new jurusan pendidikan seni drama tari dan musik...
TRANSCRIPT
-
BENTUK PERTUNJUKAN GENDHIT AND FRIENDS PADA
PERTUNJUKAN PURWOKERTO BLUES SUMMIT DI
PURWOKERTO
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik
oleh
Ilham Ari Purnomo
2501414178
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN
MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Tetap jadi diri sendiri di dunia yang tanpa henti-hentinya berusaha
mengubahmu adalah pencapaian yang terhebat. (Ralph Waldo Emerson)
2. Mulailah dari tempatmu berada. Gunakan yang kau punya. Lakuan yang
kau bisa. (Arthur Ashe)
Persembahan:
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas semua
nikmat-Nya, saya persembahkan skripsi ini kepada:
1. Ayahku Samino dan Ibuku Djumirah yang telah
mendoakan dan memberikan semangat.
2. Semua saudara kandungku yang telah memberi
motivasi untuk terus maju.
3. Bapak,ibu dosen dan Teman-teman Sendratasik
unnes yang selalu mensupport langkahku.
4. Almamaterku “Universitas Negeri Semarang”.
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karuniaNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Bentuk pertunjukan Gendhit and friends
pada pertunjukan Purwokerto Blues Summit di Purwokerto” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri
Semarang.
Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan pertolongan dan
melibatkan banyak orang lain untuk membantu. Sepantasnyalah penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman,M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah mengijinkan penulis untuk menimba ilmu di Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Muhammad Jazuli M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang
telah memberikan ijin untuk menyelesaikan skripsi.
3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan
Musik yang telah memberikan kesempatan dan motifasi kepada penulis untuk
terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi.
4. Dr. Udi Utomo, M.Si., sebagai pembimbing pertama yang dengan penuh
kesabaran membimbing dan memberikan motifasi kepada penulis hingga
selesainya skripsi.
5. Gendhit and Friends yang telah bersedia menjadi objek penelitian sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
-
vii
-
viii
SARI
Ari Purnomo, Ilham 2018. Bentuk Pertunjukan Gendhit and Friends
pada Pertunjukan Purwokerto Blues Summit di Purwokerto. Skripsi Jurusan
Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Udi Utomo, M.Si.
Kata Kunci: Bentuk Pertunjukan; Purwokerto Blues summit; Gendhit Blues;
Pertunjukan Purwokerto Blues Summit merupakan pertunjukan yang unik
dengan konsep blues camp dan tema sunrise blues. Gendhit and friends salah satu
penyaji pada pertunjukan Purwokerto Blues Summit merupakan satu-satunya band
blues asal Purwokerto yang membawakan lagu karyanya sendiri. Berkaitan
dengan hal tersebut peneliti melakukan penelitian tentang bentuk pertunjukan
Gendhit and friends dengan tujuan untuk mengetahui bentuk komposisi dan
bentuk penyajian Gendhit and friends pada Purwokerto blues summit di
Purwokerto
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi
Penelitian di Hirataka Music and Art di Banyumas. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi, teknik keabsahan data. Analisis data dalam penelitian ini diskriptif
kualitatif, yaitu analisis dalam bentuk pernyataan dan analisis yang diungkapkan
secara diskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pertunjukan band Gendhit and
friends adalah (1) Bentuk komposisi lagu Gendhit and friends pada permainan
ritmenya terdapat pola permainan walking bass dan pola homo ritmis pada
instrument lagu-lagu Gendhit and friends. Penggunaan tangga nada pentatonik
dan penggunaan akord mayor-minor juga diterapkan dalam melodi dan harmoni
lagu Gendhit and friends yang merupakan ciri khas musik blues pada umumnya.
(2) Sedangkan pada bentuk penyajian pada tatanan panggung, tata suara dan tata
lampu sudah berbeda dengan pertunjukan musik pada umumnya karena sudah
dilakukan penyesuaian dengan kondisi tempat acara Purwokerto blues summit
yaitu di bukit tranggulasih.
Saran peneliti : (1) Bagi bentuk komposisi musik Gendhit and friends, lebih
dikembangkan kembali dalam pembuatan konsep dan tema lagu. Sehingga,
semakin timbul keunikan tersendiri yang menjadikan sebuah ciri khas suatu grup
band dalam berkarya. (2) Bagi bentuk penyajian diharapkan aspek penting dalam
pertujukan untuk tetap dipertahankan kualitasnya walaupun terkendala kondisi
tempat yang ekstrem demi terciptanya pertunjukan yang baik.
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR.. .................................................................................................... vi
SARI……… .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................................ 7
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................................... 7
1.5 Sistematika Skripsi ....................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ...................................... 10
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 10
2.2 Landasan Teori ........................................................................................................... 18
2.2.1 Pengertian Bentuk ................................................................................................... 18
2.2.2 Pengertian Pertunjukan ........................................................................................... 19
2.2.3 Bentuk Pertunjukan Musik....................................................................................... 19
2.2.3.1 Bentuk Komposisi ................................................................................................ 19
2.2.3.1.1 Ritme .................................................................................................................. 19
2.2.3.1.2 Melodi ................................................................................................................ 20
2.2.3.1.3 Harmoni ............................................................................................................. 20
2.2.3.1.4 Struktur Bentuk Analisa Musik .......................................................................... 20
2.2.3.1.5 Syair .................................................................................................................. 21
2.2.3.1.6 Tempo, Dinamik, Ekspresi................................................................................. 21
2.2.3.1.7 Instrumen ........................................................................................................... 21
file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457617file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457618file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457619file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457619file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457621file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457622file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457622file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457624file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457625file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457627file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457628file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457629file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457630file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457631file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457632file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457633file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457634file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457636file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457637file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457638file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457639file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457640file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457643file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457644file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457645
-
x
2.2.3.1.8 Aransemen ........................................................................................................ 21
2.3.3.2 Bentuk Penyajian ................................................................................................. 21
2.3.3.2.1 Urutan Penyajian ................................................................................................ 21
2.3.3.2.2 Tata Panggung ................................................................................................... 22
2.3.3.2.3 Tata Rias ........................................................................................................... 22
2.3.3.2.4 Tata Busana ....................................................................................................... 22
2.3.3.2.5 Tata Suara .......................................................................................................... 22
2.3.3.2.6 Tata Lampu ....................................................................................................... 23
2.3.3.2.7 Formasi ............................................................................................................. 23
2.2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 24
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................................................ 24
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian.................................................................................... 31
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 31
3.2.2 Sasaran Penelitian ................................................................................................... 31
3.3 Sumber Data Penelitian .............................................................................................. 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 32
3.4.1 Observasi......... ........................................................................................................ 32
3.4.2 Wawancara...... ........................................................................................................ 33
3.4.3 Dokumentasi......... .................................................................................................. 36
3.5 Teknik Studi Dokumen .............................................................................................. 37
3.6 Teknik Keabsahan Data ............................................................................................. 37
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................................. 37
3.7.1 Reduksi Data ........................................................................................................... 39
3.7.2 Penyajian Data ........................................................................................................ 39
3.7.3 Verifikasi/simpulan ................................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 40
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................................... 40
4.2 Perkembangan Musik dan Komunitas Musik di Kota Purwokerto ............................ 46
4.2.1 Eksistensi Roadhouse Community.......................................................................... 48
4.3 Purwokerto Blues Summit .......................................................................................... 49
4.4 Profil Singkat Gendhit and Friends ............................................................................ 53
4.4.1 Susunan keanggotaan Gendhit and Friends ............................................................ 54
4.4.2 Personil Gendhit and Friends .................................................................................. 55
file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457670file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457672file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457673file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457674file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457675file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457676file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457677file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457678file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457679file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457680file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457681file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457682file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457683file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457684file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457685file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457686file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457687file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457689file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457690file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457696file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457706file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457722file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457723
