nilai moral tokoh utama dalam naskah drama …

84
NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA MARSINAH KARYA RATNA SARUMPAET SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) IFA WESYARI NPM. 09080382 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

Upload: others

Post on 06-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

1

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA

MARSINAH KARYA RATNA SARUMPAET

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

IFA WESYARI

NPM. 09080382

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

Page 2: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

2

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA

MARSINAH KARYA RATNA SARUMPAET

SKRIPSI

IFA WESYARI

NPM. 09080382

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

Page 3: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

3

Page 4: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

4

Page 5: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

5

Page 6: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

6

ABSTRAK

Ifa Wesyari (NPM: 09080382), Nilai Moral Tokoh Utama dalam Naskah

Drama Marsinah Karya Ratna Sarumpaet, Skripsi. Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat,

Padang, 2015.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin menurunnya nilai-nilai moral

didalam realita kehidupan. Naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpeat

menggambarkan nilai-nilai tentang moral yang dapat dijadikan contoh dan hikmah

serta pelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai

moral yang ada di dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpeat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode deskriptif yang bersifat analisis isi. Objek penelitian ini adalah naskah

drama Marsinah karya Ratna Sarumpeat dengan fokus penelitian adalah aspek

nilai-nilai moral tokoh utama Marsinah yang terdapat dalam naskah drama

Marsinah.

Aspek nilai-nilai moral yang terdapat dalam naskah drama tersebut adalah

yang berkaitan dengan hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan

kewajiban, serta nilai dan norma. Hasil penelitian menunjukan bahwa perwatakan

tokoh yang terdapat dari sikap dan perilaku tokoh berupa ucapan yang memprotes,

dan pristiwa yang dilakukan oleh tokoh yaitu Marsinah. Nilai moral yang

ditampilkan oleh tokoh utama menentukan baik atau tidaknya nilai moral yang

diperankan oleh tokoh dapat ditinjau dari aspek moral yaitu (1) hati nurani dapat

dilihat dari tokoh utama Marsinah yang tidak tega melihat kaum buruh tidak

makan, upah yang tidak layak yang mengakibatkan buruh pabrik tidak makan.

Bahkan jauh dari kata manusiawi, (2) kebebasan dan tanggung jawab dapat dilihat

tokoh Marsinah yang tidak diberikan kebebasan dalam memprotes pabrik. Jika

memprotes maka diadu dengan pemerintah dengan mengatas namakan peraturan.

Tanggung jawab pabrik terhadap buruh yang bekerja tidak ada seperti perlakuan

yang tidak manuasiwi, (3) hak dan kewajiban dapat dilihat dari sikap Marsinah

yang protes menuntut haknya dan hak para buruh untuk memprotes keadilan

tentang upah yang layak, perlakuan secara baik, dan nasib para buruh. Namun

Marsinah dibunuh dengan sangat sadis dan kejam, (4) nilai dan norma terlihat dari

tokoh Marsinah yang menanamkan nilai artinya sebuah kemerdekaan dari

ketertindasan. Aturan yang dibuat dengan tidak mempertimbangkan nasib buruh

diprotes demi kemakmuran masyarakat kecil.

Kata Kunci : Nilai, Moral, Tokoh Utama, Drama Marsinah.

i

Page 7: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah Swt yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “ Nilai Moral Tokoh Utama dalam Naskah Drama Marsinah Karya Ratna

Sarumpaet.” Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak

dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat,

penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Zulfitriyani, S.S., M. Pd. dan Trisna Helda, M. Pd. Sebagai pembimbing I

dan pembimbing II yang telah membimbing penulis dan memberikan

arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skrispsi ini dengan penuh

kebijakan dan kesabaran.

2. Ibu Aruna Laila, S.S., M.Pd, Dra Indriani Nisja, M.Pd, dan Asri Wahyuni

Sari, M.Pd, selaku tim penguji yang telah memberikan kritikan dan saran

serta masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyempurnakan

skripsi ini.

3. Iswadi Bahardur, S.S., M. Pd. Sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Indriani Nisja M, Pd. Sebagai Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

5. Aruna Laila, S.S., M. Pd. Sebagai Pembimbing Akademik (PA)

6. Ibu Dr. Zusmelia, M. Si selaku ketua STKIP PGRI Sumatera Barat.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia STKIP PGRI Sumatra Barat.

ii

Page 8: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

8

8. Teristimewa untuk orang tua, kakak, adik tercinta,Igo Pacola, S.Pd, Drh.

Ariza Sumarni, Windi Septia Diningsih, Nicky Desella dan keluarga yang

telah memberikan doa dan dorongan moril dan materi kepada penuilis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman yang senasib dan seperjuangan pada program studi

pendidikan Bahasa Indonesia khususnya sesi B. Sahabat yang turut

memberikan dukungan serta perhatian, Putri Dewi Susanti, S.Pd, Liza

anggaraini, SPd, Febrita Waroma, S.Pd, dan adik-adik kos yang tidak

berhenti-hentinya memberikan semangat, Wardatul Fitrah, Anita, sila,

Septina Anggraini, Yolanda, Okta Indra Sari, Shindi Alifianti Ulfiah, lusi,

Sri Rahmayuni, Dinda Rizkilia dan Inelti, Serta abang DWM, semonga S2

cepat selesai. Amin.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu yang selalu

memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Mudah-mudahan bantuan dari pihak-pihak yang telah disebutkan di atas,

mendapatkan pahala serta balasan dari Allah SWT. Penulis telah berusaha

semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini, apabila masih terdapat

kesalahan atau kekurangan, penulis mohon maaf. Penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam dunia pendidikan.

Padang, Februari 2015

Penulis

iii

Page 9: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

9

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

1.2 Fokus Masalah ........................................................................ 4

1.3 Rumusan Masalah.................................................................. 4

1.4 Pertanyaan Penelitian ............................................................. 4

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................. 5

1.7 Definisi Penelitian ................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ......................................................................... 7

1. Hakikat Drama ..................................................................... 7

a. Pengertian Drama ............................................................ 7

b. Unsur Pembentukan Drama ............................................ 8

1. Unsur Intrinsik ............................................................ 8

2. Unsur Ekstrinsik .......................................................... 17

2. Hakikat Moral ................................................................... 17

a. Pengertian Moral ........................................................... 17

b. Aspek Moral .................................................................. 18

3. Pendekatan Moral dalam Karya Sastra .............................. 21

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 23

C. Kerangka Konseptual ............................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian ................................... 27

B. Metode Penelitian ................................................................... 27

C. Data dan Sumber Data ............................................................ 27

iv

Page 10: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

10

D. Instrumen Penelitian................................................................ 28

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28

F. Teknik Analisis Data ............................................................... 29

G. Teknik Pengabsahan Data ....................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian .................................................................. 31

B. Pembahasan Nilai Moral Tokoh Utama dalam Naskah Drama

Marsinah Karya Ratna Sarumpaet .......................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 56

B. Saran ....................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….59

v

Page 11: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

11

DAFTAR LAMPIRAN

A. Sinopsi Marsinah…………………………………………………..61

B. Inventarisasi Data………………………………………………….64

Page 12: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

12

vi

Page 13: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan suatu keindahan yang terdapat dalam

mengungkapkannya. Pengarang menciptakan nilai karya seindah mungkin agar

pembaca bisa menikmati karyanyadan memahaminya dengan baik. Karya sastra

selalu menceritakan kehidupan manusia yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Kehadiran sastra dilingkungan manusia tidak dapat ditolak, bahkan kehadiran

tersebut diterima sebagai salah satu realitas.Sastra tidak saja dinilai sebagai

sebuah karya seni yang memiliki imajinasi dan emosi, tetapi telah dianggap

sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual.Karya

sastra juga menceritakan nilai-nilai religi, nilai-nilai sosial, dan nilai-nilai

moral.Salah satu permasalahan yang sering diceritakan dalam karya sastra adalah

masalah nilai dan moral, karena kedua hal ini merupakan sikap baik dan buruk

perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Karya sastra yang memiliki nilai dan moral akan bermanfaat bagi

pembaca, sebab dengan adanya nilaimoral membuat pembaca menjadi termotivasi

dan tertarik untuk menjadi manusia yang lebih baik. Naskah drama

mengungkapkan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan

pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh

itulah, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral

yang disampaikan dan diamanatkan.

1

Page 14: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

2

Drama sebagai salah satu karya sastra memuat pengalaman manusia.

Drama merupakan peristiwa perjalanan kehidupan, sehingga drama dapat

dikatakan proses realitas kehidupan yang terwujud melalui pementasan dan

mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan realitas kehidupan. Pengarang

mengungkapkan keindahan melalui ide-ide dan gagasan di dalam naskah tersebut.

Selain itu, pembaca akan merasakan, merenungkan dan menghayati permasalahan

kehidupan yang diungkapkan oleh pengarang. Oleh karena itu, drama sebagai

karya sastra dapat memberikan motivasi kepada pembaca untuk ikut merenungkan

masalah kehidupan yang terjadi di dalam masyarakat. Masalah tersebut

diungkapkan oleh pengarang dengan baik melalui karya-karyanya.

Ratna Surumpet lahir di Tarung 16 Juli 1949, memulai karirnya di teater

pada tahun 1969. Tahun 1974 awal karirnya sebagai sutradara dengan

mementaskan secara intens, RubaiyatOmarKhayyam, Hamlet (Shakespeare)dalam

versi Batak, Romeo dan Juliet. Pada tahun 1994, ia membuat naskah drama yang

berjudul Marsinah, Nyanyian dari Bawah Tanah. Naskah drama ini menceritakan

tentang tokoh yang bernama Marsinah.

Marsinah merupakan gadis asal Nglondo, Nganjuk, Jawa Timur yang

dilahirkan pada 10 April 1969.Marsinah yang ditemukan terbunuh di hutandi

dusun Jegong, kecamatan Wilayang, Nganjuktelah menunjukkan bahwa hak asasi

bukanlah suatu yang hanya dibicarakan sebagai sebuah benda yang datang dari

luar dan bergulir jadi percaturan antara orang-orang penting.Apa yang dialami

Marsinah adalahsebuah gambaran keadaan sosial, tentang bagaimana seseorang

yang memperjuangkan tuntutan yang bersahaja pada akhirnya tersangkut dengan

Page 15: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

3

masalah hak yang dasar,hak untuk punya suara, hak untuk punya harapan, dan hak

untuk punya jiwa dan raga.

Sejarah kriminal di Indonesia kasus pembunuhan Marsinah berkembang

pada 8 Mei 1993. Kasus itu terkait dengan aksi unjuk rasa para pekerja di PT

Catur Putra Surya (CPS) dengan pihak manajemen pabrik yang melibatkan

anggota polisi dan militer Indonesia. Kaum pekerja di PT CPS menuntut

penyesuaian upah sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang

digariskan dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No 50/1992, dari upah pokok

Rp 1700,00 perhari menjadi Rp 2250,00 terhitung 1 Maret 1992. Akhirnya, pada 4

Mei 1993 dapat dirumuskan kesepakatan antara para pekerja dengan pihak

perusahaan yang diiringi adanya kematian salah seorang pekerja CPS,

Marsinah.Marsinah mati karena tusukan benda runcing.Perutnya luka sedalam 20

cm. Selaput daranya robek dan tulang kelamin bagian depannya hancur.Sekitar

dua liter darah keluar dari tubuhnya yang disiksa dan dihajar.

Penelitian ini ingin mengungkapkan nilai moral tokoh utama dalam

drama Marsinahyaitu Marsinah. Mengenai nilai moral itu sendiri dapat dikaitkan

dengan empat aspek yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan

kewajiban, dan nilai norma. Penelitian ini diberlakukan hanya pada tokoh

Marsinah karena tokoh Marsinah sebagai tokoh utama sering muncul dalam setiap

episode setiap naskah drama dibandingkan dengan tokoh lain meskipunselain

tokoh Marsinah, masih ada tokoh lain yang muncul dalam naskah drama ini.

\

Page 16: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

4

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan di atas, maka

penelitian dapat difokuskan kepadanilai moral tokoh utama dalam naskah drama

Marsinah karya Ratna Sarumpaet.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, rumusan masalahnya adalah

bagaimana nilai moral tokoh utama dalam naskah drama Marsinah karya Ratna

Sarumpaet.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut: (1) bagaimanakah nilai moral tokoh terkait dengan hati

nurani yang terdapat dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet? (2)

bagaimanakahnilai moral kebebasan dan tanggung jawab dalam naskah drama

Marsinah karya Ratna Sarumpaet? (3) bagaimanakah bentuk nilai moral hak dan

kewajibandalamnaskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet? (4)

bagaimanakah bentuk nilai moral yang berkaitan dengan norma dalam naskah

drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) nilai-nilai moral

dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet yang berhubungan dengan

hati nurani, (2) nilai-nilai moral dalam naskah drama Marsinah karya Ratna

Sarumpaet yang berhubungan dengan kebebasan dan tanggung jawab, (3) nilai-

nilai moral dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet yang

Page 17: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

5

berhubungan dengan hak dan kewajiban, (4) nilai-nilai moral dalamnaskah drama

Marsinah karya Ratna Sarumpaet yang berhubungan dengan norma.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca,

baik bersifat teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

(a) Memberikan konstribusi terhadap ilmu sastra. (b) Bermanfaatuntuk

membudayakan penggunaan pemilihan terhadap teori-teori yang mapan terhadap

karya sastra (c) Memperkaya gambaran tentang perkembangan sastra.

2. Manfaat Praktis

(a) Bagi penulis sendiri sebagai menambah pengetahuan dan pengalaman

meneliti khususnya tentang karya sastra naskah drama yang ditulis oleh sastrawan

Indonesia yang sangat kreatif dan produktif, (b) bagi masyarakat atas pecinta

sastra untuk meningkatkan pemahaman terhadap naskah drama, (c) bagi

mahasiswa atau pelajar menambah pengetahuan dan wawasan tentang naskah

drama Indonesia yang ditulis oleh sastrawan Indonesia ternama, (d) bagi pembaca

sebagai menambah daya apresiasi terhadap sastra Indonesian khususnya naskah

drama.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari masalah tafsiran sekaligus sebagai panduan

dalammemahami istilah-istilah yang terkait dalam penelitian tentang nilai moral

tokoh utama dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaetsebagai

berikut: (1) nilai moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima secara

Page 18: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

6

umum mengenai perbuatan yang berlaku di tengah-tengan masyarakat. (2) tokoh

utama merupakan tokoh yang dominan atau yang sering muncul dalam sebuah

pertunjukan atau tokoh yang menjadi sorotan dalam sebuah cerita. (3) drama

adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan

kehidupan dan watak tokoh melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang

dipentaskan (4) drama Marsinah adalah drama yang di tulis oleh Ratna

Sarumpaet.

