new peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan … · 2019. 5. 10. · halus serta...

15
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt 133 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menempel di Kelompok Bermain H. Abarua Prodi Pendidikan Luar Sekolah FKIP-Universitas Pattimura E-mail: [email protected] Artikel diterima: 20 April 2017; direvisi 18 Mei 2017; disetujui 22 Juni 2017 ABSTRACT Childhood is the most crisis period in the growth and development of human life both in terms of physical and emotional. At this time the child's character begins to be formed and will continue to grow and will be attached to him to adulthood. Therefore, since the early child needs to be taught character education and life skills are right so that someday the child becomes a qualified human being independent and good moral. In early childhood learning should be packaged in the form of games according to the age of the child, early childhood is the age of play, therefore, learning situations, procurement and organizing learning means should be designed for learning activities while playing. (Life-oriented Life Skills Guidelines). The problem that we face in KB Mawar FKIP Unpatti is the lack of children's room to play and the children's play facilities are very limited / minimal, so that the motor lesson and motor lesson in children less than the maximum. This study aims to identify and describe matters related to improving the fine motor ability of children in the learning process through attached activities in KB Mawar FKIP Unpatti Ambon. This research is a Classroom Action Research. The subjects of this study were students of KB Mawar FKIP Unpatti Ambon, amounting to 18 people. Data collection techniques are observation, interview, field note and documentation study. This classroom action research procedure is carried out in two cycles, namely cycle I and cycle II. The results showed that in the first cycle, there are still students who do not meet the criteria of the indicators conducted by the tutor, so it can be said as a weakness encountered in the implementation of the first cycle action, while in cycle II students are very active to hear the teacher explanation. Very active in question is that students can follow the teacher's explanation well so that what is assigned can be done well. Thus it can be concluded that with the sticking activity can improve the fine motor skills of early childhood in KB Mawar FKIP Unpatti Ambon. Keywords: motor fine motor ability; activity attached This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2017 by author.

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

133

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak

Melalui Kegiatan Menempel di Kelompok Bermain

H. Abarua Prodi Pendidikan Luar Sekolah FKIP-Universitas Pattimura

E-mail: [email protected]

Artikel diterima: 20 April 2017; direvisi 18 Mei 2017; disetujui 22 Juni 2017

ABSTRACT

Childhood is the most crisis period in the growth and development of human life

both in terms of physical and emotional. At this time the child's character begins

to be formed and will continue to grow and will be attached to him to adulthood.

Therefore, since the early child needs to be taught character education and life

skills are right so that someday the child becomes a qualified human being

independent and good moral. In early childhood learning should be packaged in

the form of games according to the age of the child, early childhood is the age of

play, therefore, learning situations, procurement and organizing learning means

should be designed for learning activities while playing. (Life-oriented Life

Skills Guidelines). The problem that we face in KB Mawar FKIP Unpatti is the

lack of children's room to play and the children's play facilities are very limited /

minimal, so that the motor lesson and motor lesson in children less than the

maximum. This study aims to identify and describe matters related to improving

the fine motor ability of children in the learning process through attached

activities in KB Mawar FKIP Unpatti Ambon. This research is a Classroom

Action Research. The subjects of this study were students of KB Mawar FKIP

Unpatti Ambon, amounting to 18 people. Data collection techniques are

observation, interview, field note and documentation study. This classroom

action research procedure is carried out in two cycles, namely cycle I and cycle

II. The results showed that in the first cycle, there are still students who do not

meet the criteria of the indicators conducted by the tutor, so it can be said as a

weakness encountered in the implementation of the first cycle action, while in

cycle II students are very active to hear the teacher explanation. Very active in

question is that students can follow the teacher's explanation well so that what is

assigned can be done well. Thus it can be concluded that with the sticking

activity can improve the fine motor skills of early childhood in KB Mawar FKIP

Unpatti Ambon.

Keywords: motor fine motor ability; activity attached

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2017 by author.

