nilai-nilai islam dalam komunikasi budaya di desa...

116
NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA LAMAKERA Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) SKRIPSI OLEH : NONA HARTINI KADER NIM. 43010-15-0077 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA

DI DESA LAMAKERA

Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

SKRIPSI

OLEH :

NONA HARTINI KADER

NIM. 43010-15-0077

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

ii

Page 3: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

iii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lampiran : 4 (Empat) Lembar Salatiga, 26 Agustus 2019

Hal : Naskah Skripsi

a.n Sdri. Nona Hartini Kader

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Di Salatiga

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirimkan

skripsi saudari:

Nama : Nona Hartini Kader

NIM : 43010-15-0077

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : Nilai-nilai Islam Dalam Komunikasi Budaya di Desa Lamakera

Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Dakwah agar skripsi saudari

tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatiannya Bapak kami ucapkan banyak terima

kasih.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dr. Mukti Ali, S.Ag, M.Hum

NIP. 197509052001121001

Page 4: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

iv

Page 5: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

v

Page 6: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

vi

ABSTRAK

Kader, Nona Hartini. 2019. Nilai-nilai Islam Dalam Komunikasi Budaya di Desa Lamakera.

Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum.

Kata Kunci: Nilai-nilai Islam, Komunikasi, Budaya, Desa Lamakera.

Lamakera lazim dikenal sebagai sebuah perkampungan nelayan muslim. Tradisi

nelayan bagi orang Lamakera terbangun sejak generasi pertama mendarat dan menempati

Kampung Lamakera. Lamakera terbangun dari 7 (tujuh) suku yang diakui eksistensinya

dalam membentuk sosial kebudayaan di dalam masyarakatnya. Karakter orang Lamakera

yang religius, ramah dan terbuka, mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia

dari suku bangsa manapun.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

nilai-nilai Islam yang trerkandung dalam komunikasi budaya di Desa Lamakera, terlebih

dengan apa saja kebudayaan dan kehidupan social di Desa Lamakera itu sendiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan pendekatan komunikasi budaya

yang menggunakan pendekatan sosiokultural dan teori etnografi. Sumber data dalam

penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, metodep engumpulan data dilakukan

dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil data dianalisis menggunakan reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Lamakera adalah nama sebuah perkampungan yang terletak di ujung timur Pulau

Solor, Kabupaten Flores Timur. Mata pencaharian utama penduduknya adalah nelayan dan

terkenal tangguh di lautan. Lamakera terbangun dari tujuh suku yang diakui eksistensinya

dalam membentuk sosial kebudayaan di dalam masyarakatnya. Mayoritas penduduknya

adalah muslim. Selain itu orang Lamakera juga memiliki watak petarung yang berintegritas,

pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan merintangi. Sesuai

dengan karakternya, orang-orang Lamakera mengukuhkan identitas kehormatan ke-

Lamakera-annya dengan membangun masjid, madrasah dan rumah suku, atau rumah adat

sebagai simbol cultural bahwa orang Lamakera adalah makhluk berbudaya.

Page 7: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

vii

MOTTO

Orang yang terkuat bkan mereka yang selalu menang, melainkan mereka yang tetap tegar

ketika jatuh

(Kahlil Ghibran)

Rindu adalah Kekuatan

(Nona Hartini K)

Page 8: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

viii

PRSEMBAHAN

1. Kepada mereka pelipur lara, telaga biru dalam sukmaku, malaikat yang memeluk dalam

penderitaanku, sumber dari segala asa, inspirator dari segala kegamanganku, peneduh

batin dari segala kemelut hidup dan motivator atas segala kealpaanku, malaikat tanpa

sayap, yang kini uban dalam keuzuran, senyam menggelayut rindu, Abah Kadir Ghafar

Songge dan Mama Radiah Kadir. Dedikasih yang tak terakar oleh mizan apapun

kepadaku selama dalam buaian sampai akhirnya dapat memknai arti dari sebuah

kehidupan. Terimalah karya ini sebagai menifestasi darma bhakti anakmu yang nilainya

tak sebanding dengan pengorbana dan cinta kasih yang telah kalian berikan selama ini.

2. Kepada mereka tempat aku berbagi suka duka di tanah perantauan, Ibu Pursini dan

Bapak Sulaiman Ghafar Songge, terimakasih atas kasih sayang dan kepercayaannya.

3. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada kepada Abang Awalludin Ahsin Songge yang selalu membantu, pendengar setia

dan memotifasi di setiap aku membutuhkan, Abang Ahsan Arifin Songge yang tak henti-

henti mencurahkan kasih sayangnya dan selalu peracya bahwa aku bisa sampai ke titik

ini, Adikku Jaimmul Akil Baqil Songge yang menemani dan selalu memberikan

senyuman manisnya. Keistimewaan bagiku memiliki kalian.

5. Untuk mbak Mutmainnah Perakon dan Nona Haryati Muchtar

6. Kepada adik-adikku di Panti Putri Aisyiyah, Nona Masnawati, Sutrisni, Reni, Lusi,

Muftilatun, Anita, Dewi, Ana, Tiara, Anisa, Azizah, Tia, Sofi, Alda yang selalu memberi

semangat.

7. Kepada sahabat-sahabatku Rita, Indri, Viola, Mahbub, Uut, yang selalu memberi

semangat dan sabar dalam mengajariku.

8. Teman-teman Pengurus Kohati Cabang Salatiga, Restu, Bira, Aniya, Diana, Leyli.

9. Untuk teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015.

10. Untuk teman-teman KPI 2015 konsentrasi Public Relations.

11. Teman magang di Pemkot Yogyakarta, Viola, Indri, bira, Nana.

12. Jajaran Pemerintahan Kota Yogyakarta bagian Humas dan Protokol yang telah

memberikan pengalaman dan pengetahuan selama kegiatan Pengembangan Profesi

lapangan (PPL).

13. Keluarga baru yang saya dapatkan ketika KKN 2019.

Page 9: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

ix

KATA PENGANTAR

الرحىن حوي الر الله بسن

Al-Hamdu li Allāh rabbi al-ālamīn segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia Nya sehingga penulis dapat

melewati proses dalam penyusunan skripsi, dan berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pola Komunikasi Budaya di Desa Lamakera” guna memenuhi tugas akhir untuk

memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang

telah menghantarkan kita dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang benderang seperti

sekarang ini, serta yang telah membimbing kita ke jalan yang lurus, yakni agama Islam.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa‟atnya di hari kiamat

kelak. Āmīn.

Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan, motivasi dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak

terimakasih yang tiada terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga,

sekaligus dosen pembimbing skripsi.

3. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam.

4. Bapak Dr. Sa‟adi, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa

membimbing saya dengan sangat baik.

5. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf IAIN Salatiga yang telah memberikan pendidikan,

bimbingan, pengarahan dan pengetahuan serta dukungan dan motivasi yang begitu

luar biasa.

6. Bapak/Ibu staf akademik Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

x

Besar harapan penulis semoga semua perbuatan baik dapat diterima dan diridhoi Allah

Swt. Tak lupa selain itu, penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

banyak kekurangan dan kekeliruan.

Page 11: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

xi

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………..i

LOGO……………………………………………………………….…………ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….…………iii

PENGESAHAN………………………………………………….……………iv

PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………….…………...v

ABSTRAK……………………………………………………………………vi

MOTO………………………………………………………………………..vii

PERSEMBAHAN……………………………………………………….…..viii

KATA PENGANTAR………………………………………….…………….ix

DAFTAR ISI……………………………………………………....…………xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................4

E. Penegasan Istilah ..................................................................... 4

F. Kerangka Berfikir .....................................................................6

G. Sistematika Penulisan ..............................................................8

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................10

B. Landasan Teori .......................................................................13

Page 12: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................ 30

C. Fokus Penelitian ...............................................................................31

D. Sumber dan Jenis Data ..................................................................... 32

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................33

F. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Sejarah dan Kehidupan Sosial Masyarakat Lamakera…......................... 37

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian ......................................................42

2. Gambaran Umum Informan ........................................................43

3. Temuan Penelitian .....................................................................45

C. Pembahasan

1. Lamakera Sebelum dan Sesuda Mengenal Islam……........……...51

2. Mata Pencaharian Masyarakat Lamakera…………........…...…....56

3. Pendidikan di Desa Lamakera……………………….........……...60

4. Tradisi Pernikahan Masyarakat Lamakera……….….......…..…...62

5. Kesenian di Desa lamakera……………………......….….….…....67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...…................................................................................89

B. Saran .................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir………………………………………………….7

Table 1.2 Data Informan…………………………………………………….32

Table 1.3 Gambar Umum Informan………………………………………...44

Page 14: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1………………………………………………………………….37

Gambar 1.2………………………………………………………………….39

Gambar 1.3………………………………………………………………….41

Gambar 1.4………………………………………………………………….56

Gambar 1.5………………………………………………………………….59

Gambar 1.6…………………………………………………………………..69

Gambar 1.7……………………………………………………....…...……...70

Page 15: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontak komunikasi antarbudaya menjadi realitas social yang tidak terpisahkan

dari perjalanan peradaban manusia manapun. Manusia telah mengenal dan melakukan

komunikasi antarbudaya sejak manusia membangun peradabannya. Salah satu

contohnya adalah ajaran agama Islam, Allah menciptakan manusia dalam budaya

yang beragam untuk mengajarkan manusia agar saling mengenal, seprti yang tersurat

dalam kutipan QS. Al-Hujurat ayat 13 di bawah ini.

Artinya; Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat:13).

Dunia tempat kita tinggal saat ini sebagai suatu tempat yang maha luas, suatu

tempat dimana manusia hidup dan tinggal beradaptasi sesama makhluk. Di suatu sisi

manusia hidup sebagai khalifah di muka bumi, disisi lain manusia membutuhkan

komunikasi sesama makhluk sebagai makhluk social. Hal ini menyebabkan

komunikasi merupakan hal yang sangat esensial tidak dapat terlepas dari kehidupan

manusia.

Komunikasi adalah kecenderungan gejala umum yang menggambarkan

bagaimana cara berkomunikasi yang terjadi dalam kelompok social trtentu. Setiap

kelompok social dapat menciptakan norma social dan juga norma komunikaksi.

Page 16: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

2

Misalnya saja ada kelompok yang menerapkan norma bahwa, setiap anggota tidak

diperbolehkan menyalakan telepon seluler pada saat pertemuan kelompok. Bahakan

ada kelompok yang meneyepakati norma cukup ekstrim, melarang anggotanya

mengikuti suara televisi maupun mengakses internet, (Suranto,2010: 116)

Bentuk komunikasi yang dilakukan manusia sangat beragam, ada komunikasi

verbal yang menggunakan kata-kata atau ucapan yang disusun dalam suatu Bahasa

komunkasi maupun komunikasi nonverbal berupa komunikasi menggunakan mimic

atau ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol-simbol tertentu yang diciptakan dan

disepakati dengan bersama oleh pelaku komunikasi dalam suatu kelompok.

Kesepakatan antar kelompok ini membuat terjadinya prbedaan presepsi dalam

perilaku komunikasi, termasuk perbedaan komunikasi antarbudaya satu dengan yang

lainnya.

Komunikasi social adalah komunikasi antar warga, institusi atau kelompok

dalam kehidupan sehari-hari. Apakah mereka melakukan komunikasi secara tatap

muka atau melalui perantara, individu, kelompok, instuisi atau media massa. Dalam

proses komunikasi social ini melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang

social budaya yang saling berbeda. Misalnya norma social yang dianut oleh mereka

yang berkomunikaksi saling berbeda. Berbeda norma social itu disebabkan oleh

pengaruh kelompok social yang berbeda pula.

Budaya komunikasi adalah proses penyampain pesan yang dilahirkan dari

budaya berdasakan adat istiadat yang telah di sepakati bersama. Seseorang

melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan lingkungannya

yang tentu memiliki budaya komunikasi tersendiri.

Patel et al. (2011: 26) menyatakan, budaya dan komunikasi memiliki hubungan

timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi

Page 17: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

3

mempengaruhi budaya. Karena itulah menjelaskan keterkaitan kedua unsur ini

menjadi sedikit rumit. Melalui budaya dapat mempengaruhi proses dimana seseorang

mempersepsi suatu realitas. Semua komunitas dalam semua tempat selalu

memanifestasikan atau mewujudnyatakan apa yang menjadi pandangan mereka

terhadap realitas melalui budaya. Sebaliknya pula, komunikasi membantu kita dalam

mengkreasikan realitas budaya dari suatu komunitas.

Selanjutnya, kemiripan budaya dalam persepsi akan memungkinkan pemberian

makna yang cenderung mirip pula terhadap suatu realitas sosial atau peristiwa

tertentu. Sebagaimana kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda maka

dengan sendirinya akan mempengaruhi cara dan praktek berkomunikasi kita. Banyak

aspek/unsur dari budaya yang dapat mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang.

Pengaruh tersebut muncul melalui suatu proses persepsi dan pemaknaan suatu

realitas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja komunikasi budaya yang ada di Desa Lamakera?

2. Apa saja nilai-nilai Islam yang terkandung dalam komunikasi budaya di Desa

Lamakera?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan apa saja komunikasi budaya yang ada di Desa Lamakera.

2. Untuk mendeskripsikan apa saja nilai-nilai Islam yang terkandung dalam

komunikasi budaya di Desa Lamakera.

Page 18: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

4

D. Manfaat Penelitin

1. Secara Teori

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan

keilmuan dalam bidang komunikasi, khususnya yang terkait dengan Komunikasi

antarbudaya.

2. Secara Praktis

Manfaat secara praktis antara lain :

a. Bagi Lembaga, penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa komunikasi

dan budaya sangatlah penting, karena manusia hidup tidak lepas dari interaksi

dengan manusia lainnya.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

aktivitas pola komunikasi dan budaya di Desa Lamakera.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai betapa

pentingnya komunikasi antarbudaya, karena dari pengalaman diri sendiri

selama kuliah di IAIN Salatiga.

E. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang komunikasi

budaya di desa Lamakera maka peneliti perlu memberikan penegasan dan penjelasan

sebagai berikut :

1. Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau

keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan

atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang

membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau

diinginkan.

Page 19: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

5

2. Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata

Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna

dasar “selamat” (Salama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat

disimpulkan Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan

di akhirat (alam kehidupan setelah kematian). Islam juga agama yang

mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk

menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan

shalat --sebagai ibadah utama-- yakni ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum

warohmatullah" semoga keselamatan dan kasih sayang Allah dilimpahkan

kepadamu sebagai penutup shalat.

3. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare yang artinya

memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam Bahasa Inggris

communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep ide, gagasan,

perasaan dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Secara sederhana dapat

dikemukakan pengertian komunikasi, ialah proses pengiriman pesan atau simbol-

simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada

seorang penerima atau komunikasi dengan tujuan tertentu.

4. Secara harfiah, istilah budaya berasal dari Bahasa latin yaitu Colere yang memiliki

arti mengelolah tanah yaitu segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran)

manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya atau dapat

pula diartikan sebagai usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan

mempertahankan hidupnya di dalam lingkungan (Soejanto Poespowardojo, 1993).

Dalam penelitian ini, budaya yang dimaksud adalah, kebudayaan yang berada di

desa Lamakera.

Page 20: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

6

5. Lamakera adalah nama sebuah kampung, yang berada di provinsi Nusa Tenggara

Timur, kabupaten Flores Timur, yang memiliki kehidupan social dan banyak

keberagaman budaya yang perlu dipelajari.

F. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema

pemikiran yang melatarbeakangi penelitian ini, dalam kerangka berfikir ini peneliti

akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Dalam peneitian ini penulis

akan mengemukakan beberapa krangka sebagai suatu pendapat yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan pendpaat para ahli.

Semavor dan Porter menyatakan budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan

karena budaya tidak hanya menentukan siapa yang berbicara kepada siapa, tentang

apa, dan bagaimana kmunikasi berlangsung, tetap juga membantu menentukan

bagaimana orang menyandikan pesan, makna dari pesan dan kondisi dan keadaa di

mana pesan mungkin atau tidak memungkinkan di kirim, melihat, atau ditafsirkan

(Mindness, 2006: 20).

Pendapat senada dikemukakan Chu yang menyatakan budaya dan komunkasi

sebagai fenomena social yang tak terpisahkan. Menurut Chu, setiap pola budaya dan

tindakan social melibatkan komunikasi, sehingga di pahami bahwa budaya dan

komunikasi harus dipelajari secara bersamaan (Jandt, 2009:401).

Nilai budaya merupakan hasil komunikasi dan social melalui interaksi social,

kelompok social atau komunitas menciptakan teori yang mampu menjelaskan

pengalaman dai realitas. Teori ini menjadi pandian atau aturan secara social dan

diharapkan menjadi norma perilaku komunikasi. Kemudian aturan menjadi

terlembagakan dan menjadi tradisi menjadi bagian penting dari realitas social.

Page 21: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

7

Individu dan kelompok berpartisispasi Bersama menciptakan persepsi terhadap

realitas, meskipun begiti orang dari budaya dan komunitas berbeda membentuk dan

menilai realitas secara berbeda karen mereka membawa konteks gender, ras, etnis,

agama dan lain-lain.

Adapun ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara

sistematis dan ilmiah adalah E.B Tylor yang menulis dalam bukunya yang tekenal

“Pritive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya

terkandung ilmu pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat manusia

sebagai anggota masyarakat.

Table 1.1 Kerangka Berfikir

L A M A K E R A

Ketika individu menilai dan memaknai realitas social dari sudut pandangan

budaya sendiri, masalah akan muncul dalam komunikasi antar budaya. Apa yang baik

KOMUNIKASI BUDAYA

Sejarah dan Kehidupan

Sosial di Desa Lamakera

Sistem Religi di Desa

Lamakera

Mata Pencaharian di

Desa Lamakera

Sistem Pendidikan

di Desa Lamakera

Sistem Pernikahan

di Desa Lamakera

Sistem Kesenian di

Desa Lamakera

NILAI-NILAI ISLAM

Page 22: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

8

diterima dalam suatu budaya mungkin di nilai buruk dan tidak diterima dalam budaya

lainnya.

Lamakera, lazim dikenal sebagai sebuah perkampungan nelayan muslim. Tradisi

nelayan bagi orang Lamakera terbangun sejak generasi pertama mendarat dan

menempati Kampung Lamakera. . Lamakera terbangun dari 7 (tujuh) suku yang

diakui eksistensinya dalam membentuk sosial kebudayaan di dalam masyarakatnya.

