newsletter - wordpress.com · 2010. 1. 11. · camping di sana, kami menyambutnya dengan gembira....

5
Sebelumnya, redaksi meminta maaf kepada VUISA-ers atas keterlambatan newsletter kali ini. Mengingat status pengelola dan pengisi rubrik-rubrik yang ada di newsletter mayoritas pelajar, sehingga tentunya prioritas utama berada di Australia adalah menyelesaikan tugas-tugas akademik. Namun, di tengah kesibukan tersebut newsletter edisi ketiga ini bisa hadir di tengah- tengah VUISA-ers. Seperti biasa, berbagai laporan kegiatan VUISA mewarnai edisi ini. Tulisan dari anggota VUISA pun kembali hadir dalam rubrik opini. Tanpa berpanjang lebar, redaksi ucapkan Selamat Menikmati! Kalender VUISA WELCOMING & FARE- WELL PARTY, 23 JANUARI 2010, FOOTSCRAY PARK OPEN HOUSE VUISA, 23-24 FEBRUARI 2010, VU FOOTSCRAY PARK CAMPUS OLAHRAGA RUTIN: TENNIS LAPANGAN, MINGGU, 08.00 AM, VU TENNIS COURT PUFFING BILLY TRIP, MARET 2010 CAMPING VUISA, TBA VUISA BADMINTON CUP, MEI 2010 REDAKSI 1 HIGHLIGHTS 1 RAGAM 2,3,4 OPINI 5 Edisi Kali Ini 11 Januari 2010 VICTORIA UNIVERSITY INDONESIAN STUDENT ASSOCIATION (VUISA) Newsletter Edisi Ketiga Selamat Datang New-comers di Victoria University, Melbourne H I G H L I G H T S Human Resources Development Quality for Reducing Unemployment Rate in Indonesia me- rupakan tema diskusi Vuisa pada tanggal 16 Oktober 2009. Seperti biasa, acara dise- lenggarakan di Footscray Campus dengan pembicara Bapak Viddy Arkas. Alumni dari School of Economic and Finance VU ini menjelaskan bagaimana permasalahan pengang- guran terdidik di Indonesia salah satunya terkait dengan beberapa permasalahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sesi diskusi ini menjadi sangat menarik karena para pe- serta diskusi bukan hanya dari pelaku di dunia pendidikan tetapi para pemegang kebi- jakan dan juga stakeholder yang begitu antusias untuk berbagi pengalamannya. Se- hingga informasi seputar issue ini menjadi semakin lengkap yang disertai dengan contoh- contoh faktual dari berbagai daerah di Indonesia terkait dengan permasalahan ini. Se- lain itu, moderator diskusi Dr. Richard Chauvel juga ikut berbagi bagaimana sistem pen- didikan di Australia khususnya di wilayah Victoria yang potensial untuk dimodifikasi dan diadopsi di Indonesia. Salah satu kesimpulan lain adalah, bahwa di masa mendatang diperlukan penataan dunia pendidikan untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (skill outcome), sehingga tidak hanya berfokus pada market driven. Diskusi Bersama Dr. Viddy Arkas R E D A K S I Distribusi Bantuan Gempa Tasikmalaya Pada tanggal 21 September penyerahan distsibusi bantuan untuk korban gempa di Tasik- malaya dilakukan di Kecama- tan Sodong Hilir Kabupaten Tasikmalaya, sebagai salah satu daerah yang cukup parah terkena gempa. Secuplik sua- sana penyerahan terlihat dalam beberapa foto berikut.

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Sebelumnya, redaksi meminta maaf kepada VUISA-ers atas keterlambatan newsletter kali ini.