Page 2: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

134

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran yang sangat strategis dalam proses

peletakan dasar pendidikan generasi bangsa pada masa mendatang. PAUD merupakan tahap

awal proses pendidikan yang diselenggarakan secara terstruktur dalam upaya pembentukan

sumber daya manusia Indonesia agar kelak mampu menjadi generasi yang handal dan mampu

membangun bangsanya serta memiliki harkat dan martabat yang mampu bersaing dengan

bangsa-bangsa lain. Anak pada masa usia dini memiliki karakteristik yang khas pada setiap

perkembangannya. Batasan anak usia dini sendiri disampaikan oleh NAEYC (National

Association for The Education of Young Children) adalah anak yang berada dalam rentang usia

0-8 tahun (Siti Aisyah 2008:1-3). Dalam rentang usia ini berbagai perkembangan terjadi dengan

sangat pesat. Sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasianal, menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini

merupakan suatu upayah yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memiliki jenjang

pendidikan yang lebih lanjut.

Terkait dengan uraian di atas, Conny R. Semiawan (Jalal, 2002: 16) menjelaskan bahwa

“bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan, bermain adalah aktivitas

yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian”. Melalui

bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, bermain bagi

anak usia dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek. Bermain adalah medium,

dimana anak menyatakan jati dirinya, bukan saja dalam fantasinya, tetapi juga benar nyata secara

aktif. Selain itu, bermain merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan belajar anak, dengan

menerapkan metode, strategi, sarana, dan media belajar yang merangsang anak untuk melakukan

eksplorasi, menemukan dan menggunakan benda-benda yang ada disekitarnya. Permainan juga

merupakan alat bagi anak untuk menjelajah dunianya, dari yang tidak dikenali, sampai pada yang

ia ketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya hingga mampu melakukannya. Secara tegas

dapat dikatakan bahwa belajar sambil bermain bagi anak usia dini merupakan prasyarat penting

bila orang tua menginginkan anaknya sehat mental. Akan tetapi sebagian kelompok bermain

belum bisa menerapkan model pembelajaran yang lebih mengedepankan pola bermain sambil

belajar.

Page 3: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

135

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan

belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen

yang ada dalam kegiatan belajar yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan

siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang professional

dalam membelajarkan siswa-siswanya. Perkembangan sains saat ini telah melaju dengan pesat

dan erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi memberikan

wahana yang memungkinkan sains berkembang dengan pesat. Hal ini menggungah para

pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada

penguasaan konsep sains, yang dapat bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat.

Untuk dapat menyesuaikan perkembangan sains, kreatifitas sumberdaya manusia merupakan

syarat untuk ditingkatkan. Jalur yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan sumberdaya manusia

adalah melalui jalur pendidikan (Dimyati & Mudjiono, 2002). Dunia anak adalah dunia

bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indra anak.

Bruner dan Donalson dari telaahnya menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam

kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak yang paling awal, dan pembelajaran itu sebagian

besar diperoleh dari bermain. Sayangnya, menurut Samples bermain sebagai gagasan yang

dikaitkan dengan pembelajaran kurang mendapatkan apresiasi dalam berbagai lingkungan

budaya (Supriadi, 2002: 40).

Prinsip dasar belajar untuk anak-anak haruslah menyenangkan (fun learning) karena belajar

dalam suasana yang menyenangkan akan menumbuhkan emosi positif. Dalam konteks penelitian

ini guru harus menciptakan suasana belajar yang sepenuhnya menyenangkan bagi anak.

Sehingga anak memiliki pengalaman atau kesan positif bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan

yang menyenangkan. Berdasarkan kajian-kajian dia atas, maka guru Paud dan orang tua perlu

mencermati aspek-aspek kepribadian yang ada dalam perkembangan anak, diantaranya aspek

aspek kognitif, aspek nilai moral, aspek kecerdasan, aspek motorik, aspek sosial emosional