Faktor kosmologis Lamakera yang demikian itu dan dipadukan oleh faktor

teologis yang monoteistik, menjadi bagian yang terpenting dalam merajut watak dan

karakter antropologis manusia Lamakera. Kitapun mengenal karakter orang Lamakera

yang religius, ramah dan terbuka, mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan

manusia dari suku bangsa manapun. Selain itu orang Lamakera juga memiliki watak

petarung yang berintegritas, pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau

seribu halangan merintangi.

Sesuai dengan karakternya, orang-orang Lamakera mengukuhkan identitas

kehormatan ke-Lamakera-annya dengan membangun masjid, madrasah dan rumah

suku, atau rumah adat sebagai simbol kultural bahwa orang Lamakera adalah makhluk

berbudaya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis mencoba menyusun penelitian

ini secara sistematis. Pembahasan penelitian terdiri dari 5 bab, masing-masing bab

terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, bagian pendahuluan menjelaskan kepada pembaca

mengapa dan bagaimana penulisan skripsi itu dikerjakan, dan berfungsi sebagai

petunjuk kerja, yang isinya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

Page 23: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

9

tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka berpikir, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Kajian Pustaka dan Landasan Teori, kajian pustaka menjelaskan

penelitian-penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan

dilakukan, sedangkan landasan teori memuat definisi tentang komunikasi budaya di

desa Lamakera.

BAB III: Metode Penelitian, bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian,

lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis

data, dan teknik validasi data.

BAB IV: Hasil Dan Pembahasan, bab ini berisi hasil temuan dan pembahasan

dari penelitian yang sudah dilakukan yakni tentang nilai-nilai Islam yang terkandung

dalam komunikasi budaya di desa Lamakera.

BAB V: Penutup, bab ini memuat kesimpulan uraian yang telah dipaparkan

sebelumnya terutama temuan hasil penelitian untuk kemudian diajukan saran-saran.

Page 24: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Skripsi ditulis oleh Husain Ebe (2010) “Fenomena pernikahan dini di tinjau

dari pendidikan islam di desa Lamakera dusun motonwutun kecamatan Solor timur

Kabupaten.Flores timur”. Dalam skripsi ini membahasa mengenai prnikahan dini

yang terjadi di kampung Lamakera. Tujuan kegitan ini adalah menemukan faktor-

faktor yang melatar-belakangi maraknya pernikahan dini, serta mengetahui dampak

dari pernikahan dini yang terjadi di Desa Motonwutun. Dari penelitian ini dihasilkan

bahwa pernikahan dini di di Desa Motonwutun, Kecamatan Solor Timur, Kabupaten

Flores Timur sebagian besar dipengaruhi oleh faktor sosial budaya pada masyarakat

setempat, selain itu juga ada faktor pendukung yang lain yaitu latar belakang

pendidikan, dan ekonomi. Sebagai dampak dari pernikahan dini tersebut antara lain:

(1) menurunnya kualitas pendidikan, (2) munculnya kelompok pengangguran baru.

Perbedaan dari skripsi ini dan penelitian penulis adalah membahas mengenai

maraknya pernikahan dini di desa Lamakera karena factor ekonomi dan pendidikan.

Persamaannya adalah membahas mengenai adat istiadat dalam prosesi pernikahan

yang ada di Desa Lamakera itu sendiri.

Nenda Kurnia Sari dan Eli Reswati (2011),” KEARIFAN LOKAL

MASYARAKAT LAMALERA; Sebuah Ekspresi Hubungan Manusia Dengan Laut”.

Jurnal ini bertujuan melihat kearifan lokal yang dibentuk oleh sebuah masyarakat

nelayan dilihat dari perspektif psikologi lingkungan. Makalah ini merupakan studi

literatur, dimana informasi diperoleh dengan cara mengkaji literatur yang terkait

dengan teori-teori adaptasi lingkungan, kearifan lokal serta kehidupan masyarakat

Page 25: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

11

Lamalera. Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Lamalera mengenai norma

berburu paus telah berusia ratusan tahun. Kearifan itu merupakan perbauran yang

kental antara tradisi dan ajaran Katolik. Kearifan yang muncul tidak hanya menjaga

kelestarian dan kesimbangan ekosistem laut namun juga menjaga keseimbangan

dalam berhubungan dengan sesama warga masyarakat. Keseimbangan alam tersebut

terancam ketika Pemerintah Daerah mengeluarkan ijin untuk penambangan emas.

Perbedaan dari penelitian ini adalah Kearifan lokal yang muncul sabagai

reaksi dari adanya stimulus ini adalah penolakan terhadap penambangan emas di

Lamalera dengan alasan akan merusak keseimbangan ekosistem yang mengakibatkan

terputusnya ikatan mereka dengan para leluhur yang selama ini telah menjaganya.

Persamannya adalah bagaimana kehidupan masyarakat Lamalera dan

Lamakera memiliki mata pencaharian yang bergantung pada laut dan mempercayai

akan adanya kekuatan leluhur diluar kemampuan manusia.

Masyrudin Syarif (2017),”TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PROSES PEMBAYARAN MAHAR „POTONG BINENG WELING‟ DALAM

PERKAWINAN ADAT LAMAHOLOT (STUDI KASUS DI DESA LAMAKERA

KECAMATAN SOLOR TIMUR KABUPATEN FLORES TIMUR)”. Fenomena

potong bineng weling yang merupakan istilah pembayaran mahar calon mempelai dari

pihak laki-laki kepada calon mempelai dari pihak wanita dengan cara dihutang atau

dicicil, prmasalahn yang timbul ataupun keunikannya adalah cara membayar hutang

mahar ini di ambil dari mahar pernikahan adik atau saudara perempuan kandung dari

suami. Hutang adat ini akan terus di tagih oleh pihak keluarga wanita sampai ktika

pembayaran sudah mencapai kata lunas. Hal inilah kemudian menjadi menarik untuk

dikaji dalam perspektif hokum Islam. Setelah meneliti dan menelaah ia

Page 26: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

12

menyimpulkan bahwa proses penetapan mahar „potong bineng weling‟ yang

dilakukan oleh masyarakat Lamakera sah atau diperbolehkan karena proses tersebut

tidak bertentangan dengan hokum Islam. Dalam kasus mahar ini, hukum Islam lebih

memposisikan dirinya sebagai term of refrence dari kerangka acuan yang bersifat

normative, yaitu hanya menentukan hokum mahar, akan teteap dalam pelaksanaa atau

tradisi itulah yang menjadi acuan bagi masyarakat, hal ini disebabkan hukum Islam

sendiri tidak mengatur secara detail mengenai bentuk jumlah dan mekanisme

pelaksanaa mahar.

Perbedaan dari penelitian ini adalah, skripsi di atas focus kepada “potong bine

weli” dimana pembayaran mahar calon mempelai dari pihak laki-laki kepada calon

mempelai dari pihak wanita dengan cara dihutang atau dicicil, prmasalahn yang

timbul ataupun keunikannya adalah cara membayar hutang mahar ini di ambil dari

mahar pernikahan adik atau saudara perempuan kandung dari suami. Sedangkan

dalam skripsi ini, peneliti membahas beberapa tradisi dalam pernikahan di desa

Lamakera

Persamaannya adalah mendeskripsikan Tradisi pernikahan di desa Lamakera.

Oktovianus Sila Wuri Subanpulo, tahun 2012 “Pengaruh Budaya Lamaholot

Dalam Ruang Kota Larantuka” Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki

keragaman etnismdengan latar belakang bahasa, adat, budaya yang berbeda. Tersebar

di seluruh wilayah NTT, masing-masing etnis tersebut masih terbagi dalam berbagai

suku/marga yang biasa disebut Klen. Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur

merupakan bagian suku-bangsa Lamaholot. Di kota ini terdapat pengelompokan-

pengelompokan permukiman berbasis etnis yang terdiri dari Komunitas Lewo

Waibalun, Lewo Lere, Lewo Balela, Lewo Larantuka, dan Lewo Lebao. Komunitas

Page 27: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

13

tradisional ini mencakup level masyarakat kecil, menengah dan atas, dan didasarkan

pada kesamaan suku, agama, dan ras. Larantuka Sebagai bekas kota kerajaan

Larantuka memiliki ciri identitas sebagai kampung tradisional Lamaholot yang pada

masa lalu merupakan kawasan yang dihuni oleh golongan kakang nuba (pendamping

raja). Seiring perubahan kehidupan masyarakat seiring waktu, terjadi pula perubahan

pada struktur dan pola hunian dan sarana prasarana yang merupakan elemen

pembentuk struktur masyarakat Lamaholot di Larantuka. Perubahan lain juga nampak

pada berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai akibat dari proses

perubahan tersebut secara cepat atau lambat dikuatirkan dapat mempengaruhi kualitas

lingkungan permukiman bahkan dapat menghilangkan identitas sebagai kampung

tradisional Lamaholot serta potensi historis Kota Larantuka.

Perbedaan dari skripsi ini adalah mendeskripsikan kehidupan social di

Larantuka, yang nota bene berbagai macam suku yang ada di Lamaholot yang

melingkupi bebrapa desa di Kabupaten Flores Timur. Sedangkan peneliti membahas

mengenai kehidupan social masyrakat Lamakera itu sendiri.

Persamaanya adalah meendeskripsikan kehidupan social, suku dan klen-klen

di Lamaholot khususnya di Lamakera.

B. Landasan Teori

1. Nilai-nilai Islam

Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.

Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna

dasar “selamat” (Salama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan

Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam

kehidupan setelah kematian). Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau

Page 28: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

14

pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan

kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat sebagai ibadah utama yakni

ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah" ( ن السلام (الله ورحوة عليك

semoga keselamatan dan kasih sayang Allah dilimpahkan kepadamu sebagai penutup

shalat.

Islam sudah berusia empat belas abad sejak masuknya yang dibawah oleh

individu-individu muslim pada bad ke 7/8 kemudian menjadi komunitas-komuunitas,

membentuk masyarakat , mendirikan kesultanan, menghadapi kolonialisme Eropa

hingga menjadi mayoritas yang telah berintegrasi menjadi identitas utama kebudayaan

Indonesia modern. Simbol apakah yang menunjukan bukti telah terjadinya integrase

ini? Tentu banyak representasi simbol yang bisa disebutkan dalam bidang politik,

hukum, sosial budaya dan terutama agama. Dalam pergumulan historis, Islam telah

menggantikan hegemoni Hindu Buddha yang sebelumnya telah berakar kuat selama

berabad-abad, maka sebuah hipotesis dapat dirumuskan bahwa Islam telah berfungsi

menjadi kekuatan transformasi social budaya di Nusantara.

Sebagai hasil dari transformasi sejarah yang Panjang dan melelahkan,

kebudayaan Islam Indonesia adalah sebuah entitas yang harus diidentifikasikan dan

dilihat sebagai utama dari bangunan keindonesian. Kebudayaan Islam Indonesia harus

ditunjukkan eksistensinya, dijelaskan posisi dan pengaruhnya dalam konfigurasi

budaya dan arsitektur keindonesiaan. Keputusan ini dinyatakan sebagai bentuk

pertanggungjawaban kultur dan moral intelektual kaum Muslim kepada enam pihak:

(1) pada ngenerasi pendahulu sebagai apresiasi, (2) pada generasi kini sebagai

konfirmasi, (3) pada generasi mendatang sebagai bukti, (4) pada bangsa Indonesia

sebagai konservasi, (5) pada dunia sebagai eksebisi, dan (6) kepada Tuhan sebagai

testimoni. Inilah segnifikasi kita menuliskan sejarah kebudayaan Islam Indonesia

Page 29: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

15

karena “kebudayaan Islam” sering kali dipahami secara samar-samar bahakan

dinegasikan eksistensinya oleh kelompok yang menutup mata akan pengaruh Islam

termasuk oleh kaum modernis ang melihat Islam lebih sebagai autentisitas ajaran

bukan sebagai kultur yang hidup di masyarakat.

2. Komunikasi

a. pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare yang artinya

memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam Bahasa Inggris

communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep ide, gagasan,

perasaan dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Secara sederhana dapat

dikemukakan pengertian komunikasi, ialah proses pengiriman pesan atau simbol-

simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada

seorang penerima atau komunikasi dengan tujuan tertentu.

Jadi, dengan demikian komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan untuk

kepentingan maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu, sebelum orang

lain itu berpendapat, bersikap, dan bertingkah laku yang sama dengan kita

(Widjaja, 2000: 27). Singkatnya menurut Suprapto (2011:5), komuniksi merupakan

rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan

maksud tertentu.

Definisi komunikasi klasik oeh Horald Laswell pada tahun 1948, misalnya,

yang menyatakan komunikasi adalah who say what, in what channel, to whom,

with what effect (siapa mengatakan apa, pada saluran apa, kepada siapa, dengan

efek seperti apa). Dalam hal tersebut terdapat empat elemen komunikasi yaitu;

sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Menurut Joseph Dominic (2002),

Page 30: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

16

setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan elemen komunikasi, yang

meliputi: sumber, encoding, pesan, saluran, decoding, penerima, umpan balik dan

gangguan (Morissan, 2009: 17-18).

Menurut pendapat bebrapa ahli komunikasi tersebut, dapat disimpulakan

bahwa komunikasi ialah suatu bentuk interaksi antar satu dengan yang lain, dengan

proses dimana dua orang atau lebih yang melakukan pertukaran informasi baik itu

disengaja maupun tidak disengaja, baik itu verbal ataupun non verbal untuk

mencapai tujuan tertentu.

b. Bentuk-bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Intrapersonal (intrapersonal Communication), ialah proses

komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri. Misalnya proses berpikir untuk

memecahkan masalh pribadi. Dalam hal ini ada proses tanya jawab dala diri

sendiri sehingga dapat diperoleh keputusan tertentu.

2. Komunikasi Antarpersonal (interpersonal communication), yakni komunikasi

antara seseorng dengan orang lain, bisa berlangsung secara tatap muka

maupun dengan bantuan media.

3. Komunikasi kelompok (group communication) memfokuskan pembahasan

pada interaksi diantara orang-orang dalam suatu kelompok. Contoh: diskusi

kelompok, seminar, siding kelompok, dan sebagainya.

4. Komunikasi organisasi menunjukan pada pola dan bentuk komunikasi yang

terjadi dalam konteks jaringan organisasi.

5. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditunjukan

kepada sejumlah khalayak yang besar (Narudin, 2007:13).

Page 31: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

17

c. Unsur-unsur Komunikasi

1. Sumber/Komunikator

Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi,

yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat

emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini bisa brupa

keinginan untuk memperoleh pengakuan social sampai pada keinginan untuk

mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks konteks

komunikasi social budaya komunikastor menciptakan dan menyampaikan

pesan. Cara menciptkan dan menyampaikan dengan dipengaruhi oleh latar

belakang social budayanya.

2. Encoding

Karena keadaan internal tidak bisa dibagi Bersama secara langsung,

maka untuk mengungkapkannya diperlukan simbol-simbol yang mewakili.

Encoding adalah suatu aktivitas internal pada sumber dalam menciptakan

pesan melalui pemelihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun

berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, norma social dan budaya yang

berlaku.

3. Pesan

Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol

verbal atau non verbal yang mewakili keadaan khusus sumber untuk

disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan

merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah yang disampaikan oeh

komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh komunikan. Komunikasi

akan efektif apabila komunikan menginterpretasi makna pesan sesuai yang

Page 32: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

18

diinginkan oleh komunikator. Perbedaan latar belakang social budaya antara

seorang komunkator dan komunikan potensial menjadi awal terbentuknya

perbedaan pemaknaan pesan sehingga menyebabkan bias komunikasi.

4. Saluran

Merupa kan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima

atau yang menghubungkan orang ke orang lain. Dalam konteks komunikasi

social budaya, pemilihan saluran atau media perlu ditimbangkan secara

matang, agar media tersebut dapat meningkatkan evektivitas komunikasi.

Misalnya kita ingin menyampaikan esan untuk sosialisasi suatu aturan baru

kepada masyarakat pedesaan yang rata-rata tingkat pendidikannya rendah

perlu dipilih saluran yang relevan seperti pertemuan warga. Sebaliknya untuk

menjangkau khalayak yang tinggal di perkotaan dengan latar belakang

tingkat Pendidikan yang lebih tinggi dapat dipilih internet.

5. Penerima

Adalah orang-orang yang menerima pesan dan dengan demikian

terhubungkan dengan sumber pesan. Dalam proses komunikasi, penerima

bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan

memberikan umpan balik

6. Decoding

Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui

indra penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah”,

yang harus diubah pengalaman-pengalamn yang mengandung makna. Secra

bertahap dimulai dari proses sensasi, yaitu proses di mana indra menangkap

stimuli. Misalnya telinga mendengar suara atau bunyi, mata melihat benda,

Page 33: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

19

dan sebagainya. Proses sensasi dilanjutkan dengan persepsi, yaitu proses

memberi makna atau decoding, (Suranto, 2010:46).

7. Respon

Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dilakukan

terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negative.

Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Netral

berarti respon itu tidak menerima ayaupun menolak keinginan komuniktor.

Dan dikatakan respon negative apabila tanggapan yang diberikan

bertentangan denga yang diinginkan oleh komunikator. Pada hakikatnya

respon merupakan informasi bagi sumber sehingga ia dapat menilai

efektivitas komunikais untuk selanjutnya menyesuaikan diri dengan situasi

yang ada.

8. Gangguan (noise)

Gangguan beraneka ragam, untuk itu harus didefinisikan dan

dianalisis. Noise dapat masuk dalam system komunikasi maupun yang

mrupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian

pesan, termasuk yang bersifat fisik atau psikis.

9. Pengalaman

Komunikasi efektif dapat terjadi sejauh para pelaku memiliki

pengalaman-pengalaman yang sama dalam hal memberi makna atas pesan.

Perbedaan latar belakang social budaya dapat mengakibatkan komunikasi

menjadi sulit, karena terjadinya perbedaan memberi makna atas pesan pada

diri sumber dan penerima.

Page 34: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

20

10. Konteks Komunikasi

Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak

ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada

lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan,

halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu kapan

komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya pagi, siang, sore dan malam.

