new microsoft office word document.docx

21
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aren alias enau (Arenga pinnata) merupakan tanaman asli Indonesia yang penyebarannya mulai dari pantai barat India, Cina bagian selatan sampai ke kepulauan Guam di lautan Pasifik. Dia mampu tumbuh di kawasan dengan ketinggian mulai dari 0 m sd. 1.400 m. dpl. Ada lima produk utama yang dihasilkan tanaman aren. Pertama, bunga jantannya yang disadap akan menghasilkan nira untuk bahan gula merah (palm sugar, brown sugar). Dulu nira aren juga dibuat tuak dan saguer, minuman beralkohol. Di Manado, tuak yang disuling (didestilasi) akan menghasilkan “cap tikus” minuman yang lebih keras dari tuak. Kedua, buah mudanya (kolang-kaling), adalah menu istimewa untuk kolak saat berbuka puasa. Kolang- kaling juga biasa digunakan untuk minuman “ronde” serta manisan. Karena langkanya kolang-kaling, pada bulan puasa produk ini sering dipalsukan dengan nata de coco yang dicetak (dibentuk) mirip dengan kolang-kaling. Ketiga, ijuknya merupakan bahan tali, atap rumah serta filter resapan air pada bangunan modern. Kelebihan ijuk sebagai filter adalah tidak bisa lapuk. Keempat, batang aren (bagian luarnya) merupakan kayu keras (ruyung) yang juga tahan lapuk. Karenanya, ruyung lazim digunakan sebagai jembatan. Kerangka jembatan biasanya 1

Upload: titin-maliana

Post on 11-Apr-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New Microsoft Office Word Document.docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Aren alias enau (Arenga pinnata) merupakan tanaman asli Indonesia yang

penyebarannya mulai dari pantai barat India, Cina bagian selatan sampai ke

kepulauan Guam di lautan Pasifik. Dia mampu tumbuh di kawasan dengan

ketinggian mulai dari 0 m sd. 1.400 m. dpl. Ada lima produk utama yang

dihasilkan tanaman aren. Pertama, bunga jantannya yang disadap akan

menghasilkan nira untuk bahan gula merah (palm sugar, brown sugar). Dulu nira

aren juga dibuat tuak dan saguer, minuman beralkohol. Di Manado, tuak yang

disuling (didestilasi) akan menghasilkan “cap tikus” minuman yang lebih keras

dari tuak. Kedua, buah mudanya (kolang-kaling), adalah menu istimewa untuk

kolak saat berbuka puasa. Kolang-kaling juga biasa digunakan untuk minuman

“ronde” serta manisan. Karena langkanya kolang-kaling, pada bulan puasa produk

ini sering dipalsukan dengan nata de coco yang dicetak (dibentuk) mirip dengan

kolang-kaling. Ketiga, ijuknya merupakan bahan tali, atap rumah serta filter

resapan air pada bangunan modern. Kelebihan ijuk sebagai filter adalah tidak bisa

lapuk. Keempat, batang aren (bagian luarnya) merupakan kayu keras (ruyung)

yang juga tahan lapuk. Karenanya, ruyung lazim digunakan sebagai jembatan.

Kerangka jembatan biasanya kayu johar (Cassia siamea) yang juga tahan lapuk,

lalu ditutup dengan bilah-bilah ruyung. Kayu aren juga sangat populer sebagai

tangkai cangkul (joran) dan alu (penumbuk padi dan hasil pertanian lainnya).

Kelima, aren juga menghasilkan tepung “sagu” dari empelur batang menjelang

tanaman berbunga. Dan justru produk inilah yang menjadi penyebab terkikisnya

tanaman aren. Sebab sebelum tanaman menghasilkan biji untuk

perkembangbiakan, sudah terlebih dahulu ditebang.

Perkembangan kebutuhan energi dunia  yang semakin meningkat dan

keterbatasan energi  fosil menyebabkan perhatian saat ini ditujukan  untuk

mencari sumber-sumber energi terbarukan  seperti bioetanol yang berasal dari

bahan baku  nabati. Pengembangan bioetanol ini sudah sesuai  dengan Peraturan

Presiden No.5/2006 tentang  kebijakan energi nasional yang menetapkan 5 %

1

Page 2: New Microsoft Office Word Document.docx

konsumsi berasal dari bahan bakar nabati. Bioetanol merupakan bahan  baku

alternatif yang cenderung murah bila  dibandingkan dengan bensin tanpa subsidi.