(Kamtini &Tanjung, 2005). Kelima aspek tersaebut dapat mempengaruhi aspek pemikiran anak,

dan ini sangat bergantung pada kemampuan setiap individu. Oleh karena itu untuk menciptakan

pembelajaran pada kelompok bermain yang menyenangkan dan menumbuhkan minat belajar

pada anak, maka guru harus pandai dan cakap dalam memilih dan menentukan metode serta

materi pembelajaran. Sehingga situasi belajar tercipta menyenangkan dan dapat menarik minat

anak. Diharapkan dengan situasi tersebut potensi yang dimiliki anak dapat berkembang dengan

baik. Melihat dari fenomena yang terjadi maka di KB Mawar FKIP Unpatti Ambon perlu

Page 4: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

136

menerapkan bentuk pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak,

sehingga aktifitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujua pembelajaran.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang

berkaitan dengan meningkatkan kemapuan motorik halus anak pada proses pembelajaran melalui

kegiatan menempel pada KB Mawar FKIP Unpatti Ambon. Dalam penelitian ini penulis

memakai beberapa teori pendukung yang dapat memperkuat penulisan ini diantaranya adalah :

Hakekat Perkembangan Motorik Halus, Perkembangan Motorik Halus Anak, Kegunaan Motorik

Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang

di dalamnya memuat tentang pengertian motorik halus yang sebagaimana disampaikan oleh

Sumatri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan

sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan

dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat

untuk mengerjakan suatu objek. Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto

(2005:118), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak berkreativitas dengan

menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan

memasukkan kelereng. Perkembangan motorik halus anak yang di dalamnya menjelaskan

tentang kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan

koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui

kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusun balok,

memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan

sebagainya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun

2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Bab I Pasal 1 ayat 2, mengatakan

bahwa Standar Tingkat Pencapaian Anak Usia Dini selanjutnya disebut STTPA adalah kreteria

kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup

aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional serta seni.

Indikator kemamapuan motorik halus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 5: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

137

Tabel 1. Indikator Kemamapuan Motorik halus

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Motorik Halus 1. Menggambar sesuai gagasannya

2. Meniru bentuk

3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan

4. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar

5. Menggunting sesuai dengan pola

6. Menempel gambar dengan tepat

7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci.

Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal

mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk

mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan

didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan

anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan,

penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil. John

Lock (1632 - 1704), mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan bagi anak merupakan

faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Manusia hidup mengalami

perkembangan. Menurut Moh. Kasiram perkembangan adalah suatu proses perubahan yang

berlangsung secara teratur dan terus menerus baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

atau kurang dari hal-hal yang telah ada maupun perubahan karena timbulnya unsure-unsur yang

baru. Sedangkan Sumadi Surya Brata (1990:71) menyatakan bahwa perkembangan adalah

perubahan-perubahan kearah yang lebih dewasa.

Kegunaan/Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Bermainnya. Pendidikan anak

usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir dan sampai

dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Perkembangan motorik adalah

perkembangan dari unsure pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan

motorik berkembang dengan kematangan syaraf dengan otot. Menggunakan motorik halus

adalah dengan cara menggerakkan otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan

bergerak, yang bisa mencakup beberapa fungsi yang melalui keterampilan motorik halus anak

dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan anak dapat menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekolahnya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan

menggunakan jari-jemari tangan dengan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

Page 6: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

138

Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

keterampilan motorik halus pada anak. Menempel sering disebut kolase. Kegiatan menempel

adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak karena berkaitan dengan meletakkan

dan merekatkan sesuatu sesuka mereka. Dari pengertiannya, kolase adalah penyusunan berbagai

bahan pada sehelai kertas yang datar. Bahan yang digunakan untuk direkatkan terdiri dari

berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan benda-benda menarik lainnya, bisa 2

dimensi atau 3 dimensi.

Menempel untuk anak usia dini dilakukan dengan memperhatikan beberapa ketentuan.

Ketentuan tersebut dbuat untuk dapat memaksimalkan anak mengoptimalkan segala aspek

perkembangannya. Anak diberi kebebasan untuk membentuk apapun sesuai dengan imajinasi

dan kreativitasnya. Peran pendidik atau guru dalam mengoptimalkan kemampuan anak tersebut

adalah dengan bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pendidik sebagai fasilitator

dimaksudkan untuk menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan. Keanekaragaman bahan

yang disediakan oleh pendidik dapat mempengaruhi pengembangkan kreativitas anak. Bahan

yang beranekaragam tersebut juga membantu pendidik untuk memberi semangat kepada anak

dalam mencegah rasa bosan yang dialami anak.