Konteks nilai, mekliputi nilai social dan budaya yang mempengaruhi suasana

komunikasi, seperti; adat istiadat, situasi rumah, norma social, norma

pergaulan, etika, tata kerama dan sebagainya, (Suranto, 2010:47-48).

d. Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya

diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan

kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam

setiap system social adalh sebagai berikut:

1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,

gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat

dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain

agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang

efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam

masyarakat.

3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka

Panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,

Page 35: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

21

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersamam

yang akan dikejar.

4. Perdebtan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan

untuk memungkinkan persetujuan atau menyelsaikan perbedaan pendapat

mengenai masalah public, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri

dalam masalah yang menyangkut kepentingan Bersama di tingkat nasional dan

local.

5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan

intelektual, pembentuk watak, dan Pendidikan keterampilan dan kemahiran

yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan

maksud melestarikan warisan masa lalu, prkembangan kebudayaan dengan

memperluas horison seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong

kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan imege dari drama, tari,

kesenian., kesusasteraan, music, olah raga, permainan dan lain-lain untuk

rekreasi, kesenangan kelompok dan idividu.

8. Integrase: menyediakan bagi bangsa kelompok dan individu kesempatan untuk

memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling

kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang

lain.

Page 36: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

22

3. Budaya

1. Pengertian Budaya

Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

merasa, mempercayai dan mengusahaakan apa yang patut menurut budayanya.

Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan

sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua iu

berdasarkan pola-pola budaya.

Secara harfiah, istilah budaya berasal dari Bahasa latin yaitu Colere yang

memiliki arti mengelolah tanah yaitu segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal

budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat

tinggalnya atau dapat pula diartikan sebagai usaha manusia untuk dapat

melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungan (Soejanto

Poespowardojo, 1993). Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa sansekerta

yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Menurut Ki Hajar Dewantara “kebudayaan adalah buah budi manusia

dalam hidup bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat, “kebudayaan

adalah keseluruhan system, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia”.

Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari

mengacu pada pola-pola perilaku yang disebarkan secara social dan akhirnya

menjadi kekhususan kelompok sosia tertentu. Menurut The American Herritage

Dictionary kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang

Page 37: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

23

dikirimkan melalui kehidupan social, seni, agama, kelembagaan, dan semua

hasil kerja dan pemikiran manusia atau suatu kelompok manusia.

Jika menilik kajian terhadap budaya, maka kita tidak bisa melepaskan pada

pengaruh besar Antropologi Edward B. Taylo. Definisi budaya paling awal

dikemukakan Edward B. Taylor, yang dikenal juga pendiri kajian keilmuan

Antropologi Budaya. Taylor mendefinisikan budaya sebagai “suatu system

kompleks yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan , seni, moral, hukum, adat

istiadat dan kapabilitas dan perilaku lain yang didapatkan manusia sebagai

anggota dari masyarakat” (Mindness et al., 2006: 18.)

Menurut Mulyana dan Rakhmat (2003) dalam buku Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara

formal budaya didefenisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,

kepercayaan, niai, sikap, makna, hiraki, agama, waktu, peranan, hubugan, ruang,

konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok

besar orang dari generasi kegenerasi melalui usaha indiidu dan kelompok.

Budaya menampakkan diri dalam pola-pola dan bahasa dalam bentuk-

bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi

tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan

orang-orang tinggal dalam suatu masyaakat disuatu lingkungan geografis

tertentu pada suatu tungkat pengembangan teknis tertentu dan pada suatu saat

tertentu. Budaya juga berkenaan dengan sifat dari objek-objek materi yang

memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari hari.

Dari bebrapa definisi tersebut, dapat ddisimpulkan kebudayaan yaitu

system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dlama

Page 38: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

24

pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat

abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang

diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbdaya berupa perilaku dan

benda-benda yang bersifat nyata misalnya pola-pola perilaku, Bahasa, peralatan

hidup, organisasi social, religi, seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan

untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2. Unsur-unsur Budaya

a) Bahasa

Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen

kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi

manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa

ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.

b) Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam

sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan

meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang

dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.

c) Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya

merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial

meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan

perkumpulan.

Page 39: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

25

d) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang

dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara

bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan

mentah.

Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan,

pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa

material. Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang

meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian,

perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.

e) Sistem Mata Pencaharian Hidup

Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia

untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian

hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan,

bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.

f) Sistem Religi

Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara

keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci

dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi meliputi sistem

kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara

keagamaan.

Page 40: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

26

g) Kesenian

Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia

terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu

muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan

kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk

kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.

3. Fungsi Budaya

Budaya bagi manusia memiliki sejumlah fungsi dasar. Ting-Tomey

mengidentifikasi beberapa dasar dari budaya. Pertama, budaya membantu manusia

dalam hal proses pemaknaan tentang identitas. Budaya menyediakan sebuah

kerangka rujukan untuk menjawab pertanyaan mendasar dari eksistensi manusia

yaitu siapa saya? Kepercayaan, nilai, dan norma budaya memeberikan basis utama

dimana manusia memberikan atribut tebntang makna dan pentingnya identitas

eksistensinya (Ting-Tomey, 1999: 12).

Kedua, budaya membantu fungsi proses penerimaan seorang idividu

kedalam suatu kelompok budaya tertentu. Budaya memberikan kepuasan bagi kita

terkait kebutuhan afiliasi dan rasa memiliki. Budaya menciptakan sebuah zona

nyaman dimana kita merasakan penerimaan kelompok dan perbedaan in-group/out-

group. Dalam kelompok kita, kita merasa aman, diterima dan menjadi bagian dati

kelompok tersebut (Ting-Tomey, 1999: 13).

Ketiga, budaya bagi manusia berfungsi sebagai sebuah aturan perilaku dan

membentuk sikap in-group/out-group ketika berhadapan dengan orang yang secara

budaya berbeda. Evaluasi sikap ini bisa bermakna emosi positif dan negative

(Ting-Tomey, 1999: 13). Masyarakat Indonesia mengenal pepatah “dimana bumi

Page 41: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

27

dipijak, disitu langit dijunjung”. Pepatah tersebut menggambarkan bahwa perilaku

manusia sangat berjaitan erat dengan budaya di mana kita tinggal.

4. Teori Etnografi

Etnografi Komunikasi adalah metode aplikasi etnografi sederhana dalam

pola komunikasi sebuah kelompok. Di sini, penafsir berusaha agar bentuk

komunikasi yang dipakai oleh anggota dalam sebuah komunitas atau budaya dapat

diterima akal sehat. Etnografi komunikasi melihat pada (1) pola komunikasi yang

digunakan oleh sebuah keompok; (2) mengartikan semua kegiatan komunikasi ini

ada untuk kelompok; (3) kapan dan dimana anggota kelompok menggunakan

semua kegiatan ini; (4) bagaimana praktik komunikasi menciptakan sebuah

komunitas; dan (5) kerageman kode yang digunakan oleh sebuah kelompok.

Etnografi muncul dari Antropologi Budaya. “Etno” berarti orang atau folk,

sedangkan “grafi” mengacu pada penggambaran sesuatu. Oleh karena itu etnografi

berarti suatu budaya dan pemahaman cara hidup orang lain dari sisi the native’s

point of view. Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa etnografi adalah salah

satu jenis etnologi. Etnologi adalah cabang antropologi yang mempelajari dinamika

budaya, yaitu proses perkembangan dan perubahan budaya.

Etnografi adalah pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan

mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan

penelitian lapangan (fieldwork) yang intensif. Menurut Geertz (1973) etnograf

bertugas membuat thick descriptions (pelukisan mendalam) yang menggambarkan

„kejamakan struktur-struktur konseptual yang kompleks‟, termasuk asumsi-asumsi

yang tak terucap dan taken-for-granted (yang dianggap sebagai kewajaran)

mengenai kehidupan. Seorang etnografer memfokuskan perhatiannya pada detil-

Page 42: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

28

detil kehidupan lokal dan menghubungkannya dengan proses-proses sosial yang

lebih luas.

Kajian budaya etnografis memusatkan diri pada penjelajahan kualitatif

tentang nilai dan makna dalam konteks „keseluruhan cara hidup‟, yaitu dengan

persoalan kebudayaan, dunia-kehidupan (life-worlds) dan identitas. Dalam kajian

budaya yang berorientasi media, etnografi menjadi kata yang mewakili beberapa

metode kualitatif, termasuk pengamatan pelibatan, wawancara mendalam dan

kelompok diskusi terarah.

Penemu tradisi penelitian ini adalah seorang antropolog Dell Hymes. Hymes

mengusulkan bahwa linguistic formal saja tidak cukup untuk membongkar suatu

pemahaman Bahasa secara lengkap karena hal ini mengabaikan fariabel yang

sangat berguna dimana bahasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Menurut

Hymes budaya berkomunikasi memiliki cara yang berbeda, tetapi semua bentuk

komuniksi membutuhkan kode bersama, pelaku komunikasi yang tau dan

menggunakan kode, sebuah alat, keadaan, bentuk pesan, topik, dan sebuah

peristiwa yang dicipakan dengan penyebaran pesan. Apapun mungkin untuk

memenuhi syarat sebagai komunikasi, selama hal itu diterangkannya oleh semua

yang menggunakan kode tersebut.

Pelaku dalam komunikasi local menciptakan makna Bersama dengan

menggunakan kode yang memiliki sejumlah pemahaman. Gery Philipsen, seorang

pemimpin dalam etnografi komunikasi menfefinisikannya sebagai speech kode

sebagai serangkaian pemahaman khusus dalam sebuah budaya 6entang apa yang

dinilai sebgai komunikasi, signifikansi bentuk komunikasi dlam budaya,

bagaimana semua bentuk tersebut dapat dipahamin, dan bagaimana mereka

Page 43: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

29

ditunjukan. Speech kode adalah sebuah budaya tidak tertulis dan sering menjadi

“buku panduan” bawa sadar untuk bagaimana berkomunikasi dalam budaya.

Dalam menunjukan masalah-masalah etnografis ini, tiga jenis prtanyaanpun

diajukan. Pertanyaan tentang norma (questions of norms) yang mencari ara

komunikasi yang digunakan untuk mendirikan standar dan gagasan tentang baik

dan buruh yang mempengaruhi pola komunikasi. Pertanyaan tentang pola

(question of froms) melihat pada jenis komunikasi yang digunakan dalam

masyarakat. Perilaku seperti apa yang dinilai sebagai komunikasi dan bagaimana

mereka diatur? Pertanyaan tentang kode budaya (questions of cultural codes)

menarik perhatian tentang makna dari simbol dan perilaku yang digunakan seperti

budaya komunikasi dalam komunitas

Page 44: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini dapat

digunakan untuk penelitian kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsioanal

organisasi, peristiwa tertentu, pergerakan-pergerakan sosial, dan hubungan

kekeabatan dalam kekeluargaan. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu

menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang

dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam

suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif

dan holistic (Bogdan and Tailor, 1992:22).

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya

bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan

kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri

tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui

apa yang menjadi ciri sesuatu itu.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya.

David Williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah

pengumpula data pada suatu latar alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti

yang tertarik secara alamiah. Jelas definisi ini memberi gambaran bahwa penelitian

kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang

yang mempunyai perhatian alamiah.

Page 45: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

31

Penulis buku penelitian kualitatif lainnya (Denzin dan Linclon 1987)

menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada.

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu

merupakan penelitian yang memanfaatkan wawwancara terbuka untuk menelaah dan

memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individua tau sekelompok orang.

Terakhir, menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk

menyajikan dunia sosial, perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,

persepsi, dan dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya

umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak

ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap

kenyataan sosial yang menjadi focus penelitian, dan kemudian ditarik suatu

kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku cara persepsi,

motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah tentang nilai-nilai Islam dalam komunikasi budaya

dan kehidupan social di desa Lamakera. Untuk memperoleh data penelitian ini akan

menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena fenomena yang

Page 46: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

32

diamati perlu pengamatan terbuka, lebih mudahnya berhadapan dengan realitas,

kedekatan emosional antara peneliti dan informan sehingga didapatkan data yang

mendalam.

Konteks penelitian yang dikaji ini berfokus pada pendiskripsian mengenai

nilai-nilai Islam dalam komunikasi budaya dan kehidupan social di desa Lamakera.

C. Sumber dan Jenis Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan subjek penelitian

dan beberapa orang terdekat dari subjek penelitian. Observasi peneliti lakukan dengan

cara mengamati secara langsung sebagaimana adanya data yang ada di lapangan,

peneliti memasuki lapangan, berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang

diselidiki, kemudian mencari tahu bagaimana aktivitas komunikasi dan kehidupan

berbudaya orang-orang di desa lamakera.

Sesuai dengan judul yang meneliti tentang Komunikasi dan budaya di desa

Lamaker peneliti mengambil 4 (empat) informan yang merupakan asli orang

Lamakera. Berikut ini tabel nama-nama informan.

Table 1.2 Data Informan

No Nama Umur Pekerjaan

1. Hamka K. Songge 68 Ketua suku

2. Dr. Malik Ibrahim, M.Ag. 60 Dosen UIN Yogyakarta

3. M. Idzharul Hak Songge 27 Mahasiswa

4. Kadir Ghafar Songge 50 Nelayan

Page 47: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

33

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk melengkapi data

primer. Data ini dapat diperoleh melalui literatur yang sesuai dengan kajian

penelitian. Sumber data sekunder dapat berupa buku, dokumentasi lain yang dapat

menambah kebutuhan informasi yang terkait dengan penelitian. Dari beberapa elemen

di atas merupakan unsur yang dapat menunjang keberhasilan penelitian. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang

terkait dengan penelitian sebagai sumber data sekunder.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu: field

research, dengan cara turun langsung ke lokasi pusat penelitian dan mengamati objek

penelitian dengan teknik sebagai berikut:

D. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti

untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan menyaksikan langsung, dan

biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau pengamat dalam menyaksikan atau

mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya. Dalam hal ini peneliti

secara langsung mengamati aktivitas komunikasi dan kehidupan social di desa

Lamakera.

Penelitian ini mencakup dua tempat yakni di desa Lamakera dan Yogyakarta.

Waktu penelitian di desa Lamakera adalah liburan Ramadhan pada bulan Mei sampai

bulan Juli. Alasan penulis meneliti di Yogyakarta beberapa informan yang berasal

dari Lamakera bertempat di Yogyakarta.

Page 48: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

34

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atass

pertanyaan itu.

Wawancara merupakan salah satu Teknik pengumpulan data dalam metode

suvei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden

(subjek). Biasanya data yang dikumpulkan bersifat kompleks, sensitif dan

kontroversial, apalagi kalau respon tidak dapat membaca dan menulis atau kurang

memahami daftar pertanyaan yang diajikan tersebut. Maka penelitian harus

menerjemahkan atau memberi penjelasan yang memakan waktu cukup lama untuk

meyelesaiakan penelitian tepat waktu. Teknik wawancara dapat dilakukan (1) dengan

tatap muka (face to face interviews) dan (2) melalui saluran telfon (telephon

interviews).

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa catatan atau dokumentasi

yang tersedia serta pengambilan gambar di sekitar objek penelitian yang akan

dideskripsikan pembahasan yang akan membantu dalam penyusunan hasil akhir

penelitian atau bukti-bukti yang mendukung proses penelitian aktivitas

komunikasidan kehidupan social di desa Lamakera. Dokumentasi dalam penelitian ini

mengacu pada foto-foto dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Page 49: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

35

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Catatan Pengamatan

Catatan pengamatan merupakan salah satu dari yang terkait teknik

pengumpulan data kualitatif, pengamatan untuk memperoleh data dalam

penelitian memerlukan ketelitian untuk mendengarkan, memperhatikan dan

terperinci pada yang dilihat. Catatan pengamatan pada umumya berupa tulisan

tangan.

b. Rekaman Audio

Rekaman audio adalah salah satu dari teknik pengumpulan data

kualitatif. Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman audio,

untuk menangkap inti pembicaraan diperlukan kejelian dan pengalaman

seseorang yang melakukan wawancara sehingga dapa digunakan untuk

menggali isi wawancara lebih lengkap pada saat pengolahan data dilakukan.

c. Data dari Buku

Mengambil data dari buku merupakan salah satu teknik pengumpulan

data kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data yang berasal dari

halaman tertentu dari suatu buku. Data dari halaman buku tersebut dapat

digunakan dalam pengolahan data bersama yang lainnya. Data-data yang dapat

diolah dari buku seperti data yang memberikan gambaran tentang suatu

keadaan atau persoalan yang menyangkut masalah yang berhubungan.

Page 50: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

36

2. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data setelah hasil

penelitian, sehingga dapat diambil sebagai kesimpulan berdasarkan data yang

faktual. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data

kualitatif adalah data yang bersifat abstrak atau tidak terukur.

Page 51: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan kehidupan sosila Masyarakat Lamkera

Gambar 1.1 Peta Pulau Solor

(sumber: Google)

1. Sejarah Lamakera

Lamakera adalah nama sebuah perkampungan yang terletak di ujung timur

Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan

kebijakan Pemerintah membentuk Desa Gaya Baru, Lamakera dimekarkan menjadi

dua wilayah yaitu Desa Watobuku & Desa Motonwutun, yang secara administratif

masuk dalam wilayah Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur.

Mata pencaharian utama penduduknya adalah nelayan dan terkenal tangguh

dilautan. Lamakera terbangun dari 7 (tujuh) suku yang diakui eksistensinya dalam

Page 52: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

38

membentuk sosial kebudayaan di dalam masyarakatnya. Mayoritas penduduknya

adalah muslim.

Istilah Lamakera bukan merupakan istilah baku yang mutlak digunakan oleh

penduduk kampung Tanahwerang, sebelum kedatangan orang Sika Songge di

Lamakera. Akan tetapi istilah Lamakera mengandung makna historis yang disepakati

bersama antara Manan Daton Ama dari klen Songge selaku tuan tanah dengan Kia

Lalimari dan Juang Meti dari Sika Songge setelah terjalin persahabatan yang kental

sebagai edo reun lidan redok, yakni sebagai tiga saudara.