Saat  ini, selain ubi kayu dan gula tebu, bahan baku  potensial untuk dijadikan

etanol antara lain nira  dari tanaman aren. Apabila program substitusi  BBM

menggunakan bioetanol mulai diimplementasikan  maka secara langsung akan

mendorong  peningkatan bioetanol yang berasal dari tanaman  aren. Untuk

menggerakkan usaha pengembangan  tanaman ini diperlukan investasi yang

sangat  besar sehingga perlu suatu tindakan dalam  bentuk implikasi kebijakan

dari pihak-pihak  yang terkait berupa peraturan-peraturan atau  keputusan

ditingkat nasional. Dengan pertumbuhan luas  areal sebesar 2% setiap tahun, maka

untuk  mendukung ketersediaan etanol diperlukan  bahan tanaman selama lima

tahun dengan benih  aren sebanyak 1,2 juta benih. Tim Nasional  Pengembangan

BBN (2007) dalam road map  pengembangan biofuelnya menetapkan bahwa  pada

tahun 2011 – 2015 pemanfaatan bioetanol 10  % akan mengurangi penggunaan

premium  sebanyak 2,78 juta kilo liter. Angka ini  menunjukkan kebutuhan etanol

selama lima  tahun adalah cukup besar, meskipun sumber bahan baku etanol tidak

hanya dari aren. Pada prinsipnya, pengembangan tanaman aren di negara kita itu

sangat prospektif. Disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam

negeri atas produk-produk yang berasal dari tanaman aren, dapat juga

meningkatkan pendapatan petani dari usahatani tanaman aren, dan dapat pula

untuk melestarikan sumberdaya alam serta lingkungan hidup.

Di Indonesia tanaman aren dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi pada

daerah-daerah yang tanahnya subur pada ketinggian 500-800 m di atas permukaan

laut. Pada daerah-daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 m dan lebih

dari 800 m, tanaman aren tetap dapat tumbuh namun produksi buahnya kurang

memuaskan.

I.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui deskripsi

umum serta potensi dan manfaat yang dapat diperoleh dari pohon Aren/Enau

(Arenga pinnata).

2

Page 3: New Microsoft Office Word Document.docx

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Deskripsi umum

Klasifikasi Pohon Aren

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Arenga

Spesies : Arenga pinnata Merr

II.2 Ciri-ciri fisik pohon aren

Aren atau Enau yang dalam bahasa latinnya di sebut Arenga pinnata merupakan

salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku Arecaceae.Ciri-ciri fisik yang

dimiliki tanaman aren yaitu:

1. Pohon aren memiliki batang yang tidak berduri.tidak bercabang.

2. Tinggi pohon bisa mencapai 25 meter dan diameter pohon bisa mencapai 65

cm.

3. Batang pohon terbalut oleh oleh lapisan yang disebut ijuk sehingga terlihat

sangat kotor,hal ini yang menyebabkan pohon aren sering ditumbuhi oleh

banyak tanaman jenis paku-pakuan. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari

pelepah daun yang menyelubungi batang.

4. Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter,helaian daun

panjangnya dapat mencapai 1,45 meter,lebar 7 cm dan bagian bawah daun

dilapisi lilin.

5. Buah aren ( biasa disebut kolang-kaling) tumbuh di bagian tangkai,buah

berwarna hijau sampai coklat kekuningan.bentuk bulat dengan diameter 4 cm,

beruang tiga dan berbiji tiga.Buah tersusun dalam untaian seperti rantai.

3

Page 4: New Microsoft Office Word Document.docx

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr)  adalah tanaman perkebunan yang

sangat  potensial dalam hal mengatasi kekurangan  pangan dan mudah beradaptasi

baik pada  berbagai agroklimat, mulai dari dataran rendah  sehingga 1400 m di

atas permukaan laut. Pengusahaan  tanaman aren sebagian besar diusahakan oleh

petani dan belum diusahakan dalam skala besar,  karena pengelolaan tanaman

belum menerapkan  teknik budidaya yang baik menyebabkan  produktivitas

pertanaman rendah. Saat ini  produk utama tanaman aren adalah nira hasil

penyadapan dari bunga jantan yang dijadikan  gula aren maupun minuman ringan,

cuka dan  alkohol.