-
xi
4.4.3 Tempat Berkumpulnya Gendhit and Friends .......................................................... 59
4.5 Pertunjukan Gendhit and Friends pada Purwokerto Blues Summit ........................... 61
4.5.1 Bentuk Komposisi ................................................................................................... 63
4.5.2 Bentuk Penyajian Gendhit and Friends ................................................................... 88
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 100
5.1 Simpulan ................................................................................................................... 100
5.2 Saran .................................................................................................................... 100
5.2.1 Gendhit and Friends ............................................................................................. 101
5.2.2 Peneliti .................................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 103
LAMPIRAN................................................................................................................... 107
file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457724file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457725file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457726file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457733file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457734file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457735file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457736file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457737file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457738file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc518457739
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 23
Gambar 3. 1 Skema analisis data kualitatif ........................................................... 40
Gambar 4. 1 Area camping Bukit Tranggulasih ................................................... 42
Gambar 4. 2 Jalan menuju bukit Tranggulasih ..................................................... 43
Gambar 4. 3 Pemandangan dari Bukit Tranggulasih ............................................ 44
Gambar 4. 4 Proses loading alat acara Purwokerto blues summit ........................ 45
Gambar 4. 5 Acara roadhouse community di salah satu caffe di Purwokerto ...... 47
Gambar 4. 6 Acara klinik gitar blues oleh Roadhouse Community ..................... 49
Gambar 4. 7 Acara Purwokerto blues summit pada malam hari........................... 50
Gambar 4. 8 Rundown Purwokerto Blues Summit ............................................... 51
Gambar 4. 9 MC perunjukan Purwokerto blues summit....................................... 52
Gambar 4. 10 Foto bersama purwokerto blues summit di Purwokerto. ............... 53
Gambar 4. 11 Personil Gendhit and Friends 2015-2018 ............................................ 55
Gambar 4. 12 Gendhit ............................................................................................ 57
Gambar 4. 13 Kartiko Eko Novandra ...................................................................... 58
Gambar 4. 14 Rizky Ramadhan .............................................................................. 59
Gambar 4. 15 Peta lokasi penelitian Hirataka ........................................................... 60
Gambar 4. 16 Hirataka Basecamp Gendhit and Friends ............................................ 61
Gambar 4. 17 Penampilan Gendhit and friends .................................................... 62
Gambar 4. 18 Ritme walking bass pada lagu bumi seakin tua ............................. 66
Gambar 4. 19 Ritme walking bass pada Sampai saat semua berakhir .................. 67
file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411482file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515156074file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411652file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411653file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411654file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411655file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411656file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411657file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411658file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411659file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411660file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411661file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411662file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411663file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411664file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411665file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411666file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411667file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411668file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411669file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411670
-
xiii
Gambar 4. 20 Ritme walking bass pada lagu Tanah air nusantara ....................... 67
Gambar 4. 21 Ritme homo ritmis pada lagu bumi seakin tua ............................... 69
Gambar 4. 22 Ritme homo ritmis pada lagu sampai saat semua berakhir ............ 70
Gambar 4. 23 Ritme homo ritmis pada lagu tanah air nusantara .......................... 72
Gambar 4. 24 Contoh melodi vokal lagu sampai saat semua berakhir ................. 73
Gambar 4. 25 Intro lagu tanah air nusantara ......................................................... 75
Gambar 4. 26 Song lagu tanah air nusantara......................................................... 76
Gambar 4. 27 Perpaduan harmoni dalam lagu bumi semakin tua......................... 77
Gambar 4. 28 Perpaduan harmoni dalam tanah air nusantara bagian intro .......... 79
Gambar 4. 29 Perpaduan harmoni dalam tanah air nusantara bagian song .......... 79
Gambar 4. 30 Perpaduan harmoni dalam tanah air nusantara bagian song .......... 80
Gambar 4. 31 Gitar Instrumen gendhit ................................................................. 85
Gambar 4. 32 Bass Instrumen yang dipakai Nova ................................................ 86
Gambar 4. 33 Drum set Instrumen yang dipakai kiky .......................................... 87
Gambar 4. 34 Tata panggung pertunjukan Purwokerto blues summit .................. 90
Gambar 4. 35 Microphone dynamic ..................................................................... 92
Gambar 4. 36 Chanellist ........................................................................................ 92
Gambar 4. 37 Power amplifier .............................................................................. 94
Gambar 4. 38 Rooting Sound system .................................................................... 95
Gambar 4. 39 Tata lampu pertunjukan purwokerto blues summit. ....................... 96
file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411671file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411672file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411673file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411674file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411675file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411676file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411677file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411678file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411679file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411680file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411681file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411682file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411683file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411684file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411685file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411686file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411687file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411688file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411689file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515411690
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 SK Dosen Pembimbing ...................................................................... 112
Lampiran 1. 2 Surat Izin Penelitian ........................................................................... 113
Lampiran 1. 3 Surat balasan penelitian grup Gendhit and friends ......................... 114
Lampiran 1. 4 Biodata Personil Grup Gendhit and friends .................................... 115
Lampiran 1. 5 Foto Cover dan Perfomed Band Gendhit and friends .................... 118
Lampiran 1. 6 Foto Dokumentasi Penelitian ............................................................ 119
Lampiran 1. 7 Partiture Fullscore lagu Gendhit and friends .................................. 121
Lampiran 1. 8 Instrumen Penelitian ........................................................................... 132
Lampiran 1. 9 Transkrip Wawancara Pendiri Gendhit and friends ....................... 137
file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226427file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226428file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226429file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226430file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226431file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226432file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226433file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226434file:///F:/Bissmillah/Foto%20depan%20B2/Materi%20Sidang/PRINT/Halaman%20depan%20Bahan%20Sidang.docx%23_Toc515226435
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Purwokerto adalah kota dari Kabupaten Banyumas yang berkembang pesat
dalam bidang kesenian khususnya musik. Musik adalah gambaran (refleksi)
kehidupan masyarakat yang dinyatakan melalui suara dan irama sebagai alatnya
dalam bentuk warna yang sesuai dengan alam masyarakat yang diwakilinya.
Soeharto, (1996). Bukti musik di Purwokerto berkembang juga disebutkan dalam
artikel yang ditulis oleh Rachman, (2017) Banyumas juga terkenal dengan
kesenianya, seperti seni musik Dangdut dan seni musik Band. Jenis musik dapat
dikelompokkan sesuai kriteria teknik bermain, gaya, konteks dan tema musik.
Jenis musik di Purwokerto tumbuh dan berkembang dari berbagai jenis, meliputi:
musik pop, reaggae, ska, rock, metal, jazz dan blues. Faktor adanya berbagai jenis
musik yang hidup, menjadikan sering ditemukanya pertunjukan musik di
Purwokerto. Mulai dari acara reguller caffe yang menyediakan hiburan live music,
event promosi produk yang melibatkan pertunjukan musik, acara musik kampus,
termasuk acara dari komunitas musik yang rutin diselenggarakan di Purwokerto.
Acara musik tersebut dapat terus dijumpai masyarakat Purwokerto karena tidak
lepas dari dukungan masyarakat Purwokerto terhadap musik. Bentuk apresiatif
terhadap pertunjukan musik sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat
Purwokerto. Masyarakat Purwokerto sudah menganggap pertunjukan musik
merupakan suatau kebutuhan untuk memenuhi hiburan. Faktor itulah yang
-
2
menjadikan iklim musik di Purwokerto berkembang pesat menurut data yang
diperoleh penulis dari hasil observasi yang dilakaukan di lapangan. Perkembangan
musik di Purwokerto juga didukung oleh banyaknya pelaku musik dan komunitas
musik yang ada di Purwokerto. Menurut Kertajaya, (2008) komunitas adalah
sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya,
dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota
komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Salah satunya
adalah Roadhous Community, Suatu komunitas pecinta musik Blues yang masih
rutin menyelenggarakan acara-acara pertunjukan musik Blues di Purwokerto.
Roadhous Community adalah suatu komunitas pecinta musik Blues di
Purwokerto yang berdiri sejak tanggal 17 maret 2011. Perjalanan Roadhous
Community di kancah permusikan Purwokerto mengalami sempat pasang surut.
