new microsoft office word document

13
Dream - Ketika seorang wanita dari Nanjing, Tiongkok, membaca sebuah artikel bahwa permen karet bisa menurunkan berat badan, dia memutuskan untuk mencobanya. Sayangnya, Gao (bukan nama sebenarnya) sepertinya telah melampaui batas. Setelah hampir tak berhenti mengunyah permen karet selama enam bulan terakhir, tips tersebut malah menjadi bumerang baginya. Tidak hanya dia gagal menurunkan berat badan, pipinya kini justru terlihat sangat 'chubby' akibat terlalu bersemangat menerapkan tips mengunyah permen karet tersebut. "Semuanya dimulai saat saya dan teman-teman membaca sebuah artikel tentang manfaat permen karet. Artikel tersebut menyebutkan permen karet akan membakar kalori hingga 60 kalori per jam, sementara lompat tali hanya 10 kalori," keluh Gao dikutip Dream dariOdditycentral.com, Minggu 19 April 2015. Gao menambahkan, jika dihitung, dia bisa kehilangan 5 kg berat badanya dalam sebulan hanya dengan mengunyah permen karet sepanjang hari. Gao mengatakan artikel itu menjelaskan bahwa permen karet dapat menyebabkan perasaan kenyang, sehingga seseorang akan mengkonsumsi lebih sedikit makanan. Yakin dengan artikel tersebut, Gao mulai mengunyah permen karet dari pagi sampai malam, setiap hari. Dia terus melakukan kegiatan tersebut selama sekitar enam bulan. Namun kelebihan berat badannya tidak tampak terlalu terpengaruh oleh ritual sehari-hari tersebut. Sebaliknya, rekan-rekan Gao yang juga menerapkan ritual yang sama, mulai menunjukkan perubahan pada wajah mereka. Semula rata-rata wajah mereka lonjong, kini justru terlihat lebih maskulin, berbentuk persegi.

Upload: arimbi-dresti

Post on 18-Feb-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nhs

TRANSCRIPT

Page 1: New Microsoft Office Word Document

Dream - Ketika seorang wanita dari Nanjing, Tiongkok, membaca sebuah artikel bahwa permen karet bisa menurunkan berat badan, dia memutuskan untuk mencobanya.

Sayangnya, Gao (bukan nama sebenarnya) sepertinya telah melampaui batas. Setelah hampir tak berhenti mengunyah permen karet selama enam bulan terakhir, tips tersebut malah menjadi bumerang baginya.

Tidak hanya dia gagal menurunkan berat badan, pipinya kini justru terlihat sangat 'chubby' akibat terlalu bersemangat menerapkan tips mengunyah permen karet tersebut.

"Semuanya dimulai saat saya dan teman-teman membaca sebuah artikel tentang manfaat permen karet. Artikel tersebut menyebutkan permen karet akan membakar kalori hingga 60 kalori per jam, sementara lompat tali hanya 10 kalori," keluh Gao dikutip Dream dariOdditycentral.com, Minggu 19 April 2015.

Gao menambahkan, jika dihitung, dia bisa kehilangan 5 kg berat badanya dalam sebulan hanya dengan mengunyah permen karet sepanjang hari.

Gao mengatakan artikel itu menjelaskan bahwa permen karet dapat menyebabkan perasaan kenyang, sehingga seseorang akan mengkonsumsi lebih sedikit makanan.

Yakin dengan artikel tersebut, Gao mulai mengunyah permen karet dari pagi sampai malam, setiap hari. Dia terus melakukan kegiatan tersebut selama sekitar enam bulan. Namun kelebihan berat badannya tidak tampak terlalu terpengaruh oleh ritual sehari-hari tersebut.

Sebaliknya, rekan-rekan Gao yang juga menerapkan ritual yang sama, mulai menunjukkan perubahan pada wajah mereka. Semula rata-rata wajah mereka lonjong, kini justru terlihat lebih maskulin, berbentuk persegi.

Panik, Gao langsung berkonsultasi pada Li Jun, ahli bedah plastik di Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak Nanjing.

