalah keberuntungan.
Dapat memiliki kebugaran dan kesehatan merupakan salah satu
keberutungan, merasa bahagia, tenteram, dan tenang adalah kebahagiaan.
Jauh dari faktor-faktor ketegangan, kesusahan, dan tekanan jiwa maupun
mental, juga merupakan keberuntungan (Al-Khuli, 2012: 170).
69
4. Shalat memuat bacaan Al-Qur‟an yang menjadi Obat
Al-Qur‟an merupakan obat (penawar) bagi manusia. Allah SWT
telah menyebutkan hal itu secara terang-terangan dalam beberapa ayat
Al-Qur‟an (Al-Khuli, 2012: 171). Allah SWT berfirman:
ؤمني وال يزيدج الظمالمي إال خسارا و شفاء ورحة للمج ون جن زيلج من القجرآن ما هج
“Dan kami turunkan dari Al-Qur‟an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-
Isra‟: 82).
5. Shalat adalah pencegah dosa-dosa
Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar (Al-Khuli, 2012:
186). Allah SWT berfirman:
هى عن الفحشاء اتلج ما أجوحي إليك من الكتاب وأقم الصمالة إنم الصمالة ت ن
نكر ولذكرج اللمه أكب رج واللمهج ي علمج ما تصن عجون والمج
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab
(Al-Qur‟an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-„Ankabut: 45).
6. Shalat dapat mengusir rasa sepi
Perasaan kesepian merupakan salah satu hal yang menjadi
perhatian para dokter kejiwaan saat ini. Karena perasaan ini memberikan
reaksi tertentu pada tubuh manusia, sehingga ia terancam oleh perasaan
tegang (tertekan). Membiasakan shalat jamaah lima kali dalam sehari,
menuntut seseorang keluar dari rumahnya menuju masjid setiap hari.
70
Saat di masjid, seseorang akan bertemu dengan saudara-saudaranya, yang
memberi kesempatan kepada mereka untuk bercakap-cakap dan
berinteraksi, antara satu dengan yang lain sebelum dan sesudah shalat
(Al-Khuli, 2012: 193). Allah telah menganjurkan untuk shalat berjamaah
dalam Al-Qur‟an pada surat Al-Baqarah ayat 43:
وا الصمالة وآتجوا الزمكاة واركعجوا مع الرماكعي وأقيمج
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beseta
orang-orang yang rukuk”. (QS. Ql-Baqarah: 43)
7. Shalat dapat mencegah rasa takut dan keluh-kesah
Pada dasarnya manusia juga memiliki watak jenuh dan
jemu,tidak sabar menghadapi cobaan dan tidak bersyukur ketika
mendapat nikmat. Jika ditimpa kesusahan berupa kemiskinan, sakit atau
ketakutan, ia sangat berkeluh kesah. Tetapi jika mendapat kebaikan
berupa kaya, sehat atau rezeki melimpah menjadi bakhil (Al-Khuli, 2012:
199). Allah SWT berfirman:
لخي منوعا ه ٱ ذإ مس
جزوعا )٢٢( وإ لش
ه ٱ ذإ مس
ـن خلق هلوعا )١١( إ نس
ل ن ٱ
إ
مون )٢٣( ين ه عل صلتہم دإٮ ل
ني )٢٢( ٱ لمصل
ل ٱ
)٢١( إ
“Sesungguuhnya manusia diciptakan (dengan tabiat) sudah
berkeluh kesah serta kikir. Jika ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah. Tetapi jika ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat, dan tetap mengerjakan
shalatnya. (QS. Al-Ma‟arij: 19-23).
Allah telah memuji hamba-Nya, yaitu mereka-mereka yang
membiasakan shalat. Karena orang yang suka berkeluh-kesah sangat
71
rakus dan sedikit kesabaran. Sedangkan shalat mengajarkan kepada
mereka yang melakukannya, untuk tidak terjebak dan tidak hanya
memberi perhatian kepada dunia saja. Sebab, mereka sadar bahwa dunia
tidak menjadi ukuran di hadapan Allah (Al-Khuli, 2012: 200).