Menurut sejarahnya, ketika kelompok Sika Songge pertama kali datang dan

bertemu dengan penduduk asli yang mendiami di daerah pedalaman atau

Tanahwerang, mereka mengadakan jamuan adat dan Naju Baja atau ikrar penyerahan

sebagian tanah kepada saudara baru yang hijrah dari Sika Songge Ende Nusa Palera

karena kampungnya tenggelam oleh musibah air pasang, dengan harga tiga ekor

kepala ikan Paus. Dalam jamuan tersebut, Manan Daton Ama mewakili tuan tanah

dan penduduk asli Tanahwerang menyiapkan berbagai makanan dari jagung, kacang

dan arak. Karena tidak ada wadah yang cukup sebagai tempat untuk mengisi makanan

dan minuman, maka digunakanlah timba yang terbuat dari daun lontar sebagai tempat

untuk mengisi makanan dan minuman tersebut.

Jadi istilah Lamakera berasal dari dua kata, yaitu; Lamak yang berarti piring

makan yang sudah berisi makanan atau makanan yang sudah siap dihidangkan

sedangkan Kera wadah atau piring makan yang terbuat dari daun lontar. Kemudian

untuk mengenang peristiwa yang sangat penting lagi sakral itu, maka tempat baru

yang akan ditempati oleh Kia Lalimari dan Juang Meti dari perahu Sowa dan Berebok

diberi nama Lamakdikera selanjutnya menjadi Lamakera yang berarti tempat makan

yang terbuat dari daun lontar.

Page 53: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

39

Asal Usul Masyarakat Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pada dasarnya

tidak ada penduduk asli di Lamakera, bahkan penamaan Lamakera, baru berlangsung

ketika ada penghuni yang juga sebagai pendatang dari Sika Songge setelah bersahabat

dan ber-Naju Baja dengan tuan tanah dari Tanahwerang. Saat itu, sesepuh tuan tanah

bermukim di Tanahwerang sedangkan lingkungan atau keadaan Lamakera ketika itu

belum berpenghuni dan masih berbentuk hutan belukar.

Gambar 1.2 Potret Lamakera tempo dulu

(sumber: Google)

Kelompok yang paling pertama tiba dan membuka perkampungan Lamakera,

adalah kelompok dari Sika Songge kemudian menjadi suku Lewokololodo atau

Lewoklodo. Secara berurutan suku-suku yang datang setelah Lewoklodo adalah :

suku Ema Onang, suku Kiko Onang, suku Kampung Lamakera, suku Hari Onan, suku

Lawerang dan terakhir suku Kukun Onang.

Kedatangan suku-suku tersebut ke Lamakera mempunyai motivasi dan sebab-

sebab yang bervariasi. Misalnya, Klen Napo dari suku Ema Onang, berasal dari

gunung Napo di daerah bagian Barat Solor Timur, yang terpaksa hijrah dan menetap

Page 54: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

40

di Lamakera karena tidak dapat hidup secara damai dan rukun dengan saudara-

saudaranya. Klen Lawuung pada suku Kiko Onang yang harus meninggalkan Ternate

(Maluku) karena situasi politik dalam negerinya. Begitu juga Klen Maloko dari suku

Hari Onang yang harus menetap di Lamakera setelah dibawa arus ketika menangkap

ikan, sehingga untuk mengenang kampung halamannya, maka klennya dinamakan

Maloko. Sedangkan suku lainnya juga pendatang yang berasal dari daerah sekitar

pulau Solor, seperti suku Kampung Lamakera berasal dari pulau Adonara, yaitu dari

Lonek Burak (Desa Waiwerang II sekarang) yang dijemput oleh Patih Balauring dari

suku Kiko Onang dan kemudian diserahkan wewenang untuk memerintah kerajaan

Lamakera. Peristiwa bersejarah ini kemudian terlukis dalam syair lilin (tarian adat)

yang berbunyi : komodike pati balauring kiko toda raja, kiko toda raja monggo beto

limang sodi pangka (Hubungan baik dari keluarga terdekat Pati Balauring telah

membawaku datang, suku Kiko Pemandu Raja).

Sejak zaman Raja Sangaji Dasi hingga saat ini, di Lamakera telah hidup dan

berkembang 7 suku yang diakui eksistensinya dalam turut serta membentuk sosial

kebudayaan di Lamakera. Suku-suku tersebut adalah sebagai berikut :

Suku Lewoklodo, terdiri dari tiga klen yaitu Klen Suku, Lolong Klen Parak

Lolong dan Klen Bloweng Matang. Suke Ema Onang, terdiri dari empat klen yaitu

Klen Suku Lolong, Klen Lawang Onang, Klen Balaga dan Klen Wudi Pukang. Suku

Kiko Onang, terdiri dari tiga klen yaitu Klen Koko Belang, dan Kiko Kede Klen

Beliko Lolong, dan Beliko Rereng serta Klen Lawung. Suku Kampung Lamakera,

terdiri dari tiga klen yaitu Klen Kerbau Kotang, Klen Sinun Onang dan Klen Parak

Onang. Suku Hari Onang, terdiri dari empat klen yaitu : Klen Hering Guhi, Klen

Mahing, Klen Maloko dan Klen Tamukin. Suku Lawerang, terdiri dari tiga klen yaitu

Klen Kedang Onang, Klen Lamalewa dan Klen Labe Onang. Suku Kukun Onang,

Page 55: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

41

terdiri dari tiga klen yaitu : Klen Niha Onang, Klen Siang Gantong dan Klen Lango

Petung

Pilihan tempat seperti halnya Lamakera saat ini seakan merupakan pilihan

yang ditakdirkan. Di mana Lamakera yang berada di pesisir pantai paling timur Pulau

Solor merupakan daerah pertemuan arus antara Selat Solor dan Laut Timor yang juga

berhadapan dengan Samudera Hindia. Efek pertemuan arus itu menimbulkan pesisir

pantai Lamakera sering diterpa ombak besar bila musim barat tiba.

Lamakera diapiti tiga bukit yang berkarang, yaitu Bukit Moton Wutun, Bukit

Nuba dan Bukit Kabir. Ketiga bukit pengapit Lamakera itu nampak berbatu, gersang

dan tandus, menambah sosok Kampung Lamakera semakin kharismatis tangguh dan

mempesona yang mengundang berjuta-juta pertanyaan tentangnya.

Gambar 1.3 Potret Lamakera dari bukit motonwutun

Page 56: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

42

2. Kehidupan Sosial Masyarakat Lamakera

Masyarakat Lamakera hadir dan menyatakan kediriannya (eksistensi) pada

setiap ruang dan waktu dengan kerja. Kerja individual dan kolektif merupakan bukti

adanya keunggulan dan puncak dari kualitas kemanusiaan orang-orang Lamakera.

Sesuai dengan karakternya, masyarakat Lamakera mengukuhkan identitas

kehormatan ke-Lamakera-annya dengan membangun masjid, madrasah dan rumah

suku, atau rumah adat sebagai simbol kultural bahwa masyarakat Lamakera adalah

makhluk berbudaya. Masyarakat Lamakera juga mempertahankan wilayah kedaulatan

Lamakera dan membangun prasarana pendidikan. Ini adalah metode transformatif

bagi orang Lamakera dalam merawat identitas eksistensi kulturalnya.

Masyarakat Lamakera memiliki etos keterpelajaran dan tradisi untuk

menyekolahkan anak-anak di daerah atau pulau manapun yang menjadi sumber ilmu

pengetahuan. Kemiskinan dan ketidak-punyaan tidak menyurutkan setiap langkah

bagi orang Lamakera untuk menyekolahkan anak-anak mereka di manapun.

B. Hasil Pnelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Budaya selalu menawarkan ketegangan-ketegangan tertentu dalam kehidupan

manusia. Tanpa adanya ketegangan ini semua manusia tak akan mengalami kemajuan

bahkan budaya yang telah dimilikinya dapat mundur. Dalam menghadapi tantangan

alam manusia bersikap lain dngan hewan.

Di antara alam dan dirinya, manusia menyisipkan sesuatu dan dengan sarana

itulah ia mengambil jarak dari alam sehingga ia mampu menelaah dan mengertinya.

Sarana-saran tersebut antara lain; Bahasa, mitos dan agamayang Cassirer dinamakan

lambing. Bahasa bekerjanya begitu banyak dengan berbagai lambing yakni bunyi-

Page 57: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

43

bunyian tertentu yang lebih dari kicauan burung atau auman harimau, memiliki makna

yakni menunjuk kepada sesuatu. Adapun budaya yang berarti menggarap sesuatu,

menanam, memeprlihara, menghuni, menghormati, menyucikan, jadi alam digarap

menjadi berbagai alat kerja manusia; ini budaya yang bertujuan manfaat. Tetapi alam

dapat juga ditelaah oleh budi manusia dan digalih dasar-dasarnya yang dalam disini

budaya yang tujuannya memperoleh pengetahuan.

Disamping dua factor itu (manfaat dan pengetahuan) budaya dapat diusahakan

demi keindahan dan untuk permainan, juga dimi nilai-nilai dari reitas yang dikandung

olehnya. Dengan demikian itu maka seni, permainan, sport, magi, dan agama masuk

ke dalam budaya. Disitulah Nampak kerja spiritual manusia di dalam ia memberi

bentuk kepada khidupannya. Itulah semua aspek etika dari daya menciptakan budaya.

2. Gambaran Umum Informan

Dalam penelitian ini ada beberapa kendala yang di alami yaitu awalnya kiarena

ada dua tempat yang harus peneliti kunjungi. Pertama, ketika pulang mudik lebaran

tetapi proses wawancaranya belum sempat di lakukan sehingga harus melalui saluran

telefon dan mengirim pertanyaan-pertanyaan melalui Whatsap. Kedua, setelah peneliti

kembali ke Jawa, peneliti harus ke Yogyakarta karena ada beberapa informan yang

menetap di Yogyakarta. Proses wawancara dilakukan berdasarkan guide line atau

panduan pertanyaan wawancara yang sudah disiapkan oleh peneliti. Akan tetapi yang

ditanyakan tidak berurutan sesuai dengan susunan pertanyaan peneliti sebelumnya,

karena saat wawancara berlangsung peneliti mengembangkannya sehingga proses

wawancara lebih santai dan bisa mendapatkan informasi sesuai yang peneliti

harapkan. Selama wawancara berlangsung peneliti merekam semua pembicaraan

antara informan dan peneliti yang dianggap penting dan mendukung hasil wawancara.

Page 58: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

44

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada empat informan yang memiliki

penegetahuan dan sudut pandang yang hampir sama. Secara umum identitas keempam

informan tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1.3 Gambaran Umum Informan

No Nama Umur Asal Agama Pendidikan Profesi

1. Hamka K.

Songge

68 Lamakera Islam MTS Ketua

Suku

2. Dr. Malik

Ibrahim, M.Ag

60 Lamakera Islam S3 Dosen

3. Kadir Ghafar

Songge

50 Lamakera Islam MTS Nelayan

4. M. Idzharul Hak

Songge

27 Lamakera Islam S1 Mahasiswa

a. Informan satu adalah ketua suku dari suku lewoklodo yang merupakan

salah satu suku di Lamakera. Saat peneliti meminta untuk diwawancarai,

peneliti menggunakan telepon untuk mengajak berbicara pada tanggal 2

agustus 2019 dan mengirimkan pertanyaan -pertanyaan melalui media

wahatsap sehingga informan dapat merekam jawabannya dengan bantuan

kakak yang menetap di Lamakera dan mengirim kembali untuk menjadi

rujukan dan bahan dalam skripsi.

b. Innforman kedua merupakan dosen di salah satu universitas di Yogyakarta,

yaitu UIN Sunan Kalijaga. Saat peneliti meminta untuk menjadi informan

penelitian, bersedia dan wawancara dilakasanakan pada tanggal 10 agustus

2019 pukul 13.00 – 14.30 di rumah Informan dua yang terletak di Maguo,

Yogyakarta. Wawancara dimulai dengan peneliti menjelaskan tujuan dari

Page 59: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

45

penelitian tersebut dan wawancara dilakukan sekitar satu jam lebih.

Informan kedua adalah salah satu tokoh masyarakat di desa Lamakera

c. Informan ketiga adalah orangtua dari peneliti sendiri. Beliau adalah

nelayan unggul dan sudah berpengalaman dalam hal menangkap ikan, dari

ikan kecil, ikan pari sampai menangkap ikan paus. Wawancara dimulai

pada tanggal 3 Agustus 2019 dan sampai sekarang. Sehingga sangat

membantu dalam penelitian ini.

d. Informan keempat adalah salah satu mahasiswa yang kuliah di

Yogyakarta, yang merupakan asli dari Lamakera. Informan ini juga cukup

menguasai budaya-budaya Lamakera, terlebih syair dalam tarian-tarian.

3. Temuan Penelitian

Faktor kosmologis Lamakera yang demikian itu dan dipadukan oleh faktor

teologis yang monoteistik, menjadi bagian yang terpenting dalam merajut watak dan

karakter antropologis orang Lamakera. Kitapun mengenal karakter orang Lamakera

yang religius, ramah dan terbuka, mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan

manusia dari suku bangsa manapun. Selain itu orang Lamakera juga memiliki watak

petarung yang berintegritas, pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau

seribu halangan merintangi.

1. Lamakera sebelum dan sesudah mengenal agama Islam

Kalau Lamakera dulu itu sangat percaya dengan nenek moyang, leluhur-leluhur

yang sudah meninggal ya. Dulu itu orangtua selalu buat acar-acara seperti

ritual-ritual penyembahan di bebatuan besar dan pake sesajian, tuhan yang di

percayai itu namany rera wulan tana ekan, dan setelah masuknya islam itu ada

guru dari jawa yang datang mau mengajar di sini, kebetulan kan di lamakera itu

pendidikannya sudah lumayan bagus pada jaman itu ya, jadi mereka mengajar

tentang islam dan banyak anak-anak jaman dulu itu berminat, apalagi orang kita

Page 60: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

46

sendirikan sangat terbuka sama orang luar kan (Wawancara Bapak Hamka K

Songge, melalui telepon, 2 Agustus 2019).

Kalau cerita sejarah Lamakera sangat Panjang yaa, kan jauh hari masyarakat

Lamakera itukan menganut paham animisme, dimana kepercayaannya sebelum

adanya Islam itukan leluhur dan nenek moyan, dan bebatuan besar kaya gitukan.

Tuhan yang dipercayai itu kan biasa di sebut rera wulan tana ekan kan, itu juga

ada maknanya sebenarnya. Terus Islam msuk itu lewat orang-orang yang

berdatangan, kan dulu kampung kita itukan sala satu pusat perdagangan yaa, jadi

banyak saudagar-saudagar muslim yang bermukim dan raja kita itu, dia

orangnya sangat terbuka apalagi kan kebudayaan kita itu tidak jauh berbeda

dengan ajaran Islam, jadi mudah masyarakata Lamakera untuk menerima

Islamm(Wawncara Bapak Drs. Malik Ibrahim, M.Ag di Yogyakarta 10 Agustus

2019).

Itukan sejarah lama yaa, dulu itu kepercayaan atau Tuhan yang di sembah itu

namanya rera wulan tana ekan sebelum ada islam. Dan setau abah tu masuk

Islam itu karna ada orang dari luar, kaya dari pulai jawa dan pedagang-

pedagang muslim yang datang menyebar agama Islam di sini (Wawancra bapak

Kadir Ghafar Songge melalu telepon, 3 Agustus 2019).

Waduh dek kalau tanya kaya gitu tu abang tidak terlalu menguasai yaa, cuman

abang tu baca sejarah-sejarah dan dengar tentang Lamakera, dulu itu

kepercayaan nenek moyan kita itu Namanya rera wulan tana ekan, dan itu kalau

ngga salah ada artinya (wawancara Kakak M. Idzharul Hak Songge di

Yogyakarta 9 Agustus 2019).

Dari beberapa jawaban dari informan mengenai keagamaan sebelum dan

sesudah masuknya islam, Lamakera merupakan sebuah perkampungan dengan

mayoritas masyarakat yang percaya akan adanya kekuatan leluhur yang dinamakan

Rera Wulan Tana Ekan. Sebelum masuknya Islam masyarakat lamakera menganut

paham animism, mempercayai adanya kekuatan diluar kemampuan manusia. Dengan

melihat geografis letak Lamakera yang berada di pesisir pantai, bisa dibilang

bahwasanya Lamakera merupakan pusat perdagangan yang melalui jalur laut, dan

pastinya banyak sekali orang-porang dari berbagai macam daerah bahakan berbagai

macam negara datang untuk melakukan perdagangan. Dari sekian banyak pedagang

Page 61: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

47

tentunya berbagai ada sebagian orang yang memiliki tujuan untuk menyebarkan

agama Islam. Mengapa waktu itu masyarakat menerima Islam? Karena mayoritas

Lamakera memiliki keterbukaan dan dapat menerima perubahan yang manakala

ajaran Islam sngat mendukung prinsip hidup masyarakat lamakera itu sendiri.

2. Mata pencaharian di desa Lamakera

Kitakan hidup di pesisir yaaa, jadi apa lagi kalau bukan nelayan. Berbagai jenis

ikan yang kita tangkap, mulai dari ikan kecil sampai sebesr pari. Kita hidup, bisa

menyekolahkan kamu sampai kuliahkan kan hasil dari nangkap ikan, yaa paling

mama-mama mereka yang bantu jual di pasar. Pasar juga harus nyebrang laut, di

pasar Waiwerang , alat-alatnya juga bukan hanya perahu saja, kita kan nangkap

ikan itu bukan yang kecil-kecil to, ikan pari, paus kan jadi banyak alat-alatnya

(Wawancara Bapak Kadir Ghafar Songge, melalui telepon, 3 Agustus 2019)

Semua pasti tau lah apa mata pencaharian di desa Lamakera kalau sudah melihat

letak kampungnya. Di pesisir pantai, tidak ada tumbuhan, jadi yaa ngga ada

penghasilan lain selain melaut, kita semuaa sekolah sampai merantau sejauh ini

kn karena dari hasil laut kan dek (wawancara Kakak M. Idzharul Hak Songge di

Yogyakarta 9 Agustus 2019)

Kita itu dari pertama nenek moyang masuk ke lamakera itu dari perairan yaa,

pastinya orang-orang yang memang berlayar ke satu tepat ke tempat ainnya, apa

lagi mereka membngun sebuah kampung, dan kampun itu kampung pesisir, jadi

mau tidak mau penghasilan kita dari laut (Wawancara Bapak Hamka K Songge,

melalui telepon, 2 Agustus 2019).