    Mengingat status pengelola dan pengisi rubrik-rubrik yang ada di newsletter mayoritas pelajar,

    sehingga tentunya prioritas utama berada di Australia adalah menyelesaikan tugas-tugas

    akademik. Namun, di tengah kesibukan tersebut newsletter edisi ketiga ini bisa hadir di tengah-

    tengah VUISA-ers. Seperti biasa, berbagai laporan kegiatan VUISA mewarnai edisi ini. Tulisan

    dari anggota VUISA pun kembali hadir dalam rubrik opini. Tanpa berpanjang lebar, redaksi

    ucapkan Selamat Menikmati!

    Kalender VUISA WELCOMING & FARE-

    WELL PARTY, 23 JANUARI

    2010, FOOTSCRAY PARK

    OPEN HOUSE VUISA,

    23-24 FEBRUARI 2010,

    VU FOOTSCRAY PARK

    CAMPUS

    OLAHRAGA RUTIN:

    TENNIS LAPANGAN,

    MINGGU, 08.00 AM,

    VU TENNIS COURT

    PUFFING BILLY TRIP,

    MARET 2010

    CAMPING VUISA, TBA

    VUISA BADMINTON CUP,

    MEI 2010

    REDAKSI 1

    HIGHLIGHTS 1

    RAGAM 2,3,4

    OPINI 5

    Edisi Kali Ini

    11 Januari 2010

    V I C T O R I A U N I V E R S I T Y I N D O N E S I A N S T U D E N T A S S O C I A T I O N ( V U I S A )

    Newsletter Edisi Ketiga

    Selamat Datang New-comers di Victoria University, Melbourne

    H I G H L I G H T S

    Human Resources Development Quality for Reducing Unemployment Rate in Indonesia me-rupakan tema diskusi Vuisa pada tanggal 16 Oktober 2009. Seperti biasa, acara dise-lenggarakan di Footscray Campus dengan pembicara Bapak Viddy Arkas. Alumni dari School of Economic and Finance VU ini menjelaskan bagaimana permasalahan pengang-guran terdidik di Indonesia salah satunya terkait dengan beberapa permasalahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sesi diskusi ini menjadi sangat menarik karena para pe-serta diskusi bukan hanya dari pelaku di dunia pendidikan tetapi para pemegang kebi-jakan dan juga stakeholder yang begitu antusias untuk berbagi pengalamannya. Se-hingga informasi seputar issue ini menjadi semakin lengkap yang disertai dengan contoh-contoh faktual dari berbagai daerah di Indonesia terkait dengan permasalahan ini. Se-lain itu, moderator diskusi Dr. Richard Chauvel juga ikut berbagi bagaimana sistem pen-didikan di Australia khususnya di wilayah Victoria yang potensial untuk dimodifikasi dan diadopsi di Indonesia. Salah satu kesimpulan lain adalah, bahwa di masa mendatang diperlukan penataan dunia pendidikan untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (skill outcome), sehingga tidak hanya berfokus pada market driven.

    Diskusi Bersama Dr. Viddy Arkas

    R E D A K S I

    Distribusi Bantuan Gempa Tasikmalaya

    Pada tanggal 21 September penyerahan distsibusi bantuan untuk korban gempa di Tasik-malaya dilakukan di Kecama-tan Sodong Hilir Kabupaten Tasikmalaya, sebagai salah satu daerah yang cukup parah terkena gempa. Secuplik sua-sana penyerahan terlihat dalam beberapa foto berikut.

  • R · A · G · A · M

    Hal. 2

    Phillip Island meru-pakan salah satu tem-pat wisata paling populer di Victoria, yang terkenal dengan Penguin dan MotoGP nya. Maka ketika VUISA, yang dikoor-dinir oleh Bp. Windu, memutuskan untuk