Pendidik harus berusaha mengumpulkan bahan-bahan yang unik dan belum pernah

digunakan anak untuk menempel. Bahan-bahan didapat dari lingkungan sekitar. Bahan yang

didapat dari barang bekas membuat kegiatan menempel semakin menarik. Barang bekas untuk

menempel bisa didapatkan dari kardus susu bekas, kantong belanja, majalah, kaleng, sarung

buah dan lain sebagainya. Semakin beragam bahan yang disediakan akan semakin baik. Bahan

menempel bisa juga dibuat sendiri oleh anak. Anak membentuk kertas gambar dengan kuas dan

cat kemudian mengeringkannya dan memotong kertas tersebut sesuai dengan keinginan. Proses

kegiatan menempel untuk anak usia dini menekankan kebebasan anak untuk berkreasi.

Kreativitas anak akan tertuang dalam hasil karya anak-anak.

Selain itu juga ada beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian yang

berhubungan dengan kegiatan menempel dalam mengembangkan kemampuan motorik halus

anak diantaranya adalah : Diah Hidayah 2014.1 Kegiatan Pengembangan Anak Usia

Dini Tentang Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mewarnai, Mengunting,

Menempel (3M). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pembelajaran

motorik halus anak melalui kegiatan mewarnai,mengunting, menempel(3M) di KB Srikandi I

Payolebar yang hampir setiap anak menyukai kegiatan tersebut. Metodelogi Penelitian terdiri

Page 7: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

139

atas subjek penelitian yaitu anak-anak, pendidik dan pengelola, metode penelitian menggunakan

metode interpretativ dan instrumen penelitian yang digunakan, adalah observasi wawancara dan

dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode, permainan, pemberian tugas, dan eksperimen

yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa KB Srikandi I payolebar mempunyai

program mengembangkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

mewarnai,mengunting, menempel(3M) berbagai macam gambar dan pola manfaat penelitian

tersebut adalah dapat merangsang perkembangan kreatifitas dan imajinasi anak dan untuk

mengetahui kemampuan motorik halus anak serta untuk melatih anak dalam ketelitian dan

konsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada kepala sekolah dan guru

PAUD untuk senantiasa mengembangkan kemampuan motorik halus anak dengan media dan

sarana serta pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga dapat merangsang aspek

perkembangan motorik halus anak sehingga anak akan lebih kreatif.

Sementara Apri Tri Sulastri, NIM. 12111247024. Dengan kata kunci Kata kunci:

Keterampilan Motorik Halus, Kegiatan Mosaik, Kelompok B. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan mosaik pada anak Kelompok B

TK Pamardisiwi Muja-Muju Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas kolaboratif dengan menggunakan modifikasi model Kemmis dan Mc Taggart.

Subjek penelitian adalah anak Kelompok B yang berjumlah 15 anak terdiri dari 9 anak laki-

laki dan 6 anak perempuan. Objek penelitian ini adalah keterampilan motorik halus.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Instrumen yang digunakan adalah

pedoman observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Indikator

keberhasilan yang ditetapkan yaitu jika minimal 80% dari 15 anak memiliki

keterampilan motorik halus dengan kriteria berkembang sangat baik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus anak kelompok B TK Pamardisiwi Muja-Muju

dapat ditingkatkan melalui kegiatan mosaik. Peningkatan keterampilan motorik halus anak

dapat dilihat pada hasil penelitian pratindakan diperoleh 33,3% atau 5 anak dari 15 anak

berada pada kriteria berkembang sangat baik. Pada siklus I diperoleh 73,33% atau 11 anak

dari 15 anak yang berada pada kriteria berkembang sangat baik. Pada siklus II diperoleh

93,33% atau 14 anak dari 15 anak berada pada kriteria berkembang sangat baik.