Page 19: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penelitianini menggunakan beberapa teori yang relevan sebagai bahan

acuan dalam analisis. Berikut akan diuraikan beberapa teori yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu (1) hakikat drama, (2) hakikat moral (3) pendekatan

moral dalam karya sastra.

1. HakikatDrama

Dalam pembentukan drama ini akan dikemukakan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan drama. Acuan teori yang digunakan yaitu: a) pengertian drama

dan b) unsur-unsur pembentukan drama.

a. Pengertian Drama

Menurut Ferdinand dan Balthaza Verhagen (dalam Hasanuddin, 1996:3),

drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus

melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.Hasanuddin (1996:7),

drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog

dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai seni pertunjukan.Suomardjo (dalam

Hasanuddin, 1996: 127), drama merupakan salah satu genre sastra.Sebagai genre

sastra, drama memungkinkan untuk ditulis dalam bahasa yang memikat dan

mengesankan. Drama dapat ditulis pengarangnya dengan menggunakan bahasa

sebagaimana sebuah sajak, penuh irama, dan kaya akan bunyi yang indah

sekaligus menggambarkan watak-watak manusia secara tajam, serta menampilkan

peristiwayang penuh bersuspen.Hayawan (dalam Hasanuddin, 1996:2)

memandang drama sebagai peniruan.

7

Page 20: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

8

Berdasarkan pendapatempat pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.Atau

drama merupakan salah satu genre sastra.Sebagai genre sastra, drama

memungkinkan untuk ditulis dalam bahasa yang memikat dan mengesankan.

b. Unsur-unsur PembentukanDrama

Drama merupakan sebuah karya yang dibangun oleh sebuah struktur atau

unsur.Kedua unsur inilah yang sering disebut para kritikus dalam rangka mengkaji

atau membicarakan karya sastra pada umumnya.Kedua unsur tersebut dapat

dikatakan sebagai unsur intrinsik dan unsur ektrinsik.Semi (1988:35) mengatakan

bahwa struktur intrinsik dan struktur ektrinsik merupakan unsur atau bagian yang

secara fungsional berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.

1). Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun drama dari dalam drama

itu sendiri.Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya

sastra. Unsur-unsur inilah yang secara faktual yang akan dijumpai jika orang

membaca sebuah karya sastra. unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur

yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Jika dilihat dari sudut

pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita menyaksikan

sebuah drama (Nurgiyantoro, 1995:23).

Unsur-unsur intrinsik tidaklah terlepas satu sama lainnya, tetapi secara

bersama-sama membentuk kesatuan dan kepaduan drama. Sebuah drama yang

baik adalah bila unsur-unsurnya itu saling tunjang-menunjang dan saling

mendukung untuk mencuatkan permasalahan-permasalahan.Menurut(Muhardi dan

Page 21: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

9

Hasanuddin WS, 1992:22).unsur intrinsik terdiri atas sejumlah unsur, antara lain

sebagai berikut ini:

a) Penokohan

Muhardi dan Hasanuddin (1992:24) menjelaskan bahwa penokohan

merupakan hal hal yang berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan psikis,

dan karakter. Sementara itu,Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) mengatakan

bahwa tokoh cerita atau character adalah orang-orang yang ditampilkan dalam

suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas

moral dan kecenderungantertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan

apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan juga dapat diketahui bahwa

antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan

pembaca.Dalam hal ini khususnya dari pandangan teori resepsi, pembacalah

sebenarnya yang memberi arti semuanya. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh,

pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata dan tingkah laku lain.

Atmazaki (2007:102) mengatakan bahwa tokoh adalah orang yang

dilengkapi dengan kualitas moral dan watak yang diungkapkan oleh apa yang

dikatakannya (dialog)dan apa yang dilakukannya (tindakan). Tokoh-tokoh dalam

sebuah karya fiksi dapat dibedakan kedalam jenis tokoh yaitu:

(1)Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh-tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

drama yang bersangkutan.Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,

baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, tokoh utama

senantiasa hadir dalam suatu kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku

Page 22: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

10

cerita yang bersangkutan. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan

selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan

perkembangan plot secara keseluruhan.

Tokoh utama selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan

konflik, penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain,

pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tak

dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh

utama, secara langsung atau tidak langsung. Tokoh tambahan sama dengan tokoh

figuran yang perannya tidak penting bagi keutuhan tema.

(2)Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiyantoro, 1995:178) menjelaskan tokoh

protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara populer

disebut hero tokoh yang merupakan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi

kita.Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita

dan harapan pembaca.Tokoh antagonisadalah tokoh-tokoh yang jahat dan tidak

baik serta sering membuat nilai-nilai negatif.

Untuk menentukan tokoh-tokoh cerita ke dalam protagonis dan antagonis

kadang-kadang tidaklah mudah, atau paling tidak orang bisa berbeda pendapat.

Tokoh yang mencerminkan harapan dan norma ideal memang dapat dianggap

sebagai tokoh protagonis. Namun, tak jarang ada tokoh yang tidak membawakan

nilai-nilai moral atau yang berdiri di pihak sana, justru yang diberi simpati dan

empati oleh pembaca.

(3)Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Page 23: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

11

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi

tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tak

diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Ia tidak memiliki sifat dan

tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat dan

tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya

mencerminkan satu watak tertentu. Tokoh sederhana dapat saja melakukan

berbagai tindakan, namun, semua tindakannya ia akan dapat dikembalikan pada

perwatakan yang dimiliki dan yang telah di formulasikan.

Tokoh bulat atau tokoh kompleks adalah tokoh yang memiliki dan

diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati

dirinya.Ia dapat saja memiliki watak tertentu yang dapat diformulasikan, namun ia

pun dapat pula menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-macam. Oleh

karena itu, perwatakannya pun pada umumnya sulit dideskripsikan secara tepat.

Dibandingkan dengan tokoh sederhana, tokoh bulat lebih menyerupai kehidupan

manusia yang sesungguhnya, karena disamping memiliki berbagai kemungkinan

sikap dan tingkatan, ia juga sering memberikan kejutan Abrams (dalam

Nurgiyantoro, 1995:183).

(4)Tokoh statis dan tokoh berkembang

Altenbernd & Lewis,(dalam Nurgiyantoro 1995:188) menjelaskan tokoh

statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan dan

perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang

terjadi.Tokoh jenis ini tampak seperti kurang terlibat dan tak berpengaruh oleh

Page 24: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

12

adanya perubahan perubahan lingkungan yang terjadi karena adanya hubungan

antar manusia.

Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahandan

perkembangan perwatakan sejalandengan perkembangan dan perubahan peristiwa

dan plot yang dikisahkan. Ia secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya, baik

lingkungan sosial, alam, maupun yang lain, yang kesemuanya itu akan

mempengaruhi sikap, watak, dan tingkah lakunya.

(5)Tokoh Tipikal dan tokoh Netral

Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiyantoro, 1995:190) mengatakan bahwa

tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan

individualisnya, dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau

kebangsaannya, atau sesuatu yang lain yang bersifat mewakili. Tokoh tipikal

merupakanpenggambaran, pencerminan, atau penunjukkan terhadap

orang.Penggambaran itu tentu saja bersifat tak langsung dan tak menyeluruh.

Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu

sendiri.Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dalam dunia

fiksi, ia hadir semata-mata demi cerita, atau bahkan dialah sebenarnya yang

mempunyai cerita, pelaku cerita, dan yang diceritakan. Kehadirannya tidak

berpretensi untuk mewakili atau menggambarkan sesuatu yang di luar dirinya,

seseorang yang berasal dari dunia nyata.

Berdasarkan pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan (1) tokoh

utama adalah tokoh yang memainkan peranan utama dalam sebuah cerita. (2)

tokoh tambahan adalah tokoh pembantu yang menyongkong tindak tanduk dalam

Page 25: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

13

mengembangkan cerita dan bilanganya lebih banyak dari tokoh cerita, dan (3)

tokoh bulat atau tokoh tapikal adalah tokoh yang berperan seperti manusia realita,

yaitu yang mengalami kejatuhan, kebaikan keuntungan, kerugian, kebahagiaan

dan sebagainya.

b) Peran

Menurut Robert Scholes (dalam Junus 1988; dan Elam, 1980:81)

Merumuskan enam kedudukan peran para tokoh di dalam drama.Keenam

kedudukan inilah yang membangun cerita dan membentuk konflik dalam sebuah

drama. Keenam kedudukan itu antara lain sebagai berikut:

(1) Peran Lion, yaitu peran yang dilambangkan dengan tokoh atau tokoh-tokoh

yang dapat dikategorikan dengan tokoh pembawa ide atau tokoh protagonis.

Tokoh ini memperjuangkan sesuatu yang mungkin berupa kebenaran,

kekuasaan, perdamaian, dan cinta. Tokoh peran Lion mendapatkan banyak

hambatan dan rintangan.

(2) Peran Mars, yaitu peran yang menentang dan menghalang-halangi perjuangan

peran Lion dalam mencapai keinginan dan tujuan yang diperjuangkan tokoh

peran Lion tersebut. Peran Mars juga berkeinginan untuk mendapatkan apa

yang diinginkan peran Lion. Disamping menghalang-halangi keinginan peran

Lion, peran Mars juga bermaksud mencapai keinginan tertentu. Peran Mars

dikenal dengan sebutan tokoh antagonis.

(3) Peran Sun, yaitu tokoh yang menjadi sasaran perjuangan Lion dan juga ingin

didapatkan Mars.

Page 26: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

14

(4) Peran Earth, yaitu tokoh yang menerima hasil perjuangan Lion atau Mars.

Jika Lion berjuang untuk dirinya sendiri, maka Lion sekaligus berperan

sebagai Earth. Begitu juga dengan Mars, jikaia berjuang untuk dirinya sendiri

maka sekaligus Mars perperan sebagai Earth.

(5) Peran Scale yaitu peran yang menghakimi, memutuskan, menengahi, atau

juga menyelesaikan konflik dan permasalahn yang terjadi di dalam drama.

(6) Peran Moon yaitu peran yang bertugas sebagai penolong.

c) Alur atau Plot

Nurgiyantoro (1995:96) menjelaskan bahwa alur cerita adalah peristiwa

yang jalin-menjalalin berdasarkan atas urutan atau hubungan tertentu. Sebuah

rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasarkan atas urutan waktu, urutan kejadian,

atau hubungan sebab akibat, baik secara linear atau lurus maupun secara

kausalitas, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh, padu, bulat dan suatu

prosa fiksi. Plot adalah cerita yang berisikan urutan kejadian, namun tiap kejadian

itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang disebabkan atau

peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana. Karena

pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab alur cerita

ialah jalinan peristiwa yang melatari sebuah prosa fiksi yang dihubungkan secara

sebab akibat.

Muhardi dan hasanuddin (1992:27) menjelaskan karakteristik alur dapat

dibedakan menjadi konvensional dan inkonvensional. Alur konvensioanal adalah

jika peristiwa yang disajikan lebih dahulu selalu menjadi penyebab munculnya

peristiwa yang hadir sesudahnya. Peristiwa yang muncul kemudian, selalu

Page 27: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

15

menjadi akibat dari peristiwa yang diceritakan sebelumnya. Alur inkonvensional

adalah peristiwa yang diceritakan kemudian menjadi penyebab dari nperistiwa

yang diceritakan sebelumnya atau peristiwa yang diceritakan lebih dahulu menjadi

akibat dari peristiwa yang diceritakan sesudahnya.

d) Latar atau Setting

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995:216) menjelaskan bahwa latar atau

setting disebut sebagai landas tumpu, menyerankan pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa peristiwa yang

diceritakan. Stanson (Nurgiyantoro, 1995:216) mengelompokan latar, bersama

dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga inilah yang akan

dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara konkret dan langsung

membentuk cerita. Tokoh cerita adalah pelaku dan penderita kejadian kejadian

yang bersebab akibat, dan itu perlu pijakan, dimana dan kapan.

Muhardi dan Hasanuddin (1992:30) menjelaskan bahwa latar merupakan

penanda identitas permaslahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan alur

atau penokohan. Latar memperjelaskan suasana, tempat dan waktu peristiwa itu

berlaku. Unsur unsur latar ada tiga yaitu latar tempat, latar waktu dan latar

suasana.

(1) Latar tempat

Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin

berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi

tempat yang tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat yang bernama adalah

Page 28: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

16

tempat yang dijumpai dalam dunia nyata. Penggunaan latar tempat dengan nama-

nama tertentu haruslah yang mencerminkan, atau paling tidak bertentangan

dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan.

(2) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat

berkaitan dengan peristiwa sejarah. Pengertian dan persepsi pembaca terhadap

waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk ke dalam

suasana cerita. Masalah waktu dalam karya naratif, kata Genette (dalam

Nurgiyantoro, 1995:231) dapat bermakna ganda, di satu pihak menyarankan

waktu penceritaan, waktu penulisan cerita, dan pihak lainmenunjukkan pada

waktu dan urutan waktu yang terjadi dan dikisahkan dalam cerita.

(3) Latar sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup

yang cukup kompleks, ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan yang lain yang

tergolong latar spritual, disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status

sosial tokoh yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latar atau setting

adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Page 29: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

17

2). Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari

luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi dan lain-lain. Unsur-unsur

ekstrinsik ini dapat berupa: (a) sejarah atau biografi pengarang biasanya

berpengaruh pada jalan cerita di dalam drama. (b) situasi dan kondisi secara

langsung maupun tidak langsung situasi dan kondisi akan berpengaruh kepada

hasil karyanya. (c) nilai-nilai dalam cerita, dalam sebuah karya sastra terkanduang

nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai antara lain: (a) nilai moral,

yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti atau baik buruknya

suatu perbuatan, (b) nilai sosial, yaitu berkaitan dengan norma dalam kehidupan

masyarakat, (c) nilai budaya, berkaitan dengan nilai budaya dalam kehidupan

masyarakat, (4) nilai estetika berkaitan dengan keindahan dalam karya sastra.

2. Hakikat moral

Dalamhakikat moral akan dikemukakan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan nilai moral. Acuan teori yang digunakan yaitu: a) pengertian

moral dan b) aspek moral.

a. Pengertian Moral

Moral berasal dari bahasa latinyaitu mores, yang berarti sopansantun.

Sedangkan moralitas adalah sopan santun atau segala sesuatu yang berhubungan

dengan etika (Chaniago,2000:405).Jadi moral berarti ajaran tentang baik buruknya

perbuatan yang diterima umum mengenai kelakuan, sikap, tindakan, kewajiban,

akhlak, budi pekerti, dan susila.