Pohon enau dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang

pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam

yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari

pelepah daun yang menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip, seperti

daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun

seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan

keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.

Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam

tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m.

Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan

berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10

tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah

berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung

karena getahnya sangat gatal.

4

Page 5: New Microsoft Office Word Document.docx

Gambar 1. Pohon Aren (Arenga pinnata).

II.3 Potensi dan Manfaat Pohon Aren (Arenga pinnata)

Pengolahan  data yang dikeluarkan Ditjenbun tahun 2003 dan  estimasi

laju perkembangan areal beberapa  provinsi yang mengusahakan tanaman aren,

total  areal yang telah ditanami di seluruh Indonesia  mencapai 60.482 ha dengan

produksi gula aren  sebesar 30.376 ton/tahun. Areal dan produksi  gula yang

terbesar terdapat pada provinsiprovinsi  : Jawa Barat 13.135 ha dengan produksi

6.686 ton gula/tahun, Papua 10.000 ha dengan  2.000 ton gula/tahun, Sulawesi

Selatan 7.293 ha  dengan produksi 3,174 ton gula/tahun, dan  Sulawesi Utara

6.000 ha dengan produksi 3.000  ton gula/ha. Tanaman aren karena memiliki daya

adaptasi terhadap berbagai kondisi lahan, agroklimat, dan toleransi tinggi dalam

pola  pertanaman campuran termasuk dengan  tanaman berkayu serta cepat

bertumbuh karena  memiliki akar banyak dan tajuk lebat sangat  cocok untuk

dikembangkan juga pada lahanlahan  marginal yang kebanyakan dimiliki petani

miskin. Untuk mengatasi peningkatan luas dan  jumlah kawasan lahan miskin di

Indonesia  dengan laju yang semakin tinggi diperlukan tipe  tanaman seperti

tanaman aren. Tanaman ini  memberikan produksi nira yang layak  diusahakan

dengan input rendah dan sangat  cocok untuk tujuan konservasi air dan tanah. Di

samping itu, tanaman aren menghasilkan biomas  di atas tanah dan dalam tanah

yang sangat besar  sehingga berperan penting dalam siklus CO2.

5

Page 6: New Microsoft Office Word Document.docx

Perkembangan kebutuhan energi dunia  yang semakin meningkat dan

keterbatasan energi  fosil menyebabkan perhatian saat ini ditujukan  untuk

mencari sumber-sumber energi terbarukan  seperti bioetanol yang berasal dari

bahan baku  nabati. Pengembangan bioetanol ini sudah sesuai  dengan Peraturan

Presiden No.5/2006 tentang  kebijakan energi nasional yang menetapkan 5 %

konsumsi berasal dari bahan bakar nabati. Bioetanol merupakan bahan  baku

alternatif yang cenderung murah bila  dibandingkan dengan bensin tanpa subsidi.

Saat  ini, selain ubi kayu dan gula tebu, bahan baku  potensial untuk dijadikan

etanol antara lain nira  dari tanaman aren. Apabila program substitusi  BBM

menggunakan bioetanol mulai diimplementasikan  maka secara langsung akan

mendorong  peningkatan bioetanol yang berasal dari tanaman  aren. Untuk

menggerakkan usaha pengembangan  tanaman ini diperlukan investasi yang

sangat  besar sehingga perlu suatu tindakan dalam  bentuk implikasi kebijakan

dari pihak-pihak  yang terkait berupa peraturan-peraturan atau  keputusan

ditingkat nasional. Dengan pertumbuhan luas  areal sebesar 2% setiap tahun, maka

untuk  mendukung ketersediaan etanol diperlukan  bahan tanaman selama lima

tahun dengan benih  aren sebanyak 1,2 juta benih. Pengembangan biofuelnya

menetapkan bahwa  pada tahun 2011 – 2015 pemanfaatan bioetanol 10  % akan

mengurangi penggunaan premium  sebanyak 2,78 juta kilo liter. Angka ini

menunjukkan kebutuhan etanol selama lima  tahun adalah cukup besar, meskipun

sumber bahan baku etanol tidak hanya dari aren.

Untuk menjamin bahan baku etanol dari  tanaman aren dalam jumlah yang

cukup secara  berkelanjutan diperlukan perluasan tanaman  aren ke lahan-lahan

yang belum dimanfaatkan  secara optimal termasuk lahan-lahan kritis.

Sehubungan dengan perluasan tersebut, sumber  benih dapat diambil dari seleksi

pohon induk  yang berasal dari blok-blok penghasil tinggi nira. Salah satu bahan

bakar yang dapat digunakan mengganti bensin  adalah etanol. Etanol sering

disebut etil alkohol  dengan rumus kimia C2H5OH, bersifat cair pada  temperatur

kamar. Dari hasil penelitian BNDES  dan CGEE (2008) penggunaan etanol

sebagai  bahan bakar dalam mesin dapat dilakukan dalam  dua cara : (1) bensin

dicampur dengan anhidrous  ethanol atau (2) etanol murni yang bersifat  hidrasi.

6

Page 7: New Microsoft Office Word Document.docx

Proses pembuatan etanol menurut  Rindengan et al. (2006) dimulai dari fermentasi

awal dengan pembuatan starter. Nira aren diatur  kadar gula mencapai 2 %,

kemudian dipanaskan  dan didinginkan, setelah itu diinokulasi dengan  kultur

murni antara lain Saccharomyces cerevisiae  lalu diinkubasi selama 24 jam.

Kemudian nira  yang telah siap untuk difermentasi jadi alkohol  dipanaskan lalu

didinginkan dimana pH diatur  4,0-4,5 menggunakan asam sitrat. Selanjutnya

diinoku-lasi starter 10% lalu difermentasi  mendapatkan kadar alkohol 1,88%.

Alkohol atau  etanol ini kadarnya dapat ditingkatkan melalui  destilasi dengan

memisahkan etanol dengan air.  Bila etanol dipanaskan pada suhu 98-100oC akan

menguap sehingga dapat dihasilkan etanol  dengan konsentrasi 95 %.

Nira dan gula

Gambar 2. Tongkol bunga jantan (kanan) dan yang disadap niranya (sebelah kiri).

Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai

mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-

mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga

keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya

digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes.

Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer),

berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah

berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali

pengambilan, yakni pagi dan sore. Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak

7

Page 8: New Microsoft Office Word Document.docx

hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat

dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa

bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan

(gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti

minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai

gula semut.

Di banyak daerah di Indonesia, nira juga biasa difermentasi menjadi

semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timur juga disebut

saguer. Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit

kayu atau akar-akaran (misalnya kulit kayu nirih (Xylocarpus) atau sejenis

manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan membiarkannya satu sampai

beberapa malam agar berproses. Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak

yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau pahit.

Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan membiarkan begitu

saja selama beberapa hari, nira dapat berfermentasi menjadi cuka. Cuka dari aren

ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik. Nira mentah (segar)

bersifat pencahar (laksativa), sehingga kerap digunakan sebagai obat urus-urus.

Nira segar juga baik sebagai bahan campuran (pengembang) dalam pembuatan

roti.

Kolang-kaling

Gambar 3. Buah aren dan kolang-kaling

Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir

inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah

yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus

untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air

8

Page 9: New Microsoft Office Word Document.docx

kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun. Cara

lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya

dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari. Inti biji

yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau

kolang-kaling. Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak

sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon enau juga biasa digunakan

sebagai bahan atap rumah rakyat. Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga

dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung.

Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat biasa digunakan sebagai pembungkus

barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini

pun kerap dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman

sederhana dan sapu lidi.

Seperti halnya daun, ijuk dari pohon enau pun dipintal menjadi tali. Meski

agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan tahan digunakan di air laut. Ijuk

dapat pula digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk.

Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat yang kuat dan

tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.

Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian

dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini dipergunakan sebagai papan,

kasau atau dibuat menjadi tongkat. Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan

diolah untuk menghasilkan sagu, meski kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia.

Batang yang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai

talang atau saluran air. Dari akar dihasilkan serat untuk bahan anyaman, tali

pancing atau cambuk.

Sebagai penghasil gula merah, aren memiliki potensi yang jauh lebih

tinggi dari kelapa maupun lontar. Pertama, karena secara keseluruhan, hasil nira

dari pohon aren, lebih tinggi dari kelapa dan lontar. Kedua, volume nira dari satu

bunga aren yang bisa mencapai 10 liter dalam 24 jam, juga lebih tinggi dibanding

kelapa dan lontar yang hanya sekitar 3 liter per 24 jam. Penyadapan nira aren juga

lebih mudah karena yang diiris adalah tangkai bunganya. Sementara pada kelapa

9

Page 10: New Microsoft Office Word Document.docx

dan lontar yang diiris adalah malai bunganya (manggar). Makin tahun, pohon

kelapa dan lontar akan tumbuh makin tinggi. Hingga penyadapan akan makin

susah. Tanaman aren, setelah mencapai ketinggian tertentu akan berhenti tumbuh

(tidak lagi bertambah tinggi). Pada saat itulah bunga betina akan keluar dari

pangkal pelepah tertinggi, disusul oleh bunga jantan pada pelepah di bawahnya.

Bunga betina akan menjadi buah (kolang-kaling) dan bunga jantan bisa disadap

untuk menghasilkan nira sebelum terlanjur mekar. Selanjutnya, bunga jantan ini

akan keluar secara terus-menerus sepanjang tahun, pada ruas-ruas bekas pelepah

di bawahnya. Hingga pada akhir hayatnya, tanaman aren akan mengeluarkan

bunga jantan pada ruas bekas pelepah paling bawah yang tingginya satu sampai

dua meter dari permukaan tanah. Selanjutnya tanaman akan mati. Aren seperti

halnya gebang, adalah palem tunggal yang periode hidupnya terbatas. Beda

dengan kelapa dan lontar yang akan tumbuh terus, hampir tanpa batas. Juga beda

dengan sagu dan nipah yang merupakan palem berumpun dan berkembangbiak

dengan anakan. Karena ketinggiannya terbatas, penyadapan aren jauh lebih

mudah, tetapi dengan hasil nira yang lebih banyak dari kelapa maupun lontar.

Setelah mati pun, aren masih menghasilkan kayu yang kualitasnya tidak

ada duanya. Meskipun volume kayu aren ini sangat kecil. Sebab dari sekitar 50

cm diameter batang aren, bagian pinggir yang keras itu hanyalah setebal 5 sd. 7

cm. Pada bagian pangkal batang, ketebalan ruyung ini bisa mencapai lebih dari 10

cm. Kualitas ruyung bagian pangkal batang juga lebih bagus, lebih padat dan

keras. Makin ke atas, ketebalan ruyung makin berkurang. Pada bagian paling

ujung, ketebalan ruyung hanya sekitar 3 sd. 4 cm, dengan kualitas yang lebih

rendah. Kayu aren mirip dengan kayu kelapa, terdiri dari serat-serat dengan

diameter 2 mm. yang satu sama lain terekat dengan sangat kuat. Rekatan serat-

serat ruyung yang berasal dari bagian pangkal batang, sangat kuat dan rapat.

Makin ke atas, rekatan ruyung ini makin longgar. Warna serat ruyung adalah

hitam, hingga untuk bahan meubel pun sebenarnya memiliki keindahan yang

luarbiasa. Kayu aren memiliki kelas keawetan dan kekuatan setara dengan kayu

ulin. Sayangnya, dari satu batang aren, volume ruyungnya sangat sedikit. Sebab

bagian tengah batang yang sekitar 80% dari volume totalnya, merupakan “gabus”

10

Page 11: New Microsoft Office Word Document.docx

dengan serat-serat kasar yang kosong. Pada waktu batang aren belum berbunga,

bagian gabus ini penuh dengan pati. Pati inilah yang oleh tanaman akan diubah

menjadi gula dan dikeluarkan secara bertahap dalam bentuk nira aren.

Pohon Aren karena menurut beberapa penelitian, Pohon Aren memiliki

banyak manfaat, selain akarnya dapat menyerap air sehingga memiliki cadangan

air, aren menghasilkan O2 dan menyerap CO2 yang terdapat di udara sehingga

mengurangi pencemaran udara, buah dari aren pun dapat di olah menjadi makanan

yang lezat, dan Pohon Aren juga dapat di olah menjadi bahan bakar yang ramah

lingkungan dengan olahan ilmiah selain itu penanaman dan perawatan Pohon

Aren tidaklah repot, dan juga tidak perlu dipupuk karena Pohon Aren lebih bagus

tumbuh secara liar di alam dan pertumbuhan Pohon Aren pun tidak berjangka

lama hanya sekitar 4-6 tahun untuk tumbuh besar maksimal. Dengan cara

menanam Pohon Aren diharapkan masyarakat tidak lagi mengalami kelangkaan

Air karena sudah ada cadangan dengan serapan yang maksimal, menhindari

bencana alam berupa banjir, erosi, dan kebakaran hutan, dan dapat juga

dipergunakan sebagai ladang ekonomi masyarakat sekitar.

Sebenarnya selain manfaat diatas, tulang daun aren juga menghasilkan lidi

kasar yang bisa digunakan untuk sapu, keranjang serta berbagai keperluan. Daun

mudanya (kaung), sampai sekarang masih dimanfaatkan sebagai penggulung

rokok di Jawa Barat. Hanya saja, penebangan dilakukan sangat selektif untuk

tujuan penjarangan. Karenanya, populasi tanaman di alam tetap banyak, hingga

terjadi keseimbangan antara tanaman yang ditebang serta mati tua, dengan

tanaman muda yang tumbuh secara alami. Penyusutan populasi tanaman aren di

alam, sebenarnya juga disebabkan oleh pemanfaatan biji kolang-kaling. Karena

nilai ekonomisnya tinggi, maka satu tandan buah aren akan dipotong semua untuk

diambil kolang-kalingnya. Pengambilan kolang-kaling dilakukan pada saat buah

aren masih sangat muda. Seperti halnya pada pengambilan kelapa maupun siwalan

(lontar) muda. Akibatnya tidak akan pernah ada buah yang menjadi tua untuk

regenerasi.

BAB III

11

Page 12: New Microsoft Office Word Document.docx

PENUTUP

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr)  adalah tanaman perkebunan yang

sangat  potensial dalam hal mengatasi kekurangan  pangan dan mudah beradaptasi

baik pada  berbagai agroklimat, mulai dari dataran rendah  sehingga 1400 m di

atas permukaan laut. Pengusahaan  tanaman aren sebagian besar diusahakan oleh

petani dan belum diusahakan dalam skala besar,  karena pengelolaan tanaman

belum menerapkan  teknik budidaya yang baik menyebabkan  produktivitas

pertanaman rendah. Saat ini  produk utama tanaman aren adalah nira hasil

penyadapan dari bunga jantan yang dijadikan  gula aren maupun minuman ringan,

cuka dan  alkohol.

Selain dari nira, buah dan ijuk dari pohon aren tersebut ternyata tulang

daun aren juga menghasilkan lidi kasar yang bisa digunakan untuk sapu,

keranjang serta berbagai keperluan. Daun mudanya (kaung), sampai sekarang

masih dimanfaatkan sebagai penggulung rokok di Jawa Barat. Hanya saja,

penebangan dilakukan sangat selektif untuk tujuan penjarangan. Karenanya,

populasi tanaman di alam tetap banyak, hingga terjadi keseimbangan antara

tanaman yang ditebang serta mati tua, dengan tanaman muda yang tumbuh secara

alami. Penyusutan populasi tanaman aren di alam, sebenarnya juga disebabkan

oleh pemanfaatan biji kolang-kaling. Karena nilai ekonomisnya tinggi, maka satu

tandan buah aren akan dipotong semua untuk diambil kolang-kalingnya.

Pengambilan kolang-kaling dilakukan pada saat buah aren masih sangat muda.

Seperti halnya pada pengambilan kelapa maupun siwalan (lontar) muda.

Akibatnya tidak akan pernah ada buah yang menjadi tua untuk regenerasi.

Selain itu pohon areen juga dapat ditanam di daerah yang kekurangan air

karena akarnya dapat menyerap air sehingga memiliki cadangan air, aren

menghasilkan O2 dan menyerap CO2 yang terdapat di udara sehingga mengurangi

pencemaran udara, buah dari aren pun dapat di olah menjadi makanan yang lezat,

dan Pohon Aren juga dapat di olah menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan

dengan olahan ilmiah.

12