72
BAB V
PENUTUP
Pada bab lima ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan
bab sebelumnya dan saran-saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis penulis tentang Mukjizat
Gerakan Shalat menurut Sagiran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mukjizat gerakan shalat menurut Sagiran: Takbiratul ihram (gerakan ini
melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan),
ruku‟ (postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang
belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf),
i‟tidal (gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan
yang baik. Organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih
lancar), sujud (aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak.
Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak), duduk (saat iftirosy, posisi ini
menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan
penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria
sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin
pria (prostata) dan saluran vas deferens), salam (relaksasi otot sekitar
73
leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini
mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah).
2. Aplikasi shalat sehat dalam kegiatan sehari-hari adalah shalat sebagai
sumber keimanan dan ketentraman, shalat sebagai sarana berkomunikasi
bagi hamba dengan Allah, shalat sebagai sarana mendapatkan
keberuntungan, shalat memuat bacaan Al-Qur‟an yang menjadi Obat,
shalat adalah pencegah dosa-dosa, shalat dapat mengusir rasa sepi, dan
shalat dapat mencegah rasa takut dan keluh-kesah.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang mukjizat gerakan shalat menurut
Dr. Sagiran, maka beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yaitu:
1. Mengingat pelaksanaan sholat tepat waktu dan rutin merupakan
kewajiban bagi umat muslim dan memiliki banyak manfaat pada diri kita
maka hendaklah setiap umat islam menanamkan keyakinan hal tersebut
dalam hati masing-masing dan melaksanakan sesuai dengan ketentuan
islam sebagaimana umat-umat terdahulu melaksanakannya.
2. Shalat dapat memberikan manfaat yang luar biasa pada kesehatan, oleh
karena itu kita shalat aslinya adalah kebutuhan kita sendiri. Maka jangan
pernah tinggalkan shalat.
3. Perbanyak kembali pengetahuan kita tentang manfaat dari gerakan shalat.
Karena di dalamnya ada banyak sekali manfaat-manfaat dari gerakan
takbiratul ihram sampai gerakan salam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Syauqi Zein. 2015. Refresh dan Install Ulang Otakmu dengan Shalat.
Yogyakarta: Sabil.
Arif, Masykur. 2012. Sujud sebagai Terapi Berbagai Gangguan Kesehatan.
Jogjakarta: Najah.
Arifin, Gus. 2009. Sudah Benarkah Shalat Kita?. Jakarta: PT Gramedia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Daradjad, Zakiah. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1990. Jakarta: Cipta Adi Pustaka
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Fadhilah, Tayyib. 2012. Fadhilah-fadhilah Ajaib Shalat Rawatib. Yogyakarta:
DIVA Press.
Hadi, Sutresno. 1990. Metodologi Resarch. Yogyakarta. Andi Offset.
Hakim, lukman Saktiawan. 2007. Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan
Cina. Bandung: PT Mizan Pustaka.
. 2007. Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan Cina. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Khuly, Hilmy. 2007. Mukjizat Kesehatan Gerakan Shalat. Jogjakarta: Hikam
Pustaka.
Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat Penyembahan dan Penyembuhan.Jakarta:
Erlangga.
Masykur, M. Syafii. 2012. Menajamkan Otak dengan Shalat. Jakarta: Citra
Risalah.
Mifflen, Frank J, Sydney C. Mifflen. 1986. Sosiologi Pendidikan. Bandung:
Tarsito
Mudzakir. 2003. Kesehatan Mental. Jakarta: Gema Insani Press.
Muhadjir, Noeng. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake
Sarasin.
Nizar, Muhammad ad-Daqqar. 2013. Keajaiban Ibadah Secara Medis. Jakarta
Selatan: PT Suka Buku.
Rachman, Fauzi. 2007. Shalat Khusu‟ Enjoy Aja!. Jakarta: Gema Insani Press.
Rif‟ah, Ibnu Ash-Shilawy. 2010. Panduan Lengkap ibadah Shalat. Jakarta: Suka
Buku.
Sagiran. 2014. Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta: Qultum Media.
Syafi‟i, Jalal. 2009. Dahsyatnya Gerakan Shalat. Jakarta: Gema Insani.
Sudarto. 1997. Metode Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wratsongko Madyo, Sagiran. 2006. Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta: Qultum
Media.
Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan karakter dalam perspekif teori dan praktik.
Yogyakarta: UNY press
LAMPIRAN