Page 30: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

18

Secara umum pengertian moral adalah perbuatan baik danperbuatan buruk,

baik berupa sikap, tingkah laku, kewajiban, tanggung jawab dan lain

sebagainya.Sedangkan masalah moral dalam karya sastra menggambarkan

perbuatan tokoh dalam lingkungan masyarakat.Nurgiyantoro (1998:321)

menjelaskan bahwa moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan

pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang

ingin disampaikannya kepada pembaca.Secara umum moral dalam sastra

berlandaskan atas pandangan pengarang terhadap nilai-nilai kebenaran dan

kebaikan yang berupa pesan-pesan yang diamanatkan pengarang.

Pesan itu didapatkan melalui tingkah laku, perbuatan, dan sikap tokoh

dalam sebuah karya sastra. Pengarang sebaiknya mengajak pembaca mejunjung

tinggi norma moral, sehingga hal tersebut dapat berfungsi sebagai sarana

pendidikan moral. Karya sastra yang dibangun dari cerminan kehidupan manusia

diharapkan dapat membangun kedalaman jiwa kemanusiaan dengan keindahan

yang sejati.Dengan demikian hakikat moral dalam karya sastra mencerminkan

pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenarandan dapat berfungsi sebagai

sarana pendidikan moral.

b. Aspek Moral

Nilai moral menurut Bertens (2007:10) untuk melihat perilaku tokoh

secara individu sebagai berikut ini.

1) Nilai Moral Hati Nurani

Hati nurani berada dalam diri manusia dan kemanusiaan yang sama pada

setiap orang. Secara universal setiap orang mempunyai hati nurani

Page 31: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

19

yangmempengaruhi segala tindakan dan perilakunya. Menurut Bertens (2000:131)

hati nurani adalah hati nurani manusia dalam hubungan susila budi manusia

sepanjang memberikan pengertian tentang baik dan buruknya perbuatan yang

akan dan sudah dilaksanakan. Hati nurani tidak mempunyai hubungan dengan

ketentuan umum yang berlaku dalam masyarakat melainkan adalah, melanggar

hati nurani berarti melanggar integritas pribadi dan menghianati hati sendiri.Hati

nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran

dalam melakukan sesuatu setiap bertindak, kesadaran itu merupakan kesanggupan

manusia untuk mengetahui dirinya dan perbuatannya.

2) Nilai Moral Kebebasan dan Tanggung Jawab

Kebebasan dan tanggung jawab seolah-olah merupakan pengertian

kembar.Terdapat hubungan timbal balik antara dua pengertian ini, sehingga orang

yang mengatakan manusia itu bebas dengan sendirinya menerima juga manusia

itu bertanggung jawab. Kebebasan merupakan unsur yang harus ada pada diri

manusia karena kebebasan itu hak hakiki dari setiap manusia. Kebebasan itu akan

bermakna pada manusia apabila manusia tersebut dapat hidup tanpa ada yang

mengikatnya baik secara fisik maupun psikis.

Bertens (2000:12) menjelaskan bahwa kebebasan adalah keadaan manusia

yang tidak terikat pada suatu norma, aturan dan nilai-nilai yang ada

disekelilingnya untuk melakukan tindakan yang diinginkannya. Tanggung jawab

menurut Bertens (2000:12) adalah dapat menjawab bila ditanyai tentang perbuatan

yang dilakukan.Orang yang bertanggungjawab dapat diminta penjelasan tentang

tingkah lakunya. Tanggung jawab tidak saja dapat diartikan untuk menjawab

Page 32: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

20

tentang perbuatan yang dilakukan melainkan ia tidak boleh mengelak terhadap

apa yang dilakukan. Maksudnya dapat menjelaskan tentang perbuatan baik kalau

perbuatan buruk terhadap dirinya, masyarakat umum dan kepada Tuhan.

Dari uraian diatas dijelaskan bahwasanya tanggung jawab itu merupakan

tuntutan yang diberikan atas segala perbuatan manusia.Dalam hal ini tanggung

jawab yang dimaksudkan adalah tanggung jawab moral seorang manusia atas

perbuatannya dan perhatiannya terhadap lingkungan sekitar sebagai manusia.

3) Nilai Moral Hak dan Kewajiban

Bertens (2000:12) mengemukakan bahwa hak adalah tuntutan. Pengakuan

yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain atau terhadap

masyarakat, klaim yang dibuat haruslah klaim yang syah atau klaim yang dapat

dibenarkan. Antara hak dan kewajiban mempunyai hubungan timbal balik yaitu

setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain untuk memenuhi hak

tersebut. Hak dibatasi oleh kewajiban, suatu hak berhenti menjadi hak apabila

merugikan orang lain.

Hak dan kewajiban adalah korelatif dan masing-masing merupakan

komplemen.Semua kewajiban sebagaimana sebuah hak berasal dari hukum karena

semua kewajiban adalah keharusan moral dan semua keharusan muncul dari

hukum, kewajiban adalah keharusan moral untuk mengerjakan atau tidak

mengerjakan sesuatu.

4) Nilai Moral tentang Nilaidan Norma

Dalam keseharian norma ada dua yaitu nilai baik dan nilai buruk, nilai

baik jika perbuatan itu baik, nilai buruk jika perbuatan itu buruk. Penilaian itu

Page 33: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

21

bersifat relatif tergantung pada orang yang memberikan penilaian. Nilai moral

adalah nilai yang paling tinggi dan kehadirannya sejalan dengan nilai-nilai lain.

Nilai moral diikut sertakan dalam tingkah laku misalnya kejujuran, kesopanan,

dan kesetiaan.

Ciri-ciri moral menurut Bertens (2000:17) antara lain: (1) berkaitan

dengan hati nurani, salah satu ciri khas nilai moral adalah nilai yang berasal dari

suara hati nurani yang menuduh manusia meremehkan atau menentang nilai-nilai

moral dan memuji bila mewujudkan nilai-nilai moral, (2) mewajibkan, nilai-nilai

moral mewajibkan kita secara absolut menerimanya hal ini tidak bisa bisa

ditawar-tawar. Kewajiban absolut yang melekat pada nilai ini, berasal dari

kenyataan bahwa nilai-nilai ini berlaku bagi manusia sebagai manusia, dan nilai-

nilai yang menyangkut pribadi manusia secara totalitas, (3) berkaitan dengan

tanggung jawab kita, nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia yang

bertanggung jawab. Nilai ini terdapat dalam diri manusia dan manusia sendirilah

yang menjadi sumber moralnya, (4) bersifat formal, nilai-nilai moral tidak bisa

berdiri sendiri tanpa kehadiran nilai-nilai lain. Artinya kehadiran nilai-nilai moral

sejalan dengan nilai-nilai lain seperti nilai ekonomis, nilai estetis, nilai agama, dan

lain sebagainya.

3. Pendekatan Moral dalam Karya Sastra

Muhardi dan Hasanuddin(1992:53) menyatakan bahwa umumnya kegiatan

analisis fiksi meliputi langkah-langkah pembacaan, pengiventarisasian, klarifikasi,

pembuktian, penyimpulan, dan laporan. Langkah-langkah penelitian ini

merupakan langkah dasar, maka tetap dipakai untuk semua tujuan analisis dengan

Page 34: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

22

menggunakan metode dan pendekatan apa saja. Selanjutnya, Semi (1993: 63-64),

mengatakan bahwa pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar yang dijadikan

pegangan dalam memandang suatu objek, dengan adanya pilihan pendekatan

dalam suatu kajian, kritikan, atau penelitian dapat membantu mengarahkan kajian

sehingga penelitian menjadi tajam.

Menurut Semi (1989:50), pendekatan moral dalam kenyataannya

cenderung menjurus kepada penggunaan ukuran dari segi nilai-nilai keagamaan.

Hal ini disebabkan moral dan tata nilai yang dianut oleh masyarakat yang

bersangkutan. Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1994:50) mengatakan penganalisisan

karya sastra dapat dilakukan melalui empat karakteristik pendekatan yaitu (a)

pendekatan objektif , merupakan pendekatan yang hanya menyelidiki karya sastra

fiksi itu, (b) pendekatan mimesis, merupakan suatu pendekatan yang

menghubungkan karya sastra yang otonom dengan realitas objektif, (c)

pendekatan ekspresif, merupakan suatu pendekatan yang menghubungkan karya

sastra dengan pengarang sebagai penciptanya, (d) pendekatan pragmatis, suatu

pendekatan yang menghubungkan karya sastra dengan pembaca.

Pendekatan moral berdasarkan dari asumsi dasar bahwa salah satu tujuan

kehadiran sastra ditengah-tengah masyarakat pembaca adalah berupaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk berbudaya, berpikir,

dan berketuhanan.Dengan pendekatan moral ini, peneliti hendak melihat sejauh

mana karya sastra itu memiliki moral.Moral dalam pengertian filsafat merupakan

suatu konsep yang telah dirumuskan oleh sebuah masyarakat bagi menentukan

kebaikan dan keburukan.Oleh sebab itu, moral merupakan suatu norma tentang

Page 35: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

23

kehidupan yang telah diberikan kedudukan istimewa dalam kegiatan ataupun

kegiatan sebuah masyarakat (Semi, 1993:72).

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian kepustakaan, penelitian sastra mengenai nilai

moral tokoh utama Marsinah dalam naskah drama Marsinah belum pernah

dilakukan sebelumnya.Penelitian mengenai nilai moral telah banyak dilakukan

oleh peneliti terdahulu.

Pertama, Mulyati, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Universitas Negeri Padang (2002) dengan judul “Eksitensi gender Perempuan

dalam Marsinah: Nyanyian Dari Bawah Tanah Karya Ratna Sarumpaet.

Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian adalah keseluruhan peristiwa

yang diumgkapkan oleh Ratna Sarumpaet dalam naskah drama nyanyian dari

bawah tanah.Fokus penelitian adalah peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan

eksistensi jender perempuan dalam sistem hukum, politik, kemasyarakatan

parental dan sistem kekeluargaan.

Kedua,Nurhayati, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Universitas Negeri Padang (2011) dengan judul Analisis nilai moral Nafas Cinta

Para Ahli Doa karya Wahyu Sujani dengan hasil analisisnya menggambarkan

kisah potret hidup manusia yang tak lepas dari berbagai godaan yang menentukan

sikap akan membawa pada kesesatan.

Ketiga, Nofianti, mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia, Universitas

Negeri Padang(2005) dengan judul analisis watak tokoh utama drama orang-

orang belanti karya Wirsan Hadi. Skripsi ini dapat disimpulkan bahwa

Page 36: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

24

dramaOrang-Orang Belanti terdapat persoalan kehidupan masyarakat minang

kabau yang bermukim di daerah Belanti yaitu tentang adat istiadat yang terdapat

di dalam masyarakat Minangkabau.Masyarakat Belanti salah menggunakan adat

dan tanah pusaka sehingga menyebabkan Belanti tersingkir.

Berdasarkan penelitian diatas, ketiga penelitian tersebut memiliki

perbedaan dengan penelitian ini yaitu, terletak pada objek penelitiannya. Objek

penelitian ini yaitu nilaimoral tokohutama dalamnaskah dramaMarsinah Karya

Ratna Sarumpaet,sedangkan ketiga penelitian diatas yaitu pada skripsi Mulyati

meneliti Eksitensi gender Perempuan dalam Marsinah: Nyanyian Dari Bawah

Tanah Karya Ratna Sarumpaet, pada skripsi Nurhayati, menggunakan Analisis

nilai moral Nafas Cinta Para Ahli Doa karya Wahyu Sujani, dan pada skripsi

Nofianti meneliti analisis watak tokoh utama drama orang-orang belanti karya

Wirsan Hadi.

C. Kerangka Konseptual

Karya sastra merupakan sebuah hasil pemikiran pengarang dalam

menciptakan karya yang tidak hanya bergerak pada imajinatif melainkan

berpandangan pada kehidupan masyarakat sekitarnya. Salah satu bentuk karya

sastra dalam drama. Dalam penelitian ini, peneliti memilih drama Marsinahkarya

Ratna Sarumpaet. Unsur pembangun karya sastra ada dua unsur yaitu unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di

dalam karya sastra. Unsur intrinsik yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu

penokohan, peran, alur, konflik, dan latar atau setting. Penokohan adalah

penamaan, karakter dan keadaan fisik dari seorang tokoh marsinah dalam

Page 37: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

25

penelitian ini memiliki karakter yang menarik diteliti karena berhubungan dengan

nilai-nilai moral.

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu dari luar

karya sastra itu sendiri. Dari unsur ekstrinsik, peneliti membahas tentang nilai-

nilai yang terdapat dalam karya sastra. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai

moral. Macam-macam nilai moral dalam penelitian ini adalah nilai hati nurani,

kebabasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, dan nilai dan moral. Dari

uraian diatas dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini mengarah kepada nilai-

nilai moral tokoh marsinah dalam naskah drama marsinah karya Ratna

Sarumpaet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian kerangka konseptual

berikut ini.

Page 38: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

1

Bagan 1

Kerangka Konseptual

Karya Sasra

Unsur Intrinsik Unsur Ektrinsik

Penokohan Moral Sosial Pendidikan Budaya Agama Peran Alur Konflik Latar atau

Setting

Nilai Moral Tentang Hati

Nurani

NilaI Moral Kebebasan dan

Tanggung Jawab

NilaI Moral Hak

dan Kewajiban

NilaI Moral tentang Nilai

dan Norma

Nilai Moral Tokoh Utama Dalam Naskah

Drama Marsinah Karya Ratna Sarumpaet

26

Page 39: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif..

Moleong (2010:6), menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek

penelitian misalnya, prilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks kasus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan sebagai metode alamiah. Jadi dapat

disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak

menggunakan perhitungan atau angka-angka.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripstif

analisis. Ratna (2006: 53), menyatakan bahwa metode deskriptif analisis

dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul

dengan analisis.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam pemelitiam ini adalah teks berupa kata-kata, kalimat, dan

dialog yang terdapat dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet,yang

diterbitkan yayasan bentang budaya, YogyakartaOktober 2007 yang terdiri dari

116 halaman. Naskah drama inimerupakan cetakan pertama.Adapum sumber data

dalam penelitian ini adalah dramaMarsinahkarya Ratna Sarumpaet.

27

27

Page 40: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

28

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri.Untuk melaksanakan

pengumpulan data, penulis bertindak sebagai pembaca ideal.Reaksi yang

ditimbulkan oleh pembaca ideal dapat berupa laporan penelitian atau bahkan

dalam bentuk penulisan karya sastra baru sebagai jawabannya terhadap karya

sastra yang telah dibaca dan dibantu dengan tabel inventarisasian untuk

menginterpretasi data yang berhubungan dengan konsep nilai-nilai moral.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: (a) membaca dan memahami

naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet dalam bentuk paragraf. (b)

menandai aspek-aspek moral yang dicerminkan oleh tokoh utama dalam naskah

drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet. (c) mengelompokkan atau

mengklasifikasikan hasil penelitian.