Penelitian dihentikan sampai Siklus II karena sudah memenuhi keriteria keberhasilan

indikator yaitu minimal 80% dari 15 anak motorik halusnya berkembang sangat baik. Cara

Page 8: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

140

yang dilakukan yaitu 1) anak mengambil benda kecil dengan dua jari, 2) anak diminta

menempel benda-benda kecil, seperti kertas dipotong kecil-kecil, daun dan biji-bijian pada pola

yang sudah disediakan guru. Tindakan tersebut dapat meningkatkan keterampilan motorik

halus anak.

METODE

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian tindakan kelas.

Arikanto dkk (2006:3) memberikan kesimpulan penelitian tindakan kelas adalah suatu

pengamatan terhadap aktivitas belajar yang berupa sebuah tindakan yang sengaja dilakukan di

dalam kelas. Penelitian ini berlangsung di KB Mawar FKIP Unpatti Ambon. Subjek penelitian

ini adalah siswa Kelompok Bermain Mawar FKIP Unpatti Ambon yang berjumlah 18 orang.

Untuk memperoleh data dari sumber data, maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah: 1) Pedoman observasi, berupa format pengamatan yang harus diisi oleh observer; 2)

Pedoman wawancara, berupa format wawancara yang digunakan peneliti untuk mengajukan

pertanyaan kepada para siswa; 3) Catatan lapangan, berupa hasil temuan atau kejadian penting

selama proses pembelajaran serta 4) Studi dokumentasi yang berupa dokumen berkaitan dengan

penelitian yang bermaksud untuk memperoleh data atau informasi untuk melengkapi data yang

diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui : 1) Observasi ini dilakukan

untuk memantau proses dan dampak pemanfaatan limbah pantai untuk meningkatkan kreativitas

belajar anak yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan yang akan

dilakukan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung manfaat limbah pantai untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak di lapangan dan mencatatnya dalam catatan

secara apa adanya; 2) Wawancara yang dalam penelitian akan ditujukkan kepada guru untuk

memperoleh data yang berkenaan dengan motorik halus anak dengan menggunakan limbah

pantai (kulit siput); 3) Catatan lapangan, yang dimaksudkan di sini adalah mencatat hasil temuan

atau kejadian penting selama proses pembelajaran; dan 4) Studi dokumentasi dalam penelitian

ini dilakukan untuk mempelajari dan mendalami berbagai dokumen berkaitan dengan penelitian

yang bermaksud untuk memperoleh data atau informasi untuk melengkapi data yang diperlukan.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, yaitu : 1) Siklus I

selama dua kali pertemuan; dan 2) Siklus II selama dua kali pertemuan. interval kategori

Page 9: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

141

penilaian perkembangan motorik halus anak serta interval kriteria keberhasilan anak dapat

terlihat pada tabel-tabel berikut ini :

Table 2. Interval kategori Penilaian Perkembangan Motorik Halus Anak

No Interval Interpretasi Penilaian

1 1 < 5 (Belum Berkembang)

2 2 5 – 6 (Mulai Berkembang)

3 3 7 – 8 (Berkembang Sesuai harapan)

4 4 8 – 10 (Berkembang Sanggat Baik)

Table 3. Interval Kriteria Keberhasilan Anak

No Interval Interpretasi Penilaian

1 < 50 % < 5 (Belum Berkembang)

2 51 – 70 % 5 – 6 (Mulai Berkembang)

3 71 – 80 % 7 – 8 (Berkembang Sesuai harapan)

4 81 – 100 % 8 – 10 (Berkembang Sanggat Baik)

Sumber : Depdiknas (2004)

HASIL

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Mawar FKIP Unpatti Ambon. penelitian

ini dilaksanakan 1 bulan yaitu pada bulan April 2017. Data perkembangan kemampuan

motorik halus anak pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk

tabel hasil pengamatan

kemampuan motorik halus pada Siklus I. Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat

kegiatan menempel dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak dengan

menggunakan interval kategori penilaian perkembangan motorik halus anak serta interval kriteria

keberhasilan anak.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Halus Pada Siklus I