Li menjelaskan akibat buruk dari mengunyah permen karet berlebihan. Menurut Li, mengunyah permen karet berlebihan menyebabkan otot rahang atas bekerja terlalu keras sehingga berakibat pada pelebaran bentuk wajah.

Page 2: New Microsoft Office Word Document

Li juga menjelaskan bahwa ketika permen karet dikunyah selama lebih dari 15 menit, maka akan mulai mengeras dan menjadi lebih sulit untuk dikunyah.

Mengunyah permen karet terlalu lama dan sering membuat otot-otot wajah tegang, menyebabkan mereka untuk berubah bentuk.

Untungnya, dokter telah memberikan Gao secercah harapan. Li mengatakan bahwa rahang dapat kembali ke ukuran normal dalam beberapa lama jika ia berhenti mengunyah permen karet. http://www.dream.co.id/

Page 3: New Microsoft Office Word Document

TIPS SKRIPSI, THESIS, DISSERTATIONSkripsi – tugas akhir S1 – , ataupun Thesis – tugas akhir S2 – HARUS selesai dalam waktu 4(empat) bulan karena 2(dua) bulan diperlukan untuk ujian, revisi, dan proses yudisium.  Sifatnya sedikit berbeda. Untuk S1 tidak perlu ide baru (walau ide baru tidak dilarang, tetapi tidak harus) dan tidak diharuskan ada analisis yang mendalam.Selama ada desain hardware/software, ada prototipe hardware/software, ada pengujian (testing), dan ada kesimpulan. Untuk S2 diperlukan analisis yang lebih mendalam dan ada sedikit ide (tidak harus baru juga).

Dissertation (ini istilah USA utk tugas akhir S3, di UK tugas akhir S3 disebut Thesis sedangkan S2 disebut dissertation). Saya cenderung mengadopsi istilah UK, karena mahasiswa S3 diharuskan mempunyai pendapat (thesis) tentang sesuatu hal dan kemudian membuktikan/menguji pendapatnya dengan mambangun prototipe hardware/software. Mahasiswa S3 harus mempunyai ide baru atau memingrasikan ide X untuk problem Y menjadi ide X untuk problem Z. Misalnya konsep virus dalam ilmu biologi diterapkan pada konsep virus dalam ilmu komputer. Disseration S3 harus selesai dalam waktu 3(tiga) tahun.

Skripsi, thesis, dan dissertation adalah proyek, karena itu diperlukan manajemen proyek. Dalam manajemen proyek, kita kenal segitiga proyek : scope (batasan masalah) , cost (biaya) , schedule (jadwal). Ketiga hal ini membentuk quality (kualitas).Dalam tugas akhir kita melakukan trade-off antara scope, cost, dan schedule. Bila schedule molor (ada keterlambatan) maka pasti berimplikasi pada cost (misalnya SPP yang harus dibayar). Karena itu, scope harus jelas sebelum kita mulai. Kejelasan ini dapat didukung dengan membaca banyak paper ilmiah jurnal (karen jurnal memuat paper yang telah

Page 4: New Microsoft Office Word Document

direview oleh para pakar) dan yang diterbitkan belum lama lalu (masih baru) agar kita tidak terjerumus pada reinventing the wheel, melakukan penelitian S3 yang sudah bukan merupakan problem penelitian lagi. Artinya, pertanyaan riset kita telah lama terjawab.Kondisi terburuk adalah bila kita menunda-nunda selesainya tugas akhir dengan harapan dengan bertambahnya waktu kita dapat ide yang lebih baik yang dapat meningkatkan kualitas tugas akhir kita. Di beberapa program studi dan perguruan tinggi, tugas akhir yang selesai tetapi waktunya molor, tidak mungkin memperoleh A, walau bagus sekali kualitasnya, karena melanggar kendala waktu. Lebih parah lagi, bila sudah ditunda penyelesaiannya, tugas akhir kita tetap saja jelek kualitasnya 

Kebiasaan menunda-nunda ini disebut procrastination. Procrastination adalah musuh produktivitas.Pekerjaan tugas akhir bukanlah magnum opus, bahkan pekerjaan S3 sekalipun. Kita tidak mencari greatness (kehebatan)  tetapi completeness (kelengkapan). Mahasiswa hanya diharuskan menunjukkan kompetensi untuk melakukan riset dan menerapkan metodologi riset yang tepat untuk judul yang ia pilih. Tidak pernah ada tugas akhir yang menyelesaikan persoalan dunia. yang ada adalah menyelesaikan satu persoalan kecil dan memunculkan persoalan-persoalan baru lainnya. persoalan-persoalan baru sebagai produk samping penelitian S3 tertuang dalam SARAN (Future Works).Prinsip 1 : Do not get it perfect, get it done — Jangan menulis skripis/thesis/disertasi yang sempurna, selesaikan saja!Prinsip 1 adalah akibat dari

Sifat 1 : A thesis must have a flaw — setiap thesis (skripsi, disertasi juga termasuk) pasti memuat kekurangan.

Page 5: New Microsoft Office Word Document

Hanya kitab suci (misalnya Al-Qur’an) yang tidak mengandung kesalahan — Wa lam yaj’alahu ‘iwajan — He has not made therein any crookedness (QS 18:1)Mereka yang menganggap tugas akhirnya akan merupakann magnum opus, biasanya malah tidak segera selesai dan terancam drop-out. Mungkin karena mereka akan menulis ‘kitab suci’ maka Tuhan tdk pernah menolongnya. Mana mungkin Tuhan menolong ‘kompetitornya’? 

Tugas akhir harus diawali dengan rencana (proposal) dan rute menuju tercapainya rencana. Kita juga harus tahu kapan berhenti (selesai).

Disertasi S3 haruslah memuat sesuatu yang baru bagi semua orang (new to everyone). Ini adalah hasil riset primer (primary research). Untuk memperoleh sesuatu yang baru bagi semua orang, mahasiswa S3 perlu melakukan riset sekunder(secondary research) untuk memperoleh sesuatu yang bersifat baru untuk dirinya (new to you). “New to you” diperlukan untuk memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai topik penelitiannya.Mengapa kita perlu membaca literatur (untuk mahasiswa S2/S3 dilarang membaca textbook. Bacalah paper dari jurnal internasional  bereputasi atau jurnal nasional terakreditasi. Textbook berisi informasi yang sudah usang bagi riset)?

(1) menguasai literatur – misalnya paper terbaru tahun berapa, terbit di mana, idenya apa?(2) memetakan komunitas - misalnya kelompok-kelompok riset di mana saja yang melakukan riset, apa perbedaan metodenya, apa keunggulan dan keterbatasan masing-masing.(3) mengidentifikasi ceruk riset kita - apa kekhasan riset kita dan bagaimana posisinya dalam komunitas riset, utk mengetahui kontribusi kita

Page 6: New Microsoft Office Word Document

Disertasi S3 adalah suatu bukti kompetensi riset mhs S3:

(1) penguasaan tentang topik penelitiannya

(2) kedalaman riset

(3) penghargaan atas disiplin ilmunya

(4) kemampuan meneliti secara mandiri (independent research)

(5) kemampuan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan kaitannya dengan peneliti lain di bidangnya

Jadi disertasi S3 bukanlah magnum opus (sutau proyek penelitian yang hebat yang berakhir pada puncak kerja hebat), tetapi disertasi S3 adalah bukti kompetensi dan profesinalisme, bukan kehebatan!

Mhs S3 harus banyak membaca, menulis, mengelola bibliografi, mempublikasikan, berdiskusi dg pembimbing (promotor/kopromotor), membuat backup pekerjaannya, membaca disertasi di bidangnya dari hal 1 hingga halaman terakhir.

Mhs S3 harus mampu menunjukkan

(1) kemampuan mengenali dan memvalidasi masalah penelitian

(2) kemampuan berpikir secara orisinil, independen, dan kritis, serta kemampuan mengembangkan konsep teoritis

(3) pengetahuan tentang perkembangan terkahir di bidang risetnya dan bidang-bidang yang terkait.