Format Inventarisasi Data

Keterangan :

1. Hati Nurani

2. Kebebasan dan Tanggung Jawab

3. Hak dan Kewajiban

4. Nilai dan Norma

No Peristiwa Penokohan

Nilai Moral

Kutipan

dalam

Naskah

Hala

man 1 2 3 4

Page 41: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

29

F. Teknik Analisis Data

Menurut Patton (dalam Moleong, 2005:280) analisis data merupakan

mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam proses pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Menurut Moleong (2005:208) analisis data merupakan proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data.

Data yang telah diinventarisasi dan diklasifikasikan sesuai dengan format

pencatatan, selanjutnya di analisis berdasarkan teori nilai moral sebagaimana telah

dipaparkan pada BAB II. Nilai-nilai moral tersebut diantaranya adalah: nilai moral

hati nurani, nilai moral kebebasan dan tanggung jawab, nilai moral hak dan

kewajiban, dan nilai moral tentang nilai norma. Tahap yang digunakan dalam

penelitian dengan menganalisis data sebagai berikut: (a) mendeskripsikan data

yang berhubungan dengan nilai-nilai moral, (b) menganalisis data sesuai nilai-

nilai danmoral, (c) menginterpetasi (mengelompokkan) data yang sudah

dianalisis, (d) membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, dan (e) menulis

laporan penelitian.

G. Teknik Pengabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengabsahan data berupa uraian rinci.

Moleong (2012:338), menyatakan bahwa dalam teknik uraian rinci, peneliti

dituntut untuk melaporkan hasil penelitiannya melalui uraian yang diteliti dan

secermat mungkin dalam menggambarkan konteks penelitian. Uraian ini harus

mampu mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh

Page 42: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

30

pembaca agar dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh dari

hasil penelitian.

Page 43: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

Hasil penelitian ini yaitu menemukan adanya nilai moral berupa hati

nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma,

yang akan dijelaskan pada bagian berikut.

1. Nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan hati nurani

Mengikuti hati nurani merupakan suatu dasar bagi setiap manusia dalam

bertindak dan berinteraksi dengan orang lain tidak ada orang lain yang berwenang

untuk ikut campur tangan dalam putusan hati nurani seseorang baik keluarga

maupun kerabat. Hati nurani adalah hati yang telah mendapat cahaya terang dari

Tuhan, perasaan hati yang murni. Dengan hati nuraninya, manusia mengetahui,

melihat dan mendengar, merasa sesuatu yang ada dalam kehidupan. Bermula

ketika Marsinah memberontak tentang kehidupan tentang hati nurani. Hal itu

terlihat pada kutipan berikut.

“Demi Tuhan aku tidak mengiginkan ini aku ingin melupakannya.

Aku ingin melupakanya. Aku ingin menguburnya dalam-dalam...

Tetapi bagaimana aku harus mengingkari kesadaranku, sementara

dalam ratapan itu aku seperti melihat diriku.....

“Tentu kamu telah mati dengan tenang. diberangkatkan dengan

upacara yang berbunga-bunga. Kehidupan yang serba baik

membuatmu kehilangan kepekaan. Kehilangan dorongan-dorongan”

(Sarumpaet, 1997: 6)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa tokoh yaitu Marsinah

memberontak terhadap hati nuraninya. Tokoh merasa dirinya berada dalam diri

seseorang yang meratap. Ratapan itu lah yang membuat hati nurani Tokoh

31

Page 44: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

32

terpancing tentang kehidupan tempo dulu ketika Tokoh disiksa dan diperlakukan

yang tidak sewajarnya.

Tokoh melihat sosok yang sangat luar biasa, Yaitu seorang anak-anak

yang tak kenal dengan lapar apalagi lelah. Anak itu diperhatikan oleh Tokoh

dengan seksama. Tetapi Tokoh terpikir tentang nasibnya tempo dulu. Hal itu dapat

dilihat pada kutipan berikut.

“Tumbuh di tengah-tengah reruntuhan.. Bermain dengan puing-

puing.. berkerjaran dengan debu dan lapar... Anak ini nyaris tak

pernah mengeluh...Seperti sangat memahami.. seperti sangat

menerima.. dalam hati aku sering bertanya-tanya .. apa gerangan

yang memberi tubuh kecil ini kekuatan? Apa yang membuat

memiliki dada yang begitu lapang” (Sarumpaet, 1997: 10)

Berdasarkan kutipan diatas terlihat bahwa seorang anak yang

dilihatkannya nyaris tak pernah mengeluh. Seperti sangat memahami. Seperti

sangat menerima. Tentang keadaanya yang selalu direnung malang berteman

dengan kelaparan. Kelaparan menjadi teman sehari-harinya. Hati nurani Tokoh

tersentuh ketika melihat wanita itu terasa dirinya ada dalam wanita itu.

Ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Hal itulah membuat Tokoh menjadi

bringas dan terkadang tak terkendali. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan

berikut.

“Menyadari apa... Siapa yang peduli ketidak adilan selain korban

ketidak adilan itu? Lapar membungkam mereka. Lapar membuat

mereka tidak mampu mengatakan „tidak‟. Membuat mereka tidak

mampu berpaling, melangkah meninggalkan majikannya, dan ini

membuat para majikan tidak pernah memperoleh pengalaman

ditinggalkan. Kesadaran seperti apa yang bisa diharapkan dari

mereka?”(Sarumpaet, 1997: 32)

Page 45: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

33

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh memploklamerkan

tentang bagaimana hati nurani dirampas dengan membuat ketidakadilan.

Ketidakadailan terjadi akibat mereka yang lapar yang tidak mampu mengatakan

yang benar. hal itu sangat bertentangan dengan hati nurani mereka. Mereka tidak

sadar dengan apa yang mereka lakukan. Setelah itu mereka diperlakukan persis

seperti sapi perah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berukut.

“Seperti seekor kerbau, atau seekor sapi. Dipelihara ketika otot dan

air susunya masih memberikan hasil. Tetapi begitu dia tidak mampu

lagi memberikan apa-apa, atau dia jadi liar dan jadi membahayakan,

ia akan disembelih, lalu di potong-potong, atau dicincang, kemudian

di bekukan”. (Sarumpaet, 1997: 34)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh mengumpamakan

mereka yang bekerja menjadi buruh seperti binatang yaitu sapi perah. Susunya

diambil setelah tidak menghasilkan susu lagi sapi itu akan di potong-potong atau

di cincang, terakhir dibekukan. Begitu seterusnya terjadi sampai tak tahu kapan

usainya. Selanjutnya Tokoh menjelaskan Industri-indusri yang mempekerjakan

para pekerja yang tidak manusiawi. Hal itulah menjadi tuntutan Tokoh. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan berikut.

“Jadi kamu tidak tahu hubungan isi perut buruh-buruh tadi itu

dengan citra dan kemajuan bangsamu?..Kamu tidak tahu bahwa

demi mengalirnya investasi, demi maraknya indusri-indusri

dinegerimu, atau demi gagahnya bangsamu di mata

perekonomiandunia, mereka itu tadi harus rela lapar” (Sarumpaet,

1997: 40).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa hati nurani telah ditindas oleh

para pengusa terlebih masalah perut. Tokoh menjelaskan dengan lantang bahwa

kamu tidak tahu bahwa demi mengalirnya investasi, demi maraknya indusri-

Page 46: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

34

indusri di negerimu, atau demi gagahnya bangsamu dimata perekonomian dunia,

mereka itu tadi harus rela lapar. Tokoh menanyakan hati nurani kepada Hakim.

Tentang bagaimana Hakim mendiamkan hati nuraninya. Hal itu terdapat dalam

kutipan berikut.

“lalu saksi-saksi palsu berdiri seperti boneka, remuk dan

ketakutan. Dan kamu Ibu Hakim, tidak tahu apa-apa?...Apa? Hati

nurani..... Apa kamu pikir yang hilang, ketika ketidakadilan

menghujam di ulu hatimu, dan kamu bungkam.. Jawab

pertanyaanku?”. (Sarumpaet, 1997: 43-44).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa tokoh yaitu Marsinah marah-

marah dan menyatakan saksi-saksi palsu berdiri seperti boneka, remuk dan

ketakutan dan kamu Ibu Hakim, tidak tahu apa-apa?. Apa? Hati nurani. Apa kamu

pikir yang hilang, ketika ketidakadilan menghujam di ulu hatimu, dan kamu

bungkam. Jawab pertanyaanku? Tokoh mencoba membangkitkan atau

menyadarkan tentang hati nurani mereka. Hati nurani Hakim sudah hilang

lantaran diperbudak oleh harta dan jabatan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut.

“Ya. Aku memang sebaiknya berhenti. Apa lagi yang harus

dibicarakan dengan seorang Hakim yang sudah kehilangan hati

nuranainya, yang dengan mudah mencuci tanganya, menuding

„sebuah kekuatan‟ sebagai biang keladi? Kekuatan apa itu Ibu

Hakim? Kekuatan apa yang telah membuatmu kejang-kejang

kekuatan seperti itu?” (Sarumpaet, 1997: 45)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Marsinah mulai membenci

sang Hakim karena Hakim tidak memiliki hati nurani lagi. Sang Hakim yang

dengan mudah mencuci tanganya, menuding „sebuah kekuatan‟ sebagai biang

keladi? Yang membuat Tokoh jengkel. Hati nurani seolah telah hilang dari

Page 47: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

35

permukaan bumi pertiwi. Sehingga sang Tokoh mempertanyakan hati nurani

kepada Hakim dan pemimpin. Hal itu terlihat dari kutipan berikut.

“Bangsa yang mana ? Kalau semua itu disebut demi bangsa, lalu

kenapa mereka itu tadi sebagai masyarakat terbanyak justru harus

menderita, harus tertindas, demi kemajuan” (Sarumpaet, 1997:

53)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh memaki-maki Hakim

yang tidak ada sedikitpun hati nurani yang tertinggal didadanya. Marsinah

berteriak, bangsa yang mana? Kalau semua itu disebut demi bangsa, lalu kenapa

mereka itu tadi sebagai masyarakat terbanyak justru harus menderita, harus

tertindas, demi kemajuan. Tokoh mulai mempertanyakan hati nurani kepada sang

Hakim. Sehingga Tokoh beranggapan bahwa Hakim mempunyai hati nurani

ganda. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

“Ya. Aku mungkin sedang menghukum. Bagaimana mungkin

dalam ratapan gadis itu aku membaca berbagai kesedihan. Aku

seperti melihat rahasia, yang dengan sengaja dikubur, sementara

kamu melihatnya hanya sebatas kejadian? Sebuah suara,

terdengar, titik. Aku mungkin iri sama kamu. Atau kecewa... Tau

marah..Karena menurutku, seorang seperti kamu seorang bekas

hakim, seorang yang punya pengalaman, terpelajar mestinya

punya kepekaan. Kamu metinya punya naluri-naluri ganda.

(Sarumpaet, 1997: 58).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Marsinah berkata aku mungkin

sedang menghukum. Bagaimana mungkin dalam ratapan gadis itu aku membaca

berbagai kesedihan. Aku seperti melihat rahasia, yang dengan sengaja dikubur,

sementara kamu melihatnya hanya sebatas kejadian? Tokoh mencoba

menanyakan dengan detail tentang apa yang di rasakan oleh sang Hakim. Dan

Tokoh memaki dengan perasaan halus tentang Hakim yang mempunyai naluri-

Page 48: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

36

naluri ganda. Tokoh membongkar semuanya yang dibuat atau direkayasa atas

kematian Tokoh. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

“Tidak ada yang luput dari pengamatanku. Aku melihat

bagaimana kebenaran-kebenaran di bungkus, dimasukkan ke

dalam peti, lalu dikubur dalam-dalam. Aku melihat bagaimana

orang-orang menciptakan patung-patung kebenaran, mirip dengan

kebenaran asli, yang kemudaian di persembahkan dan diyakini

sebagai kebenaran yang sesungguhnya. Tetapi semua itu tidak

membuatku tertawa” (Sarumpaet, 1997: 73).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh melihat bagaimana

kebenaran-kebenaran di bungkus, dimasukkan ke dalam peti, lalu dikubur dalam-

dalam. Aku melihat bagaimana orang-orang menciptakan patung-patung

kebenaran, mirip dengan kebenaran asli, yang kemudian di persembahkan dan

diyakini sebagai kebenaran yang sesungguhnya. Tetapi semua itu tidak

membuatku tertawa. Tokoh sangat Muak dengan hal itu.

Tokoh merasa kemunafikan sudah ada dimana-mana. Tokoh membuka

hati nurani Hakim tentang perempuan yang disiksa, dibunuh dengan keji,

dicincang dan diperlalukan lebih keji dari pada binatang. Tokoh ingin membuka

hati nurani. Hal itu terluhat pada kutipan berikut.

“Karena aku muak. Karena aku tidak sanggup, diliang kubur ini

aku masih harus mencium bau kemunafikan. Seorang perempuan,

seorang buruh kecil dianiayah, disiksa, dibunuh dengan keji,

mereka hanya mengubah nasibnya, lebih pasnya dari kungkungan

kemiskinan. Hanya karena dia membela kawan-kawannya

senasib. Kalian ada disanah waktu itu. kalian tahu persis kenapa,

dan bagaimana perempuan itu diperlakukan dengan tidak berpri

kemanusiaan. Apa yang kalian lakukan waktu itu... apa yang

kalian lakukan waktu itu?? ”(Sarumpaet, 1997: 88).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh menjelaskan Seorang

perempuan, seorang buruh kecil dianiayah, disiksa, dibunuh dengan keji, mereka

Page 49: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

37

hanya mengubah nasibnya, lebih pasnya dari kungkungan kemiskinan. Hanya

karena dia membela kawan-kawannya senasib. Kalian ada disanah waktu itu.

kalian tahu persis kenapa, dan bagaimana perempuan itu diperlakukan dengan

tidak kemanusiaan.

Setelah itu Tokoh melihat kebungkaman yang di lakukan oleh orang-orang

yeng mementingkan dirinya sendiri. Mereka tidak peduli tentang hati nuraninya

yang memberontak tentang apa yang dilakukan.Hal tersebut telihat pda kutipan

berikut.

“Persis seperti apa yang kalian lekukan sekarang ini. Bungkam.