    camping di sana, kami menyambutnya dengan gembira. Kami memang belum pernah pergi ke Phillip Island, pin-guinnya yang terkenal membuat kami yang datang dari daerah tropis penasaran (maklum, di kebun binatang di Jakarta tidak ada penguin). Ternyata banyak orang yang berminat untuk ikut camping di Phillip Island tersebut. Tercatat kurang lebih 33 orang dewasa dan anak-anak yang ikut meliputi keluarga ke-luarga Empire Street, Eldridge Street, Laverton serta rekan-rekan keluarga Bp. Windu. Persiapan untuk camping ini juga lumayan seru mengingat sebagian besar peserta belum pernah punya pengalaman camping di Australia. Hunting tenda yang merupakan sarana wajib dilakukan para peserta melalui berbagai cara ada yang berbelanja di toko perlengkapan camping ada juga yang melalui gumtree. Akhirnya tibalah saat keberangkatan. Kami berkumpul di Empire Street untuk berangkat secara berombongan. Per-jalanan yang memakan waktu sekitar 3 jam lebih terbalas dengan pemandangan yang menarik sepanjang jalan terutama di daerah San Remo. Kami beristirahat sejenak di perjalanan untuk meluruskan kaki dan pinggang yang pegal. Sayangnya, di daerah tersebut tidak ada toilet. Akhirnya sampai juga di Phllip Island. Tadinya kami ber-fikir camping site-nya itu di daerah hutan atau pasir di pinggir pantai ternyata kami camping di dalam resort tepatnya Phillip Island Caravan Park. Resort tersebut dikelola Big4. Fasilitas di tempat camping sangat lengkap mulai dari toilet dan shower yang dilengkapi air panas sampai dapur umum yang lengkap dengan kompor, micro-wave dan grill buat barbeque, fasilitas bermain anak anak juga lengkap. Tepat di depan resort adalah pantai yang cantik dan sepi, sepertinya pengunjung pantai itu khusus hanya pengunjung resort. Tanpa membuang-buang waktu, segera telah mendirikan tenda, kami berangkat ke tujuan wisata pertama yaitu chocolate factory. Di peta keliatannya lumayan dekat dari camping site sehingga beberapa teman memilih ber-jalan kaki kesana. Tetapi ternyata berjalan kaki di bawah terik sinar matahari untuk jarak yang ternyata lumayan jauh melelahkan juga, sehingga beberapa teman memanggil keluarganya untuk menjemput dengan mobil…

    Sore hari kami berangkat ke The Nobbies yang berada di ujung barat pulau. The Nobbies merupakan formasi batuan yang be-sar dengan pemandangan yang indah dan blowhole-nya yang terkenal. Kami menyusuri boardwalks untuk berjalan mengitari susunan batu dan karang dimana banyak sekali terdapat bu-rung laut (lokasi di sekitar boardwalks disebut Sea Bird Garden saking banyaknya burung laut!). What a magnificent view! Satu setengah kilo meter lepas pantai the Nobbies terdapat formasi batuan Seal Rocks tempat berjemur singa laut yang terkenal. Tetapi saat itu kami tidak dapat melihat singa laut yang berje-mur. Setelah itu kami berangkat menuju atraksi Penguin Parade. Atraksi ini dimulai pada saat matahari tenggelam, karena pen-guin baru kembali ke sarang pada saat itu. Sayangnya di venue ini kami tidak boleh memotret para penguin tersebut. Kami duduk di tempat yang khusus disediakan bagi pengunjung. Setelah lama, muncullah para penguin tersebut berbaris dari laut menuju ke sarangnya. Penguin di Phillip Island merupakan jenis yang terkecil di dunia dengan tinggi 40 cm dan berat 1 kg untuk penguin dewasa. Yang menarik adalah kami bisa ikut menyusuri perjalanan penguin tersebut ke sarangnya di atas boardwalks. Dari sini bisa diambil pelajaran bahwa ternyata tourism bisa berjalanan beriringan dengan konservasi binatang liar in situ. Malamnya kami menginap di tenda setelah makan baksonya bu Min dan pastelnya bu Jum diiringi petikan gitar pak Puji. Paginya kami sarapan bareng bareng. Meskipun tersedia dapur umum, tetapi kami memilih duduk di atas tikar sambil memasak telur dan mie dengan kompor yang dibawa dari rumah, makan nasinya pak Kholis dan ikan bakarnya pak Ali. Serasa camping betulan. Setelah membereskan tenda, kami pergi ke Cowes yang meru-pakan pusat kota di Phillip Island. Sebagian pergi melihat Grand Prix circuit yang biasa dipakai untuk MotoGP. Cowes merupakan kota kecil, kompak, penuh turis dan mempunyai pan-tai yang cantik. Kami bermain di pantai dan dermaga sambil menyantap fish & chips. Phillip Island mempunyai banyak pantai yang menawan, oleh karena itu menjelang siang, kami berpin-dah ke pantai lainnya. Sebagian pergi ke Smith Beach, pantai buat bermain anak2 sebagian pergi ke Woolamai Beach, pantai buat berolahraga baik itu surfing ataupun voli pantai.