Pada awal berdirinya, Roadhous Community merupakan suatu komunitas musik
yang sangat aktif dan produktif di Purwokerto. Pertunjukan musik Blues di
Purwokerto rutin diselenggarakan oleh komunitas ini untuk mengembangkan
komunitas dan merekrut anggota pecinta musik Blues di Purwokerto. Namun di
tahun 2013 Roadhous Community mengalami masa vakum, kebanyakan
anggotanya pada saat itu adalah orang yang mempunyai pekerjaan dan kesibukan
masing masing. Event yang di selenggarakan Roadhous Community disetiap
minggunya sudah tidak lagi berjalan.
“Pada awal tahun 2015, Gendhit sebagai musisi Blues asli Purwokerto yang
dulunya merantau di Jogja kembali ke Kota Satria. Gendhit mengajak orang
terdahulu Roadhous Community untuk kembali membangkitkan semangat
-
3
komunitas agar tetap produktif di kancah permusikan Purwokerto. Banyaknya
mahasiswa dari kampus-kampus yang ada di sekitar Purwokerto dipandang
sebagai potensi yang bagus oleh Roadhous Community. Menurut Gendhit,
mahasiswa dipandang sebagai pemuda yang mempunyai semangat juang dan
kreativitas tinggi dalam berkomunitas.” (Wawancara Afton brewok, 12 Juli 2018).
Mahasiswa dari kampus yang ada di sekitar Purwokerto dianggap mampu
meneruskan generasi Roadhous Community. Acara-acara musik Blues, klinik gitar
Blues, dan semua tentang musik Blues kerap diselenggarakan di kampus-kampus
di sekitar Purwokerto oleh Roadhous Community. Hingga sekarang musik Blues
menjadi suatu genre musik yang familiar di kalangan mahasiswa di Purwokerto.
Grup band beraliran Blues mulai bermunculan dari kampus-kampus di sekitar
Purwokerto.
Di tengah perkembangan musik di Indonesia pada saat ini, musik Blues
termasuk musik minoritas atau kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Fenomena minimnya karya musik atau suatu grup musik populer yang bergenre
Blues di Indonesia menjadi salah satu bukti. Tetapi tidak di Purwokerto, musik
Blues di Purwokerto mempunyai masa yang cukup banyak. Penikmat musik Blues
di Purwokerto terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Dari mulai musisi,
kalangan seniman lain non musisi, kalangan mahasiswa yang ada di sekitar
Purwokerto, bahkan masyarakat umum penikmat musik di Purwokerto.
Keberadaan genre musik Blues di Purwokerto saat ini cukup mendominasi. Hal
ini disebabkan banyaknya acara Blues yang diadakan oleh Roadhous Community,
meliputi : acara reguller music Blues di caffe yang di selenggarakan setiap
-
4
minggu, acara klinik gitar Blues di kampus sekitar Purwokerto, hingga acara
terbesar yang diselenggarakan Roadhous Community yang bertajuk Purwokerto
Blues summit.
Purwokerto Blues summit adalah pertunjukan musik Blues yang merupakan
agenda tahunan Roadhous Community. “Purwokerto Blues summit diadakan di
bukit Tranggulasih salah satu tempat wisata di sekitar Purwokerto, Purwokerto
Blues Summit kami anggap sebagai hari raya pecinta musik Blues di Indonesia
khususnya Purwokerto dan sekitarnya.” (Wawancara Afton brewok, 12 Juli 2018).
Purwokerto Blues summit diadakan dengan maksud mengumpulkan seluruh
pelaku, pecinta dan penikmat musik Blues untuk saling bersilaturahmi dan
sharing tentang musik Blues. Pertunjukan musik yang bertema sunrise blues
dengan konsep Blues camp ini merupakan yang pertama di Indonesia. Event ini
berlangsung selama dua hari satu malam, mulai dari sore hingga malam,
kemudian dilanjutkan kembali pagi hari saat matahari terbit. Pengisi dari event
tersebut merupakan musisi dari berbagai daerah, dari mulai : anggota Roadhous
Community itu sendiri, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) musik dari kampus
yang ada di sekitar Purwokerto, band indie di sekitar Purwokerto, dan perwakilan
dari komunitas musik Blues dari luar kota Purwokerto yang hadir dalam event
Purwokerto Blues summit.
Penyaji yang tampil dalam acara Purwokerto Blues Summit rata-rata
menampilkam karya-karya musik Blues dengan format band, seperti pertunjukan
musik-musik modern pada umumnya. Namun, penulis mengamati salah satu
penyaji yang mempunyai perbedaan dengan grup lain terutama dari segi bentuk
-
5
komposisi dan bentuk penyajian musik yang dibawakan dalam pertunjukan
Purwokerto Blues summit yaitu Gendhit and friends. Selain mempunyai musik
yang khas dan unik Gendhit and friend merupakan salah satu band blues di
Purwokerto yang masih eksis dan aktif membuat karya-karya musik sendiri.
Gendhit and friends mengusung genre Blues modern dengan permainan ritme
Delta Blues sebagai pondasinya. Menurut artikel yang penulis kutip dari majalah
online npr music (National Public Radio) yang diterbitkan pada 16 februari 2010
terkait Delta Blues, disebutkan bahwa Sebagian besar rekaman Delta Blues adalah
pertunjukan solo oleh penyanyi-gitaris, meskipun beberapa rekaman terkenal juga
menampilkan semacam iringan minimal, umumnya gitaris kedua.
Dalam pertunjukan Purwokerto Blues summit, Gendhit and friends adalah
satu-satunya penyaji yang menampilkan sajian musik blues hasil karya mereka
sendiri. Lirik-lirik lagu yang dibawakan Gendhit and friends merupakan lirik-lirik
yang bertema kehidupan, kepedulian dan kekaguman kepada alam semesta.
Menampilkan karya musik blues dengan format trio dan konsep musik yang
berbeda dari grup musik blues lain, membuat Gendhit and friends menjadi salah
satu penyaji yang ditunggu-tunggu oleh penikmat musik Blues yang datang dalam
pertunjukan Purwokerto Blues summit di Purwokerto.
Terkait latar belakang di atas, sudah ada beberapa penelitian musik yang
sudah dilakukan kaitanya dengan bentuk pertunjukan dan musik Blues,
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, (2015) dalam
artikel yang berjudul Monday Blues di Caffe Ruang Putih Bandung (kajian bentuk
penyajian dan interaksi sosial). Dalam penelitian tersebut memaparkan tentang
-
6
bentuk pertunjukan meliputi bentuk komposisi yaitu: ritme, melodi, harmoni,
struktur bentuk musik, syair, tempo, dinamika, ekspresi, instrumen dan aransmen.
Penelitian tentang bentuk pertunjukan juga tidak hanya dilakukan pada
pertunjukan musik saja, seperti penelitian yang ditulis oleh Winduadi Gupita,
(2012) tentang bentuk pertunjukan kesenian tari tradisional. Meskipun dalam
penelitian tersebut merupakan penelitian tentang bentuk pertunjukan Tari, Namun
demikian ada persamaan pembahasan dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu
dalam aspek bentuk penyajian.
Dari uraian yang sudah penulis paparkan, penulis ingin mengetahui lebih
lanjut informasi tentang musik Blues secara umum. Dengan adanya suatu
fenomena pertunjukan Blues yang unik dan inovatif di Purwokerto dengan
penampilan penyaji yang variatif. Penulis melihat ada sesuatu yang cukup
menarik untuk diteliti, yaitu bentuk pertunjukan Gendhit and friends yang
merupakan satu-satunya penyaji yang membawakan lagu hasil karya sendiri
dalam pertunjukan Purwokerto Blues summit. Kajian tentang bentuk pertunjukan
Gendhit and friends dalam pertunjukan Purwokerto Blues summit merupakan
kajian yang sangat menarik dan tepat untuk diteliti dalam permasalahan yang
penulis jumpai.