Apa sebagai penentu, sebagai tangan kanankekuasaan, kalian

tidak ikut bertanggung jawab atas nasib malang yang menimpa

perempuan itu? Apa sebagai panglima-panglima indusri, sebagai

ujung tombak kemanjuan seperti selalu kalian banggakan, kalian

tidak ikut bertanggung jawab atas kemalangan yang tak habis-

habis menimpa buruh di negeri ini?... Apa sebenarnya yang paling

menyakitkan dalam kematian perempuan itu tadi. Kematiannya

itu menjadi kebenaran yang harus diterima dengan lapang dada...

Kebenaran sinting ... Kebenaran yang mustahil disentuh...

Kebenaran yang selalu pahit untuk dimengerti... ”(Sarumpaet,

1997: 88-89).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa kebungkaman membuat Tokoh

marah dan kesal. Kekuasaan telah menghilangkan hati nurani seseorang.

Kebenaran bahkan tidak benar lagi nasib malang menimpah seorang perempuan

malang yang hanya mencari sesuap nasi untuk menyambung hidup dan hanya

ingin mendapatkan upah selayaknya. Tetapi malah di cincang dengan keji dimana

letak hati nurani pada waktu itu. Tokoh mempertanyakan hati nurani para orang-

orang cerdas itu. Tokoh menyuruh mereka bertaubat agar keselahannya masih

diampuni oleh Tuhan. Hal itu terlihat pada kutipan berikut.

Page 50: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

38

“Dan yang paling pertama yang harus dikorbankan adalah rakyat

kecil begitu? Tercecer dimana hati nuranimu laki-laki berotak

cemerlang? Bagaimana kamu bisa melupakan dunia yang

memberangkatkanmu? Mengingat kamu!! Sujudlah sambil

meratap ke langit mudah-mudahan Tuhan masih memberikan

kesempatan . Minggat kamu!!.. ”(Sarumpaet, 1997: 94).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh melakukan cacian di

lontarkan oleh Tokoh. Tentang rakyat kecil di telantarkan, dianiaya. Tokoh

mencoba membuka hati nurani dengan menanyakan Tercecer dimana hati

nuranimu laki-laki berotak cemerlang? Bagaimana kamu bisa melupakan dunia

yang memberangkatkanmu? Mengingat kamu! Sujudlah sambil meratap ke langit

mudah-mudahan Tuhan masih memberikan kesempatan. Tokoh menyuruh

bertaubat tebtang apa yang telah mereka lakukan. Mudah-mudahan Tuhan mau

mengampuni mereka, begitu anggapan tokoh.

2. Nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab

Kebebasan adalah suatu perbuatan yang tidak terikat oleh norma.

Sedangkan tanggung jawab adalah suatu sikap yang tidak boleh mengelak bila

diminta menjelaskan tentang perbuatan, baik terhadap diri sendiri, sesama

manusia, keturunan, masyarakat, negara dan terhadap siapapun. Berdasarkan

penemuan yang sudah dilakukan terhadap tokoh utama yaitu Marsinah, dalam

naskah drama ini memiliki nilai moral yang berhubungan dengan kebebasan dan

tanggung jawab. Maksud dari nilai moral kebebasan dan tanggung jawab

merupakan suatu perbuatan yang berkaitan dengan norma. Dengan kata lain suatu

perilaku yang dapat diterima kapan dan dimana saja suatu perilaku itu dilakukan.

Tokoh Marsinah dalam naskah drama ini sebagai berikut.

Page 51: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

39

“kamu yang menentukan apakah kamu akan ikut atau tidak pergilah,

kalau kamu tidak mengiginkan ini. Permainan sudah dimulai... ya

permainan.. ini itu cara meringankan bebanya” (Sarumpaet, 1997: 7-

8)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh menginginkan

kebebasan yang sesungguhnya. Tokoh menyatakan kamu yang menentukan

apakah kamu akan ikut atau tidak pergilah, kalau kamu tidak mengiginkan ini.

Permainan sudah dimulai. Hal itu berarti Tokoh melakukan kebebasan.

Perusahaan mengaggap para buruh adalah sapi perah. Sementara

kebebasan dan tanggung jawab kepada buruh tidak terpenuhi seperti pemberian

upah yang layak. Tetapi malah di cincang atau di bunuh.

“Seperti seekor kerbau, atau seekor sapi. Dipelihara ketika otot dan

air susunya masih memberikan hasil. Tetapi begitu dia tidak mampu

lagi memberikan apa-apa, atau dia jadi liar dan jadi membahayakan,

ia akan disembelih, lalu di potong-potong, atau dicincang, kemudian

di bekukan”. (Sarumpaet, 1997: 34).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa para pemimpin mengaggap

bahwa sapi perah. Perusahaan tidak bertanggung jawab tentang kelayakan hidup

mereka. Mereka diberi upa dengan tidak layak. Kalau mereka tidak berpotensi lagi

mereka akan di bunuh, dicincang seperti pengungkapan tokoh Seperti seekor

kerbau, atau seekor sapi. Dipelihara ketika otot dan air susunya masih

memberikan hasil. Tetapi begitu dia tidak mampu lagi memberikan apa-apa, atau

dia jadi liar dan jadi membahayakan, ia akan disembelih, lalu di potong-potong,

atau dicincang, kemudian di bekukan. Tokoh mengingingkan kebebasan yang

hakiki. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut.

“Kenapa? Alam kata sekarang ini alam bebas. Bebas bicara.

Bebas mempertanyakan segala kejanggalan yang dimasa hidup

Page 52: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

40

kita mustahil kita mempertanyakan. Kenapa kamu pikir

perampokan yang begini menakutkan bisa terjadi? Kenapa maling

jemuran bisa dengan mudah diseret ke pengadilan, sementara

untuk memeriksa raja maling yang satu ini, hanya

memeriksa..Seluruh negeri jadi sibuk. Butuh izin. Butuh

petunjuk... ”. (Sarumpaet, 1997: 68).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa kemurkaan Tokoh kepada

Hakim yang tidak memberikan Tokoh kebebasan dalam mengatakan atau

berpendapat. Memang Tokoh berkomentar di alam kubur tatapi setidaknya Tokoh

menginginkan kekebasan kalau tidak bisa di alam nyata di alam kubur setidaknya

harus ada kebebasan. Tokoh menyatakan bebas bicara. Bebas mempertanyakan

segala kejanggalan yang dimasa hidup kita mustahil kita mempertanyakan.

Kenapa kamu pikir perampokan yang begini menakutkan bisa terjadi? Kenapa

maling jemuran bisa dengan mudah diseret ke pengadilan, sementara untuk

memeriksa raja maling yang satu ini, hanya memeriksa. Begitu pernyataan dari

tokoh yang merasa kebebasanya di renggut.

3. Nilai noral tokoh utama yang berkaitan dengan hak dan kewajiban

Hak dan kewajiban merupakan suatu keharusan terhadap sesama manusia,

keturunan, masyarakat dan terhadap siapapun itu. Dengan kata lain, hak dan

kewajiban perlu atau tidaknya suatu tindakan untuk melakukan suatu tindakan.

Hak adalah benar, sungguh ada kekuasaan yang besar untuk melakukan

sesuatu.Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib diamalkan, dilakukan,

keharusan, tugas kewajiban, tugas pekerjaan, perintah yang harus

dilakukan.Berdasarkan penemuan yang dilakukan terhadap tokoh utama yaitu

Marsinah dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet ini,tokoh

Marsinah dalam naskah drama ini memiliki nilai moral yang juga berhubungan

Page 53: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

41

dengan hak dan kewajiban. Untuk lebih jelasnya nilai hak dan kewajiban

dijelaskan sebagai berikut.

“Menyadari apa... Siapa yang peduli ketidak adilan selain korban

ketidak adilan itu? Lapar membungkam mereka. Lapar membuat

mereka tidak mampu mengatakan „tidak‟. Membuat mereka tidak

mampu berpaling, melangkah meninggalkan majikannya, dan ini

membuat para majikan tidak pernah memperoleh pengalaman

ditinggalkan. Kesadaran seperti apa yang bisa diharapkan dari

mereka?”(Sarumpaet, 1997: 32)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa kewajiban tidak di penuhi oleh

penguasa yang lapar, lapar membungkam mereka. Lapar membuat mereka tidak

mampu mengatakan „tidak‟. Membuat mereka tidak mampu berpaling, melangkah

meninggalkan majikannya, dan ini membuat para majikan tidak pernah

memperoleh pengalaman ditinggalkan.

Seandainya para pekerja tidak menjalankan kewajabanya maka mereka

akan disembeli atau dicincang. Begitulah di perumpamakan oleh tokoh Marsinah.

Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut.

“Seperti seekor kerbau, atau seekor sapi. Dipelihara ketika otot dan

air susunya masih memberikan hasil. Tetapi begitu dia tidak mampu

lagi memberikan apa-apa, atau dia jadi liar dan jadi membahayakan,

ia akan disembelih, lalu di potong-potong, atau dicincang, kemudian

di bekukan”. (Sarumpaet, 1997: 34)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa kewajiban telah di penuhi oleh

para buruh. Tatapi haknya tidak terpenuhi. Mereka Seperti seekor kerbau, atau

seekor sapi. Dipelihara ketika otot dan air susunya masih memberikan hasil.

Tetapi begitu dia tidak mampu lagi memberikan apa-apa, atau dia jadi liar dan jadi

membahayakan, ia akan disembelih, lalu di potong-potong, atau dicincang,

kemudian di bekukan. Karena para buruh tidak mendapatkan haknya yaitu

Page 54: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

42

pembelaan. Bahkan para pekerja terpuruh oleh orang-orang yang diperbudak oleh

kekuasaan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut.

Terharu? Jadi, hanya itu yang layak untuk mereka? Terharu....

Tidak ada pembelaan. Tidak ada pertanyaan di hati kecil

sekalipun. Hakim mencoba membela diri: pertanyaan apa?.

Kenapa mereka terpuruk? Sebuah pertanyaan yang sangat

sederhana. Dan jangan katakan itu tidak punya kaitan apa-apa

dengan berita acara ramu itu tadi”. (Sarumpaet, 1997: 38-39).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa upaya Tokoh mendapatkan hak

dan kewajaban diungkapkan kepada sang Hakim. Tokoh mengungkapkan Tidak

ada pertanyaan di hati kecil sekalipun. Hakim mencoba membela diri: pertanyaan

apa?. Kenapa mereka terpuruk? Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana. Dan

jangan katakan itu tidak punya kaitan apa-apa dengan berita acara ramu itu tadi.

Tokoh berusaha membangkitkan kewajiban yang seharusnya.

Tokoh kembali memojokkan Hakim yang tidak menjalankan kewajibanya.

Sang hakim lepas tangan terhadap ketidak adilan yang menimpah para buruh. Hal

itu dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Begitu? Jadi seseorang Hakim sepertimu, bisa lepas tangan

begitu saja, meski ketidak adilan, kepincangan-kepincangan,

pelanggaran hak-hak manusia menari-nari di depan matamu?..

(Sarumpaet, 1997: 41).

Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bawa sang Hakim berusaha lepas

tangan, ketidak adilan, kepincangan-kepincangan, pelanggaran hak-hak manusia

menari-nari di depan matamu. Tokoh berusaha menayakan tentang kewajiban

Hakim yaitu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar tidak menyimpang dari

tugasnya. Lembaga tidak menjalankan kewajaban tugasnya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan berikut.

Page 55: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

43

“Apakah aku berlebihan? Apa kamu pikir, dengan meninggalkan

aku seperti itu, kamu akan terbatas dari semua ini? Siapa kamu

pikir yang tidak menyaksikan, bagaimana lembaga-lembaga

peradilan membiarkan diri digerogoti pembusukan–

pembusukan?... Aku tahu. Semua orang tahu. Aku menyaksikan

bagaimana lembaga-lembaga peradilan berubah menjadi lembaga

penganiayaan. Menyaksikan para penegak keadilan kebingungan,

terancam dan menjadi beringas”. (Sarumpaet, 1997: 42).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa pengungkapan seseungguhnya

terhadap lembaga peradilan yang berubah menjadi lembaga penganiayaan.

Kewajaban melindungi Mala menganiaya orang yang meminta perlindungan.

Tokoh memberontak siapa kamu pikir yang tidak menyaksikan, bagaimana

lembaga-lembaga peradilan membiarkan diri digerogoti pembusukan–

pembusukan? Aku tahu. Semua orang tahu. Aku menyaksikan bagaimana

lembaga-lembaga peradilan berubah menjadi lembaga penganiayaan.

Menyaksikan para penegak keadilan kebingungan, terancam dan menjadi beringas

Hak para buru di rampas dan kewajiban para buruh di masifkan. Sehingga

tampak jelas perbedaan antara pengusa dengan rakyat jelata. Hal tersebut terlihat

dari kutipan berikut.

“Aku melihat muka-muka yang terharu, kepala yang tertunduk

sedih. Aku menyaksikan pasukan amal menyerbu mengeluarkan

pertolongan..Tapi kenapa? Kenapa tontonan menyakitkan seperti

ini harus terjadi? Siapa yang bertanggung jawab di sini? Siapa

yang menyulut api membakar rumah-rumah memusnahkan

kampung-kampung?” (Sarumpaet, 1997: 52).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh kembali berteriak

menayakan tentang hak dan kewajiban. Tokoh menyanyakan tentang hak dan

kewajibanya aku melihat muka-muka yang terharu, kepala yang tertunduk sedih.

Aku menyaksikan pasukan amal menyerbu mengeluarkan pertolongan.Tapi

Page 56: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

44

kenapa? Kenapa tontonan menyakitkan seperti ini harus terjadi? Tokoh

memploklamerkan kewajiban hukum itu seperti apa. Tokoh marah dengan

keadaan yang demikian. Hak yang harusnya di dapatkan oleh anggota buruh tetapi

tidak perna didapatkan seperti hak taraf hidup yang layak. Hal itu terlihat pada

kutipan berikut.

“Kalian janjikan kesejateraan, peningkatan taraf hidup orang-

orang banyak... Tapi apa yang kami saksikan di balik semua itu?..

kalian sibuk mngukir nama besar, memperkokoh kursi kekuasaan,

dan dengan sadar mengangkagi hal-hal paling suci dalam

kehidupan manusia.. Perasaanya, pikiran-pikirannya,

martabatnya... ”(Sarumpaet, 1997: 83).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa kewajiban yang seharusnya

dipenuhi oleh penguasa tetapi ingkar. Tokoh mengritik tentang pernyataan kalian

janjikan kesejateraan, peningkatan taraf hidup orang-orang banyak. Tapi apa yang

kami saksikan dibalik semua itu?. kalian sibuk mengukir nama besar,

memperkokoh kursi kekuasaan, dan dengan sadar menganggap hal-hal paling suci

dalam kehidupan manusia, hak dan kewajiban para penguasa tidak di tunjukkan

sehingga Tokoh memberontak. Tokoh memberontak menanyakan hak dan

kewajiban terutama kewajiban Tuhan harus menjaga umatnya yang teraniaya. Hal

itu terlihat pada kutipan berikut.