    Menjelang sore kami bersiap siap pulang kembali ke Footscray.

    Sebenarnya masih banyak yang ingin dilihat seperti Koala Con-

    sercation Centre, Rhyll dan

    lainnya tetapi waktu tidak

    mencukupi. Kegiatan ini

    semakin mendekatkan

    para warga Indonesia

    yang berada di daerah

    Footscray. Ditunggu camp-

    ing selanjutnya (Estty).

  • Hal. 3

    R · A · G · A · M

    Distribusi Bantuan Gempa Padang

    Annual General Meeting PPIA Victoria

    Sebagai salah satu bagian dari PPIA

    Victoria, VUISA merasa penting untuk

    terlibat secara aktif dalam kegiatan-

    kegiatan PPIA VIictoria. Untuk itu,

    pada saat pelaksanaan Annual Gen-

    eral Meeting PPIA Victoria, be-

    berapa perwakilan VUISA hadir

    dalam acara ini. Pelaksanaan acara

    berlangsung pada hari Minggu, 1

    November 2009, bertempat di Aula

    Utama Konsulat Jenderal RI, Mel-

    bourne. Acara ini dimulai kurang

    lebih 1.30, yang berarti terlambat

    sekitar setengah jam dari yang di-

    jadwalkan sebelumnya. Terdapat 2

    acara utama dalam AGM ini, yakni

    pertanggungjawaban ketua lama

    dan pemilihan ketua baru. Sebelum

    pelaksanaan pertanggungjawaban,

    forum juga memilih Presidium yang

    akan memimpin rapat AGM dari

    awal sampai akhir.

    Dalam pemilihan Presidium ini, tiap

    ranting PPIA, termasuk perwakilan

    dari Victoria University, mengajukan satu nama calon untuk nantinya dipilih menjadi

    salah seorang dari 3 presidium. Mengingat, jumlah ranting yang mengajukan ada 8,

    maka perlu dipilih 3 orang dari 8 tersebut untuk menjadi anggota Presidium. Setelah

    melalui musyarawah, terpilihlah 3 orang untuk memimpin rapat yakni: Iwan Juwana

    (Victoria University), Imung (Melbourne University) dan Sigit (La Trobe University).

    Acara pertanggungjawaban ketua lama berlangsung lancer, yang kemudian dilanjut-

    kan dengan perumusan mandate dari forum untuk disampaikan nantinya kepda ketua

    baru terpilih.

    Dalam sesi pemilihan ketua baru, kembali masing-masing ranting berhak mengajukan

    calon untuk menjadi ketua PPIA Victoria periode 2009-2010. Sebanyak 8 calon dari

    masing-masing ranting kemudian diusulkan, plus satu calon dari PPIA Cabang Victoria.

    Dengan demikian, terdapat total 9 orang calon ketua, yang juga notabene jumlah

    calon terbanyak dalam sejarah pelaksanaan pemilihan ketua.

    Dari Victoria University, diusulkan Iwan Juwana untuk menjadi calon ketua. Terlihat

    rasa kaget yang luar biasa di wajah yang bersangkutan, karena sebelumnya tidak

    memiliki niat dan persiapan untuk menjadi salah satu kandidat ketua PPIA Victoria.