Menurut Susetyo, (2007:4-11) seni pertunjukan mencakup aspek yang
bersifat Tekstual. Yang bersifat tekstual adalah hal–hal yang terdapat pada bentuk
seni pertunjukan itu sendiri, saat disajikan secara utuh dan dinikmati langsung
masyarakat pendukungnya, yaitu bentuk komposisi dan bentuk penyajian. Untuk
mengkaji lebih dalam bagaimana bentuk pertunjukan Gendhit and friends pada
-
7
pertunjukan Purwokerto blues summit di Purwokerto, penulis mengunakan teori
bentuk pertunjukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar atas latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang akan
peneliti kaji adalah bagaimana bentuk komposisi dan bentuk penyajian
pertunjukan Gendhit and friends pada pertunjukan Purwokerto blues summit di
Purwokerto?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah penulis paparkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana bentuk komposisi
dan bentuk penyajian Gendhit and friends pada pertunjukan Purwokerto blues
summit di Purwokerto.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara
teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Peneliti berharap melalui penelitian ini dapat menjadi bahan referensi yang
berguna bagi pembaca, serta dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para
peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui tentang bagaimana bentuk komposisi
dan bentuk penyajian grup band Gendhit and friends pada pertunjukan
Purwokerto blues summit di Purwokerto.
-
8
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Masyarakat Purwokerto
Diharapkan penelitian yang diadakan di Purwokerto tepatnya Desa
Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, dapat bermanfaat
sebagai bahan evaluasi agar terus melestarikan keberagaman musik di Purwokerto
khusunya musik Blues.
1.4.2.2 Bagi Gendhit and friends
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dorongan agar Gendhit and friends
tetap eksis dan berkarya, serta dapat ikut melestarikan keberagaman jenis musik
yang ada di Purwokerto.
1.5 Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi bertujuan untuk memberikan gambaran serta
mempermudah pembaca dalam mengetahui garis besar dari skripsi ini, yang
berisi: Bagian awal skripsi, Bagian ini berisi: halaman judul, lembar persetujuan
pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan, moto dan persembahan,
kata pengantar, sari, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian isi, bagian ini berisi 5 bab, sebagai berikut: Bab 1: Pendahuluan,
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi. Bab 2: Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori, berisi
tentang Penelitian yang relevan atau sejenis. Bab 3: Metode Penelitian, berisi
lokasi, sasaran dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pemeriksaan
keabsahan data, dan teknik analisis data. Bab 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan,
-
9
memuat gambaran umum lokasi Penelitian. Bab 5: Penutup, berisi simpulan dan
saran.
Bagian akhir, pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yang digunakaan
untuk landasan teori serta memecahkan permasalahan dan lampiran-lampiran
sebagai bukti perlengkapan dari hasil penelitian.
-
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang bentuk pertunjukan Gendhit and friends pada pertunjukan
Purwokerto Blues summit di Purwokerto bukan satu-satunya penelitian bentuk
pertunjukan yang dilakukan oleh penulis. Ada beberapa referensi yang
menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian ini. Penulis melakukan tinjauan
pustaka dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian tentang bentuk
pertunjukan. Beberapa tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu yang dijadikan
kajian pembanding diantaranya adalah :
Pada artikel yang ditulis oleh Rachman, (2013) dengan judul “Bentuk dan
Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito”. Kesimpulan dari
jurnal tersebut adalah musik keroncong merupakan musik asli Indonesia karena
tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun perkembangannya tidak sebaik
jenis musik barat seperti pop, rock ataupun musik dangdut. Musik keroncong
sering dianggap sebagai musik yang dikonsumsi kalangan orang tua saja karena
memang peminat musik keroncong sebagian besar adalah orang tua. Seorang
komponis keroncong asal Semarang yaitu Kelly Puspito tergugah untuk
mengembangkan musik keroncong karena melihat musik keroncong sudah mulai
ditinggalkan oleh para remaja. Kelly Puspito melakukan inovasi terhadap musik
keroncong asli dengan cara mengembangkan harmonisasi atau progresi akor
dengan menambahkan akor-akor yang sudah baku, melodi yang bervariasi
bergerak melangkah dan melompat, rentangan nada yang luas, ritmis bervariasi
-
11
yaitu bernilai seperempatan, seperdelapanan, hingga seperenambelasan, serta
interval nada yang cukup tajam baik naik maupun turun. Hal itu sesuai dengan
karakteristik remaja yaitu selalu ingin berinovasi, menyukai tantangan dan ingin
mencoba hal-hal yang baru. Dalam penelitian ini dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa sebuah lagu akan menjadi kaya akan nuansanya jikapencipta dapat
mengembangkan beberapa aspek yaitu harmonisasi atau progresi akor,
memodifikasi melodi yang bervariasi, ritmis, serta interval. Sehingga akan
timbulah suatu karakter lagu sesuai yang di inginkan penciptanya.
Bagus Indrawan, (2016) dalam artikel yang berjudul “Bentuk komposisi dan
pesan moral dalam pertunhujkan musik kiaikanjeng” Tujuan penelitian ini adalah
memperoleh gambaran secara langsung tentang bentuk komposisi dalam
pertunjukan musik KiaiKanjeng yang berfokus pada unsur-unsur di dalamnya dan
pesan moral dalam pertunjukan musik KiaiKanjeng yang berkonsentrasi pada
pesan moral menyangkut persoalan hidup manusia. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, yaitu seluruh data yang telah didapatkan dideskripsikan dalam
bentuk kata-kata. Di samping itu penelitian ini juga menggunakan pendekatan
interdisiplin. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan studi dokumen. Lagu “Jalan Sunyi” yang dibawakan
dalam pertunjukan musik Kiaikanjeng menggunakan birama 4/4. Untuk struktur
bentuk musiknya mempunyai melodi tanya dan melodi jawab. Selanjutnya, syair
lagu “Jalan Sunyi” terdiri atas syair melodi lagu dan puisi. Untuk temponya
menggunakan tempo adagio dengan dinamika piano dan dibawakan dengan penuh
perasaan. Mengenai alat-alat musik yang digunakan, mencakup alat-alat musik
-
12
modern dan tradisional. Terakhir, berkaitan dengan aransemen, kelompok musik
KiaiKanjeng selalu merubah lagu-lagu yang dibawakan, kecuali lagu-lagu yang
diciptakan oleh KiaiKanjeng sendiri. Adapun pesan moral dalam pertunjukan
musik KiaiKanjeng terdiri atas pesan moral dalam hubungan manusia dengan
Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan
dirinya sendiri.
HS, (2009) “Perkembangan bentuk penyajian dan fungsi eine kleine
nachtmusik K.525 karya Wolfgang Amadeus Mozart” Penelitian ini yaitu
membahas tentang bentuk perkembangan dan fungsi lagu Eiene Kleine
Nachtmusik yamg semula format orkes gesek. Kini berkembang bentuk
penyajiannya menjadi format untuk instrumen solo piano dan ansambel gitar.
Format dengan bentuk penyajian yang baru tetap tidak menghilangkan tema-tema
dari bentuk komposisi yang asli. Crossover classical music adalah bentuk musik
yang sudah di modifikasi menjadi bentuk musik yang baru dan lebih spektakuler
dalam bentuk penyajiannya. Eine Kleine Nachtmusik dalam dunia modern sudah
menjadi bagian dari bentuk penyajian crossover classical music yaitu, dengan
format band jazz atau kuartet gesek yang menggunakan instrumen elektrik dengan
musik digital yang sudah diaransemen dan di modifikasi menjadi lebih populer
atau easy listening di masyarakat. Peranan ilmu teknologi juga ikut dalam dunia
perkembangan bentuk penyajian musik klasik. Seperti contoh pada Ringtone
handphone yang memberikan bentuk penyajian Eine Kleine Nachtmusik di
beberapa handphone. Bentuk musiknya tidak mengalami banyak perubahan, tetapi
dari segi suara yang dihasilkan sudah banyak pengurangan yaitu penggabungan
-
13
dengan midi atau musik elektronik. Pada ringtone handphone bentuk musik Eine
Kleine Nachtmusik bagian pertama tetap menggunakan tema yang sama dengan
aslinya. Bentuk penyajian Eine Kleine Nachtmusik digunakan sebagai musik
background dalam game Mario bros dengan menggunakan efek-efek.