Orang Lamakera mata pencahariannya pastinya nelayan, apa lagi yang mau di

hasilkan. Memang yang tersedia di situkan hanya laut. San menariknya nenek

moyan kita belajar mengetahui kalau lagi ada musim pari, atau musim ikan tna,

itu mereka membaca melalui factor alam yang sama sekali tidak bisa dijelaskan

lewat teori (Wawncara Bapak Drs. Malik Ibrahim, M.Ag di Yogyakarta 10

Agustus 2019).

Mata pencaharian utama masyarakat disini adalah berburu ikan, mulai dari

ikan tuna, pari, lumba-lumba hingga paus. Mereka menggantungkan diri dari hasil

tangkapan alam yang telah dilakukan secara turun-temurun. Ikan-ikan ini nantinya

Page 62: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

48

akan disisihkan sebagian untuk dikonsumsi dan sisanya dijual ke Pasar Weiwerang di

Pulau Adonara. Sama seperti Lamalera, desa ini juga mempunyai tradisi berburu paus

warisan adat nenek moyang. Masyarakat disini memiliki cara unik dalam menentukan

waktu yang baik untuk berburu, yaitu jika melihat awan yang menyerupai perut ikan

paus yang putih, maka itulah saatnya berburu.

3. Pendidikan di desa Lamakera

Pendidikan itu penting nak, kalau ngga ada Pendidikan kita tidak maju-maju.

Orang-orang Lamakera itu pintar-pintar, makannya ikan kok hehehee, tapi kalian

semua yang sekolah di luar-luar itu harus jaga akhlak juga, buat apa kalau

sekolah tinggi-tinggi kalau akhlak tenakk’e (tidak ada) (Wawancara Bapak

Hamka K Songge, melalui telepon, 2 Agustus 2019).

Kita di daera pesisir, daerah pessir itu masyarakatnya sangat terbuka dibanding

masyarakar agraris. Diliahat dari sejarah kampung kita itu kampung singga

keluar masuknya perdagangan dari berbagai daerah bahkan negara, maka

Pendidikan di daerah kita itu sangat cepat berkemajuan lantaran masyarakatnya

terbuka dan menerima perubahan. Lamakera itu salah satu kamung pertama yang

menyebarkan Islam ke seluruh NTT loh (Wawncara Bapak Drs. Malik Ibrahim,

M.Ag di Yogyakarta 10 Agustus 2019)

Orang Lamakera itu cedas-cerdas dek, kalau tanya tentang Pendidikan abang

jawabnya gimana ya dek. Terbukti kita semua sampai merantau di berbagai

daerah itu sudah terlihat bahwa Pendidikan itu sangat penting bagi kita dek,

kalau ngga penting kita ngga bakalan sampai sini, iya kan!? (wawancara Kakak

M. Idzharul Hak Songge di Yogyakarta 9 Agustus 2019).

Pendidikan itu penting dan pendidikan kita di sini berkembang, kalau tidak

berkembang aku tidak mungkin kuliahkan kamu sampai ke situ (Wawancara

Bapak Kadir Ghafar Songge, melalui telepon, 3 Agustus 2019).

Tradisi lainnya yang masih dipegang warga Lamakera hingga saat ini spirit

mencari ilmu. Para keluarga selalu berjuang habis-habisan menyekolahkan anak-

anaknya. Masyarakat Lamakera menjujung inggi Pendidikan. Dari sjarah Pendidikan,

Lamakera mrupakan pertama kali pusat Pendidikan island di NTT dan masyarakat

lamakera akan merasa malu jika anaknya tidak sekolah dan bangga jika anaknya

Page 63: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

49

meraih gelar sarjana. Anak-anaknya bisa bertahan tidak pulang bertahun-tahun hidup

di perantauan sebelum kuliahnya selesai.

4. Proasesi pernikahan di desa Lamakera

Kalau pernikahan di desa Lamakera kan banyak yaa acaranya, dari tai getar

(meminang), membayar mahar sang gadis, kita diikat dengan adat lamaholot jadi

kalau sekarangkan uda banyak yang maharnya biasa-biasa saja tapi kalau dulu

harus bala (gading gajah) sebagai mahar, dan itu sesuatu yang dipandang

terhormat, sampai kita buat acara pernikahan sampai tai nawo (mengantar) si

gadis kerumah barunya kan melalui adat istiadat kita kan, jadi pernikahan kita itu

harus melalui system adat tapi tidak melanggar agama ( Wawancara Bapak

Hamka K Songge, melalui telepon, 2 Agustus 2019).

Soal nikah itu lumayan ngehabisin tenaga dan materi, kalau nikahan di

Lamakerakan harus besar, kan bisa di katakana satu orang yang nikah tapi yang

ikut serta itukan satu kampung, laa kita di kampung itukan terikat oleh 7 suku,

jadi nikahan sesuai adat budaya yang ada, perempuan di lamakera sangat

dihormati, dan anak gadis itu bukan milik orangtua mereka ya tapi sebagai

simbol yang mempunyai kedudukan di sukunya, jadi si gadis ini punyanya suku

sebenarnya (Wawncara Bapak Drs. Malik Ibrahim, M.Ag di Yogyakarta 10

Agustus 2019).

hehehehehehee, nikaah itu impian kakak, tapi kalau mau nikah yaa harus siap-

siap uang, perempuan timur maharnya kan yaa begitulah (wawancara Kakak M.

Idzharul Hak Songge di Yogyakarta 9 Agustus 2019)

Adat lamakera itu banyak kalau tentang nikah, dari pria datang minta gadis di

rumah sampai acara ijab Kabul dan sampai iringan tarian mengantar wanita itu

masuk ke rumah si pria itukan melalui tradisi yang lumayan Panjang, dan itu

kalau menurut abah wajib di lakukan karena itu uda tradisi turun temurun

(Wawancara Bapak Kadir Ghafar Songge, melalui telepon, 3 Agustus 2019)

Adat dan budaya Lamaholot salah satunya di Lamakera, wanita sangatlah

dihormati walaupun usianya masih kecil karena nilai dari belis atau mas kawin dapat

diukur dari gading gaja dengan besar ukuran yang berbeda. Karena wanita itu lemah

dan harus dijaga dan dihormati sebagai manusia yang setara dan martabat. Semua

Page 64: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

50

orang memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan suku, agama

maupun budaya, dan kedudukan.

Ritus adat Perkawinan telah berubah sesesai perubahan jaman dengan

berbagai macam cara untuk boleh berkeluarga namun nilai dari adat perkawinan itu

tetap dijunjung tinggi hingga saat ini. Dalam proses pembicaraan adat perkawinan,

kedua belah pihak akan berdiskusi dengan perantara/ juru bicara adat dari kedua belah

pihak dengan menetukan nilai dari belis yang menjadi tanggungjawab pihak laki-laki.

5.Kesenian di desa lamakera

Kesenian kita itu terlalu banyak, dari, music, tari-tarian, syair-syair iringan tari,

itu semua punyai makna sendiri-sendiri ((wawancara Kakak M. Idzharul Hak

Songge di Yogyakarta 9 Agustus 2019).

Kesenian di Lamakera itu unik yaa, ada beberapa tarian dan dan music yang

sering kita mainkan.biasanya kalau acara itu kan nari oha lili sambal

melantunkan sayir-sayir pantun, saling balas membalas pantun dan tarian hedung

kalau ada acara penyambutan tamu tapikan tarian hedung itu kalau dilihat dari

sejarah sii sebenarnya tarian perang/penyanyambutan orang-orang keika puang

perang, gituu sihh (Wawancara Bapak Hamka K Songge, melalui telepon, 2

Agustus 2019).

Kalau kesenian itu macem-macem yaa, tapi saya tu lebih senang kalau bahas

tentang tarian hdung yaa,, Hedung itu adalah uangkapan dari Nedung yang

artinya menang, bagi Flores Timur kuasa colonial dengan plitik adu domba

sering mendatangkan pertikaian yang berujung pada perang tanding antar desa

(Lewo) atau antar suku, bagi yang menang perang akan kembali dengan

membawa kepala lawannya atau barang lain sambil menari. Ungkapan

kemenangan para pejuangnya akan dijemput oleh penduduk kampong dengan

bunyi-bunyian dengan taria-tarian penjemputan. Hedung merupakan tariian yang

tersebar hampir disetiap desa seluruh wilayah Flores Timur (Lamaholot)salah

satunya yaa di kampung kita Lamakera itu (Wawncara Bapak Drs. Malik

Ibrahim, M.Ag di Yogyakarta 10 Agustus 2019).

Sebagai makluk yang berbudaya, masyarakat Lamaholot salah satunya di

Lamakera mampu mempertahankan dan melestarikan kebudayaan mereka yakni

Page 65: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

51

salah satunya kita temukan dalam kesenian budaya Lamakera yang terdiri dari

seni tari, seni musik, seni arsitektur dan ukir, seni suara dan sebagainya yang

masih dapat bertahan hingga saat ini. Setiap kesenian daerah selalu memiliki

makna tersendiri bagi mereka yang telah diamanatkan oleh para leluhur mereka.

Makna religiusitas dari suatu kesenian membuat masyarakat Lamakera semakin

menghargai serta menjaga kelestarian budaya mereka.

Harus juga diakui bahwa sisi religiusitas atau kesakralan dari suatu kesenian,

suatu waktu akan mengalami pergeseran makna sesuai dengan perkembangan

zaman yang semakin modern . Ini merupakan suatu tantangan yang harus

dihadapai oleh masyarakat Lamakera dalam mempertahan sifat religius

kebudayaan mereka.

C. Pembahasan

1. Lamakera sbelum dan sesudah mengenal Agama Islam

Lamakera adalah sebuah perkampungan Muslim yang terletak di pesisir

pantai dengan luas wilayah sekitar 162 ha. Secara administrasi pemerintahan,

perkampungan Lamakera terdiri dari dua desa yakni desa Motonwutun dan desa

Watobuku. Lamakera berada dalam wilayah Kecamatan Solor Timur, Kabupaten

Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Kepercayaan nenek moyang masyarakat Lamakera sebelum kedatangan

Islam adalah animisme. Sebagaimana masyarakat lainnya di wilayah Flores

Timur, masyarakat Lamakera meyakini akan adanya kekuatan di luar diri manusia

yang berkuasa, dan mempunyai wewenang untuk menentukan nasib baik dan

buruk manusia.

Keyakinan akan adanya kekuatan itu telah membentuk cara berfikir dan

perilaku masyarakat Lamakera dalam mensikapi kehidupannya sehari-hari.

Kekuatan yang sangat disakralkan itu adalah Rera Wulan Tana Ekang (Rera

Wulan= Yang di Sembah, Tana Ekan=Penyembah).

Page 66: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

52

Upacara ritual keagamaan dilakukan di Kokar Bale yang berfungsi sebagai

rumah ibadah dan tempat para sesepuh adat bermusyawarah mengenai suatu

masalah atau persoalan-persoalan penting tentang urusan agama dan adat, yang

kemudian hasilnya disampaikan kepada seluruh masyarakat. Upacara peribadatan

dilakukan dengan penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kerbau atau kambing

untuk diletakkan di atas altar berupa batu hitam yang diberi nama Nuba Nara.

Penyembelihan hewan kurban pada saat itu merupakan kewajiban para

pemeluknya yang dilaksanakan dalam rangka pengabdian si hamba kepada sang

penguasa atau zat yang diyakini dapat mendatangkan nasib baik dan akan

mengabulkan keinginan si hamba. Hal ini biasanya dilakukan ketika masyarakat

Lamakera hendak memulai bercocok tanam atau turun ke laut untuk menangkap

ikan.

Adapun penyembelihan hewan dilakukan pada acara pembangunan rumah

adat, pembuatan perahu atau dengan kata lain gotong royong. Dalam ritual

tersebut diharapkan dapat memberikan keselamatan, persatuan, bagi masyarakat

dengan mengadakan penyembelihan pembuka sebagai harapan atas di kabulnya

doa dan penutup sebagai ucapan terimakasih. Dalam penyembelihan hewan

memakai bahasa adat (lamaholot) sebagai syair doa.

Ritual tersebut menggunakan beberapa sesajian untuk para leluhur seperti,

beras merah, siri pinang, dan hati dari hewan yang telah disembelih, dengan

lantunan doa (syair) sebagai berikut; hode kniki kenaha moe, gong ma’a bohhu,

ma’a onam sebba (ambillah bekal ini, makanlah sepuas-puasmu, dan jagalah

kami), ini sebagai harapan dari ritual tersebut. kreja kre’ma, glekka plomo (ucapan

terimakasih).

Page 67: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

53

Masuknya Agama Islam Seperti di kawasan Indonesia pada umumnya, awal

masuknya Islam di Nusa Tenggara Timur melalui jalur perdagangan yang

dilakukan oleh para pedagang dan ulama. Pada abad XV, banyak para pedagang

Islam dari berbagai wilayah di Nusantara, seperti para pedagang dari pulau Jawa,

Sumatera dan Bugis Makasar yang melakukan perdagangan dan atau menyinggahi

berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur sebagai tempat transit sebelum

meneruskan pelayaran ke Maluku, Makasar ataupun ke bandar-bandar di pulau

Jawa.

Karena faktor tersebut agama Islam paling awal masuk di wilayah Nusa

Tenggara Timur adalah di sekitar bandar-bandar strategis yang banyak dikunjungi

para pedagang Islam. Tempat-tempat tersebut antara lain; Pulau Solor, Pulau

Ende, Pulau Alor, Kota Kupang, dan pesisir utara Sumba Barat.

Dari bandar-bandar strategis di atas, Pulau Solor merupakan tempat yang

paling strategis bila ditinjau dari segi perdagangan karena berada pada posisi

silang pelayaran dari bandar di pulau Jawa, Sumatera, Makasar ke Maluku atau

sebaliknya, dari bandar-bandar di pulau Jawa, Sumatera, Makasar ke pulau Timor

dan dari bandar di Makasar ke pantai utara Australia.

Di samping itu di Lamakera terdapat pelabuhan alam yang bagus dan aman

sebagai tempat persinggahan kapal dalam rangka menunggu cuaca dan angin yang

tepat untuk berlayar. Itulah sebabnya Lamakera yang terletak di ujung timur pulau

Solor sebagai tempat yang paling banyak dikunjungi para pedagang dan pelaut

Islam dan merupakan salah satu tempat di NTT yang paling awal menerima

agama Islam.

Keberuntungan yang disebabkan oleh letak yang strategis dalam jalur

perdagangan serta tersedianya pelabuhan alam yang aman telah menjadikan

Page 68: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

54

masyarakat Lamakera sebagai komunitas yang terbuka untuk menerima segala hal

baru yang dibawa para pedagang yang hilir mudik tersebut. Apalagi tradisi raja

Lamakera pada saat itu, adalah mengundang dan menjamu setiap saudagar dari

luar yang singgah untuk berdagang dan atau sekedar berteduh dari gangguan

musim angin yang kencang. Keramahan tuan rumah seperti yang dicontohkan

sang raja tersebut, merupakan kesempatan yang baik bagi para pedagang Islam,

untuk lebih mudah memperkenalkan Islam kepada penguasa dan masyarakat

Lamakera.

Sekitar abad ke XV, seorang pedagang dari Palembang bernama Syahbudin

bin Ali bin Salman Al Farisyi atau yang kemudian dikenal juga dengan Sultan

Menanga, merupakan salah seorang tokoh perintis penyebaran agama Islam.

Tokoh ini oleh Raja Sangaji Dasi diberi izin menetap di wilayah perbatasan antara

kerajaan Lamakera dan Lohayong.

Di sana ia mendirikan perkampungan Islam yang diberi nama Menanga.

Melalui pendekatan kekeluargaan, tokoh ini berhasil menjadi menantu kerajaan

dengan mengawini putri dari adik Raja Sangaji Dasi. Pada saat bersamaan, ia juga

berhasil meng-Islam-kan Raja Sangaji Dasi. Dengan keberhasilan meng-Islam-kan

tokoh kunci yakni raja dan keluarganya, maka semakin lancarlah upaya

penyebaran agama Islam bagi pengikut dan rakyat di kerajaan tersebut. Kemudian

pada tahun 1628, dibangunlah sebuah surau bagi pendukung pembinaan

penyebaran agama Islam di Lamakera. Tokoh lain yang juga menjadi perintis

penyebaran agama Islam di Pulau Solor adalah seorang ulama dari Ternate

(Maluku) bernama Sutan Sahar dan istrinya yang bernama Syarifah al Mansyur.

Kecerdasan para pedagang dan ulama dalam menjelaskan ajaran Islam

kepada penguasa dan masyarakat Lamakera, telah membuat Islam begitu mudah

Page 69: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

55

diterima dan dalam waktu yang tidak begitu lama penguasa dan masyarakat

Lamakera yang sebelumnya merupakan penyembah Rera Wulan Tanah Ekang,

menjadi penganut Islam yang taat.

Penyebaran Agama Islam Doktrin agama yang mewajibkan kepada setiap

pemeluknya untuk menyampaikan suatu kebenaran walaupun hanya berupa satu

kata kepada orang yang belum mengetahuinya menjadi landasan etik bagi

penyebaran agama Islam. Karena penyebaran agama Islam di wilayah Nusa

Tenggara Timur melalui jalan perdagangan, maka Lamakera sebagai salah satu

pelabuhan yang paling sering disinggahi kapal dagang, menjadi tempat yang

mempunyai peluang besar untuk bertemu dengan ajaran Islam. Kesempatan ini

digunakan dengan baik oleh para saudagar untuk menyampaikan kebenaran Islam

dengan cara yang efektif yakni dakwah bil hal.

Penyebaran Islam di Lamakera dapat berjalan dengan baik dan cepat

diterima oleh masyarakat Lamakera karena Sultan Menanga berhasil meng-Islam-

kan Raja Sangaji Dasi. Sepeninggal Sultan Mananga, maka untuk menjalankan

kewajiban sebagai seorang muslim, penyebaran agama Islam selanjutnya

dilaksanakan oleh raja dan dibantu oleh Sultan Syarif Sahar.