    Setelah pemaparan visi & mis, kemudian dilanjutkan dengan musyarawah.

    Sayangnya, dalam musyarawah ini tidak dicapai kata sepakat untuk memilih satu

    orang ketua, sehingga voting pun tidak terelakkan.

    Usai perhitungan hasil voting, terpilihlah Sdri Nitya dari Melbourne University menjadi

    Ketua PPIA Victoria 2009-2010, sedangkan calon dari Victoria University menempati

    urutan ke-4, dari 9 calon.

    Sedangkan untuk bantuan Padang, penyerahan di-lakukan dalam dua gelombang. Suasana penyera-han bantuan dari VUISA-ers sempat tertangkap dalam berbagai foto berikut.

    READY IN STOCK! KAOS VUISA

    Ukuran: XS/S; XL; L dan M Lengan pendek dengan

    harga 15 dolar/kaos, Ukuran: M Lengan panjang

    dengan harga 16 dolar/kaos

    Berminat? Hubungi Leni atau Erwin di alamat e-mail :

    [email protected] or [email protected] or

    0432521360 (Leni-Three). Pembayaran bisa

    dilakukan cash pada saat mengambil kaos atau

    transfer ke rekening: Commonwealth Bank, BSB: 063132,

    NoRek: 10921841, a.n. N. Ni Nyoman. Jangan lupa untuk

    mencantumkan nama pemesan pada saat transfer

    (Contoh : Kaos Leni).

    Kaos bisa di ambil di rumah Leni/Hendro di

    alamat : 5/26 Eldridge Street, Footscray

    No telp Leni : (seperti tercantum diatas)

    No. telp Hendro : 0412640955

    http://au.mc543.mail.yahoo.com/mc/[email protected]://au.mc543.mail.yahoo.com/mc/[email protected]

  • Hal 4

    R · A · G · A · M

    Sebagai upaya untuk mensukseskan program kerja, pengurus VUISA telah menyelenggarakan mid-year meeting pada 14 Desember 2009 di Footscray Park Campus. VUISA merupakan club resmi yang ada di Victoria University, Melbourne, yang juga merupakan saah satu Persatuan Pelajar Indonesia (PPIA) di cabang state Victoria, Australia. Pada kesempatan ini telah hadir sebagian besar pengurus dengan agenda evaluasi program kerja dan persiapan kegiatan Orientasi 2010 VU International (semacam orientasi pengenalan kampus, di Indonesia kepada mahasiswa baru). Kesempatan kali ini, salah satu agenda adalah upaya pengurus VUISA untuk mencari solusi belum aktifnya website club. Domain www.vuisa.org yang masih dalam pengembangan akan terus diperbaiki content dan feature tambahan lainnya, sementara www.vuisa.wordpress.com digunakan sebagai official website untuk memposting informasi kegiatan VUISAers dalam jaringan internet. Pembahasan lain adalah upaya VUISA untuk mengintensifkan monthly discussion dalam rentang waktu 1 semester sisa periode kepengurusan.

    Sebagai bagian dari refreshing dan aktivitas sosial lainnya, pengurus VUISA sedang merencanakan adanya welcoming party kepada mahasiswa baru Indonesia di Victoria University pada 23 Januari 2010. Secara umum mahasiswa baru Indonesia di Victoria University berasal dari peserta beasiswa ADS, ALA, DIKTI, dan spesialized