Alviani, (2012)“Bentuk Pertunjukan Orkes Dangdut Parodi Senggol Tromol
di Semarang: Kajian Bentuk dan Fungsi” Penelitian ini membahas tentang bentuk
pertunjukan musik dan fungsi musik Orkes Dangdut Parodi Senggol Tromol bagi
masyarakat Kota Semarang. Hasil penelitian ini adalah Bentuk penyajian musik
yang dibawakan oleh Orkes dangdut Senggol Tromol biasa dipertunjukan pada
panggung-panggung pertunjukan pada umumnya. Namun yang menarik dalam
pertunjukan ini adalah unsur parodi yang ada di dalam setiap lirik lagu, tata
busana, tata rias dan komunikasi terhadap penonton saat pertunjukan dimulai.
Unsur parodi menjadikan salah satu ciri khas musik yang dimiliki oleh kelompok
musik Orkes Dangdut Senggol Tromol di Semarang. Fungsi Musik Orkes
Dangdut Parodi Senggol Tromol Pada Masyarakat Kota Semarang. Berdasarkan
penelitian, Orkes Dangdut Parodi Senggol Tromol memiliki beberapa fungsi yang
telah diungkapakan. Seperti fungsi musik sebagai pengungkapan emosional, funsi
penghasyatan estetis, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan,
fungsi reaksi jasmani, fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, fungsi
kesinambungan budaya, pengintregasian masyarakat, hiburan pribadi dan
penilaian estetis musik. Fungsi musik tersebut dimilki oleh Orkes Dangdut Parodi
Senggol Tromol sebagai fungsi musik yang mampu menjadikan satu kesatuan
untuk memberikan tanggapan yang positif dan baik bagi masyarakat.
-
14
Hardilan, (2009) “Optimalisasi hasil belajar memainkan melodi tangga nada
perubahan mengguakan alat musik pianika dengan teknik jigsaw” dalam artikel
tersebut disebutkan bahwa komposisi lagu diciptakan tidak hanya menggunakan
tangga nada natural (C=do) saja tetapi banyak komposisi lagu yang diciptakan
menggunakan tangga nada perubahan sesuai dengan karakteristik lagu maupun
penciptanya. Maka dalam memainkan melodi, lagunyapun harus sesuai dengan
tangga nada (nada dasar) yang tertera dalam masing-masing lagunya sehingga
akan terlihat perbedaan karakteristik lagu yang satu dengan lagu lainnya karena
tangga nadanya juga berbeda-beda.
HP, (2005) “Analisis Struktur Lirik Lagu "Indonesia Raya" Ciptaan W.R.
Supratman”. Makna yang terkandung dalam struktur lirik lagu "Indonesia Raya"
ternyata sangat dalam. "Persatuan Indonesia" yang dimaksud tidak hanya sekedar
"persatuan Indonesia" yang bersifat lahiriah atau semu semata, tetapi "persatuan
Indonesia" yang betul-betul menyentuh hati nurani setiap warga bangsa sehingga
"persatuan Indonesia" akan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan hidup bangsa Indonesia lahir dan batin. Semua unsur yang
membentuk struktur lirik lagu itu, baik fonologis, morfologis, sintaksis, maupun
semantik, sebagaimana dijelaskan oleh para pakar ilmu sastra, saling terkait satu
sama lain, dan dalam keterkaitannya itu, makna tersebut dapat ditemukan.
Agus Salim, (2004) “Adaptasi Pola Ritme Kendangan Ciblon ke dalam
Ansambel Perkusi Barat: Sebuah Eksperimentasi Penggunaan Idiom-idiom Musik
Tradisi Jawa pada Musik Barat”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa musik
tradisional jawa (gamelan) telah mengalami perkembangan dan perubahan yang
-
15
terus berlangsung hingga sampai saat ini. Perkembangan dan perubahan
menyangkut hal-hal seperti peran, fungsi, bahan dan teknik permainanya.
Jatmiko, (2015) “Struktur Bentuk Komposisi dan Akulturasi Musik
Terbang Biola Sabdo Rahayu Desa Pekiringan, Kecamatan Talang, Kabupaten
Tegal”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terbang Biola Sabdo Rahayu
merupakan kesenian bentuk musik campuran musik vokal dan musik
instrumental. Bentuk komposisi musik didalamnya mencakup notasi, tanda kunci,
melodi, ritme, harmoni, tempo, dinamik, tangga nada, dan ekspresi. Terbang Biola
Sabdo Rahayu merupakan kesenian akulturasi berdasarkan instrumen musik yang
digunakan yaitu, rebana (Arab), biola (Eropa), dan gambang (Jawa).
Wuryanto dan Tjetjep (2016) “Yen Ing Tawang Ana Lintang: Kasus Bentuk
Musik Keroncong Group Congrock 17 di Semarang”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: pengembangan musik keroncong yang dilakukan oleh
Congrock 17 ini berhasil menghasilkan suatu permainan keroncong yang nge-
beat dan dinamis, sehingga tidak monoton dan melodi lagu menjadi lebih variatif
dengan rentangan nada atau range yang sangat luas. Dan Bentuk lagu Yen Ing
Tawang adalah A-A’-B’A’. Group Congrock 17 telah melakukan pengembangan
pada iringan musik langgam Yen Ing Tawang Ana Lintang, hal itu dapat dilihat
dari melodi, sistem nada, interval, harmonisasi atau progresi akornya, dan motif
asimetris. Musik keroncong memiliki potensi yang cukup besar untuk beradaptasi
dengan dinamika zaman. Saran yang dikemukakan peneliti adalah hendak adanya
suatu campur tangan dari pemerintah dalam mendukung segala kegiatan seniman
keroncong (HAMKRI) sebagai bentuk kerjasama dalam melestarikan keroncong.
-
16
Melakukan pembelajaran keroncong di sekolah sebagai bentuk pemahaman akan
pelestarian keroncong kepada generasi muda.
Kilay, (2012) “Pengembangan Sistem Scale Chord dalam Pembelajaran
Harmoni Manual pada Program Studi Musik Gereja Sekolah Tinggi Agama
Kristen Protestan Negeri Sentani Jayapura”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengembangan Sistem Scale Chord pembelajaran Harmoni Manual yang
mengadopsi model (Borg & Gall) menghasilkan system Scale chord yang praktis.
Jenis informasi yang diperoleh ketika model Scale Chord diterapkan adalah hasil
pengamatan dan penilaian kemampuan, pemahaman terhadap keterampilan proses
sistem scale chord dan kualitas produk. Kemudian pemanfaatan pokok hasil
penilaian Sistem Scale Chord digunakan sebagai umpan balik kepada mahasiswa
dan refleksi bagi Dosen Harmoni manual untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Tingkat keterlaksanaan dan efektivitas Sistem Scale Chord dalam
pembelajaran Harmoni manual cukup tinggi. Hal ini terbukti baik dari hasil
pengamatan langsung maupun hasil-hasil empirik. Kemudian hasil penelitian juka
menunjukan ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan model
konvensional (Pilling).
Ekaningrum, (2015) dalam artikelnya yang berjudul “The Analysis of
Meanings and Forms in The A.T. Mahmud’s Song” hasi penelitian adalah
deskripsi berupa lirik lagu-lagu yang diciptakan oleh A.T. Mahmud merupakan
hasil lirik lagu yang dalam proses penciptaanya berfokus kepada unsur-unsur
keindahan bahasa seperti diksi, kiasan, irama, dan pengulangan. Syair dalam lagu-
lagu yang diciptakan oleh A.T Mahmud sebagian besar tentang kehidupan sehari-
-
17
hari, menggunakan kata-kata yang sesuai dengan perkembangan anak, sehingga
anak mudah untuk memahaminya. Lagu-lagu yang dibuat oleh A.T. Dari analisis
dalam segi komposisi musik, sebagian besar lagu membentuk dua bagian dan
setiap bagian dari lagu terdiri dari dua frase atau kalimat. Dari penelitian tentang
bentuk struktur suatu lagu dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada setiap
lagu terdapat frase yang dibentuk dari motif yang akan membentuk sebuah
kalimat, kemudian kalimat yang akan menentukan suatu lagu yang disebut
sebagai bentuk satu bagian, dua bagian ataupun tiga bagian.
Selain penelitian-penelitian tentang bentuk pertunjukan, artikel yang ditulis
oleh David Temperley, (2013) yang berjudul “Statistical Analysis of Harmony
and Melody in Rock Music“ juga menjadi referensi penulis dalam melakukan
penelitian ini. Dalam artikel tersebut menyajikan analisis harmonis dan transkripsi
melodi lagu-lagu rock. Dalam artikel tersebut juga menjelaskan bagaimana
harmoni lagu rock terbentuk dari susunan skala?tangga nada yang ada pada lagu-
lagu rock.
Terkait dengan beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian-penelitian tesebut sama-sama mengkaji musik blues, bentuk komposisi
serta bentuk penyajia. Namun demikian dari penelitian yang sudah dilakukan
diatas mempunyai perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada
penelitian ini penulis meneliti dua aspek bentuk pertunjukan yaitu bentuk
komposisi dan bentuk penyajian Gendhit and friends pada pertunjukan
Purwokerto blues summit di Purwokerto. Pada aspek bentuk komposisi penulis
meneliti kreatifitas irama, penggunaan tangga nada dan harmoni pada grup musik
-
18
Gendhit and friends yang mempunyai genre musik blues. Selanjutnya pada aspek
bentuk penyajian penulis memfokuskan pembahasan pada tatanan panggung,
lampu dan suara yang mempunyai konsep berbeda dengan pertunjukan musik
pada umumnya.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Bentuk
Bentuk merupakan suatu media atau alat untuk berkomunikasi,
menyampaikan arti yang terkandung oleh bentuk itu sendiri atau menyampaikan
pesan tertentu dari pencipta kepada masyarakat sebagai penerima (Suwondo,
1992:5), sedangkan menurut Mulyadi, (2009:2) menyatakan bahwa bentuk adalah
organisasi yang paling cocok dan kekuatan-kekuatan, dan hubungan-hubungan
yang didasarkan oleh seniman. Bentuk dalam karya musik adalah kerangka
musikal sebagaimana halnya kerangka bagi mahluk hidup sehingga sangat besar
perananya bagi suatu karya musik. Bentuk musikal juga bisa dipahami sebagai
disain atau rancangan karya musik, kurang lebih sama dengan rancangan
arsitektur sebuah rumah, suatu blok-blok perkantoran atau sebuah pabrik.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang bentuk diatas, maka dapat dikatakan
bahwa bentuk adalah suatu wujud yang saling terkait satu sama lain dalam
hubungan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dapat ditangkap indera
sebagai media untuk menyampaikan arti atau pesan yang ingin disampaikan oleh
penciptanya. Bentuk seni sebagai ciptaan merupakan wujud dan ungkapan isi,
pandangan dan tanggapannya kedalam bentuk fisik yang dapat ditangkap oleh
indera manusia.
-
19
2.2.2 Pengertian Pertunjukan
Menurut Poerwadarminta dalam KBBI (2003:1086) istilah pertunjukan
berhubungan dengan segala sesuatu yang dipertontonkan, dipamerkan, dan
didemonstrasikan kepada orang lain, sedangkan pengertian pertunjukan menurut
Bastomi, (1992:42) mengungkapkan bahwa pertunjukan adalah seni yang
disajikan dengan penampilan peragaan, yaitu seni akan dapat dinikmati, dihayati
selama berlangsungnya ungkapan oleh pelaku seni. Ketika suatu pertunjukan
berlangsung akan terjadi kepuasan antar seniman dan penonton sebagai penikmat
seni. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertunjukan adalah suatu sajian yang
diperpertontonkan, dipamerkan, didemonstrasikan kepada penonton oleh pelaku
seni.
2.2.3 Bentuk Pertunjukan Musik
Menurut Susetyo, (2007:4-11) seni pertunjukan mencakup aspek yang
bersifat Tekstual. Yang bersifat tekstual adalah hal–hal yang terdapat pada bentuk
seni pertunjukan, saat disajikan secara utuh dan dinikmati langsung masyarakat
pendukungnya, yaitu bentuk komposisi dan bentuk penyajian.
2.2.3.1 Bentuk Komposisi, meliputi:
2.2.3.1.1 Ritme
Ritme adalah suatu urutan rangkaian gerak yang terbentuk dari sekelompok
bunyi dan diam dengan bermacam–macam lama waktu atau panjang pendeknya,
membentuk pola irama bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama, Jamalus
(1981:58). Ritme dianalisa dengan jelas, baik alur, ketukan, atau tanda biramanya,
atau mungkin juga menggunakan tanda irama yang lain. Dan pola ritme ditulis
dengan not balok.
-
20
2.2.3.1.2 Melodi
Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang
terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan gagasan. Jamalus (1988:
16). Melodi yang digunakan dianalisis, gerak intervalnya, menggunakan tangga
nada apa mayor atau minor.
2.2.3.1.3 Harmoni
Harmoni adalah gabungan dari dua nada atau lebih yang berbeda tinggi
rendahnya dan terdengar serempak. Rochaeni, (1989:34) mengartikan harmoni
sebagai gabungan berbagai nada yang dibunyikan secara serempak atau arpeggio
(berurutan) atau tinggi rendah nada tersebut tidak sama tetapi selaras terdengar
dan merupakan kesatuan yang bulat. Harmoni meliputi keselarasan, alur melodi,
apakah ada pembagian suara, perpaduan musiknya bagaimana, dan lain
sebagainya.
2.2.3.1.4 Struktur Bentuk Analisa Musik
Musik mirip dengan bahasa, terjadinya dalam urutan waktu, didalam
potongan-potongan tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga nampak teratur
atau sistematis, tapi ada juga lagu yang tidak teratur, dan yang demikian jarang
didapat. Bentuk atau struktur lagu adalah susunan atau hubungan antar unsur–
unsur musik dalam lagu yang bermakna Jamalus (1988:35). Bentuk musik (form)
dianalisa dari satuan ungkapan melodi yang terkecil yang biasa disebut motif,
kemudian bagaimana motif membentuk frase, kemudian frase membentuk kalimat
lagu, dan lain sebagainya.
-
21
2.2.3.1.5 Syair
Syair–syair yang digunakan baik tradisional, musik daerah, maupun
modern, membentuk kalimat lagu, frase–frase tertentu, atau bait–bait tertentu.
Kemudian disajikan contoh syairnya.
2.2.3.1.6 Tempo, Dinamik, Ekspresi
Cepat lambatnya suatu karya musik yang dimainkan dapat dikaji secara
keseluruhan, dari awal sampai akhir. Dinamik dipastikan dapat terjadi pada setiap
bagian lagu, tergantung kehendak pencipta atau pemainya. Ekspresi sendiri adalah
ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup nuansa dari tempo, dinamik, dan
warna nada dari unsur–unsur pokok musik, dalam pengelompokan frase yang
diwujudkan oleh pemusik (Wagiman Josep 2001: 93).
2.2.3.1.7 Instrumen
Perlu dikaji alat–alat yang digunakan dalam kelompok seni pertunjukan
musik tersebut, apakah alat–alat yang dimainkan ataupun property pendukungnya.
Satu persatu alat dianalisis dan diamati apa perananaya dalam bentuk musik
tersebut.
2.2.3.1.8 Aransemen
Suatu bentuk seni pertunjukan musik yang sudah dikenal masyarakat,
kadangkala sudah dalam bentuk di qubah atau di aransir dan sudah sedikit
berubah dari bentuk aslinya, ada juga yang masih asli sebagai seni kerakyatan.
2.3.3.2 Bentuk Penyajian, meliput:
2.3.3.2.1 Urutan Penyajian
Menurut (Susetyo, 2007:4-11) ada bentuk seni pertunjukan, baik musik
maupun tari yang mempunyai urut-urutan penyajian, yang merupakan bagian dari
keseluruhan pementasanya, ada juga yang tidak. Untuk bentuk seni pertunjukan
-
22
yang mempunyai urutan sajian, dapat diamati apakah ada bagian pembukaaan,
bagian utama, bagian akir yang masih merupakan rangkaian dari keseluruhan
pementasan. Semua tergabung dalam keseluruhan sebagai urut–urutan penyajian
yang utuh.