Siapa Tuhan yang kukenal selain rasa takut dan kemiskinan?

Tidak ada Tuhan yang diajarkan tuhan padaku selain pasrah,

bungkam dan patuh. Dia janjikan padaku kehidupan sementara

rezeki dan nafkaku hidup sejaterah, sementara kehidupan yang

kuhadapi dibiarkan terperangkap kebodohan. Kemana Tuhan

yang kalian sebut-sebut sedang menunjuk, ketika kebiadaban

merobek-robek kesucianku? ”(Sarumpaet, 1997: 110-111).

Page 57: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

45

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa hak yang diiginkan oleh Tokoh

yaitu tentang Tuhan yang selalu menjaganya dalam kitabnya. Memberikan reski

untuk hambanya. Tetapi Tokoh menanyakan kemana tuhan waktu para penjahat

menyiksanya kenapa Tuhan tidak menjaga umatnya yang teraniaya dan tertindas.

Seperti pernyataan Kemana Tuhan yang kalian sebut-sebut sedang menunjuk,

ketika kebiadaban merobek-robek kesucianku? Tokoh menanyakan Tuhan.

4. Nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan nilai dan norma

Nilai dan Norma merupakan kaidah atau aturan yang dilakukan

seseorang berdasarkan fakta dapat dibandingkan dengan sifat-sifat yang dimiliki

objek. Nilai adalah sesuatu yang ingin dicapai dan diraih untuk melakukan suatu

tindakan.Norma adalah ukuran untuk menentukan sesuatu.Norma adalah suatu

aturan yang harus dipatuhi sesuai kepercayaan yang dimiliki manusia. Norma

menyangkut bagaimana manusia bertingkah laku sebagai manusia. Ada beberapa

norma yang berlaku umum menurut Bertens (2002:148), yaitu norma kesopanan

dan etika, norma hukum dan norma moral.Berdasarkan penemuan yang sudah

dilakukan terhadap tokoh utama yaitu Marsinah dalam naskah drama Marsinah

ini tidak memiliki nilai dan norma. Pada dasarnya nilai adalah suatu yang

berharga yang mempunyai makna, sedangkan norma cenderung aturan-aturan

yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Untuk lebih jelasnya nilai dan norma

yang dilakukan tokoh utama dalam naskah drama ini adalah sebagai berikut.

“Menyadari apa... Siapa yang peduli ketidak adilan selain korban

ketidak adilan itu? Lapar membungkam mereka. Lapar membuat

mereka tidak mampu mengatakan „tidak‟. Membuat mereka tidak

mampu berpaling, melangkah meninggalkan majikannya, dan ini

membuat para majikan tidak pernah memperoleh pengalaman

Page 58: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

46

ditinggalkan. Kesadaran seperti apa yang bisa diharapkan dari

mereka?”(Sarumpaet, 1997: 32)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa yang berkaitan dengan aturan

dan norma. Tokoh mengungkapkan siapa yang peduli ketidak adilan selain korban

ketidakadilan itu? Lapar membungkam mereka. Lapar membuat mereka tidak

mampu mengatakan „tidak‟. Membuat mereka tidak mampu berpaling, melangkah

meninggalkan majikannya, dan ini membuat para majikan tidak pernah

memperoleh pengalaman ditinggalkan. Mereka tak ubahnya seperti sapi perah

tidak ada aturan yang mutlak mereka di perlakukan semaunya. Hal itu terlihat

pada kutipan berikut.

“Seperti seekor kerbau, atau seekor sapi. Dipelihara ketika otot dan

air susunya masih memberikan hasil. Tetapi begitu dia tidak mampu

lagi memberikan apa-apa, atau dia jadi liar dan jadi membahayakan,

ia akan disembelih, lalu di potong-potong, atau dicincang, kemudian

di bekukan”. (Sarumpaet, 1997: 34).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Tokoh memberontak tentang

ketidak adilan. Tentang norma-norma dan nilai yang seharusnya di tegakkan tetapi

tidak diacuhkan. Seharusnya mereka di pelihara diberi upah yang layak malah

mereka diperlakukan selayaknya seperti binatang ternak malah lebih dari itu. tidak

ada norma-norma disana. Persis seperti sapi perah. Ketidakadilan dan norma yang

semaunya membuat para rakyat jelata memberontak seperti hukuman yang tidak

setimpal atau semestinya. Hal itu terlihat pada kutipan berikut.

“Kenapa? Alam kata sekarang ini alam bebas. Bebas bicara.

Bebas mempertanyakan segala kejanggalan yang dimasa hidup

kita mustahil kita mempertanyakan. Kenapa kamu pikir

perampokan yang begini menakutkan bisa terjadi? Kenapa maling

jemuran bisa dengan mudah diseret ke pengadilan, sementara

untuk memeriksa raja maling yang satu ini, hanya

Page 59: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

47

memeriksa..Seluruh negeri jadi sibuk. Butuh izin. Butuh

petunjuk... ”. (Sarumpaet, 1997: 68).

Bersadarkan kutipan di atas terlihat bahwa norma yang seharusnya di

patuhi tetapi tidak dijalankan. Kesimpang siuran dihadapi mengakibatkan

kesenjagan. Seperti maling jemuran sangat mudah diseret kepenjara dibandingkan

dengan para penguasa yang sangat sulit untuk di masukkan ke penjara.

Kesimpang siuran norma itulah membuat Tokoh memberontak. Aturan-aturan

yang dibuat kebanyakkan membuat para rakyat jelata merugi. Norma tidak

seharusnya di lakukan. Hal itu terlihat pada kutipan berikut.

“Sebagai penguasa, sebagai penentu, kedudukan kalian jauh di

atas. Berada di atas seperti itu, aturan dan ketentuan-ketentuan

yang kalian buat mustahil bisa selaras dengan apa yang kami

rindukan. Keputusan-keputusan yang kalian buat sering kali

membingungkan kami. Berada di atas, kalian tidak mendengar

bagaimana kami mengeluh, kenapa kami mengeluh.”

”(Sarumpaet, 1997: 75).

Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bahwa aturan-aturan yang dibuat

terkadang tidak semestinya. Ketentuan-ketentuan yang dibuat terkadang

membawa kearah kesengsaraan dan membingungkan. Artinya hukum tidak

berpihak kepada mereka. Hal itulah membuat Tokoh memberontak seperti

pernyataan sebagai penguasa, sebagai penentu, kedudukan kalian jauh di atas.

Berada di atas seperti itu, aturan dan ketentuan-ketentuan yang kalian buat

mustahil bisa selaras dengan apa yang kami rindukan. Keputusan-keputusan yang

kalian buat sering kali membingungkan kami. Berada di atas, kalian tidak

mendengar bagaimana kami mengeluh, kenapa kami mengeluh. Selanjutnya

aturan itu dibuat mereka harus menurutinya. Hal itu terlihat pada kutipan berikut.

Page 60: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

48

“Tetapi berhubung aturan dan ketentuan-ketentuan dibuat demi

bangsa, demi kemajuan dan membangun bangsa, kami tentu harus

patuh, sebab menolaknya, mengganggu kestabilan bangsa, dan

kami dengan mudah dikecam berhianat pada bangsa, kami akan

dikecam gerakan pengacau keamanan”(Sarumpaet, 1997: 76).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa aturan-aturan dan norma-norma

yang berlaku yang diciptakan oleh bangsa sendiri. Kalau mereka menentang

mereka sangat mudah dicap sebagai pengkhianat. Dan tak segan-segan dikatakan

sebagai pengacau. Seperti pernyataan Tokoh demi kemajuan dan membangun

bangsa, kami tentu harus patuh, sebab menolaknya, mengganggu kestabilan

bangsa.

B. Pembahasan Nilai Moral Tokoh Utama dalam Naskah Drama Marsinah

Karya Ratna Sarumpaet

Berdasarkan deskripsi data yang dilakukan terhadap tokoh utama dalam

naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet dapat disimpulkan bahwa tokoh

utama yaitu Marsinah dalam naskah drama ini memiliki nilai-nilai moral. Nilai

moral tokoh Marsinah yang ditemukan dalam novel ini berhubungan dengan hati

nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, nilai dan norma-

norma sesuai dengan teori Bertens (2004).

a. Pembahasan nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan hati nurani.

Hati nurani merupakan sesuatu yang menyatakan atau membenarkan

tindakan yang dilakukan. Mengikuti hati nurani merupakan suatu dasar bagi setiap

manusia dalam tindakan atau bertindak dan berinteraksi dengan orang lain. Tidak

ada orang lain yang berwenang untuk ikut campur tangan dengan keputusan hati

nurani seseorang, siapapun itu.

Page 61: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

49

Nilai moral yang berkaitan dengan hati nurani pada naskah drama

Marsinah ini berawal pemberontakan tokoh kepada Hakim, lantaran Hakim

bersikeras supaya tokoh harus melupakan kejadian yang menimpah Tokoh. Sang

Hakim yang tidak mempunyai hati nurani terlibat pertentangan pendapat dengan

Tokoh yang ada di alam kubur dan Tokoh terus menghujam Hakim dengan

pertanyaan-pertanyaan yang membuat Hakim menjadi gelisah pertanyaan itu

berkaitan dengan hati nurani.

Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan peritiwa (1) Marsinah

membayangkan dirinya dalam diri seorang wanita yang teraniaya. Marsinah

solah-olah merasakan bagaimana rintihan dan kesakitan yang dialami oleh sang

wanita. Wanita itu diperlakukan tidak secara manusiawi persis yang dialami

Marsinah. Marsinah merasakan bagaimana proses itu terjadi. Peristiwa (2)

Marsinah melihat beberapa orang kelamaparan tetapi tidak pernah mengeluh.

Peristiwa itu bertentangan dengan hati nurani Marsinah. Marsinah pernah

bernasib sama yaitu mengalami kelaparan yang tak kunjung usai. Tetapi Marsinah

menikmati semua itu bagai sebuah perjalanan hidup. Hati Nurani Marsinah

memberontak tetapi Marsinah tidak bisa berbuat banyak terhadap apa-apa yang

dialami oleh beberapa orang itu.

Peristiwa (3) Marsinah merontah menanyakan hati nurani kepada sang

Hakim yang tidak berpihak pada buruh pada hal buruh lah yang merasakan

pahitnya penyiksaan. Melihat relaita seperti itu Marsinah mulai merasakan

bagaimana hati nuraninya terkoyak oleh para penguasa yang lebih mementingkan

uang diatas segalanya, kaum buruh yang lemah tidak lagi dibela akibat uang

Page 62: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

50

sogok. Marsinah protes dan menyakan hati nurani sang Hakim untuk sadar dengan

apa yang dilakukan semua itu. Peristiwa (4) Marsinah protes terhadap buruh yang

sering kelaparan. Hal itu bertentangan dengan hati nurani Marsinah. Marsinah

tidak menerima hati nuraninya kalau orang bekerja tetapi kelaparan. Marsinah

menganggap semua itu lebih sadis dari pada binatang. Hal itu membuat marsinah

protes habis-habisan kepada para penguasa saat itu.

Peristiwa (5) Marsinah menanyakan hati nurani Hakim. Hakim tidak

memiliki hati nurani disadarkan oleh Marsinah. Sang Hakim protes kepada

Marsinah karena menurut Hakim marsinah teralu langcanG mengenai hal itu.

Marsinah mengajari Hakim mengenai pekerjaanya.Persitiwa (6) Marsinah

kembali melihat Hakim kehilangan hati nurani.Marsinah menyadarkan pentingnya

memakai hati nurani dalam memakai kebijakan tetapi Hakim marah kepada

marsinah dan mengatakan Marsinah terlalu banyak ikut campur terhadap

perbuatan atau pekerjaan Hakim.

Peristiwa (7) Marsinah kecewa, Kekecewaan Marsinah terhadap para

penguasa tanpa jelas. Penguasa sering memutar balik kan fakta sehingga Marsinah

dianggap para orang-orang yang protes pada Negara.Tetapi sesungguhnya tidak

justru Marsina lah yang memperhatikan Negara. Negara yang ada para buruh di

dalamnya. Peristiwa (8) Marsinah melihat rahasia yang tersurat. Marsinah

berusaha membeberkan semua rahasia itu. Rahasia yang perlu pengungkaan yang

tajam terhadap apa yang telah menimpah nasib buruh yang selama ini tertutup

rapat oleh kepentingan politik.

Page 63: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

51

Peristiwa (9) Marsinah melihat kemunafikan. Kemunafikan teramat kejam

terhadap kaum bangsa sendiri.Yaitu kepada buruh pabrik yang bekerja di pabrik

arloji. Marsinah melihat kebenaran yang dibungkus sangat rapat dalam peti.

Sehingga kebenaran itu sulit mencuak ke permukaan. Marsinah mencoba

membuka kedudukan penguasa. Peristiwa (10) Marsinah membuka hati nurani

mereka supaya tidak munafik. Marsinah tidak ingin kemuanafikan

dimanapun.Termasuk di alam kubur. Marsinah ingin kebaikan murni dari hati

nurani bukan hanya kedok belaka.

Peristiwa (11) Marsinah kembali kecewa. Kali ini mengenai hati nurani

para penguasa yang telah tertutup rapat. Terutup rapat bukan karena apa-apa

melainkan ada sesuatu yang mereka peroleh yaitu keuntungan yang besar dan

permainan politik yang bertentangan dengan hati nurani. Semua itu terlihat

mereka bungkam dengan apa yang mereka peroleh. Peristiwa (12) Marsinah

memaki para orang cerdas yang munafik. Marsinah merasakan orang-orang cerdas

yang tidak punya hati.Marsinah kecewa kepada orang-orang cerdas yang

mementingkan keuntungan pribadi terutama keuntungan perut semata.

b. Pembahasan nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan kebebasan dan

tanggung jawab

Kebebasan adalah suatu perbuatan yang tidak terikat oleh norma.

Sedangkan tanggung jawab adalah suatu sikap yang tidak boleh mengelak bila

diminta menjelaskan tentang perbuatan, baik terhadap diri sendiri, sesama

manusia, keturunan, masyarakat, negara dan terhadap siapapun.

Page 64: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

52

Nilai moral lainya pada tokoh utama yaitu Marsinah dalam novel ini

adalah nilai moral yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab.

Kehidupan marsinah diberikan kebebasan dan tanggung jawab oleh beberapa

rekan-rekanya untuk menyampaikan aspirasi para buruh untuk mendapatkan upah

yang layak. Tetapi kekebasan yang didambakan oleh Marsinah berujung tragis

yang mengakibatkan Marsinah terbunuh. Tanggung jawab marsinah sangat luar

biasa marsinah rela mati demi tanggung jawabnya yaitu memperjuangkan nasib

ratusan buruh yang bekerja di perusahaan arloji tersebut.