    scholarships lain serta full-paid private student. Isu akomodasi sementara dibahas untuk menyediakan informasi ketersediaan kamar kosong dari warga VUISA kepada pendatang baru kita. Lebih dari 10 mahasiswa baru akan datang pada Januari 2010. Selain itu, agenda trip keluarga besar VUISA juga direncakan, semisal Puffing Billy sekitar April 2010. kemudian, tim kesejahteraan VUISA, seperti biasanya yang selalu aktif untuk fund raising club, membahas kemungkinan melakukan GARAGE SALE atas barang layak pakai VUISA-ers. Agenda penting lainnya adalah persiapan Orientasi 2010 VU Internasional, 23-24 Februari 2010. Kegiatan ini difasilitasi Victoria University Student Union (VUSU) bertempat di Foorscray Park Campus. Rekan-rekan mahasiswa baru VU yang tersebar di kampus City, Werribee, St. Alban dan lainnya diharapkan hadir di main campus VU ini. VUISA sebagai klub resmi di VU akan turut aktif dalam merepresentasikan International Student Club dari Indonesia Raya. Periode mendatang VU akan kedatangan lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia dengan dibukanya VU Indonesian Representative di Jakarta dengan contact person Ibu Apriliya dengan email: [email protected]

    Pada kesempatan ini Presiden VUISA, Ali Hapsah,

    mengungkapkan adanya kemungkinan VUISA akan

    menjadi host kegiatan PPIA Pusat yakni Indonesian

    International Education Conference. Pihak Victoria

    University sendiri secara eksplisit menyatakan kesediaan

    untuk mensupport sebagian pendanaan kegiatan yang

    akan dihadiri Menteri Pendidikan Nasional, pihak DIKTI

    serta Menteri Andi Malaranggeng. Kita tunggu kabar

    selanjutnya, mengingat PPIA universitas lain juga

    berkompetisi untuk menjadi host kegiatan bergengsi ini.

    Koordinasi Tengah Tahun Pengurus VUISA

    WE ARE ON THE WEB!

    www. vuisa.wordpress.com mail-list: [email protected]

    http://www.vuisa.org/http://www.vuisa.wordpress.com/

  • Hal. 5

    O P I N I

    Redaksi Newsletter

    Penanggung Jawab: Presiden VUISA Tim: Iwan Juwana, Nur Asyik Hidayatullah, Johanis Bay

    Kontribusi tulisan dapat dikirim melalui e -mail: [email protected]

    IBU : POSISI YANG (BELUM) DIHARGAI

    Oleh: Ibu Nophie

    Sebagai seorang ibu dan sekaligus juga kandidat

    doktor, saya merasa sangat beruntung karena

    memiliki dua kali kesempatan untuk

    mempresentasikan makalah penelitian saya yang

    bertema motherhood dilihat dari perspektif buruh

    migran perempuan Indonesia di dua konferensi

    bertaraf internasional di Brisbane, yang diadakan

    oleh Association Research on Mothering –

    Australia (ARM-A). Sebuah assosiasi bertaraf

    internasional yang berkantor pusat di Toronto,

    Kanada.

    Kenapa saya sebut sebagai sebuah

    keberuntungan, sebetulnya karena ada beberapa

    alasan.

    Pertama, saya boleh menceritakan kepada begitu

    banyak perempuan (peserta laki-lakinya biasanya

    lebih sedikit) mengenai konsep ‘ibu’ yang sangat

    jarang dibicarakan oleh berbagai kalangan

    masyarakat Indonesia. Seringkali secara sadar

    ataupun kurang sadar, kita menganggap bahwa

    ‘menjadi ibu’ adalah suatu hal yang natural dan

    dimiliki oleh semua perempuan semenjak mereka

    lahir ke dunia ini. Padahal, sama seperti gender

    yang menempel pada ke-perempuan-an dan ke-

    laki-laki-an kita, konsep ke-ibu-an juga

    dikonstrusikan oleh nilai-nilai yang ada di sekitar

    kita dan bukan bersifat kodrat (Blackburn 2004;

    Hidajadi 2001; Utomo & Hatmadji 2004)