Walaupun raja mempunyai kekuasaan dan wewenang yang kuat untuk

memerintahkan masyarakatnya, namun dalam hal penyebaran agama Islam tetap

dilakukan baik, arif dan bijaksana dengan seruan-seruan yang baik tanpa

kekerasan serta pemaksaan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Raja Sangaji Dasi

yang pada saat itu berkuasa, adalah tokoh yang disegani, ditaati dan mempunyai

kharisma serta pengaruh yang sangat luas hingga seluruh wilayah Solor Timur,

namun masih ada masyarakat di daerah-daerah kekuasaannya tetap menyembah

Rera Wulan Tanah Ekang dan baru memeluk ajaran Islam setelah Indonesia

Page 70: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

56

merdeka, terutama setelah berkembangnya pendidikan agama Islam di Solor

Timur.

Tidak di pungkiri lagi, perkembangan dan kesadaran tentang agama Islam di

Lamakera sangat cepat kemajuannya, sehingga banyak melahirkan generasi-

generasi yang mampu menerapkan ajaran Islam dan melantunkan kalam Allah

dengan merdu dan mempunya ciri khas dalam bertilawah.

Gambar 1.4 Masjid Al-Ijtihad Lamakera

(umber: Google)

2. Mata Pencaharian Masyarakat Lamakera

Lamakera, lazim dikenal sebagai sebuah perkampungan nelayan. Tradisi

nelayan bagi orang Lamakera terbangun sejak generasi pertama mendarat dan

menempati Kampung Lamakera.

Kesadaran orang-orang Lamakera tentang negerinya yang tidak menjanjikan

itu, seakan-akan selalu memberikan perspektif dan semangat restorasi pada orang-

orang Lamakera. Bahwa orang Lamakera tidak pernah kehilangan orientasi, artinya

selalu saja ada nyali, denyut pergerakan dalam menggapai masa depan. Akal sebagai

instrumen rasionalisasi selalu hadir menjadi pisau analisis untuk membedah setiap

Page 71: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

57

perkara, mengurai setiap krisis, membedah kekusutan, membuka jalan masa depan,

agar orang Lamakera sanggup meretaskan jalan lain mewujudkan agenda perubahan.

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya

malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit

berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati

(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan

pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan

bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran

Allah) bagi kaum yang memikirkan (QS Al-Baqarah:164).

Ayat di atas menjelaskan bahwa alam semesta sebagai sumber kehidupan. Isi

kandungan dalam QS Al-Baqarah:164 menjelaskan bahwasannya Sesungguhnya

dalam penciptaan langit dengan ketinggian dan luasnya ini dan bumi dengan gunung-

gunung, dataran dan laut-lautnya, dan di dalam pergantian malam dan siang dari lebih

lama menjadi lebih pendek, dan antara gelap dan cahaya dan pergantian keduanya

secara beriringan, dan Jalan kapal-kapal yang berlayar di laut-laut yang memuat

segala yang bermanfaat bagi manusia, dan air hujan yang diturunkan Allah dari langit,

Lalu Dia menghidupkan tanah dengan air itu, maka tumbuhlah pohon-pohon hijau

setelah sebelumnya kering tidak ada tanaman. dan apa-apa yang telah Allahu sebar di

dalamnya berupa setiap jenis binatang yang berjalan dimuka bumi, dan apa yang

Allah limpahkan berupa perputaran angin dan penentuan arahnya, dan awan yang

dibergerak antara langit dan bumi. Sesungguhnya pada semua bukti-bukti petunjuk

tersebut benar-benar terdapat tanda-tanda atas ketauhidan Allah dan besarnya nikmat

Nya bagi kaum yang mau memahami sumber-sumber hujjah, dan memahami dalil-

Page 72: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

58

dalil dari Allah ta'ala yang menunjukkan sifat keesaan Nya dan keberhakkan Nya

untuk diibadahi.

Di tanah nun tandus dan gersang tak bisa ditumbuhi palawija dan tanaman

produktif, mengharuskan orang Lamakera menjadikan laut biru, dan samudera luas

sebagai lahan yang berpengharapan untuk meraih impian dan menggapai cita-cita

besar di masa depan. Maka lumrahlah bila kemudian orang-orang Lamakera bergumul

dan berpacu di laut lepas samudera nun luas, melaksanakan tugas kehidupan sebagai

nelayan di tengah hempasan badai dan terpaan gelombang laut.

Laut membiru tenang, sejuk menitip pesan keramahan dan ketawadhuan bagi

orang Lamakera. Orang Lamakera juga memiliki watak yang ramah, memiliki relasi

sosial dan komitmen sosial yang tinggi pada siapapun sepanjang itu benar dan

berfaedah untuk banyak orang.

Namun di sisi lain, laut juga memperlihatkan wataknya yang ganas, juga tak

bersahabat, berombak dan bergelombang yang tak jarang menelan jiwa manusia

nelayan Lamakera, pulang kembali hanya nama tanpa jasad. Kosmologi laut yang tak

kenal damai itu, menitip pesan pada setiap ora ng Lamakera untuk tetap tegar dan

tegas, tidak pernah mengalah apalagi menyerah dalam setiap pertarungan.

Selain ikan-ikan kecil, Lamakera tidaklah asing dengan penangkapan ikan pari

manta dan pari mobula. Keahlian menangkap manta sudah diwariskan secara turun

temurun ratusan tahun yang lalu oleh nenek moyang penduduk Kampung Lamakera.

Dalam penangkapan ikan pari dalam satu perahu dibutuhkan beberapa orang yang

bisa menaklukan ikan pari, sekitar 8-9 orang, dan waktu pemberangkatan sekitar

pukul 3 dini hari sampai sore menjelang maghrib.

Page 73: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

59

Beberapa alat yang di gunakan untuk penangkapan ikan pari sebagai berikut;

1. Tena (Perahu).

Merupakan kendaraan yang digunakan untuk berlayar.

2. Kahawe (Tombak)

Bagian ujung yang digunakan untuk menangkap/mematikan ikan pari.

3. Leho (Tali)

Digunakan untuk mengikat dan menarik ikan pari ke atas perahu

4. Telaka (Bambu)

Digunakan untuk menyatukan tombak (kahawe) dan tali (leho), dan

mempermudah mematikan ikan pari, karena tombak akan di tancap di

ujung bambu.

5. Peda (Parang)

Digunakan untuk memotong dan memisahkan tubuh ikan pari.

Gambar 1.5 Penangkapan ikan paus

(sumber: Google)

Page 74: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

60

Masyarakat Lamakera tidak luput dengan adat istiadatnya. Dalam

penangkapan ikan pari masyarakat percaya bahwa rezeki itu berasal dari dalam

rumah, sehingga ketika berlayar para nelayan berharap di depan rumah tidak boleh

dilewati atau beraktifitas dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari. Jadi

kegiatan apapun harus melalui pintu belakang, karena pintu di depan rumah akan

dihalangi dengan kursi. Sekalipun di tengah lautan, masi ada sayir-syair yang

mengkomunikasikan dirinya dengan alam, leluhur, berharap dapat membawa pulang

hasil tangkapannya. Syair tersebut berbunyi; “rae lango gute kura, lo’ko tega lauko,

ole go amak wa, wa pelan gleuk ama” (di sana, di dalam rumhku memiliki

kekurangan, berharap adanya rezeki untuk ku bawa pulang).

3. Pendidikan di Desa Lamakera

Sesuai dengan kodrat kosmologisnya, maka setiap arena pertarungan

merupakan proses natural pembentuk karakter, etos dan integritas sebagai manusia

Lamakera yang genius secara geniun dan otentik. Olehnya orang Lamakera meski

bermigrasi ke daerah manapun, ia tetap selalu survive, tak menyerah apalagi bertekuk

lutut pada kondisi tantangan maupun ancaman yang menghalau. Sebagaimana sebuah

ungkapan syair yang biasa dikumandangkan oleh para luluhur kami, “Tale tale Rante

rante, kera murin dore hala”.

Syair itu menggambarkan betapa sosok manusia Lamakera manusia idealis,

bercita-cita tinggi dan berkarya besar merebut setiap peluang perubahan di masa

depan. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berwatak petarung yang tidak

pernah berhenti dalam merebut peluang perubahan masa depan dan ingin selalu

menjadi bagian dari tonggak pengusung kebangkitan masa depan.

Untuk itu orang Lamakera turun ke laut menjadi nelayan, menyelam,

menangkap ikan, (hingga berburu ikan Pari, Paus), untuk mewujudkan impian mereka

Page 75: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

61

agar kelak anak mereka bisa menyandang predikat sarjana. Sarjana atau orang

sekolahan kini menjadi identitas kultural dan keadaban orang Lamakera. Setiap bapak

dan ibu kami di Lamakera bertekad agar kelak anaknya menyandang predikat sarjana

dan menjadi orang terpelajar di masyarakat.

Masyarakat pesisir sangat jauh berbeda dengan masyarakat agraris yang

hidupnya sudah disediakan oleh alam. Berbeda dengan di daerah pesisir, masyarakat

pesisir adalah masyarakat terbuka, menerima perubahan, menerima modernisasi lebih

cepat dibandingkan dengan masyarakat agraris. Karakter masyarakat pesisir adalah

dinamis. Dan seperti yang kita ketahui, letak Lamakera berada di pesisir paling ujung

pulau solor. Dari sejarahnya Lamakera merupakan tempat berlabuhnya pedagang dari

berbagai daerah, sehingga mampu menerima sebuah perubahan.

Perkara kapan orang Lamakera mengenal ilmu pengetahuan dan merantau di

pulai Jawa adalah sesuai dengan sejarah yang tertera di atas. Beberapa tokoh yang

menjadi sejarah ilmu pengetahuan masuk ke Lamakera, merupakan orang-orang dari

luar Lamakera, Bapak Suhaimin lulusan dari Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta

dan Nur Ali dari Malang yang latar belakangnya daru Nahdatul Ulama. Kedua tokoh

ini merupakan cikal bakal ilmu pengetahuan dan ajaran Agama Islam masuk ke

Lamakera, dan membuka mata masyarakat Lamakera mengenal lebih jauh tentang

pulai Jawa.

Sampai saat ini berbagai disiplin ilmu yang mampu dikuasai generasi-generasi

Lamakera mulai dari ilmu agama sampai ilmu pengetahuan umum. Lamakera juga

termasuk tempat dimana awal mulanya Pendidikan agama Islam masuk dan sampai

akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.

الجنة إلى طريقا به له الله سهل علوا فيه يلتوس طريقا سلل وهي

Page 76: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

62

Artinya: Dan barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan

mempermudah baginya jalan menuju surga (HR. Muslim)

Masyarakat Lamakera sangat percaya dengan ajaran Islam, bahwasannya

menuntut ilmu merupakan kewajiban, tidak mengukur berapa usia dan setiap tempat

yang mereka pijak, kapanpun dan dimanapun. Seperti hadits di atas, masyarakat

Lamakera percaya akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan. Yakin dan percaya

bahwasannya Allah akan mempermudah jalan bagi hambanya yang serius dalam

menuntut ilmu.

4. Tradisi Pernikahan Masyarakat Lamakera

Pengertian Pernikahan

Kata „nikah‟ atau „menikah‟ merupakan sebuah istilah yang sudah

tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya di Indonesia. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata „nikah‟ diartikan sebagai “perjanjian

antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi)” (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1003). Sedangkan menurut syari‟at Islam, kata

„nikah berasal dari Bahasa Arab annikah, bermakna akad perkawinan. Adapun

Al-Qadhi „Iyad rahimahullah mendefinisikan kata „nikah‟ dengan akan Nikah

dan persetubuhan sekaligus, (Buku Kiat-kiat Istimewa Menuju Keluarga

Sakinah, 2007:7).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nikah adalah

sebuah poses di ucapkan akad secara mutlak oleh mempelai lak-laki dengan

disaksikan oleh wali dari pihak mempelai perempuan dengan adaanya dua

orang saksi yang dapat dipercaya. Ketika akad telah sah diucapkan, maka

mempelai laki-laki mendapatkan persetubuhan yang halal dari istrinya.

Page 77: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

63

Pernikahan menurut pandangan Islam, dilaksanakan sebagai

pemenuhan terhadap hikmah Allah SWT. pada penciptaan manusia, dengan

statusnya sebagai khalifah di muka bumi, yakni untuk memakmurkan alam

dan menyimak kebaikan-kebaikan yang terpendam didalamnya.

Di bawah ini peneliti akan membahas tuntas mengenai tradisi

pernikahan di Lamakera

1. Acara lamaran

Pernikahan di Lamakera tidak lepas dari ajaran agama Islam, tapi tidak

meninggalkan aturan adat istiadat. Seorang laki-laki ingin menikah dengan

pasangan perempuannya harus mampu bertemu kedua orangtuanya dan

mengunjungi ke rumahnya untuk niat beribadah.

Proses lamaran menggunakan adat istiadat dan aturan yang berlaku,

bahasa adat “meminang” di Lamakera adalah puro getar. Calon mempelai

pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita bersama rombongan

orangtuanya, dan menyampaikan niat baik bahwasannya ingin meminang

anak perempuan di rumah tersebut. Bahasa yang digunakan adalah bahasa

adat daerah Lamakera (lamaholot) yakni; puro getar tobo pita pae nawe

(jika belum ada orang lain yang meminang, maka perkenankan kami untuk

meminang dan menjaga). Pastinya ada jawaban dari pihak perempuan

tentang niat baik keluarga laki-laki tersebut. Tapi sebelum memberika

jawaban mereka akan menanyakan anak perempuan yang ingin di lamar,

apakah bersedia menerima atau tidak? mo puro getar ana goe berkwae, muri

heku rara heku mai tao matan peta anam, ana goe wa uli kame ikhlas nei

mio, tapi koda moe pi lango ona kae, go belok woho lali kai go dahan anak

berkwae ki ge mo denga (dengan niat baik ini, kami sebagai orangtua

Page 78: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

64

menerima dan ikhlas tetapi kami juga harus bertanya dengan anak gadis

kami agar bisa memutuskan dan sama-sama mendengarkan).

Dari lamaran tersebut pastinya ada jawaban dari perempuan itu sendiri

dan jawaban terakhirnya kenekar gere, puro gere koda kame hodiro

(pinangan dari pihak laki-laki telah di terima oleh anak gadis kami dan kami

bersdia dan siap )

Dari proses lamaran tersebut, bisa disimpulkan bahwasannya ajaran

Islam sangat di prioritaskan karena dari arti bahasa puro getar tobo pita pae

nawe, bahwasannya dalam Islam dilarang seorang laki-laki melamar seorang

perempuan di atas lamaran laki-laki lain. Seperti hadits Rasulullah SAW di

bawah ini;

ن يبيع أى وسلن عليه الله صلى النبي هى ك ل يخط ب ول بعض بيع على بعض ج على الر

ك حتى أخيه خطبة الخاطب له يأذى أو قبله الخاطب يتر

Artinya: Nabi Muhammad SAW telah melarang sebagian kalian untuk

berjual beli atas jual beli saudaranya. Dan janganlah seseorang meminang

atas pinangan yang lain hingga peminang sebelumnya meninggalkannya,

atau ia telah diijinkan peminang sebelumnya. ( HR Bukhari, no : 4746 ).

2. Prosesi pernikahan

Tradisi pernikahan di Lamakera seperti pada umumnya, pernikahan di

laksanakan di rumah mempelai perempuan, adanya ijab Kabul, saksi, wali,

dan tidak bisa dipungkiri lagi yakni walimah atau biasa disebut pesta dalam

pernikahan, mulai dari music, tarian, dan makanan.

Yang menarik dari pesta pernikahannya adalah appu ana bine/ana opu.

oppu ana bine/ana opu merupakan kewajiban yang harus dilakukan pada

Page 79: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

65

tradisi pernikahan di Lamakera. Sebelum ke pembahasan yang lebih jauh

peneliti akan menjelaskan tentang appu ana bine/ana opu per kata. “Appu”

(berkumpul), “ana bine” (kakak perempuan dari mempelai pria) “ana opu”

(suami dari kakak perempuan/ipar mempelai pria). Acara “appu ana bine/ana

opu” merupakan salah satu kewajiban yang di lakukan, karena saudara

perempuan dari mempelai pria yang sudah menikah wajib ikut berkontribusi

Bersama suami dalam urusan acara pernikahan, mulai dari mempersiapkan

pesta pernikahan, menjamu tamu dan membantu untuk membayar mahar.

Dari berbagai proses perkawinan, mahar adalah salah satu hal yang

sangat diperhatikan karena ini adalah bagian yang akan menentukan jadi

atau tidaknya perkawinan.

Masyarakat adat Lamakera memahami bahwa mahar adalah suatu yang

wajib diserahkan sebagai syarat sah karena adanya akad dan sebagian

memahaminya sebagai pemberian yang wajib diberikan oleh calon suami

kepada calon isteri sebagai mahar itu sendiri dan sebagian juga ongkos

prkawinan serta pemenuhan perlengkapan rumah tangga.

Prosesi penetapan mahar dilaksanakan saat pelamaran, dimana wakil dari

calon pengantin laki-laki yaitu ana opu mendatangi pihak calon pengantin

perempuan. Dalam menentukan nilai mahar, wali daan keluarga terdekat dari

pihak perempuan dan wali dari pihak laki-laki yang berhak

memusyawarahkan. Calon mempelai perempuan tidak berhak daam

menetukan nilai mahar adat karena penetapan mahar di bawah kekuasaan

orangtua wali dan kerabat terdekat. Ini disebabkan perempuan dalam

konteks adat Lamakra adalah anak suku yang kemudian sepenuhnya menjadi

Page 80: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

66

milik suku. Jumlah besar atau kecilnya nilai jumlah mahar sangat

dipengaruhi oleh status social, baik factor keturunan, factor ekonomi dan

factor Pendidikan (SMP, SMA, S1).

Perlu dipertimbangkan lagi bahwasannya Masyarakat Lamakera

terbentuk dari 7 (tujuh) suku pada sejara Lamakera di atas. Dalam

perkawinan adat Lamakera tidak sembarangan seorang menentukan siapa

yang akan di nikahi. Dari ketujuh suku tersebut ada autran yang harus di

jalankan. Ada beberapa suku yang dibagi dan wajib dipahami oleh

masyarakat Lamakera itu sendiri. Peneliti akan menggambarkan dalam

gambar segi tiga berikut ini.

Suku Kampung Lamakera

Suku Lewoklodo Suku Ema Ona

Dari gambar berbentuk segi tiga di atas merupkan ikatan persaudaraan

dan dapat membedakan suku mana yang boleh di nikahkan dan suku mana

yang di larang untuk di nikahkaan. Garis yang menghubungkan suku

lewoklodo dan ema ona mempunyai arti bahwa perempuan dari suku

lewoklodo tidak bisa menikah dengan dengan laki-laki dari suku ema ona,

sebaliknya sangat berbeda, perempuan ema ona bisa menikah dengan laki-

laki dari suku lewoklodo. Laki-laki dari Suku ema ona bisa menikah dengan

perempuan suku kampung Lamakera, perempuan dari suku ema ona tidak

bisa menikah dengan laki-laki suku kampung Lamakera. Laki-laki dari Suku

kampung Lamakera bisa menikah dengan perempuan dari suku lewoklodo,

Page 81: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

67

sebaliknya laki-laki dari suku lewoklodo tidak bisa menikah dengan suku

kampung Lamakera.

5. Kesenian di Desa Lamakera

Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat

digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa

manusia. Kesenian selain sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan,

juga memiliki fungsi lain. Misalnya, mitos berguna dalam menentukan norma

untuk mengatur perilaku yang teratur dan meneruskan adat serta nilai-nilai

kebudayaan. Pada umumnya kesenian dapat berguna untuk mempererat iikatan

solidaritas suatu masyarakat.

Kesenian yang sangat dominan di kalangan masyarakat Lamakera adalah

tarian. Tarian memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Lamakera, karena dari

tarian tersebut dapat mengekspresikan apa yang ingin di sampaikan. Pastinya juga

membutuhkan syair-syair untuk menyampaikan apa yang terkandung di dlam

tarian tersebut. Beberpa tarian Lamakera yang akan peneliti paparkan dalam

pembahasan ini.

1. Tarian Hedung

Tarian hedung merupakan tarian tradisional sebagian masyarakat Flores

Timur, salah satunya di lamakera. Tarian hedung adalah tarian perang. Jenis tarian

ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut pahlawan

yang pulang dari medan perang. Tarian perang ini melambangkan nilai-nilai

kepahlawanan dan semangat berjuang yang tak kenal menyerah.

Menurut sejarahnya, pada jaman dahulu di Adonara sering terjadi perang

tanding, baik antar suku maupun antar kampung. Sebelum berangkat menuju

Page 82: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

68

medan perang, mereka berkumpul untuk melakukan Tari Hedung dan ritual agar

diberikan keselamatan untuk mereka yang pergi ke medan perang. Hal ini juga

dilakukan saat mereka pulang dari medan perang, para penari menyambut para

pahlawan dengan Tari Hedung. Nama hedung sendiri diambil dari kata “hedung”,

yang berarti menang. Sehingga dapat diartikan bahwa Tari Hedung merupakan

tarian kemenangan.

Kini Tari Hedung dimaknai oleh masyarakat Flores Timur sebagai

penghormatan kepada para leluhur. Selain itu tarian ini juga untuk mengenalkan

dan mengingatkan kepada generasi muda akan tradisi, budaya dan jiwa

kepahlawanan leluhur mereka dulu.

Dewasa ini, tarian hedung yang merupakan salah satu tarian kebanggaan

masyarakat Lamakera juga dibawakan dalam acara penyambutan tamu, pada pesta

adat seperti; pembuatan rumah adat, pernikahan, serta acara keagamaan yaitu

Lebaran Idul Fitri.

Dalam tarian ini, para penri baik tua, muda, anak-anak yang terdiri dari

kaum laki-laki dan juga beberapa kaum perempuan. Jumlah penari tidak tentu,

sesuai dengan kebutuhan.

Alat-alat yang digunakan dalam tarian hedung antara lain:

a) Parang (kenube/peda).

b) Tombak (gala).

c) Perisai (dopi).

Jika kita membaca kembali sejarah tarian hedung yang merupakan

salah satu Jenis tarian ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan

untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang. Maka alat itu

Page 83: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

69

merupakan salah satu senjata yang digunakan dalam peperangan atau

melambangkan semangat berjuang yang tak kenal kata menyerah.

d) knobo

perhiasan di kepala dari daun kelapa atau daun lontar

e) Gemerincing atau gasing (alat yang dipasang pada pergelangan

kaki, yang berbunyi jika kaki dihentakan).

f) Kain sarung tradisional (kewatek/tenun untuk perempuan. Dan

Nowing untuk laki-laki serta selendang).

Tarian hedung ini diringi dengan music tradisional seperti:

1. Bawa (bedug/kentongan)

2. Gong inang (gong induk)

3. Gong an’ang (gong kecil)

4. Gong gendang

Gambar 1.6 Tarian Hedung

(sumber: Google)

Page 84: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

70

2. Tarian Oha/Lili

Di dalam setiap pesta adat dan pentas budaya, tari ini biasa dimainkan sebagai

lambang persaudaraan, kebersamaan dan saling menghargai satu sama lain, dalam

satu rumpun komunitas adat maupun Lewo atau kampung. Tarian ini juga

dikategorikan sebagai tarian massal yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat dari

semua kalangan. Pada zaman dahulu, tarian dolo-dolo sangat menonjol bagi kaum

muda mudi sebagai arena perjumpaan untuk membangun persahabatan dan

menemukan jodohnya.

Gambar 1.7 Tarian Oha/Lili

(sumber: Google)

Tarian oha/lili merupakan tarian yang di mainkan oleh banyak orang,

berbentuk lingkaran, dan berpegangan tangan. Fiosofo dari bentuk dan

gerakannya adalah masyarakat Lamakera sangat menjunjung tinggi tali

persaudaraan, berpegangan tangan berarrti selalu bersama-sama dalam

menyelsaikan masalah. Berikut syair-syair yang sering di lantunkan ;

Page 85: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

71

ama Tuha rera wulan, kaka dato tana ekan, tuklu tuen dike nai, luga balik

ma’an sare nai, anam bele kaka raya, mot tobo rokorosi sina, mo pae

tekedera jawa, matan mete moi lewo hikun susah-susah, susah noi gohuk

hala, assa nai hunga klen, klen nai hunga suku, suku nai hunga lewo, lewo

nai hunga masingki (untukmu yang sudah mendapatkan kursi kekuasaan,

engkau sendiri melihat dan merasakan betapa susahnya kampung halaman

ini, susah yang tidak ada habisnya, kami sangat berharap kepada engkau

yang mampu membangun peradaban di kampung ini).

Syair ini tertuju pada generasi yang telah mencapai kesuksesan, mampu

mendududuki kursi kekuasaan seperti Bupati, DPR, Gubernur dan sebagainya.

Syair itu mempunyai arti bahwa ketika engkau sudah mencapai puncak

kesuksesan jangan pernah lupa dngan kampung halaman karena engkau berasal

dari sana. Yang mampu memajukan dan mensejahtrakan adalah orang-orang yang

memiliki kekuasaan dan merupakan generasi-generasi Lamakera.

Page 86: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komuniksi mengekspresikan dan menjaga keberlangsungan suatu budaya.

Komunikasi secara berkelanjutan menggambarkan dan mnjaga keberadaan nilai

bufayaBudaya juga berkenaan dengan sifat dari objek-objek materi yang

memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan

pembahasan penelitian skripsi ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Mata pencaharian hidup nelayan adalah orang yang hidup dari mata

pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukin di

daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah

kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-

desa atau pesisir (Sastrawidjaya. 2002). Dari segi cara hidup. Komunitas

nelayan adalah komunitas gotong royong. Kebutuhan gotong royong dan

tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi

keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga

yang banyak.Seperti saat berlayar. Membangun ruma atau tanggul

penahan gelombang di sekitar desa.

2. Sistem pendidikdn masyarakat Lamakera yang telah digambarkan di atas

merupakan ikhtiyar dan ijtihad leluhur Lamakera untuk membangun

peradabannya. Kini semuanya sudah ditafsir sesuai dengan

perkembangan zaman. Yang masih terpelihara saat ini adalah struktur

adat karena masih dianggap penting sebagai wadah pemelihara sikap

Page 87: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

73

gotong royong, persatuan dan kebersamaan masyarakat dalam menjaga

dan membangun Lamakera yang lebih baik pada hari ini dan di masa

yang akan datang.

3. Pernikahan merupakan hal yang sangat diimpi-impikan. Maka ketika

telah memiliki tambatan hati, seseorang akan segera merencanakan

pernikahan. Dalam hal ini, persiapan yang lebih harus dilakukan oleh

calon mempelai pria. Karena dalam beberapa tradisi budaya yang ada di

Indonesia, pihak laki-laki harus menyerahkan harta benda sebagai syarat

untuk mempersunting calon istrinya. Sebagai makluk yang berbudaya,

masyarakat Lamaholot salah satunya di Lamakera mampu

mempertahankan dan melestarikan kebudayaan mereka yakni salah

satunya adalah pembayaran mahar atau belis, appu ana opu/ana bine dan

berbagai macam budaya yang masiih di pegang teguh sampai sekarang.

4. Harus juga diakui bahwa sisi religiusitas atau kesakralan dari suatu

kesenian, suatu waktu akan mengalami pergeseran makna sesuai dengan

perkembangan zaman yang semakin modern . Ini merupakan suatu

tantangan yang harus dihadapai oleh masyarakat Lamakera dalam

mempertahan sifat religius kebudayaan mereka.

B. Saran

1. Pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

hendaknya lebih memperhatikan keberadaan berbagai macam budaya di Flores

Timur khususnya di desa Lamakera yang merupakan salah satu kekayaan budaya

daerah. Upayah tersebut dapat dilakukan dengan seringnya menampilkan

kesenian pada acara-acara yang berkaitan dengan tradisi yang ada di Lamakera.

Page 88: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

74

2. Agar masyarakat, khususnya di Desa Lamakera, dimana kesenian dan

keberagaman budaya mulai dikenal, tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai

yang terkandung dalam kesenian tersebut.

Page 89: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

75

DAFTAR PUSTAKA

Priandono, Tito. 2016. Komuniksi Keberagaman. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aw Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong Lexy. 2008. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ruslan Rosady. 2010. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:Pt

Rajagrafinda Persada.

Hidayat Yusuf. 2019. Panduan Pernikahn Islam. Ciamis: Guepedia.com

Mulyana Deddy. 2013. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widagdho Djoko. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT Bina Aksara.

Ali Mukti. 2017. Komunikasi Antar Budaya dalam Tradisi Agama Jawa. Kalangan

Yogyakarta. Pustaka Ilmu.

Littlejohn. 2011. Teori Komunikasi. Jakarta. Saolemba Humanika.

Astuti, Hanum Jazimah Puji. 2017. Islam Nusantara: Sebuah Argumentasi Beragama Dalam

Iingkai Kultural, (Online) Vol. 2, No 1

(http://inject.iainsalatiga.ac.id/index.php/INJECT/article/view/1320/830 diakses

tanggal 19 Agustus 2019)

Fajri, Mahfudlah. 2017.Gaya Komunikasi Masyarakat Pesisir Wedug Jawa Tengah, (Online)

Vol. 2, No. 1

(http://inject.iainsalatiga.ac.id/index.php/INJECT/article/viewFile/648/489 diakses

tanggal 19 Agustus 2019)

Subqi, Imam. 2016. Pola Komunikasi Keagamaan Dalam Membentuk Kepribadian Anak,

(Onlina) Vol. 1, No. 2

(http://inject.iainsalatiga.ac.id/index.php/INJECT/article/view/1208/768 diakses

pada tanggal 19 Agsutus 2019)

Skripsi ditulis oleh Husain Ebe (2010) “Fenomena pernikahan dini di tinjau dari pendidikan

islam di desa Lamakera dusun motonwutun kecamatan Solor timur

Kabupaten.Flores timur”.

Nenda Kurnia Sari dan Eli Reswati (2011),” Kearifan Lokal Masyarakat Lamalera; Sebuah

Ekspresi Hubungan Manusia Dengan Laut”.

Page 90: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

76

Masyrudin Syarif (2017),”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Proses Pembayaran Mahar

„Potong Bineng Weling‟ Dalam Perkawinan Adat Lamaholot (Studi Kasus Di Desa

Lamakera Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur)”.

Oktovianus Sila Wuri Subanpulo, tahun 2012 “Pengaruh Budaya LamaholotDalam Ruang

Kota Larantuka”

Hadits Riwayah Muslim tentang Menuntut Ilmu.

Hadits Riwayah Bukhari, no : 4746

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-ar-rahman-ayat.html

Al-Qur‟an Surah Al-Hujurat Ayat 13. Referensi: https://tafsirweb.com/9783-surat-al-hujurat-

ayat-13.html

Referensi: https://tafsirweb.com/642-surat-al-baqarah-ayat-164.html

https://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/#7_Kesenian

http://emperial07.blogspot.com/2017/03/pengertian-budaya-adat-istiadat-tradisi.html

https://asya84.wordpress.com/category/syair-syair-pilihan/

http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/228/hukum-melamar-perempuan- yang-sudah-

dilamar/

Page 91: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

77

Page 92: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

78

Page 93: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

79

Page 94: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

80

Page 95: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

81

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pedoman Wawancara pada Masyaraka Lamakera.

Antara budaya dan komunikasi penting untuk dipahami bila ingin mempelajari

budaya komunikasi secara mendalam. Hal ini terjadi karena melalui budayalah orang-

orang dapat belajar berkomunikasi. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan

bagaimana nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam komunikasi budaya di Desa

Lamakera?

1. Apa saja komunikasi budaya di desa Lamakera?

2. Apa saja nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam komunikasi budaya di desa

Lamakera?

3. Bagaimana Lamakera sebelum dan sesudah mengenal agama Islam?

4. Apa Mata pencaharian di Masyarakat Lamakera?

5. Bagaimana Pendidikan di desa Lamakera ?

6. Bagaimana acara pernikahan di desa Lamakera ?

7. Bagaimana dan apa saja Kesenian di desa lamakera?

Page 96: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

82

REDUKSI DATAZ

NO Rumusan Masalah Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apa saja nilai-nilai

Islam Yang

terkandung di dalam

komiunikasi budaya

di desa Lamakera?

Bagaimana

Lamakera sebelum

dan sesudah

mengenal agama

Islam?

- Kalau Lamakra

dulu itu sangat percaya

dengan nenek moyang,

leluhur-leluhur yang sudah

meninggal ya. Dulu itu

orangtua selalu buat acar-

acara seperti ritual-ritual

penyembahan di bebatuan

besar dan pake sesajian,

tuhan yang di percayai itu

namany rera wulan tana

ekan, dan setelah

masuknya islam itu ada

guru dari jawa yang datang

mau mengajar di sini,

kebetulan kan di lamakera

itu pendidikannya sudah

lumayan bagus pada jaman

itu ya, jadi mereka

mengajar tentang islam

dan banyak anak-anak

jaman dulu itu berminat,

apalagi orang kita

sendirikan sangat terbuka

sama orang luar kan

(HKS).

- Kalua cerita

sejarah Lamakera sangat

Panjang yaa, kan jauh hari

masyarakat Lamakera

itukan menganut paham

animisme, dimana

kepercayaannya sebelum

adanya Islam itukan

leluhur dan nenek moyan,

dan bebatuan besar kaya

gitukan. Tuhan yang

dipercayai itu kan biasa di

sebut rera wulan tana ekan

kan, itu juga ada

Page 97: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

83

maknanya sebenarnya.

Terus Islam msuk itu lewat

orang-orang yang

berdatangan, kan dulu

kampung kita itukan sala

satu pusat perdagangan

yaa, jadi banyak saudagar-

saudagar muslim yang

bermukim dan raja kita itu,

dia orangnya sangat

terbuka apalagi kan

kebudayaan kita itu tidak

jauh berbeda dengan

ajaran Islam, jadi mudah

masyarakata Lamakera

untuk menerima Islam

(MI).

- itukan sejarah lama

yaa, dulu itu kepercayaan

atau Tuhan yang di

sembah itu namanya rera

wulan tana ekan sebelum

ada islam. Dan setau abah

tu masuk Islam itu karna

ada orang dari luar, kaya

dari pulai jawa dan

pedagang-pedagang

muslim yang datang

menyebar agama Islam di

sini (KG)

- waduh dek kalau

tanya kaya gitu tu abang

tidak terlalu menguasai

yaa, cuman abang tu baca

sejarah-sejarah dan dengar

tentang Lamakera, dulu itu

kepercayaan nenek moyan

kita itu Namanya rera

wulan tana ekan, dan itu

kalau ngga salah ada

artinya (IHS)

- kitakan hidup di

Page 98: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

84

pesisir yaaa, jadi apa lagi

kalau bukan nelayan.

Berbagai jenis ikan yang

kita tangkap, mulai dari

ikan kecil sampai sebesr

pari. Kita hidup, bisa

menyekolahkan kamu

sampai kuliahkan kan hasil

dari nangkap ikan, yaa

paling mama-mama

mereka yang bantu jual di

pasar. Pasar juga harus

nyebrang laut, di pasar

Waiwerang , alat-alatnya

juga bukan hanya perahu

saja, kita kan nangkap ikan

itu bukan yang kecil-kecil

to, ikan pari, paus kan jadi

banyak alat-alatnya (KG).

- semusa pasti tau

lah apa mata pencaharian

di desa Lamakera kalau

sudah melihat letak

kampungnya. Di pesisir

pantai, tidak ada

tumbuhan, jadi yaa ngga

ada penghasilan lain selain

melaut, kita semuaa

sekolah sampai merantau

sejauh ini kn karena dari

hasil laut kan dek (IHS)

- kita itu dari

pertama nenek moyang

masuk ke lamakera itu dari

perairan yaa, pastinya

orang-orang yang memang

berlayar ke satu tepat ke

tempat ainnya, apa lagi

mereka membngun sebuah

kampung, dan kampun itu

kampung pesisir, jadi mau

tidak mau penghasilan kita

Page 99: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

85

dari laut (HKS)

- Orang Lamakera

mata pencahariannya

pastinya nelayan, apa lagi

yang mau di hasilkan.

Memang yang tersedia di

situkan hanya laut. San

menariknya nenek moyan

kita belajar mengetahui

kalau lagi ada musim pari,

atau musim ikan tna, itu

mereka membaca melalui

factor alam yang sama

sekali tidak bisa dijelaskan

lewat teori (MI)

Apa mata

pencaharian

masyarakat

Lamakera?

- pintar, Pendidikan itu

penting nak, kalau ngga

ada Pendidikan kita tidak

maju-maju. Orang-orang

Lamakera itu pintar

makannya ikan kok

hehehee, tapi kalian semua

yang sekolah di luar-luar

itu harus jaga akhlak juga,

buat apa kalau sekolah

tinggi-tinggi kalau akhlak

tenakk‟e (tidak ada)

(HKS)

- kita di daera pesisir,

daerah pessir itu

masyarakatnya sangat

terbuka dibanding

masyarakar agraris.

Diliahat dari sejarah

kampung kita itu kampung

singga keluar masuknya

perdagangan dari berbagai

daerah bahkan negara,

maka Pendidikan di daerah

kita itu sangat cepat

berkemajuan lantaran

masyarakatnya terbuka

Page 100: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

86

dan menerima perubahan.

Lamakera itu salah satu

kamung pertama yang

menyebarkan Islam ke

seluruh NTT loh (MI).

- orang Lamakera itu

cedas-cerdas dek, kalau

tanya tentang Pendidikan

abang jawabnya gimana ya

dek. Terbukti kita semua

sampai merantau di

berbagai daerah itu sudah

terlihat bahwa Pendidikan

itu sangat penting bagi kita

dek, kalau ngga penting

kita ngga bakalan sampai

sini, iya kan!? (IHS)

- Pendidikan itu penting

dan pendidikan kita di sini

berkembang, kalau tidak

berkembang aku tidak

mungkin kuliahkan kamu

sampai ke situ (KG)

Bagaimana

pendidikan di desa

Lamakera?

- Kalau pernikahan di desa

Lamakera kan banyak yaa

acaranya, dari tai getar

atau puro getar

(meminang), membayar

mahar sang gadis, kita

diikat dengan adat

lamaholot jadi kalau

sekarangkan uda banyak

yang maharnya biasa-biasa

saja tapi kalau dulu harus

bala (gading gajah)

sebagai mahar, dan itu

sesuatu yang dipandang

terhormat, sampai kita

buat acara pernikahan

sampai tai nawo

(mengantar) si gadis

kerumah barunya kan

Page 101: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

87

melalui adat istiadat kita

kan, jadi pernikahan kita

itu harus melalui system

adat tapi tidak melanggar

agama (HKS)

- soal nikah itu lumayan

ngehabisin tenaga dan

materi, kalau nikahan di

Lamakerakan harus besar,

kan bisa di katakana satu

orang yang nikah tapi yang

ikut serta itukan satu

kampung, laa kita di

kampung itukan terikat

oleh 7 suku, jadi nikahan

sesuai adat budaya yang

ada, perempuan di

lamakera sangat dihormati,

dan anak gadis itu bukan

milik orangtua mereka ya

tapi sebagai simbol yang

mempunyai kedudukan di

sukunya, jadi si gadis ini

punyanya suku sebenarnya

(MI)

- hehehehehehee, nikaah

itu impian kakak, tapi

kalau mau nikah yaa harus

siap-siap uang, perempuan

timur maharnya kan yaa

begitulah (IH)

- adat lamakera itu banyak

kalau tentang nikah, dari

pria datang minta gadis di

rumah sampai acara ijab

Kabul dan sampai iringan

tarian mengantar wanita

itu masuk ke rumah si pria

itukan melalui tradisi yang

lumayan Panjang, dan itu

kalau menurut abah wajib

di lakukan karena itu uda

Page 102: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

88

tradisi turun temurun

(KG).

Bagaimana acara

pernikahan di Desa

Lamakera?

- Kalau pernikahan

di desa Lamakera kan

banyak yaa acaranya, dari

tai getar atau puro getar

(meminang), membayar

mahar sang gadis, kita

diikat dengan adat

lamaholot jadi kalau

sekarangkan uda banyak

yang maharnya biasa-biasa

saja tapi kalau dulu harus

bala (gading gajah)

sebagai mahar, dan itu

sesuatu yang dipandang

terhormat, sampai kita

buat acara pernikahan

sampai tai nawo

(mengantar) si gadis

kerumah barunya kan

melalui adat istiadat kita

kan, jadi pernikahan kita

itu harus melalui system

adat tapi tidak melanggar

agama (HKS)

- soal nikah itu

lumayan ngehabisin tenaga

dan materi, kalau nikahan

di Lamakerakan harus

besar, kan bisa di katakana

satu orang yang nikah tapi

yang ikut serta itukan satu

kampung, laa kita di

kampung itukan terikat

oleh 7 suku, jadi nikahan

sesuai adat budaya yang

ada, perempuan di

lamakera sangat dihormati,

dan anak gadis itu bukan

milik orangtua mereka ya

tapi sebagai simbol yang

mempunyai kedudukan di

Page 103: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

89

sukunya, jadi si gadis ini

punyanya suku sebenarnya

(MI)

- hehehehehehee,

nikaah itu impian kakak,

tapi kalau mau nikah yaa

harus siap-siap uang,

perempuan timur

maharnya kan yaa

begitulah (IH)

- adat lamakera itu

banyak kalau tentang

nikah, dari pria datang

minta gadis di rumah

sampai acara ijab Kabul

dan sampai iringan tarian

mengantar wanita itu

masuk ke rumah si pria

itukan melalui tradisi yang

lumayan Panjang, dan itu

kalau menurut abah wajib

di lakukan karena itu uda

tradisi turun temurun

(KG).

Page 104: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

90

TRIANGULASI DATA

NO Rumusan

Masalah

Daftar

Pertanyaan

Jawaban Kesimpulan

1. Apa saja

nilai-nilai

Islam Yang

terkandung

di dalam

komiunikasi

budaya di

desa

Lamakera?

Bagaimana

Lamakera

sebelum dan

sesudah

mengenal

agama

Islam?

-. Kalau Lamakra dulu

itu sangat percaya

dengan nenek moyang,

leluhur-leluhur yang

sudah meninggal ya.

Dulu itu orangtua selalu

buat acar-acara seperti

ritual-ritual

penyembahan di

bebatuan besar dan pake

sesajian, tuhan yang di

percayai itu namany

rera wulan tana ekan,

dan setelah masuknya

islam itu ada guru dari

jawa yang datang mau

mengajar di sini,

kebetulan kan di

lamakera itu

pendidikannya sudah

lumayan bagus pada

jaman itu ya, jadi

mereka mengajar

tentang islam dan

banyak anak-anak

jaman dulu itu berminat,

apalagi orang kita

sendirikan sangat

terbuka sama orang luar

Dari beberapa

jawaban dari

informan

mengenai

keagamaan

sebelum dan

sesudah

masuknya islam,

Lamakera

merupakan

sebuah

perkampungan

dengan

mayoritas

masyarakat yang

percaya akan

adanya kekuatan

leluhur yang

dinamakan Rera

Wulan Tana

Ekan. Sebelum

masuknya Islam

masyarakat

lamakera

menganut paham

animism,

mempercayai

adanya kekuatan

diluar

kemampuan

Page 105: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

91

kan (HKS).

- Kalua cerita sejarah

Lamakera sangat

Panjang yaa, kan jauh

hari masyarakat

Lamakera itukan

menganut paham

animisme, dimana

kepercayaannya

sebelum adanya Islam

itukan leluhur dan

nenek moyan, dan

bebatuan besar kaya

gitukan. Tuhan yang

dipercayai itu kan biasa

di sebut rera wulan tana

ekan kan, itu juga ada

maknanya sebenarnya.

Terus Islam msuk itu

lewat orang-orang yang

berdatangan, kan dulu

kampung kita itukan

sala satu pusat

perdagangan yaa, jadi

banyak saudagar-

saudagar muslim yang

bermukim dan raja kita

itu, dia orangnya sangat

terbuka apalagi kan

kebudayaan kita itu

tidak jauh berbeda

dengan ajaran Islam,

jadi mudah masyarakata

manusia.

Dengan melihat

geografis letak

Lamakera yang

berada di pesisir

pantai, bisa

dibilang

bahwasanya

Lamakera

merupakan pusat

perdagangan

yang melalui

jalur laut, dan

pastinya banyak

sekali orang-

porang dari

berbagai macam

daerah bahakan

berbagai macam

negara datang

untuk

melakukan

perdagangan.

Dari sekian

banyak

pedagang

tentunya

berbagai ada

sebagian orang

yang memiliki

tujuan untuk

menyebarkan

agama Islam.

Page 106: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

92

Lamakera untuk

menerima Islam (MI).

- Itukan sejarah lama

yaa, dulu itu

kepercayaan atau Tuhan

yang di sembah itu

namanya rera wulan

tana ekan sebelum ada

islam. Dan setau abah tu

masuk Islam itu karna

ada orang dari luar,

kaya dari pulai jawa dan

pedagang-pedagang

muslim yang datang

menyebar agama Islam

di sini (KG)

- Waduh dek kalau

tanya kaya gitu tu abang

tidak terlalu menguasai

yaa, cuman abang tu

baca sejarah-sejarah dan

dengar tentang

Lamakera, dulu itu

kepercayaan nenek

moyan kita itu

Namanya rera wulan

tana ekan, dan itu kalau

ngga salah ada artinya

(IHS)

Mengapa waktu

itu masyarakat

menerima

Islam? Karena

mayoritas

Lamakera

memiliki

keterbukaan dan

dapat menerima

perubahan yang

manakala ajaran

Islam sngat

mendukung

prinsip hidup

masyarakat

lamakera itu

sendiri.

Apa Mata

pencaharian

di

- kitakan hidup di

pesisir yaaa, jadi apa

lagi kalau bukan

Mata

pencaharian

utama

Page 107: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

93

Masyarakat

Lamakera?

nelayan. Berbagai jenis

ikan yang kita tangkap,

mulai dari ikan kecil

sampai sebesr pari. Kita

hidup, bisa

menyekolahkan kamu

sampai kuliahkan kan

hasil dari nangkap ikan,

yaa paling mama-mama

mereka yang bantu jual

di pasar. Pasar juga

harus nyebrang laut, di

pasar Waiwerang , alat-

alatnya juga bukan

hanya perahu saja, kita

kan nangkap ikan itu

bukan yang kecil-kecil

to, ikan pari, paus kan

jadi banyak alat-alatnya

(KG).

- semusa pasti tau lah

apa mata pencaharian di

desa Lamakera kalau

sudah melihat letak

kampungnya. Di pesisir

pantai, tidak ada

tumbuhan, jadi yaa ngga

ada penghasilan lain

selain melaut, kita

semuaa sekolah sampai

merantau sejauh ini kn

karena dari hasil laut

kan dek (IHS)

masyarakat

disini adalah

berburu ikan,

mulai dari ikan

tuna, pari,

lumba-lumba

hingga paus.

Mereka

menggantungkan

diri dari hasil

tangkapan alam

yang telah

dilakukan secara

turun-temurun.

Ikan-ikan ini

nantinya akan

disisihkan

sebagian untuk

dikonsumsi dan

sisanya dijual ke

Pasar

Weiwerang di

Pulau Adonara.

Sama seperti

Lamalera, desa

ini juga

mempunyai

tradisi berburu

paus warisan

adat nenek

moyang.

Masyarakat

disini memiliki

Page 108: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

94

- kita itu dari pertama

nenek moyang masuk

ke lamakera itu dari

perairan yaa, pastinya

orang-orang yang

memang berlayar ke

satu tepat ke tempat

ainnya, apa lagi mereka

membngun sebuah

kampung, dan kampun

itu kampung pesisir,

jadi mau tidak mau

penghasilan kita dari

laut (HKS)

- Orang Lamakera mata

pencahariannya

pastinya nelayan, apa

lagi yang mau di

hasilkan. Memang yang

tersedia di situkan

hanya laut. San

menariknya nenek

moyan kita belajar

mengetahui kalau lagi

ada musim pari, atau

musim ikan tna, itu

mereka membaca

melalui factor alam

yang sama sekali tidak

bisa dijelaskan lewat

teori (MI)

cara unik dalam

menentukan

waktu yang baik

untuk berburu,

yaitu jika

melihat awan

yang

menyerupai

perut ikan paus

yang putih,

maka itulah

saatnya berburu.

Bagaimana

Pendidikan

- Pendidikan itu penting

nak, kalau ngga ada

Adat dan budaya

Lamaholot salah

Page 109: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

95

di desa

Lamakera ?

Pendidikan kita tidak

maju-maju. Orang-

orang Lamakera itu

pintar-pintar, makannya

ikan kok hehehee, tapi

kalian semua yang

sekolah di luar-luar itu

harus jaga akhlak juga,

buat apa kalau sekolah

tinggi-tinggi kalau

akhlak tenakk‟e (tidak

ada) (HKS)

- kita di daera pesisir,

daerah pessir itu

masyarakatnya sangat

terbuka dibanding

masyarakar agraris.

Diliahat dari sejarah

kampung kita itu

kampung singga keluar

masuknya perdagangan

dari berbagai daerah

bahkan negara, maka

Pendidikan di daerah

kita itu sangat cepat

berkemajuan lantaran

masyarakatnya terbuka

dan menerima

perubahan. Lamakera

itu salah satu kamung

pertama yang

menyebarkan Islam ke

seluruh NTT loh (MI).

satunya di

Lamakera,

wanita sangatlah

dihormati

walaupun

usianya masih

kecil karena nilai

dari belis atau

mas kawin dapat

diukur dari

gading gaja

dengan besar

ukuran yang

berbeda. Karena

wanita itu lemah

dan harus dijaga

dan dihormati

sebagai manusia

yang setara dan

martabat.

Semua orang

memiliki hak

dan kewajiban

yang sama tanpa

membedakan

suku, agama

maupun budaya,

dan kedudukan.

Page 110: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

96

- orang Lamakera itu

cedas-cerdas dek, kalau

tanya tentang

Pendidikan abang

jawabnya gimana ya

dek. Terbukti kita

semua sampai merantau

di berbagai daerah itu

sudah terlihat bahwa

Pendidikan itu sangat

penting bagi kita dek,

kalau ngga penting kita

ngga bakalan sampai

sini, iya kan!? (IHS)

- Pendidikan itu penting

dan pendidikan kita di

sini berkembang, kalau

tidak berkembang aku

tidak mungkin

kuliahkan kamu sampai

ke situ (KG)

Bagaimana

Kesenian di

desa

lamakera?

- kesenian kita itu

terlalu banyak, dari,

music dengan alat-alat

tradisional, tari-tarian,

syair-syair iringan tari,

itu semua punyai makna

sendiri-sendiri (IH).

- kesenian di Lamakera

itu unik yaa, ada

beberapa tarian dan dan

music yang sering kita

Sebagai makluk

yang berbudaya,

masyarakat

Lamaholot salah

satunya di

Lamakera

mampu

mempertahankan

dan melestarikan

kebudayaan

mereka yakni

salah satunya

Page 111: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

97

mainkan.biasanya kalau

acara itu kan nari oha

lili sambil melantunkan

sayir-sayir pantun,

saling balas membalas

pantun dan tarian

hedung kalau ada acara

penyambutan tamu

tapikan tarian hedung

itu kalau dilihat dari

sejarah sii sebenarnya

tarian

perang/penyanyambutan

orang-orang keika

puang perang, gituu

sihh (HKS)

- kalau kesenian itu

macem-macem yaa, tapi

saya tu lebih senang

kalau bahas tentang

tarian hdung yaa,,

Hedung itu adalah

uangkapan dari Nedung

yang artinya menang,

bagi Flores Timur kuasa

colonial dengan plitik

adu domba sering

mendatangkan

pertikaian yang

berujung pada perang

tanding antar desa

(Lewo) atau antar suku,

bagi yang menang

kita temukan

dalam kesenian

budaya

Lamakera yang

terdiri dari seni

tari, seni musik,

seni arsitektur

dan ukir, seni

suara dan

sebagainya yang

masih dapat

bertahan hingga

saat ini. Setiap

kesenian daerah

selalu memiliki

makna tersendiri

bagi mereka

yang telah

diamanatkan

oleh para leluhur

mereka. Makna

religiusitas dari

suatu kesenian

membuat

masyarakat

Lamakera

semakin

menghargai serta

menjaga

kelestarian

budaya mereka.

Harus juga

diakui bahwa

Page 112: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

98

perang akan kembali

dengan membawa

kepala lawannya atau

barang lain sambil

menari. Ungkapan

kemenangan para

pejuangnya akan

dijempput oleh

penduduk kampong

dengan bunyi-bunyian

dengan taria-tarian

penjemputan. Hedung

merupakan tariian yang

tersebar hampir disetiap

desa seluruh wilayah

Flores Timur

(Lamaholot)salah

satunya yaa di kampung

kita Lamakera itu (MI)

- maksudnya sepeti

tarian-tarian itu kan

terus di iring gong bawa

(alat-alat musik), itu

semua juga ada

maknanya,

menyampaikan rasa

lewat syair-syair

lamaholot (KG)

- maksudnya sepeti

tarian-tarian itu kan

terus di iring gong bawa

(alat-alat musik), itu

semua juga ada

sisi religiusitas

atau kesakralan

dari suatu

kesenian, suatu

waktu akan

mengalami

pergeseran

makna sesuai

dengan

perkembangan

zaman yang

semakin modern

. Ini merupakan

suatu tantangan

yang harus

dihadapai oleh

masyarakat

Lamakera dalam

mempertahan

sifat religius

kebudayaan

mereka.

Page 113: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

99

maknanya,

menyampaikan rasa

lewat syair-syair

lamaholot (KG

Page 114: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Potret Lamakera dari atas bukit Kabi‟i)

(Bapak Hamka K Songge; ketua suku Lewoklodo)

Page 115: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

101

(Wawancara bapak Drs. Malik Ibrahim, M.Ag

(Wawancara Kakak M. Idzharul Hak Songge)

Abah Kadir Ghafar Songge

Page 116: NILAI-NILAI ISLAM DALAM KOMUNIKASI BUDAYA DI DESA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6368/1/FIK.pdf · pekerja tangguh yang tidak pernah jera dan lelah walau seribu halangan

102

CURRICULUM VITAE

Nama : Nona Hartini Kader

Tempat, Tanggal Lahir : Lamakera, 28 April 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Watobuku, Desa Lamakera, Kecamatan Solor

Timur, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa

Tenggara Timur

Agama : Islam

E-mail : [email protected]

No. Hp : 082327560865

RIWAYAT HIDUP

Pendidikan Formal

2003 s/d 2008 SD Negri 1 Lamakera

2008 s/d 2011 MTs Negri 2 Lamakera

2011 s/d 2014 MAN 2 Flores Timur

2015 s/d 2019 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Pengalaman Organisasi

Student Sport Club

Himpunan Mahasiswa Islam