No

Indikator

Hasil Penilaian

Total BB MB BSH BSB

F % F % F % F %

1 Meniru bentuk 2 11 10 56 6 33 0 0 18

2

Melakukan eksplorasi

dengan berbagai media

dan kegiatan

1

6

9

50

8

44

0

0

18

3 Menempel gambar

dengan tepat

3

17

13

72

2

11

0

0

18

Keterangan:

BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Dari tabel 4. dapat dijelaskan bahwa untuk indikator meniru bentuk huruf khususnya huruf A

dan menempel bentuk ikan, anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 2 oraang (11%),

Page 10: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

142

mulai berkembang (MB) 10 orang (56%), berkembang sesuai harapan ( BSH) 6 orang (33%).

Indikator yang kedua melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan anak yang

belum berkembang (BB) sebanyak 1 oraang (6%), mulai berkembang (MB) 9 orang (50%),

berkembang sesuai harapan ( BSH) 8 orang (44%) dan indikator ke 3 yaitu menempel gambar

dengan tepat anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 3 oraang (17%), mulai berkembang

(MB) 13 orang (72%), berkembang sesuai harapan (BSH) 2 orang (11%) untuk lebih jelas dapat

diilustrasikan dalam gambar 1. dibawah ini:

Gambar 1. Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Halus Siklus 1

Kolaborasi yang dilakukan peneliti dengan observer untuk menganalisa hasil penelitian pada

siklus I berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan tentang motorik halus anak dengan kegiatan

menempel dapat disimpulkan bahwa kemampun motorik halus anak pada KB Mawar FKIP

Unpatti Ambon rata-rata masih berada pada tingkat mulai berkembang. Hal ini didasarkan pada

capaian nilai yang diperoleh anak dalam lembar observasi aktivitas belajar, dimana jika nilai

seluruh anak didik dirata-ratakan maka diketahui bahwa nilai kemampuan yang dicapai dengan

menggunakan kriteria terhadap tiga aspek indikator mencapai kategori mulai berkembang. Anak

sesuai dengan indikator keberhasilan yang dicapai. Masih terdapatnya anak didik yang tidak

memenuhi kriteria indikator yang dilakukan tutor dapat dikatakan sebagai kelemahan yang

ditemui dalam pelaksanaan tindakan sehingga perlu dilaksanakan pembelajaran perbaikan pada

siklus ke II.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi siklus I.

berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I diketahui bahwa motorik halus anak didik masih

belum berkembang, sehingga diperlukan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan kognitif

anak didik tersebut agar lebih berkembang dengan baik.

Page 11: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

143

Tabel 5. Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Halus Pada Siklus II

No

Indikator

Hasil Penilaian

Total BB MB BSH BSB

F % F % F % F %

1 Meniru bentuk 1 6 2 11 8 44 7 39 18

2

Melakukan eksplorasi

dengan berbagai media

dan kegiatan

0

0

3

17

11

61

4

22

18

3 Menempel gambar

dengan tepat

0

0

2

11

11

61

5

28

18

Keterangan:

BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Dari tabel 5 dapat dijelaskan bahwa untuk indikator meniru bentuk huruf dan bentuk rumah

anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 1 oraang (6%), mulai berkembang (MB) 2 orang

(11%), berkembang sesuai harapan ( BSH) 8 orang (44%) dan berkembang sangat baik sebanyak

7 orang (37%). Indikator yang kedua melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan

tidak ada anak yang belum berkembang (BB) atau 0%, mulai berkembang (MB) 3 orang (17%),

berkembang sesuai harapan ( BSH) 11 orang (61%) dan berkembang sangat baik sebanyak 4

orang (22%) dan indikator ke 3 yaitu menempel gambar dengan tepat tidak ada anak yang belum

berkembang (BB) atau (0%), mulai berkembang (MB) 2 orang (17%), berkembang sesuai

harapan ( BSH) 11 orang (61%) serta berkembang sangat baik sebanyak 5 orang (28%), untuk

lebih jelas dapat diilustrasikan dalam gambar 2. di bawah ini:

Gambar 2. Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Halus Siklus II

Page 12: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

144

Melalui kegiatan menempel ini tidak hanya motorik halus anak saja yang meningkat tapi

proses pembelajaran pun menjadi lebih baik, anak-anak tidak lagi malas ketika pembelajaran

berlangsung, mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan tertib dan lancar. Maka, dengan

melihat hasil yang telah dicapai akhirnya peneliti menghentikan tindakan perbaikan

pembelajaran. Anak mampu bertahan dalam waktu tertentu saat melakukan kegiatan. Diperoleh

data dari 3 anak, mereka belum dapat bertahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Fokus terhadap kegiatan Dari 18 anak yang terlibat dalam pembelajaran, diperoleh data 2 dapat

fokus dengan kegiatan, sedangkan 16 anak masih membutuhkan perhatian guru terhadap

kegiatan yang dilakukan. Dengan memenuhi kriteria keberhasilan pembelajaran pada penilaian

pada berkembang sesuai harapan (BSB) dan secara klasikal sebesar 75% maka kegiatan

pembelajaran tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan paparan data hasil penelitian yang telah dikemukakan pada tindakan siklus I dan

II sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada Kelompok Bermain

FKIP Unpatti Ambon dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

kemampuannya atau kreativitasnya dalam menggunakan jari jemarinya untuk meniru bentuk,

menempel dan mengeksplorasi kemampuannya dengan menggunakan berbagai media limbah

pantai, maka anak akan percaya diri sehingga perkembangan morik halusnya dapat meningkat.

Asumsi ini sesuai dengan yang dikemukakan John Lock (1632 - 1704), mengemukakan bahwa

pengalaman dan pendidikan bagi anak merupakan faktor yang paling menentukan dalam

perkembangan anak.

Peneliti selaku guru melaksanakan proses belajar mengajar secara interaktif dengan anak

didik sehingga anak didik baik pada saat menyimak contoh-contoh yang diperlihatkan,

mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan mampu

dilakukan anak. Hasil pekerjaan anak pada umumnya sudah dapat menunjukan hasil yang

diharapkan dimiliki oleh anak.

Berdasarkan hasil analisis tindakan diketahui bahwa pada lingkup kemampuan meniru bentuk

huruf, ikan serta rumah, anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 2 oraang (11%), mulai

berkembang (MB) 10 orang (56%), berkembang sesuai harapan ( BSH) 6 orang (33%).

kemampuan melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan anak yang belum

berkembang (BB) sebanyak 1 oraang (6%), mulai berkembang (MB) 9 orang (50%),

Page 13: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

145

berkembang sesuai harapan ( BSH) 8 orang (44%) dan kemampuan menempel gambar dengan

tepat anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 3 oraang (17%), mulai berkembang (MB) 13

orang (72%), berkembang sesuai harapan ( BSH) 2 orang (11%).

Dalam hal ini guru megulang kembali apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Anak

didik belum dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Belum dapat menyelesaikan

tugas yang dimaksud adalah anak didik belum dapat mengikuti penjelasan guru dengan baik

sehingga apa yang ditugaskan belum dapat dilakukan dengan baik. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum mampu meningkatkan kemampuan

motorik halus anak pada siklus I. Untuk proses dan hasil pembelajaran pada siklus II

kemampuan meniru bentuk huruf khususnya anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 1

oraang (6%), mulai berkembang (MB) 2 orang (11%), berkembang sesuai harapan ( BSH) 8

orang (44%) dan berkembang sangat baik sebanyak 7 orang (37%). kemampuan melakukan

eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan tidak ada anak yang belum berkembang (BB)

atau 0%, mulai berkembang (MB) 3 orang (17%), berkembang sesuai harapan ( BSH) 11 orang

(61%) dan berkembang sangat baik sebanyak 4 orang (22%) dan kemampuan menempel gambar

dengan tepat tidak ada anak yang belum berkembang (BB) atau (0%), mulai berkembang (MB)

2 orang (17%), berkembang sesuai harapan (BSH) 11 orang (61%) serta berkembang sangat baik

sebanyak 5 orang (28%).