Page 7: New Microsoft Office Word Document

(4) pemahaman tentang metodologi riset dan teknik riset yang relevan serta aplikasinya yang sesuai utk topik risetnya.

(5) kemampuan menganalisis dan mengevaluasi secara kritis penemuannya dan penemuan orang lain

(6) kemampuan merangkum, mendokumentasikan, melaporkan, dan melakukan refleksi atas perkembangan risetnya

(7) pemahaman yang luas tentang konteks risetnya pada tingkat nasional maupun internasional

Perbedaan antara tahapan-tahapan riset S3 dapat dilukiskan sebagai berikut:

Mahasiswa S3 Tahun Pertama :(1) mengetahui bidang penelitiannya

(2) membaca referensi untuk mengetahui apa yang telah diketahui orang (komunitas risetnya)

(3) melakukan survey, koleksi data/fakta, dan membuat laporan

(4) memikirkan bagaimana mengorganisir sumber-sumber/bahan penelitian

Mahasiswa S3 Tahun Kedua :(1) mengetahui topik penelitiannya

(2) mengorganisir informasi

(3) memikirkan bagaimana mengidentifikasikan research questions (pertanyaan-pertanyaan riset)

Page 8: New Microsoft Office Word Document

Mahasiswa S3 Tahun Ketiga : (1) mengetahui permasalahn yang ia teliti

(2) memilih informasi yang relevan

(3)memikirkan apa yang sudah disebutkan dalam research questions

Mahasiswa S3 Tahun Keempat (menjelang lulus) : (1) memiliki research evidence (data-data pendukung thesisnya)

(2) membaca referensi untuk mengetahui apa yang belum diketahui orang

(3) mengevaluasi dan memilih informasi

(4) memikirkan tentang apa yang belum dilakukan orang lain berkaitan dengan reserach questions yang dia angkat.

Mhs S3 harus mampu menunjukkan(1) memposisikan research question dalam peta bidang ilmunya(a) apa pentingnya research question tsb pada bidang ilmunya

(b) posisi research question dalam kaitannya dengan riset serupa

yang dilakukan peneliti lain

(c) identifikasi dan kritik atas pendekatan/solusi alternatif

(2) penguasaan istilah akademik bidang ilmunya(a) penggunaan istilah teknis secara benar

(b) menjamin bahwa tdk terjadi salah ketik, salah tanda titik,

Page 9: New Microsoft Office Word Document

koma, titik-koma, penggunaan tata bahasa yang kurang benar

dsb.

(c) menjamin kebenaran urutan penomoran tabel, gambar, listing program dsb. dan merujuknya secara benar di dalam teks disertasi (tidak boleh ada tabel, gambar, listing program yang tidak diberi nomor, atau sama sekali tidak dirujuk. Tidak boleh ada “seperti terlihat pada gambar di bawah ini”, tetapi sebaiknya “seperti terlihat pada gambar 3″)

(d) menjamin bahwa semua referensi dalam daftar pustka dirujuk pada teks disertasi dengan cara perujukan yang benar. Bila daftar pustaka urut abjad nama terakhir penulis pertama, maka perujukannya dengan cara menyebut nama terakhir semua penulis disertai tahun terbit atau dengan penggunaan et.al bila penulis lebih dari dua orang. Pada daftar pustaka tdk boleh ada et.al (semua penulis harus ditulis). Misalnya

Penulis : Abdullah Paimin, Siti Nurjannah Paijem, dan Maria Magdalena Painem

Judul : Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel Berbasis Mikrokontroller dan Zigbee

Tahun Terbit ; 2008

Diteritkan di : Proceedings Seminar Nasional Teknologi Informasi

maka di daftar pustka ditulis

Paimin, A., Paijem, S.N., dan Painem, M.M., 2008 : Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel Berbasis Mikrokontroller dan Zigbee, Proc. Seminar Nasinoal Teknologi Informasi.

Page 10: New Microsoft Office Word Document

kemudian dirujuk dengan cara (Paimin et.al, 2008) atau (Paimin, Paijem dan Painem, 2008)

Bila perujukannya menggunakan angka, maka disusun urut kronologi perujukan. Di daftar pustaka,

[3]  Paimin, A., Paijem, S.N., dan Painem, M.M., 2008 : Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel Berbasis Mikrokontroller dan Zigbee, Proc. Seminar Nasinoal Teknologi Informasi.

dan dirujuk dengan cara, misalnya, menurut [3]….dst

(3) Penguasaan literatur yang terkaitMulailah dengan membaca paper “review” atau “survey”, misalnya search di Google : “wireless sensor network a survey pdf”

maka kita akan menemukan paper yang merangkum penelitian di bidang wireless sensor networks, wireless sensors and actor networks, wireless multimedia sensor networks, dsb. Peran survey paper atau review paper sangat besar karena menghemat waktu kita. Dari pada mencarti sendiri masing-masing paper (yang mungkin berjumlah ratusan), kita cukup membaca rngkumannya (tentu saja dengan tetap bersikap kritis) yang telah ditulis para peneliti kaliber dunia (biasanya review paper atau survey paper ditulis atas “undangan” journal penerbitnya dan biasanya dipilih tokoh dunia di bidang itu).

Karena mayoritas literatur ditulis dalam bahasa Inggris, maka TOEFL/IELTS merupakan syarat bagi banyak program S3. Sedikit sekali mhs S3 yang bisa survived dengan TOEFL ‘seadanya’. Cara mempelajari bhs Inggris adalah denga  memperhatikan pola-pola dan memperhatikan bagaimana orang Inggris menggunakan kata-kata bhs Inggris.

Page 11: New Microsoft Office Word Document

(4) Metodologi riset : bidang yang berbeda mengadopsi metodologi riset yang berbeda. Bahkan dalam keluarga Computing Curricula 2008 (Computer Science, Computer Engineering, Software Engineering, Information Systems, dan Information Technology) pun berbeda-beda, walau satu keluarga. Mhs S3 harus menguasai betul metodologi riset di bidangnya : apa yang dianggap sbg data, bukti riset, bgmn data dianalisis, dsb. serta mampu mengkritisi pendekatan tersebut terkait dengan keunggulan dana kelemahannya.(5) Penguasaan teori dibidangnya. Teori sebaiknya diperoleh dari paper, bukan dari textbook. Sebuah thesis/disertasi bukan sebuah produk jadi. Kalau dalam pekerjaan S3 diperlukan menulis software atau menyusun hardware, maka software dan hadware tersebut ‘hanya’ diperlukan untuk membuktikan pendapat (thesis) mhs S3. Mhs S3 adalah researcher, bukan developer. Tidak ada gunanya menyusun software/hardware yang memnuhi kualitas industri, cukup prototype saja.(6) Kedewasaan akademik (academic maturity)Promotor/ko-promotor hanyalah memberi masukan. Setelah itu, terserah mhs S3 sendiri. Promotor/ko-promotor tdk bertugas mengkoreksi salah ketik, mereka hanya ada untuk mengkritisi posisi disertasi apakah sudah layak uji atau belum.  Disertasi adalah pekerjaan independen mhs S3, karena itu diperlukan kedewasaan akademik. Ketika saya ujian Ph.D, maka saya hanya menghadapi penguji internal, dan penguji eksternal. Supervisor saya tdk ada di ruang ujian, bahkan tidak menandatangani Thesis S3 saya. Di UGM, seorang promovednus harus berhadapan dengan 9 (sembilan) orang penguji. Di UK, ujian S3 dinamakan Ph.D Viva.Sebuah proposal untuk penelitian S3   harus pula memenuhi syarat “doability” (dapat diselesaikan) dalam waktu 3 (tiga) tahun. Sebuah proposal yang memuat pertanyaan riset yang layak untuk pekerjaan S3 tetapi tidak dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun, bukanlah sebuah proposal yang baik. Isi proposal, selain

Page 12: New Microsoft Office Word Document

pertanyaan riset, juga harus memuat jadwal pengerjaan (biasanya dikemukakan dalam bentuk Gantt Chart), serta metodologi penelitiannya (biasanya dikemukakan dalam bentuk flowchart).