Hal tersebut dapat dilihat berdasaran peristiwa berikut (1) Marsinah

memberikan kebebasan kepada mereka untuk memilih. Maksudnya yaitu memilih

menentukan sikap dan bertanggung jawab terhadap sikap yang telah dilakukan.

Sikap itu menunjukkan bahwa seseorang memiliki tanggung jawab atau tidak. (2)

Kebebasan yang direnggut, tanggung jawab para penguasa tidak ada dan

melanggar semua apa saja yang menimpah buruh. Begitulah para penguasa

terhadap buruh kecil. Marsinah ingin memprotes semua itu dan menjadikan

kehidupan para buruh lebih sejatera.

Peristiwa (3) Marsinah mencoba membicarakan kebebasan yang hakiki

yaitu kebebasan yang sesungguhnya kebebasan mengeluarkan pendapat dan

protes terhadap yang merugikan para buruh. Marsinah mencoba mengeluarkan

pendapat para buruh dan diengarkan oleh para penguasa.

Page 65: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

53

c. Pembahasan nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan hak dan kewajiban

Hak dan kewajiban merupakan suatu keharusan terhadap sesama manusia,

keturunan, masyarakat dan terhadap siapapun itu. Dengan kata lain, hak dan

kewajiban perlu atau tidaknya suatu tindakan untuk melakukan suatu tindakan.

Hak adalah benar, sungguh ada kekuasaan yang besar untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib diamalkan, dilakukan,

keharusan, tugas kewajiban, tugas pekerjaan, perintah yang harus dilakukan.Nilai

moral lainya pada tokoh Marsinah dalam naskah drama Marsinah ini adalah yang

berkaitan dengan hak dan kewajiban. Prilaku yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban dapat dilihat pada tokoh Marsinah.

Hak yang seharusnya didapat oleh para buruh direnggut oleh penguasa

seperti hak untuk berpendapat, hak mendapatkan keadilan. Tokoh Marsinah

mencoba memperjungkan itu. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan peristiwa

berikut (1) Marsinah mecoba menanyakan tentang hak-hak para buruh kepada

penguasa. Karena marsinah mulai jengkel terhadap para pengauasa yang sering

menghilangkan kedua hal itu. Hak para buruh tidak diperhatikan secara jelas dan

juga kewajiban para buruh seperti membayarkan upa yang layak tidak

direlisasikan oleh perusahaan arloji.

Peristiwa (2) marsinah mempertanyakan tentang hak-hak para buruh serta

kewajiban yang harus dipenuhi oleh buruh. Marsinah melihat simpangsiuran

kedua hal itu sehingga Marsinah protes. Protes terhadap kaum penguasa. Peristiwa

(3) Marsinah menanyakan hak buruh dan kewajiban Hakim. Marsinah melihat

Hakim berlalu sewenang-wenang terhadap kaum buruh. Marsinah merasakan

Page 66: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

54

kalau Hakim telah berbuat diluar batas bahkan bertentangan dengan nilai atau

aturan yang berlaku di Negara sendiri.

Peristiwa (4) Marsinah menanyakan hak para buruh. Marsinah menanyakan

hak yang harus didapat oleh para buruh. Marsinah membuka seluruh aib yang

selama ini terpelihara dan tertutup rapat yang kejatahan yang luar biasa.Terutama

melanggar hak dan kewaajiban para buruh.Peristiwa (5) Marsinah kembali

menanyakan hak dan kewajiban para buruh. Marsinah menguak hak yang harus

didapat oleh buruh dan apa kewajiban penguasa terhadap buruh. Sehingga

kesimpangsiuran tidak terjadi.Peristiwa (6) Marsinah melihat para buruh menjadi

kedok kemunafikan belaka Yaitu buruh dijadikan landasan untuk memuluskan

seluruh proyek kepentingan peusahaan. Marsinah kecewa karena aturan secara

hakiki tidak berpihak kepada kaum buruh. Aturan lebih cenderung berpihak pada

penguasa.

d. Pembahasan nilai moral tokoh utama yang berkaitan dengan nilai dan norma

Nilai dan Norma adalah kaidah atau aturan yang dilakukan seseorang

berdasarkan fakta dapat dibandingkan dengan sifat yang dimiliki. Norma

merupakan suatu aturan yang harus dipatuhi sesuai dengan kepercayaan yang

dimiliki seseorang atau manusia. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan

terhadap tokoh Marsinah dalam naskah drama Marsinah.

Tokoh Marsinah dalam naskah drma ini memiliki nilai-nilai moral yang

berhubungan nilai dan norma. Pada dasarnya nilai adalah sesuatu yang berharga

dan mempunyai makna. Sedangkan norma yaitu pandagan baik atau buruk

Page 67: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

55

terhadap sesuatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Hal tersebut dapat

dilihat berdasarkat peristiwa sebagai berikut. Peristiwa (1) Marsinah protes

tentang nilai dan norma yang dilanggar. Para penguasa atau perusahaan merusaha

menutupi norma yang berlaku. Marsinah mulai jengkel kepada mereka yang

memberikan sesuatu yang tidak sesuai dengan semetinya. Peristiwa (2)

Perusahaan yang melanggar norma dan nilai. Norma seperti aturan para buruh

yang tidak diperlakukan menurut semestinya. Sementara nilai yaitu berkaitan

dengan hal-hal yang berhubungan dengan sikap perusahaan terhadap kaum buruh.

Peristiwa (3) Marsinah mencoba membicarakan tentang norma yang

hakiki. Marsinah mempertanyakan tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan

norma kepada perusahaan. Marsinah mempertanyakan segala bentuk kejanggalan

yang terjadi diperusahaan. Peristiwa (4) Marsinah melihat buruh menjadi kedok

kemunafikan oleh pera pengauasa. Marsinah merasa kecewa kepada penguasa

atau aturan yang dibuat oleh pemeritah tidak berpihak kepada para buruh. Norma

yang seharusnya dijalankan tetapi hanya aturan tertulis.

Page 68: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nilai moral tokoh

utama dalam naskah drama Marsinah karya Ratna Sarumpaet berhubungan

dengan hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, nilai dan

norma. Pertama, hati nurani dapat dilihat dari sikap Marsinah yang menuruti hati

nuraninya dengan melakukan memperjuangakan nasib buruh di Pt. Arloji,

memperjuangkan upah/gaji buruh, memperjuangkan supaya memperlakukan

buruh dengan selayaknya serta terakhir dia menuruti hati nuraninya yaitu menjadi

pejuang sampai akhirnya Marsinah meninggal dengan cara disobek rahimnya

dengan dimasukkan benda tumpul hingga berujung kematian.

Kedua, kebebasan dan tanggungjawab dapat dilihat dari sikap Marsinah

yang tidak diberi kebebasan oleh para penguasa/yang punya Pt. Arloji. Kebebasan

itu berupa meyalurkan pendapat/aspirasi, kenaikan upah, pembayaran upah secara

layak, dan melakukan para pekerja secara manusiawi (layak) sehingga dengan

tidak ada kebebasan membuat marsinah dan beberapa buruh pabrik memberontak.

Marsinah diberi tanggung jawab untuk memimpin atau menyalurkan aspirasi para

buruh seperti, menanyakan nasib buruh, upah buruh yang layak, penanganan

buruh secara manusiawi. Tetapi Marsinah dibunuh dengan kejam kerena pihak

penguasa tidak senang dengan Marsinah.

56

Page 69: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

57

Ketiga, hak dan kewajiban yang dapat dilihat dari sikap para buruh

memberikan kewenangan kepada Marsinah untuk mengurusi kewajiban dan hak

para buruh, seperti hak upah yang layak, hak diperlakukan secara manusiawi dan

kewajiban di bayar sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Tetapi kewajiban itu

tidak di penuhi oleh Pt. Aloji ketika Marsinah memberontak atau berjuang

Marsinah malah di bunuh.

Keempat, nilai dan norma yang dapat dilihat dari naskah drama Marsinah

yaitu Marsinah yang selalu memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma yang

berlaku di Indonesia. Marsinah selalu menanyakan tentang aturan yang telah di

buat oleh perusahan selanjutkan di teruskan ke pemerintah. norma-norma seperti

upah/gaji, perlakuan buruh, kelayakan upah serta aturan-aturan yang harus

diperhatikan oleh para buruh. Tokoh Marsinah dalam Naskah drama

Marsinahkarya Ratna Sarumpaet memiliki moral yang baik, kritis dan selalu

meperhatikan nasib buruh. Apalagi buruh-buruh yang memiliki banyak

tanggungan yang terkadang sangat akrab dengan kelaparan. Marsinah tidak tega

melihat itu sehingga marsinah memberontak. Terkadang ada melanggar norma.

Mamun disisi lain sikap Marsinah sangat luar biasa dimata para buruh.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang nilai-nilai moral tokoh utama dalam

naskah drama Marsinah karya ratna Sarumpaetdapat dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Peneliti sendiri, dapat meneliti tentang karya sastra dengan lebih baik.

Page 70: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

58

2. Masyarakat/pecinta sastra, dapat meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman tentang analisisnaskah drama dan karya sastra lainnya.

3. Mahasiswa, dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang karya

sastra.

4. Pembaca, dapat menambah daya apreisasi terhadap sastra Indonesia

khususnya naskah drama.

Page 71: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

59

DAFTAR PUSTAKA.

Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: UNP Press.

Budianta, Melani. 2003. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera.

Bertens, K. 2000. Etika.Jakarta.: Gramedia Pustaka

Bertens, K. 2007. Etika.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hasanuddin WS. 1996. Drama, Karya Dalam Dua Dimensi Kajian Teori,

Sejarah, dan Analisi. Penerbit Angkasa.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Edisi Keempat. 2008. Jakarta: Pusat

Bahasa-Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT

RemajaRosdakarya.

Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP

Padang Press.

Mulyati. 2002. “ Eksitensi Jender Perempuan dalam Marsinah Yanyian Dari

Bawah Tanah karya Ratna Sarumpaet”. Skripsi tidak diterbitkan. Padang:

Universitas Negeri Padang.

Novianti. 2005. “ Analisis Watak Tokoh Utama Drama Orang-Orang Belanti

Karya Wirsan Hadi”. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Uiversitas Negeri

Pdang.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yokyakarta: Gajah Mada

University Press.

Nurhayati. 20122. “ Analisis Nilai Moral Nafas Cinta Para Ahli Doa Karya

Wahyu Surjani”. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Universitas Negeri

Padang.

Ramadansyah. 2012. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia.

Bandung: Dian Aksara Press.

Ratna. 2010. Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: IKIP Padang Press.

59

Page 72: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

60

Semi, M. Atar.1989. KritikSastra. Bandung: Angkasa Raya.

Semi.M Atar.1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Semi. M. Atar. 1998. Stilistika Sastra. Padang: UNP Press.

Tambajong.Japi. 1981. Dasar-Dasar Dramaturki. Bandung.: Penerbit Yus

Badudu.

Page 73: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

61

LAMPIRAN 1

Judul Buku : Marsinah

Penulis : Ratna Sarumpaet

Penerbit : Bentang Budaya Kota Yogyakarta

Tebal buku : 116 halaman

Cetakan :Pertama

Tahun Terbit :1994

SINOPSIS

MARSINAH

19 tahun lalu, jenazah Marsinah, aktivis dan buruh pabrik PT Catur Putra

Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur ditemukan setelah tiga hari

hilang.Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan,

Nganjuk, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Hasil autopsi yang

dilakukan Kepala Bagian Forensik RSUD Dr Soetomo Surabaya

HaroenAtmodirono menyimpulkan, Marsinah yang baru berumur 24 tewas akibat

penganiayaan berat. Marsinah yang dikenal sebagai salah satu aktivis buruh di

kawasan industri Porong, Sidoarjo diduga dibungkam terkait kegiatannya. Saat

itu, awal tahun 1993, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan surat edaran nomor

50/1992 yang berisi imbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan

karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20 persen gaji pokok.

Pada pertengahan April 1993, karyawan PT Catur Putera Surya (CPS) membahas

surat edaran tersebut dan menilai besaran kenaikan yang ditetapkan gubernur

kurang besar. Karyawan PT CPS pun memutuskan untuk berunjuk rasa tanggal 3

dan 4 Mei 1993.

61

Page 74: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

62

Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat

dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di

Tanggulangin Sidoarjo.Pada 3 Mei, aksi mogok digelar. 4 Mei 1993, para buruh

mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus

menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap

Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang

absen.Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-

rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan.Marsinah

menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan

perundingan dengan pihak perusahaan.Namun pada 5 Mei, tanpa Marsinah, 13

buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer

(Kodim) Sidoarjo.Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari

CPS.Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk

kerja.

Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan

keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim.Setelah itu,

sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan

Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah

menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

Pengusutan kasus kematian Marsinah pun diwarnai rekayasa.Tim khusus

bentukan Polda Jatim dan Detasemen Intel Kodam Brawijaya malah menuduh

petinggi PT CPS dan menangkapnya.Saat interogasi, para tahanan disiksa.Para

Page 75: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

63

tahanan dipaksa mengaku telah membuat skenario dan menggelar rapat untuk

membunuh Marsinah.Pemilik PT CPS, Yudi Susanto, juga termasuk salah satu

yang ditangkap. Pengacara Yudi Susanto, Trimoelja D Soerjadi, mengungkap

adanya rekayasa oknum aparat kodim untuk mencari kambing hitam pembunuh

Marsinah.

Dalam skenario yang dibuat berdasarkan penyelidikan itu, disebutkan

Suprapto (pekerja di bagian kontrol CPS) menjemput Marsinah dengan motornya

di dekat rumah kos Marsinah. Dia dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi dengan

Suzuki Carry putih ke rumah Yudi Susanto di Jalan Puspita, Surabaya.Setelah tiga

hari Marsinah disekap, Suwono (satpam CPS) mengeksekusinya.Di pengadilan,

Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah stafnya yang lain itu

dihukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke

Pengadilan Tinggi dan Yudi Susanto dinyatakan bebas. Dalam proses selanjutnya

pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung membebaskan para terdakwa dari segala

dakwaan (bebas murni).Hingga kini, 19 tahun berlalu, siapa pembunuh Marsinah

tidak pernah terungkap.Kasus ini menjadi catatan International Labour

Organization (ILO) dikenal sebagai kasus 1713.

Page 76: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

64

Lampiran 2.

TABEL 1. INVENTARISASI DATA NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA

MARSINAH KARYA RATNA SARUMPAET

NO

PERISTIWA

PENOKOHAN

(PRILAKU, SIKAP,

TINDAKAN

NILAI MORAL

KUTIPAN

HALAMAN

1 2 3 4

1. Marsinah

membayangkan dirinya

dalam diri seseorang

yang teraniaya.