Dalam hal ini guru telah melakukan pembelajaran dengan baik sehingga dapat memotivasi

siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Anak didik sangat aktif untuk melakukan apa yang

ditugaskan guru untuk menyelesaikannya. Sangat aktif yang dimaksud adalah anak didik sudah

dapat mengikuti penjelasan guru dengan baik sehingga apa yang ditugaskan sudah dapat

dilakukan dengan baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan telah mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada siklus II ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka kecenderungan anak didik untuk memenuhi kriteria indikator

semakin baik. Dengan demikian kemampuan motorik halus anak didik Kelompok Bermain

FKIP Unpatti Ambon semakin meningkat. Sejalan dengan pendapat Rahim (2005: 22) yaitu:

guru sebaiknya memberikan latihan yang sesuai dengan kemampuan anak didik ketika kegiatan

belajar mengajar berlangsung, sehingga anak didik dapat berperan aktif untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan.

Page 14: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

146

PENUTUP

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan

kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menempel dilaksanakan sebanyak dua siklus

setiap siklus terdiri dari dua kegiatan. Pada pelaksanaan anak terlihat antusias sehingga motorik

halus anak meningkat serta peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah menggunakan

limbah pantai (kulit siput) di KB Mawar FKIP Unpatti mengalami peningkatan.

Dari hasil kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1) tenaga

pendidik dan kependidikan PAUDNI, bahwa perkembagan motorik halus merupakan pendidikan

anak usia dini (PAUD) untuk mengembangkan otot-otot tubuh sejak dini demi kesiapan

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (SD), untuk perlu perhatian bagi PTK

PAUDNI yang mengajar maupun mengawas agar dapat mengstimulasi anak dengan berbagai

media pembelajaran dalam kegiatan belajar sambil bermain; 2) guru dan orang tua seharusnya

saling kerjasama dapat mengetahui dan mengembangkan kemampuan anak baik dalam aspek

motorik, kognitif, sosial emosional, agama dan moral, bahasa dan seni serta kemandirian di

sekolah maupun di rumah; 3) bagi guru Anak Usia Dini proses kreatif dan inovatif dapat

dilakukan oleh guru melalui berbagai media dapat menjadi salah satu altenatif. Penggunan

limbah pantai (kulit siput) dapat meningkatkan kemampuan motivasi belajar anak usia dini, oleh

karena itu guru dapat menggunakan berbagai media sebagai salah satu alat pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini; dan 4) bagi Kepala

Sekolah/pengelolah Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan dapat mendukung upaya guru dalam

menggunakan media dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

DAFTAR RUJUKAN

Aisyiah, Siti dkk. 2012. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arikunto, S. et al. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Cholid dan Abu. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini.

Jakarta: Depdiknas.

Dwi W, Junita dan Tri Asmawulan. 2010. Perkembangan Motorik dan Bahasa. Surakarta: Materi

Perkuliahan PG PAUD FKIP UMS.

Dini P. Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.

Page 15: New Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … · 2019. 5. 10. · Halus serta konsep menempel bagi Anak Usia Dini. Hakekat Perkembangan Motorik Halus yang di dalamnya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 01 Number 02 2017 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

147

Gunarti, Winda, Lilis Suryani, Azizah Muis. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan

Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung

Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid I. terjemahan Zarkasih dan Tjandrasa. Jakarta:

Erlangga

Harun Rasyid, Mansyur & Suratno. (2009). Assesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Masitoh, et al. (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka

Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Jakarta : Tarsito

Nugraha, Ali. (2005). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Slamet Suryanto. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Tadkiroatun Musfiroh. (2008). Bermain Sambil belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta:

Depdiknas.

Toho Cholik Mutahir dan Gusril. (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak.

Jakarta: Depdikbud.

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yogyakarta: Sinar Grafika.

Wina Sanjaya. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Yudha M Saputra dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Yuliani, Ana. 2011. “UPAYA Peningkatan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan

Bermain Menggunting dan Menempel Bentuk-bentuk Geometri di TK ‘Aisyiyah II

Makamhaji.” (Skripsi S-1 Progdi PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta.