nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

9
¹ Yulia Andi Pratiwi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang 2012 ²Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang ²Ida Lestari adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang NILAI-NILAI AKHLAK MULIA DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG TERCINTA DAN SETEGAR KUPU-KUPU TAK BERSAYAP DAN SARAN IMPLEMENTASINYA UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMP KELAS VII MELALUI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA Yulia Andi Pratiwi¹ Heri Suwignyo² Ida Lestari² Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: [email protected] ABSTRACT: This research aims to describe noble moral value to God, family, social community, and implementation suggestion short stories collection of OOT and SKTB for character education by literature appreciation learning. This research use qualitative method. Research result noble moral value to God that include faith, piety, and grateful; noble moral value to family that include to the parents and brother/sister; noble moral value to social community that include to friend and someone else; and implementation suggestion that include cultural- educative, emotive, and social reality. Keywords: noble moral value, character education, literature appreciation. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai akhlak mulia kepada Tuhan, keluarga, masyarakat, dan saran implementasi kumpulan cerpen OOT dan SKTB untuk pendidikan karakter melalui pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Temuan penelitian akhlak mulia kepada Tuhan, yakni, keimanan, ketakwaan, dan kesyukuran; akhlak mulia kepada keluarga, yakni, kepada orang tua dan saudara; akhlak mulia kepada masyarakat, yakni, kepada teman dan orang lain; dan saran implementasi, yakni kultural- edukatif, emotif, dan realita sosial. Kata Kunci : nilai akhlak mulia, pendidikan karakter, apresiasi sastra. Kehadiran sastra sangat penting dan dapat dijadikan alat kontrol sosial masyarakat. Hadirnya sastra di tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat dijadikan sebagai perenungan. Perenungan yang didapatkan setelah membaca sebuah karya sastra untuk dijalankan atau tidak dijalankan dalam kehidupan nyata. Sebuah karya sastra yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat pembaca, jika di dalamnya mengandung nilai-nilai yang positif. Demikian juga cerpen, akan baik dibaca oleh masyarakat pembaca jika di dalamnya mengandung nilai-nilai yang mampu menjadi suri tauladan bagi pembacanya. Meskipun bentuknya yang relatif pendek, namun banyak nilai-nilai moral yang dapat diambil di dalamnya. Tidak hanya novel yang mengungkap liku-liku kehidupan manusia, cerpen juga

Upload: dothien

Post on 30-Dec-2016

228 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

¹ Yulia Andi Pratiwi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang 2012

²Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri

Malang

²Ida Lestari adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

NILAI-NILAI AKHLAK MULIA DALAM KUMPULAN CERPEN

ORANG-ORANG TERCINTA DAN SETEGAR KUPU-KUPU TAK

BERSAYAP DAN SARAN IMPLEMENTASINYA UNTUK PENDIDIKAN

KARAKTER SISWA SMP KELAS VII MELALUI PEMBELAJARAN

APRESIASI SASTRA

Yulia Andi Pratiwi¹

Heri Suwignyo²

Ida Lestari²

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRACT: This research aims to describe noble moral value to God, family,

social community, and implementation suggestion short stories collection of OOT

and SKTB for character education by literature appreciation learning. This

research use qualitative method. Research result noble moral value to God that

include faith, piety, and grateful; noble moral value to family that include to the

parents and brother/sister; noble moral value to social community that include to

friend and someone else; and implementation suggestion that include cultural-

educative, emotive, and social reality.

Keywords: noble moral value, character education, literature appreciation.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai akhlak mulia

kepada Tuhan, keluarga, masyarakat, dan saran implementasi kumpulan cerpen

OOT dan SKTB untuk pendidikan karakter melalui pembelajaran apresiasi sastra.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Temuan penelitian akhlak mulia

kepada Tuhan, yakni, keimanan, ketakwaan, dan kesyukuran; akhlak mulia kepada

keluarga, yakni, kepada orang tua dan saudara; akhlak mulia kepada masyarakat,

yakni, kepada teman dan orang lain; dan saran implementasi, yakni kultural-

edukatif, emotif, dan realita sosial.

Kata Kunci : nilai akhlak mulia, pendidikan karakter, apresiasi sastra.

Kehadiran sastra sangat penting dan dapat dijadikan alat kontrol sosial

masyarakat. Hadirnya sastra di tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat

dijadikan sebagai perenungan. Perenungan yang didapatkan setelah membaca

sebuah karya sastra untuk dijalankan atau tidak dijalankan dalam kehidupan

nyata. Sebuah karya sastra yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat pembaca,

jika di dalamnya mengandung nilai-nilai yang positif. Demikian juga cerpen, akan

baik dibaca oleh masyarakat pembaca jika di dalamnya mengandung nilai-nilai

yang mampu menjadi suri tauladan bagi pembacanya. Meskipun bentuknya yang

relatif pendek, namun banyak nilai-nilai moral yang dapat diambil di dalamnya.

Tidak hanya novel yang mengungkap liku-liku kehidupan manusia, cerpen juga

Page 2: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

mengungkap perjalanan hidup manusia. Seperti yang diungkapkan Sayekti (1995),

cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang mengungkap persoalan manusia

dengan liku-liku kehidupannya. Oleh sebab itu, dengan memahami cerpen,

pembaca dapat memetik manfaat dan pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang.

Berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20

tahun 2003 pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Patria, 2010).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan

karakter adalah melalui pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi

sastra dapat dijadikan sebagai media untuk menumbuhkan nilai-nilai moral.

Sesuai dengan definisi apresiasi sastra yaitu kegiatan menggauli cipta sastra

dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan

pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra, diharapkan

peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai moral dan mengambil nilai-nilai yang

positif dalam karya sastra tersebut. Mengingat banyak cerpen yang tidak layak

untuk di baca oleh anak-anak, maka pemberian saran implementasi dalam

pelaksanaan pembelajaran sangat penting untuk diberikan guna dijadikan sebagai

pedoman oleh guru/pendidik agar tidak salah dalam memilih cerpen yang akan

dijadikan sebagai bahan ajar.

Akhlak menurut Syafei (dalam Rahayu, 2010:31) merupakan suatu

keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang melahirkan perbuatan secara

spontanitas, bebas dari rekayasa dan kepentingan tertentu. Pengertian akhlak

menurut Ghazali (dalam Bakry, 1981:10) adalah “sifat yang melekat dalam jiwa

seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak

pertimbangan lagi”. Akhlak merupakan suatu ilmu yang menjelaskan pengertian

baik dan buruk atau jahat, menerangkan apa yang perlu ada di dalam pergaulan

umat manusia, menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam semua tingkah

lakunya, dan cara melaksanakan apa yang harus ada itu (Masyhur, 1987:1).

Sementara itu, Qaimi (2003:155) menjelaskan bahwa akhlak adalah keyakinan

terhadap asas-asas, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang baik, serta

ketaatan pada tujuan dan maksud yang ditetapkan agama, seperti kejujuran,

kebiasaan menepati janji, amanah, rela berkorban, dan sebagainya. Jadi,

disimpulkan bahwa akhlak adalah seluruh perbuatan manusia yang didasarkan

kepada budi pekerti, etika, dan moral. Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan

cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja

bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka

untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan (Khan, 2010:1).

Apresiasi sastra ialah proses (kegiatan) pengindahan, penikmatan, penjiwaan, dan

penghayatan karya sastra secara individual dan momentum, subjektif, dan

eksistensial, rohaniah, dan budiah, khusuk dan kafah, dan intensif dan total supaya

memperoleh sesuatu daripadanya sehingga tumbuh berkembang, dan terpiara

kepedulian, kepekaan, ketajaman, kecintaan, dan keterlibatan terhadap karya

Page 3: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

sastra (Saryono, 1991: 25—26). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan nilai akhlak mulia kepada Tuhan, keluarga, masyarakat, dan

saran implementasi kumpulan cerpen OOT dan SKTB untuk pendidikan karakter

siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra.

METODE

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data. Alat harus dipilih

sesuai dengan jenis data yang diinginkan. Dalam penelitian ini yang bertindak

sebagai instrumen kunci adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti

bertindak sebagai pengamat, perencana, dan pelapor hasil penelitian. Data dalam

penelitian ini berupa kutipan yang mencerminkan nilai-nilai akhlak mulia kepada

Tuhan, keluarga, dan masyarakat. Sementara itu, sumber data adalah kumpulan

cerpen Orang-orang Tercinta (OOT) dan Setegar Kupu-kupu Tak Bersayap

(SKTB). Nilai akhlak mulia kepada Tuhan terdapat dalam cerpen berjudul Tangan

yang Terulur, Gelombang yang Tepat, Sembahyang Jumat di Sekolah, Orang

yang Mencari Ilmu, Azanku Memanggil, Hidup yang Bersih, Oseng-oseng Kol

dari Sahabat, Doa Sebelum Tidur, Makan yang Kenyang, Kapal Nabi Nuh,

Bakiak. Nilai akhlak mulia kepada keluarga terdapat dalam cerpen berjudul

Dokter Jahe, Guntur yang Menggelegar, Anak Penyapu Jalanan, Tawakal, Biji

Sawi, Air dan Api. Nilai akhlak mulia kepada masyarakat terdapat dalam cerpen

berjudul Teman-teman Mimi, Si Nona Keluh, Setegar Kupu-Kupu Tak Bersayap.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi

karena prosa fiksi yang dijadikan bahan penelitian berwujud dokumen. Arikunto

(2006:158) menjelaskan tentang dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang

artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki teks-teks tertulis berupa kumpulan cerita pendek. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan menganalisis sumber data teks

cerita pendek, mengidentifikasi dan mengkode data berupa kutipan sesuai dengan

aspek kajian peneliti, mengklasifikasikan data berupa kutipan sesuai dengan

indikator nilai akhlak mulia kepada Tuhan, keluarga,dan masyarakat.

Menurut Moleong (1988:88) analisis data adalah proses pengorganisasian

dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Pengorganisasian data dimaksudkan agar mempermudah dalam menganalisis data,

dengan memberikan kode pada data yang diperoleh. Data dalam penelitian ini

dianalisis secara deskriptif dan dimulai sejak pengumpulan data sampai

penyusunan laporan. Data yang terkumpul di analisis sesuai dengan tujuan

penelitian dan sesuai dengan jenis data. Pada dasarnya dalam penelitian ini

analisis data dilakukan melalui dua tahapan awal, yaitu persiapan dan pengecekan

data. Tahap persiapan yang dilakukan penulis adalah dengan mengecek

kelengkapan instrumen. Tahap pengecekan data dilakukan peneliti dengan

memeriksa data mentah yang telah diperoleh dan memberikan kode terhadap butir

yang akan dijadikan data pendukung terhadap analisis yang dilakukan. Langkah-

langkah konkret dalam menganalisis data yakni dengan menyeleksi dan menandai

hasil analisis bacaan sesuai pemahaman indikator nilai akhlak mulia dengan kode

tertentu, menyajikan data yang terdiri atas identifikasi dan klarifikasi seluruh data

secara utuh dan menyeluruh berdasarkan rumusan masalah, dan menyimpulkan

data dengan cara menafsirkan kembali data yang sudah diidentifikasi dan

diklasifikasi.

Page 4: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

HASIL

Pertama, berdasarkan analisis data mengenai nilai akhlak mulia kepada

Tuhan, disimpulkan bahwa nilai akhlak mulia kepada Tuhan, terdiri atas tiga

macam, yakni nilai keimanan, nilai ketakwaan, dan nilai kesyukuran. Nilai

keimanan ditunjukkan dengan mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Nilai

ketakwaan ditunjukkan dengan melakukan kewajiban beribadah dan

membiasakan berdoa kepada Tuhan. Nilai kesyukuran ditunjukkan dengan

membiasakan memuji kebesaran Tuhan.

Kedua, berdasarkan analisis data mengenai nilai akhlak mulia kepada

keluarga, disimpulkan bahwa nilai akhlak mulia kepada keluarga, terdiri atas dua

macam, yakni nilai akhlak mulia kepada orang tua dan nilai akhlak mulia kepada

saudara. Nilai akhlak mulia kepada orang tua ditunjukkan dengan membaktikan

diri dengan membantu dan selalu mendoakan dan menjalankan amanah orang tua

dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Nilai akhlak mulia kepada saudara

ditunjukkan dengan menyayangi saudara yang lebih muda dan menghormati

saudara yang lebih tua.

Ketiga, berdasarkan analisis data mengenai nilai akhlak mulia kepada

masyarakat, disimpulkan bahwa nilai akhlak mulia kepada masyarakat, yakni nilai

akhlak mulia kepada teman dan orang lain. Nilai akhlak mulia kepada teman

ditunjukkan dengan menyayangi teman dan menjalin dan memelihara

persahabatan. Nilai akhlak mulia kepada teman dan orang lain ditunjukkan

dengan menolong teman atau orang lain yang mengalami kesusahan.

