new microsoft office word document.docx

8
REFERAT ALOPESIA AREATA Pembimbing : Penyusun : Adelita Yuli Hapsari 030.10.003 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI Periode 16 Maret 2015 – 18 April 2015

Upload: adelita-yuli-hapsari

Post on 17-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New Microsoft Office Word Document.docx

REFERAT

ALOPESIA AREATA

Pembimbing :

Penyusun :

Adelita Yuli Hapsari

030.10.003

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI

Periode 16 Maret 2015 – 18 April 2015

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta

Page 2: New Microsoft Office Word Document.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Adelita Yuli Hapsari

NIM : 030.10.003

Judul Referat : Alopesia Areata

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing Dr. shinta pada :

Hari :

Tanggal :

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu penyakit kulit dan

kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi

Jakarta, Maret 2015

Dr. shinta…

Page 3: New Microsoft Office Word Document.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis mampu

menyelesaikan referat yang berjudul Alopesia Areata dengan sebaik-baiknya. Tulisan ini dibuat untuk

memenuhi tugas kepanitraan klinik bedah di RSUD Bekasi.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada:

1. Dr. Shinta,Sp.KK selaku pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran yang

membangun untuk referat ini.

2. Keluarga dan kerabat yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyusun

referat

3. Seluruh perawat dan teman-teman kepanitraan klinik penyakit kulit dan kelamin yang

turut membantu.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam

menyusun referat ini. Penulis berharap referat ini dapat berguna bagi semua pihak yang telah

membacanya.

Jakarta, Februari 2015

Adelita Yuli Hapsari

030.10.003

Page 4: New Microsoft Office Word Document.docx

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………...

2.1 Definisi

2.2 Epidemiologi

2.3 Etiologi

2.4 Patogenesis

2.5 Gejala Klinis

Page 5: New Microsoft Office Word Document.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan dermis dan

melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Bagian rambut yang ke luar dari kulit dinamakan

batang rambut. Batang-batang rambut merupakan penempatan sel-sel tanduk yang berbeda dalam

panjang, tebal, dan warnanya. Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit bila

dipangkas .1

Rambut berfungsi sebagai mahkota kecantikan, disamping itu rambut juga berfungsi sebagai

pelindung kulit. Pertama sebagai pelindung terhadap rangsang fisik seperti panas, dingin,

kelembaban, dan sinar. Kedua sebagai pelindung terhadap rangsang mekanik seperti pukulan,

gosokan, dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung terhadap rangsang kimia seperti berbagai zat

kimia dan keringat .1

Jumlah rambut pada kulit kepala orang dewasa kurang lebih 100.000 helai. Jumlah papil

rambut dikepala tetap sejak bayi sampai tua. Tetapi semakin bertambh usia, jumlah rambut dikulit

kepala semakin berkurang karena jumlah rambut dalam fase rontok (telogen) lebih bnyak

dibandingkan dalam fase pertumbuhan (anagen). Pada usia muda dan anak-anak, rambut yang ada

dalam fase anagen lebih dari 90%, pada usia dewasa 85% dan pada usia tua 80% atau kurang.1

Menurut bebrapa buku, jumlah rambut yan rontok normalnya setiap hari 40-100 helai. Jika

kerontokan dalam sehari mencapai 50 helai masih dalam batas normal, namun jika lebih dari 100

helai kerontokan sudah tidak normal, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor patologis dan dapat

menyebabkan kebotakan.1

Dalam kedokteran istilah kebotakan dikenal sebagai alopesia. Alopesia merupakan salah

satu penyakit yang masih merupakan masalah dalam menentukan penyebab maupun cara

mengobatinya. Alopesia dapat memberikan dampak negatif terhadap penderita, baik secara fisik,

psikologik maupun kosmetik.2 menurut klasifikasi terjadinya, alopesia dapat terjadi dengan atau

tanpa disertau pembentukan jaringan parut (sikatrikal dan non sikatrikal). Kelompok alopesia non

sikatrikan antara lain meliputi alopesia andrognik, alopesia areata, alopesia yang berhun=bungan

Page 6: New Microsoft Office Word Document.docx

dengan proses sistemi , serta alopesia traumatic. Diantra alopesia-alopesia tersebut, alopesia areata

meupakan jenis yang sering dijumpai.

Alopesia areata bisa terjadi pada semua ras.3 Pada beberapa laporan perbandingan insidensi

alopesia areata sama banyak antara laki-laki dan perempuan. Di unit penyakit kulit dan kelamin

RSCM Jakarta, dalam pengamatan selama 3 tahun (1983-1985) pasien dyang mengalami alopesia

areata rata-rata sebanyak 20 orang pertahun dengan perbandingan laki-laki dengan perempuan 6:4

dengan umur termuda 6 tahun dan tertua 59 tahun.4

Daftar pustaka:

1. Tranggono, R.I.S dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

2. Springer K, Brown M, Stulberg DL. 2003. Common Hair Loss Disorders. Available at:

http://www.aafp.org/afp/2003/0701/p93.html. Accessed on March 20th 2015.

3. Fitzpatrick, TB.1997. Colour Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology Common and

Serious Diseases. New York: Mc Graw Hill.

4. Brown RG, Burns T. 2005. Lecture Notes Dermatology. Jakarta: Erlangga

5.

Page 7: New Microsoft Office Word Document.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi kulit kepala

2.2 Anatomi dan fisiologi rambut

2.3 Alopesia areata