2.3.3.2.2 Tata Panggung
Panggung mempunyai pengertian yang luas, bukan hanya panggung yang
dibuat, tetapi dapat juga sebuah arena pertunjukan. Bila mana memakai panggung
tetap ataupun dibuat, dapat diamati panjang, lebar, tinggi dan bentuk pangggung.
2.3.3.2.3 Tata Rias
Tata rias dapat diamati terutama pada tata rias wajah, bahan kosmetik,
perpaduan warna dan terutama tata rias yang dihubungkan dengan tema seni
pertunjukan tersebut. Ada pula tata rias yang berhubungan dengan adegan yang
bersifat jenaka atau lawakan. Ada pula yang berhubungan dengan kegagahan,
ataupun yang berhubungan dengan hal-hal yang seram dsb.
2.3.3.2.4 Tata Busana
Tata busana harus jelas berhubungan dengan jenis yang diperankan atau
dipentaskan. Untuk pementasan musik biasanya bentuk seragam yang sama pada
semua pemain atau penyanyi. Tata busana juga menyangkut asesoris tangan, kaki,
kepala dan tempat-tempat lain ditubuh yang patut diberi hiasan.
2.3.3.2.5 Tata Suara
Dalam hal ini perlu juga dibahas mengenai sound system dan merknya,
sampai pada jenis-jenis microponnya. Penempatan arah speaker buang, speaker
control perlu diperhitungkan juga. Secara tidak langsung ini sangat penting ketika
petunjukan sedang berlangsung, dan semua penonton akan mendengar.
-
23
2.3.3.2.6 Tata Lampu
Tata lampu difokuskan pada jenis lampu pertunjukan, misalnya: lampu
sorot, panggung, spoot dsb, serta arah yang diperlukan, termasuk warna lampu.
Warna lampu juga akan memberikan kesan tentang pertunjukan yang sedang
berlangsung. Sehingga penonton akan lebih menangkap dari makna pertunjukan
tersebut.
2.3.3.2.7 Formasi
Bentuk formasi pemain biasanya terdapat bentuk-bentuk penyajian yang
masih besar dan tidak terpisah tempat, seperti: bentuk ansambel, paduan suara,
gamelan. Formasi berpengaruh terhadap suara yang dihasilkan, formasi yang tepat
akan menjadikan pertunjukan yang bagus.
2.3 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir
Sumber : Ilham Ari
Pertunjukan Purwokerto Blues Summit
Gendhit and Friends
Bentuk komposisi :
- Ritme/Irama
- Melodi
- Harmoni
- Struktur bentuk musik
- Syair
- Tempo, dinamika dan ekspresi
- Instrument
- Aransmen
Bentuk penyajian :
- Urutan penyajian
- Tata panggung
- Tata rias
- Tata busana
- Tata suara
- Tata lampu
- Format
-
24
Bagan kerangka berfikir di atas telah menunjukan bagaimana alur pemikiran
peneliti. Dengan melihat Pertunjukan Purwokerto Blues summit sebagai
pertunjukan yang unik dan inovatif, kemudian grup Gendhit and friend yang
merupakan satu-satunya band asal purwokerto yang membawakan karya-karyanya
sendiri. Maka dari itu, penulis ingin meneliti tentang bentuk pertunjukan Gendhit
and friends dalam pertunjukan Purwokerto Blues summit dari segi bentuk
komposisi dan bentuk penyajianya. Peneliti menggunakan teori bentuk
pertunjukan dalam mengkaji pertunjukan Gendhit and friends pada pertunjukan
Purwokerto Blues summit di Purwokerto.
-
100
BAB 5
PENUTUP
Penelitian yang berjudul “Bentuk Pertunjukan Gendhit and Firiends dalam
Pertunjukan Purwokerto Blues Summit di Purwokerto” telah selesai dilaksanakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dibuat simpulan dan
saran dari penelitian ini. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Bentuk Pertunjukan
Gemdhit and Friend pada Pertunjukan Purwokerto Blues Summit. Peneliti dapat
mengemukakan suatu kesimpulan bahwa bentuk komposisi, ritme dalam lagu-
lagu Blues yang dibawakan Gendhit and Friends pada pertunjukan Purwokerto
Blues summit sangat variatif. Dari mulai permainann walking bass pada instrumen
bass yang berfungsi untuk mengisi kekosongan wilayah nada bass dan pola
permainan homo ritmis yang menyerupai musik delta Blues yang kemudian
menjadi ciri khas musik Gemdhit and friends.
Melodi yang digunakan seperti musik Blues pada umumnya yang
menggunakan tangga nada pentatonik minor namun demikian ada juga yang
menggunakan tangga nada mayor seperti pada lagu tanah air nusantara.
Harmonisasi/Progresi Akor yang digunakan semua menggunakan progresi akor
Bb mayor atau G minor karena gitar yang dipakai oleh gendhit memeiliki tunning
open G. Namun demikian pada lagu tanah air nusantara sempat ada modulasi nada
dasar yang awalnya do = Bb menjadi Do = G.
-
101
Sedangkan pada segi bentuk penyajian menghasilkan kesimpulan bahwa
bentuk penyajian pertunjukan Gendhit and friends pada pertunjukan Purwokerto
blues summit berbeda dengan bentuk penyajian pada umumnya. Terutama pada
tatanan panggung, tatanan lampu dan suara yang di buat dengan konsep sederhana
karena menyesuaikan kondisi tempat yang ekstrem dan kurang memungkinkan
untuk mempersiapkan property pertunjukan musik seperti pada umumnya. Seperti
sound system yang besar, lampu yang sangat gemerlap, dan panggung yang kokoh
dengan design yang variatif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang telah
diuraikan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti yaitu bagi:
5.2.1 Gendhit and Friends
Saran yang dapat disampaikan bagi Gendhit and Friends memiliki dua
aspek sesuai dengan rumusan masalah penelitian yaitu meliputi bentuk komposisi
dan bentuk penyajian. (1) Bagi bentuk komposisi yang dibawakan lebih
dikembangkan lagi musikalitasnya sehingga dikemudian hari akan menampilkan
bentuk musik yang lebih unik, dan terus berinovasi sesuai dengan perkembangan
zaman, terus berkarya dan tetap solid. (2) Bagi bentuk komposisi musik Gendhit
and friends, lebih dikembangkan kembali dalam pembuatan konsep dan tema
lagu. Sehingga, semakin timbul keunikan tersendiri yang mendewasakan sebuah
ciri khas suatu grup band dan tetap solid agar tidak berhenti berkarya. (3) Bagi
bentuk penyajian diharapkan aspek penting dalam pertujukan untuk tetap
-
102
dipertahankan kualitasnya walaupun terkendala kondisi tempat yang ekstrem demi
terciptanya pertunjukan yang baik.
5.2.2 Peneliti
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi atau
gambaran untuk mengembangkan penelitian yang baru tentang masalah yang
sama.
-
103
Daftar Pustaka
Adoma, A. M. (2018) ‘PROSES PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK “ DEK
RANG MI ”’, Besaung - jurnal seni desain dan budaya, 3(1), pp. 11–17.
Agus Salim (2004) ‘Adaptasi pola ritme kendangan ciblon ke dalam Ansambel
perkusi barat: sebuah eksperimentasi penggunaan idiom-idiom musik
tradisi jawa pada musik barat’, Harmonia: Journal of Arts Research and
Education, 5(3), pp. 1–11.
Ali, M. (1984) Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Alviani, E. S. (2012) ‘BENTUK PERTUNJUKAN ORKES DANGDUT
PARODI SENGGOL TROMOL DI SEMARANG, Harmonia: Journal of
Arts Research and Education, 12(1), pp. 32–43.
Antono, U. T. B. (2008) ‘Ikonisitas Tata Panggung: Sebuah Kajian Semiotika
Seni Rupa Teater’, Resital : Jurnal Seni Pertunjukan, 9(2), pp. 79–86.