Keempat, berdasarkan analisis data mengenai saran implementasi

kumpulan cerpen OOT dan SKTB untuk pendidikan karakter siswa melalui

pembelajaran apresiasi sastra, disimpulkan bahwa saran implementasi tersebut

terdiri atas tiga macam, yakni bersifat kultural-edukatif, emotif, dan realita sosial.

Kultural-edukatif dibedakan menjadi empat jenis, yakni menumbuhkan kebiasaan

yang baik, kepedulian, rasa tanggung jawab, dan saling menghormati. Emotif

dibedakan menjadi dua jenis, yakni menumbuhkan rasa simpati dan

menumbuhkan rasa empati. Cerpen yang bersifat realita sosial akan digemari

anak-anak karena peristiwa yang terdapat dalam cerita merupakan peristiwa nyata

yang dihadapi seorang anak dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

Nilai Akhlak Mulia kepada Tuhan

Berdasarkan temuan penelitian mengenai nilai akhlak mulia kepada Tuhan

yang terdapat dalam kumpulan cerpen OOT dan SKTB, terdiri atas tiga macam,

yakni nilai keimanan, nilai ketakwaan, dan nilai kesyukuran. Sejalan dengan hal

tersebut, Masyhur (1897:24—51) menyatakan bahwa akhlak mulia kepada Tuhan

mencakup pemahaman antara lain: beriman dan bertakwa kepada Tuhan, selalu

berdzikir kepada Tuhan dan bersyukur atas segala nikmatNya. Perbuatan manusia

yang berakhlak mulia didasarkan pada nilai-nilai keagamaan. Agama merupakan

wujud hubungan manusia dengan Tuhan. Menurut Masyhur (1987:24) “seseorang

yang benar-benar mencintai Tuhan tidak melimpahkan kasihnya kepada selain

Tuhan dan hanya Tuhan saja buah tuturnya”.

Iman tidak hanya diucapkan melalui lisan semata, tetapi juga dibenarkan

melalui perbuatan sehari-hari, seperti perilaku tokoh yang terdapat dalam cerpen

Page 5: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

berjudul Tangan yang Terulur dan Gelombang yang Tepat. Sejalan dengan

pernyataan tersebut, Hasan (1979:16) menjelaskan bahwa iman itu terdiri atas tiga

macam, yakni hati, ucapan, dan perbuatan. Perwujudan dari hal-hal tersebut dapat

dilakukan dengan selalu menyembah Tuhan sesuai dengan ajaran agama yang

benar, berdoa kepada Tuhan, dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh

Tuhan.

Ketakwaan seseorang kepada Tuhan ditunjukkan dengan selalu beribadah

dan berdoa kepada Tuhan. Seseorang yang rajin beribadah kepada Tuhan akan

memperkuat dan mempertebal iman dalam dirinya sehingga dalam setiap

perbuatannya akan selalu didasari pada ajaran dan aturan agama. Hal tersebut

terdapat dalam cerpen berjudul Oseng-Oseng Kol dari Sahabat ditunjukkan oleh

perilaku Keling dan ibunya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Idris (dalam

Rahayu, 2010) menyatakan bahwa ibadah berfungsi sebagai pupuk yang dapat

menyuburkan benih iman. Selain beribadah kepada Tuhan, membiasakan berdoa

kepada Tuhan merupakan wujud ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Doa dapat

memberikan banyak manfaat salah satunya membentangkan tali pegangan bagi

manusia, seperti terdapat dalam cerpen berjudul Doa Sebelum Tidur dan Makan

yang Kenyang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Thoha (dalam Rahayu,

2010:67) yang menyatakan bahwa doa dapat membentangkan tali pegangan bagi

manusia, memperkuat semangat berjuang, dan mendatangkan harapan.

Kesyukuran dapat ditunjukkan dengan selalu memuji kebesaran Tuhan.

Menurut Masyhur (1987:37) bersyukur kepada Tuhan berarti menyebut nikmat

Tuhan yang telah diberikan kepada kita dan mengagungkanNya. Syukur dapat

dilakukan dengan mengucapkan Alhamdulillah. Hal tersebut terdapat dalam

cerpen berjudul Kapal Nabi Nuh yang dtunjukkan oleh ucapan Sasangka dan

Bakiak yang ditunjukkan oleh ucapan tokoh “aku”. Sejalan dengan hal tersebut,

Thoha (dalam Rahayu, 2010) menjelaskan bahwa bersyukur adalah berterima

kasih atas segala sesuatu yang diberikan Tuhan, baik dengan ucapan ataupun

dengan perbuatan.

Nilai Akhlak Mulia kepada Keluarga

Berdasarkan temuan penelitian mengenai nilai akhlak mulia kepada

keluarga yang terdapat dalam kumpulan cerpen OOT dan SKTB, terdiri atas dua

macam, yakni nilai akhlak mulia kepada orang tua dan nilai akhlak mulia kepada

saudara. Nilai akhlak mulia kepada orang tua ditunjukkan dengan membaktikan

diri dengan membantu dan selalu mendoakan dan menjalankan amanah orang tua

dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Hal tersebut terdapat dalam cerpen

berjudul Dokter Jahe ditunjukkan oleh perilaku Heru, Guntur Menggelegar

ditunjukkan oleh perilaku ibu Kiki dan anak-anaknya, dan Tawakal ditunjukkan

oleh perilaku tokoh “aku”. Senada dengan hal tersebut, Masyhur (1987:139—140)

menyebutkan akhlak mulia kepada orang tua, antara lain: berbakti kepada orang

tua dengan membantu, merawat, dan melakukan perbuatan yang menyenangkan

hati orang tua, serta menjalankan amanah orang tua dengan ikhlas dan

bertanggung jawab.

Nilai akhlak mulia kepada saudara ditunjukkan dengan menyayangi

saudara yang lebih muda dan menghormati saudara yang lebih tua. Masyhur

(1987:139—140) menyebutkan bahwa akhlak mulia kepada saudara, antara lain:

mengasihi yang muda (adik) dan menghormati yang tua (kakak), menjaga suasana

Page 6: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

kekeluargaan dan kebersamaan. Hal tersebut terdapat dalam cerpen berjudul Biji

Sawi ditunjukkan oleh perilaku Hadi dan cerpen berjudul Air dan Api ditunjukkan

oleh perilaku seorang kakak kepada adiknya. Menyayangi saudara yang lebih

muda dan menghormati yang lebih tua merupakan hal yang penting untuk

dilakukan dalam sebuah keluarga. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat

Suleeman (dalam Rahayu, 2010) yang menjelaskan bahwa kedekatan emosi,

tanggung jawab saudara dan konflik antarsaudara, merupakan faktor yang penting

dalam interaksi antarmereka. Kedekatan emosi termasuk adanya perasaan ingin

berbagi pengalaman, kepercayaan, perhatian, saling melindungi dan perasaan

senang dalam hubungan tersebut.

Nilai Akhlak Mulia kepada Masyarakat

Berdasarkan temuan penelitian mengenai nilai akhlak mulia kepada

masyarakat yang terdapat dalam kumpulan cerpen OOT dan SKTB, terdiri atas

nilai akhlak mulia kepada teman dan orang lain. Nilai akhlak mulia kepada teman

ditunjukkan dengan menyayangi teman dan menjalin dan memelihara

persahabatan. Nilai akhlak mulia kepada teman dan orang lain ditunjukkan

dengan menolong teman atau orang lain yang mengalami kesusahan. Senada

dengan hal tersebut, Masyhur (1987:139—140) menyebutkan akhlak mulia

kepada teman/orang lain (masyarakat), antara lain: menjalin memelihara

persahabatan secara tulus dan tidak membeda-bedakan, menyayangi teman,

menolong teman/orang lain yang sedang mengalami kesusahan.

Menyayangi teman terdapat dalam cerpen berjudul Teman-Teman Mimi

ditunjukkan oleh perilaku Adit dan kawan-kawan yang menyayangi Mimi. Hal itu

membuktikan bahwa mereka menyayangi teman dengan tidak membeda-

bedakannya dan tulus ikhlas. Sejalan dengan hal tersebut, Muqaffa’ (dalam

Masyhur, 1987:197) menyatakan bahwa pertemanan yang tulus ikhlas, lebih baik

dari semua usaha hidup, ia jadi hiasan di kala miskin, persediaan di kala paceklik,

dan menolong untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Menjalin

dan memelihara persahabatan terdapat dalam cerpen berjudul Si Nona Keluh dan

Setegar Kupu-Kupu Tak Bersayap. Kedua cerpen tersebut menunjukkan bahwa

sahabat selalu ada di samping kita dan tempat untuk mencurahkan isi hati. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Masyhur (1897:159) bahwa teman atau sahabat

ialah orang yang menemani kita atau orang yang biasa bergaul dengan kita. Lebih

lanjut, Masyhur (1987:197) menyatakan bahwa orang yang berteman biasanya

saling mengisi kebutuhan dan saling melengkapi, seperti dalam pelajaran,

pemikiran, pengalaman, keuangan, dan sebagainya.

Menolong teman atau orang lain yang sedang mengalami kesusahan

terdapat dalam cerpen berjudul Oseng-Oseng Kol dari Sahabat dan Biji Sawi.

Kedua cerpen tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang

selalu membutuhkan orang lain. Sejalan dengan hal tersebut, Bakry (dalam

Rahayu, 2010) menyatakan bahwa manusia hidup bermasyarakat tidak dapat lepas

dari bantuan dan pertolongan orang lain.

Page 7: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

Saran Implementasi Kumpulan Cerpen OOT dan SKTB untuk Pendidikan

Karakter Siswa melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra

Berdasarkan temuan penelitian mengenai saran implementasi kumpulan

cerpen OOT dan SKTB untuk pendidikan karakter siswa melalui pembelajaran

apresiasi sastra, terdiri atas tiga macam, yakni kultural-edukatif, emotif, dan

realita sosial. Kultural-edukatif terdiri atas empat macam, yakni menumbuhkan

kebiasaan yang baik, kepedulian, rasa tanggung jawab, dan saling menghormati.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Sukardi (dalam Rahayu, 2010)

bahwa salah satu hal yang dapat diangkat dari nilai pendidikan misalnya

pendidikan budi pekerti (akhlak), wawasan, pembiasaan untuk melakukan

sesuatu, pengembangan nilai-nilai tertentu, dan sebagainya.

Emotif dibedakan menjadi dua jenis, yakni menumbuhkan rasa simpati

dan menumbuhkan rasa empati. Sukardi (dalam Rahayu, 2010) menyatakan

bahwa cerita itu salah satunya dapat dilihat dari aspek emosi, setelah membaca

cerita tersebut, dalam diri pembaca timbul emosi tertentu terhadap tokoh dalam

cerita, misalnya kasihan, kagum, benci, hormat, dan sebagainya. Sejalan dengan

pendapat tersebut, Rahmanto (1989:21—22) menyatakan bahwa kepekaan rasa

dan emosi sering dikaitkan erat dengan pengajaran sastra. Sastra dengan jelas

dapat menghadirkan berbagai situasi yang merangsang tanggapan perasaan atau

emosional.

Kumpulan cerpen OOT dan SKTB merupakan cerpen yang bersifat realita

sosial. Realita sosial mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial di sekitar

lingkungan masyarakat tertentu (Apipudin, 2010). Cerpen yang bersifat realita

sosial akan digemari anak-anak karena peristiwa yang terdapat dalam cerita

merupakan peristiwa nyata yang dihadapi seorang anak dalam kehidupan sehari-

hari mereka. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rahmanto (1989:31) bahwa

siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang

erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya

sastra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka dan

mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang di sekitar mereka.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa nilai

akhlak mulia kepada Tuhan yang terkandung dalam kumpulan cerpen OOT dan

SKTB, terdiri atas tiga macam, yakni nilai keimanan, nilai ketakwaan, dan nilai

kesyukuran. Nilai keimanan, yakni mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Nilai

ketakwaan, yakni melakukan kewajiban beribadah, membiasakan berdoa kepada

Tuhan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. Nilai kesyukuran, yakni

membiasakan memuji kebesaran Tuhan. Dari kumpulan cerpen OOT dan SKTB

diketahui bahwa seseorang yang beriman, bertakwa, dan bersyukur kepada Tuhan

akan diberi kemudahan dan ketenangan dalam hidupnya.

Nilai akhlak mulia kepada keluarga yang terkandung dalam kumpulan

cerpen OOT dan SKTB, terdiri atas dua macam, yakni nilai akhlak mulia kepada

orang tua dan nilai akhlak mulia kepada saudara. Nilai akhlak mulia kepada orang

tua, yakni membaktikan diri kepada kedua orang tua dengan membantu dan selalu

mendoakan, menjalankan amanah orang tua dengan ikhlas dan bertanggung

Page 8: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

jawab. Nilai akhlak mulia kepada saudara, yakni menyayangi saudara yang lebih

muda dan menghormati yang lebih tua. Dari kumpulan cerpen OOT dan SKTB

diketahui bahwa berbakti kepada orang tua dan menyayangi saudara merupakan

hal penting untuk dilakukan dalam menjaga keharmonisan sebuah keluarga.

Nilai akhlak mulia kepada masyarakat yang terkandung dalam kumpulan

cerpen OOT dan SKTB, terdiri atas nilai akhlak mulia kepada teman dan orang

lain. Nilai akhlak mulia kepada teman, yakni menyayangi teman, menjalin dan

memelihara persahabatan. Nilai akhlak mulia kepada teman dan orang lain, yakni

menolong teman atau orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Dari

kumpulan cerpen OOT dan SKTB diketahui bahwa rasa solidaritas terhadap orang

lain perlu ditumbuhkan pada siswa karena manusia adalah makhluk sosial yang

selalu membutuhkan orang lain.

Saran implementasi kumpulan cerpen OOT dan SKTB untuk pendidikan

karakter siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra hendaknya terdiri atas tiga

kriteria, yakni kultural-edukatif, emotif, dan realita sosial. Kultural-edukatif,

yakni menumbuhkan kebiasaan yang baik, menumbuhkan rasa kepedulian,

menumbuhkan rasa tanggung-jawab, dan menumbuhkan rasa saling menghormati.

Emotif, yakni menumbuhkan rasa simpati dan menumbuhkan rasa empati. Realita

sosial, yakni penggambaran nyata yang dialami anak dalam kehidupannya, tidak

bersifat fiktif atau khayal.

Saran Berdasarkan simpulan penelitian tentang nilai-nilai akhlak mulia kepada

Tuhan, keluarga, dan masyarakat pada kumpulan cerpen OOT dan SKTB

disampaikan saran-saran sebagai berikut. Guru hendaknya menggunakan cerpen

bermuatan nilai akhlak mulia kepada Tuhan, keluarga, dan masyarakat sebagai

bahan apresiasi cerita fiksi sehingga siswa dapat mengambil hikmah atau manfaat

dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di sekolah. Siswa hendaknya dapat

mengambil hikmah dari cerpen yang bermuatan nilai akhlak mulia kepada Tuhan,

keluarga, dan masyarakat yang telah diapresiasinya. Nilai-nilai yang terdapat

dalam cerpen akan membuat perilakunya menjadi lebih baik, jika mereka

menerapkannya dalam kehidupan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat luas.

Peneliti lain hendaknya menggunakan cerpen yang bermuatan nilai akhlak mulia

kepada Tuhan, keluarga, dan masyarakat untuk kumpulan cerpen yang lebih luas

sehingga dapat diperoleh data cerpen yang bermuatan nilai akhlak mulia.

DAFTAR RUJUKAN

Apipudin, A. 2010. Konsep Realitas Sosial. (Online),

(http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2045195-konsep-realitas-

sosial/), diakses 22 April 2012.

Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bakry, O. 1981. Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa.

Hasan, I. 1979. Pelajaran Keimanan. Surabaya: Al-Ikhlas.

Khan, Y. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri: Mendongkrak

Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing.

Page 9: nilai-nilai akhlak mulia dalam kumpulan cerpen orang-orang tercinta

Masyhur, K. 1987. Membina Moral dan Akhlak. Jakarta: Kalam Mulia.

Moleong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Patria, B. 2010. Pembelajaran Sastra dan Penanaman Karakter, (Online),

(http://bektipatria.wordpress.com/2010/09/01/sastra-dan-pendidikan-

karakter/), diakses 03 Februari 2011.

Qaimi, A. 2003. Mengajarkan Keberanian dan Kejujuran pada Anak. Bogor:

Cahaya.

Rahayu, S. 2010. Nilai-nilai Akhlak Mulia dalam Cerita Pendek Anak-anak Kecil-

kecil Punya Karya. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Universitas Negeri Malang.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Saryono, D. 1997. Dasar-dasar Apresiasi Sastra. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek

Operasi dan Perawatan Fasilitas.

Sayekti. 1995. Cerita Pendek Indonesia 1940—1960 Telaah Struktur. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.