Marsinah mencoba

membuka mata hati orang-

orang di alam kubur itu.

Demi Tuhan aku tidak mengiginkan ini aku

ingin melupakannya. Aku ingin

melupakanya. Aku ingin menguburnya

dalam-dalam... Tetapi bagaimana aku harus

mengingkari kesadaranku, sementara dalam

ratapan itu aku seperti melihat diriku.....

Tentu kamu telah mati dengan tenang.

diberangkatkan dengan upacara yang

berbunga-bunga. Kehidupan yang serba baik

membuatmu kehilangan kepekaan.

Kehilangan dorongan-dorongan.

6

2. Marsinah memberikan

kebebasan kepada

mereka untuk memilih.

Menentukan sikap dan

bertanggung jawab terhadap

sikap itu.

kamu yang menentukan apakah kamu akan

ikut atau tidak pergilah, kalau kamu tidak

mengiginkan ini. Permainan sudah dimulai...

ya permainan.. ini itu cara meringankan

bebannya..

7-8

3. Marsinah melihat Tokoh terheran melihat Tumbuh di tengah-tengah reruntuhan.. 10

64

Page 77: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

65

orang-orang yang

kelaparan. Tetapi tidak

pernah mengeluh.

bagaimana mereka bisa

hidup. Itulah membuat hati

nurani Marsinah tersentuh.

Bermain dengan puing-puing.. berkerjaran

dengan debu dan lapar... Anak ini nyaris tak

pernah mengeluh...Seperti sangat memahami..

seperti sangat menerima.. dalam hati aku

sering bertanya-tanya .. apa gerangan yang

memberi tubuh kecil ini kekuatan? Apa yang

membuat memiliki dada yang begitu lapang

4.

5.

Marsinah memberontak

menanyakan hati nurani

kepada sang Hakim,

membuka hak-hak para

buruh, dan nilai dan

norma yang dilanggar.

Marsinah memberontak

menanyakan hati nurani

kepada sang Hakim,

membuka hak-hak para

buruh, dan nilai dan

norma yang dilanggar.

Marsinah mulai jengkel dan

marah kepada mereka yang

melanggar hak dan

kewajiban, tidak

mendengarkan hati nurani

dan tidak memberikan hak

dan kewajiban yang sesuai

dengan semestinya.

Marsinah mulai jengkel dan

marah kepada mereka yang

kewajuban, tidak

mendengarkan hati nurani

dan tidak memberikan hak

dan kewajiban yang sesuai

dengan semesti.

Menyadari apa... Siapa yang peduli ketidak

adilan selain korban ketidakadilan itu? Lapar

membungkam mereka.

Lapar membuat mereka tidak mampu

mengatakan „tidak‟. Membuat mereka tidak

mampu berpaling, melangkah meninggalkan

majikannya, dan ini membuat para majikan

tidak pernah memperoleh pengalaman

ditinggalkan. Kesadaran seperti apa yang bisa

diharapkan dari mereka?

32

32

6. Kebebasan yang

direnggut, tanggung

Tokoh tidak terima terhadap

nilai-nilai yang ditanamkan

Seperti seekor kerbau, atau seekor sapi.

Dipelihara ketika otot dan air susunya masih

34

Page 78: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

66

jawab yang tidak ada

dan melanggar norma

dan nilai.

oleh orang-orang penguasa.

Marsinah memberontak.

memberikan hasil. Tetapi begitu dia tidak

mampu lagi memberikan apa-apa, atau dia

jadi liar dan jadi membahayakan, ia akan

disembelih, lalu di potong-potong, atau

dicincang, kemudian di bekukan.

7. Marsinah protes

terhadap buruh yang

sering kelaparan.

Marsinah menyentuh hati

nurani mereka mana yang

lebih penting nasib buruh

yang kelaparan dari pada

nama negara.

Jadi kamu tidak tahu hubungan isi perut

buruh-buruh tadi itu dengan citra dan

kemajuan bangsamu?..Kamu tidak tahu

bahwa demi mengalirnya investasi, demi

maraknya indusri-indusri dinegerimu, atau

demi gagahnya bangsamu di mata

perekonomian

dunia, mereka itu tadi harus rela lapar

40

8. Marsinah menanyakan

hak buruh dan

kewajiban Hakim.

Marsinah merasa kalau

Hakim telah berbuat di luar

batas bahkan bertentangan

dengan hati nuraninya.

Begitu? Jadi seseorang Hakim sepertimu,

bisa lepas tangan begitu saja, meski ketidak

adilan, kepincangan-kepincangan,

pelanggaran hak-hak manusia menari-nari di

depan matamu?.

41

9. Marsinah menanyakan

hak para buruh.

Marsinah membuka semua

aib yang telah luar biasa.

Melanggar hak dan

kewajiban.

Apakah aku berlebihan? Apa kamu pikir,

dengan meninggalkan aku seperti itu, kamu

akan terbatas dari semua ini? Siapa kamu

pikir yang tidak menyaksikan, bagaimana

lembaga-lembaga peradilan membiarkan diri

digerogoti pembusukan–pembusukan?... Aku

tahu. Semua orang tahu. Aku menyaksikan

bagaimana lembaga-lembaga peradilan

berubah menjadi lembaga penganiayaan.

Menyaksikan para penegak keadilan

42

Page 79: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

67

kebingungan, terancam dan menjadi

beringas.

10. Marsinah menanyakan

hati nurani Hakim.

Marsinah memberontah

supaya Hakim sadar dengan

tindakan yang dilakukanya.

lalu saksi-saksi palsu berdiri seperti boneka,

remuk dan ketakutan. Dan kamu Ibu Hakim,

tidak tahu apa-apa?...Apa? Hati nurani.....

Apa kamu pikir yang hilang,

ketikaketidakadilan menghujam di ulu

hatimu, dan kamu bungkam.. Jawab

pertanyaanku?

43-44

11. Marsinah melihat

Hakim telah kehilangan

hati nurani.

Marsinah merasa sangat

kecewa kepada Hakim yang

tidak punya hati nurani dan

hanya mementingkan

kelompok dan diri

pribadinya.

Ya. Aku memang sebaiknya berhenti. Apa

lagi yang harus dibicarakan dengan seorang

Hakim yang sudah kehilangan hati nuraninya,

yang dengan mudah mencuci tangannya,

menuding „sebuah kekuatan‟ sebagai biang

keladi? Kekuatan apa itu Ibu Hakim?

Kekuatan apa yang telah membuatmu kejang-

kejang kekuatan seperti itu?

45

12. Marsinah menyakan

hak dan kewajiban para

buruh.

Marsinah menyakan hak

dan kewajiban pekerja dan

orang-orang yang penguasa.

Aku melihat muka-muka yang terharu, kepala

yang tertunduk sedih. Aku menyaksikan

pasukan amal menyerbu mengeluarkan

pertolongan..Tapi kenapa? Kenapa tontonan

menyakitkan seperti ini harus terjadi? Siapa

yang bertanggung jawab di sini? Siapa yang

menyulut api membakar rumah-rumah

memusnahkan kampung-kampung?

52

13. Marsinah kecewa. Marsinah merasa bangsa

tidak berpihak kepada ara

buruh.

Bangsa yang mana ? Kalau semua itu disebut

demi bangsa, lalu kenapa mereka itu tadi

sebagai masyarakat terbanyak justru harus

53

Page 80: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

68

menderita, harus tertindas, demi kemajuan.

14. Marsinah melihat

rahasia yang tersurat.

Marsinah membeberkan dan

berusaha membuka hati

nurani Hakim.

Ya. Aku mungkin sedang menghukum.

Bagaimana mungkin dalam ratapan gadis itu

aku membaca berbagai kesedihan. Aku

seperti melihat rahasia, yang dengan sengaja

dikubur, sementara kamu melihatnya hanya

sebatas kejadian? Sebuah suara, terdengar,

titik. Aku mungkin iri sama kamu. Atau

kecewa... Tau marah..Karena menurutku,

seorang seperti kamu seorang bekas hakim,

seorang yang punya pengalaman, terpelajar

mestinya punya kepekaan. Kamu metinya

punya naluri-naluri ganda.

58

15. Marsinah berbicara

kebebesan yang hakiki,

nilai dan norma.

Marsinah berbicara

kebebasan yang hakiki,

nilai dan norma.

Marsinah mempertanyakan

segala bentuk kejanggalan

yang terjadi di dunia.

Marsinah memtanyakan

segala bentuk kejanggalan

yang terjadi di dunia.

Kenapa? Alam kita sekarang ini alam bebas.

Bebas bicara. Bebas mempertanyakan segala

kejanggalan yang dimasa hidup kita mustahil

kita mempertanyakan.

Kenapa kamu pikir perampokan yang begini

menakutkan bisa terjadi? Kenapa maling

jemuran bisa dengan mudah diseret ke

pengadilan, sementara untuk memeriksa raja

maling yang satu ini, hanya

memeriksa..Seluruh negeri jadi sibuk. Butuh

izin. Butuh petunjuk...

68

68

16. Marsinah melihat

kemunafikan.

Marsinah melihat kebenaran

yang di bungkus dan di Tidak ada yang luput dari pengamatanku.

Aku melihat bagaimana kebenaran-kebenaran

73

Page 81: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

69

masukan ke dalam peti.

Tokoh ingin membuka

kedok para penguasa.

di bungkus, dimasukkan ke dalam peti, lalu

dikubur dalam-dalam. Aku melihat

bagaimana orang-orang menciptakan patung-

patung kebenaran, mirip dengan kebenaran

asli, yang kemudaian di persembahkan dan

diyakini sebagai kebenaran yang

sesungguhnya. Tetapi semua itu tidak

membuatku tertawa.

17. Marsinah menanyakan

norma-norma yang

berlaku.

Marsinah dan para buruh

merasa norma dan nilai-

nilai tidak berpihak kepada

mereka.

Sebagai penguasa, sebagai penentu,

kedudukan kalian jauh di atas. Berada di atas

seperti itu, aturan dan ketentuan-ketentuan

yang kalian buat mustahil bisa selaras dengan

apa yang kami rindukan. Keputusan-

keputusan yang kalian buat sering kali

membingungkan kami. Berada di atas, kalian

tidak mendengar bagaimana kami mengeluh,

kenapa kami mengeluh.

75

18. Marsinah melihat buruh

menjadi kedok

kemunafikan belaka.

Marsinah merasa kecewa

karena aturan secara hakiki

tidak berpihak kepada yang

kecil (buruh).

Tetapi berhubung aturan dan ketentuan-

ketentuan dibuat demi bangsa, demi

kemajuan dan membangun bangsa, kami

tentu harus patuh, sebab menolaknya,

mengganggu kestabilan bangsa, dan kami

dengan mudah dikecam berhianat pada

bangsa, kami akan dikecam gerakan pengacau

keamanan.

76

19. Marsinah menayakan

hak dan kewajiban

sebenarnya

Kekecewaan Marsinah

kepada pengusa yang

senang dan hobi berjanji

Kalian janjikan kesejateraan, peningkatan

taraf hidup orang-orang banyak... Tapi apa

yang kami saksikan di balik semua itu?..

83

Page 82: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

70

saja. kalian sibuk mngukir nama besar,

memperkokoh kursi kekuasaan, dan dengan

sadar mengangkagi hal-hal paling suci dalam

kehidupan manusia.. Perasaanya, pikiran-

pikirannya, martabatnya...

20. Marsinah menyentuh

hati nurani mereka

supaya tidak munafik.

Marsinah tidak

mengiginkan kemunafikan.

Apalagi telah berada di

alam kubur.

Karena aku muak. Karena aku tidak sanggup,

diliang kubur ini aku masih harus mencium

bau kemunafikan. Seorang perempuan,

seorang buruh kecil dianiayah, disiksa,

dibunuh dengan keji, mereka hanya

mengubah nasibnya, lebih pasnya dari

kungkungan kemiskinan. Hanya karena dia

membela kawan-kawannya senasib. Kalian

ada disanah waktu itu. kalian tahu persis

kenapa, dan bagaimana perempuan itu

diperlakukan dengan tidak berpri

kemanusiaan. Apa yang kalian lakukan waktu

itu... apa yang kalian lakukan waktu itu??

88

21. Marsinah kecewa Marsinah merasa hati nurani

para penguasa telah di

tututup. Hal itu telihat

mereka bungkam.

Persis seperti apa yang kalian lekukan

sekarang ini. Bungkam. Apa sebagai penentu,

sebagai tangan kanankekuasaan, kalian tidak

ikut bertanggung jawab atas nasib malang

yang menimpa perempuan itu? Apa sebagai

panglima-panglima indusri, sebagai ujung

tombak kemanjuan seperti selalu kalian

banggakan, kalian tidak ikut bertanggung

jawab atas kemalangan yang tak habis-habis

menimpa buruh di negeri ini?... Apa

88-89

Page 83: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

71

sebenarnya yang paling menyakitkan dalam

kematian perempuan itu tadi. Kematiannya

itu menjadi kebenaran yang harus diterima

dengan lapang dada... Kebenaran sinting ...

Kebenaran yang mustahil disentuh...

Kebenaran yang selalu pahit untuk

dimengerti...

22. Marsinah memaki para

orang cerdas yang

munafik.

Marsinah kecewa kepada

orang-orang yang cerdas

yang hanya mementikan

perutnya sendiri.

Dan yang paling pertama yang harus

dikorbankan adalah rakyat kecil . begitu?

Tercecer dimana hati nuranimu laki-laki

berotak cemerlang? Bagaimana kamu bisa

melupakan dunia yang memberangkatkanmu?

Mengingat kamu!! Sujudlah sambil meratap

ke langit mudah-mudahan Tuhan masih

memberikan kesempatab . Minggat kamu!!..

94

23. Marsinah menayakan

hak dan kewajiban

kepada Tuhan.

Tokoh merasa kehidupan

tidak adil dan cenderung

berpihak kepada mereka

yang berkuasa.

Siapa Tuhan yang kukenal selain rasa takut

dan kemiskinan? Tidak ada Tuhan yang

diajarkan tuhan padaku selain pasrah,

bungkam dan patuh. Dia janjikan padaku

kehidupan sementara rezeki dan nafkaku

hidup sejaterah, sementara kehidupan yang

kuhadapi dibiarkan terperangkap kebodohan.

Kemana Tuhan yang kalian sebut-sebut

sedang menunjuk, ketika kebiadaban

merobek-robek kesucianku?

110-11

Page 84: NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA …

72

Keterangan:

1. Hati Nurani

2. Kebebasan dan Tanggung Jawab

3. Hak dan Kewajiban

4. Nilai dan Norma