Antono, U. T. B. (2009) ‘Dekorasi dan Tata Panggung Teater’, Resital : Jurnal
Seni Pertunjukan, 10(2), pp. 94–105.
Ardiansyah, L. (2016) ‘KARYA MUSIK “NOISY TRAINS” DALAM
TINJAUAN MUSIK BLUES’, Solah, 6(2), pp. 1–8.
stini, S. M. (2013) ‘Impacts of Costume on Oleg Tamulilingan Dance’, 13(1), pp.
86–92.
Bagus Indrawan, Totok Sumaryanto, S. (2016) ‘Bentuk Komposisi Dan Pesan
Moral Dalam Pertunjukan Musik Kiaikanjeng’, Catharsis: Journal of Arts
Education, 5(2), pp. 114–122.
Bastomi, S. (1992) Seni dan Budaya. Semarang: IKIP Semarang Press.
DanWu, Keith M. Kendrick, Daniel J. Levitin, Chaoyi Li, D. Y. (2015) ‘Bach Is
the Father of Harmony : Revealed by a 1 / f Fluctuation Analysis across
Musical Genres’, PLos ONE, 10(11), pp. 1–17. doi:
10.1371/journal.pone.0142431.
David Temperley, T. de clercq (2013) ‘Statistical Analysis of Harmony and
Melody in Rock Music’, Journal of New Music Research, 42(3), pp. 187–
204.
-
104
Dewi, M. O. R. (2018) ‘Anlisis Teknik Komposisi Musik “ Variaton on themeof
Sepasang Mata Bola" Karya Jazeed Djamin’, Resital : Jurnal Seni
Pertunjukan, 17(2), pp. 98–117.
Ekaningrum, P. (2015) ‘The Analysis of Meanings and Forms in The A.T.
Mahmud’s Song Lyrics’, Harmonia: Journal of Arts Research and
Education, 15(1), pp. 9–15. doi: 10.15294/harmonia.v15i1.3691.
EW, E. R. (2001) ‘Fungsi tari sebagai seni pertunjukan’, Harmonia: Journal of
Arts Research and Education, 2(2), pp. 67–77.
Hardilan (2009) ‘Optimalisasi Hasil Belajar Memainkan Melodi Tangga Nada
Perubahan Menggunakan Alat Musik Pianika Dengan Teknik Jigsaw’,
Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 9(2).
HB Raditya, M. (2014) ‘Musik sebagai Wujud Eksistensi dalam Gelaran World
Cup’, Resital, 15(1), pp. 83–99.
Heil, L. (2017) ‘Teaching Improvisation through Melody and Blues-Based
Harmony: A Comprehensive and Sequential Approach’, Music Educators
Journal, 104(1), pp. 40–46. doi: 10.1177/0027432117711484.
Hera, T. (2014) ‘Perubahan bentuk pertunjukan tari sembah dalam konteks
pariwisata di kabupaten muara enim sumatera selatan’, Gelar - Jurnal Seni
Budaya, 12(2), pp. 209–219.
HP, F. X. N. (2005) ‘Analisis Struktur Lirik Lagu“ Indonesia Raya” Ciptaan WR
Supratman’, Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 6(3).
HS, I. R. (2009) ‘Perkembangan Bentuk Penyajian dan Fungsi Eine Kleine
Nachtmusik K.525 Karya Wolfgang Amadeus Mozart’, Harmonia:
Journal of Arts Research and Education, 9(2).
Ichti, A. (2017) ‘PENGGUNAAN TANGGA NADA BLUES DALAM
PEMBELAJARAN PIM 3 SAXOPHONE UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN IMPPROVISASI’, Pend. Seni Musik-S1, 6(2), pp. 81–
87.
Jatmiko, E. M. (2015) ‘STRUKTUR BENTUK KOMPOSISI DAN
AKULTURASI MUSIK TERBANG BIOLA SABDO RAHAYU DESA
PEKIRINGAN, KECAMATAN TALANG, KABUPATEN TEGAL’,
Catharsis: Journal of Arts Education, 4(1), pp. 8–14.
Kertajaya, H. (2008) Arti Komunitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
-
105
Kilay, Y. (2012) ‘Pengembangan Sistem Scale Chord dalam Pembelajaran
Harmoni Manual Pada Program Studi Musik Gereja Sekolah Tinggi
Agama Protestan Negeri Sentani Jayapura’, Catharsis: Journal of Arts
Education, 2(1), pp. 44–48.
Kurniawan, R. M. (2015) ‘Monday Blues Di Cafe Ruang Putih Bandung (Kajian
Bentuk Penyajian Dan Interaksi Sosial)’, Catharsis: Journal of Arts
Education, 4(1), pp. 53–57.
Lucky Rachmawati Wuryanto, Tjetjep Rohendi Rohidi, T. T. (2016) ‘Catharsis :
Journal of Arts Education’, Catharsis: Journal of Arts Education, 5(2), pp.
123–129.
Margono (2003) Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: P.T Asdi Mahasatya.
Moleong, L. J. (2010) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, L. J. (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi, M. (2009) ‘Industri Musik Indonesia: Suatu Sejarah’, in. Bekasi:
Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial.
Nazir, M. (1998) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nusa Galendra Maola Muhammad, E. R. (2014) ‘Kajian Bentuk Pertunjukan
Grup Musik Angklung Kridotomo di Yogyakarta’, Jurnal Seni Musik,
3(2).
Pratjichno, B. (2003) ‘Seni Tutur “Jemblung” di Kabupaten Banyumas’,
HARMONIA - Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 4(2), pp. 30–51.
Rachman, A. (2013) ‘Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya
Kelly Puspito’, HARMONIA - Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni,
13(1), pp. 69–77.
Rachman, W. sigit sasongko dan A. (2017) ‘Kreativitas musik pada grup
kentongan adiyasa di kabupaten banyumas’, Seni Musik Unnes, 6(2), pp.
66–80. Available at: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm.
Rochaeni (1989) Seni Musik III. Bandung: Ganesa Exact.
Schellenberg, E. G., Poon, J. and Weiss, M. W. (2017) ‘Memory for melody and
key in childhood’, PLos ONE, 12(10), pp. 1–11.
-
106
Soeharto, D. (1996) Serba-serbi Keroncong. Jakarta: Mustika.
Sumaryanto, T. (2010) Metodologi Penelitian 2. Semarang: Jurusan Pendidikan
Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, Kementrian Pendidikan
Nasional.
Susetyo, B. (2007) Pengkajian Seni Pertunjukan Indonesia. Semarang: PSDTM
FBS Unnes.
Suwondo, T. (1992) Nilai-Nilai Budaya, Sastra Jawa. Jakarta: Depdikbud.
Tyasrinestu, F. (2014) ‘Lirik Musikal pada Lagu Anak Berbahasa Indonesia’,
Resital : Jurnal Seni Pertunjukan, 15(2), pp. 163–168. Available at:
http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/850/166#.WsOF0kUC
Vz8.mendeley.
Udi Utomo (2004) ‘Pembelajaran Musik di Taman Kanak-Kanak’, Harmonia:
Journal of Arts Research and Education, 5(3).
Wadiyo (2004) ‘Musik Dangdut di Kalangan Remaja Kota Semarang’, Harmonia:
Journal of Arts Research and Education, 5(3).
Winduadi Gupita, E. K. (2012) ‘Bentuk Pertunjukan Kesenian Jamilin di Desa
Jatimulya Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal’, Jurnal Seni Tari, 1(1),
pp. 1–11.
Wiyoso, J. (2011) ‘Kolaborasi Antara Jaran Kepang Dengan Campursari: Suatu
Bentuk Perubahan Kesenian Tradisional’, Harmonia: Journal of Arts
Research and Education, 11(1), pp. 1–9.
Zatorre, R. J. and Baum, S. R. (2012) ‘Musical Melody and Speech Intonation :
Singing a Different Tune ?’, PloS Biology, 10(7), pp. 1–6. doi:
10.1371/journal.pbio.1001372.