new microsoft office word document
TRANSCRIPT
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
s
Analisis Kesalahan Berbahasa
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Pendahuluan
Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah
klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan
membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat
bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih
belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih
belum baik dan benar?”
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah
(tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang
baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam modul ini.
Sekaitan dengan itu, anda dapat mempelajarinya melalui modul ini.
Setelah mempelajari, anda diharapkan mengetahui analisis kesalahan berbahasa,
kemudian anda dapat mempraktikkannya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena
itu, anda harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2. Kategori Kesalahan Berbahasa.
3. Sumber Kesalahan Berbahasa.
4. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.
5. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa.
Diharapkan agar anda mempelajari hal tersebut melalui sajian dalam
modul ini. Dengan mengetahui analisis kesalahan dalam berbahasa, anda dapat
mengimplementasikannya ke dalam bahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan
“Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar” menjadi kenyataan.
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 1
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Analisis Kesalahan Berbahasa
Kegiatan Belajar 1
KESALAHAN BERBAHASA
1. Pengertian Kesalahan Berbahasa
Pembahasan tentang kesalahan berbahasa merupakan masalah yang tidak
sederhana, tetapi bisa juga menjadi tidak ada masalah yang harus dibahas dalam
kesalahan berbahasa. Oleh karena itu, anda harus mengetahui terlebih dahulu
tentang pengertian kesalahan berbahasa. Tidak mungkin anda mengerti kesalahan
berbahasa apabila anda tidak memiliki pengetahuan atau teori landasan tentang
hal tersebut. Tidak mungkin anda memiliki pengetahuan atau teori landasan
tentang kesalahan berbahasa apabila anda tidak pernah mempelajari tentang itu.
Tidak mungkin anda tidak mempelajari hal itu apabila anda ingin mengetahui dan
memiliki teori landasan tentang kesalahan berbahasa.
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu,
pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita
membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3 (tiga)
istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error , dan (3)
Mistake. Bagi Burt dan Kiparsky dalam Syafi’ie (1984) mengistilahkan kesalahan
berbahasa itu dengan “ goof ”, “ goofing”, dan “ gooficon”. Sedangkan Huda (1981)
mengistilahkan kesalahan berbahasa itu dengan “kekhilafan (error )”. Adapun
Tarigan (1997) menyebutnya dengan istilah “kesalahan berbahasa”. Baiklah anda
perlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan
berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda dalam
memandang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:
1) Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk
menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan
selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan
“slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 2
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Analisis Kesalahan Berbahasa
diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan
dan tidak disadari oleh penuturnya.
2) Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau
aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur
sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang
lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan
penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi
kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
3) Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih
kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu
kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang
diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).
Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.
Burt dan Kiparsky tidak membedakan kesalahan berbahasa, tetapi dia
menyebut “ goof ” untuk kesalahan berbahasa, yakni: kalimat-kalimat atau tuturan
yang mengandung kesalahan, “ gooficon” untuk menyebut jenis kesalahan (sifat
kesalahan) dari kegramatikaan atau tata bahasa, sedangkan “ goofing” adalah
penyebutan terhadap seluruh kesalahan tersebut, goof dan gooficon. Menurut
Huda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa (anak) yang sedang
memperoleh dan belajar bahasa kedua disebut kekhilafan (error ).
Kekhilafan (error ), menurut Nelson Brook dalam Syafi’ie (1984), itu
“dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi, tetapi
kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa kedua.
Ditegaskan oleh Dulay, Burt maupun Richard (1979), kekhilafan akan selalu
muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar
bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa. Menurut temuan
kajian dalam bidang psikologi kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh dan
belajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas.
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 3
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Thank you for evaluating AnyBizSoft PDF to Word.
You can only convert 3 pages with the trial version.
To get all the pages converted, you need to purchase the software from:
http://www.anypdftools.com/buy/buy-pdf-to-word.html
M.Doni Sanjaya
Rabu, 25 Januari 2012
Interferensi dan Analisis Kesalahan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa merupakan alat
pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat skala kehidupan yang paling kecil keluarga,
masyarakat, hingga ke skala yang paling besar kehidupan bernegara. Belajar bahasa merupakan suatu
kewajiban bagi semua orang. Bahasa pada saat ini telah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan
keberadaannya. Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudidayakan diri sendiri, mengembangkan diri,
dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur.
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
manusia dibumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang yang biasa menggunakan dua
bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakikatnya merupakan agen pengontak
dua bahasa. Semakin besar jumlah orang yang seperti ini maka semakin intensif pula kontak antara dua
bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya menjelma di
dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di dalam penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya
pun dapat terjadi di dalam pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dari
praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa, yang
lebih dikenal dengan istilah interferensi.
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa. “Interferensi bisa terjadi pada
pengucapan, tata bahasa, baik dalam ucapan maupun tulisan terutama kalau seseorang sedang mempelajari
bahasa kedua” (Alwasilah, 1993:114).
Oleh karena itu makalah ini menjelaskan tentang pengertian interferensi dan contoh interferensi, faktor-
aktor penyebab terjadinya interferensi, pengertian analisis kesalahan, faktor penyebab kesalahan berbahasa,
langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
pakah yang dimaksud dengan interferensi serta contoh interferensi? pa sajakah faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi? pakah yang dimaksud dengan analisis kesalahan? pa sajakah faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa? agaimanakah langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan?
C. Tujuan Berdasarkan masalah tersebut, tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
ntuk mendeskripsikan tentang interferensi serta contoh interferensi. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang analisis kesalahan. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan.
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan secara praktis. Makalah ini
secara teoritis diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang belajar bahasa (interferensi dan analisis kesalahan)
Adapun manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai berikut:
agi pembaca, makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang belajar bahasa (interferensi
dan analisis kesalahan). agi penulis, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan atau bekal dalam memahami belajar bahasa
(interferensi dan analisis kesalahan).
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Interferensi
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Menurut Weinreich (dikutip Tarigan, 2011:15) menurutnya, interferensi adalah “penyimpangan norma
bahasa yang terjadi didalam ujaran dwibahasawan karena keakrabannya terhadap lebih dari satu bahasa yang
menyebabkan terjadinya kontak bahasa”. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan
bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan interferensi adalah kekeliruan atau penyimpangan norma sebagai akibat adanya kebiasaan ujaran dari satu bahasa atau
lebih. Menurut Chaer (2007:66), “Interferensi dapat terjadi pada semua tataran bahasa mulai dari tataran
fonologi, morfologi, sintaksis, sampai ke tataran leksikon”. Contoh pada tataran fonologi, misalnya, kalau
penutur bahasa jawa mengucapkan kata-kata bahasa Indonesia yang mulai dengan /b/,/d/,/j/, dan /g/ maka
konsonan tersebut akan didahuluinya dengan bunyi nasal yang homorgan, jadi kata bogor akan diucapkan
mBogor, kata depok akan dilafalkan nDepok. Interferensi pada tataran gramatikal, misalnya penggunaan prefiks
ke- seperti pada kata kepukul, ketabrak dan kebaca yang seharusnya terpukul, tertabrak dan terbaca. Contoh
interferensi dalam tataran sintaksis adalah susunan kalimat pasif makanan itu telah dimakan oleh saya dari
penutur berbahasa ibu bahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda susunannya adalah makanan teh atos dituang
kuabdi, padahal susunan bahasa Indonesianya yang baku adalah makanan itu telah saya makan . Interferensi
dalam bidang leksikon berupa digunakannya kata-kata dari bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang
digunakan, misalnya sewaktu berbahasa indonesia terbawa masuk kata-kata dari bahasa Jawa, bahasa Sunda
atau bahasa lain.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi
Selain kontak bahasa, menurut Weinreich (1970:64-65) ada beberapa faktor yang menyebabkanerjadinya interferensi, antara lain: (1) Kedwibahasaan peserta tutur
Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal terjadinya interferensi dan berbagai pengaruh lain dari
bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Hal itu disebabkan terjadinya kontak bahasa
dalam diri penutur yang dwibahasawan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan interferensi.
2) Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima
Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa penerima cenderung akan menimbulkan sikap
kurang positif. Hal itu menyebabkan pengabaian kaidah bahasa penerima yang digunakan dan pengambilan
unsur-unsur bahasa sumber yang dikuasai penutur secara tidak terkontrol. Sebagai akibatnya akan muncul
bentuk interferensi dalam bahasa penerima yang sedang digunakan oleh penutur, baik secara lisan maupun
ertulis. 3) Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima
Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada pengungkapan berbagai segi
kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya.
Oleh karena itu, jika masyarakat itu bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan mengenal
konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai kosakata untuk mengungkapkan konsep
baru tersebut, lalu mereka menggunakan kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja
pemakai bahasa akan menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkan konsep baru
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
p y p j g g p p
ersebut. Faktor ketidak cukupan atau terbatasnya kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu
konsep baru dalam bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya interferensi. Interferensi yang timbul karena kebutuhan kosakata baru, cenderung dilakukan secara sengaja oleh
pemakai bahasa. Kosakata baru yang diperoleh dari interferensi ini cenderung akan lebih cepat terintegrasi
karena unsur tersebut memang sangat diperlukan untuk memperkaya perbendaharaan kata bahasa penerima. 4) Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan
Kosakata dalam suatu bahasa yang jarang dipergunakan cenderung akan menghilang. Jika hal ini
erjadi, berarti kosakata bahasa yang bersangkutan akan menjadi kian menipis. Apabila bahasa tersebut
dihadapkan pada konsep baru dari luar, di satu pihak akan memanfaatkan kembali kosakata yang sudah
menghilang dan di lain pihak akan menyebabkan terjadinya interferensi, yaitu penyerapan atau peminjaman
kosakata baru dari bahasa sumber. Interferensi yang disebabkan oleh menghilangnya kosakata yang jarang dipergunakan tersebut akan
berakibat seperti interferensi yang disebabkan tidak cukupnya kosakata bahasa penerima, yaitu unsur serapan
atau unsur pinjaman itu akan lebih cepat diintegrasikan karena unsur tersebut dibutuhkan dalam bahasa
penerima. 5) Kebutuhan akan sinonim
Sinonim dalam pemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup penting, yaitu sebagai variasi dalam
pemilihan kata untuk menghindari pemakaian kata yang sama secara berulang-ulang yang bisa mengakibatkan
kejenuhan. Dengan adanya kata yang bersinonim, pemakai bahasa dapat mempunyai variasi kosakata yang
dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata secara berulang-ulang. Karena adanya sinonim ini cukup penting, pemakai bahasa sering melakukan interferensi dalam bentuk
penyerapan atau peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber untuk memberikan sinonim pada bahasapenerima. Dengan demikian, kebutuhan kosakata yang bersinonim dapat mendorong timbulnya interferensi.
6) Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa Prestise bahasa sumber dapat mendorong timbulnya interferensi, karena pemakai bahasa ingin
menunjukkan bahwa dirinya dapat menguasai bahasa yang dianggap berprestise tersebut. Prestise bahasa
sumber dapat juga berkaitan dengan keinginan pemakai bahasa untuk bergaya dalam berbahasa. Interferensi
yang timbul karena faktor itu biasanya berupa pamakaian unsur-unsur bahasa sumber pada bahasa penerimayang dipergunakan
7) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima yang sedang digunakan, pada
umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan kurangnya penguasaan terhadap bahasa penerima. Hal
ini dapat terjadi pada dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun
bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa kadang-kadang kurang kontrol. Karena
kedwibahasaan mereka itulah kadang-kadang pada saat berbicara atau menulis dengan menggunakan bahasa
kedua yang muncul adalah kosakata bahasa ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya.
C. Pengertian Analisis Kesalahan
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Menurut Ellis (dikutip Tarigan, 2011:60) analisis kesalahan adalah “suatu prosedur kerja, yang biasa
digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu
berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”. Sementara itu
menurut Tarigan (dikutip Setyawati, 2010:12) analisis kesalahan adalah “suatu prosedur kerja yang biasa
digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan,
mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi
kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu”. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat penulis simpulkan analisis kesalahan adalah suatu prosedur
kerja yang digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi kegiatan mengidentifikasi, menjelaskan,
dan mengevaluasi kesalahan.
D. Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar. Kesalahan
ersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma
epilih dari bahasa orang dewasa. Pangkal penyebab kesalahan bahasa ada pada orang yang menggunakan
bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakannya. Menurut Setyawati (2010:10) ada tiga
aktor penyebab seseorang salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut: erpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan
oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si
pembelajar (siswa). ekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya.
Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Berikut ini beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mistake (salah) Merupakan penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan
penggunaan ungkapan yang terjadi situasi dengan situasi yang ada. Mistake/kekeliruan, terjadi ketika seorang
pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar
dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat kekeliruan denganmempergunakan kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru. Contoh:
”Rasanya panas. Kalau malam tidur di kamar, harus pakai kipas terus,”kata Nining. Analisis : Kalimat rasanya panas untuk menggambarkan situasi udara yang panas adalah kurang tepat atau
dapat dikatakan adanya kekurangtepatan penggunaan ungkapan terhadap situasi tersebut. Maka dari itu
kalimat tersebut masuk dalam mistake. Seharusnya ungkapan tersebut menggunakan ungkapan “Udaranya
panas” agar lebih tepat.
2. Selip Merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topik pembicaraan secara
sesaat (kelelahan bisa menimbulkan selip bahasa). Dengan demikian selip bahasa terjadi secara tidak
disengaja. Kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh lapses tidak memiliki implikasi paedagogis yang
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
g j y g p p p g g y g
berbahaya. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar
kurang konsentrasi, rendahnya daya ingat atau sebab-sebab
lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapapun. Contoh:
” Menjual barang tidak bisa memaksa orang membeli,” ujar Fauzi Aziz
Analisis : Selip bahasa terjadi pada kalimat tersebut. Selip terjadi karena kekurangtepatan kalimat yang
digunakan yaitu kata yang diucapkan kurang. Seharusnya kata tersebut mendapat tambahan satu kata lagi
agar tidak termasuk dalam selip bahasa. Kata yang dimaksud adalah kata untuk. Akan menjadi tidak selip
ketika diucapkan ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang untuk membeli.
3. Silap Merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum
menguasai sepenuhnya kaidah bahasa. faktor yang mendorong timbulnya kesilapan adalah faktor kebahasaan yang mengikuti pola-pola tertentu.
Contoh:
”Semuanya sudah empat kali kejadian sama dengan yang sekarang ini.
Analisis : Kalimat tersebut mengalami silap bahasa karena dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan struktur
dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia yang benar. Kalimat tersebut akan bisa dikatakan kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar jika ” Semuanya sudah empat kali terjadi, termasuk yang
sekarang ini.
4.Kalimat Rancu Merupakan kalimat yang struktur atau bagiannya ada yang rancu atau tidak sesuai penempatannya.
Contoh:
Pemerintah pun mulai menggaungkan dukungan kepada industri kreatif.
Analisis : Kata menggaungkan secara makna kurang tepat atau rancu jika diterapkan dalam kalimat tersebut.
Kata menggaungkan tersebut dapat
diganti dengan kata “menyampaikan, menyerukan dan sebagainya.”
5.Kalimat Ambigu Merupakan kalimat yang memiliki makna lebih dari satu/ membingungkan/ambigu.
Contoh: Menurut Emi, salah seorang pemilik ruko yang terbakar, gudang oli itu mulai beroperasi sejak dua tahun lalu. Analisis: Kalimat tersebut merupakan kalimat yang ambigu atau menimbulkan tafsir ganda. Letak keambiguan
dari kalimat tersebut adalah kita dapat menafsirkan makna kalimat tersebut dalam dua versi makna yaitu Emi
ikut terbakar atau Emi hanyalah salah seorang dari pemilik ruko yang ikut terbakar.
6. Adopsi Adopsi adalah mengambil semuanya dengan tidak mengurangi dan
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
p g y g g g
idak menambahi. Contoh: Amblesnya tanggul setinggi 11 meter itu.... Analisis : Kata meter merupakan kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu meter.
7. Terjemahan Terjemahan adalah interpretasi makna suatu teks dalam suatu bahasa (teks sumber) dan penghasilan
eks yang merupakan padanan dalam bahasa lain (teks sasaran atau terjemahan) yang mengkomunikasikan
pesan serupa.
Contoh:
Pencuri telepon genggam itu akhirnya diserahkan kepada polisi setelah
dihajar warga. Analisis : Kata telepon genggam merupakan bentuk terjemahan. Dikatakan bentuk terjemahan karena kata
ersebut didapat dari menerjemahkan kata hand phone (telepon tangan/genggam) yang merupakan kata
aslinya.
8. Adaptasi Adaptasi adalah menyesuaikan bentuk maupun lafalnya. Istilah “adaptasi” merupakan bahasa itu yang
ber-/di adaptasi (oleh banyak faktor: lingkungan, geografis, dan sebagainya) sehingga menyebabkan variasi-
variasi baik dalam bentuk atau pemakaiannya. Contoh: Bahwa produk kreatif karya anak bangsa banyak yang unik. Analisis : Kalimat tersebut mengandung dua kata yang mengalami adaptasi dari kata asing. Kata tersebut
adalah produk yang berasal dari kata product. Selain kata tersebut adaptasi juga terjadi pada kata kreatif
yang diadaptasi dari kata creative.
E. Langkah-Langkah Analisis Kesalahan Para ahli linguistik, pengajaran bahasa, dan guru bahasa sependapat bahwa kesalahan berbahasa itu
mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Bahkan ada pernyataan ekstrem mengenai kesalahanberbahasa itu yang berbunyi “kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa menandakan pengajaran
bahasa tidak berhasil atau gagal”. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh siswa
harus dikurangi dan kalau bisa dihapuskan. Hal ini baru dapat tercapai apabila seluk-beluk kesalahan
berbahasa itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang dimaksud dengan istilah
Analisis Kesalahan.
Menurut Tarigan (2011:60) mengemukakan bahwa analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah yang
meliputi: engumpulan sampel artinya mengumpulkan data berupa kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa,
misalnya hasil ulangan, karangan atau percakapan Pengidentifikasian kesalahan artinya mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan katagori
kebahasaan, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan.
5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d
Penjelasan kesalahan artinya mengambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan dan memberikan contoh
yang benar. Pengklasifikasian kesalahan artinya mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan katagori
kebahasaan Pengevaluasian kesalahan artinya memperbaiki dan bila dapat menghilangkan kesalahan melalui penyusunan
bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi.
BAB III PENUTUP
impulan Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa. Kesalahan
berbahasa itu sendiri merupakan umpan balik bagi pengajaran bahasa. Kesalahan yang sering dilakukan oleh
siswa harus dikurangi dan bila dapat dihapuskan sama sekali. Hal ini baru tercapai bila seluk-beluk kesalahan
itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang disebut dengan analisis kesalahan. Berdasarkan hal tersebut guru dan orang tua tidak perlu menghindar dari kesalahan, tetapi justru harus
menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh murid dan anak mereka.
aran
Selanjutnya penulis berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakan makalah ini, baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, makalah ini diharapkan dapatmenambah pengetahuan mengenai “Belajar Bahasa”. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan penunjang dalam proses perkuliahan, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
ah, Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa . Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum . Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal Jakarta: Rineka
Cipta. Setyawati. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia . Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa . Bandung:
Angkasa.