    Kedua, adanya kesempatan secara terbuka untuk

    mencoba ‘menyuarakan’ pengalaman hidup ibu-

    ibu yang menjadi buruh migran kepada

    perempuan-perempuan yang datang dari

    berbagai negara dan organisasi. Mencoba

    ‘menceritakan ulang’ kisah kehidupan ibu-ibu

    yang saya wawancarai beberapa waktu yang lalu

    di sebuah kampung di Cianjur (Jawa Barat) dan

    di sebuah desa di Purworkerto (Jawa Tengah)

    merupakan sebuah momen yang paling

    membahagiakan sekaligus menyedihkan buat

    saya. Bahagia, karena melalui pengalaman

    merekalah saya boleh menjadi ‘kaya’ dalam hal

    pengalaman dan penelitian. Tetapi sekaligus juga

    menjadi terharu karena sebagai seorang ibu, saya juga bisa

    mencoba berempati dengan pengalaman mereka menjadi

    ‘ibu jarak jauh’ (mothering from a distance) selama

    beberapa tahun lamanya (Parrenas 2001). Pengalaman

    hidup mereka adalah sebuah kontradiksi antara labour of

    love (bekerja demi cinta) dan labour of sorrow (bekerja

    dalam duka) (Parrenas 2005).

    Ketiga, melalui presentasi singkat tersebut, saya

    menyampaikan secara gamblang bahwa begitu banyak ibu

    yang ‘terpaksa’ harus meninggalkan anak-anak mereka di

    Indonesia untuk mengasuh anak-anak majikan mereka di

    negara lain, demi keberlangsungan hidup keluarga mereka

    di Indonesia. Situasi ini adalah suatu ‘ketidakadilan’ dalam

    hal cinta, energi dan waktu yang seringkali terlupakan oleh

    banyak orang, termasuk pemerintah Indonesia. Baik suka

    ataupun tidak, ibu-ibu yang menjadi buruh migran telah

    memberikan cinta, energi dan waktu mereka BUKAN

    kepada anak-anak mereka, akan tetapi kepada anak-anak

    majikan mereka yang tentunya memiliki lebih banyak uang,

    kekuasaan dan kesempatan, meskipun status mereka

    adalah sama, seorang IBU (Hochschild 2002). Dengan kata

    lain, ada kemungkinan yang sangat besar bahwa anak-anak

    di Indonesia kekurangan kasih sayang dari ibu mereka

    sementara anak-anak di negara ‘importir’ menikmati kasih

    sayang yang sangat berlimpah dari buruh migran

    perempuan tersebut (Pyle 2006).

    Hal terakhir yang saya sampaikan dalam presentasi saya

    adalah ‘tantangan’ untuk meninjau ulang arti ‘ibu yang

    baik’, bukan lagi secara universal dan seragam. Akan tetapi

    justru membuka kesempatan bagi banyak ibu yang menjadi

    buruh migran untuk membuat definisi yang baru dari sudut

    pandang dan pengalaman hidup mereka. Definisi ‘ibu yang

    baik’ tidak lagi bisa ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut

    oleh perempuan yang memiliki ‘kulit putih’ dan

    ‘kaya’ (Glenn 1994).

    Setelah duduk, berinteraksi dan bertukar pengalaman

    dengan banyak peserta konferensi, akhirnya tibalah saat

    untuk melakukan refleksi bersama mengenai tema yang

    diusung oleh kita semua: IBU. Kurang beruntungnya, kami

    semua bersepakat bahwa posisi ibu adalah sebuah posisi

    yang (katanya) mulia, tetapi belum dilihat sebagai sebuah

    posisi yang berharga. Bahkan belum dinilai sebagai sebuah

    pilihan bebas gender, karena sebetulnya tugas kodrati

    seorang ibu adalah HANYA hamil dan melahirkan dan bukan

    KESELURUHAN pekerjaan domestik lainnya yang idealnya

    bisa dinegosiasikan dengan seluruh anggota keluarga,

    perempuan dan laki-laki.

    WE ARE ON THE WEB!

    www. vuisa.wordpress.com mail-list: [email protected]